10 Rahasia Menggapai Harapan dan Hidup Lebih ... - Smashwords

22 downloads 193 Views 358KB Size Report
bahkan dapat membantu penderita Parkinson dan rahasia perawatan harus ...... bahwa jika mereka mengumpulkan cukup DNA dan informasi yang cukup pada ...
10 Rahasia Menggapai Harapan dan Hidup Lebih Bahagia dengan Penyakit Parkinson Oleh Michael S. Okun, MD, dr. Frandy Susatia, SpS

Text copyright 2013 Michael S. Okun, M.D. Published on Smashwords Formatted by eBooksMade4You

*** All rights reserved. Without limiting the rights under copyright reserved above, no part of this publication may be reproduced, stored in or introduced into a retrieval system, or transmitted, in any form, or by any means (electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise) without the prior written permission of both the copyright owner and the above publisher of this book. Smashwords Edition License Notes This eBook is licensed for your personal enjoyment only. This eBook may not be re-sold or given away to other people. If you would like to share this book with another person, please purchase an additional copy for each person you share it with. Thank you for respecting the author's work. ***

Daftar Isi: Pengantar Bab 1

- Mengenali Gejala Penyakit Parkinson

Bab 2

- Waktu Itu Penting Dalam Kehidupan Namun Sangat penting Untuk Parkinson

Bab 3 - Tanyakan Dokter Anda Apakah Dengan Mengubah Arus Listrik Pada Otak Anda Dapat Membantu Menyembuhkan Penyakit Parkinson Yang Anda Derita Bab 4

- Lebih Agresif dalam Mengobati Depresi dan Kecemasan

Bab 5

- Singkirkan Masalah Anda

Bab 6

- Gejala Ketergantungan Dapat Timbul Pada Penyakit Parkinson

Bab 7

- Olahraga Meningkatkan Fungsi Otak

Bab 8

- Bersiaplah untuk Rawat Inap

Bab 9

- Selalu Tanyakan Tentang Terapi Baru

Bab 10

- Bangkitkan Harapan Untuk Kebahagiaan dan Hidup yang Bermakna

Pendahuluan: Jalan Menuju Harapan dan Hidup Lebih Bahagia dengan Penyakit Parkinson

***

Pengantar Akhir-akhir ini, perkiraan jumlah orang yang terserang penyakit Parkinson sangat mengejutkan. Jika estimasi ini akurat, maka angka ini hampir mencapai titik puncak dari sebuah pandemi. Hal ini sangatlah menakutkan kita dan membuat kita mempertimbangkan bahwa di negara-negara yang paling padat penduduknya di dunia, jumlah penderita Parkinson akan berlipat ganda menjadi hampir 30 juta pada tahun 2030. Meningkatnya data statistik ini mungkin tampak luar biasa, tetapi hal ini nyata, dan hal ini dipicu oleh populasi usia lanjut yang semakin bertambah banyak. Usia merupakan faktor risiko yang tidak dapat dihindari ataupun ditolak dan faktor ini adalah salah satu yang mendukung bertambahnya jumlah penyakit Parkinson. Semakin meningkatnya usia harapan hidup, maka semakin meningkat pula jumlah penderita. Dengan kata lain, jika semua orang ingin hidup 100 tahun, kita akan dipaksa untuk berhubungan dengan penyakit Parkinson, dan itu akan menjadi krisis di seluruh dunia. Dalam perjalanan hidup sebagai Direktur Medis Nasional untuk yayasan Parkinson nasional (National Parkinson Foundation/NPF), saya telah bertemu puluhan ribu penderita penyakit Parkinson, anggota keluarga, dan teman-teman. Salah satu pertanyaan yang paling umum di dalam pikiran mereka adalah "apa yang bisa saya lakukan untuk membuat hidup saya dan kehidupan di sekitar saya lebih baik?" Saya menulis buku ini untuk membantu memuaskan rasa penasaran yang diceritakan oleh penderita Parkinson dan keluarga di seluruh dunia. Dengan rasa semangat, melalui jaringan kami, mantan rekan dan kolega kami telah menerjemahkan buku ini ke dalam banyak bahasa mungkin untuk mendapatkan kata kunci tentang rahasia untuk berharap dan kehidupan yang lebih bahagia dengan penyakit Parkinson. Pendahuluan: Empat kata-kata sederhana "ANDA MENDERITA PENYAKIT PARKINSON" akan menembus jantung dan menguras impian 50.000 orang di seluruh dunia setiap tahun. Setelah goncangan diagnosis mereda, empat kata baru yang akan mendominasi pikiran pada masing-masing penderita: "APAKAH BISA DISEMBUHKAN?" Saat ini, jawabannya adalah ‘TIDAK’ tetapi “BISA DIOBATI”. Setiap penderita baru akan percaya pada diagnosis, tanpa sadar melangkah ke pusat keramaian dengan menyeret kaki dan sering gemetar di jalan. Lu Xun, seorang penulis China terkenal pada abad ke-19 dan ke-20 yang berkaca pada kematian dan umat manusia menulis, "Harapan tidak dapat dikatakan ada, juga tidak dapat dikatakan tidak ada. Hal ini hanya seperti jalan di atas bumi. Pada awalnya bumi tidak mempunyai jalan untuk dilewati, tetapi ketika banyak manusia melewati salah satu jalan, pada saat itulah jalan diciptakan. [1] "Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa secara turun-temurun, setiap generasi penderita Parkinson telah membuat jalan ini menjadi panjang. Beberapa pengamat kadang-kadang akan berusaha memperpanjangnya untuk dapat menjangkau mereka yang bisa berhasil di jalan Parkinson. Mereka yang tidak terkena penyakit Parkinson akan mempunyai berbagai alasan lain untuk bergabung dengan penderita Parkinson. "Orang lain" akan

memberikan harapan, cahaya, dan ilmu penting sebagai kekuatan pada setiap kesempatan untuk mencapai ujung jalan itu. Saya sangat terinspirasi saat mendengarkan keluhan ribuan penderita penyakit Parkinson. Berawal dari cerita yang banyak dan pengalaman merekalah, yang akhirnya menjadi motivasi untuk menekuni cara untuk mencari dan mengobati penyakit ini. Inilah sebabnya mengapa tulisan ini harus ditulis karena begitu pentingnya, seperti cerita yang telah kita dengar. Buku ini akan mengumpulkan dan mengambil intisari yang terbaik dan yang paling penting dari ceritacerita tersebut yang akan membantu dalam menunjukkan peta jalan megnuju kehidupan yang lebih bahagia dan lebih bermakna bagi pasien penyakit Parkinson. Di dalam buku ini, kami akan mempertimbangkan "keberhasilan" dan "kesalahan" besar dalam pengobatan gejala penyakit. Penderita, pengasuh dan keluarga akan dapat lebih mudah merawat pasien Parkinson jika memahami pemikiran, ilmu pengetahuan, dan empirisme dari penyakit ini. Menghubungkan titik-titik dan menghilangkan beberapa misteri penyakit Parkinson yang nantinya akan mengungkapkan jalur tersembunyi menuju harapan dan kebahagiaan. Pertama kali saya melihat seorang pasien dan keluarganya, saya disambut dengan sipitan mata dan keluhan panjang seperti Curious George. Skenario yang jelas mengingatkan saya pada perjalanan di awal karir saya ke New York dan Michael J. Fox Foundation untuk penelitian penyakit Parkinson. Saya adalah salah satu penerima hibah dana bantuan pertama dari yayasan Fox, dan ketika saya duduk untuk makan malam, seorang pria dari UCLA berbisik kepada temannya di mejanya, "Apakah dia Okun? Saya pikir dia usianya jauh lebih tua." Sering saya mendengar pasangan atau istri mengucapkan kalimat yang sama. Beberapa orang mungkin menduga bahwa saya akan tersinggung oleh kata-kata tersebut, namun, sejujurnya saya menikmati mendengar mereka bicara, karena mereka mengingat awal perjalanan saya dengan pasien yang berharga dan keluarga yang penting. Mereka menandai apa yang saya harapkan akan menjadi percikan untuk menyalakan cahaya harapan yang akan membantu untuk memandu menuju kehidupan yang lebih bahagia dan lebih bermakna. Selama bertahun-tahun, saya telah tumbuh dengan pasien-pasien saya, dan perjalanan mereka adalah perjalanan saya juga. Satu hal yang saya peroleh dari ayah saya adalah kemampuan untuk merasakan dan menghargai saat-saat kritis dalam kehidupan. Steve Jobs pernah mengatakan kepada timnya, "Semua orang di sini memiliki perasaan bahwa saat ini adalah salah satu momen ketika kita mempengaruhi masa depan." Demikian pula, saya menghargai bahwa ketika saya melihat seorang pasien untuk pertama kalinya, itu adalah wawancara saya. Saya melamar untuk posisi sebagai "pemandu" pada sebuah perjalanan yang akan membantu dalam mendefinisikan banyak kehidupan. Saya akan secara privat mengisyaratkan rincian dan dinamika keluarga, dan saya akan dipercaya sebagai orang kepercayaan dan penasihat kabinet tingkat tinggi. Tidak lama kemudian, semua orang di ruang pemeriksaan akan memiliki semua informasi untuk menghubungi saya, emailemail saya, pesan suara saya, dan alamat web saya. Saya sangat sadar bahwa kata-kata saya berarti. Saya mengingatkan diri saya sendiri pada kata-kata Steinbeck ketika saya memulai perjalanan apapun. "Sebuah perjalanan seperti pernikahan. Cara tertentu bisa menjadi salah, maka Anda harus berpikir bagaimana cara mengendalikannya. [ 2 ] "Tidak peduli berapa banyak rencana Anda, berapa banyak simpanan Anda, bagaimana perasaan Anda, seberapa besar kelayakan Anda, tapi Anda mungkin masih dapat berada di kantor saya dengan diagnosis penyakit Parkinson. Saya percaya bahwa masih mungkin untuk mengubah langkah alami perjalanan, dan

untuk menghindari banyak perangkap yang bisa dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk kesehatan. Saya selalu menemukan diri saya mengajukan pertanyaan inti filosofis tentang harapan untuk merawat pasien secara holistik. Apakah mungkin untuk menawarkan optimisme, rasa positif, dan harapan yang realistis, tanpa menawarkan pengobatan yang cepat? Saya yakin hal itu mungkin saja terjadi. Saya percaya itu semua bermuara untuk mengembangkan nilai-nilai inti dan membangkitkan keimanan Anda. Jika Anda mengembangkan benihnya, Anda akan bekerja dengan benih yang dapat menumbuhkan harapan. Mahatma Gandhi mengajarkan kita bahwa "Keimanan bukanlah sesuatu untuk dipahami, itu adalah suatu kata untuk ditumbuhkan. [3] " Saat itu ketika saya mengatakan "Anda memiliki Penyakit Parkinson" adalah saat yang kritis. Yang kemudian akan menjadi misi kita bersama untuk mencegah dua kata tersebut (Penyakit Parkinson) dari seseorang atau dari sebuah keluarga. Kita harus mengajarkan penderita bahwa orang ditentukan oleh nilai-nilai dan bukan oleh penyakit. Saya telah mengalami kesempatan istimewa yang luar biasa selama mengelilingi dunia dan mengajarkan pasien dan keluarga yang telah menderita penyakit Parkinson. Saya telah dilanda dan tersentuh secara emosional oleh cerita, tragedi, dan keberanian mereka yang bangun setiap hari untuk mengatasi tantangan atau kecacatan baru. Saya telah mendapat kehormatan besar sejak tahun 2006 untuk menjawab lebih dari 10.000 pertanyaan pada National Parkinson Foundation (NPF). Permintaan untuk menjadi Dokter bebas biaya pada forum web internasional. Ketika saya menerima panggilan untuk mengambil alih forum dan mendaftar sebagai Direktur Nasional Medis NPF, saya tidak siap untuk menerima bagaimana pengalaman ini akan mengubah saya. Para pasien dan keluarga yang saya temui dalam perjalanan saya, telah membentuk pemahaman saya tentang penyakit saraf kronis dengan cara yang mendalam dan sangat spiritual. Pengalaman saya yang paling menyentuh hati saya, yaitu saat saya menghabiskan waktu dengan pasien yang menderita Parkinson dan penyakit saraf kronis dan dengan keluarga mereka. Saya menggunakan kata menyentuh hati karena dari waktu ke waktu, secara pribadi, dan juga pada forum web, kami tidak menemukan masalah sederhana dan bertujuan, yang telah mengubah kehidupan seseorang. Untuk beberapa kasus, penderita dapat berjalan lagi, bagi orang lain itu dapat memulihkan suara mereka, dan bagi kebanyakan orang itu dapat mengakibatkan depresi, kecemasan dan awan keputusasaan yang telah mengaburkan mimpi mereka dan merampok potensi kebahagiaan mereka yang belum direalisasikan. Saya telah belajar saat melakukan perjalanan dengan setiap individu-individu yang pemberani ini. Bersama mereka, telah membantu saya untuk menyadari bahwa mendengarkan sangat penting. Disamping itu, mereka telah mengajarkan saya untuk menganggap penderita atau anggota keluarga belum sadar akan "rahasia" untuk berharap dan hidup yang lebih bahagia. Oleh karena itu, kita harus berbagi rahasia tersebut. Meskipun sebagian besar masalah yang dihadapi Parkinson dan pasien penyakit saraf kronis tampak jelas bagi banyak ahli di lapangan, saya yakin bahwa sebagian besar pasien dan keluarga tetap tidak menyadari ada beberapa rahasia sederhana. Jika rahasia ini terungkap, bisa mengubah hidup mereka. Jika rahasia ini benar-benar terangkum, dapat menawarkan harapan, kehidupan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih bermakna jutaan orang di seluruh dunia. Tujuan dari buku ini adalah untuk berbagi 10 rahasia menggapai harapan dan hidup yang lebih bahagia dengan semua orang yang tersentuh oleh Parkinson dan penyakit saraf kronis. Ketika

saya baru mulai menulis buku, saya sedang makan malam dengan komentator di televisi, Mort Kondracke. Dia telah menghabiskan 37 tahun sebagai wartawan yang dihormati dan kunci kontributor untuk pemikir politik penting seperti Boys Beltway, Laporan McLaughlin, dan Roll Call. Istri Mort diurusi oleh mentor saya dan rekan-rekan di NIH dan Universitas Emory. Mort telah menjadi salah satu orang yang paling vokal dan penting dalam mengatur dan mengadvokasi untuk penelitian lebih lanjut dan untuk perawatan yang lebih baik pada penyakit Parkinson. Ironisnya, istrinya Milly ditemukan memiliki penyakit saraf kronis yang hampir seperti tetapi tidak benar-benar penyakit Parkinson. Mort meyakinkan saya bahwa berbagi rahasia sederhana bahkan dapat membantu penderita Parkinson dan rahasia perawatan harus dibuat untuk membantu semua penderita neurologis disfungsi kronis. Saya telah mencoba yang terbaik untuk mengikuti sarannya. Dalam setiap bab buku ini saya akan mengungkapkan rahasia penting dan akan menjelaskan wawasan, dasar pemikiran, empirisme, dan ilmu di belakangnya. Selain itu, di setiap bab saya akan mencoba untuk mengungkapkan lebih banyak tentang diri saya sendiri dan lebih banyak tentang pasien yang memberikan rahasianya. Pasien-pasien ini menanam benih iman. Mereka belajar untuk menuumbuhkan harapan, dan mereka menemukan nilai-nilai inti yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan meskipun dengan penyakit kronis. Tujuan saya untuk keseluruhan buku ini sederhana. Berbagi rahasia dan membuat mereka bersedia untuk semua orang, di seluruh dunia, yang telah menyentuh dan mungkin dapat disentuh oleh penyakit Parkinson. Saya beruntung telah berpartisipasi dalam pelatihan dokter penyakit Parkinson dan fakultas interdisipliner yang kini bekerja di hampir seluruh benua di dunia ini. Setiap hari mereka memberikan keteladanan perawatan utama pasien, dan mereka menyalakan harapan bagi generasi ini dan berikutnya. Tanpa ragu-ragu, masing-masing dari mereka menjawab panggilan saya untuk menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa asli mereka dan untuk membuatnya tersedia untuk sebanyak mungkin orang. Mereka adalah pahlawan saya. Perkiraan jumlah penyakit Parkinson sangat mengejutkan. Angka-angka menunjukkan kebutuhan mendesak untuk bangkit dan berurusan dengan kenyataan Parkinson dan penyakit saraf kronis sebelum krisis di seluruh dunia muncul. Ini membuat kami takut untuk mempertimbangkan bahwa di negara-negara yang paling padat penduduknya di dunia, jumlah penderita Parkinson akan berlipat ganda menjadi hampir 30 juta pada 2030 [4]. Karena faktor risiko paling penting untuk perkembangan penyakit Parkinson yang telah diidentifikasi adalah dari usia, jika kehidupan semua orang sampai 100 tahun, kita semua akan dihadapi dengan kenyataan potensi skala besar. Tujuan dari buku ini adalah untuk menginspirasi iman, menanam benih harapan, membantu pasien untuk menemukan nilai-nilai inti mereka, dan menggunakan "rahasia" untuk meningkatkan kehidupan. Setiap penderita dan setiap anggota keluarga yang tersentuh oleh Parkinson dan penyakit saraf kronis dapat mencari dan menyalakan harapan dengan sabar. Harapan menyebabkan kebahagiaan, dan kebahagiaan akan menuntun pada kehidupan yang bermakna.

***

Bab 1: Mengenali Tanda "Saya mencari tanda. Kemana saya selanjutnya harus pergi. Anda tidak pernah tahu ketika Anda akan mendapatkan satu tanda. Bahkan yang paling tidak beriman di antara kita sedang menunggu untuk terbukti salah. " - Jillian Lauren , Pretty: Sebuah Novel "Ayah hanya tidak bergerak seperti biasanya." "Ayah gemetar." "Ayah tidak mengangkat kakinya saat berjalan." "Bank tidak akan menerima tanda tangan ayah." Ini adalah beberapa bagian cerita umum yang biasanya mempertemukan saya dengan keluarga. Meskipun saya rindu menerima surat tulisan tangan standar, teknologi generasi baru telah memberdayakan keluarga untuk berkomunikasi lebih cepat, dan yang lebih penting kemungkinan telah mendirikan hubungan antara dokter - pasien menjadi lebih menarik dan produktif. Saya mengajar dokter muda kami dalam pelatihan bahwa mereka memiliki alat yang ampuh yang dapat meningkatkan hubungan antara dokter-pasien dan dokter-keluarga dengan smartphone. Tanggapan elektronik cepat dan percaya diri dapat menyebarkan situasi regang dan mengatur nada yang tepat untuk interaksi selanjutnya. Kontak pertama dan respon pertama menjadi penting dalam mencapai perasaan empati pasien-sentris. Tidak ada pengganti untuk melahirkan perasaan empati yang sejati. Validasi cepat dan tindakan tegas sangat penting ketika berhadapan dengan pasien dan keluarga yang menghadapi penyakit neurologis sulit. Pada waktu pasien atau keluarga mendapatkan dokter, satu atau lebih dari faktor-faktor ini telah diambil terus: dalam- keprihatinan yang tinggi, frustrasi, dan kecemasan. Pada awalnya, hal terbaik yang dapat dilakukan dokter adalah harus dengan segera menjadwalkan pertemuan dan dengan meyakinkan pasien dan keluarga ada jawaban atas pertanyaan mereka. Pada universitas di Pusat Gangguan Pergerakan dan Neurorestorasi Florida (University of Florida’s Center for Movement Disorder and Neurorestoration), filosofi kami adalah bahwa pelayanan harus sempurna, dan setiap anggota tim, termasuk penjadwal, pendaftaran, dan perawat, harus merangkul visi yang benar-benar pasien adalah yang utama. Kami telah menemukan bahwa pendekatan ini tidak hanya menguntungkan pasien, tetapi akan membuat dokter yang lebih baik dan membangun disipliner antar tim lebih baik. Maya Angelou berkata, "Saya telah belajar bahwa orang akan melupakan apa yang Anda katakan, orang akan melupakan apa yang Anda lakukan, tetapi orang-orang tidak akan pernah lupa bagaimana Anda membuat mereka merasakan sesuatu." Pertemuan Pertama Beberapa jam sampai beberapa hari kemudian, keluarga dan pasien dengan penyakit Parkinson yang sangat khawatir akan datang untuk pertemuan. Beberapa kali mereka tiba dengan penerbangan atau berkendara dalam waktu yang lama. Yang menyakitkan, saya ingat perasaan

dan perjalanan yang sama dengan ayah saya. Hampir setiap menit dari perjalanan tak terlupakan dari ingatan saya, semua itu menumbuhkan empati yang kuat bagi orang lain yang menderita. Pasien-pasien yang khawatir dan keluarga tidak akan ragu lagi untuk mengingat kembali apa yang terjadi saat pertemuan pertama dengan dokter baik saat terjaga maupun tertidur. Dalam banyak kasus, itu mungkin terkait dengan stres pasca-trauma serta mimpi hidup. Sebagai dokter, tugas kami adalah untuk meyakinkan keluarga tersebut bahwa mereka berada di awal dari sebuah perjalanan, bukan di akhir. Harapannya dimulai bagi sebagian besar dari mereka dengan permohonan tertulis tunggal untuk bantuan. Adanya harapan harus tetap menyala dan akhirnya dibudidayakan menjadi api yang akan membimbing mereka dalam perjalanan mereka. Bagian dari penumpukan kecemasan berasal dari dialog internal keluarga. Ini biasanya mempertimbangkan beberapa penyakit otak yang relatif umum sebagai yang mirip seperti yang terjadi pada ayah saya. Kecurigaan yang biasanya mirip dengan penyakit ayah ada empat jenis yaitu: penyakit Alzheimer, penyakit Lou Gehrig, stroke / tumor otak, dan penyakit Parkinson. Baru-baru ini, saya meminta pendapat dari beberapa keluarga di klinik, mulai dari jalan utama Amerika jalan sampai dengan CEO terkenal, jika mereka mengerti ada perbedaan antara keempat penyakit sebelum diagnosis penyakit Parkinson. Jawabannya adalah tidak. Mereka menganggap keempat penyakit tersebut sama-sama buruk dan tidak hanya buruk, tapi sangat buruk. Kata umum yang mereka gunakan adalah "sangat parah." Kabar baiknya adalah bahwa keempat kondisi tidak semua sama, yang seharusnya menjadi sumber harapan besar. Dalam rangka untuk membedakan mereka, Anda harus "mengetahui gejala." Ini adalah rahasia pertama. Pengembangan Dokter-Mentor dan Mentor-Pendidik Salah satu rahasia penting dalam manajemen penyakit adalah belajar untuk tidak hanya menjadi seorang dokter tetapi menjadi dokter-mentor dan mentor-pendidik [5]. Ini adalah konsep yang saya pelajari dari Tony Dungy, pelatih sepak bola yang sukses tetapi lebih sukses menjadi mentor-pendidik. Kata dokter berasal dari kata Latin yang berarti mengajar, sehingga sebagai dokter kita harus tetap menjaga arti tersebut. Kita tidak boleh lupa peran kita sebagai "pelatih" untuk pasien kita. Saya telah menemukan bahwa ada nilai besar dalam meninjau perbedaan antara diagnosis, terutama dalam kasus dimana diagnosis penyakit Parkinson tampaknya membuat menderita anggota keluarga atau penderita. Begitu banyak orang yang meremehkan nilai pengajaran dan sering lupa bahwa ada banyak kesempatan untuk "saat-saat mengajar." John F. Kennedy mendesak Amerika untuk: "Membuat kita memikirkan pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan terbesar kita, karena di setiap diri kita ada harapan pribadi dan mimpi yang terpenuhi, dapat diterjemahkan menjadi manfaat bagi semua orang dan kekuatan yang lebih besar bagi bangsa." Penyakit Parkinson tidak sama dengan penyakit Alzheimer Karena sebagian besar orang di seluruh dunia percaya bahwa penyakit Parkinson adalah bentuk dari penyakit Alzheimer, ini merupakan indikasi bahwa kita di komunitas medis belum cukup

mengerti tentang kesalahpahaman ini, dan saya merasa hal ini mengganggu. Tidak peduli apakah saya mengajar di Sioux Falls, S.D, Buenos Aries, London, Istanbul, Bejing, Tokyo atau pada pasien lain dan tempat penelitian. Kesalahpahaman tentang penyakit Parkinson menjadi seburuk penyakit Alzheimer itu ada di mana-mana. Pemahaman yang lebih baik dapat membedakan perbedaan ini. Kedua penyakit ini merupakan masalah otak degeneratif. Keduanya mengakibatkan kematian sel-sel otak. Keduanya mengubah penampilan umum, termasuk ekspresi wajah. Keduanya memiliki dampak yang nyata dan serius pada keluarga dan masyarakat. Keduanya mengakibatkan hilangnya miliaran uang dan pengeluaran uang untuk perawatan kesehatan bagi semua warga negara membayar pajak. Akhirnya, kedua penyakit memiliki potensi untuk menurunkan ingatan dan mengubah kepribadian. Saya tidak bisa menghitung seberapa sering saya dengar dari pasangan suami-istri mengeluh : "Dia adalah bukan orang yang sama seperti yang saya nikahi". Mengingat persamaan tersebut, dapat dimengerti bahwa orang-orang menyamakan penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer dan bahkan menggunakan kata sifat umumnya ketika mendiskripsikan keduanya – menghancurkan hidup mereka, tidak dapat diobati, dan marah. Oleh karena itu mengingat latar belakang persepsi publik, sangat penting untuk meyakini masyarakat, sebagai dokter-mentor dan mentor-pendidik, bahwa penyakit Parkinson bukanlah penyakit Alzheimer. Mengajarkan keluarga untuk mengenali dan menghargai perbedaan akan menguatkan mereka dan akan menyalakan pikiran penuh harapan. Sangat penting bahwa baik para penderita maupun keluarga mengerti bahwa Parkinson bukanlah Alzheimer. Sebuah perbandingan langsung antara keduanya akan tampak jelas terlihat pada gejala klinis dan perjalanan penyakit. Analisis jaringan otak dapat membedakan penyakit neurodegeneratif. Analisis jaringan otak dapat menunjukkan dengan jelas bahwa ketiga kondisi (penyakit Alzheimer, penyakit Lou Gehrig, dan Stroke / Tumor otak) dapat mempunyai gejala klinis yang mirip dengan penyakit Parkinson. Penyakit Alzheimer adalah gangguan neurodegeneratif, sehingga sel-sel otak mati. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti hilang ingatan, kebingungan, halusinasi, gangguan perilaku, dan sulit berpikir. Sebagian kecil pasien dengan penyakit Alzheimer mempunyai gejala klinik yang serupa yang ditemukan pada Parkinson: seperti kekakuan, gerakan melambat, gemetar, sulit berjalan. Ketika gejala yang muncul tumpang tindih, dapat menyebabkan krisis identitas bagi pasien dan juga keluarga. Dalam kasus ini, jika dokter mengalami kesulitan membedakan penyakit ini, seorang ahli saraf dengan keahlian dalam gangguan gerak dapat membedakan mereka atau meminta pemeriksaan penunjang positron emitron tomografi untuk membedakan secara definitif. Gejala motorik umum dari penyakit Parkinson meliputi: •

Gemetar (tidak muncul ada dalam 20 persen kasus)



Kekakuan (rigiditas)



Gerakan melambat (bradikinesia)



Kesulitan gaya berjalan dan keseimbangan



Tulisan tangan mengecil (mikrografia)

Gejala non-motorik umum dari penyakit Parkinson meliputi: •

Depresi, kecemasan, dan gangguan mood



Keacuhan (apatis)



Kelainan jiwa/psikosis (berilusi dan berhalusinasi)



Gangguan kognitif (gangguan berpikir)



Gangguan otonomik (tekanan darah rendah ketika berdiri, masalah pencernaan, sembelit, berkeringat, masalah buang air kecil, gangguan seksual)



Gangguan tidur

Selama bertahun-tahun, beberapa pasien favorit saya memiliki penyakit Alzheimer. Jim, seorang profesor universitas yang tinggi, kurus, adalah salah satunya. Kami berbagi hobi tentang sejarah, ilmu politik, dan humaniora, dan kami akan bernostalgia tentang buku-buku yang biasa kami baca. Kami akan berbicara tentang masa lalu, dan saya akan membantu Jim ketika ia tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menyelesaikan kalimatnya. Secara bertahap, bagaimanapun, Jim kehilangan semua ingatannya saat kami bertemu terakhir kalinya, dan kadang-kadang ia bahkan tersesat saat berusaha untuk menuju ke yang ia tuju. Jika saya berjalan keluar dari kamar Jim dan segera berjalan masuk kembali, itu seperti seseorang bercanda menekan tombol ‘restart’ pada harddrive. Ia tidak meningat interaksi sebelumnya. Ini adalah skenario yang terjadi berulang kali selama satu hari pada lima juta keluarga di Amerika Serikat, dan pengalaman saya dengan Jim telah memberi saya sesuatu yang penting sekilas ke dalam frustrasi dan sakit hati yang menjadi malapetaka bagi keluarga dalam memerangi Alzheimer. Pasangan dan keluarga memiliki puluhan kenangan disimpan dan sejarah bersama, dan saat stroke mungkin merasa seperti sindiran tajam dari jagat raya, mereka juga merasa diri mereka hilang. Mereka diisi dengan ketegangan menjadi pengasuh dan meninggalkan pertanyaan seperti: "Apakah ini Ayah?" atau "Apakah ini seseorang yang saya nikahi?" Ini merupakan pola stereotip dari kehilangan ingatan, masalah menemukan kata, dan disorientasi. Hal ini tidak terjadi pada pasien penyakit Parkinson dan inilah perbedaan penting antara kedua penyakit tersebut. Ini merupakan perbedaan penting. Sebagai dokter-mentor kita harus yakin pasien kami dan keluarga memahami perbedaan penting antara kedua penyakit. Penyakit Alzheimer dikaitkan dengan endapan protein otak yang disebut sebagai ‘Tau’. Jika Anda mewarnai pewarnaan Tau cokelat ke jaringan otak, maka akan menemukan plak seperti lempengan dan benang kusut yang membantu untuk membedakan dan menentukan penyakit Alzheimer secara patologis. Penyakit Parkinson, dalam perbedaan yang jelas, terkait dengan pengendapan protein yang berbeda, yang disebut oleh para ilmuwan dan dokter sebagai ‘alpha-synuclein’. Pada tahun 1912, Frederick Lewy, ahli patologi yang lahir di Berlin tetapi kemudian praktek di Amerika Serikat, tersandung pada penemuan akumulasi protein otak yang aneh. Akumulasi ini telah disebut sebagai endapan protein, dan hal ini telah terbukti sangat terkait dengan penyakit Parkinson. Endapan Lewy dianggap terkait dengan masalah-masalah mendasar yang mengakibatkan penyakit itu sendiri. Kumpulan protein abnormal telah diberi nama untuk menghormatinya dan sekarang disebut Badan Lewy [6, 7].

Itu selalu menjadi aneh bagi saya bagaimana bidang medis saat menemui penemuan besar sebuah penyakit yang mengerikan dan menamainya dengan nama "penemu." Penamaan untuk terapi lebih masuk akal bagi saya, jadi saya pikir saya akan menghindar jika seseorang mencoba untuk melampirkan nama saya untuk penyakit atau penyakit protein. Inti untuk menceritakan kisah Frederick Lewy adalah untuk menekankan bahwa kita memiliki kewajiban untuk mengajar pasien dan keluarga tentang dasar-dasar dari penyakit degeneratif dan perbedaan diantara mereka. Sebuah pemahaman yang lebih dalam dan keakraban pada masalah ini akan membantu mengembangkan harapan. Hal lain yang menjadi bukti bahwa Parkinson dan Alzheimer berbeda terletak pada daerah otak yang mereka serang. Kebanyakan orang dapat diajarkan untuk memahami pentingnya perbedaan daerah otak dalam mengungkapkan gejala penyakit apa yang dapat muncul. Setelah Albert Einstein meninggal, otaknya diperiksa secara tertutup dan dibedah dalam upaya untuk menghargai perbedaan dan untuk membantu menjelaskan mendasari kejeniusannya. Secara luas dilaporkan bahwa kawasan yang penting untuk memori spasial dan matematika lebih besar dari yang diharapkan, dan ini mungkin telah menyumbang setidaknya beberapa kemampuan supernya. Di dalam otak Einstein, perubahan di daerah tertentu mempunyai keistimewaan dan peningkatan fungsi otak [8]. Penyakit biasanya menyerang satu atau lebih daerah otak. Gejala yang ditimbulkan akibat kerusakan otak ini dapat diperiksa oleh ahli saraf dengan memeriksa gerakan mata, wajah, status mentalis, kekuatan, dan reflek dan kemudian dilanjutkan untuk melokalisasi kekurangan pada satu atau lebih daerah otak yang sangat spesifik. Dalam Alzheimer, wilayah primer dan yang terkena pertama adalah yang penting untuk memori, sedangkan pada penyakit Parkinson, wilayah jejak primer atau awal untuk kawasan yang penting untuk penciuman, tidur dan fungsi pencernaan. Memahami gejala (mengetahui tanda-tanda) dan mengetahui bahwa setiap gejala dapat mengarah pada kerusakan di daerah otak tertentu akan membantu pasien dan keluarga menghargai mengapa penyakit tertentu akan menunjukkan pola tertentu dan mengakibatkan gejala tertentu. Sejak penyakit Parkinson terungkap, protein abnormal menyebar dari daerah batang otak bagian bawah ke tempat yang lebih tinggi yaitu yang disebut sebagai daerah korteks. Dalam proses penyebaran, protein mengganggu banyak fungsi gerakan (motorik) dan sirkuit otak non-motorik sehingga menimbulkan gejala klinis. Beberapa ilmuwan, seperti pemenang hadiah Nobel Stanley Prusiner, percaya bahwa penyebaran Parkinson ke seluruh otak meniru infeksi. Prusiner paling terkenal dengan penemuannya, protein dalam otak yang disebut prion. Protein ini bisa dalam keadaan patologis, menyebabkan demensia yang berkembang cepat dan menyebabkan pada penyakit sapi gila atau Creutzfeldt-Jacob syndrome. (Terlebih lagi, ironisnya dinamai dua ahli saraf yang awalnya mendeskripsikan hal tersebut.) Selama bertahun-tahun tidak ada yang percaya Stan. Rekan-rekan, teman-temannya , dan National Institutes of Health semua kembali padanya, dan banyak menertawakan gagasan tentang penyakit dan penyebaran penyakit. Bagaimanapun juga, Prusiner terbukti benar tentang protein prionnya. Selain itu, ia baru-baru ini menarik perhatian pada gagasan bahwa protein dapat bermigrasi dan bertindak seperti infeksi di otak. Kemungkinan ini memberikan penjelasan yang menarik tentang bagaimana cara penyakit menyebar dalam jaringan otak [9]. Apakah masuk akal bahwa protein otak yang menyebabkan penyakit Parkinson yang benar-benar merupakan seperti manifestasi infeksi? Ternyata, jauh sebelum Prusiner mulai berbicara tentang teori tersebut, banyak ilmuwan tertarik dalam bidang bahwa pengolahan protein sudah dianggap

mendukung ide ini .Menariknya, beberapa ilmuwan ini menggambarkan reaksi yang unik. Ketika sel-sel dopamin sehat ditransplantasikan ke manusia yang otaknya sudah terjangkit penyakit Parkinson, mereka menjadi penderita dengan protein Parkinson. Meskipun faktanya protein buruk tersebar di seluruh otak, tidak dapat dipercaya bahwa penyakit Parkinson disebabkan oleh infeksi. Alasan yang tepat untuk perilaku protein buruk dan juga fungsi mereka tetap menjadi misteri. Setelah beberapa bulan dan tahun degenerasi awal, Badan Lewy mulai merayap di luar daerah otak dalam dan diam-diam bocor ke daerah yang terlibat dalam baik motorik (gemetar, kekakuan, kelambanan) dan fungsi non-motorik (depresi, kecemasan, keacuhan, disfungsi seksual, memori, kemampuan berpikir). Pasien yang menderita gangguan neurologis, keluarga mereka harus menghargai bahwa dalam daerah otak, tidak ada yang lebih penting daripada "lokasi, lokasi, lokasi." Karena lokasi menentukan gejala. Berbeda dengan penyakit Parkinson, pasien Alzheimer memiliki gejala kognitif yang terlihat dan gejala memori diawal. Pada penyakit Parkinson, gejala kognitif lebih ringan dan biasanya hadir setelah beberapa tahun kedepan. Para ilmuwan percaya alasan pemunculan akhir Parkinson adalah bahwa dibutuhkan waktu untuk degenerasi menyebar dari sirkuit otak yang mendalam menuju daerah yang "lebih tinggi" yang terlibat dalam persepsi dan perilaku [10, 11, 12]. George Bernard Shaw mengutip, "Segala sesuatu yang terjadi pada setiap orang, cepat atau lambatnya tergantung pada waktu yang cukup," sayangnya banyaknya perubahan di Parkinson dan Alzheimer terjadi melalui proses penuaan yang normal. Pengobatan gejala penyakit Alzheimer saat ini harus dilakukan secara multi / interdisipliner, cholinesterase inhibitor (yang merangsang zat kimia yang disebut asetilkolin, untuk meningkatkan memori), memantine (zat kimia yang merangsang glutamat dan penting untuk belajar dan berpikir), serta sebagai penggunaan pelatihan perilaku dan pendidikan bagi pasien yang terkena dan keluarganya. Obat-obatan yang tersedia dan pendekatan dalam penyakit Alzheimer dalam kebanyakan kasus hanya sedikit bermanfaat, dan efek pada memori biasanya berkurang dengan cepat. Di sisi lain, pengobatan untuk Parkinson biasanya lebih kuat. Penggantian bahan kimia yang disebut dopamin dapat mengakibatkan orang menjadi lebih segar dan sadar Selain itu, beberapa strategi farmakologis lainnya telah memungkinkan penderita penyakit Parkinson modern untuk hidup bertahun-tahun lamanya dan bermakna sebelum gangguan motorik ataupun nonmotoriknya terlihat. Akhir-akhir ini juga menawarkan harapan untuk mendapatkan kesempatan untuk mencapai arti dan makna dalam kehidupan seseorang. Membedakan Parkinson dengan ALS ALS (amyotrophic lateral sclerosis atau penyakit Lou Gehrig) sering sulit dibedakan dengan Parkinson, perbedaan yang dapat dengan mudah dibedakan jika pasien dan keluarga memiliki informasi yang benar. Hasil penyakit Lou Gehrig dari hilangnya sel saraf dalam lapisan sumsum saraf tulang belakang disebut tanduk anterior. Pada penyakit ini sel-sel hilang, dan mereka tidak cukup dapat berkomunikasi dengan otot-otot tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan otot berkedut, otot mengecil, dan kelemahan anggota gerak. Otot di tenggorokan dan dada juga bias melemah dan dapat mempengaruhi kemampuan berbicara, menelan, dan pernapasan. Sekitar 10

persen dari kasus disebabkan karena genetik (keturunan), dan sebagian besar kasus memiliki durasi penyakit yang sangat singkat dari diagnosis sampai pada kematian (antara 2-5 tahun). Banyak orang Amerika percaya bahwa cara kerja ALS seperti yang terlihat pada Stephen Hawking, teoritis fisikawan Inggris yang terkenal. Namun, dalam praktiknya, pasien perlu menyadari bahwa Hawking merupakan orang asing, dan ALS tidak seperti Parkinson, yang cepat berkembang dan merupakan penyakit degeneratif yang sangat berbeda. ALS memiliki penimbunan protein yang unik, yang disebut sebagai Badan Lewy [13]. Lou Gehrig dikenal sebagai "Si Kuda Besi" pada permainan baseball sampai tahun 1995 ketika Cal Ripken Jr memecahkan rekornya. Gehrig bermain berturut-turut di permainan (2130) dalam sejarah baseball. Lintasannya terhalang oleh penyakitnya dan ia duduk di bangku cadangan karena merasa kekuatannya telah terlepas dari tangan dan kakinya. Pada tahun 1939, selama Hari Penghargaan Lou Gehrig, ia menyatakan dalam pidatonya yang terkenal bahwa ia adalah "orang paling beruntung di muka bumi." Gehrig meninggal pada tahun 1941. Hal ini penting bagi pasien untuk memahami bahwa Parkinson sangat berbeda dari penyakit pelumpuhan otot yang cepat berkembang yang sampai mengeluarkan si kuda besi di permainan baseball. Membedakan Penyakit Parkinson dengan Tumor Otak atau Stroke Kadang-kadang di sebuah klinik, pasien penyakit Parkinson datang dengan murung dan kecemasan. Selama bertahun-tahun diasumsikan bahwa masalah ini karena akibat "stres," tetapi sekarang kita tahu bahwa mereka umumnya terkait dengan proses penyakit degeneratif yang sebenarnya. Takut akan stroke atau tumor otak, dapat mengganggu proses penyembuhan dan berdampak negatif. Untuk pasien yang terlalu cemas dan juga pada kesempatan yang langka, saya dapat memerintahkan untuk periksa scan otak untuk meyakinkan pasien. Untungnya, perbedaan antara penyakit Parkinson dan stroke atau tumor otak relatif mudah untuk dijelaskan. Salah satu gejala pertama Parkinson adalah lengan yang tidak mengayunkan ketika berjalan. Hal ini biasanya yang mejadi petunjuk awal seseorang untuk menghubungi, mengemail, atau berkonsultasi. Seringkali pasien-pasien memiliki MRI otak yang mengungkapkan tidak adanya stroke ataupun tumor, yang akan membuat dokter mereka bingung. Mantan presiden Princeton University dan presiden ke-28 Amerika Serikat jatuh pada tahun 1919 setelah pertempuran yang sengit di gabungan Liga Bangsa-Bangsa dengan Henry Cabot Lodge. Woodrow Wilson memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Pada tahun 1919, Wilson sedang dalam proses perbaikan pasca-Perang Dunia I kekaisaran dalam koalisi damai. Namun, 1919 bukanlah tahun yang baik baginya. Ini akan menjadi tahun yang sebagian besar akan menghilang dari mata publik karena efek buruk dari stroke yang mengakibatkan kelumpuhan sisi kanan, kebutaan sebagian dari lapangan pandangnya, dan berpikir yang tidak normal. Cacatnya disembunyikan dari masyarakat lima tahun ke depan, dan meskipun ia mulai pulih, sebagian besar dari apa yang telah hilang tidak pernah kembali [14]. Stroke adalah sebagian daerah di otak yang mati karena tidak mendapat asupan oksigen. Perbedaan terbesar dan paling penting untuk mengetahui antara stroke dan penyakit Parkinson adalah bahwa stroke biasanya non-progresif, yang berarti defisit tidak menjadi lebih buruk. Stroke juga biasanya menyerang daerah otak tertentu. Parkinson tidak menyebabkan kelemahan sesisi atau disebut sebagai hemiplegia.

Demikian pula, tumor otak yang menyerang wilayah tertentu, tetapi tidak seperti stroke, kecacatan biasanya berkembang dan memburuk selama perjalanan penyakit. Perkembangan penyakit mungkin mirip dengan Parkinson, tetapi ada banyak perbedaan mencolok antara tumor otak dan penyakit Parkinson. Tumor otak adalah kumpulan sel abnormal yang terus membelah dan berkembang sampai mereka membentuk gumpalan mengganggu dalam tengkorak. Gumpalan ini dapat mengakibatkan pembengkakan otak dan dapat menekan atau mengganggu fungsi otak yang normal. Dalam istilah sederhana, daerah otak yang terkena tumor otak biasanya langsung memprediksi gejala yang ditemui. Seorang ahli saraf yang baik harus dapat menentukan daerah terpengaruh berdasarkan percakapan dengan pasien dan keluarganya dan kemudian melakukan pemeriksaan bedside yang lengkap. Tumor Otak Pada tahun 1937, Presiden Franklin Roosevelt memerintahkan stafnya untuk segera menentukan lokasi ahli bedah saraf yang paling terkenal di dunia, Harvey Cushing. Pada saat itu merupakan keadaan darurat nasional. Ikon Amerika dan pahlawan musik George Gershwin berbaring di ranjang rumah sakit California dengan pembengkakan otak parah, dan Roosevelt mendapat penjelasan bahwa Gershwin akan segera meninggal. Ketika staf menemukan ahli bedah saraf terkenal di dunia Harvey Cushing, yang kemudian pensiun, ia merekomendasikan Walter Dandy, yang kebetulan berlibur di kapal pesiar di Chesapeake Bay. Tidak dapat menghubungi Dandy, penjaga pantai menjemput dia dari kapalnya, namun sudah terlambat untuk Gershwin. Dr Eugene Ziskind di Rumah Sakit Cedars Lebanon di Los Angeles akan melakukan operasi darurat, namun Gershwin tidak akan bertahan. Tahun sebelumnya, Gershwin mulai merasa sakit kepala, dan ia mengeluh mencium "bau sampah." Tak disangka dengan gejala-gejala tersebut, dia berakhir di rumah sakit jiwa. Apatisnya dan perilakunya membuat bingung dokternya dan menyebabkan keterlambatan dalam diagnosisnya. Masalah yang dihadapi Gershwin adalah tumor yang tumbuh tak terkendalikan, tumor itu menekan pada pusat penciuman di otak menyebabkan kejang, serta menyebabkan perilaku aneh. Pembengkakan pada akhirnya menyebabkan kelemahan, besar pupil yang tidak sama antara kedua mata, dan kematian [15, 16]. Hal ini penting bagi pasien dengan penyakit Parkinson untuk menyadari cerita seperti Gershwin dan untuk menghargai bahwa gejala dan cepatnya perjalanan penyakit, meskipun progresif, tidak sesuai dengan penyakit Parkinson. Penderita terkenal lainnya termasuk Lou Gehrig dengan ALS dan Presiden Woodrow Wilson dengan stroke untuk menggambarkan perbedaan dengan Parkinson. Tumor otak telah benar-benar membantu kita untuk lebih memahami penyakit Parkinson. Pada tahun 1893, Paul Blocq dan Georges Marinesco menggambarkan kasus tumor di daerah otak yang merupakan rumah bagi dopamin, yang disebut substantia nigra. Kedua dokter menggambarkan seorang pasien yang memiliki getaran (tremor) dan tampaknya akan menjadi penyakit Parkinson. Tumor menekan daerah vital otak dan akhirnya mengakibatkan gejala seperti Parkinson tetapi belum benar-benar penyakit Parkinson [17]. Tumor ini sangat jarang. Ketika mereka terjadi, gejala hanya pada satu sisi tubuh, dan pasien hampir selalu mengalami benar-benar lemah atau lumpuh. Kelemahan dan kelumpuhan bukan

merupakan gejala penyakit Parkinson. Parkinson sebenarnya adalah kemunduran secara lambat dari sirkuit non-motorik dan motorik yang melibatkan kedua sisi otak. Yang akhirnya, meliputi sebagian besar otak dan sirkuit otak. Sejarah Penyakit Parkinson Penyakit Parkinson, dulu disebut dengan ‘paralisis agitans’, sebelumnya dijelaskan dalam sistem medis India Ayurveda (disebut Kampavata) dan juga oleh Galen (AD 175) yang disebut sebagai kelumpuhan yang bergetar ("shaking palsy"). Mungkin referensi yang paling terkenal dapat ditemukan disembunyikan dalam sebuah karya Shakespeare yang menulis di Henry VI: "Mengapa Anda bergetar saat menyembah?" Karakter dalam cerita menyatakan "lumpuh dan takut tidak akan membuat saya gentar." Penggunaan istilah penyakit Parkinson dihargai untuk ahli saraf Perancis Jean-Martin Charcot yang sangat berpengaruh pada abad ke-19, meskipun perlu dicatat bahwa banyak orang sebelum Parkinson sendiri menjelaskan penyakit tersebut. James Parkinson (1755-1824), orang London dan anak dari apoteker, mendapat penghargaan dengan eponim untuk esainya tahun 1817 yang berjudul “shaking palsy”. Deskripsinya termasuk enam kasus, hanya tiga yang benar-benar diperiksa. (Yang dua bertemu dalam perjalanan dan satu hanya mengamati.) Salah satu poin yang paling aneh dan inspiratif tentang James Parkinson adalah bahwa ia bukan seorang ahli saraf tapi dokter keluarga yang teliti dan berwawasan [18]. Penyakit Parkinson: Permulaannya Ada banyak gejala dan tanda-tanda potensial yang memberitahu fitur awal yang mendukung diagnosis penyakit Parkinson. Diperkirakan bahwa seseorang harus kehilangan sekitar 60 persen (atau lebih) dari sel-sel yang memproduksi dopamin di otak (disebut sebagai substantia nigra atau dikenal dalam bahasa Latin sebagai substansi hitam), sebelum perubahan nyata terdeteksi. Kehilangan sel ini selalu terjadi sebelum gejala. Hilangnya sel yang harus diatasi sebelum munculnya gejala dan situasi ini dapat disamakan dengan mereka yang mengalami gagal ginjal. Ketika ginjal mulai rusak, sekitar 75 persen atau lebih dari sel-sel akan hilang, dan sel-sel tersebut tidak terpulihkan. Putus asa, untuk pasien gagal ginjal tes laboratorium rutin mereka hampir tidak pernah normal. Sama seperti pada penyakit Parkinson, ada ambang batas sel yang harus hilang sebelum gejala satu memanifestasikan. Fenomena ini telah menghasilkan ilmuwan mengalihkan perhatian mereka terhadap mencari tes penyaringan pra-gejala, yang telah dirancang untuk mendeteksi penyakit Parkinson sebelum hilangnya sejumlah besar sel-sel otak. Penelitian pra-gejala telah difokuskan pada bidang-bidang seperti pengujian pembauan, sembelit, penyaringan kognitif, gangguan tidur (bertindak keluar mimpi seseorang), pencitraan, dan juga pemeriksaan darah. Saat ini tidak ada biomarker yang dapat diandalkan untuk penyakit Parkinson, dengan pengecualian sebagian kecil dari keluarga yang membawa mutasi genetik yang dikenal. Jika para ilmuwan dapat mengatur cara mengembangkan pengobatan untuk memperlambat kemajuan gejala, maka identifikasi awal melalui biomarker akan menjadi bagian penting dari pengobatan dini. Kadang-kadang tanda-tanda penyakit Parkinson jelas, seperti tremor istirahat menonjol. Namun, dalam banyak kasus gejala yang halus, dan seorang dokter umum mungkin tidak segera mengasosiasikan mereka dengan penyakit Parkinson. (Sebagai contoh, menulis lebih kecil dari tulisan tangan normal, disebut micrographia, nyeri bahu, atau lengan ayun menurun.) Yang

paling mudah untuk mendeteksi dan dianggap umum yaitu gejala "motorik" (tremor, kekakuan, kelambanan), dan ini biasanya terjadi lebih mencolok di salah satu sisi tubuh. Alasan mengapa penyakit Parkinson lebih buruk pada satu sisi tubuh sebagai lawan ke sisi tubuh lainnya (gejala asimetris) tetap menjadi salah satu misteri terbesar penyakit itu [19]. Saya sering bercanda kepada siswa saya bahwa jika mereka dapat mengetahui mengapa penyakit Parkinson menyajikan sebagai entitas asimetris, mereka dapat memesan penerbangan mereka ke Stockholm, Swedia, dan mulai menulis alamat Nobel mereka. Obat yang membantu Sebelum terapi obat, pasien penyakit Parkinson ditempatkan di rumah sakit jiwa karena mereka menjadi kaku dan beku. Jika semua pasien penyakit Parkinson dirawat, itu akan membuat kacau sistem kesehatan karena di Amerika Serikat saja ada satu dari 1,5 juta penderita. Pasien dirawat dan diminta untuk melipat handuk dan mendorong rak catatan untuk dokter disaat mereka melakukan pekerjaan mereka sehari-hari. Ironisnya, sejarah akan membuktikan bahwa olahraga sangat membantu sebagai pendekatan pengobatan. Perspektif ini akan muncul masa kemudian sebagai "rahasia" penting untuk kehidupan yang lebih bahagia dan dengan penyakit. Kemunculan yang menggantikan dopamin (levodopa atau terapi Sinemet) merupakan pengubah permainan. Seperti digambarkan dalam film 1990 "Awakenings," pasien terbangun dan berubah dari patung tak bernyawa menjadi manusia. Selama bertahun-tahun, banyak terapi telah terakumulasi dengan cepat tentang cara untuk mengatasi penyakit Parkinson secara farmakologis (obat-obatan), perilaku, dan pembedahan. Ada lebih dari selusin obat, berbagai intervensi perilaku, dan beberapa diantaranya yang sulit untuk dipahami yaitu operasi revolusioner. Dalam banyak hal, pilihan pengobatan untuk penyakit Parkinson secara signifikan lebih maju daripada penyakit neurologis lainnya. Saat "TERKEJUT" dan Penyakit Parkinson Untuk pasien dan keluarga yang berharap untuk pergi ke dokter dan menerima "hasil pemeriksaan jutaan dolar," termasuk tes darah dan pencitraan yang mahal, maka untuk akhirnya memiliki hasil yang dikemas menjadi sebuah "KEJUTAN" saat diperiksa, kekecewaan pasti akan ada. Tidak ada tes darah yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis penyakit Parkinson, dan pengujian MRI otak sederhana saat ini hanya akan mengungkapkan hasil hambar dan normal. Cara terbaik untuk sampai pada diagnosis penyakit Parkinson adalah untuk menjalani pemeriksaan neurologis oleh seorang neurolog yang berpengalaman dan terlatih [19]. Saat "terkejut" Anda, setelah diagnosis penyakit Parkinson harus percaya diri baik dikatakan bahwa perjalanan Anda tidak akan berakhir dan tahun-tahun produktif terbentang di depan. Rahasia pertama untuk hidup bahagia dengan penyakit Parkinson adalah ‘kesederhanaan’ Pengakuan dan menerima akan penyakit Parkinson yang namun tidak akan membentuk fondasi penting untuk perjalanan Anda. Dokter harus menjadi seperti Tony Dungy yang mengatakan, mentor-pemimpin dan mengajarkan pasien mereka menghargai dan menerima lebih dalam untuk maju ke kehidupan normal atau mendekati normal selama bertahun-tahun yang akan datang. Rahasia No 1: Mengenali gejala

***

Bab 2: Waktu Penting dalam Kehidupan namun Sangat Penting dalam Penyakit Parkinson "Hal yang benar jika dilakukan pada waktu yang salah, akan menjadi hal yang salah." - Joshua Harris Apakah Anda akan melihat film, berlari untuk mengejar penerbangan, atau diperintahkan untuk minum antibiotik untuk infeksi yang berpotensi mengancam nyawa, waktu adalah penting. Bagaimanapun juga, waktu tidak hanya penting dalam penyakit Parkinson. Tapi ini sangat penting. Ann Graybiel di Massachusetts Institute of Technology (MIT) baru-baru ini menemukan bahwa sel-sel otak dibangun berdasarkan mekanisme waktu [20]. Anne telah berada di penelitian kami untuk Yayasan Parkinson Nasional selama bertahun-tahun, dan dia telah menjadi pendukung besar gagasan bahwa jika kita dapat lebih memahami bagaimana dan mengapa sel-sel otak menjaga waktu, kita bisa mengembangkan pendekatan yang lebih baik untuk rehabilitasi dan pengobatan. Pusat kami di Florida telah mengurusi CEO perusahaan-perusahaan besar, selebriti, dan politisi. Namun, sebagian besar pasien kami berasal dari jalan utama Amerika. Pasien penyakit Parkinson rata-rata dapat membaca dengan baik. Mereka akan mengikuti perubahan obat dan perangkat terapi seolah-olah mereka menandai papan nilai dalam baseball atau pertandingan sepak bola. Karena miliaran dolar pertukaran tangan antara kapitalis ventura dan perusahaan berbasis industri besar, The Wall Street Journal akan sering menyampaikan kabar perkembangan terapi yang penting, kadang-kadang bahkan sebelum jurnal medis utama. Sebuah penekanan utama adalah untuk menemukan obatnya. Penekanan ini mungkin salah. Salah satu rahasia untuk pengharapan dan mencapai kebahagiaan adalah tidak berharap akan sembuh dengan menarik tuas sihir. Keajaiban sebenarnya terletak pada bagaimana dan kapan kita tarik tuas dan apa yang kita harapkan berasal darinya. Saya telah terkesan bahwa tidak ada penyakit yang seperti penyakit Parkinson. Oliver Sacks menulis tentang dan Robin Williams membintangi sebuah film tentang pasien yang menderita penyakit Parkinson sebagai akibat dari salah satu epidemi influenza yang terkenal [21]. Pasienpasien ini hidup terbelenggu dalam rumah sakit jiwa sampai mereka diberikan pil yang mengandung zat kimia yang disebut dopamine. Para pasien terbangun dan hidup kembali. Mereka berjalan, mereka berbicara, mereka tertawa, dan mereka menangis. Mereka mengunjungi anggota keluarga, dan ternyata mereka terjebak pada generasi yang hilang. Setiap kali saya mengunjungi pasien baru Parkinson, saya meminta mereka untuk datang saat tidak makan obat dopaminergik mereka. Saya kemudian memeriksa mereka dengan hati-hati dan memberikan kembali kembali obat dopamin dalam upaya agar pasien merasa bisa bergerak kembali. Joe Friedman, seorang ahli saraf terkemuka dari Providence, RI, mengajarkan saya beberapa tahun yang lalu untuk memperhatikan menguap. Menguap sederhana yang diikuti oleh kebangkitan. Meskipun saya telah melihat hal ini ribuan kali, saya masih merasa kagum, dan saya teringat mengapa saya senang merawat pasien tersebut. Tantangan yang saya keluarkan

pada setiap mahasiswa kedokteran adalah nama salah satu penyakit dimana pil benar-benar dapat mengubah seseorang dari gangguan neurologis menjadi normal, seringkali dalam beberapa menit. Sampai saat ini, tidak ada siswa yang memenangkan tantangan. The Frozen Addict Pada tahun 1982, George Carillo masuk IGD karena tiba-tiba mengalami apa yang nampaknya disebut penyakit Parkinson. Staf IGD kebingungan. Penyakit Parkinson adalah penyakit kronis progresif yang lambat. Bagaimana mungkin jika hanya beberapa jam sebelumnya George baikbaik saja? Setelah diberikan dosis levodopa atau terapi penggantian dopamin dia tersadar. Namun, cerita mengenai penyakit Parkinson baru mulai terungkap. Lebih banyak pasien yang tiba-tiba membeku (sulit bergerak) masuk IGD dengan gejala konstelasi identik, dan semuanya dapat disembuhkan dengan pil dopamin. Bill Langston, sekarang direktur Parkinson Institute di Sunnyvale, California, mengemukakan suatu penemuan mengejutkan. Setelah melakukan sedikit investigasi, Bill menemukan bahwa semua pasien telah menerima batch obat yang disebut MPP+. Sayangnya, ahli kimia yang meramu batch tersebut membuat sedikit kesalahan fatal, dan hasilnya ternyata dia malah membuat MPTP. MPTP adalah bahan kimia yang merupakan racun bagi sel-sel berwarna hitam kecil dopaminergik di batang otak. Sel-sel ini disebut substantia nigra, yang dalam bahasa Latin disebut substansi hitam. MPTP sekarang dikenal di seluruh dunia sebagai penyebab penyakit Parkinson, dan indikasi yang disebabkan oleh MPTP dapat disembuhkan dengan pemberian levodopa [22]. Anda mungkin berpikir bahwa kesalahan MPTP itu sangat disayangkan dan tidak dapat diterima. Namun, apa yang akan Anda katakan jika ternyata kesalahan tersebut malah lebih membantu para peneliti penyakit Parkinson daripada penemuan lain sejak munculnya terapi penggantian dopamin itu sendiri. Frozen addict telah membuat Bill Langston mengembangkan MPTP sebagai model berbasis racun. Model ini direplikasikan pada hewan. Model ini merupakan salah satu yang terbaik dan paling banyak tersedia. Para peneliti di seluruh dunia telah menggunakan model Langston untuk membuka banyak rahasia mengenai penyakit Parkinson. Kasus-kasus di IGD California saat ini menjadi terkenal dan dikenal sebagai "frozen addict." Pentingnya Pengaturan Waktu Salah satu rahasia yang paling penting mengenai penyakit Parkinson adalah waktu pemberian obat yang dalam banyak kasus lebih penting daripada jumlah dosis obat itu sendiri [19]. Waktu pemberian obat juga berubah mengikuti perkembangan penyakit, dan inilah alasan mengapa pasien penderita Parkinson akan memiliki hubungan yang sangat erat dengan dokter mereka. Seorang dokter yang berpengalaman atau seorang ahli kesehatan dapat menyesuaikan pengobatan dan membantu pasien dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Selama penyakit Parkinson berkembang, 80 persen pasien akan mengalami apa yang disebut tangan bergetar saat istirahat (resting tremor), mengalami kekakuan, kelambatan, dan masalah berjalan. Setelah lima tahun, mayoritas pasien akan diberikan obat terkait maka akan terjadi fluktuasi on-off. Dengan kata lain, obat dopaminergik dapat hilang kemanjurannya sebelum diberikan dosis berikutnya, atau sebaliknya, hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan ada keterlambatan dalam mencapai tingkat darah pada terapi dopamin. Banyak pasien yang

menggerakan tubuhnya seperti gerakan menari yang disebut sebagai dyskinesia, dan ada beberapa yang tiba-tiba membeku ketika berjalan, terutama ketika melintasi pintu atau ruangruang kecil. Kebanyakan dokter hanya berfokus pada jumlah dosis obat, dan banyak dokter yang meningkatkan jumlah dosis tanpa melihat gejala yang ada. Rasionalisasi mereka dalam meningkatkan jumlah dosis sangat dapat dimengerti mengingat dalam kebanyakan penyakit, jika obat tidak lagi manjur, dosis yang diberikan akan semakin tinggi. Contoh umum dalam kedokteran klinis yaitu pada pasien yang tiba-tiba terserang kejang atau pasien hipertensi dengan tekanan darah tinggi. Pada penyakit Parkinson, peningkatan dosis obat kadang dapat menyebabkan pasien masuk IGD atau bahkan menyebabkan masuk rumah sakit dikarenakan mengalami gerakan yang tak terkendali atau halusinasi. Poin penting yang ingin kami tekankan adalah bahwa waktu merupakan hal yang penting bagi penyakit Parkinson, terutama ketika penyakit tersebut berkembang. Oliver Sacks kemudian menemukan bahwa meningkatkan dosis adalah solusi jangka pendek, dan jangka panjangnya mengakibatkan banyak efek samping [21]. Dia mempelajari bahwa penyakit Parkinson dan sindrom Parkinsonian sangatlah kompleks dan bahwa waktu pemberian obat dan juga interval pemberian obat harus disesuaikan bagi setiap pasien. Dia juga menyadari bahwa mengurus pasien penderita Parkinson adalah usaha seumur hidup. Pelajaran ini dalam penggunaan awal terapi penggantian dopamin sering dihilangkan karena kesibukan praktek kedokteran modern, tetapi hal itu tetap merupakan cara pengobatan yang terbaik selama lebih dari empat puluh tahun yang lalu. Penting bagi pasien untuk mengingat aturan utama penyembuhan penyakit Parkinson. Jika penyakit Anda berubah dan dosis obat serta interval dosis tidak berubah untuk mengakomodasi gejala penyakit Anda, Anda mungkin tidak dioptimalkan secara medis. Argumen Dalam Pengaturan Waktu Pemberian Obat Yang Tepat Ada banyak contoh lain di mana waktu sangatlah penting bagi penyakit Parkinson. Salah satu contohnya adalah misteri umum mengapa satu kaki pasien dapat membeku dan benar-benar tidak bisa digerakan. Otak dan kaki tidak bersinkronisasi. Otak berkata jalan, tetapi kaki tidak merespon. Jika pembekuan terjadi ketika sedang bergerak untuk berpindah tempat atau mengubah arah tentunya pasien pasti akan terjatuh [19]. Trik yang digunakan bagi banyak pasien guna memecahkan pembekuan yaitu dengan melakukan kegiatan yang kreatif, menarik, dan juga relevan dengan gagasan bahwa Parkinson adalah "penyakit waktu." Menghitung dengan keras, berbaris di tempat, melangkahi tongkat berbentuk Y terbalik atau menggunakan laser pointer; semuanya itu dapat digunakan untuk membantu penyembuhan pembekuan misterius. Kami merawat seorang pembalap mobil penderita penyakit Parkinson. Menariknya, dia tidak mengalami masalah dalam mengoperasikan mobilnya, namun dia suka membeku di keramaian dan bandara. Dia mengembangkan sebuah isyarat visual sederhana yang gunakan untuk menyembuhkan pembekuannya. Dia membeli sebuah laser pointer dari Office Depot, dan diproyeksikannya ke lantai didepannya. Ketika dia mengisyaratkan dirinya agar menginjak titik merah, pembekuannya hilang. Kemudian, sebuah perusahaan peralatan medis mengembangkan sebuah laser pointer khusus bagi penderita Parkinson.

Colum McKinnon di Northwestern University telah meneliti mengapa pasien penderita penyakit Parkinson mengalami pembekuan. Dia telah mengembangkan beberapa teknik untuk menyembuhkan fenomena ini dan juga kelumpuhan lainnya yang dihadapi pasien penderita penyakit Parkinson. Dia dan rekan-rekannya baru-baru ini menemukan bahwa pasien yang dikejutkan dengan suara keras dapat menyembuhkan pembekuan dan juga meningkatkan gerakan. McKinnon juga mengamati dalam serangkaian percobaan bahwa waktu, seperti pendapat Anne Graybiel, adalah elemen penting untuk meningkatkan gerakan. Dia dan timnya telah mengerjakan suatu cara untuk mengirim sinyal ke otak dan untuk merehabilitasi serta meningkatkan kehidupan pasien penderita penyakit Parkinson [23, 24]. Rahasia kedua dalam membantu pasien penderita penyakit Parkinson dalam menemukan harapan dan hidup yang lebih bahagia adalah waktu. Pengaturan waktu menjadi elemen penting bagi keberhasilan atau kegagalan dalam pengobatan penyakit ini. Rahasia no. 2: Waktu adalah hal yang penting dalam kehidupan, namun waktu adalah hal yang sangat penting bagi penyakit Parkinson

***

Bab 3: Tanyakan Dokter Anda Apakah Dengan Mengubah Arus Listrik di Otak Dapat Membantu Menyembuhkan Penyakit Parkinson Yang Anda Derita "Apakah ini fakta - atau aku bermimpi – bahwa dengan listrik, dunia menjadi seperti sebuah saraf yang besar, yang arusnya mengalir ribuan mil pada waktu yg sempit?" - Nathaniel Hawthorne Alim Benabid, seorang dokter berbakat, yang tidak dikenal di luar bidangnya. Dia adalah seorang profesor bedah saraf di Joseph Fourier University di Grenoble, Perancis dari tahun 19782007. Salah satu tugas rutinnya adalah mengobati penderita gejala penyakit Parkinson dengan menempatkan luka kecil ke bagian dalam otak mereka. Suatu hari Benabid mengalami suatu momen "bagaimana jika" yang selamanya akan mengubah pengobatan pada penyakit Parkinson. Dan yang terpenting, hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan banyak penderita secara radikal dan positif. Pada saat itu, di meja ruang operasi ada seorang pria tua yang menderita nyeri dan tremor. Benabid menggunakan sebuah teknik yang disebut sebagai pemetaan intraoperatif, dan sebagai rutinitas dia mengumpulkan peta fisiologis otak secara rinci. Benabid sangat terobsesif dalam mengecek berkali-kali petanya untuk mengkonfirmasi letak "sweet spot." Dia menyadari dari ribuan jam pengalamannya dengan intraoperatif bahwa sweet spot adalah lokasi yang tepat dalam otak yang jika digelitik akan menghasilkan penyembuhan bagi gejala Parkinson. Dia juga tahu jika dia salah menunjukkan spot tersebut maka tidak akan ada penyembuhan, malahan dalam beberapa kasus dapat memicu efek samping yang parah. Benabid berhasil menemukannya pada beberapa sentimeter di bawah permukaan otak. Awalnya, hasilnya sesuai dengan apa yang telah dia prediksi; tremor memburuk ketika distimulasi melalui serangkaian penyelidikan dengan aliran listrik yang sangat lambat. Sebaliknya, tremor akan membaik ketika dirangsang dengan aliran listrik yang cepat. Apa yang terjadi berikutnya adalah sebuah terobosan nyata. Selain membuat lubang di otak, Benabid memutuskan untuk mengubah metodenya. Sulit untuk tidak melebih-lebihkan pentingnya saat-saat itu karena banyak penderita penyakit Parkinson dan tremor yang hidupnya akan selamanya diubah oleh keputusan Benabid itu. Selain menempatkan luka kecil jauh di dalam otak, dia malah menempatkan apa yang kemudian akan disebut sebagai deep brain stimulation(DBS) [25, 26, 27]. Sebelum adanya penemuan Benabid mengenai penanaman DBS untuk mengobati gejala penyakit Parkinson, pengobatan konvensional adalah untuk membuat luka yang telah ditanamkan di otak untuk "mengganggu gangguan" dalam sirkuit otak yang terjebak dalam keadaan osilasi abnormal. Salah satu pengamatan yang menakjubkan tentang otak manusia adalah bahwa fungsi normal nampaknya ditentukan oleh osilasi ritmis yang terus berulang-ulang, seperti sebuah lagu populer yang diputar di radio. Osilasi dapat berubah dan memodulasi serta bertindak untuk mengendalikan berbagai perilaku manusia. Jika osilasi "memburuk" maka dapat menghasilkan tremor atau gejala penyakit Parkinson.

Pada hari itu di ruang operasi, Alim Benabid memutuskan untuk menghapus penyelidikannya mengenai lesi yang telah dia gunakan ratusan kali sebelumnya dan menggantinya dengan kawat yang memiliki empat kontak logam di ujungnya. Kawat ini, kemudian disebut sebagai kawat stimulasi otak dalam (Deep Brain Stimulation - DBS), yang terhubung pada sumber baterai eksternal. Benabid dan rekan neurologinya dapat memprogram perangkat tersebut dengan menggunakan kotak kecil dengan beberapa tombol; sistem sederhana tersebut ternyata berpengaruh sangat kuat, yang memungkinkan Benabid untuk mengindividualisasi pengaturannya hingga sampai 12.000+ kombinasi. Tidak seperti terapi luka , metode baru ini membuat Benabid dan timnya menciptakan sebuah solusi medis yang dapat disesuaikan atau diubah bagi gejala penyakit Parkinson dan tremor [25, 26, 27]. Selain itu. ada juga keuntungan jangka panjang dari metode Benabid itu. Pasien yang bertahan karena sel induk, pasien dengan terapi gen atau bahkan terapi obat, akan tetap dapat menjalani operasi ini, karena DBS dapat dicabut kembali. Seluruh sistem DBS dapat diambil hanya dengan sebuah operasi kecil yang hanya dilakukan dalam beberapa menit. Karena manfaatnya yang kuat dan tak terbantahkan, sangat jarang ada pasien yang meminta untuk mencabut alat DBS-nya kembali. Rangsangan Otak Dalam (DBS): Teknologi Yang Melebihi Visi Awal Dengan kemajuan teknologi, istilah stimulasi otak dalam (DBS) menjadi kurang tepat sejak adanya gagasan stimulasi listrik yang telah menyebabkan perkembangan di seluruh bidang dan kadang disebut sebagai "neuromodulation." Alasan istilah DBS tidak tepat lagi adalah karena DBS tidak selalu ditempatkan di dalam, tidak selalu diterapkan di dalam otak, dan tidak selalu menghasilkan stimulasi. DBS tidak terbatas pada otak namun juga dapat merangsang dan menghambat saraf, menutup saraf dan bahkan sumsum tulang belakang. Kebanyakan orang secara otomatis berpikir bahwa mekanisme kerja DBS adalah rangsangan/ stimulasi, terutama karena namanya. Namun, ternyata mekanismenya jauh lebih kompleks dan menarik. Banyak perdebatan dan penelitian yang telah menghasilkan mekanisme potensial yang mendasari teknologi ini. Karena efek yang begitu dramatis pada manusia, sangat penting untuk dipahami dan dicari tahu bagaimana terapi ini bekerja. Membuka rahasia DBS kemungkinan akan memandu rancangan terapi obat yang lebih rasional, terapi gen, dan intervensi baru lainnya. Perdebatan besar tentang DBS terjadi di antara dua kelompok peneliti yang tinggal di dua benua yang berbeda. Kelompok peneliti Perancis berpendapat bahwa mekanisme kerja DBS menghalangi aktivitas aliran listrik otak. Argumen mereka adalah DBS bekerja dengan cara menghambat aktivitas aliran listrik yang menuju sel dan yang menuju koneksi sel-sel. Kelompok-kelompok terkemuka lainnya di seluruh dunia, termasuk Warren Grill di Case Western Reserve University dan Cameron McIntyre di Klinik Cleveland, merespons teori-teori awal dengan membangun model berbasis laboratorium untuk menjelaskan bagaimana aliran arus listrik otak benar-benar berinteraksi dengan neuron (sel otak) dan dengan miliaran interkoneksi mereka, yang disebut sebagai sinapsis [28, 29, 30, 31, 32, 33]. Yang mengejutkan hampir semua orang, telah ditemukan bahwa DBS menempati neuron dan excited axons, saluran yang keluar dari setiap sel otak. Penemuan ini menunjukan bahwa mekanisme kerja DBS bukanlah stimulasi atau rangsangan. Dan bukanlah hanya kemacetan dalam sirkuit otak. DBS benar-benar mempengaruhi jaringan yang sangat besar pada struktur saraf dari rangsangan listrik yang kecil.

Area yang menyampaikan listrik ini, meskipun hanya berdiameter tiga milimeter, terbukti memiliki efek dramatis bagi otak dan seluruh tubuh [34]. Teori-teori awal mengenai bagaimana DBS bekerja hanya berfokus pada sel-sel otak (neuron) dan mengabaikan sel pendukung yang dikenal sebagai glia dan astrosit. Sel-sel pendukung tersebut menyediakan infrastruktur penting untuk memfasilitasi banyak fungsi otak yang penting. Sebagai contoh betapa pentingnya sel-sel pendukung tersebut adalah setiap astrosit menyentuh sebanyak dua juta sinapsis, yang merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan interkoneksi otak. Sinapsis memfasilitasi komunikasi dan transfer informasi langsung. Melupakan sel pendukung sama seperti halnya mencoba memenangkan pertandingan bisbol dengan hanya tiga orang pemain dalam tim Anda. Listrik dapat bertindak langsung pada neuron, astrosit, dan sinapsis, yang pada gilirannya dapat menyebarkan pembuangan kalsium dan zat kimia otak penting lainnya seperti adenosin dan glutamat. Bahan kimia yang "dibuang" dalam menanggapi modulasi listrik disebut neurotransmitter. pembuangan neurotransmiter ini telah memunculkan elemen penting dalam memfasilitasi mekanisme kerja DBS. Sungguh menakjubkan DBS dapat bekerja secara kimiawi maupun elektrik [34, 35, 36]. Karena DBS bekerja dengan berbagai cara (elektrik, kimiawi, rangsangan, dan/atau hambatan), kami sekarang percaya bahwa arus listrik dapat menyebabkan sebuah simfoni kompleks dalam mentransfer informasi yang terkoordinasi dengan berbagai elemen dan area otak. Transfer informasi kompleks tersebut akhirnya mengarah pada perbaikan gejala penyakit Parkinson. Karena begitu banyak area otak yang terlibat dalam respon terkoordinasi tersebut, kami menyebutnya sebagai jaringan saraf [34, 37]. Phil Starr, seorang ahli bedah saraf di University of California, San Francisco, telah menunjukkan bahwa ada hubungan yang kompleks antara sel-sel yang dirangsang jauh di dalam otak dengan korteks serebral. Ketika perangkat DBS dihidupkan, sel-sel di dua area tersebut menjadi koheren dan menyalakan suatu sinkron baru. DBS juga merangsang neurogenesis, atau pembentukan sel-sel otak baru. Merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru telah membuka harapan bahwa teknologi ini dapat menghasilkan pengobatan yang lebih baik untuk penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer dan Progressive Supranuclear Palsy. Dennis Steindler dan koleganya di University of Florida baru-baru ini menunjukkan bahwa ada sel-sel induk saraf dalam otak pasien penderita penyakit Parkinson yang dapat berhenti tumbuh jika DBS dicabut [38, 39]. Selsel tersebut nampaknya tertarik dan menempel pada DBS. Bagi sebagian orang, DBS mungkin nampak seperti sesuatu hal yang hanya ada dalam film fiksi, tapi dengan semua kemajuan medis dan teknologi yang telah dicapai baru-baru ini, apa yang mungkin tampak futuristik dapat menjadi kenyataan. Ini berarti bahwa dokter dan pasien memiliki banyak pilihan pengobatan yang tersedia, dan bagi pasien yang menderita tremor dan gejala penyakit Parkinson, alternatif ini dapat mengubah hidup. Penemuan-penemuan baru seperti DBS yang mengarah pada peningkatan fitur penyakit memiliki potensi untuk membuka lebih banyak misteri mengenai penyakit Parkinson dan menyebabkan hidup pasien lebih bahagia dan lebih bermakna. Pelajaran Awal Neuromodulation Bagi Penyakit Parkinson Memilih Siapa Yang Akan Dioperasi

Ketika kami tiba di University of Florida untuk membangun pusat penyakit Parkinson dan gangguan gerakan, di sana tidak ada infrastruktur dasar bagi perawatan penyakit Parkinson. Dr Kelly Foote (ahli bedah saraf kami) dan saya adalah dua orang "pemain muda" yang baru selesai menjalani pelatihan. Para pengajar senior di sana, meskipun mereka menyukai kami, sangat perhatian dengan potensi adanya masalah, terutama potensi pada pengenalan prosedur bedah saraf yang berisiko. Pesan mereka kepada kami adalah: "Kami memang menyukai kalian, tapi jangan sampai mempermalukan kami." Itu adalah sentimen yang dapat dimengerti, karena semua profesor sekolah kedokteran yang berpengalaman seperti mereka pasti akan mengamati banyak keajaiban dalam pengobatan. Jenis pengobatan tersebut biasanya diperkenalkan dengan kemewahan, tetapi dalam sebagian besar kasus pengobatan tersebut gagal. Masalah yang paling memprihatinkan dalam fakultas kami adalah bahwa kami membuat lubang di tengkorak pasien dan menusuk jaringan otak yang sangat berharga. Hal ini jauh lebih berisiko daripada terapi obat sederhana. Kekhawatiran ini dapat dipahami dan juga dimaafkan. Selama sepuluh tahun terakhir di University of Florida, terapi DBS telah beralih dari hanya sebuah gagasan gila menjadi prosedur yang keren dan akhirnya benar-benar diterima sebagai suatu bentuk terapi. Setiap mahasiswa kedokteran kini diharuskan untuk mengamati satu operasi DBS selama pelatihan. Berkat keputusan intraoperatif Benabid dan momen "bagaimana jika", dunia bergerak ke zaman bionik. Sebuah kendala yang berat dan tak terduga muncul ketika kami membuka program DBS di lembaga kami. Kami dihadapkan langsung dengan 200 permintaan untuk melakukan prosedur ini. Sayangnya, hanya delapan dari permintaan tersebut (empat persen) yang merupakan kandidat yang masuk akal untuk dilakukan operasi pembedahan. Bahkan yang lebih memprihatinkan, kami mengamati bahwa banyak ahli bedah saraf dan rumah sakit yang membuka program yang mencelakakan. Dalam program ini kami akan mempelajari suatu pelajaran sederhana tentang pentingnya memilih calon yang tepat bagi DBS. Pemilihan pasien merupakan faktor yang paling penting untuk memprediksi keberhasilan atau kegagalan dari metode pembedahan baru ini. Pemilihan pasien yang tidak tepat untuk dioperasi sering mengakibatkan hasil yang mengecewakan dan tragis. Oleh sebab itu, dalam pengembangan program bedah DBS ini dibutuhkan pendidikan bagi perawat dan dokter neurologi untuk melakukan screening dan pemilihan berbagai teknik operasi yang tepat, dan usaha ini telah berlangsung selama dekade terakhir ini. Kebanyakan ahli bedah saraf dan rumah sakit harus menyadari bahwa setelah DBS ditanam pada pasien penderita penyakit Parkinson, mereka akan menjadi bionik seumur hidup dan memerlukan perawatan ahli. Kebanyakan rumah sakit tidak siap akan hal itu. Selama dekade terakhir, program DBS telah menawarkan harapan bagi banyak pasien lokal dan regional. Namun, sebagian besar program ini cepat memudar dan akhirnya dibubarkan. Ironisnya, DBS mendorong sebuah pergerakan di seluruh dunia mengenai pengobatan interdisipliner yang lebih baik bagi pasien penderita penyakit Parkinson. Sebelum adanya DBS, kebanyakan pengobatan dilakukan oleh dokter, perawat, praktisi perawat, atau asisten dokter. Kompleksitas penyaringan calon penerima DBS memerlukan metode multidisiplin. Seorang ahli saraf, ahli bedah saraf, psikolog, ahli radiologi, dan psikiater akan berpartisipasi dalam mengevaluasi secara menyeluruh. Seiring waktu, terapis fisik, terapis okupasi, terapis bicara, dan pekerja sosial akan, sebagai akibat dari proses ini, berubah menjadi anggota penting dari tim ini. Secara bersama-sama tim ini akan membuat keputusan kritis mengenai bedah, dan setiap anggota tim secara individual akan menjadi ahli dalam bidangnya.

Akhirnya, karena begitu banyak orang yang berpartisipasi dalam pengobatan seorang pasien DBS, proses tersebut secara bertahap bergeser dari multidisiplin menjadi interdisipliner. Pengobatan interdisipliner adalah pengalaman tingkat tertinggi dalam merawat pasien, dan telah digunakan selama puluhan tahun oleh pusat kanker dan rumah sakit rehabilitasi. Perawatan interdisipliner melibatkan seorang spesialis untuk duduk bersama dan berdiskusi dengan pasien secara individu, yang bertolak belakang dengan konsultasi atau perawatan multidisipliner, di mana praktisi berkomunikasi dengan cara mengirimkan catatan atau surat kepada pasien. Bagi penyakit Parkinson, kelahiran evaluasi DBS interdisipliner sangat meningkatkan tingkat pengobatan dan memberikan kesembuhan dramatis bagi pasien dan memberikan kepuasan bagi keluarga pasien. DBS, merupakan sebuah operasi pembedahan dan bukanlah prosedur medis. DBS telah mengubah dan meningkatkan kesembuhan bagi semua pasien penderita penyakit Parkinson, bahkan mereka tidak memerlukan operasi lain lagi [40, 41, 42]. Pemetaan Otak Dalam penelitian yang dilakukan di Johns Hopkins University, Mahlon DeLong mempelajari sekelompok sirkuit otak yang disebut sebagai ganglia basalis. Rekan-rekan DeLong yang lain di laboratorium akan menemukan cara yang lebih mudah untuk memecahkan kode area otak. DeLong selama bertahun-tahun dengan cermat merekam dan menggolongkan sel-sel otak tunggal dari ganglia basal pasien penderita penyakit Parkinson, pertama pada monyet, dan kemudian pada manusia. Perlahan-lahan gambaran yang koheren mulai muncul, dan gambaran ini termasuk perubahan penting dalam tingkat dan pola aktivitas sel otak [43, 44, 45, 46, 47]. DeLong mewariskan pekerjaannya kepada Jerrold Vitek, Phillip Starr, Thomas Wichmann, Kelly Foote, dan banyak lainnya termasuk saya sendiri. Kami semua akan menghabiskan karir kami untuk memperbaiki dan menerapkan pelajaran ini pada pengalaman DBS manusia. Prosedur tersebut merupakan sebuah keajaiban kedokteran modern. Yang dibutuhkan hanyalah lubang berukuran koin kecil pada tengkorak. Operasi ini dilakukan secara virtual reality pada layar komputer dan dalam beberapa menit dapat diterjemahkan pada pasien manusia. Dokter bedah dapat menavigasi di sekitar pembuluh darah dan memperbaiki area yang diinginkan untuk mencapai beberapa millimeter target yang dimaksudkan. Beberapa milimeter mungkin jarak yang kecil pada penggarisan, tetapi sangat besar dalam ruang otak. Beberapa milimeter dalam ruang otak dapat dibandingkan dengan jarak antara Florida dan California. Seorang ahli bedah saraf terkenal dari Toronto yang bernama Andres Lozano pernah menyatakan bahwa pemetaan otak pasien penderita penyakit Parkinson mirip dengan mengendarai mobil melewati Eropa. Ketika microelectrode rekaman maju satu milimeter pada satu waktu, sel-sel otak pun berubah pada saat bergerak dari satu daerah otak ke daerah otak lainnya. Dia membandingkan perubahan ini dengan perubahan bahasa pada saat melewati perbatasan dari satu negara di Eropa ke negara Eropa lainnya. Dia mencatat bahwa perubahan ini berperan dalam proses pemetaan otak. Setelah merangkai beberapa elektroda mikro pada otak pasien penderita penyakit Parkinson, seseorang dapat mengembangkan peta tiga dimensi. Peta ini meliputi lokasi target yang diinginkan dan juga posisi sekitarnya pada struktur otak. Ada banyak target pada bagian otak yang dapat dipilih oleh pasien. Pemilihan target biasanya disesuaikan dalam diskusi rinci, yang melibatkan pasien dan tim DBSnya. Peta lengkap merupakan bagian penting dari prosedur DBS karena jika DBS salah diletakkan walaupun bahkan hanya beberapa milimeter, hal tersebut dapat

menjadi suatu keberhasilan yang dramatis atau kegagalan yang menyengsarakan. Kegagalan dapat berarti kurangnya manfaat DBS bagi sang pasien, tetapi dapat juga berarti bahwa pasien akan mendapatkan gejala stroke permanen. Setelah area untuk menanamkan DBS telah ditentukan, area itu dapat ditandai dan dikunci dengan tutup plastik. Sebuah kawat konektor yang dapat ditempelkan dan menembus lapisan bawah kulit. Dalam satu langkah terakhir, sebuah baterai, yang disebut sebagai neurostimulator, dapat ditempatkan di bawah tulang selangka pada area yang sama. Cara kerja neurostimulator sama seperti alat pacu jantung. Setelah ditempatkan (pada otak), seorang ahli saraf atau perawat programmer dapat beredar melalui ribuan kemungkinan parameter pemrograman DBS dalam rangka mengoptimalkan setelan bagi pasien. Optimasi pengaturan biasanya memakan waktu beberapa minggu atau bulan dan dapat menyebabkan kontrol sempurna bagi banyak gejala penyakit Parkinson seperti tremor, kekakuan, kelambatan, dan dalam beberapa kasus bahkan kesulitan berjalan [34]. Mimpi Hidup Tanpa Obat Kebanyakan orang yang menderita penyakit Parkinson sudah muak dengan semua obat yang harus dimakan. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin harus makan beberapa pil setiap dua sampai tiga jam. Jika lalai maka akan mengakibatkan tremor, kekakuan, kelambatan, atau bahkan jatuh. Takdirnya, jika penyakit Parkinson makin berkembang, obat-obat tersebut akan mengakibatkan gerakan tubuh yang tidak terkontrol seperti menari dan memukul-mukul tak terkendali. Gerakan-gerakan tersebut disebut dengan diskinesia, dan dapat terjadi sebagai akibat dari perkembangan penyakit dan juga akibat langsung dari penggunaan obat yang biasa digunakan pasien penderita Parkinson. Ketika pasien penderita penyakit Parkinson memakan pil dopamine, transformasi ajaib akan terjadi kemudian. Tremor, kekakuan, kelambatan, dan banyak gejala lainnya akan hilang hanya dalam waktu 20 sampai 30 menit. Ketika obat bereaksi, penderita penyakit Parkinson umumnya akan berada pada keadaan "ON." Sebaliknya, ketika reaksi obat menurun di bawah tingkat darah terapeutik dan gejala kembali muncul, mereka kembali berada pada keadaan "OFF." Banyak penderita penyakit Parkinson awalnya akan merespons obat, tapi pasti setelah bertahuntahun kemudian, mereka mengembangkan pengobatan terkait fluktuasi on-off dan diskinesia. DBS modern telah muncul sebagai terapi yang paling ampuh untuk mengatasi jenis penyakit terkait fluktuasi. DBS dapat mengembalikan kehidupan sejumlah besar pasien penderita penyakit Parkinson menjadi lebih bermakna. Kisah DBS ini berlangsung pada tahun 1990-an, banyak pusat rehabilitasi di Eropa melaporkan bahwa pasien benar-benar dapat menghentikan pengobatan Parkinson yang mereka jalani. Sebuah perdebatan melintasi samudra terjadi karena banyak pusat Parkinson di Amerika Utara yang menganjurkan agar tidak menghentikan pengobatan sama sekali namun menggunakan metode yang kurang agresif untuk mengurangi obat. Dua dekade kemudian, seluruh pusat rehabilitasi penyakit Parkinson telah sepakat untuk tidak mengakhiri semua pengobatan Parkinson setelah dilakukan operasi DBS. Kami telah mempelajari bahwa pengurangan obat dapat diberikan pada beberapa pasien tapi tidak untuk semua pasien, dan itu biasanya terjadi jika dua DBS dipekerjakan (satu di setiap sisi otak) pada area otak yang sangat spesifik yang disebut nukleus subthalamic. Dalam beberapa kasus, kelesuan, kesulitan berjalan dan isu-isu lainnya

akan muncul jika pengobatan Parkinson dihentikan atau dikurangi terlalu cepat. Dengan demikian, harapan menawarkan hidup tanpa obat pada pasien penderita penyakit Parkinson masih sulit. Neuromodulasi, bagaimanapun juga, muncul sebagai keajaiban dalam pemilihan obat dan merupakan sarana untuk mengelola kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Kemajuan Teknologi Satu fakta luar biasa tentang terapi DBS adalah bahwa perangkat keras tersebut telah berubah sangat sedikit sejak percobaan Benabid. Kawat penuntun otak, kabel konektor, dan teknologi baterai hanya telah berubah sedikit lebih baik. FDA saat ini telah menyetujui bahwa hanya boleh satu perangkat DBS bagi pasien penderita penyakit Parkinson, dan hal ini juga diketahui bahwa teknologi yang lebih baik akan sedikit dikarenakan sulitnya proses untuk mendapatkan persetujuan FDA. Teknik-teknik yang digunakan untuk memberikan arus dan untuk mengamankan elektroda dasarnya tidak berubah. Meskipun kurangnya teknologi baru pada DBS, penetrasi perangkat ini ke dalam masyarakat di seluruh dunia telah mendapat banyak respon positif, dengan hampir 100.000 pasien penderita penyakit Parkinson dan pasien yang memiliki gangguan gerakan tubuh telah diubah menjadi eksistensi bionik. Mengapa belum banyak perangkat DBS yang tersedia selama dua dekade terakhir ini? Jawaban untuk pertanyaan ini cukup Studi mengenai validasi teknologi DBS bagi penyakit Parkinson telah mengungkapkan hasil klinis yang lebih kuat daripada yang diharapkan. Ketika saya memasuki bidang ini pada pertengahan akhir tahun 1990, para ahli terkenal menentang saya untuk melakukan penelitian DBS, karena mereka yakin terapi tersebut akan menghilang dan digantikan oleh obat-obatan yang lebih baik. Tetapi, selain ternyata terapi ini dapat bertahan, keberhasilan klinis dan kesuksesan keuangan akibat DBS semakin banyak, dan efeknya telah menarik lebih banyak pasien, peneliti, dan para pengusaha besar. Sementara banyak perusahaan farmasi mencoba membuat obat baru bagi penyakit Parkinson yang lebih ampuh, namun tak satu pun dari upaya ini berhasil. DBS merupakan sebuah industri multi-miliar dolar yang telah menarik berbagai ide-ide ilmiah baru dan dana segar bagi banyak perusahaan baru ke dalam lingkup otak listrik. Setiap perusahaan tersebut menawarkan perbaikan sistem DBS yang tersedia saat ini, dan ini cukup menjanjikan untuk memberikan harapan dan kemajuan dalam waktu dekat. Jadi apa yang dibutuhkan untuk memajukan DBS? Langkah kritis pertama adalah mengembangkan pemahaman mengenai kebutuhan penderita penyakit Parkinson. Pasien dan keluarganya mencari pengobatan untuk mengatasi gejala-gejala yang tidak bisa disembuhkan melalui obat-obatan dan terapi DBS saat ini. (Misalnya, masalah berpikir dan jatuh). Kedua, dibutuhkan terapi yang aman. Perlu diadakan uji klinis yang cukup kuat dan dapat menunjukkan manfaat yang lebih besar daripada efek plasebo (Misalnya, peningkatan yang secara kebetulan lebih besar daripada yang diprediksi). Ketiga, biaya terapi harus efektif dan lebih baik daripada semua terapi yang ada. Setiap harapan untuk memperkenalkan suatu teknologi baru harus memenuhi tiga hal tersebut. Ada kemajuan penting dan terbaru dalam penelitian mengembangan perangkat DBS. Pertama, ada banyak desain baru untuk DBS. Sebagian besar desain baru itu memungkinkan arus listrik menyebar pada area-area yang lebih spesifik pada otak, sehingga meningkatkan keuntungan dan mengurangi efek samping. Kedua, jenis arus listrik yang sekarang kami gunakan disebut sebagai sistem yang dipengaruhi oleh voltase listrik. Dalam paradigm system yang dipengaruhi oleh

listrik ini, akan ada pergeseran dari waktu ke waktu dalam ukuran dan bentuk medan listrik yang dikirimkan ke jaringan otak. Stimulator baru akan menggunakan perangkat arus konstan yang akan memuluskan pengiriman jaringan dan meningkatkan efektivitas terapi. Dan yang ketiga adalah masalah ketahanan baterai. Dokter dan pasien memiliki kebutuhan penting akan baterai yang lebih tahan lama, dan dalam beberapa kasus, dapat diisi ulang. Ketahanan baterai yang lebih baik berarti akan mengurangi operasi penggantian baterai dan memberi lebih sedikit kesempatan untuk adanya kegagalan baterai serta kembali munculnya gejala. Metode-metode dan produk baru sudah mulai bermunculan dan sedang berusaha mendapatkan persetujuan dari FDA. Pasien juga sudah mulai menuntut perangkat yang lebih kecil agar kotak pengatur DBS-nya tidak menonjol di daerah dada dan menimbulkan penampilan yang tidak menarik. Kebanyakan pasien juga meminta untuk menghilangkan kawat konektor di kepala yang menyambungkan dan melekat pada kotak di dada. Jadi, akan lebih ideal jika dapat memprogram perangkat dari lokasi yang jauh. Bayangkan, suatu saat dokter dapat melihat Anda dari video dan menyetel perangkat Anda tanpa Anda perlu mengganti piyama atau meninggalkan rumah Anda. Semua kemajuan ini akan datang secepatnya. Perkembangan lain yang menggembirakan adalah kemampuan untuk menyesuaikan atau mempersonalisasi terapi bagi pasien. Kami sebelumnya menargetkan operasi kami ke satu area tertentu pada otak bagi semua penderita penyakit Parkinson. Dengan semua kemajuan yang ada, kami menjadi lebih terasah pada gejala mengganggu tertentu. Sebagai contoh, satu target pada otak mungkin merupakan target yang terbaik untuk tremor, sementara yang lain baik untuk berbicara, dan target lain untuk berjalan. Pasien akan memilih target berdasarkan kebutuhan mereka (misalnya seorang koki memilih target untuk menekan tremor, sementara pengacara atau guru dapat memilih target berbicara). Juga, kami tidak lagi dibatasi oleh satu atau bahkan dua DBS pada otak. Kemampuan untuk menempatkan beberapa DBS kepada seorang pasien dapat dilakukan jika penyakitnya berkembang dan jika adanya gejala baru yang muncul dengan cepat. Potensi untuk Menggabungkan Listrik dengan Terapi Lain Ketika mekanisme yang mendasari keberhasilan otak elektrik menjadi suatu fokus, banyak kemungkinan dan potensi yang bermunculan. Sekarang kami memahami bahwa perubahan dalam tingkat dan pola penembakan sel saraf memberikan banyak manfaat yang dapat diamati, kami dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengembangkan terapi baru yang lebih baik. Selain itu, kesadaran bahwa banyaknya manfaat klinis yang dihasilkan dari perubahan kimia otak seperti adenosin dan glutamat juga dapat membantu dalam memfasilitasi rancangan terapi obat yang lebih rasional. Salah satu bidang provokatif penelitian dan pengembangan telah menjadikan ide untuk menggabungkan DBS dengan terapi baru lainnya. Secara khusus, ide memanfaatkan DBS sebagai kateter dapat menyuntikkan terapi genetik, sel induk, dan faktor pertumbuhan. Ide umumnya adalah untuk menggabungkan terapi berdasarkan gejala seperti menstimulasi otak dengan metode yang memiliki potensi untuk memperlambat perkembangan penyakit. Sebuah Biomarker Elektrik

Hal paling terbaru dalam ilmu pengetahuan dan pada penyakit Parkinson adalah pengembangan biomarker. Lembaga kesehatan nasional mendefinisikan biomarker sebagai "karakteristik yang secara obyektif diukur dan dievaluasi sebagai indikator proses biologis normal, proses patogen, atau tanggapan farmakologis terhadap intervensi terapeutik." Dalam istilah awam, biomarker merupakan indikator apakah seseorang memiliki atau tidak memiliki penyakit (seperti tes darah yang dapat mengungkapkan diagnosis penyakit Parkinson). Jika membicarakan mengenai otak elektrik, para ilmuwan telah memungkinkan adanya biomarker elektrik. Gagasan umumnya adalah aktivitas penyakit dapat dipantau oleh sinyal listrik yang dipancarkan oleh area otak tertentu. Jadi, alih-alih menggunakan biomarker untuk mendiagnosa penyakit, dokter akan menggunakan pola listrik abnormal sebagai pengobatan langsung, dalam hal ini, yaitu pengobatan listrik pada penyakit Parkinson. Hal ini sekarang telah memungkinkan untuk dapat merekam otak setelah dipasang DBS dan menangkap sinyal secara nyata. Sebelumnya, otak hanya bisa dicatat selama prosedur di ruang operasi. Jenis sinyal yang sekarang dapat dikumpulkan disebut dengan potensi bidang setempat (LFP atau local field potential). LFP adalah alat ukur khusus arus listrik asli otak dan juga mengukur sifat osilasi yang terkandung di dalamnya. Pada penyakit Parkinson, penelitian telah mengungkapkan sebuah LFP penting yang disebut dengan pita beta. Tanda ini berubah ketika dilakukan pengobatan atau DBS. Dengan memahami biomarker elektrik akan memungkinkan pengembangan perangkat yang lebih cerdas. Harapannya adalah bahwa perangkat baru tersebut akan dapat merasakan kelainan tertentu, seperti pita beta dan dapat merespon secara otomatis. Hasilnya disebut paradigm berdasarkan permintaan (on-demand). Pada sirkuit yang banyak permintaan listrik, kelainan listrik dapat diatasi dengan memberikan arus ke otak. Gagasan sistem berdasarkan permintaan adalah untuk membantu memecahkan masalah pada otak saat mereka muncul dan sebelum adanya perkembangan isu klinis tertentu atau gejala. Dengan demikian era pengobatan pribadi telah tiba. Rahasia no 3: Tanyakan dokter anda apakah dengan mengubah arus listrik pada otak anda dapat membantu menyembuhkan penyakit parkinson yang anda derita.

***

Bab 4: Lebih Agresif dalam Mengobati Depresi dan Kecemasan "Ketika Anda tersesat di dalam hutan, kadang-kadang Anda membutuhkan beberapa saat untuk menyadari bahwa Anda tersesat. Pada waktu yang lama, Anda dapat meyakinkan diri Anda bahwa Anda dapat berjalan dan akan menemukan kembali tempat di mana Anda memulai perjalanan. Dan ketika malam tiba, lagi dan lagi, Anda masih tidak tahu di mana Anda berada, dan akhirnya Anda mengakui bahwa Anda telah bingung sendiri tersesat begitu jauh hingga Anda bahkan tidak tahu lagi arah matahari terbit." - Elizabeth Gilbert Saya ingat pada tahun 1987 ketika FDA menyetujui obat Prozac untuk mengatasi gejala yang berhubungan dengan depresi pada pasien dewasa. Istilah "Revolusi Prozac" telah diciptakan dan era pengobatan baru telah diluncurkan. Akan ada banyak pergerakan yang kuat dalam mengatasi gejala depresi dan juga gejala kejiwaan dalam masyarakat umum. Sayangnya, ada stigma kuat yang berhubungan dengan diagnosis depresi. Kebanyakan orang malu untuk berkomunikasi dengan dokter mereka, untuk mengungkapkan jika mereka merasa sedih atau jika mereka berpikir tentang bunuh diri. Masyarakat umum menganggap depresi sebagai cacat karakter dan kelemahan. Bahkan asuransi pun tidak membayar kunjungan ke psikiater atau spesialis kesehatan mental. Telah ada suatu evolusi yang lambat tetapi positif dalam berpikir tentang depresi selama dua dekade terakhir. Meskipun masih banyak masalah dalam mengidentifikasi gangguan umum ini, stigma sosial telah menurun. Telah banyak obat yang lebih baik dan tersedia untuk mengatasi depresi dan kecemasan. Ukuran Masalah Depresi di Seluruh Dunia Realitanya depresi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia adalah suatu hal yang umum dan tidak dapat dihindari. Sebagian besar orang akan mengalami setidaknya satu episode depresi dalam hidup mereka, dan saat mereka menua, akan banyak yang mengalami depresi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention / CDC) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa ada 32.000 kasus bunuh diri per tahun yang terjadi di Amerika Serikat. Dan hanya ada 18.000 kasus pembunuhan dan 12.000 kasus kematian akibat AIDS. Bunuh diri tercatat sebagai penyebab utama kematian nomor sebelas dan nyaris masuk dalam sepuluh daftar pembunuh di dunia. Semua ahli sepakat bahwa ada kebutuhan kritis untuk mengatasi depresi dan kecemasan dengan lebih baik, terutama untuk mencegah bunuh diri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengukur beban global penyakit dan juga melaporkan kematian prematur dan kecacatan. WHO menggunakan ukuran yang disebut sebagai disability adjusted life year atau DALY. Satu DALY berarti hilangnya satu tahun hidup sehat. Penyakit neuropsikiatri memiliki jumlah kehilangan DALY terbesar dan memiliki peringkat keseluruhan tertinggi dari semua kategori penyakit termasuk penyakit jantung, tumor, dan luka-luka. Penyakit

depresi Parkinson sebagai subkategori menempati peringkat keenam secara total kehilangan DALY. Karena berpotensi multi-miliar dolar, perusahaan farmasi dan perangkat kedokteran telah mengembangkan minat dalam pengobatan depresi, kecemasan, dan masalah neuropsikiatri lainnya. Seiring dengan kemajuan yang penting dalam pengobatan penyakit mental, kami telah meningkatkan perawatan bagi keseluruhan pasien yang mengalami gangguan depresi dan kecemasan. Pada tahun 1940, hampir setengah juta pasien terkunci di balik pintu rumah sakit jiwa dan dihukum seumur hidup di rumah sakit jiwa. Jika Anda dirawat di rumah sakit selama lebih dari dua tahun, Anda kemungkinan besar akan tetap berada di sana seumur hidup. Pada saat ini, jumlah pasien telah menyusut terutama dengan adanya perbaikan dalam proses identifikasi, diagnosis, dan pengobatan yang tepat yang disesuaikan dengan para pasien. Salah satu ukuran perbaikan tersebut dapat dilihat dari perawatan dengan penggunaan obat antidepresan. Dulunya sekitar 25 juta orang di Amerika Serikat akan menebus resep Prozac pada tahun ini saja. Depresi Penyakit Parkinson Depresi penyakit Parkinson adalah hal yang umum. Jumlah pasien penderita penyakit Parkinson yang terdiagnosis mengalami depresi melebihi setengah dari semua pasien yang menderita penyakit Parkinson sendiri. Kebanyakan ahli setuju bahwa setidaknya sepertiga dari pasien penderita penyakit Parkinson juga menderita depresi dan mungkin sepertiga lainnya menderita gejala depresi tetapi tidak terdiagnosis [19]. Kebanyakan pasien dengan depresi serius memiliki satu atau kedua gejala berikut: • •

Kurangnya minat dalam kegiatan yang biasa dilakukan dan kurangnya kesenangan selama melakukan kegiatan yang disukai (juga disebut sebagai anhedonia) Perasaan putus asa atau umumnya merasa sedih

Gejala umum lainnya yang mungkin terjadi antara lain: •

masalah konsentrasi



Kurang energi



Merasa lelah atau letih



Masalah tidur



Bangun tidur terlalu pagi



Gangguan makan



Penurunan keinginan untuk seks



Perasaan tidak berharga atau merasa bersalah

Alasan mengapa gejala ini biasanya muncul pada pasien penderita penyakit Parkinson masih belum diketahui. James Parkinson dalam tulisan ilmiah aslinya menyebut depresi dan gejala

depresi sebagai melankolia [48, 49, 50]. Banyak praktisi pada era modern mengabaikan depresi dan gejala depresi pada penyakit Parkinson dan meninggalkannya tanpa terselesaikan. Banyak ahli menolak adanya kemungkinan bahwa depresi mungkin merupakan gejala utama penyakit Parkinson dan bukan reaksi akibat dari penyakit itu. Beberapa bukti kuat menunjukkan bahwa depresi adalah gejala utama dari penyakit Parkinson dan bukan hanya reaksi emosional. Pertama, depresi terjadi pada pasien penyakit Parkinson dua kali lipat lebih tinggi daripada orang pada umumnya. Selain itu, depresi dapat muncul pada stadium awal, tengah, atau akhir dari penyakit itu, dan biasanya tidak dapat disembuhkan kecuali jika diiobati. Bukti paling meyakinkan telah diungkap melalui hasil dari studi pencitraan otak dan sampel otak setelah pasien meninggal. Jenis penelitian itu telah membantu membuktikan hipotesis bahwa penyakit Parkinson bukan hanya karena kekurangan dopamin. Penelitian ini telah mengungkapkan secara mendalam adanya pengurangan dalam serotonin, norepinefrin, dan asetilkolin. Kurangnya ketiga bahan kimia ini sangat terkait dengan proses degeneratif [51, 52, 53]. Rahasia penting dalam keberhasilan pengelolaan penyakit Parkinson adalah identifikasi dini dan pengobatan depresi agresif dan juga gejala depresi. Setiap pasien membutuhkan rencana pengobatan jangka pendek dan jangka panjang secara individual. Dalam semua kasus, obat yang mengandung dopamin harus dioptimalkan sebagai pengobatan atau jika dosis yang digunakan tidak sesuai akan dapat menyebabkan depresi atau gejala depresi. Dalam beberapa kasus, pasien bahkan akan mengalami depresi, kecemasan, atau keduanya saat berhenti mengkonsumsi obat di antara waktu interval pengobatan yang sudah ditentukan bagi mereka. Dalam kasus depresi ringan, penambahan dosis obat mungkin cukup (misalnya serotonin reuptake inhibitor, antidepresan trisiklik, atau serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor) [19]. Sangatlah penting secara klinis diperiksa oleh dokter empat sampai enam minggu setelah memulai terapi untuk memastikan dosis yang diberikan itu tepat agar tidak terjadi efek samping. Herb Ward, seorang psikiater di Universitas Florida, menunjukkan kepada saya bahwa ahli saraf melakukan pekerjaan yang buruk dalam menindaklanjuti dengan segera pasien mereka setelah memulai pemberian pengobatan antidepresan. Ini adalah area di mana perlu adanya perbaikan. Selain terapi obat, saya biasanya mengatasi masalah tidur dan sebisa mungkin memanfaatkan konseling. Dalam kasus di mana depresi sudah sangat parah, saya akan segera melibatkan psikiater. Komunikasi sangatlah penting karena beberapa pengobatan psikiatris mungkin memperburuk penyakit Parkinson (misalnya dopamin blocker). Selain itu, kami selalu memeriksa jika ada kecenderungan bunuh diri dan menyarankan perhatian medis segera jika ada. Saya mencoba mengingatkan pasien yang mengalami depresi Parkinson yang parah walaupun nampaknya sia-sia, bahwa dengan perawatan yang tepat akan ada kemungkinan besar mereka akan dapat meningkatkan dan melanjutkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih bermakna. Resistensi terhadap obat depresi parah dan juga resistensi terhadap terapi konseling dapat diatasi dengan terapi electroconvulsive (ECT), stimulasi saraf vagus (VNS), stimulasi magnetik transkranial (TMS), dan stimulasi otak dalam (DBS). TMS dan DBS lebih bersifat eksperimental tetapi dapat menjadi pilihan. ECT, meskipun mendapat pandangan negative, seperti yang didiskripsikan dalam film "One Flew Over the Cuckoo’s Nest" yang dibintangi Jack Nicholson, telah terbukti menjadi terapi yang sangat efektif untuk pasien yang resisten terhadap obat-obatan dan konseling.

DBS dan Terapi Baru untuk Depresi Di pusat rehabilitasi kami, Herb Ward dan Kelly Foote, ahli bedah saraf kami, telah menggelitik daerah otak dengan DBS. Ini adalah kombinasi yang mustahil melihat seorang psikiater dan ahli bedah saraf bekerja sama, tetapi hal tersebut membuktikan seberapa bidang ini telah berkembang dalam 50 tahun terakhir. Area otak yang telah menarik perhatian mereka adalah area 25. Beberapa tahun yang lalu seorang ahli saraf yang bernama Korbinian Brodmann memberi nomor setiap area di wilayah otak. Area 25 ditunjukkan oleh seorang ahli saraf bernama Helen Mayberg di Emory University sebagai pusat modulasi kesedihan manusia. Dia dengan elegan menguak rahasia area otak ini dengan menggunakan pemindaian MRI fungsional. Penelitiannya menunjukkan bahwa kedua antidepresan dan DBS memiliki potensi untuk membalikkan kelainan otak di area ini dan, pada pasien yang dipilih dengan cermat, bahwa terapi ini dapat meningkatkan kualitas hidup. Meskipun terapi DBS belum siap menjadi saat dimana menjadi terapi pilihan utama dalam penyakit Parkinson, pasien harus ingat bahwa para ilmuwan dan dokter sedang berupaya untuk mengobati apa yang dulunya menjadi gangguan suasana hati yang mustahil disembuhkan. Kegelisahan dan Kepanikan pada Penyakit Parkinson Telah diperkirakan bahwa tiga puluh hingga empat puluh persen pasien penderita penyakit Parkinson mungkin menderita kecemasan. Gejala umum termasuk kecemasan yang berlebihan dan terus-menerus merasa khawatir, merasa gugup, dan perasaan terteror batin. Banyak pasien telah menggambarkan perasaan ini seolah-olah hidup mereka di luar kendali atau bahwa mereka merasa kewalahan. Gejala kecemasan umum lainnya mungkin termasuk [54]: •

Masalah tidur



Masalah berkonsentrasi



Perasaan seolah-olah jantungnya berdebar kencang



Perasaan gelisah batin



Berkeringat



Mual



Sesak napas

Pasien penderita penyakit Parkinson juga akan mengalami serangan panik. Serangan panik ditandai dengan periode singkat perasaan intens merasa tidak nyaman secara umum atau merasa ketakutan yang luar biasa. Episode ini biasanya muncul tiba-tiba dan mungkin berlangsung selama satu jam. Selama serangan panik terjadi, penderita akan merasa sangat buruk atau seolaholah sesuatu hal yang buruk akan terjadi atau bahkan mengalami ketakutan akan kematian yang tak terkendali. Gejala umum lainnya dari serangan panik antara lain perasaan jantung berdegup dengan kencang, pusing, mual, dan bahkan kadang-kadang berkeringat. Ada informasi yang penting bahwa sepertiga dari pasien penderita penyakit Parkinson mungkin mengalami kecemasan, tetapi seperlima dari perawat penyakit Parkinson juga akan mengalami kecemasan. Karena depresi sering terjadi pada para perawat, Anda harus yakin untuk memberikan perawatan

kepada para perawat dan juga kepada pasien. Jika perawat merasa bahagia maka biasanya pasien penderita penyakit Parkinson pun merasa bahagia. Pengobatan pada kecemasan akan lebih sulit daripada depresi, dan dalam beberapa kasus keduanya muncul bersamaan. Praktisi paling berpengalaman akan menentukan apakah kecemasan dikaitkan dengan keadaan "off" pengobatan dopaminergik. Jika kecemasan memburuk atau terjadi hanya ketika pasien dalam fase "off" pengobatan, maka pengobatan mungkin difokuskan pada waktu pemberian obat yang lebih dekat. Dalam beberapa kasus, dosis akan ditingkatkan. Kecemasan yang terjadi pada pasien penderita penyakit Parkinson yang dirawat secara optimal lebih sulit untuk diatasi. Praktisnya melibatkan psikiater dan untuk menentukan apakah pasien memiliki gangguan kecemasan umum atau mengalami sindrom kecemasan lainnya. Farmakoterapi yang pertama diberikan adalah serotonin reuptake inhibitor, serotonin norepinephrine reuptake inhibitor, dan antidepresan trisiklik. Untuk gangguan kecemasan umum dan kasus kecemasan yang lebih parah, kami biasanya akan menambahkan buspirone dan mungkin benzodiazepin. Hati-hati dengan penggunaan benzodiazepin (seperti diazepam, clonazepam, Xanax), karena penggunaannya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko jatuh. Perawatan yang baik antara lain adalah dengan melakukan konseling, terapi perilaku kognitif, dan melakukan Qi Gong dan Tai Chi [19]. Realita Sederhana Mengenai Gangguan Suasana Hati bagi Penyakit Parkinson Laura Marsh, seorang psikiater di Baylor University melakukan penelitian NIH yang sangat penting ketika dia berada di Johns Hopkins University. Laura pergi ke tempat praktek untuk mempelajari depresi penyakit Parkinson, kecemasan, dan manifestasi neuropsikiatri lainnya. Apa yang dia temukan dapat dianggap mengejutkan. Sebagian besar pasien penderita penyakit Parkinson berpotensi menderita gangguan suasana hati yang dapat diobati, dan kami perlu mengidentifikasi dan merawat mereka [55, 56, 57, 58]. Selain itu, pasien penderita penyakit Parkinson lebih banyak menderita kelesuan daripada depresi seperti yang baru-baru ini ditunjukkan oleh Dawn Bowers dan rekan-rekannya di University of Florida [59]. Kelesuan, jika ada, juga harus ditangani. Rahasia ini tak diragukan lagi akan mengarahkan banyak orang agar dapat hidup lebih bahagia dan lebih bermakna. Rahasia No 4: Lebih Agresif dalam Mengobati Depresi dan Kecemasan

***

Bab 5: Tidurkan Masalah Anda “Kami perlu meyakinkan 100 persen masyarakat, bukan hanya 40 persen, bahwa tidur yang baik diperlukan sebagai olahraga dan penambah nutrisi kesehatan yang optimal. " - Robert Schriner, bergelar M.D. Salah satu pelajaran yang telah kami pelajari selama dekade terakhir adalah bahwa gangguan tidur pada penderita penyakit Parkinson adalah hal yang umum, dan dapat diobati. Ada, pada umumnya, penekanan yang berlebihan pada gejala yang mudah dikenali pada gejala Parkinson seperti tremor, kekakuan, kelambatan, dan masalah berjalan, dan hal ini telah mengganggu banyak dokter dan bahkan hingga lupa menanyakan pasien tentang masalah tidur. Kurang tidur pada penyakit Parkinson akan mengakibatkan kelelahan, lekas marah, dan perasaan depresi pada keesokan harinya. Seberapa umum gangguan tidur pada penyakit Parkinson? Penelitian secara konsisten telah menunjukkan bahwa gangguan tidur terjadi pada lebih dari dua pertiga dari penderita penyakit Parkinson. Hal tersebut mencakup kantuk pada siang hari yang berlebihan, insomnia, gejala motorik pada malam hari dan juga gangguan pernapasan terkait dengan tidur (yaitu berhenti nafas/apnea) [19, 60, 61, 62, 63]. Pasien dan keluarganya harus menyadari penyebab kemungkinan adanya gangguan tidur. Degenerasi atau hilangnya sel-sel di otak dapat menyebabkan gangguan tidur. Atau, gejala penyakit Parkinson akan muncul pada malam hari, dan tremor, kekakuan, serta perlambatan dapat mengganggu tidur. Jadi, pasien dan keluarganya harus mengingat bahwa pengobatan, baik untuk penyakit Parkinson maupun non-Parkinson, mungkin akan berdampak pada tidur. Ada beberapa aturan penting yang harus diikuti untuk menangani gangguan tidur pada pasien penderita penyakit Parkinson. Aturan yang paling penting adalah untuk menetapkan diagnosis. Pemilihan terapi akan tergantung pada sifat dari gangguan tidur. Obat tidur sebagai pengobatan untuk semua bentuk insomnia adalah sebuah mitos. Lebih dari satu masalah dapat mempengaruhi tidur, dan dalam kasus yang kompleks, beberapa masalah dapat memperkeruh gambaran keseluruhan. Misalnya, depresi dan terbangun pada pagi hari mungkin termasuk gangguan tidur yang lain. Aturan kedua adalah tidak ragu-ragu untuk menjalani penelitian tidur selama 1 malam. Ini merupakan tes sederhana, yaitu dengan direkam pada saat tidur, biasanya hal tersebut akan membuka misteri masalah tidur dan juga berhubungan dengan gangguan pada gerakan atau masalah pernapasan. Seringnya seorang dokter umum atau ahli saraf akan meningkatkan dosis obat tidur daripada mencari sebab masalah yang menyebabkan pasien tidak bias tidur sebelum melanjutkan pengobatan. Masalah terakhir yang harus diatasi adalah meninjau daftar obat secara komprehensif. Ulasan ini harus mencakup obat-obatan yang terkait dengan penyakit Parkinson dan non-Parkinson. Pengurangan dosis obat dopamine agonis dikaitkan dengan gangguan tidur pada penyakit Parkinson, namun dalam beberapa kasus levodopa juga dapat menyebabkan masalah kelelahan dan masalah tidur. Kami telah mengalami kasus di mana dosis levodopa perlahan-lahan

meningkat selama bertahun-tahun untuk mengobati masalah seperti gejala Parkinson yang memburuk, kelelahan dan mengantuk. Ramon Rodriguez, mantan rekan dan sekarang menjadi rekan di Universitas Florida, pernah mempermalukan saya dengan dengan mengurangi pemberian obat pada salah satu pasien lama saya. Dia menghentikan kelelahan yang dialami pasien saya itu, dan mengajari saya sebuah pelajaran penting yang tidak akan pernah saya lupakan. Singkatnya, ada lima masalah tidur utama yang harus Anda harus berbicarakan dengan dokter Anda, yaitu: 1.

Insomnia – Ketidakmampuan untuk tidur atau tidur hanya beberapa jam pada suatu waktu.

2.

Kantuk yang berlebihan pada siang hari (excessive day sleppiness/EDS) – tertidur pada saat siang hari, serangan tidur, kelelahan (berhati-hatilah terhadap obat-obatan yang merupakan penyebab potensial, terutama dopamine agonis dan obat nyeri).

3.

Gerakan anggota tubuh yang mucul secara periodik (periodic limb movement) – gerakan ritmis pelan pada tungkai dan kaki pada saat tidur (dapat diketahui dari penelitian saat tidur yang direkam); Restless legs – Sebuah perasaan gelisah pada batin yang mengharuskan penderita untuk menggerakkan kakinya untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman.

4.

Gangguan tidur Rapid Eye Movement (rapid eye movement sleep disorder/RBD) - Biasanya selama bermimpi dalam tidur semua otot manusia dalam keadaan tenang. Pada gangguan ini sang pasien bereaksi terhadap mimpi tersebut dengan menggerakan anggota badannya, yang dapat menyebabkan sang pasien mencelakakan dirinya atau mencederai teman tidurnya. Pemberian obat yang paling umum adalah dengan memberikan benzodiazepin seperti clonazepam.

5.

Gangguan tidur yang terkait dengan gangguan pernapasan - Yang paling umum adalah apnea tidur dimana penderitanya mungkin tidak menyadari bahwa mereka tidak bernafas selama beberapa saat. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak terbangun selama ketika tidur dan dapat mengurangi kualitas tidur.

Salah satu cerita yang paling umum dan juga memilukan biasanya datang dari pasangan sang pasien, bukanlah dari sang pasien sendiri. Pasangan pasien penderita penyakit Parkinson akan menjelaskan bahwa sang pasien akan melakukan hal yang terjadi dalam mimpinya dan dalam banyak kasus mereka bermimpi "melawan orang-orang jahat." Ketika hal ini terjadi, dalam banyak kasus, sang pasien penderita penyakit Parkinson tanpa disadari menyerang pasangannya pada saat tidur (REM gangguan perilaku pada saat tidur). Hal ini dapat menyebabkan perselisihan dalam pernikahan dan akhirnya mereka tidur di tempat tidur yang terpisah. Masalah ini mudah diselesaikan dengan memberikan resep dosis rendah obat yang disebut benzodiazepin (misalnya clonazepam, lorazepam, diazepam). Kisah memilukan lain terjadi pada pasien penderita penyakit Parkinson yang telah mengalami kelelahan selama lebih dari sepuluh tahun. Setelah penelitian tidur semalam, terungkap bahwa dia menderita apnea. Ketika tidur, penderita apnea secara tidak sadar berhenti bernapas, kadangkadang lebih dari seratus kali dalam satu jam. Hal ini menyebabkan pasien penderita penyakit Parkinson mengalami kelelahan di siang hari. Pengobatan dengan mesin pernapasan yang disebut

dengan CPAP (continuous positive airway pressure), biasanya dapat memecahkan masalah itu, dan menghilangkan kelelahan pada siang hari [19, 60, 61, 62, 63]. Depresi dan Kebersihan Tidur Anda harus diperiksa dan jika perlu dirawat karena mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan afektif lain, karena ini dapat berkontribusi untuk memburuknya kualitas tidur. Banyak orang tidak menyadari adanya hubungan yang kuat antara suasana hati dan tidur, dan Laura Marsh menemukan ini dalam penelitian NIHnya. Bangun pagi mungkin merupakan tanda dari depresi yang tidak diobati, namun kita juga harus ingat bahwa ekstra dosis levodopa pada malam hari kadang-kadang juga akan meningkatkan kualitas tidur dengan menekan muncul kembalinya gejala penyakit Parkinson. Kebersihan tidur mengacu pada identifikasi dan pengobatan faktor perilaku dan lingkungan yang dapat mempengaruhi tidur. Berikut adalah beberapa rekomendasi umum yang telah membantu banyak pasien Parkinson selama bertahun-tahun. •

Usahakan agar tidur selama tujuh jam atau lebih setiap malam



Sadarilah bahwa tidur lebih dari sembilan jam dapat menyebabkan mengantuk berlebihan pada siang hari



Mengurangi minum alkohol beberapa jam sebelum tidur



Kurangi kafein (kopi, teh, soda, cokelat) setelah makan malam dan sebelum tidur



Menciptakan ruang tidur yang gelap dan nyaman



Menjauhkan televisi dan perangkat media elektronik dari ruang tidur



Berolahraga setiap hari tetapi tidak setelah makan malam

Rahasia No 5 - Menidurkan Masalah Anda

***

Bab 6: Gejala Ketergantungan akut Bisa Muncul di Penyakit Parkinson "Orang harus berhati-hati untuk tiga hal: menghindari kecanduan besar, tidak terlibat dalam hutang yang mengendalikan hidup Anda, dan jangan memulai sebuah keluarga sebelum Anda siap untuk menetap." - James Taylor Berikut ini pengenalan tentang pil yang mengandung dopamin untuk pengobatan penyakit Parkinson. Ada periode singkat ketika ahli medis dan pasien percaya penyembuhan ajaib telah tiba. Sebelumnya, penderita dibekukan seperti patung dan seringkali dilembagakan. Setelah meminum pil dopamin, mereka kembali beraktifitas lagi dan diamati bebas dari beban penyakit Parkinson. Tidak butuh waktu lama bagi para ilmuwan untuk lebih memahami bahwa pil dopamin hanya pengobatan simptomatik, dan bahwa pil akan gagal mencegah penyakit berkembang. Selain itu, dalam beberapa tahun pengobatan dopamin, sebagian besar pasien akan mulai melaporkan adanya komplikasi seperti melemahnya fungsi obat dan juga gerakan-gerakan tambahan yang disebut sebagai diskinesia. Perilaku kecanduan akut dan Terapi Levodopa Andre Barbeau menerbitkan serangkaian artikel di awal hingga pertengahan 1970-an melaporkan manfaat dan komplikasi dari terapi levodopa. Barbeau mengamati beberapa pasien dengan efek samping yang tidak biasa sebagai akibat dari penggantian dopamin. Dia melaporkan bahwa lebih dari setengah pasiennya yang diberikan dosis dopamin yang sangat tinggi (4-6 gram sehari) menjadi manik, kalut atau bicara berlebihan. Dia juga mengamati bahwa beberapa pasien menjadi hiperseksual, mengalami masalah kepribadian, dan membuat penilaian yang keliru ketika membuat keputusan besar [64, 65, 66, 67, 68]. Punding Joe Friedman dan rekan-rekannya di Brown University menemukan bahwa pasien pada levodopa juga bisa mengalami punding [69, 70]. Punding pertama kali dijelaskan oleh G. Rylander pada tahun 1972 pada pasien yang menderita overdosis amfetamin atau toksisitas. Fenomena punding sebenarnya pertama kali dijelaskan dalam novel Perang Dunia II "Catch-22" oleh Joseph Heller [71]. Ceritanya telah menjadi terkenal. "Catch-22" digambarkan bahwa kepedulian terhadap keselamatan seseorang dalam menghadapi bahaya yang nyata dan langsung adalah proses pikiran rasional. Orr, seorang pilot dan salah satu karakter utama, gila dan bisa dihukum. Yang harus ia lakukan adalah bertanya. Begitu ia lakukan, ia tidak akan lagi menjadi gila dan dia akan harus terbang untuk misi selanjutnya. Orr akan menjadi gila untuk terbang untuk misi selanjutnya dan menjadi waras jika dia tidak, tetapi jika ia waras ia harus menerbangkan prajurit. Jika ia terbang

mereka, dia gila dan tidak perlu, tetapi jika ia tidak mau, dia waras dan harus. Yossarian dipindahkan sangat mendalam oleh kesederhanaan mutlak klausul ini "Catch-22" dan bersiul hormat. [72] " -Joseph Heller, Catch-22 The kamus bahasa Inggris Oxford mendefinisikan catch-22 sebagai "sebuah keadaan dimana satu kebutuhan, dll, tergantung pada yang lain, kemudian pada gilirannya yang lain tersebut akan tergantung pada hal yang pertama." "Catch-22" ditulis tentang seorang penerbang pada Perang Dunia II bernama John Yossarian. Sang pilot mencoba bertahan pada masa perang ketika kehidupan berada dalam masa sulit. Dalam Bab 3, Yossarian kembali dari rumah sakit. Ia menemukan temannya Orr melakukan suatu perilaku yang tidak biasa. "Orr, yang, pada saat Yossarian kembali, sedang bermain-main dengan keran yang menyalurkan bahan bakar ke kompor yang ia buat sementara Yossarian berada di rumah sakit. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Yossarian dengan hati-hati ketika ia memasuki tenda, meskipun ia melihatnya. "Ada kebocoran di sini," kata Orr. "Saya mencoba untuk memperbaikinya." "Orr berlutut di lantai tenda. Dia bekerja tanpa jeda, melepaskan keran, memisahkan semua potongan-potongan kecil dengan hati-hati, menghitung dan kemudian mempelajari masingmasing bagian tanpa henti seolah-olah dia belum pernah melihat apa pun yang seperti itu sebelumnya, dan kemudian menyusun kembali semua bagian-bagian kecil tersebut, berulangulang, lagi dan lagi, tanpa kehilangan kesabaran atau minat, tidak ada tanda-tanda kelelahan, tidak ada tanda akan menyelesaikan. [72] ". Perilaku ini disebut punding, dan fenomena tersebut terjadi dalam kelompok tertentu pada pasien levodopa dan kadang-kadang pada agonis dopamin. "Punding" adalah daya tarik yang kuat dengan tipuan manipulasi berulang peralatan teknis atau mekanis, penanganan lanjutan, memeriksa, dan menyortir benda-benda umum, perawatan, penimbunan, menulis yang tidak normal, dan bahkan berlebihan menari. [69, 70, 71] " Pada penyakit Parkinson saya telah melihat orang yang melakukan punding melakukan segala macam aktivitas yang tidak biasa dan berulang-ulang termasuk perakitan dan pembongkaran jam tangan, memancing, melukis, mengirim email, dan merobek halaman majalah. Upaya untuk menghentikan perilaku-perilaku tersebut biasanya menimbulkan perlawanan, mudah marah, dan perubahan suasana hati. Dalam banyak kasus penderita lebih memilih melakukan buang air kecil daripada menghentikan perilaku tersebut. Beberapa pengasuh sebenarnya lebih suka para penderita dalam keadaan punding, karena biasanya mereka aman, sibuk, dan merasa puas. Punding pertama kali dijelaskan dalam literatur medis oleh Rylander dkk pada tahun 1972. Joseph Heller menulis "Catch-22" di awal 1950-an, dan novel itu diterbitkan pada tahun 1961, 11 tahun sebelum penjelasan dari Rylander. Oleh karena itu, sebenarnya novel tersebut mendahului pemahaman tentang fenomena perilaku ini. Dalam novel Heller punding merupakan akibat dari cedera kepala yang ditimbulkan oleh sebuah alat sejenis pisau milik pelacur Italia. Pada penyakit Parkinson, punding bisa merupakan hasil dari penggantian dopamin atau terapi agonis dopamin [71].

Semua pasien penyakit parkinson atau pengasuh harus memberitahukan dokter jika ada perilaku tidak biasa yang timbul selama masa pengobatan dopaminergik. Perilaku yang tidak biasa, termasuk punding, mungkin dapat diobati dengan penyesuaian sederhana dalam pengobatan atau dengan menambahkan agen farmakologis lainnya seperti quetiapine, clozapine, atau bahkan obat yang menstabilkan suasana hati [19]. Sindrom Disregulasi Dopamin Masalah langka yang mungkin terjadi saat menggunakan terapi penggantian dopamin (misalnya Sinemet atau Madopar) disebut sindrom disregulasi dopamin. Andrew Lees dan rekan-rekannya di Rumah Sakit Queen Square di London juga menyebut hal ini sebagai sindrom disregulasi homeostasis hedonistic (hedonistic homeostatic dysregulation syndrome). [73]. Gejala yang muncul sangat jarang hanya sekitar 1-3 persen pasien yang memakai terapi penggantian dopamin, dan uraiannya hanya terfokus pada Sinemet (Eropa) dan Madopar. Hal ini diyakini menjadi sindrom kecanduan, pasien akan membutuhkan obat mereka dan mengkonsumsinya dalam jumlah besar meskipun sakit. Obat-obat yang diduga merangsang pusat-pusat pahala di otak, sehingga alasan yang mungkin sulit bagi dokter untuk mengatasi. Pengobatan telah terdiri dari penyesuaian pengobatan, terapi perilaku kognitif, dan juga konseling. Juga, seperti di punding, quetiapine, clozapine, atau mood stabilizer dapat membantu dalam mengembalikan kehidupan normal. Sinemet dan Madopar tidak mengandung racun Agonis dopamin diperkenalkan pada 1990-an sebagai sebuah alternatif yang potensial atau pengobatan tambahan yang diterapkan bersama terapi penggantian dopamin (misalnya levodopa). Obat ini dijual kepada publik dengan asumsi bahwa akan memperlambat perkembangan penyakit dan penggunaannya akan mengakibatkan komplikasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan levodopa. Banyak klaim yang menyerang levodopa didorong oleh maraknya industri farmasi yang ingin menggantikan levodopa sebagai andalan terapi penyakit Parkinson. Efek dari kampanye anti-levodopa telah dirasakan di seluruh dunia, meskipun sekarang diakui bahwa ada lebih banyak efek samping dan lebih banyak masalah terkait dengan penggunaan dopamine agonis dan levodopa yang merupakan obat yang sangat baik untuk pengobatan penyakit Parkinson. Banyak pasien penyakit Parkinson dan para anggota keluarga yang tidak perlu khawatir dengan laporan bahwa Sinemet dan/atau Madopar dapat mempercepat perkembangan penyakit. Banyak ahli saraf memiliki dosis yang tidak perlu terbatas dan interval obat. Laporan tersebut berdasarkan oleh hampir tidak adanya bukti pada manusia. Para pasien dan keluarga harus menyadari bahwa terapi penggantian dopamin seperti Sinemet dan Madopar tetap menjadi obat yang paling efektif dan penting untuk penyakit Parkinson. Terapi penggantian Dopamin tidak beracun, dan tidak mempercepat perkembangan penyakit. Laura Parkkinen dan rekan-rekannya di Queen Square di London mengotopsi dan meneliti 96 otak penderita penyakit Parkinson dan mempelajarinya dengan informasi klinis termasuk informasi mengenai penggunaan levodopa. Studi menyimpulkan bahwa, pada manusia "penggunaan L-dopa secara terus-menerus tidak akan meningkatkan perkembangan penyakit Parkinson ."

Dalam sebuah editorial, ahli saraf terkemuka menunjukkan bahwa ada "kekhawatiran yang masih berlangsung mengenai apakah levodopa mengandung racun bagi neuron dopamin dan mempercepat proses degeneratif." Ilmu yang digunakan untuk mendukung klaim ini mencakup levodopa yang mengalami oksidasi sendiri dan membentuk spesies oksigen yang reaktif dan juga adanya protofibril beracun. Selain itu, bukti dari sebuah percobaan di mana levodopa dicampur dengan sel-sel otak dan ditempatkan dalam sebuah plat. Levodopa di dalam plat mengandung racun bagi sel-sel otak yang juga terkandung didalamnya. Penelitian ini, tidak menunjukkan kadar keracunan obat dari penyakit Parkinson pada manusia. [74, 75] Ada beberapa tingkatan bukti dalam berbagai penelitian dari banyak negara. Yang terbaru dan terkemuka adalah ELLDOPA, yang diterbitkan oleh Stanley Fahn dari universitas Columbia di New York. Stan adalah salah satu pendiri gerakan modern dari ilmu gangguan saraf, dan ia menyimpulkan bahwa levodopa sangat bermanfaat bagi pasien manusia dan memberikan efek positif - bukan negatif pada penyakitnya [76]. Saat ini sudah ada penelitian lanjutan yang dilakukan di Belanda oleh Rob de Bie yang akan memberikan bukti lebih banyak tentang manfaat terapi levodopa. Sinemet baru-baru ini dilaporkan sebagai obat yang paling sering diberikan pada lebih dari 6.000 pasien yang diikuti lebih luas lagi di Yayasan Parkinson National. Penelitian Inisiatif Peningkatan Kualitas, juga disebut Proyek Hasil Parkinson [77]. Ini adalah penelitian penyakit Parkinson terbesar dan terpanjang yang pernah dilakukan. Para ahli dalam penelitian ini ditunjukkan untuk memanfaatkan levodopa lebih banyak daripada obat lain, termasuk agonis dopamin, dan mereka menggunakan dosis levodopa lebih banyak seiring meningkatnya jangka waktu penyakit. Pasien harus mengingat semua informasi ini jika seorang ahli sedang mencoba untuk berbicara mereka keluar dari levodopa. Semua hal tersebut untuk meyakinkan pasien dan para penderita Parkinson bahwa Sinemet dan Madopar dianggap aman dan efektif sebagai pengobatan untuk penyakit Parkinson. Dosis dan jarak pengobatan harus disesuaikan secara berkala oleh ahli saraf yang berpengalaman untuk memaksimalkan manfaat dan menyesuaikan terapi untuk gejala individu. Pasien dan keluarga harus mengingat bahwa pembicaraan tentang levodopa yang beracun dan mempercepat perkembangan penyakit justru dapat menjadi gangguan besar untuk praktek perawatan yang baik. Waktu yang berharga dalam hubungan dokter-pasien tidak boleh hilang karena hal tersebut, dan dalam terapi yang sangat penting ini tidak boleh di bawah dosis, terutama pada pasien dengan gejala yang bisa diobati. Kritik terhadap Sinemet dan Madopar nantinya memerlukan data yang jauh lebih kuat jika ingin mengubah praktek klinis. Sementara itu, kami perlu memberikan kepada para pasien bukti kuat yang sangat mendukung bahwa terapi penggantian levodopa tidak beracun dan tidak mempercepat perkembangan penyakit Parkinson [19]. Risiko Muncul Serius dari perilaku kecanduan dan dopamine agonis Selain itu, sekarang kita mengerti ada risiko serius yang mungkin terkait dengan agonis dopamin dan bahwa komplikasi serius tersebut dapat terjadi di hampir satu dari enam orang yang menggunakan obat ini [78, 79, 80, 81, 82]. Dokter, anggota keluarga dan pasien harus memahami potensi risiko agonis dopamin sebelum menjalani uji coba pengobatan ini dengan pasien. Meskipun efek dari agonis bisa positif dan benar-benar positif untuk sebagian besar penderita, ketika masalah muncul, agonis dapat memicu perilaku merusak yang dapat mendatangkan malapetaka pada keluarga, seperti yang telah ditunjukkan oleh Tony Lang di

Rumah Sakit Toronto Barat. Tony adalah salah satu pemimpin top dunia di bidang ini. Jika pasien dan keluarga sadar akan risiko agonis, mereka dapat dengan cepat menghentikan atau mengganti terapi jika masalah muncul. Perkembangan gangguan kontrol impuls sebagai akibat dari penggunaan agonis dopamin telah menjadi masalah besar dalam praktek klinis dan juga masalah hukum yang sangat besar dengan beberapa gugatan perkara. Dan Weintraub, MD, dari Universitas Pennsylvania, Philadelphia mempelajari 3.090 pasien yang diobati untuk penyakit Parkinson di 46 pusat pengobatan gangguan gerakan di Amerika Serikat dan Kanada. Dan dan rekan-rekannya mengidentifikasi masalah kontrol dorongan sebanyak 13,6 persen pasien, termasuk perjudian sebanyak 5 persen, perilaku seksual yang kuat sebanyak 3,5 persen, keinginan belanja yang kuat sebanyak 5,7 persen, gangguan makan berlebihan sebanyak 4,3 persen dan dua atau lebih dari masalah masalah yang muncul sebanyak 3,9 persen. Hal yang paling penting bagi pasien untuk diingat adalah bahwa gangguan lebih umum terjadi pada orang yang memakai agonis dopamin bila dibandingkan dengan pasien yang tidak memakai agonis dopamin (17,1 persen vs 6,9 persen) [81]. Sebuah gambaran muncul bagi mereka yang berisiko untuk perilaku tersebut setelah penggunaan agonis. Dan menyebut bahwa menjadi lebih muda atau belum menikah, merokok, dan memiliki keluarga dengan masalah perjudian sebagai isu penting untuk diungkap sebelum memulai obat dopamine agonis [81, 82]. Pada tahun 2007, Hubert Fernandez, sekarang kepala bagian gangguan gerak di klinik Cleveland, dan saya berbagi tentang mahasiswa kedokteran bernama Mike Shapiro. Mike mengambil jurusan ke psikiater, tapi ia menerbitkan sebuah makalah penting yang disebut "Empat A yang terkait dengan penyakit Parkinson penjudi:. Anxiety (kecemasan), Anger (kemarahan), Age (usia), dan Agonis dopamine" Perilaku ini mencakup penggunaan dopamine agonis, usia (muda), kecemasan, dan kemarahan [83]. Sayangnya kami meninggalkan A yang kelima, yaitu sejarah alkohol atau penyalahgunaan zat yang nantinya ditunjukkan oleh Valerie Voon, seorang psikiater dari Universitas Cambridge di Inggris [78, 79]. Sangat penting bahwa dokter dan pasien memahami risiko perkembangan gangguan kontrol dorongan sebelum meresepkan agonis dopamin untuk setiap pasien dengan penyakit Parkinson. Agonis dopamin telah semakin banyak digunakan untuk mengobati kondisi lain seperti sindrom gelisah kaki (restless leg syndrome), prolaktinoma, dan fibromialgia. Sekarang ada bukti bahwa obat ini dapat mengakibatkan masalah kontrol impuls dalam kelompok pasien terkait yang bukan penyakit Parkinson. Pada tahun 2011, salah satu rekan kami dalam pelatihan dari Thailand, Natlada Limotai, menulis sebuah artikel yang sangat penting tentang penyalahgunaan dopamin, punding, gangguan kontrol impuls, dan sindrom penghentian obat agonis dopamin (Dopamine agonist withdrawal syndrome/DAWS) [84]. Kelompok kami menjadi semakin khawatir bahwa istilah tentang perilaku kecanduan dalam penyakit Parkinson tidak keluar. Setiap tahun di yayasan Parkinson nasional, kami menerima banyak surat dari pasien dan anggota keluarga yang melaporkan bahwa ada efek menghancurkan kehidupan terkait dengan penggunaan agonis dopamin. Saya juga melihat masalah yang sama terungkap dalam praktek pribadi saya di Universitas Florida. Pernikahan yang berantakan, dan ada terlalu banyak kasus hiperseksual, makan yang berlebihan, penggunaan internet kompulsif, dan pornografi di internet yang sangat mudah diakses. Namun pada saat yang sama, kami terbentur perlawanan serius dari ahli saraf dan dokter umum yang

menolak untuk menerima kemungkinan bahwa kecanduan dapat terjadi pada pasien penyakit Parkinson. Kami bekerja sangat keras untuk menerbitkan sebuah makalah yang meninjau pengalaman kami selama sembilan tahun dan membuatnya tersedia secara luas kepada publik dan profesi medis. Kami sengaja memberi judul makalah "Manifestasi ketergantungan dan penyakit Parkinson: pada sebuah pusat pengobatan besar selama berpengalaman 9 tahun," karena kami ingin langsung melawan mitos bahwa kecanduan tidak bisa terjadi dalam penyakit Parkinson. Natlada meninjau lebih dari 1.000 grafik pasien dan menemukan bahwa delapan persen pasien yang dosis obat agonis dopaminnya diturunkan akan mengalami sindrom penghentian obat agonis dopamin (DAWS) yang mirip dengan sindrom yang dilaporkan dalam pengguna opioid dan kokain [84]. DAWS pertama kali diperkenalkan oleh Melissa Nirenberg selama pelatihan perkumpulan gangguan gerak di Universitas Cornell di New York. Melissa memilih keberadaan sindrom pemunduran dengan hanya mendengarkan pasiennya yang mengeluh dengan keluhan yang terdengar seperti gejala penghentian [85]. Itu adalah observasi yang tajam dan penting. Natlada melaporkan bahwa sekitar satu persen dari sampel nya yang memiliki sindrom disregulasi dopamin, yang merupakan sindrom yang berhubungan dengan levodopa atau kecanduan pil dopamin. Jumlah terbesar masalah perilaku, terjadi dengan gangguan impuls kontrol (ICDs), yang hadir dalam sembilan persen dari subyek. Angka aktual yang dianggap terlalu rendah, namun, seperti laporan seri terbaru sekitar 14 persen. Kami beranggapan bahwa angka-angka yang rendah tersebut adalah palsu dan disebabkan oleh kurangnya kesadaran dalam sembilan tahun pertama penelitian tersebut. Kami kehilangan peristiwa tersebut! Menariknya, punding terlihat di kedua jenis pasien; pasien gangguan kontrol impuls dan pasien disregulasi dopamin [84]. Kami dapat menyimpulkan, seperti Dan Weintraub, Valerie Voon, Tony Lang, banyak otoritas terkemuka lainnya, bahwa terapi dopaminergik pada pasien penyakit Parkinson sangat terkait dengan masalah perilaku kecanduan akut dalam sejumlah besar pasien. Pengobatan Mengurangi atau menghentikan agonis dopamin, serta menambahkan pengobatan lain untuk memblokir masalah perilaku, telah menjadi terapi andalan untuk masalah kecanduan akut. Konseling dan terapi perilaku kognitif telah diusulkan sebagai pengobatan tetapi masih perlu dipelajari lagi. Beberapa kelompok bahkan telah menyarankan penggunaan teknik, pembedahan rangsangan otak dalam (DBS). Anggapan bahwa pengobatan dengan menambahkan stimulasi otak dalam, pasien akan dapat mengurangi pengobatan dopaminergik dan karena itu dapat memerangi masalah kecanduan akut. Salah satu mahasiswa kedokteran kami, Sarah Moum, baru-baru ini menelaah kembali catatan medis dari semua pasien yang menjalani operasi DBS. Tidak ada perubahan dalam diagnosis disregulasi dopamin baik melalui rangsangan unilateral atau bilateral dari setiap sasaran otak (subthalamic inti atau globus pallidus internus). Dua dari tujuh pasien kontrol impuls melaporkan bahwa gejala mereka terselesaikan, namun, ada perkembangan pasca-operasi dari masalah kontrol impuls pada 17 pasien dan dua pasien mengalami disregulasi dopamin. Pelajarannya adalah bahwa ICDs dan DDS (dopamine dysregulation syndrome) harus ditangani sebelum operasi DBS dan DBS bukan pengobatan utama dan dapat mencetuskan masalah baru[86]. Sebuah kelompok dari Grenoble, Prancis, yang dipimpin oleh Paul krack baru-baru ini

memperkenalkan metodologi dimana mungkin lebih aman untuk menerapkan DBS untuk mereka yang menderita ICDs [87]. Rahasia No 6: Gejala ketergantungan akut Bisa Muncul di Penyakit Parkinson

***

Bab 7: Latihan Meningkatkan Fungsi Otak Kurangnya aktivitas merusak kondisi baik dari setiap manusia, sedangkan gerakan dan latihan fisik bermetode dapat menyimpan dan melestarikannya. -Plato Bertahun-tahun sebelum perawatan pengobatan yang memadai dikembangkan untuk mengatasi berbagai gejala penyakit Parkinson, beberapa dokter merekomendasikan latihan atau olahraga, tetap sibuk dengan kegiatan sehari-hari, dan mencoba untuk menjadi se"fit" mungkin. Ada cerita dari pasien penyakit Parkinson yang dirawat (sebelum era levodopa) yang diminta untuk mendorong keranjang yang berisi catatan dokter saat memeriksa pasien atau melipat handuk untuk staf rumah sakit. Pengamatan awal tentang adanya kemajuan motorik pada pasien penyakit Parkinson yang diberikan tugas fisik spesifik telah memberi keyakinan bahwa olahraga mungkin bermanfaat. Selama bertahun-tahun, dalam praktek saya sendiri, saya telah menyatakan kepada pasien bahwa olahraga adalah "seperti obat" dan bahwa pemanasan harian dan olah raga rutin mungkin memiliki manfaat yang signifikan. Saya juga melihat bahwa pasien yang menerima terapi fisik dalam satu jam sebelum pertemuan mereka dengan saya sering tampak lebih cerah dan lebih optimis. Meskipun saya pribadi percaya olahraga bagi penderita Parkinson, walaupun sampai saat ini, kami kekurangan alasan ilmiah yang kuat untuk meresepkannya. Bukti untuk Latihan atau olahraga Michael Zigmond, Ph.D., di Universitas Pittsburgh dan ahli saraf terkenal mengulas topik apakah latihan bisa melindungi saraf atau bahkan pada penyakit Parkinson. Mike berperan dalam menyatukan dokter dan peneliti untuk memajukan bidang ini, dan ia banyak terlibat dalam percobaan awal. Kelompoknya mempelajari efek latihan dalam model hewan yang diberikan 6hydroxydopamine sehingga berpenyakit Parkinson. Ketika Mike memaksa hewan untuk berolahraga, ia mengamati bahwa latihan mengurangi kerentanan mereka untuk mengembangkan gejala penyakit Parkinson. Mike berspekulasi bahwa latihan meningkatkan zat kimia dalam otak yang dikenal sebagai faktor trofik dan bahwa faktor-faktor trofik tersebut melindungi sel-sel otak dari kematian [88, 89]. Beth Fisher, Giselle Petzinger, dan koleganya di Universitas California Selatan di Los Angeles memindahkan penelitian tentang latihan dalam penyakit Parkinson dari hewan menjadi penelitian pada manusia. Mereka menerbitkan sebuah artikel di arsip Pengobatan Fisik dan Rehabilitasi yang bertujuan untuk "memperoleh data awal tentang efek dari latihan dengan intensitas tinggi pada kinerja fungsional pada orang dengan penyakit Parkinson." Mereka juga ingin menentukan apakah peningkatan performa disertai dengan perubahan fisiologis positif didalam otak. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan sederhana dalam bagian penggerak bagi penyakit Parkinson (disebut UPDRS). Latihan dengan intensitas tinggi memiliki keuntungan terbesar. Temuan tersebut mendukung manfaat dari olahraga, terutama olahraga dengan intensitas tinggi. Penelitian ini, bersama dengan beberapa penelitian terbaru lainnya, telah mengubah praktek

klinis karena kebanyakan ahli gangguan gerak sekarang mengatakan kepada pasien mereka untuk berolahraga setiap hari [90, 91]. Penelitian yang besar diperlukan untuk mengatasi apakah manfaat olahraga juga berarti pada penurunan kemerosotan kesehatan. Untungnya ada banyak penelitian yang hampir selesai atau publikasi. Termasuk penelitian Daniel Corcos, Christopher Hass, dan David Vaillancourt tentang pelatihan ketahanan pada penyakit Parkinson. Selain itu, beberapa penelitian lain telah diterbitkan termasuk di jurnal pengobatan New England yang menggembar-gemborkan Tai Chi sebagai pengobatan untuk masalah keseimbangan [92, 93]. Anke Snijders dan Bastiaan Bloem baru -baru ini melaporkan seorang pasien penyakit Parkinson yang luar biasa dalam laporan singkat yang juga diterbitkan dalam jurnal tersebut. Kasus ini disertai dengan video dramatis yang mengungkapkan pasien penyakit Parkinson stadium akhir dengan kesulitan berjalan. Pasien penderita penyakit Parkinson selama bertahun-tahun, tapi dia mampu mendaki dan naik sepeda selama enam mil atau lebih setiap hari. Ini dikesankan Dr Bloem sebagai "sangat menarik." [94, 95] Satu hal yang saya pelajari selama bertahun-tahun merawat pasien penyakit Parkinson adalah mempercayai apa yang pasien penyakit Parkinson katakan. Bloem dan rekan - rekannya melakukan hal yang benar dengan mengejar dan memastikan cerita ini. Laporan dramatis mereka benar-benar menuntun pengamatan lain yang dibuat oleh Jay Alberts, Ph.D., dari Institut Teknologi Georgia dan kemudian yayasan klinik Cleveland. Jay menunjukkan bahwa bersepeda tandem (berdua) dan olahraga bermanfaat dalam penyakit Parkinson [96]. Pengamatannya dibuat ketika bersepeda tandem dengan pasien penyakit Parkinson di kursi belakang. Dia melakukan naik sepeda ini untuk amal, dan dia melakukannya sepanjang jalan di Iowa. Pasien sangat mengalami peningkatan dengan naik sepeda tandem. Jay berada di Georgia Tech ketika saya masih di Emory di Atlanta, dan kami berdua berbagi pasien yang sama ini tapi untuk protokol penelitian yang berbeda. Penelitian saya mengalami kegagalan besar. Jay, melintasi perjalanan sepanjang Iowa dan melakukan terobosan penting dalam penelitian penyakit Parkinson melalui olahraga. Mengapa bersepeda memperbaiki gejala? Kenapa pasien Bloem bisa mengendarai sepeda tapi tidak bisa berjalan? Jawaban-jawaban ini tetap menjadi misteri, tetapi banyak ahli percaya jawabannya mungkin terletak jauh di dalam kelompok struktur otak yang sangat kompleks dan saling berhubungan (yaitu ganglia basalis). Struktur jaringan ini membantu dalam fasilitasi pergerakan, suasana hati, dan fungsi kognitif. Cara kerja ganglia basal tetap menjadi salah satu misteri terbesar umat manusia. Kami percaya sistem ini bertindak sebagai prosesor data yang canggih dan berfungsi dalam modulasi fungsi otak yang kompleks dan juga dengan menyaring dan memilah informasi. Mungkin itu adalah ganglia basal sendiri yang membuat pria itu bisa mengendarai sepeda, tapi tidak bisa berjalan seperti yang digambarkan oleh Bloem. Atau, ganglia basal mungkin telah dilewati oleh sistem otak lainnya yang secara menakjubkan memfasilitasi kemampuannya mengendarai sepeda. Penyakit basal ganglia (misalnya Parkinson atau gangguan gerak lainnya) yang diketahui diperburuk oleh stres dan kecemasan (misalnya kurang tidur atau masalah perkawinan), tetapi juga dikenal ditingkatkan oleh suasana hati, olahraga, isyarat penglihatan / lainnya, sebaik metode non-farmalogis dan non bedah (misalnya Tai Chi). Kami perlu mempelajari lebih lanjut tentang cara kerja ganglia basal, dan kami perlu memahami bagaimana mengendalikan kekuatan dari terapi olahraga [97].

Bloem, dalam sebuah wawancara dengan New York Times, mencatat bahwa ia "tidak menganjurkan bahwa pasien penyakit Parkinson naik sepeda dan pergi keluar di jalan raya." Dia menjelaskan bahwa pasien akan memerlukan bantuan dalam menaiki sepeda dan bahwa mereka akan mendapat masalah jika mereka harus berhenti di lampu lalu lintas. Mereka perlu mengendarai sepeda di daerah aman. Dia merekomendasikan bahwa pasien naik sepeda roda tiga atau menggunakan sepeda statis yang tidak bergerak. Dia juga mengisyaratkan bahwa pada pasien tertentu "bersepeda menawarkan kesempatan untuk terbebas dari gejala dan untuk mendapatkan beberapa latihan kardiovaskular yang nyata, bahkan ketika penyakit mereka sudah stadium lanjut dan mereka tidak bisa berjalan." Pengamatan Bloem tetap menarik, tapi saya ingin mengingatkan semua pasien dengan penyakit Parkinson tidak mencobanya secara langsung. Ingat, Bloem berasal dari Belanda di mana hampir semua orang naik sepeda selama seumur hidup mereka. Penghentian pengobatan yang tiba-tiba, masalah keseimbangan, dan isu-isu kompleks lainnya dapat menyebabkan tabrakan dan cedera parah. Cara terbaik adalah mencari saran dari dokter dan terapis fisik, dan jika Anda memilih untuk bersepeda saat matahari terbenam dengan sepeda baru Anda, lakukan dengan teman dan gunakan helm. Pusat yayasan Parkinson nasional di Belanda dipimpin oleh Bloem dan Martin Munneke. Mereka memperkenalkan konsep ParkinsonNet ke lapangan. ParkinsonNet adalah suatu kerangka kerja yang dibuat dan ditujukan untuk memicu perubahan besar dalam perawatan Parkinson. Konsep ini kuat dan berpotensi untuk dapat dimodifikasi dan diekspor ke daerah dan negara lain. Idenya sederhana: memberikan perawatan penyakit Parkinson melalui jaringan terpadu (yang mungkin secara geografis terpencar di suatu negara) yang akan memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan lebih terintegrasi untuk pasien. Bloem dan Munneke melakukan percobaan hampir pada 700 pasien di rumah sakit masyarakat. Mereka mengirim pasien untuk dilakukan perawatan ParkinsonNet atau perawatan biasa dan kemudian mengikuti perkembangan pasien selama enam bulan. Tujuan dari para penulis "(a) untuk mengevaluasi pelaksanaan perubahan dalam sistem kesehatan, (b) untuk merekam konsekuensi dari pelaksanaan perawatan ParkinsonNet, dengan mengukur manfaat kesehatan bagi pasien, dan (c) untuk mengevaluasi pengaruh biaya sosial dari organisasi perawatan baru ini. "Meskipun tujuan utama (Indeks Spesifik Pasien PSI-PD) tidak berbeda antara kelompok, ParkinsonNet memberikan kualitas perawatan lebih besar yang menyeluruh dari sekaligus mengurangi beban keuangan secara keseluruhan kepada masyarakat [98, 99, 100, 101]. Terapi fisik adalah bentuk yang paling populer dan banyak digunakan dalam pengobatan untuk masalah gerak Parkinson dan masalah kemampuan bergerak. Bahkan, jumlah PD fisioterapi yang diterbitkan dan uji coba latihan telah meningkat lebih dari 500 persen dalam beberapa tahun terakhir. Temuan menyenangkan dari penelitian berbasis olahraga pada hewan telah mengungkapkan kemungkinan perubahan neuroplastik dan bahkan kemungkinan efek perubahan penyakit. Beberapa uji klinis telah menyarankan bahwa fisioterapi dapat secara signifikan meningkatkan baik kinerja gerakan dan juga kualitas hidup. Sayangnya, temuan ini gagal menembus ke dalam praktek masyarakat, dan akan membutuhkan lebih banyak penelitian untuk meyakinkan dan membimbing lapangan pada bagaimana membuat program latihan menjadi sebuah kenyataan internasional. Sekarang ini, dalam praktek penyakit Parkinson seluruh dunia, olahraga lebih sering diresepkan. Bukti-bukti menunjukkan kearah efek menguntungkan, namun penelitian lebih lanjut diperlukan. Mudah-mudahan penelitian ini akan mengungkapkan 1) jenis latihan apa yang diperlukan, 2)

tingkat intensitasnya bagaimana, dan 3) seberapa banyak latihan agar hasil terbaik dapat tercapai. Meskipun banyak praktisi percaya bahwa olahraga sebelumnya pada penyakit Parkinson dapat menghasilkan perubahan penyakit atau manfaat perlindungan saraf, ide ini tetap tidak terbukti. Latihan tampaknya menawarkan kemungkinan manfaat baik pada gerakan dan manfaat nongerak serta manfaat kesehatan umum. Oleh karena itu masuk akal untuk mempertimbangkan program olahraga harian, tapi harus diingat, jika Anda tidak berkeringat,itu mungkin tidak masuk hitungan! Rahasia No 7: Olahraga Meningkatkan Fungsi Otak

***

Bab 8: Persiapan untuk Rawat Inap "Saya memiliki pemakaman favorit saya yang akan saya tuju, karena itu benar-benar bersih dan para dokter dan perawat semua sangat bagus." - Jarod Kintz Beberapa tahun lalu kami menjadi khawatir dengan jumlah laporan yang kami terima dari pasien mengenai pengalaman negatif di rumah sakit. Kami memutuskan untuk menyelidiki masalah ini dengan memanfaatkan jaringan internasional pusat Yayasan Parkinson Nasional. Apa yang kami temukan dari usaha ini sangat mengejutkan. Rawat Inap terhadap Penyakit Parkinson Kelompok kami menerbitkan tiga makalah yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengusulkan beberapa perbaikan dalam perawatan rawat inap bagi pasien yang mengidap penyakit Parkinson. Dalam makalah pertama, kami bertujuan untuk meninjau kesusastraan dan mengidentifikasi kesenjangan praktek dalam pengelolaan pasien penyakit parkinson yang menjalani rawat inap[102]. Kami tertarik pada pertanyaan umum mengenai rawat inap karena banyak ahli yang menyebutkan bahwa pasien dengan penyakit Parkinson biasanya sering dirawat di rumah sakit dan sering memilih tetap dirumah sakit dalam jangka waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan populasi umum. Kelompok kami meninjau ulang penerbitan yang ditarik sejak 40 tahun sebelumnya. Kebanyakan makalah menyimpulkan bahwa gangguan motorik yang menjadi faktor penyebab dari masuk ke perawatan rumah sakit dan komplikasi [103, 104]. Namun, kondisi lain yang biasanya tercatat sebagai alasan utama untuk rawat inap. Ini termasuk komplikasi motorik, kurangnya mobilitas, kurangnya kepatuhan, penggunaan yang neuroleptik tidak layak (obat yang memblokir dopamin), jatuh, patah tulang, pneumonia, dan masalah medis lainnya yang serius. Ada banyak masalah yg saling berkaitan dan teridentifikasi. Masalah tersebut dapat dicegah atau dapa diperbaiki. Obat-obatan, dosis, dan jadwal dosis tertentu adalah elemen penting untuk keberhasilan pasien penyakit Parkinson di rumah sakit, tapi tidak jelas apakah anggota staf rumah sakit yang menyadari masalah ini. Pelatihan staf mengenai obat-obatan dan manajemen pengobatan sangat kurang, dan ada sedikit literatur menunjukkan bahwa mobilitas dini dan pencegahan aspirasi pneumonia sangat perlu, meskipun faktanya bahwa itu adalah penyebab utama kematian pada penyakit Parkinson. Kami menyimpulkan bahwa program pendidikan, rekomendasi, dan semua panduan yang sangat dibutuhkan dan bahwa panduan ini mungkin akan menyelamatkan nyawa, memberikan penghematan biaya untuk sistem kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Pengelolaan pasien rawat inap Di makalah kedua, kami menjelajahi praktek saat ini dan beberapa opini yang objektif tentang pengelolaan pasien penyakit Parkinson (PD) di rumah sakit dengan memanfaatkan jaringan kami

54 pusat National Parkinson Foundation (NPF) Center di seluruh dunia [105]. Masing-masing dr pusat kami telah menyelesaikan survei mengenai rawat inap untuk para pasien penyakit Parkinson. Pusat-pusat berada di antara kelompok elite fasilitas perawatan di dunia. Banyak pusat melaporkan keprihatinan tentang kualitas pelayanan penyakit Parkinson yang diberikan kepada pasien mereka ketika menjalani rawat inap. Kekhawatiran terbesar termasuk kepatuhan terhadap jadwal pengobatan rawat jalan pasien dan kurangnya pemahaman dan penghargaan oleh staf rumah sakit dari obat yang dapat memperburuk penyakit Parkinson. Anehnya, beberapa NPF Center of Excellence memiliki kebijakan yang ada dalam rumah sakit utama mereka yang memfasilitasi pemberitahuan langsung ke dokter ahli Parkinson jika pasien mereka dirawat di rumah sakit. Yang mengejutkan, pemberitahuan rawat inap biasanya dilaporkan langsung dari pasien atau anggota keluarga. Sekitar sepertiga dari pusat melaporkan ke dokter yang bersangkutan tidak mengetahui pasiennya dirawat di rumah sakit sampai kunjungan rutin di klinik berikutnya. Kunjungan ini bisa terjadi sampai beberapa bulan setelah pelunasan. Akses cepat ke rawat jalan yang kurang di sebagian besar rumah sakit. Operasi elektif, jatuh, patah tulang, infeksi, dan kebingungan merupakan alasan umum untuk rawat inap. Kami menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk keterlibatan spesialis penyakit Parkinson atau setidaknya seorang ahli saraf ketika pasien dirawat di rumah sakit. Pendidikan staf rumah sakit dan dokter mengenai pengelolaan penyakit parkinson, komplikasi, dan obat-obatan untuk menghindari kejadian kritis dan perlu segera ditangani. Yang paling penting, akses rawat jalan diperlukan pencegahan perawatan yang tidak semestinya diperlukan. Faktor Resiko Rawat Inap Dalam makalah ketiga yang merupakan makalah yang paling penting, kami berusaha untuk mengidentifikasi faktor risiko untuk rawat inap (melalui unit gawat darurat (emergency room/ER) atau pendaftaran rumah sakit) di antara para pasien penyakit Parkinson yang terdaftar pada Yayasan Parkinson Nasional divisi pemelopor peningkatan kualitas. Divisi peningkatan kualitas ini adalah sistem yang dibuat setelah ada upaya serupa yang dilakukan oleh Gerry O'Connor di Pusat Kesehatan di Dartmouth. Gerry memiliki ide gila, tapi praktis. Ia mengoleksi satu halaman data setahun sekali pada semua pasien dengan kista fibrosis dan menggunakan data tersebut untuk tolak ukur bagaimana pusat melakukan dan mempromosikan pelaksanaan kerja terbaik. Ilmuwan paling terkemuka melihat pendekatan ini sebagai pemborosan waktu, tenaga, dan uang. Pendaftaran data ini memberikan informasi yang lengkap berdasarkan pada isu-isu yang diidentifikasi di seluruh jaringan pusat kista fibrosis nasional, rata-rata usia pasien kista fibrosis sekarang tinggal 10 tahun lagi (dari sekitar 28 sampai 38 tahun usia). Joyce Oberdorf, CEO dari Yayasan Parkinson Nasional, menyewa Gerry O'Connor untuk menggandakan program yang sama tetapi untuk bekerja dengan para ahli kami untuk membawa ide untuk penyakit Parkinson. Joyce mempekerjakan bakat muda dan jenius data dari Harvard University dan Cornell University bernama Peter Schmidt. Peter merasa sukacita untuk membantu orang-orang setelah karirnya sukses sebagai seorang bankir investasi. Peter, bersama dengan Andy Siderowf dari University of Pennsylvania, Mark Guttman dari Markham di Toronto, dan John Nutt dari University of Oregon, membantu untuk mengatur sekelompok dokter-ilmuwan yg ragu-ragu ke Yayasan National Parkinson divisi peningkatan kualitas [77].

Pada data awal terdapat 3.060 pasien, dan yang lebih mengejutkan 1.016 (33 persen) melakukan rawat inap di tahun pertama. Dari mereka, 49 persen akan dirawat kembali di tahun kedua. Mereka yang tidak dirawat di rumah sakit pada tahun pertama penelitian memiliki risiko 25 persen untuk dirawat di rumah sakit baru pada tahun kedua Data dari penelitian ini dikumpulkan oleh rekan-rekan muda kami di Australia, Anhar Hassan yang kini berada di klinik Mayo di Rochester, Minnesota. Yang mengejutkan adalah bahwa pasien PD memiliki angka yang sangat tinggi untuk rawat inap (kunjungan ER atau pendaftaran rumah sakit) dan rawat inap tersebut dikaitkan dengan penyakit lanjut, lebih kondisi co-morbid (misalnya hipertensi, penyakit jantung, masalah paru-paru, dll), dan waktu yang lebih lama untuk bangkit dari kursi, berjalan 10 meter dan kembali ke kursi (disebut sebagai tes waktu bangun dan berjalan). Kualitas hidup yang buruk bagi mereka yang dirawat di rumah sakit, dan tidak mengherankan, ada beban yang lebih tinggi pada perawat. Sama seperti dalam penelitian O'Connor tentang cystic fibrosis, beberapa pusat melakukan perawatan lebih baik daripada yang lain. Ini menyarankan bahwa mungkin ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan perawatan dan mencegah rawat inap. Obat untuk Hindari di Penyakit Parkinson Ketika didalam atau diluar rumah sakit adalah penting untuk memahami obat apa yang harus dihindari pada para pasien penyakit Parkinson. Seorang teman baik saya dan sangat senior yang berpengalaman ahli saraf Ed Steinmetz dari Ft. Meyers, Florida, menunjukkan kepada saya daftar obat tersebut baru-baru ini diterbitkan dalam buletin Public Citizen. Pendekatannya adalah daftar setiap obat yang berhubungan dengan gejala yang dikonfirmasi atau gejala belum dikonfirmasi penyakit Parkinson atau Parkinsonisme. Pasien dan anggota keluarga dihadapkan secara sederhana "daftar obat" pendekatan palsu dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar obat-obatan yang buruk bagi penyakit Parkinson dan bahkan lebih buruk bahwa obat apapun dapat menyebabkan Parkinsonisme. Konsep ini, secara umum, tidak benar. Meskipun pendekatan ini bermaksud baik, tetapi sangatlah sulit bahwa penyakit Parkinson dideskripsikan oleh catatan yang sederhana. Hal ini juga diketahui bahwa obat yang menghalangi dopamine dapat memperburuk penyakit Parkinson, sedangkan terapi penggantian dopamin (carbidopa / levodopa, Sinemet, agonis dopamin) dapat memperbaiki gejala. Salah satu masalah besar yang dihadapi pasien penyakit Parkinson adalah banyak psikosis (halusinasi, ilusi, dan perubahan perilaku seperti paranoia). Bagaimana seseorang bersamaan mengelola terapi penggantian dopamin, yang mungkin dalam beberapa kasus menyebabkan psikosis, sementara pada saat yang sama mengelola obat penghalang dopamin bertujuan mengurangi psikosis? Akankah obat membatalkan satu sama lain? Ada dua penghalang dopamin yang secara umum tidak membatalkan penggantian dopamin, sehingga tidak memperburuk penyakit Parkinson. Salah satunya adalah Quetiapine (Seroquel) dan yang lainnya adalah Clozapine (Clozaril). Clozapine adalah lebih kuat dari dua obat, tetapi membutuhkan pemantauan darah mingguan. Dopamin obat klasik lainnya, juga disebut sebagai neuroleptik (misalnya Haldol) akan memperburuk penyakit Parkinson. Pasien penyakit Parkinson dan para dokter harus menyadari dua obat ini yang merupakan pengobatan yang diutamakan untuk psikosis terjadi di dalam atau di luar rumah sakit.

Pasien mungkin tidak menyadari bahwa beberapa obat yang umum digunakan untuk kondisi seperti sakit kepala atau dismotilitas gastrointestinal juga dapat memblokir dopamin dan bersamaan memperburuk penyakit Parkinson atau pilihan lainnya mengakibatkan Parkinsonisme (gejala seperti Parkinson). Obat ini termasuk proklorperazin (Compazine), Prometazin (Phenergan), dan Metoclopramide (Reglan). Obat ini harus dihindari. Juga, obat yang menguras dopamin seperti reserpin dan tetrabenazine dapat memperburuk penyakit Parkinson dan harus dihindari dalam banyak kasus. Obat pengganti yang tidak mengakibatkan memburuknya dapat dimanfaatkan, dan ini termasuk Ondansetron (Zofran) untuk mual dan eritromisin atau domperidone untuk motilitas gastrointestinal. Domperidone tidak tersedia di AS tapi bisa dilipatgandakan oleh apotek khusus atas permintaan. Antidepresan, anxiolytics, penstabil suasana hati, obat pengganti tiroid, dan antihipertensi berada di aman umum dan tidak memperburuk penyakit Parkinson. Mereka umumnya muncul pada daftar, termasuk yang disediakan secara umum di farmasi, tapi jangan sampai tertipu. Kadangkadang, ada reaksi yang menyebabkan memburuknya penyakit Parkinson, tetapi ini adalah kejadian yang sangat langka. Masalah yang lebih besar adalah interaksi obat-obat. Yang paling sering ditemui interaksi obat-obat pada penyakit Parkinson adalah mencampur MAO-B Inhibitor (Selegline, Rasagiline, Azilect, Zelapar, Selegiline Hidroklorida larut) dengan obat nyeri seperti Meperidine (Demerol). Juga, MAO-A Inhibitor (misalnya Pirlindole) tidak boleh dimakan bersamaan dengan antidepresan. Perlu diingat bahwa dalam kasus yang jarang terjadi pencampuran antidepresan dengan kelas lain dari obat dapat menyebabkan sindrom serotonin (peningkatan denyut jantung, tremor, berkeringat, pupil membesar, otot yg berkedut dan reflek yg berlebihan.) MAO-B, dalam hampir semua kasus, aman untuk dimakan bersamaan dengan antidepresan, meskipun banyak apoteker akan mempertanyakan kemungkinan pengaruh interaksi antar obat dan menolak untuk memberikan resep obat. Penolakan ini harus dipertanyakan oleh dokter Anda. Daftar pendekatan untuk pil terburuk dalam penyakit Parkinson dan Parkinsonisme membutuhkan penilaian kembali secara genting. Sebuah pendekatan yang lebih halus akan mempertimbangkan kompleksitas penyakit Parkinson dan akan menghargai bahwa dengan bimbingan dokter dan dengan beberapa pengecualian, sebagian besar obat dapat dengan aman dan efektif diberikan pada penyakit Parkinson dan Parkinsonisme. Ini sudah termasuk banyak pil yang dijual beli bebas ditandai dengan tanda "tidak untuk digunakan pada penyakit Parkinson.[19]” Sadar dalam Kampanye Perawatan NPF menggunakan informasi tentang rawat inap dan obat-obatan terburuk dalam penyakit Parkinson untuk mengisi upaya membantu pasien rawat inap. Masalah NPF yang ditemui bahwa pasien tidak bisa bergantung pada setiap rumah sakit dan setiap karyawan rumah sakit di seluruh dunia untuk memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan untuk mengurus penyakit Parkinson. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah peralatan seperti tas yang dikemas dan siap untuk wanita hamil dalam tiga bulan terakhir. Peralatan yang memiliki segala yang dibutuhkan untuk bertahan hidup saat rawat inap.

Peralatan ini cukup besar untuk mengemas obat-obat dan juga memasukkan beberapa elemen penting: 1 - Sebuah rencana kegiatan rumah sakit yang menyediakan tips tentang bagaimana cara untuk mempersiapkan kunjungan rumah sakit berikutnya 2 – Sebuah gelang identifikasi penyakit parkinson 3 - Sebuah kartu siaga medis 4 - Bentuk obat untuk menyimpan daftar obat aktif 5 - Lembar penyakit Parkinson fakta untuk diserahkan kepada staf rumah sakit dan ditempatkan di rekam medis 6 – Kartu pengingat untuk staf rumah sakit yang berisi "Saya mengidap penyakit Parkinson" 7 - Sebuah kartu ucapan terima kasih untuk anggota staf yang memberikan perawatan Parkinson kualitas tertinggi Peralatan ini memperkuat platform sederhana bahwa pasien penyakit Parkinson memerlukan obat-obatan tepat waktu setiap waktu dan bahwa banyak obat yang umum digunakan di rumah sakit akan memperburuk penyakit Parkinson. Rahasia yang dapat membuat Anda lebih singkat berada di rumah sakit dan berpotensi memperbaiki kondisi Anda meliputi: •

Mencegah kesalahan di rumah sakit dapat menyelamatkan nyawa.



Anda dan keluarga harus mengasumsikan peran "pembicara."



Anda dan keluarga harus mendidik semua staf dan dokter Anda yang anda temui.



Anda akan perlu untuk menekankan kembali bahwa pasien penyakit Parkinson memerlukan obat tepat waktu setiap saat.



Anda akan perlu untuk mendidik bahwa gejala penyakit Parkinson memburuk dengan kurang tidur, stres, infeksi, dan pembiusan / operasi.



Bersiaplah untuk rawat inap yang tidak direncanakan, sebagai persentase memprediksi bahwa mereka akan terjadi cepat atau lambat dengan penyakit Parkinson.

Rahasia No 8 - Persiapan untuk Rawat Inap

***

Bab 9: Selalu Tanyakan Tentang Terapi Baru "Tidak perlu ada rekaan dalam pengobatan, 'komentar Foster ... 'Fakta yang akan selalu mengalahkan apa pun yang Anda bayangkan. " - Sir Arthur Conan Doyle Pertanyaan pertama seorang pasien ditanyakan di kantor adalah tentang gejala yang dialaminya, tapi yang terakhir dan paling tulus adalah tentang penelitian. "Dok, sampai di mana penelitiannya berlangsung?" Penelitian penyakit Parkinson baru-baru ini meledak dengan ribuan peneliti terkemuka di seluruh dunia. Mereka berikut semua petunjuk baru yang menarik. Dalam dua dekade terakhir saja kita telah belajar lebih banyak tentang penyakit Parkinson dibandingkan dalam periode menengah antara deskripsi esai pertama pada tahun 1817 dan pengenalan terapi penggantian dopamin. Kita sekarang mengerti bahwa Parkinson bukanlah salah satu penyakit. Parkinson sebenarnya merupakan sindrom yang terdiri dari sekelompok manifestasi klinis seperti gemetar, menyeret kaki, dan tulisan tangan yang kecil, dan bahwa gejala -gejala ini terjadi pada sekelompok besar pasien yang hadir di dokter mereka untuk diagnosis dan pengaturan. Sindrom ini sangat kompleks dan memiliki beberapa penyebab. Tujuan pertama dalam memfokuskan penelitian ini adalah adanya pemahaman yang lebih baik dan memisahkan penyebab – penyebab tersebut. Penting bagi usaha ini akan membedah perubahan yang terjadi pada tingkat sel (yaitu ilmu dasar), di dalam jaringan (yaitu patologi, protein dan bagaimana mereka diproses), di sirkuit otak (yaitu fisiologi), dan dalam DNA ( yaitu genetika). Perubahan di masing-masing area akan menjadi penting untuk membuka misteri penyakit Parkinson. Setelah kita lebih memahami apa yang memicu penyakit Parkinson, kita dapat mengidentifikasi target dan pengobatan yang potensial. Target untuk terapi dapat mencakup sel rusak atau sekelompok sel, gen, protein, akumulasi protein, atau kita bahkan bisa bertujuan memperbaiki sirkuit saraf secara keseluruhan. Setiap pengobatan harus memberikan terapi yang bertujuan langsung menangani masalah pokok dan mendasar yang menyebabkan penyakit Parkinson dan akibat gejala -gejalanya. Satu kesalahpahaman umum di antara pasien penyakit Parkinson adalah bahwa pengobatan berdasarkan gejala, terapi perubahan penyakit, dan pengobatannya semua sama. Setiap pengobatan memiliki perbedaan mendasar yang penting, dan masing-masing harus dipisahkan. Sebuah pengobatan simptomatik ditujukan untuk manifestasi penyakit (misalnya penggantian dopamin atau stimulasi otak dalam untuk mengobati gemetar, kekakuan, atau kelambatan). Sebuah pengobatan perubahan penyakit akan menargetkan untuk memperlambat perkembangan penyakit Parkinson. Sebaliknya, pengobatan akan menyebabkan pemberantasan penyakit. Saat ini kami memiliki banyak kedokteran, pembedahan, dan perawatan gejala perilaku tetapi tidak ada terapi perubahan penyakit dan tidak ada obat [19]. Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan, apa yang dibutuhkan oleh kita untuk mendapatkan penyembuhan?

Pendekatan Genetik Kita telah sampai di waktu dimana jauh sejak James Watson dan Francis Crick menemukan struktur heliks ganda DNA pada tahun 1953. Genetika dan pengujian genetik telah tersedia secara luas, dan telah ada perlombaan untuk mengidentifikasi semua gen penyakit Parkinson. Kami telah mengkonfirmasi bahwa dari lima sampai 10 persen dari mereka yang didiagnosis dengan penyakit Parkinson akan ada kelainan yang teridentifikasi dalam DNA mereka. Perubahan di kode genetik ini, dalam banyak kasus dapat dipastikan dengan tes darah sederhana. Kelainan DNA saat ini apa yang telah kita menemukan hari ini. Namun, mungkin ada lebih banyak mutasi genetik yang akan ditemukan dalam waktu dekat. Genetika telah menyediakan petunjuk penting bagi ditemukannya potensi penyebab penyakit Parkinson. Misalnya, mutasi pada gen protein alpha synuclein (SNCA) akan menyebabkan suatu bentuk spesifik dari penyakit Parkinson. Pengamatan ini terbukti penting dan memiliki implikasi dibalik bentuk genetik penyakit Parkinson. Akumulasi protein ini di otak telah secara konsisten diamati di semua kasus penyakit Parkinson, sehingga kemampuan untuk melacak kembali dengan cacat gen tunggal telah menjadi penemuan penting. Ada gen lain seperti PARKIN, LRRK2, dan PINK1 bahwa semua telah terkait dengan perkembangan penyakit Parkinson, dan semua gen ini telah menunjukkan pada para ilmuwan terhadap kemungkinan mekanisme yang mendasari penyakit dan juga untuk target obat yang potensial. Sergey Brin, salah satu pendiri Google, mengubah dunia genetika penyakit Parkinson dengan cara yang mendalam. Sekarang, Anda mungkin mengatakan bagaimana seorang programmer komputer muda mengubah seluruh bidang neurogenetics dan pengujian genetik untuk generasi pasien? Ternyata kisahnya sangat pribadi. Setelah kunjungan ke Universitas Maryland, Brin menemukan bahwa ibunya Eugenia memiliki penyakit Parkinson. Setelah itu, Brin sendiri menjalani tes genetik. Darahnya mengungkapkan mutasi kecil dalam kode genetik yang dikenal sebagai mutasi LRRK2. LRRK2 saat ini bentuk genetik yang paling umum dikenal dari penyakit Parkinson. Setelah pengujian genetik sendiri, Brin telah terkenal dikutip mengatakan bahwa ia menganggap kode genetiknya sama dengan kode komputer. Jika cacat, kita hanya perlu memperbaikinya. Brin dan istrinya memulai sebuah perusahaan bernama 23andme, dan perusahaan ini telah menawarkan tes genetik skala besar untuk penyakit Parkinson tapi tanpa konseling genetik. Konseling genetik biasanya disediakan oleh para profesional terlatih yang menjelaskan kepada pasien dan keluarga implikasi pada kehidupan seseorang dari mutasi genetik yang mendasari. Apakah Anda menjalani hidup Anda berbeda jika Anda tahu Anda ditakdirkan untuk menderita penyakit yang mematikan? Kurangnya konseling genetik dari perusahaan 23andme memicu kontroversi global. Kebutuhan untuk itu dapat diilustrasikan dengan anekdot penting dari penyakit neurologis lain, Huntington, dan sepasang saudara bernama Wexlers. Kisah Wexler dimulai ketika ayah mereka didiagnosis dengan penyakit Huntington. Seiring dengan keluarga Woody Guthrie, mereka mulai gerakan pada akhir tahun 1960 untuk mengumpulkan uang untuk penelitian. Gerakan ini menghasilkan berdirinya Yayasan Penyakit herediter. Melalui Wexler pendanaan dan jasa beberapa ilmuwan dari seluruh dunia, gen untuk penyakit Huntington teridentifikasi pada tahun 1984 oleh James Gusella, seorang peneliti dari rumah sakit umum Massachusetts. Cara penyakit Huntington bekerja jika Anda memiliki satu orang tua dengan masalah, risiko penyakit Anda adalah 50 persen, atau satu dari dua kemungkinan. Statistik ini mencerminkan apa

yang dikenal sebagai warisan dominan autosomal. Pada gangguan dominan autosomal Anda hanya perlu mewarisi satu salinan gen abnormal untuk mendapatkan penyakit. Karena dua saudara tersebut berada dalam risiko, dan karena gen telah ditemukan, mereka harus memutuskan apakah akan diuji atau tidak. Kebanyakan orang berasumsi bahwa dengan ketersediaan tes genetik, 100 persen populasi akan memilih untuk pengujian. Pada kenyataannya, sekali pasien dan keluarga duduk dengan seorang konselor genetik dan meninjau implikasi status gen mereka, sekitar 50 persen pasien akan membuat keputusan sadar untuk tidak diuji. Jadi apa yang dua saudara itu putuskan? Alice, sejarawan dari Universitas California, diuji dan ditemukan gen negatif. Nancy, peneliti penyakit Huntington, belum diuji. Ironisnya, Nancy merupakan bagian penting dari tim peneliti yang terlibat dalam penemuan gen penyakit Huntington dan penelitian genetik yang baik di Amerika Serikat dan di Maracaibo, Venezuela. Nancy telah menghabiskani 30 tahun terakhir memimpin perjalanan ke Maracaibo untuk mempelajari populasi terbesar pasien penyakit Huntington di dunia [106]. Itu adalah salah satu ketegangan dari karir saya untuk menemaninya dan Anne Young, ketua Departemen Neurologi di rumah sakit umum Massachusetts, di salah satu kunjungan tersebut. Apa yang muncul dalam penelitian penyakit Parkinson menghasilkan dua aliran pemikiran tentang bagaimana untuk mendekati "menyembuhkan." Pendekatan Google telah menjadi kuantitas dan metodologi data difokuskan pada genetika. Brin dan rekan – rekannya percaya bahwa jika mereka mengumpulkan cukup DNA dan informasi yang cukup pada penderita penyakit Parkinson, masalah dan solusi akan muncul secara alami. Filosofi ini sangat kontras dengan pendekatan tradisional penelitian penyakit Parkinson yang telah didasarkan pada metode ilmiah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan penting dan merumuskan pengujian hipotesis. Menguji hipotesis, dan lanjutkan dengan lebih banyak pertanyaan dan lebih banyak hipotesis. Keuntungan dengan metode ilmiah adalah bahwa hal itu lebih langsung dan lebih terfokus. Hanya waktu yang akan memberitahu pendekatan mana yang cocok untuk penyakit Parkinson, dan ada kemungkinan bahwa keduanya akan menjadi penting dalam membentuk cakrawala penelitian baru. Semakin banyak dan bertambah jumlah pasien penyakit Parkinson dan anggota keluarga yang menerima salinan genetik, perbaikan lebih lanjut dalam teknologi terus dilakukan. Salah satu perkembangan yang sangat menarik yaitu hadiah sebesar $ 10.000.000 dari yayasan X Prize yang akan diberikan kepada tim pertama yang bisa membuat alat dan menggunakannya untuk 100 genom manusia dalam waktu 10 hari atau kurang. Hadiah tetap tidak diklaim, bagaimanapun genom sudah penuh, dan biaya dan teknik terus disempurnakan. Pasien yang lebih kaya dapat membayar untuk memiliki salinan kode genetik lengkap mereka. Jadi, untuk menambah pembahasan etik apakah akan diuji atau tidak untuk penyakit Parkinson, sekarang Anda harus mempertimbangkan apakah Anda ingin DNA Anda disalin untuk semua penyakit yang dikenal. Ada hal rumit untuk cerita ini. Hanya karena Anda memiliki gen tersebut tidak berarti Anda akan mendapatkan penyakit. Bidang genetika modern jauh lebih kompleks daripada yang Gregor Mendel bayangkan pada tahun 1850 ketika ia sedang menyeberang dan membuat hibrida tanaman kacang. Seseorang bisa benar-benar memiliki gen tetapi tidak mengembangkan penyakit. Fenomena ini berarti bahwa memiliki gen cacat menanamkan risiko variabel yang sebenarnya dan kurang dari 100 persen. Masa depan genetika akan perlu untuk memasukkan informasi tentang potensi lingkungan apa yang dapat memicu mengubah DNA Anda hidup dan

mati. Judith Stern dari Universitas California telah menciptakan istilah, "gen memuat pistol, dan lingkungan menarik pelatuk." Pada penyakit Parkinson, sekarang ada perlombaan untuk mengidentifikasi pemicu lingkungan yang dapat mengubah DNA asli Anda hidup dan mematikan. Jadi, mari bayangkan secara hipotesis jika ingin menyembuhkan penyakit Parkinson dari genetik yang paling umum, LRRK2 atau Leucine Rich Repeat Kinase type 2 mutation. Gen ini menyandikan sebuah protein yang disebut dardarin. Dardarin adalah kata Basque untuk tremor, meskipun ironisnya tidak semua pasien Parkinson dengan LRRK2 benar-benar memiliki tremor. Orang-orang dengan mutasi LRRK2 dalam DNA mereka memiliki risiko untuk kedua penyakit Parkinson dan penyakit Crohn, gangguan pencernaan. Mutasi di LRRK2 diperkirakan dapat menyebabkan hilangnya fungsi dalam sel tubuh anda dan akhirnya terjadi kematian sel. Oleh karena itu, ada metode penyembuhan yang dapat mengatasi kematian sel. Ada beberapa metode yang menjanjikan untuk menghentikan kematian sel LRRK2 terkait di otak. Metode-metode ini telah menyertakan terapi gen paradigma langsung (misalnya memasukkan sel-sel sehat LRRK2), penargetan LRRK2 atau produk protein melalui obat-obatan atau faktor trofik, atau penargetan dampak dari LRRK2 secara alternatif untuk mencegah kematian sel otak. Karena LRRK2 adalah "hilangnya fungsi" gen, beberapa peneliti percaya LRRK2 akan lebih bisa menerima terapi gen sebagai lawan gen Parkinson lain, mutasi Parkin, yang mengarah ke "keuntungan fungsi" sel-sel dalam tubuh. Gen mempercepat tembakan partikel, dan lingkungan menjadi pemicunya Pestisida, zat Orange, dan faktor risiko lingkungan berpotensi mengembangkan penyakit Parkinson baru. Pasien dan keluarga mungkin khawatir pada bahan kimia dan penyakit Parkinson, sebagian besar dari mereka mungkin tidak akan terlindungi. Drs. Samuel Goldman dan Carly Tanner dari Institut Sunnyvale Parkinson mempelajari kelahiran kembar dari WWII Veteran Cohort. Dengan menggunakan pasangan kembar (separuhnya adalah kembar identik), peneliti membatasi dampak potensi genetika pada pengembangan penyakit Parkinson. Satu orang dari masing-masing pasangan kembar diminta untuk mendiagnosa penyakit Parkinson. Pekerjaan dan hobi diekstraksi dengan seksama. Kasus pertama pasien yang jarang berhubungan dengan pasangannya dan kasus kedua pasien yang memiliki ikatan sedarah. Seorang ahli kesehatan kerja membantu menentukan eksposur. Seorang ahli kesehatan kerja adalah seorang profesional terlatih dengan baik yang dapat menentukan eksposur, bahaya, atau resiko dalam lingkungan kerja. Para ahli kesehatan bersama dengan para peneliti memeriksa enam bahan pelarut dan menetapkan bahwa hanya trichloroethylene (TCE) yang dapat meningkatkan risiko (6,1 kali) penyakit Parkinson pada pria. Selain itu, pria terkena TCE atau bahan kimia lain yang disebut PERC (tetrachloroethylene) memiliki 8,9 kali meningkatkan risiko penyakit Parkinson. Menariknya n-heksana, xilena, dan toluene, dianggap berpotensi mengembangkan penyakit Parkinson, dan tidak menunjukan peningkatan risiko dalam kelompok ini. Semua studi dari eksposur lingkungan harus diinterpretasikan dengan hati-hati, pasien dan keluarga seharusnya mencari tema umum dari laporan penelitian karena ada kesalahan dalam jenis studi berbasis populasi [107, 108, 109].

Pertanyaan dari anggota pasien atau keluarga tentang TCE adalah jenis pekerjaan yang mungkin menyebabkan eksposur. Berikut ini adalah daftar item potensial yang menghubungankan TCE: •

Penyedot lemak



Cairan mesin tik



Cat



Pembersih karpet dan penyedot debu



Alat perekat



Bagian pembersih komputer



Kopi tanpa kafein



Alat pembersih tanpa air (drycleaning)



Tanaman tekstil



Anastetik dalam ruang operasi

Berikut ini adalah daftar pekerjaan berisiko tinggi terkait dengan TCE: •

Mekanik listrik



Orang yang membersihkan baju tanpa air (drycleaner)



Teknisi Industri dan kru perbaikan



Petugas kesehatan

Pasien dan keluarga harus memahami perbedaan antara eksposur TCE akut dan eksposur TCE kronis. Eksposur dosis tinggi akut akan menekan sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan irama jantung, koma, dan sejumlah masalah lain. TCE akut juga dapat menyebabkan iritasi kulit. Ketika kita berbicara tentang eksposur TCE dan penyakit Parkinson, kita mengacu kepada eksposur kronis jangka panjang. Eksposur kronis menyebabkan ketidakseimbangan, pusing, sakit kepala, kehilangan memori, dan banyak gejala lainnya. Studi baru oleh Samuel Goldman menyarankan bahwa risiko penyakit Parkinson mungkin perlu ditambahkan menjadi potensi eksposur TCE kronis. Pasien dan keluarga juga harus menyadari bahwa lingkungan termasuk faktor penyakit Parkinson dan tidak hanya TCE. Dana Hancock dan rekan-rekannya di Duke University baru-baru ini melaporkan bahwa insektisida dan herbisida, terutama senyawa organoklorin dan organofosfat, meningkatkan risiko penyakit Parkinson pada mereka yang tidak memiliki hubungan keluarga. Pestisida dan faktor risiko lingkungan muncul sebagai pertimbangan penting dalam perkembangan penyakit Parkinson [110, 111]. Pasien, keluarga dan semua dokter harus menyadari bahan kimia ini dan harus mempertimbangkan risiko tersebut [19]. Salah satu hal yang paling penting dari penelitian tersebut adalah interaksi antara gen dan lingkungannya. Beberapa peneliti menyebut daerah ini epigenetik. Hal ini menjelaskan bahwa anda yang memiliki gen tidak berarti akan terserang penyakit. Sama halnya, hanya karena eksposur lingkungan tidak berarti akan terkena penyakit Parkinson. Beberapa ilmuwan percaya

ada kemungkinan hipotesis dua-tindakan di tempat kerja. Dengan kata lain, membutuhkan waktu lebih dalam pengendapan penyakit Parkinson. Jadi, gen mempercepat tembakan partikel, dan lingkungan atau faktor lain yang tidak diketahui sebagai pemicunya. Metode Sel Induk/ Sel Punca (Stem Cell) Terobosan perkembangan ilmiah di tahun terakhir ini para Ilmuwan mampu memanipulasi selsel kulit menjadi sel-sel induk pluripotent. Pluripotent berarti sel-sel, sekali dihasilkan, mampu membentuk beberapa jenis sel yang berbeda di tubuh. Bagaimana ilmuwan melakukan prestasi yang luar biasa ini? Di laboratorium mereka, para ilmuwan menginduksikan ekspresi dari beberapa faktor transkripsi yang menyandikan peta genetik dalam setiap individu. Dengan menginduksi faktor-faktor ini, mereka dapat menghasilkan sel-sel induk pluripotent atau sel induk iPS. Dalam percobaan awal, kombinasi dari bahan kimia Oct4, Sox2, Klf4, dan Myc telah digunakan untuk menginduksi transisi fibroblast (sel kulit) menjadi sel stabil dan memperbarui diri. Hebatnya, sel-sel ini sangat mirip dengan sel induk embrionik. Kemampuan untuk menghasilkan sel induk dari sel-sel kulit sebagian besar harus mengakhiri penggunaan embrio manusia untuk penelitian sel induk, embrio manusia jarang diperlukan. Pemrograman ulang sel induk telah ditunjukkan dalam berbagai jenis sel, dan melalui sel-sel kulit. Beberapa teknik baru telah digunakan untuk memprogram ulang sel-sel dari berbagai jaringan tubuh. Metode-metode ini telah memasukkan transfer inti, fusi sel, biakan sel, dan transduksi sel dengan beberapa faktor yang terdefinisi dengan baik dan ilmiah. Pada mekanisme molekuler yang mendukung pemrograman ulang masih belum pasti, tetapi penting untuk menghargai temuan ilmuwan yang menghasilkan sel induk dari berbagai sumber, dan mereka dapat memprogram ulang menjadi berbagai jenis sel. Sel induk iPS telah memperbesar kemungkinan dan harapan dalam penyembuhan penyakit Parkinson bagi pasien dan anggota keluarga yang tinggal di semua benua. Apakah mungkin melalui teknik pemograman ulang dapat membuat sel seperti Neurotherapeutics? Penelitian terbaru pada tikus dan primata telah mengungkapkan bahwa sel-sel dapat diproduksi dan ditransplantasikan, kemudian bertahan dan membantu gejala penyakit Parkinson. Jadi mengapa tidak meneruskan pengobatan sel induk? Ada hal utama yang harus dilalui untuk pindah ke implementasi klinis dalam persiapan terapi sel induk iPS. Secara kritis persiapan ini benar-benar murni dan bebas dari sel-sel terdiferensiasi yang berpotensi membentuk tumor. Hal signifikan ini akan menjadi teknik untuk memfasilitasi pengiriman sel iPS dan penanaman sel ke dalam sirkuit Parkinson dengan tepat dan kompleks. Para ilmuwan sekarang mulai mengakui bahwa basal ganglia otak motorik dan sirkuit non-motor begitu rumit dan banyak transplantasi sel-sel dalam satu tempat atau lebih, tidak akan cukup untuk penyembuhan. Namun demikian, beberapa sel iPS digunakan untuk penelitian penyakit Parkinson. Penyaringan obat dan jenis penyakit dengan menggunakan teknologi. Perkembangan penyaringan obat seluruhnya menggunakan sel iPS agar dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat digunakan sebagai obat untuk mengobati gejala penyakit Parkinson.

Metode Penargetan Virus Sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pasien penyakit Parkinson adalah "apa itu terapi gen?" Terapi gen adalah menempatkan informasi genetik (DNA) ke dalam sel dan jaringan manusia dengan penyakit Parkinson. Pada bentuk asli, bagian yang rusak dari genom diganti dengan tiruan baru. Bagian yang paling menarik dari pengembangan terapi gen adalah dengan menggunakan sebuah virus sebagai sebuah vektor untuk membawa informasi genetik ke otak. Virus dapat dinonaktifkan dan aman digunakan untuk tujuan ini, dan dapat ditandai dengan alatalat genetik atau neurotrophins. Neurotrophins adalah keluarga protein yang menginduksi kelangsungan hidup, perkembangan, dan fungsi sel-sel otak. Ada tiga terapi gen utama atau percobaan neurotrophin pada manusia dengan penyakit Parkinson. Percobaan pertama dikirimkan dekarboksilase asam amino dan disponsori oleh sebuah perusahaan bernama Avigen. Sebuah enzim otak, dekarboksilase asam amino, meningkatkan efektivitas obat pengganti dopaminergik seperti levodopa (Sinemet atau Madopar). Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan gejala motor, mengurangi dosis obat, dan mengurangi efek samping. Dalam studi pertama, ada beberapa perbaikan yang dicatat, tapi terapi jangka pendek ini perlu diantisipasi. Hal itu, bagaimanapun, terbukti aman [112]. Percobaan utama kedua dikirimkan neurturin, sebuah protein yang dapat memperbaiki dan menyelamatkan sel dopamin di dalam otak [113]. Perusahaan Ceregene menyediakan neurturin tersebut. Neuturin termasuk keluarga protein yang sama seperti Glial cell Derived Neurotrophic Factor (GDNF), yang merupakan terapi gen lain penyakit Parkinson dan hasil mengecewakan baru-baru ini dipublikasikan dan disponsori oleh Amgen. Percobaan neurturin, seperti Percobaan GDNF, adalah negatif, tapi para peneliti saat ini sedang mengulang penelitiannya karena mereka percaya bahwa mereka memasukan neurotrophin ke lokasi suboptimal. Percobaan terapi gen terakhir difokuskan pada enzim yang disebut Glumatic Acid Decarboxylase (GAD) dan disponsori oleh Neurologix. Michael Kaplitt, Matt During, dan rekan dari Cornell University melaporkan dalam Lancet tahun 2007 "Keselamatan dan ketahanan terapi gen dengan sebuah Adeno-Associated Virus (AAV) menunjang gen GAD untuk penyakit Parkinson:. Label terbuka, tahap I percobaan." The Subthalamic Nukleus (STN) adalah struktur otak yang mengeluarkan bahan kimia disebut glutamat ke dalam struktur lain di otak disebut globuspallidus. Banyak rencana pengobatan yang telah berfokus pada pengontrolan atau neuromodulating output dari daerah STN ini. Salah satu metode tersebut telah masuk ke dalam otak dan memperkenalkan listrik untuk mengubah pola penembakan berasal dari STN (stimulasi otak dalam). Kaplitt dan rekan mengembangkan sebuah metode alternatif dan inovatif dengan menggunakan terapi gen untuk mengubah STN dari inti rangsang ke inti penghambat secara kimiawi. Apa yang mereka usulkan dan lakukan itu sangat cerdas. Mereka mengukur keamanan, ketahanan, dan keefektifan awal dari "pengiriman gen glutamic acid decarboxylase (GAD) dengan adeno-associated virus (AAV) ke STN pasien dengan penyakit Parkinson." Penelitian orisinil ini hanya memiliki 11 pasien, dan pasien ini sama dengan yang biasanya dipilih untuk menjalani stimulasi otak dalam (di bawah 70 tahun tekait atau tidak dengan obat fluktuasi Parkinson dan disfungsi kognitif hanya sedikit). Hasil yang paling penting adalah bahwa tidak ada efek samping yang berkaitan dengan terapi gen. Perbaikan yang signifikan dalam skor motorik pasien juga terlihat, tetapi hasilnya tidak besar.

Jumlah perubahan dalam skor motorik mirip dengan apa yang telah diamati setelah stimulasi otak dalam, meskipun tindak lanjut jangka panjang akan diperlukan. Banyak ahli percaya bahwa terapi gen memiliki "penghalang" tinggi untuk dilewati, hasil dari stimulasi otak dalam telah memberikan manfaat yang sangat baik terhadap pasien. Awal analisis (mirip dengan stimulasi otak dalam) bermanfaat sebagai fungsi motorik dan tidak pada daerah non-motor atau gejala levodopa (depresi, tidur, gaya berjalan, keseimbangan, komunikasi, dll). Tidak ada yang tahu apakah perubahan fungsi rangsang inti menjadi fungsi hambat yang mempengaruhi pembelajaran, tapi ini adalah sebuah poin yang akan membutuhkan tindakan lanjut [114, 115, 116]. Penemuan yang paling penting dari studi Kaplitt adalah bahwa terapi gen telah berhasil digunakan untuk penderita penyakit Parkinson dan keberhasilan ini diharapkan akan membuka pintu terapi gen di masa depan serta terapi kombinasi (gen ditambah sel induk, gen ditambah obat-obatan, atau gen ditambah stimulasi otak dalam). Tiga gen yang disebutkan dan metode faktor tropik terapi virus adalah cara terbaik untuk mengatasi gejala lumpuh pada penyakit Parkinson. Apakah yang akan diperlukan untuk terapi gen penyembuhan? Pada akhirnya, kami perlu lebih memahami sasaran dan jenis pasien kami dengan metode ini. kami akan memodifikasi perkembangan penyakit Parkinson, dan kami akan mengirimkan gen dan / atau faktor tropik yang cukup pada awal penyakit untuk membuat perbedaan bagi pasien. Metode Pencampuran RNA Kecil Pencampuran ribonucleic acid (RNA) kecil, juga dikenal sebagai siRNA, sebuah kelas molekul RNA beruntai ganda yang dapat mencampur atau mempromosikan ekspresi gen tertentu. Teknik interferensi dapat digunakan untuk menentukan fungsi gen tertentu dan juga untuk mengembangkan target terapi obat. Kode genetik tubuh anda terdiri dari empat nukleotida (molekul yang membentuk DNA dan RNA anda): adenin, guanin, sitosin, dan timin. Keempat nukleotida disusun dan ditranskripsikan menjadi sesuatu yang disebut RNA. RNA ini kemudian ditranskripsi atau ditafsirkan untuk membuat protein-protein tubuh. Teknologi siRNA dirancang sebagai sebuah cara untuk menggunakan RNA untai ganda dan mengubah ekspresi DNA anda. Teknik siRNA pertama kali dijelaskan oleh David Baulcombe di laboratorium London, yang memfokuskan sambungan gen pada tanaman. Baulcombe tidak tahu betapa pentingnya teknik ini. Kemudian, Thomas Tuschl menerbitkan sebuah makalah di jurnal Nature yang memperkenalkan teknik untuk mamalia, dan publikasi tunggal secara langsung, serta alat terapi baru yang menjanjikan. Hari ini, ada harapan besar bahwa teknik ini dapat diterapkan pada banyak penyakit. Upaya terakhir dalam menggunakan siRNA adalah untuk mengobati degenerasi makula, virus Ebola, dan penyakit lainnya. Untuk saat ini, bagaimanapun, teknologi belum terbukti dapat membuat kondisi manusia sehat, dan muncul isu-isu seperti respon imun (misalnya tubuh menyerang sendiri) yang dengan sengaja mengenalkan siRNA. Menariknya, dalam degenerasi makula siRNAs dirancang untuk menghancurkan gen penting dalam pertumbuhan pembuluh darah yang dikenal sebagai angiogenesis. Para peneliti menemukan bahwa siRNAs itu efektif, bukan karena efek langsung terhadap gen, melainkan karena respon kekebalan tubuh sendiri. Percobaan selanjutnya akan mengambil faktor ini menjadi pertimbangan.

Dalam Ebola, penemuan awal lebih dramatis dan menjanjikan. Para peneliti dari Boston University percaya bahwa mereka telah menemukan sebuah teknik menggunakan siRNA sebagai pengobatan pertama yang terbukti untuk menghancurkan virus. Percobaan awal pada primata telah menjanjikan, dan akan menarik untuk melihat bagaimana siRNA bekerja ketika diterapkan pada wabah Ebola berikutnya [117, 118, 119]. Konversi siRNA ke dalam terapi penyakit Parkinson, bagaimanapun, terbukti menjadi tantangan. Ketika siRNA digunakan untuk menargetkan gen menuju ke alpha-synuclein pada penyakit Parkinson, tidak memiliki efek yang kuat dan positif. siRNA telah membingungkan para peneliti penyakit Parkinson pada area kritis seperti memberikan terapi, tujuan target, dan efek samping yang tak terduga. (Off Target mengacu pada konsekuensi yang tidak diinginkan pada sel-sel dan jaringan lain.) Jika peneliti dapat menemukan cara-cara yang lebih baik untuk memanfaatkan terapi siRNA, cara itu akan membuktikan pengobatan simtomatik atau bahkan untuk beberapa bentuk genetik dari penyakit Parkinson. Metode Optogenetic Francis Crick, salah satu ilmuwan paling terkenal dari generasi kami, menggambarkan struktur heliks ganda yang sekarang dikenal untuk mengkarakterisasi DNA manusia. (Ia menerbitkan penemuan ini pada tahun 1953 dengan rekannya James Watson.) Pada 1970-an, Crick dibahas dalam Scientific American, sebuah harapan untuk penemuan masa depan, termasuk penggunaan cahaya untuk mengontrol sel-sel manusia. Ilmu cahaya dan terapi cahaya telah dianggap baik "gila dan tidak masuk akal." Namun, sudut pandang penemuan terbaru di awal abad ke-21 telah berubah secara dramatis. Terima kasih kepada beberapa ilmuwan yang sangat pintar, bidang baru yang disebut optogenetics telah lahir, dan pada tahun lalu telah berkembang menjadi salah satu daerah yang paling penting dalam Parkinson dan juga dalam ilmu pengetahuan. Apa itu optogenetics? "Opto" mengacu pada penempatan cahaya ke otak untuk mengaktifkan saluran dan / atau enzim yang pada akhirnya akan mengubah penembakan sel otak. Teknik ini spesifik dan memiliki potensi untuk menambah atau menghapus tembakan pola dari sel-sel asli otak. Selain itu, penembakan sel otak dapat dimanipulasi pada interval milidetik. Sumber cahaya fiber-optic dapat dipasang pada tengkorak atau ditempatkan jauh di dalam otak. Bagian genetika dari optogenetics memanfaatkan sistem pembawa virus sederhana untuk memberikan gen ke otak. Yang paling penting dari pengiriman genetik ini menjadi opsin, yang merupakan salah satu struktur yang dapat diaktifkan oleh cahaya. Yang paling penting opsin yang digunakan untuk teknologi ini adalah Channelrhodopsin-2. Opsin ini diperoleh para ilmuwan dari sistem ganggang berbasis. Dengan penyinaran cahaya ke dalam perubahan genetik (opsin), para ilmuwan dapat menyelidiki percakapan dalam otak (penembakan sel). Teknik ini memungkinkan peneliti untuk bergerak melewati manipulasi genetik hewan klasik sebagai model dan memperoleh spesifisitas lebih besar dalam percobaan mereka. AlexxaiKravitz dan rekan dari perintis kelompok optogenetics di Stanford University menerbitkan sebuah makalah penting tentang penyakit Parkinson dalam Nature Medicine [120]. Para penulis mampu menunjukkan bahwa optogenetics bisa memperburuk atau meningkatkan model hewan Parkinsonisme secara alternatif. Para peneliti melakukan percobaan sederhana dengan memanipulasi ganglia basal jalur langsung dan tidak langsung, yang sudah terlibat dalam asal-usul penyakit Parkinson. Para penulis melaporkan:

"Kontrol optogenetic dari sel-sel jalur langsung dan tidak langsung dalam medium neuron proyeksi berduri, dicapai melalui ekspresi virus Channelrhodopsin-2 pada tikus. Eksitasi jalur tidak langsung dalam medium neuron berduri menimbulkan keadaan parkinsonian, dibedakan oleh peningkatan pembekuan, bradikinesia dan penurunan inisiasi lokomotor. Aktivasi jalur langsung medium neuron berduri mengurangi gerak pembekuan dan peningkatan. " Sebulan sebelumnya untuk makalah Nature ini, Bass dan rekan dari Wake Forest University menggambarkan pendekatan optogenetic untuk mengendalikan pelepasan dopamin [121]. Sejak publikasi ini, nilai kerja dalam penyakit Parkinson telah muncul. Pengaktifan sirkuit otak dengan menggunakan kedua cahaya dan genetika telah berkembang dari fiksi ilmiah mimpi menjadi kenyataan. Teknik ini mungkin akan disempurnakan selama dekade berikutnya, dan akan memiliki potensi yang luar biasa untuk membuka petunjuk penting yang mendasari proses penyakit Parkinson. Optogenetics juga dapat membuka kemungkinan terapi baru. Teknologi ini akan membantu kami menyinari kondisi neurodegeneratif umum yang sering melumpuhkan manusia, tapi jika dapat dimanfaatkan atau dikombinasikan dengan sel induk atau terapi lain untuk kesembuhan tetap tidak diketahui. Kemungkinan dalam waktu dekat kami akan mengamati Channelrhodopsin-2 yang dimasukkan ke dalam jenis sel tertentu di otak Parkinson, sebagai terapi simtomatis kuat. Dalam hal ini pula pendiri optogenetics, Karl Deisseroth, suatu hari akan menerima Hadiah Nobel. Penargetan Protein dan Degradasi Protein Para ilmuwan telah mengarah kepada penyakit Parkinson secara kolektif sebagai sebuah neurodegenerative casade. Dalam hal ini, otak harus memproses protein setiap hari. Selama kaskade degeneratif, protein ditandai dengan zat yang disebut ubiquitin, dan mereka diarahkan ke pemadat sampah otak yang disebut proteosomes. Selama proses tersebut, protein dan juga agregat menumpuk. Beberapa peneliti terkemuka percaya bahwa salah satu strategi potensial obat hanya akan menargetkan kaskade neurodegeneratif dan mengubahnya sebelum salah arah dan mengatur agregasi. Beberapa senyawa dan pendekatan terapi gen saat ini sedang dalam pengembangan mengatasi masalah ini. Sebuah Metode Penyaringan Obat Berdosis Tinggi Kemajuan dalam memahami sel dan genetika penyakit Parkinson telah membuat penyaringan obat berdosis tinggi. Teknik ini bekerja sangat sederhana. Seorang peneliti mengidentifikasi sel tertentu, protein, gen, atau elemen tertentu. Sebuah pelat mikrotiter kemudian digunakan. Lempeng ini memiliki ribuan lubang kecil di dalamnya disebut sumur, dan sumur dapat diisi dengan elemen yang dipilih oleh peneliti Parkinson. Robot kemudian dapat menerapkan potensial obat atau agen terapi untuk setiap sumur. Banyak dari obat yang diberikan sudah disetujui FDA untuk digunakan, oleh karena itu dapat digunakan oleh pasien dengan segera. Peneliti kemudian melihat melalui pencarian sumur "sasaran" atau sebuah indikasi dari antisipasi reaksi positif ke dalam kombinasi. Penyaringan obat tinggi menggunakan sistem otomatis modern juga membuat tugas pencarian obat penyakit Parkinson lebih cepat dan efisien. Ada beberapa masalah dengan metode ini. Pertama, hanya karena sebuah serangan diidentifikasi tidak berarti terapi akan aman dan efektif untuk pasien penyakit Parkinson. Kedua, untuk

menguji setiap obat Parkinson dalam uji klinis memerlukan ribuan pasien dan puluhan juta dolar. Akhirnya, setiap serangan mungkin memiliki kekhususan bentuk genetik atau bentuk tertentu penyakit Parkinson, dan ada kemungkinan bahwa hal itu tidak akan berlaku untuk semua orang dengan gejala Parkinson. Salah satu tantangan utama untuk penyaringan tinggi akan muncul sistem pipa yang efisien yang akan membawa potensi obat Parkinson ke pasar lebih cepat. Percobaan Eksplorasi Pelindung Saraf pada Penyakit Parkinson Neuroprotection Exploratory Trials in Parkinson’s Disease (NET-PD) adalah sebuah konsep yang diperkenalkan beberapa tahun lalu oleh National Institutes of Health sebagai konsorsium pusat untuk menguji terapi yang menjanjikan untuk penyakit Parkinson. Kolega dan teman dekat saya Ramon Rodriguez, MD, menjalankan salah satu universitas di Florida, dan dia mengajari saya bagaimana proses bekerjanya. NET-PD dirancang untuk mengevaluasi pendekatan farmakologis untuk memperlambat perkembangan penyakit. Sampai saat ini, konsorsium telah berupaya untuk menguji Coenzyme Q10, GPI-1485, minocycline, dan creatine. Dari penelitian ini masing-masing dari empat senyawa ini memiliki kwantitas besar untuk mendukung manfaat positif pada penyakit Parkinson. Untuk saat ini, hanya creatine yang tetap sebagai metode penyakit-memodifikasi, meskipun studi creatine tetap berlangsung dan tidak meyakinkan. Salah satu kritik utama dari metode ini adalah obat-obatan yang telah dipilih oleh ahli konsensus, yang dianggap berisiko, bermanfaat, dan juga data ilmiah, meskipun pilihan masih dari pendapat para ahli terkemuka dan jauh dari kenyataan. Biaya dari pendekatan ini adalah puluhan juta dolar yang dihabiskan dengan signifikan, dan laba atas investasi yang kecil. Lapangan akan lebih menyempurnakan proses pengembangan obat dalam pipa penyakit Parkinson sehingga setelah obat mencapai NET-PD atau percobaan disponsori produsen, peluang sukses dapat ditingkatkan. Vaksin Parkinson Sebuah terapi baru untuk penyakit Parkinson telah mengadakan uji coba pada pasien manusia. Perusahaan Austria AFFiRiS A.G. meluncurkan uji klinis selama dua tahun dari sebuah vaksin yang dirancang untuk menghentikan perkembangan penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson melibatkan neurodegenerasi yang dikaitkan dengan pengendapan protein otak yang dikenal sebagai alpha-synuclein. Protein ini rumpun dan tampaknya menyebar ke seluruh otak sebagai kemajuan penyakit Parkinson. Banyak ahli percaya bahwa ada banyak kerusakan pada penyakit Parkinson disebabkan kegagalan pada otak dalam memproses dan membersihkan endapan protein. Gagasan yang mendasari vaksin Parkinson adalah sederhana. Pasien akan menerima empat suntikan dengan harapan mereka akan merangsang respon sistem kekebalan tubuh terhadap alpha-synuclein dan antibodi akan dibangkitkan dan akan menyerang protein otak yang buruk, akhirnya membersihkan protein. 32 pasien penyakit Parkinson akan menjadi bagian dari studi keselamatan dan ketahanan selama dua tahun yang dinamakan proyek PD01A. Penelitian ini sekarang sedang berlangsung di Wina, dan bertujuan untuk memodifikasi perkembangan penyakit pada penyakit Parkinson.

Hal ini penting untuk diingat bahwa tidak semua para ahli percaya bahwa penghilangan protein otak akan mengakibatkan perubahan klinis dan modifikasi penyakit. Selain itu, kami harus ingat bahwa salah satu upaya yang dipublikasikan untuk menghapus protein Tau pada pasien Alzheimer menyebabkan masalah keamanan serius dan penghentian studi vaksin yang dikenal sebagai AN1792 karena beberapa pasien mengembangkan sebuah infeksi otak meningoencephalitis serius. Apa pasien perlu tahu tentang vaksin yang masih dalam tahap pengujian awal, tetapi itu gagasan baru, dan metode yang menjanjikan. Keamanan, ketahanan, dan kemanjuran klinis perlu ditunjukkan sebelum vaksin pindah ke tahap pengujian klinis berikutnya. Harapannya adalah protein otak pembersih Parkinson terkait akan ditafsirkan ke dalam modifikasi penyakit. Pendekatan serupa juga sedang diuji pada penyakit lain seperti penyakit diabetes, dan aterosklerosis dan penyakit Alzheimer. Obat Baru atau Terapi Mungkin Tersedia dalam Klinik Anda Ada banyak metode yang menjanjikan untuk mengatasi gejala penghentian penyakit Parkinson. Kemajuan terapi yang menarik baru-baru ini diperkenalkan dan disempurnakan dalam beberapa tahun yang singkat. Kreativitas dan akal dari generasi ilmuwan dan dokter akan terus bergerak menuju terapi baru. Anda mungkin memenuhi persyaratan untuk menerima terapi baru dalam sebuah percobaan klinis. Tanyakan kepada dokter anda setiap kunjungan: apa yang baru, menarik, dan menjanjikan. Pertimbangkan apakah anda ingin menjadi bagian dari percobaan klinis dan mengkatalisis gerakan kritis terhadap terapi yang lebih baik dan metode yang lebih kreatif untuk memerangi penyakit ini. Rahasia No 9: Selalu Tanyakan Tentang Terapi Baru

***

Bab 10: Menghidupkan Harapan ke dalam Kebahagiaan dan Kehidupan Bermakna Saya merasa terhormat untuk berbagi dalam kehidupan ribuan pasien penyakit Parkinson. Jalan saya telah didefinisikan dengan baik melalui banyak interaksi saya dengan mereka. Masalah mereka telah menjadi masalah saya. Saya tahu bahwa pekerjaan saya adalah untuk menghilangkan kekhawatiran dan perhatian mereka sehingga mereka dapat memiliki kesempatan untuk hidup penuh dan bermakna. Perjalanan pasien penyakit Parkinson didorong oleh harapan, dan saya datang untuk menyadarkan bahwa itu adalah harapan yang membuat mereka bahagia. Ini adalah harapan yang terus mendefinisikan mereka melalui perjalanan yang kadang-kadang sulit. Masyarakat umum mungkin bingung tentang penyakit Parkinson pada Lou Gehrig atau Alzheimer, tetapi kita harus mengingatkan penderita Parkinson bahwa mereka sangat berbeda dan rata-rata memiliki kesempatan untuk hidup panjang dan sehat. Tips penting untuk menghidupkan harapan dalam kebahagiaan meliputi: •

Jangan didefinisikan oleh penyakit.



Menumbuhkan proses nilai-nilai inti yang kuat.



Merangkul keluarga dan teman-teman.



Kembangkan sebuah visi untuk siapa anda ingin menjadi dan hidupkan visi tersebut.



Bagi perjalanan Parkinson dan pasien penyakit kronis lainnya dan keluarga.



Waspadai obat, waktu, dan efek samping.



Berolahraga setiap hari, dan siap untuk rawat inap yang tidak direncanakan.



Pilih seorang dokter yang mempunyai empati.



Kunjungi tim interdisipliner spesialis Parkinson setidaknya sekali setahun (terapi fisik, terapi okupasi, psikolog, psikiater, bicara / menelan terapis, pekerja sosial).



Sadarilah bahwa suatu hari pembedahan dengan listrik membantu otak anda yang mengalami gejala penyakit.



Sering tanyakan tentang obat baru, operasi, dan tindakan perawatan.



Memaksimalkan pengobatan gejala penyakit anda, dan jangan makan obat karena ingin sembuh.



Hati-hati dengan seseorang yang akan mencoba untuk membajak harapan anda untuk membuang-buang uang anda (terapi glutathione, khelasi, biaya untuk pengobatan sel induk(stem cell), obat ajaib).

Tanpa memandang agama atau posisi politik anda, harapan adalah senjata yang paling kuat yang dapat anda terapkan untuk memerangi penyakit Parkinson.

***

Daftar Istilah: Benserazide / levodopa (Madopar) - bentuk pengganti dopamin digunakan di Eropa dan daerah ainnya. Carbidopa / levodopa (Sinemet) - bentuk pengganti dopamin yang digunakan di Amerika Serikat dan daerah lainnya. DBS- Stimulasi dalam otak. Dopamin agonis – terapi pengganti dopamine (Sinemet atau Madopar), dopamine agonis menggantikan dopamine dalam otak. Contohnya adalah Pramipexole (Mirapex), Ropinerole (Requip), Cabergoline Dopamine Dysregulation Syndrome- kelainan adiksi yang berhubungan dengan keinginan untuk menggunakan Sinemet or Madopar (Dostinex), Pergolide (Permax), Rotigotine (Neupro) secara berlebihan. Rotigotine berupa formulasi tempelan ke kulit. Monoamine Oxidase B Inhibitors- merupakan obat Parkinson yang menghambat pemecahan dopamine, Contohnya adalah Selegiline, Zydis Selegiline dissolvable (Zelapar Zydis), dan Azilect (Rasagiline). MAO-B inhibibitors jika diberikan dalam dosis rendah sangat aman, walaupun dicampur dengan obat-obatan lainnya . MAO-A mempunyai banyak inteaksi antar obat segingga jarang digunakan dalam terapi penyakit Parkinson. Impulse Control Disorders- gangguan tingkah laku yang berhubungan dengan penggunaan dopamine agonis (makan berlebihan, berjudi berlebihan, hiperseksualitas dan prilaku yang tidak wajar) Lewy Bodies- deposisi protein yang mengandung alpha-synuclein. Pengendapan protein ini meriupakan ciri khas daripada penyakit Parkinson Punding- prilaku kompulsif dimana penderita melakukan pekerjaan mekanis yang berulangulang

***

Versi Terjemahan: Bahasa Inggris-Michael S. Okun, gelar M.D. Portugis Marianna Moscovich, gelar M.D. Spanyol-Daniel Martinez, gelar M.D. Cina-Yun Peng, gelar M.D. Jepang GenkoOyama, gelar M.D., Ph.D. Filipina-Criscley Go, gelar M.D. Korea Ho-Won Lee, gelar M.D. Arab Omar Alsanaidi, gelar M.D. Swedia-BeataFerencz, M.Sc. Hungaria Jerman-Christine Daniels, gelar M.D. Urdu Mustafa Siddiqui, gelar M.D. Thai-NatladaLimotai, gelar M.D. Indonesia English-FrandySusatia, gelar M.D. Perancis-Laila Fares Hindi (India) - Shankar Kulkarni, PhD. Marathi (India) - AparnaShukla, gelar M.D. Telugu (India) - Ashok Sriram, gelar M.D. Temil (India) - VinataVedam-Mai, PhD. Italia-Marco Sassi, gelar M.D. Bengali-Maria Hack Rusia MindaugasBazys, gelar M.D. Belanda PeggySpauwen, PhD. Polandia-EmilaSitek, gelar M.D., JaroslawSlawek, gelar M.D.

***

Referensi Terpilih 1. Wang, S.-C., Lu Xun, seorang Biography1984: Bahasa Asing Press. 2. Steinbeck, J., Travels with Charley di Search of America. Penguin Classic2012: Penguin. 3. Bhalla, S., Kutipan Gandhi1995: UBS Penerbit Distributor. 4. Dorsey, ER, et al., Proyeksi jumlah orang dengan penyakit Parkinson di negara-negara yang paling padat penduduknya, 2005 sampai 2030. Neurologi, 2007. 68 (5): p. 384-6. 5.

Dungy, T., The Mentor Leader: Rahasia Membangun Masyarakat dan Tim Itu Win Consistently2010: Tyndale Momentum.

6.

Dari James Parkinson ke Friederich Lewy: meninggalkan landmark untuk perjalanan penelitian lebih lanjut. Funct Neurol 2003. 18 (2): p. 63-4.

7. Holdorff, B., Friedrich Heinrich Lewy (1885-1950) dan karyanya. J Hist Neurosci, 2002. 11 (1): p. 19-28. 8. Paterniti, M., Mengemudi Mr Albert: Perjalanan Across America dengan Einstein Brain2001: Dial Press. 9. Abelson, JN, Simon, MI, Wetzel, R., amiloid, Protein, Prion, dan Agregat lainnya. Vol. 309. 1999: Academic Press. 10. Braak, E. dan H. Braak, metode pewarnaan perak untuk menunjukkan badan Lewy dalam penyakit Parkinson dan oligodendrocytes argyrophilic dalam multiple system atrophy. J Neurosci Metode, 1999. 87 (1): p. 111-5. 11. Braak, H. dan E. Braak, Pathoanatomy penyakit Parkinson. J Neurol, 2000. 247 Suppl 2: p. II3-10. 12. Braak, H., et al., Pola kerusakan otak pada Parkinson dan penyakit Alzheimer. J Neural Transm, 1996. 103 (4): p. 455-90. 13. Takahashi, H., [Patologi penyakit neurodegenerative: dengan referensi khusus untuk penyakit Parkinson dan amyotrophic lateral sclerosis]. Rinsho Shinkeigaku, 2002. 42 (11): p. 1085-7. 14. Cooper, JMJ, Woodrow Wilson: A Biography2011: Vintage Edisi Pertama. 15. Carp, L., George Gershwin-komposer terkenal Amerika: glioblastoma fatal. Am J Surg Pathol, 1979. 3 (5): p. 473-8. 16. Ljunggren, B., Kasus George Gershwin. Neurosurgery, 1982. 10 (6 Pt 1): p. 733-6. 17. Induk, M. dan A. Parent, nigra substantia dan penyakit Parkinson: sejarah singkat hubungan panjang dan intim mereka. Dapatkah J Neurol Sci 2010. 37 (3): p. 313-9. 18. Finger, S., Origins of Neuroscience: A History menjadi Penjelasan ke Otak Function2001: Oxford University Press.

19. Okun, MS, Fernandez, HH, Tanya Dokter Tentang Parkinson Disease2009: Demo Kesehatan. 20. Jin, D.Z., N. Fujii, dan A.M. Graybiel, representasi Neural waktu di sirkuit ganglia basalcortico. Proc Natl Acad Sci U S A, 2009. 106 (45): p. 19.156-61. 21. Sacks, O., Awakenings1999: Vintage. 22. Langston, JW, Kasus Frozen Addict1996: Vintage. 23. Stegemoller, EL, T. Simuni, dan C. MacKinnon, Pengaruh frekuensi gerakan di gerakan jari berulang-ulang pada pasien dengan penyakit Parkinson. Mov Disord, 2009. 24 (8): p. 11629. 24. Stegemoller, E.L., T. Simuni, dan C.D. Mackinnon, Efek dari penyakit Parkinson dan usia pada gerakan jari sinkopasi. Otak Res, 2009. 1290: p. 12-20. 25. Benabid, AL, [terapi Stimulasi untuk penyakit Parkinson: selama dua dekade terakhir]. Banteng Acad Natl Med 2010. 194 (7): p. 1273-1286. 26. Benabid, AL, et al., Penghambatan listrik jangka panjang target otak yang mendalam dalam gangguan gerak. Mov Disord, 1998. 13 Suppl 3: p. 119-25. 27. Benabid, AL, et al., Kronis VIM thalamic stimulasi pada penyakit Parkinson, tremor esensial dan dyskinesias ekstra-piramidal. Acta Neurochir Suppl (Wien), 1993. 58: p. 39-44. 28. Benabid, AL, JF Le Bas, dan P. Pollak, [kontribusi Terapi dan fisiopatologis stimulasi listrik struktur otak yang mendalam dalam penyakit Parkinson]. Banteng Acad Natl Med, 2003. 187 (2): p. 305-19, 319-22 diskusi. 29. Benazzouz, A. dan M. Hallet, Mekanisme kerja stimulasi otak dalam. Neurologi, 2000. 55 (12 Suppl 6): p. S13-6. 30. Lozano, AM, et al, Deep otak stimulasi untuk penyakit Parkinson:. Mengganggu gangguan. Lanset Neurol 2002. 1 (4): p. 225-31. 31. Lozano, A.M. dan H. Eltahawy, Bagaimana DBS bekerja? Suppl Clin Neurophysiol 2004. 57: p. 733-6. 32. . McIntyre, CC, et al, Mengungkap mekanisme (s) tindakan stimulasi otak dalam: aktivasi, hambatan, atau keduanya. Clin Neurophysiol 2004. 115 (6): p. 1239-1248. 33. McIntyre, CC, et al., Bagaimana dalam kerja stimulasi otak? Hadir pemahaman dan masa depan pertanyaan. J Clin Neurophysiol 2004. 21 (1): p. 40-50. 34. Okun, MS, stimulasi Deep-otak untuk penyakit Parkinson. N Engl J Med 2012. 367 (16): p. 1529-1538. 35. Lee, KH, et al., Teknik Muncul untuk menjelaskan mekanisme kerja stimulasi otak dalam. Conf Proc IEEE Eng Med Biol Soc, 2011. 2011: p. 677-80. 36. . Lee, KH, et al, stimulasi frekuensi tinggi menghapuskan osilasi jaringan thalamic: analisis elektrofisiologi dan komputasi. J Neural Eng, 2011. 8 (4): p. 046.001. 37. Vedam-Mai, V., et al., Deep otak stimulasi dan peran astrosit. Mol Psikiatri, 2012. 17 (2): p. 124-31, 115.

38. Steindler, D.A., M.S. Okun, dan B. Scheffler, Stem sel dan patologi penyakit saraf. Mod Pathol 2012. 25 (2): p. 157-62. 39. Wang, S., dkk., Potensi Neurogenik sel progenitor diisolasi dari otak postmortem Parkinsonian manusia. Otak Res 2012. 1464: p. 61-72. 40. Okun, M.S. dan K.D. Foote, penyakit Parkinson DBS: apa, kapan, siapa dan mengapa? Waktunya telah datang untuk target DBS penjahit. Ahli Rev Neurother 2010. 10 (12): p. 1847-1857. 41. Oyama, G., et al, dalam Pemilihan calon stimulasi otak dalam praktek neurologi swasta:. Rujukan mungkin lebih sederhana dari sistem triase komputerisasi. Neuromodulation 2012. 15 (3): p. 246 50, diskusi 250. 42. Okun, MS, et al., Pengembangan dan validasi awal alat skrining untuk calon bedah penyakit Parkinson. Neurologi, 2004. 63 (1): p. 161-3. 43. Alexander, GE, MD Crutcher, dan MR DeLong, Basal ganglia sirkuit-talamokortikal: substrat paralel untuk motor, oculomotor, "prefrontal" dan "limbik" fungsi. Prog Otak Res, 1990. 85: p. 119-46. 44. Alexander, G.E., M.R. DeLong, dan P.L. Strick, organisasi paralel fungsional sirkuit terpisah menghubungkan ganglia basal dan korteks. Annu Rev Neurosci, 1986. 9: p. 357-81. 45. DeLong, M. dan T. Wichmann, Deep otak stimulasi gerakan dan gangguan neurologis lainnya. Ann N Y Acad Sci 2012. 1265: p. 1-8. 46. DeLong, MR, et al., Peran ganglia basal dalam gerakan anggota badan. Hum Neurobiol, 1984. 2 (4): p. 235-44. 47. Delong, MR, et al, organisasi fungsional dari ganglia basal:. Kontribusi studi rekaman-sel tunggal. Ciba Ditemukan gejala, 1984. 107: p. 64-82. 48. Goetz, CG, riwayat penyakit Parkinson: deskripsi klinis awal dan terapi saraf. Cold Spring Harb Perspect Med, 2011. 1 (1): p. a008862. 49. Kempster, P.A., B. Hurwitz, dan A.J. Lees, Sebuah tampilan baru pada Essay James Parkinson pada Cerebral Sambil. Neurologi, 2007. 69 (5): p. 482-5. 50. Williams, D.R., James Parkinson London. Mov Disord 2007. 22 (13): p. 1857-9. 51. Aarsland, D., et al, Depresi dalam penyakit Parkinson -. Epidemiologi, mekanisme dan manajemen. Nat Rev Neurol 2012. 8 (1): p. 35-47. 52. Gallagher, D.A. dan A. Schrag, Psikosis, apatis, depresi dan kecemasan pada penyakit Parkinson. Neurobiol Dis 2012. 46 (3): p. 581-9. 53. Tan, L.C., gangguan mood pada penyakit Parkinson. Parkinsonisme Relat Disord 2012. 18 Suppl 1: p. S74-6. 54. Aarsland, D., L. Marsh, dan A. Schrag, gejala Neuropsikiatrik pada penyakit Parkinson. Mov Disord, 2009. 24 (15): p. 2175-86. 55. Marsh, L., dkk, kriteria diagnostik Sementara untuk depresi pada penyakit Parkinson:. Laporan Kelompok Kerja NINDS / NIMH. Mov Disord 2006. 21 (2): p. 148-58.

56. Marsh, L., dkk., Komorbiditas psikiatrik pada pasien dengan penyakit Parkinson dan psikosis. Neurologi, 2004. 63 (2): p. 293-300. 57. Pontone, GM, et al., Prevalensi gangguan kecemasan dan subtipe kecemasan pada pasien dengan penyakit Parkinson. Mov Disord, 2009. 24 (9): p. 1333-8. 58. Pontone, GM, et al., Kegelisahan dan status kesehatan yang dirasakan sendiri pada penyakit Parkinson. Parkinsonisme Relat Disord 2011. 17 (4): p. 249-54. 59. Kirsch-Darrow, L., dkk., Pisahkan apatis dan depresi pada penyakit Parkinson. Neurologi, 2006. 67 (1): p. 33-8. 60. Postuma, RB, et al, Mengidentifikasi penyakit Parkinson prodromal:. Gangguan pra-motor dalam penyakit Parkinson. Mov Disord 2012. 27 (5): p. 617-26. 61. Postuma, R.B., J.F. Gagnon, dan J.Y. Montplaisir, perilaku tidur REM gangguan: dari mimpi ke neurodegeneration. Neurobiol Dis 2012. 46 (3): p. 553-8. 62. Schulte, EC dan J. Winkelmann, Ketika pasien penyakit Parkinson pergi tidur: gangguan tidur spesifik yang berhubungan dengan penyakit Parkinson. J Neurol 2011. 258 (Suppl 2): p. S328-35. 63. Suzuki, K., et al., [Gangguan tidur pada pasien dengan penyakit Parkinson]. Otak saraf, 2012. 64 (4): p. 342-55. 64. Barbeau, A., H. Mars, dan L. Gillo-Joffroy, Adverse efek samping klinis terapi levodopa. Contemp Neurol Ser, 1971. 8: p. 203-37. 65. Barbeau, A., et al., Levodopa dikombinasikan dengan penghambatan dekarboksilase perifer pada penyakit Parkinson. Bisa Med Assoc J, 1972. 106 (11): p. 1169-1174. 66. Barbeau, A., Editorial: penilaian jangka panjang terapi levodopa pada penyakit Parkinson. Bisa Med Assoc J, 1975. 112 (12): p. 1379-1380. 67. Barbeau, A., terapi levodopa tingkat tinggi dalam penyakit Parkinson: lima tahun kemudian. Trans Am Neurol Assoc, 1974. 99: p. 160-3. 68. Barbeau, A., [Penggunaan levodopa pada penyakit lain selain Parkinsonisme]. Uni Med Can, 1972. 101 (5): p. 849-52. 69. Friedman, J.H., Punding pada levodopa. Biol Psychiatry, 1994. 36 (5): p. 350-1. 70. Fernandez, H.H. dan J.H. Friedman, Punding pada L-Dopa. Mov Disord, 1999. 14 (5): p. 836-8. 71. Hammond, C.J., H.H. Fernandez, dan M.S. Okun, Refleksi: neurologi dan humaniora. Sebuah punder di Catch-22. Neurologi, 2009. 72 (6): p. 574-5. 72. Heller, J., Catch-221.961: Simon dan Schuster. 73. Giovannoni, G., et al., Disregulasi homeostasis Hedonistic pada pasien dengan penyakit Parkinson pada terapi penggantian dopamin. J Neurol Neurosurg Psikiatri, 2000. 68 (4): p. 423-8. 74. LeWitt, PA, J. Dubow, dan C. Singer, Apakah levodopa beracun? Wawasan dari bank otak. Neurologi, 2011. 77 (15): p. 1414-5.

75. Parkkinen, L., dkk., Apakah levodopa mempercepat proses patologis di otak penyakit Parkinson? Neurologi, 2011. 77 (15): p. 1420-6. 76. Fahn, S., dkk., Levodopa dan perkembangan penyakit Parkinson. N Engl J Med 2004. 351 (24): p. 2498-508. 77. Okun, MS, et al., Ujicoba data-driven inisiatif peningkatan kualitas NPF. Parkinsonisme Relat Disord 2010. 16 (8): p. 517-21. 78. Voon, V. dan S.H. Fox, kontrol impuls Obat-terkait dan perilaku repetitif pada penyakit Parkinson. Arch Neurol 2007. 64 (8): p. 1089-1096. 79. Voon, V., et al, gangguan pengendalian impuls pada penyakit Parkinson: kasus multicenter control study.. Ann Neurol 2011. 69 (6): p. 986-96. 80. Weintraub, D., Dopamin dan gangguan kontrol impuls pada penyakit Parkinson. Ann Neurol 2008. 64 Suppl 2: p. S93-100. 81. Weintraub, D., et al, gangguan pengendalian impuls pada penyakit Parkinson:. Sebuah studi cross-sectional dari 3090 pasien. Arch Neurol 2010. 67 (5): p. 589-95. 82. Weintraub, D., et al., Asosiasi penggunaan agonis dopamin dengan gangguan kontrol impuls pada penyakit Parkinson. Arch Neurol 2006. 63 (7): p. 969-73. 83. Shapiro, MA, dkk, Empat Seperti terkait dengan patologis penyakit Parkinson penjudi:. Kecemasan, kemarahan, usia, dan agonis. Neuropsychiatr Dis Treat, 2007. 3 (1): p. 161-7. 84. Limotai, N., et al, Ketergantungan-seperti manifestasi dan penyakit Parkinson:. Pusat tunggal besar pengalaman 9 tahun. Int J Neurosci 2012. 122 (3): p. 145-53. 85. Rabinak, C.A. dan MJ Nirenberg, Dopamin agonis sindrom penarikan pada penyakit Parkinson. Arch Neurol 2010. 67 (1): p. 58-63. 86. Moum, SJ, et al., Pengaruh STN dan GPI stimulasi otak dalam pada gangguan kontrol impuls dan sindrom disregulasi dopamin. PLoS One 2012. 7 (1): p. e29768. 87. Lhommee, E., et al, stimulasi subthalamic pada penyakit Parkinson:. Memulihkan keseimbangan perilaku termotivasi. Otak, 2012. 135 (Pt 5): p. 1463-1477. 88. Zigmond, MJ, et al, Neurorestoration oleh latihan fisik:. Bergerak maju. Parkinsonisme Relat Disord 2012. 18 Suppl 1: p. S147-50. 89. Smith, AD dan MJ Zigmond, Dapatkah otak dilindungi melalui latihan? Pelajaran dari hewan model parkinson. Exp Neurol 2003. 184 (1): p. 31-9. 90. Petzinger, GM, et al, Meningkatkan neuroplastisitas di ganglia basal:. Peran latihan dalam penyakit Parkinson. Mov Disord 2010. 25 Suppl 1: p. S141-5. 91. Fisher, B., Intervensi yang menantang sistem saraf menghadapi tantangan praktek klinis dunia nyata. J Neurol Phys Ther, 2011. 35 (3): p. 148-9. 92. Corcos, D.M., C.L. Comella, dan C.G. Goetz, Tai chi untuk pasien dengan penyakit Parkinson. N Engl J Med 2012. 366 (18): p. 1737-8, penulis balasan 1738. 93. Hass, CJ, et al., Progressive resistance training meningkatkan kiprah inisiasi pada individu dengan penyakit Parkinson. Kiprah Postur, 2012. 35 (4): p. 669-73.

94. Snijders, AH, et al., Bersepeda istirahat es freezer kiprah. Mov Disord 2011. 26 (3): p. 36771. 95. Snijders, A.H., M. van Kesteren, dan B.R. Bloem, Bersepeda kurang terpengaruh daripada berjalan di freezer kiprah. J Neurol Neurosurg Psikiatri, 2012. 83 (5): p. 575-6. 96. . Alberts, JL, et al, Ini bukan tentang sepeda, ini adalah tentang mengayuh: latihan paksa dan penyakit Parkinson. Exerc Sport Sci Rev 2011. 39 (4): p. 177-86. 97. Ahlskog, JE, Apakah olahraga berat memiliki efek saraf pada penyakit Parkinson? Neurologi, 2011. 77 (3): p. 288-94. 98. Keus, SH, dkk, The ParkinsonNet sidang:. Desain dan karakteristik dasar. Mov Disord 2010. 25 (7): p. 830-7. 99. . Keus, SH, dkk, Meningkatkan kesehatan masyarakat bagi pasien dengan penyakit Parkinson: model Belanda. Parkinson Dis 2012. 2012: p. 543.426. 100. Munneke, M., et al, Khasiat jaringan fisioterapi berbasis masyarakat untuk pasien dengan penyakit Parkinson:. Uji coba cluster acak. Lanset Neurol 2010. 9 (1): p. 46-54. 101. Nijkrake, MJ, et al, The ParkinsonNet Konsep:. Pengembangan, implementasi dan pengalaman awal. Mov Disord 2010. 25 (7): p. 823-9. 102. Aminoff, MJ, et al, Manajemen pasien dirawat di rumah sakit dengan penyakit Parkinson:. Keadaan saat lapangan dan kebutuhan untuk pedoman. Parkinsonisme Relat Disord 2011. 17 (3): p. 139-45. 103. Gerlach, OH, et al, Kerusakan penyakit Parkinson selama rawat inap:. Survei dari 684 pasien. BMC Neurol 2012. 12: p. 13. 104. Gerlach, O.H., V.J. Rouvroije, dan W.E. Weber, penyakit Parkinson dan rawat inap: kebutuhan untuk pedoman. Parkinsonisme Relat Disord 2011. 17 (6): p. 498. 105. Chou, KL, et al, Rawat Inap pada penyakit Parkinson:. Survei Nasional Yayasan Pusat Parkinson. Parkinsonisme Relat Disord 2011. 17 (6): p. 440-5. 106. Wexler, A., Pemetaan Takdir: A Memoir of Family, Risiko, dan Genetik Research1996: University of California Press. 107. Tanner, CM, et al., Rotenone, paraquat, dan penyakit Parkinson. Kesehatan lingkungan Perspect 2011. 119 (6): p. 866-72. 108. Goldman, SM, et al., Pekerjaan dan parkinsonisme di dalam gangguan gerak tiga klinik. Neurology 2005. 65 (9): p. 1430-5. 109. Goldman, SM, et al., Eksposur Solvent dan Parkinson risiko penyakit pada anak kembar. Ann Neurol 2012. 71 (6): p. 776-84. 110. Hancock, DB, dkk, paparan pestisida dan risiko penyakit Parkinson:. Studi kasus-kontrol berbasis keluarga. BMC Neurol 2008. 8: p. 6. 111. Dick, FD, et al, interaksi gen-lingkungan parkinson dan penyakit Parkinson:. Studi Geoparkinson. Occup Environ Med 2007. 64 (10): p. 673-80. 112. Christine, CW, et al., Keselamatan dan tolerabilitas terapi gen AADC putaminal untuk penyakit Parkinson. Neurologi, 2009. 73 (20): p. 1662-9.

113. Marks, WJ, Jr, et al, pengiriman Gene dari AAV2-neurturin untuk penyakit Parkinson:., Acak, percobaan terkontrol double-blind. Lanset Neurol 2010. 9 (12): p. 1164-1172. 114. LeWitt, PA, et al, terapi gen AAV2-GAD untuk penyakit lanjut Parkinson:. Double-blind, sham-operasi terkontrol, uji coba secara acak. Lanset Neurol 2011. 10 (4): p. 309-19. 115. Kaplitt, MG, et al, Keselamatan dan tolerabilitas terapi gen dengan virus adeno terkait (AAV) gen GAD ditanggung untuk penyakit Parkinson:. Label terbuka, fase I percobaan. Lancet, 2007. 369 (9579): p. 2097-105. 116. Feigin, A., et al., Modulasi jaringan otak metabolik setelah terapi gen subthalamic untuk penyakit Parkinson. Proc Natl Acad Sci U S A 2007. 104 (49): p. 19.559-64. 117. Mitka, M., terapi Eksperimental RNA menunjukkan janji terhadap virus Ebola dalam studi monyet. JAMA, 2010. 304 (1): p. 31. 118. Geisbert, TW, dkk, perlindungan Post exposure dari primata non-manusia terhadap tantangan virus Ebola yang mematikan dengan interferensi RNA:. Studi proof-of-concept. Lancet, 2010. 375 (9729): p. 1896-905. 119. Feldmann, H., Apakah kita lebih dekat untuk memerangi infeksi Ebola? Lancet, 2010. 375 (9729): p. 1850-2. 120. Kravitz, AV, et al., Peraturan parkinsonian bermotor perilaku dengan kontrol optogenetic ganglia basal sirkuit. Alam, 2010. 466 (7306): p. 622-6. 121. Bass, CE, et al., Kontrol Optogenetic dari striatal dopamin rilis pada tikus. J Neurochem 2010. 114 (5): p. 1344-1352.

***

Tentang Penulis: Michael S. Okun, MD, dianggap ahli pengobatan penyakit Parkinson, dan terbitannya memberikan suara dan jalan keluart untuk memberdayakan orang yang hidup dengan penyakit ini di seluruh dunia. Saat ini ia adalah Profesor, Direktur Administrasi, dan Co-direktur dari Universitas Florida Pusat Gangguan Gerakan dan neurorestorasi, bagian dari Pusat Penelitian Translational dalam penyakit neurodegeneratif, McKnight Brain Institute, dan University of Florida College of Medicine. Pusat ini unik karena memiliki lebih dari 45 anggota fakultas interdisipliner dari berbagai wilayah kampus yang semuanya didedikasikan untuk perawatan, penjangkauan, pendidikan, dan penelitian. Semua spesialis ditempatkan di satu tempat, menyediakan model untuk pengalaman yang lebih baik bagi pasien penyakit Parkinson. Dr. Okun telah mendedikasikan konsep perawatan interdisipliner penyakit Parkinson, dan sejak pengangkatannya sebagai Direktur Medis Nasional untuk Yayasan Parkinson Nasional pada tahun 2006, dia telah bekerja dengan lebih dari 40 pusat NPF internasional untuk membantu lingkungan yang mungkin untuk perawatan, penelitian, dan penjangkauan pada penyakit Parkinson, distonia, Tourette, dan gangguan gerak. Dr. Okun adalah salah satu pendorong kekuatan di balik penciptaan Pusat Gangguan Gerakan dan Neurorestoration dan metode penyembuhan pasien-sentris. Dr. Okun telah didukung oleh dana dari National Parkinson Foundation, National Institutes of Health, Parkinson Alliance, dan Michael J. Fox Foundation for Disease Research Parkinson, dan saat ini ia menjalankan online internasional forum "Ask The Expert" di website Yayasan Parkinson Nasional. Forum ini adalah layanan gratis yang menjawab pertanyaan dari setiap benua (kecuali Antartika) dan memiliki lebih dari 10.000 posting dalam tiga tahun terakhir saja. Dr Okun telah mendedikasikan sebagian besar karirnya untuk pengembangan pusat-pusat perawatan bagi orang yang menderita penyakit gerak. Dia juga telah menikmati karir penelitian produktif menjelajahi non-motor basal ganglia otak fitur dan telah berpartisipasi dalam studi perintis menjelajahi kognitif, perilaku , dan efek suasana stimulasi otak dalam (DBS). Dr Okun memegang Adelaide Lackner profesor di Neurology, telah menerbitkan lebih dari 300 artikel peer-review dan bab, adalah penyair diterbitkan (Lesson from the Bedside, 1995), dan telah menjabat sebagai resensi selama lebih dari 25 jurnal medis utama termasuk JAMA dan New England Journal of Medicine. Dia telah diundang untuk berbicara tentang penyakit Parkinson dan gangguan gerak seluruh dunia. Karya-karya yang diterbitkan dapat ditemukan di banyak sumber dan banyak bahasa termasuk New England Journal of Medicine dan forum pasien dan blog di National Parkinson Foundation. Pengunjung dari seluruh dunia datang ke Gainesville, Florida selama perawatan Parkinson, dan dia sangat dicari pembicara internasional. Ia telah menulis banyak buku populer termasuk "Ask The Expert" tentang penyakit Parkinson dan "Lesson from the Bedside." Anda dapat mengirimkan email Dr. Okun secara langsung di [email protected] jika Anda memiliki kiat-kiat atau perbaikan saran untuk buku ini atau buku masa depan. Anda juga dapat menemukan informasi yang berguna pada tiga blog Parkinson dijalankan oleh Dr Okun:

http://www.Parkinsonsecrets.com http://mdc.mbi.ufl.edu/category/treatment/parkinsons-treatment-tips http://www.parkinson.org/Patients/Patients---On-The-Blog.aspx

Frandy Susatia, MD, merupakan dokter spesialis saraf yang lulus dari University of Santo Tomas, Manila, Philippines dan mendapat program beasiswa untuk mengambil program subspesialisasi untuk mempelajari penyakit Parkinson, Botulinum toxin (Botox) dan gangguan gerak lainnya seperti Tourette, tic, distonia dari Universitas Florida Pusat Gangguan Gerakan dan neurorestorasi, McKnight Brain Institute, dan University of Florida College of Medicine, USA. Dr Frandy juga telah mendalami beberapa bidang lainnya seperti stroke dan ultrasound pembuluh darah leher dan otak (neurosonologi) di Wakeforest Baptist Medical Center, North Carolina, USA dan National Neuroscience Institute (NNI) Tan Tock Seng Hospital Singapore. Dia juga telah menulis beberapa bab dalam buku Parkinson salah satunya adalah “Troubleshooting in Deep Brain Stimulation Management” dan beberapa tulisan dalam jurnal internasional. Saat ini dr. Frandy Susatia, SpS bekerja rumah sakit di Siloam Hospital kebon Jeruk

###