hubungan prestasi belajar aqidah akhlak terhadap - Institutional ...

16 downloads 1328 Views 601KB Size Report
mengenai mata pelajaran aqidah akhlak pada jenjang Madrasah Tsanawiyah. ... Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan. Pendidikan UIN ...
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs. AL-IKHLAS LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK

SKRIPSI Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: NAMA

: NURLAELA

NIM

: 102011023513

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs. AL-IKHLAS LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK

SKRIPSI Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: Nurlaela 102011023513

Dibawah Bimbingan

Dr. KHalimi M.A NIP. 19650515 199403 1 006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

LEMBAR PENGAMATAN

Tanggal Pengamatan : ………………………………………………………………... Waktu/ Jam Ke

: ………………………………………………………………...

Nama Guru

: ………………………………………………………………...

Kelas Mengajar

: ………………………………………………………………...

Jumlah Siswa

: ………………………………………………………………...

Petunjuk: Isilah lembar pengamatan ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara melingkari jawaban yang tepat, dengan mengisi titik-titik atau dengan memberi tanda cekcklist (V)

01. Pada awal pelajaran, apa yang dilakukan guru? (beri tanda checklist pada kolom yang sesuai dengan keadaan) Deskriptor

No

Ya

Tidak

01.

Mengucapkan salam

…………… ……………

02.

Mengabsen siswa

…………… ……………

03.

Memotivasi siswa

…………… ……………

04.

Mereview pelajaran yang lalu (appersepsi)

…………… ……………

05.

Mengemukakan tema/topik yang akan di bahas

…………… ……………

06.

Langsung menyampaikan materi baru

…………… ……………

07.

Kegiatan lain ……………………………...……

…………… ……………

………………………………………………….. ………………………………………………….. ………………………………………………….. ………………………………………………….. 02. Proses belajar mengajar berlangsung, kegiatan apa sajakah yang dilakukan oleh guru? [beri tanda checklist (V) pada kolom yang sesuai dengan keadaan]

No

01.

02.

03.

03.

Deskripsi

Ya

Tidak

Penyajian Materi Pelajaran -

Memberitahukan Tujuan/TPK yang ingin dicapai

………

………

-

Penyajian materi mendukung TPK

………

………

-

Materi disajikan secara sistematis

………

………

-

Materi disajikan secara tuntas

………

………

Strategi Pembelajaran -

Kegiatan belajar mengajar mendukung TPK

………

………

-

Metode dan teknik yang digunakan bervariasi

………

………

-

Berpusat pada siswa (Mengaktifkan siswa)

………

………

-

Terintegrasikannya keempat keterampilan berbahasa

………

………

Penggunaan Alat (Media) Pembelajaran -

Sesuai dengan TPK

………

………

-

Sesuai dengan materi pembelajaran

………

………

-

Sesuai dengan metode pembelajaran

………

………

-

Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa

………

………

-

Dapat memotivasi siswa

………

………

Penutupan Pelajaran -

Menyimpulkan materi pelajaran

………

………

-

Memberitahukan materi pelajaran untuk pertemuan

………

………

berikutnya

03. Kegiatan penilaian apa sajakah yang dilakukan oleh guru pada akhir pelajaran? Sebutkan jenis dan pelaksanaannya? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………

ABSTRAK Nama NIM Judul

: Nurlaela : 102011023513 : HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN AKHLAK SISWA DI MTs AL-IKHLAS LEUWINANGGUNG CIMANGGIS DEPOK

KEC.

Pendidikan dan Akhlak dalam agama Islam merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung. Terbentuknya Akhlak mulia merupakan tujuan utama dari proses pendidikan dalam Islam, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh al-Abrasyi yang dikutip Nur Uhbiyati dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. Demikian pula sebaliknya tujuan membentuk akhlak mulia pada diri seseorang tidak mungkin tercapai tanpa adanya proses pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak mulia. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Dari uraian diatas, tidak heran jika kemudian timbul asumsi dalam benak orang banyak bahwa idealnya seseorang (siswa) yang telah mempelajari mata pelajaran akhlak seharusnya mempunyai akhlak yang mulia dengan alasan bahwa orang (siswa) tersebut telah mengetahui apa yang baik dan bagaimana cara mengerjakannya serta apa yang buruk berikut cara menghindarinya. Asumsi sebenarnya cukup tepat, namun pada tataran praksisnya bisa saja terjadi yang sebaliknya, sehingga siswa dengan prestasi belajar akhlak yang baik bisa saja mempunyai akhlak yang buruk dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini membahas hubungan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis mulai dari kelas tujuh hingga kelas sembilan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya, yaitu prestasi belajar dengan akhlak siswa sehari-hari. Berdasarkan penelitian penulis di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Hasil penelitian ini memang cukup menggembirakan, tetapi penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama namun dengan objek penelitian yang lebih besar perlu dilakukan, hal ini diperluka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan akhlak terhadap akhlak siswa, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kebijakan khusus mengenai mata pelajaran aqidah akhlak pada jenjang Madrasah Tsanawiyah. i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, khususnya kepada penulis, sehingga tugas skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Begitu pula selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil dalam membangun masyarakat adil, makmur, egaliter, dan demokratis. Meskipun banyak halangan dan rintangan yang datang silih berganti dalam proses menyelesaikan skripsi ini, akibat perjuangan yang tak kenal lelah, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan dilalui, akhirnya menghasilkan juga. Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semua itu berkat bantuan dan jasa baik dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Bahri Salim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Halimi, MA., selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan spirit kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan tanpa kenal lelah sehingga putrinya dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Suamiku tercinta Muzoffar Mukhtar dan anak-anakku tersayang Zain Mukhtar, Zakia Mukhtar dan Tazkia Mukhtar, yang telah memotivasi dan memberikan inspirasi tanpa kenal lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik perpustakaan utama maupun perpustakaan fakultas, yang telah memberikan pelayanan informasi secara baik selama penulisan skripsi ini.

ii

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mewariskan tradisi keilmuan secara baik dan berkelanjutan. 8. Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melalui masa pendidikan bersama-sama. 9. Seluruh pihak (baik perorangan maupun instansi) yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tak disebut. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan limpahan pahala. Dan semoga pula skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Jakarta, 31 M a r e t 2010 M

Penulis

iii

DAFTAR ISI ABSTRAK ………………………………………………………………….

i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..

v

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………..…..…

1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ………......

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………….

8

D. Sistematika Penulisan …………………………………...........

9

DESKRIPSI TEORIT, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori ……………………………………………..

BAB III

BAB IV

10

1. Akhlak Siswa ……...........................................…………..

10

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak .........................................

20

B. Kerangka Berpikir ………………………………………….

23

C. Pengajuan Hipotesis ………………………………………….

24

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian …………………………………………….

25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………...

26

C. Metode Pengolahan Data ………………………...…………...

26

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas ………….………………...

31

B. Deskripsi dan Analisa Data ………………………………….

35

C. Pengujian Hipotesis Penelitian……………………………...

57

iv

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………...

59

B. Implikasi ……………………………………………………

59

C. Saran ………………………………………………………..

60

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

61

LAMPIRAN

v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang anak didik dan tingginya tingkat intelegensi anak didik tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik, atau akhlak yang luhur maka kelak tidak akan mencerminkan kepribadian yang baik. Masalah akhlak adalah masalah yang penting bagi agama dan bagi kehidupan dalam masyarakat. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya di hadapan Maha Pencipta dan masyarakat. Seorang warga yang baik wajib memperbaiki dirinya sebelum bertindak, ia harus beradab, berakhlak terhadap dirinya sendiri karena ia dibebankan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat.

1

2

Dengan kata lain, apabila akhlaknya baik maka akan baik pula sikap dan Akhlaknya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula sikap dan Akhlaknya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam dan agama lainnya yang utama karena misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak mulia, untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW di mana beliau diutus menjadi rasul adalah untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia :

‫ﺖ‬ ُ ‫ إ ﱠﻧﻤَﺎ ُﺑﻌِﺜ‬: ‫ن اﻟﻨّﺒﻲ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ ﻗﺎل‬ ّ ‫ﻋﻦ اﺑﻰ هﺮﻳﺮة رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ا‬ 1

(‫ِﻷ َﺗ ﱢﻤ َﻢ َﻣﻜَﺎ ِر َم اْﻷﺧْﻼق )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى‬

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak”. (H.R. Bukhari) Hadits Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman, cendikiawan muslim Pakistan, mengatakan, bahwa: “Islam pada dasarnya adalah agama akhlak (akhlak) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum) dan agama lainnya”. 2 Senada

dengan

penekanan

terhadap

pentingnya

akhlak,

juga

menekankan pentingnya pendidikan. Dalam sumber hukum Islam – Al-Qur’an dan hadits – banyak disebutkan tentang urgensi dan signifikasi pendidikan, seperti firman Allah swt:

‫ت‬ ٍ ‫ﻦ أوْ ُﺗﻮْا اﻟْ ِﻌﻠْ َﻢ َد َرﺟَﺎ‬ َ ْ‫ﻦ ﺁﻣَ ُﻨﻮْا ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ وَاّﻟ ِﺬﻳ‬ َ ْ‫ﷲ اّﻟ ِﺬﻳ‬ ُ ‫َﻳﺮْ َﻓ ِﻊ ا‬ Artinya: “….Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”. 3 (Al Mujadalah : 58) Demikian pentingnya kedua bidang tersebut –akhlak dan pendidikan dalam agama Islam, sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan akhlak 1

Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Asuyuthi Al-Jami As-Shogir (Beirut:Daarul Fikr,t.th), zuz 1,h.103. 2 Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis Islam, (Jakarta: Serambi, 2001), h. 30. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1984/1985), h. 911.

3

merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Hal ini bisa diketahui dari pendapat Al-Abrasy

pakar pendidikan Islam tentang tujuan umum

pendidikan Islam. Yang menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam diantaranya : Menempatkan pembentukan akhlak yang mulia terdapat pada urutan pertama dari tujuan tersebut pandangan serupa dikemukakan oleh Nur Uhbiyati bahwa pendidikan Akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. 4 Dalam perspektif pendidikan ke-Indonesiaan, di mana institusi pendidikan dibawahi oleh dua Departemen yang masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Departemen Agama dengan penekanan pada pendidikan agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan penekanan pada pengetahuan umum. Meskipun kedua institusi ini mempunyai penekanan yang berbeda tetapi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989. Tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia lewat proses dan Sistem Pendidikan Nasional adalah: “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” 5 Dari tujuan Pendidikan Nasional tersebut diketahui bahwa meskipun terdapat perbedaan penekanan antara Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional, tetapi kedua departemen tersebut mengacu pada tujuan yang sama yaitu tujuan nasional seperti dijelaskan di atas. 4

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, Tahun 1999), Cet. 2, h. 50.

5 Undang-undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 h. 6 (PT. Kloang Klede Putra Timur Bekerja Sama Dengan Koprasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri)

4

Khususnya untuk institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan akhlak biasanya disampaikan dalam bentuk mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Aqidah akhlak. Pelajaran Aqidah akhlak disampaikan dari mulai pendidikan dasar (Sekolah Dasar) hingga pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas). Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan pelajaran yang membahas tentang akhlak atau prilaku sehari-hari. Pelajaran Aqidah akhlak juga merupakan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini manfaat akhlak serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, mata pelajaran ini harus diajarkan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan mata pelajaran Aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari bidang studi Aqidah akhlak pada Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat mengetahui pengertian akhlak, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami jenis-jenis akhlak yang baik dan buruk menurut pandangan agama, mengetahui dan mengamalkan perbuatan yang baik, mengetahui dan menjauhi perbuatan yang tercela, memahami dan ajaran agama dan hukum syariat Islam, serta menyadari pentingnya ilmu pengetahuan di masyarakat. 2. Siswa dapat mengetahui perjalanan Rosulullah sampai dengan masa sekarang 3. Siswa mengetahui, meyakini proses pembentukan kepribadian manusia. 4. Kemampuan memahami peraturan perundang-undangan, hak azasi manusia, kemerdekaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam era ekonomi, dan memahami bentuk-bentuk hubungan antar kelompok sosial. 5. Siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan para ulama, pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi nusa dan bangsa, Wali Songo, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia,

5

meyakini dan mengimani ajaran agama, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-kisah orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan. 6 Berdasarkan tujuan di atas, terlihat betapa pentingnya posisi pelajaran Aqidah akhlak dalam usaha untuk membimbing dan mengarahkan sikap serta Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari ke arah yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Berlandaskan pada permasalahan di atas, seharusnya prestasi belajar siswa tercermin dalam akhlak siswa sehari-hari, dalam pengertian, siswa yang berprestasi belajarnya baik dalam pelajaran Aqidah akhlak seharusnya juga mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, bisa pula terjadi sebaliknya, artinya prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak mencerminkan Akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak bisa dijadikan acuan dalam menilai akhlak siswa sehari-hari. Karenanya penulis bermaksud meneliti permasalahan dengan judul "Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa Di MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok" dalam bentuk sebuah skripsi. Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Betapa pentingnya Aqidah akhlak yang harus diajarkan karena Aqidah akhlak merupakan modal dasar untuk membimbing siswa menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah 2. Siswa belum bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk serta tidak merealisasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan yang mereka dapat di sekolah atau teori di kelas. 3. Guru pelajaran Aqidah akhlak sangat berperan penting dalam membina siswa menjadi anak yang berakhlakul karimah.

6

Musyawarah Kelompok Kerja Sekolah menengah Pertama (MK2MTS) Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pelajaran PKns, h. 1-9.

6

4. Dipilihnya MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok, karena sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti tentang hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Apakah terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan siswa sebelumnya terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak? b. Apakah dewan guru memberikan contoh yang baik dalam pembentukan akhlak siswa? c. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak? d. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa? e. Apakah terdapat hubungan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan akhlak siswa?

2. Pembatasan Masalah. Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini, sehingga penelitian dapat sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi penelitian ini pada: hubungan prestasi belajar siswa tentang Aqidah akhlak dengan Akhlaknyanya sehari-hari. Adapun yang dimaksud dengan siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas delapan dan sembilan Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan prestasi belajar siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam bentuk tertulis yang berupa buku laporan evaluasi belajar siswa atau buku raport.

7

3. Perumusan Masalah. Posisi akhlak sangat penting sekali dalam dunia pendidikan terlebih tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang

tentang

sistem pendidikan

nasional

yang

menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia tidak hanya untuk menciptakan manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan dan pandangan luas tetapi lebih dari itu pendidikan nasional Indonesia juga bertujuan melahirkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur. Karenanya berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk sampai kepada tujuan tersebut, salah satunya adalah memberikan mata pelajaran khusus tentang akhlak yaitu Aqidah akhlak. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana prestasi belajar pelajaran Aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok? b. Bagaimana

Akhlak

siswa

Madrasah

Tsanawiyah

Al

Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis Depok? c. Bagaimana hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar Aqidah akhlak siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. b. Untuk memperoleh gambaran tentang Akhlak siswa. c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.

8

2. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak siswa di MTs.

Al

Ikhlas

Leuwinanggung

Cimanggis

Depok.

Sedangkan

manfaatnya bagi instansi sekolah, tulisan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memperbaiki mutu, metode dan tekhnis pembelajaran Aqidah akhlak sehingga kualitas siswa lulusan MTs Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok diharapkan bisa cerdas dari sisi intelektual, emosional dan spiritual. Sedangkan bagi guru, skripsi diusahakan agar bisa menjadi gambaran dan motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, sehingga dapat terus berupaya untuk membimbing anak didiknya agar senantiasa mampu menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan bisa menjadi konsentrasi penelitian lebih lanjut.

D. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan serta memahami isi skripsi ini, penulis membagi atas lima bab dengan sistematika penyusunan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan. Bab II Deskripsi Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesa. Dalam bab ini dikemukakan tentang Deskripsi teori antara lain: pengertian akhlaq, pendidikan akhlaq bagi siswa Madrasah Tsanawiyah, akhlaq dalam dunia penididikan, pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini dikemukakan tentang waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

9

Bab IV Hasil Penelitian. Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian yang terdiri dari: gambaran umum MTs Al-Ikhlas, deskripsi data, analisa data dan interpretasi data penelitian. Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan,implikasi dan saran-saran.

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teori 1. Akhlak Siswa a. Pengertian Akhlak Kata akhlak merupakan kata yang sering kali terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah kita tahu pengertian kata ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak, kita biasanya terdiam memikirkan jawabannya. Karenanya sebelum masuk lebih jauh kedalam pembahasan skripsi ini, penulis terlebih dahulu ingin mengeksplorasi pengertian kata akhlak. Pengertian akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian etimologis (lughowy) dan pengertian terminologis (istilahy). Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq, kata ini merupakan bentuk jamak dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak. 1

1

M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: 2000), h.

23

10

11

Menurut Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu’jam Al-Falsafi Juz I,halaman 539. Pengertian akhlaq dari segi bahasa berasal dari bahasa arab,yang berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama. Secara linguistik (kebahasan) kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghoir mustaq,yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut memang begitu adanya.Kata akhlaq adalah jamak dari kata khulqun/khuluq yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas.Baik kata akhlaq atau khuluq bahwa kedua-duanya dijumpai pemakaianya didalam Al-Qur’an maupun hadis sebagai terlihat berikut ini: 2

.‫َوِإﱠﻧ َﻚ َﻟ َﻌَﻠﻰ ُﺧُﻠ ٍﻖ َﻋ ِﻈﻴْ ٍﻢ‬ Artinya: ”Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.(Q.S.Al-Qalam,66:4)

.‫ﻦ‬ َ ْ‫ﻷ ﱠوِﻟﻴ‬ َ ْ‫ﻖ ا‬ ُ ‫ﺧُﻠ‬ ُ ‫ﻻ‬ ‫ِإنْ َهﺬَا ِإ ﱠ‬ Artinya:

”(Agama

kami)ini

tidak

lain

hanyalah

kebiasaan

yang

dahulu”.(Q.S.Al-Syu’ara,26:137).

(‫)رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬى‬.‫ﺧُﻠﻘًﺎ‬ ُ ْ‫ﺴ ُﻨ ُﻬﻢ‬ َ ْ‫ﻦ ِإﻳْﻤَﺎﻧًﺎَأﺣ‬ َ ْ‫ﻞ اﻟْ ُﻤﺆْ ِﻣ ِﻨﻴ‬ ُ ‫َأآْ َﻤ‬ Artinya: ”Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya”.(H.R.Turmuzi) Berdasarkan pengertian ini, kata akhlak sering dianggap sinonim dengan kata etika, moral, kesusilaan, tatakrama dan lain-lain. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan kata yang digunakan untuk merujuk kepada perbuatan manusia yang kemudian dinilai dengan standar baik dan buruk. Dalam Islam, standar penilaian yang digunakan untuk menilai baik dan buruknya suatu perbuatan adalah Al-Qur’an dan hadits.

2

Prof. Dr. H. Moh.Ardani, AkhlakTasawuf; Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia), h. 25

12

Pengertian

tentang

akhlak

secara

terminologis

telah

banyak

dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian akhlak sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Al-akhlak, menurutnya “akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika kehendak itu membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”. 3 Dari pendapat Prof. Dr. Ahmad Amin tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, atau dalam pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang telah menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan. Sementara itu, Ibnu Miskawaih (W.421/1030 M)

memberikan

pengertian yang lain tentang akhlak, menurutnya, sebagaimana tertulis dalam kitab Tahdzibul Akhlak Wa Tathhir al- A’raq, di dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa akhlak adalah:

‫ﻻ ُرؤْ َﻳ ٍﺔ‬ َ ‫ﻏﻴْ ِﺮ ِﻓﻜْ ٍﺮ َو‬ َ ْ‫ﻋ َﻴ ٌﺔ ﻟَﻬَﺎ إِﻟَﻰ َأ ْﻓﻌَﺎِﻟﻬَﺎ ِﻣﻦ‬ ِ ‫ﺲ دَا‬ ِ ْ‫ل ﻟِﻠ ﱠﻨﻔ‬ ُ ‫ﺣَﺎ‬ Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 4 Dari pendapat ini bisa dipahami bahwa Ibnu Miskawaih membagi perbuatan menjadi dua yaitu perbuatan bathiniah dan perbuatan lahiriah. Menurut Ibnu Miskawaih perbuatan bathiniahlah yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan lahiriah, meskipun pada hakikatnya kedua perbuatan ini adalah satu kesatuan. Kemudian jika suatu perbuatan telah melembaga pada diri seseorang dan telah dilakukan secara berulang-ulang maka

sering

kali

seseorang

tidak

memerlukan

lagi

pertimbangan-

pertimbangan rasional dalam melakukan suatu perbuatan, dan perbuatan inilah yang dimaksud Ibnu Miskawaih dengan akhlak. Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Imam al-Ghazali (1059-1111 M) dalam kitab Ihya ‘Ulum al-Din, menurutnya akhlak adalah:

3

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h.46 4 Ibn Miskawaih, Tahjib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, (Mesir: al-Mathba’ah alMishriyah,1934), h.40.

13

‫ﻏﻴْ ِﺮ‬ َ ْ‫ﺴ ُﻬﻮَْﻟ ٍﺔ َو ُﻳﺴْ ٍﺮ ِﻣﻦ‬ ُ ‫ل ِﺑ‬ ُ ‫ﻷﻓْﻌَﺎ‬ َ ْ‫ﺨ ٌﺔ ﻋَﻨْﻬَﺎ َﺗﺼْ ُﺪ ُر ا‬ َ‫ﺳ‬ ِ ‫ﺲ رَا‬ ِ ْ‫ﻋﻦْ َهﻴْ َﺌ ٍﺔ ﻓِﻰ اﻟ ﱠﻨﻔ‬ َ ٌ‫ﻋِﺒَﺎرَة‬ ‫ﻻ ُرؤْ َﻳ ٍﺔ‬ َ ‫ﺟ ٍﺔ ِإﻟَﻰ ِﻓﻜْ ٍﺮ َو‬ َ ‫ﺣَﺎ‬ Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan muda, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 5 Dari pengertian-pengertian akhlak diatas, penulis menyimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan seseorang yang telah melembaga, dilakukan secara berulang-ulang

atas

kesadaran

jiwanya

tanpa

memerlukan

berbagai

pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain. Sedangkan pengertian akhlak sebagai sebuah ilmu juga dikemukakan oleh para intelektual diantaranya Ahmad Amin yang berpendapat bahwa “ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh manusia, menjelaskan tujuan apa yang hendak dicapai manusia dengan perbuatan mereka dan menunjukan jalan yang lurus yang harus diperbuat”. 6 Sedangkan Abdul Hamid Yunus mengemukakan sebagaimana dikutip oleh Drs. Mahjuddin bahwa “Ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perbuatan yang mulia, lalu memberikan tuntunan mengenai caracara melakukannya, untuk mengisi jiwa manusia dengan perbuatan baik, serta cara-cara menghindarkan dan membersihkan diri manusia dari perbuatan buruk”. 7 Ibrahim Anis dalam bukunya Mu’jam al-Wasith yang kemudian dikutip oleh Abudin Nata menjelaskan bahwa ilmu akhlak adalah:

‫ﺢ‬ ِ ْ‫ﻦ وَاﻟْ ُﻘﺒ‬ ِ‫ﺴ‬ َ‫ﺤ‬ َ ْ‫ﻒ ﺑِﺎﻟ‬ ُ ‫ﺻ‬ َ ْ‫ل اﱠﻟﺘِى ُﺘﻮ‬ ُ ‫ﻷﻋْﻤَﺎ‬ َ ْ‫ﻖ ِﺑ ِﻪ ا‬ ُ ‫ﻋ ُﻪ َأﺣْﻜَﺎمٌ ِﻗﻴْ َﻤ ُﺘ ُﻪ َﺗ َﺘ َﻌﱠﻠ‬ ُ ْ‫ﺿﻮ‬ ُ ْ‫َاﻟْ ِﻌﻠْ ُﻢ َﻣﻮ‬

5

Imam al-Ghazali Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.) h.56. Ahmad Amin, Etika: Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1985), h. 62. 7 Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya Dalam Hadits, (Jakarta : Kalam Mulia, 2000), h. 9. 6

14

Ilmu yang objek pembahasannya tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk. 8 Penjelasan-penjelasan tersebut sangat membantu kita untuk memahami bahwa akhlak sebagai ilmu setidaknya mengandung hal-hal antara lain: 1) Penjelasan tentang baik dan buruk. 2) Pembahasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti dihindari oleh seseorang. 3) Penjelasan tentang tujuan yang seharusnya dituju oleh seseorang dalam suatu tindakan. 4) Pembahasan tentang jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam upaya menuju kepada kebaikan.

b. Pendidikan Aqidah Akhlak Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata “pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. 9 Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba yang menjelaskan bahwa “…Pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama…”. 10 Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk –dalam pengertian akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran

8

Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Aklak Tasawuf, Ed. I., Cet.4, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.8. 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 232. 10 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 19.

15

pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik. 11 Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Agama Islam yang sangat menjunjung tinggi pendidikan memaknai pendidikan tidak hanya sekedar proses pendidikan jasmani –rasio– semata tetapi lebih dari hal itu seperti diungkapkan oleh Dr. Yusuf Qardhawi yang memberi pengertian pendidikan Islam sebagai berikut: Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, dan menyiapkan untuk mengahadapi masyarakat dengan kebaikan dan kejahatan, manis dan pahitnya. 12 Dengan nada yang sama Endang Saifuddin Anshori memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai “…Proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemanusiaan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.” 13 Tetapi yang menjadi permasalahan bagaimana jika ideal-ideal diatas yakni hubungan antara prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak dan akhlak siswa ternyata terkadang berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam 11

13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 58 12 Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Ter. Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 59. 13 Endang Saefuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha Interpries, 1976), h. 85

16

pengertian bahwa prestasi belajar seorang siswa ternyata tidak ada hubungannya dengan akhlak siswa dalam kehidupan real. Sehingga prestasi belajar seorang siswa dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak tidak bisa dijadikan sebagai indikator dalam penilaian akhlak seorang siswa. untuk mengatasi ini perlu diadakan evaluasi total terhadap mata pelajaran pendidikan aqidah akhlak dari mulai materi pelajaran, metodologi pembelajaran, teknik penyampaian materi. Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian pendidikan aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani. Pendidikan budi pekerti merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan budi pekerti peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Salah satu jenjang pendidikan yang aktif memberikan pendidikan Aqidah Akhlak adalah Madrasah Tsanawiyah dalam bentuk sebuah mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Pendidikan aqidah akhlak. Pelajaran ini diberikan dari mulai kelas tujuh hingga kelas sembilan. Sebelum lebih jauh membahas pendidikan aqidah akhlak bagi siswa Madrasah Tsanawiyah penulis terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang pengertian pendidikan aqidah akhlak. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya Indonesia. Disamping itu membekali siswa dengan kemampuan dasar, pengetahuan, dan budi pekerti. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mewujudkan nilai luhur itu dalam perilaku sehari-hari, baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Setiap kegiatan yang direncanakan, tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai oleh seseorang atau

17

kelompok yang melakukan kegiatan. Sehubungan dengan itu, tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan, sasaran serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tanpa disertai tujuan, menyebabkan tujuan akan kabur, akibatnya program dan kegiatan tersebut menjadi tidak terorganisir. Berdasarkan hal tersebut maka Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat termasuk pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Dalam GBPP tersebut dijelaskan juga tentang tujuan dari pembelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa Madrasah Tsanawiyah. Tujuan-tujuan tersebut dibagi kedalam dua buah tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan pendidikan aqidah akhlak berdasarkan kelas. Bagi siswa kelas tujuh tujuan pembelajaran pendidikan aqidah akhlak adalah siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian syariat Islam, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami dan meyakini nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyadari pentingnya ilmu akhlak menurut pandangan agama. Adapun tujuan khususnya yaitu: 1) Siswa memahami dasar dan tujuan pendidikan aqidah akhlak.. 2) Siswa memahami kesadaran untuk taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membiasakan taat melaksanakan ibadah dan menjalankan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. 3) Siswa memahami membiasakan mendahulukan kewajiban sebelum menuntut hak. 4) Siswa memahami dan mengerti tentang dasar, tujuan dan pembagian akhlak. 5) Siswa memahami perbuatan terpuji dan mampu mengamalkannya dengan baik.

18

6) Siswa mengetahui perbuatan tercela kepada Allah serta menjauhinya 7) Siswa mengetahui dan memahami cinta kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. 8) Siswa mengetahui, meyakini adanya pencipta dengan sifat-sifat-Nya serta mengimaninya. 9) Siswa memahami dan menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan mencintai ilmu pengetahuan tersebut dengan giat belajar.14 Sedangkan tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa kelas delapan adalah siswa mengetahui, sejarah para nabi dan rosul dan para ulama yang menyebarkan agama Islam di Indonesia, mengetahui perlunya memiliki kebebasan yang diiringi rasa tanggung jawab, mengetahui akhlak terpuji dan mengamalkannya, memahami pengertian perlunya sikap tenggang rasa antarumat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 1) Siswa meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa serta mengimaninya. 2) Siswa

memahami

akhlak

terpuji

kepada

Allah

dan

mampu

mengamalkannya dengan ikhlas. 3) Siswa meyakini perlunya sikap percaya diri dalam melakukan tugas dan kegiatan sehari-hari. 4) Siswa dapat memahami sifat-sifat terpuji bagi diri sendiri maupun bagi orang lain serta terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5) Siswa memahami dan meyakini sifat-sifat para pahlawan serta berusaha untuk meneladaninya. 6) Siswa memahami cara-cara taat dan cinta kepada amal ibadah serta mampu mengamalkannya dengan ikhlas. 7) Siswa memahami cara-cara menghormati ulama dan mentaati uli ‘amri serta mampu mengamalkannya dengan baik.

14

Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah, h.2

19

8) Siswa mengetahui dan menyadari berbahayanya sifat-sifat tercela, baik bagi

diri

sendiri

maupun

terhadap

orang

lain

serta

mampu

menghindarinya. 15 Adapun tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa kelas sembilan adalah siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan rosul, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisahkisah orang-orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkan dalam kehidupan. Sedangkan tujuan khususnya adalah: 1) Siswa mengetahui kisah pahlawan bangsa serta mampu meneladaninya 2) Siswa mengetahui akhlak terhadap saudara, tetangga, sesama muslim dan kaum lemah serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 3) Siswa memahami dan menyadari arti kerja dalam kehidupan dan berusaha untuk mencintainya dengan giat belajar 4) Siswa mengetahui dan menghayati kisah orang-orang durhaka serta akibatnya sehingga berusaha untuk menjauhi sifat-sifat buruk yang dimiliki orang-orang tersebut 5) Siswa memahami dan menyadari hak dan kewajiban warga negara sesuai tuntunan agama. 6) Siswa menyadari pentingnya memelihara kelestarian, menyayangi binatang dan merawat tumbuhan serta berusaha mewujudkan dengan perbuatan nyata. 16

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak a. Pengertian Prestasi Belajar Dalam kamus bahasa Indonesia belajar bahwa prestasi adalah hasil usaha yakni pencapaian dari suatu kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Kata ‘pencapaian’ dalam pengertian tersebut menyiratkan bahwa 15 16

Ibid., h. 7 Ibid., h. 9

20

hasil dari suatu kegiatan itu sebelumnya telah mengalami suatu rangkaian kegiatan lainnya. Dimana rangkaian kegiatan tersebut merupakan proses yang mengarah kepada suatu tujuan yakni pencapaian hasil. Pengertian belajar menurut arti bahasa, berarti berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, bisa berarti pula agar terampil mengerjakan sesuatu. 17 Dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1 disebutkan:

‫ﻖ‬ َ ‫ﺧَﻠ‬ َ ‫ﻚ اﱠﻟﺬِى‬ َ ‫ِإﻗْ َﺮأْ ﺑِﺎﺳْ ِﻢ َرﱢﺑ‬ Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan” (Q.S. Al-Alaq: 1) Ayat tersebut kalau kita telaah mengandung makna belajar, yaitu belajar memahami akan adanya Tuhan pencipta manusia. maksud dari ayat tersebut di atas bahwa pendidikan pertama yang harus diterima dan dipelajari oleh seorang anak adalah tentang bukti-bukti adanya Tuhan pencipta seluruh alam (ketauhidan). Adapun pengertian belajar menurut istilah adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang meng-hasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana dijelaskan dalam kamus

bahasa

Indonesia

adalah

“…penguasaan

pengetahuan

atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”. 18 Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam proses belajar yang dapat berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang kemudian digambarkan melalui nilai-nilai tertulis yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. 17

JS Badudu, dan Sutan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. ke-1, h. 19 18 W.J.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Grasindo 1991), h. 236

21

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Seperti dipaparkan di atas bahwa belajar merupakan hasil usaha dari serangkaian kegiatan individu yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, hal-hal atau faktorfaktor apa sajakah yang memungkinkan seorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal atau sebaliknya. Berikut penulis akan menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor pendorong yang berasal dari dalam individu siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor pendorong yang berasal dari luar individu dalam interaksinya dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya. Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah: 19 1) Faktor kemampuan siswa. faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang ingin dicapai. Meskipun anak dilahirkan ke dunia dalam yang relatif sama, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ada anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan anak-anak lainnya. Anak dengan kemampuan ini akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar. Karena ia lebih mudah mengingat, menganalisis dan cepat dalam mengambil suatu keputusan 2) Faktor motivasi belajar, faktor ini cukup penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan motivasi belajar yang kuat sering kali ditemukan anakanak dengan kemampuan biasa-biasa saja mempunyai prestasi belajar yang cukup luar biasa 3) Faktor minat dan usaha, dengan adanya minat terhadap suatu pelajaran maka hal tersebut akan lebih mendorong seorang anak untuk lebih serius mempelajari suatu pelajaran karena merasa bahwa yang dipelajarinya sangat berarti baginya. Tetapi minat harus didukung pula oleh usaha yang serius untuk mempelajarinya. 19

Nur Uhbiayati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1996), h. 43

22

4) Faktor sikap dan pola belajar, sikap dan sifat-sifat yang ada seseorang juga mempunyai andil yang cukup besar dalam mempengaruhi prestasi belajar. Demikian juga halnya pola belajar seseorang ikut mempengaruhi hasil yang akan dicapainya dalam proses belajar. 5) Faktor fisik dan psikis, kondisi fisik juga ikut serta dalam menentukan prestasi dalam proses belajar, demikian juga halnya dengan kondisi psikis Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

20

1) Faktor guru, guru memegang peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, sebab guru merupakan orang pertama yang memberikan bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Faktor sarana dan prasarana pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran yang memadai akan sangat membantu dalam proses belajar yang efisien, efektif, mudah dipahami dan menyenangkan. Karenanya faktor ini memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa 3) Faktor

lingkungan

(milieu),

faktor

ini

tidak

kalah

pentingnya

dibandingkan faktor-faktor lainnya. Lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi seorang siswa baik pengaruh positif maupun sebaliknya. Lingkungan yang mendukung 4) Faktor sosial ekonomi, di tengah zaman yang hampir segala sesuatunya diukur dengan satuan uang, maka tak bisa diingkari bahwa faktor ini mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam prestasi belajar seorang siswa 5) Faktor orang tua, motivasi dan tanggung jawab orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar anak. Karena bagaimana pun juga orang tua merupakan orang yang paling banyak tahu tentang anaknya.

20

Ibid., h. 52

23

B. Kerangka Berpikir Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata pendidikan sebagai “…proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani. Pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan aqidah akhlak peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk–dalam pengertian akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik. Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Siswa yang mempunyai prestasi belajar aqidah akhlak yang baik idealnya juga mempunyai akhlak yg baik dalam kehidupan sehari-harinya, demikian juga sebaliknya.

24

C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut yakni terdapat hubungan positif antara pelajaran aqidah akhlak dengan akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok.

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang digunakan

dalam

penelitian. 1

Metodologi

penelitian

pada

dasarnya

merupakan suatu metode ilmiah yang diartikan suatu cara yang dirancang serta diarahkan guna memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dengan menempuh suatu langkah-langkah tertentu. 2 Adapun teknik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampling, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya, yaitu prestasi belajar dengan perilaku siswa sehari-hari.

1

Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1994), cet. ke-1, h. 3 2 Ibid., h. 4

25

26

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yakni variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah prestasi belajar aqidah akhlak dan variabel Y dalam penelitian ini adalah akkhlaq siswa MTs AlIkhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok

B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian

: MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Depok.

Waktu Penelitian

: Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Mei 2009

C. Metode Pengolahan Data 1. Tekhnik Pengumpulan Data Untuk

memperoleh

data

yang

akurat

dalam

penelitian

ini

dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode dan instrumen yang telah dilaksanakan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara lain: a. Riset lapangan (Field Research) Studi lapangan (field research) dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan

fakta otentik dari lapangan yang memiliki kaitan dengan

masalah yang akan diteliti. b. Riset Kepustakaan (Library Research) Studi

kepustakaan (library research) yang

adalah dengan menelaah

dilakukan

oleh penulis

literatur-literatur yang berhubungan dengan

teori- teori dan permasalahan yang akan diteliti, hal ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran

secara

teoritis yang

nantinya

akan

dibandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan. c. Observasi Observasi adalah merupakan alat pengumpul data penelitian

yang

dilakukan langsung mengamati keadaan, kondisi, situasi dan aktivitas responden oleh peneliti.

27

d. Angket Angket yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis mengenai suatu hal dalam suatu bidang. Dalam penelitian ini penulis menyebarkan angket kepada siswa yang dijadikan sebagai sample.

2. Jenis Dan Sumber Data a. Data Primer Adalah data dalam penelitian yang diperoleh dengan melakukan wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan siswa dengan memakai alat bantu berupa kuisioner. Kuisioner yang dipakai merupakan isian informasi tentang akhlak siswa. Wawancara

juga

dilakukan

dengan

pengurus

MTs

Al-Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis Kebayunan Cimanggis. b. Data Sekunder Merupakan

pengumpulan

data

kepustakaan

yaitu

untuk

memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berkaitan dengan obyek penelitian, dengan membaca atau mempelajari buku-buku referensi, karya ilmiah, laporan dari instansi terkait dan sumber-sumber lain yang terkait dalam penulisan ini.

3. Populasi dan Sampel Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat dalam kawasan tertentu dalam suatu unit kesatuan. 3 Adapun populasi yang penulis ambil adalah seluruh siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok yang berjumlah 347 orang. Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prkatek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), cet. ke-10, h. 155

28

mewakili terhadap populasi. 4 Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebanyak 30 orang sebagai sampel.

4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data variabel X yaitu prestasi belajar aqidah akhlah adalah tes objektif sebanyak 30 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan jawaban yang salah adalah 0. Sedangkan untuk memperoleh data tentang akhlaq siswa, penulis menggunakan skala likert yang terdiri atas 30 pertanyaan dengan alternatif jawaban: sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, ragu-ragu (RR) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Sedangkan jika pertanyaan dalam bentuk negatif maka pemberian skor adalah sebaliknya. Sebelum instrumen tersebut digunakan maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan dapat dipercaya untuk mengambil data, untuk itu perlu dilakukan juga uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Untuk mengukur validitas keseluruhan soal prestasi belajar aqidah akhlak digunakan validitas isi yang diperoleh dari indikator yang disusun berdasarkan kerangka teori. Berdasarkan pada hal tersebut maka kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut: Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Indikator Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Prestasi Akademik Pengetahuan Aqidah Pengetahuan Akhlak 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12, 13, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 6, 7, 8, 9, 10

16, 17, 18, 19, 20

26, 27, 28, 29, 30

Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas

4

54

M. Ali, Penelitian dan Pendidikan prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), h.

29

Sedangkan keseluruhan instrumen variabel akhlak siswa menggunakan variabel konstruk yang disusun berdasarkan deskripsi teoritis. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah kisi-kisi instrumen sebagai berikut: Kisi-Kisi Instrumen Akhlak Siswa MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok Indikator Akhlak Siswa Akhlak Di Sekolah

Akhlak Di Rumah

Akhlak Di Lingkungan

1, 2, 3, 4, 5,

11, 12, 13, 14, 15,

21, 22, 23, 24, 25,

6, 7, 8, 9, 10

16, 17, 18, 19, 20

26, 27, 28, 29, 30

Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas

5. Teknik Analisis Data Agar data yang terkumpul tersebut dapat dianalisis kemudian dapat diambil kesimpulan, maka: a. Jawaban dari responden disesuaikan dan diperiksa apakah jawaban tersebut lengkap atau tidak. b. Dengan cara tabulasi, yaitu dengan mentabulasi jawaban dari responden ke dalam tabel. Terakhir penulis menganalisis dan menginterpretasi datadata tersebut. Bentuk analisis data yang digunakan adalah desktiptif analitis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih bersifat kwantitatif. Analisis kwantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data

yang

berwujud

mengklasifikasikan,

angka,

mentabulasikan

dengan dan

cara

menjumlahkan,

selanjutnya

dilakukan

perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistic berupa product moment, apakah ada relasi antara dua variabel tadi dan berapa bobot yang diperoleh. Adapun teknik korelasi yaitu dengan menggunakan korelasi produk momen (product moment correlation) yaitu untuk mencari korelasi antar dua variabel dengan rumus sebagai berikut:

30

rxy =

N. ∑ xy − (∑ x)(∑ y) {N. ∑ x 2 − (∑) 2 }{N. ∑ y 2 − (∑ y) 2

rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment N

= Number of Cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑x = Jumlah seluruh skor x ∑y = Jumlah seluruh skor y. 5 Setelah nilai rxy diketahui, kemudian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang sedang diteliti, penulis berpatokan pada tingkat koefisien korelasi (r), yang dikemukakan oleh Anas Sudijono dalam bukunya, seperti tercantum di bawah ini. Korelasi

0,900-1,00

Sangat tinggi

0,700-0,900

Tinggi

0,400-0,700

Cukup/sedang

0,200-0,400

Rendah

0,00-0,200

5

Interpretasi

Sangat rendah

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2003), cet. ke-12, h. 180

31  

     

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN  

A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas 1. Sekilas tentang MTs Al-Ikhlas MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis didirikan pada tahun 1984 yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Al-Ikhlas, dengan jumlah murid kelas satu/angkatan pertama yaitu 35 siswa. Dengan visinya yaitu SIGAP (Sukses dalam berprestasi, Inovatif dalam penyelenggaran KBM, Gairah dalam KBM, Menciptakan lingkungan yang Aman, Nyaman dan Kondusif, Profesional dalam memberikan pelayanan proses pendidikan), MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik kuatitas maupun kualitas, hal ini terbukti dengan jumlah siswa saat ini mencapai 347 siswa dibagi menjadi sembilan kelas rombongan belajar. Mengikuti perkembangan dan pemekaran kota tahun 1999 MTs AlIkhlas Leuwinanggung Cimanggis masuk ke dalam wilayah Kota Depok. Pada saat ini MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya ditunjang oleh sarana dan prasarana antara lain:  

32  

a. Kantor Kepala Sekolah dan Dewan Guru b. Ruang Kegiatan Belajar c. Sarana ibadah d. Sarana olah raga, dll. Tujuan Pendirian MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Sebagai31 mana tertuang dalam Akte Notaris Pendirian Yayasan Perguruan Islam AlIkhlas dan UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989 bahwa tujuan Yayasan mendirikan lembaga pendidikan formal adalah: a. Memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah baik yang berkecukupan atau pra sejahtera untuk mengenyam pendidikan SLTP di MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis. b. Bersama-sama pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung  

GAMBAR 1 Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas Ketua Yayasan H. Ahmad Chumaidi Ketua BP3

Kepala Madrasah

Endang Mulyana, SH

HJ. Sri Wahyuni, S.Ag. Kepala TU Saprudin, S.Kom.

W. Kep. Kurikulum

W. Kep. Kesiswaan

W. Kep. Bp/Humas

W. Kep. Sarana

H. Syarif, S.Ag

Uwoh Pramijaya, SH.i

Rudy

Solahudin, S.Pd.i

OSIS

 

33  

3. Rekapitulasi Guru Dan Murid MTs Al-Ikhlas Keadaan guru dan murid MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis setiap tahun terus bertambah jumlahnya hal ini disebabkan dengan telah tumbuhnya kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya pendidikan. Untuk tahun pelajaran 2009/2010 jumlah siswa dan guru pada MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis adalah seperti terlihat pada tabel-tabel berikut ini:

TABEL 1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Rekapitulasi

Kelas VII

KELAS VIII

KELAS IX

Siswa (2009-2010)

L

P

L

P

L

P

Jumlah Siswa

64

58

57

56

54

58

Jumlah Total

122

Jumlah Laki-laki

: 175

Jumlah Perempuan

: 172

113

112

TABEL 2 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Rekapitulasi

Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX

Siswa (2009-2010)

A

B

C

A

B

C

A

B

C

Jumlah Siswa

40

40

38

40

35

38

38

37

37

Jumlah

122

113

Jumlah Total Siswa

112

347

TABEL 3 Rekapitulasi Guru Berdasarkan Pendidikan Terakhir NO 1

Latar Belakang Pendidikan SMA/ sederajat STM

P –

2

D1







3

D2



1



4

D3







UIKA

6

2

UIN

5

3

UMAA

1



15

5

5

S1

TOTAL

 

L –

34  

4. Pola Pengajaran Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Ikhlas Mata pelajaran aqidah akhlak pada MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis merupakan mata pelajaran pokok. Metode pembelajaran yang digunakan untuk mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis adalah sebagai berikut: a. Metode mutual education Yaitu metode pengajaran dalam kelompok dengan contoh langsung. Metode ini biasa digunakan untuk materi pelajaran aqidah akhlak yang bersifat praktis, sehingga siswa tidak melulu memahami suatu materi pelajaran aqidah akhlak secara teoritis tetapi juga diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan praktis. b. Metode Instruksional Yaitu metode yang bersifat penjelasan terhadap sesuatu dengan menjelaskan ciri-ciri tentang sesuatu misalnya ciri-ciri orang yang beriman, ciri-ciri orang musyrik. Dengan metode pendidikan ini siswa diharapkan mengetahui apa yang harus diperbuat dalam kehidupan sehari-hari. c. Metode Cerita Yaitu

metode yang digunakan dengan menjelaskan sejarah hidup

seseorang atau suatu kelompok pada masa lampau yang menyangkut ketaatan atau keingkaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Metode ini bertujuan agar siswa mampu mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu sehingga siswa mampu mengetahui apa yang harus mereka perbuat dengan segala konsekuensinya. d. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan Metode ini digunakan pasca pemberian materi pelajaran yang bersifat teoritis, sehingga siswa akan selalu dalam pengarahan, bimbingan dan penyuluhan para guru.

 

35  

B. Deskripsi Dan Analisis Data 1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas instrumen maka terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen prestasi belajar aqidah akhlak. Adapun skor hasil uji tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4 Skor Uji Coba Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1

1

1

1

1

0

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

3

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

4

0

0

1

0

1

0

0

1

1

1

0

1

1

0

0

1

0

0

1

0

5

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

6

0

1

1

1

1

1

0

1

1

0

0

0

1

0

0

0

1

1

0

1

7

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

8

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

0

0

9

1

1

1

1

1

1

0

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

Np

8

9

9

9

9

8

5

9

8

6

8

7

8

8

8

7

8

8

8

8

P

0,8

0,9

0,9

0,9

0,9

0,8

0,5

0,9

0,8

0,6

0,8

0,7

0,8

0,8

0,8

0,7

0,8

0,8

0,8

0,8

Q

0,2

0,1

0,1

0,1

0,1

0,2

0,5

0,1

0,2

0,4

0,2

0,3

0,2

0,2

0,2

0,3

0,2

0,2

0,2

0,2

Pq

0,16 0,09 0,09 0,09 0,09 0,16 0,25 0,09 0,16 0,24 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,16

No

 

Nomor Item

Nomor Item 21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total Skor

Skor kuadrat total

1

1

1

0

1

1

0

1

0

1

0

22

484

2

1

1

1

0

0

1

1

1

0

1

27

729

3

1

0

1

1

1

1

1

1

1

0

25

625

4

0

1

1

1

0

0

0

1

0

1

14

196

5

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

26

676

6

0

0

1

1

0

1

0

1

1

1

17

289

7

1

1

1

0

1

0

1

1

1

1

26

676

8

1

0

1

1

0

1

1

1

1

1

22

484

9

0

0

1

1

0

1

1

1

0

1

23

529

10

1

1

0

1

1

0

0

1

1

0

25

625

Np

7

5

8

8

5

6

7

9

7

7

227

5313

P

0,7

0,5

0,8

0,8

0,5

0,6

0,7

0,9

0,7

0,7

Q

0,3

0,5

0,2

0,2

0,5

0,4

0,3

0,1

0,3

0,3

Pq

0,21

0,25

0,16

0,16

0,25

0,24

0,21

0,09

0,21

0,21

5,11

36  

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan uji validitas butir dengan rumus korelasi point biserial yaitu: Rumus: rpbis =

Mp − Mt SDt

p q

Keterangan :

rpbis

: Koefisien korelasi product momen

Mp Mt SDt p q

: Mean kor dari subjek-subjek yang menjawab benar : Mean kor total : Standar deviasi skor total : Proporsi subjek yang menjawab benar : Proporsi subjek yang menjawab salah

22 + 27 + 25 + 26 + 26 + 22 + 23 + 25 196 = = 24,5 8 8

Mp =

Mt =

εxt N

=

227 = 22,7 10 ( xt ) 2 N N

xt 2 − SDt =

(227) 2 5313 − 10 = 5313 − 5152,9 = 160,1 = 16,1 = 4 SDt = 10 10 10 p =8 q =2 maka rpbis butir no. 1 sebesar: r pbis =

24,5 − 22,7 8 4 2

r pbis =

1,80 x 2 3,60 = = 0,900 4 4 Karena rkritis lebih besar dari rtabel (0,900>0,531). Maka butir No.1

dikatakan valid. Dengan cara yang sama seperti di diatas diperoleh validitas tiap-tiap butir yang kemudian dikonsultasikan dengan rproduct-moment. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:  

37  

Tabel 5 Validitas Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

 

rpbis = 0,531 0,900 0,725 -0,275 0,725 0,058 0,587 0,775 0,058 -0,162 -0,010 0,900 0,223 -0,412 0,900 0,900 0,168 0,446 0,400 0,400 0,587 0,765 0,025 -0,100 -0,475 0,525 0,193 0,657 0,058 0,525 -0,100

Validitas

Keputusan

Valid Valid Drop Valid Direvisi Valid Valid Direvisi Drop Drop Valid Valid Drop Valid Valid Direvisi Direvisi Direvisi Direvisi Valid Valid Direvisi Drop Drop Direvisi Direvisi Valid Direvisi Direvisi Drop

Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai Direvisi Tidak dipakai Dipakai Dipakai Direvisi Direvisi Direvisi Direvisi Direvisi Dipakai Direvisi Tidak dipakai Tidak dipakai Direvisi Direvisi Dipakai Direvisi Direvisi Tidak dipakai

38  

Kemudian untuk menentukan reliabel atau tidaknya instrumen varibel X, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut: ⎛ K ⎞⎛⎜ Vt − ∑ pq ⎞⎟ r11 = ⎜ ⎟ ⎟ Vt ⎝ K − 1 ⎠⎜⎝ ⎠

Keterangan : Rn : reliabilitas instrumen K : Banyaknya butir pernyataan Vt : Varians total p : Proporsi subjek yang menjawab benar q : Proporsi subjek yang menjawab salah

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui K=30, Vt=16,1 dan

∑ Pq = 5,11

maka : ( xt ) 2 N Vt = N (227) 2 5313 − 10 = 5313 − 5152,9 = 160,1 Vt = 10 10 10 Vt = 16,01 xt −

⎛ 30 ⎞⎛ 16,01 − 5,11 ⎞ r11 = ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ 29 ⎠⎝ 160,1 ⎠ ⎛ 10,09 ⎞ = (1,03)⎜ ⎟ = (1,03)(0,681) ⎝ 160,1 ⎠ = 0,704 Jika dikonsultasikan dengan rproduct-moment pada N=10 dengan taraf signifikansi 0,05 didapat rtabel =0,635. Dengan demikian instrumen yang digunakan secara keseluruhan reliabel. Karena instrumen penelitian telah valid dan realiabel untuk digunakan dalam penelitian maka selanjutnya angket diberikan kepada siswa untuk  

39  

mengetahui skor variabel prestasi belajar aqidah akhlak atau variabel X. Berdasarkan hasil perhitungan angket diperoleh data sebagai berikut: Tabel 6 Skor Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak No

NomorItem

SkorTotal

kuadratskor total

15 18 18 13 18 18 16 14 17 17 11 11 14 12 13 17 12 15 16 13 9 13 13 11 15 15 9 15 15 16 429

225 324 324 169 324 324 256 196 289 289 121 121 196 144 169 289 144 225 256 169 81 169 169 121 225 225 81 225 225 256 6331

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

 

1

1 1 - 1 - 0 0 - - - 1 1 - 1 1 1 0 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 1 -

2

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 -

3

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 -

4

0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 1 -

5

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 -

6

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 -

7

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 -

8

0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 1 1 - 1 -

9

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 -

10

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 0 1 - 1 -

11

0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 1 0 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 0 -

12

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 1 0 0 1 0 1 0 0 - - - 1 0 1 - 1 -

13

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 0 1 0 1 0 1 - - - 1 1 0 - 1 -

14

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 0 1 0 1 0 1 1 0 - - - 1 0 1 - 1 -

15

0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 1 1 1 1 0 1 0 1 - - - 1 1 1 - 1 -

16

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 0 -

17

0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 0 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 1 -

18

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 0 1 0 0 1 1 - - - 1 1 1 - 1 -

19

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 0 - 1 1 0 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 0 -

20

1 1 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 0 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 -

21

0 0 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 0 1 0 0 1 0 1 - - - 1 0 1 - 1 -

22

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 0 1 0 0 1 1 - - - 1 1 1 - 0 -

23

0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 0 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 1 -

24

0 1 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 1 0 1 0 0 0 1 - - - 1 1 1 - 1 -

25

1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 1 1 0 0 1 1 - - - 0 1 1 - 1 -

26

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 -

27

0 0 - 0 - 0 1 - - - 1 0 - 1 0 1 0 0 0 1 0 - - - 1 1 1 - 1 -

28

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 0 - - - 1 1 1 - 0 -

29

0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 1 1 1 - 1 -

30

1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 0 - 1 -

Np

20 25 - 25 0 28 10 - - - 27 24 - 23 22 22 27 20 25 19 26 - - - 18 18 28 - 22 -

P

0,7 0,8 - 0,8 0 0,9 0,3 - - - 0,9 0,8 - 0,8 0,7 0,7 0,9 0,7 0,8 0,6 0,9 - - - 0,6 0,6 0,9 - 0,7 -

Q

0,3 0,2 - 0,2 1 0,1 0,7 - - - 0,1 0,2 - 0,2 0,3 0,3 0,1 0,3 0,2 0,4 0,1 - - - 0,4 0,4 0,1 - 0,3 -

Pq

0,2 0,1 - 0,1 0 0,1 0,2 - - - 0,1 0,2 - 0,2 0,2 0,2 0,1 0,2 0,1 0,2 0,1 - - - 0,2 0,2 0,1 - 0,2 -

40  

Berdasarkan skor tersebut di atas maka diperoleh data sebagai berikut: a. Rentangan

R

= Data tertinggi – Data terrendah = 18 – 9 =9

b. Banyak Kelas

Dengan meggunakan rumus sturges Banyak kelas = 1 + 33 (log n) = 1 + 33 (log 30) = 1 + 33 (1,4771) = 1 + 4,874 = 5,874 Dengan demikian dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan kelas interval 5 atau 6 (5 yang dipakai) c. Banyak Kelas

P=

Re n tan gan 9 = = 1,8 Banyak kelas 5

d. Ujung Bawah Kelas Interval Pertama

Menggunakan data terkecil yaitu 9, jadi kelas interval pertamanya yaitu (9-10). Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat daftar distribusi variabel X sebagai berikut: Tabel 7 Distribusi frekwensi variabel X No.

Kelas

fi

Xi

f iX i

Xi2

f iX i2

1

9-10

2

9,5

19

90,25

180,5

2

11-12

5

11,5

57,5

132,25

661,25

3

13-14

7

13,5

94,5

182,25

1275,75

4

15-16

9

15,5

139,5

240,25

2162,25

5

17-18

7

17,5

122,5

306,25

2143,75

433

951,25

6423,5

Jumlah

 

30

41  

Dari daftar di atas dapat ditentukan: a. Mean (X)

x=

∑ fixi ∑ fi

x=

433 =14,43 30

b. Median = Me (1 n − F) Me = b + p 2 f (15 − 14) Me = 16,5 + 2 9 1 Me = 16,5 + 2 = 16,5 + 0,22 9 Me = 16,72

c. Modus = Mo

Mo = b + p

(b) b1 + b2

Mo = 14,5 + 2

(9) ⎛9⎞ = 14,5 + 2⎜ ⎟ = 14,5 + 1,28 7+7 ⎝ 14 ⎠

Mo = 15,78

d. Standar deviasi

N . fixi 2 − ( fixi) 2 S = N ( N − 1) 2

30.6423,5 − (433) 2 S = 30(29) 192705 − 187489 5216 S2 = = = 5,99 870 870 S = 2,44 2

 

42  

2. Akhlak Siswa

Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas angket maka terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen akhlak siswa. Adapun hasil uji tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 8 Skor Uji Coba Instrumen Akhlak Siswa No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1

4

2

3

3

4

4

4

4

2

2

4

2

3

4

3

1

2

4

4

4

2

3

4

4

3

2

2

2

1

3

4

3

3

2

2

2

1

3

1

3

3

3

2

2

1

2

1

2

3

3

2

2

1

2

1

1

2

3

2

2

1

2

4

2

1

2

2

3

3

3

3

3

1

2

2

3

3

3

3

2

1

2

2

5

1

3

1

3

3

3

3

2

1

3

2

3

4

3

3

2

1

3

1

1

6

2

3

3

2

3

2

2

2

2

3

3

2

3

2

2

4

2

3

3

2

7

3

2

3

4

3

4

3

1

3

2

3

2

2

4

3

1

3

2

3

3

8

3

4

2

3

2

1

2

4

4

3

2

3

2

1

3

4

3

4

2

3

9

2

3

4

2

2

4

2

3

2

3

4

4

2

4

2

2

2

1

4

2

10

4

2

3

2

3

4

4

4

4

2

2

3

3

4

4

4

4

2

2

3

X

26

26

26

26

26

29

28

27

26

25

26

26

25

28

27

25

24

23

25

25

2

76

76

78

72

74

95

84

85

76

69

76

72

69

92

77

77

64

65

73

69

X

Nomor item 21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Skor Total

1

1

3

1

4

4

3

2

3

4

1

89

7.921

2

2

2

2

3

3

2

2

2

3

3

75

5.625

3

2

2

2

3

2

1

2

3

2

2

58

3.364

4

3

3

3

2

2

3

3

3

2

2

72

5.184

5

3

3

3

1

1

3

3

3

1

3

70

4.900

6

3

2

2

3

2

3

2

2

2

3

74

5.476

7

4

4

4

3

3

3

4

4

3

3

89

7.921

8

2

1

3

2

3

2

1

3

3

2

77

5.929

9

3

4

2

4

2

2

4

2

2

4

83

6.889

10

3

4

4

2

3

3

4

4

3

2

95

9.025

X

26

28

26

27

25

25

27

29

25

25

782

62.234

2

74

88

76

81

69

67

83

89

69

69

No

X

 

Nomor Item

Kuadrat Total Skor

43  

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan uji validitas butir dengan rumus korelasi produk moment sebagai berikut: r

xy

N . ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y)

{N .∑ X

=

2

}{

− (∑ X ) 2 ( N .∑ Y 2 − (Y ) 2

}

Keterangan: r

= Angka indeks korelasi “r” product moment

xy

∑X ∑Y ∑X ∑Y

= Jumlah skor sebaran X = Jumlah skor sebaran Y 2

= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

2

= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N

= Jumlah responden

Contoh: Apabila akan mencari validitas nomor 1, maka terlebih dahulu harus diketahui harga N,

∑ X , ∑Y , ∑ X

2

,

∑Y

2

dan

∑ XY . Karena yang

akan dicari adalah validitas tiap butir maka harus dibuat cara mengerjakan seperti dibawah ini untuk masing-masing butir. Tabel 9 Uji Validitas Item Variabel Y

 

No.

X

Y

X2

Y2

XY

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4 3 2 2 1 2 3 3 2 4

89 75 58 72 70 74 89 77 83 95

16 9 4 4 1 4 9 9 4 16

7921 5625 3364 5184 4900 5476 7921 5929 6889 9025

356 225 116 144 70 148 267 231 166 380

26

782

76

62234

2103

44  

Dari tabel di atas diketahui:

∑ X = 26, ∑ Y =782, ∑ X

N =10, r

xy

= = = =

2

=76,

10. 2103 − (26) (782 )

∑Y

2

= 62234 dan

∑ XY = 2103

{10.76 − (26) }{(10.62234 − (782) } 2

2

21030 − 20332

{760 − 676}{622340 − 611524} 698

{84}{10816} 698

=

908544 = 0,732

698 953

Dengan cara yang sama akan diperoleh hasil validitas tiap butir, yang selanjutnya dikonsultasikan dengan rprouct

moment

dengan N = 10, maka rtabel

0,632. hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 10 Uji Validitas Instrumen Variabel Y

 

No.

Rxy = 0,632

Validitas

Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

0,732 -0,107 0,620 0,287 0,611 0,674 0,403 0,206 0,428 -0,107 0,575 0,200 0,250 0,770 0,595 -0,176 0,579 0,100 0,591 0,632

Valid Drop revised revised revised revised revised revised revised Drop revised revised revised Valid revised Drop revised revised revised Valid

Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

45  

N o.

Rxy = 0,632

Validitas

Keputusan

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

0,166 0,612 0,302 0,241 0,632 0,573 0,494 0,415 0,632 -0,072

revised revised revised revised Valid revised revised revised Valid Drop

Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai

Validitas Instrumen secara ecara kesel keseluruhan uruhan menggunakan validitas isi. Instrumen disusun berdasarkan indikator akhlak siswa sehingga secara keselutuhan instrumen variabel Y Valid. Kemudian untuk menentukan reliabel atau tidaknya instrumen varibel X, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut: Untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen varibel Y, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut: 2 ⎛ K ⎞⎛⎜ ∑ ∂b r11 = ⎜ ⎟ 1− ∂t 2 ⎝ K − 1 ⎠⎜⎝

⎞ ⎟ ⎟ ⎠

Keterangan : R11

: reliabilitas instrumen

K

: Banyaknya butir pernyataan

∂b 2

: Jumlah Varians butir

∂t 2

: Varians Total

Untuk dapat menggunakan rumus alpha tersebut terlebih dahulu ditentukan nilai, K, ∂b 2 , dan ∂b 2 . Jumlah varias butir diperoleh dari jumlah seluruh varians butir.  

46  

Contoh: (X )2 lx − N ∂b 2 = N (26) 2 76 − 10 ∂b 2 = 10 76 − 67,6 8,4 = = 10 10 = 0,84 Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk butir selanjutnya 2

sehingga diperoleh

∂b 2 =24. Jumlah tersebut merupakan hasil dari

penjumlahan: N o.

V a ria n s

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 J u m la h

0 ,8 4 0 ,8 4 1 ,0 4 0 ,4 4 0 ,6 4 1 ,0 9 0 ,5 6 1 ,2 1 0 ,8 4 0 ,6 5 0 ,8 4 0 ,4 4 0 ,6 5 1 ,3 6 0 ,4 1 1 1 ,8 5

No . 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah

Varians 1 .45 0 .64 1 .21 1 .05 0 .65 0 .64 0 .96 0 .84 0 .81 0 .65 0 .45 1 .01 0 .49 0 .65 0 .65 12 .15

= 11,85 + 12,15 = 24 Sedangkan varians totalnya adalah : (782) 2 62234 − 10 ∂b 2 = 10 62234 − 61152,4 1081,6 ∂b 2 = = = 108,16 10 10 Jika dimasukkan kedalam rumus alpha akan diperoleh: 24 ⎞ ⎛ 30 ⎞ ⎛ 30 ⎞⎛ r11 = ⎜ ⎟⎜1 − ⎟ = ⎜ ⎟(1 − 0,221) = (1,034)(0,778) = 0,805 ⎝ 29 ⎠⎝ 108,16 ⎠ ⎝ 29 ⎠  

47  

Kemudian jika dikonsultasikan dengan rproduct

moment

pada N =10,

dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel sebesar 0,632. ini berarti secara keseluruhan instrumen yang digunakan reliabel. Karena angket akhlak siswa valid dan realiabel untuk digunakan dalam penelitian maka selanjutnya angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui skor variabel akhlak siswa atau variabel Y. Berdasarkan hasil perhitungan angket diperoleh data sebagai berikut: Tabel 11 Skor Akhlak siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

4 - 3 3 4 4 4 4 2 - 4 2 3 4 3 - 2 4 4 4 1 3 1 4 4 3 2 3 4 -

X

89

- 93 79 84 93 84 83 89

- 86 81 86 87 86

- 84 85 82 90 81 83 84 81 85 86 86 84 89

-

2

287

- 309 221 254 313 254 259 289

- 270 235 264 275 268

- 258 267 242 292 247 245 260 241 255 262 268 248 283

-

458 0 488 373 414 492 414 417 462

- 435 392 429 443 433 0 421 430 399 465 404 406 423 396 418 427 436 409 454

-

15,3 0

- 14,5 13,1 14 14,8 14,4 0

14 14,3 13,3 15,5 13,5 14 14 13 13,9 14,2 14,5 14 15,1

-

X

Np P

 

Nomor item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

3 - 4 3 4 3 4 4 3 - 3 3 4 2 4 - 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 2 - 4 2 3 2 3 3 4 - 4 2 3 2 2 - 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 2 3 4 2 - 2 2 3 3 3 3 2 - 2 3 2 2 4 - 2 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 1 - 1 3 3 3 3 3 4 - 3 3 4 3 3 - 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 - 3 2 3 4 2 2 3 - 3 2 3 4 2 - 4 3 3 4 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 - 3 4 3 4 3 1 3 - 2 2 2 2 3 - 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 - 2 3 2 3 2 4 4 - 2 3 2 4 3 - 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 2 - 4 2 2 4 2 3 2 - 4 4 2 4 2 - 2 1 4 2 3 4 2 4 2 2 4 2 2 4 - 3 2 3 4 4 4 4 - 2 3 3 2 4 - 2 2 2 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 4 - 2 3 1 3 2 3 2 - 4 3 2 3 3 - 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3 - 4 2 4 4 2 3 4 - 1 2 3 4 2 - 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 - 2 3 2 4 2 3 3 - 2 3 2 3 3 - 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 - 2 3 2 2 2 3 2 - 3 3 4 3 2 - 3 3 4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 - 4 2 4 4 3 2 4 - 3 3 4 2 4 - 1 2 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 - 4 3 3 4 3 3 4 - 3 2 3 3 3 - 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 - 3 2 2 1 4 2 2 - 4 2 3 4 3 - 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 - 3 3 2 3 2 3 4 - 2 4 4 2 3 - 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 - 2 4 3 3 2 3 3 - 4 2 3 2 4 - 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 - 4 2 4 2 4 4 4 - 3 2 3 4 2 - 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 - 3 2 2 3 2 1 2 - 2 4 2 2 2 - 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 - 3 2 3 2 2 1 3 - 2 2 2 3 4 - 4 2 2 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 2 - 3 2 3 3 4 3 2 - 4 4 4 2 2 - 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 2 - 4 2 2 4 4 3 2 - 4 3 2 2 2 - 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 4 - 3 2 3 4 3 4 4 - 3 1 3 4 4 - 4 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 4 - 3 3 4 4 2 4 2 - 2 3 2 4 4 - 2 4 4 4 1 3 1 4 4 3 2 2 4 3 - 4 3 2 2 2 1 3 - 3 3 2 2 3 - 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 - 3 3 2 1 3 1 1 - 4 3 3 2 1 - 4 4 3 3 1 4 3 3 2 4 2 3 2 2 - 4 4 3 3 3 3 3 - 2 2 3 3 3 - 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 4 - 4 3 3 3 3 2 4 - 2 3 4 4 2 - 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 -

16 12,4 13,8 16,4 13,8 14 15

Q

-14

1

- -11 -13 -15 -13

-

-

- -14 -12

- -14 -13

-13 -13 -12 -15 -12

-

-

- -13 -13 -14

- -14

-

Pq

-218 0

- -142 -177 -253 -177

-

-

- -196 -158

- -203 -194 0 -183 -191 -164 -225 -168

-

-

- -180 -188 -197

- -214

-

1

Total Skor

Kuadrat skor total

83 85 77 70 80 76 71 75 71 76 73 65 76 75 68 84 66 82 81 69 61 67 72 72 77 79 63 68 78 80 2220

6889 7225 5929 4900 6400 5776 5041 5625 5041 5776 5329 4225 5776 5625 4624 7056 4356 6724 6561 4761 3721 4489 5184 5184 5929 6241 3969 4624 6084 6400 165464

4272

316814

83 85 77 70 80 76 71 75 71 76 73 65 76 75 68 84 66 82 81 69 61 67 72 72 77 79 63 68 78 80 2220

48  

Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui data-data sebagai berikut: a. Rentangan

R

= Data tertinggi – Data terrendah = 85 – 61 = 24

b. Banyak Kelas

Dengan meggunakan rumus sturges Banyak kelas = 1 + 33 (log n) = 1 + 33 (log 30) = 1 + 33 (1,4771) = 1 + 4,874 = 5,874 Dengan demikian dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan kelas interval 5 atau 6 (5 yang dipakai) c. Banyak Kelas

P=

Re n tan gan 24 = = 4,8 Banyak kelas 5

d. Ujung Bawah Kelas Interval Pertama

Menggunakan data terkecil yaitu 61, jadi kelas interval pertamanya yaitu (61-65) Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat daftar distribusi variabel X sebagai berikut: Tabel 12 Distribusi Frekwensi Variabel Y Kelas

fi

Xi

f iX i

Xi 2

1

61-65

3

63

189

3969

11907,00

2

66-70

6

68

408

4624

27744,00

3

71-75

7

73

511

5329

37303,00

4

76-80

9

78

702

6084

54756,00

5

81-85

5

83

415

6889

34445,00

Jumlah

 

f iX i 2

No.

30

2225

166155

49  

Dari daftar di atas dapat ditentukan: a. Mean (X)

x=

∑ fixi ∑ fi

x=

2225 =74,16 30

b. Median = Me Me = b + p

(1 n − F) 2 f

Me = 75,5 + 5

(15 − 16) 9

Me = 75,5 + 5

1 = 75,5 + 0,55 9

Me = 76,05

c. Modus = Mo

Mo = b + p

(b) b1 + b2

Mo = 75,5 + 5

(9 − 7) ⎛2⎞ = 75,5 + 5⎜ ⎟ = 75,5 + 3,33 2 + (6 − 5) ⎝3⎠

Mo = 78,83

d. Standar deviasi

S2 =

N . fixi 2 − ( fixi ) 2 N ( N − 1)

S2 =

30 x166155 − (2225) 2 30(29)

S2 =

4984650 − 4950625 34025 = = 39,10 870 870

S = 6,25  

50  

3. Uji Persyaratan Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian diuji dengan uji normalitas dan uji linieritas. a. Uji Normalitas (lilliefors)

Uji Normalitas dilakukan untuk dapat mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Kriteria uji normalitas adalah Ho ditolak jika α o hitung lebih besar dari α o tabel atau Ho diterima jika

α o hitung kurang dari α o tabel. Berdasarkan hasil perhitungan Skor Variabel X maka diperoleh x= 14,43 dan S=2,44. Dengan demikian harga-harga untuk Zi, F, (Zi) dan F(Zi) – S(Zi) dapat dicari. Selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 12 Uji Normalitas Variabel X

 

No.

X

Zi

F(Z i)

S(Z i)

F(Z i)-S(Z i)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

9 9 11 11 11 12 12 13 13 13 13 13 14 14 15 15 15 15 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 18 18

-2,225 -2,225 -1,406 -1,406 -1,406 -0,996 -0,996 -0,586 -0,586 -0,586 -0,586 -0,586 -0,176 -0,176 0,234 0,234 0,234 0,234 0,234 0,234 0,643 0,643 0,643 1,053 1,053 1,053 1,463 1,463 1,463 1,463

0,021 0,042 0,076 0,102 0,127 0,166 0,194 0,240 0,270 0,300 0,144 0,144 0,156 0,156 0,167 0,167 0,167 0,167 0,167 0,167 0,178 0,178 0,178 0,189 0,189 0,189 0,200 0,200 0,200 0,200

0,033 0,067 0,100 0,133 0,167 0,200 0,233 0,267 0,300 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333 0,333

0,013 0,025 0,024 0,032 0,040 0,034 0,039 0,026 0,030 0,033 0,189 0,189 0,178 0,178 0,167 0,167 0,167 0,167 0,167 0,167 0,156 0,156 0,156 0,144 0,144 0,144 0,133 0,133 0,133 0,133

51  

Dari tabel di atas diperoleh Lohitung 0,111. jika dikonsultasikan dengan tabel Lilliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 30 diperoleh Lotabel = 0,161. Dengan demikian Ho diterima karena Lohitung kurang dari Lotabel (0,111 < 0,161). Ini berarti data pada Variabel X berasal dari Populasi berdistribusi Normal. Sedangkan berdasarkan perhitungan skor variabel Y Diketahui x= 74,16 dan S=6,25. Dengan demikian harga-harga untuk Zi, F, (Zi) dan F(Zi) – S(Zi) dapat dicari, selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 13 Uji Normalitas Variabel Y N o.

X

Zi

F (Z i)

S (Z i )

F (Z i )-S (Z i )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

61 63 65 66 67 68 68 69 70 71 71 72 72 73 75 75 76 76 76 77 77 78 79 80 80 81 82 83 84 85

-2 ,1 0 6 -1 ,7 8 6 -1 ,4 6 6 -1 ,3 0 6 -1 ,1 4 6 -0 ,9 8 6 -0 ,9 8 6 -0 ,8 2 6 -0 ,6 6 6 -0 ,5 0 6 -0 ,5 0 6 -0 ,3 4 6 -0 ,3 4 6 -0 ,1 8 6 0 ,1 3 4 0 ,1 3 4 0 ,2 9 4 0 ,2 9 4 0 ,2 9 4 0 ,4 5 4 0 ,4 5 4 0 ,6 1 4 0 ,7 7 4 0 ,9 3 4 0 ,9 3 4 1 ,0 9 4 1 ,2 5 4 1 ,4 1 4 1 ,5 7 4 1 ,7 3 4

0 ,0 2 3 0 ,0 4 8 0 ,0 7 5 0 ,1 0 1 0 ,1 2 8 0 ,1 5 6 0 ,1 8 2 0 ,2 1 1 0 ,2 4 1 0 ,2 7 2 0 ,2 9 9 0 ,3 3 1 0 ,3 5 9 0 ,3 9 2 0 ,4 3 1 0 ,4 6 0 0 ,4 9 5 0 ,5 2 4 0 ,5 5 3 0 ,5 9 0 0 ,6 2 0 0 ,6 5 7 0 ,6 9 6 0 ,7 3 6 0 ,7 6 6 0 ,8 0 7 0 ,8 4 8 0 ,8 9 0 0 ,9 3 3 0 ,9 7 7

0 ,0 3 3 3 0 ,0 6 6 7 0 ,1 0 0 0 0 ,1 3 3 3 0 ,1 6 6 7 0 ,2 0 0 0 0 ,2 3 3 3 0 ,2 6 6 7 0 ,3 0 0 0 0 ,3 3 3 3 0 ,3 6 6 7 0 ,4 0 0 0 0 ,4 3 3 3 0 ,4 6 6 7 0 ,5 0 0 0 0 ,5 3 3 3 0 ,5 6 6 7 0 ,6 0 0 0 0 ,6 3 3 3 0 ,6 6 6 7 0 ,7 0 0 0 0 ,7 3 3 3 0 ,7 6 6 7 0 ,8 0 0 0 0 ,8 3 3 3 0 ,8 6 6 7 0 ,9 0 0 0 0 ,9 3 3 3 0 ,9 6 6 7 1 ,0 0 0 0

0 ,0 1 0 0 ,0 1 8 0 ,0 2 5 0 ,0 3 2 0 ,0 3 8 0 ,0 4 4 0 ,0 5 1 0 ,0 5 5 0 ,0 5 9 0 ,0 6 1 0 ,0 6 7 0 ,0 6 9 0 ,0 7 5 0 ,0 7 5 0 ,0 6 9 0 ,0 7 4 0 ,0 7 2 0 ,0 7 6 0 ,0 8 0 0 ,0 7 7 0 ,0 8 0 0 ,0 7 6 0 ,0 7 0 0 ,0 6 4 0 ,0 6 7 0 ,0 6 0 0 ,0 5 2 0 ,0 4 3 0 ,0 3 3 0 ,0 2 3

Dari perhitungan diperoleh α o hitung sebesar 0,80 Jika dikonsultasikan pada α o tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan N=30 diperoleh α o tabel sebesar 0,161. Dengan demikian Ho diterima karena α o hitung kurang dari α o tabel (0,80< 0,161). Ini berarti data pada variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal.  

52  

3. Uji Linieritas

Hipotesis yang diajukan untuk menguji linieritas ialah : Ho ditolak jika Fhitung lebih besar dari FTabel atau Ho diterima jika Fhitung kurang dari FTabel. Untuk melaksanakan uji liniearitas, data disusun sebagai berikut: Tabel 14

Uji Linieritas

No.

X

Y

X2

Y2

XY

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

9 9 11 11 11 12 12 13 13 13 13 13 14 14 15 15 15 15 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 18 18

61 63 73 65 72 75 66 70 68 69 67 72 75 76 83 82 77 79 68 78 71 81 80 71 76 84 85 77 80 76

81 81 121 121 121 144 144 169 169 169 169 169 196 196 225 225 225 225 225 225 256 256 256 289 289 289 324 324 324 324

3721 3969 5329 4225 5184 5625 4356 4900 4624 4761 4489 5184 5625 5776 6889 6724 5929 6241 4624 6084 5041 6561 6400 5041 5776 7056 7225 5929 6400 5776

549 567 803 715 792 900 792 910 884 897 871 936 1050 1064 1245 1230 1155 1185 1020 1170 1136 1296 1280 1207 1292 1428 1530 1386 1440 1368

429

2220

6331

165464

32098



 

53  

Hipotesis yang diajukan untuk menguji linieritas ialah: Ho ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Ho diterima jika Fhitung kurang dari Ftabel. Untuk itu diperlukan rumus perhitungan sebagai berikut: b =

N . ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y) N .∑ X − (∑ X ) 2 2

a = y – bx Berdasarkan data dari tabel di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: N =10,

∑X =

429,

∑ Y =2220, ∑ X

2

=6331,

∑Y

2

= 165464 dan

∑ XY =32098, X= 14,43, dan Y = 74,16 b =

30 x32098 - (429)(2220) 30 x6331 - (429) 2

b =

962940 - 952380 10560 = = 1,79 189930 - 184041 5889

a = 74,16 –(1,79)(14,43) = 74,16 – 25,87 = 48,28 Jadi regresi Y atas X adalah : Y = 48,28 +1,79X Untuk menguji linieritas perlu diketahui harga: Jk(E), JK (TC), f dan Fhitung. Untuk memenuhi hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu: JK (T), JK (a), dan JK (b/a) JK (T) =Y2=165464

(∑ Y ) =

2

JK (a)

N

2 ( 2220) =

30

 

=

4958400 = 164280 30

54  

( a ) = b⎧⎪⎨⎪∑ xy − (∑ XN)(∑ Y )⎫⎪⎬⎪

JK b

JK





(429)(2220)⎫ ⎧ = 1,79⎨32098 − ⎬ 30 ⎩ ⎭ = 1,79{32098 − 31746} = 1,79{352}

= 630,08

JK (E)

⎧ (Yi) 2 ⎫ = ∑ X ⎨Yi 2 − ⎬ ni ⎭ ⎩ ⎧ (61 + 63) 2 ⎫ ⎧ 2 (73 + 65 + 72) 2 ⎫ 2 2 = ⎨612 + 63 2 − + + + − 73 65 72 ⎬ ⎨ ⎬+ 2 3 ⎩ ⎭ ⎩ ⎭

⎧70 2 + 68 2 + 69 2 + 67 2 + 72 2 ⎫ ⎧ (75 + 66) ⎫ ⎪ ⎪ = ⎨75 2 + 66 2 − ⎬ + ⎨ (70 + 68 + 69 + 67 + 72) 2 ⎬ + 2 ⎭ ⎪− ⎩ ⎪ 5 ⎭ ⎩ 2

⎧83 2 + 82 2 + 77 2 + 79 2 + 68 2 + 78 2 ⎫ 2 ⎫ ⎧ 2 ( 75 76 ) + ⎪ ⎪ = ⎨75 + 76 2 − ⎬ + ⎨ (83 + 82 + 77 + 79 + 68 + 78) 2 ⎬ + 2 ⎭ ⎪− ⎩ ⎪ 6 ⎭ ⎩

⎧ 2 (71+ 81+ 80) 2 ⎫ ⎧ 2 (71+ 76+ 84) 2 ⎫ 2 2 2 2 = ⎨71 + 81 + 80 − ⎬+ ⎬ + ⎨71 + 76 + 84 − 3 3 ⎭ ⎭ ⎩ ⎩ ⎧ (85 + 77 + 80 + 76) 2 ⎫ = ⎨85 2 + 77 2 + 80 2 + 76 2 − ⎬ 4 ⎩ ⎭

⎛ (7690− 7688) + (14738−14700) + (9981− 9940,5) + (23958− 23943,2) +⎞ ⎜ ⎟ = ⎜ (11401−11400,5) + (36491− 36348,17) + (18002−17941,33) + ⎟ ⎜ (17873−17787) + (25330− 25281) ⎟ ⎝ ⎠ = (2 + 38 + 40,5 + 14,8 + 0,5 + 142,83 + 60,67 + 86 + 49 )

= 434,3

 

55  

JK (TC)

= JK res − JK ( E ) = JK res = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) = 165464 – 164280 – 630,08 = 553,92

JK (TC)

= 553,92 – 434,3 = 119,62

S 2 TC =

S 2E =

Fh =

JK (TC ) 119,62 119,62 = = = 17,09 K −2 9−2 7

JK ( E ) 434,3 434,3 = = = 18,88 n−k 30 − 7 23

S 2 TC 17,09 = = 0,90 S 2 E 18,88

Dari perhitungan di atas diperoleh Fhitung = 0,90 Jika dkonsultasikan degan FTabel pada taraf signifikansi 0.05 dan pada δk pembilang (K-2) =7 dan

δk penyebut (n- K)=23. diperoleh FTabel = 1,99. Dengan demikian Ho Diterima karena Fhitung lebih lebih kecil dari FTabel (0,90< 1,99). Jadi Ho Diterima dan tidak perlu mencari model lain.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Hasil Analisis Data

Langkah yang ditempuh dalam analisis data dilakukan dengan menghubungkan dua jenis skor yaitu skor prestasi belajar aqidah akhlak dan skor akhlak siswa. Rumus untuk menganalisis data tersebut adalah rumus korelasi product moment. Perhitungannya adalah sebagai berikut:  

56  

Tabel 15 Perhitungan Analisis Data No.

X

Y

X2

Y2

XY

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

15 18 18 13 18 18 16 14 17 17 11 11 14 12 13 17 12 15 16 13 9 13 13 11 15 15 9 15 15 16

83 85 77 70 80 76 71 75 71 76 73 65 76 75 68 84 66 82 81 69 61 67 72 72 77 79 63 68 78 80

225 324 324 169 324 324 256 196 289 289 121 121 196 144 169 289 144 225 256 169 81 169 169 121 225 225 81 225 225 256

6889 7225 5929 4900 6400 5776 5041 5625 5041 5776 5329 4225 5776 5625 4624 7056 4356 6724 6561 4761 3721 4489 5184 5184 5929 6241 3969 4624 6084 6400

1245 1530 1386 910 1440 1368 1136 1050 1207 1292 803 715 1064 900 884 1428 792 1230 1296 897 549 871 936 792 1155 1185 567 1020 1170 1280

429

2220

6331

165464

32098



Dari tabel di atas di ketahui N =30,

∑X ∑Y r

xy

2

2

=6331, =165464 dan =

=

 

∑X =

∑ XY = 32098

N . ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y)

{N .∑ X

2

}{

− (∑ X ) 2 ( N .∑ Y 2 − (Y ) 2

}

(30 x32098) − (429)(2220)

{(30 x6331) − (429) }{(30 x165464 − (2220) } 2

2

429,

∑ Y =2220,

57  

962940 − 952380

=

(189930 − 184041)(4963920 − 4928400) 10560 10560 10560 = = = (5889)(35520) 209177280 14462,96 = 0,730 Jika dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada N = 30 dan taraf signifikansi 0,01di peroleh rtabel sebesar 0,463. Dengan demikian pada taraf signifikansi 0,01 rhitung lebih besar dari rtabel (0,730 > 0,463). Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y, karena berhasil menolak Ho. Kemudian untuk mengetahui determinasi variabel X terhadap Variabel Y maka diadakan uji determinasi dan uji T Korelasi. Dengan perhitungan sebagai berikut: =

t

=

r n−2 1− r 2

0,730 30 − 2 1 − 0,730 2

=

0,730 x5,29

=

3,86 0,46

1 − 0,532

= 8,26 Jika dikonsultasikan dengan ttabel =30, taraf signifikansi 0,05 diperoleh ttabel = 2,05. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (8,26 > 2,05). Perbandingan kedua nilai tersebut menunnjukkan adanya hubungan yang berarti. Untuk mengetahui besar kontribusi variabel x terhadap variabel Y, maka dicari angka determinasi r yaitu dengan rumus sebagai berikut: r2 x 100%

= 0,730x100% = 0,532x100% = 53,2 %

 

58  

Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa sebesar 53,2 %.

2. Interpretasi Hasil Penelitian

Dari analisis data diketahui rhitung sebesar 0,730 jika dikosultasikan dengan rtabel pada taraf signifikansi 0.01 dan N=30 diperoleh sebesar 0,463. Ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian Hi dterima, yang menyatakan terdapat hubungan positif antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Dari koefisien korelasi rhitung yang positif, hal ini berarti menunjukkan arah hubungan yang positif atua searah. Hipotesis penelitian dapat ditafsirkan bahwa semakin tinggi skor prestasi belajar Aqidah Akhlak maka akan semakin baik pula akhlak siswa. Atas dasar pernafsiran ini, maka diprediksikan bahwa siswa-siswa yang memiliki prestasi belajar Aqidah Akhlak yang baik akan cenderung memiliki akhlak yang baik pula.

 

59  

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu ada hubungan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan korelasi product moment, dimana rhitung diperoleh sebesar 0,730 yang lebih besar dari rtabel 0,463 pada taraf signifikansi 0,01 Dan N = 30. Sifat hubungan yang didapat adalah searah, dimana gerak salah satu variabel akan diikuti oleh variabel lainnya. Apabila skor prestasi belajar aqidah akhlak tinggi, maka skor akhlak siswa juga akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Jadi dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar aqidah akhlak akan diikuti oleh tinggi rendahnya akhlak siswa.

B. Implikasi

Dari hipotesis yang diajukan dan landasan teori, penelitian ini membuktikan adanya hubungan

antara prestasi belajar Aqidah Akhlak

dengan akhlak siswa. Semakin baik prestasi belajar Aqidah Akhlak maka akan semakin baik pula akhlak siswa. Ini sekaligus membuktikan bahwa prestasi belajar aqidah akhlak mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan akhlak siswa.  

60

60  

Prestasi belajar aqidah akhlak yang dimiliki siswa akan menimbulkan sikap positif dari siswa terhadap akhlak siswa di sekolah maupun di rumah. Dengan prestasi belajar aqidah akhlak yang memadai maka akan siswa akan sanggup beraklak karimah dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yakni melahirkan siswa yang memiliki pengetahuan yang luas dan perilaku yang santun dan halus.

C. Saran

Penelitian ini mempunyai implikasi yang nyata, sehingga pengambil kebijakan dirasakan penting untuk membina akhlak siswa. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa masukan sebagai umpan balik atau saran: Pertama, perlunya meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlak di

lingkunga sekolah dengan cara menambahkan jam pelajaran aqidah akhlak. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan siswa waktu yang lebih banyak untuk memperoleh pengetahuan tentang aqidah akhlak. Kedua, kepada siswa agar menyadari pentingnya akhlak sebagai

wujud pengamalan atau praktek dari pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga pengetahuan tidak saja melulu ada dikepala tetapi juga dalam tindakan nyata. Ketiga, keteladanan dari berbagai pihak, seperti dewan guru, staf

sekolah, orang tua, tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam menanamkan akhlaksehingga dapat membentuk akhlakul karimah dalam diri siswa.

 

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin, Juz 3, (Semarang: CV Asy-Syifa, 1994) Ali, M., Penelitian dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987) Amin, Ahmad, Etika; Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985) Anshari, Endang Saefudin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha Interpries, 1976) Arikunto, Suharsimi, Proseduir Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) Badudu, JS dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1994) Bakri, Nazar, Praktis dan Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1994) Departemen Agama RI, Al - Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV Toha Putra, 1989) Djatnika, Rahmat, Sistem Etika Islami; Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustakan Panji Mas, 1992) Halim, M. Nipan Abdul, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: 2000) Mahjudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000) Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-a’arif, 1980) Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2 MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pelajaran Pendidikan Kwarganegaraan dan Sejarah Qordhawi, Yusuf, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Terjemah. Bustani A. Gani dan Zaenal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980) Rasyid, Aminudin, Metodologi Riset 1 (Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN, 1987)

63

Subhi, Ahmad Mahmud, Filsafat Etika; Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis Islam, (Jakarta: Serambi, 2001) Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) Suseno, Franz Magnis, 13 Tokoh Filsafat Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta: Kanisisus, 2001) Team Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994) Uhbiayati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1996) Undang-Undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 Winkel, W.J.S., Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT. Grasindo, 1991)

PEDOMAN WAWANCARA Tentang pengajaran aqidah akhlak di MTs Al-Ikhlas Jawaban Bpk. Nedih Ya Tidak

No

Pertanyaan

1.

Apakah materi pengajaran dalam buku pelajaran aqidah akhlak telah memenuhi semua materi pembelajaran aqidah akhlak secara berimbang?

2.

Apakah buku pelajaran yang digunakan di MTs Al-Ikhlas telah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran aqidah akhlak?

3.

Apakah anda menambahkan materi yang lain selain dari buku yang digunakan?

4.

Apakah semua siswa memiliki buku pelajaran aqidah akhlak?

5.

Apakah anda mempunyai standar khusus dalam memberikan materi pelajaran tambahan?

6.

Apakah materi pembelajaran akhlak dalam buku pelajaran aqidah akhlak telah mencukupi untuk siswa?

7.

Dalam memberikan materi pelajaran tambahan tentang akhlak kepada siswa, apakah anda memperhatikan hal berikut ini: a. Kesesuaian materi b. Kesesuaian dengan budaya c. Minat murid d. Kopik

8.

Adakah peningkatan akhlak siswa menggunakan kurikulum sekarang ini?

dengan

9.

Did you have a special way for teaching reading skills, except giving the reading material supplement? Apakah anda mempunyai cara khusus dalam mengajar akhlak kepada siswa selain dengan membaca dan menulis?

10.

Apakah anda mempunyai evaluasi berkaitan dengan akhlak siswa?

khusus

Jawaban Bpk. Nedih Ya Tidak

QUESTIONER AKHLAK SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

DAFTAR QUESTIONER AKHLAK SISWA (Variabel X) Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Kec. Cimanggis Kota Depok

PETUNJUK PENGISIAN 1.

2. 3.

Mohon di jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya dengan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan anda, untuk pertanyaan dalam bentuk pilihan mohon di jawab dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang cocok dengan keadaan anda. Jawaban anda pada daftar questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda sebagai siswa. Jawaban yang anda berikan pada daftar questioner ini merupakan indikator yang sangat berharga bagi penelitian kami, atas kesedian anda mengisi daftar isian ini kami mengucapkan terima kasih

Nama Lengkap Kelas

1.

: :

________________________________ ________________________________

Apakah anda mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

2.

Apakah anda memperhatikan pelajaran Aqidah Akhlak dengan baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3.

Apakah dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak anda masuk tepat pada waktunya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4.

Selain mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak di kelas apakah anda juga membaca buku pelajaran Aqidah akhlak di rumah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Terhadap pelajaran aqidah Akhlak, apakah anda pernah berusaha untuk mendalaminya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Apakah anda mengerjakan apa yang anda ketahui dari pelajaran Aqidah Akhlak? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5.

6.

Halaman

1

QUESTIONER AKHLAK SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

7.

Apakah anda bersikap sopan santun kepada guru anda? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

8.

Apabila diberikan tugas oleh guru sekolah, apakah anda mengerjakannya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9.

Ketika mengikuti ujian sekolah (ulangan umum, evaluasi belajar minguaan, dll), apakah anda mengerjakannya sendiri (tidak mencontek)? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10. Apabila anda tidak masuk sekolah, apakah anda meminta izin? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

11. Apakah anda berbuat baik kepada orang tua? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

12. Jika diberikan uang jajan oleh orang tua, apakah anda mempergunakannya dengan baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apabila orang tua anda menyuruh anda untuk belajar, apakah anda mengikuti perintahnya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah anda suka memberikan infaq atau sedekah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang 15. Apakah anda mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang 16. Dalam berbicara, apakah anda berkata jujur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

d.

Tidak pernah

d.

Tidak pernah

17. Apabila teman anda mendapat musibah, apakah anda memberikan pertolongan kepadanya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Apabila teman anda berbuat satu kesalahan kepada anda, kemudian ia meminta maaf kepada anda, apakah anda memaafkannya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Halaman

2

QUESTIONER AKHLAK SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

19. Apabila anda membuat janji terhadap seseorang, apakah anda menepatinya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Apabila melihat teman yang melakukan perbuatan tercela, apakah anda mencegahnya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 21. Apakah tidak mudah terpengaruh dengan teman untuk melakukan perbuatan tidak terpuji?. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 22. Apakah anda dalam berpakaian menggunakan pakaian yang rapih dan sopan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 23. Apabila ruang kelas anda kotor, apakah anda berinisiatif untuk membersihkannya sendiri? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 24. Apabila anda menemukan sampah yang berserakan, apakah anda membuangnya ke tempat sampah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 25. Apakah dalam diri anda ada keinginan untuk memiliki akhlak yang lebih baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 26. Apakah kamu merokok? a. Selalu b. Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

27. Apakah kamu shalat tepat pada waktunya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

28. Apakah kamu shalat berjamaah di masjid? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

29. Apakah kamu berpuasa pada bulan ramadhan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

30. Apakah kamu melanggar peraturan sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Halaman

3

QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

DAFTAR QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA (Variabel Y) Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Kec. Cimanggis Kota Depok

PETUNJUK PENGISIAN 1. 2. 3.

4.

Mohon di jawab pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada kotak benar atau salah. Jawaban anda pada daftar questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda sebagai siswa. Jawaban yang anda berikan pada daftar questioner ini merupakan indikator yang sangat berharga bagi penelitian kami, atas kesedian anda mengisi daftar isian ini kami mengucapkan terima kasih. Jwaban anda tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran anda.

Nama Lengkap Kelas

: :

________________________________ ________________________________

Jawablah pernyataan di bawah ini dengan benar! No 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pernyataan Ikhlas, ria dan jujur semuanya termasuk sifat akhlak yang terpuji Tobat adalah menyesali suatu kesalahan Tawadu’ yaitu tidak angkuh kepada sesama manusia terlebih kepada Allah SWT Perasaan takut dan khawatir kepada Allah SWT dinamakan Khauf Ikhlas adalah perbuatan baik yang dikerjakan semata-mata karena Allah swt dan untuk memperoleh rida-Nya Ria secara bahasa artinya adalah pura-pura atau pamer

Benar

Salah

Halaman

1

QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

No 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.

27. 28. 29. 30.

Pernyataan Memperlihatkan ibadah atau amal saleh kepada orang lain bukan karena Allah dinamakan dengan ria Dari segi bentuknya ria ada satu macam yaitu ria dalam niat Akhlak Mazmumah artinya akhlak yang tercela Kebalikan dari Akhlak Mazmumah adalah Akhlak Qabihah Nifak adalah perbuatan berpura-pura atau bermuka dua Orang yang melakukan perbuatan nifak disebut musyrik Kufur ialah mengingkari kebeneran-kebenaran, perintahperintah dan larangan Allah swt Orang yang melakukan perbuatan kufur disebut kafir Syirik adalah perbuatan mepersekutukan Allah swt dengan sesuatu selainnya Syirik istiqlal artinya pengakuan adanya dua tuhan yang berdiri sendiri Di akhirat kelak orang munafik akan ditempat di antara surga dan neraka Perbuatan ria bisa menyebabkan seseorang terjerumus kepada perbuatan syirik khafi Kafir zimmi adalah orang kafir yang harus dilindungi Melakukan perbuatan hanya mengharapkan rida Allah swt disebut dengan ikhlas Pengkuan bahwa Allah swt esa dan tidak ada sekutu bagiNya dinamakan tahmid Takbur adalah perbuatan menyombongkan diri Sifat yang wajib bagi Allah swt ada 99 sifat Kebalikan dari sifat wajib bagi Allah swt adalah sifat Jaiz Asmaul husna ada 20 buah Syirik gharad artinya mengerjakan ibadah dan amal saleh bukan karena Allah swt tetapi karena maksud-maksud keduniaan Mengambil keuntungan dengan mengenakan bunga pada transaksi keuangan disebut riba Riba termasuk perbuatan terpuji

Benar

Salah

Membicarakan aib orang lain untuk dijadikan pelajaran adalah perbuatan terpuji Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik

Halaman

2

QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

Halaman

3