implementasi pendidikan karakter pada kegiatan ... - Jurnal Online UM

14 downloads 192 Views 100KB Size Report
Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta ... laun akan menjadi bumerang bagi keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia .... berkaitan berupa data-data sekolah SMAN 02 Kota Batu, contoh draft rencana kerja .... adalah dengan memberikan tugas membuat cerpen maupun artikel pada siswa.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMAN 02 KOTA BATU Eri Hendro Kusuma Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan gambaran umum proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (2) Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam proses kegiatan masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (3) Mendeskripsikan pola pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (4) Mendeskripsikan efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan Karakter di SMAN 02 Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa, sehingga mereka memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Jumlah jenis kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sebanyak dua puluh tujuh, akan tetapi untuk jenis kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme masih kurang. (2) Secara umum nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu adalah karakter siswa yang disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dari Psikososial dapat digambarkan nilai – nilai karakter yang terkandung pada setiap kegiatan ekstrakurikuler. Olah Hati karakter yang dikembangkan adalah Peduli Sosial dan lingkungan, hidup sehat, disiplin, tanggung jawab, Religius dan Berjiwa Qur’ani. Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta Ilmu, Rasa Ingin Tahu, Jujur, gemar membaca, berpikir logis dan Kritis, Jujur, Komunikatif, Menghargai keberagaman, Disiplin, tanggung jawab. Olah Raga karakter yang dihasilkan adalah Kerja Keras, Kerja sama, disiplin, jujur, percaya diri, Sportifitas, tanggung jawab, kekeluargaan. Olah Rasa dan Karsa karakter yang dihasilkan adalah Mengharagai karya orang lain, Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab, jujur, cinta tanah air, cinta teknologi. (3) Secara Umum pola yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan nilai karakter adalah dengan cara pemberian sanksi bagi siswa yang tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak kompak, hal ini sejatinya tidak relevan dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang menyatakan bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4) pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Kemudian pola pengembangan nilai – nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi pambiasaan dengan latihan secara rutin, penugasan, simulasi atau praktek secara langsung sudah sesuai dengan amanat pendidikan karakter. (4)Efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu dilihat dari faktor adanya kesesuaian nilai pendidikan karakter dengan program ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dan faktor individu siswa yang mendukung adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan penuh pada hari Sabtu. Ketidak effektifan kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegatan ekstrakurikuler masih banyak yang kurang, kesadaran beberapa pelatih dan siswa yang masih kurang, serta masih kurangnya jenis ekstrakurikuler yang mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia. Kata Kunci: Pendidikan karakter, Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan yang mengedepankan kecerdasan intelektual ternyata lambat laun akan menjadi bumerang bagi keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu sendiri, terbukti berbagai persoalan moral, budi pekerti, watak atau karakter, masih menjadi persoalan signifikan yang menghambat pembangunan dan cita-cita luhur bangsa kita, seperti meningkatnya degradasi moral, etika, sopan santun para pelajar yang merosot, meningkatnya ketidakjujuran pelajar, seperti kebiasaan menyontek pada saat ujian, suka bolos pada jam pelajaran sekolah berlangsung, suka mengambil barang milik orang lain, berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang seharusnya dihormati, masih tingginya kasus tindakan kekerasan, baik yang terjadi antar rekan pelajar atau mahasiswa, perampokan secara sadis yang disertai pemerkosaan atau pembunuhan yang dilakukan oleh anak - anak yang tergolong masih pelajar, timbulnya perilaku yang merusak diri sendiri seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan bunuh diri. Fenomena sosial yang terjadi dikalangan para pelajar tersebut menunjukkan bahwa bangsa ini perlahan – lahan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang bermartabat, bangsa yang mengedepankan kesopanan, dan bangsa yang memiliki rasa toleransi tinggi. Menurut (Ali, 2007:38) Langeveld berpendapat bahwa perubahan sosio-budaya kontemporer, utamanya sejak era globalisasi teknologi informasi, serta otonomi daerah di Indonesia, mengharuskan adanya perubahan bentuk ( bukan standar/materi) kedewasaan. Dengan begitu mungkin diperlukan reposisi dan/atau reformasi pendidikan agar manusia dalam pendidikan mengalami transformasi atas nilai – nilai yang sedang dan harus berubah menuju masa depan yang tak terprediksi. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Namun secara praksis di lapangan

upaya pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan institusi pembina lain nampaknya belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara komprehensif pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh UU tersebut. Syahrul (2010:33) mengatakan, membicarakan pendidikan di negeri ini bagai silang sengkarut yang tidak ada titik temunya. Berbagai konsep, metode, paradigma muncul sebagai variasi yang sebenarnya masing – masing mempunyai tujuan mulia guna meningkatkan sumber daya peserta didik, Berbagai konsep dalam penerapannya di lapangan kadang ataupun bahkan sering tidak sesuai dengan realitas. Hal tersebut dapat dilihat hasilnya dari bagaimana out put pendidikan. Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:3) yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (online), menjelaskan bahwa untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan Bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia maka upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan. Karena di pendidikan inilah merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter.Budimansyah (2010:2) mengatakan, dalam diskursus akademis kita mengenal sejumlah konsep tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter privat dan publik, dan karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Dengan demikian akan terdapat enam karakter utama yang akan dihasilkan dari seorang individu yakni jujur, bertanggung jawab, cerdas, bersih, sehat, peduli, dan kreatif. Pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan atau ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan dalam masyarakat. Pembelajaran karakter di kelas melalui proses belajar setiap materi pelajaran. Kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan yang dapat dimasukkan ke dalam program adalah lomba antar kelas yang bertema karakter bangsa. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, yakni kegiatan satuan

pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran, seperti kegiatan Palang Merah Remaja, Pencinta Alam, Sepak Bola, Tari, dan lainlainnya perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan dalam rangka pengembangan karakter. Penelitian tentang pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler masih jarang dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti merasa penelitian tersebut penting untuk dilakukan sehingga peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang Implementasi pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. Tujuan penelitian adalah untuk (1) mendeskripsikan gambaran umum proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masingmasing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. (2) mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam proses kegiatan masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. (3) mendeskripsikan pola pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. (4) mendeskripsikan efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan Karakter di SMAN 02 Kota Batu. Jumlah kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu yang sebanyak dua puluh tujuh dirasa peneliti terlalu banyak jika penelitian dilakukan pada semua bidang kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga, untuk memudahkan peneliti dalam memberikan gambaran umum proses kegiatan ekstrakurikuler , mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler, mendeskripsikan pola pengembangan pendidikan karkter pada kegiatan ekstrakurikuler, dan mendeskripsikan efektifitas pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, maka penelitian ini difokuskan pada beberapa ekstrakurikuler yang mewakili dalam keempat psikososial yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa dan karsa. Kelompok ekstrakurikuler yang berkenaan dengan olah hati penelitian dilakukan pada Ekstrakurikuler PMR dan Tilawatil Qur’an. Kelompok ekstrakurikuler yang berkenaan dengan olah pikir, penelitian dilakukan pada Ekstrakurikuler Catur, Bahasa Asing, Jurnalistik, dan Klub Kimia. Ekstrakurikuler yang berkenaan dengan olah raga penelitian dilakukan pada Ekstrakurikuler Sepak

Bola dan Seni Bela Diri Tapak Suci. Kemudian Ekstrakurikuler yang berkenaan dengan olah rasa dan karsa penelitian dilakukan pada Ekstrakurikuler Kerajinan, Seni Tari, dan Multimedia.

METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-angka, yang berasal dari wawancara, catatan laporan,dokumen, dan lain-lain). Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan deskriptif kualitatif ini adalah suatu pendekatan dalam memahami gambaran umum proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masing – masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, memahami nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam proses kegiatan masing – masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, memahami pola pengembangan nilai – nilai pendidikan karakter pada masing – masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, dan memahami efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan Karakter di SMAN 02 Batu. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan, disamping sebagai pengamat peneliti juga berperan sebagai partisipan yang berfungsi sebagai pengumpul data. Agar peneliti memperoleh kepercayaan dari informan dan subyek penelitian maka peneliti memberitahukan identitas atau status peneliti kepada perangkat sekolah di SMAN 02 Batu. Langkah ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan. Lokasi Penelitian Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 2 Kota Batu yang beralamatkan di Jalan Hassanudin, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Hal ini dikarenakan dalam rangka mewujudkan SMA Negeri 2 Batu sebagai lembaga pendidikan yang professional, maka dalam aktivitas sehari-hari gerak langkah komponen-komponen pendukung SMA Negeri 2 Kota Batu dibingkai dalam sebuah tata kerja yang harmonis mulai dari pimpinan sekolah, dewan sekolah, guru-karyawan hingga siswa dengan struktur organisasi. Dalam upaya melayani siswa dengan sebaik-baiknya ekstrakurikuler

merupakan salah satu kegiatan yang dikembangkan secara baik oleh SMAN 02 Kota Batu, setiap hari sabtu merupakan hari yang penuh dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga pada hari itu sering disebut dengan istilah Full Day Ekskul. Prestasi yang diukir siswa – siswi SMAN 02 Kota Batu diberbagai bidang ekstrakurikuler juga sudah banyak di torehkan, salah satunya adalah meraih juara 1 kompetisi futsal antar SMA se Kota Batu ini pada tahun 2011. Sumber Data Menurut Lofland yang dikutip oleh Moeloeng ( 2010:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini, sumber data primer yang dijadikan informan oleh peneliti adalah hasil observasi di lapangan, wawancara mendalam dengan Bapak Suprayitno selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Batu, Bapak Sudjoko selaku Waka Kesiswaan SMAN 02 Kota Batu, Bapak Budi Santoso selaku Koordinator Ekstrakurikuler SMAN 02 Kota Batu, para pembina ekstrakurikuler ( Mas Heru, Mas Safari, Ibu Sti Sondari, Ibu Dwi, Ibu Aries, Bapak Judi Wibowo, Bapak Pierno, Bapak Ghozali, Bapak Ayub, Bapak Saerodji, Bapak Bandri, Bapak Maman) dan beberapa murid SMA Negeri 2 Kota Batu (Anggit, Vivi, Kalfia, Nurhayati, Dian, Helena, Rosi, Kiki, Arijun, Febri, Lena, Sinta). Sumber data sekunder adalah sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berkaitan berupa data-data sekolah SMAN 02 Kota Batu, contoh draft rencana kerja dan hasil dokumentasi yang dilakukan oleh sekolah mengenai kegiatan ekstrakurikuler. Pengecekan Keabsahan Temuan Pemeriksaan keabshan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan,dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan,

Teknik perpanjangan pengamatan Teknik ini digunakan untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Dengan memperpanjang keikutsertaan berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Penelitian ini memakan waktu selama tiga setengah bulan, sedangkan izin penelitian yang diberikan oleh BAKESBANGPOLINMAS Kota batu hanya selama tiga bulan yaitu bulan Februari sampai dengan Maret, sehingga penelitian ini membutuhkan perpanjangan waktu selama limabelas hari. Untuk dapat melakukan penelitian kembali maka peneliti meminta izin secara lisan kepada sekolah. Ketekunan/keajegan pengamatan, Teknik ketekunan ini diharapkan agar peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Triangulasi Moleong (2010: 330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding dan penguat terhadap data tersebut.Teknik triangulasi yang paling penting banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Kecukupan bahan referensi Bahan refrensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto – foto. Alat – alat bantu perekam data dalam penelitian ini meliputi camera dan alat perekam suara.

Pengecekan anggota Penelitian ini telah menggunakan beberapa kriteria pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik pemeriksaan sebagaimana yang telah tersebut di atas,untuk membuktikan kepastian data. Yakni dengan kehadiran peneliti sebagai instrumen itu sendiri, mencari tema atau penjelasan pembanding, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, mengadakan wawancara dari beberapa orang yang berbeda dengan tema yang sama kemudian dilakukan pengecekan dan perbandingan agar informasi menjadi lebih kuat hasilnya, dan menyediakan data deskriptif secukupnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB., sehingga hari Sabtu disebut dengan istilah Full Day Ekskul. Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri siswa, karena selama lima hari para siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu ekstrakurikuler juga berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa, sehingga mereka memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Landasan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sudah sesuai dengan apa yang ada di dalam Panduan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2009:19) online, bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta

didik yang menunjang proses perkembangan. d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Ketika menyusun rambu – rambu ekstrakurikuler yang akan dilakukan maka sekolah pada minggu kedua awal semester semua siswa diberi blangko untuk memilih dua kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkannya yaitu satu ekstrakurikuler untuk sesi pertama dan satu ekstrakurikuler untuk sesi yang kedua. Pilihan siswa harus diketahui dan mendapatkan persetujuan dari orang tua terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada sekolah. Setelah blangko terkumpul, tahap berikutnya adalah pendataan dan penyeleksian peserta ekstrakurikuler, penyeleksian dilaksanakan selama tiga minggu agar siswa benar – benar terukur kemampuannya, dari seleksi ini tiap bidang ekstrakurikuler dapat diputuskan siswa yang mendaftar layak atau tidak masuk di dalam ekstrakurikuler pilihannya tersebut. Tahap penjaringan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh SMAN 02 Batu ini sudah sesuai dengan Juknis penyususnan program pengembanagn diri melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA (2010:77), bahwa wakasek bagian bidang kesiswaan menyusun rambu-rambu tentang mekanisme program pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler. Rambu-rambu tentang mekanisme penyusunan program pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas keragaman potensi, kebutuhan, bakat, minat dan kepentingan peserta didik dan satuan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dimulai dari penyusunan perencanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh masing – masing pelatih ekstrakurikuler. Pertama pelatih diberi kalender akademik dan draft penyusunan rencana kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilakukannya selama satu tahun kedepan. Kemudian draft diisi oleh pelatih mengenai bentuk kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun mendatang. Setelah selesai menyusun rencana kerja maka draft diserahkan kepada koordinator ekstrakurikuler. Jika dikaitkan dengan Juknis penyusunan program pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA (2010:77), bahwa Guru atau pembina atau pelatih wajib menyusun draf program pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler sebelum kegiatan proses kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Maka dari situ sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kesesuain antara langkah yang dilakukan oleh

SMAN 02 Batu dengan langkah yang dilakukan yang dipaparkan di Juknis penyusunan programa pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA. Kelompok ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu terdiri dari Krida, Karya Ilmiah, dan Keberbakatan/ prestasi. Kelompok krida diwakili oleh ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR), kelompok karya ilmiah terdiri dari klub – klub olimpiade sains yaitu Klub Kimia, Biologi, Fisika, Matematika, dan Ekonomi Akuntansi, kemudian untuk kelompok keberbakatan terbagi ke dalam enam bidang yaitu, 1) Bidang olahraga, terdiri dari ekstrakurikuler Sepak Bola, Bulu Tangkis, Bola Voly, Basket, Tapak Suci, KKI, Catur, dan Bridge. 2) Bidang Sastra, terdiri dari ekstrakurikuler Conversation, Bahasa Jepang, dan Jurnalistik. 3) Bidang Seni dan Budaya, terdiri dari ekstrakurikuler Kerajinan, Seni Tari, Teater, Koreografi, dan Keputrian. 4) Bidang Teknologi, terdiri dari Multimedia, Komputer, dan Otomotif. 5) Bidang Keagamaan ada Tilawatil Qur’an. Kelompok ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu ada relevansi dengan Panduan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2009:21) online, yang mengelompokkan jenis kegiatan ekstrakurikuler, meliputi, 1) Krida meliputi, Kepramukaan, Latihan dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( PASKIBRAKA). 2) Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik serta penelitian. 3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni, dan budaya, cinta alam,jurnalistik, teater dan keagamaan. Dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMAN 02 Batu memang sudah ada relevansi dengan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional, akan tetapi untuk jenis ekstrakurikuler yang berhubungan dengan nasionalisme Indonesia masih kurang. Di SMAN 02 Batu masih belum ada Ekstrakurikuler Pramuka maupun Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( PASKIBRAKA) yang sejatinya dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut terkandung nilai – nilai nasionalisme tinggi.

Kelompok Ekstrakurikuler Yang Berkenaan dengan Olah Hati Palang Merah Remaja (PMR) Kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMAN 02 Batu memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan bakat siswa, berbakti pada lingkungan, serta perawatan diri untuk kebersihan dan kesehatan. Selain itu tujuh prinsip fundamental yang menjadi prinsip Palang Merah Indonesia (PMI) yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan juga di integrasikan di dalam tujuan kegiatan PMR. Tujuan yang ada pada ekstrakurikuler PMR di SMAN 02 Batu memiliki kesesuaian jika dikaitkan dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 2 poin d dan f, yaitu mengenai pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia yang kegiatannya adalah menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama dan melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan). Ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an Kegiatan ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an bertujuan untuk membentuk jiwa siswa yang Qur’ani, membentuk karakter mukmin yang berbahasa Al-Qur’an, mengenalkan tata cara pembelajaran Al-Qur’an dengan benar, mengenalkan lagu – lagu Al-Qur’an secara permanen, mengenalkan tokoh – tokoh Qori dan Qoriah Internasional, serta dengan adanya ekstrakurikuler ini diharapkan siswa sedikitnya bisa menyetir hati dalam kejelekan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Pak Ghozali selaku pelatih ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an di SMAN 02 Batu, sebagai berikut. Kegiatan ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an ini sesuai dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 online (2008:8-11) nomor 1 poin c, d, dan f, yaitu: melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama, mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan, mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah.

Kelompok Ekstrakurikuler Yang Berkenaan dengan Olah Pikir Klub Sains Bidang Kimia Kegiatan ekstrakurikuler ini membiasakan agar siswa mampu mengerjakan soal – soal olimpiade kimia baik secara individu maupun kelompok. Klub Sains bidang Kimia di SMAN 02 Batu memiliki tujuan mempersiapkan siswa pada ajang olimpiade kimia tingkat nasional. Selain itu juga untuk membina siswa yang mempunyai bakat pada bidang kimia supaya kemampuan bertambah baik secara teoritis maupun praksis mengenai keilmuan kimia. Kegiatan Klub Kimia di SMAN 02 Batu memiliki relevansi dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 4 poin b, c dan h, yaitu: Menyelenggarakan kegiatan ilmiah, mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta membentuk klub sains, seni dan olahraga. Ekstrakurikuler Jurnalistik dan Bahasa Jepang Kegiatan ekstrakurikuler pada bidang sastra khususnya pada ekstrakurikuler Jurnalistik mencoba mencetak siswa sebagai seorang penulis, cara yang dilakukan adalah dengan memberikan tugas membuat cerpen maupun artikel pada siswa. Sedangkan untuk Ekstrakurikuler Bahasa Jepang kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pengetahuan terhadap siswa mengenai cara menulis huruf Jepang, cara melafalkannya, maupun mengartikannya dalam Bahasa Indonesia. Kegiatan yang dilakukan oleh ekstrakurikuler bidang sastra memiliki kesesuaian dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 8 poin a, b, dan c, yaitu: Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra, menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya, meningkatkan daya cipta sastra. Serta pada nomor 10 pon b dan d yaitu, Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi dan melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris (Story Telling), akan tetapi dalam hal ini di SMAN 02 Batu bisa bercerita dengan menggunakan Bahasa Jepang. Ekstrakurikuler Catur. Ekstrakurikuler Catur membentuk jiwa siswa yang sportif serta memiliki pribadi yang sehat, mampu berpikir logis, dan rela berkorban. Ekstrakurikuler Catur

di SMAN 02 Batu juga selalu mengikuti kompetisi Catur yang diadakan baik ditingkat lokal maupun nasional. Ekstrakurikuler Catur di SMAN 02 Batu memiliki kesesuaian dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 4 poin h dan f, yaitu: membentuk klub sains, seni dan olahrag, menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga. Kelompok Ekstrakurikuler Yang Berkenaan Dengan Olah Raga Kelompok Ekstrakurikuler Tapak Suci dan Sepak Bola Ekstrakurikuler bidang olahraga yang terdiri dari ekstrakurikuler Sepak Bola, Tapak Suci, masing – masing menanamkan kegiatan yang berbeda – beda meskipun substansinya sama yaitu untuk membentuk jiwa siswa yang sportif serta memiliki pribadi yang sehat. Kemudian yang pasti dari masing – masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut selalu mengikuti kompetisi yang diadakan baik ditingkat lokal maupun nasional. Kelompok ekstrakurikuler bidang olahraga di SMAN 02 Batu memiliki kesesuaian dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 4 poin h dan f, yaitu: membentuk klub sains, seni dan olahrag, menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga. Ekstrakurikuler Yang Berkenaan Dengan Olah Rasa dan Karsa Ekstrakurikuler Seni Tari dan Kerajinan Ekstrakurikuler pada bidang seni dan budaya yang ada di SMAN 02 Batu khusunya pada ekstrakurikuler Kerajinan dan Seni Tari kegiatan yang dilakukan adalah mengenai kreatifitas yang dilakukan oleh para siswa. Saling menghargai kebegaraman karya dan cinta budaya juga terintegrasi dalam proses kegiatan ekstrakurikuler ini. Ekstrakurikuler bidang seni dan budaya memiliki kesesuaian dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 4 poin h dan i, yaitu: Membentuk klub sains, seni dan olahraga dan menyelenggarakan festival dan lomba seni, serta pada nomor 6 poin a, yaitu: meningkatkan kreativitas dan ketrampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi lebih berguna.

Ekstrakurikuler Multimedia Kegiatan ekstrakurikuler Mulimedia dilakukan di laboratorium komputer yang ada di sekolah, bagi siswa yang mempunyai laptop maka bisa dibawa dan digunakan pada saat proses ekstrakurikuler berlangsung. Materi – materi teoritis yang diberikan adalah meliputi fungsi dan manfaat dari aplikasi perangkat lunak. Setelah selesai pemberian materi maka siswa diberi tugas untuk membuat gambar atau film dengan menggunakan perangkat yang telah diajarkan tadi. Proses kegiatan ekstrakurikuler Multimedia ini sesuai dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 9 poin a, b, dan c, yaitu: Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran, menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi, dan memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan. Relevansi Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Yang Dikembangkan Sekolah Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Secara umum terdapat tiga nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu pada kegiatan ekstrakurikuler, yaitu karakter Dsisiplin, Kerjasama, dan Tanggung Jawab. Nilai Karakter yang dikembangkan di sekolah mempunyai kesesuaian dalam Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:10) pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Selain pengembangan nilai yang dikembangkan sekolah juga sesuai dengan yang dicantumkan dalam Buku Induk Pendidikan Karakter (2010:28) online,Yang menyatakan bahwa di luar satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran karakter dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan satuan pendidikan formal dan nonformal yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu materi pembelajaran, seperti kegiatan kompetisi antar bidang olahraga, seni maupun kegiatan sosial.

Setiap ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu terkandung nilai – nilai pendidikan karakter yang berbeda antara ekstrakurikuler satu dengan ekstrakurikuler yang lainnya. Berikut ini gambaran nilai – nilai pendidikan karakter yang terkandung pada masing – masing kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu.

Tabel.4.1 Nilai Karakter Pada Masing – Masing Ekstrakurikuler No

Psikosoial

Jenis Ekstrakurikuler

1

Olah Hati

• •

PMR Tilawatil Qur’an

2

Olah Pikir

• • • •

Klub Kimia Catur Bahasa Jepang Jurnalistik

3

4

Olah Raga

Olah Rasa dan Karsa

• •

Sepak Bola Tapak Suci

• • •

Kerajinan Multimedia Seni Tari

Nilai Karakter Yang Dikembangkan Peduli Sosial dan Lingkungan, Hidup Sehat, Disiplin, Tanggung Jawab, Religius, Kerjasama dan Berjiwa Qur’ani.

Mandiri, Cinta Ilmu, Rasa Ingin Tahu, Jujur, Gemar Membaca, Berpikir Logis Dan Kritis, Jujur, Komunikatif, Menghargai Keberagaman, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerjasama.

Kerja Keras, Kerja Sama, Disiplin, Jujur, Percaya Diri, Sportifitas, Tanggung Jawab, Kekeluargaan Mengharagai Karya Orang Lain, Kreatifitas, Mandiri, Tanggung Jawab, Jujur, Cinta Tanah Air, Cinta Teknologi, Disiplin, dan Kerjasama

Kesesuaian nilai pendidikan karakter yang terkandung pada masing – masing kelompok kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu memeiliki kesesuaian dengan pendapat Budimansyah (2010:2)yang menjelaskan mengenai sejumlah konsep tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter privat dan publik, dan karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa.

Kemudian nilai yang terkandung di dalam masing – masing kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu juga memilki kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Tasripin ( 2010:116) yang tertuang seperti tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2. Deskripsi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler. No

Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Nilai Pendidikan Karakter Yang Dikembangkan

1

Keagamaan

Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokrasi, Cinta Tanah Air, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab

2

Olahraga

Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif,Mandiri

3

Seni

Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokrasi Dan Tanggung Jawab

Pola Pengembangan Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Yang Dilakukan Oleh Sekolah. Secara umum nilai karakter yang dikembangkan di sekolah adalah karakter siswa yang disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Strategi yang dilakukan oleh sekolah untuk menumbuhkan nilai tersebut adalah dengan cara pemberian sanksi bagi siswa yang tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak kompak. Sanksi yang diberikan dapat berupa poin pelanggaran maupun hukuman berbau fisisk seperti lari kebugaran mengelilingi lapangan. Sanksi ini diberikan agar siswa tidak mengulangi lagi perbuatan buruk yang dilakukan mereka sebelumnya, sehingga dengan diterapkannya strategi pemberian sanksi diharapakan siswa bisa hidup disiplin, bertanggung jawab, serta bisa bekerjasama dengan siswa yang lainnya. Cara yang dilakukan oleh sekolah belum sesuai dengan yang diamanatkan dalam Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:28), yang menyatakan bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan

nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4) pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Setiap ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu memiliki cara yang berbeda – beda dalam mengembangkan nilai – nilai pendidikan karakter. Pola yang dilakukan oleh masing – masing kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dapat dilihat dari tabel 4.3 yang ada dibawah ini. Tabel 4.3. Pola Yang Digunakan Masing – Masing Ekstrakurikuler. No

Psikosoial

Jenis Ekstrakurikuler

Pola Yang Digunakan

1

Olah Hati

• •

PMR Tilawatul Qur’an

Latihan rutin, penugasan, pelatihan praktik kegiatan kemanusiaan.

2

Olah Pikir

• • • • • •

Klub Kimia Catur Bahasa Jepang Jurnalistik Sepak Bola Tapak Suci

• • •

Kerajinan Multimedia Seni Tari

3

Olah Raga

4

Olah Rasa dan Karsa

Pembiasaan dengan latihan rutin, penugasan, Latihan Rutin, melaksanakan kegiatan diluar jam ekstrakurikuler, kegiatan spontan, Pemberian Sanksi Latihan rutin, penugasan, pelatihan.

Cara yang dilakukan oleh masing – masing ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sudah sesuai dengan apa yang ada pada Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011:8), yang menjelaskan pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu: a. Kegiatan rutin Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan,pemeriksanaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila,bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman. b. Kegiatan spontan Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya,mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana. c. Keteladanan Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik

sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras. d. Pengkondisian Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan. Kemudian Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:28), juga menyatakan bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4) pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Effektifitas Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Instrumen Pengembangan Pendidikan Karakter di SMAN 02 Batu Nilai – nilai karakter yang ada di setiap kegiatan ekstrakurikuler sebenarnya sudah ada sebelum digalakkanya pendidikan karakter. Hanya saja dengan digalakannya pendidikan karakter maka nilai – nilai yang ada di dalam kegiatan ekstrakurikuler itu lebih nampak. Kegiatan ekstrakurikuler ini sebenarnya merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan nilai – nilai yang diamanatkan oleh pendidikan karakter. Hal ini disebabkan karena di dalam proses kegiatan ekstrakurikuler siswa diajak praktik langsung untuk melakukan atau membuat sesuatu secara alamiah sesuai dengan kemampuan dan kemauan yang dimilikinya. Pusat kajian kurikulum dan buku (2011:5-6) (online) menjelakan bahwa pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan pendidikan karakter, khusus kegiatan ekstrakurikuler yaitu melalui stream revitalisasi program. Alur Stream revitalisasi program tersebut divisualisasikan dalam bagan dibawah ini .Mengacu pada bagan yang ada di atas maka kajian kita berada pada pendekatan Stream Revitalisasi Program. Pada jalur/tingkat ini bertujuan untuk merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter dimana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter. Jadi Stream revitalisasi program lebih mengarah pada kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan.

Program ekstrakurikuler yang dilaksanakan penuh pada hari sabtu oleh sekolah sangat effektif untuk mewadahi bakat yang dimiliki oleh para siswa SMAN 02 Batu. Hal ini dikarenakan program sekolah yang menjadikan hari sabtu sebagai Full Day Ekskul (satu hari penuh kegiatan ekstrakurikuler) nampaknya sangat didukung oleh siswa, karena selama lima hari para siswa sudah melaksanakan proses kegiatan belajar mengajarar di kelas. Dengan banyaknya pilihan ekstrakurikuler pula akhirnya bisa menampung bakat dan keinginan dari setiap siswa yang ada di SMAN 02 Batu. Ekstrakurikuler yang diikuti para siswa merupakan pilihan dari mereka sendiri, jadi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mereka menjalaninya dengan serius dan cukup antusias. Dari antusias dan semangat para siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, akhirnya merekapun mendapatkan banyak pengalaman – pengalaman yang tidak mereka dapat ketika mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Mulai dari semakin banyaknya teman yang mereka miliki, kreatifitas yang semakin meningkat, tahu bagaimana cara bekerjasama dengan orang lain, munculnya jiwa wirausaha, mendapatkan ilmu baru, serta mendapatkan kebugaran fisik. Dari dampak yang bisa dirasakan oleh siswa maka ini sudah relevan dengan apa yang dijelskan oleh Budimansyah (2010:2) yang menjelaskan mengenai sejumlah konsep tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter privat dan publik, dan karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan menghasilkan karakter jujur dan bertanggung jawab. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif menghasilkan pribadi cerdas. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas menghasilkan sikap bersih, sehat, dan menarik. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreatifitas menghasilkan kepedulian dan kreatifitas.

Mengenai jenis ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu belum sepenuhnya effektif untuk pengembangan pendidikan karakter, hal ini disebabkan masih kurangnya ekstrakurikuler – ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme Indonesia seperti Ekstrakurikuler Pramuka atu PASKIBRAKA. Ketidak effektifan juga terjadi pada faktor kesadaran siswa yang masih terbilang rendah, kemudian sarana dan prasarana yang mulai tidak layak pakai, serta pembina ekstrakurikuler yang kurang maksimal di dalam memberikan pembinaan pada siswa. Kendala ini juga ada pada penelitian yang dilakukan oleh Tasripin (2010:165) menyatakan kendala yang sering muncul dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter adalah faktor sarana prasarana dan faktor finansial yang kurang.

PENUTUP Kesimpulan Bertolak dari hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa, sehingga mereka memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Jumlah jenis kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sebanyak dua puluh tujuh, akan tetapi untuk jenis kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme masih kurang. (2) Secara umum nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu adalah karakter siswa yang disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dari Psikososial dapat digambarkan nilai – nilai karakter yang terkandung pada setiap kegiatan ekstrakurikuler. Olah Hati karakter yang dikembangkan adalah Peduli Sosial dan lingkungan, hidup sehat, disiplin, tanggung jawab, Religius dan Berjiwa Qur’ani. Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta Ilmu, Rasa Ingin Tahu, Jujur, gemar membaca, berpikir logis dan Kritis, Jujur, Komunikatif, Menghargai keberagaman, Disiplin, tanggung jawab. Olah Raga karakter yang dihasilkan adalah Kerja Keras, Kerja sama, disiplin, jujur, percaya diri, Sportifitas, tanggung jawab, kekeluargaan. Olah Rasa dan Karsa karakter yang dihasilkan adalah

Mengharagai karya orang lain, Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab, jujur, cinta tanah air, cinta teknologi. (3) Secara Umum pola yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan nilai karakter adalah dengan cara pemberian sanksi bagi siswa yang tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak kompak, hal ini sejatinya tidak relevan dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang menyatakan bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4) pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Kemudian pola pengembangan nilai – nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi pambiasaan dengan latihan secara rutin, penugasan, simulasi atau praktek secara langsung sudah sesuai dengan amanat pendidikan karakter. (4)Efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu dilihat dari faktor adanya kesesuaian nilai pendidikan karakter dengan program ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dan faktor individu siswa yang mendukung adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan penuh pada hari Sabtu. Ketidak effektifan kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegatan ekstrakurikuler masih banyak yang kurang, kesadaran beberapa pelatih dan siswa yang masih kurang, serta masih kurangnya jenis ekstrakurikuler yang mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia. Saran Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka ada beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan implementasi pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (1) Perlu adanya penambahan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme Indonesia. Misalnya Ekstrakurikuler Pramuka dan PASKIBRAKA. (2) Pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masing – masing ekstrakurikuler. (3) Pola pengembangan pendidikan karakter yang dilakukan sekolah harus sesuai dengan pola yang diamantkan dalam desain induk pendidikan karakter. (4) Ketegasan sekolah pada peserta didik maupun pelatih yang melanggar aturan perlu ditingkatkan demi optimalnya upaya pembentukan karakter pada siswa.

DAFTAR RUJUKAN Ali, Muhammad., dkk. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Budimansyah, Dasim. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional HIMNAS PKn, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan UNJ, Jakarta, 22 November 2010. Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Panduan Model Pengembangan Diri Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.(online). (http//www.gooogle.com/Panduan model pengembangan diri), diakses 5 Juni 2012) Desain Induk Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional 2010. (Online), (http://www.google.com/Desain Induk Pendidikan Karakter 2010), diakses 15 November 2011. Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogia. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. (Online), (http//www.google.com/Permendiknas No 22 Tahun 2006), diakses 15 November 2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan. (Online), (http//www.google.com/Permendiknas No 39 Tahun 2008), diakses 15 November 2011. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Syahrul, Ahan. 2011. Intelektual dan Peradaban Masyarakat. Malang: Intrans Publishing. Tasripin, 2010. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Pembiasaan di SDN Sukorame 01, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut. (Online). Thesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online), (http://www.google.com/UU Sindiknas), diakses pada 15 November 2011.