BAB III METODOLOGI PENELITIAN

77 downloads 970 Views 229KB Size Report
3.1 Pengertian Penelitian. Menurut ... sesuai dengan tujuan awal penelitian tersebut. ... Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana terdapat perlakuan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai objek pembahasan dalam field project serta kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan field project ini.

3.1 Pengertian Penelitian Menurut Arikunto (2003, p.10) penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan. Kegiatan ilmiah memiliki tiga persyaratan, yaitu : dilakukan dengan tujuan, memiliki perencanaan, dan sifatnya sistematis. Dalam hal ini suatu penelitian menggambarkan suatu kerangka kerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan perencanaan dan kerangka kerja yang tepat maka suatu penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan suatu hasil sesuai dengan tujuan awal penelitian tersebut. Penelitian tersebut diharapkan memiliki pedoman yang jelas untuk menjadi suatu dasar pengambilan kesimpulan sehingga hasil penelitian tersebut dapat menjadi suatu acuan baru dalam ilmu pengetahuan.

50

51

3.2 Perbedaan

Penelitian

Kualitatif

dengan

Penelitian

Kuantitatif Menurut Zuriah, 2006, penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan konsep atau pemahaman, mengembangkan teori dari kondisi di lapangan, atau menggambarkan kenyataan yang kompleks. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menguji sebuah teori, membuat prediksi, memberikan gambaran secara statistik untuk menunjukkan hubungan antar variabel, serta mengukuhkan fakta. Berkaitan dengan tujuan tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan lainnya seperti : 1. Dari segi sampel Sampel penelitian kuantitatif memiliki karakteristik sebagai berikut : - Banyak dan luas - Representatif - Kontrol terhadap variabel eksternal - Ditentukan secara random - Mempertimbangkan validitas dan reabilitas Sedangkan sampel penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut : - Sedikit - Non representatif - Ditentukan berdasarkan teori - Purposive

52

2. Dari segi data Data dalam penelitian kuantitatif memiliki karakteristik sebagai berikut : -

Bentuk angka

-

Coding

-

Hitungan / ukuran

-

Variabel yang dioperasionalkan

Sedangkan data penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut : -

Bentuk deskripsi

-

Dokumen pribadi

-

Catatan observasi di lapangan

-

Hasil foto

-

Pernyataan dari masyarakat setempat

-

dll

3. Dari segi teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif biasanya melalui caracara berikut ini : - Eksperimen atau kuasi eksperimen - Survei (observasi / wawancara terstruktur) - Satuan / kumpulan data Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif biasanya melalui cara-cara berikut ini : -

Observasi partisipatif

-

Wawancara terbuka (Open Ended Interview)

-

Kajian keanekaan dokumen dan artefak

53

3.3 Jenis-jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005), metode penelitian ditinjau dari tujuan penelitiannya dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Metode Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dari berbagai sudut padang tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Tujuannya adalah untuk memberikan kesimpulan akhir sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan atau sesuai obyek yang diteliti. 2. Metode Penelitian Korelasi Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan melihat hubungan variabel-variabel yang saling terkait dalam obyek penelitian tersebut. 3. Metode Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana terdapat perlakuan terhadap variabel independen.

3.4 Obyek Pembahasan Field Project Obyek pembahasan pada field project ini akan dimulai dari pembahasan mengenai proyek Problem Mapping of Talent Management System yang berjalan di PT. GMF AeroAsia saat ini, kemudian dilanjutkan ke proyek Strategy for Future Talent Management System. Pembahasan untuk proyek Problem Mapping of Talent Management System dilakukan terlebih dahulu karena dari proyek ini dapat

didefinisikan,

dikumpulkan,

dirumuskan,

didokumentasikan

dan

disosialisasikan terlebih dahulu untuk kemudian digunakan sebagai dasar untuk

54

membuat perbaikan selanjutnya. Sedangkan proyek Strategy for Future Talent Management System berisi rencana perubahan dan strategi baru yang akan dilakukan untuk meningkatkan perfomance dari talent management system.

3.4.1 Obyek Problem Mapping of

Talent management

System Obyek pembahasan sub topik tesis ini akan meliputi seluruh jajaran perusahaan dan seluruh divisi yang ada di dalam perusahaan. Seluruh jabatan yang dimaksud adalah lini level managerial, yaitu Direksi, Vice President (Wakil Direktur), General Manager, Manager, Supervisor. Pada level Managerial, General Manager dan Manager ingin diketahui pandangan mereka mengenai permasalahan konsep Talent Management System yang berjalan dan hal baru apa sajakah yang perlu diubah atau dikembangkan. Output yang dihasilkan dari proyek ini adalah sebuah problem mapping dalam talent management system yang didalamnya mendefine critical problem dan penyebabnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menemukan apa saja yang selama ini masih menjadi hambatan dan masih perlu ditingkatkan.

3.4.2 Obyek Strategy for Future Talent Management System Tujuan dari proyek Strategy for Future Talent Management System adalah untuk meningkatkan performance pada Talent Management System. Output yang akan dihasilkan adalah konsep atau strategi untuk future talent management system berdasarkan critical problem yang dihasilkan dari problem mapping.

55

Obyek pembahasan pada sub-topik tesis ini adalah unit TH (Human Capital Unit) yang memiliki tanggung jawab untuk mengolah dan mengorganisir karyawan sehingga performance perusahaan naik. Unit tersebut akan menjadi obyek dari proyek yang akan dilakukan.

3.5 Kerangka Kerja Sesuai dengan penyusunan obyek pembahasan field project di atas, maka kerangka kerja yang akan digunakan dalam penyusunan tesis inipun terbagi menjadi dua, yakni kerangka kerja untuk proyek Problem Mapping of Talent Management System dan kemudian dilanjutkan dengan kerangka kerja untuk proyek Strategy for Future Talent Management System.

3.5.1 Kerangka Kerja Proyek Problem Mapping of Talent Management System Tahapan-tahapan kerja yang akan dilakukan pada proyek ini akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Proses Pengumpulan Data ‐

Interview Melakukan wawancara terhadap level managerial dan profesional di Unit Human Capital PT. GMF AeroAsia untuk mengetahui bagaimanakah proses yang berjalan saat ini, kondisi pengelolaan talent, permasalahannya saat ini dan keinginan untuk di masa datang.

56



Penyebaran Kuesioner Melakukan penyebaran kuesioner terhadap level managerial dan profesional Non-Unit Human Capital di PT. GMF AeroAsia untuk mengetahui sudut pandang pelaku mengenai kondisi pengelolaan talent, permasalahannya saat ini dan keinginan untuk di masa datang. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu untuk melakukan interview ke pihak-pihak terkait ini.



Pengumpulan Data-data sekunder Mengumpulkan seluruh data sekunder yang sudah tersedia dan terdokumentasi di dalam perusahaan mengenai visi, misi dan strategi bisnis perusahaan untuk mengetahui bagaimanakah proses yang berjalan saat ini, kondisi pengelolaan talent, permasalahannya saat ini dan keinginan untuk di masa datang.



Pengamatan / Observasi •

Melakukan pengamatan/observasi terhadap segala hal-hal fisik yang terdapat dalam perusahaan dan kegiatan/aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah proses yang berjalan saat ini dan permasalahan-permasalahan apasajakah yang terdapat pada talent management system saat ini.

2. Analisis Setelah proses pengumpulan data, maka akan dilakukan analisa terhadap data-data tersebut sehingga dapat diketahui permasalahan-permasalahan apa sajakah yang terdapat pada talent management system.

57

Pengolahan data kuesioner dan data-data lainnya akan menghasilkan problem mapping pada talent management system di PT. GMF AeroAsia. Adapun analisa dan pengolahan data kuesioner menggunakan LAMP Model sebagai aspek pendekatan yang terdiri dari aspek logic, analytics, measurement, dan process. Bagan LAMP Model dapat dilihat pada Bab 2, gambar 2.8. Untuk mempermudah perumusan dan penyusunan rekomendasi strategi untuk talent management system, maka dari problem mapping yang ada akan diberikan critical point dan kemudian disusun critical problem serta penyebab critical problem tersebut.

3. Perencanaan dan Penerapan Sedangkan sebagai tahap akhir, akan disusun rekomendasi strategi perbaikan dan pengembangan disesuaikan dengan critical problem yang ada untuk meningkatkan performance dari Talent Management System di PT. GMF AeroAsia.

3.5.2 Kerangka Kerja Proyek Strategy for Future Talent Management System Tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh penulis akan dijabarkan sebagai berikut:

58

1. Proses Pengumpulan Data ‐

Interview Melakukan interview terhadap level managerial dan profesional di Unit Human Capital PT. GMF AeroAsia untuk mengetahui bagaimanakah pandangan mereka mengenai critical problem dari hasil problem mapping dan keinginan perubahan yang dilakukan di masa mendatang.



Pengumpulan Data-data sekunder Mengumpulkan seluruh data sekunder yang sudah tersedia dan terdokumentasi di dalam perusahaan mengenai visi, misi dan strategi bisnis perusahaan untuk kemudian dianalisa bagaimanakah kenyataan critical problem dalam talent management system dari data yang ada di lapangan dan perubahan yang perlu dilakukan di masa mendatang.



Pengamatan / Observasi •

Melakukan pengamatan/observasi terhadap segala hal-hal fisik yang terdapat dalam perusahaan dan kegiatan/aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah kenyataan critical problem dalam talent management system di lapangan dan perubahan yang perlu dilakukan di masa mendatang.

2. Analisis Setelah proses pengumpulan data, maka akan dilakukan analisa terhadap data-data tersebut sehingga dapat diketahui critical problem dari hasil problem mapping dan keinginan perubahan yang dilakukan di masa mendatang.

59

3. Perencanaan dan Penerapan Sedangkan sebagai tahap akhir, akan disusun strategi perbaikan dan pengembangan

disesuaikan

dengan

critical

problem

yang

ada

untuk

meningkatkan performance dari Talent Management System di PT. GMF AeroAsia.

3.5.3 Bagan Kerangka Kerja Field Project Untuk mempermudah pembajaan, kerangka kerja field project juga dikembangkan dalam bentuk bagan yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Kerja Field Project

60

3.6

Model dan Metode Analisis Kuesioner

3.6.1 Model dan Metode Pendekatan Model kuesioner yang digunakan adalah dengan meminta peserta memilih salah satu skala jawaban sesuai dengan kondisi pada setiap pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner. Skala jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1 = Sangat Setuju 2 = Setuju 3 = Biasa-biasa 4 = Tidak Setuju 5 = Sangat Tidak Setuju

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dibuat untuk mewakili masingmasing pandangan mengenai module : 1. HC – Planning 2. HC – Recruitment & Selection 3. HC – People Development dan HC – Talent Development 4. HC – Performance & Reward Management

Pendekatan yang digunakan dalam kuesioner adalah dengan menggunakan LAMP Model yang terdiri dari aspek logic, analytics, measurement, dan process. Bagan LAMP Model dapat dilihat pada Bab 2, gambar 2.8. Adapun pernyataan masing-masing module mengandung empat aspek model pendekatan di atas.

61

3.6.2 Metode Analisis Hasil kuesioner akan diolah dengan cara sebagai berikut : a. Persentase masing-masing aspek pada masing-masing module akan dihitung untuk melihat dominansi permasalahan di setiap module. Semakin tinggi persentase suatu aspek mendekati 100%, semakin baik implementasi aspek tersebut. Sebaliknya, semakin rendah persentase suatu aspek mendekati 0%, semakin buruk implementasi aspek tersebut. b. Persentase masing-masing aspek secara keseluruhan juga akan dihitung untuk melihat dominansi permasalahan dalam talent management system secara global. Semakin tinggi persentase suatu aspek mendekati 100%, semakin baik implementasi aspek tersebut. Sebaliknya, semakin rendah persentase suatu aspek mendekati 0%, semakin buruk implementasi aspek tersebut. c. Persentase

masing-masing

module

akan

dihitung

(tanpa

memperhatikan aspeknya) untuk melihat tingkat idealisme module yang bersangkutan. Semakin tinggi persentase suatu aspek mendekati 100%, semakin baik implementasi module tersebut. Sebaliknya, semakin rendah persentase suatu aspek mendekati 0%, semakin buruk implementasi module tersebut.

62

3.6.3 Kuesioner Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Kuesioner dan Aspek Pendekatannya.

3.7

Keterbatasan

Aspek

Pendekatan

Analisis

yang

Digunakan Pada paparan di atas dapat kita ketahui bahwa aspek pendekatan yang kita gunakan dalam analisis proyek yang pertama termasuk juga dalam analisis kuesioner adalah LAMP model. Dasar pertimbangan pemilihan aspek pendekatan ini adalah karena kecocokan aspek yang dikandung dalam LAMP Model dengan scope dari talent management. Sehingga diharapkan dengan menggunakan LAMP model ini, permasalahan pada talent management dapat digali semaksimal mungkin, sehingga selanjutnya strategi yang disusun juga lebih tepat sasaran. Namun demikian, LAMP model ini tetap memiliki kelemahan. LAMP Model lebih bertujuan untuk menilai efektivitas sebuah strategi dimulai konsep strategi yang digunakan sampai dengan efektivitas dalam implementasinya. Namun kurang terfokus dan kurang memadai untuk menganalisa ketepatan elemen-elemen dalam penetapan awal sebuah strategi itu sendiri. Terdapat metode pendekatan lain yang lebih tepat untuk menganalisa ketepatan sebuah strategi. Menurut Hambrick and Fredickson (2001), penilaian terhadap sebuah strategi dapat dilakukan dengan melihat elemen-elemen berikut :

63

1. Arenas : Where will we be active ? Elemen arenas dimaksudkan pada sebuah pertanyaan mendasar dari pemilihan suatu strategi. Bukan sekedar bisnis apa yang dipilih, namun secara dijabarkan lebih spesifik lagi dalam segmentation, targeting, dan positioning (STP) dalam pasar yang ada. 2. Vehicles : How will we get there ? Elemen vehicles dimaksudkan pada pemilihan cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi tersebut. Apakah dengan pengembangan di dalam perusahaan itu sendiri, joint ventures, acquisition, atau cara-cara lainnya. 3. Differentiators : How will we win in the market place ? Elemen differentiators dimaksudkan pada keunikan (uniqueness) yang dipakai untuk memenangkan pasar. Keunikan atau pembedaan produk juga akan menunjukkan competitive advantages dari produk kita dibandingkan dengan kompetitor. Dengan kata lain keunikan atau pembedaan produk merupakan upaya untuk menanamkan brand image terhadap produk kita sehingga customer dengan mudah dapat mengingat produk kita. 4. Staging : What will be our speed and sequence of moves ? Elemen staging menunjukkan penerjemahan strategi ke dalam step-step atau stage yang harus dijalankan, termasuk juga kecepatan (speed) yang diinginkan. 5. Economic Logic : How will we obtain our returns ? Elemen economic logic merupakan inti utama dari sebuah strategi, yaitu bagaimana sebuah strategi disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan return yang sesuai, baik itu dengan penerapan premium

64

prices dan propietary product features, lowest cost through scale advantages, dan sebagainya. Tidak cukup hanya menetapkan bahwa revenue yang didapat berada di atas cost, namun perlu dibuat rincian lebih spesifik.

Secara lebih jelas, elemen-elemen strategi tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 3.2 Elements of Strategy Sumber : Hambrick and Fredrickson (2001)

Kelima elemen tersebut disebut sebagai sebenarnya dapat digunakan sebagai acuan dalam analisa talent management strategy. Dimana layaknya corporate strategy, talent management strategy juga dapat dianalisa dari elemen arenas, vehicles, differentiators, staging, dan economic value yang digunakannya. Dan jika dibandingkan dengan LAMP Model, sebenarnya dengan menggunakan

65

pendekatan elemen-elemen dalam diamond strategy ini, analisis dapat lebih terfokus pada talent management strategy. Namun walaupun demikian pada field project ini tetap digunakan LAMP model. Pertimbangannya adalah bahwa dalam field project ini scope-nya bukan pada analisis dalam penetapan strategi semata, namun lebih jauh lagi sampai dengan analisis permasalahan dalam penurunan strategi ke dalam pengukuran dan faktor manusianya serta dalam implementasinya secara keseluruhan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, LAMP Model yang terdiri dari aspek Logic, Analytics, Measurements, dan Process dirasa lebih cocok dan tepat untuk menggali permasalahan dalam talent management untuk selanjutnya dapat disusun rekomendasi strategi yang tepat.