Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

10 downloads 125 Views 564KB Size Report
Menurut Ellis dalam buku Henry Guntur Tarigan yang berjudul. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1988:68), “Analisis kesalahan adalah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Cina yang meneliti tentang kesalahan penggunaan kata depan, antara lain ditulis oleh 李卉 Lǐ huì(2007),华相 Huà Xiāng (2009), 白荃 Bái Quán dan 岑玉珍 Cén Yù Zhēn (2007) , 高霞 Gāo Xiá (2009), dan 郭敏 Guō Mǐn (2006). 李卉 Lǐ Huì(2007)dalam skripsinya yang berjudul 从位移角度看介词 “向、朝、对、冲”的异同 Cóng Wèi Yí Jiǎo Dù Kàn Jiè Cí “Xiàng, Cháo, Duì, Chōng” De Yì Tóng , mengungkapkan tentang kesalahan penggunaan kata depan 向 xiàng, 朝 cháo, 对 duì dan 冲 chōng yang dilakukan oleh mahasiswa asing yang mempelajari bahasa Mandarin di china dikarenakan mahasiswa kebingungan dalam memahami penggunaan ke empat kata depan tersebut. Hal ini dikaitkan dengan pembahasan yang kurang detil dari buku pelajaran yang mereka gunakan tentang penggunaan kata depan tesebut. Diberikan pula beberapa saran kepada guru Mandarin agar dalam mengajar kata depan tersebut, guru Mandarin diharapkan lebih detil dan mendalam menjelaskannya.

Universitas Sumatera Utara

华相 Huà Xiāng (2009) dalam skripsinya yang berjudul “韩国留学生习 得介词“给”的偏误分析及教学对策” “Hán Guó Liú Xué Shēng Xí Dé Jiè Cí “Gěi” De Piān Wù Fēn Xī Jí Jiào Xué Duì Cè ” menyatakan bahwa pelajar Korea yang berada di Cina yang mempelajari bahasa Mandarin sering melakukan kesalahan sewaktu menggunakan kata depan gěi. Kesalahan tersebut terdiri atas 4 jenis, yaitu : 1. Kesalahan penggunaan; 2. Kesalahan peletakan; 3. Kesalahan penggunaan kata depan secara asal; dan 4. Kesalahan kurangnya penggunaan kata depan dalam suatu kalimat. Di antara semua jenis kesalahan itu, persentase kesalahan yang paling tinggi yang ditemukan oleh 华 相 Huà Xiāng adalah kesalahan penggunaan, lalu diikuti oleh penggunaan kata depan secara asal dan kesalahan peletakan. Teori yang digunakan oleh beliau dalam penelitiannya adalah analisis kesalahan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. 白荃 Bái Quán dan 岑玉珍 dan Cén Yǜ Zhēn (2007) dalam skripsinya yang berjudul “母语为英语的学生使用汉语介词_对_的偏误分析” “Mǔyǔ wèi yīngyǔ de xuéshēng shǐyòng hànyǔ jiècí_duì_de piān wù fēnxī”, beliau mengumpulkan data dalam kurun 10 tahun terakhir terhadap pembelajar asing yang mempelajari bahasa Mandarin, beliau merangkum 8 jenis kesalahan penggunaan kata depan 对 dui yang dilakukan oleh mahasiswa asing yang memepelajari bahasa Mandarin, yaitu: 1. Mahasiswa salah menggunakan kata depan dalam kalimat yang seharusnya menggunakan kata depan lain selain kata

Universitas Sumatera Utara

depan 对 duì, tetapi menggunakan kata depan 对 duì; 2. Mahasiswa salah menggunakan kata depan dalam kalimat yang seharusnya menggunakan kata depan 对 duì, tetapi menggunakan kata depan selain kata depan 对 duì; 3. Kesalahan dalam kalimat yang seharusnya menggunakan kata depan dui, tetapi salah meletakkan kata depan 对 duì; 4. Kesalahan kurangnya penggunaan kata depan 对 duì dalam kalimat yang seharusnya menggunakan kata depan 对 duì; 5. Kesalahan peletakan objek pada struktur kalimat “对…” “dui…” atau “对””dui”; 6. Kesalahan penggunaan kata depan 对 duì dalam struktur kalimat “对…来说” “dui… lai shuo” tetapi hanya menggunakan kata depan 对 dui saja; 7. Salah menggunakan kata depan 对 duì dalam struktur kalimat “ 对 … 有 / 感 兴 趣 ” “dui…you/gan xing qu” dan “对 … 有意思” “dui…you yi si”; 8. Kesalahan campuran (kesalahan yang umum). Dalam penelitiannya, beliau menggunakan teori analisis kesalahan. Sementara itu 高霞 Gāo Xiá (2009) dalam skripsi penelitiannya yang berjudul “英语国家学生汉语介词_对_的相关偏误分析” “Yīng Yǔ Guó Jiā Xués Hēng Hàn Yǔ Jiè Cí_Duì_De Xiāng Guān Piān Wù Fēn Xī ” mengatakan bahwa, dalam pembelajaran kata depan dui, bahan pengajaran hanya membahas

Universitas Sumatera Utara

tentang penggunaan kata dui terhadap beberapa kata kerja. Beliau menyarankan agar bahan pengajaran seharusnya menjelaskan lebih detil tentang penggunaan kata depan dui, menjelaskan

kata depan dui tidak hanya dapat digunakan

bersamaan dengan kata kerja, tetapi juga dapat digunakan untuk menggungkapkan perasaan, ide, dan gagasan atau perilaku, serta kata sifat. Beliau juga menyarankan agar membagi kelompok kata yang dapat digunakan bersamaan dengan kata depan dui secara mendalam, sehingga mahasiswa dapat memahami dan menggunakannya dengan tepat. 郭敏 Guó mín(2005:58) dalam skripsi penelitiannya yang berjudul 面 向对外汉语教学的介词研究—“对”“对于”“向”“关于”Mian Xiang Dui Wai Han Yu Jiao Xue De Jie Ci Yan Jiu “Dui” “Dui Yu” “Xiang” “Guan Yu” menyebutkan bahwa kata depan “对”dui, “对于”dui yu, “向” xiang, “关于”guan yu dalam kalimat, memiliki arti makna yang berbeda-beda. Dalam sebuah kalimat, kata depan “对”dui“对于”dui yu“关于”guan yu dapat menjadi atribut, adverb,

akan tetapi tidak dapat menjadi pelengkap. Sedangkan “向”xiang dapat menjadi adverb, pelengkap, akan tetapi tidak dapat menjadi atribut. Diungkapkan pula bahwa jika kita secara sistematis dalam mengamati semua kata depan , kata depan dapat bibagi menjadi beberapa bagian besar yang memiliki arti yang sama, dalam beberapa jenis besar ini lalu lakukan penafsiran arti terhadap kata depan tersebut. Setelah itu mencari dan menghubungkan antara makna kata depan tersebut dan

Universitas Sumatera Utara

menganalisis setiap kata depan dari sudut pandang yang berbeda yang memiliki arti yang berbeda dalam kalimat. Dari beberapa penelitian terdahulu, terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan dalam hal penelitian, yaitu objek dan jenis penelitian. Akan tetapi, dalam penelitian terdahulu, bukanlah penelitian analisis kesalahan penggunaan kata depan 向 xiàng, 对, duì dan 朝 cháo yang dilakukan oleh pelajar Indonesia, khususnya pelajar semester VI Program Studi Sastra China FIB USU

2.2 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), konsep memiliki makna “Gambaran mental dari suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain”. Dalam penelitian ini, konsep yang akan diuraikan penulis adalah: 2.2.1 Analisis Kesalahan Menurut Hastuti dalam bukunya yang berjudul Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (2003:77), “Analisis kesalahan adalah sebuah proses yang didasarkan pada analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek yang jelas. Jelas, dimaksudkan sesuatu yang telah ditargetkan. Sedangkan objek yang dipelajari adalah bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa kebangsaannya ataupun bahasa asing.”

Universitas Sumatera Utara

Menurut Ellis dalam buku Henry Guntur Tarigan yang berjudul Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1988:68), “Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi mengumpulan sampel, mengidentifikasikan kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelasankan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta mengevaluasi atau menelitian taraf keriusan kesalahan itu.” Dalam setiap kegiatan pasti ada tujuannya. Demikian juga analisis kesalahan. Analisis kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar tentu saja dapat memberi manfaat, yaitu merupakan dan mejadi umpan balik yang sangat berharga bagi penilaian dan perancangan penyusunan materi dan strategi pengajaran Menurut Sridhar dalam buku Henry Guntur Tarigan yang berjudul Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1998:69), tujuan analisis kesalahan antara lain untuk : 1. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalkan urutannya dari yang mudah ke yang sukar. 2. Menentukan urutan jenjang relative penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan. 3. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial 4. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa. Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1998:68) mengemukakan analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah yang meliputi: “1. Mengumpulkan sampel; 2. Mengidentifikasi kesalahan;

3.

Menjelasan

kesalahan;

4.

Mengklasifikasi

kesalahan;

5.

Mengevaluasi kesalahan.”

Universitas Sumatera Utara

Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1998:71) juga mengajukan langkah-langkah prosedur kerja dalam analisis kesalahan yang merupakan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan yang diajukan oleh Ellis dan Sridhar. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Mengumpulkan data: berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa, misalkan hasil ulangan, karangan, atau percakapan. 2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan: mengenali dan memilahmilah kesalahan berdasarkan kategori berbahasa, misalnya kesalahankesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabungan kata, penyusunan kalimat. 3. Memperingkatkan kesalahan: mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensi atau keseringannya. 4. Memprakirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan; meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan 5. Mengkoreksi kesalahan: memperbaiki dan bila dapat mengilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi. 2.2.2 Kata Depan Sama seperti bahasa Indonesia, bahasa Mandarin juga memiliki kata depan. Kata depan yang terdapat dalam bahasa Mandarin merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan suatu kata kerja dengan kata benda, keterangan tempat ataupun objek, sehingga tujuan dari pekerjaan yang akan dilakukan oleh subjek dapat diungkapkan dengan baik dan jelas. Menurut Suparto dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Mandarin Itu Mudah (2003:161) mengatakan :

Universitas Sumatera Utara

“Kata depan digunakan di depan kata benda, kata ganti atau di depan gabungan kata, membentuk “gabungan kata depan” untuk menyatakan waktu, tempat, cara, syarat, atau tujuan. Jenis-jenis kata depan digunakan untuk menyatakan waktu, tempat, arah, menyatakan sasaran, menyatakan alasan, menyatakan cara, menyatakan pasif, menyatakan perbandingan, menyatakan mengesampingkan.” Dalam bukunya, beliau juga memaparkan cirri-ciri kata depan yang terdapat dalam bahasa Mandarin, antara lain: a. Kata depan tidak dapat berdiri sendiri dalam menjawab pertanyaan. b. Kata depan tidak dapat direduplikasi. c. Tidak dapat menggunakan kata bantu aspek , kata kerja penunjuk arah. d. Biasanya, tidak bisa menggunakan struktur positif-negatif untuk bertanya. 2.2.2.1 Kata Depan 向 Xiàng

Dalam Kamus Besar Tionghoa-Indonesia (1995:965), dijabarkan penggunaan serta arti dari kata depan 向 xiàng adalah Berikut

1. Arah: jurusan contohnya 风向 fēngxiàng, yang artinya arah angin. 2. Menghadap ; mengarah misalkan 这间房间向东 zhè jiān fángjiān xiàng dōng, yang artinya kamar ini menghadap ke timur. 3. Berpihak kepada ; memihak kepada misalkan 向理不向人 xiàng lǐ bù xiàng rén, yang artinya berpihak kepada yang benar. 4. Sebagai preposisi menyatakan arah perbuatan misalkan 向上级汇报工作 xiàng shàngjí huìbào gōngzuò, yang artinya melaporkan pekerjaan kepada atasan. 5. Selalu, senantiasa 向无此例 xiàng wú cǐ lì , yang artinya selama ini belum ada taranya. 2.2.2.2 Kata Depan 对 Duì

Universitas Sumatera Utara

Menurut Kamus Besar Tionghoa-Indonesia (1995:211), “Kata depan 对 duì bermakna mengarah ke ; menuju ke. Misalkan: 枪口对着敌人 qiāng kǒu duì zhe dí rén yang memiliki arti mengarahkan mulut senapan kepada musuh.” 2.2.2.3 Kata Depan 朝 Cháo

Dalam Kamus Besar Tionghoa-Indonesia (1995:100), “Kata depan 朝 cháo mempunyai makna menghadap ke; ke arah. Contoh 坐东朝西 zuò dōng cháo xi yang artinya menghadap ke barat.” 2.3 Landasan Teori Penggunaan kata depan 向 xiàng 对 duì 朝 cháo sangat berperan penting dalam menentukan kebenaran suatu kalimat. Oleh karena itu, di dalam menganalisis kesalahan ketiga kata depan tersebut di dalam kalimat, penulis menggunakan pendekatan tata bahasa Mandarin yang menjadi bagian dari sintaksis. Sintaksis adalah cabang ilmu tata bahasa yang mempelajari tentang hubungan antara kata dengan kata atau dengan satuan yang lebih besar (frase, klausa, kalimat) dalam bahasa (Moeliono, 2000:26). Di dalam sintaksis dipelajari ilmu tata kalimat. Di dalam suatu kalimat Mandarin yang benar hendaknya terdapat subjek, predikat dan objek. Meskipun terkadang dengan menggunakan tata-tata bahasa

Universitas Sumatera Utara