Jurnal Pembangunan Manusia 1 PENDIDIKAN ISLAM DALAM ...

4 downloads 181 Views 186KB Size Report
Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan ... Ada empat macam kemungkinan pola usaha pemberdayaan ekonomi dilingkungan.
Jurnal Pembangunan Manusia PENDIDIKAN ISLAM DALAM KONTEKS PASAR DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT Studi Peran Pesantren Salafiyah dan Modern di Indonesia Muhammad Isnaini Ketua Asosiasi Peneliti Sosial Keagamaan Indonesia (APSKI), dan Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.

Abstrak Ada empat macam kemungkinan pola usaha pemberdayaan ekonomi dilingkungan pesantren, sebagai tawaran terhadap pemberdayaan masyarakat miskin di Indonesia pada saat ini: usaha ekonomi yang berpusat pada kiyai, usaha ekonomi pesantren untuk memperkuat biaya operasional pesantren, usaha ekonomi untuk santri dengan memberi ketrampilan dan usaha ekonomi bagi para alumni santri. Sedangkan Eksistensi pesantren sebagai agent perubahan sosial ada beberapa paradigma yang harus ada, yaitu paradigma kapitalistik, kritis dan posmodernisme, karena itu pesantren salafi cenderung mengambil jarak dengan pemerintah, sedangkan pesantren kombinasi (modern) mencoba menanggapi ajakan pemerintah. Beberapa komponen pesantren model yang berbasis pemberdayaan ekonomi, pertama, pesantren harus menyesuaikan dirinya dengan kenyataan bahwa sistem sekolah modern (hubungan antara kyai dengan santri mengembangkan suatu sistem nilai yang baru dalam lingkungannya sendiri), kedua, pesantren berusaha merencanakan pembiayaan kegiatan-kegiatannya secara mandiri, ketiga, pesantren menemukan cara pemecahan dilema besar kehidupannya, keempat, pesantren memahami implikasi struktural dari peran serta rakyat dalam pengembangan masyarakat dan bagaimana pesantren menanggapi peranannya dalam proses tersebut, kelima, pesantren merencanakan untuk membina sifat-sifat khas budaya maupun kedudukan sosio kulturalnya.

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

1

Jurnal Pembangunan Manusia

signifikan dalam proses perubahan

Pendahuluan

sosial di Indonesia, khususnya di Pesantren merupakan lembaga yang mampu melahirkan jutaan ulama dan kiyai, yang akan meneruskan perjuangan

untuk

mengeluarkan

masyarakat dari kebodohan, dengan niat baik dan ikhlas karena Allh SWT. Tujuan pendidikan pesantren menurut Zamakhsyari

Dhofier

(1981:

38),

bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan,

uang

dan

keagungan

duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah sematamata

kewajiban

dan

pengabdian

kepada Tuhan. Oleh karena itulah muncul para tokoh masyarakat atau kiyai

kharismatik

memiliki

yang

dipandang

banyak

kelebihan,

kewibawaan dan berkah, yang lahir dari lembaga pendidikan tersebut, seperti

KH.

Hasyim

Asy’ari,

KH.

Wahab Hasbullah, KH. Wahid Hasyim

bidang

bermasyarakat berbangsa. Meminjam istilah Taufik Abdullah (1997:155), yang mengatakan bahwa eksistensi pesantren selama ini berada diantara dua sistem dominan yaitu sistem birokrasi (baca: negara) dan sistem pasar

keagamaan

mempunyai proses

peran

pendidikan

Pesantren mempunyai

(kapitalisme).

juga

yang

diakui

penting

dalam

masyarakat. telah

peran-peran

terbukti yang

Kedepan,

mampukah pesantren meningkatkan perannya

selain

sebagai

tempat

melahirkan para calon ulama juga dapat

mengembangkan

bangunan

tata moral masyarakat yang bisa menjadi

kekuatan

penyeimbang

diantara dominasi otonomi daerah yang jargonnya memberikan peluang sebesar-besarnya kepada prakarsa unsur-unsur lokal, nampak menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut, tidak terkecuali dalam kasus pesantren. Peran

Pesantren merupakan sebuah

nilai-nilai

moral dan akhlak yang baik dalam

dan lain-lain. lembaga

pengembangan

pesantren

keterlibatannya

dalam

memajukan

masyarakat atau dalam pembangunan bangsa,

paling

permasalahan

tidak besar

ada yang

tiga perlu

dijawab: pertama, seperti diketahui pesantren merupakan satu sistem

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

2

Jurnal Pembangunan Manusia pendidikan dan kultural yang dulunya

Islampun mempunyai peluang yang

pernah

yakni

hampir mirip sama. Bahwa agama

sistem

bisa menjadi faktor pendorong yang

cenderung

mengambil

jarak

isolatif, dengan

birokrasi negara dan sistem pasar,

berpengaruh

dan

semangat

hanya

berorientasi

sebagai

dalam

menumbuhkan

berusaha,

semangat

lembaga pencipta calon ulama dan

berekonomi.

kurang mengembangkan kurikulum di

komunitas beragama di Indonesia

luar konsep ulama, mengingat tidak

dapat

semua

jadi

keberhasilan agama membangkitkan

dalam

semakin

semangat enterpreuner di daerah-

sistem

pasar

daerah tertentu, seperti komunitas

(kapitalisme global), eskalasi peran

muslim Pekalongan dengan industri

pesantren

mengalami

penurunan.

batik,

Akibatnya

pesantren

mengalami

dengan industri baja, masyarakat Kota

santri

ulama.

pada

kedua,

hegemoninya

akhirnya

Banyak

ditunjukkan

contoh

sebagai

masyarakat

Jatinom

Gede

atau pesantren belum bisa menjadi

kerajinan

lembaga yang mampu mengimbangi

kepemimpinan pesantren membentuk

perkembangan

lembaga

pesantren

Mampukah

meningkatkan

kembali

dengan

Klaten

dalam beberapa hal disfungsi sosial

zaman.

Yogyakarta

bukti

perak.

Bagaimana

keulamaan

pengembangan

industri

dan

ekonomi

pusat santri,

pusat

bagaimana eksistensi kepemimpinan

pengembangan masyarakat?; ketiga,

pesantren terhadap perubahan sosial

apakah

dan

perannya

sebagai pesantren

mampu

turut

peluangnya

era

daerah,

pasar dengan bergerak di bidang

pesantren

ekonomi, tanpa kehilangan jati dirinya

pemberdayaan

sebagai

Pengumpulan data dalam penulisan

pendidikan

dan

Mengambil dasar asumsi yang mengingat

mengajarkan

semua

nilai-nilai

model

yang ekonomi

format berbasis santri.

ini ditempuh dengan menggunakan

pusat transformasi keagamaan. sama,

bagaimana

otonomi

bermain dalam sistem mekanisme

lembaga

dan

di

studi kepustakaan dan studi lapangan

agama

berupa wawancara mendalam dan

positif

dokumentasi. Dalam bahasan ini akan

berkehidupan, maka menurut kami di

dicari

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

dua

model

pengembangan 1

Jurnal Pembangunan Manusia ekonomi dalam dua model pesantren

Departemen Agama melalui paket-

yang

paket

berbeda

kemudian

program

pendekatan

diperbandingkan antara keduanya.

prakarsa

yang

organisasi

bantuan;

(3)

berasal

dari

swasta

yang

Keulamaan

mengembangkan ilmu pengetahuan

dan Pusat Pengembangan Ekonomi

dengan melakukan kerja sama yang

Pesantren

Lembaga

erat Nampak ada dua paradigma dominan

yang

menghinggapi

pandangan

kalangan

keluarga

pesantren.

Pertama,

adalah

paradigma

pesantren

sebagai

keulamaan.

Kedua,

lembaga

dengan

pesantren

progresif

tertentu. Seperti usaha yang dilakukan LP3ES diikuti P3M yang melakukan usaha pendampingan bagi pesantrenpesantren

tertentu

dalam

rangka

mengembangkan pesantren sebagai pusat pengembangan masyarakat. Kebijakan

paradigma pesantren sebagai pusat

pembangunan

Oleh

nasional saat ini yang menerapkan

karena itu usaha-usaha pendekatan

konsep otonomi daerah, di mana

untuk

prakarsa

pengembangan

masyarakat.

mengembangkan

sebagai

pusat

masyarakat

pengembangan

mulai

diidentifikasikan

pesantren saat

terdapat

dari

bawah

(baca:

masyarakat) diberi keleluasaan atau

itu

bahkan dikembangkan dalam bentuk

tiga

kerja sama yang lebih mantap antara

pendekatan utama: (1) pendekatan

pemerintah

dan

pembaharuan

oleh

institusi

masyarakat

yang

berpartisipasi dalam pembangunan,

beberapa

pengajaran pesantren

unsur-unsur

atau dalam

berkembang secara tidak teratur dan

khususnya

tanpa koordinasi dan hanya dikenal

Bagi kalangan pesantren misalnya di

dan diikuti secara terbatas. Usaha ini

daerah Sumatera belum begitu terasa.

dilakukan oleh para kiyai pesantren itu

Namun

sendiri, dankebanyakan kiyai yang

program pemerintah daerah untuk

telah bersentuhan dengan pendidikan

pengembangan pesantren.

modern;

(2)

pendekatan

bukan

berarti

daerah.

tidak

ada

Klaim pesantren sebagai pusat

yang

dilakukan oleh pemerintah, khususnya

pembangunan

pengembangan

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

masyarakat

ini, 2

Jurnal Pembangunan Manusia menurut kami, tidaklah suatu bentuk

Dalam

sikap yang latah dan mengada-ada.

kompetensi santri, ke depan output

Alasannya

pesantren,

partisipasi

pesantren

rangka

meningkatkan

kalau

boleh

membuat

selama ini terbukti mempunyai peran

pemetaan, perlulah kiranya pesantren

yang cukup menyejarah dalam dunia

dipetakan

pendidikan,

yang

mempunyai

elastisitas

dalam

lebih

kategori-kategori

tegas,

sejauh

mana

yang tinggi sehingga pesantren dapat

pesantren menargetkan output santri

survive

bentuk

dari pendidikan dilembaganya. Dalam

pesantren

tulisan ini penulis membuat beberapa

mempunyai peran yang vital dalam

macam tipe umum karakter pesantren

menjaga nilai-nilai moral masyarakat.

dilihat dari target output yang dimiliki.

dalam

masyarakat,

berbagai dan

Skema Target Output Santri dari Pesantren Target Output Santri Berkepribadian Tipe Soleh & Pesantren Faham Ajaranajaran dasar agama

Mempunyai ketrampilan Praktis tertentu (Mis. Trampil bahasa asing, Pertanian, pertukangan, elektronik, otomotif dsb) √

A





B





C



D



Dengan semacam

Mampu Membaca Kitab Kuning & Menguasai Kitab-kitab klasik

ini,



pengkategorian akan

mudah

santri yang dihasilkan. Akan mudah

bagi

juga bagi santri untuk santri dalam

pesantren untuk melihat grade output

memetakan dirinya, sejauh mana dia

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

3

Jurnal Pembangunan Manusia telah berhasil menjadi santri dengan

kombinasi

beberapa keahlian yang dimilikinya.

ajakan kerjasama

Dari

memandang

Namun karena usaha ekonomi lebih

pesantren

banyak lahir karena merespon ajakan

melakukan diversifikasi keilmuan dan

pemerintah, maka usaha ekonomi

atau

praktis

uyang dijalankan terkesan tertatih-

dalam mengembangkan keunggulan

tatih dan belum dikatakan berhasil;

pesantren yang nantinya menjadi ciri

(3) Pesantren khalaf atau modern

khas keahlian pada output santrinya.

dalam mensikapi ajakan kerjasama

sini

kita

penting

bisa

perlunya

diversifikasi

keahlian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, respon pesantren dalam

mencoba

menanggapi

dari pemerintah.

dari pemerintah nampak welcome atau menerima. Hal ini karena memang usaha

menghadapi keterlibatan pemerintah dalam pengembangan ekonomi di

ekonomi

di

lingkungan pesantren, diantara jenis-

memang

sengaja

jenis pesantren yang ada, yaitu salafi,

sehingga apapun yang ditawarkan

kombinasi dan khalaf),

akan

masing

terdapat

Pesantren

masing-

perbedaan.

salafi

(1)

cenderung

pesantren

diterima

Setidaknya

modern

diprogramkan, dengan

ada

baik.

empat

macam

kemungkinan pola usaha ekonomi di

mengambil jarak dengan pemerintah

lingkungan

dengan

yang

usaha ekonomi yang berpusat pada

ditawarkan, sikap demikian nampak

kiyai sebagai orang yang paling

juga

bertanggungjawab

segala dalam

program

kegiatan

ekonomi,

pesantren.

Pertama,

dalam

pesantren salaf nampak menghindari

mengembangkan pesantren. Kedua,

usaha-usaha

ekonomi

usaha

diprogramkan

pemerintah.

yang Praktik

ekonomi

memperkuat

pesantren

biaya

untuk

operasional

ekonomi yang terjadi di pesantren

pesantren. Ketiga, usaha ekonomi

salaf

untuk

cenderung

mengalir

apa

santri

dengan

memberi

adanya, yaitu santri bergaul dengan

ketrampilan dan kemampuan bagi

masyarakat dan pada suatu saat

santri agar kelak ketrampilan itu

dimintai

dapat dimanfaatkan selepas keluar

tolong

pekerjaan

yang

nantinya dikasih upah; (2) Pesantren

dari

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

pesantren.

Keempat,

usaha 2

Jurnal Pembangunan Manusia ekonomi bagi para alumni santri.

selanjutnya

Pengurus

pesantren

kapitalisme. Paradigma kapitalisme

melibatkan

para

dengan

alumni

santri

ini

menjadi

selanjutnya

menjadi

dasar landasan

menggalang sebuah usaha tertentu

munculnya teori-teori seperti: teori

dengan

evolusi, teori fungsionalisme, teori

tujuan

untuk

menggagas

modernisme,

suatu usaha produktif bagi alumni.

teori

pertumbuhan

ekonomi Rostow dan masih banyak lagi. Teori kapitalistik ini kemudian

Pesantren dan Perubahan Sosial Ada beberapa konsep atau

mendapat kritik keras dari Karl Marx

paradigma perubahan sosial yang

yang

selanjutnya

berkembang belakangan ini. Mansour

lahirnya paradigma kritis. Kedua,

Fakih dalam bukunya Sesat Pikir:

menjadi

paradigma

dasar kritis

Teori Pembangunan dan Globalisasi

sebagaimana dikemukakan di atas

(2001)

tiga

diilhami analisis marxisme. Teori ini

paradigma besar dalam perubahan

awalnya dimulai dari teorinya Karl

sosial, yaitu paradigma kapitalistik,

Marx dalam buku The Capital yang

paradigma

kemudian dikembangkan oleh teori-

menyebutkan

kritis

adanya

dan

paradigma

teori yang mengikutinya atau bahkan

postmoderisme. paradigma

teori yang mengkritisinya. Teori-teori

kapitalistik, pandangan ini kalau dicari

kritis (critical theories) pada dasarnya

sumber

adalah

Pertama, ajarannya

berasal

dari

semua

teori

sosial

yang

pandangan ekonomi klasik, terutama

mempunyai maksud dan implikasi

ajaran Adam Smith yang dituangkan

praktis sangat berpengaruh terhadap

dalam karyanya Wealth of Nation

teori perubahan sosial aliran kritik.

(1776).

Smith

Selanjutnya teori kritik tidak sekedar

teori

pentingnya

teori yang melakukan kritik terhadap

kapital’

dalam

ketidakadilan sistem yang dominan

pengembangan ekonomi. Teorinya

yaitu sistem kapitalisme, melainkan

tentang labour theory of value,

teori untuk merubah sistem dan

Adam

mengembangkan ‘akumulasi

mana sumber

buruh

dianggap

kekayaan

di

sebagai

struktur tersebut.

bangsa,

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

3

Jurnal Pembangunan Manusia Ketiga,

paradigma

posmodernisme adalah berbagai teori

aspek-aspek

perubahan

sosial

kemasyarakatan.

yang tergolong teori kritis yang tidak

Berkaitan dengan keterlibatan

bisa atau tidak bisa dimasukkan

pesantren di bidang ekonomi, sesuai

dalam

dengan tema Penulisan ini yang

katehori

paradigma

kritis.

kapitalistik

dan

Teori-teori

yang

mengangkat

permasalahan

dapat diterapkan pada pola pmikiran

pengembangan

atau gerakan paradigma alternatif

lingkungan

diantaranya adalah (1) teori dari

mengetahui beberapa faktor umum

paradigma gerakan feminisme; (2)

yang

teori-teori yang merujuk pada teologi

pembangunan ekonomi. Faktor-faktor

pembebasan; (3) berbagai teori yang

itu adalah:

mendapatkan

pengaruhnya

Dari

berbagai

perlu

penduduk.

penduduk

meningkat

kita

proses

Pertumbuhan Jumlah

paradigma

pesantren,

di

mendasari

dari

pendekatan postmodernisme.

ekonomi

berarti

yang

semakin

lebih

banyak

perubahan sosial tersebut, pesantren

tenaga kerja tetapi juga lebih banyak

tentu

mulut yang harus diberi makan;

saja

tidak

mendukung

kemudian

mati-matian

perlu

terhadap

pengaruhnya

atas

pembangunan

satu di antara paradigma-paradigma

ekonomi akan tergantung pada hal-

yang

hal

ada.

Bisa

jadi

kalangan

seperti

pola

pertambangahan

pesantren memerlukan pengayaan

penduduk, perluasan pasaran yang

wacana

keragaman

diakibatkan,

dan

tekanan

paradigma tersebut. Artinya keluarga

ditimbulkan

atas

sumber-sumber

pesantren

daya

dengan

hendaknya

mulai

alam

yang

langka

yang dan

dikembangkan kesadaran berwacana

persedian modal. Jika pertambahan

dalam diskursus pemikiran tentang

jumlah

perubahan

secara

lingkungan yang sumber daya alam

cermat para santri dapat berpolemik,

maupun modalnya terbatas, maka

bahkan

pembalikan

dalam

sosial.

dapat tema

pula

Agar

berpartisipasi

penguatan-penguatan

penduduk

hasil

terjadi

tambah

dalam

yang

semakin menurun sangat mungkin menjadi masalah yang pelik.

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

4

Jurnal Pembangunan Manusia Sumber-sumber Sumber

daya

alam

daya

alam.

banyak dari sejumlah faktor produksi

tidak

dapat

tertentu

yang

dimilikinya;

dianggap sebagi suatu pembahasan

kemungkinan untuk memanfaatkan

yang

cara-cara

mati

atas

pembangunan

ekonomi; sumber-sumber daya dapat ‘terpakai

habis’

,

sedemikian

itu

sangat

dipengaruhi oleh ‘luasnya pasaran’.

sumber-sumber

Efisiensi dalam penggunaan

daya alam baru dapat ditemukan atau

sumber daya. Cara yang lain untuk

diperoleh, dan akhirnya sumber-daya

meningkatkan hasil keluaran per unit

yang lain dapat dimanfaatkan sejalan

masukan

dengan kemajuan teknologi.

peningkatan

modal

adalah

melalui

efisiensi

dalam

modal.

pengguanaan sumber-sumber daya.

memudahkan

Ini dapat berupa efisiensi alokasi

Pemupukan Pemupukan

faktor

baru,

yang lebih tinggi ataupun efisiensi X

menyediakan sarana-saraqna bagi

yang lebih besar; di mana yang

jumlah

disebutkan

diperkenalkannya penduduk

teknologi yang

semakin

belakangan

adalah

bertambah, dan menjadi penyebab

menyangkut mutu serta usaha yang

digunakannya proses-proses ‘jalan

berkaitan dengan jasa-jasa tenaga

memutar’

kerja dan pengaturan.

yang

produktif;

biaya

Kemajuan

pengumpulan modal adalah hasil keluaranya yang sebenarnya dapat

Kemajuan

kita habiskan hari ini tetapi yang

perubahan-perubahan

dalam kenyataannya kita tanamkan

mendasar

demi

produksi dan produk-produk yang

hasil

keluaran

yang

lebih

teknologi

teknologi.

dalam

membawakan yang teknik-teknik

baru; kemajuan teknologi tergantung

banyak pada esok hari. Skala, spesialisasi, pembagian

pada kemajuan ilmu pengetahuan,

kerja. Dengan diperkenalkannya unit-

pada

tingkat-tingkat

unit produksi berskala lebih besar

dalam

masyarakat,

dengan spesialisasi serta ‘pembagian

hubungan

kerja’ yang semakin meningkat ,

pembaruan

sebuah

kewiraswastaan yang kuat dalam

masyarakat

akan

mendapatkan hasil kerja yang lebih

dengan praktis

pendidikan dan

dalam

pembaruanpada

jiwa

masyarakat.(Gill: 1983:45-46).

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

5

Jurnal Pembangunan Manusia Beberapa faktor tersebut perlu

ketahanan

tersendiri

dicermati untuk bagi para pemerhati

menghadapi

pengembangan

yang terjadi dalam masyarakat.

ekonomi

berbagai

dalam perubahan

pesantren.

Fungsi agent of development

modern

(agen perubahan), pesantren dalam

bukanlah merupakan semata-mata

hal menangani pembinaan langsung

suatu masalah meningkatkan faktor-

perkembangan

faktor

masyarakat

akan

masyarakat, melainkan menyangkut

kehidupan

sosial

perubahan-perubahan yang sangat

Fenomena

besar

cara

khususnya dalam masyarakat desa di

pemanfaatan faktor-faktor produksi

mana suatu pesantren berada. Kalau

itu.

dicermati,

dilingkungan Pertumbuhan

ekonomi

produksi

dalam

artinya

dalam

suatu

prikehidupan nampak

ini

di

dalam

sekitarnya.

nampak

sebenarnya

sekali

pesantren

tidak hanya menjadi agen perubahan dalam lingkup masyarakat sekitar Mencari Format Pesantren Model Zamakhsari

Dhofir

dalam

saja, tetapi ke berbagai wilayah sesuai

dengan

santri

pesantren

dalam rangka usaha menghasilkan

alumni santri banyak yang kemudian

ulama, santri perlu dididik sedemikian

mendirikan pesantren lagi di daerah

rupa dalam lingkungan yang disebut

masing-masing. Maka secara tidak

pesantren. Pesantren adalah sistem

langsung pesantren memainkan misi

pendidikan Islam tradisional yang

yang penting yaitu membangun dan

bertumpu

lima

meningkatkan

yaitu

dalam masyarakat luas, sekalipun

elemen

keberadaan

pendukung

utama,

dengan

kitab-kitab

tidak terkoordinasi).

kyai

dan

pesantren membentuk satu

sendiri-sendiri

moral (atau

Gus Dur yang dilahirkan dari

santri.(Dhofir:1996:44). Kesemuanya unsur

Biasanya

kesadaran

adanya masjid, pondok, pengajaran klasik,

cara

berasal.

dari

bukunya Tradisi Pesantren, maka

pada

itu

para

dunia

pesantren

pola kehidupan yang menyatu, dan

menyimpulkan

bahkan dalam beberapa hal memiliki

yang

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

terpenting

pernah

masalah-masalah yang

harus 6

Jurnal Pembangunan Manusia dipecahkan

oleh

pesantren

daripada

bila

orang

yang

tidak

mereka ingin mempertahankan dan

berpunya, akibatnya tergantung

membangun peranan mereka dalam

kepada

perkembangan

keuangan

selanjutnya,

Indonesia

bantuan-bantuan dari

lapasan

atas

masyarakat pedesaan.

persoalan-persoalan

4. bagaimana pesantren memahami

pokok itu adalah: 1. Bagaimana

implikasi

pesantren

menyesuaikan

dirinya

struktural

serta

dengan

dari

rakyat

peran dalam

kenyataan bahwa sistem sekolah

pengembangan masyarakat dan

modern tak terhindarkan dalam

bagaimana

jangka panjang, dengan implikasi-

menanggapi peranannya dalam

implikasi besar bagi pesantren

proses tersebut.

pesantren

sendiri (hubungan antara kyai

Gordon (1988) menjelaskan pula

dengan santri mengembangkan

aspek atau ranah yang terkandung

suatu

dalam konsep kompetensi, dengan

sistem

nilai

yang

baru

dalam lingkungannya sendiri) 2. bagaimana pesantren berusaha merencanakan

pembiayaan

penulis sesuaikan dengan konteks dunia pesantren, yaitu pengetahuan (knowledge),

pemahaman

secara

(understanding), kemampuan (skill),

mandiri, dalam bidang pendidikan

Nilai (value), Sikap (attitude), dan

maupun pelayanan sosial. Dalam

Minat (interest). (Mulyasa: 2003:38-

jangka panjang ke depan perlu

39).

kegiatan-kegiatannya

memusatkan

perhatian

pola pembiayaan sendiri. 3. bagaimana menemukan dilema

pesantren cara

besar

Menurut

kepada

pemecahan kehidupannya:

Pranarka,

pemberdayaan didasarkan

konsep

(empowerment) pada

ide

yang

menempatkan manusia lebih sebagai subyek

dari

dunianya

walaupun kyai tidak tergantung

Berdasarkan

pada

pemerintah,

proses pemberdayaan mengandung

pesantren masih lebih melayani

dua kecenderungan: Pertama, proses

golongan orang yang berpunya

pemberdayaan

bantuan

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

studi

sendiri.

yang

kepustakaan,

menekankan 7

Jurnal Pembangunan Manusia atau

Ke depan, sesuai dengan tesis

mengalihkan sebagian kekuasaan,

penulis pada awal tulisan ini, usaha

kekuatan dan kemampuan kepada

diversifikasi

masyarakat agar individu menjadi

masalah keahlian santri di bidang

lebih berdaya; Kedua, adalah proses

keilmuan

yang menekankan usaha stimulasi,

praktis mutlak perlu dilakukan. Usaha

mendorong atau memotivasi individu

ini utamanya perlu di sadari oleh

agar mempunyai kemampuan dan

kalangan pengelola pesantren dan

keberdayaan untuk menentukan apa

juga bagi pemerintah. Karena dari

yang menjadi pilihan hidup melalui

kebutuhan

proses dialog.(Pranaka:1996:56-57).

berbagai komunikasi dan dialog yang

kepada

proses

pemberian

pesantren dan

atau

itu

dalam

ketrampilan

dapat

dilakukan

ini

produktif antara kedua belah pihak.

kunci

Khusus berkaitan dengan studi kasus

yaitu

terhadap Pesantren yang ada di

atau

Indonesia, nampak bahwa hampis

kekuasaan dan usaha penyadaran

sebagian pesantren merupakan dan

(coentisation).

sama-sama

Penjelasan mengungkapkan dalam

dua

kata

pemberdayaan,

pemberian

kewenangan

Pemberdayaan

pesantren

yang

pesantren, dengan demikian dapat

menyadari pentingnya ketrampilan di

diartikan

bidang

ekonomi

atau kesempatan pada pesantren

sebagai

satu

untuk

diri

pembelajaran untuk di lingkungan

dalam mentransformasikan nilai-niali

pesantren. Sekalipun kedua-duanya

dalam

masyarakat,

sama

penyedaran

kegiatan berusaha, kedua pesantren

bahwa pesantren di era keterbukaan

menunjukkan komitmen yang kuat

dan

untuk membangun tradisi itu. Satu

pemberian

lebih

mengembangkan

berkehidupan

demikia

kewenangan

juga

usaha

reformasi

mengembangkan

diri

harus

perannya

lebih dalam

baru

kesadaran

membangunan tatanan masyarakat

dikembangkan

yang lebih baik menuju masyarakat

lainnya.

yang

idealkan

agama

thoyyibatun wa rabbun ghofura.

yang

pengembangan

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

dilakukan

bentuk

dalam

Secara

baldatun

perlu

materi

awal

perlu

pada

dalam

juga

pesantren paradigmatik

pesantren

di 8

Jurnal Pembangunan Manusia Indonesia telah menerapkan konsep

keberhasilannya, namun paling tidak

pesantren

terbukti pesantren ini telah mampu

sebagai

pengembangan

pusat masyarakat.

membiayai

operasional pesantren

Pesantren tidak lagi hanya dipahami

dari unit usaha ekonominya. Dari segi

sebagai

calon

target output santri, Pesantren Salafi

sudah dianggap

tidak memasang target terlalu tinggi,

sebagai satu bagian integral dari

yang diutamakan lebih pada santri

masyarakat yang perlu terlibat aktif

dengan

dalam proses perubahan sosial, tentu

ilmu

saja dengan kacamata pesantren.

praktis dalam urusan agama dan

lembaga

pencetak

ulama saja, tetapi

Dari terhadap usaha

sisi santri,

pembelajaran sekalipun

ekonomi

masih

kemampuan

agama

penguasaan

dasar,

ketrampilan

profesional di bidang usaha, maka

dalam

peneliti mengkatagorikan pesantren

dapat

ini bertipe C.

dikatakan belum berhasil, namun dari

Dari sisi motivasi pesantren

gagasannya mengarah pada kosep

melakukan kegiatan ekonomi, pada

santri

paripurna.

Pesantren

mentargetkan

termotivasi

yang

Artinya

mendekati

pesantren

output

santri

selain

mempunyai

dorongan

Modern oleh

lebih

banyak

himbauan

pemerintah,

dan

khususnya

kepribadian yang baik, pesantren

Departemen Koperasi, dalam rangka

juga mentargetkan santri menguasai

pemberdayaan

ilmu-ilmu

berbahasa

untuk

Sedangkan bagi Pesantren Salafiyah,

pembacaan

kitab

pengembangan pesantren di bidang

alat

kemampuan

masyararakat.

kuning, di tambah lagi santri di

yang

arahkan mempunyai ketrampilan di

ekonomi

bidang

membangun

usaha.

dikategorikan

Atau masuk

kalau dalam

bersentuhan lebih

dengan karena

bentuk

dunia untuk

pesantren

alternatif. Dampak dari motivasi ini berdampak pada tingkat keberhasilan

pesantren tipe A. Dalam bidang usaha ekonomi

masing-masing. Pesantren Modern

dapat dikatakan telah menunjukkan

pernah berhasil, namun kemudian

berhasil, walaupun ke depan perlu

agak

juga

Sedangkan bagi Pesantren Salafiyah,

untuk

dicermati

tingkat

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

mengalami

penurunan.

9

Jurnal Pembangunan Manusia sejauh ini menunjukkan gambaran

memberi

menarik sekalipun dari pengamatan

kalangan

penulis

Pesantren Modern, mereka

masih

terkesan

naiknya

peluang

berusaha

pesantren.

bagi Untuk masih

membutuhkan pendampingan dalam

pelan. Dari sisi tingkat kebutuhan bantuan

yang

diharapkan

dari

pengembangan SDM berkualitas dan tambahan investasi, sedangkan untuk

pemerintah, kedua pesantren sama-

Pesantren

Salafiyah,

mereka

sama membutuhkan dukungan penuh

membutuhkan

adanya

tambahan

dari pemerintah, paling tidak political

investasi dan pengembangan pasar

will pemerintah yang kuat dalam

bagi produk usaha mereka.

Perbandingan Pengembangan Ekonomi Di Pesantren Modern dan Pesantren Salafiyah Pesantren Modern Output Santri

Kepribadian solih, penguasaan kitab dan mempunyai wawasan ketrampilan praktis berusaha (tipe A)

Posisi kegiatan ekonomi dalam konsep pembelajaran Alasan Pengembangan kegiatan Ekonomi Kesiapan konsep pengembangan Unit Usaha ekonomi

Komplementer

Tingkat Keberhasilan Kebutuhan Bantuan yang diperlukan

Pasang surut (Belum sepenuhnya berhasil) Pendampingan manajemen dan investasi

Pesantren Salafiyah Kepribadian solih, memiliki kemampuan dalam pelayanaan keagamaan umum dan utamanya profesional dlm kegiatan usaha (tipe C) Pilihan profesional

Himbauan Pemerintah

Usaha pengembangan pesantren alternatif

Masih berproses

Konsep telah matang sebelum dijalankan Pertanian/perkebunan dan memfasilitasi potensi pariwisata Menunjukkan tanda-tanda keberhasilan Investasi dan pengembangan pasar

Koperasi simpan pinjam dan perdagangan

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

10

Jurnal Pembangunan Manusia

yang tergolong teori kritis yang tidak

Kesimpulan Pesantren pengembangan akan

sebagai

pusat

bisa atau tidak bisa dimasukkan

masyarakat

serta

dalam

agent

bagi

paradigma kritis.

santrinya,

maka

Beberapa

menjadi

pemberdayaan setidaknya

ada

empat

kemungkinan

pola

pemberdayaan

ekonomi

pertama,

usaha

katehori

macam usaha

ekonomi

harus

kapitalistik komponen

dipertahankan

membuat

pesantren

dan yang

jika

ingin

model

yang

yaitu

berbasis

pemberdayaan

ekonomi,

yang

yaitu pertama, pesantren

harus

berpusat pada kiyai, kedua, usaha

menyesuaikan

ekonomi

kenyataan bahwa sistem sekolah

pesantren

memperkuat

biaya

untuk operasional

modern

dirinya

(hubungan

dengan

antara

kyai

pesantren, ketiga, usaha ekonomi

dengan santri mengembangkan suatu

untuk

sistem

santri

dengan

memberi

nilai

yang

baru

dalam

ketrampilan dan kemampuan bagi

lingkungannya

santri agar kelak ketrampilan itu

pesantren berusaha merencanakan

dapat dimanfaatkan selepas keluar

pembiayaan

dari pesantren, dan keempat, usaha

secara

ekonomi bagi para alumni santri.

pendidikan maupun pelayanan sosial,

Pesantren agent perubahan

sendiri),

kedua,

kegiatan-kegiatannya

mandiri,

dalam

bidang

ketiga, pesantren menemukan cara

sosial ada beberapa paradigma yang

pemecahan

harus ada pada pesantren tersebut,

kehidupannya: walaupun kyai tidak

yaitu Pertama, paradigma kapitalistik,

tergantung pada bantuan pemerintah,

pandangan ini kalau dicari sumber

pesantren

masih

ajarannya berasal dari pandangan

golongan

orang

ekonomi

daripada orang yang tidak berpunya,

klasik,

Adam Smith,

terutama

ajaran

kedua, paradigma

akibatnya

dilema

besar

lebih

melayani

yang

berpunya

tergantung

kepada

kritis, sebagaimana diilhami analisis

bantuan-bantuan

marxisme

lapasan atas masyarakat pedesaan,

dan

ketiga,

paradigma

posmodernisme adalah berbagai teori

keempat,

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

keuangan

pesantren

dari

memahami 1

Jurnal Pembangunan Manusia Keberadaan Pesantren Saat Ini), (Jakarta: Yayasan Islam al Hamidiyah dan Yayasan Saifudin Zuhri, 1998),

implikasi struktural dari peran serta rakyat

dalam

masyarakat

pengembangan dan

bagaimana

pesantren menanggapi peranannya dalam

proses

pesantren membina

tersebut,

merencanakan sifat-sifat

khas

kelima, untuk

_____, Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan, 1998).

budaya

maupun kedudukan sosio kulturalnya. Daftar Pustaka

Bintoro Tjokroamidjojo, Good governance (Paradigma Baru Managejemen Pembangunan (Jakarta: tp., 2001), Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001) Horowitz, Irving Louis, “Mencari Suatu Ideal Pembangunan: Model dan Implikasi-implikasi utopisnya” dalam Modernisasi: Masalah Model Pembangunan, (Jakarta: Rajawali, 1985)

Adi

Sasono, Pengantar dalam Muhammadiyah dan Pemberdayaan Rakyat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995)

Ali

Yafie, “Pengembangan Iptek dengan Pola Pendidikan Pesantren” dalam Dinamika Pesantren (Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini), (Jakarta: Yayasan Islam al Hamidiyah dan Yayasan Saifudin Zuhri, 1998),

Ismulyadi dkk., Otonomi Daerah, Demokrasi dan Civi Society, (Yogyakarta: Media Grafika, 2000)

Aqib Suminto, “Kaderisasi Ulama di Pesantren” dalam Dinamika Pesantren (Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini), (Jakarta: Yayasan Islam al Hamidiyah dan Yayasan Saifudin Zuhri, 1998),

Kristiadi Pudjosukanto, ‘Kebijaksanaan Alokasi Pembiayaan Daerah dan Otonomi Daerah’ dalam Birokrasi dan Administrasi Pembangunan (Jakarta: Pustka Sinar Harapan, 1992).

Asep Suryana “Menolak Instrumentasi Negara: Ruang Gerak Pesantren dalam Otonomi Daerah” dalam Antropologi Indonesia 65, 2001, hlm. 105.

Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986), hlm. 198-199. lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Pendidikan di Indonesia,

Azyumardi Azra, “Dilema Pesantren Menghadapi Globalisasi” dalam Dinamika Pesantren (Telaah Kritis Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

1

Jurnal Pembangunan Manusia Mansour Fakih, Sesat Pikir: Teori Pembangunan dan Globalisasi, (Yogyakarta: Insist, 2001) Pranarka, Pemberdayaan: Konsep Kebijakan dan Implementasi, (Jakarta: CSIS, 1996), Richard T. Gill, Ekonomi Pembangunan Dulu dan Sekarang, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983) Steenbrink, Karel A., Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern (Jakarta: LP3ES, 1994). Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat: Pantulan dalam Sejarah, (Jakarta, LP3ES, 1996) Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, tt). Ziemek Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986)

Isnaini : Pendidikan Islam Dalam Konteks Pasar dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

2