faktor determinan kejadian perdarahan post partum ... - Pasca Unhas

168 downloads 593 Views 434KB Size Report
Perdarahan post partum merupakan salah satu masalh penting karena berhubungan ... perdarahan post partum di RSUD Majene Kab Majene tahun 2013.
FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD MAJENE KABUPATEM MAJENE

DETERMINAN FACTORS INCIDENT POST PARTUM HEMORRHAGE IN RSUD MAJENEN KABUPATEN MAJENE

Darmin Dina1, Arifin Seweng ² dan Mappeaty Nyorong³ 1

STIKES Bina Bangsa Majene, ²Bagian Kesehatan Reproduksi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin ³ Bagian Kesehatan Reproduksi,Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi: Darmin Dina STIKES Bina Bangsa Majene Jl. Malino Kec Bontomarannu Kab Gowa HP : 085331325767 Email : [email protected]

Abstrak Perdarahan post partum merupakan salah satu masalh penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kejadian perdarahan post partum di RSUD Majene Kab Majene tahun 2013. Metoda Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian case control yaitu salah satu bentuk rancangan penelitian yang mengikuti proses perjalanan penyakit kea rah belakang berdasarkan waktu ( retrospektif), dengan jumlah sampel 102 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji regresi berganda logistic. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur dari 35 tahun memiliki resiko 3,1 kali lebih besar dari pada ibu yang berumur 20 – 35 tahun (95% Cl: 1,3 – 7,5). Paritas < 1 atau paritas > 3 memiliki resiko 6.1 kali lebih besar dibandingkan dengan paritas 2-3 (95% Cl : 1,6 – 22,,6). Riwayat persalinan buruk memiliki resiko 3.1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk (95% Cl : 1,6 – 22,6). Partus lama memiliki resiko 3.5 kali lebih besar dari pada ibu dengan partus normal terhadap kejadian perdarahan post partum (95% Cl : 1,5 – 8,3). Ibu dengan anemia memilik resiko 2.9 kali lebih besar terhadap kejadian perdarahan post partum (95 % Cl ; 1,2 – 6,8), walaupun tidak signifikan.Disimpulkan bahwa umur, paritas,riwayat persalinan buruk, partus lama merupakan factor resiko terjadinya perdarahan post partum. Kata Kunci: Umur , Paritas,Riwayat persalinan, Anemia

Abstract Postpartum hemorrhage is one of the important mater because motherhood issues that can lead to death. Objective This study objective is aimed to determine the factors that influence the incidence of postpartum hemorrhage in hospitals Majene district in 2013. Methode This type of research method used is a case-control study is one form of research design that follows the course of the disease by the time toward the rear (retrospective), with a sample of 102 respondents. Results Analysis of the data used is the logistic regression test.Results The results showed that age 35 years had a 3.1 times greater risk than women aged 20-35 years (95% CI: 1.3 to 7.5). Parity 3 has a 6.1 times greater risk compared with 2-3 parity (95% Cl: 1.6 to 22,, 6). History of bad labor have 3.1 times greater risk compared with women who did not have a history of bad labor (95% Cl: 1.6 to 22.6). Prolonged labor had a 3.5 times greater risk than women with normal parturition on the incidence of postpartum hemorrhage (95% Cl: 1.5 to 8.3). Mothers with anemia pick the risk is 2.9 times greater the incidence of postpartum hemorrhage (95% Cl; 1.2 to 6.8),al though not significantly. Keywords: Age, parity, history of childbirth.

PENDAHULUAN Perdarahan post partum merupakan salah satu masalah penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Walaupun angka kematian maternal telah menurun dari tahun ke tahun dengan adanya pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan di rumah sakit serta adanya fasilitas transfusi darah, namun perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian ibu. Kematian ibu hamil dapat diklasifikasikan menurut penyebab mediknya sebagai obstetrik “langsung” dan “tidak langsung”. Menurut laporan WHO (2008) bahwa kematian ibu di dunia disebabkan oleh perdarahan sebesar 25%, penyebab tidak langsung 20%, infeksi 15%, aborsi yang tidak aman 13%, eklampsia 12%, penyulit persalinan 8% dan penyebab lain 7%. Berdasarkan penelitian yang dilakukaan shane di RSUD Dr.Pirngadi medan tahun 20072009 dapat diketahui bahwa penyebab utama perdarahan post partum adalah retensio placenta yaitu sebesar 53,7% diikuti laserasi jalan lahir sebesar 29,3%, atonía uteri 14,6 % dan inversio uteri sebesar 2,4%.Begitu pula penelitian yang dilakukan ajenifuji (2010) di Obufeni Awolowo University teaching hospital nigeria, yang menemukan bahwa penyabab utama perdarahan post partum primer adalah retensio placenta (71,05%). Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah; proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Profil Kesehatan Indonesia, 2008). Pada tahun 2004 angka kematian ibu di Sulawesi Barat mencapai 110/100.000 kelahiran hidup. Penyebab AKI yaitu perdarahan 60 orang (64,11%), preeklampsia-eklampsia 13 orang (15,38%), infeksi 7 orang (3,85%) dan lain-lain 30 orang (16,66%). Sedangkan pada tahun 2008 meningkat berkisar (119/100.000) ibu meninggal disebabkan oleh perdarahan 73 orang (61,3%) infeksi 4 orang (3%) preeklampsia 21 orang (17,6%) dan lain-lain 21 orang (17,6%). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Majene yang peneliti kunjungi, prevalensi kejadian perdarahan postpartum cukup tinggi.

Dari paparan di atas, maka peneliti bermaksud ingin melakukan penelitian terkait dengan faktor determinan yang mempengaruhi kejadian pendarahan postpartum di RSUD Majene Kab. Majene tahun 2013. Dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor yang paling dominan terhadap kejadian perdarahan post partum. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013 di RSUD Majene Kabupaten Majene Propinsi Sulawesi Barat, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan penyusunan laporan. Alasan penelitian dilakukan di RSUD Majene Kabupaten Majene Propinsi Sulawesi Barat, karena ibu yang melahirkan di Rumah sakit ini banyak mengalami pendarahan post partum sebanyak 63 kasus. Peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat (dependent) terlebih dahulu yaitu memilih kasus yang mengalami pendarahan postpartum dan kontrol yang tidak mengalami pendarahan postpartum. Peneliti kemudian melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui paparan yang dialami subyek pada waktu lalu (retrospektif). Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan secara pervaginam di RSUD Majene Kabupaten Majene yang tercatat dalam rekam medis sebanyak 200 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang melahirkan di RSUD Majene Kabupaten Majene yang tercatat dalam rekam medis yang terbagi menjadi sampel Kasus yaitu ibu yang mengalami perdarahan post partum sebanyak 51 orang dan sampel kontrol yaitu ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum sebanyak 51 orang. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh melalui kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dan data sekunder didapatkan melalui rekam medik RSUD Kabupaten Majene. Analisis Data Analisis data untuk melihat seberapa besar resiko umur, paritas, riwayat kehamilan, partus lama dan anemia terhadap kejadian perdarahan post partum, mengingat rancangan penelitian ini adalah studi case control, maka analisis hubungan dilakukan dengan menggunakan perhitungan Odds Ratio yang dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang antar variabel.

Diketahuinya nilai OR, dimungkinkan untuk memprediksi hubungan dari fakta yang diteliti terhadap kejadian perdarahan post partum.

HASIL Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif maupun analisis besar resiko variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut : Karakteristik Responden Umur Ibu perbandingan secara proporsional karakteristik ibu berdasarkan kelompok umur lebih banyak ditemukan pada kelompok kontrol umur 20-24 tahun (39,2%) dibandingkan kelompok kasus pada umur 20-24 tahun (17,6%). Pendidikan perbandingan secara proporsional kejadian perdarahan post partum lebih banyak ditemukan pada kelompok kontrol dengan tingkat pendidikan SMA (54,9%) dibandingkan pada kelompok kasus dengan pendidikan SMA (23,5%). Pekerjaan

perbandingan secara proporsional kejadian perdarahan post partum lebih

banyak ditemukan kelompok kontrol pada ibu yang bekerja sebagai IRT (54,9%) dibandingkan kelompok kasus pada IRT (33,2%). Hasil analisis Faktor Risiko Perdarahan PostPartum Analisis faktor umur terhadap Kejadian Perdarahan Post Partum. Dari table 1 menjelaskan dari 51 kasus umur yang berisiko

tinggi (< 20 tahun atau > 35

Tahun) lebih banyak terjadi pada kelompok kasus 22 orang (43,1%) , disbanding dengan kelompok kontrol sebanyak 10 orang ( 19,6%).Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum yang beresiko tinggi lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok umur yang sama ( Resti). Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa umur merupakan faktor resiko kejadian perdarahan post partum (OR ; 3,1), yang artinya ibu yang berumur < 20 tahun atau > 35 tahun mempunyai resiko 3,1 kali lebih besar untuk terjadi perdarahan post partum dibandingkan ibu yang berumur 20 – 35 tahun. Analisis Faktor paritas terhadap kejadian perdarahan post partum Dari table 2 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 14 orang (27,5%) termasuk dalam paritas resiko tinggi (< 1 tatau > 3), sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 3 orang ( 5,9%) yang

termasuk berumur resiko tinggi .Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum yang beresiko tinggi lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok paritas yang sama ( Resti). Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor resiko, dimana besar resikonya adalah 6,1 yang artinya ibu yang memiliki

paritas

3

mempunyai resiko 6,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang memiliki paritas 2-3. Analisis Faktor Riwayat persalinan terhadap kejadian perdarahan post partum. Dari tabel 3 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 30 orang (58,8%) termasuk dalam riwayat buruk,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 16 orang ( 31,4%) yang termasuk riwayat buruk .Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum yang memiliki riwayat buruk lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok yang sama (Riwayat persalinan). Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa riwayat persalinan merupakan faktor resiko, dimana besar resikonya adalah 3,1 yang artinya ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk mempunyai resiko 3,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang tidak ada riwayat persalinan buruk. Analisis Faktor Partus lama terhadap kejadian perdarahan post partum. Dari tabel 4 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 25 orang (49,0%) termasuk dalam partus lama,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 11 orang ( 21,6%) yang termasuk partus lama. Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum pada partus lama lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok yang sama (Partus lama). Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa partus lama merupakan faktor resiko, dimana besar resikonya adalah 3,5 yang artinya ibu yang mengalami partus lama mempunyai resiko 3,5 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang tidak mengalami partus lama.

Analisis Faktor Anemia terhadap kejadian perdarahan post partum. Dari tabel 5 menjelaskan dari 51 kasus terdapat 24 orang (47,1%) termasuk dalam anemia,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 12 orang ( 23,5%) yang termasuk Anemia. Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum pada anemia lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok yang sama (Anemia). Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa anemia merupakan faktor resiko, dimana besar resikonya adalah 2,9 yang artinya ibu yang anemia mempunyai resiko 2,9 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang tidak anemia. Analisis Hubungan Variabel Perancu Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum Dari 51 kasus terdapat 25 orang (49,0%) memiliki riwayat penyakit,sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 11 orang ( 21,6%) yang memiliki riwayat penyakit. Hal ini menunjukan bahwa persentase yang mengalami perdarahan post partum pada ibu yang memilki riwayat penyakit lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami perdarahan post partum pada kelompok yang sama (Riwayat Penyakit) Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan bahwa Riwayat penyakit merupakan faktor resiko, dimana besar resikonya adalah 3,5 yang artinya ibu yang memiliki riwayat penyakit mempunyai resiko 3.5 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit. Hasil Analisis Multivariat Variabel paritas ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian pendarahan postpartum

dengan nilai Wald sebesar

8,942 dan signifikansi sebesar 0,003.

Dengan demikian, paritas merupakan faktor risiko kejadian pendarahan postpartum di RSUD Majene Tahun 2013.Peranan ke empat variabel ini terhadap terjadinya perdarahan post partum = 39.4%, berarti peranan faktor lain di luar faktor umur, paritas, riwayat persalinan dan partus lama adalah 60.6 %. Jika ibu menghindari hamil pada umur di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun, paritas > 3, Riwayat persalinan buruk dan partus lama, maka bisa mencegah kejadian perdarahan post partum sebanyak 39.4%. Perbandingan Hasil Analisis bivariat dan Multivariat Hasil perbandingan antara analisis bivariat dan multivariate di dapatkan adanya peningkatan besar resiko pada tiga variabel berdasarkan hasil analisis multivariate yaitu : Umur, Paritas dan

riwayat persalinan. Perubahan paling besar terjadi pada paritas dari 6.1 menjadi 9.3. Sedangkan partus lama justru terjadi penurunan besar resiko yaitu dari 3.5 menjadi 3.2, sedangkan anemia berubah menjadi tidak signifikan, demikian juga variabel perancu ( Riwayat penyakit) juga menjadi tidak signifikan.Hasil perbandingan tersebut menunjukan bahwa, semakin banyak faktor resiko,semakin meningkat resiko terjadinya perdarahan post partum, khususnya yang menyangkut faktor umur, paritas dan riwayat persalinan. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa Umur di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan post partum 3,1 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 25 tahun.Umur paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah umur antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam masa reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu yang hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun dan umur > 35 tahun akan meningkat secara bermakna, karena mereka terpapar pada komplikasi baik medis maupun obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu , sehingga mengapa umur berpengaruh sebagai penyebab perdarahan post partum. (Manuaba. 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sher Zaman,et. al. (2007) bahwa pada tingkat kepercayaan 95% ibu yang berumur di bawah 20 tahun atau di atas 30 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 3,3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 29 tahun. Selain itu sejalan dengan penelitian Perdarahan pascapersalinan yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi daripada perdarahan pascapersalinan yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (M agann, et.al. 2007). Pada ibu dengan paritas tinggi akan mempengaruhi keadaan uterus ibu, karena semakin sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum primer lebih besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pardosi, M. (2009) menyimpulkan bahwa paritas juga berhubungan secara bermakna dengan kejadian pendarahan postpartum. Ibu hamil dengan paritas 1 atau lebih dari 5 memiliki risiko untuk terjadi pendarahan postpartum 3,86 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang dengan paritas 2 sampai 5.

Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Senewe, et.al. (2004) yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk berisiko 2,4 kali mengalami perdarahan postpartum. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung ≥ 18 jam merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan postpartum. Tanda-tanda partus lama adalah apabila pembukaan serviks 13 cm melebihi 8 jam, pembukaan serviks dan turunnya bagian terendah janin tidak maju. Hasil penelitian Ujah IAO, et.al. (2009) secara case control menemukan bahwa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian perdarahan post partum adalah persalinan >18 jam dengan OR 3,26 (1,17-10,2). Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Bodnar, et.al. (2011) di United States yang menyatakan bahwa anemia bermakna sebagai faktor risiko yang mempengaruhi perdarahan postpartum. Ibu yang mengalami anemia berisiko 3 kali mengalami perdarahan postpartum dibanding ibu yang tidak mengalami anemia (OR= 2,76; 95%CI 1,25;6,12). KESIMPULAN DAN SARAN Umur < 20 tahun atau > 35 tahun memiliki risiko untuk mengalami perdarahan post partum 3,1 kali lebih besar daripada ibu yang berumur 20 – 35 tahun.Paritas ≤ 1 dan paritas > 3 memiliki risiko 6,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan post partum dibandingkan dengan paritas 2 – 3.Riwayat persalinan tidak normal memiliki risiko untuk mengalami perdarahan postpartum 3,1 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu yang riwayat persalinan baik. Partus lama (persalinan ≥ 18 jam) memiliki risiko untuk mengalami perdarahan post partum 3,5 kali lebih besar daripada ibu dengan partus normal (≤ 18 jam )Ibu dengan anemia memiliki risiko untuk mengalami perdarahan postpartum 2,9 kali lebih besar daripada ibu dengan tidak anemia (≤18 jam) namun tidak signifikan karena nilai P = 0.092.Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel paritas merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian perdarahan postpartum dengan nilai Wald sebesar 8.942. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan kepada ibu untuk menghindari hamil terlalu muda atau terlalu tua,ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk agar selalu

waspada dengan sering

memeriksakan kehamilannya karena riwayat

persalinan

merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan post partum,meningkatkan upaya pelayanan obstetrik yang memadai, sehingga siap menjadi rumah sakit rujukan melayani pasien-pasien

persalinan

dengan

komplikasi

yang

memerlukan

tindakan

segera.Diharapkan pada ibu yang akan melahirkan mengatur tenaga untuk mengedan, agar ibu tidak kelelahan selain itu ibu juga harus mempehatikan menu seimbang agar tidak mengalami anemia pada saat persalianan.Karena paritas merupakan faktor yang paling dominan diharapkan kepada pemerintah agar lebih menggalakkan program KB dengan memeberikan cukup dana untuk program KB, sehingga pengetahuan masyarakat mengenai program KB dapat bertambah. DAFTAR PUSTAKA Bodnar, et.al. (2011). High prevalence of postpartum anemia among low-income women in the United States. Am J Obstet Gynecol Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2009). Profil Kesehatan Sulawesi Selatan. Depkes RI (2004). Kajian Kematian Ibu Dan Anak Di Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta; Depkes RI. Depkes RI. (2008), Profil Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. M agann, Everett F, et.al. (2007). Postpartum Hemorrhage after vaginal birth. An analysis of Risk Factors Southern M ed ; 98:419-2 2. Pardosi, M. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perdarahan Pasca Persalinan dan Upaya Penurunannya di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan Tahun 2009. Tesis. Medan: FKM USU Senewe, et.al .(2004). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Komplikasi Persalinan Tiga Tahun Terakhir Di Indonesia (Analisis Lanjutan SKRT-Surkesnas 2001). Buletin Penelitian Kesehatan Vol 43 No.2 Sher Zaman, Bushra, et. al. (2007). Risk factors for primary postpartum hemorrhage. Professional Med J; 14(3): 378-381 Ujah IAO, et.al. (2009). Maternal mortality among adolescent women in Jos, North-Central, Nigeria. J Obstet Gynaecol;25:3–6.

Lampiran : Tabel 1.

Risiko Kejadian Perdarahan PostPartum Berdasarkan Umur Ibu Di RSUD Majene Tahun 2013 Kelompok Sampel

Umur Ibu < 20 atau > 35 20 – 35 Jumlah

N

%

Kasus N %

Kontrol N %

22

43,1

10

19,6

32

31,4

29

56,9

41

80,4

70

68,6

51

100

51

100

OR 95% CI p 3,1 1,3 –7,5 0,019

100

Sumber : Data primer, 2013

Tabel 2.

Risiko Kejadian Perdarahan PostPartum Berdasarkan Paritas Di RSUD Majene Tahun 2013 Kelompok Sampel

Paritas ibu

n

%

Kasus n %

Kontrol N %

14

27,5

3

5,9

17

16,7

37

72,5

48

94,1

85

83,3

Jumlah 51 100 Sumber : Data primer, 2013

51

100

102

100

3 2–3

Tabel 3.

OR 95% CI p 6,1 1,6–22,6 0,008

Risiko Kejadian Perdarahan PostPartum Berdasarkan Riwayat Persalinan Di RSUD Majene Tahun 2013

Riwayat Persalinan

Kelompok Sampel n

%

Kasus n % 30 58,8

Kontrol N % 16 31,4

46

45,1

21

41,2

35

68,6

56

54,9

Jumlah 51 100 Sumber : Data primer, 2013

51

100

102

100

Riwayat Buruk Tidak ada riwayat

OR 95% CI P 3,1 1,4 - 7,04 0,01

Tabel 4.

Risiko Kejadian Perdarahan Post Partum Berdasarkan Partus Lama Di RSUD Majene Tahun 2013 Kelompok Sampel

Partus lama

N

%

Ya

Kasus N % 25 49,0

Kontrol N % 11 21,6

36

35,3

Normal

26

51,0

40

78,4

66

64,7

Jumlah 51 100 Sumber : Data primer, 2013

51

100

102

100

Tabel 5.

3,5 1,5 - 8,3 0,007

Risiko Kejadian Perdarahan Post Partum Berdasarkan Anemia Di RSUD Majene Tahun 2013 Kelompok Sampel

Anemia

OR 95% CI P value

n

%

Ya

Kasus n % 24 47,1

Kontrol N % 12 23,5

36

35,3

Tidak

27

52,9

39

76,5

66

64,7

Jumlah 51 100 Sumber : Data primer, 2013

51

100

102

100

OR 95% CI p 2,9 1,2 – 6,8 0,023