Download this PDF file

10 downloads 2973 Views 369KB Size Report
saraf, sedangkan efek pada bobot hepar adalah meningkatkan bobot hepar ... menekan sistem saraf pusat, akibatnya ..... http://ellacrazy.multiply.com/journal/it.
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011

Rasio Bobot Hepar-Tubuh Mencit (Mus musculus L.) setelah Pemberian Diazepam, Formalin, dan Minuman Beralkohol Arief Niendya W*, Muhammad Anwar Djaelani*, Teguh Suprihatin* *Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Abstract Drugs abuse and addictive compound were increasing. The drugs abuse and compound non food itself are diazepam, formaldehyde and alcohol which can generate negative impact to human. The effect of diazepam in body can pressure nerve system meanwhile, effect in liver-body mass ratio is increasing ratio as respon at toxic which is entering the body. Alcohol effect in liver can make lipid deposition in liver. The effect of formalin can initiate damage to liver caused toxic compound. Mice (Mus musculus) were used as animal test to show the damage excessive dose of giving diazepam, formalin, and alcohol to liver-body mass ratio in mice. The benefit of this research is give information about influence of treatment diazepam, formaldehyde and alcohol at liver-body mass of mice. The method of treatment used complete random plan which is divided into four groups of treatment, repeating four times each group. Group P0 (aquadest as control) P1 (diazepam 0. 04 mg) P2 (formaldehyde 0. 01%) P3 (alcohol 4.8%). The research spent 1 month, six days for acclimatization and 24 days for treatment period. The data was analyzed with anova. The result showed that three compounds was not significant different compared with control. It was happened becaused metabolism of diazepam, formaldehyde and alcohol can do perfectly in the liver, so it was not affected the liver-body mass ratio. The conclusion diazepam, formaldehyde and alcohol was not influence the liver-body mass which showed physiological process in mice related to metabolism process in produce food reserve. keyword: diazepam, formaldehyde, alcohol, liver-body mass ratio,mice (Mus musculus) Abstrak Penyalahgunaan obat dan senyawa aditif dewasa ini semakin meningkat. Penyalahgunaan obat dan senyawa bukan makanan tersebut antara lain diazepam, formalin dan minuman beralkohol menimbulkan dampak negatif pada manusia. Efek dari diazepam pada tubuh adalah menekan sistem saraf, sedangkan efek pada bobot hepar adalah meningkatkan bobot hepar sebagai respon pada zat racun yang masuk. Efek alkohol pada hepar adalah timbulnya perlemakan pada hepar. Efek dari formalin dapat memicu terjadinya kerusakan hepar karena zat tersebut sangat toksik. Mencit (Mus musculus) digunakan sebagai hewan uji untuk mengetahui dampak dosis berlebih dari pemberian diazepam, formalin, dan minuman beralkohol pada rasio bobot hepar-tubuh mencit. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengaruh pemberian diazepam, formalin dan minuman beralkohol pada rasio bobot hepar-tubuh mencit. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap yang terdiri atas tiga kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol dengan masing-masing empat ulangan. Kelompok P0 (aquades sebagai kontrol) P1 (diazepam 0.04mg), P2 (formalin 0,01%), P3 (minuman beralkohol kandungan 4.8%). Penilitian dilakukan selama 1 bulan dengan 6 hari masa aklimatisasi dan 24 hari masa perlakuan. Hasil analisis data dengan anova menunjukkan bahwa ketiga zat tersebut menimbulkan efek yang berbeda tidak nyata bila dibandingkan dengan kontrol. Hal tersebut terjadi diduga kemampuan hepar dalam memetabolisme ketiga zat tersebut secara sempurna, sehingga tidak menimbulkan efek pada rasio bobot hepar-tubuh. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian diazepam, formalin dan minuman beralkohol tidak berpengaruh pada rasio bobot hepar-tubuh yang digunakan untuk menggambarkan proses fisiologis tubuh mencit terkait dengan proses metabolisme dalam menghasilkan cadangan makanan. Kata kunci : diazepam, formalin, minuman beralkohol, rasio bobot hepar-tubuh, mencit (Mus musculus)

16

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 kegelisahan,

PENDAHULUAN Penyalahgunaan

obat

dan

kurang tanggap terhadap

rangsang dari luar, dan gangguan pada

senyawa bukan makanan akhir-akhir ini

sistem

saraf.

banyak terjadi di masyarakat. Beberapa

menekan sistem saraf pusat, akibatnya

jenis obat dan senyawa bukan makanan

kerja

yang sering disalahgunakan umumnya

mengakibatkan kerja organ terutama hepar

merupakan jenis senyawa bukan makanan

akan terganggu (Katzung, 2002).

organ

atau obat yang tersedia di pasaran dan mudah

diperoleh

misalnya: minuman

oleh

diazepam, beralkohol.

masyarakat, formalin,

dan

Penyalahgunaan

Efek

diazepam

terganggu

Formalin

adalah sehingga

merupakan

larutan

komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formalin. Formalin biasa ditemukan di pasaran

dalam

bentuk

yang

sudah

obat dan senyawa bukan makanan terjadi

diencerkan dengan kandungan formalin

karena berubahnya pola hidup masyarakat.

10-40 % (Yasin, 2006).

Masyarakat cenderung menggunakan obat dan

senyawa

bukan

makanan

Penyalahgunaan

formalin

tanpa

dibidang makanan saat ini sangat marak.

memperhatikan aturan pemakaian dan

Berdasarkan hasil pemantauan BB-POM

dosisnya.

di Surabaya, dari 91 contoh pangan olahan

Diazepam merupakan salah satu

yang dijual di pasaran, sebanyak 24

golongan senyawa benzodiazepin yang

diantaranya positif mengandung formalin.

biasanya disalahgunakan oleh masyarakat

Selain mi basah, makanan lain yang

karena memiliki efek depresan atau obat

mengandung banyak formalin adalah tahu,

penenang.

ikan asin, dan ikan segar. Berdasarkan

Efek penenang disebabkan

karena diazepam tergolong dalam obat

laporan

sedatif yang memiliki efek yang kuat pada

diketemukan pada salah satu produk pasta

sistem

maka

gigi terkemuka merek X. Kadar formalin

senyawa-senyawa ini dikenal sebagai obat-

yang terdapat dalam pasta gigi tersebut

obat sedatif-otonomik. Diazepam juga

berkisar 1 ppm dan hal itu sudah diakui

dapat digunakan untuk kejang otot, kejang

oleh

otot

Formalin pada konsentrasi yang sangat

saraf

otonom

merupakan

Diazepam

perifer,

penyakit

digunakan

neurologi.

sebagai

obat

tinggi

BB-POM

produsen dapat

pasta

formalin

gigi

menyebabkan

juga

tersebut. kematian

penenang dan dapat juga dikombinasikan

karena kerusakan yang dialami oleh organ

dengan obat lain (Katzung, 2002).

tubuh misalnya ginjal, hepar, paru-paru

Diazepam yang disalahgunakan oleh perorangan dapat mengakibatkan

17

dan lain-lain. (Yasin, 2006).

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 Alkohol

untuk

cadangan makanan dalam tubuh. zat

menyebut etanol, yang juga disebut grain

makanan yang disimpan sebagai cadangan

alcohol. Alkohol yang terkandung dalam

yang akan mempengaruhi bobot tubuh dari

minuman

suatu individu.

keras

sering

dipakai

adalah

etanol

yang

diperoleh dari proses fermentasi (Joewana,

Berdasarkan hal tersebut di atas

1989). Alkohol merupakan salah satu

maka

senyawa bukan makanan yang sering

penggunaan

dimanfaatkan Masyarakat

perlu

diteliti

dampak

diazepam,

negatif

formalin,

dan

oleh

masyarakat.

minuman beralkohol bila disalahgunakan

biasanya

mengkonsumsi

penggunaannya pada rasio bobot hepar-

alkohol dalam bentuk minuman. (Anonim,

tubuh ditinjau dari segi fisiologis.

2008a). Etanol adalah alkohol yang dapat

METODOLOGI

diminum yang menyebabkan banyak orang mengalami alkoholisme

kecanduan

alkohol

(alcoholism).

atau

Hewan uji yang digunakan untuk penelitian

ini

adalah

mencit

(Mus

Kecanduan

musculus) jantan sebanyak 16 ekor,.

alkohol biasanya disertai dengan gangguan

Hewan uji dipelihara dalam kandang

sistem saraf. Kecanduan alkohol pada

individu, hewan uji selama penelitian

stadium awal menyebabkan penumpukan

diberi pakan berupa pakan pelet jenis BR2,

substansi yang mengandung lemak (fatty)

dan

di dalam hepar, yang dalam stadium lanjut

Pemberian pakan dan minum secara ad

dapat menjadi penyakit sirosis yaitu suatu

libitum. Kondisi lingkungan tiap hewan uji

penyakit disorganisasi hepar yang sulit

sama.

disembuhkan (Anonim, 2008a).

air

minum

berasal

Penelitian

dari

PAM.

menggunakan

Hepar merupakan kelenjar paling

diazepam,

formalin,

besar dalam tubuh. Sel penyusun hepar

beralkohol

sebagai

berupa hepatosit. Fungsi hepar yang

maksimal diazepam untuk manusia adalah

kaitannya dengan zat toksik yang masuk

12

ke dalam tubuh adalah sebagai organ yang

digunakan dosis berlebih untuk manusia

memetabolisme zat racun tersebut. Zat

yaitu 5 mg x 3 kali/hari. Perhitungan dosis

racun selanjutnya akan dieleminasi dari

untuk mencit yaitu perkalian antara dosis

tubuh. Hepar memiliki keterkaitan dengan

berlebih untuk manusia (15 mg) dengan

bobot tubuh karena hepar memetabolisme

faktor konversi mencit (0.00261) yang

zat makanan yang nantinya digunakan

menghasilkan dosis sejumlah 0.04 mg.

untuk aktivitas ataupun disimpan sebagai

Stok diazepam sebanyak 1mL diperoleh

18

mg/hari

dan

minuman

bahan uji.

(Katzung,

2002),

Dosis maka

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 dengan

cara

mengencerkan

4

tablet

Pengambilan data dilakukan pada

diazepam (8mg) dilarutkan dalam 20mL

akhir

aquadest. Pengenceran untuk perlakuan

Pengambilan data utama berupa bobot

dengan cara 1mL larutan stok dilarutkan

akhir tubuh diperoleh dengan dengan

dalam 9 mL aquadest. Dosis berlebih

menimbang mencit yang telah dipuasakan

formalin untuk masuia adalah 100 ppm

selama 24 jam. Penimbangan mencit

(0.01%)

dilakukan

(Daniel,

2006).

Pengenceran

percobaan

selama

dalam

24

keadaan

hari.

hidup.

untuk stok (1 mL) dilakukan dengan cara

Pengambilan data utama yang lain adalah

1mL larutan formalin 40% dilarutkan

bobot hepar, data bobot hepar diperoleh

dalam 39 mL aquadest. Pengenceran untuk

dengan menimbang bobot hepar dari

perlakuan dengan cara 1mL larutan stok

mencit yang telah dimatikan dengan cara

dilarutkan dalam 99 mL aquadest sehingga

dislokasi leher. Data berupa bobot akhir

diperoleh

tubuh dan

larutan

formalin

konsentrasi 0,01%. beralkohol

yang

dengan

Larutan minuman digunakan

hepar

selanjutnya

diubah

menjadi data rasio melalui persamaan S =

adalah

X / Y, dimana X adalah bobot hepar (g)

minuman beralkohol yang diperdagangkan

dan Y adalah bobot akhir mencit (g), dan S

secara bebas dengan kandungan alkohol

adalah rasio (g/g).

4.8 % secara langsung tanpa pengencera Perlakuan dilakukan selama 4 minggu

setelah

6

hari

penyesuaian.

Perlakuan diberikan secara

adalah konsumsi pakan dan air minum. Data konsumsi pakan diperoleh dengan

oral

menghitung selisih antara bobot pakan

dengan bantuan spuit injeksi dan jarum

yang diberikan dikurangi dengan sisa

gavage

mL/ekor/hari

pakan. Pengambilan data dilakukan setiap

menyesuaikan dengan volume lambung

hari selama perlakuan. Konsumsi air

mencit

Mangkoewidjojo,

minum dihitung dengan mengukur air

1988). Hewan uji sebanyak 16 ekor

minum yang diberikan kepada mencit

dikelompokkan

kelompok

dikurangi air minum yang tersisa. Jumlah

perlakuan dan satu kelompok kontrol,

konsumsi air minum harian diperoleh

setiap kelompok terdiri dari empat ekor

dengan menghitung jumlah konsumsi air

ditentukan

minum

sebanyak (Smith

0,5

dan dalam

secara

tiga

per

Data pendukung yang digunakan

Rancangan

Acak

selama

3

hari

Lengkap, yaitu P0 = kelompok kontrol, P1

Penghitungan

= kelompok perlakuan diazepam, P2 =

dilakukan selama masa perlakuan.

kelompok perlakuan formalin, dan P3 = kelompok perlakuan minuman beralkohol.

19

konsumsi

dibagi air

3.

minum

Data Rasio bobot hepar-tubuh yang diperoleh ditabulasikan kemudian di

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 uji homogenitas dan pola distribusinya.

formalin,

dan

Data tersebut menunjukkan variance yang

terhadap tubuh berbeda-beda tergantung

homogen dan mengikuti pola distribusi

dari

normal selanjutnya di uji beda parametrik

merupakan jenis obat sedatif yang berasal

dengan uji Anova dengan taraf signifikasi

dari

5%.

sedatif

senyawa

Diazepam

benzodiazepine.

memiliki

efek

Diazepam

Obat

sebagai akan

obat

bekerja

mempengaruhi sistem saraf, yaitu dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN analisis

beralkohol

tersebut.

golongan

penenang. Hasil

minuman

data

terhadap

menekan

kerja

sistem

saraf

pusat.

variabel berupa rasio bobot hepar-tubuh

Diazepam yang diberikan melalui jalur

yang telah diberikan perlakuan berupa

peroral akan melewati saluran pencernaan,

diazepam,

formalin

hepar,

beralkohol

selama

menggunakan

dan 24

anova

minuman

hari

dengan

dengan

taraf

kepercayaan 95% ditunjukan pada tabel 1.

dan

Diazepam

diekskresi akan

melalui

diabsorbsi

ren.

melalui

intestinum selanjutnya akan dimetabolisme oleh hepar. Diazepam menurut Katzung

Hasil analisis data rasio bobot

(2002) mudah diserap oleh intestinum

hepar-tubuh dengan anova menunjukkan

karena sifat kelarutannya dalam lemak

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

tinggi sehingga memudahkan senyawa

terhadap rasio bobot hepar mencit setelah

tersebut

diberi perlakuan diazepam (0,04 mg),

Selanjutnya

formalin

didistribusikan

(0,01%),

dan

minuman

beralkohol (4,8%).

menembus

membran

senyawa menuju

hepar

sel.

tersebut melalui

peredaran darah. Diazepam akan aktif

Efek yang ditimbulkan akibat pemberian perlakuan berupa diazepam,

setelah dimetabolisme di hepar (Rostiana, 2008).

Tabel 1. Data rasio bobot hepar-tubuh mencit setelah diberi perlakuan berupa diazepam, formalin, dan minuman beralkohol Kontrol

Diazepam

Formalin

Minuman Beralkohol

Rasio Bobot Hepartubuh

Variabel

0.04525a +0.023394

0.04850a +0.008403

0.05075a +0.004572

0.04200a +0.008381

Konsumsi Pakan (gram)

10.7800 a +1.63923

12.4625 a +1.59339

12.3325 a +0.11057

10.5400 a +0.76633

Konsumsi Minum (mL)

17,68a +1.97821

20,68a +5.50417

22,48a +5.94720

18,23a +4.67003

Nilai adalah Mean ± SD, n=4, =0,05 Nilai dengan superscript yang sama dalam baris yang sama berarti berbeda tidak nyata.

20

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 Enzim proses

yang

metabolisme

berperan

dalam

Meningkatnya jumlah air dalam sel saraf

diazepam

adalah

menyebabkan hiperpolarisasi sel saraf

enzim CYP2C19 dan CYP3A4. Kedua

bersangkutan

enzim tersebut dihasilkan oleh sitokrom P-

aktivitas motorik sel saraf akan menurun

450. Enzim CYP2C19 akan mengubah

(Katzung,2002).

diazepam

menjadi

sedangkan

enzim

desmetildiazepam

Pengaruh

sebagai

akibatnya

diazepam

terhadap

akan

sistem saraf akan berakibat pada kerja

menjadi

seluruh organ di dalam tubuh termasuk

oxazepam. Desmetildiazepam merupakan

hepar dan saluran digestoria. Pengaruh

metabolit

aktif

yang

yang ditimbulkan adalah penurunan kerja

memiliki

efek

terhadap

dari organ terutama otot dari organ

sistem saraf yaitu pada sistem saraf pusat.

tertentu. Penurunan kerja dari organ

Oxazepam merupakan metabolit tidak

terutama otot dikarenakan akivitas motoris

aktif dari diazepam yang selanjutnya akan

saraf terhambat sehingga mengganggu

mengalami glukoronidasi. Hasil proses

kerja saluran pencernaan dalam melakukan

glukoronidasi

lebih

absorbsi oleh intestinum dan metabolisme

hidrofil atau polar sehingga mudah untuk

di dalam hepar (Katzung, 2002). Pengaruh

diekskresi oleh ren (Rostiana, 2008).

lain yang ditimbulkan dari efek diazepam

mengubah

CYP3A4

dan

desmetildiazepam dari

diazepam

farmakologis

tersebut

bersifat

Efek diazepam terhadap sel saraf adalah

memperkuat

hambatan

Peningkatan bobot hepar terjadi karena

neurotransmiter GABA (Gamma Amino

proses adaptasi sel. Sel hepar akan

Butyric Acid) pada sistem GABA. Dengan

melakukan adaptasi dikarenakan adanya

adanya interaksi benzodiazepin, afinitas

serangan

GABA

Adaptasi

terhadap

fungsi

adalah terjadinya peningkatan bobot hepar.

reseptornya

akan

dari

luar,

yang

yaitu

diazepam.

dilakukan

meningkat, dan dengan ini kerja GABA

meningkatkan

akan meningkat. Menurut Katzung (2002)

endoplasma dan sitokrom P-450 untuk

GABA merupakan jenis asam amino

memetabolisme diazepam yang masuk.

nonesensial yang memiliki fungsi sebagai

Sehingga terjadi peningkatan massa sel

neurotransmiter penghambat pada sistem

(Price dan Wilson, 1984).

saraf pusat yang efeknya menurunkan

jumlah

yaitu

Pemberian

retikulum

diazepam

terhadap

aktivitas neuron. Dengan aktifnya reseptor

mencit tidak menyebabkan perbedaan

GABA, saluran ion klorida akan terbuka

rasio

sehingga

peningkatan

dibandingkan dengan pemberian formalin,

influks air yang banyak pada sel saraf.

minuman beralkohol dan kontrol, diduga

21

menyebabkan

bobot

hepar-tubuh

yang

nyata

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 dosis diazepam (15 mg) yang diberikan

dari organ yang dilewatinya (Yasin, 2006).

belum memberikan efek toksik terhadap

Formalin yang masuk melalui jalur oral

sistem saraf, sehingga proses absorbsi

akan bereaksi dengan lapisan mukosa

serta distribusi yang terjadi di saluran

saluran

pencernaan berlangsung dengan normal

Kemampuan beraksi dengan membran

serta kerja hepar dalam memetabolisme

mukosa saluran pencernaan dikarenakan

diazepam berlangsung dengan normal

sifat polar dari formalin itu sendiri

sehingga tidak terjadi peningkatan jumlah

sehingga larut dalam air dan mudah

sitokrom P-450 dan retikulum endoplasma.

bereaksi dengan lapisan mukosa. Efek

Konsumsi pakan dan minum menunjukkan

yang ditimbulkan akibat reaksi tersebut

hasil berbeda tidak nyata dibandingkan

adalah terjadinya koagulasi protein pada

kontrol dan perlakuan yang lain. Pakan

protoplasma

dan minum sendiri menurut Guyton (1984)

menyebabkan kerusakan sel (Nolodewo et.

merupakan

al., 2007).

faktor

ekstrinsik

yang

mempengaruhi bobot tubuh. Hasil yang menunjukkan

dan

nukleus

ren.

sehingga

Formalin yang masuk melalui saluran pencernaan menurut Daniel (2006)

akumulasi

akan menyebabkan kerusakan pada organ

metabolit aktif diazepam pada tubuh

yang dilewatinya. Formalin yang masuk ke

sehingga belum mampu mempengaruhi

dalam tubuh lewat jalur oral akan diserap

kerja

melalui

tidak

tidak

dari

hepar

nyata

disebabkan

berbeda

pencernaan,

terjadi

hipotalamus

dalam

mengatur

intestinum,

selanjutnya

rangsangan makan dan minum. Diazepam

didistribusikan melalui pembuluh darah

yang masuk ke dalam tubuh diduga

menuju hepar. Formalin di dalam hepar

mampu diekskresi secara sempurna oleh

akan dimetabolisme menjadi asam format

sistem ekskresi sehingga tidak terjadi

dan metanol dengan menggunakan enzim

akumulasi. Efek dari akumulasi metabolit

aldehid dehidrogenase. Hasil metabolisme

aktif terhadap sistem hormonal akan

tersebut selanjutnya akan dimetabolisme

menghambat

hipotalamus.

menjadi senyawa yang larut dalam air

Akumulasi metabolit diazepam dalam

sehingga dalam dieliminasi melalui ginjal

tubuh

(Kitchens et. al., 1976). Senyawa tersebut

dapat

kerja

menyebabkan

gangguan

rangsangan makan serta minum. Formalin

merupakan

keluar dari tubuh melelui saluran urinaria. jenis

Menurut Bufalini (1972); Lowe dan

senyawa yang bersifat korosif bagi sel.

Schmidt (1983) waktu yang dibutuhkan

formalin yang

tubuh

masuk ke dalam tubuh

dapat menyebabkan kerusakan pada sel

22

untuk

memetabolisme

seluruh

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 formalin yang masuk sekitar satu sampai

penurunan bobot-hepar tubuh. Hal tersebut

tiga jam.

dikarenakan formalin merupakan zat yang

Dampak formalin adalah merusak

bersifat korosif sehingga kemungkinan

membran mukosa sel kemudian merusak

akan menyebabkan kerusakan sel melalui

organel yang ada di dalam sel itu sendiri

rusaknya membran mukosa, dan kogulasi

sebelum berikatan dengan asam nukleat

protein pada nukleus. Kerusakan pada

dalam inti sel (Kitchens et.al., 1976).

membran mukosa, dan kogulasi protein

Kerusakan membran mukosa sel tersebut

pada

menyebabkan proses pertukaran senyawa

terganggunya fungsi organ dan kelenjar

yang keluar masuk ke dalam sel hepatosit

pencernaan, akibatnya proses absorbsi

terganggu, akibatnya terjadi gangguan

serta metabolisme tidak berjalan dengan

pada proses metabolisme karbohidrat,

normal

lemak dan protein. Proses metabolisme

menurunnya bobot tubuh.

nukleus

akan

sehingga

menyebabkan

berdampak

pada

tersebut meliputi katabolisme (pemecahan)

Hasil anova rasio bobot hepar-

dan anabolisme (pembentukan). Hepar

tubuh setelah pemberian formalin dengan

dalam tubuh selain untuk menawarkan

kadar 0,01% menunjukkan berbeda tidak

racun juga berfungsi sebagai pemecah

nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan

cadangan

formalin yang diberikan belum mampu

makanan

(trigliserida).

misalnya

Trigliserida

lemak akan

memberikan

efek

toksik

karena

dikatabolisme menjadi asam lemak dan

kemampuan regenerasi sel hepatosit yang

gliserol.

gliserol

cepat sehingga sel hepatosit yang rusak

selanjutnya dimetabolisme lebih lanjut

akibat efek dari formalin dapat dengan

sehingga dapat dihasilkan energi tubuh.

segara diperbaiki atau diganti dengan sel

Efek formalin terhadap saluran cerna

yang baru sehingga proses metabolisme

bersifat merusak. Sel dari organ saluran

yang dilakukan oleh hepar tetap berjalan

cerna yang dilalui oleh formalin akan

normal. Organ saluran cerna diduga masih

mengalami

mampu

Asam

lemak

kerusakan

dan

pada

membran

mengatasi

ditimbulkan

maksimal. Organ yang bekerja tidak

intestinum. Intestinum merupakan organ

maksimal

yang

mengalami

koagulasi protein pada nukleus.

sel

kemampuan

formalin,

yang

mukosa sehingga kerja dari organ tidak dikarenakan sel

oleh

kerusakan

penyusunnya regenerasi

misalnya memiliki

relatif

cepat

Kerusakan sel diduga disebabkan

sehingga efek yang ditimbulkan dari

akibat formalin yang masuk ke dalam

formalin tidak nyata. Kondisi regenasi

tubuh melalui jalur oral menyebabkan

yang relatif cepat ini berdampak pada

23

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 proses

penyerapan

dengan

adalah timbulnya perlemakan pada hepar

normal. Kerja saluran pencernaan yang

sehingga dapat meningkatkan bobot hepar.

masih

tidak

Hal itu terkait dengan proses sintesis

terjadinya perubahan bobot tubuh yang

trigliserida dan penimbunan lemak pada

nyata. Pemberian formalin di atas 0,01%

hepar.

normal

berjalan

menyebabkan

atau lama perlakuan di atas 24 hari

Alkohol yang masuk ke dalam

kemungkinan akan mempengaruhi rasio

tubuh melalui saluran cerna akan diserap

bobot hepar-tubuh.

oleh intestinum. Efek yang ditimbulkan

Hasil anova terhadap konsumsi

alkohol

terhadap

sel

tubuh,

yaitu

pakan dan minum setelah diberi perlakuan

penurunan viskositas lipid sehingga terjadi

berupa formalin menunjukkan hasil yang

kerusakan

pada

berbeda tidak nyata dibandingkan dengan

Akibatnya

kerja

kontrol dan perlakuan yang lain. Formalin

menyerap

yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan

(Katzung, 2002). Alkohol yang diserap

kerusakan pada membran mukosa dari

oleh intestinum selanjutnya didistribusikan

organ yang dilaluinya, yaitu saluran cerna.

melalui peredaran darah darah menuju

Kerusakan yang ditimbulkan oleh formalin

hepar

menyebabkan gangguan terhadap proses

(etanol) dimetabolisme oleh hepar melalui

metabolisme

beberapa

Terganggunya

(Syukur,

2006).

suatu

untuk

membran intestinum zat

akan

dimetabolisme.

tahap.

biologis.

Alkohol

dalam

terganggu

Alkohol sebelum

metabolisme berdampak

dimetabolisme terlebih dahulu alkohol

pada kerja hipotalamus sebagai pusat

diserap melalui saluran pencernaan, yaitu

regulasi pakan, akibatnya konsumsi pakan

di intestinum kemudian akan ditransport

akan terganggu. Dampak formalin yang

ke dalam hepar untuk dimetabolisme.

diberikan tidak terjadi pada hewan uji,

Proses metabolisme alkohol di hepar yang

diduga formalin mampu dimetabolisme

pertama yaitu alkohol diubah menjadi

dan diekskresi sehingga dampaknya yang

asetaldehid melalui dua jalur metabolisme

ditimbulkan tidak nampak.

yaitu jalur Acetaldehyde Dehidrogenase

Etanol merupakan salah satu jenis

(ADH) dan Microsomal Ethanol-Oxidizing

senyawa alkohol yang dapat menimbulkan

System (MEOS). Minuman berlakohol

efek

yaitu

dengan kadar rendah akan dimetabolisme

menyebabkan kerusakan pada membran

melalui jalur ADH, sedangkan apabila

biologis dikarenakan adanya penurunan

kadar

viskositas lipid. Selain itu, efek yang

dimetabolisme

ditimbulkan akibat mengkonsumsi alkohol

Caballería (2008).

24

negatif

terhadap

tubuh

alkoholnya

tinggi

melalui

maka jalur

akan MEOS

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 Reaksi metabolisme melalui jalur

melalui jalur ADH. Lemak yang terbentuk

ADH akan menghasilkan ion hidrogen. Ion

akibat efek metabolisme alkohol oleh

hidrogen dari alkohol mereduksi NAD

hepar

(Nicotinamid

banyak

sehingga

sehingga dihasilkan NADH. Akibat dari

terhadap

bobot

terbentuknya NADH akan meningkatkan

lemak

rasio

Adenin

NAD/NADH

Dinucleotida)

tidak terbentuk

yang

dalam

tidak

jumlah

berpengaruh

hepar,

dimungkinkan

terbentuk

digunakan

dalam

hepar.

pemeliharaan sel-sel hepar. Kadar alkohol

NAD/NADH

akan

yang belum bersifat toksik juga kurang

memicu terjadinya deposit lemak dalam

berpengaruh pada saluran cerna (misalnya

bentuk trigliserida, dimana penimbunan

: intestinum). Efek alkohol dengan kadar

trigliserida terjadi pada parenkim hepar

4,8% diduga masih dapat ditoleransi oleh

(Caballería,

organ-organ pada saluran cerna sehingga

Peningkatan

rasio

2003).

Asetaldehid

yang

terbentuk, selanjutnya diubah menjadi

proses

asam

pembentukan

metabolisme terhadap senyawa tersebut

asetaldehid dikatalisis oleh enzim aldehid

dan zat lain (pakan dan air minum) masih

dehidrogenase.

yang

berlangsung dengan normal. Akibatnya,

terbentuk akan digunakan sebagai substrat

tidak terjadi perubahan bobot tubuh yang

untuk menghasilkan energi. Asam asetat

nyata jika dibandingkan dengan kontrol

yang

dan perlakuan yang lain, sehingga rasio

asetat.

Reaksi Asam

dimanfaatkan

asetat

sebagai

substrat

distribusi,

penyerapan,

terlebih dahulu diubah menjadi asetil co-

bobot

hepar-tubuh

enzim A dan selanjutnya masuk ke dalam

perbedaan yang nyata.

tidak

serta

mengalami

siklus krebs. Hasil dari reaksi melalui

Hasil uji anova pada rasio bobot

siklus krebs berupa ATP, air, dan CO2

hepar-tubuh yang menunjukkan hasil yang

(Darmono, 2008).

berbeda tidak nyata didukung pula oleh

Data pada Tabel 1 menunjukkan

hasil uji anova terhadap data konsumsi

bahwa efek yang ditimbulkan akibat

pakan dan air minum, dimana kedua data

pemaparan alkohol terhadap rasio bobot

tersebut menunjukkan hasil yang berbeda

hepar-tubuh tidak nyata jika dibandingkan

tidak

dengan kontrol dan perlakuan yang lain.

dikemukakan oleh Guyton (1984) bahwa

Perbedaan yang tidak nyata dibanding

pakan dan air minum merupakan faktor

perlakuan yang lain terjadi diduga kadar

ekstrinsik

alkohol yang diberikan belum memberikan

tubuh. Metabolisme alkohol di dalam

efek toksik terhadap hepar, sehingga

hepar

dalam proses metabolisme di dalam hepar

peningkatan sintesis trigliserida sebagai

25

nyata.

yang

sesuai

dengan

mempengaruhi

menyebabkan

yang

bobot

terjadinya

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 akibat terlalu banyaknya NADH yang

DAFTAR PUSTAKA

dihasilkan

Anonim. 2008a. Bahaya alkohol. http://ellacrazy.multiply.com/journal/it em/9/ Bahaya_Alkohol. 5 April 2008. Amirudin, Muh Dali. 2006. Formalin dalam makanan. http://www.tribut timur.com/view.php?id=14800&jenis= Opini. 16 januari 2009. Bufalini, J.J., Gay, B.W., jr, and Brubaker, K.L. 1972. Hydrogen peroxide permation from formaldehyde photooxidation and its presence in urban atmospheres In Environmental Health Criteria 89. International Programme on Chemical Safety, Geneva. http://www.IPCS.org/home. 31 Januari 2009. Caballería, J. M.D. 2003. Current concepts in alcohol metabolism. Annals of hepatology 2(2): 60-68. Darmono. 2008. Tosisitas Alkohol. http://www.geocities.com. 17 Oktober. 2008 Daniel. 2006. Pengaruh Paparan Formalin Terhadap Sistem Tubuh http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/author_profile.as p?aid=. 31 januari 2009. Guyton. 1989. Buku teks fisiologi kedokteran edisi 5. alih bahasa :Adji Dharma, P Lukmanto. EGC. Jakarta. Hart, Harold .1987.Organic Chemistry a Short Course, Seventh Edition. Houghton Mifflin Company. Boston. Joewana, S. 1989. Gangguan Penggunaan Zat, Narkotika, Alkohol dan Zat Aditif lainnya. Gramedia. Jakarta. Katzung, B. G. 2002. Basic and Clinical Pharmachology. alih bahasa :Dripa Sjabana, Endang Isbandianti, Achmad Basori, Moch. Sudjak N, Indriyatni, Ramadhani RB, Sunarni Zakaria. Salemba Medika. Surabaya. Kitchens, J.F., Casner, R.E., Edwards, G.S., Harward, W.E., and Macri, B.J. 1976 Investigation of selected potential environmental contaminants: formaldehyde In Environmental Health Criteria 89. International

dari

proses

metabolisme

alkohol oleh hepar. Peningkatan sintesis trigliserida

dalam

mempengaruhi

hepar

hipotalamus

akan dalam

mengatur asupan pakan. Alkohol masuk

ke

dalam

mempengaruhi

yang

tubuh

selain

hipothalamus

juga

menyebabkan dehidrasi sel (hypovolemia), dehidrasi sel disebabkan karena sifat dari alkohol

yang

mampu

menyerap

air

(Darmono, 2008). Pengaruh pemberian alkohol

menyebabkan

peningkatan

konsumsi air minum. Pengaruh alkohol terhadap konsumsi pakan dan air minum di atas tidak terjadi pada hewan percobaan. Pengaruh yang tidak muncul diduga terjadi karena kadar zat minuman beralkohol sebesar 4,8%, serta lama pemberian, belum memberikan efek toksik terhadap hipotalamus sebagai pusat regulasi makan sehingga tidak menyebabkan terjadinya dehidrasi sel. Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian diazepam, formalin dan minuman beralkohol tidak berpengaruh pada

rasio

bobot

hepar-tubuh

yang

digunakan untuk menggambarkan proses fisiologis tubuh mencit terkait dengan proses metabolisme dalam menghasilkan cadangan makanan.

26

Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No. 1, Maret 2011 Programme on Chemical Safety, Geneva. http://www.IPCS.org/home. 31 Januari 2009. Lowe, D.C. and Schmidt, U. 1983. Formaldehyde measurements in the nonurban atmosphere In Environmental Health Criteria 89. International Programme on Chemical Safety, Geneva. http://www.IPCS.org/home. 31 Januari 2009. Nolodewo, A. Yuslam, Muyassaroh. 2007. Paparan formaldehid sebagai faktor risiko kanker nasofaring. http : //www.kalbe.co.id/files/cdk/files/155_ 12 Paparan Formaldehid Faktor Risiko Kanker Nasofaring. pdf .html #1. 31 januari 2009. Price, S.A. Lorraine, Wilson. M. 1985. Patofisiologi : konsep klinik proses-

27

proses penyakit bagian 2. alih bahasa :Adji Dharma. EGC. Jakarta Rostiana, Yuanita. S. 2008. Macammacam obat penenang. http://www.blogger.com/comment.g?b logID=33902355&postID=115764164 873070331. 17 Oktober 2008. Smith, J.B.; Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Syukur, D.A. 2006. Bahaya Formalin dan Boraks. http://www.disnakkeswan lampung.go.id. 24 Oktober 2008. Yasin, N.A. 2006. Bahaya Formalin. http://ikaptkdk.com/arpan/component. 24 Oktober 2008.