Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

148 downloads 240 Views 274KB Size Report
Sumber genetik (plasma nutfah) tanaman jagung berasal dari benua. Amerika. ... Alat penggiling jagung termasuk mesin penghancur atau pemecah. Jenis.
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka Sumber genetik (plasma nutfah) tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon, bentuk liar tanaman jagung yang disebut pod maize telah tumbuh 4.500 tahun yang lalu di pegunungan Andes, Amerka Selatan. Literatur lain menyebutkan bahwa tanaman jagung tumbuh subur di kawasan Meksiko, kemudian menyebar ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan. (Rukmana, 1997) Produksi utama usaha tani tanaman jagung adalah biji. Biji jagung merupakan sumber karbohidrat yang potensial untuk bahan pangan ataupun non pangan. Produk sampingan berupa batang, daun dan kelebot dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ataupun pupuk kompos. Tongkol jagung yang amat muda yang disebut juga jagung semi (baby corn) sudah umum diperdagangkan di pasarpasar sebagai bahan sayur. Di pasar-pasar tradisional (lokal), tongkol jagung muda yang sudah berbiji sering dijual sebagai bahan pencampur sayur asam, jagung rebus, dan jagung bakar. Biji jagung tua dapat diolah menjadi pati, tepung jagung, makan kecil (snack), brondong (pop corn), serta aneka panganan lainnya. Sementara biji jaung yang telah kering biasanya diolah menjadi jagung pipilan, beras jagung, ataupun jagung giling. (Rukmana, 1997) Tongkol jagung nuda dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk dijadikan bahan pangan, sayuran, dan bahan baku berbagai industri makanan. Kandungan kimia jagung terdiri atas air 13,5%, protein 10,0%,

Universitas Sumatera Utara

lemak 4,0%, karbohidrat 61,0%, gula 1,4%, pentosan 6,0%, serat kasar 2,3%, abu 1,4%, dan zat-zat lain 0,4%. (Rukmana, 1997) Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Zea

Species

: Zea mays L.

(Rukmana, 1997) Alat penggiling jagung termasuk mesin penghancur atau pemecah. Jenis alat penggiling yang dirancang ini digerakkan dengan gagang pengungkit atau engkol. Berdasarkan kerja atau cara pembebanannya terhadap bahan yang akan diproses, mesin pemecah dibagi dalam tiga golongan, yaitu mesin pemecah dengan beban tekan, mesin pemecah dengan beban impact, dan mesin pemecah berputar. (Anonimousb, 2009) Pada mesin pemecah dengan beban tekan, pecahnya bahan terjadi karena adanya beban tekan yang diberikan oleh alat kepada bahan. Besamya beban tekan relatif lebih besar dari pada kekuatan yang dimiliki bahan. Menurut cara

Universitas Sumatera Utara

pembebanannya, ada dua jenis mesin pemecah dengan beban tekan, yaitu tekanan bolak-balik (jaw crusher, gyratory crusher, dan disc crusher dan tekanan kontinu). Pada mesin pemecah dengan beban impact, pecahnya bahan adalah akibat beban impact yang ditimbulkan oleh tumbukan antara komponen mesin yang bergerak cepat dengan bahan. Jenis-jenis mesin pemecah dengan beban impact di antaranya hammer crusher; dual rotor impact breaker, vertical impact crusher dan rotary knife cutter. Prinsip kerja mesin pemecah berputar adalah ruang pemecah berputar pada sumbunya. (Anonimousb, 2009) Ubi kayu (Mannihot esculenza Crantz) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi pada bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau, atau merah. (Widianta dan Widi, 2008) Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia (per 100 gram) antara lain: Kalori 146 kal, protein 1,2 gram, Lemak 0,3 gram, Hdrat arang 34,7 gram, Kalsium 33 mg, Fosfor 40 mg, dan zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung (per 100 gram): Vitamin B1 0,06 mg, Vitamin C 30 mg, dan 75 % bagian buah yang dapat dimakan. Daun ubi kayu mrngandung (per 100 gram): Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 mg, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram, zat besi 2 mg, dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batangnya mengandung

Universitas Sumatera Utara

tanin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat. (Widianta dan Widi, 2008) Secara sistematika (taksonomi) tanaman yang berasal dari negara Brasil ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermathophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dycotiledonae

Ordo

: Eupphorbiales

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Spesies

: Manihot Esculenza Crantz

(Rukmana, 2002) Pada

industri tepung

tapioka,

teknologi

yang

digunakan

dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pertama; tradisional yaitu industri pengolahan tapioka yang masih mengandalkan sinar matahari dan produksinya sangat tergantung pada musim, kedua; semi modern yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin pengering (oven) dalam melakukan proses pengeringan dan yang ketiga; full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate ini memiliki efisiensi tinggi, karena proses

Universitas Sumatera Utara

produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka berkualitas. (SIPUK Bank Indonesia, 2008) Selain menghasilkan tepung, pengolahan tapioka juga menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah padat seperti kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk, sedangkan onggok (ampas) dapat digunakan sebagai sebagai bahan baku pada industri pembuatan saus, campuran kerupuk, obat nyamuk bakar dan pakan ternak. Limbah cair dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan ladang, selain itu limbah cair pengolahan tapioka dapat diolah menjadi minuman nata de cassava. (SIPUK Bank Indonesia, 2008) Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri, menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya. Sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang diperlukan oleh industri pengolah pertanian, meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah nilainya. (Karmadi, 2003) Kegiatan-kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, termasuk pemanfaatan produk sampingan dan limbahnya (diversifikasi produk) pada umumnya masih sangat kurang. Produk pertanian kita pada umumnya dipasarkan dalam bentuk primer (belum diolah), sehingga bernilai rendah dan rentan terhadap fluktuasi harga. Harga komoditas primer umumnya cenderung meningkat. Ekspor hasil pertanian pun lebih banyak dari komoditas tradisional sepeti hasil perkebunan dan bentuk produk primer. Secara kualitatif,

Universitas Sumatera Utara

kita belum sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang ekspor yang ada. Di pasar domestik sebagian besar produk pertanian lokal kalah bersaing dengan produk impor, karena rendahnya efisiensi dan mutu serta tampilan produk. (Ditjen BPPHP, 2001)

Landasan Teori Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besarnya unit yang akan dijual dan harga berapa produk/jasa yang akan dijual, biaya apa yang harus dikeluarkan dalam upaya penjualan produk/jasa tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk keputusan dari penilaian aspek produksi, teknis, dan manajemen termasuk aspek lingkungan. Kegiatan analisis finansial dapat dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Membuat seluruh rekap penerimaan, yang dihasilkan dari seluruh kajian aspek-aspek usaha, apakah termasuk penerimaan utama ataupun penerimaan lain sebagaiakibat dari adanya kegiatan usaha. 2. Membuat rekap dari seluruh biaya yang juga sudah dihasilkan atau diputuskan pada saat menganalisis aspek-aspek usaha dalam studi kelayakan usaha. 3. Menguji apakah aliran kas masuk yang dihasilkan oleh suatu usaha atau proyek ini berjalan berdasarkan kriteria finansial yang ada.

Universitas Sumatera Utara

(Sofyan, 2004) Teori Biaya (Ongkos) Produksi Biaya/Ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk produksi. Biaya produksi jangka pendek, jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Beberapa Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek •

Biaya Total (TC)

Keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan TC = TFC + TVC •

Biaya Tetap Total (TFC)

Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. •

Biaya Variabel Total (TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.



Biaya Tetap rata-rata AFC = TFC/Q



Biaya Variabel rata-rata AVC = TVC/Q

Universitas Sumatera Utara



Biaya Total rata-rata AC = TC/Q

(Murtiasih, 2000) Untuk penerimaan dihitung dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

TR = Y . Py Dimana: TR

= Total Penerimaan

Y

= Jumlah Produksi

Py

= Harga Produk Perhitungan jumlah pendapatan dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut: Pd = TR – TC Keterangan : Pd

= Pendapatan

TR

= Total Revenue

TC

= Total Cost

(Soekartawi, 1993) Analsis kriteria investasi adalah mengadakan perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi, sekurang-kurangnya dilihat dari segi Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), maupun Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).

Universitas Sumatera Utara

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalha perkiraan investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan. (Ibrahim, 1997) Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi jumlah biaya. Maka, NPV suatu proyek adalah selisih PV arus benefit dengan PV arus biaya. Rumus NPV dapat kita tuliskan sebagai berikut : n

NPV =

Bt − Ct

∑ (1 + i ) t =1

t

Keterangan: Bt

= Penerimaan Total

Ct

= Biaya Total

I

= Interest Rate Dalam evaluasi proyek tertentu , tanda “go” dinyatakan oleh nilai NPV

yang sama atau lebih besar dari nol. Artinya, suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV=0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal. jika NPV lebih kecil dari nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan oleh sebab itu pelaksanaannya harus ditolak ( Gray, Clive, dkk., 1992). Internal Rate of Return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi usaha. Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol.

Universitas Sumatera Utara

Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk diambil ( Kasmir dan Jakfar, 2003). IRR mencoba untuk menjawab berapa tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek. IRR= i1 +

NPV1 ( i2 – i1 ) NPV1 − NPV2

IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan: Diterima IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan: Ditolak ( Keown, Arthur J., dkk, 2008 ). Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif (sebagai pembilang) dengan jumlah present value yang negatif (sebagaai penyebut). Secara umum, rumusnya adalah : n

Net B/C =

Bt − Ct

∑ (1 + i )

t

t =1 n

Ct − Bt

∑ (1 + i )

t

t =1

Kalau Net B/C = 1, berarti n

Bt − Ct

∑ (1 + i ) t =1

t

=0

Dengan perkataan lain, NPV = 0. kalau rumus tadi memberikan hasil lebih besar dari 1, berarti NPV>0. Jadi, Net B/C < 1 merupakan tanda “no go” ( Gray, Clive, dkk., 1992). Untuk mengatasi salah satu kelemahan dari metode payback period, yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka dicoba untuk memperbaiki metode tersebut dengan cara mempresent-valuekan arus kas masuk (cash inflow) dari

Universitas Sumatera Utara

rencana investasi tersebut kemudian baru dihitung payback period-nya. Dengan demikian arus kas yang dipakai adalah arus kas yang telah didiskontokan atas dasar oppotunity cost. (Situmorang dan Dilham, 2007)

Kerangka Pemikiran Usaha penggilingan jagung memiliki prospek yang berkembang di masa yang akan datang. Karena penggilingan jagung merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran jagung. Penggilingan jagung merupakan mata rantai penting dalam suplai jagung giling nasional yang dituntut dapat memberikan kontribusi besar dalam penyediaan bahan baku maupun bahan jadi bagi industri pakan ternak nasional. Usaha

jasa

penggilingan

jagung

adalah

usaha

yang

umumnya

menghasilkan produk yaitu pipilan jagung, jagung giling kasar, jagung giling halus, maupun tepung jagung. Usaha penggilingan jagung merupakan usaha yang bergantung pada ketersediaan produksi jagung di sekitar lokasi usaha, maupun produksi jagung yang berasal dari luar lokasi usaha. Industri pengolahan ubi kayu menghasilkan tepung tapioka sebagai salah satu hasil olahannya dimana ubi kayu merupakan bahan baku utamanya. Dan dalam usaha ini ubi kayu diolah sesuai dengan kebutuhan usaha lalu dijual secara komsersial. Dalam usaha penggilingan jagung dan usaha pengolahan ubi kayu, setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi baik biaya tetap maupun biaya

Universitas Sumatera Utara

variabel perlu diperhitungkan. Hal ini agar beberapa tarif yang ditetapkan dalam proses penggilingan jagung maupun pengilahan ubi kayu serta harga jual produk. Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah biaya tetap dan variabel atau disebut biaya produksi. Dalam hal ini yang termasuk biaya produksi adalah biaya pembelian bahan baku, tenaga kerja, oli, biaya penyusutan, biaya perlengkapan, dan peralatan. Dalam penilaian kelayakan usaha maka ada beberapa komponen yang harus dilihat yaitu biaya produksi, pendapatan, serta analisis finansial (NPV, IRR, NET B/C, Dicount PP). Dengan menganalisa beberapa komponen ini, maka dapat diketahui bahwa secara finansial apakah usaha penggilingan jagung di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara

Secara singkat kerangka pemikiran usaha penggilingan jagung dan pengolahan ubi kayu dapat digambarkan sebagai berikut: Usaha Penggilingan Jagung dan Usaha Pengolahan Ubi Kayu

Masalah yang Dihadapi

Proses Produksi

Output Produksi

Input Produksi

Penerimaan

Biaya Produksi (biaya tetap dan biaya variabel)

Pendapatan Usaha

Analisis Finansial

Kelayakan Usaha

Keterangan: Pengaruh Hubungan

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian 1. Secara finansial usaha penggilingan jagung dan usaha pengolahan ubi kayu di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara