e-jurnal - Public Relations - Universitas Mercu Buana

52 downloads 1792 Views 203KB Size Report
1. Judul. : Efektifitas Media Entertainment PR Hotel Borobudur Jakarta. Terhadap Tingkat Media Coverage Di Media Cetak. Oleh. : Maria Christie B.F.L.. NIM.
1

Judul

: Efektifitas Media Entertainment PR Hotel Borobudur Jakarta Terhadap Tingkat Media Coverage Di Media Cetak

Oleh

: Maria Christie B.F.L.

NIM

: 44209010114

Bidang Studi : Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

Abstract The mass media has a powerful role to help PR practitioners to build public awareness. Seeing the situation, Hotel Borobudur Jakarta PR practitioners realize that good relations with fellow reporters need to be nurtured and maintained. When making observations from October 2012 to December 2012 at Hotel Borobudur Jakarta, researchers found something new from the PR way to establish good relations with journalists, the entertainment media. Media entertainment is one of the activities to establish good relations with the mass media to provide entertainment to the mass media. For example by getting lunch together, sending a birthday cake, and so on. In this meeting, PR and journalists tried to abolish restrictions profession. Communications made any form of informal, atmosphere formed as comfortable as possible. The basis of the entertainment media is media relations. So as to assess the success of this research activity indicators refer to a good relationship with the reporters who disclosed by Jefkin, Rosady Ruslan and Onong Uchjana. When the theory deduced from the three, the success of media relations for the event publicity (media coverage). When reporters prioritize news about the PR firm shaded, this proves the existence of a good relationship between PR and journalists. In this study, researchers evaluated the entertainment media activity ever took place at Hotel Borobudur Jakarta in October-December 2012. This type of research is quantitative. Things to researchers discovered is whether entertainment media activities that have been organized to assist the PR creation of media coverage in the mass media, especially in this case is the print media (newspapers and magazines). After researchers conducted the survey by distributing questionnaires ¬ on-line to the 64 respondents who had attended media entertainment at Hotel Borobudur Jakarta, found that the entertainment media has been going on for the creation of effective media coverage in the print media. This is evidenced by the 64 respondents, 86% of them did media coverage after media entertainment. Key words : media entertainment, media coverage, building public awareness

2

Pendahuluan Suatu proses komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi komponen-komponen syarat komunikasi efektif. Diantaranya adalah adanya komunikator, pesan, media, komunikan dan umpan balik dari komunikan. Hal tersebut terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan ini juga dirasakan oleh seorang praktisi PR. Agar masyarakat menangkap informasi yang ingin disampaikannya, seorang PR harus jeli dalam mengemas pesan tersebut dan juga harus pandai dalam memilih media komunikasi. Salah satu media yang digunakan PR untuk berkomunikasi dengan masyarakat secara luas adalah melaui media massa. Mengingat media massa mempunyai kekuatan untuk merubah pengetahuan individu secara massal, PR menyadari bahwa komunikasi dengan wartawan harus dibina. Komunikasi antara PR dengan wartawan bisa dilakukan melalui via telefon, e-mail, ataupun bertemu langsung. Kegiatan menjalin hubungan dengan media massa seperti ini sering disebut dengan Media Relations Namun sebelum lebih lanjut lagi membahas adanya hubungan baik yang tercipta antara PR dengan wartawan, hal yang menjadi sorotan paling utama adalah saat proses komunikasi antara PR dan wartawan tersebut berlangsung. Terciptanya hubungan baik antar PR dan wartawan adalah merupakan suatu feedback yang diberikan wartawan kepada praktisi PR. Oleh sebab itu, orientasi PR pertama-tama saat berkomunikasi dengan wartawan bukan kepada adanya hubungan baik yang kemudian dapat membantu publikasi. Tetapi fokus yang utama ada pada saat komunikasi antar PR dan wartawan itu berlangsung. Ketika PR mengirimkan stimuli kepada wartawan, dan wartawan menanggapi stimuli tersebut dengan memberikan feedback kepada PR, saat itulah komunikasi telah berjalan efektif antara PR dengan pihak media massa. Hotel Borobudur Jakarta (HBJ) adalah salah satu hotel yang rutin berkomunikasi dengan berbagai media massa. Bentuk media relations yang paling sering dipilih PR dari HBJ yaitu media entertainment. Dalam pertemuan media entertainment yang PR lakukan yaitu mengentertain media, memberikan hiburan kepada media, memanjakan media, mengapresiasi kerja media, sebagai ungkapan terima kasih atas kerja sama yang baik selama ini. Khususnya atas setiap pemberitaan tentang perusahaan di media massa yang dapat membangun awareness masyarakat terhadap perusahaan. Media entertainment ini adalah salah satu bentuk stimuli yang PR tawarkan kepada wartawan. Jika wartawan menerima stimuli tersebut, itu berarti wartawan mau hadir dalam media entertainment tersebut. Dan ketika sudah hadir serta merasakan seluruh stimuli yang diberikan PR saat pertemuan tersebut, kemudian

3

wartawan melakukan media coverage seusai media entertainment, hal ini berarti komunikasi antara PR dengan wartawan telah berjalan efektif. Melihat hal ini, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang media entertainment yang pernah berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta. Peneliti ingin mengetahui, apakah relasi yang baik, yang dibangun secara informal mampu membantu PR melakukan publisitas mengenai pelayanan Hotel Borobudur itu sendiri. Kegiatan media entertainment merupakan salah satu bagian dari media relations yang rutin dilakukan setiap bulan. Rata-rata, dalam satu bulan, Hotel Borobudur Jakarta melakukan media entertainment sebanyak depalan kali pertemuan. Dengan anggaran yang dikeluarkan untuk satu kali pertemuan mencapai angka dua juta rupiah. Berdasarkan pengamatan peneliti selama tiga bulan di Hotel Borobudur Jakarta, sedikitnya terdapat 6 kali publisitas mengenai Hotel Borobudur Jakarta di media cetak. Nilai berita pada satu media cetak saja bila dihitung bisa mencapai jutaan rupiah. Dan jika dalam satu bulan terdapat minimal 6 media cetak, ini berarti Hotel Borobudur Jakarta sebenarnya telah menghemat biaya publisitas sebesar puluhan hingga ratusan juta rupiah. Hal inilah yang semakin mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai media entertainment di Hotel Borobudur Jakarta. Peneliti ingin melihat seberapa efektif media entertainment yang pernah dilakukan PR Hotel Borobudur Jakarta selama ini dalam memberikan stimuli yang baik kepada wartawan hingga akhirnya membantu memunculkan media coverage di media cetak yang mana ini merupakan feedback yang diberikan wartawan kepada PR. Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti akhirnya menemukan suatu permasalahan yang dapat diangkat sebagai tolak ukur dari riset kali ini. Permasalahan inilah yang kemudian mengangkat rasa ingin tahu peneliti untuk kemudian menjawab pertanyaan “Sejauhmanakah efektivitas media entertainment PR Hotel Borobudur Jakarta terhadap tingkat media coverage di media cetak selama periode bulanOktober 2012 hingga Desember 2012?” Tujuan utama dari penelitian ini adalah bahwa peneliti ingin mengetahui efektivitas dari kegiatan media entertainment terhadap tingkat munculnya media coverage tentang Hotel Borobudur Jakarta yang dilakukan wartawan di media cetak selama bulan Oktober 2012 hingga Desember 2012. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan baru bagi pengembangan pengetahuan kehumasan atau Public Relations di Indonesia mengenai pentingnya suatu pembinaan hubungan baik dengan wartawan dari berbagai media massa. Serta dapat memberikan sumbang saran bagi Hotel Borobudur Jakarta dan perusahaan sejenis dalam mengadakan suatu kegiatan media relations serta manfaat dari kegiatan ini.

4

Dalam melihat situasi ini, Peneliti mencoba mengkaitkan dengan teori Komunikasi efektif. Yang mana dikatakan bahwa Komunikasi dikatakan efektif apabila tercipta umpan balik dari komunikan. Everete Rogers memberikan definisi Komunikasi sebagai berikut : “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” 1 Dalam Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Effendy menuliskan model komunikasi Lasswell yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Who (says) What (in) Which Channel (to) Whom (with) What Effect atau yang berarti siapa berkata apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa. 2 Dari teori diatas jelas dikatakan bahwa komunikasi dikatakan efektif apabila komunikator mampu merubah sikap komunikan. Adanya feedback dari komunikan merupakan tanda bahwa komunikan menanggapi pesan yang disampaikan komunikator. Dalam hal ini, media entertainment merupakan salah satu media yang PR pilih untuk melakukan Komunikasi dengan wartawan. Saat wartawan melakukan media coverage seusai media entertainment, itu berarti PR telah berhasil melakukan komunikasi secara efektif. Secara umum, Media Relations dapat didefinisikan sebagai “usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan”. 3 Konsep publisitas yang dari bahasa Inggris Publicity. Broom menjelaskan pengertian publisitas, yaitu : “Publicity is information from an outside source that is used by the media because the information has news value. It is an uncontrolled the method of placing messages in the media because the source does not pay the media pacement.” Yang berarti bahwa Publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol dalam

1

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2002., hal 62 2 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. 2000. hal 10 3

Frank Jefkins, Public Relations, edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. 2000 hal 98.

5

penempatan pesan di media karena sumber tidak membayar, media yang memuat berita yang mereka kirimkan. Dalam menilai suatu hubungan baik antara PR dengan wartawan, Rosady Ruslan menyatakan dasar hubungan baik ini apabila tercipta : 1.Saling mempercayai (antar pers dengan PR) (mutual understanding) 2.Saling memperoleh manfaat bersama (mutually symbiosis) Onong Uchjana Effendy mendefinisikan indikator atau ukuran dari adanya suatu hubungan yang dikatakan baik antara PR dengan media, yaitu : 1. Lancarnya kegiatan publikasi yang dilakukan organisasi 2.Press release yang dikirim kepada mereka untuk disiarkan akan diprioritaskan 3.Penyiaran iklan akan dibantu oleh mereka agar efektif 4.Undangan press conference akan lebih diutamakan daripada undangan dari organisasi lain Suatu hubungan baik antar PR dengan media dapat dilihat dari pelayanan yang tulus diberikan PR kepada media. Adanya kejujuran dan keterusterangan antara kedua belah pihak. Dan dengan selalu mengupdate list media beserta nama wartawannya, serta menjalin komunikasi yang baik dengan media, hubungan baik pun akan terbina. Media pun juga tidak segan untuk menomorsatukan perusahaan kita di atas kepentingan lain.

6

Metode Penelitian Tipe penelitian yang digunakan disini yaitu evaluatif kuantitatif, yaitu mencoba melihat kembali, melakukan evaluasi di akhir untuk melihat efektivitas kegiatan yang pernah berlangsung agar nantinya dapat menemukan suatu hal yang khusus dari fenomena umum yang pernah terjadi. Untuk dapat mengaudit kembali kegiatan media entertainment yang pernah berlangsung, metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah survey. Metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 4 Dalam penelitian kali ini, media massa yang menjadi fokus penelitian adalah media cetak (koran dan majalah), Rubrik yang tepat untuk industri hotel adalah lifestyle dan kuliner. Oleh karena itu, wartawan yang menjadi responden nanti adalah mereka yang biasanya mencari berita pada rubrik tersebut. Yang dikatakan mempunyai jalinan hubungan baik disini adalah, mereka yang rutin dikirimi press release oleh PR, mereka yang pernah secara gratis memberitakan tentang Hotel Borobudur Jakarta, mereka yang diundang dalam segala event hotel, dan mereka yang berada di list media entertain. Dari seluruh kriteria yang dikatakan mempunyai hubungan baik dengan media, dapat ditemukan jawaban bahwa total populasi wartawan dari 54 media cetak sebanyak 129 wartawan . Dengan perincian, majalah sejumlah 33 media dan koran sebanyak 21 media. Untuk penelitian kali ini, sampel diambil dengan menggunakan Rumus Yamane, dengan presisi 10% (0,1). Rumusnya sebagai berikut :

Keterangan :

4

n

= sampel minimal

N

= populasi

d

= presisi (10 % = 0,1)

N

= 129 orang

N1 (wartawan surat kabar)

= 49 orang

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3S, Yogyakarta. 1987 hal 3

7

N2 (wartawan majalah)

= 80 orang

Dari perhitungan di atas, didapat sampel minimal untuk wartawan surat kabar sebanyak 22 orang dan untuk wartawan majalah sebanyak 36 orang. Sehingga didapat sampel untuk wartawan surat kabar sejumlah 28 responden yang mewakili 12 media massa dan untuk wartawan majalah sejumlah 36 responden yang mewakilkan 16 majalah. Dalam menentukan media massa yang layak dijadikan responden, Peneliti melakukan penentuan sampel berdasarkan kebijakan pihak Hotel Borobudur disebut Purposive Sampling. Variabel

Dimensi

Indikator

Skala

Efektifitas Media entertainment (ME)

1. Mutual understanding

Keterbukaan PR dalam penyampaian informasi antara PR dengan wartawan.

Skala Likert :

Kewajaran wartawan menanggapi isu yang berkembang tentang HBJ.

• Sangat setuju (SS)

Segala info yang disampaikan PR di media entertainment memiliki nilai berita bagi wartawan

• Setuju (S)

8

2. Kualifikasi agar berita PR dimuat oleh wartawan

Resiproritas (hubungan timbal balik antara PR dengan wartawan/media)

• Tidak Setuju (TS)

Kualitas release yang dikirimkan PR

• Sangat Tidak Setuju (STS)

Ketepatan PR mengirimkan release ke kantor media Release PR HBJ menjadi prioritas bagi wartawan

3. Pelayanan PR kepada wartawan

Komunikasi PR dengan wartawan secara dua arah Sikap ramah PR Penampilan PR saat interaksi dengan wartawan

4. Frekuensi media entertainment

Frekuensi menerima undangan media entertainment Pelayanan PR dalam mengingatkan agenda media entertainment dengan wartawan Tanggapan wartawan terhadap undangan media entertainment Kehadiran wartawan dalam media entertainment

9

5. Frekuensi media coverage / publisitas

Selalu ada berita yang dipublikasikan setelah media entertainment Segala media coverage adalah hasil dari media entertainment

Tabel 3.4. Operasionalisasi Konsep Dalam penelitian ini, cara mengambil data adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner dan yang peneliti gunakan adalah kuesioner on-line. Aplikasi yang peneliti gunakan untuk membuat kuesioner on-line adalah menggunakan Google Drive. Cara membuat kuesioner on-line ini adalah dengan terlebih dahulu membuat akun di gmail (https://accounts.google.com/), sebab aplikasi tersebut ada di Google. Setelah sign in, peneiliti mengklik di bagian Drive, lalu memilih Create, selanjutnya pilih Form. Setelah itu peneliti menyusun seluruh daftar pertanyaan ke dalam form tersebut. Jika seluruh pertanyaan sudah diketik dengan lengkap dan jelas, klik pada submit, dan kemudian muncul link kuesioner untuk dibagikan kepada responden. Alasan memilih media on-line untuk penyebaran kuesioner dikarenakan hal ini lebih fleksibel, mudah dan cepat untuk diisi oleh wartawan yang letaknya tersebar di daerah Jakarta. Disamping itu, penggunaan kuesioner on-line memudahkan peneliti dalam melakukan pendataan. Selain melalui kuesioner, data primer juga didapat melalui wawancara peneliti dengan Director of Communications Hotel Borobudur Jakarta yaitu Ibu Fransiska Kansil dan dengan PR Manager Hotel Borobudur Jakarta, Ibu Meutia Mahardhika. Analisa data dilakukan setelah data penelitian dikumpulkan dan ditabulasikan. Hal ini dimaksudkan untuk menekan letak skor responden yang diperoleh terhadap pelaksanaan media entertainment. Peneliti menggunakan rumus Quartil dalam Likert Summating Rating (LSR) . 5.

5

Ridwan & Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. 2006.

10

Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan jawaban 64 responden kepada 15 pertanyaan, diketahui bahwa total skor dari jawaban seluruh responden adalah 3095. Untuk menganalisa hasil kuesioner berskala Likert guna mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas dari penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Quartil, dengan ketentuan total skor data responden berada di antara : B s/d Q1

= sangat tidak efektif

>Q1 s/d Q2

= tidak efektif

>Q2 s/d Q3

= efektif

>Q3

= sangat efektif

Oleh sebab itu, peneliti perlu menghitung nilai batas bawah (B), Q1, Q2, Q3, dan batas atas (A). Total skor jika semua menjawab, yaitu : Batas Bawah (B) jumlah responden x skor terendah x jumlah pertanyaan B = 64 x 1 x 15 = 960 Batas Atas (A) jumlah responden x skor tertinggi x jumlah pertanyaan A = 64 x 4 x 15 = 3840 Range (A – B) atau n = 3840 – 960 = 2880 Quartil I (Q1) = B + n/4= 960 + 2880/4 = 1680 Quartil II (Q2) = B + n/2= 960 + 2880/2 = 2400 Quartil III (Q3) = B + (n.3)/4= 960 + (2880.3)/4 = 3120 Berdasarkan hasil skor responden yang telah dijumlahkan, skor responden pada penelitian ini yaitu 3095.Angka ini berada di antara Q2 dan Q3.

B 960

Q1 1680

Q2 2400

Skor total dari responden adalah 3095

Q3 3120

A 3840

11

Total skor responden sebesar 3095, dan terletak antara Q2 dan Q3, maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa responden (yang dalam hal ini adalah wartawan), memiliki sikap positif terhadap adanya kegiatan media entertainment di Hotel Borobudur Jakarta guna meningkatkan media coverage Hotel Borobudur Jakarta. Dengan kata lain, wartawan sebagai orang yang menuliskan media coverage menyetujui bahwa dengan adanya media entertainment, memudahkan praktisi PR untuk melakukan publisitas mengenai hotel yang dinaunginya di hadapan masyrakat luas melalui media massa.

Simpulan dan Saran Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari survey terhadap 64 wartawan yang pernah mengikuti media entertainment di Hotel Borobudur Jakarta, total skor responden setelah menjawab 15 pernyataan adalah 3095. Angka ini berada di antara titik Q2 dan Q3. Ini berarti bahwa wartawan yang dalam hal ini sebagai objek utama penelitian memilki sikap positif terhadap kegiatan media entertainment yang dilakukan PR Hotel Borobudur Jakarta terhadap tingkat media coverage di media cetak. Pada akhirnya peneliti mampu menjawab tujuan penelitian bahwa kegiatan media entertainment yang dilakukan oleh PR Hotel Borobudur Jakarta terhadap tingkat media coverage di media cetak selama periode Oktober – Desember 2012 telah berlangsung secara efektif. Saran Peneliti untuk penelitian berikutnya yaitu pada kali ini, peneliti telah membuktikan efektifitas kegiatan media entertainment dalam mempengaruhi tingkat media coverage. Untuk penelitian kedepannya, mungkin peneliti lain bisa meneliti sejauh mana public awarness terbangun melalui media coverage.

12

DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, Oemi. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT Citra AdityaBakti. 2001. Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002. Bland, Michael, Alison Theaker dan David Wragg, Effective Media Relations, How To Get Result. New Delhi : Crest Publishing House. 2000. Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif, Prenada Media. Jakarta. 2005. Cutlip, Scott dan Allen H. Centre. Effective Public Relations. New Jersey: Prantice – Hall. Inc. Englewood Cliffs.1982. Darmastuti, Rini. Media Relations. Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.2012 Effendy, Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1962. Grunig, James E. Excellent in Public Relations and Communications Management. Hillsdale. NJ:Lawrence Earlbaum. 1992. Jefkins, F. Planned Press and Public Relations, Blackie Academic and Professional. ---------. Public Relations Fifth Edition, disempurnakan oleh Daniel Yadin. Jakarta: Erlangga. 2002 ---------. Public Relations Third Edition (alih bahasa Aris Munandar). Jakarta: Erlangga. 1992. Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafitti. 1994 Lingar, M Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara. 2001. Morston, John E. Modern Public Relations. New York : Mc Graw-Hill.1979 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2002. Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam. Komunikasi dan Public Relations. Bandung : Pustaka Setia. 2012 Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. 2009. Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. 1997. ---------------------. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1999. --------------------, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. ---------------------, Kiat dan Strategi Kampanye PR. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2005. ---------------------, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2004. Tri, Juwono Atmodjo. Metode Penelitian Komunikasi. Modul 2. Jakarta. 2009. Santoso, Gempur. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Prestasi Pustaka Publisher. 2005.

13

Sendjaja ,S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. 1994 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2001 Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survey, LP3S, Yogyakarta. 1987. Yoeti, Oka A. 2003. Hotel Public Relation. Jakarta: PT. Pertja Uchjana, Onong Effendy M.A. Human relations dan Public Relations. Bandung : Mandar Maju. 1993