Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

49 downloads 3423 Views 220KB Size Report
kuping (Auricularui auricular), jamur shiitake (Lentinus) dan beberapa jenis ... jamur tiram sebagai bahan makanan lezat dan bergizi, maka permintaan ...
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jamur merupakan organisme yang tidak berklorifil sehingga tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang beklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi dibuat/dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Karena ketergantungannya terhadap organisme lain inilah maka jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik (Cahyana, dkk, 2001). Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer bagi masyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdaganggkan di pasar antara lain adalah jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur champingon (Agaritus bitorquis, A. campetris dan A. bisporus), jamur kayu seperti jamur kuping (Auricularui auricular), jamur shiitake (Lentinus) dan beberapa jenis jamur tiram

(Pleurotus spp.). Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya

jamur tiram sebagai bahan makanan lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negaranegara konsumen jamur terbesar antara lain adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia, Inggris, Belanda, dan Italia (Djarijah dan Djarijah, 2001).

Universitas Sumatera Utara

Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat enak dimakan serta mempunyai kandungan gizi yang tinggi dibandingkan dengan jamur lain. Jamur ini mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia sebagai protein nabati yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencengah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi berat badan dan penyakit diabetes. Kandungan asam fosfatnya (vitamin B-komplek) tinggi, sehingga dapat menyembuhkan anemia dan obat anti tumor. Disamping itu dapat digunakan untuk mencengah dan menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekuranagn zat besi (Pasaribu, dkk, 2002). Dalam lima dekade ini, nilai ekonomis jamur (cendawan, mushroom) selalu meningkat. Untuk jamur tiram, dalam 10 tahun ini sudah lebih dikenal dan memasyrakat. Sejalan dengan permintaan pasar dan potensi jamur tiram kita yang tinggi, Indonesia termasuk negara yang berpeluang untuk membuka ekspor jamur ke manca negara. Beberapa faktor yang harus ditingkatkan untuk menembus pasar baik dalam maupun luar negeri adalah optimalisasi kultur teknis dan perlakuan pasca panen yang menjamin kesegaran jamur (Warintek, 2005). Pada umumnya subsrat yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah serbuk kayu. Sebagai konsekuensi, akan timbul masalah apabila serbuk kayu sukar diperoleh atau tidak ada sama sekali di lokasi yang akan menjadi sasaran penyebaran budidaya jamur tiram. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dicari substrat alternatif yang banyak tersedia dan mudah diperoleh di daerah tersebut. Sebelum substrat tersebut dijadikan bahan alternatif, perlu dikaji terlebih dahulu karakteristik pertumbuhan dan produksi jamur tiram yang akan dihasilkan (Parlindungan, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Secara tradisional di Jepang bibit jamur ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modern, media tumbuh berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk P dan air (Setiawati, 2005). Penelitian tentang media tumbuh jamur tiram terus dikembangkan. Seperti hasil penelitian Muthoin (2005) yang melakukan penelitian penggunaan tepung jagung dan penambahan berbagai suplemen yaitu TSP dan gula pasir memberikan hasil yang baik pada pertumbuhan miselium, bobot segar, jumlah tubuh buah dan rasio efisiensi biologis. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Puranti (2003) dengan penambahan molase dan penggunaan dedak diperoleh adanya interaksi antara penambahan molase dan penggunaan dedak terhadap saat muncul miselium, saat muncul tubuh buah dan jumlah tubuh buah. Menurut Sumiati dan Herbagiandono (1987) secara alamiah jamur tiram putih mempunyai kemampuan memproduksi enzim yang dapat mengurai material yang menyerupai kandungan selulosa dan lignin seperti yang dikandung oleh bahan buangan (limbah) tanaman pangan dan tanaman hortikultura. Selama ini penelitian yang telah banyak dilakukan adalah penggunaan bahan buangan bekatul, jerami dan sekam (Puranti, 2003). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakuakan penelitian untuk menguji pertumbuhan dan produksi beberapa jenis jamur tiram pada berbagai media tanam.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan pertumbuhan dan produksi beberapa jenis jamur tiram pada berbagai media tanam.

Hipotesis Penelitian 1. Adanya perbedaan pertumbuhan dan produksi beberbagai jenis jamur tiram 2. Adanya pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syrat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertania, Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara