Baca - Unicef

32 downloads 201 Views 387KB Size Report
Awal inisiasi menyusui (dalam waktu 1 jam setelah melahirkan). • Tingkat ... Inisiasi menyusui dini pada ibu berbeda menurut kabupaten, terutama ketika ...
Multiple Indicator Cluster Survey Kabupaten Terpilih di Papua dan Papua Barat Seminar Diseminasi

Temuan Kunci Awal

November 2012

Multiple Indicator Cluster Survey 2011 di Kabupaten Terpilih di Papua dan Papua Barat

Multiple Indicator Cluster Survey Multiple Indicator Cluster Survey merupakan program survei rumah tangga internasional yang dikembangkan oleh UNICEF untuk membantu negara-negara mengisi kesenjangan data dalam memantau pembangunan manusia pada umumnya dan situasi ibu dan anak khususnya. MICS memberi kesempatan bagi negara-negara untuk memantau kemajuan dalam mencapai tujuan nasional dan komitmen global, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang ditargetkan pada tahun 2015. MICS membantu negaranegara menangkap perubahan indikatorindikator kunci dengan cepat dan memperluas bukti-dasar bagi kebijakan dan program. MICS juga terus menangani isu-isu yang muncul dan bidang-bidang minat baru, dengan metodologi yang valid dan standard dalam pengumpulan data yang relevan. Badan Pusat Statistik (BPS) di bawah pimpinan Bappenas dan Bangda serta dengan dukungan teknis dan keuangan dari UNICEF melaksanakan MICS, sebagai bagian dari putaran global survei MICS yang keempat, di enam kabupaten terpilih di propinsi Papua dan Papua Barat pada tahun 2011.

Multiple Indicator Cluster Survey (MICS) 2011 di kabupaten terpilih Papua dan Papua Barat telah dilakukan dari Oktober sampai Desember 2011. Tujuan utamanya: • Menyediakan informasi terkini untuk menilai situasi ibu dan anak di enam kabupaten terpilih di propinsi Papua dan Papua Barat. • Memberikan data yang diperlukan untuk memantau kemajuan pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam Deklarasi Milenium dan kesepakatan internasional lainnya, sebagai dasar untuk aksi di masa depan. • Memberikan kontribusi pada perbaikan sistem data dan pemantauan di Indonesia, serta memperkuat keahlian teknis dalam mendesain, melaksanakan, dan menganalisis sistem tersebut. • Menghasilkan data tentang situasi ibu dan anak, termasuk mengidentifikasi kelompok rentan dan kesenjangannya, untuk informasi bagi kebijakan dan intervensi.

Disain Sampel Sampel MICS 2011 di kabupaten terpilih di propinsi Papua dan Papua Barat dirancang untuk memberikan perkiraan bagi sejumlah besar indikator yang berkaitan dengan situasi ibu dan anak di tingkat kabupaten. Enam kabupaten yaitu Merauke, Jayawijaya, Biak Numfor (Papua) dan Kaimana, Manokwari Sorong (Papua Barat) dilibatkan dalam survei ini. Sampel dipilih dalam dua tahap. Dalam setiap kabupaten, sejumlah blok sensus dipilih secara sistematis dengan menggunakan metode Proportional to Size. Setelah daftar rumah tangga disusun dalam blok sensus terpilih, secara sistematis 25 rumah tangga dipilih sebagai sampel dari masing-masing blok sensus tersebut. Total jumlah sampel adalah 6000 rumah tangga (1000 untuk masing-masing kabupaten). Sampel itu tidak terbobot sendiri dan perlu dilakukan pembobotan sampel. Empat set kuesioner digunakan dalam survei ini: 1) kuesioner rumah tangga, 2) kuesioner untuk perempuan, 3) kuesioner untuk laki-laki dan 4) kuesioner untuk balita. Dua laporan dibuat dan akan dipublikasikan terpisah, satu untuk kabupaten terpilih di Papua dan satu lagi untuk kabupaten terpilih di Papua Barat. Temuan kunci awal disajikan di sini. Di ringkasan ini dan dalam laporan akhir, hasilnya disajikan untuk masing-masing kabupaten terpilih. Untuk analisis hasil menurut karakteristik latar belakang masing-masing, data ketiga kabupaten di setiap propinsi akan digabungkan. Namun, presentasi hasilnya tidak mewakili perkiraan angka propinsi.

Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi: Sekretariat Kerjasama Program Pemerintah RI-UNICEF di 62-21-57942109 atau Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS di 62-21-3841195 ext. 4210

1

Tujuan Pembangunan Milenium 1 MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Sasaran 1C: Antara 1990 dan 2015, proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat saat lahir adalah indikator yang baik tidak hanya dari kesehatan ibu dan status gizi, tetapi juga peluang bayi baru lahir peluang untuk bertahan hidup, bertumbuh, kesehatan jangka panjang dan perkembangan psikososial. Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) membawa berbagai risiko kesehatan serius bagi anak-anak. Bayi yang kekurangan gizi saat berada di rahim sangat meningkat risikonya terhadap kematian selama bulan-bulan dan tahun-tahun awal. Mereka yang bertahan hidup memiliki gangguan fungsi kekebalan tubuh dan peningkatan risiko penyakit, mereka cenderung tetap kurang gizi, dengan kekuatan otot berkurang, sepanjang hidup mereka, dan menderita insiden diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi di kemudian hari. Anak yang lahir kekurangan berat badan juga cenderung memiliki IQ lebih rendah dan cacat kognitif, mempengaruhi kinerja mereka di sekolah dan kesempatan pekerjaan mereka sebagai orang dewasa. Pada kabupaten terpilih untuk MICS 2011 di Papua dan Papua Barat, informasi ukuran anak saat lahir berdasarkan penilaian ibu, tidak dikumpulkan. Oleh karena itu melaporkan persentase kelahiran dengan berat dibawah 2500 gram hanya didasarkan pada ingatan ibu tentang berat badan anak atau berat sebagaimana dicatat pada kartu kesehatan jika anak ditimbang saat lahir. Secara keseluruhan, di enam kabupaten 28 hingga 71 persen bayi baru lahir ditimbang, dan di antaranya kira-kira 8 hingga 16 persen beratnya saat lahir kurang dari 2500 gram.

Gambar 1. Berat badan lahir rendah bayi menurut karakteristik Papua Kabupaten Merauke Jayawijaya Biak Numfor Lokasi Perkotaan Perdesaan Pendidikan ibu Tak sekolah Dasar Menengah Tinggi Kuintil kekayaan Kuintil 1 Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5

13 8 17 13 13 0 13 14 12 9 18 14 12 11 0 20 40 60 80 100 %

Papua Barat Kabupaten Kaimana Manokwari Sorong Lokasi Perkotaan Perdesaan Pendidikan ibu Tak sekolah Dasar Menengah Tinggi Kuintil kekayaan Kuintil 1 Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5

12 15 14 9 17 0 32 13 3 41 14 14 12 6 0 20 40 60 80 100 %

2

Di negara berkembang, berat badan lahir rendah terutama berasal dari status gizi dan kesehatan ibu yang buruk. Tiga faktor yang paling memiliki dampak: Status gizi buruk ibu sebelum hamil, perawakan pendek (terutama karena gizi dan infeksi selama masa kecilnya), dan gizi buruk selama kehamilan. Berat badan yang tidak memadai selama kehamilan sangat penting karena menyumbang sebagian besar keterlambatan pertumbuhan janin. Selain itu, penyakit seperti diare dan malaria, yang umum di banyak negara berkembang, secara signifikan dapat mengganggu pertumbuhan janin jika ibu menjadi terinfeksi penyakit ini saat hamil. Menurut karakteristik latar belakangnya, perbedaan di daerah perkotaan dan pedesaan hanya berlaku di 3 kabupaten Papua Barat, di mana tingkat berat lahir rendah di daerah pedesaan lebih tinggi. Demikian pula, perempuan dengan pendidikan yang lebih rendah di kabupaten terpilih Papua Barat cenderung melahirkan anak-anak dengan berat badan lahir rendah. Tapi pendidikan ibu tidak menunjukkan banyak perbedaan dalam BBLR di 3 kabupaten propinsi Papua. Para ibu miskin di 3 kabupaten Papua Barat cenderung memiliki bayi BBLR. Kecenderungan yang sama terjadi di 3 kabupaten di propinsi Papua, meskipun perbedaan tersebut tidak selebar di Papua Barat.

Menyusui Menyusui untuk beberapa tahun pertama kehidupan melindungi anak-anak dari infeksi, menyediakan sumber nutrisi yang ideal, ekonomis dan aman. Namun, banyak ibu berhenti menyusui terlalu cepat dan sering ada tekanan untuk beralih ke susu formula, yang dapat memberikan kontribusi terhadap gangguan pertumbuhan dan kekurangan gizi mikro, serta tidak aman jika air bersih tidak tersedia. WHO / UNICEF memiliki rekomendasi pemberian makan sebagai berikut: • ASI eksklusif untuk enam bulan pertama • Terus menyusui hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih • Memulai pemberian makanan tambahan yang aman, sesuai dan memadai saat bayi berusia 6 bulan • Frekuensi pemberian makanan tambahan: 2 kali per hari selama bayi berusia 6-8 bulan usia, 3 kali per hari selama bayi berusia 9-11 bulan Awal menyusui disarankan untuk dimulai dalam waktu satu jam setelah melahirkan. Indikator kunci yang terkait dengan rekomendasi praktek pemberian makan pada anak adalah sebagai berikut: • Awal inisiasi menyusui (dalam waktu 1 jam setelah melahirkan) • Tingkat Pemberian ASI eksklusif (usia