Chapter I.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

9 downloads 4146 Views 256KB Size Report
Demikianlah pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia. ... adalah fungsi yang dijalankan pers sesuai dengan kepentingan masyarakat banyak.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang memiliki kekhususan atau spesifikasi tersendiri apabila dibandingkan dengan semua makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Hal ini terjadi karena kodrat dari manusia itu sendiri berbeda dengan makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Selain sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Dikatakan sebagai makhluk sosial adalah karena manusia tidak dapat dianggap sebagai manusia apabila tidak melakukan interaksi sosial dengan orang lainnya. Interaksi sosial yang terjalin ataupun terciptanya hub sosial antar manusia mustahil akan dapat terlaksana tanpa adanya komunikasi. Dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar karangan Soerjono Soekamto, tercantum suatu penelitian yang dilaksanakan oleh Kingsley Davis seorang Sosiolog terkemuka di jajaran ilmu sosial perihal seorang anak manusia yang berusia lima tahun yang bernama Anna, dimana hampir seluruh hidupnya Anna disekap dalam sebuah kamar di daerah pertanian di Pensylvania. Anak yang bernama Anna tersebut, menunjukkan sifat-sifat yang berlainan sama sekali dengan anak lain yang seusianya, dia tidak dapat melakukan kegiatannya secara wajar sebagaimana anak-anak lainnya yang sebaya dengannya. Prof.M.Adham Nasution menyatakan dalam buku yang berjudul Sosiologi tentang perlunya interaksi sosial tersebut, dimana dikatakannya : “Manusia baru

Universitas Sumatera Utara

dapat menjadi manusia yang sebenarnya, jika ia hidup bersama dengan manusia lainnya”. 1 Selanjutnya dengan mengutip pendapat Ashley Montagu, seorang ahli psikologi yang beranggapan bahwasanya manusia tidak dapat dikatakan sebagai manusia, sebelum manusia tersebut berkomunikasi dengan orang lainnya. Demikianlah

pentingnya

komunikasi

dalam

kehidupan

manusia.

Bagaimana mungkin manusia dapat menyampaikan ataupun menerima berbagai informasi tanpa adanya komunikasi dengan orang lain, sedangkan kita ketahui bahwa informasi adalah merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan ini. Komunikasi massa adalah merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari komunikasi. Disebut sebagai komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan ciri khas tersendiri. Adapun ciri khas atau karakteristik komunikasi itu atau komunikasi massa itu menurut Charles Wright berisikan pengertian bahwasanya komunikator dalam komunikasi massa adalah berbentuk organisasi dan biasanya menggunakan biaya yang sangat besar. Selain itu mengenai isi dari komunikasi massa haruslah disiarkan secara umum kepada publik, penyampaian secara timaly dan simultan. Syarat lain yang harus dimiliki oleh komunikasi massa adalah bahwa audiencenya bersifat heterogen artinya serba aneka yaitu terdiri dari berbagai komposisi, misalnya umur yang berbeda, status sosial ekonomi yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, dan berbagai perbedaan-perbedaan lainnya. Selain itu,

1

M. Adham Nasution, Sosiologi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 11.

Universitas Sumatera Utara

audience dari komunikasi massa juga bersifat anonim yaitu tidak adanya normanorma yang mengikat diantara mereka. Maksudnya antara audience yang satu dengan yang lainnya tidak merupakan suatu kesatuan organisasi, bahkan sering sekali diantara sesama audience tersebut tidak saling mengenal sesamanya. Pers adalah merupakan salah satu media yang termasuk bagian dari media massa. Pers sebagai media massa lahir lebih dahulu daripada media massa lainnya seperti ; televisi, radio dan film. Baik dalam scope Nasional maupun dalam scope Internasional. Secara umum empat fungsi utama dari pers yaitu : 1. Information 2. Education 3. Persuasion 4. Entertainment Pada abad keduapuluh muncul fungsi baru dari dunia pers yang tidak kalah pentingnya dengan keempat fungsi tersebut diatas yaitu fungsi control. Fungsi ini adalah fungsi yang dijalankan pers sesuai dengan kepentingan masyarakat banyak atau orang awam. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan selain menyampaikan peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah, juga harus dapat menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Dengan perkataan lain pers dapat menciptakan suatu jalan komunikasi yang berlangsung dua arah, yaitu Top-down communication dan Bottom up communication. Khusus di Indonesia kelima fungsi pers di atas diupayakan agar berjalan secara efektif dengan pengertian tiap-tiap fungsi mempunyai porsi masing-masing di setiap surat kabar sesuai dengan bentuk perwajahan masing-masing surat kabar tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Dalam penyampaian dan mendapatkan berbagai informasi, setiap surat kabar harus mencakup berbagai aspek kehidupan. Hal ini terjadi oleh karena pergaulan antar manusia, semua persoalan hidup itu juga menjadi isi pikiran, kerisauan dan harapan serta kesedian dan kegembiraan. Salah satu sebab mengapa orang membaca surat kabar adalah karena perlu mengetahui perkembangan lingkungan dan masyarakat tempat hidupnya. Keperluan itu menjadi suatu keharusan agar dapat bertahan hidup. Jika banyak kejadian dan masalah diberikan, termasuk perspektif perkembangannya disamping latar belakang dan kaitannya, maka tidaklah mengherankan jika orang dapat membuat studi tentang arus kecenderungan masyarakat dengan menganalisa isi surat kabar. Orang membaca surat kabar bukan hanya untuk mengetahui suatu kejadian, melainkan untuk mengetahui perkembangan dari kegiatan tersebut. Dengan

mengetahui

perkembangan,

seseorang

tidak

hanya

mempunyai

pengetahuan tentang situasi, tetapi ia juga dapat menyesuaikan dirinya dengan situasi

tersebut

atau

malahan

mencoba

menguasai

situasi

itu

untuk

kepentingannya. Salah satu dari berbagai macam dan jenis informasi atau berita yang dimuat di surat kabar adalah berita politik. Pengertian politik disini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak hanya terbatas kepada pengertian partai politik dan kegiatannya, melainkan seluruh masalahmasalah kenegaraan sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum, krisiskrisis kabinet, sampai pada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah. Pada masa sebelum orde baru, yakni pada masa orde lama pemberitaan politik yang seru yang tercermin di berbagai harian di ibukota disebabkan karena hampir semua harian-harian yang ada dikuasai atau dikontrol oleh partai-partai

Universitas Sumatera Utara

politik, sehingga harian-harian itu lalu menjadi terompet partai, yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan dari partai politik yang menguasainya. Demikianlah misalnya sering sekali terlihat pada masa orde lama tersebut terjadinya polemik-polemik antara berbagai harian mengenai masalah-masalah politik yang kadang-kadang demikian berlarut-larut sehingga membahayakan kesatuan dan ketentraman umum akhirnya pihak pemerintah terpaksa mengambil tindakan yang akan menertibkannya. Pemberitaan politik itu mengalami pasang surutnya pada saat-saat terjadinya sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, sidang-sidang Dewan Permusyawaratan Rakyat , Kongres-kongres Partai serta pada waktu menghadapi pemilihan umum. Pada zaman reformasi ini, pers diharapkan dapat pula membantu pemerintah dalam menyampaikan berbagai jenis berita yang salah satunya adalah berita politik. Adapun tujuan utama penyampaian berita-berita politik ini adalah agar masyarakat Indonesia lebih mengetahui tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab. Karena surat kabar juga memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengkritisi pemerintahan. Polemik-polemik yang terjadi dimana orde lama hendaknya menjadi contoh tauladan agar tidak akan berulang kembali. Pelaksanaan Pancasila secara murni dan konsekuen harus terpelihara dan harus terjamin keberlangsungannya. Oleh karena itulah maka pers sebaliknya menggunakan bahasa yang jelas, tegas, juga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh khalayak umum. Akibatnya dapat diharapkan bahwa informasi politik tersebut dapat menyentuh aspek psikologis untuk menentukan sikap dan tingkah lakunya, setelah mengadakan media exposure terhadap informasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Penggunaan metode persuasif sangat sesuai dalam upaya pers untuk mengajak khalayak ramai dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Republik Indonesia. Penggunaan metode persuasif dimaksudkan untuk mempengaruhi dan mengendalikan sikap dan tingkah laku masyarakat melalui manipulasi aspek psikologis. Bagaimana caranya mengajak masyarakat untuk turut serta berperan dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah tanpa masyarakat merasa dipaksa, melainkan masyarakat seolah-olah menginginkan kebijakan tersebut. Andaikata pers dapat melaksanakan metode persuasif dengan baik, maka dapatlah masyarakat Indonesia untuk melaksanakan hak dan kewajiban dengan sebaik-baiknya, dan oleh karena itulah pemerintah menyadari pentingnya eksistensi pers sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat, sehingga dikenal bahwasanya pers sebagai kekuatan keempat (the fourth estate) setelah lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif.

1.2 Perumusan Masalah Pada uraian sebelumnya, penulis telah menguraikan mengenai pentingnya media cetak khususnya surat kabar dalam menyampaikan informasi politik kepada masyarakat. Adapun perumusan masalah yang penulis susun adalah sebagai berikut : “Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap pemberitaan atas perilaku dan sikap anggota Pansus Century selaku anggota DPR –RI pada harian Analisa?"

Universitas Sumatera Utara

1.3 Pembatasan Masalah Guna untuk mendapatkan kemudahan dan menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan tujuan penelitian ini, maka penulis berupaya membuat batasan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya akan membahas masalah berita politik yang terdapat di Harian Umum Analisa yang membahas masalah Bank Century 2. Surat kabar yang diteliti adalah Harian Umum Analisa Medan 3. Efek berita yang dikaji adalah persepsi mahasiswa tentang berita politik 4. Objek atau sasaran dari penelitian ini adalah mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU jurusan Komunikasi.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuatu yang dikerjakan dan dilaksanakan harus mempunyai tujuan sebagai akhir usaha atau kegiatan yang dilakukan. Begitu juga halnya penulis membuat kegiatan dalam penulisan skripsi ini. Dengan kata lain dalam setiap penulisan karya ilmiah kita tidak bisa terlepas dari tujuan penelitian, karena sangat erat kaitannya dengan kegiatannya dengan kegiatan penulisan. Untuk hal itulah maka pada kesempatan ini penulis ingin meneliti pelaksanaan peranan pers tersebut yang dalam hal ini diwakili oleh Harian Umum Analisa dalam menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan politik dan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia, agar khalayak umum dapat mengetahuinya.

Universitas Sumatera Utara

Dengan perkataan lain, tujuan utama dari penelitian ini adalah bahwasanya penulis ingin mendalami pengetahuan tentang opini ataupun persepsi masyarakat khususnya mahasiswa dalam berpolitik dengan mengetahui: “Bagaimanakah keberadaan Harian Umum Analisa, lewat informasi mengenai pemberitaan atas perilaku dan sikap anggota Pansus Century selaku anggota DPR-RI dalam membentuk persepsi maupun opini politik publiknya, khususnya pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”. Tujuan lain yang ingin penulis capai antara lain : 1. Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. 2. Melalui penulisan karya ilmiah ini penulis ingin memberikan masukan (input) bagi Harian Umum Analisa, terutama sekali dalam merealisasikan salah satu fungsinya yaitu sebagai penyebar informasi kepada khalayak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dilihat dari signifikan akademik penelitian ini bertujuan mengembangkan teori-teori sosial yang ada pada umumnya, dan khususnya pada teori ilmu komunikasi, diharapkan melalui penelitian ini didapatkan suatu pandangan baru berupa sumbangan pikiran dari hasil penelitian yang ada bagi laju perkembangan ilmu komunikasi. 2. Tulisan ini juga merupakan sumbangan pikiran dari penulis kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, dengan harapan kiranya dapat berguna bagi pembaca dan pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik.

Universitas Sumatera Utara

1.5 Kerangka Teori Untuk menguji hipotesa diperlukan teori-teori yang telah diakui kebenarannya sebagai salah satu kebenaran yang umum. Hal ini dijadikan sebagai landasan pemikiran dan sebagai kerangka teori dalam memecahkan masalah yang dilakukan melalui suatu penelitian. Teori adalah sebagai serangkaian konsep, defenisi, dan proposisi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. 2 Beberapa teori yang mendasari penulis untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang dijadikan penuntun nantinya adalah : Dalam buku Publisistik Pers karangan Oey Hong Lee, ada dikutip pendapat Willian Albig mengenai arti komunikasi yaitu : “Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti diantara individu”. 3 Dalam buku yang sama seperti diatas, ada lagi pendapat tokoh lain yaitu Noel Gist, yang menyatakan : “Bilamana interaksi sosial meliputi pengoperan arti dengan jalan menggunakan lambang-lambang, maka ini dinamakan komunikasi”. 4 Dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi karangan Onong Uchyana Effendi, ada dikutip pendapat Adinegoro tentang Komunikasi yaitu : “Komunikasi adalah ilmu pernyataan antar manusia yang secara umum lagi aktual, dan bertugas menyelidiki secara ilmiah pengaruh pernyataan itu dari mulanya ditimbulkan

2

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendy (Ed)., Metode Penelitian Survey, LP3ES, Yogyakarta, 1989, hal. 25. 3 Oey Hong Lee, Publisistik, Ikhtiar, Jakarta, 1965, hal. 15. 4 Ibid, Hal. 16.

Universitas Sumatera Utara

orang sampai tersiar dalam pers, radio, dan sebagainya serta akibatnya kepada si penerima pernyataan itu”. 5 DR. Willard C. Bleyer, dalam bukunya “Newspaper Writing dan Editing”, menyatakan : “Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut”.6 Setiap anggota masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam proses politik, apakah partisipasi itu bersifat aktif ataupun partisipasi itu bersifat pasif, terdorong oleh keyakinan bahwa melalui kegiatan itu, maka kebutuhan dan kepentingan mereka akan tersalurkan, atau dengan ikut sertanya mereka dalam proses politik mereka percaya bahwa kegiatan mereka tersebut mempunyai efek, dan hal ini dinamakan Political Effifacy. Demikianlah isi dari ungkapan Miriam Budiarjo dalam tulisannya yang berjudul Partisipasi dan Partai Politik.

1.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil dari pemikiran yang rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep memuat komponen-komponen yang akan di teliti beserta indikatornya untuk memperjelas penelitian yang akan dicapai.

5 6

Onong Uchyana Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 4. Dja’far H. Assegaf, Op.Cit, Hal. 21.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kerangka teori yang telah ada, dapat di tentukan pernyataanpernyataan yang bersifat konseptual. Kerangka konsep merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena atau pun fenomena alam. Komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Komponen berita politik yang berhubungan dengan sikap dan perilaku anggota Pansus Century selaku anggota DPR RI 2. Komponen persepsi mahasiswa terhadap berita politik yang memberitakan perilaku dan sikap anggota DPR

1.7 Metode Teoritis Berdasarkan komponen yang ditetapkan,maka terbentuklah suatu skema model teoritis penelitian sebagai berikut: Variabel Pemberitaan tentang Sikap dan Perilaku Anggota DPR di harian Analisa

Variabel Persepsi Mahasiswa Fisip USU

1.8 Operasional Konsep Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori yang telah diuraikan di atas, maka dibuat operasional konsep yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian penelitian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

VARIABEL TEORITIS

VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas ( X )

1. Pemberitaan di Media Massa

Pemberitaan tentang sikap dan perilaku anggota Pansus Century selaku anggota DPR

2. Pemberitaan atas sikap dan perilaku anggota DPR 3. Siaran maupun dokumentasi yang menunjukkan kerusuhan anggota DPR pada saat sidang

2. Variabel Terikat ( Y) Persepsi Mahasiswa Fisip USU

1. Sensasi 2. Atensi 3. Interpretasi

1.9 Definisi Operasional Dalam defenisi operasional, akan disampaikan beberapa pengertian diantaranya: 1. Berita politik yang membahas tentang anggota Pansus Century sikap dan perilaku yang mereka tunjukkan selaku anggota DPR pada saat sidang Paripurna a. Pemberitaan di media massa, yaitu betapa kekanak-kanakannya anggota DPR dalam menghadapi suatu kasus dan menimbulkan kericuhan pada saat sidang Paripurna membahas masalah Century. b. Cuplikan ataupun siaran ataupun foto-foto yang menunjukkan tindakan dan tingkah laku anggota DPR. 2. Persepsi Mahasiswa Fisip USU (Y) : a. Sensasi, menunjukkan rangsangan yang diterima responden melalui media massa

Universitas Sumatera Utara

b. Atensi, menunjukkan perhatian responden terhadap rangsangan pesan media massa c. Interpretasi, menunjukkan bagaimana responden menginterpretasikan makna rangsangan dari media massa.

1.10

Metodelogi Penelitian

1.10.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis memakai metode deskriptif, maksudnya metode yang hanya memaparkan variabel demi variabel dengan apa adanya. Adapun tujuan penelitian secara deskriptif secara umum adalah untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku 3. Membuat perbandingan atau elevasi 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan, rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 7

1.10.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. 7

Jalaluddin Rakhmad, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1984, hal. 35.

Universitas Sumatera Utara

1.11

Populasi dan Sampel

1.11.1 Populasi Menurut Masri Singarimbun “Populasi (universe) adalah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan dapat diduga”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dari jurusan Komunikasi. Berdasarkan hasil para peneltian yang penulis lakukan, jumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dari jurusan Komunikasi dimulai dari angkatan 2007-2009 adalah 360 orang.

Tabel 1.1 Populasi Mahasiswa Fisip USU jurusan Komunikasi angkatan 2007-2009 Tahun Akademik Jumlah No Departemen 2007 2008 2009 1

Ilmu Komunikasi

113

134

113

360

Sumber : K.a Bagian Pendidikan Fisip USU

1.11.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari yang akan diteliti. Hadari Nawawi mengatakan bahwa sebagian individu yang diselidiki itu disebut sampel. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan area yakni dengan mengambil mahasiswa yang masih aktif berkuliah di FISIP USU di jurusan Komunikasi. Disebabkan populasi yang banyak dan tidak mungkin untuk diambil semua maka jumlah penentuan sampel dalam penelitian ini didasarkan kepada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan : “Untuk sekedar ancar-ancar

Universitas Sumatera Utara

maka apabila populasi kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian itu merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 5 s/d 15% atau 20 s/d 25% atau lebih. Berdasarkan ketentuan di atas maka dalam penelitian ini penulis menetapkan sampelnya sebesar 20% dari 360 jumlah mahasiswa, maka sampel dari penelitian ini adalah berjumlah 72 orang.

1.12

Teknik Penarikan Sampel Adapun kriteria yang diambil untuk teknik penarikan purposive sampling

adalah mahasiswa FISIP USU jurusan Komunikasi angkatan 2007-2009 yang masih aktif mengikuti perkuliahan dan yang membaca harian Analisa. Accidental Sampling, pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih siapa saja yang kebetulan ditemukan dilokasi penelitian untuk dijadikan sampel. 8

1.13

Teknik Pengumpulan Data Teknik penelitian yang pe nulis pergunakan adalah penelitian kepustakaan

dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan (library research) merupakan cara untuk

mendapatkan data sekunder yaitu literatur-literatur yang ilmiah,

berbagai buku yang berhubungan dengan hal yang akan dibahas. Sedangkan penelitian lapangan (field research) merupakan cara untuk memperoleh data primer yang dilaksanakan dengan mengadakan penelitian langsung ke lapangan. 8 Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal. 156

Universitas Sumatera Utara

Hal ini biasa disebut dengan sampling area atau area sampel. Dalam penulisan ini, penulis menetapkan area sampelnya di FISIP USU jurusan Komunikasi. Adapun teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui instrumen penelitian berbentuk kuesioner yaitu suatu alat pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk diisi guna mendapatkan informasi dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. 2. Data Sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh langsung dari objek penelitian. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan serta karangan ilmiah yang memiliki relevansi dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini, penulis mengadakan kegiatan : 1. Pengamatan (observasi) terhadap objek yang akan diteliti 2. Penyebaran angket atau daftar quesioner untuk mendapatkan data 3. Wawancara secara langsung terhadap beberapa pihak yang dianggap mempunyai hubungan dalam penelitian yang penulis lakukan.

1.14

Teknik Analisa Data Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan

gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Data-data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder akan disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel tunggal.

Universitas Sumatera Utara