Download (29Kb)

164 downloads 356 Views 30KB Size Report
menulis puisi pada dasarnya adalah keterampilan dalam merangkum atau ... dimilkinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsep.
1

`BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek berbahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dipelajari dan dikuasai dengan baik. Menurut Tarigan (1993:21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Lebih lanjut, menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:968) adalah (1) membuat huruf dengan pena (pensil, kapur); (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang atau membuat surat) dengan tulisan; (3) menggambar; (4) melukis; (5) membatik. Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat dikatakan menulis merupakan kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis. Keterampilan menulis bisa diwujudkan dengan menulis puisi. Keterampilan menulis puisi pada dasarnya adalah keterampilan dalam merangkum atau menyusun kata-kata sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Menurut Suryaman (2005:20) puisi merupakan karya emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur dengan memperhatikan pembaca. Waluyo (2005:1) menambahkan, puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi

1

2

irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Namun, menulis puisi bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu berlatih terus menerus agar dapat menulis puisi dengan baik. Pada kenyataannya, banyak siswa cenderung menghindari pembelajaran menulis puisi. Mereka menganggap kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang sulit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis puisi pada siswa, di antaranya adalah minat siswa yang masih tergolong rendah, pembelajaran menulis belum dilaksanakan secara maksimal di sekolah, belum maksimalnya penggunaan teknik, strategi, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis puisi sehingga membuat siswa terkadang merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik untuk berlatih secara terus menerus menulis puisi, sehingga banyak siswa yang merasa kesulitan menemukan ide-ide cemerlang, gagasan dan pemikiran kreatif mereka di dalam tulisan. Menghadapi hal tersebut para siswa harus dibiasakan untuk menulis sebuah puisi melalui suatu pendekatan proses. Dalam menulis puisi, siswa harus memiliki keterampilan kebahasaan yang baik, kreatif dan imajinatif. Peran seorang guru sangat penting karena untuk menjalankan sebuah pendekatan proses dan menghasilkan tulisan yang baik tidak semata-mata hanya hasil akhir siswa yang dinilai, tetapi lebih pada proses bagaimana tulisan (puisi) tersebut dihasilkan. Peran seorang guru sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran menulis puisi pada siswa. Guru tidak hanya mengajarkan teori bagaimana cara menulis puisi yang baik dan menilai hasil akhir tulisan (puisi) siswa, tetapi guru juga harus berperan aktif membimbing dan mendampingi siswa dalam proses

3

menulis puisi. Dalam proses pembelajaran menulis puisi di sekolah-sekolah, sebagian besar guru hanya mengajarkan tentang teori-teori puisi dan bagaimana cara menulis puisi yang baik tanpa berusaha membimbing siswa dalam belajar menulis sebuah puisi. Para guru kebanyakan masih menggunakan cara pengajaran lama yang lebih menitikberatkan pada ceramah, tanya jawab, dan penugasan untuk siswa. Berdasarkan kurikulum KTSP, keterampilan menulis puisi terdapat pada materi kelas VIII SMP. Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru pada hari Senin, I Maret 2012 kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul khususnya kelas VIIIA dihadapkan pada berbagai kendala. Kendala tersebut yaitu minat siswa kurang, siswa kesulitan menemukan ide atau inspirasi, siswa kesulitan mendapatkan imajinasi, siswa kesulitan menemukan kata pertama dalam puisinya, siswa kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi, dan kurang bervariasinya media. Pembelajaran menulis puisi yang selama ini biasa dilakukan yaitu: guru menjelaskan terlebih dahulu tentang materi menulis puisi. Setelah itu, siswa praktik menulis puisi tanpa adanya media. Namun, strategi pembelajaran tersebut belum seutuhnya efektif. Siswa pada umumnya masih sulit untuk menemukan ide, inspirasi, imajinasi dan minat siswa pun masih rendah. Permasalahan di atas tentu membutuhkan sebuah solusi. Solusi yang diharapkan adalah sesuatu yang dapat meningkatkan minat siswa, dapat memunculkan ide, inspirasi, serta imajinasi sehingga dapat membantu siswa

4

dalam menulis puisi. Media pembelajaran menjadi salah satu alternatif yang bisa dijadikan solusi. Mengadopsi perkembangan zaman yang sarat teknologi, maka media pembelajaran dapat diwujudkan dengan teknologi yang berkembang saat ini. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa. Oleh karena itu, pemilihan media pembelajaran dan pembelajaran puisi ada baiknya disesuaikan dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Konsep belajar ini mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Media yang dimaksud seperti yang dijelaskan di atas yaitu media Video Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7. Widyaningrum dan Christiastuti (dalam Hasibuan, 2011) menyatakan reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam) dan disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tidak sekedar mengekspos kehidupan orang, tetapijuga ajang kompetisi, bahkan menjahili orang. Sementara itu, Salis (2010) menyatakan bahwa reality show adalah sebuah tayangan yang dinyatakan ke pemirsa sebagai sebuah tayangan yang diambil langsung dari situasi sebenarnya (real) dan telah mendapat persetujuan semua

5

pihak yang terlibat. Namun, lebih lanjut Salis (2010) menyebut reality show dengan istilah drama reality. Hal tersebut karena Salis beranggapan bahwa pada tayangan reality show di televisi telah melalui proses editing, menggunakan skenario, menggunakan arahan sutradara, dengan adanya sedikit akting dari tokoh di dalamnya. Dalam hal ini, media Video Reality show “Orang Pinggiran” Trans7 merupakan video (audiovisual) yang berisi tentang cuplikan acara Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7. Acara Reality Show “Orang Pinggiran”ditayangkan setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada pukul 17.30 WIB sampai 18.00 WIB di stasiun TV Trans7. Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7 merupakan program acara semi dokumenter yang bercerita mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup meskipun kehidupan mereka terus tergerus oleh perkembangan zaman. Memenuhi berbagai kebutuhan hidup meskipun dengan keterbatasan dan ketertinggalan menjadi inspirasi tersendiri bagi penonton. Motivasi dan semangat mereka menjalani hidup dapat mengatasi berbagai halangan yang ada. Pemilihan media Video Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7 ini memiliki alasan bahwa dengan menggunakan media Video Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7 sebagai media pembelajaran menulis puisi diharapkan siswa akan lebih antusias dalam pembelajaran serta membantu untuk memunculkan ide, imajinasi, dan inspirasi. Hal tersebut karena siswa benar-benar melihat tayangan (audio-visual) bukan hanya angan-angan saja. Selain itu, Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7 berisi tentang perjuangan masyarakat dengan latar belakang

6

ekonomi yang rendah (pas-pasan) dalam menjalani hidup diharapkan mampu memunculkan ide, imajinasi, dan inspirasi siswa dalam menulis puisi. Kondisi masyarakat dengan latar belakang ekonomi rendah yang ada pada media Video Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7 tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, siswa benar-benar mampu (seolah-olah) merasakan kehidupan “Orang Pinggiran” seperti yang ada pada video. Berdasarkan hal tersebut diharapakan siswa lebih berminat dan antusias dalam menulis puisi. Selain itu, media yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa diharapkan dapat membantu memunculkan ide, inspirasi, serta imajinasi sehingga dapat membantu siswa dalam menulis puisi. Berdasarkan pendekatan kontekstual menggunakan media video kisahkisah yang ada di dalam Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7, diharapkan dapat merangsang ide, inspirasi, serta imajinasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul dalam menulis puisi, sehingga puisi-puisi yang dihasil menjadi lebih baik. Selain itu, penggunaan audiovisual sebagai media diharapkan mampu meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual menggunakan media pembelajaran Video Reality Show “Orang Pinggiran” Trans7 pada materi pembelajaran menulis puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membantu meningkatkan keterampilan menulis puisi.

7

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat di identifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut. 1.

Pembelajaran menulis puisi dihadapkan pada berbagai kendala.

2.

Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul dalam menulis puisi masih rendah.

3.

Minat siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul terhadap pembelajaran menulis puisi rendah.

4.

Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul masih sulit menemukan dan mengembangkan ide dalam menulis puisi.

5.

Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul masih kesulitan mendapatkan imajinasi dalam menulis puisi.

6.

Kurang bervariasinya media pembelajaran dalam menulis puisi.

7.

Perlu

dilakukan

penelitian

mengenai

pemebelajaran

menulis

puisi

menggunakan media pembelajaran Video Reality Show pada materi pembelajaran menulis puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membantu meningkatkan keterampilan menulis puisi Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul.

C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah masih terlalu luas, sehingga tidak dapat diteliti seluruhnya dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada permasalahan kemampuan menulis yang masih

8

rendah, minat siswa yang rendah, kesulitan siswa dalam menemukan ide saat menulis puisi, kurang bervariasinya media pembelajaran dalam menulis puisi, serta

perlu

dilakukan

penelitian

mengenai

pembelajaran

meulis

puisi

menggunakan media pembelajaran Video Reality Show pada materi pembelajaran menulis puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membantu meningkatkan keterampilan menulis puisi Siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul.Hal ini dimaksudkan agar penelitian lebih terfokus dan hasilnya bisa maksimal.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

Rumusan

masalah

dalam

penelitian

ini

adalah

bagaimanakah

pembelajaran menulis puisi menggunakan media Video Reality Show dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul?

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi menggunakan media Video Reality Show kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul.

9

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaa praktis bagi siswa, guru, dan sekolah: 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi, dan meningkatkan keberanian siswa dalam berpikir. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan keluasan teori dalam pembelajaran menulis dan dapat mengembangkan keterampilan guru bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis puisi.. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya menulis puisi siswa.

G. Batasan Istilah Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca tentang istilah pada judul skripsi ini, perlu adanya pembatasan istilah. 1.

Puisi adalah suatu karya sastra yang memiliki bahasa imajinasi, singkat, padat, dan indah.

2.

Keterampilan Menulis puisi adalah kegiatan menuangkan gagasan, ide atau pendapat yang akan disampaikan kepada orang lain (pembaca) melalui bahasa puisi yang bersifat imajinatif.

10

3.

Media Video Reality Show adalah alat bantu berupa video (audiovisual) yang berisi program acara semi dokumenter yang bercerita mengenai perjuangan orang pinggiran untuk bisa bertahan hidup.