Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

63 downloads 76 Views 2MB Size Report
Hal ini membuat para punkers melakukan suatu inovasi yaitu dengan cara membuat label rekaman sendiri ... Gambar 4. Band Talking ..... sedang mengalami demam musik thrash metal yang merupakan salah satu cabang dari musik rock ...
BAB II SEJARAH DAN KEBERADAAN PUNK

2.1

Asal Usul Punk di Dunia Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang

berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, punk adalah sebuah cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955 jauh sebelum punk ada, dimana pada akhirnya musik punk adalah musik yang menjadi milik generasi muda yang memberontak terhadap segala bentuk “kemapanan”. 25 Sejarah punk terbagi atas beberapa generasi, ciri khas punk, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kaum punk dan sebagainya. Memasuki dekade 60-an, punk lahir sebagai suatu aliran musik baru. Masa itu punk sudah menjadi sebuah sub genre dari musik rock. Ciri pemberontakannya semakin tampak dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan mulai muncul seiring lahirnya musik punk. Dari generasi pelopor punk, ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol, yaitu Mic5 dan Iggy and The Stones. Mereka disebut-sebut sebagai Pelopor Punk Generasi Pertama. Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dengan dasawarsa 90-an. Namanya pun semakin diakui sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam musik rock pada masa itu.

25

Akan lebih dijelaskan penulis pada BAB III, hal 88.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Cover album Iggy and The Stones

Gambar 2. Perform Iggy and The Stones

Pada generasi pertama ini, musik punk masih hanya sebatas pemberontakan terhadap musik rock dimana menurut pecinta punk masa itu musik rock adalah musik yang memiliki banyak sekali aturan-aturan musik yang sangat sulit untuk ditaati sehingga tidak semua orang bisa mengikutinya bahkan memainkannya. Kedua grup musik ini menentang apa yang disebut sebagai aturan-aturan daripada musik rock tersebut dan ternyata tanpa sadar kedua grup musik ini telah menciptakan suatu aliran musik baru yang bernama musik punk dimana semua orang dapat dengan mudah memainkannya karena chord-chord sederhana yang diadaptasi dari struktur musik garage rock 26 dari tahun 1960-an. Lirik-lirik lagunya masih hanya sebatas tentang reformasi terhadap musik

26

Salah satu cabang musik rock yang terjadi pada tahun 1964 di Amerika. Anak-anak muda Amerika masa itu membentuk band dan melakukan latihan di garasi mereka sendiri. Musiknya mempunyai ciri sederhana, tapi kencang, berpower dan biasanya dengan satu riff gitar yang diulang-ulang. Aliran musik ini merupakan cikal bakal lahirnya musik punk rock.

Universitas Sumatera Utara

rock pada masa itu. Musik punk pada masa ini lebih mengutamakan pelampiasan energi dan pengungkapan isi hati daripada aspek teknis dalam bermain musik. Para punkers 27 berprinsip bahwa tidak diperlukan kemahiran (skill) yang tinggi dalam bermain musik, yang terpenting adalah penampilan yang ok dan segala kegelisahan hati (unek-unek) harus dikeluarkan diatas panggung. Sebagai akibatnya, punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri sehingga sering tidak mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara-acara televisi, bahkan perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan musik ini. Hal ini membuat para punkers melakukan suatu inovasi yaitu dengan cara membuat label rekaman sendiri dengan berbasis pada label yang lebih kita kenal pada masa sekarang ini sebagai indie label. Jadi para punkers ini membuat dan memasarkan hasil karya mereka sendiri. Hal ini melahirkan etos kerja D. I. Y. (do it yourself) yang akhirnya mereka anut sampai dengan hari ini, bahwa semuanya dapat dikerjakan sendiri, tidak perlu meminta bantuan dari orang lain dimana komunitas punk mampu menyediakan kebutuhannya sendiri tanpa harus meminta bantuan bahkan sampai merugikan orang lain. Pada tahun 1975 bermunculanlah grup-grup musik punk lainnya seperti Blondie, Talking Heads, The Voidoids, The Dead Boys, dan The Ramones.

Gambar 3. Band Blondie

27

Gambar 4. Band Talking Heads

Sebutan untuk para pecinta punk.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. Perform The Voidoids

Gambar 6. Perform The Dead Boys

Gambar 7. Perform The Ramones

Gambar 8. Logo dari band The Ramones

The Ramones 28 adalah empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan jaket kulit dan celana jeans. Mereka adalah Joey Ramone (Jefry Hyman) pada vocal, Dee Dee Ramone (Douglas Colvin) pada bass, Tommy Ramone (Thomas Erdelyi) pada drum, dan Johnny Ramone (John Cummings) pada gitar. Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris tepatnya di kota London. Konser mereka meninggalkan bekas yang dalam pada diri pemuda-pemuda Inggris yang menyaksikan konser tersebut. Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komunitas baru di Inggris yang disebut dengan komunitas Street Punk dengan aliran musik Punk Rock. Saat itu Inggris sedang dilanda revolusi besarbesaran terhadap pemerintahan Kerajaan Inggris yang sewenang-wenang terhadap rakyat Inggris khususnya golongan bawah (tani dan buruh). Hal ini disebabkan oleh tingginya

28

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/The_Ramones

Universitas Sumatera Utara

besar pajak yang harus dibayar oleh masyarakat Inggris sementara pendapatan yang didapatkan tidak seimbang dengan besarnya pajak yang harus ditanggung. Rakyat Inggris kelaparan dan menderita, sementara golongan bangsawan setiap hari melakukan pestapesta besar sehingga memunculkan kesenjangan dan kecemburuan sosial. Ternyata konser The Ramones menjadi penyebab dan pemicu kebangkitan punk di Inggris. Pada akhirnya muncullah Sex Pistols dan The Clash di Inggris yang memasukkan unsur-unsur dan aspek-aspek baru dalam perkembangan punk. Mereka melakukan protes sosial dan politik. Hal ini bisa dimaklumi mengingat situasi Inggris masa itu yang sedang kacau balau. Kedua grup musik ini menjadi penyambung lidah kaum muda-mudi Inggris yang frustasi terhadap tata cara pemerintahan Kerajaan Inggris. Mulailah kedua grup musik ini menyuarakan protes terhadap segala bentuk ketidakadilan yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kedua band ini dengan cepat menjadi terkenal dan segera mendapat hati di masyarakat Inggris khususnya masyarakat yang berasal dari golongan bawah karena kritik sosial dan politik yang mereka masukkan dalam setiap lirik lagu-lagu mereka.

Gambar 9. Band Sex Pistols

Gambar 10. Cover album Sex Pistols

Universitas Sumatera Utara

Sex Pistols 29 yang terdiri dari: Sid Vicious, Johnny Rotten, Steve Jones, dan Paul Cook merupakan salah satu band punk yang hingga saat ini namanya masih cukup terkenal di kalangan pecinta punk dan merupakan salah satu ikon yang memberikan inspirasi dan pembangkit semangat bagi band-band punk lainnya. The Queen, E M I, Anarchy in the UK merupakan beberapa lagu hits nya disaat itu. Hingga hari ini, lagulagu mereka masih diperdengarkan oleh kaum punk sebagai salah satu album terbaik punk sepanjang masa. 30 Di tahun 1980-an komunitas street punk lahir di Inggris. Terdiri dari para pekerja buruh, tani, nelayan dan para remaja bergabung dalam suatu komunitas baru bernama street punk yang pada akhirnya akan lebih dikenal dengan sebutan The Oi!. Hal ini muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat Inggris yang kondisi perekonomiannya lemah dan banyaknya pengangguran sehingga terpaksa harus hidup di jalanan karena tidak mampu membayar pajak yang tinggi. Sementara band-band punk Inggris melakukan protes sosial dan politik melalui karya-karya musiknya, dengan semboyan Oi! (artinya Hello dalam aksen Cockney di Inggris), komunitas ini mulai melakukan pergerakanpergerakan (movement) untuk menentang pemerintah Kerajaan Inggris, mulai dari melakukan demo-demo besar, memblokir ruas-ruas jalan di Inggris untuk membuat pertunjukan musik 31, memblokir kereta api bawah tanah, dan lain sebagainya. Mereka menolak adanya pemberlakuan pajak yang tinggi, anti kapitalisme, menginginkan adanya chaos, menolak dan mengecam paham Nazisme dan Fasisme, menyetujui dipakainya paham anarkisme dalam pemerintahan Inggris, menentang keras imperialisme beserta

29 30 31

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Sex_Pistols Lihat http://www.musikator.com/13-kitab-suci-punk-rock/ Cikal bakal lahirnya musik-musik “underground”.

Universitas Sumatera Utara

politik apartheid, serta tidak menginginkan pemerintahan yang memarjinalkan masyarakatnya. 32 Oi! bisa diartikan sebagai musik semua orang yang berjalan di jalanan kota dan yang melihat rendah pada kaum elit dan kaum-kaum borjuis. Semua orang yang bekerja sepanjang hari sebagai budak dapat dihubungkan dengan oi!. Semua orang yang merasa berbeda juga bisa dikatakan dengan oi! karena oi! tidak pernah memandang perbedaan ras, warna kulit, dan kepercayaan. Oi! adalah sesuatu yang menghubungkan semua orang sehingga bisa tertawa dan berkata-kata secara bersama-sama, datar dan sederhana. Oi! menjadi salah satu pilar penting dalam pergerakan punk dimana oi! diperkenalkan oleh Garry Bushell, seorang penulis “Sounds”, sebuah koran musik terkenal di Inggris. Garry percaya bahwa street punk dengan musik punk rock-nya adalah sebuah musik protes terhadap tatanan kehidupan yang ada. Gerry pada akhirnya mengumpulkan semua band street punk dibawah bendera oi!. 33

Gambar 11. Gerry Bushell pencetus Oi!

32 33

Lihat Glosarium. Lihat http://wapedia.mobi/id/Oi!

Universitas Sumatera Utara

Pada akhirnya oi! tidak hanya dimiliki oleh kaum street punk tetapi juga oleh kaum skinhead, rude boys, mods, dan herberts 34 dikarenakan adanya banyak persamaan visi dan misi di dalam masing-masing komunitas ini yaitu sama-sama menentang segala bentuk aturan pemerintahan yang tidak pro pada rakyat juga menentang segala bentuk “kemapanan” yang ada.

Gambar 12. Style dan Fashion Skinheads & Rude Boys

Gambar 13. Style dan Fashion para Mods

Gambar 14. Skinheads & Rude Boys bergabung sebagai Hooligan dalam olahraga sepakbola

34

Lihat Glosarium.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 15. Fashion dan Style Rude Boys

Gambar 16. Salah satu poster Oi!

Sementara punk di Inggris terus berkobar, dampaknya mulai terasa di berbagai penjuru dunia. Banyak Negara yang mencetak grup-grup band punk yang belakangan menjadi legenda di Negara asalnya. Misalnya; Irlandia, punya The Understones, Australia punya The Saints dan Selandia Baru punya The Clean.

Gambar 17. Band The Understones

Gambar 18. Band The Saints

Universitas Sumatera Utara

Gambar 19. Band The Clean

Pada tahun ini punk mengalami banyak perubahan warna musik, gaya hidup, identitas dan prinsip. Band-band dan komunitas diatas disebut sebagai Pelopor Punk Generasi Kedua. Pada masa ini punk tidak lagi hanya sebatas pemberontakan terhadap musik rock saja tetapi sudah mengalami perubahan yang lebih meluas yaitu pemberontakan terhadap segala bentuk “kemapanan” yang ada. Punk juga telah menjadi suatu komunitas dimana menggunakan musik sebagai media penyebaran ideologi punk. Ideologi-ideologi punk itu diantaranya anarkisme, menentang adanya kapitalisme (anti kapitalisme), marjinal, menentang paham Nazisme dan Fasisme serta imperialisme, dan menginginkan terjadinya chaos. Sementara lirik-lirik lagunya menceritakan rasa frustasi, kemarahan, kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar dan kerja paksa, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Musiknya mengalami banyak perubahan terutama pada pemakaian chord, beat drum, penggunaan sound, dan aksi panggung. Chord yang digunakan pada punk generasi kedua ini menjadi lebih mudah dan lebih efisien dimana hanya tiga chord yang digunakan dalam setiap lagu-lagunya. Beatnya monoton dengan tempo cepat dengan karakter sound yang bright (karakter bass dan treble lebih terasa) 35. Musik ini dimainkan dengan tempo berkisar 140 sampai 180 ms. Sound distorsi gitar elektrik lebih 35

Majalah Audio Pro Edisi 07/Thn. VI/Juli 2005.

Universitas Sumatera Utara

tebal dan berat dibandingkan dengan musik rock and roll. Musik punk rock masih menggunakan struktur komposisi musik yang umum digunakan dalam komposisi musik popular, seperti pola birama yang umumnya 3/4 atau 4/4. Pada tahun 1980-an ini jugalah musik punk lahir secara bertahap di Amerika pada masing-masing negara bagian. Punk generasi kedua lahir untuk pertama sekali di kota California. Mereka mendapat pengaruh yang sangat besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Hanya saja mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi mereka punk bukan hanya sekedar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga ideologi. Tidak diketahui dengan pasti grup musik apa yang pertama sekali muncul di daerah ini. Akan tetapi dengan cepat punk menyebar di daerah ini. Di Amerika sendiri sampai saat ini, kota California merupakan salah satu tempat berkumpulnya para pecinta punk dari seluruh negara-negara bagian Amerika. Di selatan Kota Los Angeles (LA), tepatnya di Hermosa Beach, ada sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag 36. Grup musik ini sampai menyewa sebuah gereja sebagai tempat untuk mereka dapat latihan. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan para pecinta punk di daerah tersebut. Grup-grup yang lahir di kota ini lebih berhaluan keras karena mencampur unsur metal di dalam musik punknya. Penampilan mereka lebih brutal baik dari penampilan sehari-hari maupun saat melakukan aksi panggung. Lirik-lirik lagu para punkers di daerah ini juga terkenal sangat radikal. Disinilah lahir The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal Tendensies.

36

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Black_Flag.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 20. Perform Black Flag

Gambar 21. Perform Social Distortion

Di kota San Fransisco sendiri musik punk lebih berhaluan politik. Disinilah lahir The Avengers, The Dils, dan The Dead Kennedys (DK) 37. DK melancarkan protes keras terhadap berbagai hal mulai dari kebijakan-kebijakan pemerintah sampai fasisme yang kala itu masih sangat tinggi pada masyarakat Amerika yang terbawa-bawa akibat dari Perang Dunia II di saat Amerika (sekutu) melawan Jerman dengan paham Nazinya dan juga Italia dengan paham Fasisnya. Musik yang mereka mainkan adalah percampuran antara musik punk yang melodis dengan hardcore murni. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya genre musik punk baru yang disebut sebagai Hardcore Punk. 38

37 38

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Dead_Kennedys. Lihat Glosarium.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 22. Perform The Dills

Gambar 23. Perform The Dead Kennedys

Kota New York juga menghasilkan grup-grup yang belakangan memperkaya musik punk dengan unsur-unsur lain baik dalam musik maupun style dan fashion. Di kota ini lahirlah Beastie Boys, Sonic Youth, dan The Misfist. The Misfist 39 adalah sebuah band horror punk yang terbentuk pada tahun 1977 dibentuk oleh Glenn Danzig (mempunyai nama asli Glenn Anzalone). Nama The Misfist terinspirasi dari obsesi Glenn pada Marilyn Monroe dan mengambil nama bandnya dari film terakhir Marilyn Monroe yaitu “The Misfits”. Band ini beranggotakan Glenn Danzig (Lead Vocals dan keyboard), Jerry Only (bass), Robo (drum), dan Doyle (Gitar elektrik). Lirik-lirik dan gambaran awal band tersebut memfokuskan pada retro fiksi ilmiah, film 39

http://id.wikipedia.org/wiki/The_Misfits_%28band%29.

Universitas Sumatera Utara

horor dan film porno. Pada masa itu band ini dengan cepat terkenal karena mengadaptasi punk dengan cara yang sangat aneh dan diluar tradisi band-band punk lainnya baik dari segi lirik-lirik dan tema-tema lagunya, aksi panggung yang menegangkan dan penuh dengan kekerasan, gaya dan style berpakaiannya, pemakaian instrument keyboard dengan menggunakan distorsi (band-band punk lainnya sangat jarang memakai keyboard dalam musiknya) bahkan sampai pada penemuan sebuah gaya rambut punk yang disebut dengan devilock 40 yang ditemukan oleh bassis daripada band ini, Jerry Only. The Misfist senang bergabung dengan band-band punk lainnya di kota New York, sehingga pada akhirnya mereka juga mempunyai banyak fans. Dan sebagai wujud rasa terimakasih band ini terhadap para penggemar setianya, band ini menamakan komunitas itu dengan sebutan “Fiend Club”. Pengaruh musik dari band The Misfist sangat besar pada perkembangan musik punk. Banyak band-band sesudahnya yang meniru dan mengimitasi gaya dan style musik mereka seperti AFI, Tiger Army, Myriad, Dead Future, American Werewolves, Alkaline Trio, Cradle of Filth, Avenged Sevenfold, dan lain-lain.

Gambar 24. Beastie Boys

40

Devilock adalah model rambut punkers dimana jenis potongan rambut terlihat seperti tokoh jahat dari film – film horror. Bentuknya seperti model rambut mohawk, tetapi ekornya ada di depan atau bisa juga disebut potongan rambut mohawk panjang yang dibuat berdiri tegak tetapi disisir ke depan ke satu titik.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 25. Perform Sonic Youth

Gambar 26. Perform The Misfist

Di kota San Fernando muncul sebuah grup band bernama Bad Religion yang beranggotakan Greg Graffin, Jay Bentley, Jay Ziskrout, dan Brett Gurewitz (yang lebih dikenal dengan nama Mr. Brett). Bad religion adalah salah satu band punk terunik di dunia dimana band punk ini memiliki keunggulan daripada band-band punk lainnya karena para personilnya adalah para intelektual. Lirik-lirik lagu yang mereka gunakan memakai kata-kata yang membuat orang-orang Amerika sendiri harus membuka kamusnya. 41 Bad religion merupakan salah satu band Pelopor Punk Generasi Ketiga. Band ini jugalah yang mempelopori berdirinya grup-grup baru yang lahir setelahnya.

41

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Bad_Religion.

Universitas Sumatera Utara

Sebut saja Dag Nasty, Pennywise, NOFX, Rancid, The Exploited, Blink 182, Green Day dan The Offspring. Pada akhirnya band bad religion ini harus kehilangan salah satu personilnya yaitu Mr. Brett karena Mr Brett lebih memilih untuk menangani band punk baru bernama The Offspring.

Gambar 27. Perform Bad Religion

Gambar 28. Cover album Bad Religion

Gambar 29. Perform band The Exploited

Universitas Sumatera Utara

Gambar 30. Salah satu cover album The Exploited

Green Day 42 adalah sebuah band punk rock yang berasal dari kota California. Band ini terbentuk pada tahun 1987 dan terdiri atas Billie Joe Armstrong (vocal dan gitar), Mike Dirnt (vocal dan bass), dan Tré Cool (drum). Band Green Day ini diakui oleh dunia musik karena kesuksesan mereka dalam mengembalikan dan membuat genre musik punk rock kembali terkenal bersama-sama dengan grup musik punk tahun 1990-an seperti The Offspring dan Rancid. Band ini mempengaruhi banyak kelompok musik punk lainnya seperti Blink 182 dan Good Charlotte yang lahir setelahnya. Grup musik ini telah menjual lebih dari 50 juta album di Amerika dan lebih dari 100 juta album di luar Amerika. Green Day juga telah memenangkan berbagai penghargaan seperti MTV Video Music Awards, Nickelodeon Kid’s Choice Awards dan memenangkan tiga buah Grammy Awards. Band ini juga mengalami kontroversi seperti band-band punk lainnya setelah mereka mengeluarkan album “American Idiot” pada tahun 2006, dimana band ini mengangkat isu perang di Afghanistan dan band ini mengecam perlakuan Presiden AS, George Bush pada masa itu di dalam album tersebut.

42

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Green_Day.

Universitas Sumatera Utara

The Offspring 43 adalah sebuah band punk yang berasal dari Orange County, Southern, California yang beranggotakan Dexter Bryan Keith Holland, Kevin “Noodles” Wasserman, Greg Kriesel (lebih dikenal dengan nama Greg K), dan Atom Willard. Band ini ditangani oleh pentolan bad religion, Mr. Brett sebagai managernya. Album Offspring “Smash” pada tahun 1995 mencatat rekor sebagai album independent paling laris dalam sejarah musik underground. 44

Gambar 31. The Offspring

Gambar 32. Salah satu cover album The Offspring

Begitu juga halnya dengan Rancid yang juga memiliki angka penjualan album yang sangat tinggi karena musiknya yang juga termasuk unik, dimana band Rancid ini

43 44

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/The_Offspring. Lihat Glosarium.

Universitas Sumatera Utara

menggabungkan unsur musik ska, reggae, techno, bahkan rap dalam musik punk yang mereka bawakan.

Gambar 33. Salah satu cover album Rancid

Gambar 34. Personil Rancid

Gambar 35. Perform band Rancid

Universitas Sumatera Utara

Blink 18245 terbentuk pada tahun 1992 di kota California, beranggotakan Tom DeLonge (vocal dan gitar), Mark Hoppus (vocal dan bass), dan Scott Raynor (drum). Akan tetapi pada tahun 1998, band ini mengalami pertukaran posisi pada pemain drum setelah bergabungnya Travis Barker. Band yang beraliran melodic punk dengan komunitas skate punk ini merupakan band punk yang cukup mendapatkan sambutan hangat ketika baru masuk ke dalam industri musik karena anak-anak muda yang sangat menyukai musik, lirik, dan aksi panggung mereka. Lirik-lirik lagunya mengangkat tema tentang kehidupan para kawula muda khususnya remaja. Aksi panggung yang berantakan, terlebih kesukaan Tom DeLonge dan Mark Hoppus mengacungkan jari tengahnya ke arah penonton sambil berkata “Fuck U”, serta meludahi penonton. Gaya, style serta fashion daripada drummer Travis Barker menjadi trend dikalangan anak-anak muda karena dia sering berganti-ganti style. Drummer ini juga diakui oleh band-band lainnya baik dari band-band beraliran punk maupun di luar punk sebagai salah satu drummer terbaik dunia. Di Indonesia sendiri drummer band Netral bahkan sampai mengadopsi gaya, style serta fashion dari drummer Blink 182 ini. Band ini menjadi sangat terkenal setelah keluarnya video klip dari lagu mereka yang berjudul “What’s My Age Again”, dimana pada video klip tersebut mereka berlari keliling kota California dengan tidak memakai pakaian (bugil). Band Blink 182 sukses memasarkan album-album mereka dengan bantuan label – label record yang mereka dirikan sendiri, diantaranya adalah Filter, Kungfu Records, Cargo Music, Grilled Cheese Records, MCA Records, dan Geffen. 46

45 46

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Blink-182 Lihat www.blink182.com

Universitas Sumatera Utara

Gambar 36. Para Personil band Blink 182

Gambar 37. Aksi Panggung drummer Blink 182, Travis Barker

Punk generasi ketiga mengalami perubahan yang cukup nyata pada komunitas, musik dan lirik lagu-lagunya. Musik punk masih digunakan sebagai salah satu media penyebaran ideologi punk. Musiknya banyak mengalami perubahan, dimana para musisi pada generasi ini memasukkan unsur metal ke dalam musik punk rock tersebut sehingga pada akhirnya menghasilkan sub-genre baru daripada musik punk itu sendiri, misalnya; hardcore punk, melodic punk, dan lain sebagainya. Pada generasi ini jugalah lahirnya fanzine (majalah) serta webzine punk yang memuat musik dari band-band berhaluan

Universitas Sumatera Utara

punk, gaya hidup punk, fashion dan ideologi punk. Komunitas muncul di Amerika seiring masuknya musik punk rock dari Inggris. Komunitas-komunitas ini saling membentuk jaringan antara satu kota dengan kota yang lainnya. Jadi, pada awalnya punk hanyalah sebatas perlawanan terhadap aturan-aturan yang terdapat dalam musik rock, akan tetapi ternyata hal itu terus berkembang, punk sekarang ini tidak lagi hanya sebagai musik tetapi juga sudah mengarah pada komunitas, ideologi, gaya hidup dan fashion.

2.2

Pembagian Komunitas dan Musik Punk Dari tahun ke tahun, punk mengalami banyak perubahan, yang tidak berubah

adalah semangat pemberontakannya. Saat ini, punk sendiri telah terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki ciri khas tersendiri, tak jarang antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain sering terlibat masalah. Beberapa komunitas punk 47 yang berhasil penulis dapatkan: 1. Anarcho Punk Komunitas punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang paling keras. Mereka sangat menutup diri terhadap orang lain. Kekerasan merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Tidak jarang mereka terlibat bentrok dengan sesama komunitas punk lainnya. Anarcho punk juga sangat idealis terhadap ideologi yang mereka

anut.

Adapun

ideologi

yang

mereka

anut

diantaranya

adalah

anti

Authoritarianisme dan anti Capitalist. Mereka secara khusus menyebarkan ide-ide anarkisme. 47

Zines Newkicks issue #1

Universitas Sumatera Utara

Gambar 38. Komunitas Anarcho Punk

2. Crust Punk Komunitas ini sudah diklaim oleh komunitas punk lainnya sebagai komunitas punk yang paling brutal. Para penganut paham ini biasa disebut dengan sebutan Crusties. Para crusties sering melakukan pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adapun musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik anarcho punk dengan heavy metal. Orang-orang yang bergabung dalam komunitas ini merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama crusties saja. 3. Glam Punk Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan dalam berbagai macam karya seni. Mereka sangat menjauhi perselisihan dengan komunitas ataupun dengan orang-orang lainnya. 4. Hardcore Punk Berkembang pada tahun 1980-an di Amerika Serikat bagian Utara. Musik dengan nuansa punk rock dengan beat-beat yang cepat merupakan lagu wajib mereka. Jiwa

Universitas Sumatera Utara

pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota sendiri pun sering bermasalah. 5. Nazi Punk / Neo-Nazism Dari sekian banyaknya komunitas punk, komunitas inilah yang benar-benar masih murni. Paham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggota-anggotanya. Nazi punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada akhir tahun 1980-an dan dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya, mereka menamakannya dengan sebutan Rock Against Communism dan Hate Core.

Gambar 39. Komunitas NAZI PUNK

6. The Oi! The oi! atau para street punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan bola. Komunitas ini erat juga kaitannya dengan para skinheads. Para skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan, mereka masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, komunitas oi! ini lebih berani mengekspresikan musiknya dibandingkan komunitas-komunitas punk lainnya. Di

Universitas Sumatera Utara

luar negeri, komunitas ini juga sering bermasalah dengan komunitas anarcho punk dan crust punk.

Gambar 40. Komunitas The Oi!

7. Queer Core Komunitas ini yang paling aneh dibandingkan semua komunitas punk, karena anggotanya terdiri dari orang-orang “sakit” yaitu para lesbian, homosexual, bisexual dan para transexual. Dalam kehidupan, komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan komunitas punk lainnya. Komunitas ini merupakan hasil perpecahan dari hardcore punk pada tahun 1985.

Gambar 41. Komunitas Queer Core

Universitas Sumatera Utara

8. Riot Grrrl Komunitas ini berdiri pada tahun 1991, dimana semua anggotanya adalah para wanita yang keluar dari komunitas hardcore punk. Komunitas ini lebih menekankan pada feminisme.

Gambar 42. Komunitas Riot Grrrl

9. Positive Punk Biasa juga disebut dengan Now-Extinct Positive Punk Subculture. Komunitas ini menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Mereka tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri. 10. The Skate Punk Dimulai pada era 1980-an di Venice Beach, California. Diciptakan oleh sebuah team skateboard bernama Z-Boys. Komunitas ini sangat erat kaitannya dengan hardcore punk dalam bermusik. Para anggota komunitas ini sangat mencintai skate board dan surfing.

Universitas Sumatera Utara

11. Ska Punk Merupakan sebuah penggabungan yang menarik antara punk dengan musik asal Jamaika yaitu ska. Mereka memiliki jenis tarian tersendiri yang disebut dengan Skanking atau Pogo. Tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari ska punk yang memiliki beat-beat yang cepat. 12. Celtic Punk Dimulai pada era 1980-an yang terjadi di Irlandia. Merupakan gabungan antara punk dengan budaya tradisional Irlandia. 13. Christian Punk Perpaduan dengan agama dan sekularisme di subkultur punk. Christian punk berkembang di Amerika pada tahun 1980-an. Fashion christian punk serupa dengan fashion punk dan seringkali memasukkan simbol-simbol agama seperti salib, ichthys, labarum dan simbol “Alpha and Omega”. 14. Scum Punk Merupakan subgenre yang erat kaitannya dengan hardcore, hanya saja dikenal kotor dan tidak sopan pada lirik-lirik lagunya. Lagu-lagu di komunitas ini biasanya tentang masalah seks dan kekerasan serta hal-hal yang dianggap tabu (seperti: hubungan sedarah, perkosaan, pdophilia, beastility, dan penggunaan obat bius). Merupakan komunitas punk dengan jumlah pengikut yang sangat sedikit. Musik punk pada masa sekarang ini (era 2000-an) sudah banyak mengalami perkembangan. Musik punk terbagi lagi atas beberapa aliran musik, diantaranya adalah: •

Punk Rock



Ska Punk, percampuran musik punk dengan aliran musik ska dari Jamaica.

Universitas Sumatera Utara



Reggae Punk, percampuran musik punk dengan aliran musik reggae dari Jamaica.



Pop Punk, percampuran musik punk dengan aliran musik pop, berkembang pertama sekali di negara U.K.



Techno Punk, percampuran musik punk dengan aliran musik techno.



Post Punk



Crusty Punk



Hardcore Punk, percampuran musik punk dengan aliran musik hardcore, pertama sekali berkembang di Amerika.



Metal Punk, percampuran musik punk dengan aliran musik metal, pertama sekali berkembang di Amerika.



Melodic Punk



Dan lain-lain Pada tulisan ini, penulis hanya akan membahas komunitas street punk (punk

jalanan) atau yang biasa disebut juga dengan sebutan The Oi.

2.3

Sejarah Masuknya Street Punk Ke Indonesia

2.3.1 Masuknya Musik Rock Sebagai Cikal Bakal Musik Punk di Indonesia Masuknya musik rock ke Indonesia tak lepas dari kebijakan politik pada tahun 1960-an dimana pada saat itu negara Indonesia dipimpin oleh Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia. Masa itu Soekarno yang berkuasa mengambil poros Jakarta-BeijingMoskow sebagai garis politiknya dimasa perang dingin. Sehingga hal-hal yang sifatnya berbau Amerika dianggap sebagai sesuatu yang kontra revolusioner dan merupakan bentuk imperialisme budaya barat. Sehingga musik Rock and Roll pada saat itu dianggap

Universitas Sumatera Utara

“menyesatkan” dan terkesan “kebarat-baratan” serta dilarang dikonsumsi oleh anak muda Indonesia. Semua bentuk kesenian haruslah mengacu pada realisme sosialis dan tidak mengandung muatan borjuisme. Beberapa band seperti Koes Plus mendapat perlakuan represif dari aparat keamanan. Radio-radio yang memutar musik rock ditutup. Petugas keamanan melakukan razia-razia di tempat-tempat umum. Apabila ketahuan mengenakan pakaian dengan setelan “barat” pasti ditahan. Apabila menggelar acara musik rock and roll maka akan dibubarkan. Sehingga pada saat itu beberapa musisi rock and roll mengadakan acara musik secara sembunyi-sembunyi. Biasanya mereka berpindah-pindah dalam melakukan suatu acara. Dari sinilah awalnya istilah “rock underground” itu muncul di Indonesia. 48 Setelah Orde Lama berakhir maka dimulailah Orde Baru. Segala bentuk kesenian yang berasal dari Barat mulai masuk dan ikut mempengaruhi perkembangan musik di Indonesia. Kebijakan politik yang diambil pada saat itu lebih mengarah kepada politik pencitraan bahwa Indonesia adalah negara yang demokratis dan penuh dengan nuansa keterbukaan. Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir pada era 1970-an. Sebut saja God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Kontek (Banten). Mereka inilah generasi pertama rocker di Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan oleh majalah “Aktuil” yaitu suatu majalah musik dan gaya hidup asal Bandung sejak awal era 1970-an yang diadopsi dari istilah luar untuk menyebutkan dan mengidentifikasikan band-band 48

http://www.apokalip.com/

Universitas Sumatera Utara

yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih “liar” dan “ekstrim”. Ada semacam pola imitasi yang berkembang pada saat itu. Terutama dari jenis musik yang dimainkan, juga pola fashion. Sehingga yang terjadi adalah proses imitatif kebudayaan luar tanpa mampu menyerap kondisi realitas yang terjadi di kultur lokal. Band-band diatas mencoba meniru apa yang terjadi di luar Indonesia. Namun, yang diadopsi hanyalah sebatas musikalitas dan fashion saja. Sementara isu-isu sosial yang terjadi tidak tersentuh sama sekali. Band-band diatas memainkan lagu-lagu milik band-band luar negeri seperti Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones, dan lain-lain. Kalaupun band-band tersebut membuat karya dalam bentuk lagu, mereka lebih memilih memproduksi karya dengan lirik yang dinilai “aman” dan sebisa mungkin menghindari konflik dengan pemerintahan yang totaliter. Fenomena yang dihasilkan pada masa ini hanyalah fenomena “aksi protes” yang diekspresikan dalam aksi panggung yang kontroversial. Walaupun ada beberapa band yang dianggap fenomenal pada masa itu namun hanya sebatas pada karya musikalitasnya saja dan tidak membawa perubahan secara radikal di tengah-tengah masyarakat. Sementara stigma seniman di mata para akademisi terutama musisi rock adalah urakan, tidak mempunyai intelektualitas yang tinggi, dan bersikap apolitis. Sehingga memunculkan kesenjangan persepsi antara para akademisi dengan para musisi. Akibatnya, gerakan-gerakan mahasiswa masa itu tidak melibatkan musisi secara aktif. Pada masa orde baru ini, ada semacam kekurangan dalam menyikapi realita perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Di satu sisi, kebebasan untuk menyerap segala informasi dari luar mulai terbuka. Sementara itu, di sisi lain proses penghambatan terhadap kebebasan berekspresi kembali terjadi, bahkan lebih mengerikan

Universitas Sumatera Utara

jika dibandingkan dengan era Soekarno. Istilah “underground” masa itu hanya diartikan sebagai aksi panggung yang teatrikal, kontroversial dan komposisi musik yang rumit dipenuhi dengan skill-skill tingkat tinggi. Nilai-nilai perlawanan yang diusung hanya sebatas pada pemberontakan terhadap nilai feodalistik yang sudah mapan namun tidak secara kritis mencari alternatif-alternatif baru. Sehingga yang terjadi adalah gerakan budaya yang larut dalam dinamika budaya mainstream dimana segala sesuatunya hanya berorientasi pada permintaan pasar (market oriented). Masa ini berlangsung hingga akhir tahun 1980-an. Ketika akhir tahun 1980-an, arus globalisasi ikut melanda Indonesia. Investasi asing mulai masuk seiring dengan masuknya IMF ke Indonesia. Hal tersebut ternyata mulai berdampak bagi perkembangan musik “underground” di Indonesia. Arus informasi yang kuat telah mendorong beberapa majalah dan rilisan kaset “underground” dari luar negeri mulai masuk dan banyak dikonsumsi oleh musisi dan anak muda Indonesia. Di pulau Jawa khususnya di Kota Bandung sebagai kota yang pertama sekali mengalami artikulasi budaya impor tersebut telah terjadi fenomena “shock culture” yang sangat hebat. Ketika lahan-lahan agraris yang produktif disulap oleh para investor asing menjadi lahan industri yang sarat polutan. Kultur bertani dan bercocok tanam yang kental dengan suasana komunal tiba-tiba secara drastis berubah menjadi kultur buruh / pekerja yang secara sistematis diarahkan menjadi makhluk asosial. Hal ini jelas berdampak pada perilaku masyarakat secara umum. Muncul konflik-konflik dalam menyikapi masalahmasalah tersebut. Para pemuda (remaja) sebagai sebuah bagian dari struktur masyarakat menyikapi masalah tersebut dengan mencari saluran-saluran ekspresi yang dinilai dapat mewakili gejolak perasaan mereka. Maka musik rock dijadikan media berekspresi yang

Universitas Sumatera Utara

dinilai sesuai dengan kondisi keresahan mereka. Musik yang cepat, agresif serta lirik-lirik lagunya yang bermakna protes menjadi pelarian mereka. Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia pada waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal yang merupakan salah satu cabang dari musik rock underground. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrim jika dibandingkan dengan heavy metal. Band-band luar negeri yang menjadi pionirnya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Medan, scene rock undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrim tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali di tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas metal (istilah underground belum populer saat itu sehingga orang-orang awam menyebut musik rock sebagai musik metal) biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta. Mereka diberi kesempatan untuk manggung di pub ini. Setiap malam minggu, selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut membawakan musik rock atau metal. Band-band yang sering hang out di Pid Pub ini antara lain Roxx, Sucker Head, Commotion of Resources, Painfull Death, Rotor, Razzle, Parau, Jenazah, Mortus hingga Alien Scream. Pada tahun 1989, ada band pelopor yang mulai menanamkan radikalisme dalam mengekspresikan karya mereka. Band tersebut adalah Funeral, Necromancy dan Orthodox yang berasal dari kota Bandung. Ketika trend festival musik pada saat itu masih berkutat pada musik hard rock dan slow rock, mereka dengan berani dan ekstrim

Universitas Sumatera Utara

mengacak-acak panggung festival musik tersebut dengan komposisi trash metal dan death metal. Dengan tampilan fashion yang ofensif dan style musik yang bising, mereka mulai bergerilya dari satu panggung festival ke panggung festival lainnya. Keikutsertaan mereka dalam panggung festival tersebut lebih mengarah pada pembuktian eksistensi dan pernyataan sikap. Mereka bahkan mulai memproduksi lagu-lagu sendiri dengan mengangkat isu-isu sosial yang sedang berkembang pada masa itu. Dengan kritis mereka menyikapi festival musik sebagai bentuk dari penghambatan dan “pemasungan” kreativitas dengan parameter penilaian yang justru pada akhirnya malah “mengkerdilkan” makna kejujuran dalam berkreativitas dan berekspresi. Menurut mereka, semangat yang tunduk pada pasar hanya menciptakan bentuk keseragaman dalam berkarya yang pada akhirnya melahirkan kebosanan dalam berkreasi. Dan media-media mainstream pada saat itu hanya menampilkan musik yang itu-itu saja. 49 Akibatnya, terjadi sikap diskriminatif terhadap band-band underground. Mulai dari teror secara verbal hingga yang sifatnya fisik. Tidak jarang mereka harus menerima hinaan atau cibiran dari orang-orang. Band-band yang beraliran punk rock, hardcore, grindcore, black metal, dan lain-lain kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dari pihak penyelenggara festival mulai dari jatah waktu untuk tampil (performance) yang dibatasi, perlakuan pihak soundsystem yang dengan sengaja mengacaukan setting sound, hingga teror fisik dari para preman lokal yang merasa tersaingi. 50 Sikap tersebut terbentuk karena tatanan sosial pada masa itu yang pada umumnya masih dihinggapi perasaan xenophobia 51 atau selalu merasa khawatir terhadap nilai dan tatanan baru yang

49 50 51

www.apokalip.com www.apokalip.com www.apokalip.com

Universitas Sumatera Utara

muncul. Mereka selalu merasa bahwa hal baru sama dengan ancaman baru. Pada saat itu parameter berekspresi adalah sesuatu yang dapat menembus batasan yang sudah ditetapkan oleh pihak industri musik. Paradigma bahwa musik yang bagus adalah musik yang berorientasi pada kebutuhan pasar yang dapat masuk rating televisi dan menguasai jajaran top-ten radio. Belum terbentuk mental dalam penerimaan yang baik terhadap halhal yang baru yang dapat menambah keberagaman terutama di bidang musik. Hal ini secara tidak langsung menjadi cikal bakal lahirnya komunitas-komunitas.

2.3.2 Lahirnya Komunitas Street Punk di Indonesia Pada awal tahun 1990-an, musik underground mengalami perkembangan yang sangat pesat di Indonesia. Pada masa inilah, punk lahir dan tumbuh di Indonesia. Anakanak muda Bandung masa itu mengartikulasi budaya impor tersebut dengan berdandan ala punk. Mereka turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan diri mereka kepada masyarakat umum pada masa itu. Hampir sama seperti di Inggris dan Amerika, di Indonesia sendiri semua gerakan-gerakan punk berawal dari jalanan. Anak-anak muda Bandung tersebut menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang anti kemapanan. Tahun 1996, punk mengalami perkembangan yang pesat. Etos kerja D. I. Y. (Do It Yourself) mulai banyak direalisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yang konkrit. Dari mulai membuat perusahaan rekaman sendiri berbasiskan indie label lengkap dengan distribusi dan promosinya, pembuatan merchandise dari band-band punk yang ada, pembuatan media informasi komunitas berupa fanzine fotocopyan, hingga kepada pengadaan event yang mengandalkan semangat etos kerja D. I. Y. tersebut. Jenis karya musik yang dihasilkan makin beragam dan cenderung makin agresif. Lirik-lirik lagu yang

Universitas Sumatera Utara

diproduksi mulai menyentuh hal-hal yang sifatnya politis. Banyak lirik-lirik lagu yang bercerita tentang nasib buruh, tani, dan kaum-kaum miskin di perkotaan maupun pedesaan. Industri musik pada masa itu sedang dilanda kejenuhan pasar. Media-media mulai kehabisan berita setelah memberitakan Slank dan Iwan Fals, hingga akhirnya media-media mulai mengeksploitasi komunitas punk dan underground sebagai bahan beritanya. Hampir semua media terutama media yang bertarget marketing para anak muda (remaja) membahas fenomena punk dan underground. Hal tersebut tentu saja berdampak sangat besar terhadap perkembangan punk hingga mewabah hampir di semua kota besar di Indonesia sehingga mulailah terbentuk komunitas-komunitas punk di semua kota-kota besar. Komunitas-komunitas Punk di Indonesia dapat dibagi atas beberapa scene (pembagian wilayah) diantaranya adalah: scene Bandung, scene Jakarta, scene Yogyakarta, scene Surabaya, scene Malang, scene Bali, dan scene Medan.

2.3.3 Pembagian Scene Komunitas Street Punk di Indonesia 2.3.3.1 Scene Punk Kota Bandung Beberapa pagelaran baik itu pagelaran khusus kaum punk ataupun pagelaran underground digelar di kota-kota besar. Kota Bandung sebagai barometer musik underground hampir setiap minggu mengadakan acara-acara musik underground dengan mengundang berbagai band dari kota-kota besar lainnya, juga mengundang komunitaskomunitas underground dan punk dari kota-kota lain. GOR Saparua di Bandung selalu dipenuhi oleh massa yang rata-rata berusia belia dari berbagai kota Indonesia, ada yang dari Medan, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Malang, dan kota-kota lainnya sehingga

Universitas Sumatera Utara

terjadilah transformasi informasi dan penyebaran kultur. Dari sinilah awal terbentuknya jaringan komunikasi lintas komunitas dalam rangka memperluas jaringan. Banyak band-band punk yang lahir dari komunitas punk Bandung yang bernama Komunitas Punk PI diantaranya adalah The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal, hingga The S.I.G.I.T. 52

Gambar 43. Personil Rocket Rockers

Gambar 44. Logo Rocket Rockers

Pada kota Bandung ini juga terdapat adanya fanzine, mulai dari fanzine Revograms yang merupakan fanzine pertama sekali hadir di kota Bandung, kemudian disusul dengan hadirnya fanzine indie seperti Swirl, Tiga Belas, Membakar Batas. Sedangkan untuk majalah muncullah Ripple dan Trolley yang cenderung membahas kecenderungan subkultur Bandung dan juga lifestylenya. 53 Pada masa inilah lahir acara-acara musik seperti Bandung Underground yang diorganisir oleh komunitas Muda-Mudi Margahayu, Gorong-Gorong Bandung yang diorganisir oleh komunitas Punk Bandung (biasa disebut dengan komunitas Punk PI), Campur Aduk, dan lain-lain. Namun pada masa ini pulalah situasi politik dan ekonomi Indonesia mengalami guncangan. Masa peralihan kekuasaan dan tragedi krisis moneter 52 53

http://www.deathrockstar.tk/ http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-2.html

Universitas Sumatera Utara

berdampak sangat besar terhadap perkembangan punk dan underground. Demonstrasi besar-besaran kerap terjadi di seluruh kota besar di Indonesia. Daya beli masyarakat secara keseluruhan mulai menurun dikarenakan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Hingga pola konsumsi masyarakat pada masa itu berubah dengan cara mengurangi hal-hal yang dirasa tidak terlampau penting. Acara-acara yang biasanya ramai oleh penonton lambat laun menjadi sepi. Beberapa organizer yang berasal dari komunitas independent mulai menarik diri untuk membuat event musik underground. Disamping tidak mau mengalami kerugian secara finansial, juga disebabkan kendala perijinan yang semakin represif terhadap hal-hal yang sifatnya mengumpulkan massa dalam jumlah banyak. Pada akhirnya banyak dari komunitas punk maupun underground yang ikut bersama beberapa organisasi buruh dan tani serta mahasiswa yang secara aktif menggelar aksi-aksi demonstrasi menuntut perubahan di segala bidang. Ini menjadi cikal bakal masuknya komunitas punk dan underground dalam kancah politik dan cikal bakal lahirnya anarcho punk 54 di Indonesia.

2.3.3.2 Scene Punk Kota Jakarta Salah satu komunitas punk yang cukup terkenal pada era 1990-an adalah Young Offender 55 di Jakarta. Komunitas ini terbentuk pada tanggal 30 september 1992 yang dipelopori oleh Ondy dan Taba. Nama Young Offender diambil dari kaset Punk Disorderly 56 untuk mempresentasikan semangat anak muda yang membangkang. Komunitas ini sendiri terbentuk berdasarkan ketertarikan dengan punk rock dan keinginan Ondy dan Taba untuk mengorganisirnya menjadi sesuatu yang dapat mereka 54 55 56

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-2.html http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-2.html http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-2.html

Universitas Sumatera Utara

lakoni. Selain itu, mereka mengalami kesulitan untuk keluar dengan menggunakan atribut punk karena masyarakat melihat mereka dengan aneh. Sering sekali mereka harus menerima ejekan oleh masyarakat. Perkelahian dengan masyarakat awam dan preman kerap terjadi. Dengan membentuk sebuah kelompok merupakan salah satu alternativ untuk melindungi diri sendiri. Dengan resiko besar seperti perkelahian, maka komunitas ini memutuskan untuk menerapkan kaderisasi bagi anak-anak baru yang bergabung dalam kelompok mereka. Kegiatan kelompok ini berpusat di daerah Slamet Riadi, maka mereka dikenal juga sebagai SLAMER. Banyak kegiatan yang mereka lakukan. Misalnya, membuat live band, mendirikan SLAMER Production untuk mengorganisir acara dan melakukan march. March merupakan tradisi komunitas Young Offender yaitu dengan cara melakukan parade keliling Jakarta dengan berjalan kaki atau naik bis. Sebelum melakukan march, mereka bersiap-siap dengan menggunakan dandanan punk mulai dari rambut mohawk, spiky hair, rantai yang dipakai sebagai kalung, peniti sampai dengan sepatu boots. Kegiatan march yang mereka lakukan biasanya berakhir di stasiun Dukuh Atas. 57 Submission merupakan band yang pertama sekali terbentuk pada komunitas Young Offender ini. Band ini didirikan oleh Ondy, Sandi, Feri dan Levi (gitaris band The Fly). Acara yang pertama sekali dilakukan komunitas ini adalah acara di klub Black Hole, Jakarta. Setelah Submission, di dalam komunitas Young Offender ini terbentuk band-band seperti: Pistol Aer, The Explosion, Sex Pispot, The Pogo, Wonder Gel, dan Punk Tat (band punk yang semua anggota bandnya adalah perempuan).

57

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-2.html

Universitas Sumatera Utara

Gambar 45. Poster acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Young Offender

Gambar 46. Personil group band Punk Tat yang semuanya adalah wanita

Pada akhir tahun 1992, komunitas Young Offender mengganti tempat acara musik punk ke Hotspot Pub & Café. Acara di tempat ini biasanya berlangsung pada malam

Universitas Sumatera Utara

Jumat dari pukul 8 malam sampai dengan 1 dini hari yang menghadirkan band-band punk lokal. Pada saat penggantian tempat ke Hotspot Pub & Café inilah komunitas punk lainnya mulai muncul yaitu South Sex yang menjadi salah satu kelompok tongkrongan punkers yang sangat berpengaruh nantinya. Pada akhir tahun 1993, di pelataran stadion mini Lebak Bulus terjadi perkelahian massal antara anggota kelompok punk dengan preman sekitar. Peristiwa ini mengakibatkan acara musik khusus punk yang diadakan oleh komunitas punk menghilang beberapa waktu lamanya. Sebagai gantinya dipilihlah tempat lain sebagai gantinya yaitu Manari, sebuah klub di daerah Gatot Subroto menjadi alternatif tempat bagi band-band punk bermain musik. Interaksi yang berlangsung diantara sesama punk ini memiliki beberapa ciri khas. Pertama, ada arus pertukaran kaset yang intensif. Fenomena ini dilihat sebagai tape syndicate (sindikasi kaset) dimana proses tukar menukar kaset terjadi diantara individu maupun komunitas. Kedua, melalui kaos-kaos yang mereka kenakan, sehingga seorang individu punk dapat mengidentifikasikan individu punk lainnya. Ketiga, band-band punk masih membawakan lagu-lagu dari band-band luar negeri yang mempengaruhi mereka. Lahirnya komunitas-komunitas punk baik di kota Jakarta maupun di kota-kota lainnya tidak terlepas dari peran sosialisasi beserta media yang terdapat di dalamnya. Salah satu orang yang berpengaruh di komunitas Young Offender yaitu Udet menjalin interaksi langsung dengan komunitas punk di Amerika. Ondy sebagai pencetus berdirinya komunitas ini mendapatkan koleksi piringan hitam dan CD dari temannya di luar negeri. Selain itu, ada beberapa individu yang pernah ke luar negeri. Mereka mendapatkan sumber-sumber punk seperti literature, kaset, majalah-majalah dan asesoris-asesoris.

Universitas Sumatera Utara

Selain kaset atau CD, ada juga majalah skate board yaitu “Trasher” yang di dalamnya memuat iklan-iklan kaset dan kaos-kaos band punk America seperti Black Flag, Minor Threat, Descendant, dan Dead Kennedys. Komunitas-komunitas punk baru bermunculan di Jakarta setelah menghilangnya dominasi dari Young Offender. Bermunculanlah kelompok tongkrongan punk mulai dari Subnormal, Sid Gank di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, Neo Epileptions dan Meruya Barmy Army di daerah Jakarta Selatan, Swlindle Revolution di daerah Ciputat, Miracle di Ciledug, PLN di daerah Blok M. kelompok-kelompok ini melahirkan begitu banyak band-band baru seperti Army Style, RGB, 142 Chaos, Pinocio, Kremlin, Sunquist, Error Crew, Out of Control, Spatistik, Sexy Pigs, Khaos Khaki dan masih banyak lagi. Hadirnya begitu banyak komunitas-komunitas punk yang baru merupakan era lahirnya gank-gank di tengah-tengah komunitas punk. Individu-individu yang berasal dari daerah yang sama memiliki rute perjalanan pergi dan pulang menuju ke tempat acara yang sama sehingga hal ini mendorong individu-individu tersebut untuk saling kenal dan mempersatukan mereka. Namun, salah satu dampak negative dari terbentuknya gankgank ini adalah sering terjadinya perkelahian. Perkelahian ini terjadi di setiap acara musik punk akibat adanya masalah-masalah interaksi dan kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik.

2.3.3.3 Scene Punk Kota Yogyakarta Untuk kota Yogyakarta, komunitas punk yang terbentuk bernama Jogja Corpsegrinder 58. Komunitas ini juga pernah menerbitkan fanzine bernama Human Waste,

58

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

juga majalah yang bernama majalah Megaton dan menggelar acara underground legendaris dengan nama acara Jogja Brebeg dan hingga saat ini acara tersebut sudah terselenggara sebanyak sepuluh kali. Band-band punk banyak lahir dari komunitas ini, sebut saja Sabotage, Something Wrong, Noise for Violence, Black Boots, DOM 65, Teknoshit hingga masa sekarang ini Endank Soekamti. Kota ini juga menjadi sangat terkenal dan diakui baik oleh komunitas punk maupun komunitas underground lainnya karena menggelar acara Parkinsound dimana ternyata acara ini tidak hanya menampilkan kaum punk dan underground saja, akan tetapi juga menampilkan musisi-musisi dari aliran musik lainnya. Bahkan media massa mengangkat acara ini karena merupakan festival musik eletronik yang pertama sekali di Indonesia. Hingga hari ini, Parkinsound sudah diselenggarakan sebanyak tiga kali.

Gambar 47. Perform band Something Wrong

Universitas Sumatera Utara

Gambar 48. Logo band DOM 65

Gambar 49. Perform band DOM 65

Gambar 50. Perform band Teknoshit

Gambar 51. Perform Endank Soekamti

Gambar 52. Personil Endank Soekamti

2.3.3.4 Scene Punk Kota Surabaya Kota Surabaya juga merupakan salah satu kota sebagai barometer perkembangan punk dan underground setelah Bandung, Jakarta dan Yogyakarta yang bermula dengan semakin

berkembangnya

band-band

independen

baik

beraliran punk

maupun

underground sekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya komunitas di kota ini

Universitas Sumatera Utara

berawal dari adanya event bernama Surabaya Expo (semacam Jakarta Fair di DKI Jakarta) dimana band-band punk dan underground manggung di sebuah acara musik pada event tersebut. Setelah event tersebut selesai, masing-masing band tersebut kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Independen dengan base camp di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milik band Retri Beauty (sebuah band death metal yang semua personilnya adalah cewe). Pada masa awal, komunitas ini membatasi anggotanya hanya sekitar 7-10 band saja dan orang awam belum bisa bergabung dalam komunitas ini. Pada akhir bulan Desember 1997 maka Komunitas Independen dibubarkan dimana hal ini dilakukan demi memperluas jaringan agar tidak semakin tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotak komunitasnya. Sebagai gantinya, maka dibentuklah Surabaya Underground Society (S. U. S)59 tepat pada malam tahun baru 1998 di kampus Universitas 45 bertepatan dengan terselenggaranya event AMUK I. Hanya bertahan kurang lebih beberapa bulan saja, Komunitas Surabaya Underground Society juga pada akhirnya dilanda perpecahan di dalamnya. Band-band beraliran black metal kemudian memisahkan diri untuk kemudian membentuk suatu wadah baru bagi komunitas black metal itu sendiri yang diberi nama dengan Komunitas Army Of Darkness yang memiliki basis lokasi di daerah Karang Rejo. Selanjutanya di bulan September 1998 digelar event AMUK II di IKIP Surabaya. Event ini kemudian menjadi event paling sukses di Surabaya pada masa itu dimana 25 band underground tampil sejak pagi hingga sore hari dan ditonton oleh kurang lebih 800-1000 orang.

59

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

Tepat pada tanggal 1 Juni 1998 terbentuklah komunitas punk bernama INFERNO 178 60 yang base campnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo). Di tempat ini terdapat beberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet dan event organizer untuk acara-acara underground dan punk di Surabaya. Adapun event-event yang pernah digelar oleh komunitas INFERNO 178 ini antara lain adalah, Stop The Madness, Tegangan Tinggi I dan II, dan Bluekhutueq Live. Band-band yang bernaung dan dibesarkan oleh komunitas ini antara lain, Slowdeath, The Sinners, Severe Carnage, System Sucks, Freecell, dan lain sebagainya. Fanzine yang pertama sekali lahir dari komunitas ini bernama fanzine Post Mangled yang bertepatan dengan diadakannya event Tegangan Tinggi I di kampus UNAIR dengan tampilnya band-band punk rock dan metal. Acara ini kurang sukses karena pada waktu yang bersamaan juga digelar sebuah event black metal oleh komunitas Army Of Darkness. Pada akhirnya, lahirlah Garis Keras Newsletter yang terbit pertama sekali pada bulan Februari 1999. Newsletter dengan format fotocopyan yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulas berbagai aktivitas musik underground baik metal maupun punk. Divisi indie label dari komunitas INFERNO 178 mengeluarkan 10 rilisan album tetapi masih tetap menggunakan nama Independen sebagai nama label mereka. Baru memasuki tahun 2000, akhirnya label INFERNO 178 resmi memproduksi album band punk tertua di Surabaya yaitu The Sinners dengan album “Ajang Kebencian”.

60

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

2.3.3.5 Scene Punk Kota Malang Di kota Malang sendiri, terbentuklah komunitas Total Suffer Community (T. S. C) 61 yang menjadi motor penggerak bagi kebangkitan komunitas rock underground di Malang sekitar tahun 1995-an. Anggota-anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam musisi dari berbagai aliran musik underground. Adapun konser yang pertama sekali diselenggarakan oleh komunitas ini adalah “Parade Musik Underground” yang diselenggarakan di Gedung Sasana Asih YPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan menampilkan band-band lokal Malang seperti Bangkai (grindcore), Ritual Orchestra (black metal), Sekarat (death metal), Knuckle Head (punk hardcore), Grindpeace (industrial death metal), No Man’s Land (punk), The Babies (punk), dan juga band-band asal Surabaya yaitu Slowdeath (grindcore) serta The Sinners (punk). Untuk fanzine, kota Malang mempunyai fanzine bernama Mindblast zine yang diterbitkan oleh dua orang anggota komunitas ini bernama, Afril dan Samack pada akhir tahun 1995. Untuk label records dapat disebut Confused Records yang ternyata dapat bertahan hingga sekarang ini.

2.3.3.6 Scene Punk Bali Perkembangan rock underground di Bali dipelopori oleh komunitas 1921 Bali Corpsegrinder 62 di kota Denpasar. Nama 1921 sebenarnya diambil dari durasi siaran sebuah program musik underground mingguan di radio Cassanova, Bali yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA. Ikut eksis di dalamnya antara lain adalah Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan Sabdo Moelyo. Dede adalah 61 62

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

editor fanzine Megaton yang terbit di kota Yogyakarta. Putra Pande adalah salah satu pionir webzine Indonesia dan pelopor adanya webzine sejak tahun 1998 yaitu Corpsegrinder (kini bernama Aronexia Orgasm). Age adalah pengusaha distro yang pertama di Bali. Moel adalah gitaris/vokalis band Eternal Madness yang aktif menggelar konser-konser underground disana. Pada awal tahun 1996, komunitas ini pecah dan masing-masing individunya berjalan sendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise menggelar acara underground besar pertama di Bali bernama “Total Uyut” di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil diantaranya adalah Eternal Madness, Superman is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus sedangkan untuk bandband dari luar Bali adalah Grausig, Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Yogyakarta). Konser ini sukses dan ditonton oleh sekitar 2000 orang dan hingga kini menjadi salah satu festival rock underground tahunan di sana. Band Superman Is Dead adalah salah satu band yang sukses besar di blantika musik tanah air. Band ini beranggotakan Boby Cool (vocal dan gitar), Eka Rock (bass) dan Jerinx (drum). Mereka malah menjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak selama 6 album oleh label Sony Music Indonesia 63. Adapun band-band indie masa kini yang tetap berkarir diantaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone, Blood Shot Eyes dan Eternal Madness. Memasuki era 2000-an perkembangan indie Bali semakin tampak. Kesuksesan band Superman is Dead memberikan inspirasi bagi band-band Bali lainnya untuk berusaha lebih keras lagi dalam membawa underground di Bali menuju kesuksesan. Untuk mendukung band-band Bali tersebut,

63

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

salah satu personil band Superman is Dead yaitu Jerinx (drummer) dan beberapa temantemannya membuka The Maximum Rock n’ Roll Monarchy (biasa disebut The Max), sebuah pub musik yang berada di jalan Poppies, Kuta. Di tempat ini juga sering diadakan event rock underground.

Gambar 53.Gambar Poster Tour Superman Is Dead

Gambar 54. Salah satu poster acara menampilkan Superman is Dead dengan bintang tamunya adalah group band Seringai

Universitas Sumatera Utara

Komunitas-komunitas punk di Indonesia sendiri memiliki perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan baik dari ideologi, musik maupun gaya fashionnya. Misalnya, komunitas punk di Bandung memiliki perbedaan dengan komunitas punk di Jakarta dimana komunitas punk bandung lebih dipengaruhi oleh band-band punk dari Amerika yang terlihat dari musik maupun gaya fashion yaitu; memakai kaos, sepatu vans, kepala botak dan rambut cepak. Sedangkan komunitas punk di Jakarta lebih dipengaruhi oleh band-band punk yang berasal dari Inggris yang juga terlihat dari musik dan gaya fashion yaitu gaya dandanan rambut mohawk, spiky hair, kalung rantai, jaket kulit dan sepatu boots. 64 Pada akhir tahun 1995, komunitas punk mulai mengenal medium musik melalui compact disc (CD). Toko-toko kaset masa itu mulai mendistribusikan CD-CD punk yang sebelumnya tidak ditemukan. Para punkers yang tertarik mengkonsumsi CD tersebut biasanya akan berpatungan untuk mendapatkannya, dengan harga berkisar diantara 40-50 ribu Rupiah. Ada juga cara lain untuk mendapatkan produk-produk punk dari luar negeri, yaitu mail order. Mail order ini bersifat tradisional dengan cara mengirim surat dengan berisikan uang pesanan yang dibungkus oleh kertas karbon. Melalui mail order dan katalog-katalog pemesanan dari record label musik punk luar negeri, komunitaskomunitas punk di Indonesia dapat menjangkau begitu banyak band-band punk yang tidak pernah terdengar sebelumnya. Adapun record label dan katalog-katalog tersebut merupakan sesuatu yang begitu eksklusif bagi seorang individu punk pada masa itu.

64

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

Masuknya zine (majalah alternative) Profane Existence dari Amerika ke komunitas punk Indonesia memberikan pengetahuan mengenai pergerakan politik komunitas punk di luar negeri dengan ideologi anarkisme. Setidaknya terdapat dua pengaruh penting setelah masuknya zine tersebut. Pertama, masuknya unsur-unsur politik yaitu anarkisme ke dalam perkembangan sejarah komunitas punk di Indonesia. Kedua, bertambahnya pengetahuan mengenai kebutuhan akan sebuah media komunikasi antar sesama punk. Ari Idiots 65 yang merupakan salah satu pelopor untuk menciptakan media zine ini mengatakan: “era-era 97 itu ngedorong gua membuat sesuatu yang namanya zine, kalo gak salah gua juga dapat zine fotokopian yang namanya Sika Apara dari Finland. Ibaratnya zine yang benar-benar bentuknya kayak sampah yang potong tempel kemana-mana, gila-gilaan, hitam dan pekat, ukurannya juga A5. tapi hal itu ngedorong gua untuk wah keren juga nih bikin kayak gini, emang sebelumnya dari kontak-kontak an, order-orderan itu juga gua ngejalanin….”

Selain masuknya informasi dan pengetahuan punk di luar negeri melalui mediated contact, pada saat yang bersamaan mulai terjalin hubungan direct contact dengan komunitas punk di luar negeri. Direct contact berjalan melalui hubungan interaksi suratmenyurat dengan cara tradisional menggunakan jasa kantor pos. Alamat-alamat band atau records label punk luar negeri ini didapatkan melalui zine seperti Profane Existence. Akhirnya, intensitas interaksi punk di Indonesia dengan punk luar negeri semakin bertambah dengan merebaknya internet di Indonesia.

65

Ari Idiots merupakan salah satu personil band The Idiots yang merupakan salah satu pelopor pergerakan punk di Jakarta. Diambil dari (http://www.jakartabeat.net/musik/154-sejarah-komunitaspunk-jakarta-bagian-3.html)

Universitas Sumatera Utara

Pada pertengahan tahun 1990-an aliran anarcho punk mulai masuk ke Indonesia. band-band dari Skandinavia dibawah label Distortion Records dan label Amerika seperti Havoc Records memberikan warna dan dinamika baru bagi perkembangan punk di Indonesia. Musik Hardcore punk dan Crusty mulai dimainkan oleh band-band punk dimana band-band tersebut membawakan lagu-lagu dengan lirik-lirik lagu yang lebih eksplisit yang mengandung nilai-nilai ideologi anarkisme, seperti anti negara dan menentang kapitalisme.

2.3.4 Masuknya Komunitas Street Punk ke Kancah Politik Pengaruh kekuasaan ekonomi-politik di dalam perjalanan sejarah komunitas punk memberikan dampak bagi arah perubahan dan perkembangan komunitas punk. Ini dapat terlihat dari proses komodifikasi dan penyerapan kebudayaan oleh kaum-kaum kapitalisme dengan perangkat institusinya seperti media massa. 66 Unsur-unsur politik mulai memasuki komunitas punk dimana disaat yang bersamaan perubahan internal dan perubahan eksternal bertemu dalam satu momen historis. Perubahan internal yang didorong oleh masuknya Profane Existence serta bandband aliran crusty dan hardcore punk dengan lirik-liriknya yang politis mulai mengisi pengetahuan punk. Akan tetapi, hal ini juga berkaitan dengan kondisi sosial politik di era akhir tahun 1997 menjelang masa kejatuhan Soeharto (era reformasi). Situasi politik yang memanas pada tahun 1998, membuat individu dalam komunitas punk merasakan relevansi diantara literatur politik punk dengan realitas politik Indonesia. Persentuhan punk dengan gerakan politik mulai terjadi disaat adanya individuindividu punk yang menjadi mahasiswa dan bergabung dengan gerakan mahasiswa di 66

Zines Red Rebel Stand Equal #6.

Universitas Sumatera Utara

universitas tempat mereka belajar. Di luar kampus, banyak individu atau kelompokkelompok punk yang bergabung dengan kelompok-kelompok pergerakan masyarakat sipil seperti pergerakan Kaum Miskin Kota, dan LSM-LSM lain yang banyak bermunculan pada masa itu. Pada saat yang bersamaan, kelompok politik PRD melakukan rekrutmen politik kepada kelompok-kelompok punk di seluruh Indonesia. PRD dengan orientasi kaderkader politik anak muda melihat komunitas underground seperti komunitas metal, komunitas punk dan komunitas anak muda lainnya sebagai target rekrutmen. Teknik PRD ini memiliki kemiripan dengan British National Party atau National Front di Inggris yang menggunakan anak muda dan komunitas-komunitas musik sebagai “lahan” pengkaderan partai politik. 67 Akhirnya, tanpa menyadari dirinya menjadi alat permainan politik, banyak individu atau kelompok-kelompok punk yang menjadi “underbow” oleh partai-partai politik. Pada periode 1998-2001 banyak individu atau kelompok punk ikut dalam demodemo di jalan-jalan. Keterlibatan punk dalam perkancahan politik pada akhirnya menghilang dengan turunnya suhu politik disaat memasuki era reformasi. Ketidakjelasan eksistensi PRD dan timbulnya kesadaran untuk lebih membangun komunitas punk itu sendiri serta kesadaran akan diperalatnya individu dan kelompok punk pada perkembangannya menghentikan keterlibatan komunitas punk dalam politik. 68 Menurut Fathun Karib 69 (2007), ada dua hal yang mempengaruhi komunitas street punk ikut

67 68 69

Zines Red Rebel Stand Equal #6. Zines Red Rebel Stand Equal #6. http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html

Universitas Sumatera Utara

dalam kancah politik, faktor eksternal dan faktor internal. Adapun faktor eksternal meliputi: •

Masuknya Profane Existence (fanzine) dari Amerika ke Indonesia yang menjadi cikal bakal terbitnya zine-zine di Indonesia.



Pengaruh band-band hardcore punk, anarcho punk dan crusty dari luar negeri.

Sementara itu, faktor-faktor internal meliputi: •

Banyaknya anak-anak punk pada era tersebut yang kuliah.



Berdirinya Front Anti Fasis di kota Bandung yang paling radikal dalam hal politik yang turut serta mempengaruhi komunitas street punk di Indonesia.

2.3.5 Keluarnya Komunitas Street Punk dari Kancah Politik dan Kembalinya Komunitas Street Punk melakukan Etos Kerja D. I. Y Setelah komunitas street punk menghentikan keterlibatan komunitas ini dalam politik, maka nilai-nilai Do It Yourself (D. I. Y.) bangkit kembali dan menjadi pilihan oleh individu maupun komunitas punk. Nilai-nilai tersebut merupakan metode yang mereka jalankan untuk menciptakan serta menghasilkan produksi dan menguasai alat produksi itu sendiri terlepas dari dominasi penguasaan mode of production oleh institusi yang dominan. Nilai-nilai D. I. Y. ini begitu kuat tertanam. Salah satu peristiwa penting yang terjadi adalah keluarnya produk kaset karya komunitas punk Bandung yang dikenal dengan kompilasi “Bandung Burning” yang berisikan karya-karya band-band punk komunitas Bandung. Pada tahun 2001, sebuah komunitas punk Jakarta yaitu LOCOS mengeluarkan album kompilasi “Walk Together Rock Together”. Album ini berisi karya-

Universitas Sumatera Utara

karya band-band seperti Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge, Front Side, Youth Against Facism, Genocide, Secret Agent, Out of Step, dan Cryptical Death. 70 Selain produksi musik melalui media kaset, LOCOS untuk pertama sekalinya membuat zine yang berisikan biografi band-band yang tergabung di dalam kelompok tersebut. Produk atau karya-karya tersebut menginspirasikan komunitas punk untuk merealisasikan semangat dan nilai-nilai etos kerja D. I. Y. Pada perkembangan berikutnya, komunitas LOCOS ini membuat karya kompilasi yang dikenal dengan album “Still One Still Proud”, berisikan 13 band punk Jakarta seperti The Idiots, Ina Subs, Dead Germ, Total Destroy, MidHumans, Septic Tank, Error Crew, Out of Control, Kremlin, Overcast, Sexy Pigs, Dislike, dan Cryptical Death. Karya monumental ini dikeluarkan oleh records label musik underground pertama di Jakarta yaitu Movement Records. Hadirnya kompilasi ini juga menandakan berakhirnya era gankgank punk. Kelompok-kelompok punk mulai menyadari arti penting dari persatuan dan kebersamaan. 71 Tidak berhenti hanya pada produksi kaset, kelompok-kelompok punk lainnya mulai memproduksi zine dan menjalankan usaha sablon untuk memproduksi kaos, emblem, pin, asesoris-asesoris punk, dan produk-produk punk lainnya. Memasuki era tahun 2000-an, band-band yang tergabung dalam komunitaskomunitas punk mulai melakukan rekaman dan memproduksi karyanya sendiri, dengan kata lain, band-band tersebut tidak lagi membawakan lagu-lagu milik band-band luar negeri. Perkembangan ini tanpa disadari telah menciptakan sebuah pasar alternatif bagi komunitas punk. Pasar distribusi penjualan karya-karya punk mulai terbentuk, tidak

70 71

Zines Red Rebel Stand Equal #6. Zines Red Rebel Stand Equal #6.

Universitas Sumatera Utara

hanya di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali dan Medan, bahkan telah sampai ke Malaysia, Singapura dan Australia. Ternyata komunitas punk telah membangun jaringan pasar pendistribusian karya-karyanya tanpa terdeteksi oleh industri musik. Fathun Karib 72 (2007) dalam skripsi jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia yang berjudul “Sejarah Komunitas Punk Jakarta” mengatakan bahwa punk di Indonesia dapat dibagi atas beberapa periode, yaitu:

2.4

1. Periode I :

Pra Punk di akhir era 80an.

2. Periode II :

Lahirnya Generasi Punk Pertama (1989/1990-1995/1996)

3. Periode III :

Terbentuknya Fondasi Ekonomi Punk (1996-2001)

4. Periode IV :

Punk menuju Komunitas Internasional (2001-2006)

Gambaran Umum Kota Medan Dari hasil penelaahan yang dilakukan oleh tim sejarah rekonstruksi kota Medan,

menghasilkan kesimpulan tentang latar belakang historis kota Medan yaitu, bahwa kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring yang berasal dari etnis Karo. Setelah melakukan beberapa pertimbangan tentang berdirinya kota Medan, akhirnya disimpulkan bahwa kota Medan berdiri tanggal 1 Juli 1590, maka tanggal 1 Juli dijadikan sebagai hari ulang tahun kota Medan,9 yang dirayakan setiap tahunnya. 73 Keadaan Medan pertama kalinya adalah sebuah perkampungan, yang berfungsi sebagai tempat pemukiman beberapa orang manusia, dan semakin lama jumlah penduduk

72 73

http://www.jakartabeat.net/musik/151-sejarah-komunitas-punk-jakarta-bagian-3.html Pemerintah Kota Medan, Profil Kota, Medan: Pemko, 2004. hlm. 34.

Universitas Sumatera Utara

yang menempati sekitar perkampungan dan pantai semakin besar, sehingga Medan menjadi sebuah perkampungan yang dihuni oleh beragam etnis. Kota Medan adalah ibu kota dari provinsi Sumatera Utara, yang terletak pada koordinat antara 2°29’30 - 2°47’30 Lintang Utara dan 98°44’30 Bujur Timur, dengan luas wilayah mencapai 23,510 Ha. Adapun batas-batas wilayah kota Medan adalah sebagai berikut: •

Sebelah Timur bebatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan dan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.



Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.



Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.



Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli dan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari Badan Pusat Statistik Kota Medan, secara administratif terdapat dua puluh satu Kecamatan yang ada di kota Medan, antara lain: 1. Kecamatan Medan Johor 2. Kecamatan Medan Denai 3. Kecamatan Medan Amplas 4. Kecamatan Medan Area 5. Kecamatan Medan Kota 6. Kecamatan Medan Maimun 7. Kecamatan Medan Polonia

Universitas Sumatera Utara

8. Kecamatan Medan Baru 9. Kecamatan Medan Selayang 10. Kecamatan Medan Sunggal 11. Kecamatan Medan Helvetia 12. Kecamatan Medan Petisah 13. Kecamatan Medan Barat 14. Kecamatan Medan Timur 15. Kecamatan Medan Perjuangan 16. Kecamatan Medan Tembung 17. Kecamatan Medan Deli 18. Kecamatan Medan Labuhan 19. Kecamatan Medan Marelan 20. Kecamatan Medan Kota Belawan 21. Kecamatan Medan Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

Tabel I Jumlah Penduduk Kota Medan Berdasarkan Suku Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 Suku

Persentase

Jumlah Penduduk

Melayu

5,89%

674.122 jiwa

Karo

5,09%

585.173 jiwa

Simalungun

2,04%

234.515 jiwa

Toba

25,62%

2.948.264 jiwa

Mandailing

11,27%

1.296.518 jiwa

Pakpak

0,73%

83.866 jiwa

Nias

6,36%

731.620 jiwa

Jawa

33,40%

3.843.602 jiwa

Minang

2,66%

306.550 jiwa

Cina

2,71%

311.779 jiwa

Aceh

0,97%

111.686 jiwa

Lainnya

3,29%

379.113 jiwa

Sumber : Badan Pendataan Statistik Propinsi Sumatera Utara

2.5 Sejarah Masuknya Street Punk di Kota Medan Medan sebagai salah satu kota besar di Pulau Sumatera, juga mendapat pengaruh modernisasi dalam perkembangan musik, terutama musik punk beserta komunitasnya yaitu komunitas street punk.

Universitas Sumatera Utara

Di Indonesia, musik rock lah yang menjadi pionir untuk jenis-jenis musik lainnya. Musik rock mulai masuk ke kota Medan sekitar akhir tahun 1970-an. Pada waktu itu, banyak remaja Medan yang mulai menekuni kegemaran baru yaitu bermain musik rock, meniru anak muda di Jakarta yang juga sedang gemar-gemarnya dengan musik rock. Mereka mulai membentuk kelompok musik rock dan berusaha untuk tampil di berbagai konteks pertunjukan yang diselenggarakan di Medan. Perkembangan musik rock di Medan pada tahun 1970-an tersebut, ditandai dengan banyaknya bermunculan kelompokkelompok musik rock seperti; Minstreal, Freedom, Minstream, Destroyer’s, The Stroom, Lime Stone dan lain sebagainya. Kehadiran mereka ternyata telah membangkitkan semangat bermusik di kalangan anak-anak muda Medan. Bahkan mereka juga telah berhasil mendapatkan penggemar yang membentuk kelompok masing-masing terhadap musisi yang diidolakan tersebut. Hal ini terbukti ketika diadakan pertunjukan musik rock pada waktu itu, para penggemar tersebut selalu bersikap fanatic dengan teriakan-teriakan yang histeris ketika musisi idola mereka tampil, gaya berpakaian dan dandanan mereka yang dimiripkan dengan musisi-musisi idolanya, dan perilaku-perilaku serta ciri khas lainnya. Biasanya juga, ketika para musisi Medan tersebut tampil pada satu pertunjukan musik rock, mereka selalu membawa supporter dan penggemar mereka dengan membawa perlengkapan bendera, kembang api atau spanduk dan sejenisnya. 74 Akibat pengaruh ekspansi kebudayaan barat, muncul suatu tren di kalangan anak muda/remaja untuk mengadopsi bentuk-bentuk kebudayaan yang datangnya dari barat. Termasuk salah satunya adalah mengadopsi aliran musik. Dengan adanya pengadopsian musik barat di kalangan remaja di kota Medan mengakibatkan perkembangan musik yang

74

Baca “Satu Dasawarsa Konser Musik Siblonk” (Catatan Pendek Perjalanan Musik Rock di Medan) oleh Dharma, (2001:3-7).

Universitas Sumatera Utara

sangat pesat yang hampir sama dengan perkembangan musik di negeri asalnya. Sehingga kita dapat menemukan jenis-jenis musik asing yang jauh berbeda dengan musik yang dimiliki oleh tradisi ataupun budaya seluruh etnis di Indonesia. Mulai dari konteks penggunaannya, jenis alat musiknya, lirik, irama bahkan sampai kepada cara berpakaiannya. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa informan, maka penulis mendapat data-data yang berhubungan dengan perkembangan musik punk di Medan beserta komunitas street punk di Medan. Kemunculan street punk di kota Medan tidak lepas dari adanya komunitas underground di kota Medan yang lebih dulu ada seperti yang akan penulis paparkan berikut ini. Komunitas musik underground di Medan terbentuk atas ide-ide dari anak-anak band underground pertama di Medan sekitar tahun 1990-an. Mereka terdiri dari anakanak muda kreatif yang mempunyai suatu pemikiran dan tujuan yang sama dengan maksud untuk mempersatukan band-band underground Medan (walaupun mereka masing-masing berasal dari sub-aliran musik yang berbeda-beda) ke dalam suatu wadah dengan semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk sama-sama menumpahkan inspirasi dan apresiasi bermusik mereka ke dalam wadah tersebut. Selain itu, mereka juga mempunyai harapan agar komunitas mereka dapat diterima oleh masyarakat luas (seperti yang dipaparkan Boris SPR, salah satu informan penulis). Dari informasi yang penulis dapatkan dari Boris SPR 75 (salah satu personil band Street Punk Rockers), bahwa pada tahun 1994 lahirlah komunitas underground pertama di Medan yaitu komunitas Inalum Brotherhood yang berada di Jalan Abdullah Lubis No. 16. Inalum Brotherhood terbentuk karena pengaruh gaya hidup dari anak-anak muda 75

Hasil wawancara di UMSU Fakultas FISIP pada tanggal 8 Mei 2010

Universitas Sumatera Utara

Jakarta dan kota-kota besar di Jawa lainnya seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Bali yang mulai menjadikan musik menjadi gaya hidup disertai lahirnya komunitas-komunitas musik dari berbagai aliran-aliran musik yang tergabung dalam Inalum Brotherhood sebagai salah satu komunitas underground kota Medan, yang salah satu diantaranya adalah komunitas street punk. Komunitas punk pada saat itu masih bergabung dengan komunitas Inalum Brotherhood ini, dan belum ada komunitas khusus bagi anak-anak street punk. Boris SPR 76 menceritakan, pada tahun 1997-an komunitas underground Inalum Brotherhood membuat pertunjukan musik underground di IKIP Medan (UNIMED sekarang) yang merupakan pertunjukan pertama musik underground di kota Medan. Selanjutnya, komunitas-komunitas lainnya seperti komunitas punk pringgan (cikal bakal lahirnya komunitas MCP/Medan City Punk) dan Distro 734 (dulu di Jalan Gajah Mada) dan Retalk mulai membuat pertunjukan underground di Jalan Listrik gedung Kapendam. Dan pada tahun ini jugalah, dunia underground Medan membuat suatu inovasi dengan membuat kaset kompilasi indie label 77 yaitu “Indie Label Total”. Kaset ini diisi oleh berbagai macam band dari berbagai aliran musik yang tergabung dalam musik underground, seperti trash metal, heavy metal, black metal, punk rock, dan lain sebagainya.

76

77

Hasil wawancara dengan informan penulis, Boris SPR pada tanggal 11 Mei 2010, Pukul 16.00 WIB di Jln. Dr. Mansyur. Indie Label menurut Gombloh (2001:9) adalah sebutan untuk bentuk industri rekaman musik, dimana posisi pemusik juga merangkap sebagai produser, eksekutif produser, penata musik untuk rekamannya dan juga sebagai distributor yang biasanya jumlah produksi rekaman tergantung pada keuangannya sendiri juga.

Universitas Sumatera Utara

Sementara itu, menurut Ari78 (salah satu informan penulis), komunitas street punk Medan lahir pada tahun 1997-an, setelah kembalinya dua anak muda Medan yang mengambil pendidikan di Jakarta. Fahmi dan Hendra adalah dua orang yang berperan penting dalam perkembangan komunitas street punk kota Medan. Mereka berdua membawa literature, CD, kaset-kaset, dan zine punk yang mereka dapatkan selama berkuliah di Jakarta dan mulai mengenalkan ideologi punk kepada teman-teman mereka di kota Medan. Selain mendapatkan pengetahuan punk dari literature, CD, Kaset dan zine punk, cara yang dilakukan oleh Fahmi dan Hendra adalah dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan cara oral (dari mulut ke mulut). Inilah yang disebut Ari sebagai generasi pertama komunitas street punk kota Medan. 79 Selain bergabung dengan kelompok Inalum Brotherhood dalam membuat suatu event, komunitas street punk ini juga sering melakukan event khusus bagi para punkers. Event-event punk sering diadakan di gedung PPIA (depan Mesjid Agung), RC (Rock Café), Gedung Kapendam (Jalan Listrik), Pendopo USU, Gedung Aek Mual dan Kampus ITM. Event ini diadakan oleh para punkers secara independent, sebagai hasil dari etos kerja D.I.Y komunitas ini sendiri. Event-event yang diselenggarakan baik event khusus punkers

maupun

event

yang

diadakan

bersama dengan komunitas-komunitas

underground lainnya selalu rutin dilakukan dalam sebulan, tiga bulan atau bahkan enam bulan sekali. Akan tetapi, seperti yang disampaikan oleh Ari (salah satu informan penulis), bahwa komunitas street punk pada generasi pertama ini eksistensinya masih hanya sebatas pada musikal dan organizer pertunjukan (gigs) saja. Belum ada gerakan, 78

79

Hasil wawancara di rumah informan di Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 26 Mei 2010, pukul 19.00 WIB Hasil wawancara di rumah informan di Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 26 Mei 2010, pukul 19.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

aksi-aksi protes ataupun kolektif pada generasi pertama ini. Komunitas street punk pada generasi ini juga masih bergabung dengan komunitas underground Inalum Brotherhood dan belum memiliki komunitas sendiri. Band-band yang terbentuk pada masa ini antara lain; SPR (Street Punk Rockers), RKA (Rel Kereta Api), Gedebak Gedebuk, Manifesto, Marhaen, Anti Bandits, Sub Normal, TV Lokal, Zero, One Face dan lain sebagainya. Pada tahun 1990-an ini, seperti yang dituturkan oleh Dino 80 (salah satu informan penulis, gitaris SPR), band-band punk yang ada di kota Medan masih membawakan lagulagu milik band punk luar negeri yang mereka peroleh dari kaset-kaset yang mereka dapatkan dari teman-teman sesama punkers yang berasal dari Jawa. Belum ada band punk kota Medan yang membawakan lagu-lagunya sendiri. Dari segi fashion seperti yang dipaparkan oleh Icoy SPR (salah satu informan penulis, vocalist band SPR), 81 pada tahun 1990-an tidaklah sebaik masa ini. Penggunaan tato dan pierceng sangat jarang karena selain harganya mahal, akses untuk membelinya juga sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Distro-distro 82 juga sama sekali belum ada pada era 1990-an ini baik itu distro yang menjual baju, pierceng maupun distro tato. Style komunitas street punk kota Medan pada masa itu masih sebatas meniru style dari bandband luar negeri yang menjadi idola mereka. Setelah komunitas Inalum Brotherhood tidak aktif lagi, terbentuklah beberapa komunitas-komunitas baru, diantaranya adalah komunitas MCP (Medan City Punk), komunitas di dekat rumah sakit Malahayati (komunitas ini mengklaim dirinya sebagai

80 81

82

Hasil wawancara di UMSU Fakultas FISIP pada tanggal 8 Mei 2010 Hasil wawancara dengan informan penulis, Boris SPR pada tanggal 11 Mei 2010, Pukul 16.00 WIB di Jln. Dr. Mansyur. Akan lebih penulis jelaskan pada Bab III, hal 123.

Universitas Sumatera Utara

NAZI Punk), dan komunitas RASCAL sekitar tahun 1998-an. Walaupun pada masa sekarang ini ketiga komunitas diatas juga telah vakum (tidak aktif lagi). Tetapi orangorang yang sempat ikut di dalam komunitas ini masih ada yang tetap eksis hingga hari ini. Menurut Tulank (Gitarist RKA) dalam zine NewKicks issue #3, pada tahun 1990an, punk di kota Medan tak ubahnya hanyalah sebuah genre musik saja. Dan menurut Tulank, punk di kota Medan pada saat itu tidak ubahnya seperti organisasi militer dikarenakan adanya sifat “senioritas” yang masih kental pada para punkers, dimana bila ada seseorang yang ingin masuk dan bergabung dalam komunitas street punk ini, maka orang tersebut harus melewati sesuatu yang bisa kita bilang seperti “ospek” atau “pelonco” dari seniornya. Juga ditambahkan oleh Tulank, adanya kewajiban memakai kartu tanda pengenal punk (KTP Punk), jadi seseorang dikatakan punk apabila memiliki KTP tersebut. Sekitar tahun 1999, terbentuklah zines 83 pertama di Medan yang dibuat berdasarkan etos kerja D.I.Y tersebut. Zine ini diberi nama SIAMBALANGANZINES. Walaupun pada masa sekarang ini, zine ini sudah tidak ada lagi. Kemudian dilanjutkan dengan dibuatnya BRONTAK ZINES, yang tetap eksis hingga hari ini. Label record juga sudah terbentuk pada masa ini, bernama SIB BABAMI RECORDS. 84 Pada awal tahun 2000-an, muncullah komunitas baru bernama SARAFS (Satuan Rakyat Anti Rasis Fasis) sebagai generasi kedua komunitas street punk kota Medan. Komunitas inilah yang menyebabkan punk di Medan mengalami perubahan dan perkembangan. Komunitas ini mencoba untuk menjadikan punk bukan lagi hanya 83 84

Zines adalah majalah Punk. Hasil wawancara dengan informan penulis, Boris SPR pada tanggal 11 Mei 2010, Pukul 16.00 WIB di Jln. Dr. Mansyur.

Universitas Sumatera Utara

sekedar musik, organizer gigs atau fashion saja seperti yang diungkapkan oleh Ari (informan penulis) dan juga dimuat dalam Zines NewKicks issue #3. Beberapa perubahan yang dilakukan oleh komunitas ini adalah melakukan kegiatan di luar musik, misalnya, mereka sering membuat diskusi rutin untuk menggali dan lebih mempelajari lagi apa itu punk dan kegiatan-kegiatan apa saja yang seharusnya dijalankan oleh komunitas ini. Komunitas ini juga sering terlibat aksi untuk turun ke jalan atau berdemonstrasi menentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak terhadap masyarakat, khususnya masyarakat dari golongan bawah. Komunitas ini juga membuat zines yang diberi nama KEBEBASAN ZINES. Orang-orang yang bergabung dalam komunitas ini juga sudah mulai membuat sablon dan membuat barang-barang lokal. Komunitas ini pada akhirnya vakum dan tidak eksis lagi, tetapi orang-orangnya masih banyak yang bertahan hingga hari ini termasuk Reza dan Ari (informan penulis). Komunitas ini memprakarsai terbentuknya kolektif-kolektif di dalam komunitas street punk kota Medan. Menurut Ari85 (informan penulis), kolektif adalah sebuah wadah dari komunitas street punk yang melakukan segala sesuatunya secara bersama-sama, tidak ada kesenjangan di dalamnya, tidak ada “senior” dan “junior”, tidak ada “majikan” dan “budak” di dalamnya, tidak ada “individualisme” di dalamnya. Semua orang di dalam komunitas tersebut adalah setara dan melakukan segala sesuatu bersama. Akan tetapi menurut Reza (salah seorang informan penulis, penulis zines Newkicks), segala sesuatu yang dikerjakan di dalam hal ini tidak harus selalu “uang”, boleh hal-hal lain baik berupa materi maupun moril, ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun konsep. “Ide kita boleh

85

Hasil wawancara di rumah informan di Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 26 Mei 2010, pukul 19.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

berbeda-beda tapi tujuannya tetap sama”. Jadi kolektif menurut Reza (informan penulis) adalah wadah untuk mengajak individu-individu dalam komunitas street punk mengerjakan segala sesuatunya secara bersama-sama. Disinilah dituntut kesadaran dan kedewasaan diri masing-masing individu untuk berkolektif, karena di dalam kolektif tidak ada unsur paksaan. Ari86 menambahkan bahwa: “Nahhh…….kalo kita membandingkan kolektif dengan organisasi. Jika seseorang ikut bergabung dalam suatu organisasi, apabila dia bermasalah dalam organisasi tersebut, maka dia bisa dikenakan sanksi, diberikan surat peringatan atau bahkan dipecat. Sementara di dalam kolektif hal tersebut tidak akan kita jumpai. Jadi ada nilai-nilai humanis yang terkandung di dalamnya, karena ada naluri untuk membangun kesadarannya sendiri. Di dalam kolektif tidak ada hirarki, kesenjangan atau adanya stratifikasi sosial seperti yang kita jumpai di dalam suatu organisasi. “ Setelah komunitas SARAFS (Satuan Rakyat Anti Rasis Fasis) vakum dan tidak lagi aktif, muncullah kolektif-kolektif di dalam komunitas street punk kota Medan. Kolektif yang pertama sekali lahir adalah kolektif Sutomo yang lahir pada tahun 2001. Kolektif ini banyak mendapat perhatian karena tempatnya yang cukup strategis. Mulai banyak orang yang bergabung dengan kolektif ini, dan kolektif sutomo inilah yang banyak membawa perkembangan dalam komunitas street punk kota Medan sehingga disebut sebagai generasi ketiga komunitas street punk kota Medan. Seperti disampaikan oleh Ari 87 (informan penulis): “Pertama sekali kita membuat acara musik atau biasanya, kita para punkers sebut dengan gigs yaitu BERSAUDARA Vol I, itu kita adakan di Open Stage Taman Budaya pada tahun 2002. Acara ini terorganisir secara kolektif dengan menggunakan etos kerja D.I.Y yang diselenggarakan oleh kolektif Sutomo. Semua komunitas street punk yang ada di Medan kita undang untuk tampil dan menyumbangkan karyanya di dalam acara ini. Karena di dalam acara ini tidak 86

87

Hasil wawancara di rumah informan di Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 26 Mei 2010, pukul 19.00 WIB Hasil wawancara di rumah informan di Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 26 Mei 2010, pukul 19.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

hanya musikal saja, tetapi ada juga diskusi mengenai bagaimana cara mengorganisir suatu acara dengan baik dan tentu saja secara independent dan mandiri secara D.I.Y, tanpa bantuan sponsor atau donatur. Dan hal itu terus berkembang hingga hari ini. Buktinya komunitas street punk semakin banyak dan tetap eksis. Artinya komunitas kita tidak mati, tapi tetap berjalan mengikuti perkembangan setelah vakumnya komunitas SARAFS. Kolektif sutomo menurut saya adalah generasi ketiga street punk di kota Medan karena memang kolektif inilah yang membawa perkembangan paling banyak dan eksistensinya yang paling nyata setelah vakumnya komunitas SARAFS itu. Hanya saja sekarang ini, dalam mengorganisir suatu acara, kita ingin supaya acara kita itu bermakna dan berguna bagi banyak orang. Karena kita, komunitas street punk ingin agar dengan adanya gigs tersebut ada media-media yang akan disampaikan di dalamnya, seperti aksi Food Not Bombs, atau media Nobar (nonton bareng) film dokumenter tentang apapun. Bisa tentang ekologi, Hak Asasi Manusia (HAM), atau tentang lingkungan hidup. Jadi tidak seperti generasi punk pertama yang hanya membuat acara musik saja lantas selesai manggung, langsung pulang ke rumah.” Salah satu faktor penghambat bagi komunitas street punk ini adalah citra buruk bagi komunitas, penganut ideologi dan pengusung musik ini. Mengingat musiknya adalah salah satu musik keras dan terkesan tak beraturan, juga mengingat style dan fashion pakaian mereka yang mengakibatkan kurang diterimanya mereka di dalam masyarakat. Begitu juga dengan kehadiran pendukung musik tersebut sering dianggap identik dengan kekerasan. Mereka dianggap sangat meresahkan, kumal, dekil dan gelandangan. Bahkan terkadang dianggap sebagai suatu penyakit masyarakat. Hal ini semakin mempersulit perkembangan komunitas street punk ini. Imej yang buruk yang didapatkan dari masyarakat menambah sulitnya perkembangan komunitas, ideologi dan musik. Bahkan pemerintah sendiri menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan mereka. Dimana mereka sering sekali ditangkap oleh aparat kepolisian dan dinas sosial seperti pamong praja karena dianggap mengganggu ketertiban umum. Tak jarang mereka bentrok dengan

Universitas Sumatera Utara

aparat kepolisian dan dinas sosial seperti yang terjadi di kolektif sutomo seperti yang disampaikan oleh Putra88 (informan penulis): “kami sering dianggap gembel oleh pemerintah dan pihak berwajib, makanya mereka melakukan segala usaha untuk mengusir kami. Tapi kami tetap bertahan...........Cuma terkadang serba salah juga………. Disatu sisi para pihak berwajib dan dinas sosial tersebut hanya menjalankan tugas-tugasnya, karena kalo pihak berwajib dan dinas sosial tersebut tidak mampu menanggulangi kami, maka mereka akan dipecat oleh atasannya. Kasihan juga memang…….tapi mau gimana lagi…kami ini juga manusia…juga bukan preman atau kriminil…. kami gak pernah mau mengganggu orang lain……..kami hanya ingin mengekspresikan hidup kami dengan berada di jalanan. Gak lebih…..mungkin karena gaya dan style kami yang nyentrik ini ya makanya mereka takut ama kita...” Sementara itu, Reza menambahkan dalam tulisannya di zines NewKicks issue #1. dia mengatakan bahwa: “Tantangan lain yang datang adalah dari razia tramtib satpol pp dan dinas sosial yang menjaring teman-teman punk jalanan, juga polisi pemburu preman yang merasa bahwa kita punk jalanan yang sering kelihatan di jalanan dengan dandanan aneh dan badan penuh tato adalah preman atau juga copet…..yang benar aja….masa Freeman dibilang preman. Namun pada akhirnya tanggapan miring itu dan penangkapan itu bisa perlahan-lahan berkurang seiring dengan intensitas dan kapasitas kita sebagai punk jalanan yang memiliki kontribusi dan eksistensi yang kesemuanya dikerjakan sendiri dan bersama buat kota Medan.”89 Tulank dalam zines Newkicks #3 (gitaris RKA), pada masa sekarang ini (era tahun 2000-an) punk banyak mengalami perkembangan baik dari segi musik, fashion, gaya hidup. Banyak hal-hal yang positif yang dilakukan oleh komunitas street punk kota Medan pada masa sekarang ini. Akan tetapi, ada juga hal-hal negatif yang terjadi dalam komunitas ini, diantaranya, adanya pertikaian antar individu dan komunitas/kolektif, tingkah komunitas street punk yang kadang tidak bisa menyesuaikan diri di tengah-

88

89

Hasil wawancara di Pendopo USU saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010, Pukul 20.00 WIB. Zines NewKicks issue #1.

Universitas Sumatera Utara

tengah masyarakat sehingga banyak prasangka negatif yang diterima oleh komunitas ini dari masyarakat umum. Setelah kolektif sutomo berdiri, maka bermunculanlah kolektif-kolektif baru di kota Medan yang meluas sampai ke Patimpus, Sei Kambing, Aksara, Juanda, Griya, Ayahanda, Titi Kuning, Brayan, Bilal dan sampai ke Belawan. 90 Seperti diceritakan oleh Tulank dalam zines Newkicks #3 (gitaris RKA) bahwa orang-orang di dalam kolektif-kolektif tersebut tidak hanya berasal dari kota Medan saja, tetapi juga berasal dari luar Medan, luar Provinsi Sumatera Utara seperti Jambi, Bengkulu, Padang, Jawa, Bali bahkan luar Indonesia seperti Jerman, Taiwan, Thailand, dll. Hal ini membuktikan terbentuknya jaringan link diantara kolektif-kolektif yang ada. Pada tanggal 16 Mei 2010 diadakan acara “Medan for Punk’s” dan penulis melakukan wawancara dengan Reza (informan penulis) di Pendopo USU, penulis juga sempat dikenalkan oleh Reza kepada salah seorang temannya yang merupakan seorang punkers yang berasal dari Taiwan, juga kepada punkers lainnya yang ternyata berasal dari luar Medan seperti, Jambi, Bengkulu, Sibolga, Padangsidempuan, Perbaungan, Tebing Tinggi, Lubuk Pakam, Pematangsiantar, Jakarta dan Yogyakarta.

90

Hasil wawancara dengan Reza di Pendopo USU saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010, Pukul 20.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 55. Reza, Putra, dan temannya seorang punkers dari Taiwan pada Gigs Medan for Punk’s, Pendopo USU, 16 Mei 2010

Gambar 56. Seorang punkers yang berasal dari Amerika Serikat bernama Yuuhan, penulis jumpai di CkCk kolektif, Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 16 Juni 2010, pukul 20.00 WIB

Gambar 57. Seorang punkers yang berasal dari Malaysia bernama Alind, penulis jumpai di CkCk kolektif, Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 16 Juni 2010, pukul 20.00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Menurut Ari91 (informan penulis), street punk yang berasal dari luar Medan biasanya akan membawa info-info baru dari kota mereka sendiri. Hal ini jugalah yang mendorong street punk dari kota Medan pergi keluar daerah untuk mencari info-info dan hal-hal baru yang bisa berguna untuk kemajuan kolektif-kolektif di Medan. Menurutnya, info itu tidak harus selalu mengenai punk, tetapi boleh juga berupa info-info yang lainnya di luar punk. Salah satu pendukung perkembangan komunitas ini adalah sosialisasi yang sangat tinggi diantara mereka sendiri. Salah satu cara yang dilakukan oleh komunitas street punk ini adalah melakukan semacam “long march” dari satu kota ke kota yang lain untuk mensosialisasikan komunitas ini. Sebagai contoh adalah cara yang dilakukan oleh Ridho 92 (informan penulis), salah seorang punkers yang dikenalkan oleh Reza pada saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010. Ridho adalah seorang penganut ideologi punk yang berasal dari pulau Jawa tepatnya Yogyakarta. Ridho mengaku memulai perjalanan untuk menyebarkan aliran punk di setiap kota yang dilaluinya. “Paling tidak untuk menambah pengalaman dan menambah teman” ujar Ridho pada penulis. 93 Ridho mengatakan bahwa cukup banyak orang-orang yang seperti dia. Melakukan perjalanan sendiri untuk menyebarkan aliran punk ini. “Banyak punkers itu datang dari Bandung dan Jakarta. Sekedar untuk jalanjalan kemari….yahhh…sambil mengajarkan punk kepada orang-orang yang ditemui di perjalanan. Biasanya sichhh…..kita dalam melakukan perjalanan tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar. Kalau lapar yahhh kita ngamen, 91

92

93

Hasil wawancara di rumah informan di Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 26 Mei 2010, pukul 19.00 WIB. Hasil wawancara di Pendopo USU saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010, Pukul 20.00 WIB. Hasil wawancara di Pendopo USU saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010, Pukul 20.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara

kalau mau naik angkutan umum kita bisa menumpang di truk ato mobil-mobil pengangkutan barang. Yang penting itu jujur saja kalo kita tidak punya uang. Permisi ama kondektur atau supirnya terlebih dahulu. Biasanya tidak akan ada masalah kok. Malah mereka baik, mau memberi kita rokok dan makan….”94 Segi fashion pada masa ini (tahun 2000-an) menurut Icoy SPR 95 (salah satu informan penulis, vocalist band SPR) juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan tato dan pierceng sudah banyak terlihat pada tubuh para punkers. Dalam membuat tato, Icoy SPR menyebutkan bahwa para punkers tersebut meminta bantuan teman-teman sesama punkers yang mengerti tentang tato menggunakan alat-alat sederhana berupa jarum, tinta cina (dikarenakan tinta tato masih susah didapat dan sangat mahal harganya), dinamo. Biasanya untuk motif tato selain mereka buat sendiri, mereka juga mendapatkan motif tato tersebut dari internet baik itu dari situs khusus tato atau meminta link dari punkers di kota lain. Sementara untuk penggunaan pierceng, individu yang bergabung dalam komunitas street punk rata-rata memakai pierceng. Pada saat ini, pierceng bukan lagi hal yang baru karena mudah didapat dan murah harganya. Hal ini yang merupakan cikal bakal dari lahirnya distro-distro tato dan pierceng sebagai realisasi dari etos kerja D.I.Y dimana para punkers ini jugalah yang membuat desain tato, desain pierceng, tahap produksi, sampai pada tahap distribusi. Akan tetapi, fenomena yang terjadi belakangan ini, tidak hanya para punkers saja yang memakai pierceng dan tato. Banyak juga musisi dari aliran musik lain yang senang memakai bahkan mengkoleksi pierceng dan merchandise punk tersebut. Tidak hanya itu, masyarakat awam juga sudah banyak yang mengenakan barang-barang milik kaum punk ini.

94

95

Hasil wawancara di Pendopo USU saat acara “Medan for Punk’s” pada tanggal 16 Mei 2010, Pukul 20.00 WIB. Hasil wawancara di UMSU Fakultas FISIP pada tanggal 8 Mei 2010

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya pada tahun 2006, musik dan gaya hidup anak muda Medan kembali dipengaruhi oleh westernisasi, yaitu masuknya pengaruh skateboard. Skateboard adalah papan yang diberikan empat roda, dua di depan dan dua di belakang. Dimainkan dengan dinaiki punggung papannya dan diluncurkan. Skateboard termasuk salah satu jenis olahraga ekstrim, karena skateboard sering dihubungkan dengan musik-musik keras sebagai pengiringnya seperti musik dari band NOFX, Pennywise, No Use for a Name, Descendents, Bad Religion, Fenix TX, Lag Wagon, Prophagandi, dan sebagainya yang menjadikan olahraga skateboard ini identik dengan musik punk. Pada perkembangan berikutnya, akibat dari westernisasi tersebut, banyak band-band punk baru yang bermunculan di kota Medan seperti; Warmachine, Empatbelas, Backside, P.O.M, Total, Accident, Red Cross Narchotic, FUCKTA, dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara