Article Format PDF - Journal - Unair

38 downloads 824 Views 639KB Size Report
AYAM PEDAGING YANG DIPANEN PADA UMUR 35 SAMPAI 46 HARI ... Konversi pakan pada ayam pedaging adalah unit pakan yang diperlukan untuk ...
PENGARUH UMUR PANEN TERHADAP NILAI KONVERSI PAKAN PADA AYAM PEDAGING YANG DIPANEN PADA UMUR 35 SAMPAI 46 HARI THE INFLUENCE OF SLAUGHTER AGE AGAINST THE FEED ONVERSION RATE OF THE BROILER CHICKENS THAT ARE SLAUGHTERED IN THE AGE OF 35 TO 46 DAYS *

**

Eka Pramyrtha H dan Ririen N. Wahyuti ABSTRACT

The objective of the research was to know there was a difference feed conversion rate against the broiler that are slaughtered in the age of 35 to 46 days. There were twelve groups based on the age. Each of them contains 10 chickens. They were counted how many feed conversion rate each of the groups at 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45 and 46 days. The result showed that each of the groups had the same feed conversion rate. So economically the chickens that are slaughtered in the age of 35 to 46 days are not different. PENDAHULUAN Konversi pakan pada ayam pedaging adalah unit pakan yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit berat hidup (Parkhust and Mountney, 1988), dan nilai konversi pakan dapat dihitung dengan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi ayam sampai umur pada saat dipanen atau dipotong dengan pertambahan berat badannya (Siregar, dkk., 1980). Nilai konversi pakan merupakan parameter yang penting sebagai tinjauan ekonomis biaya pakan. Semakin rendah nilai konversi pakan akan semakin menguntungkan, hal ini disebabkan semakin sedikit ransum yang diberikan untuk menghasilkan berat badan tertentu (Soeharsono, 1977). Karena alasan tersebut, pada umumnya peternak lebih suka memanen ayam pada umur lebih muda, di samping ada juga alasan lain seperti misalnya, pada umur muda jumlah lemak perut relatif lebih sedikit, dan pada umur yang lebih tua, kemungkinan untuk terserang penyakit lebih besar. Agar peternak tidak terpaku pada alasan ekonomis dan kebutuhan pakan yang lebih tinggi untuk memanen ayam pedaging pada umur muda dan agar peternak lebih bisa memenuhi selera pasar, untuk menyajikan berat badan sesuai kebutuhan konsumen, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberi informasi pada peternak ayam agar bisa memahami, pada umur berapa hari, nilai konversi pakan paling rendah atau paling ekonomis. Selain dipengaruhi oleh umur dan jenis ayam (breed), nilai konversi * Lab. Histologi FKH Unair ** Lab. Entomologi dan Protozoologi FKH Unair

pakan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kepadatan dan kondisi litter (Reed, 1974). Pertumbuhan ayam pedaging yang paling pesat terjadi pada umur 3 – 7 minggu, dan setelah minggu ke-7 laju pertumbuhannya akan menurun (North and Bell, 1990), di samping itu pada umur diatas 7 minggu ayam akan lebih mudah terkena penyakit seperti ND, Koksidiosis, CRD dan kepincangan (Curtis, 1993), sedangkan menurut Parkhust and Mountney (1988) ayam pedaging yang dipelihara sampai umur 7 minggu, berat badan 2080 gram, dengan angka kematian 3%, serta nilai konversi pakan 2,00, akan mencapai nilai produktivitas yang cukup tinggi. Angka produktivitas tersebut merupakan cara untuk mengevaluasi hasil tata laksana/ perawatan ayam. METODE Seratus dua puluh ekor ayam pedaging (CP 707) dibagi dalam 12 kelompok umur panen, yaitu kelompok yang dipotong pada hari ke-35 , 36 , 37 , 38 , 39 , 40 , 41 , 42 , 43 , 44 , 45 ,dan hari ke 46. Semua sampel dipelihara mulai umur 1hari, dibagi dalam kelompok I – XII secara acak dan diberi perlakuan sama (pakan, vaksinasi, dan tata laksana). Konsumsi pakan tiap kelompok dihitung tiap hari dengan cara mengurangi jumlah ransun pakan yang diberikan dengan sisa pakan. Pada hari ke-35, ayam kelompok I ditimbang, jumlah pakan yang dihabiskan selama 35 hari dihitung dan dihitung pula konversi pakannya. Kelompok ayam ke dua dihitung konversi pakannya pada umur 36 hari, dan seterusnya sampai pada kelompok XII, konversi pakan dihitung pada hari ke-46. Data yang diperoleh dari setiap parameter dianalisis dengan menggunakan metode statistik analisis korelasi regresi (Smith, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis statistik, tampak bahwa tidak ada korelasi antara umur panen dengan nilai konversi pakan atau tidak ada perbedaan yang nyata nilai konversi pakan pada ayam pedaging yang dihitung pada umur panen 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, dan 46 hari. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 kilogram berat badan ayam adalah sama pada tiap kelompok umur panen atau secara ekonomis, pemeliharaan ayam pedaging yang dipanen umur 35 – 46 hari adalah tidak berbeda. Hasil rata-rata berat badan dan nilai konevrsi pakan ayam pedaging dari beberapa umur panen disajikan pada Tabel 1. Data tersebut juga menunjukkan bahwa secara umum terjadi kenaikan berat badan ayam seiring dengan bertambahnya umur, meskipun ada kelompok ayam yang berat badannya lebih tinggi dari kelompok umur yang lebih rendah, akibat adanya variasi biologis.

Tabel 1 Rata-rata Berat Badan dan Konversi Pakan Ayam Pedaging yang Dipanen pada Umur 35 – 46 hari Rata-rata berat Konversi pakan ± SD Kelompok Umur panen (hr) badan (kg) I 35 0,94 2,00 ± 0,116 II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

1,02 1,28 1,48 1,56 1,63 1,62 1,89 1,99 2,04 2,04 2,16

2,02 2,02 2,05 2,04 2,04 2,06 2,05 2,07 2,06 2,07 2,07

± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±

0,156 0,097 0,164 0,132 0,147 0,209 0,160 0,184 0,133 0,102 0,129

Penelitian dilakukan pada umur 35 – 46 hari sebab pada umumnya peternak memanen ayam pedaging pada umur 5 – 6 minggu, di samping itu menurut North dan Bell, 1990, laju pertumbuhan ayam akan menurun pada umur di atas 7 minggu. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasar hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa nilai konversi pakan tidak berbeda pada ayam yang dipanen umur 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, dan 46 hari yang dipelihara dengan perlakuan yang sama, sehingga para peternak bisa menyajikan berat badan ayam pedaging sesuai dengan permintaan pasar tanpa harus merasa khawatir akibat pengeluaran pakan yang lebih banyak, sebab pengeluaran biaya pakan ini akan sesuai dengan penambahan berat badan dari semua kelompok ayam pada umur-umur tersebut. Ini berarti, secara ekonomis, peternak tidak perlu merasa rugi apabila harus menjual atau memanen ayamnya pada umur yang lebih tua, sebab biaya untuk konsumsi pakan yang diperlukan sesuai dengan berat badan yang dihasilkan, asal tata laksana dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat mengeliminasi kemungkinan terkena penyakit. DAFTAR PUSTAKA Curtis, S. E., 1993. Environmental Management in Animal Agricultural. Iowa State University Press, Ames, IA. North, M. O. and Bell, D. D. 1990. Commercial chicken production manual. Van Nostrand Reinhold Co, New York. Parkhurst, C. R. and G. J. Mountney, 1988. Poultry Meat and Egg Production. Van Nostrand Reinhold Co, New York.

Reed, M. J. 1974. Mechanical handling of broiler chickens. Transactions of the American Society of Agricultural Engineering 17 : 74 – 77, 81. Siregar, A. P., M. Sabrani dan S. Pramu, 1980. Tehnik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Penerbit Margie Group, Jakarta. Smith, A. 1994. Design and Experiment. CTVM, Scotland, Jakarta. Soeharsono, 1977. Respon Broiler terhadap berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi, Fapet – Unpad, Bandung.