Komunikasi Lintas Agama: Modal Pembentukan Masyarakat ... - digilib

28 downloads 56 Views 7MB Size Report
suku bangsa, adat-istiadat, budaya dan agama. Sementara ... AbdulRo%ik: Komunikasi LjntasAgama sekelompok .... dan terbatasnya komunikasi lintas agama.
KOMUNIKASI LINTAS AGAMA: Modal Sosial Pembentukan Masyarakat Sipil Abdul Rozak

berdasarkan kemampuan dan Indonesia adalah sebuah penguasaan dalam bidang ekonomi, bangsa di mana masyarakatnya politik, ilmu pengetahuan, dan bercorak plural. Pluralitas tersebut sebagainya. ditandai dengan ciri yang bersifat Struktur masyarakat Indonesia horizontal maupun vertical.' Ciri yang seperti itu menunjukkan dengan horisontal terlihat dari adanya jelas bahwa masyarakat bangsa ini berbagai kesatuan sosial yang bersifat majemuk. Masyarakat terbentuk berdasarkan perbedaan majemuk, kata Furnivall sebagaimana suku bangsa, adat-istiadat, budaya disitir Shepsle, adalah masyarakat dan agama. Sementara ciri vertikal yang terdiri dari dua atau lebih terbentuk akibat adanya perbedaan- elemen dan tatanan sosial yang hidup perbedaan strata sosial atas dan berdampingan tetapi tidak bawah berdasarkan faktor ekonomi berintegrasi dalam satu kesatuan dan politik seperti status sosial- politik. Kemajemukan tersebut ekonomi kuat dan lemah, elit- merupakan kekayaan bangsa yang penguasa dan masyarakat biasa. sangat bernilai, namun pada sisi yang Stratifikasi sosial tersebut dapat dilihat lain pluralitas tersebut dapat menjadi

A.

PENDAHULUAN

JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. l,Januari-Juni 2008

13

0%ak: Komiimkasi Y_

hambatan yang serius bagi integrasi tertentu, namun hal itu belum sosial dan pembangunan nasional. menutup kemungkinan pecahnya Terlebih jika stratifikasi sosial konflik lanjutan. Pela gandong berbenturan dengan differensiasi sebagai bentuk kompromi di antara sosial, maka konflik yang eksesif unsur-unsur masyarakat majemuk di seringkali tidak dapat dielakkan.^ Ambon misalnya, telah pecah Selain itu, sebagaimana menjadi konflik kekerasan yang diungkap oleh Ted Gurr, sebagai mengerikan sejak Januari 1999. negara yang sedang berada dalam Kedua, pelaku konflik tahap awal demokrasi, Indonesia cenderung memandang ketegangan memiliki resiko tinggi untuk dari perspektifnya sendiri, sehingga menghadapi konflik kekerasan. bukannya tidak mungkin ia melihat Negara yang sedang dalam masa konflik sebagai genderang perang transisi menunju demokrasi berada habis-habisan. Konflik bernuansa dalam periode tidak stabil dan pada suku, agama, ras, dan antarbanyak hal tidak fungsional sehingga golongan, pada umumnya kehilangan kapasitas represif untuk berhiaskan kecenderungan tersebut. menciptakan ketertiban. Karena itu, Ketiga, proses integrasi sosial tahap transisi seringkali dianggap ternyata lebih banyak terjadi melalui sebagai tahap yang diwarnai oleh suatu dominasi ras atau suatu ketidak-pastian dan dipenuhi oleh kelompok oleh kelompok lain, bukan pergesekan antar berbagai didasarkan atas persamaan derajat.* kepentingan, termasuk berdasarkan Salah satu konflik yang sering kepentingan agama.' muncul paska runtuhnya Orde Lama adalah kerusuhan bernuansa etnis, B. MASYARAKAT MAJEMVK DAN antar-golongan maupun antar KECENDERUNGAN KmT/S pemeluk-agama. Selain itu, juga Menurut Sofyan, terdapat tiga terjadi bentrok fisik seperti kecenderungan kritis yang selalu penyerangan dan perusakan tempatdihadapi oleh setiap anggota tempat ibadah. Kerusuhan di kota masyarakat majemuk sebagaimana Semarang pada tahun 1912 Indonesia. Pertama, masyarakat merupakan contoh konflik yang majemuk mengidap konflik yang melibatkan antar-umat beragama. kronis dalam hubungan-hubungan Kerusuhan tersebut diawali dari antar kelompok. Walaupun dapat kemarahan orang Islam terhadap dicapai kompromi pada platform l4

JURNAL DAKWAH, Vol. IX No. l,Januari-Juni 2008

AbdulRo%ik: Komunikasi LjntasAgama

sekelompok orang Cina yang telah Varshney, dalam kurun waktu 1990menggangu dan menodai mushola 2001 di 28 propinsi, terjadi insiden dengan cara menabuh bunyi- kekerasan kolektif sebanyak 4.270 bunyian dari kaleng ketika para kalidenganjumlahkorban mencapai jama$'ah sedang melaksanakan 11.160 orang meninggal. Dari 3.608 sholat. Hal itu memancing insiden dengan korban 10.758 orang kemarahan para jamaah dan yang terjadi di 14 propinsi pada menimbulkan ketegangan di antara kurun 1991-2003 tersebut, insiden dua belah pihak. Ketegangan kekerasan etno-komunal hanya semakin besar dan meledak menjadi terjadi sebanyak 599 kali atau 17%, kerusuhan dan kekerasan yang namun menyebabkan kematian memakan korban ketika terjadi hampir 90% dari total korbanjiwa. Ini provokasi oleh kelompok orang Cina berarti bahwa kekerasan kolektif dengan melempar sepotong daging dalam bentuk etno-komunal jarang babi ke dalam mushola. terjadi, namun jika terjadi akan Walaupun skalanya tidak memakan korban yang lebih besar separah konflik Hindu-Islam di India, dibanding kekerasan bentuk lainnya.^ namun kenyataan itu sangat Kategori etno-komunal yang memperihatinkan. Konflik antar- memakan banyak korban adalah agama, ras, ataupun antar golongan konflik yang berkaitan dengan tersebut bukan saja melukiskan kerasan etnis, agama, dan sektarian. pertentangan antar kelompok dalam Dari 599 insiden konflik etnomemperebutkan sumber daya, komunal yang menyebabkan namun juga telah menggeroti jatuhnya 9.612 tersebut, konflik persaudaran, persatuan dan rasa berdasarkan agama khususnya kebangsaan. Konflik tersebut telah Muslim-Kristen