Implementasi Perangkat Lunak - WordPress.com

20 downloads 130 Views 62KB Size Report
Mengetahui aktivitas pada tahapan implementasi Perangkat Lunak. 2. .... o Memisahkan modul-modul dengan memberikan spasi beberapa baris untuk .... Merupakan sasaran strategis rekayasa perangkat lunak dan dapat meningkatkan  ...
IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK TUJUAN 1. 2. 3. 4. 5.

Mengetahui aktivitas pada tahapan implementasi Perangkat Lunak Mengetahui standar pemrograman Mengetahui konsep modularitas program Mengetahui konsep abstraksi data Mengetahui konsep analisis static

A.1. AKTIVITAS IMPLEMENTASI Merupakan sekumpulan aktivitas di mana rancangan perangkat lunak yang telah dibuat pada tahap perancangan kemudian dikodekan ke dalam bentuk kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu agar dapat dijalankan pada komputer. Fondasi dari aktivitas ini adalah pemrograman. Tools untuk membuat program disebut bahasa pemrograman. Programmer membuat program dengan panduan dokumentasi rancangan perangkat lunak, namun pada umumnya programmer juga memeriksa semua dokumen dari tahapantahapan sebelumnya (semisal SKPL) untuk memeriksa konsistensi dari dokumentasi-dokumentasi yang ada.

A.2 AKTIVITAS PEMROGRAMAN Program adalah serangkaian ekspresi yang disusun menjadi kesatuan prosedur berupa urutan langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan diimplementasikan dalam bentuk bahasa pemrograman sehingga dapat dijalankan pada komputer. Adapun bahasa pemrograman merupakan tatacara penulisan program. Pada bahasa pemrograman terdapat dua factor penting, yakni: -

Sintaks, yaitu aturan-aturan gramatikal yang mengatur tatacara penulisan ekspresi/statemen Semantik, yaitu aturan-aturan untuk menyatakan suatu arti

A.2.1. STANDAR PROGRAM YANG BAIK Standar pemrograman dibutuhkan untuk menciptakan suatu program dengan portabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam merancang dan merawat program serta meningkatkan efektivitas penggunaan peralatan komputer. Beberapa standar dasar penilaian untuk sebuah program dikatakan baik antara lain: 1. 2. 3. 4.

Teknik pemecahan masalah Penyusunan program Perawatan program Standar prosedur

A.2.1.1. STANDAR TEKNIK PEMECAHAN MASALAH Setelah masalah dipahami dengan baik, seorang pemrograman membutuhkan suatu teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Ada dua pendekatan yang umum digunakan, yakni:

1

-

-

Teknik Top-Down merupakan teknik pemecahan masalah di mana suatu masalah yang kompleks dibagi-bagi menjadi beberapa struktur hingga unit yang paling kecil, setelah itu kemudian disusun langkahlangkah untuk menyelesaikan masalah secara rinci. Teknik semacam ini digunakan pada metode pemrograman terstruktur Teknik Bottom-Up merupakan teknik pemecahan masalah yang berkebalikan dengan teknik TopDown di mana penyelesaian masalah dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus, kemudian naik ke bagian yangbersifat umum. Teknik semacam ini digunakan pada metode pemrograman berorientasi objek

Setelah memilih teknik pemecahan masalah, pemrogram mulai menyusun langkah-langkah untuk memecahkan masalah, yang disebut dengan algoritma. Algoritma yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: -

Tepat, benar, sederhana, standar, dan efektif Logis, terstruktur, dan sistematis Semua operasi terdefinisi Semua proses harus berakhir setelah sejumlah langkah dilakukan Menggunakan bahasa standar sehingga tidak ambigu

A.2.1.2 STANDAR PENYUSUNAN PROGRAM Beberapa faktor yang menjadi standar dalam penyusunan program antara lain: -

-

-

-

-

-

-

-

Kebenaran logika dan penulisan Program yang disusun harus memiliki kebenaran logika dalam pemecahan masalah maupun penulisan kode program. Program harus tepat dan teliti dalam perhitungan sehingga hasilnya dapat dipercaya Waktu minimum untuk penulisan program Penulisan program harus memiliki waktu minimum, artinya waktu minimal yang harus tersedia untuk menuliskan kode program dari awal hingga siap untuk dieksekusi Kecepatan maksimum eksekusi program Agar program memiliki kecepatan eksekusi maksimum, perlu diperhatikan beberapa hal antara lain bahasa pemrograman yang digunakan, algoritma yang disusun, teknik pemrograman yang dipakai, dan perangkat keras yang digunakan. Kecepatan maksimum juga dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur program misalkan: o Menghindari proses pengujian yang berulang-ulang secara percuma o Meletakkan syarat pengujian yang akan menolak data dengan jumlah terbanyak sebagai syarat pengujian pertama, syarat pengujian dengan jumlah terbanyak kedua sebagai syarat pengujiankedua, dan seterusnya o Memperbaiki susunan baris program guna meningkatkan kecepatan eksekusi Ekspresi penggunaan memori Semakin sedikit penggunaan memori, semakin cepat program dieksekusi. Untuk meminimumkan penggunaan memori, maka perlu diperhatikan: o Menggunakan tipe data yang cocok untuk kebutuhan pemrograman o Menghindari penggunaan variabel berindeks secara berulang kali Kemudahan merawat dan mengembangkan program Program yang memiliki struktur yang baik, struktur data jelas, dan dokumentasi yang lengkap dan mudah dipahami, akan mudah untuk dirawat dan dikembangkan User friendly Program yang baik harus memiliki layanan untuk mempermudah pemakai untuk menggunakannya, misalkan layanan online help Portabilitas Program yang baik harus dapat dijalankan pada kondisi platform yang berbeda-beda, baik itu sistem operasi maupun perangkat keras Modular

2

Pada pendekatan pemrograman, masalah dibagi-bagi menjadi unit terkecil, yang disebut modul untuk menyederhanakan pengimplementasian langkah-langkah pemecahan masalah dalam bentuk program

A.2.1.3 STANDAR PERAWATAN PROGRAM Beberapa standar yang harus dipenuhi agar memudahkan pemrogram dalam mengembangkan program antara lain:

merawat dan

1. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan dari setiap langkah pekerjaan membuat program dari awal hingga akhir. Dokumentasi ini penting untuk memudahkan menelusuri adanya kesalahan maupun untuk pengembangannya. Dokumentasi yang baik akan memberikan informasi yang memada 2. Penulisan Instruksi Untuk memudahkan perawatan program, sebaiknya penulisan program dilakukan sebagai berikut: o Menuliskan satu instruksi pada satu baris program o Memisahkan modul-modul dengan memberikan spasi beberapa baris untuk mempermudah pembacaan o Membedakan bentuk huruf dalam penulisan program o Memberikan tabulasi yang berbeda untuk penulisan instruksiinstruksi yang berada pada loop atau struktur kondisional o Menghindari penggunaan konstanta dalam penulisan rumus, jika konstanta tersebut mungkin berubah o Melakukan pembatasan jumlah baris instruksi per moduli sehingga orang lain dapat mengerti dan memahami alur logika program

A.2.1.4 STANDAR PROSEDUR Penggunaan prosedur standar akan memudahkan bagi pengembang program untuk mengembangkan program tersebut

A.3 MODULARITAS Modularitas merupakan sebuah konsep untuk memecah program menjadi modul-modul kecil di mana masing-masing modul berinteraksi melalui antarmuka modul. Dengan adanya modularitas, kesalahan di satu bagian program dapat dikoreksi tanpa perlu mempertimbangkan bagian-bagian lainnya, program menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.

A.3.1 KRITERIA MODULARITAS Terdapat lima kriteria modularitas, yakni: 1. Decomposibility Kemampuan untuk mendekomposisi masalah menjadi submasalah yang lebih sederhana dan dihubungkan dengan struktur yang sederhana 2. Composability Kemampuan membangun modul-modul program yang kemudian dapat diintegrasikan menjadi program pada lingkungan yang mungkin berbeda dengan saat modul tersebut dibangun 3. Understandability Kemampuan menghasilkan program di mana programmer dapat memahami masing-masing modul tanpa perlu mengetahui detailnya 4. Continuity Kemampuan meredam propagasi perubahan, yaitu suatu kondisi di mana perubahan kecil pada satu modul memicu perubahan hanya pada satu modul atau sedikit modul yang terkait 5. Protection Kemampuan meredam kondisi abnormal hanya pada satu modul

3

A.3.2 ATURAN MODULARITAS Terdapat pula lima aturan modularitas, antara lain: 1. Direct mapping Struktur model yang ada pada masing-masing tahap pengembangan perangkat lunak semestinya kontinyu, dalam artian modul yang terdapat pada analisis masih merupakan modul pada tahap perancangan dan tetap menjadi modul pada saat pemrograman 2. Few interfaces Setiap modul seharusnya berinteraksi dengan sesedikit mungkin dengan modul lain sebab jika terjadi banyak interaksi antar modul akan meningkatkan propagasi perubahan 3. Small interfaces (weak coupling) Untuk modul-modul yang berkomunikasi, diusahakan informasi yang dipertukarkan pada saat komunikasi adalah sesedikit mungkin sehingga mengurangi ketergantungan antar modul 3. Explicit interface Kapan saja modul X dan Y berkomunikasi maka komunikasi ini harus dari teks X atau Y atau keduanya 4. Information hiding Pemrogram harus merancang modul dengan sekelompok fitur pada suatu modul tampak pada modul lain, sedangkan fitur lainnya diusahakan tersembunyi dari modul lain. Modul lain hanya berhubungan dengan modul lewat deskripsi pada fitur yang terlihat tersebut

A.3.3 PRINSIP MODULARITAS Terdapat juga lima prinsip modularitas, yakni: 1. The Linguistic Modular Units principle Modul harus merupakan unit sintaks pada bahasa pemrograman yang digunakan. Prinsip ini umumnya dilanggar karena itu pengembang terpaksa harus melakukan translasi atau restrukturisasi terhadap model rancangan yang diperolehnya 2. The Self-Documentation Principle Perancang modul harus membuat semua informasi mengenai modul yang berkaitan terdapat pada modul tersebut. Dokumentasi internal ini sangat penting untuk proses pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak 3. The Uniform Access Principle Semua layanan modul seharusnya tersedia melalui notasi yang seragam tanpa memperhatikan pengimplementasian layanan tersebut apakah untuk keperluan penyimpanan atau komputasi 4. The Open-Closed Principle Modul harus bersifat terbuka dalam artian terbuka untuk dikembangkan serta bersifat tertutup dalam artian komunikasi antar modul hanya melalui antarmuka yang telah ditetapkan mekanismenya 5. The Single Choice Principle Kapan saja program harus mendukung beberapa alternatif, satu dan hanya satu modul pada program yang mengetahui daftar lengkap dari yang dimilikinya

A.3.4 KRITERIA MODUL YANG BAIK Beberapa kriteria dari modul yang baik antara lain: 1. Kohesif

4

Modul dikatakan kohesif jika fungsionalitasnya terdefinisi dan terfokus dengan baik. Kohesi mengacu pada derajat elemen-elemen modul yang saling berhubungan. Modul kohesif melakukan satu tugas tunggal pada suatu prosedur program yang memerlukan sedikit interaksi dengan prosedur yang sedang dilakukan pada bagian lain program. Modul yang melakukan serangkaian tugas yang saling berhubungan secara lepas disebut sebagai kohesif koinsidental. Modul yang melakukan tugas yang berhubungan secara logis disebut kohesif secara logis. Bila modul berisi tugas-tugas yang dieksekusi dalam jangka waktu sama, maka modulmodul tersebut disebut kohesif temporal. Bila elemen pemrosesan dari suatu modul dihubungkan dan dieksekusi dalam suatu urutan yang spesifik, maka akan muncul kohesi prosedural. Dan bila semua elemen pemrosesan berkonsentrasi pada satu area pada suatu struktur data, maka terjadi kohesi komunikasional 2. Loosely coupled Coupling mengacu kepada derajat modul-modul saling berkomunikasi. Modul-modul harus seminimal mungkin berkomunikasi dengan modulmodul lain. Maka dari itu nilai derajat coupling harus sekecil mungkin 3. Enkapsulasi Modul harus memenuhi persyaratan information hiding. Atribut dari modul seharusnya tidak secara langsung tersedia untuk modul-modul lain. Atribut-atribut modul hanya tersedia ke modulmodul lain melalui antarmuka yang telah ditetapkan. Enkapsulasi mengimplikasikan pemahaman implementasi modul tertentu tidak dibutuhkan bagi pemakai modul sehingga tidak perlu mengetahui detail dankeseluruhan isi modul 5. Reuseability Merupakan sasaran strategis rekayasa perangkat lunak dan dapat meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak. Implikasi dari reuseability adalah fungsionalitas modul harus segeneral dan seluas mungkin sehingga dapat digunakan oleh modul lain dan dapat mengurangi waktu dan biaya yang dikeluarkan

A.4 ABSTRAKSI DATA Abstraksi data merupakan suatu cara untuk menggambarkan data dengan memisahkannya dari implementasinya. Salah satu jenis abstraksi data adalah tipe data dan juga ADT (Abstract Data Type). Dengan abstraksi, seorang pemrogram tidak memperdulikan bagaimana data itu diimplementasikan, contohnya tipe data int merupakan abstraksi dari sekumpulan bit di memori sebagai bilangan bulat. Tipe data merupakan sekumpulan nilai dan operasi yang diasosiasikan pada nilai-nilai itu. Sedangkan ADT mendeklarasikan sekumpulan nilai, operasi pada nilai, dan aksioma-aksioma yang senantiasa dipenuhi oleh operasioperasi tersebut. ADT tidak mendefinisikan cara nilai tersebut diimplementasikan sehingga mungkin terdapat beberapa implementasi berbeda untuk ADT yang sama.

A.4.1. CIRI-CIRI DARI ADT ADALAH: -

Berisi struktur data dan operasi-operasi terhadap struktur data tersebut Menyediakan pengkapsulan Menyediakan information hiding Menyediakan abstraksi Tidak menspesifikasikan implementasi struktur data

5

-

Menspesifikasikan perilaku dari ADT

A.4.2. KEGUNAAN ADT ANTARA LAIN: -

ADT menyediakan dasar untuk modularitas perangkat lunak Mengidentifikasikan setiap modul dengan implementasi ADT, yaitu deskripsi sekumpulan objek dengan antarmuka bersama Antarmuka didefinisikan oleh sekumpulan operasi yang dibatasi oleh properti-properti yang abstrak Masing-masing operasi diimplementasikan menggunakan satu representasi dari ADT

TERDAPAT TIGA KOMPONEN DALAM IMPLEMENTASI ADT, YAKNI: -

Spesifikasi ADT berisi fungsi-fungsi, aksioma-aksioma, dan prakondisiprakondisi Pemilihan representasi bagi ADT Sekumpulan subprogram, masing-masing mengimplementasikan salah satu fungsi pada spesifikasi ADT yang beroperasi pada representasi yang telah dipilih

A.5 ANALISIS STATIK Analisis statik merupakan proses menganalisis kode program yang dilakukan tanpa mengeksekusi kode program tersebut, berbeda dengan analisis dinamis di mana kode program dianalisis dengan mengeksekusi kode programnya. Terdapat beberapa alasan melakukan analisis statik antara lain: -

Analisis statik dapat dilakukan pada tahap awal pengkodean, tidak perlu menunggu sampai kode selesai dibuat Beberapa jenis kesalahan sulit untuk ditemukan melalui proses pengujian, misalkan kesalahan yang berkaitan dengan timing Proses pengujian dan analisis pada dasarnya bersifat komplemen, saling melengkapi satu sama lain

Metode formal digunakan untuk melakukan analisis statik dengan menggunakan serangkaian metode matematis. Teknik matematika yang digunakan antara lain semantik detonasional, semantik aksiomatik, semantic operasional, dan interpretasi abstrak. Salah satu implementasi dari teknik analisis statik adalah Data Flow Analysis

A.5.1 DATA FLOW ANALYSIS Data flow analysis merupakan sebuah teknik untuk memperoleh informasi tentang sekumpulan nilai yang mungkin dihitung pada bagian tertentu pada program. Sebuah program Control Flow Graph (CFG) digunakan untuk menentukan bagian dari program di mana ketika nilai tertentu diberikan kepada variabel, maka kemungkinan terjadi propagasi. Informasi yang diperoleh seringkali digunakan oleh compiler untuk proses optimasi program. Cara yang mudah untuk melakukan Data Flow Analysis adalah dengan menyediakan persamaan data flow untuk setiap node pada CFG dan menyelesaikannya dengan cara menghitung output dari input secara berulang pada setiap node secara lokal hingga keseluruhan sistem stabil.

6

Setelah menyelesaikan persamaan ini, entri/exit state dari blok dapat digunakan untuk menjalankan properti program pada batasan blok. Persamaan ini kemudian diselesaikan dengan cara iteratif hingga keseluruhan blok terselesaikan persamaannya. Ada dua pendekatan dari Data Flow Analysis, yakni:

Forward Analysis -

Disebut juga sebagai Available Variable Analysis Sebuah definisi disebut berguna jika dapat mempengaruhi komputasi pada lokasi yang bersangkutan Variabel yang tidak diinisialisasi mengindikasikan kesalahan Contoh penggunaannya: 1: if b==4 then 2: a = 5; 3: else 4: a = 3; 5: endif 6: 7: if a < 4 then Definisi variabel a pada line 7 adalah sekumpulan nilai a=5 pada line 2 dan a=3 pada line 4

- Backward Analysis -

Disebut juga sebagai Like Variable Analysis Sebuah variabel disebut hidup jika nilainya saat ini digunakan untuk proses berikutnya Dead assignment mungkin mengindikasikan kesalahan Contoh penggunaannya: // out: {} b1: a = 3; b = 5; d = 4; if a > b then // in: {a,b,d} // out: {a,b} b2: c = a + b; d = 2; // in: {b,d} // out: {b,d}

7

b3: endif c = 4; return b * d + c; // in:{}

LATIHAN 1. Jelaskan aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahapan implementasi! 2. Jelaskan perbedaan pendekatan penyelesaian masalah secara Top-Down dan Bottom-Up! 3. Jelaskan perbedaan kohesi dan coupling! 4. Berikan contoh penggunaan dari Data Flow Analysis untuk studi kasus algoritma pencarian nilai rata-rata dari tiga buah bilangan!

8