KAJIAN TUMBUHAN OBAT - ellyn

116 downloads 12333 Views 1MB Size Report
Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai ... Semakin hari data hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat semakin banyak.
KAJIAN TUMBUHAN OBAT BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA

OLEH ELLYN KATHALINA DAMAYANTI E03495038

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999

Kupersembahkan Karya Kecil ini untuk Papa, Mama, Ine dan Chandra

RINGKASAN

Ellyn Kathalina Damayanti. NRP. E03495038. Kajian Tumbuhan Obat berdasarkan Kelompok Penyakit Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia. Di bawah Bimbingan Bapak Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS dan Ibu Dra. Harini M. Sangat. Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai harganya. Potensi tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun, terutama oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan. Telah banyak orang meneliti tentang pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia. Semakin hari data hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat semakin banyak jumlahnya, namun data tersebut sampai saat ini tetap hanya sebagai data dan tersebar di mana-mana. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang menggunakan data tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia sebagai data primer untuk diolah dan disusun sesuai tujuannya sehingga menghasilkan luaran/output baru yang bermanfaat. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk menyembuhkan lima kelompok penyakit peringkat tertinggi pada berbagai etnis di Indonesia, dan (2) mengetahui intensitas penggunaan setiap jenis tumbuhan obat tersebut pada berbagai etnis di Indonesia. Penelitian dilaksanakan di Bogor selama 2 bulan, pada bulan Juni – Juli 1999. Bahan yang digunakan adalah berbagai laporan perjalanan/survei, makalah dalam simposium/seminar, skripsi dan buku-buku yang memuat data tumbuhan obat dan kegunaannya dari berbagai etnis di Indonesia. Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, Software Microsoft Excel 97, Software Microsoft Word 97, Software Paint, dan alat tulis. Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lain tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia. Data primer direkapitulasi dalam bentuk matriks, kemudian diolah dan dianalisis sesuai tujuan penelitian. Data primer yang berhasil dikumpulkan mencakup 45 etnis dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan hasil pengolahan data, ada 9 jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati 8 kelompok penyakit yang termasuk dalam peringkat lima besar kelompok penyakit yang ditemukan pada berbagai etnis di Indonesia. Jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan oleh etnis-etnis untuk mengobati penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br. (pulai). Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. Tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam adalah Kalanchoe pinnata Pers. (cocor bebek). Kemudian, untuk menyembuhkan penyakit diare adalah Psidium guajava L. (jambu biji) dan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) adalah Cassia alata L. (ketepeng). Untuk menyembuhkan penyakit bisul, ternyata ada dua jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan, tetapi etnis penggunanya untuk masing-masing tumbuhan berbeda, yaitu Allium sativum L. (bawang putih)

dan Mimosa pudica L (putri malu). Kaempferia galanga L. atau “kencur”, digunakan untuk mengobati panas. Terakhir, Arcangelisia flava (L.) Merr. (akar kuning) digunakan untuk mengobati sakit kuning. Diantara jenis-jenis tersebut, 4 jenis yang penting untuk dikembangkan adalah Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr.. Selain empat jenis tumbuhan yang telah disebutkan di atas, ada jenis tumbuhan lainnya yang berasal dari hutan, yang digunakan oleh minimal dua etnis yang tidak saling berhubungan sebagai obat pengganti, yaitu Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae) untuk penyakit malaria; Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) untuk penyakit diare; Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk penyakit kulit ringan; dan Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk mengobati sakit kuning. Berdasarkan sukunya (familinya), jenis-jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit termasuk ke dalam 108 suku (famili). Jika dilihat berdasarkan habitusnya, jenisjenis tumbuhan obat tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 habitus, yaitu pohon, perdu, herba, liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu.

KAJIAN TUMBUHAN OBAT BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA

Karya Ilmiah Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

OLEH ELLYN KATHALINA DAMAYANTI E03495038

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999

Judul

: KAJIAN TUMBUHAN OBAT BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA

Nama Mahasiswa

: ELLYN KATHALINA DAMAYANTI

NRP

: E03495038

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I,

Dosen Pembimbing II,

Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS

Dra. Harini M. Sangat

NIP :

NIP :

Mengetahui : Ketua Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan

Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc. NIP :

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Oktober 1975, anak pertama dari ayah bernama Drs. Widji Soekirno dan ibu bernama Sunarni, yang kemudian oleh kedua orang tuanya diberi nama Ellyn Kathalina Damayanti. Sejak kecil penulis tinggal bersama kedua orang tua dan adik-aiknya, Irene Carolina Fatmayanti dan Chandra Irawadi Wijaya di sebuah rumah mungil dan sederhana di tepi Sungai Cisadane. Penulis mulai mengenyam bangku pendidikan pada tahun 1980 di Taman Kanak-Kanak Kusumajaya, Gunung Batu, Bogor, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Panaragan 1, Bogor. Memasuki usia remaja, penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor. Sejak di bangku sekolah dasar, penulis sudah aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Di bangku SMP, selain menjadi Pratama di Gudep 04, penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua 1 OSIS SMP Negeri 4 Bogor, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lain, yaitu seni tari. Kegiatan Pramuka dan seni tari terus diikuti penulis sampai awal pendidikannya di perguruan tinggi. Semasa SMA, penulis pernah dikirim ke Jepang selama satu tahun sebagai salah seorang duta bangsa dalam Program Pertukaran Pelajar AFS. Setelah lulus dari bangku SMA, penulis melanjutkan pendidikannya ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti penulis selama duduk di bangku kuliah adalah sebagai anggota Himakova, Sekretaris BPM-E periode 1997/1998 dan anggota panitia dalam beberapa kegiatan mahasiswa. Seluruh kegiatan praktek lapang dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis, yaitu Praktek Umum Kehutanan di Cagar Alam Leuweung Sancang, KPH Garut dan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan; Praktek Umum Pengelolaan Hutan di KPH Majalengka; dan Praktek Kerja Lapang di HPH PT Roda Mas Timber Kalimantan Coy., Ltd. di Kecamatan Long Pahangai dan Long Bagun, Kabupaten Dati II Kutai, Propinsi Kalimantan Timur. Skripsi ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas akhir penulis sebagai mahasiswa di Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas ridha-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kajian Tumbuhan Obat berdasarkan Kelompok Penyakit Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia” sebagai bagian dari tugas akhir mahasiswa. Skripsi ini adalah hasil dari studi pustaka yang telah dilakukan penulis selama 3 bulan terakhir sebagai bentuk penelitian yang dipilih penulis. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi dunia pendidikan, dan bidang kehutanan khususnya etnobotani. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada : 1.

Bapak Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS dan Ibu Dra. Harini M. Sangat, sebagai dosen pembimbing skripsi dan pemilik semua pustaka yang saya gunakan dalam penelitian,

2.

Dosen penguji,

3.

Papa, Mama, Ine, dan Chandra - atas do’a dan dukungannya,

4.

Bude Tado, Mas Bambang, Mas Pri, Teh Minar dan sanak familiku semua - atas bantuannya,

5.

Mr. Dave Archibald – atas bantuan dananya, Bapak Ir. Tutut Sunarminto, MS dan Ibu Ir. Rr. Melani Abdulkadir, MSc. dengan SOS-nya yang telah memberi jalan untuk mendapatkan bantuan dana penelitian,

6.

Bapak Ir. Arif Aliadi – atas saran-sarannya, dan Mas Ir. Hendi - atas petanya,

7.

Nanti, Dian, Wawan, Cay, dan semua rekan KSH 32 – atas kebersamaannya, dan

8.

Seseorang yang selalu memberikan semangat, nasehat, do’a, dan guyonannya selama Adikmoe ini menyelesaikan skripsi.

Mudah-mudahan budi baik Anda semua mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Amin.

Bogor, September 1999 Penulis,

Ellyn K. Damayanti NRP. E03495038

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………… vii Daftar Isi…………………………………………………………………………………………. viii Daftar Gambar……………………………………………………………………………………. ix Daftar Tabel………………………………………………………………………………………. x Daftar Lampiran…………………………………………………………………………………... xi I.

Pendahuluan…………………………………………………………………………………. 1 A. Latar Belakang………………………………………………………………………….. 1 B. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….. 1 C. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………… 1 D. Output/Luaran Penelitian………………………………………………………………. 2

II.

Metode Penelitian…………………………………………………………………………… 3 A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………………….. 3 B. Bahan dan Alat…………………………………………………………………………. 3 C. Batasan Istilah………………………………………………………………………….. 3 D. Pengumpulan Data……………………………………………………………………… 3 E. Pengolahan Data………………………………………………………………………… 4 F. Analisis Data……………………………………………………………………………. 11

III. Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………………. 13 A. Etnis…………………………………………………………………………………….. 13 B. Kelompok Penyakit…………………………………………………………………….. 14 C. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit…………………………………………………………………….. 17 Alstonia scholaris R. Br………………………………………………………………… 18 Psidium guajava L. …………………………………………………………………….. 21 Cassia alata L. ………………………………………………………………………… 23 Arcangelisia flava (L.) Merr. ………………………………………………………….. 25 D. Jenis Tumbuhan Lain yang Berpotensi sebagai Obat………………………………….. 29 E. Suku dan Habitus Jenis-Jenis Tumbuhan Obat………………………………………… 30 IV. Kesimpulan dan Saran………………………………………………………………………. 33 Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….. 35 Lampiran………………………………………………………………………………………….. 40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Tahapan Pengolahan Data ……………………………………………………. 5 Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia…………………………………………………….. 14 Gambar 3. Peta Penggunaan Alstonia scholaris R. Br. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Malaria dan Sakit Perut…………………………………………………………… 20 Gambar 4. Peta Penggunaan Psidium guajava L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Diare…………………………………………………………………………………… 22 Gambar 5. Peta Penggunaan Cassia alata L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Penyakit Kulit Ringan………………………………………………………………… 24 Gambar 6. Peta Penggunaan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Sakit Kuning…………………………………………………………… 26 Gambar 7. Habitus Jenis Tumbuhan Obat untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit…… 31

DAFTAR TABEL Tabel 1. Matriks Tumbuhan – Etnis – Penyakit …………………………………………………. 4 Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom………. 6 Tabel 3. Kelompok Penyakit dan Tumbuhan Obatnya pada Berbagai Etnis di Indonesia………. 6 Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia………………………………………………………………………………... 7 Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia……………………………………………………………………….. 8 Tabel 6. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia………….. 8 Tabel 7. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………… 9 Tabel 8. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………. 9 Tabel 9. Hasil Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama………. 10 Tabel 10. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia…… 10 Tabel 11. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia………… 15 Tabel 12. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit……… 17 Tabel 13. Jenis Tumbuhan yang Diambil dari Dalam Hutan yang Digunakan oleh Dua Etnis atau Lebih yang Tidak Saling Berhubungan untuk Mengobati Kelompok Penyakit yang Sama……………………………………………………………………. 29 Tabel 14. Peringkat I : Kelompok Penyakit Malaria pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………………….. 42 Tabel 15. Peringkat II : Kelompok Penyakit Demam pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………... 44 Tabel 16. Peringkat II : Kelompok Penyakit Sakit Perut pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya………………………………………………………………. 46 Tabel 17. Peringkat III : Kelompok Penyakit Diare pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………………….. 50 Tabel 18. Peringkat III : Kelompok Penyakit Kulit Ringan pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya………………………………………………………… 52 Tabel 19. Peringkat IV : Kelompok Penyakit Bisul pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………. 55

Tabel 20. Peringkat IV : Kelompok Penyakit Panas pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………. 57 Tabel 21. Peringkat V : Kelompok Sakit Kuning pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………………….. 59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Etnis berdasarkan Letak Etnis per Pulau dari Sabang Sampai Merauke…41 Lampiran 2. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………. 42 Lampiran 3. Kelompok Penyakit Lain yang Dapat Disembuhkan dengan Empat Jenis Tumbuhan Obat Penting…………………………………………………………………………… 61 Lampiran 4. Bagian Tumbuhan yang Digunakan, Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan Obat Penting oleh Berbagai Etnis di Indonesia……………………………………….. 62

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai harganya. Tidak kurang dari 1260 jenis tumbuhan obat ada di hutan tropika Indonesia (Zuhud dan Haryanto, 1994). Potensi tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun, oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan dan di pedesaan. Etnis tersebut memanfaatkan tumbuhan obat sebagai pencegah dan penyembuh berbagai macam penyakit. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari jenis tumbuhannya, bagian yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan penyakit yang disembuhkan merupakan kekayaan pengetahuan masing-masing etnis yang diwariskan secara turun temurun. Selain etnis tersebut, kelompok lain yang juga memanfaatkan kekayaan potensi tumbuhan obat hutan tropika Indonesia adalah para peneliti, mahasiswa, industri jamu dan praktisi pengobatan alternatif yang menggali pengetahuan berbagai etnis melalui eksplorasi, penelitian, atau hanya sebagai hobi, dalam rangka mendokumentasikan keanekaragaman pengetahuan masing-masing etnis dan kemudian turut mempraktekkannya. Hasil pendokumentasian yang diperoleh dan dimanfaatkan oleh para peneliti, mahasiswa, industri jamu dan praktisi pengobatan alternatif diantaranya adalah laporan-laporan perjalanan/survei yang memuat data tentang tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia. Semakin hari data tersebut semakin banyak jumlahnya, dan banyak orang baik dari dalam maupun dari luar negeri yang berminat pada tumbuhan obat, sebagai salah satu obyek dorongan kembali ke alam (trend Back To Nature). Namun, data tentang tumbuhan obat tersebut sampai saat ini tetap hanya sebagai data dan tersebar di mana-mana, karena belum ada yang berminat untuk mengumpulkan dan mengolahnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang menggunakan data tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia sebagai data primer untuk diolah dan disusun secara sistematik sesuai tujuannya sehingga menghasilkan luaran baru yang bermanfaat.

B. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : 1.

Mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk menyembuhkan lima kelompok penyakit peringkat tertinggi pada berbagai etnis di Indonesia.

2.

Mengetahui intensitas penggunaan setiap jenis tumbuhan obat tersebut pada berbagai etnis di Indonesia.

C. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah munculnya beberapa jenis tumbuhan obat potensial yang berasal dari kekayaan pengetahuan dan pengalaman berbagai etnis di Indonesia, yang telah terbukti khasiatnya

2

secara empiris, dengan harapan ada pihak-pihak yang tertarik untuk menindaklanjuti dengan penelitian, pengembangan, dan pemasyarakatan serta pemasarannya.

D. Luaran Luaran yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.

Informasi jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati masing-masing kelompok penyakit penting.

2.

Kompilasi data tumbuhan obat dari berbagai etnis di Indonesia.

II. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bogor selama 2 bulan, pada bulan Juni – Juli 1999. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah berbagai laporan perjalanan/survei, makalah dalam simposium/seminar, skripsi dan buku-buku yang memuat data tumbuhan obat dan kegunaannya dari berbagai etnis di Indonesia. Pemilihan etnis sesuai dengan data hasil penelitian yang ada dalam laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lain yang mewakili pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian, beserta kepulauan di sekitarnya, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, Software Microsoft Excel 97, Software Microsoft Word 97, Software Paint, dan alat tulis.

C. Batasan Istilah Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu : 1.

Kelompok penyakit penting adalah kelompok penyakit yang paling banyak ditemukan berdasarkan laporan dari masing-masing etnis.

2.

Berbagai etnis di Indonesia adalah etnis-etnis yang ada di Indonesia. Dalam penelitian ini, data etnis yang digunakan berjumlah 45 etnis atau 12,2 % dari jumlah seluruh etnis yang ada di Indonesia, dimana jumlah seluruh etnis yang ada di Indonesia adalah ± 370 etnis.

D. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang akan diolah. Tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data primer adalah mencari pustaka yang memuat data tumbuhan obat yang digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia, yaitu laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium dan pustaka lainnya. Data primer diperoleh dari berbagai pustaka, yaitu: 1.

Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I (1992) dan II (1995),

2.

Laporan Teknik 1998/1999 Puslitbang Biologi – LIPI (1999),

3.

Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII (1996),

4.

Prosiding Seminar Konservasi Flora Nusantara (1999),

5.

Irian Jaya : Bungarampai Penelitian Flora dan Fauna Pulau Biak-Supiori dan Yapen (1998),

6.

Kembali ke Alam Manfaatkan Obat Asli Indonesia : Laporan Ekspedisi Biota Medika di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan Cagar Biosfir Bukit Dua Belas Propinsi Riau dan Jambi (1998),

7.

Lontar Usada : Suatu Kajian Etnofarmakologi (1998) - makalah,

4

8.

Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat (1991),

9.

Resep Pusaka Tradisional Madura - buku,

10. Berbagai skripsi tentang pemanfaatan tumbuhan obat.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data penunjang data primer. Data sekunder terdiri dari semua informasi mengenai tumbuhan obat, yang dapat diperoleh melalui : 1.

Studi literatur

2.

Wawancara dengan orang-orang yang berhubungan langsung dengan tumbuhan obat dalam lingkup etnobotani.

E. Pengolahan Data Data primer yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan Software Microsoft Excel 97. Diagram Tahapan Pengolahan Data dapat dilihat dalam gambar 1 pada halaman 5. Tahapan pengolahan data secara rinci adalah sebagai berikut : 1.

Membuat rekapitulasi data tumbuhan obat dalam bentuk matriks, seperti tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Matriks Tumbuhan – Etnis – Penyakit No.

Tumbuhan

Etnis …. Nama lokal Penyakit

Etnis …. Nama lokal Penyakit

Etnis ….,Dst Nama lokal Penyakit

1 2 3 … Dst.

2.

Pengelompokkan jenis penyakit dari berbagai etnis ke dalam kelompok penyakit yang lebih umum, untuk penyakit-penyakit yang dapat dikelompokkan, diantaranya kelompok penyakit : Bisul

: bisul, bisul baru, bisul dalam perut, bisul di kaki, bisul di payudara, koreng, borok, borok bernanah, kulit bernanah.

3.

Demam

: demam, demam (dewasa), demam goyang, demam panas, panas dingin.

Sakit kulit berat

: cacar, cacar air, campak, campak air, eksim.

Sakit kulit ringan

: panu, kadas, kurap, kudis, kutu air, gatal, kaki pecah-pecah.

Sakit perut

: mules, nyeri perut, perut mulas.

Pengkodean nama etnis dan penyusunan matriks menjadi tiga kolom, yaitu kode etnis, nama ilmiah tumbuhan, dan kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :



Pada Workbook 1 buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy dan beri nama Tabel 2.

5

6



Tabel 1 diubah sebagai berikut : 1.

Setiap nama etnis diberi kode : 1,2,3,4, … dst.

2.

No. diganti menjadi Kode etnis.

3.

Copy semua nama ilmiah tumbuhan. Paste-kan di bawah nama ilmiah tumbuhan yang terakhir. Lakukan sebanyak jumlah etnis.

4.

Copy data setiap etnis (nama lokal dan penyakit) dari baris pertama nama ilmiah tumbuhan sampai baris terakhir. Paste-kan pada kolom etnis, sesuai dengan nama ilmiah dan kode etnisnya. Lakukan untuk semua etnis.

5.

Blok semua data etnis dari kolom 4 (etnis nomor 2) sampai kolom paling kanan (etnis nomor terakhir), klik Edit Delete – Entire Column atau shortcut-nya.

Hasil pengolahan data tersebut adalah tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom Kode Etnis 1

Nama Ilmiah Tumbuhan

Nama Lokal

Kelompok Penyakit

2 Dst.

4.

Penyusunan matriks berdasarkan kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :



Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama : Tabel 3.



Tabel 2. diubah sebagai berikut : 1.

Copy kolom kelompok penyakit, letakkan cursor ke cell kode etnis, klik Insert – Column.

2.

Blok kolom kelompok penyakit yang lama (kolom paling kanan), klik Edit – Delete – Entire Column, atau shortcut – nya.

Hasil pengolahan data tersebut adalah tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Kelompok Penyakit dan Tumbuhan Obatnya pada Berbagai Etnis di Indonesia Kelompok Penyakit

5.

Kode Etnis

Nama Ilmiah Tumbuhan

Penyusunan kelompok penyakit berdasarkan abjad A – Z. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :



Nama Lokal

Pada Tabel 3. lakukan : 1.

Blok baris pertama kelompok penyakit sampai baris terakhir nama lokal.

2.

Klik Data – Sort Ascending (AZ) atau shortcut-nya.

7

6.

Pengeliminasian jenis tumbuhan yang tidak digunakan oleh seluruh etnis. Pengeliminasian ini dilakukan karena adanya baris-baris yang kosong pada kolom kelompok penyakit, di bawah nama kelompok penyakit yang terakhir. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah dengan memblok semua baris pada kolom kelompok penyakit yang kosong, lalu klik Edit - Delete Entire Row atau shortcut- nya

7.

Rekapitulasi data kelompok penyakit dan persentasenya pada berbagai etnis di Indonesia. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :



Buat workbook baru, beri nama Workbook 2, pada sheet 1 beri nama Tabel 4., buat tabel seperti tabel 4.



Klik Window – Arrange All : akan tersusun pada layar Workbook 1 Tabel 3. dan Workbook 2 Tabel 4.



Pada Workbook 1 Tabel 3. lakukan : 1.

Letakkan cursor pada cell kelompok penyakit.

2.

Klik Data – Filter – Auto filter.

3.

Klik tanda τ pada cell kelompok penyakit, pilih satu kelompok penyakit.

4.

Hitung jumlah etnis melalui kode etnisnya, pindah ke Workbook 2 Tabel 4., tuliskan jumlah etnis pada kolom [3] dan kode etnisnya pada kolom [5] ⇐ jumlah etnis pada kolom [5] harus sama dengan isi kolom [3].

5.

Pindah ke Workbook 1 Tabel 3., klik tanda τ pada cell Nama Ilmiah Tumbuhan, hitung jenis tumbuhan yang ada dalam tanda τ, pindah ke Workbook 2 Tabel 4., tuliskan jumlah tumbuhan pada kolom [6].

6.

Pindah ke Workbook 1 Tabel 3., ulangi langkah 3 sampai 5, sampai semua kelompok penyakit tertulis datanya.

7.

Hitung persentase penyakit pada etnis.

8.

Pindah ke Workbook 1, buka sheet baru, beri nama Tabel 4..

9.

Pindah ke Workbook 2, copy Tabel 4., paste-kan pada Workbook 1 sheet Tabel 4.. Klik tanda maximize, agar tampilan workbook 1 kembali ke layar penuh.

Hasil pengolahan data tahap tersebut seperti pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia No [1]

Kelompok Penyakit [2]

Jumlah [3]

Etnis ditemukannya penyakit Persentase (%) Kode Etnis [4] [5]

Jumlah Tumbuhan Yang digunakan [6]

Keterangan : Persentase Penyakit = jumlah etnis ditemukannya penyakit / jumlah seluruh etnis dalam penelitian x 100 %

8

8.

a. Penyusunan kelompok penyakit berdasarkan peringkat persentase penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :



Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, kosongkan sheet tersebut, dan beri nama : Tabel 5.



Pada Workbook 2 Tabel 4. lakukan : 1.

Copy kolom persentase, letakkan cursor ke kolom No., klik Insert - Column.

2.

Blok baris pertama persentase (kolom paling kiri) sampai baris terakhir kolom jumlah tumbuhan yang digunakan atau [6] atau kolom paling kanan.

3.

Klik shortcut Sort Descending (ZA).

4.

Blok kolom paling kiri (persentase), klik Edit - Delete – Entire Column atau shortcut-nya.

5.

Ganti No. dengan Peringkat penyakit.

6.

Periksa apakah persentase penyakit sudah tersusun dari yang terbesar ke yang terkecil.

7.

Beri angka peringkat pada kolom Peringkat penyakit.

8.

Copy Workbook 2 Tabel 4., paste-kan ke Workbook 1 Tabel 5. Klik tanda maximize agar tampilan workbook 1 kembali ke layar penuh.

Hasil pengolahan data tahap ini adalah tabel 5 seperti di bawah ini : Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia Peringkat Penyakit [1] 1 2 3 … … Dst

Kelompok Penyakit [2]

Jumlah [3]

Etnis ditemukannya penyakit Persentase (%) Kode Etnis [4] [5]

Jumlah Tumbuhan yang digunakan [6]

b. Menentukan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut : ⎝

Copy Tabel 5., dari cell peringkat penyakit sampai peringkat 5 kolom [6].



Paste-kan pada kolom 8, dan beri nama Tabel 6.. Hasil pengolahan data tahap ini adalah tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia Peringkat Penyakit [1] 1 2 3 4 5

Kelompok Penyakit [2]

Jumlah [3]

Etnis ditemukannya penyakit Persentase (%) Kode Etnis [4] [5]

Jumlah Tumbuhan yang digunakan [6]

9

9.

Menentukan jenis-jenis tumbuhan obat dari berbagai etnis yang dapat menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit tersebut. Prosedur pengolahan data tahap 9 ini adalah sebagai berikut :



Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit - Move or Copy Sheet – Create a Copy, kosongkan sheet tersebut, dan beri nama Tabel 7.



Buat tabel seperti tabel 7.



Buka Workbook 1 Tabel 3. yang sudah di-sort–ascending, copy kelompok penyakit yang termasuk ke dalam peringkat lima besar beserta semua jenis tumbuhannya.



Kembali ke Tabel 7., paste-kan masing-masing kelompok penyakit dan tumbuhannya sesuai peringkat. Adapun bentuk tabel 7 adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis Tumbuhan Obatnya Peringkat Penyakit

Kelompok Penyakit

Kode Etnis

Nama Ilmiah Tumbuhan

Nama Lokal Tumbuhan

10. Penyusunan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia berdasarkan jenis tumbuhan obatnya. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut : ⎝

Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama Tabel 8.



Copy kolom nama ilmiah tumbuhan dan nama lokal, letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Insert-Column atau shortcut-nya, blok dua kolom paling kanan, klik Edit - Delete – Column atau shortcut-nya. Berikut ini adalah contoh tabel 8 hasil dari pengolahan data tahap 10 :

Tabel 8. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya Nama Ilmiah Tumbuhan

Nama Lokal Tumbuhan

Peringkat Penyakit

Kelompok Penyakit

Kode Etnis

11. a. Penyusunan jenis tumbuhan obat berdasarkan abjad A - Z dalam setiap penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut : ⎝

Pada setiap kelompok penyakit, blok baris pertama kolom nama ilmiah tumbuhan sampai baris terakhir kolom kode etnis.



Klik Data – Sort Ascending (AZ) atau shortcut-nya.

b. Penyaringan kode etnis untuk setiap jenis tumbuhan obat yang sama untuk penyakit yang sama.

10

Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut : ⎝

Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama Tabel 9.



Copy kolom peringkat penyakit, letakkan cursor pada cell nama ilmiah tumbuhan, klik Insert – Column.



Blok kolom peringkat penyakit yang lama, klik Edit - Delete – Entire Column.



Blok kolom nama lokal tumbuhan, klik Edit - Delete – Entire Column.



Lebarkan kolom kode etnis.



Letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Data – Filter – Auto Filter, dan kemudian : 1.

Klik tanda τ pada cell kelompok Penyakit, pilih satu kelompok Penyakit.

2.

Klik tanda τ pada cell nama ilmiah tumbuhan, pilih satu jenis tumbuhan.

3.

Periksa apakah nama ilmiah tumbuhan itu lebih dari satu.

4.

Jika ya, periksa kode etnisnya.

5.

Pada baris pertama kode etnis, tuliskan kode etnis yang ada di bawahnya (dijadikan satu dalam satu cell dan masing-masing kode etnis dipisahkan dengan tanda koma).

6. ⎝

Blok kode etnis pada baris kedua dst., klik Edit – Delete - Entire Row atau shortcut-nya.

Ulangi langkah 2 - 6 untuk nama ilmiah tumbuhan yang lain dan langkah 1 – 6 untuk kelompok penyakit yang lain. Hasil pengolahan data tahap ini seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Hasil Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama Peringkat Penyakit 1

Nama Ilmiah Tumbuhan

Kelompok Penyakit

Kode Etnis 1,2,3,…

12. Menentukan persentase penggunaan setiap jenis tumbuhan obat untuk setiap kelompok penyakit dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut : ⎝

Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a Copy, dan beri nama Tabel 10.



Tambahkan satu kolom paling kanan dan beri nama Persentase.



Hitung persentase penggunaan setiap tumbuhan obat untuk kelompok penyakit tertentu dan tuliskan dalam kolom persentase. Bentuk tabel 10 adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia Peringkat Kelompok Penyakit Penyakit

Nama Ilmiah Tumbuhan

Etnis ditemukannya penyakit Kode Etnis Persentase (%)

11

Keterangan : Persentase Penggunaan Tumbuhan Obat = Jumlah etnis yang menggunakan tumbuhan obat tertentu untuk penyakit tertentu / jumlah seluruh etnis dalam penelitian x 100 %

13. Menentukan tumbuhan obat yang memiliki persentase penggunaan paling tinggi untuk setiap penyakit dari peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut : ⎝

Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit - Move or Copy Sheet – Create a Copy, beri nama Tabel 11.



Pindah ke Tabel 10., letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Data – Filter – Auto Filter dan lakukan : 1.

Klik tanda τ pada cell kelompok penyakit, pilih satu kelompok penyakit.

2.

Klik tanda τ pada cell persentase, pilih persentase yang terbesar.

3.

Copy baris tersebut dan paste-kan ke Tabel 11.

4.

Jika persentase terbesar (dengan angka yang sama) terdapat lebih dari satu, lakukan langkah 3 untuk semuanya.

F. Analisis Data Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan keterangan pada berbagai pustaka, yang memuat tentang jenis-jenis tumbuhan dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Hasil yang dianalisis adalah jenis-jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk mengobati peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia. Kemudian dipilih jenis-jenis tumbuhan yang dianggap penting, yaitu yang memiliki minimal satu karakteristik sebagai berikut : a.

diambil dari dalam hutan

b.

diambil di luar hutan tetapi sudah terkenal

c.

jenis tumbuhan langka.

Jenis-jenis yang terpilih kemudian dianalisis berdasarkan penyebaran, ekologi, kegunaan lain, bagian yang digunakan, dan status kelangkaannya. Kategori kelangkaan menurut IUCN Plant Red Data Book (Rifai, dkk., 1992) : 1.

Punah (extinct) Punah (extinct) adalah sebutan yang diberikan pada jenis tumbuhan yang diketahui atau dianggap telah musnah dan hilang sama sekali dari permukaan bumi.

2.

Genting (endangered)

12

Genting (endangered) adalah jenis yang teancam kepunahan dan tidak akan dapat bertahan tanpa perlindungan yang ketat untuk menyelamatkan kelangsungan hidupnya. 3.

Rawan (vulnerable) Rawan (vulnerable) adalah kategori untuk jenis yang tidak segera terancam kepunahan tetapi terdapat dalam jumlah yang sedikit dan eksploitasinya terus berjalan sehingga perlu dilindungi.

4.

Jarang (rare) Jarang (rare) adalah jenis yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau daerah penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat.

5.

Terkikis (indeterminate) Terkikis (indeterminate) adalah sebutan untuk jenis yang jelas mengalami proses kelangkaan tetapi informasi keadaan sebenarnya belum mencukupi untuk menempatkannya secara pasti dalam salah satu kategori di atas. Analisis data selanjutnya adalah menentukan jenis tumbuhan untuk peringkat lima besar

kelompok penyakit yang diambil dari dalam hutan yang digunakan oleh minimal 2 etnis yang berbeda untuk kelompok penyakit yang sama. Kedua etnis tersebut harus berada di dua pulau atau kepulauan yang berbeda, untuk menunjukkan bahwa kedua etnis tersebut tidak saling berinteraksi. Analisis terakhir adalah melihat keanekaragaman jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit berdasarkan suku/famili, dan habitusnya. Adapun habitus berbagai jenis tumbuhan menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut : 1). Pohon Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang yang jelas, dan bercabang jauh dari permukaan tanah. 2). Perdu Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar, dan bercabang dekat dengan permukaan tanah atau di dalam tanah. 3). Herba Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair. 4). Liana Liana adalah tumbuhan berkayu, yang batangnya menjalar/memanjat pada tumbuhan lain. 5). Tumbuhan Memanjat Tumbuhan memanjat adalah herba yang memanjat pada tumbuhan atau benda lain. 6). Paku Paku adalah tumbuhan yang tergolong dalam devisi (devisio) Pteridophyta (tumbuhan paku). 7). Bambu Bambu adalah tumbuhan berkayu, memiliki batang yang beruas-ruas dan berongga.

1. Data Tumbuhan Obat dan Penyakitnya dari Berbagai Etnis di Indonesia

11. a. Penyusunan Jenis Tumbuhan Obat berdasarkan Abjad A - Z dalam Setiap Penyakit

11b. Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama

2. Rekapitulasi Data ke Dalam Bentuk Matriks Tumbuhan – Etnis Penyakit

10. Penyusunan Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya

3. Pengkodean Etnis dan Penyusunan Matrik ke dalam Tiga Kolom

9. Pencarian Jenis-Jenis Tumbuhan Obat dari Berbagai Etnis yang Dapat Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Penyakit

12. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis

4. Penyusunan Matriks berdasarkan Jenis Penyakit

8. b. Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

13 . Pencarian Tumbuhan Obat yang Memiliki Persentase Penggunaan Paling Tinggi untuk Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Penyakit

5. Penyusunan Jenis Penyakit berdasarkan Abjad A – Z

8. a. Penyusunan Jenis Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis

14. Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Menyembuhkan Setiap Penyakit dari Peringkat Lima Besar Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia

Gambar 1. Diagram Tahapan Pengolahan Data

6. Pengeliminasian Jenis Tumbuhan yang Tidak Digunakan oleh Seluruh Etnis

7. Rekapitulasi Data Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia

15. Analisis Data

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Etnis Dari berbagai pustaka berupa laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lainnya tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia, yang tercakup 49 laporan penelitian, diperoleh data pemanfaatan tumbuhan obat dari 45 etnis atau 12,2 % dari seluruh etnis yang ada di Indonesia. Adanya perbedaan jumlah penelitian dan jumlah etnis disebabkan oleh karena satu penelitian belum tentu membahas satu etnis dan satu etnis belum tentu dibahas dalam satu penelitian. Penyebaran seluruh etnis yang tercakup dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia, pada halaman 14. Data tentang etnis, yaitu nama etnis dan letaknya secara administrasi pemerintahan dapat dilihat dalam Lampiran 1. Dalam penelitian ini, suatu etnis ditentukan berdasarkan etnisnya, bukan sebutan bagi kelompok atau lokasinya. Sebagai contoh, beberapa penelitian yang dilakukan di Jawa Barat, yaitu di Masyarakat Kasepuhan, Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, Majalengka dan Sumedang, Ciamis, Sukabumi, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Masyarakat Sunda, semuanya digolongkan ke dalam Etnis Sunda, karena bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda. Contoh lainnya, dalam satu penelitian tentang Orang Sumbawa Barat Daya (Darnaedi dan Rodani, 1995), disebutkan bahwa yang termasuk Orang Sumbawa Barat Daya adalah kelompok etnis Maluk, Tongo, Sejorong, Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah, Tatar, Singa, dan Nangkalanung. Walaupun bahasa dalam nama lokal tumbuhan obat yang digunakan oleh seluruh etnis tersebut sama, Orang Sumbawa Barat Daya dipisahkan menjadi 8 etnis. Beberapa pengertian etnis, suku bangsa dan masyarakat terasing adalah sebagai berikut : (1) Etnik atau etnis adalah sebuah kata sifat yang berarti suatu hal yang bertalian dengan kelompok sosial atau sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu, karena keturunan, adat, agama, bahasa, dsb. Secara umum di Indonesia, etnik atau etnis disebut sebagai suku bangsa. (2) Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988). (3) Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia dalam Koentjaraningrat (1993), masyarakat terasing adalah masyarakat yang terisolasi dan memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dengan masyarakat lain yang lebih maju sehingga bersifat terbelakang serta tertinggal dalam proses pengembangan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, keagamaan, dan sosiologi. Berikut ini pemetaan letak berbagai etnis berdasarkan letak etnis per pulau dari Sabang sampai Merauke :

14

Berikut ini pemetaan letak berbagai etnis berdasarkan letak etnis per pulau dari Sabang sampai Merauke :

Legenda : 1 Aceh (Aceh) 16 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 17 3 Melayu Tradisional (Riau-Jambi) 18 4 Anak Dalam (Jambi) 19 5 Rejang (Bengkulu) 20 6 Sakai (Riau) 21 7 Anak Dalam (Sumsel) 22 8 Mentawai (Sumbar) 23 9 Sunda (Jabar) 24 10 Badui Dalam (Jabar) 25 11 Badui Luar (Jabar) 26 12 Jawa (Jateng – Jatim) 27 13 Madura (Jatim) 28 14 Bali (Bali) 29 15 Maluk (NTB) 30

Tongo (NTB) Sejorong (NTB) Sekongkang Atas (NTB) Sekongkang Bawah (NTB) Tatar (NTB) Singa (NTB) Nangkalanung (NTB) Samawa (NTB) Dawan (NTT) Sumba (NTT) Atoni (NTT) Melayu (Kalbar) Dayak (Kalbar) Dayak Kendayan (Kalbar) Dayak Ngaju (Kalteng)

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Dayak Ot Danum (Kalteng) Dayak Tunjung (Kaltim) Kutai (Kaltim) Punan Lisum (Kaltim) Punan Bekatan (Kaltim) Bolaangmongondow (Sulut) Gorontalo (Sulut) Menado (Sulut) Saluan (Sulteng) Ambon (Maluku) Yapen-Waropen (Irian Jaya) Upuya (Irian Jaya) Awarawi (Irian Jaya) Busami (Irian Jaya) Dani (Irian Jaya)

Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia

15

B. Kelompok Penyakit Pengolahan data, dimulai dari pengelompokkan jenis penyakit ke yang lebih umum sampai penyusunan peringkat kelompok penyakit, menghasilkan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia yang terdiri dari 8 kelompok penyakit, seperti pada tabel 11. sebagai berikut : Tabel 11. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia Peringkat penyakit

Kelompok Penyakit

1

Malaria

34

Persentase (%) 75,56

2

Demam

30

66,67

2

Sakit perut

30

66,67

3

Diare

27

60,00

3

27

60,00

4

Sakit ringan Bisul

26

57,78

4

Sakit Panas

26

57,78

5

Sakit kuning

25

55,56

Kulit

Jumlah

Etnis Ditemukannya Penyakit Kode Etnis 1,2,3,4,5,6,7,9,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,40,45 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,23,24,25,26,27,29, 30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,23,24,25,26,28,29,30,31,32, 33,34,35,36,38,40,42,43,44,45 1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,13,14,25,26,28,29,30,31,32, 34,35,36,37,38,39,40,45 1,2,3,4,6,7,9,12,13,14,23,25,26,27,29,30,31,32,33, 34,35,36,37,38,39,40,45 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,23,25,26,27,28,29,30,31,32, 33,35,36,38,40,45 1,6,7,9,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,28,30,31,33, 34,35,38,39,40,42,43,44 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,23,26,28,30,31,32, 36,37,38,39,40

Jumlah Jenis Tumbuhan yang digunakan 78 133 110 75 98 79 67 63

Kelompok penyakit yang menduduki peringkat pertama adalah malaria. Penyakit malaria dapat ditemukan di 34 etnis yang ada di Indonesia atau 75,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian, dengan jenis tumbuhan yang digunakan oleh ke-34 etnis tersebut berjumlah 78 jenis. Kelompok penyakit pada peringkat kedua adalah penyakit demam dan sakit perut, yang masing-masing ditemukan di 30 etnis di Indonesia atau 66,67 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam ada 139 jenis, sedangkan untuk sakit perut berjumlah 110 jenis. Kelompok penyakit di peringkat ketiga adalah penyakit diare dan sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), yang masing-masing ditemukan di 27 etnis di Indonesia atau 60,00 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis-etnis tersebut untuk menyembuhkan diare ada 75 jenis, sedangkan yang digunakan untuk menyembuhkan sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) ada 98 jenis. Pada peringkat keempat, kelompok penyakitnya adalah penyakit bisul dan sakit panas, masing-masing ditemukan pada 26 etnis atau 57,78 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis-etnis tersebut untuk menyembuhkan penyakit bisul ada 79 jenis dan untuk sakit panas ada 67 jenis. Terakhir, kelompok penyakit yang menempati peringkat kelima adalah sakit kuning atau yang saat ini terkenal dengan lever dan hepatitis. Kelompok penyakit ini ditemukan di 25 etnis di Indonesia

16

atau 55,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Etnis-etnis ini menggunakan 63 jenis tumbuhan untuk menyembuhkan sakit kuning. Ada banyak jenis tumbuhan yang digunakan oleh berbagai etnis untuk mengobati setiap kelompok penyakit dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Jenis-jenis tumbuhan tersebut masing-masing memiliki persentase penggunaan oleh berbagai etnis yang berkisar antara 2,22 % sampai 28,89 %. Salah satu tahapan pengolahan data dalam metode penelitian adalah pengelompokkan jenis penyakit ke yang lebih umum. Alasan adanya pengelompokkan jenis penyakit ini, karena jenis-jenis penyakit yang disebutkan oleh suatu etnis cenderung sangat spesifik dan kadang-kadang tidak logis, sehingga kemungkinan besar tidak ditemukan pada etnis lainnya. Jenis-jenis penyakit yang dikelompokkan adalah jenis penyakit yang memiliki persamaan ciri-ciri penyakit, seperti gejala, keadaan pada saat penyakit menyerang, hasil akhir dari penyakit tersebut, dan cara penanganannya. Tidak semua penyakit dapat dikelompokkan, karena memiliki ciri-ciri tersendiri yang tidak dapat disatukan ke dalam kelompok yang lebih umum, seperti penyakit berdasarkan penggolongan umur, misalnya batuk pada bayi, anak-anak, dan dewasa, ketiganya tidak dapat disatukan ke dalam kelompok batuk, karena cara penanganan dan jenis tumbuhan obat yang digunakan berbeda. Contoh lain adalah penyakit berdasarkan penggolongan jenis kelamin, misalnya mandul untuk pria dan wanita. Keduanya tidak dapat disatukan ke dalam kelompok mandul, karena tubuh pria dan wanita berbeda dalam berbagai hal dan jenis tumbuhan obat yang digunakan pun berbeda. Berikut ini beberapa kelompok penyakit yang berasal dari jenis-jenis penyakit yang dikelompokkan : Batuk berat

: batuk + sesak nafas, batuk 100 hari, batuk berdarah, batuk bronchitis, batuk rejan, batuk kronis, batuk terus-menerus, batuk + riak sulit keluar, batuk berdahak, batuk kering.

Batuk ringan

: batuk + sakit tenggorokan, batuk + kerongkongan kering, batuk serak, batuk gatal

Bisul

: bisul, bisul baru, bisul dalam perut, bisul di kaki, bisul di payudara, koreng, borok, borok bernanah, kulit bernanah.

Demam

: demam, demam (dewasa), demam goyang, demam panas, panas dingin.

Digigit ular

: kena racun ular

Gatal

: gatal, gatal-gatal, gatal/bengkak.

Sakit kulit berat : cacar, cacar air, campak, campak air, eksim. Sakit kulit ringan : panu, kadas, kurap, kudis, kutu air, gatal, kaki pecah-pecah. Luka berat

: luka bengkak, luka bernanah, luka dalam, luka memar, luka membusuk, luka terpotong.

Luka ringan

: luka baru, luka iris, luka kena benda tajam, luka tergores.

Sakit kepala

: sakit kepala, pusing, sakit kepala mata gelap, sakit kepala sebelah.

17

Sakit perut

: mules, nyeri perut, perut mulas.

Sembelit

: susah berak, susah buang air.

Susah kencing

: susah kencing, air seni, peluruh air seni.

C. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit Berdasarkan hasil pengolahan data, ada 8 jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan oleh etnis-etnis untuk menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit. Jenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br. (pulai), digunakan oleh 9 etnis atau 20,00 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Selain untuk menyembuhkan penyakit malaria, Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. Jenis ini digunakan oleh 7 etnis di Indonesia atau 15,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam adalah Kalanchoe pinnata Pers. (cocor bebek). Kalanchoe pinnata Pers. Digunakan oleh 5 etnis di Indonesia atau 11,11 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Kemudian, untuk menyembuhkan penyakit diare dan sakit kulit ringan, yang menduduki peringkat ketiga, masing-masing adalah Psidium guajava L. (jambu biji) dan Cassia alata L. (ketepeng), dengan jumlah etnis pengguna masing-masing 12 dan 13 etnis atau 26,67 % dan 28,89 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Untuk menyembuhkan penyakit bisul, ternyata ada dua jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan, tetapi etnis penggunanya untuk masing-masing tumbuhan berbeda. Tumbuhan tersebut adalah Allium sativum L. (bawang putih) dan Mimosa pudica L (putri malu). Kedua tumbuhan ini masing-masing digunakan oleh 3 etnis atau 6,67 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Kaempferia galanga L. atau yang terkenal dengan nama “kencur”, digunakan oleh 10 etnis atau 22,22 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian untuk mengobati sakit panas. Terakhir, Arcangelisia flava (L.) Merr. (akar kuning) digunakan oleh 4 etnis atau 8,89 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian untuk mengobati sakit kuning. Jenis-jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan untuk peringkat lima besar kelompok penyakit secara rinci tercantum dalam tabel 12 sebagai berikut : Tabel 12. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit Peringkat penyakit

Kelompok Penyakit

1

Malaria

2

Demam

2

Sakit perut

3

Diare

3

Sakit Kulit ringan

Nama Ilmiah Tumbuhan

Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae) Kalanchoe pinnata Pers. (Crassulaceae) Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae) Psidium guajava L. (Myrtaceae) Cassia alata L. (Fabaceae)

Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah 1,7,9,12,24,25,32,36,38

9

Persentase (%) 20,00

4,9,26,29,36,37,38

7

15,56

2,7,42,43,44

5

11,11

1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40

12

26,67

1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39

13

28,89

18

Peringkat penyakit

Kelompok Penyakit

4

Bisul

4

Bisul

4

Sakit Panas

5

Sakit kuning

Nama Ilmiah Tumbuhan

Allium sativum L. (Liliaceae) Mimosa pudica L. (Fabaceae) Kaempferia galanga L. (Zingiberaceae) Arcangelisia flava (L.) Merr. (Menispermaceae)

Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah 9,14,40

3

Persentase (%) 6,67

6,30,31

3

6,67

19,21,27,28,29,30,31,32,33,39

10

22,22

2,4,38,39

4

8,89

Keterangan Kode Etnis : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Etnis Aceh (Aceh) Etnis Talang Mamak (Riau-Jambi) Etnis Melayu Tradisional (Riau-Jambi) Etnis Anak Dalam (Jambi) Etnis Rejang (Bengkulu) Etnis Sakai (Riau) Etnis Anak Dalam (Sumsel) Etnis Mentawai (Sumbar) Etnis Sunda (Jabar) Etnis Badui Dalam (Jabar) Etnis Badui Luar (Jabar) Etnis Jawa (Jateng – Jatim) Etnis Madura (Jatim) Etnis Bali (Bali) Etnis Maluk (NTB) Etnis Tongo (NTB) Etnis Sejorong (NTB) Etnis Sekongkang Atas (NTB) Etnis Sekongkang Bawah (NTB) Etnis Tatar (NTB) Etnis Singa (NTB) Etnis Nangkalanung (NTB) Etnis Samawa (NTB)

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Etnis Dawan (NTT) Etnis Sumba (NTT) Etnis Atoni (NTT) Etnis Melayu (Kalbar) Etnis Dayak (Kalbar) Etnis Dayak Kendayan (Kalbar) Etnis Dayak Ngaju (Kalteng) Etnis Dayak Ot Danum (Kalteng) Etnis Dayak Tunjung (Kaltim) Etnis Kutai (Kaltim) Etnis Punan Lisum (Kaltim) Etnis Punan Bekatan (Kaltim) Etnis Bolaangmongondow (Sulut) Etnis Gorontalo (Sulut) Etnis Menado (Sulut) Etnis Saluan (Sulteng) Etnis Ambon (Maluku) Etnis Yapen-Waropen (Irja) Etnis Upuya (Irian Jaya) Etnis Awarawi (Irian Jaya) Etnis Busami (Irian Jaya) Etnis Dani (Irian Jaya)

Diantara delapan jenis tumbuhan tersebut, hanya dua tumbuhan saja yang diambil oleh etnis dari dalam hutan dan tergolong tumbuhan langka, yaitu Alstonia scholaris R. Br. dan Arcangelisia flava (L.) Merr.. Jenis tumbuhan lainnya telah ditanam di pekarangan, di kebun dan di ladang. Namun, diantara jenis tumbuhan yang telah ditanam di luar hutan tersebut, ada 2 jenis tumbuhan yang terkenal di berbagai etnis untuk menyembuhkan penyakit, yaitu Psidium guajava L. untuk menyembuhkan diare dan Cassia alata L. untuk menyembuhkan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.). Dalam tulisan ini akan diuraikan empat jenis tumbuhan yang dianggap paling berpotensi untuk menyembuhkan penyakit. Jenis tumbuhan tersebut adalah Alstonia scholaris R. Br. untuk menyembuhkan penyakit malaria (peringkat 1) dan sakit perut (peringkat 2), Psidium guajava L. untuk menyembuhkan penyakit diare (peringkat 3), Cassia alata L. untuk menyembuhkan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) (peringkat 3), dan Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk menyembuhkan penyakit kuning (peringkat 5).

19

Alstonia scholaris R. Br. Penyebaran dan Ekologi Alstonia scholaris R. Br. adalah salah satu jenis dari marga Alstonia, suku Apocynaceae, yang paling tersebar luas, dapat ditemukan mulai dari Sri Lanka dan India sampai daratan Asia Tenggara dan Cina Selatan, melalui Malesia sampai ke Australia bagian utara, Kepulauan Bismarck dan Solomon (Soerianegara dan Leemens, 1994). Di Jawa, umumnya tumbuh tersebar di bawah 900 mdpl (Heyne, 1987). Biasanya tumbuh di hutan jati, hutan campuran, dan hutan kecil di pedesaan. Kadangkadang ditanam sebagai tanaman hias (Depkes RI, 1980).

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Alstonia scholaris R. Br. Ada sembilan etnis yang menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat malaria, yaitu Etnis Aceh (Aceh), Anak Dalam (Sumatera Selatan), Sunda (Jawa Barat), Jawa (Jawa Tengah-Jawa Timur), Dawan (NTT), Sumba (NTT), Dayak Tunjung (Kalimantan Timur), Bolaangmongondow (Sulawesi Utara) dan Menado (Sulawesi Utara). Selain sebagai obat malaria, Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan sebagai obat sakit perut oleh 5 etnis lainnya, yaitu Etnis Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak Dalam (Sumatera Selatan), Upuya, Arawawi, dan Busami (Irian Jaya). Letak etnis-etnis pengguna Alstonia scholaris R. Br. dapat dilihat dalam Gambar 3. Nama lokal Alstonia scholaris R. Br. di berbagai etnis pengguna adalah rubeek (Etnis Aceh), pulai (Etnis Talang Mamak), pule (Etnis Anak Dalam di Sumatera Selatan, Sunda, dan Jawa), rita (Etnis Sumba), pelai hitam (Etnis Dayak Tunjung), deangow (Etnis Menado), dan yawa (Etnis Upuya, Awarawi, dan Busami).

Bagian yang Digunakan Sembilan etnis yang menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat malaria, 8 etnis diantaranya menggunakan kulit kayu/batang, dan akar, sedangkan hanya satu etnis yang menggunakan getah batangnya. Kulit kayu/batang, dan akar direbus atau direndam, kemudian airnya diminum. Ada juga etnis yang menggunakan kulit kayu/batang dengan cara diparut, direbus, dan airnya diminum. Bagian yang digunakan, cara pengolahan, dan cara penggunaan jenis tumbuhan ini oleh berbagai etnis dapat dilihat dalam Lampiran 3. Dari pengolahan kulit kayu/batang, dan akar Alstonia scholaris R. Br. oleh berbagai etnis dengan cara direbus, kemudian airnya diminum, dapat diketahui bahwa obat malaria dari jenis Alstonia scholaris R. Br. harus digunakan dalam bentuk cairan atau sirup. Lima etnis menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat sakit perut. Bagian yang digunakan adalah pucuk daun, kulit kayu, dan kulit kayu, dan akar. Pucuk daun Alstonia scholaris R. Br. tanpa diolah, langsung dimakan, sedangkan kulit kayu diseduh terlebih dahulu, kemudian airnya diminum.

20

Legenda : Etnis Pengguna Alstonia scholaris R. Br. untuk Obat Malaria Etnis Pengguna Alstonia scholaris R. Br. untuk Obat Sakit Perut 1 2 7 9

Aceh (Aceh) Talang Mamak (Riau-Jambi) Anak Dalam (Sumsel) Sunda (Jabar)

12 Jawa (Jateng – Jatim) 24 Dawan (NTT) 25 Sumba (NTT) 32 Dayak Tunjung (Kaltim)

36 38 42 43 44

Bolaangmongondow (Sulut) Menado (Sulut) Upuya (Irian Jaya) Awarawi (Irian Jaya) Busami (Irian Jaya)

Gambar 3. Peta Penggunaan Alstonia scholaris R. Br. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Malaria dan Sakit Perut

21

Kegunaan Lain Alstonia scholaris R. Br. dalam penelitian ini muncul sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit malaria dan sakit perut. Tetapi selain itu, dari hasil penelitian ini juga yang tercantum dalam Lampiran 2, ada 20 kelompok penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan obat yang terbuat dari Alstonia scholaris R. Br. Jansen, dkk. (1993) menyebutkan beberapa kegunaan lain jenis Alstonia scholaris R. Br. selain sebagai tumbuhan obat, yaitu jenis tumbuhan yang : (1) diambil kayunya, (2) diambil getahnya, (3), penghasil lateks, (4) penghasil racun, diantaranya insektisida, (5) digunakan sebagai tanaman pagar dan tepi jalan, dan (6) dapat dijadikan tanaman hias.

Status Kelangkaan Alstonia scholaris R. Br. adalah salah satu jenis tumbuhan yang tergolong langka, yang termasuk kategori jarang (rare), yaitu jenis yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau daerah penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat (Rifai, dkk., 1992). Jenis ini walaupun penyebarannya luas, namun ternyata saat ini sulit ditemukan di lapangan. Beberapa penyebab terjadinya kelangkaan tersebut diantaranya : 1.

Alstonia scholaris R. Br. banyak diburu, karena banyak digunakan orang,

2.

populasi dan penyebarannya terbatas, dan

3.

belum ada usaha pembudidayaannya. Psidium guajava L.

Penyebaran dan Ekologi Psidium guajava L. berasal dari daerah tropik Amerika. De Candolle dalam Verheij dan Coronel (1997) berpendapat bahwa Psidium guajava L. berasal dari daerah antara Meksiko dan Peru. Orang-orang Spanyol membawanya menyeberangi Pasifik ke Filipina dan orang-orang Portugis mengintroduksikannya dari Barat ke India. Kini Psidium guajava L. tersebar dengan baik dan telah meliar kembali di daerah-daerah tropik dan subtropik. Psidium guajava L. merupakan pohon yang dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi pertumbuhan. Di daerah tropik, jenis ini dapat ditemukan dari 0 sampai 1500 mdpl. Jenis ini dapat tahan pada suhu antara 15-45°C, untuk mendapatkan hasil yang tinggi tercatat pada suhu 23-28°C. Untuk produksi maksimum di daerah tropik, jenis ini memerlukan curah hujan antara 1000-2000 mm dan terbagi rata sepanjang tahun (Verheij dan Coronel, 1997).

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Psidium guajava L. Ada 12 etnis dalam penelitian yang menggunakan Psidium guajava L. sebagai obat diare. Etnis-etnis

tersebut

adalah

Aceh,

Rejang,

Sakai,

Sunda,

Jawa,

Bali,

Atoni,

Dayak,

Bolaangmongondow, Gorontalo, Menado dan Ambon. Psidium guajava L. memang terkenal sebagai

22

Legenda : 1 Aceh (Aceh) 5 Rejang (Bengkulu 6 Sakai (Riau) 9 Sunda (Jawa Barat)

12 14 26 28

Jawa (Jawa Tengah-Jawa Timur) Bali (Bali) Atoni (NTT) Dayak (Kalimantan Barat)

36 37 38 40

Bolaangmongondow (Sulut) Gorontalo (Sulawesi Utara) Menado (Sulawesi Utara) Ambon (Maluku)

Gambar 4. Peta Penggunaan Psidium guajava L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Diare

23

obat diare, sehingga tidak mustahil etnis-etnis lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini pun menggunakan Psidium guajava L. sebagai obat diare. Letak etnis-etnis pengguna Psidium guajava L. sebagai obat diare dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 4. Nama lokal Psidium guajava L. di berbagai etnis pengguna adalah gelimah (Etnis Aceh), jambu biji (Etnis Rejang, Jawa, Bali, Dayak di Kalimantan Barat, Bolaangmongondow, Gorontalo, Menado), jambu batu (Etnis Sakai, Sunda), kujawas (Etnis Atoni), lutuhatu (Etnis Ambon). Bagian yang Digunakan Bagian tumbuhan Psidium guajava L. yang digunakan adalah daun, baik pucuk daunnya, daun muda, maupun daun secara keseluruhan. Untuk dapat menyembuhkan diare, daun Psidium guajava L. dapat dimakan langsung (tanpa diolah), dapat juga dengan pengolahan berupa diremas, direbus, digerus/ditumbuk, atau dibakar terlebih dahulu kemudian ditumbuk. Dari semua cara pengolahan tersebut akan didapatkan cairan atau air rebusan daun Psidium guajava L. Air ini disaring terlebih dahulu, kemudian diminum. Dengan demikian, ada dua macam sediaan daun Psidium guajava L. untuk menyembuhkan diare, yaitu daun segar dan bentuk cairan. Kegunaan Lain Sebagai tumbuhan obat, Psidium guajava L. memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit lainnya, selain diare. Ada 7 kelompok penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan Psidium guajava L., yaitu murus, disentri, muntaber, bisul, panas dalam, pilek dan sakit perut. Selain sebagai tumbuhan obat, kegunaan lain jenis ini menurut Jansen, dkk. (1993) adalah : (1) penghasil minyak dan lemak, (2) untuk bumbu dan rempah, (3) untuk minuman, (4) penghasil gula, alkohol, dan asam, (5) bahan pewarna, (6) bahan penyamak, (7) tanaman pagar dan tepi jalan, (8) penghasil bahan bakar : arang, dan (9) kayu bakar. Status Kelangkaan Psidium guajava L. adalah jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di berbagai tempat. Selain penyebarannya luas, tumbuhan ini juga memiliki populasi yang melimpah. Jenis tumbuhan ini juga telah dibudidayakan orang sejak lama. Jenis ini tidak tergolong jenis langka.

Cassia alata L.

Penyebaran dan Ekologi Menurut Irwin dan Barneby (1982) dalam Hou, dkk. (1996), Cassia alata L. berasal dari Guyana dan mungkin juga berasal dari Distrik Orinoco dan Amazon di Venezuela. Sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropik. Jenis ini tumbuh di tepi sungai, di tepi hutan hujan, di tepi danau, di tepi kolam, di hutan terbuka dan areal basah, di daerah pedesaan, bahkan di perkotaan. Cassia alata L. dapat tumbuh di dataran rendah sampai 2100 mdpl di Irian, tetapi sebagian besar tumbuh di bawah 500 mdpl. Di Sumbawa, tumbuh di atas tanah berkapur di hutan kecil hutan savana.

24

Legenda : 1 Aceh (Aceh) 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 4 Anak Dalam (Jambi) 6 Sakai (Riau)

7 9 12 27

Anak Dalam (Sumsel) Sunda (Jabar) Jawa (Jateng-Jatim) Melayu (Kalimantan Barat)

33 34 35 38 39

Kutai (Kaltim)) Punan Lisum (Kaltim) Punan Bekatan (Kaltim) Menado (Sulut) Saluan (Sulteng)

Gambar 5. Peta Penggunaan Cassia alata L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Penyakit Kulit Ringan

25

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Cassia alata L. Etnis-etnis yang menggunakan Cassia alata L. sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) ada 13 etnis. Etnis-etnis tersebut adalah Aceh (Aceh), Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak Dalam (Jambi), Sakai (Riau), Anak Dalam (Sumsel), Sunda (Jabar), Jawa (Jateng-Jatim), Melayu (Kalbar), Kutai (Kaltim), Punan Lisum (Kaltim), Punan Bekatan (Kaltim), Menado (Sulut), dan Saluan (Sulteng). Dari gambar 5. terlihat bahwa Cassia alata L. digunakan oleh etnis-etnis yang berada di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.). Nama lokal Cassia alata L. di berbagai etnis pengguna adalah linggang (Etnis Aceh), ketepeng (Etnis Talang Mamak, Anak Dalam di Jambi, Anak Dalam di Sumatera Selatan), glinggang (Etnis Sakai, Melayu di Kalimantan Barat, dan Kutai), ki manila (Etnis Sunda), ketepeng kebo (Etnis Jawa), urokop (Etnis Punan Lisum dan Punan Bekatan), walongso kayu embeo (Etnis Menado), dan saparanggi (Etnis Saluan). Bagian yang Digunakan Bagian tumbuhan Cassia alata L. yang digunakan sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) adalah daunnya. Daun Cassia alata L. diolah dengan cara digiling, ditumbuk/digerus/ digilas, diremas, dapat ditambahkan minyak tanah atau kapur sirih. Setelah itu, hasil tumbukan daun (tapel/bobok) digosokkan atau dioleskan pada bagian yang terkena penyakit kulit. Dengan demikian, untuk mengobati penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), sediaan daun Cassia alata L. sebaiknya dalam bentuk tapel/bobok. Kegunaan Lain Seperti jenis tumbuhan obat lainnya, Cassia alata L. juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit selain penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.). Ada 5 kelompok penyakit lainnya yang dapat disembuhkan dengan Cassia alata L., yaitu penyakit kulit, penyakit kulit berat, cacingan, dan sebagai obat pencahar. Daftar etnis pengguna Cassia alata L. untuk mengobati penyakit selain penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) dapat dilihat dalam Lampiran 2. Selain sebagai tumbuhan obat, Jansen, dkk. (1993) menyebutkan beberapa kegunaan lain Cassia alata L.. Ada 5 kegunaan lain Cassia alata L., yaitu (1) sebagai sayuran, (2) bumbu dan rempah, (3) untuk minuman, (4) penghasil racun, termasuk insektisida, dan (5) tanaman hias. Status Kelangkaan Cassia alata L. telah banyak ditanam di pekarangan, kebun, ladang, dan banyak ditemukan tumbuh meliar di tempat-tempat terbuka, tepi sungai dan tempat lainnya. Jenis ini digunakan oleh 13 etnis dari 45 etnis dalam penelitian untuk mengobati penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) dan beberapa etnis lainnya menggunakannya untuk keperluan lain. Dilihat dari penyebarannya yang meliputi seluruh daerah tropika dan banyaknya etnis yang menggunakannya, Cassia alata L. termasuk tumbuhan yang cepat tumbuh dan bisa digolongkan sebagai tumbuhan yang tidak langka. Namun dengan tingginya frekuensi pemanfaatan, dan statusnya sebagai tumbuhan nonhutan yang liar, Cassia

26

alata L. pada masa yang akan datang mungkin bisa menjadi tumbuhan langka, karena belum ada usaha pembudidayaannya. Arcangelisia flava (L.) Merr. Penyebaran dan Ekologi Arcangelisia flava (L.) Merr. tersebar mulai dari Hainan, Indochina, Semenanjung Thailand Selatan, Malesia, Sumatera Utara dan Tengah, Malaya (termasuk Langkawi), Jawa Tengah, Kalimantan sampai Filipina, Sulawesi Utara dan Tengah (Kepulauan Talaud, Halmahera), dan Irian. Arcangelisia flava (L.) Merr. tumbuh di dalam hutan pada ketinggian mencapai 1000 mdpl, dan kadang-kadang tumbuh di tepian sungai. Di dataran rendah Sulawesi, tumbuh pada bukit berkapur (Foundation Flora Malesiana, 199.).

Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Arcangelisia flava (L.) Merr. Arcangelisia flava (L.) Merr. digunakan sebagai obat sakit kuning oleh 4 etnis dari 25 etnis dimana sakit kuning ditemukan. Keempat etnis tersebut adalah Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak Dalam (Jambi), Menado (Sulawesi Utara), dan Saluan (Sulawesi Tengah). Walaupun hanya ada 4 etnis dalam penelitian yang menggunakan Arcangelisia flava (L.) Merr. sebagai obat sakit kuning, etnisetnis lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini mungkin saja menggunakan Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk mengobati penyakit yang sama. Nama lokal Arcangelisia flava (L.) Merr. di berbagai etnis pengguna adalah akar kuning (Etnis Talang Mamak), akar kunyit (Etnis Anak Dalam di Jambi), tali kuning (Etnis Menado) dan mongko lawak (Etnis Saluan).

Bagian yang Digunakan Bagian tumbuhan Arcangelisia flava (L.) Merr. yang digunakan untuk mengobati sakit kuning adalah akar dan batang. Etnis-etnis menggunakan akar dan batang tersebut dengan cara direbus atau dikikis, kemudian airnya diminum. Oleh karena itu, sediaan akar dan batang Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk obat sakit kuning adalah berupa cairan.

Kegunaan Lain Arcangelisia flava (L.) Merr. memiliki khasiat untuk mengobati penyakit lain. Ada 14 kelompok penyakit selain sakit kuning yang dapat disembuhkan dengan Arcangelisia flava (L.) Merr., yaitu malaria, demam, kanker, luka, panas dalam, panas, patah tulang, pegal linu, rematik, sakit pinggang, sariawan, sesak nafas, setelah melahirkan, dan sebagai aprodisiak. Selain sebagai tumbuhan obat, Arcangelisia flava (L.) Merr. juga memiliki kegunaan lain. Jansen, dkk. (1993) menyebutkan dua kegunaan lain Arcangelisia flava (L.) Merr., yaitu (1) sebagai pewarna, dan (2) penghasil racun, termasuk insektisida.

27

Legenda : 2 Talang Mamak (Riau-Jambi) 4 Anak Dalam (Jambi)

38 Menado (Sulawesi Utara) 39 Saluan (Sulawesi Tengah)

Gambar 6. Peta Penggunaan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat Sakit Kuning

28

Status Kelangkaan Arcangelisia flava (L.) Merr. termasuk jenis yang langka. Jenis ini masuk dalam kategori rawan (vulnerable), yaitu kategori untuk jenis yang tidak segera terancam kepunahan tetapi terdapat dalam jumlah yang sedikit dan eksploitasinya terus berjalan sehingga perlu dilindungi (Rifai, dkk., 1992). Penyebab kelangkaannya adalah penyebarannya yang terbatas, dan kegunaannya yang banyak sebagai tumbuhan obat, sehingga banyak diburu orang.

Keempat jenis tumbuhan obat, yaitu Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr., masing-masing memiliki penyebaran yang cukup luas. Luasnya penyebaran masing-masing jenis terbukti dengan penggunaan jenis-jenis tersebut di berbagai etnis di Indonesia untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penggunaan jenis-jenis Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh berbagai etnis untuk mengobati berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat, menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mudah didapat, dan saat ini cukup banyak tersedia. Setiap jenis memiliki berbagai kegunaan lain yang menambah nilai/manfaat setiap jenis, sehingga nilai/manfaatnya tidak sebagai tumbuhan obat saja. Hal ini menyebabkan semakin tingginya frekuensi penggunaan masing-masing jenis yang akan berakibat pada populasinya di alam. Untuk jenis-jenis yang sudah ditanam di luar hutan, yaitu Psidium guajava L. dan tumbuhan liar Cassia alata L. mungkin belum menjadi masalah. Namun untuk jenis Alstonia scholaris R. Br. dan Arcangelisia flava (L.) Merr. yang termasuk jenis langka, hanya tumbuh di dalam hutan dan belum diketahui kelimpahannya, adanya berbagai kegunaan adalah masalah yang serius. Pemanfaatan yang berlebihan tanpa diikuti dengan upaya penanaman/pembudidayaan akan menyebabkan punahnya kedua jenis ini. Selain penyebaran dan jumlah populasinya, ternyata bagian tumbuhan yang digunakan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan jenis tumbuhan. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan untuk obat pada setiap jenis berbeda, yaitu akar, batang, kulit batang, dan daun. Diantara keempat bagian tumbuhan yang digunakan tersebut, daun adalah bagian tumbuhan yang mudah tumbuh lagi dan tidak membahayakan individunya, kecuali jika seluruh daunnya diambil, sehingga tidak ada lagi bagian tumbuhan yang dapat berfotosintesis. Tiga bagian tumbuhan yang lain, yaitu akar, batang, dan kulit batang merupakan bagian penting dari tumbuhan, yang jika diambil dapat mematikan individu jenis tumbuhan. Dalam berbagai pustaka yang digunakan sebagai data primer dalam penelitian ini, tidak disebutkan bagaimana etnis-etnis mengambil bagian tumbuhan untuk obat. Namun, dengan kesederhanaan pola pikir dan kebiasaan yang turun temurun, etnis-etnis mengambil bagian tumbuhan sebanyak yang mereka diperlukan. Mereka memiliki teknik-teknik tertentu dalam mengambil bagian tumbuhan yang diperlukan dan mereka juga memiliki konsep sendiri tentang keseimbangan alam.

29

Bagian tumbuhan yang paling penting, yang jika diambil akan membuat tumbuhan tersebut mati, adalah akarnya. Etnis-etnis memiliki cara sendiri untuk mengambil akar suatu jenis tumbuhan, misalnya dengan menggali tanah di sekitar pangkal batang, kemudian memotong sedikit akarnya sesuai dengan kebutuhan. Tetapi untuk beberapa jenis tertentu, seperti Eurycoma longifolia Jack. (pasak bumi) yang untuk penggunaannnya, seluruh akarnya diambil, mereka juga memiliki cara tersendiri agar kelestarian jenis ini tetap terjaga. Hal yang perlu diwaspadai adalah orang-orang di luar etnis yang mengetahui nilai/manfaat jenis-jenis tersebut dan mereka ingin memperoleh jenis-jenis itu sebanyak-banyaknya, tanpa menghiraukan keseimbangan alam, kelestarian tumbuhan dan adat istiadat etnis setempat. Biasanya orang-orang seperti inilah yang mengambil tumbuhan obat tersebut secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya, jika bagian tumbuhan yang diinginkan adalah daunnya, sedangkan tumbuhan tersebut berupa pohon yang tinggi, mereka tidak mau bersusah payah memanjat pohon tersebut, tetapi mengambil daun dengan cara menebang pohonnya. Begitu pula jika yang diinginkan adalah kulit batang pohon, mereka tidak segan-segan menebang pohonnya, baru kemudian mengulitinya. Padahal, kulit batang bisa saja diambil pada saat pohonnya masih berdiri. Cara pengolahan jenis Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr. sebagai obat malaria, sakit perut, diare, sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), dan sakit kuning yang dilakukan oleh etnis-etnis cukup mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Bagian-bagian tumbuhan yang diperlukan cukup direbus, diseduh, ditumbuk, atau diremas, dan ada juga yang tanpa pengolahan dan langsung dimakan. Jenis-jenis yang pengolahannya dengan cara direbus atau diseduh adalah Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr., sedangkan Cassia alata L. diolah dengan cara ditumbuk. Cara penggunaannya pun mudah, yaitu air rebusan atau seduhan disaring terlebih dahulu lalu diminum, atau bahan hasil tumbukan langsung digosokkan atau dioleskan pada tempat yang sakit. Dengan demikian, sediaan obat malaria, sakit perut, diare, dan sakit kuning adalah dalam bentuk cairan atau sirup, sedangkan untuk obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), sediaannya dalam bentuk tapel/bobok.

D. Jenis-Jenis Tumbuhan Lain yang Berpotensi sebagai Obat Selain empat jenis tumbuhan yang telah dibahas di atas, ada 12 jenis tumbuhan lainnya yang diambil oleh berbagai etnis dari dalam hutan, yang digunakan sebagai obat untuk kelompok penyakit yang sama dalam peringkat lima besar kelompok penyakit oleh minimal dua etnis yang tidak saling berhubungan. Kedua etnis (atau lebih) tersebut berada di dua pulau atau kepulauan yang berbeda, untuk menunjukkan bahwa mereka tidak saling berhubungan. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan ini merupakan bukti nyata bahwa jenis-jenis tumbuhan yang mereka pakai untuk mengobati kelompok penyakit yang sama memang berkhasiat untuk mengobati penyakit tersebut, karena etnis-etnis penggunanya berada di dua pulau atau kepulauan yang berbeda, yang tidak memungkinkan mereka

30

untuk saling berhubungan. Tabel 13 . Jenis Tumbuhan yang Diambil dari Dalam Hutan yang Digunakan oleh Dua Etnis atau Lebih yang Tidak Saling Berhubungan untuk Mengobati Kelompok Penyakit yang Sama Pering- Kelompok Nama Ilmiah Jenis Tumbuhan Suku Kode Etnis kat Penyakit Pengguna 1 Malaria Eurycoma longifolia Jack. Simarubaceae 2,4,6,7,32,33,34,35 Callicarpa longifolia Lamk. Verbenaceae 1,34,35 Strychnos lucida R. Br. Loganiaceae 24,25 2 Demam Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 7,12,26 Strychnos lucida R. Br. Loganiaceae 25,26 2 Sakit Perut Garcinia mangostana L. Clusiaceae 4,30,31 Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl. Lauraceae 7,30,31 3 Diare Garcinia mangostana L. Clusiaceae 4,28,30,31,38 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 25,38 Urena lobata L. Malvaceae 3,38 3 Sakit Blechnum orientale L. Blechnaceae 4,27,30,31 Kulit Ringan Cananga odorata (Lmk) Hook.f. & Th. Annonaceae 9,12,39 Peronema canescens Jack. Verbenaceae 3,33 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 7,12 4 Bisul Sida acuta Burm. Malvaceae 9,25 4 Sakit Panas Santalum album L. Santalaceae 14,40 5 Sakit Kuning Fibraurea chloroleuca Miers. Menispermaceae 9,30,31 Pada tabel 13. tercantum jenis tumbuhan yang diambil dari dalam hutan yang berkhasiat untuk mengobati penyakit dalam peringkat lima besar, yang digunakan oleh etnis-etnis yang tidak saling berhubungan. Berdasarkan tabel 12. dan tabel 13., selain dapat diobati dengan jenis Alstonia scholaris R. Br., penyakit malaria dapat juga diobati dengan 3 jenis lainnya, yaitu Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae), Callicarpa longifolia Lamk. (Verbenaceae), dan Strychnos lucida R. Br. (Loganiaceae). Penyakit demam dapat diobati dengan jenis Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae) dan Strychnos lucida R. Br. (Loganiaceae). Sakit perut dapat diobati dengan 2 jenis lain selain Alstonia scholaris R. Br., yaitu Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) dan Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl. (Lauraceae). Penyakit diare dapat diobati dengan 3 jenis lain selain Psidium guajava L., yaitu Garcinia mangostana L. (Clusiaceae), Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae), dan Urena lobata L. (Malvaceae). Penyakit kulit ringan memiliki 4 jenis tumbuhan lain untuk mengobatinya, yaitu Blechnum orientale L. (Blechnaceae), Cananga odorata (Lmk.) Hook. f. & Th. (Annonaceae), Peronema canescens Jack. (Verbenaceae), dan Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae). Sedangkan jenis-jenis yang digunakan oleh etnis yang berbeda untuk mengobati penyakit panas, bisul, dan sakit kuning masing-masing adalah Sida acuta Burm. (Malvaceae), Santalum album L. (Santalaceae), dan Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae). Dari kedua belas jenis tumbuhan tersebut, berdasarkan jumlah dan letak etnis yang tidak saling berhubungan, terdapat empat jenis tumbuhan yang potensial untuk menggantikan empat jenis tumbuhan obat penting. Keempat jenis tersebut adalah :

31

1.

Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae) untuk menggantikan jenis Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae) sebagai obat penyakit malaria,

2.

Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) untuk menggantikan Psidium guajava L. (Myrtaceae) sebagai obat penyakit diare,

3.

Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk menggantikan Cassia alata L. (Fabaceae) sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), dan

4.

Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk menggantikan Arcangelisia flava (L.) Merr. (Menispermaceae) sebagai obat sakit kuning.

E. Suku dan Habitus Jenis-Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan suku/familinya, jenis-jenis tumbuhan obat yang berjumlah 467 jenis tumbuhan yang digunakan oleh berbagai etnis untuk menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit termasuk

ke

dalam

108

suku/famili.

Jumlah

suku/famili

tersebut

menunjukkan

adanya

keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh berbagai etnis untuk menyembuhkan delapan kelompok penyakit yang termasuk dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Hal ini berarti bahwa pengetahuan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan obat telah dimiliki oleh berbagai etnis yang sampai saat ini masih menggunakan jenis-jenis tersebut untuk pengobatan. Keanekaragaman jenis tumbuhan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hutan alam tropika yang sangat kaya akan jenis-jenis tumbuhan obat, namun sampai saat ini kekayaan tersebut hanya dimanfaatkan dan dilestarikan secara langsung oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan, sedangkan kelompok masyarakat lainnya lebih suka memanfaatkan kekayaan tersebut dengan merusak hutan alam tropika Indonesia. Sebagai contoh pemanfaatan kekayaan hutan tropika Indonesia yang merusak adalah penebangan pohon-pohon untuk pengusahaan hutan oleh HPH, konversi hutan alam menjadi hutan tanaman, pembukaan hutan alam untuk dijadikan areal transmigrasi, areal perkebunan, dan pertanian, dan sebagainya. Selain suku/famili jenis-jenis tumbuhan obat yang banyak jumlahnya, keanekaragaman jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit dapat juga dilihat dari keanekaragaman habitus jenis-jenis tersebut. Keanekaragaman habitus jenis-jenis tumbuhan obat tersebut adalah pohon, perdu, herba, liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu. Diantara jenis-jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit tersebut,

41 % atau 192 jenis memiliki habitus

pohon, 30 % atau 140 jenis memiliki habittus herba, 15 % atau 70 jenis memiliki habitus perdu, 9 % atau 41 jenis memiliki habitus liana, 4 % atau 17 jenis memiliki habitus tumbuhan memanjat, 1 % atau 6 jenis memiliki habitus tumbuhan paku dan 0 % atau 1 jenis memiliki habitus bambu.

32

Keanekaragaman habitus jenis tumbuhan obat dapat dilihat dalam Gambar 7 sebagai berikut :

Jumlah Jenis Tumbuhan

200

192

180 160

140

140 120 100 70

80

41

60

17

40 20

6

1

Paku

Bam bu

0 Pohon

P erdu

Herba

Liana

M em anjat

H abitus

Gambar 7. Habitus Jenis Tumbuhan Obat untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit

Secara umum, dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa jenis tumbuhan yang diambil bagianbagiannya untuk obat beberapa kelompok penyakit, seperti penyakit malaria, demam, sakit perut, diare, sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), bisul, sakit panas dan sakit kuning paling banyak memiliki bentuk tumbuhan/habitus pohon. Kegunaan jenis-jenis pohon tersebut bagi berbagai etnis di Indonesia adalah sebagai tumbuhan obat, pada saat yang sama jenis-jenis pohon tersebut potensial juga untuk diambil kayunya, sehingga terjadi pemanfaatan ganda dari jenis-jenis yang sama. Adanya manfaat ganda dari beberapa jenis tumbuhan akan menyebabkan lajunya tingkat pemanfaatan yang akan berakibat pada keberadaannya di alam, mengingat jenis-jenis tersebut masih diambil dari dalam hutan, dan belum ada pembudidayaannya. Pohon bersama-sama dengan habitus lainnya merupakan satu kesatuan bentuk hidup tumbuhan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Liana, tumbuhan memanjat dan tumbuhan paku memerlukan pohon dan perdu untuk tempat hidup dan penaungnya, herba dan perdu memerlukan pohon sebagai penaungnya. Masing-masing habitus memiliki peranan tersendiri dalam hutan alam tropika yang kompleks. Pemanfaatan pohon untuk diambil kayunya akan mengakibatkan terputusnya ikatan diantara habitus-habitus itu, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan di hutan alam tropika Indonesia. Hutan alam tropika Indonesia merupakan habitat yang terbaik dan paling sempurna bagi kehidupan jenis-jenis tumbuhan obat dan harus tetap dijaga kelestariannya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berbagai penelitian tentang etnobotani, khususnya tumbuhan obat, yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 49 laporan penelitian, mencakup 45 etnis di Indonesia. Setelah melalui serangkaian metode penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1.

Kelompok penyakit yang termasuk ke dalam peringkat lima besar kelompok penyakit penting pada berbagai etnis di Indonesia adalah : (1) penyakit malaria, (2) penyakit demam, dan sakit perut, (3) penyakit diare, dan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), (4) penyakit bisul dan panas, dan (5) sakit kuning.

2.

Jenis-jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan : malaria sebanyak 78 jenis digunakan oleh 34 etnis; demam sebanyak 113 jenis digunakan oleh 30 etnis; sakit perut sebanyak 110 jenis digunakan oleh 30 etnis; diare sebanyak 75 jenis digunakan oleh 27 etnis; penyakit kulit ringan sebanyak 98 jenis digunakan oleh 27 etnis; bisul sebanyak 79 jenis digunakan oleh 26 etnis; panas sebanyak 67 jenis digunakan oleh 26 etnis; dan sakit kuning berjumlah 63 jenis digunakan oleh 25 etnis di Indonesia.

3.

Persentase penggunaan setiap jenis tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati peringkat lima besar kelompok penyakit penting berkisar antara 2,22 % sampai dengan 28,89 %.

4.

Jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh etnis di Indonesia untuk menyembuhkan penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br., untuk demam adalah Kalanchoe pinnata Pers., untuk sakit perut adalah Alstonia scholaris R. Br., untuk diare adalah Psidium guajava L., untuk sakit kulit ringan adalah Cassia alata L., untuk bisul adalah Allium sativum L., dan Mimosa pudica L., untuk sakit panas adalah Kaempferia galanga L., dan untuk sakit kuning adalah Arcangelisia flava (L.) Merr., dan semua jenis tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

5.

Jenis tumbuhan yang penting untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti dengan penelitian dan pengembangannya ada 4 jenis, yaitu Alstonia scholaris R. Br. dan Arcangelisia flava (L.) Merr. yang merupakan tumbuhan hutan dan langka, Psidium guajava L., dan Cassia alata L. yang merupakan tumbuhan obat yang terkenal di seluruh etnis.

6.

Jenis- jenis tumbuhan hutan yang berpotensi sebagai obat yang digunakan oleh minimal dua etnis yang tidak saling berhubungan adalah : (1) Eurycoma longifolia Jack., (2) Callicarpa longifolia Lamk., (3) Strychnos lucida R. Br., (4) Garcinia mangostana L., (5) Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl., (6) Urena lobata L., (7) Peronema canescens Jack., (8) Blechnum orientale L., (9) Cananga odorata (Lmk.) Hook. f. & Th., (10) Sida acuta Burm., (11) Santalum album L., dan (12) Fibraurea chloroleuca Miers.

34

7.

Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat pengganti, yaitu Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae) untuk penyakit malaria; Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) untuk penyakit diare; Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk penyakit kulit ringan; dan Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk mengobati sakit kuning.

8.

Jenis-jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit yang berjumlah 467 jenis termasuk ke dalam 108 suku (famili), dan dapat dikelompokkan dalam 7 habitus, yaitu pohon, perdu, herba, liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu.

9.

Hutan alam tropika Indonesia adalah satu-satunya habitat jenis-jenis tumbuhan obat yang paling baik dan sempurna, sehingga keberadaan dan kelestariannya mutlak harus dijaga.

B. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan kepada berbagai pihak, yang baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan penelitian ini adalah : 1.

Departemen Kesehatan RI dan Depertemen Kehutanan dan Perkebunan RI sebaiknya mulai memperhatikan jenis-jenis tumbuhan yang potensial dikembangkan sebagai obat, untuk ditindaklanjuti dengan penelitian dan pengembangannya. Jenis-jenis yang dapat disarankan untuk ditindaklanjuti oleh Departemen Kesehatan RI dan Depertemen Kehutanan dan Perkebunan RI terutama jenis-jenis yang dihasilkan dari penelitian ini, yaitu : (1) Alstonia scholaris R. Br. untuk obat malaria dan sakit perut, dengan sediaan berupa cairan atau sirup, (2) Psidium guajava L. untuk obat diare, dengan sediaan berupa cairan atau sirup, (3) Cassia alata L. untuk obat penyakit kulit ringan, dengan sediaan berupa tapel/bobok, dan (4) Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk obat sakit kuning, dengan sediaan berupa cairan atau sirup.

2.

Perlu adanya penelitian untuk jenis-jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis yang berbeda untuk kelompok penyakit yang sama, agar diperoleh informasi yang lengkap tentang jenis-jenis tersebut. Adapun jenis-jenis yang disarankan adalah : (1) Eurycoma longifolia Jack., (2) Callicarpa longifolia Lamk., (3) Strychnos lucida R. Br., (4) Garcinia mangostana L., (5) Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl., (6) Urena lobata L., (7) Peronema canescens Jack., (8) Blechnum orientale L., (9) Cananga odorata (Lmk.) Hook. f. & Th., (10) Sida acuta Burm., (11) Santalum album L., dan (12) Fibraurea chloroleuca Miers.

3.

Departemen Kesehatan RI meninjau ulang jenis penyakit yang menjadi prioritas penelitian nasional, dan mulai mengembangkan penelitian berdasarkan keadaan masyarakat Indonesia (bottom-up research) agar penelitian-penelitian yang dilakukan tepat guna dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

‘t Mannetje, L. and R. M. Jones (Eds.). 1992. PROSEA No. 4 : Forages. Prosea Foundation. Bogor. Pp. 277-291. Darnaedi, S. Y. dan Rodani. 1995. Kearifan Budaya dalam Tradisi Pengobatan Orang Sumbawa Barat Daya, Nusa Tenggara Barat. Hal. 20-28 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Etnobotani II : Buku 1 Tumbuhan Obat. Ikatan Pustakawan Indonesia. Jakarta. Depdikbud - Deptan - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. 1992. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. R. E. Nasution et. al. (Penyunting). Cisarua-Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Hal. 40-44, 45-53, 60-66,106-118, 143-148, 381-389, 395-403. Depkes - IPB - UI - LIPI. 1998. Kembali Ke Alam Manfaatkan Obat Asli Indonesia : Laporan Ekspedisi Biota Medika di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan Cagar Biosfir Bukit Dua Belas Propinsi Riau dan Jambi. Depkes - IPB - UI - LIPI. Bogor. Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal. 1-6. Foundation Flora Malesiana. 1984. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 10 – part 1 – 4. Revisions. Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Pp. 210 – 211, 721-748. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Balitbang Kehutanan Departemen Kehutanan. Jakarta. Hal. 757-758, 916-917. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Balitbang Kehutanan Departemen Kehutanan. Jakarta. Hal. 1627-1629. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia IV. Balitbang Kehutanan Departemen Kehutanan. Jakarta. Hal. 2140-2216. Hou, D., K. Larsen and S. S. Larsen. 1996. Caesalpiniaceae. Pp. 675-676 in Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 12 – part 2 : Caesalpiniaceae, Geitonoplesiaceae, Hernandiaceae, Lowiaceae. Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Ikatan Pustakawan Indonesia. 1995. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani II : Buku 1 Tumbuhan Obat. Ikatan Pustakawan Indonesia. Jakarta. Hal. 17-70,77-88, 96-102, 113-120, 128-159. Jafarsidik, Y., S. Sutomo dan A. Ismanto. 1996. Jenis-Jenis Tumbuhan Obat dan Etnomedika di Kawasan Suaka Margasatwa Saibi, Siberut. Hal. 227-231 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Jansen, P. C. M., R. H. M. J. Lemmens, L. P. A. Oyen, J. S. Siemonsma, F. M. Stavast, and J. L. C. H. van Valkenburg (Eds.). 1993. PROSEA : Basic List of Species and Commodity Grouping. Final Version. Prosea Foundation. Bogor.

36

Koentjaraningrat. 1993. Masyarakat Terasing di Indonesia. Seri Etnografi Indonesia No. 4. Departemen Sosial dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial – Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal. 9 - 10. Lemmens, R. H. M. J., I. Soerianegara, and W. C. Wong (Eds.). 1995. PROSEA No. 5(2) Timber Trees : Minor Commercial Timbers. Prosea Foundation. Bogor. Pp. 610-636. Leunufna, W. F. L. 1997. Etnobotani Suku Punan (Studi Kasus di HPH PT Belayan River TimberKalimantan Timur). Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan. Mabberley, D. C., C. M. Pannell, and A. M. Sing. 1995. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 12 – part 1 : Meliaceae. Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Pp. 389-407. Medi, L. 1998. Pemanfaatan dan Pelestarian Hasil Hutan Non Kayu oleh Suku Sakai di Desa Sebangar, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan. Muji, M. 19.. . Resep Pustaka Tradisional Madura. Penerbit Pustaka Karya. Nielsen, I. C. 1992. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 11 – part 1 : Mimosaceae (Leguminosae – Mimosoidae). Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Pp. 757 – 768. Nopriadi, E. 1997. Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak di Areal HPHPT Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan. Nugraha, G. 1996. Penilaian Manfaat Hasil Hutan dan Tata Nilai Sosial Budaya pada Masyarakat Terasing (Studi Kasus di Masyarakat Badui Desa Kanekes Kabupaten Lebak Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan. Nurmawan, W. 1996. Studi Potensi Sumberdaya Hasil Hutan Non Kayu di Areal Konservasi HPHTI PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan. Perhipba. 1996. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3.D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Hal. 213-231, 291-301, 371-375. Purwaningsih dan R. Jusuf. 1992. Aneka Manfaat Tumbuhan Hutan Bagi Masyarakat Kutai Mahakam Tengah, Kalimantan Timur. Hal 395 - 403 dalam Prosiding Seminar dan LokakaryaNasional Etnobotani, Cisarua-Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI-Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Purwanto, Y dan E. B. Walujo. 1992. Etnobotani Suku Dani di Lembah Baliem - Irian Jaya : Suatu Telaah tentang Pengetahuan dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Tumbuhan. Hal. 143 - 148 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19 - 20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Rahayu, M. dan E. B. Walujo. 1996. Pengetahuan dan Manfaat Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat : Studi Kasus Orang-Orang Atoni di Camplong Nusa Tenggara Timur. Hal. 295-301 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D.

37

Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Rahayu, M., Liswidowati dan S. H. Prijono. 1999. Pengetahuan Tradisional Masyarakat Kabupaten Sumba Barat tentang Pemanfaatan Tumbuhan Obat dan Pelestariannya. Hal. 150 - 154 dalam Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara. D. Darnaedi dkk. (Penyunting). UPT Balai Pengembangan Kebun Raya - LIPI. Bogor. Rahayu, M., Wardah dan Hamzah. 1999. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Suku Saluan di Kabupaten Banggai - Sulawesi Tengah. Hal. 101 - 109 dalam Laporan Teknik 1998/1999. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor. Ramlan, A. 1996. Taman Nasional Ujung Kulon Tempat Pelestarian Jenis dan Plasma Nutfah Tumbuhan Bahan Obat Alami. Hal. 213-216 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Rifai, M. A., Rugayah, dan E. A. Widjaja. 1992. Tiga Puluh Tumbuhan Obat Langka Indonesia. Sisipan Floribunda 2 : 1-28. 17 Juli 1992. ISSN 0215-4706. Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia – WWF. Bogor. Saim, A., I. Maryanto dan F. Danielsen. 1992. Pendayagunaan Sumberdaya Hutan bagi Suku Talang Mamak di Daerah Seberida, Riau. Hal. 381-389 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua-Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Sangat, H. M. 1998. Lontar Usada : Suatu Kajian Etnofarmakologi. Makalah dalam Seminar Nasional Etnobotani III, Denpasar - Bali, 5-6 Mei 1998. Sangat-Roemantyo, H. 1996. Etnofarmakologi Suku Kutai di Pedalaman Mahakam Tengah, Kalimantan Timur. Hal. 371-375 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII.ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Sangat-Roemantyo, H. dan S. Riswan. 1992. Tradisi Pasangan Tumbuhan Obat Alami dalam Budaya Jawa. Hal 40-44 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua Bogor, 19 - 20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI-Deptan RI LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Santoso, W. B. 1996. Studi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Suku Anak Dalam di Areal Konservasi PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan. Setyowati, F. M. 1996. Peran Tumbuhan dalam Pengobatan Tradisional Suku Melayu di Kecamatan Sambas, Kalimantan Barat. Hal. 291-294 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Setyowati, F. M. 1999. Beberapa Catatan tentang Kehidupan Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Gunung Ambang. Hal.47-56 dalam Laporan Teknik 1998/1999. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor.

38

Setyowati, F. M., E. B. Waluyo dan M. H. Siagian. 1994. Tumbuhan Obat dan Kosmetika Tradisional Suku Kutai dan Dayak Tunjung di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Hal. 367-377 dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hayati Puslitbang Biologi - LIPI, Bogor, 4 April 1994 . Puslitbang Biologi LIPI. Bogor. Siagian, M. H. , M. Siregar, dan S. Riswan. 1993. Pengetahuan Pemanfaatan Berbagai Jenis Pohon sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Kutai dan Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Hal 265 - 272 dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hayati Puslitbang Biologi - LIPI, Bogor, 14 Juni 1993. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor. Siemonsma, J. S. and. K. Piluek (Eds). 1994. PROSEA No. 8 : Vegetables. Prosea Foundation. Bogor. Pp. 373-397. Simbolon, H. 1998. Nama Daerah dan Etnobotani Tumbuhan Pohon di Desa Sasawa, Yapen Barat, Irian Jaya. Hal. 72-84 dalam Irian Jaya : Bungarampai Penelitian Flora dan Fauna Pulau Biak - Supiori dan Yapen. Seri Penelitian Biodiversitas 1. H. Simbolon (Editor). Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI. Bogor. Soerianegara, I. and R. H. M. J. Lemmens (Eds.). 1994. PROSEA No. 5 (1) Timber Trees : Major Commercial Timbers. Prosea Foundation. Bogor. Pp. 82-89. Sosef, M. S. M., L. T. Hong. And Prawirohatmodjo (Eds.). 1998. PROSEA No. 5(3) Timber Trees : Lesser Known Timbers. Prosea Foundation. Bogor. Suhadi H. P., H. L. Wacana dan H. F. Bafadal. 1991. Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat. G. Murniatmo (Penyunting). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Yogyakarta. Susiarti, S. 1999. Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Iboih, Sabang, D. I. Aceh. Hal. 140 - 146 dalam Laporan Teknik 1998/1999. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor. Sutarno, H dan S. Danimihardja. 1992. Pusaka dan Pustaka Tumbuhan Jamu Tradisional Jawa. Hal. 45-53 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta. Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 78. Uji, T., H. Wiriadinata, I. Kitagawa, H. Shibuya, dan K. Ohashi. 1992. Penelitian Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional di Rejang Lebong, Bengkulu. Hal.60-66 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. van Steenis, C. G. G. J. 1983. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 9 – part 3. Martinus Nijhoff Publishers. The Hague, The Netherlands. Pp. 575 – 600. Verheij, E. W. M., dan R. E. Coronel (Eds). 1992. PROSEA No. 2 : Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation. Bogor. Pp.415-431.

39

Verheij, E. W. M., dan R. E. Coronel (Eds). 1997. PROSEA Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2 : Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT Gramedia Pustaka Utama – Prosea Indonesia – European Commission. Jakarta. Hal. 342-347. Waluyo, E. B. 1992. Tumbuhan dalam Kehidupan Tradisional Masyarakat Dawan di Timor. Hal. 216 - 224 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani Cisarua - Bogor, 1920 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI-Deptan RI - LIPI Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Wardah dan S. Danimihardja. 1996. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional Berbagai Daerah Sekitar Kawasan Taman Nasional Dumoga-Bone Sulawesi Utara. Hal. 217-226 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Wirdateti dan H. Sangat - Roemantyo. 1992. Pemanfaatan Tumbuhan untuk Pengobatan Tradisional, Penyakit Rakyat di Dumoga Bone, Sulawesi Utara. Hal. 106-118 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19 – 20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. Wulandari, E. 1997. Potensi Hasil Hutan Non Kayu di Areal Konservasi Plasma Nutfah HPH PT Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan. Zuhud, E. A. M. dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB Lembaga Alam Tropika Indonesia. Bogor. Hal 194-285.

Lampiran 1. Daftar Nama Etnis berdasarkan Letak Etnis per Pulau dari Sabang sampai Merauke Kode Nama Etnis Letak Propinsi 1 Aceh Iboih, Sabang Aceh 2 Talang Mamak Taman Nasional Bukit Tiga Puluh; Kec. Seberida Riau-Jambi; Riau 3 Melayu Tradisional Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Riau-Jambi 4 Anak Dalam Cagar Biosfir Bukit Dua Belas Jambi 5 Rejang Kab. Rejang Lebong Bengkulu 6 Sakai Kec. Mandau, Kab. Bengkalis Riau Kab. Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Musi Banyu Asin, Musi Rawas Sumatera Selatan 7 Anak Dalam 8 Mentawai Suaka Margasatwa Saibi, P. Siberut Sumatera Barat TNGH;CA Pnj. Pangandaran;Bandung, Subang, Sukabumi, Bogor;Majalengka-Sumedang; Ciamis;TNU Jawa Barat 9 Sunda 10 Badui Dalam Desa Kanekes Jawa Barat Jawa Barat 11 Badui Luar Desa Kanekes 12 Jawa Banyuwangi Utara, Kec. Pracimantoro Kab. Wonogiri, Yogya-Solo, Jawa Jawa Tengah-Jawa Timur 13 Madura P. Madura Jawa Timur 14 Bali P. Bali Bali Nusa Tenggara Barat 15 Maluk Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa 16 Tongo Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Nusa Tenggara Barat 17 Sejorong Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Nusa Tenggara Barat 18 Sekongkang Atas Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat 19 Sekongkang Bawah Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Nusa Tenggara Barat 20 Tatar Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Nusa Tenggara Barat 21 Singa 22 Nangkalanung Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa Nusa Tenggara Barat 23 Samawa Kab. Sumbawa Nusa Tenggara Barat Kec. Insana, Kab. Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur 24 Dawan Kab. Sumba Barat Nusa Tenggara Timur 25 Sumba 26 Atoni Camplong, Kec. Fatuleu, Kab. Kupang Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 27 Melayu Kec. Sambas, Kab. Sambas Cagar Alam Raya Singkawang, Kab. Sambas Kalimantan Barat 28 Dayak 29 Dayak Kendayan Kec. Beduai, Kab. Sanggau Kalimantan Barat 30 Dayak Ngaju Kec. Mentaya Ulu,Kab. Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah 31 Dayak Ot Danum Kec. Mentaya Ulu,Kab. Kotawaringin Timur Kec. Kota Bangun, Kab Kutai Kalimantan Timur 32 Dayak Tunjung 33 Kutai Kec. Kota Bangun, Kab Kutai Kalimantan Timur Kec. Tabang, Kab. Kutai Kalimantan Timur 34 Punan Lisum 35 Punan Bekatan Kec. Tabang, Kab. Kutai Kalimantan Timur 36 Bolaangmongondow Kec. Pasi, Kab. Bolaangmongondow; Kec. Suwawa, Kab. Gorontalo Sulawesi Utara Kec. Suwawa, Kab. Gorontalo;Kec. Pasi,Kab. Blmnd Sulawesi Utara 37 Gorontalo Sulawesi Utara 38 Menado Kec. Dumoga ,Kec. Lolak, Kec. Pasi Kab. Blmnd;Kec. Suwawa, Kab. Gorontalo Kec. Kimtom, Kab. Banggai Sulawesi Tengah 39 Saluan 40 Ambon Kodya Ambon Maluku Manokwari Irian Jaya 41 Yapen-Waropen Yapen Barat, P. Yapen Irian Jaya 42 Upuya 43 Awarawi Yapen Barat, P. Yapen Irian Jaya 44 Busami Yapen Barat, P. Yapen Irian Jaya 45 Dani Lembah Baliem - Jayawijaya (Wamena - Kurulu) Irian Jaya

Pustaka Laporan Teknik 98/99, 140 Biota Medika, Etnobotani I, 381 Biota Medika Biota Medika Etnobotani I, 60 Skripsi : La Medi Skripsi : Widodo, Wawan Simposium Penelitian, 228 Etnobotani II, 29,39,55,61,128,138; Simposium Penelitian, 214 Catatan Catatan Etnobotani II, 52,113; Etnobotani I, 40,45 Resep Pusaka Tradisional Madura Makalh : Harini M. Sangat Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Etnobotani II, 20-28 Pola-pola Pengobatan Tradisional NTB Etnobotani I, 216-224 Pros. Konservasi Flora Simposium Penelitian, 296 SHPPSDH 93, 286; Simposium Penelitian, 292 Etnobotani II, 145 Etnobotani II, 152 Skripsi : Eko, Erni Skripsi : Eko, Erni SHPPSDH 93, 265; SHPPSDH 94, 367 SHPPSDH 93, 265; SHPPSDH 94, 367; Simposium Penelitian 372 Skripsi : Leunufna Skripsi : Leunufna Etnobotani II, 96-102; Laporan Teknik 98/99, 47 Laporan Teknik 98/99, 47 Etnobotani I, 106; Simposium Penelitian, 218; Laporan Teknik 98/99, 47 Laporan Teknik 98/99, 101 Etnobotani II, 77-88 Etnobotani II, 17-19 Irian Jaya : Bunga Rampai Irian Jaya : Bunga Rampai Irian Jaya : Bunga Rampai Etnobotani I, 132-148

Lampiran 2. Jenis-Jenis Penyakit Lain yang Dapat Disembuhkan dengan Empat Jenis Tumbuhan Obat Penting No. 1

Nama Ilmiah Tumbuhan Alstonia scholaris R. Br.

2

Arcangelisia flava (L.) Merr.

3

Cassia alata L.

4

Psidium guajava L.

Kelompok Penyakit malaria sakit perut batuk beri-beri darah kotor darah putih demam diare gigi kencing batu kencing manis kencing nanah sakit kulit sakit kulit ringan luka menjaga kesehatan pegal linu penyubur rambut perut kembung radang limpa sakit gigi setelah melahirkan sakit kuning aprodisia badan lemas kanker luka malaria sakit panas sakit panas dalam patah tulang pegal linu rematik sakit pinggang sariawan sesak nafas setelah melahirkan sakit kulit ringan sakit kulit kuning cacingan sakit kulit sakit kulit berat pencahar diare murus bisul disentri muntaber sakit panas dalam pilek sakit perut

Kode Etnis 1,7,9,12,24,25,32,36,38 2,7,42,43,44 25,39 7 9 15,16,17,18,19,20,21,22 7,12,26 25,38 5 33 14 9,12 12 7,12 12 9 9 3 9,12 26 4,7 9 2,4,38,39 3 9 38 33 33,38 40 38 3 9 3 33 9 38 26 1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39 3 30,31 9,28,30,31,40 5,9,12 7 1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40 9 23 26 13,32,36,37,38 29 14 24,36

Lampiran 3. Bagian Tumbuhan yang Digunakan, Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan Obat Penting oleh Berbagai Etnis di Indonesia Kode Etnis Bagian Tumbuhan Cara Pengolahan Cara Penggunaan Kelompok Penyakit Nama Ilmiah Tumbuhan yang Digunakan air diminum Malaria Alstonia scholaris R. Br. 1 kulit kayu direndam 7 kulit kayu, akar 9 kulit batang, akar direbus air diminum 12 kulit batang, akar 24 25 kulit kayu 32 getah batang 36 kulit batang direbus air diminum 38 kulit kupas, parut, rebus air diminum Sakit Perut Alstonia scholaris R. Br. 2 pucuk daun tanpa diolah langsung dimakan 7 kulit kayu, akar 42 kulit kayu diseduh air diminum 43 kulit kayu diseduh air diminum 44 kulit kayu diseduh air diminum Diare Psidium guajava L. 1 daun diremas/direbus air diminum 5 daun direbus air diminum 6 akar 9 daun tanpa diolah langsung dimakan daun diseduh air diminum 12 daun 14 daun ditumbuk, disaring air diminum 26 pucuk daun direbus air diminum 28 daun direbus air diminum 36 daun muda bakar, tumbuk, saring air diminum 37 daun muda bakar, tumbuk, saring air diminum 38 daun muda bakar, tumbuk, saring air diminum daun direbus air diminum 40 daun dihaluskan+air hangat air diminum Sakit Kulit Ringan Cassia alata L. 1 daun daun +kapur sirih digosokkan 2 daun digerus dioleskan digosok 4 daun ditumbuk 6 daun digiling+minyak tanah digosok 7 9 daun digilas digosok 12 27 daun dipipis+minyak tanah digosok 33 daun diremas digosok 34 daun ditumbuk digosok 35 daun ditumbuk digosok 38 daun ditumbuk digosok 39 daun diremas digosok Sakit Kuning Arcangelisia flava (L.) Merr. 2 akar dikikis air diminum 4 akar, batang direbus air diminum, untuk mandi batang direbus air diminum 38 39 batang direbus air diminum

Lampiran 4. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Malaria No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Allium schoenoprasum L. Liliaceae 38 1 2,22 2 Alstonia angustifolia KDS Apocynaceae 9 1 2,22 3 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 1,7,9,12,24,25,32,36,38 9 20,00 4 Alstonia sp. Apocynaceae 2 1 2,22 5 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness. Acanthaceae 1,9 2 4,44 6 Andropogon nardus L. Poaceae 1 1 2,22 7 Annona reticulata L. Annonaceae 5 1 2,22 8 Arcangelisia flava (L.) Merr. Menispermaceae 33,38 2 4,44 9 Beilschmiedia madang Bl. Lauraceae 5 1 2,22 10 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 1,12,34,35,38 5 11,11 11 Brucea javanica (L.) Merr. Simarubaceae 3,5 2 4,44 12 Caesalpinia major (Medic.) Dandy & Exell Fabaceae 25 1 2,22 13 Callicarpa longifolia Lamk. Verbenaceae 1,34,35 3 6,67 14 Cananga odorata (Lmk) Hook.f. & Th. Annonaceae 12 1 2,22 15 Carica papaya L. Caricaceae 1,13,24,26,33,34,35,45 8 17,78 16 Cassia siamea Lmk. Fabaceae 9 1 2,22 17 Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae 38 1 2,22 18 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing. Rutaceae 1,23 2 4,44 19 Citrus aurantium L. Rutaceae 1 1 2,22 20 Clerodendrum fragrans (Vent.) Willd. Verbenaceae 5 1 2,22 21 Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr. Menispermaceae 34,35 2 4,44 22 Cratoxylum formosum Dyer. Hypericaceae 7 1 2,22 23 Cucurbita sp. Cucurbitaceae 15,16,17,18,19,20,21,22 8 17,78 24 Curcuma xanthorriza Roxb. Zingiberaceae 1 1 2,22 25 Cymbopogon nardus L. Rendle Poaceae 33 1 2,22 26 Dastica canabina L. Dasticaceae 30,31 2 4,44 27 Derris sp. Fabaceae 4 1 2,22 28 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae 4 1 2,22 29 Durio zibethinus Murr. Bombacaceae 1 1 2,22 30 Eria sp. Orchidaceae 7 1 2,22 31 Ervatamia sphaerocarpa (Bl.) Burke Apocynaceae 5 1 2,22 32 Euodia latifolia DC. Rutaceae 12 1 2,22 33 Eurycoma longifolia Jack. Simarubaceae 2,4,6,7,32,33,34,35 8 17,78 34 Fibraurea chloroleuca Miers. Menispermaceae 29,33 2 4,44 35 Gendarusa vulgaris Nees. Acanthaceae 38 1 2,22 36 Hibiscus sp. Malvaceae 38 1 2,22 37 Hyptis suaveolens (L.) Poit. Lamiaceae 1 1 2,22 38 Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze Fabaceae 1 1 2,22 39 Kalanchoe pinnata Pers. Crassulaceae 5,29,38 3 6,67 Arecaceae 33 1 2,22 40 Korthalsia sp. 41 Korthalsia spp. Arecaceae 30,31 2 4,44 Arecaceae 7 1 2,22 42 Korthalsia tenuissima Becc. 43 Lansium domesticum Corr. Meliaceae 29,34,35,36 4 8,89 44 Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae 7 1 2,22 45 Lepistona sp. Arecaceae 38 1 2,22 46 Luffa acutangula Roxb. Cucurbitaceae 33 1 2,22

Habitat

Habitus

NH; B H H NH; B NH; L NH; B NH; B H H NH; L NH; L NH; B H H NH; B H NH; L NH; B NH; B H H H NH; B NH; B NH; B H H H NH; B H H H H H NH NH H H NH; B H H H NH; B NH; L H NH

herba pohon pohon pohon herba herba pohon liana pohon herba pohon perdu perdu pohon herba pohon herba pohon pohon perdu liana pohon herba herba herba pohon perdu pohon pohon herba pohon pohon pohon memanjat herba perdu herba pohon herba liana liana liana pohon perdu liana

Bagian yang digunakan kulit batang, akar daun, kulit batang akar, batang daun semua bagian

buah daun

rimpang batang kulit batang daun daun

daun kulit kayu

rimpang

Lampiran 4. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Malaria No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Luvunga motleyii Rutaceae 30,31 2 4,44 48 Mangifera odorata Griff. Anacardiaceae 38 1 2,22 49 Mangifera sp. Anacardiaceae 38 1 2,22 50 Melia azedarach L. Meliaceae 1 1 2,22 51 Melodorum kentii Hook. f. Thoms. Annonaceae 5 1 2,22 52 Momordica charantia L. Cucurbitaceae 38 1 2,22 53 Moringa pterygosperma Gaertn. Moringaceae 38 1 2,22 54 Musa sp. Musaceae 38 1 2,22 55 Ochrosia oppositifolia (Lmk.) K. Schum. Apocynaceae 1 1 2,22 56 Ocimum sp. Lauraceae 25 1 2,22 57 Oroxylum indicum (L.) Vent. Bignoniaceae 3 1 2,22 58 Peronema canescens Jack. Verbenaceae 5,7 2 4,44 59 Phyllanthus niruri L. Euphorbiaceae 1,6,9,32,38 5 11,11 60 Phyllanthus urinaria L. Euphorbiaceae 5 1 2,22 61 Physalis angulata L. Solanaceae 3 1 2,22 62 Piper betle L. Piperaceae 38 1 2,22 63 Plumbago zeylanica L. Plumbaginaceae 38 1 2,22 64 Plumeria acuminata Wit. Ait. Apocynaceae 38 1 2,22 65 Strychnos ignatii Berg. Loganiaceae 6 1 2,22 66 Strychnos lucida R. Br. Loganiaceae 24,25 2 4,44 67 Swietenia macrophylla King Meliaceae 9 1 2,22 68 Tetracera fagifolia Bl. Dilleniaceae 2 1 2,22 69 Timonius timon (Spreng.) Merr. Rubiaceae 40 1 2,22 70 Tinospora crispa (L.) Diels. Menispermaceae 36,37,38 3 6,67 71 Tinospora crispa (L.) Miers.ex. Hook & Thoms. Menispermaceae 33 1 2,22 72 Tinospora glabra (Burm. f.) Merr. Menispermaceae 25 1 2,22 73 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 9,12,38 3 6,67 33 1 2,22 74 Vitex pinnata L. Verbenaceae 75 Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae 33 1 2,22 76 Xanthophyllum excelsum (Bl.) Miq. Polygalaceae 38 1 2,22 77 Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae 23 1 2,22 78 Zingiber sp. Zingiberaceae 6 1 2,22 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat

Habitus

H NH; B NH; B H H NH NH; B NH H NH; B H H NH; L H NH; L NH; B NH NH; B H H NH; B H H NH; B NH; B NH NH; B H NH; B H NH; B NH; B

liana pohon pohon pohon pohon memanjat pohon herba pohon herba pohon pohon herba pohon herba memanjat liana pohon liana perdu pohon perdu pohon liana liana liana perdu pohon pohon perdu herba herba

Bagian yang digunakan

daun semua bagian

kulit kayu kulit, daun daun, buah semua bagian semua bagian

akar biji daun

rimpang

Lampiran 5. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Demam No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Abelmoschus moschatus Medik. Malvaceae 8 1 2,22 2 Abrus sp. Fabaceae 39 1 2,22 3 Ageratum conyzoides L. Asteraceae 27 1 2,22 4 Aglaonema simplex Bl. Araceae 2 1 2,22 5 Alchornea rugosa (Lour.) M. A. Euphorbiaceae 30,31 2 4,44 6 Aleurites moluccana (L.) Willd. Euphorbiaceae 30,31 2 4,44 7 Allium cepa L. Liliaceae 9 1 2,22 8 Allium odorum L. Liliaceae 3,36,37,38 4 8,89 9 Allium sativum L. Liliaceae 36,37,38 3 6,67 10 Allium sp. Liliaceae 25 1 2,22 11 Alpinia sp. Zingiberaceae 25 1 2,22 12 Alstonia angustifolia KDS Apocynaceae 9 1 2,22 13 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 7,12,26 3 6,67 14 Alstonia sp. Apocynaceae 10,11 2 4,44 15 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness. Acanthaceae 9,14 2 4,44 16 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon Rhizophoraceae 30,31 2 4,44 17 Anthocephalus indicus Rich. Rubiaceae 2 1 2,22 18 Antrophyum callifolium 8 1 2,22 19 Antrophyum semicostatum Bl. 3 1 2,22 20 Aporosa frutescens BL. Euphorbiaceae 3 1 2,22 21 Aporosa lucida Euphorbiaceae 7 1 2,22 22 Argostemma montanum Bl. Rubiaceae 9 1 2,22 23 Asplenium nidus L. Polipodiaceae 3 1 2,22 24 Baccaurea javanica (Bl.) M. A. Euphorbiaceae 2 1 2,22 25 Baeckea frutescens L. Myrtaceae 12 1 2,22 26 Bhesa paniculata Arn. Celastraceae 30,31 2 4,44 27 Bixa orellana L. Bixaceae 40 1 2,22 Asteraceae 12,39 2 2,22 28 Blumea balsamifera (L.) DC. 29 Bombax malabaricum DC. Bombacaceae 9 1 2,22 30 Calamus sp. Arecaceae 30,31 2 4,44 31 Callicarpa longifolia Lamk. Verbenaceae 34,35 2 4,44 32 Carallia brachiata (Lour.) Merr. Rhizophoraceae 3 1 2,22 33 Carica papaya L. Caricaceae 13,29 2 4,44 34 Cassia siamea Lmk. Fabaceae 26 1 2,22 35 Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae 40 1 2,22 36 Cinnamomum subcuneatum Miq. Lauraceae 3 1 2,22 37 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing. Rutaceae 12,23 2 4,44 38 Citrus sp. Rutaceae 25 1 2,22 39 Cocos nucifera L. Arecaceae 8 1 2,22 40 Coleus amboinicus Lour. Lamiaceae 40 1 2,22 41 Commelina benghalensis L. Commelinaceae 39 1 2,22 2 4,44 42 Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith. Zingiberaceae 3,4 43 Crinum asiaticum L. Amaryllidaceae 3 1 2,22 44 Curcuma aeruginosa Roxb. Zingiberaceae 12 1 2,22 45 Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 8 1 2,22 46 Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe Zingiberaceae 12 1 2,22

Habitat

Habitus

NH; L H NH; L H H NH; B NH; B NH; B NH; B NH; B H H H NH; B NH H H H H H H NH H H NH H NH; B NH; L H H H NH NH; B H NH; L NH; B NH; B NH; B NH; B NH; B NH; L NH; B H NH; B NH; B NH; B

perdu memanjat herba liana perdu pohon herba herba herba herba herba pohon pohon pohon herba pohon pohon pohon pohon perdu pohon herba paku pohon perdu pohon perdu herba pohon liana perdu pohon herba pohon herba pohon pohon pohon pohon herba herba herba herba herba herba herba

Bagian yang digunakan biji umbi, daun umbi

daun daun daun daun bunga, daun

buah (minyak)

rimpang

Lampiran 5. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Demam No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Cyclea barbata Miers. Menispermaceae 9,14 2 4,44 48 Daemonorops sp. Arecaceae 4 1 2,22 49 Derris eliptica (Roxb.) Bth. Fabaceae 8 1 2,22 50 Didymocarpus crinita Jack. Gesneriaceae 2 1 2,22 51 Digera alternifolia (L.) Aschers Maranthaceae 39 1 2,22 52 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae 9 1 2,22 53 Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum. Maranthaceae 3,8 2 4,44 54 Durio zibethinus Murr. Bombacaceae 2,4,30,31 4 8,89 55 Elaeocarpus longifolius Bl. Elaeocarpaceae 3 1 2,22 56 Elephantopus scaber L. Asteraceae 12,27 2 4,44 57 Eugenia lineata Duthi Myrtaceae 4 1 2,22 58 Euodia latifolia DC. Rutaceae 9 1 2,22 59 Eurycoma longifolia Jack. Simarubaceae 30,31 2 4,44 60 Ficus sp. Moraceae 25,34,35 3 6,67 61 Foeniculum vulgare Mill. Apiaceae 9,12 2 4,44 62 Gardenia jasminoides Ellis Rubiaceae 5 1 2,22 63 Gardenia sp. Rubiaceae 30,31 2 4,44 64 Ginotrochys axilaris Rhizophoraceae 7 1 2,22 65 Glochidion borneense (M. A.) Boerl. Euphorbiaceae 9 1 2,22 66 Gonocaryum gracile Miq. Icacinaceae 2 1 2,22 67 Graptophyllum pictum Griff. Acanthaceae 5 1 2,22 68 Hedychium coronarium Koenig. Zingiberaceae 39 1 2,22 69 Hibiscus tiliaceus L. Malvaceae 9 1 2,22 70 Homalomena rubra Hassk. Araceae 5 1 2,22 71 Imperata cylindrica Nees. Poaceae 12,26 2 4,44 72 Ixora javanica (Bl.) DC. Rubiaceae 6 1 2,22 73 Jasminum sambac (L.) W. Ait. Oleaceae 14 1 2,22 Zingiberaceae 3,8 2 4,44 74 Kaempferia galanga L. 75 Kalanchoe pinnata Pers. Crassulaceae 4,9,26,29,36,37,38 7 15,56 76 Lansium domesticum Corr. Meliaceae 3,36 2 4,44 77 Lasianthus densiflorus Bl. Rubiaceae 3 1 2,22 78 Lasianthus inaequalis Bl. Rubiaceae 8 1 2,22 79 Lasianthus sp. Rubiaceae 3 1 2,22 80 Lepiniopsis ternatensis Val. 12 1 2,22 81 Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh. Sapindaceae 3 1 2,22 82 Lepistona sp. Arecaceae 38 1 2,22 83 Lindera polyantha Boerl. Lauraceae 7 1 2,22 84 Litsea mappacea (Bl.) Boerl. Lauraceae 9 1 2,22 85 Maesa sp. Myrsinaceae 30,31 2 4,44 Euphorbiaceae 7 1 2,22 86 Mallotus floribundus (Bl.) M. A. 87 Mallotus mallissimus Euphorbiaceae 7 1 2,22 Euphorbiaceae 3,6 2 4,44 88 Mallotus paniculata (Muell.) Arg. 89 Melastoma affine D. Don. Melastomataceae 3,4 2 4,44 90 Melastoma malabathricum L. Melastomataceae 5 1 2,22 91 Merremia pellata (L.) Merr. Convolvulaceae 8 1 2,22 92 Merremia vitifolia (Burm.f.) Hallier f. Convolvulaceae 5,8 2 4,44

Habitat

Habitus

NH H H H NH H H NH; B NH NH; L H H H NH; B NH NH; B H H H H H NH; B NH NH; B NH; L NH; B NH; B NH; B NH; B NH; B H H H H NH H H H NH H H H NH; L H H H

memanjat liana liana pohon perdu pohon perdu pohon pohon herba pohon pohon pohon pohon herba perdu perdu pohon pohon perdu perdu herba pohon pohon herba perdu perdu herba herba pohon perdu perdu perdu

Bagian yang digunakan daun daun daun

daun

daun akar daun daun, kulit batang daun akar, daun muda batang daun

akar

herba pohon pohon pohon pohon pohon pohon perdu perdu liana herba

daun bunga daun daun, buah

Lampiran 5. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Demam No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 93 Mimosa pudica L. Fabaceae 3 1 2,22 94 Momordica charantia L. Cucurbitaceae 14,24 2 4,44 95 Monocarpia marginalis (R. Schefffer) J. Sinclair Annonaceae 7 1 2,22 96 Musa paradisiaca L. Musaceae 26 1 2,22 97 Nauclea sp. Rubiaceae 7 1 2,22 98 Nephelium cuspidatum Bl. Sapindaceae 5,7 2 4,44 99 Nephelium lappaceum L. Sapindaceae 4,7 2 4,44 100 Nephelium maingayi Hiern. Sapindaceae 3 1 2,22 101 Nephelium uncinatum Radlk. ex. Leenh. Sapindaceae 30,31 2 4,44 102 Nicolaia solaris (Bl.) Horan Zingiberaceae 10,11 2 4,44 103 Ochanostachys amentacea Mast. Olacaceae 4 1 2,22 104 Ocimum basilicum L. Lauraceae 32,33 2 4,44 105 Orthosiphon aristatus (Bl.) Miq. Lamiaceae 12 1 2,22 106 Pandanus sp. Pandanaceae 27 1 2,22 107 Pavetta multiflora Brem. Rubiaceae 3 1 2,22 108 Pericamphylus glaucus (L.) Merr. Menispermaceae 4 1 2,22 109 Peronema canescens Jack. Verbenaceae 32 1 2,22 110 Phanera sp. Fabaceae 3 1 2,22 111 Phyllanthus niruri L. Euphorbiaceae 12,26 2 4,44 112 Physalis minima L. Solanaceae 40 1 2,22 113 Piper mollissimum Bl. Piperaceae 2 1 2,22 114 Pithecellobium bulbalinum Fabaceae 7 1 2,22 115 Plumeria acuminata Wit. Ait. Apocynaceae 14 1 2,22 116 Pometia pinnata J. R. & G. Forst Sapindaceae 3 1 2,22 117 Pyrrosia sp. Polipodiaceae 29 1 2,22 118 Randia sp. Rubiaceae 3 1 2,22 119 Ruellia formosa Andr. Acanthaceae 9 1 2,22 Rutaceae 12 1 2,22 120 Ruta angustifolia (L.) Pers. 121 Santalum album L. Santalaceae 14 1 2,22 122 Scaphium macropodum Beumee Sterculiaceae 30,31 2 4,44 123 Schleichera oleosa (Lour.) Oken. Sapindaceae 25 1 2,22 124 Scirpus grossus L.f. Cyperaceae 27 1 2,22 125 Selaginella firiformis Selaginellaceae 7 1 2,22 126 Selaginella plana Hieron Selaginellaceae 3 1 2,22 127 Sterculia macrophylla Vent. Sterculiaceae 9 1 2,22 128 Strychnos lucida R. Br. Loganiaceae 25,26 2 4,44 129 Tamarindus indica L. Fabaceae 9,12,24 3 6,67 130 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 9,12 2 4,44 131 Toona sureni (Bl.) Merr. Meliaceae 12 1 2,22 Zingiberaceae 23 1 2,22 132 Zingiber officinale Roxb. 133 Zingiber sp. Zingiberaceae 24,25 2 4,44

Habitat NH; L NH H NH; B H NH; B NH; B NH; B NH; B NH; B H NH; B NH; B NH H H H NH NH; L NH; L H NH NH; B H NH NH NH NH; B H H NH; B NH NH; L NH; L H H NH; B NH; B NH; B NH; B NH; B

Habitus

Bagian yang digunakan

herba memanjat pohon kulit herba pohon pohon pohon pohon pohon herba pohon herba herba perdu perdu liana pohon perdu herba herba liana daun pohon pohon pohon herba perdu perdu herba pohon pohon pohon herba paku paku pohon perdu pohon perdu pohon herba herba

Lampiran 6. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Perut No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Acorus calamus L. Araceae 25,34,35,38 4 8,89 2 Ageratum conyzoides L. Asteraceae 4,9 2 4,44 3 Albizia procera (Roxb.) Bth. Fabaceae 14 1 2,22 4 Aleurites moluccana (L.) Willd. Euphorbiaceae 24 1 2,22 5 Allium odorum L. Liliaceae 38 1 2,22 6 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 2,7,42,43,44 5 11,11 7 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon Rhizophoraceae 30,31 2 4,44 8 Annona muricata Linn. Annonaceae 24,33 2 4,44 9 Annona reticulata L. Annonaceae 26 1 2,22 10 Argostemma unitiflorum Bl. Rubiaceae 30,31 2 4,44 11 Begonia isoptera Dryand. Begoniaceae 2 1 2,22 12 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 12 1 2,22 13 Bridelia sp. Euphorbiaceae 38 1 2,22 14 Campnosperma coriaceum (Jack) Hall. f. ex v. Steenis Anacardiaceae 6 1 2,22 15 Capsicum frutescens L. Solanaceae 9,34,35 3 6,67 16 Carica papaya L. Caricaceae 12 1 2,22 17 Ceiba pentandra (L.) Gaertn. Bombacaceae 32 1 2,22 18 Celtis philippensis Blanco Ulmaceae 30,31 2 4,44 19 Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae 9 1 2,22 20 Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl. Lauraceae 7,30,31 3 6,67 21 Cinnamomum sintoc Bl. Lauraceae 28,30,31 3 6,67 22 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing. Rutaceae 9 1 2,22 23 Cnetis platantha Grifith Connaraceae 6 1 2,22 24 Cocos nucifera L. Arecaceae 9,23,33 3 6,67 25 Cordyline fruticosa (L.) A. Chev. Euphorbiaceae 38 1 2,22 26 Cratoxylum formosum Dyer. Hypericaceae 9 1 2,22 27 Curculigo orchioides Gaertn. Amaryllidaceae 34,35 2 4,44 3 6,67 28 Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 3,14,23 29 Cyclea barbata Miers. Menispermaceae 9 1 2,22 30 Cynodon dactylon (L.) Pers. Poaceae 29 1 2,22 31 Dendrophthoe sp. Loranthaceae 38 1 2,22 32 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae 34,35 2 4,44 33 Dillenia sp. Dilleniaceae 34,35 2 4,44 34 Dryobalanops aromatica Gaertn. f. Dipterocarpaceae 40 1 2,22 35 Dryobalanops lanceolata Burck. Dipterocarpaceae 6 1 2,22 36 Durio zibethinus Murr. Bombacaceae 3 1 2,22 37 Echinochloa colonum (L.) Link. Poaceae 45 1 2,22 38 Eleutherine americana (Aubl.) Merr. Iridaceae 34,35 2 4,44 39 Eugenia aquea Burm.f. Myrtaceae 34,35 2 4,44 Rutaceae 45 1 2,22 40 Euodia elleryana F. v. Muell 41 Ficus septica Burm. f. Moraceae 36 1 2,22 Flacourtiaceae 30,31 2 4,44 42 Flacourtia rukam Z & M 43 Forrestia mollisima (Bl.) Kds. Commelinaceae 30,31 2 4,44 44 Fragraea rhetza Loganiaceae 24 1 2,22 45 Garcinia celebica L. Clusiaceae 30,31 2 4,44 46 Garcinia mangostana L. Clusiaceae 4,30,31 3 6,67

Habitat

Habitus

NH; B NH; L NH NH; B NH; B H H NH; B NH; B H NH; B NH; L H NH NH; B NH; B NH; B H NH; L H H NH; B NH NH; B NH NH NH; B NH; B NH NH H H H H H NH; B NH NH NH; B H H H H H H H

liana herba pohon pohon herba pohon pohon pohon pohon herba herba herba herba pohon perdu herba pohon pohon herba pohon pohon pohon liana pohon perdu pohon herba herba memanjat herba herba pohon pohon pohon pohon pohon herba herba pohon pohon pohon pohon paku pohon pohon pohon

Bagian yang digunakan

daun kulit

akar kulit batang

getah

Lampiran 6. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Perut No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Gironniera nervosa Planch. Ulmaceae 7 1 2,22 48 Globba pendula Roxb. Zingiberaceae 7 1 2,22 49 Glochidion kollmannianum (M.A.) J.J.S. Euphorbiaceae 7 1 2,22 50 Glochidion sp. Euphorbiaceae 3 1 2,22 51 Gossypium sp. Malvaceae 38 1 2,22 52 Hibiscus sp. Malvaceae 38 1 2,22 53 Impatiens balsamina L. Balsaminaceae 29 1 2,22 54 Ipomoea peltata Chois. Convolvulaceae 38 1 2,22 55 Ipomoea sp. Convolvulaceae 38 1 2,22 56 Lantana camara L. Verbenaceae 9,12 2 4,44 57 Leea aequata L. Leeaceae 9 1 2,22 58 Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae 7 1 2,22 59 Litsea sp. Lauraceae 7 1 2,22 60 Macaranga triloba ( Reinw. Ex Bl.) M. A. Euphorbiaceae 7 1 2,22 61 Manihot utilissima Pohl. Euphorbiaceae 38 1 2,22 62 Maranta arundinaceae L. Maranthaceae 9 1 2,22 63 Medinilla macrantha 2Ohwi Melastomaceae 45 1 2,22 64 Melastoma affine D. Don. Melastomataceae 32 1 2,22 65 Melodorum kentii (Bl.) Miq. Annonaceae 30,31 2 4,44 66 Mimosa pigra L. Fabaceae 33 1 2,22 67 Mimosa pudica L. Fabaceae 4 1 2,22 68 Morinda bracteata Roxb. Rubiaceae 38 1 2,22 69 Musa paradisiaca L. Musaceae 34,35 2 4,44 70 Musa sp. Musaceae 3 1 2,22 71 Nauclea orientalis L. Rubiaceae 34,35 2 4,44 72 Octomeles sumatrana Miq. Datiscaceae 30,31 2 4,44 73 Ormosia sp. Fabaceae 30,31 2 4,44 74 Oxalis corniculata L. Oxalidaceae 9 1 2,22 75 Pandanus tectorius Park. Pandanaceae 9 1 2,22 76 Parkia roxburghii G. Don. Fabaceae 12 1 2,22 77 Pongamia pinnata (L.) Pierre Fabaceae 42,43,44 3 6,67 78 Premna oblongata Miq. Verbenaceae 9 1 2,22 79 Pseudelephantopus spicatus Baker Asteraceae 30,31 2 4,44 80 Psidium guajava L. Myrtaceae 24,36 2 4,44 81 Psychotria montana Bl. Rubiaceae 8 1 2,22 82 Pterocarpus indicus Willd. Fabaceae 9 1 2,22 83 Pyrrosia sp. Polipodiaceae 29 1 2,22 84 Ricinus communis L. Euphorbiaceae 38 1 2,22 85 Rinorea bengalensis (Wall.) Kuntz. Violaceae 30,31 2 4,44 Rosaceae 5 1 2,22 86 Rubus alceaefolius Poir. 87 Santalum album L. Santalaceae 38 1 2,22 8 1 2,22 88 Sarcocephalus undulatus Miq. Rubiaceae 89 Scleria sp. Cyperaceae 2 1 2,22 90 Sesamum oriantale L. Pedaliaceae 14 1 2,22 91 Sida rhombifolia L. Malvaceae 1 1 2,22 92 Solanum nigrum L. Solanaceae 45 1 2,22

Habitat

Habitus

H H H H NH NH NH H NH; B NH; L NH NH; L H H NH; B NH H NH; L H NH; L H NH; B H NH H H H NH NH NH; B H NH NH NH; B H NH; B NH NH H H H H NH NH NH; L NH; B

pohon herba pohon pohon pohon perdu herba herba herba perdu perdu perdu pohon pohon perdu herba memanjat perdu pohon herba herba pohon herba herba pohon pohon pohon herba perdu pohon pohon perdu herba pohon perdu pohon herba pohon perdu herba pohon perdu herba herba perdu herba

Bagian yang digunakan daun rimpang kulit

daun, rimpang daun, batang daun, buah

daun tunas daun

daun

semua bagian daun daun daun

Lampiran 6. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Perut No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 93 Spatholobus sp. Fabaceae 30,31 2 4,44 94 Stemonurus secundiflorus Bl. Stemonaceae 8 1 2,22 95 Stephania capitata (Bl.) Walp. Menispermaceae 9 1 2,22 96 Syzygium aqueum (Burm.f.) Alst. Myrtaceae 36 1 2,22 97 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry Myrtaceae 38 1 2,22 98 Tagetes erecta L. Compositae 1 1 2,22 99 Tamarindus indica L. Fabaceae 8,23 2 4,44 100 Teijsmanniodendron hollophyllum (Baker) Kosterm. Verbenaceae 30,31 2 4,44 101 Tetracera scandens (L.) Merr. Dilleniaceae 4 1 2,22 102 Toona sureni (Bl.) Merr. Meliaceae 5 1 2,22 103 Uncaria glabrata DC. Rubiaceae 4 1 2,22 104 Uraria crinita Desv. Fabaceae 29 1 2,22 105 Uvaria sp. Annonaceae 30,31 2 4,44 106 Vitex clerodendrum Verbenaceae 38 1 2,22 107 Vitex pinnata L. Verbenaceae 3,6,34,35 4 8,89 108 Vitis discolor (Bl.) Dalz. Vitaceae 9 1 2,22 109 Xanthophyllum excelsum (Bl.) Miq. Polygalaceae 38 1 2,22 110 Zingiber purpureum Roxb. Zingiberaceae 9 1 2,22 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat H NH NH NH; B NH; B NH; B NH; B H H NH; B H NH H NH; B NH; B H H NH; B

Habitus

Bagian yang digunakan

liana herba daun memanjat pohon pohon herba daun pohon pohon liana pohon kulit batang liana herba memanjat pohon pohon memanjat perdu herba

Lampiran 7. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Diare No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Achras zapota Auct. Sapotaceae 1 1 2,22 2 Aechidendron microcarpum (Benth.) Nielsen 5 1 2,22 3 Ageratum conyzoides L. Asteraceae 38 1 2,22 4 Aleurites moluccana (L.) Willd. Euphorbiaceae 30,31 2 4,44 5 Allium sativum L. Liliaceae 2 1 2,22 6 Alstonia angustifolia KDS Apocynaceae 9 1 2,22 7 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 25,38 2 4,44 8 Anacardium occidentale L. Anacardiaceae 1,38,39 3 6,67 9 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon Rhizophoraceae 30,31 2 4,44 10 Annona muricata Linn. Annonaceae 13 1 2,22 11 Areca catechu L. Arecaceae 5,14 2 4,44 12 Artocarpus heterophyllus Lmk. Moraceae 14 1 2,22 13 Bischofia javanica Bl. Bignoniaceae 5 1 2,22 14 Bixa orellana L. Bixaceae 40 1 2,22 15 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 3 1 2,22 16 Callicarpa longifolia Lamk. Verbenaceae 34,35 2 4,44 17 Campnosperma sp. Anacardiaceae 2 1 2,22 18 Carica papaya L. Caricaceae 13,29 2 4,44 19 Celtis cinnamomea Lindl. ex. Planch Ulmaceae 25 1 2,22 20 Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae 14 1 2,22 21 Cnetis platantha Grifith Connaraceae 6 1 2,22 22 Cocos nucifera L. Arecaceae 10,11 2 4,44 23 Cordia subcordata Lamk. Boraginaceae 32 1 2,22 24 Cordyline fruticosa (L.) A. Chev. Euphorbiaceae 9 1 2,22 25 Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 9 1 2,22 26 Curcuma xanthorriza Roxb. Zingiberaceae 12 1 2,22 27 Dillenia albiflos (Rudl.) Hoogl. Dilleniaceae 3 1 2,22 Dilleniaceae 34,35 2 4,44 28 Dillenia sp. 29 Dioscorea bulbifera L. Dioscoreaceae 45 1 2,22 30 Dysoxylum sp. Meliaceae 3 1 2,22 31 Elaeocarpus griffithii A. Gray. Elaeocarpaceae 3 1 2,22 32 Embelia ribes Burm. f. Myrsinaceae 9 1 2,22 33 Eugenia polyantha Wight. Myrtaceae 3,9 2 4,44 34 Ficus hispida L.f. Moraceae 9 1 2,22 35 Fordia sp. Fabaceae 3 1 2,22 36 Garcinia mangostana L. Clusiaceae 4,28,30,31,38 5 11,11 37 Geunsia pentandra (Roxb.) Merr. Verbenaceae 28 1 2,22 38 Globba longa Rumph. Zingiberaceae 40 1 2,22 39 Glochidion arborescens Bl. Euphorbiaceae 3 1 2,22 40 Grewia paniculata Roxb. ex DC. Tiliaceae 9 1 2,22 41 Jatropha curcas L. Euphorbiaceae 1,5,26,28,38 5 11,11 Zingiberaceae 14 1 2,22 42 Languas galanga (L.) Stuntz 43 Leitrena floridana Asteraceae 30,31 2 4,44 44 Leuconotis eugeniifolia A. DC. Apocynaceae 5 1 2,22 45 Litsea noronhae Bl. Lauraceae 2 1 2,22 46 Macaranga triloba ( Reinw. Ex Bl.) M. A. Euphorbiaceae 4 1 2,22

Habitat NH; B H NH; L NH; B NH; B H H NH; B H NH; B NH; B NH; B H NH; B NH; L H NH NH; B NH NH; L NH NH; B NH NH NH; B NH; B H H NH NH; L H NH NH; B H H H NH NH; B H NH; L NH; L NH; B NH H H H

Habitus pohon herba pohon herba pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon pohon perdu herba perdu pohon herba pohon herba liana pohon pohon perdu herba herba pohon pohon memanjat pohon pohon memanjat pohon pohon liana pohon pohon herba pohon pohon perdu herba herba liana pohon pohon

Bagian yang digunakan buah muda batang, daun umbi

kulit batang

kulit batang

akar

getah batang batang, daun

daun

daun daun

Lampiran 7. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Diare No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Melastoma affine D. Don. Melastomataceae 2 1 2,22 48 Memecylon sp. Melastomataceae 3 1 2,22 49 Merremia nymphaeifolia Hall. f. Convolvulaceae 9 1 2,22 50 Musa paradisiaca L. Musaceae 14,34,35 3 6,67 51 Musa salaccensis Zoll. Musaceae 3 1 2,22 52 Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae 36,37,38 3 6,67 53 Pandanus sp. Pandanaceae 30,31 2 4,44 54 Parkia roxburghii G. Don. Fabaceae 12 1 2,22 55 Piper aduncum L. Piperaceae 9 1 2,22 56 Psidium guajava L. Myrtaceae 1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40 12 26,67 57 Pternandra cardiophylla Ohwi Melastomataceae 30,31 2 2,22 58 Punica granatum L. Punicaceae 1 1 2,22 59 Rhizophora apiculata Bl. Rhizophoraceae 9 1 2,22 60 Rhizophora mucronata Lmk. Rhizophoraceae 9 1 2,22 61 Rhodamnia cinerea Jack. Myrtaceae 4 1 2,22 62 Ricinus communis L. Euphorbiaceae 26 1 2,22 63 Rourea mimosoides (Vahl.) Planch. Connaraceae 3 1 2,22 64 Rubus alceaefolius Poir. Rosaceae 5 1 2,22 65 Schleichera oleosa (Lour.) Oken. Sapindaceae 26 1 2,22 66 Sesbania grandiflora Pers. Fabaceae 14 1 2,22 67 Spatholobus ferrugineus (Zoll.) Benth. Fabaceae 5 1 2,22 68 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry Myrtaceae 38 1 2,22 69 Syzygium policephalum (Miq.) Merr. & Perry Myrtaceae 9 1 2,22 70 Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch. Vitaceae 4 1 2,22 71 Tinospora crispa (L.) Diels. Menispermaceae 38 1 2,22 72 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 38 1 2,22 73 Urena lobata L. Malvaceae 3,38 2 4,44 34,35 2 4,44 74 Vitex pinnata L. Verbenaceae 75 Voacanga grandifolia Rolfe Apocynaceae 25 1 2,22 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat NH; L NH H NH; B H NH; B NH NH; B NH; B NH; B H NH; B H H H NH H H NH; B NH; B H NH; B NH; B H NH; B NH; B H H NH

Habitus perdu herba herba herba herba pohon perdu pohon perdu pohon perdu perdu pohon pohon pohon pohon herba herba pohon pohon liana pohon pohon liana liana perdu perdu pohon perdu

Bagian yang digunakan pucuk

buah muda

semua bagian semua bagian daun muda

Lampiran 8. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Kulit Ringan No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Achyranthes aspera L. Amaranthaceae 38 1 2,22 2 Acorus calamus L. Araceae 12 1 2,22 3 Ageratum conyzoides L. Asteraceae 30,31,39 3 6,67 4 Alchornea rugosa (Lour.) M. A. Euphorbiaceae 30,31 2 4,44 5 Allium sativum L. Liliaceae 13 1 2,22 6 Alpinia galanga (L.) Swartz Zingiberaceae 9,34,35 3 6,67 7 Alpinia javanica Bl. Zingiberaceae 3 1 2,22 8 Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 7,12 2 4,44 9 Amomum cardamomum L. Zingiberaceae 9 1 2,22 10 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness. Acanthaceae 12 1 2,22 11 Angiopteris cuecta Hoff. Marratiaceae 3 1 2,22 12 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon Rhizophoraceae 6 1 2,22 13 Annona muricata Linn. Annonaceae 27 1 2,22 14 Antidesma tetrandum Bl. Euphorbiaceae 3 1 2,22 15 Aphanamixis grandifolia (Bl.) Walp. Meliaceae 34,35 2 4,44 16 Aporosa arborea (Bl.) M. A. Euphorbiaceae 7 1 2,22 17 Arachis hypogaea L. Fabaceae 25 1 2,22 18 Archidendron clypearia (Jack) I. C. Nielsen Fabaceae 27 1 2,22 19 Ardisia fuliginosa Bl. Myrsinaceae 9 1 2,22 20 Baccaurea bracteata Mull. Arg. Euphorbiaceae 4 1 2,22 21 Baccaurea javanica (Bl.) M. A. Euphorbiaceae 7 1 2,22 22 Barringtonia macrocarpa Hassk. Lecythidaceae 1 1 2,22 23 Blechnum orientale L. Blechnaceae 4,27,30,31 4 8,89 24 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 9,29 2 4,44 25 Calophyllum austrocoriaceum Whitm. Clusiaceae 6 1 2,22 26 Calophyllum sp. Clusiaceae 30,31 2 4,44 27 Cananga odorata (Lmk) Hook.f. & Th. Annonaceae 9,12,39 3 6,67 Annonaceae 2 1 2,22 28 Canangium odoratum Baill. 29 Cassia alata L. Fabaceae 1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39 13 28,89 30 Catharanthus roseus (L.) G. Don. Apocynaceae 26 1 2,22 31 Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae 27 1 2,22 32 Cinnamomum sintoc Bl. Lauraceae 12 1 2,22 33 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing. Rutaceae 23 1 2,22 34 Citrus hystrix DC. Rutaceae 1 1 2,22 35 Cocos nucifera L. Arecaceae 1,9,12 3 6,67 36 Coleus sp. Lamiaceae 9 1 2,22 37 Cordia myxa Auct. Boraginaceae 38 1 2,22 38 Cratoxylum arborescens (Vahl.) Bl. Hypericaceae 27 1 2,22 39 Curcuma aeruginosa Roxb. Zingiberaceae 14 1 2,22 1 2,22 40 Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 9 41 Derris caudata Backer. Fabaceae 2 1 2,22 42 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg. Dilleniaceae 2 1 2,22 43 Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum. Maranthaceae 39 1 2,22 44 Elephantopus scaber L. Asteraceae 27 1 2,22 45 Erechtites valerianifolia (Wolf.) DC. Asteraceae 45 1 2,22 46 Eugenia zeylanica (L.) Wight. Myrtaceae 6 1 2,22

Habitat NH NH; B NH; L H NH; B NH; B H H H NH NH H NH; B H H H NH; B NH; L NH; L H H H H NH; L H H H H NH; L NH; B NH; L H NH; B NH; B NH; B NH; B H NH NH; B NH; B H H H NH; L H NH; B

Habitus herba liana herba perdu herba herba herba pohon herba herba herba pohon pohon perdu pohon pohon herba pohon perdu pohon pohon pohon paku herba pohon pohon pohon pohon perdu herba herba pohon pohon pohon pohon herba pohon pohon herba herba liana pohon perdu herba herba pohon

Bagian yang digunakan

daun

daun getah daun, kulit buah getah daun

buah

kulit batang kulit + kambium

daun

Lampiran 8. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Kulit Ringan No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Euphorbia hirta L. Euphorbiaceae 25 1 2,22 48 Flemingia congesta Roxb. Fabaceae 33 1 2,22 49 Garcinia dulcis Kurz Clusiaceae 9 1 2,22 50 Goniothalamus macrophyllus (Bl.) Hook f. Thoms. Annonaceae 4 1 2,22 51 Imperata cylindrica Nees. Poaceae 1 1 2,22 52 Inocarpus edulis J. R. & G. Forst. Fabaceae 34 1 2,22 53 Isochoriste javanica Miq. Acanthaceae 38 1 2,22 54 Jasminum sambac (L.) W. Ait. Oleaceae 26,34 2 4,44 55 Kaempferia galanga L. Zingiberaceae 26 1 2,22 56 Kalanchoe pinnata Pers. Crassulaceae 2 1 2,22 57 Languas galanga (L.) Stuntz Zingiberaceae 6,12,36,37,38,40 6 13,33 58 Lansium domesticum Corr. Meliaceae 34,35 2 4,44 59 Lycopersicon lycopersicum (L.) Karsten Solanaceae 26 1 2,22 60 Maesa ramentacea Wall. Myrsinaceae 32 1 2,22 61 Medinilla sp. Melastomaceae 29 1 2,22 62 Michelia champaca L. Magnoliaceae 1 1 2,22 63 Mirabilis jalapa L. Nyctaginaceae 1 1 2,22 64 Moringa oleifera Lmk. Moringaceae 12 1 2,22 65 Myristica fragrans Houtt. Myristicaceae 12 1 2,22 66 Neolitsea cassiaefolia (BL.) Merr. Hypericaceae 9 1 2,22 67 Nothopanax scutellarius Merr. Araliaceae 30,31 2 4,44 68 Paederia foetida Auct. non L. Rubiaceae 34 1 2,22 69 Pentaspadon motleyi Hook.f Anacardiaceae 34,35 2 4,44 70 Peronema canescens Jack. Verbenaceae 3,33 2 4,44 71 Philodendron sp. Araceae 38 1 2,22 72 Phyllanthus niruri L. Euphorbiaceae 12 1 2,22 73 Piper betle L. Piperaceae 13,14 2 4,44 Piperaceae 25 1 2,22 74 Piper nigrescens Bl. 75 Piper sarmentosum Roxb. ex. Hunter Piperaceae 30,31 2 4,44 76 Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King Fabaceae 3 1 2,22 77 Pouzolzia zeylanica (L.) Benth. Urticaceae 29 1 2,22 78 Prunus arborea (Bl.) Kalkman Rosaceae 4 1 2,22 79 Psychotria montana Bl. Rubiaceae 7 1 2,22 80 Psychotria sp. Rubiaceae 30,31 2 81 Psychotria viridiflora Reinw. Rubiaceae 29 1 2,22 82 Quercus lusitanica Lamk. Fagaceae 9 1 2,22 83 Rhododendron macgregiriaceae Fv. Ericaceae 45 1 2,22 84 Rhododendron macgregoriae KVM Ericaceae 45 1 2,22 85 Selaginella plana Hieron Selaginellaceae 9 1 2,22 86 Spondias dulcis Park Anacardiaceae 38 1 2,22 87 Taenitis blechnoides (Willd.) Sw. Adiantaceae 3 1 2,22 23 1 2,22 88 Tamarindus indica L. Fabaceae 89 Themeda argenta Cyperaceae 7 1 2,22 90 Tinospora crispa (L.) Diels. Menispermaceae 36,37,38 3 6,67 91 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 9 1 2,22 92 Uncaria gambir Roxb. Rubiaceae 12 1 2,22

Habitat

Habitus

NH; L NH H H NH; L NH H NH; B NH; B H NH; B NH; B NH NH H NH; B NH; B NH; B NH; B H NH NH H H NH NH; L NH; B H NH; B NH; B NH H H H NH NH H H NH; L H H NH; B NH NH; B NH; B H

herba perdu pohon perdu herba pohon herba perdu herba herba herba pohon herba pohon memanjat pohon herba pohon pohon pohon pohon memanjat pohon pohon herba herba memanjat liana herba pohon herba pohon perdu perdu perdu pohon perdu perdu paku pohon herba pohon herba liana perdu liana

Bagian yang digunakan getah bunga tua

daun

bunga biji

daun

daun daun

Lampiran 8. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Kulit Ringan No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 93 Urena lobata L. Malvaceae 12 1 2,22 94 Ventilago sp. Rhamnaceae 34,35 2 4,44 95 Wedelia biflora (L.) DC. Asteraceae 39 1 2,22 96 Zea mays L. Poaceae 1 1 2,22 97 Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae 12 1 2,22 98 Zizypus jujuba Lamk. Rhamnaceae 12 1 2,22 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat H H NH; L NH; B NH; B NH

Habitus perdu liana herba herba herba pohon

Bagian yang digunakan

tongkol

Lampiran 9. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Bisul No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Abutilon maeratum Malvaceae 38 1 2,22 2 Ageratum conyzoides L. Asteraceae 9 1 2,22 3 Aglaonema latius Araceae 8 1 2,22 4 Allium cepa L. Liliaceae 14 1 2,22 5 Allium sativum L. Liliaceae 9,14,40 3 6,67 6 Alocasia longiloba Miq. Araceae 33 1 2,22 7 Amaranthus spinosus L. Amaranthaceae 14,23 2 4,44 8 Amomum sp. Zingiberaceae 3 1 2,22 9 Angiopteris evecta Hoffm. Marratiaceae 36 1 2,22 10 Annona muricata Linn. Annonaceae 9 1 2,22 11 Barringtonia macrocarpa Hassk. Lecythidaceae 33 1 2,22 12 Bischofia javanica Bl. Bignoniaceae 9 1 2,22 13 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 29,33 2 4,44 14 Brugmansia suaveolens Bercht & Presl Solanaceae 9 1 2,22 15 Burkilanthus malaccensis Rutaceae 7 1 2,22 16 Calophyllum austrocoriaceum Whitm. Clusiaceae 6 1 2,22 17 Calophyllum rigidum Miq. Clusiaceae 27 1 2,22 18 Canarium commune L. Burseraceae 40 1 2,22 19 Canarium dichotomum (Bl.) Miq. Burseraceae 30,31 2 4,44 20 Capsicum frutescens L. Solanaceae 9 1 2,22 21 Cassia fistula L. Fabaceae 12 1 2,22 22 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing. Rutaceae 26 1 2,22 23 Corchorus angutangulus Tiliaceae 9 1 2,22 24 Cratoxylon racemosum Bl. Hypericaceae 33 1 2,22 25 Cratoxylum arborescens (Vahl.) Bl. Hypericaceae 28 1 2,22 26 Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 23 1 2,22 27 Cycas rumphii Miq. Cycadaceae 9 1 2,22 Cucurbitaceae 4 1 2,22 28 Diplocyclos palmatus (L.) C. Jeffry 29 Donax cannaefolius Maranthaceae 36 1 2,22 30 Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum. Maranthaceae 3 1 2,22 31 Erechtites valerianifolia (Wolf.) DC. Asteraceae 45 1 2,22 32 Euphorbia neriifolia Auct. Euphorbiaceae 30,31 2 4,44 33 Eurycoma longifolia Jack. Simarubaceae 30,31 2 4,44 34 Ficus septica Burm. f. Moraceae 38 1 2,22 35 Ficus sp. Moraceae 38 1 2,22 36 Foeniculum vulgare Mill. Apiaceae 14 1 2,22 37 Galearia filiformis (Bl.) Pax. Euphorbiaceae 32 1 2,22 38 Garcinia mangostana L. Clusiaceae 30,31 2 4,44 39 Goephila repens (L.) I. M. Johnston Rubiaceae 3 1 2,22 Malvaceae 38 1 2,22 40 Gossypium sp. 41 Graptophyllum pictum Griff. Acanthaceae 9 1 2,22 42 Grewia koordersiana Burret. Tiliaceae 25 1 2,22 43 Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae 38 1 2,22 44 Hibiscus sp. Malvaceae 38 1 2,22 45 Horsfieldia glabra (Bl.) Warb. Myristicaceae 9 1 2,22 46 Imperata cylindrica Nees. Poaceae 25 1 2,22

Habitat NH NH; L H NH; B NH; B H NH; L H H NH; B H H NH; L NH; L H H H NH; B NH; B NH; B H NH; B NH NH NH NH; B NH H H H H NH H H NH; B NH H H H NH NH; L NH; L NH; B NH H NH; L

Habitus perdu herba herba herba herba herba herba herba pohon pohon pohon herba perdu pohon pohon pohon pohon pohon perdu pohon pohon herba pohon pohon herba paku liana perdu perdu herba pohon pohon pohon pohon herba pohon pohon liana pohon perdu pohon perdu perdu pohon herba

Bagian yang digunakan daun daun

daun

getah

daun

Lampiran 9. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Bisul No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Indigofera enneaphylla Lmk. Fabaceae 9 1 2,22 48 Inocarpus edulis J. R. & G. Forst. Fabaceae 35 1 2,22 49 Ipomoea aquatica Forsk. Convolvulaceae 38 1 2,22 50 Ipomoea batatas L. Convolvulaceae 5,26 2 4,44 51 Ipomoea pes-caprae (L.) R. Br. Convolvulaceae 9 1 2,22 52 Ipomoea reptans Poir. Convolvulaceae 9 1 2,22 53 Jasminum sambac (L.) W. Ait. Oleaceae 35 1 2,22 54 Jatropha curcas L. Euphorbiaceae 23 1 2,22 55 Justicia gendarussa Burm.f. Acanthaceae 32 1 2,22 56 Kalanchoe sp. Crassulaceae 38 1 2,22 57 Kopsia arborea Bl. Apocynaceae 6 1 2,22 58 Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae 1,38 3 6,67 59 Lophatherum gracile Brongn. Poaceae 4 1 2,22 60 Manihot utilissima Pohl. Euphorbiaceae 9 1 2,22 61 Mimosa pudica L. Fabaceae 6,30,31 3 6,67 62 Mirabilis jalapa L. Nyctaginaceae 40 1 2,22 63 Musa paradisiaca L. Musaceae 9,36 2 4,44 64 Paederia foetida Auct. non L. Rubiaceae 35 1 2,22 65 Peperomia pellucida (L.) H. B. K. Piperaceae 9 1 2,22 66 Piper cilibracteum DC. Piperaceae 9 1 2,22 67 Piper muricatum Bl. Piperaceae 2 1 2,22 68 Plumeria acutifolia Apocynaceae 40 1 2,22 69 Poikilospermum sp. Moraceae 38 1 2,22 70 Psidium guajava L. Myrtaceae 23 1 2,22 71 Psychotria viridiflora Reinw. Rubiaceae 4 1 2,22 72 Rauvolvia serpentina (L.) Bth. ex Kurz. Apocynaceae 33 1 2,22 73 Sida acuta Burm. Malvaceae 9,25 2 4,44 Malvaceae 25 1 2,22 74 Sida rhombifolia ssp. retusa (L.) Borrs. 75 Solanum melongena L. Solanaceae 5 1 2,22 76 Solanum tuberosum L. Solanaceae 9 1 2,22 77 Sterculia foetida L. Sterculiaceae 26 1 2,22 78 Theobroma cacao L. Sterculiaceae 38 1 2,22 79 Trevesia burckii Boerl. Araliaceae 2 1 2,22 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat

Habitus

NH NH NH NH; B NH NH NH; B NH; L NH; L NH; B NH NH; L H NH; B NH; L NH; B NH; B NH NH H H NH; B NH; L NH; B H NH; B H NH; L NH; B NH; B H NH; B H

perdu pohon herba herba herba herba perdu perdu perdu herba pohon perdu herba perdu herba herba herba memanjat herba memanjat liana pohon liana pohon perdu pohon herba perdu herba herba pohon pohon liana

Bagian yang digunakan

daun

daun daun daun

semua bagian

daun

Lampiran 10. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Panas . No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Abelmoschus manihot (L.) Medikus Malvaceae 39 1 2,22 2 Abutilon maeratum Malvaceae 38 1 2,22 3 Acorus calamus L. Araceae 33 1 2,22 4 Allium cepa L. Liliaceae 1,9,12 3 6,67 5 Allium fistulosum L. Liliaceae 9 1 2,22 6 Allium odorum L. Liliaceae 38 1 2,22 7 Alocasia esculenta Araceae 38 1 2,22 8 Amomum aculeatum Roxb. Zingiberaceae 9 1 2,22 9 Amomum cardamomum L. Zingiberaceae 7 1 2,22 10 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness. Acanthaceae 38 1 2,22 11 Arcangelisia flava (L.) Merr. Menispermaceae 40 1 2,22 12 Asplenium nidus L. Polipodiaceae 6 1 2,22 13 Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae 1 1 2,22 14 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 14 1 2,22 15 Calophyllum sp. Clusiaceae 30,31 2 4,44 16 Carica papaya L. Caricaceae 38 1 2,22 17 Ceiba pentandra (L.) Gaertn. Bombacaceae 33 1 2,22 18 Centella asiatica (L.) Urb. Apiaceae 30,31 2 4,44 19 Cinnamomum rhichophyllum Miq. Lauraceae 6 1 2,22 20 Cnetis platantha Grifith Connaraceae 6 1 2,22 21 Cocos nucifera L. Arecaceae 9 1 2,22 22 Crinum asiaticum L. Amaryllidaceae 33 1 2,22 23 Cucumis sativus Linn. Cucurbitaceae 12 1 2,22 24 Cyclea barbata Miers. Menispermaceae 9 1 2,22 25 Datura metel L. Solanaceae 38 1 2,22 26 Endiandra rubescens (Bl.) Miq. Lauraceae 30,31 2 4,44 27 Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr. Fabaceae 12 1 2,22 Myrtaceae 12 1 2,22 28 Eucalyptus alba Reinw. ex. Bl. 29 Eurycoma longifolia Jack. Simarubaceae 6 1 2,22 30 Gardenia jasminoides Ellis Rubiaceae 1 1 2,22 31 Goniothalamus macrophyllus (Bl.) Hook f. Thoms. Annonaceae 28 1 2,22 32 Graptophyllum pictum Griff. Acanthaceae 9 1 2,22 33 Hemigraphis colorata (Bl.) Hall.f. Acanthaceae 38 1 2,22 34 Hibiscus rosa-sinensis L. Malvaceae 9,28,30,31,38 5 11,11 35 Hibiscus tiliaceus L. Malvaceae 1,9 2 4,44 36 Ipomoea batatas L. Convolvulaceae 33 1 2,22 37 Ixonanthes icosandra Jack. Ixonanthaceae 6 1 2,22 38 Jasminum sambac (L.) W. Ait. Oleaceae 38 1 2,22 39 Jussiaea linifolia Vahl. Onagraceae 38 1 2,22 Zingiberaceae 15,16,17,18,19,20,21,22,38,40 10 22,22 40 Kaempferia galanga L. 41 Kalanchoe pinnata Pers. Crassulaceae 9,38 2 4,44 Crassulaceae 1 1 2,22 42 Kalanchoe sp. 43 Languas galanga (L.) Stuntz Zingiberaceae 38 1 2,22 44 Maranta arundinaceae L. Maranthaceae 9 1 2,22 45 Michelia champaca L. Magnoliaceae 40 1 2,22 46 Moringa pterygosperma Gaertn. Moringaceae 38 1 2,22

Habitat

Habitus

NH; B NH NH; B NH; B NH; B NH; B NH; L H H NH H H NH; B NH; L H NH; B NH; B NH; L H NH NH; B H NH; B NH NH; L H NH H H NH; B NH NH; L NH; L NH; B NH; L NH; B H NH; B H NH; B NH; B NH; B NH; B NH NH; B NH; B

perdu perdu liana herba herba herba herba herba herba herba liana paku pohon herba pohon herba pohon herba pohon liana pohon herba herba memanjat herba pohon pohon pohon pohon perdu perdu perdu herba perdu pohon herba

Bagian yang digunakan

daun daun bunga

buah akar

akar, daun

akar, batang daun

daun perdu herba herba herba herba herba herba pohon pohon

daun

Lampiran 10. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Panas . No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Musa sp. Musaceae 38 1 2,22 48 Nicotiana tabacum L. Solanaceae 40 1 2,22 49 Ocimum sanctum L. Lauraceae 34,35 2 4,44 50 Phyllanthus sp. Euphorbiaceae 38 1 2,22 51 Piper betle L. Piperaceae 28 1 2,22 52 Plantago major L. Plantaginaceae 12 1 2,22 53 Pluchea indica Less. Asteraceae 40 1 2,22 54 Santalum album L. Santalaceae 14,40 2 4,44 55 Scaphium affinis Pierre Sterculiaceae 40 1 2,22 56 Scutellaria discolor Wall. ex. Bth. Lamiaceae 9 1 2,22 57 Sesbania grandiflora Pers. Fabaceae 12 1 2,22 58 Smilax zeylanica L. Smilacaceae 33 1 2,22 59 Solanum sp. Solanaceae 38 1 2,22 60 Symplocos odoratissima (Bl.) Choisy Symplocaceae 9 1 2,22 61 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry Myrtaceae 40 1 2,22 62 Syzygium glomeratum DC. Myrtaceae 42,43,44 3 6,67 63 Tamarindus indica L. Fabaceae 9 1 2,22 64 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 40 1 2,22 65 Uncaria cordata (Lour.) Merr. Rubiaceae 28 1 2,22 66 Vitex pubescens Vahl. Verbenaceae 28 1 2,22 67 Zingiber purpureum Roxb. Zingiberaceae 12 1 2,22 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat

Habitus

NH NH; B NH; B NH; L NH; B NH; L NH; B H H NH; B NH; B H NH; L NH NH; B NH; B NH; B NH; B H NH; B NH; B

herba herba herba herba memanjat herba herba pohon pohon herba pohon memanjat herba pohon pohon pohon pohon perdu liana pohon herba

Bagian yang digunakan

Lampiran 11. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Kuning No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 1 Acanthus dicifolia L. Acanthaceae 9 1 2,22 2 Alyxia reinwardtii Bl. Apocynaceae 13 1 2,22 3 Amomum aculeatum Roxb. Zingiberaceae 8 1 2,22 4 Ananas commusus Merr. Bromeliaceae 13,14 2 4,44 5 Andropogon nardus L. Poaceae 14 1 2,22 6 Annona muricata Linn. Annonaceae 1 1 2,22 7 Arcangelisia flava (L.) Merr. Menispermaceae 2,4,38,39 4 8,89 8 Arenga pinnata (Wurmb.) Merr. Arecaceae 12 1 2,22 9 Artocarpus sp. Moraceae 13 1 2,22 10 Azadirachta indica A. Juss. Meliaceae 14 1 2,22 11 Bambusa vulgaris Schrad Poaceae 5 1 2,22 12 Bixa orellana L. Bixaceae 40 1 2,22 13 Blumea balsamifera (L.) DC. Asteraceae 9 1 2,22 14 Canangium odoratum Baill. Annonaceae 9 1 2,22 15 Carica papaya L. Caricaceae 12 1 2,22 16 Cassia siamea Lmk. Fabaceae 1 1 2,22 17 Chisocheton pentandrus (Bl.) Merr. Meliaceae 5 1 2,22 18 Clausena excavata Burm. f. Rutaceae 5 1 2,22 19 Cocos nucifera L. Arecaceae 8,14 2 4,44 20 Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr. Menispermaceae 7 1 2,22 21 Curcuma domestica Val. Zingiberaceae 9,13,14 3 6,67 22 Curcuma longa L. Zingiberaceae 1,8 2 4,44 23 Curcuma xanthorriza Roxb. Zingiberaceae 9,12 2 4,44 24 Daucus carota L. Apiaceae 12 1 2,22 25 Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr. Fabaceae 9 1 2,22 26 Erythrina variegata L. Fabaceae 14 1 2,22 27 Euodia latifolia DC. Rutaceae 12 1 2,22 28 Euphorbia prostrata W. Ait. Euphorbiaceae 12 1 2,22 29 Fibraurea chloroleuca Miers. Menispermaceae 9,30,31 3 6,67 30 Ficus septica Burm. f. Moraceae 5 1 2,22 31 Globba sp. Zingiberaceae 6 1 2,22 32 Graptophyllum pictum Griff. Acanthaceae 38 1 2,22 33 Hoya pseudomaxima Asclepiadaceae 38 1 2,22 34 Impatiens balsamina L. Balsaminaceae 38 1 2,22 35 Imperata cylindrica Nees. Poaceae 14 1 2,22 36 Jasminum pubescens Willd. Oleaceae 9 1 2,22 37 Kaempferia galanga L. Zingiberaceae 13 1 2,22 38 Kalanchoe pinnata Pers. Crassulaceae 26 1 2,22 39 Lantana camara L. Verbenaceae 38 1 2,22 Solanaceae 12 1 2,22 40 Lycopersicon esculentum Mill. 41 Meliosma lanceolata Bl. Sabiaceae 5 1 2,22 2 1 2,22 42 Mellatia splendidissima Bl. Fabaceae 43 Nicolaia solaris (Bl.) Horan Zingiberaceae 10,11 2 4,44 44 Oryza sativa L. Poaceae 23 1 2,22 45 Oxalis corniculata L. Oxalidaceae 14 1 2,22 46 Phyllanthus niruri L. Euphorbiaceae 9,12 2 4,44

Habitat

Habitus

NH H H NH NH NH; B H NH; B NH; B NH NH; B NH; B NH; L H NH; B H H H NH; B H NH; B NH; B NH; B NH NH NH H NH H H H NH; L H NH NH; L NH; B NH; B NH; B NH; L NH H H NH; B NH; B NH NH; L

perdu liana herba herba herba pohon liana pohon pohon pohon bambu perdu herba pohon herba pohon pohon pohon pohon liana herba herba herba herba pohon pohon pohon herba memanjat pohon herba perdu memanjat herba herba perdu herba herba perdu herba pohon pohon herba herba herba herba

Bagian yang digunakan daun daun

daun daun daun kulit batang daun

daun biji buah

akar kulit batang

Lampiran 11. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Kuning No. Nama Ilmiah Tumbuhan Suku Etnis Pengguna Tumbuhan Kode Etnis Jumlah Persentase (%) 47 Piper betle L. Piperaceae 9,14 2 4,44 48 Piper nigrum L. Piperaceae 23 1 2,22 49 Piper retrofractum Vahl. Piperaceae 23 1 2,22 50 Primula umbelata Primulaceae 28 1 2,22 51 Pterocymbium javanicum R. Br. Sterculiaceae 38 1 2,22 52 Rheum officinale Bail. Polygonaceae 12 1 2,22 53 Ruta angustifolia (L.) Pers. Rutaceae 12 1 2,22 54 Saccharum officinarum L. Poaceae 9,12 2 4,44 55 Sphaerostephanos heterocarpon (Bl.) Holtt. Thelypteridaceae 3 1 2,22 56 Sphaerostephanos heterophyllus (Bl.) Holt Thelypteridaceae 2 1 2,22 57 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry Myrtaceae 9,12,23 3 6,67 58 Tinospora crispa (L.) Diels. Menispermaceae 36,37,38 3 6,67 59 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 12,13 2 4,44 60 Uncaria eliptica Rubiaceae 7 1 2,22 61 Urena lobata L. Malvaceae 28 1 2,22 62 Villebrunea rubescens Bl. Urticaceae 32 1 2,22 63 Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae 36,37,38 3 6,67 Keterangan : H = Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan. NH; L = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar. NH; B = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya. NH = Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.

Habitat NH; B NH; B NH; B NH NH NH NH; B NH; B NH NH NH; B NH; B NH; B H H NH; L NH; B

Habitus

Bagian yang digunakan

memanjat memanjat liana herba pohon herba herba herba herba herba semua bagian pohon liana perdu liana perdu perdu herba