Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

38 downloads 241 Views 239KB Size Report
Buah apel selain mengandung kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi ... Bagi kesehatan, buah apel mempunyai manfaat yang nyata dalam hal:.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Taksonomi Buah Apel Nama umum : Apel

Universitas Sumatera Utara

Bahasa Inggris : Apple Nama Latin

: Malus domestica

Kingdom

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Rosales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Malus

Spesies

: M.domestica (Anonim,2004).

2.1.2 Kandungan Kimia Buah apel selain mengandung kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi antara lain kalsium, fosfor, besi, kalium, karbohidrat, lemak, protein, niacin, riboflavin, vitamin A, B1, B2, dan vitamin C (Anonim,2005).

2.1.3 Manfaat Buah Apel Bagi kesehatan, buah apel mempunyai manfaat yang nyata dalam hal:

Universitas Sumatera Utara

-

menurunkan kolesterol darah

-

menurunkan tekanan darah

-

meningkatkan HDL

-

memperlancarkan pencernaan

-

menjaga kesehatan jantung

-

mengurangi nafsu makan (Anonim,2005).

2.2 Mineral Mineral dalam tubuh manusia mengalami proses biokimia untuk membantu proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, unsur tersebut juga dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen, yang ditemukan dalam jumlah relatif besar (lebih dari 0,005% dari berat badan) dan mikroelemen yang ditemukan dalam jumlah relatif kecil (kurang dari 0,005% dari berat badan) (Darmono, 1995). Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur (Almatsier, 2004). Secara tidak langsung, mineral banyak yang berperan dalam proses pertumbuhan. Peran mineral dalam tubuh kita berkaitan satu sama lainnya, dan

Universitas Sumatera Utara

kekurangan atau kelebihan salah satu mineral akan berpengaruh terhadap kerja mineral lainnya (Poedjiadi, 2006). 2.2.1 Fosfor Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraselular. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP) (Almatsier, 2004). Fosfor mempunyai peranan dalam metabolism karbohidrat, lemak dan protein. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan

keseimbangan

asam-basa

(Pudjiadi,2000).

Fosfor

juga

memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk AdeninTrifosfat (ATP) (Almatsier, 2004) Pada umumnya bahan makanan yang mengandung banyak kalsium merupakan juga sumber fosfor, seperti susu, keju, daging, ikan, telur, serelia. Akan tetapi fosfor dalam serelia pada umumnya terdapat dalam bentuk asam fosfat yang dapat mengikat kalsium hingga terbentuk komponen yang tidak dapat dicerna dan diserap (Pudjiadi,2000).

Universitas Sumatera Utara

Biasanya kira-kira 70% dari fosfor yang berada dalam makanan dapat diserap oleh tubuh. Penyerapan akan lebih baik bila fosfor dan kalsium dimakan dalam jumlah yang sama (Poedjiadi, 2006). Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisa dan dilepas dari makanan. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor. Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida (Almatsier, 2004). Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah magnesium dan antasid yang mangandung aluminium, karena membentuk garam yang tidak larut air. Angka kecukupan fosfor rata-rata sehari adalah 400-500 mg (Almatsier, 2004).

2.2.2 Kekurangan Fosfor Konsumsi pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusia. Karena peranannya yang sangat penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan tanaman maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan (Suhardjo, 1992). Adakalanya gejala kekurangan terdapat pada individu yang dapat nutrisi parenteral

lama

atau

mereka

yang

memakai

sangat

banyak

antasida

(Pudjiadi,2000).

Universitas Sumatera Utara

Aluminium hidroksida yang terdapat dalam antasida dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor, karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI (Almatsier, 2004).

2.2.3 Kelebihan Fosfor Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang (Almatsier, 2004).

2.2.4 Analisa Kuantitatif Fosfor Analisis dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak. Prinsipnya yaitu ion orthophospat dengan molibdat dalam suasana asam akan membentuk phospomolibdat. Reduksi dengan asam askorbat akan membentuk senyawa berwarna dari molibdenum biru dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 700 nm (Walinga, 1989).

2.3 Spektrofotometri Sinar Tampak dan Sinar Ultraviolet Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektroskopi serapan ultraviolet, sinar tampak, infra merah, dan serapan atom (Ditjen POM, 1995). Keuntungan

Universitas Sumatera Utara

utama dari metode spektrofotometri yaitu dapat menetapkan kadar suatu zat yang sangat kecil (Bassett, 1991). Spektrofotometer

Ultraviolet-Visible

adalah

pengukuran

panjang

gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrofotometer Ultraviolet-Visible biasanya digunakan untuk molekul dan ion organik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum Ultraviolet-Visible sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm (Dachriyanus, 2004). Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi electron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energy untuk promosi electron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak mempunyai electron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek (Fessenden and Fessenden, 1982). Metode spektrofotometri langsung seperti analisis ultraviolet banyak digunakan di dalam analisis tetapi biasanya kurang selektif. Selektifitas atau

Universitas Sumatera Utara

kekhasan dapat ditingkatkan melalui pemisahan atau dengan mereaksikan gugus fungsional yang sesuai. Misalnya dengan menambahkan reagensia tertentu sehingga dihasilkan warna yang kemudian diukur pada daerah visible (Lachman, dkk., 1994). Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. Sinar pada panjang gelombang tunggal (radiasi monokromatik) dapat dipilih dari sinar putih. Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spectrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Rohman, 2007). Alat Spektrofotometri

pada dasarnya terdiri atas sumber sinar,

monokromator, tempat sel untuk zat yang diperiksa, detector, penguat arus dan alat ukur atau pencatat. Spektrofotometer dapat bekerja secara otomatik ataupun tidak, dan dapat mempunyai sistem sinar tunggal atau ganda (Ditjen POM, 1979). Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hidrogen atau deuterium untuk pengukuran UV dan lampu tungsten untuk pengukuran pada cahaya tampak. Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh pemisah atau monokromator (Dachriyanus, 2004). Analisis kuantitatif secara spektrofotmetri dapat dilakukan dengan metode regresi dan pendekatan. 1. Metode Regresi

Universitas Sumatera Utara

Analisis kuantitatif dengan metode regresi dengan menggunakan persamaan garis regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi baku yang dibuat dalam beberapa konsentrasi, paling sedikit menggunakan lima konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan serapan linier, kemudian diplot menghasilkan suatu kurva kalibrasi. Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut (Holme and Peck, 1983).

2. Metode Pendekatan Analisis kuantitatif dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan serapan baku yang konsentrasinya diketahui dengan serapan sampel. Konsentrasi sampel dapat dihitung melalui rumus perbandingan C = As.Cb/Ab dimana As= serapan sampel, Ab=serapan baku, Cb=konsentrasi baku, dan C=konsentrasi sampel (Holme and Peck,1983).

2.4. Parameter Analisis Pensahihan adalah kerja yang dicatat dalam dokumen untuk membuktikan bahwa prosedur analisis yang diuji akan dapat memenuhi fungsi yang sesuai dengan tujuannya dengan konsisten dan betul-betul memberikan hasil seperti yang diharapkan. Tujuan pensahihan adalah agar prosedur analisis tersebut diketahui akurasi dan variabilitasnya, gangguan yang mungkin ada teridentifikasi dan

Universitas Sumatera Utara

diketahui pula kespeksifikan, presisi, serta kepekaanya (limit deteksi). Parameter analisis khas yang ditentukan pada pensahihan adalah akurasi, presisi, kespesifikan, limit deteksi, kelinieran, dan rentang (Satiadarma, dkk., 2004). Akurasi dari suatu metode analisis adalah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh dengan prosedur tersebut dari harga yang sebenarnya. Akurasi merupakan ukuran ketepatan prosedur analisis. Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian di antara masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi standar atau deviasi standar relative (koefisien variasi) (Satiadarma, dkk., 2004).

Kespeksifikan dari suatu metode analisis adalah kemampuannya untuk mengukur kadar analit secara khusus dengan akurat, di samping komponen lain yang terdapat dalam matriks sampel. Kespesifikan sering kali dinyatakan sebagai derajat bias dari hasil analisis sampel yang mengandung pencemar, hasil degradasi, senyawa sejenis yang ditambahkan atau komponen matriks, dibandingkan

dengan

hasil

uji

sampel

analit

tanpa

zat

tambahan

(Satiadarma, dkk., 2004). Limit deteksi dari suatu metode analisis adalah nilai parameter uji batas, yaitu konsentrasi analit terrendah yang dapat dideteksi, tetapi tidak dikuantitasi pada kondisi percobaan yang dilakukan. Limit deteksi dinyatakan dalam

Universitas Sumatera Utara

konsentrasi

analit

(persen,

bagian

per

milyar)

dalam

sampel

(Satiadarma, dkk., 2004). Limit kuantitasi dari suatu metode analisis adalah nilai parameter penentuan kuantitatif senyawa yang terdapat dalam konsentrasi rendah dalam matriks. Limit kuntitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi eksperimen yang ditentukan. Limit kuantitasi dinyatakan dalam konsentrasi analit (persen, bagian per milyar) dalam sampel (Satiadarma, dkk., 2004). Penentuan batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon dan kemiringan (slope) linieritas baku dengan rumus:

(SD) = LOD =

∑ ( y − yi)

2

(n − 2)

3 xSD Slope

Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus: 10 xSD Slope Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4. LOQ =

(Harmita, 2004).

2.5 Uji Recovery Penentuan suatu zat dalam campurannya dengan salah satu metode tertentu selalu terbuka kemungkinan adanya gangguan komponen dalam campurannya, sehingga kadar sebenarnya dari analit dalam sampel tidak dapat diketahui dengan pasti. Percobaan recovery dilakukan untuk mengetahui kadar analit sebenarnya

Universitas Sumatera Utara

dan ketepatan suatu metode untuk campuran tertentu. Hal ini sangat penting dalam mengetahui kadar sebenarnya dan selanjutnya dapat dilakukan evaluasi terhadap produk (Rosita, 1997). Percobaan recovery suatu zat dalam suatu sampel dilakukan dengan cara, pertama adalah menentukan kadar zat yang diinginkan dalam sampel selanjutnya ditambahkan bahan baku yang jumlahnya diketahui dengan pasti ke dalam sampel yang sama dan dianalisis dengan cara yang sama. Persen recovery dapat dicari dengan menngunakan rumus : % Recovery = Kadar total analit-Kadar analit dalam sampel x 100% Kadar bahan baku yang ditambahkan

( Hamita, 2004).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara