KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN - WordPress.com

633 downloads 2083 Views 448KB Size Report
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, ... Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai .... tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain ... aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar. Berdasarkan pandangan tentang sejarah teknologi Pembelajaran, Saettler (1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkandengan mesin dan peralatan. Teknologi modern digambarkan sebagai sistematisasi pengetahuan praktis dalam meningkatkan produktivitas. Demikian pula Heinich, Molenda dan Russell (1993) mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar dan mengajar. Teknologi Pembelajaran seringkali didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar, ini merupakan suatu pandangan bahwa ilmu dan teknologi tidak terpisahkan. Menurut definisi 1994 Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Definisi 1994 ini mengenal baik tradisi bidang maupun kecenderungannya untuk massa depan. Pada tahun 1970an Teknologi Pembelajaran berakar dari berbagai jenis media yang berbeda seperti pembelajaran dengan bantuan computer dan pembelajaran lewat televisi, serta dalam kegiatan belajar mandiri dan simulasi. Definisi tahun 1994 dirumuskan dengan berlandaskan lima bidang garapan bagi teknologi pembelajaran, yaitu : Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan bidang teknologi pembelajaran. Tiap kawasan dari bidang memberikan sumbangan pada teori dan praktek yang menjadi landasan profesi. Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri meskipun saling berkaitan. Masyarakat Indonesia sekarang ini dan dimasa mendatang merupakan masyarakat yang berbudaya teknologi, yaitu bahwa perkembangan teknologi telah berlangsung sedemikian rupa hingga tersebar luas dan memengaruhi segenap bidang kehidupan. Teknologi, sebagai struktur, proses, dan artefak, merupakan ciri imperative perkembangan masyarakat masa depan. Teknologi terus berkembang dan merupakan bagian integral dalam segala bidang kehidupan, maka teknologi dalam bidang pendidikan harus pula

1

dapat

dikembangkan,

dikendalikan,

dan

didayagunakan

untuk

dapat

membantu

mencerdaskan kehidupan bangsa. Jumlah

penduduk

yang

senantiasa

bertambah,

mengartikan

bahwa

makin

bertambahnya orang memerlukan pendidikan. Sehingga harus diciptakan dan dikembangkan sumber-sumber baru, termasuk sumber untuk pendidikan.

B. Rumusan Masalah Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul “Kawasan Teknologi Pendidikan”, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja bidang garapan dari Kawasan Teknologi Pendidikan ? 2. Apa peran / fungsi Kawasan Taknologi Pendidikan ? 3. Bagaimana Hubungan dengan Antar Kawasan ?

C. Tujuan Penulisan Makalah Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui bidang-bidang garapan Kawasan Teknologi Pendidikan 2. Untuk mengetahui peran / fungsi Kawasan Teknologi Pendidikan 3. Untuk mengetahui Hubungan Antar Kawasan

2

BAB II PEMBAHASAN

1. Kawasan Teknologi Pendidikan Definisi AECT 1994 yaitu Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa saja memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut. Aplikasi teknologi pembelajaran juga tidak terlepas dari lima kawasan tersebut. Seels dan Richey (1994) menjelaskan bahwa demi menjaga keutuhan definisi (teknologi pembelajaran) kegiatan-kegiatan dalam setiap kawasan teknologi pembelajaran dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber pembelajaran. Masih menurut Seels dan Richey (1994), dalam Teknologi Pembelajaran praktik sangat berpengaruh terhadap evolusi bidang tersebut, bahkan lebih besar daripada teorinya. Mempraktikkan Teknologi pembelajaran akan berhadapan dengan elemen-elemen yang memudahkan atau menyulitkan praktik itu sendiri. Elemen-elemen tersebut yaitu: 1) jenis materi pembelajaran; 2) sifat atau karakteristik pembelajar; 3) organisasi di mana pembelajaran berlangsung; 4) kemampuan sarana yang tersedia; dan 5) keahlian para praktisi. 1. Kawasan Desain Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Demikian juga Gagne dan briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep pembelajaran menjadi hidup. Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resource and

Development Center” pada tahun 1960 semakin

memperkuat kajian tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert 3

Glaser, selaku Direktur dari Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai inti dari Teknologi Pendidikan. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum; dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi mengenai : a) desain sistem pembelajaran, b) desain pesan, c) strategi pembelajaran, dan d) karateristik pemelajar.

2. Kawasan Pengembangan Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era Teknologi Pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1098-an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini. Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya . Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena : 

Pesan yang didorong oleh isi



Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori,



Manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran

Kawasan pengembangan mencakup : a) teknologi cetak, 4

b) teknologi audio-visual, c) teknologi berbasis komputer, dan d) teknologi terpadu.

3. Kawasan Pemanfaatan Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan. Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan tertua diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran sistematik. Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi dengan bahan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan. Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching, yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan bahan dan aktivitas belajar yang tepat. Pada tahun, 1982 diterbitkan diterbitkan buku Instructional Materials and New Technologies of Instruction oleh Heinich, Molenda dan Russel. Dalam buku ini mengemukakan model ASSURE, yang dijadikan acuan prosedur untuk merancang pemanfaatan media dalam mengajar. Langkah-langkah tersebut meliputi : (1) Analyze leraner (menganalisis pembelajar); (2) State Objective (merumuskan tujuan);(3) Select Media and Materials (memilih media dan bahan); (4) Utilize Media and Materials (menggunakan media dan bahan), (5) Require Learner Participation (melibatkan siswa) ; dan (6) Evaluate and Revise (penilaian dan revisi). Kawasan Pemanfaatan meliputi : a) Pemanfaatan Media b) Difusi Inovasi c) Implementasi dan Institusionalisasi 5

d) Kebijakan dan Regulasi

4. Kawasan Pengelolaan Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui : perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum. Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai digunakan, khususnya dalam proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap perkembangan baru memerlukan caraa pengelolaan baru pula. Kawasan Peengelolaan mencakup : a) Pengelolaan Proyek b) Pengelolaan Sumber c) Pengelolaan Sistem Penyampaian d) Pengelolaan Informasi

5. Kawasan Penilaian Dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Kawasan penilaian mencakup : analisis masalah, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif, penilaian sumatif. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Pengembangan program pendidikan formal, banyak diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal, menuntut perlunya program penilaian yang bersifat formal pula. Penilaian program-program ini memerlukan penerapan prosedur yang lebih sistematik dan ilmiah. Kawasan Penilaian mencakup : a) Analisis Masalah b) Pengukuran Beracuan Patokan c) Penilaian Formatif d) Penilaian Sumatif

6

2. Fungsi Kawasan Mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan. Tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11) Pesatnya perubahan dan penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat ditransfer” ini landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi dan para praktisi dapat memecahkan permasalahan

penelitian,

dan

para

praktisi

bersamadengan

para

teoritisi

dapat

mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan aplikasi Teknologi Pembelajaran. Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: 1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

7

3. Peran Kawasan Association for Educational Communications and Technology (AECT) mendefiniskan 5 domaian Teknologi Pembelajaran yaitu design, development, utilization, management, and evaluation. Pada tiap domain juga terdiri dari beberapa sub domain. Kawasan dari Teknologi Pendidikan membagi banyak kesamaan perjuangan dalam mendefinisikannya dan memperkuat landasanya, sebagaimana keilmuan sosial lainnya dan aplikasi keilmuan social (Luppicini, 2005). Definisi yang diikuti Luppicini (2005) tentang konsep kawasan Teknologi Pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk (1) merancang, menembangkan, dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin dalam hal untuk memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran, dan (2) pedoman agen perubahan dan perubahan sistem perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam social. Secara serempak dan dalam meliputi cara, suatu kawasan professional baru menjadi suatu bidang pengetahuan baru (atau displin profesional ) yang digabungkan. Fungsi suatu kawasan mencakup teori dan praktek dan untuk mengidentifikasi tugas-tugas para penyelenggara teknolog pembelajaran. Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen (Seels dan Richey, 1994). Dalam perkembangan terkahir, teknologi pendidikan yang didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Defini tersebut mengandung pengertian adanya empat komponen dalm teknologi pembelajaran, yaitu: 

Teori dan praktik



Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian



Proses, sumber dan sistem



Untuk Belajar

4. Hubungan Antar Kawasan Dengan adanya kawasan sebagaimana dikemukakan di atas, teknologi pembelajaran sampai dengan masa definisi 1994 telah memiliki kepastian tentang ruang lingkup wilayah garapannya. Meski ke depannya jumlah kawasan beserta kategorinya akan semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan dalam bidang teknologi dan pendidikan, serta

8

disiplin ilmu lainnya yang relevan, sebagai penopangnya. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis. Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup peneltian dan teori dalam setiap kawasan. Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain system pembelajaran dan desain pesan. Hubungan kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.

9

III PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Pembelajaran memiliki lima kawasan yaitu : kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan dan kawasan penilaian. Kelima kawasan Teknologi Pembelajaran menunjukkan keragaman dari bidang. Disamping itu, kawasan-kawasan tersebut merupakan kesatuan yang kompleks. Suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan. Makalah ini mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan. Setiap orang dapat meneruskan proses perumusan definisi dan mengembangkan tingkat taksonomi yang lebih rinci.

10

DAFTAR PUSTAKA

Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional technology: the definition and Domains Of The Field. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.

Prawiradilaga, Dewi S. 2007. Konsep Teknologi Pendidikan Dari Masa ke Masa. No. 20/XI/TEKNODIK/April/2007, 41-55.

http://blog.unsri.ac.id/riski02/teknologi-pendidikan-/kawasan-dan-garapan-teknologipendidikan-/mrdetail/14743/

11