Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

30 downloads 266 Views 98KB Size Report
Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Masa

remaja sering digambarkan masa yang paling indah, dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan. Namun masa remaja juga identik dengan kata pemberontakan dalam psikologi sendiri sering disebut sebagai masa strom and stress karena banyaknya goncangan-goncangan dan perubahan yangcukup radikal dari masa sebelumnya (Soetjiningsih, 2004). Menurut Lazarus dan Folkman dalam Santrock, 2003 kondisi stres dapat terjadi bila terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan antara kemampuan dan tuntutan. Tuntutan merupakan tekanan-tekanan yang tidak dapat diabaikan karena jika tidak dipenuhi, akan menyebabkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi individu. Tuntutan dapat diartikan sebagai element fisik atau psikososial dari suatu situasi yang harus ditanggapi melalui tindakan fisik atau mental oleh individu, sebagai upaya dalam menyesuaikan diri. Semakin banyak stresor yang datang, semakin meningkat pula tingkat stres pada remaja. Stres akan berkembang menjadi lebih buruk lagi bahkan depresi apabila tidak melakukan penangan yang tepat. Usaha yang dilakukan individu untuk mengontrol tekanan dikatakan sebagai koping (Omizo dalam Santrok, 2003). Dunia pendidikan saat ini memiliki tuntutan yang tinggi terhadap prestasi siswanya. Tuntutan yang tinggi itu kadangkala menjadi penyebab munculnya stres

Universitas Sumatera Utara

pada anak-anak yang memang tidak memiliki kesiapan dan kedisiplinan dalam belajar (Elisabeth Scot, 2009). Menurut Baldwin (2002) dalam menghadapi pelajaran yang berat di sekolah menimbulkan stress pada remaja, terutama bagi remaja high school, karena pada saat ini remaja pada umumnya mengalami tekanan untuk mendapat nilai yang baik dan bisa masuk ke universitas favorit. Stres pada remaja juga disebabkan karena tuntutan dari orangtua dan masyarakat. Orang tua biasanya menuntut anaknya untuk mempunyai nilai yang bagus di sekolah tanpa melihat kemampuan si anak. Beban berat yang dialami remaja ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit kepala, kurangnya nafsu makan, kecemasan yang berlebihan, dan lain-lain. Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam psikologi lazim disebut learning plateau. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar dapat membuat siswa tersebut merasa teleh mubazir usahanya.(Muhibin Syah, 2003). Banyak penelitian menunjukkan jumlah perempuan yang mengalami depresi dua kali lebih banyak dibandingkan laki-laki (Nolen-Hoeksema, 2001). Bahkan sejumlah penelitian menemukan perempuan tiga kali lebih rentan terhadap depresi dibandingkan laki-laki (Neale, Davis, & Kring, 2004). Hal ini berlaku baik pada depresi ringan, sedang, maupun berat. Perbedaan gender ini ditemukan pada sejumlah negara, suku bangsa, dan seluruh tahap usia dewasa. Menariknya, Angold, Costello, dan Worthman (1998) tidak menemukan perbedaan gender ini pada anak-anak. Namun demikian, sekitar usia 14 atau 15 tahun, depresi pada

Universitas Sumatera Utara

remaja putri mulai meningkat, sedangkan pada remaja putra tetap stabil (NolenHoeksema & Girgus, 1994). Menurut Baldwin (2002) sumber stres pada remaja laki-laki dan perempuan pada umumnya sama, namun dampak beban ini berbeda pada remaja perempuan dan laki-laki. remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya. Menurut penelitian prestasi remaja perempuan lebih baik dari dibanding remaja laki-laki. Nilai mereka lebih baik, mereka juga lebih menonjol. Karena tuntutan dan motivasi mereka lebih tinggi. Akibatnya, remaja perempuan menderita beban psikis yang lebih berat dibandingkan remaja laki-laki. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di SMA Plus Pematang Raya Kab.Simalungun peneliti menemukan para siswa SMA Plus Pematang Raya sering menunjukkan gejala stres. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain beratnya beban belajar siswa karena kurikulum yang diterapkan kurikulum tingkat satuan pengajaran, seperti biasa ditambah dengan ekstrakurikuler. Jadwal belajar yang begitu padat terkadang membawa stres bagi siswa karena siswa merasa lelah dan jenuh akibat seharian belajar. Kondisi seperti ini ditambah lagi karena siswa tinggal di asrama, dimana mereka harus pandai membagi waktu dalam mengikuti seluruh kegiatan di asrama. Gaya hidup modern, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat membawa tuntutan baru bagi siswa untuk dapat menguasainya dengan cepat dan tepat, sementara banyak orangtua siswa yang selalu menuntut agar anaknya berprestasi di sekolah. Oleh karena itu penting sekali bagi siswa berlatih meningkatkan keterampilan manajemen stres untuk mengurangi atau mengatasi stres yang dialaminya dalam kehidupan sehari-

Universitas Sumatera Utara

hari. Baik pihak sekolah juga sebaiknya memberi keterampilan untuk manajemen stress yang baik dalam aktivitas belajar. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang timbul adalah : “apakah ada perbedaan cara mengatasi stress dalam aktivitas belajar antara remaja laki-laki dan perempuan di SMA Plus Pematang Raya Kab.Simalungun?

2.

Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

pertanyaan yang timbul adalah : “ Apakah ada perbedaan cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar antara remaja laki-laki dan perempuan di SMA Plus Pematang Raya Kabupaten Simalungun?”.

3.

Tujuan Penelitian

3.1 Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi perbedaan cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar antara remaja laki-laki dan perempuan. 3.2 Tujuan Khusus 3.2.1 Untuk mengidentifikasi cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar pada remaja laki-laki. 3.2.2 Untuk mengidentifikasi cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar pada remaja perempuan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan Diharapkan

hasil

penelitian

ini

dapat

memberikan

sumbangan

dalam

pengembangan ilmu keperawatan anak khususnya yang terkait dengan perbedaan cara mengatasi stres pada remaja laki-laki dan perempuan

4.2 Bagi pratik Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada remaja. Penilaian perbedaan cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar dapat dijadikan sebagai data di keperawatan komunitas untuk melakukan penanganan stress pada remaja.

4.3 Bagi Penelitian Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan peneletian lebih lanjut terkait dengan stress pada remaja.

Universitas Sumatera Utara