KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA DENGAN ...

29 downloads 1424 Views 1MB Size Report
INSTON ANDAR TAMBUNAN, 2008. KAJIAN SIFAT FISIK KIMIA TANAH un Kwala Sawit adalah Typic eskipun upaya aplikasi pupuk sesuai rekomendasi PPKS ...
KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II

TESIS

Oleh WINSTON ANDAR TAMBUNAN 057002004/TNH

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pertanian Dalam Program Studi Ilmu Tanah Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh WINSTON ANDAR TAMBUNAN 057002004/TNH

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Judul Tesis

: KAJIAN SIFAT DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II : Winston Andar Tambunan : 057002004/TNH : Ilmu Tanah

Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, PhD.) Ketua

(Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP.) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc.)

(Dr. Ir. Edy Sigit Sutarta, MS.) Anggota

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B, MSc.)

Telah lulus : 27 Maret 2008

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Telah diuji pada Tanggal 27 Maret 2008

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota

: Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, PhD. : Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP. Dr. Ir. Edi Sigit Sutarta, MS. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Dr. Ir. Rosmayati, MS.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

ABSTRAK

WINSTON ANDAR TAMBUNAN, 2008. KAJIAN SIFAT FISIK KIMIA TANAH HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis, Jacq) DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II. Di bawah bimbingan Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, PhD. Sebagai ketua, Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP. dan Dr. Ir. Edy Sigit Sutarta, MSc. masing – masing sebagai anggota. Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kebun Kwala Sawit adalah Typic Paleudult yang mengandung Karbon (C) tergolong sedang di lapisan atas dan tergolong rendah dilapisan bawah. Kandungan Nitrogen (N) agak rendah pada seluruh lapisan, begitu juga Fosfor (P) tergolong rendah, pH tanahnya masam, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa tergolong rendah di seluruh lapisan. Kelas kesesuaian aktual pada tanah ini adalah S3 (agak sesuai), tetapi dengan perbaikan faktor pembatas tersebut kesesuaian lahan dapat ditingkatkan menjadi S2 (sesuai). Meskipun upaya aplikasi pupuk sesuai rekomendasi PPKS Medan telah dilakukan untuk mengaktualisasikan potensi produksi sesuai dengan standar produksi kelas lahan, tetapi produksi yang diharapkan tidak tercapai. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan yang memerlukan kajian yang diharapkan dapat menjelaskan hambatan dan upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan untuk menjadi pertimbangan dalam peningkatan produksi kelapa sawit. Untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji sejauh mana sifat fisik dan kimia tanah Typic Paleudult hubungannya dengan produksi kelapa sawit di Kebun Kwala Sawit PTPN II. Parameter yang diamati adalah mencakup sifat kimia (pH, C/N, P tersedia, K tukar, Ca tukar, Mg tukar, Na tukar, KTK dan Kejenuhan Basa), sifat fisik (Tekstur tanah, Bulk Density, Partikle Density dan Total Ruang Pori) Hasil penelitian sifat kimia dan sifat fisik tanah menunjukkan reaksi pH tanah tergolong sangat rendah sampai rendah (4.2–5.5), C/N tergolong sangat rendah sampai sedang (0.17 – 9.4), kandungan P tergolong sedang sampai tinggi (18.25 – 56.68 ppm), Kation Ca+2 tergolong sangat rendah sampai rendah (1.22l–4.88 me/100 g), Mg+2 tergolong tinggi sampai sangat tinggi (0.84 – 3.35 me/100 g), Na+ tergolong rendah sampai sedang (0.22 – 0.48 me/100 g), dan K+ tergolong sangat rendah sampai rendah (0.12 – 0.31 me/100 g). KTK tergolong sedang (12.50 – 23.60 me/100g), KB tergolong sangat rendah sampai rendah (10.70 – 69.03 %), tekstur tanah dengan fraksi liat tinggi,nilai BD dan PD relatif tinggi. Sifat fisik tanah menunjukkan tekstur tanah di lokasi penelitian merupakan tanah dengan kandungani liat tinggi. Fraksi Liat, Pasir, BD, PD dan TRP masingmasing menekan produksi tandan per pokok kelapa sawit. Karekteristik sifat kimia tanah C/N dan KTK pada tanah Typic Paleudult di kebun Kwala Sawit masingmasing menekan produksi tandan per pokok kelapa sawit.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Karakteristik sifat fisik dan kimia tanah yang secara bersama-sama menentukan produksi tandan per pokok kelapa sawit adalah C/N, P tersedia, Na tukar, Bulk Density dan Total Ruang Pori. Produksi tandan per pokok kelapa sawit di Afdeling III, kebun Kwala Sawit, PTPN II dibawah rata-rata produksi menurut standart produksi berdasarkan kelas lahan rata-rata satu siklus (25 tahun) adalah 9.9 tandan per pokok, realisasinya adalah 6.1–6.5 tandan per pokok

Kata kunci : Tipic Paleudult, Kelapa Sawit, Karakteristik Tanah, Tandan Per Pokok.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

ABSTRACT

WINSTON ANDAR TAMBUNAN, 2008. The Study of Relationship among Soil characteristics with Palm oil (Elaeis guineensis Jacq) in Kwala Sawit Estate, PT. Perkebunan Nusantara II (under leadership of Zulkifli Nasution as Chairman, is Hamidah Hanum, Edy Sigit Sutarta as members). Generally, the kind of soil is Typic Paleudult in the Kwala Sawit Estate which contain Carbon (C) classified is average for upper stratum and low for lower stratum. The contain of Nitrogen (N) is rather low for or stratum, and also Fosfor (P) is low, and its soil pH is acid. The actual compatibility class on this soil can be increase become S2 (appropriate). Despite the effort of fertilizer applicationagree whit the recommendation of IOPRI Medan have been done to actulaize the production potential accordance with prodaction standard of soil class, but the prodaction which expected are not reached. The phenomena appears questios that required a study, where it is expected could be axplain the obstruction and improvement efforts that could be done possibly to be consideration and escalation of plam oil production. To finish the problems, we need to done a reseach that its purposse to investigate how far the reaction of physical and chemistry characteristic of soil Typic Paleudult with palms oil production in Kwala Sawit Estate, PT.Perkebunan Nusantara II. Parameter which is wacthed is chemistry and physical characteristic (pH, C/N, P ready, K change, Ca change, Mg change, Na Change, KTK and KB), physical caracteristic (Soil Texture, Bulk Density, Particle Density and TRP). The research results of chemistry and physical characteristic of soil show the reaction soil pH is classified very low to low (4.2 – 5.5), C/N is very low to average (0.17-9.4), contain of P is average to high (18.25 - 56.68 ppm), Kation Ca+2 is very low to low (1.22 – 4.88 me/100g), K+ is very low to low (0.12 – 0.31 me/100g). KTK is average (12.5 - 23.6 me/100g), KB is very low to low (10.7 – 69.0 % ), soil texsture whit high clay fraction, BD and PD is high relative. Soil physical characteristic shows soil texture in the research location is soil whit high clay fraction. Clay fraction, Sand, BD, PD and TRP individually repress the bunch production per tree of palm oil. Individually C/N and KTK soil of Typic Paleudult at Kwala Sawit Estate repress the bunch production per tree of palm oil. Physical and chemistry characteristic of soil together determine the bunch production per tree of the palm oil is C/N, P ready, Na Change, BD and TRP. The baunch production per tree of palm oil in the Afdeling III, Kwala Sawit Estate, PT. Perkebunan Nusantara II is under production average according to productions standard based on soil class average in one cycle ( 25 years) is 9.9 bunches per tree and its realization is per tree. Key Word : Tipic Paleudult, Palm Oil, Soil Characteristics, Bunches Per Tree.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, dimana Berkat Rahmat dan Kasihnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan selesainya tulisan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc. Ph.D, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penelitian, penulisan tesis ini dan sekaligus yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk dapat mengikuti pendidikan Program Pascasarjana di Sekolah Pascasarjana USU Medan. 2. Bapak Dr. Ir. Edy Sigit Sutarta, MS dan Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, selaku Anggota Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penelitian, penulisan dan penyelesaian tesis ini. 3. Bapak Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan Ibu Dr. Ir. Rosmayati, MS, selaku Dosen Penguji dan yang telah memberikan masukan kepada penulis untuk melengkapi tulisan pada tesis. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu Tanah dan Agronomi, dan Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Tanah yang telah begitu banyak membantu penulis dalam pelayanan pengajaran dan dalam penyelesaian tesis ini.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. 6. Bapak Ir. Suwandi, selaku Direktur Utama dan Bapak Ir. Masdin Sipayung selaku Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum pada saat itu, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Pascasarjana di Sekolah Pascasarjana USU. 7. Bapak Bhatara Muda Nasution, Ir. Johanes Sijabat, Ir. Berani Purba, Ir. Tambah Karo-karo, MM dan Bapak Drs. Naif Ali Dahbul, selaku Direksi PTP. Nusantara (Persero) II yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Pendidikan Program Pascasarjana. 8. Bapak Ir. Riza Ketaren, MBA, QIA, yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis hingga selesainya tesis ini. 9. Bapak Drs. H. Zulfan Effendi, MBA, yang senatiasa memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis hingga selesainya tesis ini. 10. Bapak Ir. W. Purnomohadi, yang senantiasa memberikan motivasi dan nasehat kepada penulis hingga selesainya tesis ini. 11. Bapak Ir. Suparman Ketaren, selaku Manajer Kebun Kwala Sawit dimana penulis melaksanakan penelitian. 12. Bapak Ir. Andi Purnama, M.Sc, beserta Staf dan Karyawan BPTD Medan dimana penulis melaksanakan Analisa Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah. 13. Ibu Mertua T. Pakpahan yang senantiasa berdoa dan memberikan motivasi kepada penulis hingga selesainya tesis ini.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

14. Istriku tercinta Magda J. Simanjuntak dan ke empat anak-anakku tercinta yakni Willy A. Tambunan, Maria M. Tambunan, Margareth R. Tambunan dan Elisabeth Tambunan, yang dengan penuh kesabaran dan ketabahan menghadapi suka maupun duka dalam menghadapi perjuangan ini. 15. Bereku Mojokerto Nainggolan, SE yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan tesis ini. 16. Sobatku Ir. Hajad Dharmawan, MP, Ir. Ukurtha Perangin-angin, MP, Ir. Lince Romauli, MP dan Ir. Titir Butar-butar, MP. yang telah banyak membatu penulis dalam penyelesaian tesis ini. 17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

Medan, Pebruari 2008

Penulis.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

KATA PENGANTAR

Dengan segenap kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis berupa kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kwala Sawit, PTP Nusantara ( Persero ) II, yang berada di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, yang dimulai dari bulan Oktober 2007 dan selesai bulan Desember 2007. Dengan menggunakan metode regresi, tesis ini menyajikan suatu kajian sifat fisik dan kimia tanah hubungannya dengan produksi Kelapa Sawit, sehingga dapat diharapkan menjadi masukan yang bermafaat bagi perusahaan dalam upaya peninggkatan produktivitas tanaman Kelapa Sawit. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis berharap hal tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk terus maju dalam menggali dan mengkaji ilmu pengetahuan. Harapan penulis semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi PT. Perkebunan Nusantara ( Persero ) II dan para pekebun yang membudidayakan kelapa sawit.

Medan, Pebruari 2008

Winston Andar Tambunan

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

RIWAYAT HIDUP Winston Andar Tambunan, dilahirkan pada tanggal 6 Januari 1961 di Laras, Simalungun, Sumatera Utara, merupakan anak kedelapan dari sebelas bersaudara dari Bapak St. BH. Tambunan ( Alm ) dan Ibu PR. Baruara ( Alm ). Telah menikah dengan, istri bernama Magda J. Simanjuntak, BA dan telah dikaruniai 4 orang anak yaitu Willy A. Tambunan (lk), Maria M. Tambunan (pr), Margareth R. Tambunan (pr) dan Elisabeth Tambunan. Bapak mertua St. R. Simanjuntak ( Alm ) dan Ibu Mertua St. T. Pakpahan. Tamat Sekolah Dasar Negeri No. 4 Laras pada tahun 1975, tamat SMP Kristen Bandung tahun 1977, tamat SMA Kristen Bandung tahun 1980. Tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Jurusan Agronomi di Universitas Gadjah Mada tahun 1981 dan lulus pada tahun 1987. Pada tanggal 31 Agustus 2005 tercatat sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan. Semenjak tahun 1989 hingga saat ini, penulis bekerja di PTP. Nusantara ( Persero ) II sebagai Karyawan Pimpinan, penulis sekarang bertugas di Bagian Satuan Pengawasan Intern PTP Nusantara ( Persero ) II, Tanjung Morawa.

Medan,

Pebruari 2008 Penulis,

Winston Andar Tambunan

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK............................................................................................

i

ABSTRACT..........................................................................................

iii

UCAPAN TERIMA KASIH...............................................................

iv

KATA PENGANTAR.........................................................................

vii

RIWAYAT HIDUP.............................................................................

viii

DAFTAR ISI........................................................................................

ix

DAFTAR TABEL................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................

xiv

PENDAHULUAN................................................................................

1

Latar Belakang.................................................................................

1

Perumusan Masalah.........................................................................

2

Tujuan Penelitian………………………………………………….

3

Hipotesis…………………………………………………………..

3

Kegunaan Penelitian………………………………………………

4

TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..

5

Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia……………………………….

5

Syarat Tumbuh……………………………………………………

7

Iklim………………………………………………………………

7

Tanah..............................................................................................

9

BAHAN DAN METODE PENELITIAN.........................................

17

Tempat dan Waktu.........................................................................

17

Bahan dan Alat...............................................................................

17

Metode Penelitian..........................................................................

17

Pelaksanaan Penelitian...................................................................

18

Analisis Data..................................................................................

22

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................

23

Hasil Penelitian......................................................................................

23

Hubungan Reaksi Tanah ( pH Tanah ) dengan Kedalalam horizon........

24

Hubungan C/N Tanah dengan kedalaman horizon.................................

25

Hubungan P Tersedia Tanah dengan kedalaman horizon......................

26

Hubungan Kation – Kation Tukar dengan kedalaman horizon...............

27

Hubungan Kapasitas Tukar Kation dengan kedalaman horizon.............

28

Hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon.........................

29

Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan kedalaman horizon ........................

30

Tekstur Tanah..........................................................................................

30

Hubungan Persentase Pasir dengan kedalaman horizon..........................

31

Hubungan Persentase Liat Tanah dengan kedalaman horizon................

32

Hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon................................

32

Hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon............................

33

Hubungan Total Ruang Pori dengan kedalaman horizon .........................

34

Produksi…………………………………………………………............

34

Hubungan antara pH Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok...........

36

Hubungan antara C/N dengan Produksi Tandan per Pokok....................

37

Hubungan antara P Ters. Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok....

38

Hubungan antara K Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok.............

38

Hubungan antara Ca Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok...........

39

Hubungan antara Mg Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok...........

40

Hubungan antara Na Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok...........

40

Hubungan antara KTK dengan Produksi Tandan per Pokok..................

41

Hubungan antara Kejenuhan Basa dengan Produksi Tandan per Pokok..

42

Hubungan antara Fraksi Pasir dengan Produksi Tandan per Pokok.........

43

Hubungan antara Fraksi Liat dengan Produksi Tandan per Pokok..........

43

Hubungan antara Bulk Density dengan Produksi Tandan per Pokok.....

44

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan antara Particle Density dengan Produksi Tandan per Pokok....

45

Hubungan antara Total Ruang Pori dengan Produksi Tandan per Pokok...

45

Pembahasan ……………………………………………………................

47

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….................

54

Kesimpulan...................................................................................................

54

Saran..............................................................................................................

55

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... .............

56

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

DAFTAR TABEL Nomor

Teks

Halaman

1. Luas areal Perkebunan Kelapa Sawit menurut Propinsi Tahun 2000 – 2005 (ha)................................................................................ .. 2. Hasil analisis contoh tanah Afdeling III, kebun Kwala Sawit PTPN II.......

23

3. Keeratan hubungan pH tanah dengan kedalaman horizon............................

24

4. Keeratan hubungan C/N tanah dengan kedalaman horizon..........................

25

5. Keeratan hubungan P tersedia tanah dengan kedalaman horizon..................

26

6. Keeratan hubungan Kation-kation dapat tukar dengan kedalaman horizon..

27

7. Keeratan hubungan KTK dengan kedalaman horizon...................................

28

8. Keeratan hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon.................

29

9. Sifat Fisik tanah.............................................................................................

30

10. Keeratan hubungan persentase Pasir dengan kedalaman horizon..................

31

11. Keeratan hubungan persentase Liat dengan kedalaman horizon....................

32

12. Keeratan hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon......................

32

13. Keeratan hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon..................

33

14 Keeratan hubungan TRP dengan kedalaman horizon.....................................

34

15. Matriks Korelasi Antar Berbagai Peubah Amatan………………….............

47

7

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

DAFTAR GAMBAR Nomor

Teks

Halaman

1. Contoh letak pembuatan profil tanah..............................................................

19

2. Produksi rata – rata tandan per pokok pada blok pengamatan selama 25 tahun............................................................................................

35

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

DAFTAR LAMPIRAN No

Teks

Halaman

1. Peta Afdeling...................................................................................................

60

2. Profil Tanah blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29..................................

61

3. Data produksi per blok pengamatan tahun 1983 s.d 2006..............................

64

4. Rekapitulasi data produksi Kelapa Sawit blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29.........................................................................................

67

5. Data produksi TM Kelapa Sawit tahun tanam 1980 pengamatan Tahun 1983 s.d 2006.......................................................................................

67

6. Data curah hujan Afdeling III Kebun Kwala Sawit PTP N 2.........................

68

7. Realisasi Pemupukan TT 1980, Afd. III, Keb.Kwala Sawit PTPN-II.............

69

8. Standart Produksi berdasarkan kelas lahan.....................................................

70

9. Kriteria hasil analisis tanah untuk Kelapa Sawit..............................................

70

10. Hasil Analisis karakteristik tanah dengan produksi tandan per pokok......................................................................................................... 71 11. Hasil analisis regresi linier karakteristik tanah dengan produksi tandan per pokok.............................................................................................. 74 12. Hasil analisis regresi quadratik tanah dengan produksi tandan per pokok......................................................................................................... 74 13. Hasil analisis regresi berganda tandan per pokok dengan karakteristik tanah.. 75 14. Perhitungan faktor koreksi untuk setiap lapisan tanah (Sys, 1985)................. 76

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol pada areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebagian besar bertopografi datar hingga bergelombang dan sebagian kecil bergelombang hingga berbukit. Proses pembentukan tanahnya berasal dari proses pelapukan yang sangat intensif karena berlangsung pada daerah tropika dan sub tropika yang bersuhu panas dan bercurah hujan tinggi. Pencucian basa-basa yang berlangsung sangat intensif pada rezim temperature mesik, iso mesik mengakibatkan tanah bersifat masam dan miskin unsur hara (Koedadiri, A.D.,W. Darmosarkoro dan E.S. Sutarta, 1999). Potensi bahan tanaman sampai saat ini sudah dianggap optimal dengan perkataan lain jika diusahakan pada lahan yang sesuai dan dengan sistem pengelolaan yang optimal maka produksi aktual yang diharapkan dapat tercapai. Potensi lahan ditentukan oleh sifat fisik, kimia juga meliputi topografi dan vegetasi, sedangkan pengelolaan kebun meliputi seluruh aspek kultur teknis. Hakim, dkk. (1986) menyatakan sifat fisik dan kimia tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Para praktisi perkebunan selalu beranggapan bahwa produksi yang tinggi pasti akan diraih jika ada hujan dan aplikasi pupuk sesuai rekomendasi telah dilakukan tetapi mengabaikan faktor kesuburan fisik (konservasi tanah dan air) dan kimia tanah. Meskipun pemupukan terus dilakukan namun hasilnya cenderung tidak berdampak

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

terhadap peningkatan produktivitas aktual tanaman sesuai dengan potensi produksi yang diharapkan. Menurut Adiwiganda (2005), jenis tanah yang umum terdapat di kebun Kwala Sawit adalah Typic Paleudult (podsolik kuning fraksi liat tinggi), yang mengandung karbon (C) tergolong sedang (2,20%) di lapisan atas dan tergolong rendah di lapisan bawah (0,39–0,82%). Kandungan Nitrogen (N) agak rendah (0,05–0,17%)

pada

seluruh lapisan begitu juga fosfor (P) tergolong rendah (2–4 ppm), pH tanahnya masam (pH 4,0–4,4), kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa tergolong rendah di seluruh lapisan. Kelas kesesuaian aktual pada tanah ini adalah S3 (agak sesuai), tetapi dengan upaya perbaikan faktor pembatas tersebut kesesuaian lahan dapat ditingkatkan menjadi S2 (sesuai). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauhmana sifat fisik dan kimia tanah mempengaruhi produksi kelapa sawit di kebun Kwala Sawit PTPN II dan upaya-upaya apa yang mungkin dapat dilakukan selanjutnya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit sehingga produksi aktual yang diharapkan dapat tercapai (Tabel Lampiran 6). Perumusan Masalah Realisasi produksi kelapa sawit di areal tanaman menghasilkan yang diusahakan di kebun Kwala Sawit PTPN II secara umum masih dibawah potensi produksi yang mampu dihasilkan oleh tanaman tersebut (Tabel Lampiran 1, 2, 3).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Banyak faktor yang mempengaruhi perolehan produksi diantaranya iklim, tanah, kultur teknis, bahan tanaman, manusia dan lain-lain. Upaya aplikasi pupuk sesuai rekomendasi PPKS Medan telah dilakukan (Tabel Lampiran 5) untuk meraih produksi sesuai dengan standar produksi (Tabel Lampiran 6), tetapi produksi tersebut belum tercapai sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda dalam menyikapi penyebab belum tercapainya produksi tersebut. Untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui sejauh mana sifat fisik dan kimia tanah mempengaruhi perolehan produksi kelapa sawit di kebun Kwala Sawit PTPN II. Bertolak dari kenyataan tersebut penulis mencoba melakukan suatu penelitian dalam hal ini yang diteliti adalah faktor tanah, melalui kajian terhadap sifat fisik dan kimia tanah dan hubungannya dengan produksi kelapa sawit. Tujuan Penelitian Untuk mengkaji sifat fisik dan kimia tanah Typic Paleudult hubungannya dengan produksi kelapa sawit di kebun Kwala Sawit PTPN II. Hipotesis Sifat fisik dan kimia tanah mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit di kebun Kwala Sawit PTPN II.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Kegunaan Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi PTPN II, maupun pihak-pihak yang memerlukannya untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman kelapa sawit. 2. Sebagai bahan penulisan tesis dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Magister Pertanian di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa Sawit telah diusahakan sebagai tanaman komersial di berbagai belahan bumi, terutama di daerah tropis yang berada di kawasan antara 10O LU dan 10O LS, seperti pantai barat Afrika, wilayah-wilayah tropis Amerika Latin, Pasifik Selatan dan Asia Tenggara. Luas areal kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dan pada tahun 1999 luas areal kelapa sawit diperkirakan mencapai 2,96 juta ha, yang tersebar di propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi dan Irian Jaya (Harahap, dkk. 2000). Kelapa Sawit masuk di Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Kebun Kelapa Sawit pertama dibuka pada tahun 1911 di Tanah Itam Ulu oleh Maskapai Oliepalmen Cultuur dan di Pulau Raja oleh Maskapai Huilleries de Sumatera-RCMA, kemudian oleh Seumadam Cultuur Mij, Sungai Liput Cultuur Mij, Mapoli, Tanjung Genteng oleh Palmbomen Cultuur Mij, Medang Ara Cultur Mij, Deli Muda oleh Huilleries de Deli dan lain-lain. Sampai tahun 1915 baru mencakup areal seluas 2.715 ha, ditanam bersama dengan kultura lain seperti Kopi, Kelapa, Karet dan Tembakau. Pada tahun 1916, ada 16 perusahaan di Sumatera Utara dan 3 di Pulau Jawa.

Pada tahun 1920, sudah ada 25 perusahaan yang

menanam Kelapa Sawit di Sumatera Timur, 8 di Aceh dan 1 di Sumatera Selatan yaitu di Taba Pingin dekat Lubuk Linggau (Lubis, 1992).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Pada tahun 1916 terdapat perkebunan kelapa sawit seluas 1.272 ha di Sumatera Utara (Sumatera Timur) dan Aceh dengan produksi 576 ton minyak sawit. Pada tahun 1938 menjadi 92.307 ha dengan produksi 220.702 ton minyak sawit dan 42.965 ton inti sawit. Setelah perang dunia II berakhir pada tahun 1945, turun menjadi 73.621 ha.

Indonesia mempunyai kedudukan utama sebagai produsen

minyak sawit dunia pada tahun 1938 yang melulu dari Sumatera yaitu minyak kelapa sawit 220.702 ton, Afrika 205.988 ton dan Malaysia hanya 55.247 ton (Sianturi, 1990). Tanaman kelapa sawit telah dikembangkan secara luas di Indonesia baik di kawasan Barat Indonesia maupun di kawasan Timur Indonesia.

Daerah-daerah

pengembangan tersebut memiliki kondisi iklim dan tanah dengan tingkat keragaman yang tinggi. Perkembangan produktivitas aktual dari beberapa kebun di Indonesia yang mewakili beberapa wilayah pengembangan kelapa sawit menunjukkan bahwa produktivitas tanaman kelapa sawit pada umumnya masih rendah dibandingkan produktivitas potensial lahannya (Harahap, dkk. 2000). Keberhasilan pengusahaan kelapa sawit berkaitan erat dengan tingkat produksi yang dapat dicapai. Tingkat produksi yang dapat dicapai ditentukan oleh potensi genetik bahan tanaman, potensi lahan dan tingkat pengelolaan pertanaman. Potensi bahan tanaman sampai saat ini sudah dianggap optimal, dengan perkataan lain jika diusahakan pada lahan yang sesuai dan dengan sistem pengelolaan yang optimal maka produksi aktual yang diharapkan dapat tercapai (Siregar, dkk. 1997).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Menurut Propinsi Tahun 2000 – 2005 ( ha ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Propinsi NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung SUMATERA Jawa Barat Banten JAWA Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur KALIMANTAN Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara SULAWESI Papua TOTAL

2000 218.493 785.732 229.575 805.646 406.315 557.849 91 60.899 97.445 3.162.045 12.350 6.304 18.654 363.269 196.801 120.694 128.256 809.020 33.593 73.375 13.285 120.253 48.105 4.158.077

2001 252.114 869.074 266.389 1.047.644 422.503 496.950 89.225 66.730 119.803 3.630.432 6.251 14.080 20.331 389.007 217.666 129.673 144.567 880.913 40.976 77.182 13.285 131.443 50.137 4.713.256

2002 257.684 886.612 270.047 1.246.106 529.209 516.928 90.065 70.409 131.362 3.898.422 6.251 16.983 23.234 406.372 221.034 138.634 191.146 957.186 47.029 83.084 13.285 143.398 52.817 5.075.057

2003 258.195 896.234 278.780 1.301.464 452.968 541.932 91.417 73.910 136.955 4.031.855 6.251 17.205 23.456 415.821 222.034 139.634 192.146 969.635 48.066 84.384 13.285 145.735 68.490 5.239.171

2004 260.267 905.505 283.061 1.402.918 463.723 557.932 92.161 76.493 143.303 4.185.364 6.251 18.462 24.713 425.231 223.514 143.186 213.117 1.005.049 50.786 86.975 13.285 151.046 76.485 5.442.657

2005 261.311 910.188 285.235 1.457.509 469.288 566.168 92.536 77.830 146.625 4.266.721 6.251 19.137 25.388 430.043 218.823 145.007 224.747 1.018.620 52.223 88.310 13.285 153.818 80.949 5.597.718

Sumber : - Statistik Kelapa Sawit 2004 (diolah) - Pembangunan Kelapa Sawit 2006 , GAPKI (diolah) - Visi Data Riset 2005 (diolah).

Syarat Tumbuh Iklim Kelapa Sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar Lintang Utara–Selatan 12O pada ketinggian 0–500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2.000–2.500 mm/thn, tidak terdapat defisit air dan hujan agak merata sepanjang tahun. Hal ini bukan berarti kurang dari 2.000 mm tidak baik, karena kebutuhan efektif hanya 1.300–1.500 mm. Terpenting adalah tidak terdapat defisit air 250 mm. Lebih dari 2.500 mm juga bukan tidak baik asal saja

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

jumlah hari hujan setahun tidak terlalu banyak misalnya lebih dari 180 hari (Lubis, 1992). Curah hujan 60 mm/bulan ditetapkan sebagai batas minimum untuk bulan kering dan ini sesuai dengan kebutuhan minimal curah hujan bulanan untuk kelapa sawit. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pertumbuhan kelapa sawit akan terganggu dan mengakibatkan dampak penurunan

produksi bila selama 3 bulan

berturut-turut menerima curah hujan < 60 mm/bulan atau dengan defisit air berkisar 300–500 mm (Siregar, dkk., 1997). Menurut Lubis (1992), defisit air yang tinggi menyebabkan produksi turun drastis dan baru normal pada tahun ketiga dan keempat karena merusak bunga sebelum anthesis dan pada bunga yang telah anthesis menyebabkan kegagalan matang tandan. Defisit air tahunan diklasifikasikan atas beberapa kelas pada budidaya Kelapa Sawit. IRHO menyusun klasifikasi sebagai berikut : 0–150 mm optimum, 150–250 mm favourable, 250–350 mm intermediate, 350–400 mm limited, 400–500 mm marginal dan > 500 mm unfavourable. Suhu yang tetap tinggi terdapat pada elevasi dekat dengan permukaan laut. Jadi daerah pertanaman yang ideal adalah dataran rendah hingga 200 m di atas permukaan laut, tetapi masih cukup baik hingga tinggi 400 m di atas permukaan laut. Hingga 600 m diatas permukaan laut masih dapat tumbuh dengan laju pertumbuhan yang lambat dan produksi yang lebih rendah. Tetapi lebih dari 600 m diatas permukaan laut tidak dianjurkan untuk tanaman kelapa sawit (Sianturi, 1990).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Lubis (1992) menyatakan, temperatur yang optimal 24–28 OC dan tertinggi 32 OC. Kelembaban 80% dan penyinaran matahari 5–7 jam/hari. Kelembaban ratarata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit. Ketinggian yang optimal adalah 0–400 m, pada ketinggian yang lebih pertumbuhan akan terhambat dan produksi lebih rendah. Kecepatan angin 5–6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan, angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman yang baru doyong atau miring. Menurut Sianturi (1990) variasi suhu yang baik,

jangan terlalu tinggi.

Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu dingin bisa membuat tandan bunga mengalami aborsi serta tidak menyebar merata sepanjang tahun.

Suhu harian bervariasi antara 4,8O C dan 11,2O C, tetapi 50% adalah

bervariasi sempit antara 8O–10O C. Perkebunan kelapa sawit yang ideal adalah pada daerah dengan variasi suhu harian sempit.

Suhu rata-rata minimum 22O C dan

maksimum 32O C. Suhu absolut maksimum 38O C dan minimum 8O C. Bila suhu tersebut terjadi dalam waktu singkat tidak akan mematikan. Tanah Tanah merupakan salah satu komponen dasar dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit. Pemahaman mengenai karakteristik tanah di perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan sebagai dasar dalam menentukan tindakan kultur teknis yang akan dilakukan dalam rangka menjamin kesinambungan produktivitas lahan (Rahutomo, dkk. 2001).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Pertumbuhan tanaman tidak hanya bergantung pada tersedianya unsur hara yang cukup dan seimbang, tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik dan kimia tanah yang baik. Pentingnya sifat-sifat fisik dan kimia tanah yang baik dalam menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak disadari karena kesuburan tanah selalu dititik beratkan hanya pada kesuburan kimianya (Rohlini dan Soeprapto,1989). Tanah dikatakan subur apabila fase padat mengandung cukup unsur hara tersedia dan cukup air serta udara bagi pertumbuhan tanaman. Apabila ruang-ruang pori yang terdapat diantara partikel-partikel padat menyebar sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan air yang cukup untuk pertumbuan tanaman dan pada waktu yang bersamaan memungkinkan aerasi yang cukup pada akar, maka tanah itu dinilai mempunyai hubungan air dan udara yang cocok. Banyaknya unsur hara di dalam tanah tidak menjamin tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi, tetapi tergantung juga dari hubungan air dan udara yang memungkinkan tanaman dapat mempergunakan unsur hara tersedia secara efisien, perkembangan akar lebih intensif dan proses biologi dan kimia berlangsung baik pada kondisi optimum (Hasibuan, 1981). Hillel (1980) menyatakan bahwa, kesesuaian menyeluruh suatu tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada keberadaan dan jumlah nutrisi kimia dan adanya toksisitas, tetapi juga atas keadaan dan mobilitas air dan udara dan atas sifat-sifat mekanis tanah serta rejim temperaturnya. Tanah harus remah dan cukup gembur untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

tanpa gangguan mekanis. Singkatnya untuk kesuburan kimia, tanah harus memiliki kesuburan fisik. Lahan di perkebunan kelapa sawit didominasi oleh tanah-tanah marginal. Tanah-tanah marginal di perkebunan kelapa sawit berkembang di daerah dengan curah hujan tinggi dan distribusinya merata sepanjang tahun dan telah mengalami proses pencucian yang sangat intensif. Tanah tersebut memiliki karakteristik fisika dan kimia sehingga tingkat kesuburan tanahnya rendah dan kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanah tersebut berkembang dari bahan induk yang terbentuk pada zaman geologi tersier yang tersebar di daerah pengembangan kelapa sawit di Indonesia yaitu di Kalimantan, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Aceh, Irian Jaya dan sebagian kecil Sumatera Utara (Koedadiri dan Winarna, 1999). Kelapa Sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol dan Alluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah solum tebal 80 cm. Solum tebal akan merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik. Tekstur ringan, dikehendaki memiliki pasir 20–60%, debu 10–40% dan liat 20–50%. Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang. Terdapat hubungan yang positif antara sifat fisik tanah, permeabilitas, ruang pori total, pori drainase dan kerapatan bongkah (Martoyo, 1992). Semakin baik sifat fisik tanah semakin baik pula pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Makin

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

mudah akar menembus tanah biasanya pertumbuhan tanaman secara keseluruhan akan semakin cepat dan akan memberikan hasil yang tinggi. Tekstur dan struktur tanah adalah ciri fisik tanah yang sangat berhubungan. Kedua faktor ini dijadikan parameter kesuburan tanah, karena menentukan kemampuan tanah tersebut dalam menyediakan unsur hara. Tanah bertekstur kasar memiliki kemampuan yang kecil sekali dalam menyimpan dan menyediakan unsur hara, sebaliknya tanah yang mengandung liat yang cukup lebih akan mampu menyimpan dan menyediakan unsur hara. Tanah bertekstur liat berpasir, lempung berliat dan liat berpasir tergolong tekstur yang baik untuk kelapa sawit (Adiwiganda, 1998). Tekstur tanah berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kemudahan olah, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah-daerah geografis tertentu (Hakim, dkk, 1986). Terjadinya peningkatan sejumlah liat didalam sub soil ternyata dapat meningkatkan persediaan air dan unsur hara pada zona tersebut Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan sistem granuler atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah-tanah dengan struktur pejal (massive). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 1993). Kerapatan lindak (Bulk Density) menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume total (padat dan pori-pori). Dengan demikian kerapatan lindak selalu lebih kecil dibandingkan dengan kerapatan partikel (Particle Density). Kerapatan lindak dipengaruhi oleh struktur tanah seperti kelonggaran tanah atau kepadatan tanah, akibat dari sifat mengembang dan mengerut yang dipengaruhi oleh

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

kadar liat dan kelembaban. Bahkan pada tanah yang ekstrim padat kerapatan lindak masih lebih kecil dari kerapatan partikel, karena partikel tanah tidak dapat terikat sempurna dan tanah adalah tubuh yang poreous yang tidak pernah sepenuhnya tidak berlubang (Hillel, 1980). Menurut Hardjowigeno (1993) guna menentukan kerapatan lindak adalah untuk : 1) Deteksi adanya lapisan padas dan tingkat kepadatannya, semakin memadas maka semakin tinggi kerapatan lindaknya, 2) Menentukan adanya kandungan abu volkan dan batu apung yang cukup tinggi. Tanah dengan kandungan abu volkan/batu apung yang tingggi mempunyai kerapatan lindak yang rendah dengan nilai 0,85 g/cm³ 3) Evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah. Pada tanah-tanah dengan kerapatan lindak tinggi akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah tersebut. 4) Evaluasi

perubahan volume tanah karena proses pembentukan tanah, akibat

penambahan dan pencucian dari horizon-horizon tertentu. Produksi optimum suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan dan usaha- usaha perbaikan sifat fisik tanah. Akan tetapi pemupukan tidak akan berhasil dan menguntungkan sebelum usaha-usaha pencegahan erosi, perbaikan keadaan air dan udara, usaha-usaha pemeliharaan bahan organik tanah, perbaikan tanah-tanah yang telah rusak, atau perbaikan drainase telah dilakukan (Arsyad, 2000). Keragaman sifat tanah secara alamiah adalah akibat dari faktor dan proses pembentukannya mulai dari bahan induk berkembang menjadi tanah pada berbagai kondisi lahan. Sehubungan dengan tingginya keragaman tanah tersebut maka informasi yang lebih objektif tentang kesuburan tanah sangat diperlukan untuk lebih

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

mengarahkan pengelolaan tanahnya. Tanah yang subur akan memiliki nilai status kesuburan yang tinggi, sehingga upaya pemeliharaannya akan dapat dilakukan secara mudah, sedangkan pada tanah kurus nilai kesuburannya yang rendah

akan

memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif (Adiwiganda, 1998). Sifat kimia tanah

pH 4,0–6,0

namun

yang

terbaik adalah

Kandungan unsur hara tinggi, C/N mendekati 10 dengan

5–5,5.

C: 1% dan N: 0,1%

(Lubis, 1992). Di Indonesia status kesuburan tanah di areal pengembangan kelapa sawit dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu: status tinggi, agak tinggi, sedang, agak rendah dan rendah.

Menurut Adiwiganda dkk. (1991), hubungan tingkat

kesuburan tanah dengan produktivitasnya meliputi: 1) tingkat kesuburan agak tinggi sampai tinggi yang meliputi tanah-tanah Hapludand, Haplaquand dan Andaquept dengan tingkat produktivitas > 24 ton TBS/ha/thn; 2) tingkat kesuburan sedang yang meliputi tanah-tanah Eutropept, Dystropept, Hapludult dan Tropopsamment, dengan tingkat produktivitas 21–24 ton TBS/ha/thn; 3) tingkat kesuburan agak rendah yang meliputi tanah-tanah Haplohumult, Haplaquult dan Tropofluvent dengan tingkat produktivitas 18–21 ton TBS/ha/thn; 4) tingkat kesuburan rendah yang meliputi tanah-tanah Paleaquult, Paleudult, Palehumult dan Kandiudult serta tanah gambut dengan tingkat produktivitas < 18 ton TBS/ha/thn (Harahap, dkk. 2000). Produktivitas tanaman kelapa sawit ditentukan oleh karakteristik lahan yang berbeda pada setiap wilayah pengembangannya. Belum tercapainya produktivitas tersebut berhubungan erat dengan kondisi iklim wilayah yang berfluktuasi musiman dan perlakuan kultur teknis tanaman kelapa sawit yang belum optimal. Beberapa

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

faktor lahan selain iklim, yang menentukan kelas kesesuaian lahan meliputi: ketinggian tempat diatas permukaan laut, topografi dan karakteristik tanah. Pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit berbeda-beda pada setiap jenis tanah sebagai akibat perbedaan sifat fisik dan kimia tanah (Harahap, dkk. 2000). Kadar hara tanah di kebun wilayah Sumatera menunjukkan bahwa secara umum kesuburan tanahnya tergolong rendah hingga agak rendah. Kemasaman (pH) tanah berkisar 4,7–5,5 yang tergolong agak rendah. Kadar karbon (C-organik) tanah lapisan atas berkisar 1–4,4 yang tergolong rendah hingga sedang, selanjutnya pada lapisan bawah berada dibawah 2% berkisar 0,15–1,45% yang tergolong rendah. Ratio C/N lapisan atas berkisar 10,50–20,40 yang tergolong sedang hingga tinggi, selanjutnya pada lapisan bawah berkisar 5,7–10,75 yang tergolong agak rendah hingga sedang. 1–3 ppm.

Kandungan P tersedia umumnya adalah sangat rendah berkisar

Kation tertukarkan K, Na, Ca, dan Mg juga tergolong rendah.

Perimbangan hara K, Ca dan Mg dapat ditukar di dalam tanah yang optimum untuk kelapa sawit mengikuti pola Ca > Mg > K, dimana hara K, Ca dan Mg

masing–

masing menempati 10%, 60% Ca dan 30% Mg dari jumlah ketiga kation tersebut. Kebijakan pemupukan akan mengakibatkan nisbah Mg/K dan Ca/K lebih kecil dari kondisi optimum, sehingga tanaman kelapa sawit berpotensi mengalami defisiensi Mg dan terganggunya perkembangan perakaran aktif kelapa sawit. Kejenuhan Al tergolong sedang hingga tinggi berkisar 7,47–70,0 %. KTK umumnya tergolong rendah hingga sedang berkisar 2,68–27,41 me/100 g dan KB tergolong

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

rendah berkisar 3–34%.

Secara umum tingkat kesuburan tanah kebun wilayah

Sumatera sedikit lebih baik dibanding tanah kebun wilayah Kalimantan (Koedadiri, dkk. 1999).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada areal tanaman menghasilkan tahun tanam 1980 di Afdeling III kebun Kwala Sawit PTPN II yang berlokasi di kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat dengan ketinggian 25–100 m dpl. Subgrup tanah pada areal yang diteliti didominasi oleh Typic Paleudults (Adiwiganda, 1998). Analisis tanah dilakukan di Laboratorium BPTD PTPN II Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2007. Bahan dan Alat Sampel tanah yang diambil dari blok K-23, L-23, L-29, M-19, M-23 dan M-29 tahun tanam 1980. Peralatan dan bahan yang digunakan di lapangan meliputi: cangkul, sekop, bor tanah, pisau, meteran, ring sampler dan alat tulis menulis. Peralatan dan bahan yang digunakan di laboratorium meliputi: ring sampler, timbangan listrik, oven pengering, hidrometer, natrium pyrofosfat, asam sulfat, beker glass, tabung erlenmeyer, dan lain-lain yang berhubungan dengan analisis laboratorium. Metode Penelitian Penelitian meliputi 3 taraf yaitu blok dengan produktivitas tinggi, sedang dan rendah masing-masing sebanyak 2 blok, sehingga keseluruhannya menggunakan 6 blok/unit penelitian. Pembuatan profil tanah pada blok yang terpilih ditetapkan berdasarkan penentuan secara sistematis.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi variabel sifat fisik dan kimia tanah, antara lain: Tekstur, Bulk Density, Total Ruang Pori, pH, C/N, P-tersedia, KTK, Kejenuhan Basa, K, Ca, Mg dan Na. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap produksi tandan per pokok kelapa sawit di Kebun Kwala Sawit. Data agronomi untuk tanaman kelapa sawit meliputi data produksi per blok dan curah hujan. Data tersebut diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dari Afdeling Kebun Kwala Sawit. Pelaksanaan Penelitian Areal yang dipilih secara relatif seragam, misalnya seragam dalam hal tanah, topografi, umur tanaman maupun pertumbuhan tanamannya. Dari Afdeling yang diamati ditentukan lokasi pengamatan sebanyak 6 blok/unit. Pengamatan sifat fisik dan kimia tanah dilakukan dengan membuat profil tanah di gawangan mati pada setiap blok pengamatan dengan ukuran 1,5 x 2 m.

Pengambilan contoh tanah

dilakukan secara vertikal sesuai dengan horizon tanah, kemudian dianalisis di laboratorium. Untuk pengamatan sifat fisik dan kimia tanah maka diperlukan dua macam contoh tanah, 1) contoh tanah tak terganggu (undisturbed soil sample), diambil pada setiap kedalaman bidang pengamatan dengan menggunakan ring sampler, yang akan digunakan untuk menetapkan Bulk Density , Particle Density dan Total Ruang Pori, 2) contoh tanah biasa (disturbed soil sample), diambil pada setiap bidang

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

pengamatan, yang akan digunakan untuk analisis Tekstur, pH, C- C/N, P-tersedia, K, Ca, Mg, Na, KTK, dan Kejenuhan Basa. Faktor koreksi untuk setiap lapisan (horizon) tanah mengacu pada (Sys, 1985) adalah 2.0, 1.75, 1.5, 1.0, 0.75, 0.5 dan 0.25. Setiap hasil analisis dikalikan dengan faktor tersebut dengan kedalaman 25 cm.

Profil Pengamatan

Kelapa sawit

Pasar pikul

Gawangan mati

Gambar 1. Contoh letak pembuatan profil tanah. 1. Pengambilan Contoh Tanah Utuh Pengambilan contoh tanah ini untuk menganalisis permeabilitas tanah, kerapatan lindak,

porositas tanah.

Pengambilan contoh tanah ini dengan menggunakan

ring sampler dengan cara: a. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian letakkan ring sampler tegak pada lapisan tanah tersebut. Nomor yang terdapat pada ring sampler jangan terbalik. b. Gali tanah di sekeliling ring sampler dengan alat sekop c. Sayat tanah dengan pisau sampai hampir mendekati ring sampler

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

d. Tekan ring sampler sampai tiga perempat bagiannya masuk ke dalam tanah e. Letakkan ring sampler lain diatas ring sampler pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah ring sampler ini masuk kedalam tanah kira-kira 1 cm. f. Ring sampler beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop. g. Pisahkan ring sampler kedua dengan hati-hati dan potonglah tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah ring sampler sampai rata sekali. h. Tutup ring sampler dengan tutup plastik. Sampel diambil pada saat keadaan kapasitas lapang. Jika terlalu kering dianjurkankan agar disiram dengan air yang cukup 2. Penetapan Tekstur Tanah a. Timbang 25 g tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml. b. Tambahkan 50 ml larutan Natrium Pyrofosfat dan biarkan selama satu malam. c. Goncang selama 10 menit dengan shaker dan pindahkan secara kwantitas ke dalam gelas ukur 500 ml dan tambahkan air sampai tanda garis. d. Kocok kira-kira 20 kali sebelum pembacaan, masukkan hydometer ke dalam gelas ukur dengan perlahan-lahan. Pembacaan pertama dilakukan selama 40 detik dari saat pengocokan lalu dibiarkan tenang. e. Setelah 3 jam masukkan lagi hydrometer untuk pembacaan kedua dan tentukan tekstur dengan segitiga USDA.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

3.

Penetapan Kerapatan Lindak (Particle Density)

(Bulk Density) dan Total Ruang Pori

a. Timbang contoh tanah dengan ring sampler-nya (x gram) b. Keringkan pada suhu 1050 C selama 6 jam atau hingga beratnya konstan c. Tetapkan kadar airnya d. Timbang ring sampler yang telah kosong e. Ukur diameter dan tinggi setiap ring sampler untuk menghitung volume f. Berdasarkan ukuran diatas maka ditetapkan kerapatan lindak dan porositas 4. Penetapan Kandungan Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah adalah hasil peruraian tubuh bekas jasad hidup (tumbuhan dan hewan), sehingga menunjukkan perbedaan dalam ukuran, bangun, komposisi dan watak fisika-kimia dari aslinya dan telah menyatu dengan jarah-jarah penyusun tanah lainnya. Penetapan kandungan bahan organik tanah dilakukan dengan metode Walkley dan Black. 5. Penetapan N Dilakukan dengan metode Kjehdal 6. pH tanah Dilakukan dengan metode Elektrimeter dengan menggunakan pH meter. 7. Kapasitas Tukar Kation (KTK) Dilakukan dengan metode ekstraksi 1 N NH4Oac pH 7.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

8. P tersedia Dilakukan dengan metode Bray II. Analisis Data Untuk melihat hubungan antara sifat fisik dan kimia tanah dengan produksi Kelapa Sawit dikaji dengan analisis regresi sederhana, dengan bentuk persamaan : Ŷ = a + bX Dimana ; Ŷ a b X

: variabel terikat (produksi tandan/pokok kelapa sawit) : intersep dari garis pada sumbu Y : koefisien regresi linier : Variabel bebas (Karakteristik sifat fisik dan kimia tanah).

Selanjutnya untuk mengkaji sumbangan karekteristik tanah secara bersamasama dalam menentukan produksi tandan per pokok kelapa sawit maka dilakukan analisis regresi berganda dalam bentuk persamaan matematis yaitu : Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bkXk Dimana

: Ŷ a b X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14

: Produksi tandan per pokok : intersep dari garis pada sumbu Y : koefisien regresi linier : pH : C/N (%) : P Tersedia (ppm) : K Tukar (me/100g) : Ca Tukar (me/100g) : Mg tukar (me/100g) : Na tukar (me/100g) : KTK (me/100g) : Kejenuhan Basa (%) : Pasir (%) : Liat (%) : Bulk Density (g/cm3) : Particle Density (g/cm3) : Total Ruang Pori (%)

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah yang dilaksanakan di laboratorium BPTD Medan, PTPN II dikemukakan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Contoh Tanah Afdeling III, Kebun Kwala Sawit, PTPN II. Susunan Kation ( Exch )

Bahan Organik

No. Blok Kedalaman pH (cm) 1 K 23

2 L 23

3 L 29

4 M 19

5 M 23

6 M 29

0 - 20

P2O5 Tersedia % C % N C / N ( ppm )

me / 100 g K

Ca

Mg

Tekstur

Kejenuhan Basah ( % )

Na KTK

(%) Pasir Debu Liat

BD PD Kelas Tekstur Tanah ( USDA) (g/cm3) (g/cm3)

TRP (%)

4.40 1.44 0.20 7.20 49.80 0.16 1.22 0.84 0.24 14.5

16.92

2

48 50

LIAT BERDEBU

1.14

2.46

53.66

20 - 75

4.40 0.03 0.18 0.17 48.15 0.17 2.85 1.25 0.25 17.5

25.77

6

20 74

LIAT

1.38

2.46

43.90

75 - 200

4.70 0.03 0.13 0.23 54.92 0.12 1.63 0.84 0.23 17.5

16.08

5

28 67

LIAT

1.36

2.61

47.89

0 - 13

4.50 0.87 0.22 3.95 40.28 0.19 1.63 0.84 0.24 18.6

15.63

2

36 62

LIAT

1.02

2.36

56.78

13 - 34

4.60 0.63 0.12 5.25 46.52 0.16 1.22 0.84 0.23 17.5

13.97

2

28 70

LIAT

1.21

2.75

56.00

34 - 109

4.40 0.60 0.15 4.00 56.68 0.22 1.22 0.84 0.25 21.5

11.74

4

30 66

LIAT

1.31

2.63

49.81

109 - 180 4.50 0.06 0.13 0.46 53.18 0.30 2.03 1.67 0.27 19.6

21.64

18 26 56

LIAT

1.33

2.68

50.37

4.20 1.26 0.22 5.73 34.39 0.26 1.63 0.84 0.22 17.5

16.82

8

38 54

LIAT

1.03

2.17

52.53

0 - 14 14 - 51

4.30 0.27 0.16 1.69 46.52 0.14 1.63 0.84 0.25 17.5

16.31

4

23 73

LIAT

1.08

2.44

55.74

51 - 175

4.40 0.21 0.18 1.17 46.52 0.21 1.22 0.84 0.25 23.6

10.70

2

26 72

LIAT

1.18

2.50

52.80

0 - 20

4.40 1.10 0.16 6.88 41.80 0.31 3.25 2.51 0.48 12.5

52.27

2

36 62

LIAT

1.14

2.52

54.76

20 - 172

5.50 0.18 0.18 1.00 49.80 0.14 4.88 3.35 0.28 12.5

69.03

3

38 59

LIAT

1.39

2.5

44.40

0 - 11

5.00 0.95 0.19

18.47

6

36 58

LIAT

1.03

2.61

52.01

11 - 36

5

47.50 0.16 1.63 0.84 0.24 15.5

4.70 0.53 0.19 2.79 50.66 0.33 1.63 0.84 0.24 15.5

19.56

4

36 60

LIAT

1.11

2.44

54.51

36 - 110 4.30 0.42 0.12 3.5 51.47 0.12 1.22 0.84 0.27 18.6

13.21

6

34 60

LIAT

1.21

2.56

52.73

110 - 150 4.40 0.59 0.22 2.68 50.66 0.22 1.22 0.84 0.24 13.5

18.63

6

36 58

LIAT

1.20

2.61

54.02

4.80 1.13 0.13 9.42 19.41 0.13 1.22 0.84 0.24 12.5

19.39

4

40 56

LIAT

1.21

2.33

48.07

15 - 95

4.70 0.24 0.13 1.85 18.25 0.53 1.63 1.26 0.26 20.6

17.91

4

36 60

LIAT

1.24

2.54

51.18

95 - 175

4.60 0.06 0.15 0.40 26.62 0.40 2.03 0.84 0.24 17.5

20.01

6

36 58

LIAT

1.41

2.64

46.59

0 - 15

Untuk mengkaji pengaruh masing – masing sifat fisik dan kimia tanah terhadap kedalaman profil tanah dibuat suatu model regresi sederhana.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Model persamaan regresi diperoleh melalui pengolahan data computer program SPSS 12. Melalui pengolahan data diperoleh koefisen regresi dari masing – masing variabel terhadap kedalaman profil tanah dan hubungan sifat fisik dan kimia tanah dan hubungannya dengan produksi tandan per pokok kelapa sawit. Hubungan Reaksi Tanah (pH Tanah) dengan kedalaman horizon Tabel 3. Keeratan hubungan pH Tanah dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

4 5

6

Blok K 23

L 23

L 29

M 19 M 23

M 29

Kedalaman (cm)

pH

0 - 20

4.40

20 - 75

4.40

75 - 200

4.70

0 - 13

4.50

13 - 34

4.60

34 - 109

4.40

109 - 180

4.50

0 - 14

4.20

14 - 51

4.30

51 - 175

4.40

0 - 20

4.40

20 - 172

5.50

0 - 11

5.00

11 - 36

4.70

36 - 110

4.30

110 - 150

4.40

0 - 15

4.80

15 - 95

4.70

95 - 175

4.60

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 4.2 + 0.15 d

0.86

0.75

Ŷ = 4.55 - 0.02 d

0.31

0.10

Ŷ = 4.1 + 0.1 d

1.00

1.00

Ŷ = 3.3 + 1.1 d

1.00

1.00

Ŷ = 5.15 - 0.22 d

0.90

0.81

Ŷ =

1.00

1.00

4.9 - 0.1 d

Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit (Tabel Lampiran 7) keenam profil menunjukkan reaksi tanah (pH) yang sangat rendah sampai rendah (4.20–5.50), dengan nilai yang relatif semakin besar menurut kedalaman tanah. Menurut Tan (1991) adanya pencucian intensif kation –kation basa yang terjadi dari lapisan atas ke lapisan lebih dalam akan meninggalkan kation–kation H+ dan Al3+ di lapisan atas yang sangat berperan dalam kemasaman tanah.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan C/N Tanah dengan kedalaman horizon Tabel 4. Keeratan hubungan C/N Tanah dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

4 5

6

Blok K 23

L 23

L 29

M 19 M 23

M 29

Kedalaman (cm)

Bahan Organik C/N

0 - 20

7.20

20 - 75

0.17

75 - 200

0.23

0 - 13

3.95

13 - 34

5.25

34 - 109

4.00

109 - 180

0.46

0 - 14

5.73

14 - 51

1.69

51 - 175

1.17

0 - 20

6.88

20 - 172

1.00

0 - 11

5.00

11 - 36

2.79

36 - 110

3.50

110 - 150

2.68

0 - 15

9.42

15 - 95

1.85

95 - 175

0.40

Persamaan Regresi

Ŷ = 9.50 - 3.48 d

Ŷ = 6.34 - 1.17 d

Ŷ = 7.42

- 2.28 d

r



0.86

0.72

0.74

0.53

0.91

0.83

Ŷ = 12.76 - 5.88 d

1.00

1.00

Ŷ = 5.05 - 0.62 d

0.75

0.57

Ŷ = 12.91 - 4.51 d

0.92

0.86

Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit (Tabel Lampiran 7), kandungan C/N tanah termasuk dalam kategori sangat rendah sampai sedang (0.17–9.42). Keenam profil tanah menunjukkan persentase C/N yang relatip semakin kecil menurut kedalaman tanah. Nilai C/N sangat rendah menunjukkan bahwa bahan organik di lokasi penelitian mempunyai tingkat pelapukan yang sudah lanjut.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan P Tersedia Tanah dengan kedalaman horizon Tabel 5. Keeratan hubungan P tersedia tanah dengan kedalaman horizon.. No 1

2

3

4 5

6

Blok K 23

L 23

L 29

M 19 M 23

M 29

Kedalaman (cm)

P Tersedia ( ppm )

0 - 20

49.80

20 - 75

48.15

75 - 200

54.92

0 - 13

40.28

13 - 34

46.52

34 - 109

56.68

109 - 180

53.18

0 - 14

34.39

14 - 51

46.52

51 - 175

46.52

0 - 20

41.80

20 - 172

49.80

0 - 11

47.50

11 - 36

50.66

36 - 110

51.47

110 - 150

50.66

0 - 15

19.41

15 - 95

18.25

95 - 175

26.62

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 45.84 + 2.56 d

0.72

0.53

Ŷ = 36.95 + 4.88 d

0.86

0.75

Ŷ = 30.34 + 6.06 d

0.86

0.75

Ŷ = 33.8 + 8 d

1.00

1.00

Ŷ = 47.47 + 1.03 d

0.76

0.58

Ŷ = 14.22 + 3.60 d

0.79

0.63

Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit (Tabel Lampiran 7), kandungan P dalam tanah termasuk sedang sampai tinggi (18.25–56.68 ppm). Kandungan P di dalam tanah pada keenam profil relatif semakin besar pada setiap kedalaman. Tingginya kandungan P di dalam tanah tetapi tidak dapat diserap tanaman, hal ini terutama disebabkan oleh pH tanah yang sangat rendah dan diikuti oleh terjadinya fikssasi P oleh ion – ion Al, Fe, Ca yang akan membentuk senyawa tidak larut (Hakim, dkk, 1986 ).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Kation – kation Dapat Tukar dengan kedalaman horizon Tabel 6. Keeratan hubungan Kation – kation dapat tukar dengan kedalaman horizon. Susunan Kation ( Exch ) No.

Blok

Kedalaman (cm)

1

2

3

K 23

L 23

L 29

4

M 19

5

M 23

6

M 29

Persamaan Regresi

me / 100 gr K

Ca

Mg

r



Na

0 - 20

0.16

1.22

0.84

0.24

Ŷ = 0.19 - 0.02 d

0.75

0.57

20 - 75

0.17

2.85

1.25

0.25

75 - 200

0.12

1.63

0.84

0.23

Ŷ = 1.49 + 0.20 d Ŷ = 0.97 Ŷ = 0.25 - 0.005 d

0.24 0 0.50

0.06 0 0.25

0 - 13

0.19

1.63

0.84

0.24

Ŷ = - 1.23 + 0.84 d

0.77

0.60

13 - 34

0.16

1.22

0.84

0.23

Ŷ = 1.22 + 0.12 d

0.40

0.16 0.60

34 - 109

0.22

1.22

0.84

0.25

Ŷ = 0.42 + 0.24 d

0.77

109 - 180

0.30

2.03

1.67

0.27

Ŷ = 0.22 + 0.01 d

0.83

0.69

0 - 14

0.26

1.63

0.84

0.22

Ŷ = 0.25 - 0.02 d

0.41

0.17

Ŷ = 1.90 - 0.20 d

0.87

0.75

14 - 51

0.14

1.63

0.84

0.25

51 - 175

0.21

1.22

0.84

0.25

0 - 20

0.31

3.25

2.51

0.48

20 - 172

0.14

4.88

3.35

0.28

0 - 11

0.16

1.63

0.84

0.24

Ŷ = 0.21 - 0.003 d

11 - 36

0.33

1.63

0.84

0.24

Ŷ = 1.83 - 0.18 d

36 - 110

0.12

1.22

0.84

0.27

Ŷ = 0.84

110 - 150 0 - 15 15 - 95

0.22 0.13 0.53

1.22 1.22 1.63

0.84 0.84 1.26

0.24 0.24 0.26

95 - 175

0.40

2.03

0.84

0.24

Ŷ Ŷ Ŷ Ŷ Ŷ

Ŷ = 0.84 Ŷ Ŷ Ŷ Ŷ Ŷ

= = = = =

= = = = =

0.21 + 0.01 d 0.48 - 0.02 d 1.62 + 1.63 d 1.67 + 0.84 d 0.68 - 0.2 d

0.24 + 0.003 d 0.01 + 0.14 d 0.81 + 0.40 d 0.98 0.246

0

0

0.86 1.00 1.00 1.00 1.00

0.75 1.00 1.00 1.00 1.00

0.004

0.002

0.89

0.80

0

0

0.26 0.66 0.99 0 0

0.07 0.44 0.99 0 0

Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa Ssawit (Tabel Lampiran 7), dapat dilihat bahwa seluruh kompleks adsorbsi didominasi oleh Ca+2, kemudian diikuti oleh Mg+2, Na+ dan K+. Kation Ca+2 termasuk sangat rendah sampai rendah (1.22–4.88 me/100g). Mg+2 termasuk tinggi sampai sangat tinggi (0.84–3.35 me/100g). Na+ termasuk rendah sampai sedang (0.22–0.48 me/100g). K+ sangat rendah sampai rendah (0.12–0.31 me/100g). Rendahnya kation Ca+2 , Na+ dan K+ disebabkan Ca+2 , Na+ dan K+ mudah tercuci oleh air perkolasi dan dilepaskan ke dalam horizon tanah. Rendahnya kandungan kation – kation dapat tukar tersebut didalam tanah (Ca+2, Na+ dan K+) karena

tanah

tersebut

didominasi

oleh

koloid

liat

beraktivitas

rendah

(Adiwiganda,dkk, 1996).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Kapasitas Tukar Kation (KTK ) dengan kedalaman horizon Tabel 7. Keeratan hubungan Kapasitas Tukar Kation dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

Blok K 23

L 23

L 29

4

M 19

5

M 23

6

M 29

Kedalaman (cm) 0 - 20 20 - 75 75 - 200 0 - 13 13 - 34 34 - 109 109 - 180 0 - 14 14 - 51 51 - 175 0 - 20 20 - 172 0 - 11 11 - 36 36 - 110 110 - 150 0 - 15 15 - 95 95 - 175

KTK ( me/100g) 14.50 17.50 17.50 18.60 17.50 21.50 19.60 17.50 17.50 23.60 12.50 12.50 15.50 15.50 18.60 13.50 12.50 20.60 17.50

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 13.5 + 1.5 0 d

0.86

0.75

Ŷ = 17.55 + 0.70 d

0.52

0.28

Ŷ = 13.43 + 3.05 d

0.86

0.75

0

0

Ŷ = 16.5 - 0.29 d

0.17

0.03

Ŷ = 11.86 + 2.5 d

0.60

0.37

Ŷ = 12.5

Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit (Tabel Lampiran 7), dapat dilihat bahwa KTK tanah termasuk sedang (12.50–23.60 me/100g). Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menyerap dan mempertukarkan kation–kation oleh muatan negatip, yang pada tanah terutama berasal dari koloid humus dan mineral liat (Hakim, dkk, 1986). Tabel 7 memperlihatkan KTK tanah pada keenam profil adalah sedang dengan pola distribusi cendrung meningkat ke horizon bawah.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon Tabel 8. Keeratan hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

Blok K 23

L 23

L 29

4

M 19

5

M 23

6

M 29

Kedalaman (cm) 0 - 20 20 - 75 75 - 200 0 - 13 13 - 34 34 - 109 109 - 180 0 - 14 14 - 51 51 - 175 0 - 20 20 - 172 0 - 11 11 - 36 36 - 110 110 - 150 0 - 15 15 - 95 95 - 175

Kejenuhan Basa ( % ) 16.92 25.77 16.08 15.63 13.97 11.74 21.64 16.82 16.31 10.70 52.27 69.03 18.47 19.56 13.21 18.63 19.39 17.91 20.01

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 20.43 + 0.42 d

0.07

0.01

Ŷ = 11.79 + 1.58 d

0.47

0.23

Ŷ = 20.73 - 3.06 d

0.90

0.81

Ŷ = 35.51 + 16.76 d

1.00

1.00

Ŷ = 18.93 - 0.58 d

0.26

0.07

Ŷ = 24.38 - 4.11 d

0.93

0.87

Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit (Tabel Lampiran 7), dapat dilihat bahwa kejenuhan basa termasuk sangat rendah sampai rendah (10.70–69.03 %), dengan pola distribusi yang bervariasi menurut kedalaman tanah. Kejenuhan basa yang sangat rendah ini diperoleh dari kation –kation tukar dan kapasitas tukar kation (KTK) yang masuk dalam kriteria sedang. Kejenuhan basa yang rendah akibat pH yang rendah, menurut Druif (1938) rendahnya pH karena bahan induknya clay stone yang bersifat masam serta tanahnya mudah mengalami pencucian. Menurut Hakim,dkk, (1986), kejenuhan basa merupakan salah satu parameter kesuburan tanah hal ini berarti keenam profil memiliki kesuburan yang rendah.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan kedalaman horizon Tabel 9. Sifat Fisik Tanah. No 1

2

3

4 5

6

Tekstur Blok Kedalaman (%) (cm) Pasir Debu Liat K 23 0 - 20 2 48 50 20 - 75 6 20 74 75 - 200 5 28 67 L 23 0 - 13 2 36 62 13 - 34 2 28 70 34 - 109 4 30 66 109 - 180 18 26 56 L 29 0 - 14 8 38 54 14 - 51 4 23 73 51 - 175 2 26 72 M 19 0 - 20 2 36 62 20 - 172 3 38 59 M 23 0 - 11 6 36 58 11 - 36 4 36 60 36 - 110 6 34 60 110 - 150 6 36 58 M 29 0 - 15 4 40 56 15 - 95 4 36 60 95 - 175 6 36 58

Kelas Tekstur Tanah (USDA) LIAT BERDEBU LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT LIAT

BD

PD

(g/cm3) (g/cm3) 1.14 1.38 1.36 1.02 1.21 1.31 1.33 1.03 1.08 1.18 1.14 1.39 1.03 1.11 1.21 1.20 1.21 1.24 1.41

2.46 2.46 2.61 2.36 2.75 2.63 2.68 2.17 2.44 2.50 2.52 2.5 2.61 2.44 2.56 2.61 2.33 2.54 2.64

TRP (%) 53.66 43.90 47.89 56.78 56.00 49.81 50.37 52.53 55.74 52.80 54.76 44.40 52.01 54.51 52.73 54.02 48.07 51.18 46.59

Morfologi Tekstur sl sl sl sicl cl cl cll sicl cl cl sicl sicl sl cl cl cl sicl sicl cl

Struktur Konsistensi sedang keras sedang keras sedang keras sedang teguh kuat teguh kuat teguh kuat teguh sedang teguh kuat teguh kuat teguh sedang teguh sedang teguh sedang mudah lepas kuat teguh sedang mudah pecah kuat teguh sedang teguh sedang teguh kuat teguh

Tekstur Tanah Penyebaran besar butir dan penggolongan tekstur keenam profil disajikan pada Tabel 9. Pola penyebaran fraksi pasir, debu dan liat bervariasi berdasarkan kedalaman, secara relatif kandungan liat dan debu di keenam profil lebih banyak dari fraksi pasir sehinggah tekstur didominasi oleh liat . Tekstur tanah menggambarkan sebaran besar butir tanah yang ditentukan antara lain dengan metode hidrometer Bouyoucos yang didasarkan pada kecepatan jatuhnya patikel-partikel tanah di dalam suspensi yang mengikuti hukum Stokes. Dengan cara itu akan diketahui jumlah fraksi liat, begitu juga fraksi debu. Sedangkan fraksi pasir diperoleh dari selisih fraksi liat dan debu dengan fraksi total.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Persentase Pasir dengan kedalaman horizon Tabel 10. Keeratan hubungan Persentase Pasir Tanah dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

4 5

6

Blok K 23

L 23

L 29

M 19 M 23

M 29

Kedalaman

Pasir

(cm)

(%)

0 - 20 20 - 75

2 6

75 - 200

5

0 - 13

2

13 - 34

2

34 - 109

4

109 - 180

18

0 - 14

8

14 - 51

4

51 - 175 0 - 20

2 2

20 - 172

3

0 - 11

6

11 - 36

4

36 - 110

6

110 - 150

6

0 - 15

4

15 - 95 95 - 175

4 6

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 1.33 + 1.5 d

0.72

0.52

Ŷ = -6 + 5 d

0.83

0.69

Ŷ = 10.66 + 3 d

0.97

0.96

Ŷ = 1+ d

1.00

1.00

Ŷ = 5 + 0.2 d

0.24

0.06

Ŷ = 2.66 + d

0.86

0.75

Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori – pori makro disebut lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori–pori meso (agak poreus) sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai

pori–

pori mikro (tidak poreus). Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi, tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah, dan sebaliknya. Dari Tabel 10 terlihat bahwa persentase Pasir pada setiap kedalaman adalah linier positip, artinya semakin dalam horizon kandungan pasir semakin tinggi.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Persentase Liat Tanah dengan kedalaman horizon Tabel 11. Keeratan hubungan Persentase Liat Tanah dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

Blok K 23

L 23

L 29

4

M 19

5

M 23

6

M 29

Kedalaman (cm) 0 - 20 20 - 75

Liat (%) 50 74

75 - 200 0 - 13 13 - 34 34 - 109 109 - 180 0 - 14 14 - 51 51 - 175 0 - 20 20 - 172 0 - 11 11 - 36 36 - 110 110 - 150 0 - 15 15 - 95 95 - 175

67 62 70 66 56 54 73 72 62 59 58 60 60 58 56 60 58

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 46.6 + 8.5 d

0.68

0.47

Ŷ = 68 - 2.2 d

0.46

0.22

Ŷ = 48.33 + 9 d

0.83

0.70

Ŷ = 65.3 d

1.00

1.00

0

0

0.50

0.25

Ŷ = 59

Ŷ = 56 + d

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, debu dan liat. Dari Tabel 11 terlihat bahwa persentase liat pada setiap kedalaman horizon tanah bervariasi. Hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon Tabel 12. Keeratan hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

Blok K 23

L 23

L 29

4

M 19

5

M 23

6

M 29

Kedalaman (cm) 0 - 20 20 - 75

BD (g/cm3) 1.14 1.38

75 - 200 0 - 13 13 - 34 34 - 109 109 - 180 0 - 14 14 - 51 51 - 175 0 - 20 20 - 172 0 - 11 11 - 36 36 - 110 110 - 150 0 - 15 15 - 95 95 - 175

1.36 1.02 1.21 1.31 1.33 1.03 1.08 1.18 1.14 1.39 1.03 1.11 1.21 1.20 1.21 1.24 1.41

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 1.07 + 0.11 d

0.82

0.68

Ŷ = 0.96 + 0.10 d

0.93

0.88

Ŷ = 0.94 + 0.07 d

0.97

0.96

Ŷ = 0.89 + 0.25 d

1.00

1.00

Ŷ = 0.98 + 0.06 d

0.92

0.86

Ŷ = 0.108 + 0.10 d

0.92

0.85

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Kerapatan lindak (Bulk Density) adalah bobot isi tanah kondisi lapangan yang dikeringovenkan per satuan volume tanah. Tanah lapisan permukaan yang kaya bahan organik dan gembur mempunyai kerapatan lindak lebih rendah dari lapisan bawah yang pejal dengan kandungan humus rendah. Dari Tabel 12 terlihat bahwa kerapatan lindak tanah semakin besar pada setiap kedalaman. Hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon Tabel 13 . Keeratan hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

4 5

6

Blok K 23

L 23

L 29

M 19 M 23

M 29

Kedalaman

PD

(cm)

(g/cm3)

0 - 20 20 - 75

2.46 2.46

75 - 200

2.61

0 - 13

2.36

13 - 34

2.75

34 - 109

2.63

109 - 180

2.68

0 - 14

2.17

14 - 51

2.44

51 - 175

2.50

0 - 20

2.52

20 - 172

2.50

0 - 11

2.61

11 - 36

2.44

36 - 110

2.56

110 - 150

2.61

0 - 15

2.33

15 - 95

2.54

95 - 175

2.64

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 2.36 + 0.07 d

0.87

0.76

Ŷ = 2.39 + 0.08 d

0.63

0.40

Ŷ = 2.04 + 0.16 d

0.82

0.68

Ŷ = 2.54 - 0.02 d

1.00

1.00

Ŷ = 2.52 + 0.01 d

0.17

0.03

Ŷ = 2.19 + 0.15 d

0.97

0.95

Particle Density merupakan suatu ukuran kerapatan partikel tanah dan kerapatan massa merupakan ukuran kerapatan dari tanah tersebut dimana tanah itu berada secara alami termasuk ruang porinya. Dari Tabel 13 terlihat bahwa Particle Density semakin besar untuk setiap kedalaman.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan Total Ruang Pori dengan kedalaman horizon Tabel 14. Keeratan hubungan Total Ruang Pori dengan kedalaman horizon. No. 1

2

3

4 5

6

Blok K 23

L 23

L 29

M 19 M 23

M 29

Kedalaman

TRP

(cm)

(%)

0 - 20 20 - 75

53.66 43.90

75 - 200

47.89

0 - 13

56.78

13 - 34

56.00

34 - 109

49.81

109 - 180

50.37

0 - 14

52.53

14 - 51

55.74

51 - 175

52.80

0 - 20

54.76

20 - 172

44.40

0 - 11

52.01

11 - 36

54.51

36 - 110

52.73

110 - 150

54.02

0 - 15

48.07

15 - 95

51.18

95 - 175

46.59

Persamaan Regresi

r



Ŷ = 54.25 - 2.88 d

0.58

0.34

Ŷ = 59.59 - 2.54 d

0.89

0.80

Ŷ = 53.42 + 0.13 d

0.07

0.005

Ŷ = 65.12 - 10.36 d

1.00

1.00

Ŷ = 52.25 + 0.42 d

0.46

0.22

Ŷ = 50.09 - 0.74 d

0.30

0.09

Porositas adalah proporsi ruang pori total yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator dranase dan aerase tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk keluar tanah secara leluasa. Dari Tabel 14 terlihat bahwa nilai TRP relatif semakin kecil pada setiap kedalaman horizon. Produksi Pengamatan di lapangan, meskipun lokasi blok tanaman yang diamati relatif seragam namun produksi tandan per pokok yang dihasilkan memiliki sebaran yang berbeda. Realisasi produksi pada lokasi pengamatan (Tabel Lampiran 1 dan 2) masih di bawah potensi produksi yang mampu dihasilkan (Tabel Lampiran 6). Produksi rata – rata tertinggi dijumpai pada blok M19 yaitu 6.59 tandan per pokok, sedangkan

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

produksi rata–rata terendah dijumpai pada blok K23 yaitu 6.16 tandan per pokok, dalam satu siklus (25 tahun). Data produksi rata–rata tertinggi dan terendah pada blok pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Produksi Per Blok 7.00

6.00

5.00

Tandan Per Pokok 4.00

3.00

6.16

6.38

6.59

6.29

6.27

6.44

2.00

1.00

K 23

L 23

L 29

M 19

Blok

M 23

M 29

Produksi Tdn/Pkk

Gambar 2. Produksi rata – rata tandan per pokok pada blok pengamatan selama 25 tahun. Dari hasil analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah yang dilaksanakan di laboratorium BPTD Medan, PTPN II yang dikemukakan pada Tabel 2, maka untuk melihat hubungan sifat fisik dan kimia tanah dengan produksi tandan per pokok Kelapa Sawit dikalikan dengan faktor koreksi untuk setiap lapisan (kedalaman) tanah mengacu pada (Sys,1985) adalah 2.0, 1.75, 1.5, 1.25, 1.0, 0.75, 0.5 dan 0.25. Setiap hasil analisis dikalikan dengan faktor tersebut dengan kedalaman 25 cm (Lampiran 12). Hasil analisis contoh tanah Afdeling III, kebun Kwala Sawit, PTPN II setelah dikalikan dengan faktor koreksi dikemukakan pada Tabel 15.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel 15. Hasil Analisis Contoh Tanah Afdeling III, Kebun Kwala Sawit PTPN II Bahan Organik No. Blok

pH

%C

%N

P2O5 Tersedia C / N ( ppm )

Susunan Kation ( Exch )

Tekstur

Kejenuhan Basa ( % )

me / 100 g

Kelas Tekstur Tanah ( USDA)

(%)

BD

PD

( TRP ) (%)

K

Ca

Mg

Na

KTK

(g/cm3)

(g/cm3)

1

K23

5.50

0.66

0.21

3.19

62.40

0.18

2.25

1.17

0.29

20.06

19.45

5

18

77

LIAT

1.57

3.07

59.66

2

L23

5.30

0.68

0.18

3.86

59.98

0.25

1.65

1.12

0.29

23.22

14.24

6

17

77

LIAT

1.46

3.11

62.33

3

L29

5.64

0.54

0.23

2.34

58.04

0.24

1.92

1.10

0.32

25.90

13.84

5

4

91

LIAT

1.45

3.16

70.59

4

M19

6.33

0.42

0.21

1.99

57.71

0.21

5.47

3.81

0.38

14.93

66.07

3

26

71

LIAT

1.60

2.99

55.34

5

M23

6.97

0.80

0.24

3.38

72.97

0.29

2.02

1.21

0.37

23.89

16.29

8

6

86

LIAT

1.66

3.67

77.00

6

M29

6.25

0.45

0.18

2.47

27.85

0.57

2.24

1.42

0.33

24.46

18.65

6

16

78

LIAT

1.71

3.38

65.76

Pasir Debu Liat

Hubungan antara pH Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. Hasil analisa hubungan antara pH tanah dengan produksi tandan per pokok tertera pada Gambar 3. TDN/PKK

Observed

6.60

Linear

Ŷ = 5.992 + 0.060 pH R2 = 0.064 r = 0.25

6.50

6.40

6.30

6.20

6.10 5.00

5.50

6.00

6.50

7.00

pH

Gambar 3. Hubungan antara pH tanah terhadap produksi tandan per pokok Dari Gambar 3 terlihat bahwa hubungan antara pH tanah dengan jumlah tandan per pokok tanaman kelapa sawit adalah linier positip. Jika pH tanah meningkat maka produksi tandan per pokok akan semakin besar.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan antara C/N dengan Produksi Tandan Per Pokok Hasil analisa C/N tanah hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok tertera pada Gambar 4. TDN/PKK Observed

6.60

Linear

6.50

Ŷ = 6.678 – 0.112 C/N R2 = 0.287 r = 0.53

6.40

6.30

6.20

6.10 2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

C/N

Gambar 4. Hubungan antara C/N terhadap produksi tandan per pokok. Pada Gambar 4 terlihat bahwa nisbah C/N mempengaruhi jumlah tandan per pokok tanaman kelapa sawit secara linier negatip, artinya semakin kecil nisbah C/N tanah menyebabkan semakin meningkatnya jumlah tandan per pokok Kelapa Sawit. Nisbah C/N dipengaruhi oleh iklim seperti curah hujan dan suhu, disamping dipengaruhi juga oleh C/N dalam tanaman dan jasad mikro itu sendiri (Hakim, dkk, 1986). Nisbah C/N yang rendah menandakan proses nitrifikasi berlangsung dengan baik. Nisbah C/N yang rendah menandakan proses dekomposisi bahan organik sudah berlangsung

lama/lanjut

yang

dilakukan

oleh

mikroorganisme

tanah

(Brady, 1984), serta menghasilkan ion–ion seperti : O2, H2, NH4+, PO4- 3 dan SO4-2 yang berguna bagi pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman serta pada

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

akhirnya berfungsi juga untuk meningkatkan jumlah tandan per pokok tanaman kelapa sawit. Hubungan antara P Tersedia Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa P tersedia tanah hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok tertera pada Gambar 5. TDN/PKK Observed Linear

6.60

Ŷ = 6.58 – 0.004 P R2 = 0.17 r = 0.41

6.50

6.40

6.30

6.20

6.10 20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

P TERSEDIA

Gambar 5. Hubungan antara P tersedia tanah terhadap jumlah tandan per pokok. Pada Gambar 5 terlihat bahwa hubungan antara P tersedia tanah dengan jumlah tandan per pokok tanaman kelapa sawit adalah linier negatip. Jika kandungan P tersedia di dalam tanah semakin tinggi maka semakin rendah jumlah produksi tandan per pokok kelapa sawit. Hubungan antara K Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa K tukar hubungannya dengan produksi rata–rata tandan per pokok tertera pada Gambar 6.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

TDN/PKK Observed Linear

6.60

6.50

Ŷ = 6.273 + 0.284 K R2 = 0.072 r = 0.268

6.40

6.30

6.20

6.10 0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

K tukar

Gambar 6. Hubungan antara K tukar terhadap jumlah tandan per pokok. Pada Gambar 6 hubungan antara K tukar adalah linier positip, artinya makin tinggi kandungan K tukar dalam tanah makin meningkat produksi tandan per pokok kelapa sawit. Hubungan antara Ca Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa Ca tukar hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok tertera pada Gambar 7.

TDN/PKK Observed Linear

6.60

6.50

Ŷ = 6.156 + 0.077 Ca R2 = 0.533 r = 0.730

6.40

6.30

6.20

6.10 2.00

3.00

4.00

5.00

Ca TUKAR

Gambar 7. Hubungan antara Ca tukar terhadap produksi tandan per pokok.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Pada Gambar 7 hubungan antara Ca tukar dengan produksi tandan per pokok adalah linier positip, artinya makin tinggi kandungan Ca tukar dalam

tanah

menyebabkan makin meningkatnya produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit. Unsur hara Ca merupakan salah satu unsur yang banyak terkandung di dalam tandan kelapa sawit, jadi peningkatan kandungan Ca akan meningkatkan produksi tandan per pokok kelapa sawit (Ng, 1972). Hubungan antara Mg Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa Mg tukar hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok tertera pada Gambar 8. TDN/PKK Observed Linear

6.60

6.50

Ŷ = 6.171 + 0.112 Mg R2 = 0.639 r = 0.799

6.40

6.30

6.20

6.10 1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Mg TUKAR

Gambar 8. Hubungan antara Mg tukar dengan produksi rata – rata tandan per pokok. Pada Gambar 8 hubungan antara Mg tukar dengan produksi tandan per pokok adalah linier positip, artinya semakin tinggi kandungan Mg di dalam tanah menyebabkan makin meningkatnya produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit. Hubungan antara Na Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa Na tukar hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok tertera pada Gambar 9.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

TDN/PKK

Observed Linear

6.60

6.50

Ŷ = 5.650 + 2.135 Na R2 = 0.30 r = 0.54

6.40

6.30

6.20

6.10 0.28

0.30

0.32

0.34

0.36

0.38

Na TUKAR

Gambar 9. Hubungan antara Na tukar dengan produksi rata – rata tandan per pokok. Pada Gambar 9 hubungan antara Na tukar dengan produksi tandan per pokok adalah linier positip, artinya semakin tinggi kandungan Na di dalam tanah menyebabkan makin meningkatnya produksi tandan per pokok kelapa sawit. Hubungan antara KTK dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa KTK hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok kelapa sawit tertera pada Gambar 10. TDN/PKK Observed Linear

6.60

Ŷ = 6.75 – 0.02 KTK R2 = 0.24 r = 0.48

6.50

6.40

6.30

6.20

6.10 14.00

16.00

18.00

20.00

22.00

24.00

26.00

KTK

Gambar 10. Hubungan antara KTK dengan produksi rata – rata tandan per pokok.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Pada Gambar 10 hubungan antara KTK dengan produksi tandan per pokok kelapa sawit adalah linier negatif, artinya semakin tinggi KTK tanah menyebabkan makin rendah jumlah produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit. Hubungan antara Kejenuhan Basa dengan Produksi Tandan per Pokok Hasil analisa Kejenuhan Basa hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok tertera pada Gambar 11. TDN/PKK

Observed

6.60

Linear

6.50

Ŷ = 6.219 + 0.005 KB R2 = 0.556 r = 0.74

6.40

6.30

6.20

6.10 10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

KB

Gambar 11. Hubungan antara Kejenuhan Basa dengan produksi rata – rata tandan per pokok Pada Gambar 11 hubungan antara Kejenuhan Basa dengan produksi tandan per pokok adalah linier positip, artinya semakin tinggi persentase kejenuhan basa makin meningkat produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan antara Fraksi Pasir dengan Produksi Tandan per Pokok TDN/PPK Observed Linear

6.60

6.50

6.40

Ŷ = 6.61- 0.05 Pasir R2 = 0.25 r = 0.50

6.30

6.20

6.10 3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

PASIR

Gambar 12. Pengaruh fraksi pasir tanah terhadap produksi rata – rata tandan per pokok Kelapa Sawit Dari Gambar 12 terlihat bahwa kandungan fraksi pasir didalam tanah mempengaruhi produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit secara linier negatip, artinya makin tinggi kandungan pasir didalam tanah menyebabkan makin rendahnya produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit. Hubungan antara Fraksi Liat dengan Produksi Tandan per Pokok TDN/PKK Observed Linear

6.60

6.50

6.40

Ŷ = 7.28 – 0.012 Liat R2 = 0.31 r = 0.55

6.30

6.20

6.10 70.00

75.00

80.00

85.00

90.00

95.00

LIAT

Gambar 13.

Pengaruh fraksi liat tanah terhadap produksi rata–rata tandan per pokok tanaman Kelapa Sawit

Pada Gambar 13 terlihat bahwa kandungan fraksi liat tanah mempengaruhi produksi rata – rata tandan per pokok kelapa sawit secara linier negatif, artinya makin tinggi kandungan fraksi liat tanah menyebabkan makin menurunnya jumlah tandan

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

per pokok kelapa sawit. Kandungan fraksi liat tanah yang semakin tinggi maka tanah relatif menjadi semakin tidak poroeus. Tanah yang tidak poroeus menyebabkan akar sulit untuk berpenetrasi , makin sulit air dan udara bersirkulasi dan juga menyebabkan gerakan air ke bagian tanah bawah terhambat. Hanafiah (2007) menyatakan bahwa dominasi fraksi liat akan menyebabkan terbentuknya banyak pori-pori mikro, sehingga daya pegang terhadap air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk pori-pori segera terperangkap dan udara sulit masuk. Hubungan antara Bulk Density dengan Produksi Tandan per Pokok TDN/PKK Observed Linear

6.60

6.50

Ŷ = 5.88 + 0.29 BD R2 = 0.04 r = 0.21

6.40

6.30

6.20

6.10 1.45

1.50

1.55

1.60

1.70

1.75

BD

Gambar 14. Pengaruh Bulk Density (BD) terhadap produksi rata – rata tandan per pokok Pada Gambar 14 terlihat bahwa hubungan bulk density tanah mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier positip, artinya semakin besar bulk density (BD) tanah maka semakin bertambah jumlah produksi tandan per pokok kelapa sawit.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Hubungan antara Particle Density dengan Produksi Tandan per Pokok TDN/PKK Observed

6.60

Linear

6.50

Ŷ = 6.84 – 0.15 PD R2 = 0.06 r = 0.25

6.40

6.30

6.20

6.10 2.90

3.00

3.10

3.20

3.30

3.40

3.50

3.60

3.70

PD

Gambar 15. Pengaruh Particle Density (PD) terhadap produksi rata – rata tandan per pokok Kelapa Sawit Pada Gambar 15 terlihat bahwa hubungan Particle density tanah mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier negatip, artinya semakin besar Particle density tanah maka semakin berkurang jumlah produksi tandan per pokok kelapa sawit Hubungan antara Total Ruang Pori (TRP) dengan Produksi Tandan per Pokok TDN/PKK Observed Linear

6.60

6.50

Ŷ = 6.91 – 0.01 TRP R2 = 0.20 r = 0.44

6.40

6.30

6.20

6.10 55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

TRP

Gambar 16. Pengaruh TRP terhadap produksi rata – rata tandan per pokok tanaman Kelapa Sawit

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Pada Gambar 16 terlihat bahwa hubungan total ruang pori tanah mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier negatip, artinya semakin besar total ruang pori tanah maka semakin berkurang jumlah produksi tandan per pokok kelapa sawit. Semakin tidak poreus tanah maka produksi tandan per pokok akan menurun. Analisis Regresi Berganda Hubungan Karekteristik Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok Kelapa Sawit Untuk mengkaji pengaruh masing – masing sifat fisik dan kimia tanah terhadap produksi tandan per pokok kelapa sawit maka dibuat suatu model persamaan regresi berganda yang menggambarkan bahwa perolehan produksi tandan per pokok merupakan fungsi beberapa sifat fisik dan kimia tanah. Model persamaan ini diperoleh melalui pengolahan data komputer program SPSS 12 dengan metode Backward. Metode Backward menganalisis variabel dari belakang, artinya semua variabel dianalisis kemudian dilanjutkan analisis variabel–variabel bebasnya, lalu variabel yang tidak berpengaruh dibuang. Hubungan Karekteristik Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok Persamaan regresi berganda hubungan karekteristik tanah dengan produksi (Lampiran 9) dari blok yang dianalisis adalah : Ŷ = 7.063 + 0.142 C/N – 0.011 P Tersedia + 6.002 Na Tukar – 1.154 BD – 0.010 TRP. r = 1.0

R2 = 1.0

Sifat fisik dan kimia tanah yang berperan dalam menentukan produksi tandan per pokok kelapa sawit adalah C/N, P tersedia, Na tukar, Kerapatan Lindak (BD) dan

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Total Ruang Pori dengan koefisien determinasi 100 %. Berarti produksi tandan per pokok kelapa sawit ditentukan oleh sifat fisik dan kimia yang

masuk dalam

persamaan regresi tersebut diatas.

Pembahasan Hubungan antara sifat tanah dengan produksi rata–rata tandan per pokok, serta hubungan antara berbagai peubah amatan sifat dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini. Tabel 16. Matriks Korelasi Antar Berbagai Peubah Amatan

pH C/N P ter K Ca Mg Na KTK KB BD PD TRP

pH

C/N

P ter

K

Ca

Mg

Na

KTK

KB

BD

PD

-

0.26 -

0.08 0.53 -

0.30 0.44 0.98 -

0.28 0.84 0.02 0.43 -

0.28 0.88 0.33 0.18 0.99 -

0.95 0.43 0.51 0.43 0.52 0.68 -

0.03 0.62 0.16 0.66 0.89 0.87 0.39 -

0.25 0.85 0.35 0.43 0.99 0.99 0.48 0.98 -

0.71 0.38 0.83 0.65 0.73 0.89 0.58 0.19 0.74 -

0.85 0.52 0.98 0.79 0.49 0.63 0.55 0.52 0.47 0.69 -

TRP Tdn/Pkk 0.49 0.50 0.73 0.82 0.58 0.58 0.38 0.77 0.65 0.48 0.82 -

0.25 0.53 0.41 0.27 0.73 0.80 0.54 0.48 0.74 0.21 0.25 0.44

Dari Tabel 16 terlihat bahwa hubungan yang paling kuat antara produksi tandan per pokok dengan sifat karakteristik tanah adalah Mg (r = 0.80), KB (r = 0.74), Ca (r = 0.73), Na (r = 0.54) dan C/N (r = 0.53), sedangkan matriks korelasi antar berbagai peubah amatan masing-masing adalah pH dengan Na (r = 0.95), pH dengan PD (r = 0.85) dan pH dengan BD (r = 0.71); C/N dengan Mg (r = 0.88), C/N dengan KB (r = 0.85), C/N dengan Ca (r = 0.84) dan C/N dengan KTK (r = 0.62); P ters. dengan K (r = 0.98), P ters. dengan PD (r = 0.98) dan P ters.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

dengan TRP (r = 0.73); K dengan TRP (r = 0.82), K dengan PD (r = 0.79), K dengan KTK (r = 0.66) dan K dengan BD (r = 0.65); Ca dengan Mg (r = 0.99), Ca dengan KB (r = 0.99), Ca dengan KTK (r = 0.89) dan Ca dengan BD (r = 0.73); Mg dengan KB (r = 0.99), Mg dengan BD (r = 0.89) dan Mg dengan KTK (r = 0.87); KB dengan BD (r = 0.74) dan KB dengan TRP (r = 0.65) dan KB dengan TRP (r = 0.65); BD dengan PD (r = 0.69) serta PD dengan TRP (r = 0.82). Menurut Gomez dan Gomez (1995) koefisien korelasi (r) adalah derajat yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara dua atau lebih variabel independen dan dependen. Sedangkan koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi (R2) yang disebutnya sebagai koefisien penentu yang menunjukkan besarnya variasi yang terjadi pada peubah respon (dependen) dapat dijelaskan melalui variasi yang ada dalam varibel prediktor (independen), sedang sisanya (bila ada) dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel prediktor. Meskipun tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap pH tanah, misalnya dapat tumbuh di lahan gambut ternyata dari persamaan regresi (Gambar 3) menunjukkan bahwa keasaman (pH) tanah memiliki hubungan yang positip dengan produksi tandan per pokok. Dari hasil pengamatan menunjukkan pH tanah pada lokasi penelitian berada pada kisaran yang sangat rendah sampai rendah dengan nilai 4.20–5.50 (Tabel 2). Dengan meningkatnya pH tanah diduga akan menyebabkan meningkatnya ketersediaan unsur–unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi tandan per pokok kelapa sawit. Tan (1992) menyatakan bahwa pH tanah berpengaruh terhadap

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung terhadap tanaman melalui pengaruhnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman seperti perubahan konsentrasi hara P. Keasamaan (pH) tanah juga berpengaruh terhadap laju dekomposisi mineral tanah, bahan organik dan juga pembentukan mineral lempung. Kandungan C/N tanah termasuk dalam kategori sangat rendah dengan nilai 1.99–3.86 (Tabel 2). Keenam profil tanah menunjukkan C/N yang relatip semakin kecil menurut kedalaman tanah. Nilai C/N sangat rendah menunjukkan bahwa bahan organik dilokasi penelitian mempunyai tingkat pelapukan yang sudah lanjut. Kandungan bahan organik (Tabel 15) persen C dan N juga sangat rendah yakni masing-masing 0.42-0.80 % dan 0.18-0.24 % ini menggambarkan tingkat pelapukan tanah sudah lanjut sehinggah ketersediaan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman juga tidak tersedia secara optimal yang pada akhirnya mempengaruhi produksi tandan per pokok kelapa sawit juga tidak optimal. Kandungan P dalam tanah termasuk sedang sampai tinggi dengan nilai 18.25–56.68 ppm (Tabel 2, Tabel Lampiran 7). Kandungan P di dalam tanah pada keenam profil relatif semakin besar pada setiap kedalaman. Tingginya kandungan P di dalam tanah tetapi tidak dapat diserap oleh akar tanaman, hal ini terutama disebabkan sebagai akibat dari besarnya BD, PD tanah sehingga unsur hara yang ada tidak dapat di serap oleh akar tanaman karena tanah padat. Dari Tabel 6 dan Tabel Lampiran 7, dilihat bahwa seluruh kompleks adsorbsi didominasi oleh Ca+2, kemudian diikuti oleh Mg+2, Na+ dan K+. Kation Ca+2 termasuk

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

sangat rendah sampai rendah (1.22–4.88 me/100g). Mg+2 termasuk tinggi sampai sangat tinggi (0.84–3.35 me/100g). Na+ termasuk rendah sampai sedang (0.22–0.48 me/100g). K+ sangat rendah sampai rendah (0.12–0.31 me/100g), Kation K+, Ca2+ dan Mg2+ bersifat antagonisme satu sama lain, sehingga diperlukan perimbangan hara tertentu untuk meminimalkan sifat antagonisme ketiga kation tersebut. Bear dan Toth (1948) mengusulkan untuk pertama kalinya perimbangan K, Ca dan Mg yang optimim di dalam tanah yang dikenal dengan istilah ” Basic Cation Saturation Ratio Consept ”. Dikemukakan bahwa komposisi kation didalam tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah 5 % K+, 65 % Ca2+, 10 % Mg+2 dan 20 % H+. Selanjutnya Jadin dalam Wesel (1980) mengemukakan bahwa nisbah K/Ca/Mg yang optimum untuk tanaman Kakao di pantai gading adalah sebesar 8/64/28. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pH tanah dan jumlah kation K, Ca, Mg yang berbeda, ternyata pertumbuhan tanaman Kakao yang sehat dengan produktivitas tinggi dijumpai tetap pada nisbah K/Ca/Mg sebesar 8/68/24. Sugiyono dan Poeloengan (1998), mengusulkan kriteria status K, Ca, Mg dapat dipertukarkan tergolong rendah, sedang dan tinggi berdasarkan KB < 25 %, 25–50 % dan > 50 % serta nisbah K/Ca/Mg yang optimum untuk kelapa sawit sebesar 10/60/30. Dari Tabel 7 dan Tabel Lampiran 7, dapat dilihat bahwa KTK tanah termasuk sedang (12.50–23.60 me/100g). Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menyerap dan mempertukarkan kation – kation oleh muatan negatip,

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

yang pada tanah terutama berasal dari koloid humus dan mineral liat (Hakim, dkk, 1986). Tabel 6 memperlihatkan KTK tanah pada keenam profil adalah sedang dengan pola distribusi cendrung meningkat ke horizon bawah. Dari Tabel 15 dan Gambar 10 serta Tabel Lampiran 7 bahwasannya semakin tinggi KTK tanah di lokasi penelitian menyebabkan makin rendah jumlah produksi tandan per pokok kelapa sawit, hal ini di duga karena kandungan bahan organik (% C dan % N) sangat rendah yakni masing-masing 0.42-0.80 % dan 0.18-0.24 %. Sesuai dengan yang dilaporkan Hardjowigeno (1993) nilai KTK suatu tanah dipengaruhi oleh tingkat pelapukan tanah, kandungan bahan organik tanah dan jumlah kation basa dalam larutan tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki KTK yang lebih tinggi, demikian pula tanah-tanah muda dengan tingkat pelapukan baru dimulai dan tanahtanah dengan tingkat pelapukan lanjut mempunyai nilai KTK rendah. Dari Tabel 8 dan Tabel Lampiran 7 dilihat bahwa Kejenuhan Basa termasuk sangat rendah sampai rendah (10.70–69.03 %), dengan pola distribusi yang bervariasi menurut kedalaman tanah. Kejenuhan basa yang sangat rendah ini diperoleh dari kation–kation tukar yang sedang dan kapasitas tukar kation yang sedang. Kejenuhan basa yang rendah akibat pH yang rendah, menurut Druif (1938) rendahnya pH karena bahan induknya clay stone yang bersifat masam serta tanahnya mudah mengalami pencucian. Menurut Hakim, dkk, (1986), kejenuhan basa merupakan salah satu parameter kesuburan tanah hal ini berarti keenam profil memiliki kesuburan yang rendah.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Sebagaimana diketahui bahwa fungsi utama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi kedalam tanah secara horizontal dan vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi tergantung pada ruang pori–pori yang terbentuk antara partikel–partikel tanah (tekstur dan struktur). Tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Hakim, dkk, 1986). Meskipun peningkatan kandungan liat diperlukan bagi tanaman kelapa sawit untuk mengoptimalkan kerapatan lindak tanah untuk kokoh tegaknya batang tanaman, namum keberadaaan fraksi liat saja tidak cukup untuk menyediakan unsur hara dan proses pertukaran kation tanpa di dukung oleh peningkatan kandungan bahan organik. Bahkan dengan semakin tinggi kandungan liat cenderung menyebabkan pH tanah menjadi lebih masam. Dengan penambahan bahan organik akan

memperbaiki

porositas tanah, pH tanah, KTK, P tersedia dan air tersedia yang berperan penting bagi perkembangan perakaran tanaman. Dari Tabel 11 dan Tabel Lampiran 7 ternyata semakin tinggi kandungan Liat maka perkembangan produksi tandan per pokok menjadi berkurang, hal ini dapat dipahami karena makin tinggi liat maka tanah relatif menjadi semakin tidak poroeus. Tanah yang tidak poroeus menyebabkan akar sulit untuk berpenetrasi, makin sulit air dan udara bersirkulasi dan juga menyebabkan gerakan air ke bagian tanah bawah terhambat. Hanafiah (2007) menyatakan bahwa dominasi fraksi liat akan menyebabkan terbentuknya banyak pori – pori mikro, sehingga daya pegang terhadap air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk ke pori–pori segera terperangkap dan udara sulit masuk. Pada kondisi lapangan sebagian besar ruang pori

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

terisi air, sehingga pori–pori mikro ini disebut juga pori kapiler. Meskipun ketersediaan air dan nutrisi baik, ketersediaan udara yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan mikrobia. Pada Gambar 14 terlihat bahwa hubungan kerapatan lindak (bulk density) tanah mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier negatip, artinya semakin besar bulk density (BD) tanah maka semakin berkurang jumlah produksi tandan per pokok Kelapa Sawit. Tanah dengan

kerapatan lindak yang tinggi

merupakan tanah pada yang berpengaruh menurunkan ketersediaan air tanah, pertukaran udara di dalam tanah dan kapasitas infiltrasi. Meningkatnya kerapatan lindak tanah yang dianalisis dapat disebabkan oleh aktivitas manusia, ternak di masa lalu hingga saat ini. Selama satu siklus (25 tahun) bahkan lebih, aktivitas panen dan pemeliharaan terus berlangsung demikian pula pengembalaan ternak pada jumlah dan lama waktu tertentu. Dengan meningkatnya kerapatan lindak menyebabkan turunya total volume pori – pori tanah yang mengakibatkan kurangnya oksigen dalam tanah (Rahmianna, 1988).

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tekstur tanah di Kebun Kwala Sawit merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi. Kandungan liat, pasir, bulk density, particle density dan Total Ruang Pori pada tanah Typic Paleudult di kebun Kwala Sawit masing-masing menekan produksi tandan per pokok kelapa sawit. 2. Karakteristik tanah di Kebun Kwala Sawit menurut kedalaman yaitu pH sangat rendah sampai rendah (4.20-5.50) dengan nilai relatif semakin besar menurut kedalaman, C/N sangat rendah sampai rendah (0.17-9.42) dengan nilai relatif semakin kecil menurut kedalaman, P tersedia sedang sampai tinggi (18.25-56.68 ppm) dengan nilai relatif semakin besar menurut kedalaman, Ca sangat rendah sampai rendah (1.22-2.88 me/100g), Mg tinggi sampai tinggi (0.84-3.35 me/100g), Na rendah sampai sedang (0.22-0.48 me/100g), K sangat rendah sampai rendah (0.12-0.31 me/100g), KTK termasuk sedang (12.50-23.60 me/100g), KB sangat rendah sampai rendah (10.70-69.03 %), BD (1.02-1.41 g/cm3), PD (2.17-2.75 g/cm3) dan TRP (43.90-56.78 %). 3. Karakteristik tanah yang mempengaruhi produksi tandan per pokok kelapa sawit masing-masing adalah Mg, KB, Ca dan C/N. 4. Karakteristik sifat fisik dan kimia tanah yang secara bersama - sama menentukan produksi tandan per pokok kelapa sawit adalah C/N, P tersedia, Na tukar, Bulk Density dan Total Ruang Pori.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Saran

1. Realisasi produksi tandan per pokok tahun tanam 1980 yang diperoleh saat ini merupakan hasil interaksi berbagai faktor produksi di masa lalu dan masa kini, upaya untuk mengaktualisasikan potensi produksi seyogianya dapat dilakukan meliputi perbaikan sifat fisik dan kimia tanah antara lain dengan penanaman tanaman baru dengan model lobang besar, perbaikan manajemen pemupukan dan dengan cara pemanfaatan limbah PKS (land application) berupa tankos dan limbah cair. Penanaman dengan model lobang besar mengakibatkan kondisi sifat fisik tanah disekitar akar tanaman lebih baik, perakaran menjadi lebih berkembang, sedangkan land application mengakibatkan ketersediaan air tanah tetap terjaga terutama di musim kemarau dan kandungan bahan organik tanah akan meningkat. 2. Penanaman tanaman penutup tanah kacangan sangat diperlukan pada areal tanaman baru untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah Tipic Paleudult.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

DAFTAR PUSTAKA Adiwiganda, R. 2005. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 2005. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Hal. 27-29. R. 1998. Pedoman Klasifikasi Kesuburan Tanah di Areal Perkebunan Kelapa Sawit. Warta PPKS Vol. 6 No. 2. Medan. Hal. 63 – 69. ________ R., P.Purba, F.Chaniago, Z. Pulungan, T. Hutomo. 1995. Pedoman Penilaian Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Akiyat, R.A. Lubis dan Adlin U. Lubis. 1983. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Tandan Kelapa Sawit di Lapangan. Pedoman Teknis No. 70/PT/PPM/83, Marihat, P. Siantar, Indonesia. Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. 290 hal. Baver, L.D., W. H. Gardner., W. R. Gardner. 1972. Soil Physic. 4 th edition. Wiley Eastern Limited New Delhi. Bangalore. Bombay. 498p. Beek, K.J. and J. Bennema. 1972. Land evaluation for agriculture land use planning, and ecological methodology. Vol. 24. Agric. University. Buckman, H.O. dan Nyle C. Brady. 1982. Jakarta. 721 hal.

Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara,

Corley, R.H.P., J.J. Hardon and B.J. Wood. Oil Palm Research. 1976. Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam. Page 3 – 18. Darmosarkoro, I.Y. Harahap, E. Syamsuddin. 2002. Kultur Teknis pada Tanaman Kelapa Sawit pada Kondisi Kekeringan dan Upaya Penanggulangannya. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit Edisi I. PPKS – Medan. Hal 235 – 253. Darusman, L.K. 1989. Kimia Fisik Tanah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Ilmu Hayat IPB, Bogor. 142 hal. Endang S., T.L. Tobing dan C. Hutahuruk. 1982. Persiapan Lahan dan Pembukaan Areal untuk Tanaman Kelapa Sawit. Pedoman Teknis No. 58/PT/PPM/82, Marihat,P. Siantar, Indonesia.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Forh, H.D, 1995. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke Tujuh.Gadjah Muda University Press. Yogyakarta. 782 hal. Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 360 hal. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, Go Ban Hong dan H.H Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Hal. 46 – 137. Harahap, E.M. 2006. Kumpulan Bahan Kuliah Fisika Tanah (tidak dipublikasikan). Sekolah Pascasarjana USU, Medan. ________ 1999. Perkembangan Akar Tanaman Kelapa Sawit pada Tanah Terdegradasi di Sosa Tapanuli Selatan Sumut (tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Harahap, I.Y., Winarna dan Edy S. Sutarta. 2000. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Tinjauan Dari Aspek Tanah Dan Iklim. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Hal II.1 – 18. Hardjowigeno, S. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Pertanian, Daerah Rekreasi dan Bangunan. Fakultas Pertanian IPB, Bogor. _______. 1993. Klassifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta. _______. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Hal 12-28. Hasibuan, B.E. 1981. Fisika Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UISU, Medan. 82 hal. Hillel, D. 1996. Introduction to Soil Physics. Department of Plant and Soil Sciences, University of Massachusetts, Armhest, Massachusetts. _______ 1980. Fundamentals of Soil Physics. Department of Plant and Soil Sciences University of Massachusetts Amherst, Massachusetts. Academic Press, New York. 413 p. Katyal, J. C. 2000. Organic matter maintenance: Mainstay of soil quality. Journal of the Indian Society of Soil Science. 48:4:Dec. 2000.704-716. Kim, H. Tan. 1998. Principle of soil chemistry. 3 rd edition. Marcel Dekker Inc. New York. 521p.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Koedadiri, A.D., W. Darmosarkoro dan E.S. Sutarta. 1999. Potensi dan Pengelolaan Tanah Ultisol pada Beberapa Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. PPKS Medan. Hal. 1 – 24. _____________. dan Winarna. 1999. Kesesuaian Lahan dan Produktivitas Tanah Typic Paleudult, Psammentic Paleudult dan Tropohumods untuk Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq.). Warta PPKS Vol. 7 No. 2. Medan. Hal. 61 – 67. Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala. Martoyo, K. 1992. Kajian Sifat Fisik Tanah Podsolik untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) di Sumatera Utara (tidak dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. _______. 2001. Peranan Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol pada Penyebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Warta PPKS Vol. 9 No. 3. Medan. Hal. 103 – 110. Ng. S. K. 1972. The Oil Palm, its Culture, Manuring and Ultilisation. International PotashInstitute, Switzerland. Pp 61 – 93. Pahan, I. 2007. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta. 411 hal. Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S. Rahutomo, E.S. Sutarta. Permasalahan Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit. 2000. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit Edisi I. PPKS Medan. Hal 71. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Rahmianna, A.A. 1998. Peran Soil Strenght dalam Proses Munculnya Kecambah keatas Permukaan Tanah. Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan Komda HITI. BPTKU, Malang. Hal. 430. Rohlini dan Soeprapto Soekodarmodjo. 1989. Pengaruh Pemberian Bahan Organik, Kapur dan Ferrisulfat terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Kaitannya dengan Pertumbuhan Tanaman pada Lahan Kritis. Berkala Penelitian Pascasarjana UGM No.2 (1B), Yogyakarta. Hal 185 – 195.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

S. Rahutomo dan E.S. Sutarta. 2001. Kendala Budidaya Kelapa Sawit pada Tanah Sulfat Masam. Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Vol. 9 (1). PPKS Medan. Reganold, J.P., L.F. Elliot, and Y.L. Unger. 1987. Long-term effects of organic and conventional farming on soil erotion Nature 330(26):370-372. Shukla, M.K., R. Lal, J. Underwood and M. Ebinger. 2004. Physical and Hydrological Characteristics of Reclaimed Minesoils in Southeastern Ohio. Shukla.9{at}osu.edu Soil Science Society of America Journal 68: 1352-1359. Madison – USA. Sianturi, H.S.D. 1990. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fakultas Pertanian

Siregar, H.H., Rachmat Adiwiganda dan Z. Poeloengan. 1997. Pedoman Pewilayahan Agroklimat Komoditas Kelapa Sawit. Warta PPKS Vol. 5 No.3. Medan. Hal. 109 Soil Survey Staff. 1998. Kunci Taksonomi Tanah. Edisi Kedua Bahasa Indonesia, 1999. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sri Adiningsih 2000. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Sugiyono dan Z. Poeloengan. 1988. Kriteria Hara K, Ca, Mg Dapat Dipertukarkan Untuk Tanaman Kelapa Sawit. Warta PPKS 6 (3) 115-120. Suprayogo, D., Kurniatun Hairiah, Nurheni Wijayanto, Sunaryo dan Meine van Noordwijk. 2003. Peran Agroforestry pada Skala Plot: Analisis Komponen Agroforestri sebagai Kunci Keberhasilan atau Kegagalan Pemanfaatan Lahan. [email protected]. Sutarta, E.S., S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan Unsur Hara dan Sumber Hara pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Lahan dan Pempukan Kelapa Sawit. PPKS – Medan. Hal. 81 – 92. SYS, C. 1985. Land Evaluation. Part II. State University of Ghent Belgium. 247 pp. Tan, K.H. 1992. Dasar-Dasar Kimia tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Tisdalle, J.M. and J.M. Oades. 1982. Organic matter and water stable aggregates in soils. J.Soil Sci. 33:141-163.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Lampiran 1.

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

GAMBAR LAMPIRAN Gambar Lampiran 2. Profil Tanah Blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29.

K23

L23

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

L29

M19

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M23

M29

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

TABEL LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Data produksi per blok pengamatan Tahun 1983 s.d 2006 Tahun Tanam 1980

Blok Tahun K 23

1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Rata - rata Tahun Tanam 1980

Blok Tahun L 23

Rata - rata

1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Luas ( Ha ) 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00 25.00

Jumlah pokok 1,900 1,875 2,875 2,950 3,065 3,060 2,827 2,447 2,300 2,525 2,525 2,600 2,600 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 2,581 61,940

Jumlah Tandan 7,022 23,640 26,013 23,110 18,858 16,966 21,057 20,720 18,096 18,215 16,951 17,450 13,159 14,374 16,388 13,948 14,858 15,223 12,815 11,796 12,103 11,812 9,903 7,095 381,572

Luas ( Ha ) 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51 24.51

Jumlah pokok 1,863 1,838 2,819 2,892 2,705 2,696 1,922 1,933 2,255 2,476 2,476 2,549 2,549 2,433 2,433 2,396 2,396 2,396 2,396 2,396 2,396 2,396 2,396 2,396 57,403

Jumlah Tandan 6,885 23,172 25,507 22,656 17,385 16,137 19,946 20,840 17,742 17,861 16,622 17,110 12,901 14,221 14,213 12,953 14,222 12,984 12,290 11,542 11,539 11,183 9,357 6,901 366,169

Tdn/Pkk 3.70 12.61 9.05 7.83 6.15 5.54 7.45 8.47 7.87 7.21 6.71 6.71 5.06 5.57 6.35 5.40 5.76 5.90 4.97 4.57 4.69 4.58 3.84 2.75 6.16 Tdn/Pkk 3.70 12.61 9.05 7.83 6.43 5.99 10.38 10.78 7.87 7.21 6.71 6.71 5.06 5.85 5.84 5.41 5.94 5.42 5.13 4.82 4.82 4.67 3.91 2.88 6.38

Berat TBS Kg 21,860 123,250 202,200 192,870 177,062 178,815 250,483 281,801 282,570 294,440 300,750 340,820 268,540 277,995 297,319 253,647 271,785 282,900 243,911 230,970 238,020 251,120 204,960 137,600 5,605,688

Ton/Ha Kg/Tdn per Tahun 0.87 3.11 4.93 5.21 8.09 7.77 7.71 8.35 7.08 9.39 7.15 10.54 10.02 11.90 11.27 13.60 11.30 15.62 11.78 16.16 12.03 17.74 13.63 19.53 10.74 20.41 11.12 19.34 11.89 18.14 10.15 18.19 10.87 18.29 11.32 18.58 9.76 19.03 9.24 19.58 9.52 19.67 10.04 21.26 8.20 20.70 5.50 19.39 9.34 14.69

Berat TBS Kg 21,440 120,810 198,270 189,080 167,357 167,166 243,814 289,628 277,040 288,720 294,910 334,180 263,280 277,183 275,989 236,146 260,172 239,720 234,528 231,700 229,960 238,550 196,160 136,460 5,412,263

Ton/Ha Kg/Tdn per Tahun 0.87 3.11 4.93 5.21 8.09 7.77 7.71 8.35 6.83 9.63 6.82 10.36 9.95 12.22 11.82 13.90 11.30 15.61 11.78 16.16 12.03 17.74 13.63 19.53 10.74 20.41 11.31 19.49 11.26 19.42 9.63 18.23 10.61 18.29 9.78 18.46 9.57 19.08 9.45 20.07 9.38 19.93 9.73 21.33 8.00 20.96 5.57 19.77 9.20 14.78

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tahun Tanam 1980

Blok Tahun L 29

1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Rata - rata Tahun Tanam 1980

Blok Tahun

M 19 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata - rata

Luas ( Ha ) 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27 20.27

Jumlah pokok 1,540 1,520 2,331 2,392 2,462 2,395 1,830 1,830 1,865 2,047 2,047 2,108 2,108 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 2,207 50,752

Jumlah Tdn/Pkk Tandan 5,692 3.70 19,163 12.61 21,091 9.05 18,739 7.83 15,219 6.18 14,924 6.23 18,010 9.84 18,814 10.28 14,674 7.87 14,767 7.21 13,742 6.71 14,150 6.71 10,669 5.06 11,503 5.21 14,180 6.43 11,996 5.44 13,093 5.93 12,861 5.83 11,069 5.02 10,249 4.64 10,182 4.61 10,013 4.54 8,359 3.79 5,980 2.71 319,139 6.29

Berat TBS Ton/Ha Kg/Tdn Kg per Tahun 17,720 0.87 3.11 99,910 4.93 5.21 163,940 8.09 7.77 156,390 7.72 8.35 141,640 6.99 9.31 153,481 7.57 10.28 213,559 10.54 11.86 205,412 10.13 10.92 229,130 11.30 15.61 238,710 11.78 16.17 243,810 12.03 17.74 276,370 13.63 19.53 217,730 10.74 20.41 224,753 11.09 19.54 271,555 13.40 19.15 217,739 10.74 18.15 239,499 11.82 18.29 237,836 11.73 18.49 211,389 10.43 19.10 199,640 9.85 19.48 199,600 9.85 19.60 212,560 10.49 21.23 171,890 8.48 20.56 114,370 5.64 19.13 4,658,633 9.58 14.60

Luas ( Ha ) 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95 20.95

Jumlah pokok 1,571 2,409 2,472 2,565 2,317 1,552 1,554 1,927 2,116 2,116 2,179 2,179 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 2,215 49,322

Jumlah Tdn/Pkk Tandan 19,806 12.61 21,797 9.05 19,365 7.83 15,669 6.11 15,233 6.57 21,203 13.66 19,699 12.68 15,162 7.87 15,264 7.21 14,205 6.71 14,630 6.71 11,030 5.06 11,606 5.24 14,490 6.54 11,911 5.38 13,138 5.93 12,970 5.86 10,950 4.94 10,197 4.60 11,588 5.23 10,106 4.56 8,585 3.88 6,187 2.79 324,791 6.59

Berat TBS Ton/Ha Kg/Tdn Kg per Tahun 103,260 4.93 5.21 169,430 8.09 7.77 161,620 7.71 8.35 148,698 7.10 9.49 159,064 7.59 10.44 234,596 11.20 11.06 257,473 12.29 13.07 236,750 11.30 15.61 246,740 11.78 16.16 252,030 12.03 17.74 285,740 13.64 19.53 225,090 10.74 20.41 218,326 10.42 18.81 258,951 12.36 17.87 216,028 10.31 18.14 240,174 11.46 18.28 241,525 11.53 18.62 208,540 9.95 19.04 197,820 9.44 19.40 227,600 10.86 19.64 215,180 10.27 21.29 177,520 8.47 20.68 120,240 5.74 19.43 4,802,395 9.55 14.79

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tahun Tanam 1980

Blok Tahun M 23

1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Rata - rata Tahun Tanam 1980

Blok Tahun M 29

Rata - rata

1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Luas ( Ha ) 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89 25.89

Jumlah pokok 1,942 2,977 3,055 3,039 3,025 2,327 2,327 2,382 2,615 2,615 2,693 2,693 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 2,891 63,491

Jumlah Tandan 24,483 26,936 23,932 19,801 18,380 22,513 24,055 18,742 18,864 17,555 18,080 13,630 15,045 17,169 15,545 12,173 15,413 14,778 13,836 13,937 13,441 11,320 8,317 397,945

Luas ( Ha ) 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90 24.90

Jumlah pokok 1,867 2,863 2,938 2,938 2,863 2,146 2,146 2,291 2,515 2,515 2,590 2,590 2,691 2,691 2,659 2,659 2,659 2,659 2,659 2,659 2,659 2,659 2,659 59,575

Jumlah Tandan 23,537 25,905 23,016 18,174 16,670 27,592 22,844 18,026 18,143 16,884 17,390 13,109 14,975 16,406 14,249 15,585 13,599 13,340 12,375 12,320 12,073 10,117 7,213 383,542

Tdn/Pkk 12.61 9.05 7.83 6.52 6.08 9.67 10.34 7.87 7.21 6.71 6.71 5.06 5.20 5.94 5.38 4.21 5.33 5.11 4.79 4.82 4.65 3.92 2.88 6.27 Tdn/Pkk 12.61 9.05 7.83 6.19 5.82 12.86 10.64 7.87 7.21 6.71 6.71 5.06 5.56 6.10 5.36 5.86 5.11 5.02 4.65 4.63 4.54 3.80 2.71 6.44

Berat TBS Ton/Ha Kg per Tahun 127,640 4.93 209,380 8.09 199,730 7.71 185,581 7.17 196,555 7.59 287,869 11.12 328,441 12.69 292,650 11.30 304,930 11.78 311,460 12.03 353,130 13.64 278,150 10.74 297,245 11.48 327,846 12.66 281,835 10.89 315,153 12.17 284,436 10.99 283,195 10.94 274,900 10.62 277,950 10.74 286,930 11.08 235,300 9.09 161,320 6.23 6,101,626 9.82 Berat TBS Kg 122,710 201,360 192,090 163,567 165,730 331,107 285,560 281,470 293,280 299,560 339,650 267,520 298,421 311,508 257,925 284,616 250,894 255,194 240,660 241,470 255,760 208,770 138,050 5,686,872

Ton/Ha per Tahun 4.93 8.09 7.71 6.57 6.66 13.30 11.47 11.30 11.78 12.03 13.64 10.74 11.98 12.51 10.36 11.43 10.08 10.25 9.67 9.70 10.27 8.38 5.54 9.52

Kg/Tdn 5.21 7.77 8.35 9.37 10.69 12.79 13.65 15.61 16.16 17.74 19.53 20.41 19.76 19.10 18.13 25.89 18.45 19.16 19.87 19.94 21.35 20.79 19.40 15.33 Kg/Tdn 5.21 7.77 8.35 9.00 9.94 12.00 12.50 15.61 16.16 17.74 19.53 20.41 19.93 18.99 18.10 18.26 18.45 19.13 19.45 19.60 21.18 20.64 19.14 14.83

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel Lampiran 2. Rekafitulasi data produksi Kelapa Sawit Blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29 Tahun Tanam

Blok

1980

K 23

Luas ( Ha )

Jumlah pokok

Jumlah Tandan

25.00

61,940

381,572

6.16

5,605,688

9.34

14.69

L 23

24.51

57,403

366,169

6.38

5,412,263

9.20

14.78

L 29

20.27

50,752

319,139

6.29

4,658,633

9.58

14.60

M 19

20.95

49,322

324,791

6.59

4,802,395

9.55

14.79

M 23

25.89

63,491

397,945

6.27

6,101,626

9.82

15.33

M 29

24.90

59,575

383,542

6.44

5,686,872

9.52

14.83

Tdn/Pkk

Berat TBS Ton/Ha Kg per Tahun

Kg/Tdn

Tabel Lampiran 3. Data produksi TM Kelapa Sawit tahun tanam 1980 pengamatan tahun 1983. s d 2006 Tahun Tanam 1983 1980 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata - rata

Tahun

Luas ( Ha ) 281.85 415.22 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 534.67 12,459.81

Jumlah pokok 21,343 31,033 54,234 63,010 63,010 61,362 45,943 45,943 49,203 54,274 54,278 55,709 55,709 56,570 56,289 56,251 56,210 56,252 56,246 56,246 56,130 56,130 56,120 56,000 1,273,495

Jumlah Tdn/Pkk Tandan 78,883 3.70 391,243 12.61 490,717 9.05 493,613 7.83 399,274 6.34 374,528 6.10 374,172 8.14 456,592 9.94 287,130 5.84 391,520 7.21 364,383 6.71 351,478 6.31 281,962 5.06 308,573 5.45 350,497 6.23 301,805 5.37 333,313 5.93 318,706 5.67 281,908 5.01 260,420 4.63 263,766 4.70 257,449 4.59 216,696 3.86 156,314 2.79 7,784,942 6.11

Berat TBS Ton/Ha Kg per Tahun 245,600 0.87 2,039,820 4.91 3,814,380 7.13 4,119,640 7.71 3,778,820 7.07 3,913,280 7.32 5,672,590 10.61 6,235,700 11.66 6,044,950 11.31 6,328,870 11.84 6,464,970 12.09 6,864,820 12.84 5,754,130 10.76 5,957,680 11.14 6,511,710 12.18 5,475,190 10.24 6,096,960 11.40 5,955,020 11.14 5,379,630 10.06 5,090,800 9.52 5,192,540 9.71 5,471,920 10.23 4,488,500 8.39 3,029,260 5.67 119,926,780 9.63

Kg/Tdn 3.11 5.21 7.77 8.35 9.46 10.45 15.16 13.66 21.05 16.16 17.74 19.53 20.41 19.31 18.58 18.14 18.29 18.68 19.08 19.55 19.69 21.25 20.71 19.38 15.40

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel Lampiran 4. Data curah hujan Afdeling III Kebun Kwala Sawit PTP.Nusantara II ( Persero ) Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah

Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah

2006 MM HH 95 4 83 4 180 5 480 7 412 8 300 7 210 5 200 6 300 8 260 8 120 4 170 7 2,810 73

2005 MM HH 360 8 38 2 55 2 30 1 248 10 205 6 171 5 251 8 275 7 427 9 270 6 500 9 2,830 73

2004 MM HH 77 4 315 8 75 3 48 2 170 5 163 4 0 0 227 5 875 12 530 9 58 4 102 5 2,640 61

2003 MM HH 227 11 256 7 300 10 249 5 120 3 244 6 248 8 135 4 430 11 340 10 276 6 180 6 3,005 87

2002 MM HH 117 5 70 2 113 4 158 7 159 4 171 9 34 2 80 4 501 15 275 11 155 7 184 5 2,017 75

2001 MM HH 298 7 74 4 449 13 145 5 435 7 147 6 154 7 294 10 536 12 655 13 450 8 473 10 4,110 102

2000 MM HH 107 6 95 8 436 17 189 11 320 13 258 9 168 9 393 11 368 11 603 15 448 11 65 5 3,450 126

1999 MM HH 126 12 257 16 357 18 591 24 438 17 386 13 265 15 356 13 531 18 558 12 116 9 555 18 4,536 185

1998 MM HH 36 3 24 3 112 8 8 2 124 10 345 14 342 14 514 17 291 15 701 19 768 17 454 13 3,719 135

1997 MM HH 251 6 89 6 301 14 165 7 44 3 273 10 303 9 213 13 334 14 264 13 293 10 250 11 2,780 116

1996 MM HH 117 5 143 5 116 6 293 9 534 15 221 11 175 10 391 12 333 17 282 16 321 19 390 19 3,316 144

1995 MM HH 151 8 81 4 319 10 246 9 197 6 345 10 393 15 239 12 426 10 543 15 543 17 285 16 3,768 132

1994 MM HH 173 5 383 9 293 7 233 4 420 11 331 3 328 5 447 9 763 14 382 10 750 15 182 5 4,685 97

1993 MM HH 78 10 107 9 155 10 207 8 286 5 107 6 402 8 435 10 386 10 508 12 210 10 595 16 3,476 114

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel Lampiran 5. Realisasi Pemupukan Tahun Tanam 1980, Afdeling III, Kebun Kwala Sawit PTP.NUSANTARA -II (Persero) 1987 63,010 157,525 94,515 47,258 126,020 425,318 6.75

1988 61,362 128,860 36,817 92,043 153,405 411,125 6.70

1989 45,943 97,629 5,740 27,566 64,320 96,480 291,735 6.35

1990 45,943 114,858 22,971 21,441 45,943 103,372 308,585 6.72

1991 49,203 123,007 61,504 98,406 282,917 5.75

1992 54,278 108,556 54,278 54,278 108,556 325,668 6.00

TAHUN JLH POKOK UREA ZA RP TSP KIESCRITE DOLOMIT MOP JUMLAH DOSIS Kg/Pkk

1994 55,709 139,272 55,709 27,854 55,709 278,544 5.00

1995 55,709 125,345 41,782 26,200 97,490 290,817 5.22

1996 56,570 113,140 28,285 -

1997 56,289 140,723 28,145 84,433 253,301 4.50

1998 56,251 126,565 140,627 42,188 309,380 5.50

1999 56,210 140,525 84,315 28,105 84,315 337,260 6.00

J E N IS P U P U K

J E N IS P U P U K

TAHUN JLH POKOK UREA ZA RP TSP KIESCRITE DOLOMIT MOP JUMLAH DOSIS Kg/Pkk

84,855 226,280 4.00

1993 54,278 135,695 67,847 27,139 54,278 284,959 5.25

Ket

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel Lampiran 6. Standart produksi berdasarkan kelas lahan Standar Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Kelas Lahan pada Umur 3 s/d 25 tahun yang dibuat oleh PPKS UMUR THN

TON/HA

KELAS S-I TDN/PHN

KG/TDN

TON/HA

KELAS S-2 TDN/PHN

KG/TDN

TON/HA

KELAS S-3 TDN/PHN

KG/TDN

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

9,0 15,0 18,0 21,1 26,0 30,0 31,0 31,0 31,0 31,0 31,0 30,0 27,9 27,1 26,0 24,9 24,1 23,1 21,9 19,8 18,9 18,1 17,1

21,6 19,2 18,5 16,2 16,0 15,3 14,0 12,9 12,2 11,6 11,3 10,3 9,3 8,5 8,0 7,4 6,7 6,2 5,8 5,1 4,8 4,4 4,1

3,2 6,0 7,5 10,0 12,5 15,1 17,0 18,5 19,6 20,5 21,5 22,5 23,0 24,5 25,0 26,0 27,5 28,5 29,0 30,0 30,5 31,9 32,4

7,3 13,5 16,0 18,5 23,0 25,5 28,0 28,0 28,0 28,0 28,0 27,0 26,0 25,5 24,5 23,5 22,5 21,5 21,0 19,0 18,0 17,0 16,0

18,1 17,6 17,3 15,1 15,0 14,9 13,1 12,3 11,0 11,0 10,8 10,1 9,2 8,5 7,8 7,2 6,6 5,9 5,6 5,0 4,6 4,2 3,8

3,1 5,9 7,1 9,4 11,8 13,2 16,5 17,5 18,5 19,5 20,0 20,5 21,8 23,1 24,1 25,2 26,4 27,8 28,6 29,4 30,1 31,0 32,0

6,2 12,0 14,5 17,0 22,0 24,5 26,0 26,0 26,0 26,0 26,0 25,0 24,5 23,5 22,0 21,0 20,0 19,0 18,0 17,0 16,0 15,0 14,0

15,9 17,4 16,6 15,4 15,7 14,8 12,9 12,5 11,5 10,8 10,3 9,6 9,1 8,3 7,4 6,7 6,0 5,5 5,1 4,6 4,2 3,8 3,6

3,0 5,3 6,7 8,5 10,8 12,7 15,5 16,0 17,4 18,5 19,5 20,0 20,6 21,8 23,0 24,2 25,5 26,6 27,4 28,4 29,4 30,4 31,2

RATA2

24,0

10,8

20,9

22,0

10,2

20,1

20,0

9,9

19,2

Sumber : M. Rachmat Adiwiganda, dkk. (1995); A.D. Koedadiri, W. Darmosarkoro dan E.S. Sutarta (1999)

Tabel Lampiran 7. Kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit Kelas Analisis

pH H20 C % N % C/N P-tersedia P2O5 total K2O total K-dd Na-dd Mg-dd Ca-dd KTK KB DHL Kejenuhan Al

< < < < < < < < < < < < < <
7,5 > 5,0 > 0,50 > 17,0 > 0,37 > 0,101 > 0,061 > 1,00 > 1,00 > 1,00 > 20,01 > 40,01 > 81 > 15,01 > 75,00

Sumber : PPKS ( 1992 )

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel lampiran 8.

Hasil Analisis Karekteristik Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok Model Summary

Model

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

R 0.254(a) 0.536(a) 0.416(a) 0.269(a) 0.730(a) 0.799(a) 0.547(a) 0.486(a) 0.746(a) 0.499(a) 0.555(a) 0.208(a) 0.255(a) 0.446(a)

R Square 0.064 0.287 0.173 0.072 0.533 0.639 0.300 0.236 0.556 0.249 0.308 0.043 0.065 0.199

Adjusted R Square -0.17 0.109 -0.034 -0.159 0.416 0.548 0.125 0.045 0.445 0.061 0.134 -0.196 -0.169 -0.001

Std. Error of the Estimate 0.16226 0.14166 0.15256 0.16155 0.11463 0.10082 0.14037 0.14663 0.11178 0.14537 0.13958 0.16408 0.16219 0.1501

ANOVA(b) Model

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total

Sum of Squares 0.007 0.105 0.113 0.032 0.08 0.113 0.019 0.093 0.113 0.008 0.104 0.113 0.06 0.053 0.113 0.072 0.041 0.113 0.034 0.079 0.113 0.027 0.086 0.113 0.063 0.05 0.113

df 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5

Mean Square 0.007 0.026

F 0.275

Sig. .628(a)

0.032 0.02

1.609

.273(a)

0.019 0.023

0.836

.412(a)

0.008 0.026

0.312

.606(a)

0.06 0.013

4.565

.099(a)

0.072 0.01

7.073

.056(a)

0.034 0.02

1.712

.261(a)

0.027 0.022

1.235

.329(a)

0.063 0.012

5.007

.089(a)

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Model

10

11

12

13

14

Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total

Sum of Squares 0.028 0.085 0.113 0.035 0.078 0.113 0.005 0.108 0.113 0.007 0.105 0.113 0.022 0.09 0.113

df 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5

Mean Square 0.028 0.021

F

Sig. 1.326

.314(a)

0.035 0.019

1.777

.253(a)

0.005 0.027

0.181

.693(a)

0.007 0.026

0.278

.626(a)

0.022 0.023

0.996

.375(a)

b Dependent Variable: PRODUKSI TDN/PKK

Coefficients(a)

Model 1

2 3 4 5 6 7 8

(Constant) pH (Constant) C/N (Constant) P TERSEDIA (Constant) K tukar (Constant) Ca TUKAR (Constant) Mg TUKAR (Constant) Na TUKAR (Constant) KTK

Unstandardized Coefficients B Std. Error 5.993 0.695 0.06 0.115 6.678 0.261 -0.112 0.089 6.588 0.262 -0.004 0.005 6.273 0.161 0.284 0.508 6.156 0.104 0.077 0.036 6.171 0.08 0.112 0.042 5.65 0.542 2.135 1.632 6.757 0.367 -0.018 0.016

Standardized Coefficients Beta 0.254 -0.536 -0.416 0.269 0.73 0.799 0.547 -0.486

t 8.628 0.524 25.6 -1.268 25.103 -0.914 38.84 0.559 59.097 2.137 76.786 2.659 10.434 1.308 18.424 -1.111

Sig. 0.001 0.628 0 0.273 0 0.412 0 0.606 0 0.099 0 0.056 0 0.261 0 0.329

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Model

9 10 11 12 13 14

(Constant) KB (Constant) PASIR (Constant) LIAT (Constant) BD (Constant) PD (Constant) TRP

Unstandardized Coefficients B Std. Error 6.219 0.076 0.005 0.002 6.606 0.226 -0.046 0.04 7.278 0.695 -0.012 0.009 5.886 1.104 0.298 0.7 6.845 0.931 -0.152 0.287 6.914 0.563 -0.009 0.009

Standardized Coefficients Beta 0.746 -0.499 -0.555 0.208 -0.255 -0.446

t 81.832 2.238 29.285 -1.151 10.474 -1.333 5.33 0.425 7.356 -0.528 12.275 -0.998

Sig. 0 0.089 0 0.314 0 0.253 0.006 0.693 0.002 0.626 0 0.375

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel Lampiran 9. Hasil Analisis Regresi Linier Karekteristik Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok. Sifat Fisik dan kimia tanah pH C/N P Tersedia K Tukar Ca Tukar Mg Tukar Na Tukar KTK KB Pasir Liat BD PD TRP

Rsq d.f. 0.064 4 0.287 4 0.173 4 4 0.072 4 0.533 4 0.639 4 0.300 4 0.236 4 0.556 4 0.249 4 0.308 4 0.043 4 0.065 4 0.199

F 0.27 1.61 0.84 0.31 4.57 7.07 1.71 1.23 5.01 1.33 1.78 0.18 0.28 1.00

Sigf 0.628 0.273 0.412 0.606 0.099 0.056 0.261 0.329 0.089 0.314 0.253 0.693 0.626 0.375

b0 5.9926 6.6776 6.5880 6.2726 6.1561 6.1714 5.6504 6.7571 6.2190 6.6056 7.2781 5.8864 6.8447 6.9137

b1 0.0604 -0.1123 -0.0041 0.2842 0.0767 0.1121 2.1351 -0.0182 0.0055 -0.0456 -0.0115 0.2975 -0.1516 -0.0086

Tabel Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi Quadratik Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok. Sifat Fisik dan kimia tanah pH C/N P Tersedia K Tukar Ca Tukar Mg Tukar Na Tukar KTK KB Pasir Liat BD PD TRP

Rsq d.f. 0.347 3 0.776 3 0.228 3 0.072 3 3 0.625 3 0.697 0.304 3 3 0.557 0.610 3 3 0.399 0.544 3 0.051 3 3 0.082 0.254 3

F 0.80 5.21 0.44 0.12 2.50 3.46 0.65 1.89 2.35 1.00 1.79 0.08 0.13 0.51

Sigf 0.527 0.106 0.679 0.893 0.229 0.166 0.581 0.295 0.244 0.466 0.308 0.9250 0.8800 0.6450

b0 -3.7308 9.0653 6.2421 6.2771 6.7827 5.5892 6.7952 9.5393 6.5558 7.1306 18.4685 10.0684 11.5170 9.8110

b1 3.2705 -1.8366 0.0120 0.2563 -0.3547 0.7534 -4.7966 -0.3051 -0.0203 -0.2518 -0.2882 -5.0446 -2.9678 -0.0970

b2 -0.2625 0.2956 -0.0002 0.0358 0.0584 -0.1288 10.3752 0.0071 0.0003 0.0187 0.0017 1.6997 0.4219 0.0007

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Lampiran 11. Hasil Analisis Regresi Berganda Tandan per Pokok dengan Karekteristik Tanah Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered 1 TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar(a) a Tolerance = .000 limits reached. b Dependent Variable: tdn/pkk Model Summary

Variables Removed .

Model R R Square Adjusted R Square 1 1.000(a) 1.000 1.000 a Predictors: (Constant), TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar ANOVA(b)

Method Enter

Std. Error of the Estimate .

Sum of Squares df Mean Square Regression .113 5 .023 Residual .000 0 . Total .113 5 a Predictors: (Constant), TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar b Dependent Variable: tdn/pkk Coefficients(a) Model 1

Model 1

(Constant) C/N P ter Na tukar BD TRP a Dependent Variable: tdn/pkk

Unstandardized Coefficients B Std. Error 7.063 .000 .142 .000 -.011 .000 6.002 .000 -1.154 .000 -.010 .000

F

Sig. .

Standardized Coefficients Beta

.(a)

t

Sig. .

.678 -1.072 1.539 -.806 -.543

. . . . .

. . . . . .

Excluded Variables(b) Model 1

Beta In

t

Sig.

Partial Correlation

pH .(a) . . K tukar .(a) . . Ca tukar .(a) . . Mg tukar .(a) . . KTK .(a) . . KB .(a) . . Pasir .(a) . . Liat .(a) . . PD .(a) . . a Predictors in the Model: (Constant), TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar b Dependent Variable: tdn/pkk

. . . . . . . . .

Collinearity Statistics Tolerance .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

Tabel Lampiran 12.Perhitungan faktor koreksi untuk setiap lapisan tanah.(Sys. 1985). K23

K23

variabel koreksi x 1 2.00

pH

hasil

koreksi

C%

hasil

Lapisan

4.40

Lapisan Kedalaman (cm) variabel 8.80 1 0-20 x 1

2.00

1.44

2.88

1 0-20

x

2

2.00

4.40

8.80

1 20-25

x

2

2.00

1.44

2.88

1 20-25

x

3

1.75

4.40

7.70

2 25-50

x

3

1.75

0.03

0.05

2 25-50

x

4

1.50

4.40

6.60

2 50-75

x

4

1.50

0.03

0.05

2 50-75

x

5

1.25

4.70

5.88

3 75-100

x

5

1.25

0.03

0.04

3 75-100

x

6

1.00

4.70

4.70

3 100-125

x

6

1.00

0.03

0.03

3 100-125

Kedalaman (cm)

x

7

0.75

4.70

3.53

3 125-150

x

7

0.75

0.03

0.02

3 125-150

x

8

0.50

4.70

2.35

3 150-175

x

8

0.50

0.03

0.02

3 150-175

X 9 0.25 4.70 Rata -rata SUM

1.18 49.53

3 175-200 5.50

0.03

0.01 5.97

3 175-200 0.66

K23

X 9 Rata -rata

0.25 SUM

K23

variabel koreksi P2O5 x 1 2.00 49.80

hasil 99.60

Lapisan Kedalaman (cm) variabel 1 0-20 x 1

koreksi

N%

hasil

Lapisan

Kedalaman (cm)

2.00

0.20

0.40

1 0-20

x

2

2.00

49.80

99.60

1 20-25

x

2

2.00

0.20

0.40

1 20-25

x

3

1.75

48.15

84.26

2 25-50

x

3

1.75

0.18

0.32

2 25-50

x

4

1.50

48.15

72.23

2 50-75

x

4

1.50

0.18

0.27

2 50-75

x

5

1.25

54.90

68.63

3 75-100

x

5

1.25

0.13

0.16

3 75-100

x

6

1.00

54.90

54.90

3 100-125

x

6

1.00

0.13

0.13

3 100-125

x

7

0.75

54.90

41.18

3 125-150

x

7

0.75

0.13

0.10

3 125-150

x

8

0.50

54.90

27.45

3 150-175

x

8

X 9 0.25 54.90 Rata -rata SUM

13.73 561.56

3 175-200 62.40

K23

X 9 Rata -rata

0.50

0.13

0.07

3 150-175

0.25

0.13

0.03 1.87

3 175-200 0.21

SUM

K23

variabel koreksi x 1 2.00

K

hasil

0.16

0.32

Lapisan Kedalaman (cm) variabel 1 0-20 x 1

koreksi

Ca

hasil

Lapisan

Kedalaman (cm)

2.00

1.22

2.44

1 0-20

x

2

2.00

0.16

0.32

1 20-25

x

2

2.00

1.22

2.44

1 20-25

x

3

1.75

0.17

0.30

2 25-50

x

3

1.75

2.85

4.99

2 25-50

x

4

1.50

0.17

0.26

2 50-75

x

4

1.50

2.85

4.28

2 50-75

x

5

1.25

0.12

0.15

3 75-100

x

5

1.25

1.63

2.04

3 75-100

x

6

1.00

0.12

0.12

3 100-125

x

6

1.00

1.63

1.63

3 100-125

x

7

0.75

0.12

0.09

3 125-150

x

7

0.75

1.63

1.22

3 125-150

x

8

0.50

0.12

0.06

3 150-175

x

8

X 9 0.25 0.12 Rata -rata SUM

0.03 1.64

3 175-200 0.18

X 9 Rata -rata

0.50

1.63

0.82

3 150-175

0.25

1.63

0.41 20.26

3 175-200 2.25

SUM

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

K23

K23

variabel koreksi

Mg

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Na

hasil

Lapisan

Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.84

1.68

1 0-20

x

1

2.00

0.24

0.48

1 0-20

x

2

2.00

0.84

1.68

1 20-25

x

2

2.00

0.24

0.48

1 20-25

x

3

1.75

1.25

2.19

2 25-50

x

3

1.75

0.25

0.44

2 25-50

x

4

1.50

1.25

1.88

2 50-75

x

4

1.50

0.25

0.38

2 50-75

x

5

1.25

0.84

1.05

3 75-100

x

5

1.25

0.23

0.29

3 75-100

x

6

1.00

0.84

0.84

3 100-125

x

6

1.00

0.23

0.23

3 100-125

x

7

0.75

0.84

0.63

3 125-150

x

7

0.75

0.23

0.17

3 125-150

x

8

0.50

0.84

0.42

3 150-175

x

8

0.50

0.23

0.12

3 150-175

X 9 0.25 0.84 Rata -rata SUM

0.21 10.57

3 175-200 1.17

0.25

0.23

0.06 2.64

3 175-200 0.29

K23

X 9 Rata -rata

SUM

K23

variabel koreksi

KTK

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

pasir%

x

1

2.00

14.50

29.00

1 0-20

x

1

2.00

2.00

x

2

2.00

14.50

29.00

1 20-25

x

2

2.00

x

3

1.75

17.50

30.63

2 25-50

x

3

1.75

x

4

1.50

17.50

26.25

2 50-75

x

4

x

5

1.25

17.50

21.88

3 75-100

x

5

hasil

Lapisan

Kedalaman (cm)

4.00

1 0-20

2.00

4.00

1 20-25

6.00

10.50

2 25-50

1.50

6.00

9.00

2 50-75

1.25

5.00

6.25

3 75-100

x

6

1.00

17.50

17.50

3 100-125

x

6

1.00

5.00

5.00

3 100-125

x

7

0.75

17.50

13.13

3 125-150

x

7

0.75

5.00

3.75

3 125-150

x

8

0.50

17.50

8.75

3 150-175

x

8

0.50

5.00

2.50

3 150-175

X 9 0.25 17.50 Rata -rata SUM

4.38 180.50

3 175-200 20.06

0.25

5.00

1.25 46.25

3 175-200 5.14

K23

X 9 Rata -rata

SUM

K23

variabel koreksi

Liat

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

BD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

50.00

100.00

1 0-20

x

1

2.00

1.14

2.28

1 0-20

x

2

2.00

50.00

100.00

1 20-25

x

2

2.00

1.14

2.28

1 20-25

x

3

1.75

74.00

129.50

2 25-50

x

3

1.75

1.38

2.42

2 25-50

x

4

1.50

74.00

111.00

2 50-75

x

4

1.50

1.38

2.07

2 50-75

x

5

1.25

67.00

83.75

3 75-100

x

5

1.25

1.36

1.70

3 75-100

x

6

1.00

67.00

67.00

3 100-125

x

6

1.00

1.36

1.36

3 100-125

x

7

0.75

67.00

50.25

3 125-150

x

7

0.75

1.36

1.02

3 125-150

x

8

0.50

67.00

33.50

3 150-175

x

8

0.50

1.36

0.68

3 150-175

X 9 0.25 67.00 Rata -rata SUM

16.75 691.75

3 175-200 76.86

0.25

1.36

0.34 14.15

3 175-200 1.57

X 9 Rata -rata

SUM

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

K23

K23

variabel koreksi

PD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel

koreksi

TRP

hasil

Lapisan

Kedalaman (cm)

x

1

2.00

2.46

4.92

1 0-20

x

1

2.00

53.66

107.32

x

2

2.00

2.46

4.92

1 20-25

x

2

2.00

53.66

107.32

1 20-25

x

3

1.75

2.46

4.31

2 25-50

x

3

1.75

43.90

76.83

2 25-50

x

4

1.50

2.46

3.69

2 50-75

x

4

1.50

43.90

65.85

2 50-75

x

5

1.25

2.61

3.26

3 75-100

x

5

1.25

47.89

59.86

3 75-100

x

6

1.00

2.61

2.61

3 100-125

x

6

1.00

47.89

47.89

3 100-125

x

7

0.75

2.61

1.96

3 125-150

x

7

0.75

47.89

35.92

3 125-150

x

8

0.50

2.61

1.31

3 150-175

x

8

0.50

47.89

23.95

3 150-175

X 9 0.25 2.61 Rata -rata SUM

0.65 27.62

3 175-200 3.07

47.89

11.97 536.90

3 175-200 59.66

L23

X 9 Rata -rata

0.25 SUM

1 0-20

L23

variabel koreksi

pH

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel

koreksi

C%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

4.50

9.00

1 0-13

x

1

2.00

0.87

1.74

1 0-13

x

2

2.00

4.60

9.20

2 13-25

x

2

2.00

0.63

1.26

2 13-25

x

3

1.75

4.60

8.05

2 25-34

x

3

1.75

0.63

1.10

2 25-34

x

4

1.75

4.40

7.70

3 34-50

x

4

1.75

0.60

1.05

3 34-50

x

5

1.50

4.40

6.60

3 50-75

x

5

1.50

0.60

0.90

3 50-75

x

6

1.25

4.40

5.50

3 75-100

x

6

1.25

0.60

0.75

3 75-100

x

7

1.00

4.40

4.40

3 100-109

x

7

1.00

0.60

0.60

3 100-109

x

8

0.75

4.50

3.38

4 109-125

x

8

0.75

0.06

0.05

4 109-125

x

9

0.50

4.50

2.25

4 125-150

x

9

0.50

0.06

0.03

4 125-150

x 10

0.25

4.50

1.13

4 150-175

x

10

x 11 0.25 4.50 Rata -rata SUM

1.13 58.33

4 175-180 5.30

L23

0.25

0.06

0.02

4 150-175

0.25

0.06

0.02 7.51

4 175-180 0.68

SUM

L23

variabel koreksi x

x 11 Rata -rata

1

2.00

P2O5 40.28

hasil 80.56

Lapisan Kedalaman (cm) variabel 1 0-13

x

1

koreksi

N%

2.00

0.22

hasil 0.44

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-13

x

2

2.00

46.52

93.04

2 13-25

x

2

2.00

0.12

0.24

2 13-25

x

3

1.75

46.52

81.41

2 25-34

x

3

1.75

0.12

0.21

2 25-34

x

4

1.75

56.68

99.19

3 34-50

x

4

1.75

0.15

0.26

3 34-50

x

5

1.50

56.68

85.02

3 50-75

x

5

1.50

0.15

0.23

3 50-75

x

6

1.25

56.68

70.85

3 75-100

x

6

1.25

0.15

0.19

3 75-100

x

7

1.00

56.68

56.68

3 100-109

x

7

1.00

0.15

0.15

3 100-109

x

8

0.75

53.18

39.89

4 109-125

x

8

0.75

0.13

0.10

4 109-125

x

9

0.50

53.18

26.59

4 125-150

x

9

0.50

0.13

0.07

4 125-150

x 10

0.25

53.18

13.30

4 150-175

x

10

0.25

0.13

0.03

4 150-175

x 11 0.25 53.18 Rata -rata SUM

13.30 659.82

4 175-180 59.98

0.13

0.03 1.94

4 175-180 0.18

x 11 Rata -rata

0.25 SUM

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

L23

L23

variabel koreksi

K

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

Ca

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.19

0.38

1 0-13

x

1

2.00

1.63

3.26

1 0-13

x

2

2.00

0.16

0.32

2 13-25

x

2

2.00

1.22

2.44

2 13-25

x

3

1.75

0.16

0.28

2 25-34

x

3

1.75

1.22

2.14

2 25-34

x

4

1.75

0.22

0.39

3 34-50

x

4

1.75

1.22

2.14

3 34-50

x

5

1.50

0.22

0.33

3 50-75

x

5

1.50

1.22

1.83

3 50-75

x

6

1.25

0.22

0.28

3 75-100

x

6

1.25

1.22

1.53

3 75-100

x

7

1.00

0.22

0.22

3 100-109

x

7

1.00

1.22

1.22

3 100-109

x

8

0.75

0.30

0.23

4 109-125

x

8

0.75

2.03

1.52

4 109-125

x

9

0.50

0.30

0.15

4 125-150

x

9

0.50

2.03

1.02

4 125-150

x

10

0.25

0.30

0.08

4 150-175

x

10

0.25

2.03

0.51

4 150-175

0.25

0.30 SUM

0.08 2.72

4 175-180 0.25

0.25

2.03 SUM

0.51 18.10

4 175-180 1.65

x 11 Rata -rata L23

x 11 Rata -rata L23

variabel koreksi

Mg

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

Na

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.84

1.68

1 0-13

x

1

2.00

0.24

0.48

1 0-13

x

2

2.00

0.84

1.68

2 13-25

x

2

2.00

0.23

0.46

2 13-25

x

3

1.75

0.84

1.47

2 25-34

x

3

1.75

0.23

0.40

2 25-34

x

4

1.75

0.84

1.47

3 34-50

x

4

1.75

0.25

0.44

3 34-50

x

5

1.50

0.84

1.26

3 50-75

x

5

1.50

0.25

0.38

3 50-75

x

6

1.25

0.84

1.05

3 75-100

x

6

1.25

0.25

0.31

3 75-100

x

7

1.00

0.84

0.84

3 100-109

x

7

1.00

0.25

0.25

3 100-109

x

8

0.75

1.67

1.25

4 109-125

x

8

0.75

0.27

0.20

4 109-125

x

9

0.50

1.67

0.84

4 125-150

x

9

0.50

0.27

0.14

4 125-150

x

10

0.25

1.67

0.42

4 150-175

x

10

0.25

0.27

0.07

4 150-175

0.25

1.67 SUM

0.42 12.37

4 175-180 1.12

0.25

0.27 SUM

0.07 3.19

4 175-180 0.29

x 11 Rata -rata L23

x 11 Rata -rata L23

variabel koreksi

KTK

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi pasir%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

18.60

37.20

1 0-13

x

1

2.00

2.00

4.00

1 0-13

x

2

2.00

17.50

35.00

2 13-25

x

2

2.00

2.00

4.00

2 13-25

x

3

1.75

17.50

30.63

2 25-34

x

3

1.75

2.00

3.50

2 25-34

x

4

1.75

21.50

37.63

3 34-50

x

4

1.75

4.00

7.00

3 34-50

x

5

1.50

21.50

32.25

3 50-75

x

5

1.50

4.00

6.00

3 50-75

x

6

1.25

21.50

26.88

3 75-100

x

6

1.25

4.00

5.00

3 75-100

x

7

1.00

21.50

21.50

3 100-109

x

7

1.00

4.00

4.00

3 100-109

x

8

0.75

19.60

14.70

4 109-125

x

8

0.75

18.00

13.50

4 109-125

x

9

0.50

19.60

9.80

4 125-150

x

9

0.50

18.00

9.00

4 125-150

x

10

0.25

19.60

4.90

4 150-175

x

10

0.25

18.00

4.50

4 150-175

0.25

19.60 SUM

4.90 255.38

4 175-180 23.22

0.25

18.00 SUM

4.50 65.00

4 175-180 5.91 RATA2

x 11 Rata -rata

x 11 Rata -rata

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

L23

L23

variabel koreksi

BD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) ariabel

koreksi

Liat

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

1.02

2.04

1 0-13

x

1

2.00

62.00

124.00

1 0-13

x

2

2.00

1.21

2.42

2 13-25

x

2

2.00

70.00

140.00

2 13-25

x

3

1.75

1.21

2.12

2 25-34

x

3

1.75

70.00

122.50

2 25-34

x

4

1.75

1.31

2.29

3 34-50

x

4

1.75

66.00

115.50

3 34-50

x

5

1.50

1.31

1.97

3 50-75

x

5

1.50

66.00

99.00

3 50-75

x

6

1.25

1.31

1.64

3 75-100

x

6

1.25

66.00

82.50

3 75-100

x

7

1.00

1.31

1.31

3 100-109

x

7

1.00

66.00

66.00

3 100-109

x

8

0.75

1.33

1.00

4 109-125

x

8

0.75

56.00

42.00

4 109-125

x

9

0.50

1.33

0.67

4 125-150

x

9

0.50

56.00

28.00

4 125-150

x

10

x

10

x 11 Rata - rata

0.25

1.33

0.33

4 150-175

0.25

1.33 SUM

0.33 16.11

4 175-180 1.46

L23

0.25

56.00

14.00

4 150-175

0.25

56.00 SUM

14.00 847.50

4 175-180 77.05

L23

variabel koreksi x

x 11 Rata - rata

1

2.00

PD 2.36

hasil 4.72

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-13

variabel koreksi x

1

2.00

TRP

hasil

56.78

113.56

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-13

x

2

2.00

2.75

5.50

2 13-25

x

2

2.00

56.00

112.00

2 13-25

x

3

1.75

2.75

4.81

2 25-34

x

3

1.75

56.00

98.00

2 25-34

x

4

1.75

2.63

4.60

3 34-50

x

4

1.75

49.81

87.17

3 34-50

x

5

1.50

2.63

3.95

3 50-75

x

5

1.50

49.81

74.72

3 50-75

x

6

1.25

2.63

3.29

3 75-100

x

6

1.25

49.81

62.26

3 75-100

x

7

1.00

2.63

2.63

3 100-109

x

7

1.00

49.81

49.81

3 100-109

x

8

0.75

2.68

2.01

4 109-125

x

8

0.75

50.37

37.78

4 109-125

x

9

0.50

2.68

1.34

4 125-150

x

9

0.50

50.37

25.19

4 125-150

x

10

0.25

2.68

0.67

4 150-175

x

10

0.25

50.37

12.59

4 150-175

0.25

2.68 SUM

0.67 34.19

4 175-180 3.11

0.25

50.37 SUM

12.59 685.66

4 175-180 62.33

x 11 Rata - rata L29

L29

variabel koreksi x

x 11 Rata- rata

1

2.00

pH 4.20

hasil 8.40

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-14

variabel koreksi x

1

2.00

C% 1.26

hasil 2.52

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-14

x

2

2.00

4.30

8.60

2 14-25

x

2

2.00

0.27

0.54

2 14-25

x

3

1.75

4.30

7.53

2 25-50

x

3

1.75

0.27

0.47

2 25-50

x

4

1.50

4.30

6.45

2 50-51

x

4

1.50

0.27

0.41

2 50-51

x

5

1.50

4.40

6.60

3 51-75

x

5

1.50

0.21

0.32

3 51-75

x

6

1.25

4.40

5.50

3 75-100

x

6

1.25

0.21

0.26

3 75-100

x

7

1.00

4.40

4.40

3 100-125

x

7

1.00

0.21

0.21

3 100-125

x

8

0.75

4.40

3.30

3 125-150

x

8

0.75

0.21

0.16

3 125-150

0.50

4.40 sum

2.20 50.78

3 150-175 5.64

0.50

0.21 sum

0.11 4.88

3 150-175 0.54

x 9 Rata- rata

x 9 Rata- rata

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

L29

L29

variabel koreksi

P2O5

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

N%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

34.39

68.78

1 0-14

x

1

2.00

0.22

0.44

1 0-14

x

2

2.00

46.52

93.04

2 14-25

x

2

2.00

0.16

0.32

2 14-25

x

3

1.75

46.52

81.41

2 25-50

x

3

1.75

0.16

0.28

2 25-50

x

4

1.50

46.52

69.78

2 50-51

x

4

1.50

0.16

0.24

2 50-51

x

5

1.50

46.52

69.78

3 51-75

x

5

1.50

0.18

0.27

3 51-75

x

6

1.25

46.52

58.15

3 75-100

x

6

1.25

0.18

0.23

3 75-100

x

7

1.00

46.52

46.52

3 100-125

x

7

1.00

0.18

0.18

3 100-125

x

8

0.75

46.52

34.89

3 125-150

x

8

0.75

0.18

0.14

3 125-150

x

9

0.50

46.52

23.26

3 150-175

x

9

0.50

0.18

0.09

3 150-175

Rata- rata

sum

522.35

58.04

L29

Rata- rata

sum

2.09

0.23

L29

variabel koreksi

K

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Ca

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.26

0.52

1 0-14

x

1

2.00

1.63

3.26

1 0-14

x

2

2.00

0.14

0.28

2 14-25

x

2

2.00

1.63

3.26

2 14-25

x

3

1.75

0.14

0.25

2 25-50

x

3

1.75

1.63

2.85

2 25-50

x

4

1.50

0.14

0.21

2 50-51

x

4

1.50

1.63

2.45

2 50-51

x

5

1.50

0.21

0.32

3 51-75

x

5

1.50

1.22

1.83

3 51-75

x

6

1.25

0.21

0.26

3 75-100

x

6

1.25

1.22

1.53

3 75-100

x

7

1.00

0.21

0.21

3 100-125

x

7

1.00

1.22

1.22

3 100-125

x

8

0.75

0.21

0.16

3 125-150

x

8

0.75

1.22

0.92

3 125-150

x

9

0.50

0.21

0.11

3 150-175

x

9

0.50

1.22

0.61

3 150-175

Rata-rata

sum

2.20

0.24

L29

Rata-rata

sum

17.31

1.92

L29

variabel koreksi

Mg

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Na

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.84

1.68

1 0-14

x

1

2.00

0.22

0.44

1 0-14

x

2

2.00

0.84

1.68

2 14-25

x

2

2.00

0.25

0.50

2 14-25

x

3

1.75

0.84

1.47

2 25-50

x

3

1.75

0.25

0.44

2 25-50

x

4

1.50

0.84

1.26

2 50-51

x

4

1.50

0.25

0.38

2 50-51

x

5

1.50

0.84

1.26

3 51-75

x

5

1.50

0.25

0.38

3 51-75

x

6

1.25

0.84

1.05

3 75-100

x

6

1.25

0.25

0.31

3 75-100

x

7

1.00

0.84

0.84

3 100-125

x

7

1.00

0.25

0.25

3 100-125

x

8

0.75

0.84

0.63

3 125-150

x

8

0.75

0.25

0.19

3 125-150

x

9

0.50

0.84

0.42

3 150-175

x

9

0.50

0.25

0.13

3 150-175

Rata-rata

sum

9.87

1.10

Rata-rata

sum

2.88

0.32

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

L29

L29

variabel koreksi

KTK

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi pasir%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

17.50

35.00

1 0-14

x

1

2.00

8.00

16.00

1 0-14

x

2

2.00

17.50

35.00

2 14-25

x

2

2.00

4.00

8.00

2 14-25

x

3

1.75

17.50

30.63

2 25-50

x

3

1.75

4.00

7.00

2 25-50

x

4

1.50

17.50

26.25

2 50-51

x

4

1.50

4.00

6.00

2 50-51

x

5

1.50

23.60

35.40

3 51-75

x

5

1.50

2.00

3.00

3 51-75

x

6

1.25

23.60

29.50

3 75-100

x

6

1.25

2.00

2.50

3 75-100

x

7

1.00

23.60

23.60

3 100-125

x

7

1.00

2.00

2.00

3 100-125

x

8

0.75

23.60

17.70

3 125-150

x

8

0.75

2.00

1.50

3 125-150

x 9 Rata-rata

0.50

23.60 sum

11.80 233.08

3 150-175 25.90

x 9 Rata-rata

0.50

2.00 sum

1.00 46.00

3 150-175 5.11

L29

L29

variabel koreksi

Liat

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

BD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

54.00

108.00

1 0-14

x

1

2.00

1.03

2.06

1 0-14

x

2

2.00

73.00

146.00

2 14-25

x

2

2.00

1.08

2.16

2 14-25

x

3

1.75

73.00

127.75

2 25-50

x

3

1.75

1.08

1.89

2 25-50

x

4

1.50

73.00

109.50

2 50-51

x

4

1.50

1.08

1.62

2 50-51

x

5

1.50

72.00

108.00

3 51-75

x

5

1.50

1.18

1.77

3 51-75

x

6

1.25

72.00

90.00

3 75-100

x

6

1.25

1.18

1.48

3 75-100

x

7

1.00

72.00

72.00

3 100-125

x

7

1.00

1.18

1.18

3 100-125

x

8

0.75

72.00

54.00

3 125-150

x

8

0.75

1.18

0.89

3 125-150

x 9 Rata-rata

0.50

72.00 sum

36.00 815.25

3 150-175 90.58

x 9 Rata-rata

0.50

1.18 sum

0.59 13.04

3 150-175 1.45

PD

hasil

L29

L29

variabel koreksi

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

TRP

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

2.17

4.34

1 0-14

x

1

2.00

52.53

105.06

1 0-14

x

2

2.00

2.44

4.88

2 14-25

x

2

2.00

55.74

111.48

2 14-25

x

3

1.75

2.44

4.27

2 25-50

x

3

1.75

55.74

97.55

2 25-50

x

4

1.50

2.44

3.66

2 50-51

x

4

1.50

55.74

83.61

2 50-51

x

5

1.50

2.50

3.75

3 51-75

x

5

1.50

52.80

79.20

3 51-75

x

6

1.25

2.50

3.13

3 75-100

x

6

1.25

52.80

66.00

3 75-100

x

7

1.00

2.50

2.50

3 100-125

x

7

1.00

52.80

52.80

3 100-125

x

8

0.75

2.50

1.88

3 125-150

x

8

0.75

52.80

39.60

3 125-150

x 9 Rata-rata

0.50

2.50 sum

1.25 28.40

3 150-175 3.16

x 9 Rata-rata

0.50

52.80 sum

26.40 635.30

3 150-175 70.59

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M19

M19

variabel koreksi

pH

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

C%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

4.40

8.80

1 0-20

x

1

2.00

1.10

2.20

1 0-20

x

2

2.00

5.50

11.00

2 20-25

x

2

2.00

0.18

0.36

2 20-25

x

3

1.75

5.50

9.63

2 25-50

x

3

1.75

0.18

0.32

2 25-50

x

4

1.50

5.50

8.25

2 50-75

x

4

1.50

0.18

0.27

2 50-75

x

5

1.25

5.50

6.88

2 75-100

x

5

1.25

0.18

0.23

2 75-100

x

6

1.00

5.50

5.50

2 100-125

x

6

1.00

0.18

0.18

2 100-125

x

7

0.75

5.50

4.13

2 125-150

x

7

0.75

0.18

0.14

2 125-150

x

8

0.50

5.50

2.75

2 150-172

x

8

0.50

0.18

0.09

2 150-172

x

9

0.50

x

9

0.50

0.18

0.09

Rata-rata

5.50 SUM

2.75 56.93

2 172-175 6.33

M19

Rata-rata

SUM

3.78

2 172-175 0.42

M19

variabel koreksi P2O5

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

N%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

41.80

83.60

1 0-20

x

1

2.00

0.16

0.32

1 0-20

x

2

2.00

49.80

99.60

2 20-25

x

2

2.00

0.18

0.36

2 20-25

x

3

1.75

49.80

87.15

2 25-50

x

3

1.75

0.18

0.32

2 25-50

x

4

1.50

49.80

74.70

2 50-75

x

4

1.50

0.18

0.27

2 50-75

x

5

1.25

49.80

62.25

2 75-100

x

5

1.25

0.18

0.23

2 75-100

x

6

1.00

49.80

49.80

2 100-125

x

6

1.00

0.18

0.18

2 100-125

x

7

0.75

49.80

37.35

2 125-150

x

7

0.75

0.18

0.14

2 125-150

x

8

0.50

49.80

24.90

2 150-172

x

8

0.50

0.18

0.09

2 150-172

x

9

0.50

49.80

24.90

2 172-175

x

9

0.50

0.18

0.09

2 172-175

Rata-rata

SUM

519.35

57.71

M19

Rata-rata

SUM

1.90

0.21

M19

variabel koreksi

K

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

Ca

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.31

0.62

1 0-20

x

1

2.00

3.25

6.50

1 0-20

x

2

2.00

0.14

0.28

2 20-25

x

2

2.00

4.88

9.76

2 20-25

x

3

1.75

0.14

0.25

2 25-50

x

3

1.75

4.88

8.54

2 25-50

x

4

1.50

0.14

0.21

2 50-75

x

4

1.50

4.88

7.32

2 50-75

x

5

1.25

0.14

0.18

2 75-100

x

5

1.25

4.88

6.10

2 75-100

x

6

1.00

0.14

0.14

2 100-125

x

6

1.00

4.88

4.88

2 100-125

x

7

0.75

0.14

0.11

2 125-150

x

7

0.75

4.88

3.66

2 125-150

x

8

0.50

0.14

0.07

2 150-172

x

8

0.50

4.88

2.44

2 150-172

x

9

0.50

x

9

0.50

Rata-rata

0.14 SUM

0.07 1.85

2 172-175 0.21

Rata-rata

4.88 SUM

2.44 49.20

2 172-175 5.47

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M19

M19

variabel koreksi

Mg

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

Na

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

2.51

5.02

1 0-20

x

1

2.00

0.48

0.96

1 0-20

x

2

2.00

3.35

6.70

2 20-25

x

2

2.00

0.28

0.56

2 20-25

x

3

1.75

3.35

5.86

2 25-50

x

3

1.75

0.28

0.49

2 25-50

x

4

1.50

3.35

5.03

2 50-75

x

4

1.50

0.28

0.42

2 50-75

x

5

1.25

3.35

4.19

2 75-100

x

5

1.25

0.28

0.35

2 75-100

x

6

1.00

3.35

3.35

2 100-125

x

6

1.00

0.28

0.28

2 100-125

x

7

0.75

3.35

2.51

2 125-150

x

7

0.75

0.28

0.21

2 125-150

x

8

0.50

3.35

1.68

2 150-172

x

8

0.50

0.28

0.14

2 150-172

x

9

0.50

x

9

0.50

0.28

0.14

Rata-rata

3.35 SUM

1.68 34.33

2 172-175 3.81

M19

SUM

3.41

2 172-175 0.38

M19

variabel koreksi x

Rata-rata

1

2.00

KTK 12.50

hasil 25.00

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-20

variabel koreksi pasir% x

1

2.00

2.00

hasil 4.00

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-20

x

2

2.00

12.50

25.00

2 20-25

x

2

2.00

3.00

6.00

2 20-25

x

3

1.75

12.50

21.88

2 25-50

x

3

1.75

3.00

5.25

2 25-50

x

4

1.50

12.50

18.75

2 50-75

x

4

1.50

3.00

4.50

2 50-75

x

5

1.25

12.50

15.63

2 75-100

x

5

1.25

3.00

3.75

2 75-100

x

6

1.00

12.50

12.50

2 100-125

x

6

1.00

3.00

3.00

2 100-125

x

7

0.75

12.50

9.38

2 125-150

x

7

0.75

3.00

2.25

2 125-150

x

8

0.50

12.50

6.25

2 150-172

x

8

0.50

3.00

1.50

2 150-172

x

9

0.50

12.50

6.25

2 172-175

x

9

0.50

3.00

1.50

2 172-175

Rata-rata

SUM

134.38

14.93

M19

Rata-rata

SUM

30.25

3.36

M19

variabel koreksi

BD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

Liat

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

1.14

2.28

1 0-20

x

1

2.00

62.00

124.00

1 0-20

x

2

2.00

1.39

2.78

2 20-25

x

2

2.00

59.00

118.00

2 20-25

x

3

1.75

1.39

2.43

2 25-50

x

3

1.75

59.00

103.25

2 25-50

x

4

1.50

1.39

2.09

2 50-75

x

4

1.50

59.00

88.50

2 50-75

x

5

1.25

1.39

1.74

2 75-100

x

5

1.25

59.00

73.75

2 75-100

x

6

1.00

1.39

1.39

2 100-125

x

6

1.00

59.00

59.00

2 100-125

x

7

0.75

1.39

1.04

2 125-150

x

7

0.75

59.00

44.25

2 125-150

x

8

0.50

1.39

0.70

2 150-172

x

8

0.50

59.00

29.50

2 150-172

x

9

0.50

x

9

0.50

Rata - rata

1.39 SUM

0.70 14.44

2 172-175 1.60

Rata-rata

59.00 SUM

29.50 640.25

2 172-175 71.14

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M19

M19

variabel koreksi x

1

2.00

PD 2.52

hasil 5.04

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-20

variabel koreksi x

1

2.00

TRP

hasil

54.76

109.52

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-20

x

2

2.00

2.50

5.00

2 20-25

x

2

2.00

44.40

88.80

2 20-25

x

3

1.75

2.50

4.38

2 25-50

x

3

1.75

44.40

77.70

2 25-50

x

4

1.50

2.50

3.75

2 50-75

x

4

1.50

44.40

66.60

2 50-75

x

5

1.25

2.50

3.13

2 75-100

x

5

1.25

44.40

55.50

2 75-100

x

6

1.00

2.50

2.50

2 100-125

x

6

1.00

44.40

44.40

2 100-125

x

7

0.75

2.50

1.88

2 125-150

x

7

0.75

44.40

33.30

2 125-150

x

8

0.50

2.50

1.25

2 150-172

x

8

0.50

44.40

22.20

2 150-172

x 9 0.50 2.50 Rata - rata SUM

1.25 26.92

2 172-175 2.99

x 9 0.50 44.40 Rata - rata SUM

22.20 498.02

2 172-175 55.34

M23

M23

variabel koreksi

pH

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi x

1

2.00

C 0.95

hasil 1.90

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

5.00

10.00

1 0-11

1 0-11

x

2

2.00

5.70

11.40

2 11-25

x

2

2.00

0.53

1.06

2 11-25

x

3

1.75

5.70

9.98

2 25-36

x

3

1.75

0.53

0.93

2 25-36

x

4

1.75

4.30

7.53

3 36-50

x

4

1.75

0.42

0.74

3 36-50

x

5

1.50

4.30

6.45

3 50-75

x

5

1.50

0.42

0.63

3 50-75

x

6

1.25

4.30

5.38

3 75-100

x

6

1.25

0.42

0.53

3 75-100

x

7

1.00

4.30

4.30

3 100-110

x

7

1.00

0.42

0.42

3 100-110

x

8

1.00

4.40

4.40

4 110-125

x

8

1.00

0.59

0.59

4 110-125

x 9 0.75 4.40 Rata - rata SUM

3.30 62.73

4 125-150 6.97

x 9 0.75 0.59 Rata - rata SUM

0.44 7.23

4 125-150 0.80

M23

M23

variabel koreksi P2O5

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

variabel koreksi

N%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

47.50

95.00

1 0-11

x

1

2.00

0.19

0.38

1 0-11

x

2

2.00

50.66

101.32

2 11-25

x

2

2.00

0.19

0.38

2 11-25

x

3

1.75

50.66

88.66

2 25-36

x

3

1.75

0.19

0.33

2 25-36

x

4

1.75

51.47

90.07

3 36-50

x

4

1.75

0.12

0.21

3 36-50

x

5

1.50

51.47

77.21

3 50-75

x

5

1.50

0.12

0.18

3 50-75

x

6

1.25

51.47

64.34

3 75-100

x

6

1.25

0.12

0.15

3 75-100

x

7

1.00

51.47

51.47

3 100-110

x

7

1.00

0.12

0.12

3 100-110

x

8

1.00

50.66

50.66

4 110-125

x

8

1.00

0.22

0.22

4 110-125

x 9 0.75 50.66 Rata - rata SUM

38.00 656.72

4 125-150 72.97

x 9 0.75 0.22 Rata - rata SUM

0.17 2.14

4 125-150 0.24

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M23

M23

variabel koreksi

K

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Ca

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.16

0.32

1 0-11

x

1

2.00

1.63

3.26

1 0-11

x

2

2.00

0.33

0.66

2 11-25

x

2

2.00

1.63

3.26

2 11-25

x

3

1.75

0.33

0.58

2 25-36

x

3

1.75

1.63

2.85

2 25-36

x

4

1.75

0.12

0.21

3 36-50

x

4

1.75

1.22

2.14

3 36-50

x

5

1.50

0.12

0.18

3 50-75

x

5

1.50

1.22

1.83

3 50-75

x

6

1.25

0.12

0.15

3 75-100

x

6

1.25

1.22

1.53

3 75-100

x

7

1.00

0.12

0.12

3 100-110

x

7

1.00

1.22

1.22

3 100-110

x

8

1.00

0.22

0.22

4 110-125

x

8

1.00

1.22

1.22

4 110-125

x 9 0.75 0.22 Rata - rata SUM

0.17 2.60

4 125-150 0.29

x 9 0.75 1.22 Rata - rata SUM

0.92 18.22

4 125-150 2.02

M23

M23

variabel koreksi

Mg

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Na

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.84

1.68

1 0-11

x

1

2.00

0.24

0.48

1 0-11

x

2

2.00

0.84

1.68

2 11-25

x

2

2.00

0.24

0.48

2 11-25

x

3

1.75

0.84

1.47

2 25-36

x

3

1.75

0.24

0.42

2 25-36

x

4

1.75

0.84

1.47

3 36-50

x

4

1.75

0.27

0.47

3 36-50

x

5

1.50

0.84

1.26

3 50-75

x

5

1.50

0.27

0.41

3 50-75

x

6

1.25

0.84

1.05

3 75-100

x

6

1.25

0.27

0.34

3 75-100

x

7

1.00

0.84

0.84

3 100-110

x

7

1.00

0.27

0.27

3 100-110

x

8

1.00

0.84

0.84

4 110-125

x

8

1.00

0.24

0.24

4 110-125

x 9 0.75 0.84 Rata - rata SUM

0.63 10.92

4 125-150 1.21

x 9 0.75 0.24 Rata - rata SUM

0.18 3.29

4 125-150 0.37

M23

M23

variabel koreksi

KTK

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi pasir%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

15.50

31.00

1 0-11

x

1

2.00

6.00

12.00

1 0-11

x

2

2.00

15.50

31.00

2 11-25

x

2

2.00

4.00

8.00

2 11-25

x

3

1.75

15.50

27.13

2 25-36

x

3

1.75

4.00

7.00

2 25-36

x

4

1.75

18.60

32.55

3 36-50

x

4

1.75

6.00

10.50

3 36-50

x

5

1.50

18.60

27.90

3 50-75

x

5

1.50

6.00

9.00

3 50-75

x

6

1.25

18.60

23.25

3 75-100

x

6

1.25

6.00

7.50

3 75-100

x

7

1.00

18.60

18.60

3 100-110

x

7

1.00

6.00

6.00

3 100-110

x

8

1.00

13.50

13.50

4 110-125

x

8

1.00

6.00

6.00

4 110-125

x 9 0.75 13.50 Rata-rata SUM

10.13 215.05

4 125-150 23.89

x 9 Rata-rata

0.75

6.00 SUM

4.50 70.50

4 125-150 7.83

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M23

M23

variabel koreksi

Liat

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

BD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

58.00

116.00

1 0-11

x

1

2.00

1.03

2.06

1 0-11

x

2

2.00

60.00

120.00

2 11-25

x

2

2.00

1.11

2.22

2 11-25

x

3

1.75

60.00

105.00

2 25-36

x

3

1.75

1.11

1.94

2 25-36

x

4

1.75

60.00

105.00

3 36-50

x

4

1.75

1.21

2.12

3 36-50

x

5

1.50

60.00

90.00

3 50-75

x

5

1.50

1.21

1.82

3 50-75

x

6

1.25

60.00

75.00

3 75-100

x

6

1.25

1.21

1.51

3 75-100

x

7

1.00

60.00

60.00

3 100-110

x

7

1.00

1.21

1.21

3 100-110

x

8

1.00

58.00

58.00

4 110-125

x

8

1.00

1.20

1.20

4 110-125

x 9 0.75 58.00 Rata-rata SUM

43.50 772.50

4 125-150 85.83

x 9 Rata-rata

0.75

1.20 SUM

0.90 14.98

4 125-150 1.66

M23

M23

variabel koreksi

PD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

TRP

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

2.61

5.22

1 0-11

x

1

2.00

52.01

104.02

1 0-11

x

2

2.00

2.44

4.88

2 11-25

x

2

2.00

54.51

109.02

2 11-25

x

3

1.75

2.44

4.27

2 25-36

x

3

1.75

54.51

95.39

2 25-36

x

4

1.75

2.56

4.48

3 36-50

x

4

1.75

52.73

92.28

3 36-50

x

5

1.50

2.56

3.84

3 50-75

x

5

1.50

52.73

79.10

3 50-75

x

6

1.25

2.56

3.20

3 75-100

x

6

1.25

52.73

65.91

3 75-100

x

7

1.00

2.56

2.56

3 100-110

x

7

1.00

52.73

52.73

3 100-110

x

8

1.00

2.61

2.61

4 110-125

x

8

1.00

54.02

54.02

4 110-125

x 9 0.75 2.61 Rata-rata SUM

1.96 33.02

4 125-150 3.67

x 9 Rata-rata

0.75

54.02 SUM

40.52 692.98

4 125-150 77.00

C%

hasil

M29

M29

variabel koreksi

pH

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

4.80

9.60

1 0-15

x

1

2.00

1.13

2.26

1 0-15

x

2

2.00

4.70

9.40

2 15-25

x

2

2.00

0.24

0.48

2 15-25

x

3

1.75

4.70

8.23

2 25-50

x

3

1.75

0.24

0.42

2 25-50

x

4

1.50

4.70

7.05

2 50-75

x

4

1.50

0.24

0.36

2 50-75

x

5

1.25

4.70

5.88

2 75-95

x

5

1.25

0.24

0.30

2 75-95

x

6

1.25

4.60

5.75

3 95-100

x

6

1.25

0.06

0.08

3 95-100

x

7

1.00

4.60

4.60

3 100-125

x

7

1.00

0.06

0.06

3 100-125

x

8

0.75

4.60

3.45

3 125-150

x

8

0.75

0.06

0.05

3 125-150

x 9 0.50 4.60 Rata - rata sum

2.30 56.25

3 150-175 6.25

x 9 0.50 0.06 Rata - rata sum

0.03 4.03

3 150-175 0.45

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M29

M29

variabel koreksi P2O5 x

1

2.00

19.41

hasil 38.82

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi 1 0-15

x

1

2.00

N% 0.13

hasil 0.26

Lapisan Kedalaman (cm) 1 0-15

x

2

2.00

18.25

36.50

2 15-25

x

2

2.00

0.13

0.26

2 15-25

x

3

1.75

18.25

31.94

2 25-50

x

3

1.75

0.13

0.23

2 25-50

x

4

1.50

18.25

27.38

2 50-75

x

4

1.50

0.13

0.20

2 50-75

x

5

1.25

18.25

22.81

2 75-95

x

5

1.25

0.13

0.16

2 75-95

x

6

1.25

26.62

33.28

3 95-100

x

6

1.25

0.15

0.19

3 95-100

x

7

1.00

26.62

26.62

3 100-125

x

7

1.00

0.15

0.15

3 100-125

x

8

0.75

26.62

19.97

3 125-150

x

8

0.75

0.15

0.11

3 125-150

x 9 0.50 26.62 Rata - rata sum

13.31 250.62

3 150-175 27.85

x 9 0.50 0.15 Rata - rata sum

0.08 1.63

3 150-175 0.18

M29

M29

variabel koreksi

K

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Ca

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.13

0.26

1 0-15

x

1

2.00

1.22

2.44

1 0-15

x

2

2.00

0.53

1.06

2 15-25

x

2

2.00

1.63

3.26

2 15-25

x

3

1.75

0.53

0.93

2 25-50

x

3

1.75

1.63

2.85

2 25-50

x

4

1.50

0.53

0.80

2 50-75

x

4

1.50

1.63

2.45

2 50-75

x

5

1.25

0.53

0.66

2 75-95

x

5

1.25

1.63

2.04

2 75-95

x

6

1.25

0.40

0.50

3 95-100

x

6

1.25

2.03

2.54

3 95-100

x

7

1.00

0.40

0.40

3 100-125

x

7

1.00

2.03

2.03

3 100-125

x

8

0.75

0.40

0.30

3 125-150

x

8

0.75

2.03

1.52

3 125-150

x 9 0.50 0.40 Rata - rata sum

0.20 5.11

3 150-175 0.57

x 9 0.50 2.03 Rata - rata sum

1.02 20.14

3 150-175 2.24

M29

M29

variabel koreksi

Mg

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Na

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

0.84

1.68

1 0-15

x

1

2.00

0.24

0.48

1 0-15

x

2

2.00

1.26

2.52

2 15-25

x

2

2.00

0.26

0.52

2 15-25

x

3

1.75

1.26

2.21

2 25-50

x

3

1.75

0.26

0.46

2 25-50

x

4

1.50

1.26

1.89

2 50-75

x

4

1.50

0.26

0.39

2 50-75

x

5

1.25

1.26

1.58

2 75-95

x

5

1.25

0.26

0.33

2 75-95

x

6

1.25

0.84

1.05

3 95-100

x

6

1.25

0.24

0.30

3 95-100

x

7

1.00

0.84

0.84

3 100-125

x

7

1.00

0.24

0.24

3 100-125

x

8

0.75

0.84

0.63

3 125-150

x

8

0.75

0.24

0.18

3 125-150

x 9 0.50 0.84 Rata - rata sum

0.42 12.81

3 150-175 1.42

x 9 0.50 0.24 Rata - rata sum

0.12 3.01

3 150-175 0.33

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008

M29

M29

variabel koreksi

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi pasir%

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

KTK

hasil

x

1

2.00

12.50

25.00

1 0-15

x 1

2.00

4.00

8.00

1 0-15

x

2

2.00

20.60

41.20

2 15-25

x 2

2.00

4.00

8.00

2 15-25

x

3

1.75

20.60

36.05

2 25-50

x 3

1.75

4.00

7.00

2 25-50

x

4

1.50

20.60

30.90

2 50-75

x 4

1.50

4.00

6.00

2 50-75

x

5

1.25

20.60

25.75

2 75-95

x 5

1.25

4.00

5.00

2 75-95

x

6

1.25

17.50

21.88

3 95-100

x 6

1.25

6.00

7.50

3 95-100

x

7

1.00

17.50

17.50

3 100-125

x 7

1.00

6.00

6.00

3 100-125

x

8

0.75

17.50

13.13

3 125-150

x 8

0.75

6.00

4.50

3 125-150

x 9 0.50 17.50 Rata - rata sum

8.75 220.15

3 150-175 24.46

x 9 0.50 6.00 Rata - rata sum

3.00 55.00

3 150-175 6.11

M29

M29

variabel koreksi

BD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

Liat

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

1.21

2.42

1 0-15

x 1

2.00

56.00

112.00

1 0-15

x

2

2.00

1.24

2.48

2 15-25

x 2

2.00

60.00

120.00

2 15-25

x

3

1.75

1.24

2.17

2 25-50

x 3

1.75

60.00

105.00

2 25-50

x

4

1.50

1.24

1.86

2 50-75

x 4

1.50

60.00

90.00

2 50-75

x

5

1.25

1.24

1.55

2 75-95

x 5

1.25

60.00

75.00

2 75-95

x

6

1.25

1.41

1.76

3 95-100

x 6

1.25

58.00

72.50

3 95-100

x

7

1.00

1.41

1.41

3 100-125

x 7

1.00

58.00

58.00

3 100-125

x

8

0.75

1.41

1.06

3 125-150

x 8

0.75

58.00

43.50

3 125-150

x 9 0.50 1.41 Rata - rata sum

0.71 15.42

3 150-175 1.71

x 9 0.50 58.00 Rata - rata sum

29.00 705.00

3 150-175 78.33

M29

M29

variabel koreksi

PD

hasil

Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi

TRP

hasil

Lapisan Kedalaman (cm)

x

1

2.00

2.33

4.66

1 0-15

x 1

2.00

48.07

96.14

1 0-15

x

2

2.00

2.54

5.08

2 15-25

x 2

2.00

51.18

102.36

2 15-25

x

3

1.75

2.54

4.45

2 25-50

x 3

1.75

51.18

89.57

2 25-50

x

4

1.50

2.54

3.81

2 50-75

x 4

1.50

51.18

76.77

2 50-75

x

5

1.25

2.54

3.18

2 75-95

x 5

1.25

51.18

63.98

2 75-95

x

6

1.25

2.64

3.30

3 95-100

x 6

1.25

46.59

58.24

3 95-100

x

7

1.00

2.64

2.64

3 100-125

x 7

1.00

46.59

46.59

3 100-125

x

8

0.75

2.64

1.98

3 125-150

x 8

0.75

46.59

34.94

3 125-150

x 9 0.50 2.64 Rata - rata sum

1.32 30.41

3 150-175 3.38

x 9 0.50 46.59 Rata - rata sum

23.30 591.88

3 150-175 65.76

Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008 USU e-Repository © 2008