BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Depresi pada anak dan ...

21 downloads 106 Views 462KB Size Report
Depresi pada anak dan remaja merujuk pada sindrom-sindrom depresif ... laku dan emosi yang meliputi kecemasan dan depresi yang berupa perasaan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Depresi pada anak dan remaja merujuk pada sindrom-sindrom depresif yang didefinisikan di dalam revisi teks edisi keempat dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR) dan di dalam edisi kesepuluh dari International Classification of Diseases (ICD-10) yang terjadi pada anak dan remaja. Sindrom depresif mengacu pada suatu kelompok tingkah laku dan emosi yang meliputi kecemasan dan depresi yang berupa perasaan kesepian, menangis, takut melakukan hal-hal yang buruk, perasaan tidak dicintai, perasaan bersalah, perasaan tidak berharga, gugup, rasa sedih atau cemas. Diagnosis dari sindrom-sindrom depresif tersebut dapat berupa : gangguan depresi mayor, gangguan distimik, dan gangguan depresi yang tak dapat digolongan di tempat lain (not otherwise specified).2,10-11

2.2. Epidemiologi Berbagai macam angka prevalensi telah dilaporkan. Berbagai perbedaan tersebut kemungkinan akibat perbedaan populasi sampel, pasien anak-anak rawat inap atau rawat jalan. Perbaikan pada instrumen terstruktur atau semi struktur untuk mendiagnosis gangguan-gangguan psikiatrik

pada anak dan

remaja sejak tahun 1980-an telah membuat penilaian menjadi lebih akurat.11 Studi-studi epidemiologik yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan insidensi depresi sebesar 0,9 persen pada anak pra-sekolah, 1,9 persen pada anak usia sekolah, dan 4,7 persen pada remaja.11 Rutter dan kawan-kawan melaporkan tidak adanya gangguan depresif pada anak laki-laki dan hanya 3 anak perempuan usia 10 – 11 tahun, walaupun simtom-simtom depresi umum dijumpai. Pada anak 14 tahun gangguan depresif ditemukan sebesar 14 persen.12 Pada remaja yang didiagnosis gangguan depresif mayor, juga banyak terdapat simtom-simtom yang memenuhi kriteria diagnosis untuk gangguan distimik (double depression). Suatu angka prevalensi sebesar 3,3 persen telah ditemukan untuk gangguan distimik. Weller dan Weller pada tahun 1990 telah menemukan bahwa prevalensi gangguan depresif mayor pada sampel klinik anak dan remaja sebesar 58 persen pada klinik-klinik pendidikan, 28 persen

Universitas Sumatera Utara

pada pasien rawat jalan di klinik psikiatrik, dan 40 - 60 persen pada tempattempat perawatan psikiatrik. Sebagai perbandingan, prevalensi 7 persen ditemukan pada anak-anak yang mengalami rawat inap di rumah sakit. Emsli dan kawan-kawan pada tahun 1990 yang menilai simtom-simtom depresif pada murid-murid sekolah menengah, menemukan bahwa perempuan hispanik lebih depresi , sedangkan laki-laki kulit putih lebih jarang mengalami depresi. Jenis kelamin wanita, berada di kelas bagian belakang, dan etnis selain kulit putih ditemukan memiliki simtom-simtom depresif yang lebih tinggi.13 Menurut Allen dan kawan-kawan, anak-anak yang mendapat perawatan khusus memiliki skor rata-rata CDI yang lebih tinggi daripada anak-anak biasa. Mereka melaporkan simtom-simtom depresif yang lebih banyak daripada anak-anak biasa. Simtomsimtom depresif ini berhubungan dengan usia, namun tidak berhubungan dengan faktor demografik dan variabel lainnya. 13 Depresi pada anak dan remaja menurut Calles ditemukan sebesar 0,4 persen sampai dengan 2,5 persen pada anak-anak, kemudian 0,4 persen sampai dengan 8,3 persen pada remaja di komunitas.14

2.3. Etiologi Terdapat sejumlah teori tentang etiologi gangguan depresif pada anak dan remaja. Teori-teori tersebut antara lain adalah : 2.3.1. Abnormalitas Neuroendokrin. Hipersekresi kortisol sebagaimana juga nonsupresi deksametason telah dilaporkan pada anak-anak prapubertas dan remaja. Weller dan Weller telah melaporkan penggunaan tes supresi deksametason pada anak dan remaja. Secara keseluruhan, 54 persen dari anak dan remaja yang terdepresi memiliki tes supresi deksametason yang abnormal. Abnormalitas ini semakin jelas pada anak prapubertal (70 persen) daripada remaja (43 persen). Penjelasan tentang hal ini kemungkinan depresi pada prapubertas lebih berat daripada depresi pada remaja, selain itu juga sistem neuroendokrin pada anak prapubertas lebih intak oleh karena belum banyak dipengaruhi oleh pemakaian obat dan hormon-hormon seks. Weller dan kawan-kawan juga menemukan bahwa hasil klinis pada beberapa anak prapubertas yang mengalami depresi berhubungan dengan hasil tes supresi

Universitas Sumatera Utara

deksametason.

Penanda

biologis

lainnya

adalah

hormon

pertumbuhan, dimana dijumpai hiposekresi pada anak yang terdepresi sebagai respons terhadap perubahan insulin. McKnew dan Cytrin melaporkan

penurunan

3-methoxy-4-hydroxyphenylethyl

glycol

(MHPG) pada urin anak yang terdepresi. 2.3.2. Studi-Studi Tidur Pada dewasa yang terdepresi telah dilaporkan pemendekan latensi rapid eye movement (REM), peningkatan densitas REM, gelombang lambat abnormal, dan penurunan dalam efisiensi tidur. Pada anak telah dilaporkan hasil yang sebaliknya. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memperjelas hal ini. 2.3.3. Studi-studi Genetik Studi anak kembar telah melaporkan angka konkordansi pada kembar monozigot sebesar 76 persen dibandingkan dengan 19 persen pada kembar dizigot. Pada studi anak-anak dari orangtua yang terdepresi telah ditemukan peningkatan kejadian gangguan afektif. Pada studi orangtua dari anak dan remaja yang terdepresi telah ditemukan risiko morbiditas sesuai usia untuk gangguan afektif dibandingkan dengan risiko terhadap anggota keluarga lainnya.11-12

2.4. Gambaran Klinis dan Diagnosis Depresi mayor pada anak dan remaja ditentukan dengan menggunakan kriteria DSM-IV-TR sekurangnya ada gejala depresi atau mood iritabel selama 2 minggu dan kurangnya ketertarikan, diikuti dengan sekurangnya empat simtom : perubahan berat badan, gangguan tidur, retardasi atau agitasi psikomotor, kelelahan atau berkurangnya energi, perasaan bersalah, penurunan konsentrasi, dan ide atau rencana bunuh diri. Simtom harus menyebabkan gangguan dalam fungsi anak, sebagai contoh, penampilan dalam lingkungan sekolah atau hubungan dengan teman sebaya, hal ini penting untuk mendiagnosis pada anak remaja. Gangguan tersebut membantu untuk membedakan simtom ini dari fase anak atau remaja. Anak remaja dengan gangguan depresi mayor sering menampilkan mood iritabel daripada disforia. Biasanya mereka tidak perduli terhadap semakin besarnya iritabilitas mereka atau efeknya terhadap interaksi dengan orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Remaja yang mempunyai beberapa tilikan terhadap iritabilitas mereka mungkin mengatakan bahwa segalanya membuat mereka marah baik itu penting atau tidak. Kehilangan kegembiraan atau perhatian dapat membuat anak remaja menarik diri dari sekolah atau aktivitas dan pertemanan mereka. Gangguan tidur biasa terdapat pada anak remaja yang terdepresi, sebagian mengalami sulit tidur. Berkurangnya berat badan atau susahnya naik berat badan lebih sering daripada kenaikan berat badan. Anak remaja yang terdepresi sering merasa lelah dan beristirahat sepulang sekolah. Kurangnya konsentrasi dapat bermanifestasi terhadap prestasi sekolah. Seorang anak sering menggambarkan perasaan bersalah seolah-olah tak ada yang menyukainya. Usaha bunuh diri dan ciri psikotik lebih umum djiumpai pada remaja yang terdepresi daripada anak. Anak remaja yang terdepresi seringkali tidak menganggap mereka sedang depresi oleh karena mood mereka lebih sering iritabel daripada terdepresi. Orangtua seringkali tidak mengenali gejala-gejala dari anak remaja mereka yang terdepresi. Anak dan remaja yang terdepresi lebih sering dibawa untuk

evaluasi

oleh

karena

adanya

penurunan

prestasi

di

sekolah,

penyalahgunaan zat, usaha bunuh diri, atau suatu perubahan perilaku. Untuk kriteria diagnostik gangguan distimik menurut DSM-IV-TR, anak atau remaja haruslah memiliki mood terdepresi atau iritabel sekurang-kurangnya selama 1 tahun. Sebagai tambahan, harus ada sekurangnya 2 gejala berikut : selera makan yang menurun atau makan yang berlebihan, insomnia atau hipersomnia, energi yang rendah atau perasaan kelelahan, harga diri yang rendah, konsentrasi yang buruk atau kesulitan untuk membuat keputusan, dan perasaan hilang harapan/keputusasaan. Anak remaja dengan gangguan distimik memiliki simtom-simtom melankolik dan neurovegetatif yang lebih rendah daripada yang dengan gangguan depresif mayor. Kronisitas dari gangguan distimik menghasilkan gangguan psikososial yang signifikan. Gangguan depresif pada anak dan remaja sering komorbid dengan kondisi psikiatrik lainnya seperti gangguan ansietas, gangguan hiperaktivitas, gangguan tingkah laku, dan penyalahgunaan zat.2,11-17

Universitas Sumatera Utara

2.5. Sekolah Fungsi Pendidikan Fungsi

pendidikan

sangat

strategis

dan

penting

dalam

upaya

mewujudkan kemajuan dan peningkatan kemakmuran masyarakat, bahkan berkorelasi

dengan

upaya-upaya

peningkatan

kesempatan

kerja,

dan

mengurangi kemiskinan. Oleh karenanya, fungsi pendidikan merupakan salah satu prioritas urusan wajib yang diselenggarakan selama tahun 2006. Program Dan Kegiatan Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang “Pendidikan“ yang terdiri dari fungsi pendidikan dan fungsi perpustakaan daerah, ditetapkan prioritas program dan kegiatan pokok fungsi pendidikan selama Tahun 2006, sebagai berikut : a. Program Beasiswa Terarah 1. Pemberian beasiswa terarah 2. Penerimaan siswa baru b. Program Peningkatan Kemampuan Penyelesaian Pendidikan 1. Ujian akhir sekolah 2. Ujian nasional c. Program Peningkatan Mutu Prasarana dan Sarana Pendidikan 1. Pengadaan kapur tulis 2. Biaya operasional untuk Tkt. SMP, SMA dan SMK 3. Biaya operasional untuk SD Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Medan Tahun 2006 III-2 4. Pengadaan laptop 5. Rehabilitasi SD d. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 1. Inventarisasi dan pendataan persekolahan 2. Pengadaan sarana aparatur 3. Penyusunan Renstra Dinas Pendidikan 4. Profil pendidikan e. Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah 1. Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah ( Paket A, B dan C ) 2. Lomba kompetensi siswa SMK

Universitas Sumatera Utara

3. Musyawarah guru mata pelajaran ( MGMP ) 4. Hari aksara internasional 5. Keaksaraan fungsional 6. Kegiatan karang pamitran III 7. Supervisi evaluasi monitoring (SPEM ) 8. Pendidikan anak dini usia (PADU)9

2.5.1. SMA Negeri 1 Medan SMA Negeri (SMAN) 1 Medan, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Medan ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Saat ini SMA Negeri 1 Medan berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Sekolah ini beralamat di Jalan T. Cik Di Tiro no. 1 Medan. Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebelumnya dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).18 2.5.2. SD Negeri Sei. Petani Medan SD Negeri Sei. Petani merupakan sekolah dasar negeri percobaan di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sekolah ini beralamat di Jalan Sei. Petani no. 19 Medan. SD ini merupakan salah satu SD favorit di kota Medan.19

2.6. Children Depression Inventory (CDI) Children Depression Inventory (CDI) merupakan suatu skala penilaian sendiri yang digunakan untuk menilai keparahan simtom-simtom depresi pada anak. Formulir panjang terdiri atas 27 butir penilaian, dimana disetiap butir terdapat 3 pilihan keparahan gejala. Skala penilaian ini cocok digunakan untuk anak remaja berusia 7 sampai dengan 17 tahun. CDI sensitif terhadap perubahan pada simtom-simtom depresif sepanjang waktu dan berguna untuk menilai keparahan dari sindroma depresif, dan menilai kemajuan dari pengobatan. Terdapat 5 subskala pada CDI yaitu : mood negatif, kesulitan interpersonal, harga diri negatif, ineffectiveness, dan anhedonia.

Universitas Sumatera Utara

Skala penilaian ini telah mendapat nilai “A” dari penelitian-penelitian yang terpublikasi. Skor total terentang dari 0 – 54, dimana cutt-off scorenya dari skor total adalah sebesar 13.20-22

Universitas Sumatera Utara