78 ETIKA, MORAL DAN AKHLAK Al Mawardi. MS ABSTRACT - Jurnal

350 downloads 23306 Views 137KB Size Report
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK. Al Mawardi. MS. Dosen Pendidikan Agama Islam pada Politeknik Negeri Lhokseumawe. ABSTRACT. Akhlak is attitude or ...
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK Al Mawardi. MS Dosen Pendidikan Agama Islam pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

ABSTRACT Akhlak is attitude or behavior that did by someone with unintentionally and done by again and again. That conduct sometimes gets well character and at odd moments also vice. In Islam, akhlak has to domicile that so sentral as aqidah's supporter and syariah. Aqidah as base as Islam and syariah as ruling as in connection with Allah and creature won't walk properly if not supported by akhlak its self. In scholarly treasury, available difference among behavior with ethic and moral. Review good and evil terminological behavior be base dogma, meanwhile reviews good and evil terminological ethic be logic. So even with moral, review it is up on tradition, custom and culture. Key word: Akhlak, Ethic and Moral

ilmu-ilmu

I. PENDAHULUAN

lainnya,

dan

bagaimana

cara

Dewasa ini, telah muncul gejala yang

menciptakan manusia yang berbudaya dalam arti

kurang baik yang menimbulkan kegoncangan

beretika, bermoral dan berakhlak? Menjawab

dalam kehidupan

sejumlah

keluarga,

masyarakat

dan

rumusan

ini,

penulis

mencoba

bangsa, diantaranya adalah kenakalan remaja,

merekonstruksi dan mengkaji berbagai pemikiran

tauran, korupsi oleh para pejabat negara. Salah

para pakar dan ulama, dan membuat suatu tulisan

satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja,

yang berjudul “Etika, Moral dan Akhlak.”

karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, utamanya pembinaan akhlak. Pembinaan

II. PEMBAHASAN

akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan

2.1. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak

makhluk manusia dan makhluk hewani. Manusia

Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji

tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya

tentang persoalan baik dan buruk berdasarkan akal

sebagai mahkluk mulia, sesuai dengan fitrah, dan

pikiran manusia. (Daud Ali, 2008)

yang memiliki peran sebagai hamba dan khalifah

moral adalah suatu hal yang berkenaan dengan

Allah di muka bumi. Oleh karena itu, nilai-nilai

baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya

akhlak harus ditanamkan sejak dini baik melalui

yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang.

pendidikan

maupun

Berbeda dengan etika dan moral, akhlak adalah

lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Suatu

bagian yang membicarakan masalah baik dan

bangsa akan jaya dan terkenal bukan ditentukan

buruk dengan ukuran wahyu atau al Qur’an dan

oleh keluasan wilayah,

hadits.

keluarga,

masyarakat,

kekayaan sumber daya

Sedangkan

alam, serta kuantitas penduduknya, akan tetapi

Persoalan baik (al husnu) dan buruk (al

adalah karena kualitas akhlak atau tingginya nilai-

khutb) telah menjadi perdebatan sejak era awal

nilai peradaban yang dimilikinya.

kebangkitan Islam. (Kahar, tt) Pada era itu kaum dan

Mu’tazilah berpandangan bahwa ukuran baik dan

kualitas keilmuan populasi yang ada pada suatu

buruk adalah ditentukan oleh akal manusia.

Negara akan menyebabkannya terkenal dan

Manusia

mampu menghadapi tantangan jaman yang serba

menyebabkannya mampu bahkan menentukan

global.

Nabi

mana yang baik dan mana yang buruk. Berbeda

Muhammad sebagai Rasul terakhir diutus agar

dengan aliran Mu’tazilah, aliran Ahlu Sunnah

mampu menyempurnakan akhlak manusia.

berpandangan bahwa ukuran tentang al husnu dan

Integritas,

dedikasi,

Dalam konteks

kredibilitas

inilah,

justru

memiliki

kualitas

akal

yang

dikenal

al khutb adalah ditentukan oleh wahyu, bukan

beberapa istilah berkenaan dengan akhlak, di

oleh akal atau rasio manusia. Memang Allah telah

antaranya; etika, moral dan akhlak itu sendiri.

mengkaruniai manusia dengan kualitas akal, akan

Bagaimana

tetapi akal tersebut terbatas hanya mampu

Dalam

khazanah

perbedaan

keilmuan,

antara

ketiga

terma

tersebut? Bagaimana hubungan akhlak dengan

78

mengenal hal-hal yang kongkrit, sesuatu yang bisa

menyebabkan seseoarng bersifat pemarah, juga

dinalar (rasional).

mendorong seseorang untuk bersifat iri, dengki,

Masalah perbuatan baik dan buruk,

hasut dan fitnah. Nafsu

terpuji dan tercela adalah wilayah kajian akhlak.

model

nafsu

berpikir

atau

anhatiqqah.

seseorang mulia dalam pandangan Allah dan

berwawasan luas. Berkenaan dengan pengertian

manusia. Akhlak adalah sikap atau prilaku baik

ini, maka yang dimaksud dengan nafs nathiqah

dan buruk yang dilakukan secara berulang-ulang

adalah dorongan yang menyebabkan seseorang itu

dan diperankan oleh seseorang tanpa disengaja

berpikir,

atau melakukan pertimbangan terlebih dahulu.

fenomena alam dan kekuasaan Allah. Seseorang

Akhlak yang terpuji dinamakan akhlak al karimah

yang dikendalikan oleh nafs nathiqah akan

(akhlak mahmudah). Sedangkan akhlak buruk

menyebabkannya menjadi orang yang sadar,

atau tercela dinamakan akhlak mazmumah.

bersyukur dan berterima kasih kepada Allah

sebaliknya karena dipengaruhi oleh hati (al qalb)

dan

artinya

adalah

Akhlak merupakan barometer yang menyebabkan

Seseorang akan berakhlak baik atau

Nathiq

ketiga

berzikir

terhadap

fenomena-

karena telah memberikan sejumlah nikmah dan angerah-Nya kepada manusia.

yang ada pada sanubari yang terdalam. Artinya,

Kesadaran dan indikator kebersyukuran

bahwa perbuatan baik atau buruk dalam kategori

tersebut tercermin melalui sikap dan prilakunya

akhlak bukan didasarkan kepada pertimbangan

dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang

akal, tradisi atau pengalaman, tetapi karena

bersyukur

bisikan hati sanubari yang ada pada setiap orang

melakukan

itu.

untuk

meninggalkan segala larangan-Nya yang lazimnya

melakukan perbuatan baik atau sebaliknya adalah

dinamakan taqwa. Dalam bahasa lain bahwa

karena pada diri seseorang itu terdapat tiga model

manusia yang dikendalikan oleh nafsu nathiqah

nafsu,

akan selalau bersikap terpuji, sopan, santun,

Menurut

yaitu

Ibn

Arabi,

nafsu

dorongan

syahwaniyyah,

nafsu

punya

ghadabiyyah, dan nafsu anhathiqah.

kepada

Allah

segala

tatakrama,

akan

perintah

saling

senantiasa Allah

menyayangi

dan

dan

Nafsu syahwaniyyah adalah nafs yang

menghormati, gemar membantu, peka atau peduli,

mendorong seseorang untuk menikmati kelezatan

hidup bersih, disiplin, tekun dan rajin, sabar, jujur,

dan kesenangan hidup. Nafsu model ini bukan

adil, amanah, selalu benar, merasakan apa yang

hanya ada pada manusia, tetapi juga ada pada

dirasakan orang lain (empati), punya semangat

binatang. Seseorang yang dikendalikan oleh nafs

hidup dan senantiasa toleran, transparan dan

syahwaniyyah akan senantiasa terbiasa melakukan

akuntabel. Ada

perbuatan-perbuatan yang hanya menyenangkan kebutuhan fisik atau biologis, seperti makan,

mampu

minum,

(syahwaniyyah

berhubungan

sex,

dan

sejenisnya.

beberapa

cara

mengendalikan dan

agar

seseorang

kedua

ghadabiyyah)

nafsu yang

Manusia yang kelebihan nafsu syahwaniyyah akan

menyebabkan manusia tidak berakhlak mulia,

mendorongnya bersifat hedonis, materialis dan

yaitu dengan cara tekun melakukan segala

individualis.

perintah

Allah

dan

meninggalkan

segala

Nafsu yang kedua yang ada pada setiap

laranganNya (ijtinabu al manhiyat), dengan cara

diri manusia adalah nafsu ghadabiyyah. Seperti

melakukan segala amal-amal wajib (adaa al

halnya nafsu syahwaniyyah, nafsu ghadabiyyah

wajibah), amal-amalan sunnat (adaa al nafillah),

juga dimiliki oleh selain manusia yaitu binatang.

dan dengan cara melakukan al-riyadhah, berupa

Seseorang

nafsu

latihan-latihan spiritual seperti berzikr, berpikir,

ghadabiyyah akan menyebabkannya cenderung

bertahannus, instropeksi diri, dan sejenisnya.

bersifat pemarah, tegas, tidak tenang, egois, tidak

Dengan tiga pendekatan ini kemungkinan hati

kompromi, menang sendiri, dan tergesa-gesa.

seseorang akan menjadi berkilau dan bersinar

Nafsu model ini bahkan lebih berbahaya dari pada

dalam berarti beriman dan berakhlak mulia.

nafsu

Karena menurut para sufi, hati manusia itu

yang

dikendalikan

syahwaniyyah

karena

oleh

di

samping

79

memiliki tiga model, yaitu hati yang mati, hatinya

mengenal

orang kafir, hati yang hidup, hatinya orang

menggunakan hati sanubarinya yang terdalam

beriman, dan hati yang redup, hatinya orang

(Basyirah). Dalam konteks inilah dapat dipahami

munafik.

bahwa antara akhlak dan tasawuf memiliki

2.2. Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral

hubungan yang erat dan saling mendukung.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa

Artinya,

dan

mendekati

bahwa

akhlak

Allah

yang

dengan

baik,

terpuji

akhlak berbeda dengan etika dan moral. Kalau

(mahmudah) dan mulia (karimah) bukanlah

akhlak lebih bersifat transcendental karena berasal

didasari oleh ucapan dan akal pikiran semata,

dan bersumber dari Allah, maka etika dan moral

tetapi melainkan oleh bisikan dan kilauan hati

bersifat

sanubari yang terdalam.

relatif,

dinamis,

dan

nisbi

karena

merupakan pemahaman dan pemaknaan manusia

Manusia yang berakhlak adalah manusia

melalui elaborasi ijtihadnya terhadap persoalan

yang suci dan sehat hatinya. Sebaliknya, manusia

baik dan buruk demi kesejahteraan hidup manusia

yang tidak berakhlak (a moral) adalah manusia

di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.

yang kotor dan sakit hatinya. Dalam hidup dan

Berdasarkan perbedaan sumber ini maka etika dan

kehidupan ini, banyak orang mengetahui dan

moral senantiasa bersifat dinamis, berobah-obah

menyadari bila hatinya kotor dan sakit, akan tetapi

sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan

tidak berhasrat membersih dan mengobatinya

tuntutan manusia. Etika sebagai aturan baik dan

dengan segera. Berbeda dengan kotor dan sakit

buruk yang ditentukan oleh akal pikiran manusia

fisik,

bertujuan untuk menciptakan keharmonisan.

membersihkannya. Padahal kalau disadari bahwa

maka

dengan

segera

mengobati dan

Begitu juga moral sebagai aturan baik

penyakit hati itu jauh lebih berbahaya bagi diri

buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya

dan kelangsungan hidupnya, maka pasti akan

yang dianut oleh sekelompok masyarakat juga

memprioritaskan

bertujuan untuk terciptanya keselarasan hidup

dengan pengobatan jasd atau fisik yang hanya

manusia. Etika, moral dan akhlak merupakan

bersifat fana.seseorang yang mengalami sakit

salah satu cara untuk menciptakan keharmonisan

dalam arti fisik, kalau tidak segera diobati maka

dalam hubungan antara sesama manusia (habl

akan bertambah parah dan akan mati. Mati

minannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq

bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan

(habl minallah).

pintu dari kehidupan selanjutnya.

pengobatan

hati

disbanding

Berbeda dengan orang yang mengalami 2.3.. Akhlak, tasawuf, dan ilmu-ilmu lainnya

penyakit hati, kalau tidak dibersihkan dan diobati,

Cerita tentang hubungan vertikal antara

maka malapetaka yang diakibatkannya bukan

manusia dengan Allah sebagai rabbul ‘alamin,

hanya di dunia, tetapi bahkan sampai hari akhirat

dalam khajanah keislaman dikenal dengan istilah

yang abadi. Oleh karena itu upaya untuk

tasawuf. Tasawuf adalah proses pendekatan diri

membersihkan,

kepada Tuhan dengan cara mencucikan hati

mengobati agar hati tetap senantiasa sehat, bersih

(tasfiat al Qalb). (Syaifullah, 1998). Menurut Zun

dalam arti berakhlak mulia senantiasa merupakan

Nun al Misri salah seorang sufi terkenal, bahwa

suatu keniscayaan yang prioritas.

hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan

memelihara,

Al-Qur’an

dan

mencegah

al-hadis

dan

sangat

Tuhan tetapi bahkan bisa mengenal dan melihat

menekankan

Tuhan (al Ma’rifah). (Hamka, 1778) Menurutnya,

persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong-

pengetahuan manusia itu terbagi tiga, yaitu;

menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar,

pengetahuan orang awam yang mengenal Allah

baik sangka, berkata benar, pemurah, ramah-

hanya dengan cara mengucap dua kalimat

tamah, bersih hati, berani, kesucian, hemat,

Syahadat, pengetahuan ulama, yaitu mengenal

menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan

Allah dengan menggunakan akal pikirannya

berpikir lurus. Sejumlah nilai-nilai positif tersebut

(ra’yu), dan pengetahuan orang sufi, dimana

adalah amalan tasawuf yang harus dimiliki oleh

kejujuran,

kesetiakawanan,

80

seorang muslim agar senantiasa dekat dengan

2.4. Indikator dan Profil Berakhlak dan

Allah SWT.

Beriman

Selain dengan tasawuf, akhlak juga

Hati yang bersih dan sehat merupakan

berkaitan dengan ilmu tauhid, psikologi, dan ilmu

indikator orang yang berakhlak dan beriman. Hal

pendidikan. Kalau ilmu tauhid tampil dalam

ini sesuai dengan apa yang diisyaratkan oleh Al

memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, maka

Ghazali bahwa indikator manusia berakhlak

akhlak tampil dengan memberikan penjabaran dan

(husnu al khuluq) adalah tertanamnya iman dalam

pengalaman dari Tauhid. Tauhid tanpa akhlak

hatinya.

yang mulia tiada artinya, dan akhlak yang mulia

berakhlak (su’ al khuluq) adalah manusia yang

tanpa tauhid maka tidak akan kokoh. Selain itu

ada nifaq dalam hatinya. Nifaq adalah sikap

tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan

mendua terhadap Tuhan, tidak ada kesesuaian

akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut.

antara hati dan perbuatan.

bahasannya,

membicarakan

yaitu

gejala-gejala

sama-sama

kejiwaan

yang

manusia

yang

tidak

Iman menurut sebagian para sufi adalah

Kaitan akhlak dengan ilmu Jiwa ada pada pokoh

Sebaliknya,

diibaratkan dengan akar bagi sebuah pohon. Akar yang

baik,

sehat,

segar

dan

kuat

akan

tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa

menyebabkan tumbuhnya pohon dengan besar,

dapat

dimiliki

cabangnya yang rindang, daun-daunnya yang

seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat

hijau serta buahnya yang banyak. Pohon yang

serta dekat dengan Tuhan, akan melahirkan

rindang tersebut akan senantiasa bermanfaat bagi

perbuatan yang baik, dan benar, sebaliknya jiwa

alam sekitar, baik untuk tempat berteduh bagi

yang kotor, banyak berbuat kesalahan dan jauh

orang yang kelelahan, atau bisa dimanfaatkan

dari Tuhan akan melahirkan perbuatan yang jahat,

daun, bunga, buah, dahan, ranting dan batangnya.

sesat dan digolongkan sebagai akhlak buruk

Sebaliknya akar yang rusak, keropos dan busuk

(mazmumah).

akan menyebabkan pohon dan daunnya yang layu,

diketahui

psikologis

yang

Hubungan akhlak dengan pendidikan

kering dan tidak berbuah. Pohon seperti ini akan

juga sangat erat. Tujuan pendidikan dalam

menjadi ancaman bagi alam sekitar, karena

pandangan Islam adalah berhubungan dengan

ranting-rantingnya yang kering dan rapuh bisa

kualitas mansuia yang berakhlak. Ahmad D.

menimbulkan malapetaka bagi setiap makhluk

Marimba misalnya mengatakan bahwa tujuan

yang lewat di bawahnya.

pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup

Pohon yang rindang diibaratkan dengan

seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang

orang beriman yang hatinya berkilau, bercahaya

mengandung

dan

dan bersinar. Seseorang yang memiliki iman di

penyerahan diri kepada-Nya. Sementara itu Mohd.

dalam hatinya, maka akan senantiasa menjadi

Athiyah

bahwa

bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan bagi

pendidikan budi pekerti adalah adalah jiwa dari

orang lain umumnya. Sebaliknya pohon yang

pendidikan islam, dan islam telah menyimpulkan

kering dan rapuh adalah diibaratkan dengan orang

bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah

kafir, munafiq dan musyrik yang hatinya hitam,

jiwa pendidikan Islam. (Azmi, 2006). Mencapai

kotor dan pekat. Hidup dan kehidupannya

suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan

senantiasa menyebabkan keonaran dan kerusakan

sebenarnya dari pendidikan. Selanjutnya al-Attas

bagi alam lingkungannya.

implikasi

al-Abrasyi,

kepercayaan

mengatakan

mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam

Dalam konteks ini, mengutip pandangan

adalah manusia yang baik. Kemudian Abdul fatah

Muhammad al Ghazali (1996), bahwa ciri atau

jalal mengatakan bahwa tujuan umum pendidikan

tanda-tanda manusia beriman adalah sebagai

Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba

berikut:

Allah.

1.

Manusia

yang

khusuk

dalam

shalatnya;

81

Berpaling dari hal-hal yang tidak

pelit, cemburu, iri, dengki, hasad, boros, angkuh,

berguna;

tidak peka kepada pelestarian alam, dan kurang

3.

Selalu kembali pada Allah;

memiliki rasa tanggung jawab adalah pribadi yang

4.

Selalu memuji dan mengagungkan

dianggap memiliki akhlak mazmumah (tercela).

2.

Allah; 5.

Selalu mengabdi kepada Allah;

6.

Bergetar hatinya bila disebut-sebut

III. PENUTUP Berdasarkan tulisan di atas diketahui

nama Allah;

bahwa antara akhlak dengan etika, dan moral

Berjalan di muka bumi dengan

memiliki kesamaan arti, cakupan dan tujuan.

tawadhu tidak sombong dan angkuh;

Namunpun

8.

Bersikap arif terhadap orang awam;

perbedaan satu sama lainnya. Dalam perspektif

9.

Mencintai

Islam akhlak dan tasawuf sangat berkaitan erat

7.

orang

lain

seperti

tamu

juga

juga

memiliki

karena sama-sama bertujuan untuk mendekatkan

mencintai diri sendiri; 10. Menghormati

demikian,

dan

selalu

diri kepada Allah SWT. Akhlak adalah salah satu dimensi keilmuan yang perlu digunakan dalam

menghargai tetangga; 11. Berbicara selalu baik, santun dan

berbagai lini dan profesi kehidupan untuk meningkatkan kualitas ilmu, iman dan amal.

penuh makna; 12. Tidak banyak bicara dan bersikap

Keberadaannya

bahkan

dianggap

mampu

tenang dalam menghadapi segala

menentukan maju atau mundurnya suatu negara,

persoalan;

agama, dan bangsa. Oleh karena itu, bahasan

13. Tidak menyakiti orang lain, baik dengan

ucapan,

pemikiran

dan

tentang akhlak adalah sesuatu yang dipentingkan. Tulisan di atas dapat disimpulkan kepada empat hal, di antaranya:

perbuatan. 14. Sedangkan menurut Anwar ciri-ciri

1.

Akhlak, etika dan moral adalah suatu

orang berakhlak adalah; selalu rida

disiplin ilmu yang membicarakan tentang

kepada Allah, cinta dan beriman

persoalan baik dan buruk

rukun

iman

yang

enam,

taat

2.

Antara akhlak, etika dan moral, memiliki

beribadah, selalu menepati janji,

persamaan dan perbedaan. Persamaannya

amanah, sopan dalam ucapan dan

adalah sama-sama mengkaji masalah

perbuatan, qanaah, tawakal, sabar,

baik dan buruk, sedangkan perbedaanya

syukur, dan tawadhu. (Anwar, 2008)

adalah terletak pada landasan yang dipakai;

Ada dua model akhlak, yaitu akhlak terpuji dan akhlak buruk. Sejumlah ciri di atas

3.

Dalam konteks sejarah, antara akhlak dan

adalah karakteristik akhlak karimah (mulia) atau

tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang

terpuji (mahmudah). Orang yang memiliki akhlak

sama,

terpuji maka sikap, pikiran dan prilakunya selalu

mendekatkan diri kepada Allah;

berorientasi pada kebaikan, kejujuran, kesetiaan,

4.

yaitu

Indikator

sebagai

orang

jalan

berakhlak

untuk

adalah

dan sesuatu yang dianggap positif secara agama,

beriman atau tidaknya seseorang. Salah

norma dan akal pikiran. Sikap-sikap emosional

satu

positif seperti

beriman

saling membantu, menghargai,

karakter adalah

seseorang ketika

dikatakan ia

mampu

rajin, giat, optimis, terbuka, pemberani, bersih,

melahirkan kedamaian dan ketenteraman

sehat, loyal, bervisi ke depan, sabar, bijaksana,

bagi alam lingkungannya.

peduli, toleran, dermawan, pemurah dan adil adalah cerminan dari jiwa yang berakhlak

Daftar Bacaan

karimah.

Abuddin Nata. 1994, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persda Anwar, Rosihan, 2008, Aqidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia

prilaku

Sedangkan

sebaliknya,

yang berorientasi

kepada

sikap

atau

itoleransi,

tertutup, tidak peduli, pesimis, mudah menyerah,

82

Azmi, Muhammad, 2006, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah: Upaya Mengefektifkan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga, Yogyakarta: Belukar Daud Ali, 2002. Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hamka, 1987. Tasawuf Modern, Jakarta : Pustaka Panjimas Kahar Masyur, tt, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta : Rineka Cipta Moh Saifulloh Al Azizz, 1998, Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya:Terbit Terang Quraish, M. Syihab, 1996, Membumikan AlQur’an, Bandung: Mizan Syaikh Muhammad Al-Ghazali, 1996, Kayfa Nata’amal Ma’al-Qur’an, Bandung: Mizan Zainal Sarifin Abbas,1964, Pri Hidup Muhammad Rasulullah Saw, Medan: Firma Rahmad

83

78