Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

152 downloads 236 Views 357KB Size Report
Penelitian bidang kesehatan pada umumnya bertujuan untuk ... Mengacu pada uraian di atas maka peranan statistik dalam suatu penelitian pada umumnya ...
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian bidang kesehatan pada umumnya bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk perencanaan kegiatan medis-klinis atau medis sosial, atau untuk mengembangkan ilmu kesehatan itu sendiri yang pada akhirnya akan berguna bagi kesejahteraan manusia. Tingkat penelitian dalam bidang ilmu kesehatan dapat dibagi ke dalam 2 golongan besar, yakni penelitian yang bersifat deskriptif dan analitik. Dalam penelitian deskriptif peneliti mengadakan eksplorasi fenomena tanpa berusaha mencari hubungan antar-variabel di dalam fenomena tersebut, sedangkan dalam penelitian analitik disamping dilakukan identifikasi serta pengukuran variabel, penelitipun akan mencari hubungan antar-variabel untuk menerangkan kejadian atau fenomena tersebut. Peneliti dapat hanya mengukur fenomena alamiah yang ada tanpa melakukan intervensi terhadap variabel (bersifat analitik observasional) akan tetapi ia dapat pula melakukan intervensi terhadap variabel tergantung (penelitian eksperimen atau intervensional) (Sastroasmoro, 1995). Pengujian hipotesis berguna untuk membantu pengambilan keputusan apakah suatu hipotesis yang diajukan, seperti perbedaan atau hubungan cukup meyakinkan untuk ditolak atau tidak ditolak. Setelah hipotesis disiapkan, tentu kemudian dikumpulkan data empiris yang menghasilkan informasi mengenai dapatnya hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Dalam rangka mencapai suatu keputusan objektif

Universitas Sumatera Utara

mengenai apakah suatu hipotesis diperkuat oleh data, maka prosedur objektif untuk menolak atau menerima hipotesis harus diterapkan dengan baik (Lenny, 2003). Mengacu pada uraian di atas maka peranan statistik dalam suatu penelitian pada umumnya adalah untuk membantu dalam pengolahan dan analisis data. Analisa statistik yang tepat dan benar dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah hubungan kausalitas antara dua atau lebih vatriabel benar-benar terkait secara benar dalam kausalitas empiris atau apakah hubungan itu hanya bersifat random atau kebetulan saja. Meskipun demikian praktek penggunaan metode statistik dalam suatu penelitian tidak selalu tepat. Beberapa bukti kajian kritis yang dilakukan Ross (1951), Badgley (1961), Schor dan Karten (1966), Gore, Jones dan Rytter (1977) terhadap ratusan laporan penelitian yang dimuat dalam literatur medik antara tahun 1950 dan 1976, mengungkapkan bahwa sekitar 30-50% di tahun 1976 memuat kesalahan-kesalahan pemakaian metode statistik (Murti, 1996). Kesalahan dalam penggunaan metode statistik dapat mengakibatkan bias (penyimpangan) yang mungkin akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan serta kesalahan dalam memberikan informasi-informasi penting sebagai hasil dari sebuah penelitian yang pada akhirnya akan membuat suatu penelitian menjadi tidak mempunyai manfaat dan mengurangi aspek ilmiah dari penelitian tersebut (Lenny, 2003). Dari sekian banyak uji statistik yang dapat digunakan untuk analisis data, uji exact fisher dan uji koreksi Yates merupakan metode analisis non parametrik yang lebih akurat daripada uji chi-kuadrat. Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan χ2)

Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependen berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskret. Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel χ2). Dalam menentukan uji kai kuadrat harus memenuhi syarat : 1) sampel dipilih secara acak, 2) semua pengamatan dilakukan dengan independen, 3) setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1, sel-sel dengan frekuensi harapan < 5 tidak melebihi 20% dari total sel, 4) besar sampel sebaiknya > 40 (Cochran, 1954 dalam Murti, 1996). Keterbatasan penggunaan uji Kai Kuadrat adalah tehnik uji kai kuadarat memakai data yang diskret dengan pendekatan distribusi kontinu. Pendekatan yang dihasilkan tergantung pada jenis dari tabel kontingensi. Untuk menjamin pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar frekuensi harapan tidak boleh terlalu kecil, dengan ketentuan : tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu) dan tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima). Bila terdapat nilai ekspektasi < 5 dalam suatu tabel kontingensi, maka cara untuk menanggulanginya adalah dengan menggabungkan nilai dari sel yang kecil ke sel lainnya (mengcollaps), artinya kategori dari variabel dikurangi sehingga kategori yang nilai harapannya kecil dapat digabung ke kategori lain. Khusus untuk tabel 2x2 hal ini tidak dapat dilakukan, maka solusinya adalah melakukan uji “Fisher Exact atau Koreksi Yates” (Murti, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Uji pasti Fisher merupakan alternatif yang biasa dipakai untuk ukuran sampel kecil. Prosedur uji pasti fisher dapat memberikan hasil yang akurat untuk semua tabel 2 x 2, yang nilai-nilai harapannya terlalu kecil untuk dapat dianalisis dengan uji Kai Kuadrat. Pada kondisi dimana uji Kai Kuadrat boleh digunakan, kedua uji ini akan memberikan hasil yang mendekati sama (Murti, 1996). Atas dasar tersebut maka dilakukan penelitian uji exact Fisher dan uji koreksi Yates untuk melihat perbandingan kedua uji tersebut sebagai suatu nilai koreksi terhadap hasil distribusi kontinu. Peneliti menggunakan data karakteristik ibu dan bayi (0-6 bulan) dengan kejadian infeksi di Puskesmas Sunggal Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010. Dimana data karakteristik ibu dan bayi (0-6 bulan) dan kejadian infeksi berbentuk skala nominal untuk melihat perbandingan kedua uji tersebut. Pemberian makanan tambahan atau MP-ASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman, belum lagi jika tidak disajikan higienis. Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi pada salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan. Sedangkan pemberian cairan tambahan meningkatkan resiko terkena penyakit. Karena pemberian cairan dan makanan padat menjadi sarana masuknya bakteri pathogen (Pudjiadi, 2003). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2008, menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum berusia enam bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan mendapatkan MP-ASI dengan tepat waktu (usia pemberian MP ASI setelah enam bulan). Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa bayi atau anak

Universitas Sumatera Utara

yang usianya lebih dari enam bulan dan telah diberi makanan pendamping ASI dengan tepat, dapat terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas. Sebab dilihat dari berbagai faktor seperti frekuensi pemberian makanan pendamping ASI, porsi pemberian makanan pendamping ASI, jenis makanan pendamping ASI, dan cara pemberian makanan pendamping ASI pada bayi ataupun anak sangat berpengaruh besar untuk terserangnya penyakit diare dan lain-lain (Depkes RI, 2007). Menurut Suhardjo (2004), dari beberapa studi lapangan yang telah dilakukan, terdapat hasil bahwa masih banyak ibu-ibu yang memberikan MP-ASI secara dini, juga terkadang ibu memberikan makanan prelakteal (makanan yang diberikan kepada bayi sebelum diberi ASI) dengan alasan agar bayi berhenti menangis dan ASI belum keluar. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi diberikan pada bayi saat bayi memasuki usia dua sampai tiga bulan tujuannya agar bayi tenang dan tidak rewel. Berdasarkan pemikiran di atas dan dalam rangka pemahaman yang lebih komprehensif tentang metode analisa data, penulis tertarik untuk membandingkan uji exact fisher dan koreksi yates dengan mengunakan data bayi di wilayah kerja Puskesmas Sunggal Kecamatan Sunggal tahun 2010. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan hasil uji Hubungan Karakteristik Ibu dan Bayi dengan Kejadian Infeksi (Studi Kasus pada Bayi 0-6 Bulan yang Diberi MP-ASI di Puskesmas Sunggal Tahun 2010) dapat diketahui dengan uji statistik Exact Fisher ataupun Uji Koreksi Yates.

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbandingan hasil uji exact fisher dan uji koreksi yates dalam meneliti hubungan karakteristik ibu dan bayi dengan kejadian infeksi (studi kasus pada bayi 0-6 bulan yang diberi MP-ASI di Puskesmas Sunggal tahun 2010) 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian infeksi pada bayi dengan menggunakan uji exact fisher dan uji koreksi yates. 2. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian infeksi pada bayi dengan menggunakan uji exact fisher dan uji koreksi Yates. 3. Untuk mengetahui hubungan umur bayi dengan kejadian infeksi pada bayi dengan menggunakan uji exact fisher dan uji koreksi yates. 4. Untuk mengetahui hubungan berat badan bayi dengan kejadian infeksi pada bayi dengan menggunakan uji exact fisher dan uji koreksi yates. 5. Untuk mengetahui hubungan tinggi badan bayi dengan kejadian infeksi pada bayi dengan menggunakan uji exact fisher dan uji koreksi yates. 6. Untuk mengetahui perbandingan hasil uji exact fisher dan uji koreksi Yates dalam menguji hubungan umur ibu dengan kejadian infeksi pada bayi. 7. Untuk mengetahui perbandingan hasil uji exact fisher dan uji koreksi Yates dalam menguji hubungan paritas ibu dengan kejadian infeksi pada bayi. 8. Untuk mengetahui perbandingan hasil uji exact fisher dan uji koreksi Yates dalam menguji hubungan umur bayi dengan kejadian infeksi pada bayi.

Universitas Sumatera Utara

9. Untuk mengetahui perbandingan hasil uji exact fisher dan uji koreksi Yates dalam menguji hubungan berat badan bayi dengan kejadian infeksi pada bayi. 10. Untuk mengetahui perbandingan hasil uji exact fisher dan uji koreksi Yates dalam menguji hubungan tinggi badan bayi dengan kejadian infeksi pada bayi. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pengguna statistik tentang perbandingan uji exact fisher dan uji koreksi Yates. 2. Sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan degan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara