artikel skripsi_Deasy Mayasari - Jurnal Online UM - Universitas ...

14 downloads 177 Views 60KB Size Report
Bahan ajar ini diuji cobakan kepada ahli, guru, dan siswa. Bahan ajar ... menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen meningkat. Jadi .... Sudah ada konsep jenis latar yang harus dikembangkan siswa dalam latihan. Latihan ...
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS KREATIF CERPEN UNTUK SISWA SMA

Oleh Deasy Mayasari1 Abdul Syukur Ghazali2 Bustanul Arifin2 E-mail: [email protected] Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang ABSTRACT: This research aims to develop an interesting textbook in terms of content and appearance. This research used the procedure of development Borg and Gall’s. This teaching material is try out to expert, teacher, and students. This teaching material is try out twice. The result of the trial showed that the student ability in writing shot stories is improved. So, that this teaching material is approved. Keywords: teaching materials, creative writing, short stories. ABSTRAK:Penelitian ini bertujuan mengembangkan buku ajar yang menarik dari segi isi dan tampilan. Prosedur penelitian ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan dari Borg dan Gall. Bahan ajar ini diuji cobakan kepada ahli, guru, dan siswa. Bahan ajar ini diujicobakan sebanyak dua kali kepada siswa. Hasil dari uji coba bahan ajar menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen meningkat. Jadi, dapat disimpulkan bahan ajar ini bisa untuk digunakan dalam pembelajaran. Kata Kunci: bahan ajar, menulis kreatif, cerpen.

Pembelajaran sastra di SMA bertujuan untuk membangkitkan kreativitas siswa dalam menciptakan dan menilai suatu karya sastra. Selain itu, menurut Rahmanto (1988:16) pengajaran sastra memiliki empat manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Pembelajaran sastra yang mampu menghasilkan produk adalah pembelajaran menulis. Pembelajaran menulis merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk menghasilkan atau menuangkan gagasan, ide, dan pikiran melalui rangkaian kata yang tertulis. Di SMA siswa diharuskan menghasilkan karya sastra yang ditulis sendiri.

1

Deasy Mayasari adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

2

Abdul Syukur Ghazali dan Bustanul Arifin adalah Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Penulisan karya tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam kompetensi menulis. Menurut Nurchasanah dan Widodo (1994:2) menulis adalah proses menuangkan atau memaparkan informasi yang berupa pikiran, perasaan, atau kemauan dengan menggunakan wahana bahasa tulis berdasarkan tataan tertentu sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan penulis. Menurut Fowler, menulis merupakan suatu proses yang kompleks yang merupakan keterampilan berbahasa yang meminta perhatian paling akhir di sekolah (dalam Ahmadi, 1990:28). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan proses untuk menghasilkan suatu karya melalui penuangan gagasan. Keterampilan menulis cerpen merupakan keterampilan menuliskan kejadian yang diinterpretasikan pengarang terhadap hal yang dilihat atau dialami. Kehidupan yang digambarkan dalam cerpen bukan kehidupan yang sebenarnya, tetapi kehidupan menurut pengarang yang menulis cerpen. Kehidupan yang dipaparkan dalam cerpen merupakan inti yang dianggap menarik. Dalam menulis cerpen perlu diperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen. Menulis cerpen dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan. Menulis cerpen memberi kesempatan kepada seseorang untuk berimajinasi dan berkreasi. Penulis dapat menciptakan tokoh sesuai dengan karakteristik yang diinginkan, menentukan nasib tokoh, bahkan menentukan kehidupan dan kematian tokoh, serta menyelipkan pesan-pesan moral dalam cerpen. Menulis cerpen juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mencurahkan perasaan, pengalaman, dan gagasan. Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen di sekolah masih memerlukan sumber yang lebih banyak untuk memperkaya pengetahuan siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia tentang pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen saat ini. Menurut data yang diperoleh guru hanya menjelaskan tentang unsur-unsur intrinsik yang harus ada saat menulis cerpen. Seharusnya ada bahan ajar yang memberikan proses penulisan kreatif cerpen secara rinci. Jadi siswa tidak hanya mengetahui unsur-unsur intrinsik cerpen seperti yang selama ini terjadi. Akan tetapi siswa dapat memahami bagaimana cara menulis bagian-bagian cerpen yang saling berkaitan antara unsur yang satu dengan yang lain sesuai dengan tema yang dipilih. Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan pengembangan bahan ajar menulis cerpen untuk siswa SMA. Pengembangan bahan ajar menulis kreatif cerpen untuk siswa SMA ini ditujukan untuk menghasilkan bahan pembelajaran dan meningkatkan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Dengan bahan ajar yang baru diharapkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen bisa lebih baik daripada sebelumnya. Bahan ajar ini juga diharapkan bisa membantu siswa belajar secara mandiri. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah (1) mengembangkan isi bahan ajar menulis cerpen untuk siswa SMA, (2) mengembangkan tampilan bahan ajar menulis cerpen untuk siswa SMA. METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini adalah penelitian yang akan menghasilkan sebuah bahan ajar dalam pembelajaran menulis cerpen. Model pengembangan bahan ajar menulis kreatif cerpen ini mengadaptasi model pengembangan dari Borg dan Gall (1983:775). Ada sepuluh langkah dalam metode pengembangan yang diuraikan

oleh Borg and Gall, berikut langkah-langkah tersebut. (1) Penelitian dan pengumpulan informasi, (2) Perencanaan, meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan dan proses pengembangangannya, (3) Pengembangan produk awal (materi pengajaran, buku panduan, dan alat evaluasi, (4) Uji coba lapangan awal, (5) Revisi produk utama (6) Uji coba lapangan, (7) Revisi produk hasil uji coba lapangan, (8) Uji pelaksanaan lapangan, (9) Revisi produk akhir, (10) Diseminasi dan implementasi. Prosedur penelitian yang dikemukakan oleh Borg and Gall tersebut tidak seluruhnya diaplikasikan dalam penelitian ini. Dari prosedur yang telah dijabarkan diadaptasi menjadi 7 tahap. Tahap 7, 8, dan 10 tidak dilaksanakan. Dari prosedur penelitian yang sudah dilakukan di lapangan tersebut diperoleh data penelitian terkait kelayakan bahan ajar yang diuji coba. Data-data hasil penelitian tersebut harus dianalisis menggunakan teknik analisis data. Teknik analisis merupakan alat untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan data yang sudah diperoleh. Teknik analisis data menurut Sugiyono (2007:337) adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses analisis data pada penelitian ini adalah data dari angket masingmasing uji coba yaitu ahli pembelajaran sastra, ahli penulisan cerpen, guru, dan siswa disajikan sesuai dengan angket yang diisi. Dari angket tersebut diperoleh data hasil uji coba. Dari data tersebut diperoleh penilaian dari masing-masing komponen dalam angket. Penilaian dari angket berupa skor nilai antara 4 sampai 1. Data tersebut kemudian dianalisis sesuai komponen dalam angket secara deskripsi. Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji ahli, uji praktisi, dan uji uji siswa. Uji ahli dilakukan dengan dosen pembelajaran sastra oleh Dr. Roekhan, M.Pd., uji ahli penulisan cerpen oleh Karkono, S.S., M.A, uji praktisi guru oleh Sri Purwaningsih, S.Pd., dan uji coba lapangan yaitu pada siswa kelas X SMAN Durenan. Data dari semua subjek uji coba digunakan sebagai dasar perbaikan bahan ajar menulis cerpen. Uji coba bahan ajar dilakukan secara berurutan dan bertahap. Uji coba pertama dilakukan dengan dosen ahli pembelajaran sastra, uji coba kedua dilakukan dengan dosen ahli penulisan cerpen, uji coba ketiga dengan guru, dan uji coba keempat dilakukan dengan siswa. HASIL PENGEMBANGAN Uji kelayakan bahan ajar menulis cerpen dilakukan melalui empat tahap uji, yakni (1) uji coba dengan ahli pembelajaran sastra, (2) uji coba dengan ahli penulisan cerpen, (3) uji coba dengan guru Bahasa Indonesia, dan (4) uji coba dengan siswa. Hasil analisis difokuskan pada komponen isi bahan ajar dan tampilan bahan ajar. Isi bahan ajar membahas teori dan latihan dalam bahan ajar. Berikut hasil penelitian dengan ahli pembelajaran sastra dari komponen isi bahan ajar dan tampilan bahan ajar. Isi Bahan Ajar Teori penulisan cerpen. Hasil uji coba dengan ahli pembelajaran sastra menunjukkan penjelasan teori tentang tema sudah jelas. Contoh cara mengembangkan tema dan contoh tema juga sudah terinci dengan baik. Teori tentang tokoh dan contoh penulisan karakter tokoh sudah baik. Teori teknik

penulisan karakter tokoh sudah dijelaskan dengan rinci. Teori tentang alur yang terdapat dalam bahan ajar sebenarnya sudah baik, namun untuk menyempurnakan materi tentang alur, penggunaan contoh harus lebih diperjelas. Teori yang berkaitan dengan latar yanng disertai contoh latar sudah baik dan jelas. Dalam bahan juga sudah disebutkan jenis latar. Teori tentang sudut pandang sudah baik. Contoh yang digunakan juga sudah baik. Namun bisa diteliti kembali sesuai saran ahli yang lain. Penggunaan bahasa dalam pemaparan teori dan contoh dalam bahan ajar sudah baik dan komunikatif. Namun harus lebih diteliti kembali penggunaan ejaan dan tanda baca. Ada beberapa bagian yang masih belum sempurna. Hindari penggunaan kata yang terlalu teoritis. Hasil pengembangan dengan ahli penulisan cerpen difokuskan pada isi bahan ajar menulis cerpen. Berikut hasil analisis bahan ajar dari ahli penulisan cerpen. Penjelasan teori tentang tema sudah baik. Teori tentang tokoh dan contoh penulisan karakter tokoh sudah baik. Teori tentang alur yang terdapat dalam bahan ajar sudah baik. Sudah ada tahapan alur. Teori yang berkaitan dengan latar yanng disertai contoh latar sudah baik. Teori tentang sudut pandang masih kurang jelas. Jenis-jenis sudut pandang harus dijelaskan secara lebih jelas dan lengkap. Penggunaan bahasa (termasuk di dalamnya ejaan) masih banyak yang perlu diperbaiki. Hasil pengembangan bahan ajar menulis cerpen dengan guru bahasa Indonesia menunjukkan teori tentang tema dan cara mengembangkan tema sudah baik. Contoh tema yang terdapat dalam bahan ajar juga baik. Penulisan teori dan contoh tentang tokoh dan karakter tokoh yang terdapat dalam bahan ajar sudah baik. Penjelasan tentang alur yang terdapat dalam bahan ajar masih kurang jelas dan belum bisa memberikan pemahaman kepada siswa. Teori tentang latar dan contoh yang menjelaskan teori sudah baik. Jenis-jenis latar juga sudah dijelaskan dengan baik. Teori yang berkaitan dengan sudut pandang masih belum dipaparkan dengan jelas. Meskipun layak bahasa yang digunakan, tetapi masih perlu ada pembenahan agar siswa lebih mudah memahami bahasa dalam bahan ajar menulis cerpen. Ada beberapa kalimat yang perlu diperbaiki. Ejaan juga harus diteliti lagi agar tidak ada kesalahan. Hasil uji coba dengan siswa pada tahap pertama terdapat beberapa poin yang harus direvisi. Pada Komponen materi tema hasil uji coba tidak ada yang mendapat skor 2 dan 1 yang berarti bahwa komponen tema layak. Hasil uji coba pada komponen tokoh juga tidak ada yang mendapatkan skor 1 atau 2 sehingga komponen tokoh dikatakan layak. Hasil uji coba pada komponen alur sebanyak 5 siswa memberi skor 2 dengan kriteria kurang pada komponen materi alur dalam bahan ajar. Siswa berkomentar penjelasan materi tentang alur masih belum jelas sehingga siswa sulit untuk mengembangkan alur. Hasil uji coba menggunakan angket pada komponen latar ada yang memberi skor 2, namun hanya 2 siswa dan komponen alur ini masih dikatakan layak. Hasil uji coba bahan ajar dengan siswa pada tahap kedua mendapat hasil yang memuaskan. Tidak ada lagi komponen yang harus direvisi. Hal ini menunjukkan bahan ajar yang sudah direvisi layak untuk digunakan dalam menunjang proses belajar siswa dalam menulis cerita pendek. Selain data yang berasal dari angket, data mengenai kelayakan bahan ajar juga dilihat dari kualitas cerpen yang ditulis siswa. Pada tahap uji coba kedua, cerpen siswa cenderung lebih baik daripada uji coba pertama.

Latihan penulisan cerpen. Hasil uji coba dengan ahli pembelajaran sastra menunjukkan latihan mengembangkan tema sudah baik. Penggunaan peta konsep untuk membantu siswa dalam mengembangkan tema sudah baik. Latihan dalam menuliskan tokoh dan karakternya tidak perlu diberi batasan protagonis atau antagonis. Biarkan siswa berimajinasi sendir dalam menentukan karakter tokoh cerpen mereka. Latihan dalam mengembangkan alur sudah baik. Sudah terdapat tahap-tahap yang berurutan sesuai dengan kaidah alur. Latihan penulisan latar sudah baik. Sudah ada konsep jenis latar yang harus dikembangkan siswa dalam latihan. Latihan menentukan sudut pandang yang terdapat dalam bahan sudah jelas. Hasil uji coba aspek latihan dengan ahli penulisan sastra menunjukkkan bahwa latihan menentukan tema dan mengembangkan tema sudah baik. Penggunaan peta konsep untuk membantu siswa. Latihan menuliskan tokoh sudah baik. Latihan dalam mengembangkan alur sudah baik. Sudah terdapat tahap-tahap yang berurutan sesuai dengan kaidah alur. Latihan penulisan latar sudah baik. Sudah ada konsep jenis latar yang harus dikembangkan. Latihan sudut pandang harus disesuaikan dengan teori yang dijelaskan. Hasil uji coba dengan guru bahasa Indonesia menunjukkan latihan mengembangkan tema yang terdapat dalam bahan ajar dengan cara pemberian contoh sudah baik. Latihan mengembangkan karakter tokoh sudah baik karena diberi konsep teknik pengembangan karakter tokoh cerpen. Latihan dalam aspek alur sudah baik. Sudah ada kisi-kisi atau tahapan penulisan alur dalam lembar latihan. Latihan mengembangkan alur sudah baik. Penggunaan peta konsep sangat membantu siswa mengembangkan alur. Latihan menentukan sudut sudah sesuai dengan teori. Tampilan Bahan Ajar Ahli pembelajaran sastra memberikan penilaian kurang pada komponen tampilan dan ilustrasi pada bahan ajar. Perlu ada ilustrasi yang lebih banyak sesuai dengan usia siswa dan sesuai dengan materi bahasan cerpen. Komponen tata letak judul dan subjudul juga mendapat penilaian kurang dan harus direvisi untuk meningkatkan kemenarikan tampilan bahan ajar. Data yang diperoleh dari guru bahasa Indonesia tentang tampilan bahan ajar menulis cerpen mendapat penilaian baik. Data yang diperoleh dari ahli penulisan cerpen diproleh dari saran yang diberikan pada lembar balikan. Tata letak bahan ajar menurut ahli penulisan cerpen sudah baik. Data uji coba dengan siswa SMA Negeri Durenan komponen tampilan mendapat penilaian kurang layak dari 11 siswa. Data uji coba kedua tentang komponen tampilan dengan siswa mendapat penilaian baik. Tidak ada siswa yang menilai tampilan bahan ajar kurang baik. Saat uji coba setelah revisi, tampilan ilustrasi dalam bahan ajar ditambah lebih beragam untuk mengurangi kebosanan siswa melihat teori dan latihan yang dijelaskan dengan tulisan. Tampilan huruf dalam bahan ajar juga direvisi. Huruf juga digunakan untuk menjelaskan ilustrasi yang ada dalam bahan ajar. Jenis huruf dan ukuran huruf berbeda antara yang ada dalam gambar ilustrasi dengan yang digunakan untuk menjelaskan teori dan contoh penulisan cerpen dalam bahan ajar.

PEMBAHASAN Bahan ajar yang baik ditulis dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Komponen utama dalam bahan ajar adalah tinjauan kompetensi, pendahuluan, bagian inti, penutup, daftar pustaka, dan senarai (Panen, 2001:2). Sistematika bahan ajar menulis cerpen yang dikembangkan juga memiliki sistematika seperti tersebut. Berikut penjelasan sistematika buku “Yuk Menulis”. Isi Bahan Ajar Bagian isi adalah “daging” suatu bab yang terdiri dari beberapa sub bagian yaitu judul, uraian secara terperinci tentang isi bab kemudian diikuti dengan contoh-contoh konkrit, ringkasan, dan latihan (Mbulu, 1999:106). Isi bahan ajar menulis cerpen meliputi teori dan latihan tentang cerpen dan unsur-unsurnya, materi tentang penulisan cerpen dan teknik penulisan cerpen, contoh cerpen, lembar kegiatan latihan penulisan cerpen (mengembangkan tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang), peta konsep untuk penulisan cerpen. Teori penulisan cerpen. Ahli pembelajaran sastra memberikan penilaian baik untuk teori mengembangkan tema, tokoh, dan latar. Sedangkan untuk teori tentang alur dan sudut pandang mendapat penilaian kurang. Teori tentang alur yang terdapat dalam bahan ajar sudah baik, namun untuk menyempurnakan materi tentang alur, penggunaan contoh harus lebih diperjelas. Teori tentang sudut pandang sudah baik. Contoh yang digunakan juga sudah baik. Namun bisa diteliti kembali sesuai saran ahli yang lain. Ahli penulisan cerpen memberikan penilaian baik pada teori mengembangkan tema, tokoh, alur, dan latar pada bahan ajar yang diujicobakan. Penjelasan teori tentang tema sudah baik. Teori tentang tokoh dan contoh penulisan karakter tokoh sudah baik. Teori tentang alur yang terdapat dalam bahan ajar sudah baik. Sudah ada tahapan alur. Teori yang berkaitan dengan latar yanng disertai contoh latar sudah baik. Teori tentang sudut pandang berdasarkan hasil uji coba mendapat penilaian kurang. Teori tentang sudut pandang masih kurang jelas. Jenis-jenis sudut pandang harus dijelaskan secara lebih jelas dan lengkap. Teori tentang tema, tokoh, dan latar dalam bahan ajar yang diuji coba mendapat penilaian baik dari guru bahasa Indonesia. Teori tentang alur dan sudut pandang masih mendapat penilaian kurang. Penjelasan tentang alur yang terdapat dalam bahan ajar masih kurang jelas dan belum bisa memberikan pemahaman kepada siswa. Teori yang berkaitan dengan sudut pandang masih belum dipaparkan dengan jelas. Latihan penulisan cerpen. Hasil uji coba dengan ahli pembelajaran sastra menunjukkan latihan mengembangkan tema sudah baik. Penggunaan peta konsep untuk membantu siswa dalam mengembangkan tema sudah baik. Latihan dalam menuliskan tokoh dan karakternya tidak perlu diberi batasan protagonis atau antagonis. Biarkan siswa berimajinasi sendiri dalam menentukan karakter tokoh cerpen mereka. Latihan dalam mengembangkan alur sudah baik. Sudah terdapat tahap-tahap yang berurutan sesuai dengan kaidah alur. Latihan penulisan latar sudah baik. Sudah ada konsep jenis latar yang harus dikembangkan siswa dalam latihan. Latihan menentukan sudut pandang yang terdapat dalam bahan sudah jelas. Berdasarkan hasil tersebut aspek yang perlu diperbaiki adalah latihan mengembangkan tokoh dan watak tokoh.

Hasil uji coba aspek latihan dengan ahli penulisan sastra menunjukkkan bahwa latihan menentukan tema dan mengembangkan tema sudah baik. Penggunaan peta konsep untuk membantu siswa. Latihan menuliskan tokoh sudah baik. Latihan dalam mengembangkan alur sudah baik. Sudah terdapat tahap-tahap yang berurutan sesuai dengan kaidah alur. Latihan penulisan latar sudah baik. Sudah ada konsep jenis latar yang harus dikembangkan. Latihan sudut pandang harus disesuaikan dengan teori yang dijelaskan. Kesimpulan dari hasil uji coba dengan ahli penulisan sastra adalah latihan penulisan sudut pandang harus diperbaiki. Hasil uji coba dengan guru bahasa Indonesia menunjukkan latihan mengembangkan tema yang terdapat dalam bahan ajar dengan cara pemberian contoh sudah baik. Latihan mengembangkan karakter tokoh sudah baik karena diberi konsep teknik pengembangan karakter tokoh cerpen. Latihan dalam aspek alur sudah baik. Sudah ada tahapan penulisan alur dalam lembar latihan. Latihan mengembangkan alur sudah baik. Penggunaan peta konsep sangat membantu siswa mengembangkan alur. Latihan menentukan sudut pandang sudah sesuai dengan teori. Selain materi dan latihan tersebut, isi bahan ajar juga berkaitan dengan judul bab dan judul subbab. Judul bab berada pada awal bagian bab dan berfungsi untuk memberikan gabaran umum kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Judul bab yang ada pada bahan ajar ini ada dua yaitu “Bekal Menuju Penulisan Cerpenku” dan “Aku Harus Mulai Menulis Cerpenku”. Judul bab “Bekal Menuju Penulisan Cerpenku” merupakan pendahuluan sebelum siswa, menulis cerpen. Apa yang harus diketahui siswa terdapat pada judul bab ini. Judul bab “Aku Harus Mulai Menulis Cerpenku” memberikan gambaran siswa setelah melalui tahap pembekalan menulis cerpen siswa harus mulai menulis cerpen. Bahan ajar yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan ekspresi tulis yang efektif (Panen, 2001:2). Bahasa bahan ajar berfungsi sebagai penyampai materi yang ada di dalam bahan ajar. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini adalah bahasa yang tidak terlalu formal. hal ini bertujuan agar siswa tidak bosan saat belajar dengan mnggunakan bahan ajar ini. Berikut penggunaan bahasa dalam bahan ajar pada beberapa komponen. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata yang komunikatif. Petunjuk latihan juga disampaikan dengan bahasa yang jelas. Pada kalimat “Aku Harus Menulis Jalan Cerita Cerpenku” diharapkan bisa memotivasi siswa agar segera menulis cerita mereka. Penggunaan bahasa yang komunikatif dan kata-kata yang memotivasi siswa bertujuan untuk memperlancar proses belajar siswa dengan bahan ajar ini. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar selain komunikatif dan kata-kata yang memotivasi siswa adalah penggunaan kata tugas dalam latihan menulis. Pada contoh untuk mendeskripsikan tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menggunakan kalimat yang jelas dan tidak ambigu. Dengan kalimat yang jelas siswa diharapkan cepat memahami perintah latihan yang ada dalam bahan ini. Tampilan Bahan Ajar Pengembangan bahan ajar ini selain mempertimbangkan isi materi penulisan cerpen juga mempertimbangkan tampilan dan tata letak bahan ajar.

Tampilan bahan ajar juga mempengaruhi minat siswa untuk membaca bahan ajar. Tata letak dalam bahan ajar meliputi tata letak penulisan dan tata letak penggunaan gambar. Berikut uraian tampilan dalam bahan ajar yang dikembangkan. Penggunaan huruf. Huruf yang digunakan dalam bahan ajar ada 4 jenis huruf. Alasan penggunaan beberapa jenis huruf adalah untuk menambah kemenarikan bahan, untuk menghindari kebosanan siswa saat membaca bahan, dan untuk membedakan antara materi, judul buku, dan kata-kata penjelas pada gambar ilustrasi. Huruf yang digunakan pada sampul berbeda dengan isi materi pada bahan. Perhatikan gambar berikut. Muslich (2010:308) berpendapat untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf, dapat menggunakan variasi dan seri huruf. Huruf yang digunakan dalam bahan ajar ada 4 jenis huruf. Alasan penggunaan beberapa jenis huruf adalah untuk menambah kemenarikan bahan, untuk menghindari kebosanan siswa saat membaca bahan, dan untuk membedakan antara materi, judul buku, dan kata-kata penjelas pada gambar ilustrasi. Jenis huruf yang digunakan pada judul bahan ajar adalah Brush Scrip MT dengan ukuran huruf 48 pt, sedangkan pada materi bahan ajar menggunakan jenis huruf Calibri dengan ukuran huruf 11 pt. Selain kedua jenis huruf tersebut, dalam bahan ajar ini juga menggunakan jenis huruf Gabriola dan Script MT Bold. Ukuran masing-masing huruf tersebut berbeda antara satu dengan yang lain. Jenis huruf Gabriola dan Script MT Bold menggunakan ukuran huruf 9 pt. Penulisan bahan ajar menggunakan ukuran kertas A4 (21x29,7 cm). Batas penulisan bahan ajar yaitu 4 cm dari batas kiri kertas, 3 cm dari batas atas kertas, 3 cm dari batas kanan, dan 3 cm dari batas bawah kertas. Spasi yang digunakan pada bahan ajar ini adalah 1 spasi. Tata letak gambar bahan ajar dibuat secara menarik dengan berbagai variasi. Gambar dalam bahan ajar tidak selalu diletakkan pada bagian yang sama. Penggunaan ilustrasi. Penggunaan iustrasi dalam bahan ajar disesuaikan dengan keterampilan menulis cerpen. Ilustrasi yang digunakan berhubungan juga dengan materi penulisan cerpen. Penggunaan ilustrasi kertas dan pensil bisa menggambarkan peralatan yang diperlukan untuk pembelajaran keterampilan menulis. Untuk mendukung materi tentang latar, digunakan ilustrasi pantai. Penggunaan warna. Warna yang mendominasi bahan ajar ini adalah hijau. Pemilihan warna hijau dinilai mampu menghadirkan bahan ajar dengan warna yang berbeda. Kebanyakan bahan ajar yang beredar selama ini berwarna biru, putih, cokelat muda. Warna hijau yang cerah dan segar diharapkan mampu menarik perhatian siswa untuk senang membaca bahan ajar ini. Selain warna hijau, pada bagian 2 bahan ini menggunakan berbagai warna untuk membedakan latihan menulis masing-masing unsur intrinsik cerpen. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian pengembangan ini menghasilkan bahan ajar menulis cerpen berbentuk buku. Bahan ajar ditulis dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Komponen utama dalam bahan ajar adalah tinjauan kompetensi, pendahuluan, bagian inti, penutup, daftar pustaka, dan senarai. Sistematika bahan

ajar menulis cerpen yang dikembangkan juga memiliki sistematika seperti tersebut. Bagian awal buku adalah tinjauan kompetensi. Bagian kedua buku ajar adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan terdiri dari (1) kata pengantar, (2) daftar isi, dan (3) kekhasan buku. Bagian inti merupakan bagian paling penting dalam sistematika bahan ajar. (1)Teori tentang cerpen, (2) teori tentang unsur-unsur cerpen, (3) teori cara pengembangan unsur-unsur cerpen, (4) latihan penulisan masing-masing unsur-unsur cerpen, dan (5) merangkai semua unsur cerpen menjadi cerpen yang utuh. Bagian penutup merupakan bagian untuk mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa. Pada bagian penutup dalam dalam bahan ajar ini diisi dengan kegiatan refleksi dan daftar pustaka. Saran Pemanfaatan Produk Hasil Pengembangan Guru disarankan memanfaatkan bahan ajar ini berdasarkan alur yang sudah disusun dalam bahan ajar. Guru harus menjelaskan secara urut materimateri yang disajikan dalam bahan ajar ini. Akan tetapi dalam pelaksanaan menulis cerpen siswa dapat memulai dengan mengembangkan unsur yang lain (tidak harus dimulai dari tema) misalnya mengembangkan alur terlebih dahulu. Guru harus memulai menjelaskan tentang pengembangan tema, pengembangan tokoh, pengembangan alur, pengembangan latar, dan penentuan sudut pandang. Guru perlu menuntun siswa untuk mengembangkan peta konsep siswa menjadi cerita yang utuh. Karena siswa masih sulit untuk mengembangkan kerangka dari peta konsep menjadi cerita yang menarik. Bahan ajar ini hendaknya dimanfaatkan siswa dalam belajar menulis cerpen sesuai dengan tahapan yang sudah disusun dalam bahan. Siswa diharapkan mengikuti tahapan penulisan cerpen sesuai dalam bahan ajar. Bahan ajar ini sudah disusun berdasarkan tahapan dan teori penulisan cerpen dari berbagai sumber. Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan metode atau strategi dan prosedur pengembangan bahan ajar pada penelitian ini sebagai salah satu pilihan ketika akan melakukan penelitian. Bahan ajar yang dihasilkan ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh peneliti lain untuk mengembangkan penelitian sejenis maupun penelitian lain. Penyebarluasan hasil penelitian ini bisa dilakukan melalui forum MGMP Bahasa Indonesia. Saran diseminasi pada Forum MGMP Bahasa Indonesia dengan alasan forum ini merupakan suatu wadah yang mempertemukan guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam forum ini guru-guru yang berkumpul dapat memperoleh informasi tentang hasil pengembangan bahan ajar ini dan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan mengajar di kelas.

DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, M. 1990. Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang. Gall, M.D. & Borg, W.R. 1983. Educational Research. Boston: Pearson Education. Mbulu, J & Suhartono. 1999. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: IKIP Malang. Muslich, M. 2010. Text Book Writing. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Nurchasanah & Widodo Hs. 1994. Ketrampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek OPF. Pannen, P & Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisisus. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.