File : BAB 1.pdf

23 downloads 5323 Views 67KB Size Report
Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara ... adalah pada kasih sayang (attachment) bayi-bayi dari ibunya dalam bulan- ... sosial anak di sekolah (Taman Kanak-Kanak) akan lebih berkembang dibawah.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur-unsur yang baru. Perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan kognitif, perkembangan psikososial (Harlimsyah, 2007). Morgan (1996) menyatakan bahwa respon sosial pertama dikemukakan adalah pada kasih sayang (attachment) bayi-bayi dari ibunya dalam bulanbulan pertama masa kehidupan. Orang tua dan orang dewasa lainnyalah yang memberikan kasih sayang dan perhatian pada bayi mulai dari memberi makan, minum, pakaian, tempat tinggal sampai pendidikannya (Setiawan, 2007. ¶ 3. http://www.siaksoft.go.id, diperoleh tanggal 15 Januari 2008). Perkembangan sosial bagi anak sangat diperlukan, dimana perkembangan sosial adalah suatu proses

perubahan

yang

berlangsung

secara

terus

menerus

menuju

pendewasaan. Anak merupakan manusia yang tumbuh dan berkembang yang akan hidup di tengah-tengah masyarakat. Masa kanak-kanak merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh bagi anak dengan ciri perkembangan yaitu belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini anak

14

mampu melakukan hubungan sosial dengan baik akan memudahkan bagi anak dalam melakukan penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan mudah di terima sebagai anggota kelompok sosial di tempat mereka mengembangkan diri (Hurlock, 1998). Perkembangan sosial anak dapat dibantu oleh guru di Taman KanakKanak, alasannya adalah di Taman Kanak-Kanak anak-anak dipersiapkan secara lebih baik untuk melakukan partisipasi yang aktif dalam kelompok dibandingkan dengan anak-anak yang aktifitas sosialnya terbatas. Seorang guru akan membantu anak untuk melakukan penyesuaian diri baik dengan teman sebayanya maupun dengan guru-guru yang ada di sekolah. Pengalaman sosial anak di sekolah (Taman Kanak-Kanak) akan lebih berkembang dibawah bimbingan guru yang terlatih yang membantu perkembangan hubungan sosial yang menyenangkan serta guru berusaha membantu anak untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari lingkungannya dan menghindari kemungkinan timbulnya perilaku sosial yang tidak baik. Usaha guru untuk membantu perkembangan sosial anak adalah memberikan latihan untuk belajar berhubungan sosial dan pengalaman pendahuluan

untuk menjadi anggota kelompok. Sebagai langkah cara

mendidik anak adalah dengan melatih hubungan sosial anak, guru dapat memperkenalkan anak dengan teman sebayanya, kemudian melibatkan anak dalam kelompok bermain dan kelompok belajar teman sebaya baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar di sekolah. Anak tidak hanya lebih banyak bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak berbicara. Di dalam kelompok anak akan saling berkomunikasi, belajar untuk 15

bertoleransi dan menghargai orang lain, anak juga dapat belajar untuk menjadi pemimpin dan menjadi anggota dalam kelompok (Hurlock, 1998). Penelitian yang dilakukan R. Soetarno (1998) menyatakan bahwa melalui pendidikan pra sekolah anak melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan pra sekolah (Jinam, 2006. ¶2.http://www.kompas.com.blogspot.com, diperoleh tanggal 20 Februari 2008). Taman Kanak-Kanak (TK), merupakan salah satu bentuk pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun yang ada dijalur pra sekolah. Tujuan pendidikan TK adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya yang berdasarkan PP No 27 Th 1990 tentang pendidikan prasekolah. Berbagai macam TK bermunculan dengan berbagai variasi yang belajarnya fullday dan bukan fullday. Kegiatan mengajar ditentukan adanya jam belajar dimana pada TK Negeri dari jam 7.30-9.30 diluar kegiatan ekstra sekolah, sementara di TKIT bervariasi antara lain pada TKIT dengan jam belajar dari jam 7.30-11.30 diluar kegiatan ekstra kulikuler kecuali hari jumat, dengan waktu pulang jam 10.45, untuk jam 7.30- 13.00 dan 7.30-15.30 (fullday school). Pada jam belajar fullday seorang anak akan berinteraksi dengan guru dan temantemannya, sehingga tanggung jawab guru untuk menggantikan peran asah, asih dan asuh orangtua demikian besar karena kurangnya pemenuhan hak anak

16

akan asah asih asuh akan berdampak kepada anak terutama dalam perkembangan

sosialnya

(Rita,

2002.

¶1.

http://www.sekitarkita.com,

diperoleh tanggal 10 Januari 2008). Prinsip belajar prasekolah adalah bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Hal ini kemungkinan dapat memunculkan suatu kejenuhan atau bosan pada sang anak dan dikhawatirkan dapat menganggu prestasi yang akan datang kurang optimal karena terganggu perkembangan sosialnya, apabila harus memenuhi tuntutan untuk berpisah dengan orangtua terutama pada anak yang tidak melalui masa belajar playgroup disamping harus menjalani sistem fullday school (Dep P&K, 1997). Alasan para orangtua memilih fullday school di TKIT adalah agar anakanaknya

tetap

terawasi

dan

terpantau,

model

pendidikan

terpadu

memungkinkan anak didik memperoleh pemahaman yang komprehensif dan cara mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari serta menawarkan model pembelajaran yang baru, yakni model pendampingan dan pengasuhan sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif (Jinam, 2006. ¶2.http://www.kompas.com, diperoleh tanggal 5 Februari 2008). Meskipun demikian hasil penelitian dari Finaryati (2004) tentang perbedaan perkembangan antara anak TK Negeri dengan TKIT di Yogyakarta, dengan instrument DDST dengan hasil ada perbedaan dimana perkembangan anak TK Negeri lebih baik dari TKIT (Anonim, 2005).

17

Berdasarkan hasil data survey dan wawancara dengan ibu yang memiliki anak umur 4-6 tahun yang belajar di TK dengan jam fullday school (TKIT) dan TK dengan jam belajar bukan fullday school (TK negeri) di Kabupaten Pati diketahui bahwa perkembangan anak mereka cenderung berbeda. Dimana Anak TK dengan jam fullday school (TKIT), lebih merasa jenuh dikarenakan waktunya yang panjang serta kecenderungan kurang adanya interaksi sosial dengan lingkungan tempat tinggal dan anggota keluarga lainnya, karena waktunya dihabiskan lebih banyak teman dan guru dikelas. Berdasarkan latar belakang diatas diketahui bahwa ada beberapa penelitian tentang perkembangan anak yang terkait dengan kegiatan belajar prasekolah, untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai perbedaan perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun antara TK dengan jam belajar fullday school (TKIT) dan TK dengan jam belajar bukan fullday school (TK Negeri) di Kabupaten Pati.

B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun antara TK dengan jam belajar fullday school (TKIT) dan TK dengan jam belajar bukan fullday school (TK Negeri) di Kabupaten Pati.

18

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun antara TK dengan jam belajar fullday school (TKIT) dan TK dengan jam belajar bukan fullday school (TK Negeri) di Kabupaten Pati. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun TK dengan jam belajar fullday school (TKIT) di Kabupaten Pati b. Mendeskripsikan perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun TK dengan jam belajar bukan fullday school (TK Negeri) di Kabupaten Pati c. Menganalisis perbedaan perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun antara TK dengan jam belajar fullday school (TKIT) dan TK dengan jam belajar bukan fullday school (TK Negeri) di Kabupaten Pati.

D. Manfaat Penelitian 1. Profesi Keperawatan Sebagai pusat kajian dan sumber informasi dalam meningkatkan konsep perkembangan sosial anak prasekolah yang optimal yang berpedoman pada skala maturitas sosial dari Vineland (Vineland Social Matutity Scale). 2. Bagi Institusi Dapat

digunakan

sebagai

panduan

dalam

memberikan

perkembangan sosial anak prasekolah dalam setiap pelayanannya.

19

perhatian

3. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan wawasan peneliti mengenai perbandingan perkembangan sosial anak prasekolah sehingga menjadi bekal bagi peneliti dalam menerapkan asuhan keperawatan pada anak dilahan praktek. 4. Bagi Masyarakat Sebagai tolak ukur bagi ibu-ibu yang mempunyai anak umur 4-6 tahun dalam perkembangan sosial anak terutama diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dilakukan dalam bidang keperawatan anak

20