Naskah: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Gambar Kulit: ... Laporan
Perekonomian Pandeglang 2013 merupakan publikasi ...... Kons ums i. 611.590.
Daftar Tabel
viii
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
LAPORAN PEREKONOMIAN PANDEGLANG 2013
ISSN : 2087 - 5797 Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 9199007.3601 : 15 cm x 21 cm : ix + 71 Halaman
Naskah: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Pandeglang Laporan Perekonomian Pandeglang 2013 merupakan publikasi kedua yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang dan direncanakan akan diterbitkan secara rutin tiap tahunnya. Publikasi ini memberikan gambaran umum tentang keadaan perekonomian Pandeglang, terutama perkembangan dari berbagai indikator kinerja hasil pembangunan ekonomi di Kabupaten Pandeglang. Indikator dan analisis yang dicakup dalam publikasi ini meliputi angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pandeglang periode 2011 - 2012 berikut tabel turunannya, seperti laju pertumbuhan ekonomi (LPE), struktur perekonomian, dan inflasi sektoral. Selain itu juga ditampilkan analisis sektor basis dan analisis ketenagakerjaan serta analisis keuangan dan perbankan. Penghargaan dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi ini. Kepada para pengguna diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan publikasi pada masa yang akan datang. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pengguna data pada khususnya. Pandeglang, September 2013
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
iii
Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pandeglang Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya publikasi “Laporan Perekonomian Pandeglang 2013” dapat diterbitkan. Publikasi ini merupakan hasil kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pandeglang dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang. Publikasi ini berisi analisis terhadap data atau indikator statistik ekonomi yang dibutuhkan para pemakai data untuk berbagai keperluan pengamatan dan analisa ekonomi di Kabupaten Pandeglang. Kami menyadari penyusunan publikasi ini masih jauh dari sempurna. Saran dan masukan kami harapkan untuk perbaikan publikasi sejenis pada masa yang akan datang. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat.
Pandeglang, September 2013
iv
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Daftar Isi
Daftar Isi Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Padeglang ........................
iii
Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Padeglang ................
iv
Daftar Isi .........................................................................................
v
Daftar Tabel ...................................................................................
vii
Daftar Gambar ...............................................................................
ix
I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang .........................................................................
3
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................
8
1.3 Ruang Lingkup ..........................................................................
8
1.4 Sistematika Penyusunan ..........................................................
9
II. KONSEP DAN DEFINISI ..............................................................
11
2.1 Produk Domestik Regional Bruto ............................................
13
a. Pendekatan Produksi .................................................................
13
b. Pendekatan Pendapatan ...........................................................
14
c. Pendekatan Pengeluaran ...........................................................
15
2.2 Pendapatan Perkapita .............................................................
17
2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi ....................................................
18
2.4 Indeks Harga Implisit ...............................................................
19
III. TINJAUAN PEREKONOMIAN PANDEGLANG ............................
21
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
v
Daftar Isi 3.1 Tinjauan Umum Perekonomian Pandeglang ...........................
23
3.2 Pendapatan Masyarakat ..........................................................
29
3.3 Struktur Perekonomian ...........................................................
32
3.5 Perbandingan Antar Wilayah ...................................................
39
IV. ANALISIS KEUANGAN DAN PERBANKAN ................................
41
4.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .............................
43
4.2 Peran Intermediasi Perbankan ................................................
48
4.3 Inflasi Sektoral .........................................................................
54
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...........................................
57
5.1 Kesimpulan ..............................................................................
59
5.2 Rekomendasi ...........................................................................
61
LAMPIRAN TABEL ..........................................................................
65
vi
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Daftar Tabel
Daftar Tabel Table 3.1 PDRB Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 .....................................................
27
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012 .........................................
34
Tabel 3.3 Struktur Perekonomian Pandeglang Menurut Sektor Tahun 2000 dan 2012 ....................................
38
Tabel 3.4 Perbandingan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012 ...................................................
39
Tabel 4.1 Rincian Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2008 – 2012 ...............................................................
48
Tabel 4.2 Nilai Simpanan dan Pinjaman Masyarakat Pandeglang Pada Bank Umum dan BPR Tahun 2007 – 2012 ........
52
Tabel 4.3 Nilai Kredit Mikro, Kecil dan Menengah yang Disalurkan oleh Bank Umum dan BPR di Kabupaten Pandeglang Tahun 2007 – 2012 ................................
53
Tabel 4.4 Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 – 2012 ................................
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
56
vii
Daftar Tabel
viii
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Daftar Gambar
Gambar 3.1
PDRB Perkapita dan Laju PDRB Perkapita Pandeglang Tahun 2007 – 2012 ...........................
Gambar 3.2
30
Laju Pertumbuhan Ekonomi Pandeglang Tahun 2007 – 2012 ..............................................
Gambar 3.3
33
Distribusi PDRB Menurut Tiga Sektor Tahun 2000 dan 2012 ..........................................
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
37
ix
Daftar Gambar
x
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Sistematika Penulisan
Pendahuluan
2
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Sesuai dengan amanat UUD 1945,
pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pembangunan ekonomi bertujuan meningkatkan pencapaian indikator –indikator ekonomi secara makro.
Oleh karena itu, pembangunan di bidang ekonomi diantaranya berusaha untuk meningkatkan pencapaian indikator-indikator ekonomi
secara
makro,
mengindikasikan
adanya
yang
dapat
peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dalam
sudut
pandang
ilmu
ekonomi, sebuah wilayah akan berkembang sesuai dengan pemanfaatan sumber daya ekonomi (economic resources) yang tersedia dan digunakan. Sumber daya tersebut adalah sumber daya tenaga kerja (labour) dan sumber daya modal atau kapital (capital).
Kedua
disebut
sebagai
sumber
daya
faktor-faktor
tersebut produksi
(factors of production). Perkembangan perekonomian di Kabupaten Pandeglang sendiri diharapkan
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
3
Pendahuluan berhasil memperbaiki tingkat kesejahteraan Strategi tripple track
masyarakat, yang diantaranya tercermin
development
pada peningkatan pendapatan per kapita
berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan
dan penurunan jumlah penduduk miskin. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas harus diiringi dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mengurangi
lapangan kerja baru
jumlah pengangguran. Hal tersebut sejalan
agar penduduk
dengan strategi pemerintahan saat ini
miskin berkurang.
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dikenal dengan sebutan Tripple Track Strategy. Fokus pemerintah saat ini berusaha meningkatkan partumbuhan ekonomi yang berkualitas, yaitu dengan cara menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Era
otonomi
daerah
telah
memberikan kesempatan kepada Pemerintah Kabupaten untuk mengembangkan sendiri potensi daerah yang dimilikinya. Dengan kata lain, daerah diberi wewenang untuk
4
mengelola
sendiri
keuangannya
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Pendahuluan sekaligus menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya kemakmuran penduduk di wilayahnya dengan mempertimbangkan segenap potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Dalam
menunjang
keberhasilan
pembangunan daerah, ketersediaan data atau indikator statistik regional mutlak diperlukan. Data digunakan sebagai bahan perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi dalam proses pembangunan daerah. Pada tahap perencanaan, data merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan
berbagai
skala
prioritas
dan
memetakan berbagai persoalan yang harus diselesaikan
melalui
program
pemba-
ngunan. Sementara dalam tahap pelaksanaan pembangunan, data dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dari suatu program pembangunan. Sedangkan pada
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
5
Pendahuluan tahap evaluasi, data dapat memenuhi kebutuhan informasi untuk melakukan penilaian apakah suatu program telah memberikan
hasil
seperti
yang
telah
diinginkan atau belum. Untuk menghasilkan perencanaan regional
yang
baik,
bagaimanapun
memerlukan data yang baik dan sesuai. Bahkan kualitas dari data dasar akan sangat Data yang baik akan menghasilkan
berpengaruh pada kualitas perencanaan regional,
data
yang
buruk
akan
perencanaan yang
menghasilkan perencanaan yang buruk
baik, sebaliknya data
pula (garbage in, garbage out). Oleh karena
yang buruk akan menghasilkan perencanaan yang buruk (garbage in, garbage out).
itu penyediaan berbagai data dan indikator untuk kebutuhan perencanaan merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi dalam menyusun perencanaan regional. Dari berbagai macam data atau indikator yang ada, salah satu yang sangat dibutuhkan dalam melakukan perencanaan pembangunan
daerah
adalah
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum PDRB merefleksikan seluruh output
6
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Pendahuluan PDRB merefleksikan
yang dihasilkan oleh masyarakat suatu
seluruh output yang
wilayah pada kurun waktu tertentu. PDRB
dihasilkan oleh
disajikan atas dasar harga konstan dan atas
masyarakat suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
dasar harga berlaku. Melalui distribusi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dapat diketahui struktur perekonomian suatu wilayah. Selain itu kinerja perekonomian daerah yang dinilai dari pertumbuhan ekonominya
dapat
diketahui
melalui
perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan tiap tahunnya. Selain itu, dari angka PDRB juga dapat diperoleh informasi kenaikan harga Ketersediaan data indikator makro ekonomi sangat
barang dan jasa secara umum pada seluruh sektor (inflasi sektoral) berdasarkan pergerakan indeks harga implisit. Dengan
diperlukan tiap
mempertimbangkan berbagai manfaat yang
tahunnya. Selain
diperoleh dari publikasi ini, maka keter-
untuk perencanaan
sediaan data indikator makro ekonomi
juga untuk menilai
secara terus-menerus tiap tahunnya sangat
kinerja hasil
diperlukan, bahkan perlu diperkaya jenis
pembangunan
indikator berikut analisisnya.
ekonomi pemerintah.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
7
Pendahuluan 1.2.
Maksud dan Tujuan Publikasi Laporan Perekonomian
Pandeglang 2012 disusun dengan maksud untuk
memberikan
menyeluruh
gambaran
mengenai
keadaan
yang per-
ekonomian Kabupaten Pandeglang selama tahun 2012. Sedangkan
tujuan
penyusunan
publikasi ini adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya nilai PDRB Kabupaten
Pandeglang
tahun
2012
berikut seluruh indikator turunannya, diantaranya:
PDRB
perkapita,
laju
pertumbuhan ekonomi, dan struktur perekonomian. 2. Untuk mengetahui peran APBD dan intermediasi menunjang
perbankan
dalam
perekonomian Kabupaten
Pandeglang.
1.3
Ruang Lingkup Ruang
lingkup
analisis
yang
dibahas dalam publikasi ini meliputi data
8
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Pendahuluan PDRB Pandeglang tahun 2012 berikut indikator
turunannya,
yaitu
angka
laju
pertumbuhan ekonomi (LPE), dan struktur perekonomian. Selain itu juga dibahas peran APBD dan intermediasi perbankan.
1.4
Sistematika Penulisan Publikasi Laporan Perekonomian
Pandeglang 2012 ini dibagi dalam 5 bab penulisan, yaitu: Bab 1 merupakan Pendahuluan, menerangkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan. Bab 2 merupakan Konsep dan Definisi, berisi tentang penjelasan indikator yang dibahas dalam publikasi. Bab 3 merupakan Tinjauan Ekonomi Pandeglang, perekonomian
berisi
tentang
Kabupaten
gambaran Pandeglang
selama tahun 2012. Bab 4 merupakan Analisis Keuangan dan Perbankan, berisi analisis peran APBD dan
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
9
Pendahuluan intermediasi perbankan dalam menunjang perekonomian Kabupaten pandeglang. Bab 5 merupakan Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi tentang kesimpulan hasil analisis indikator makro ekonomi serta rekomendasi untuk meningkatkan kinerja perekonomian Kabupaten Pandeglang.
10
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
KONSEP DAN DEFINISI Produk Domestik Regional Bruto Pendapatan Perkapita Laju Pertumbuhan Ekonomi Indeks Harga Implisit Tenaga Kerja
Konsep dan Definisi
12
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Konsep dan Definisi 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan
data
statistik
yang
merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga PDRB adalah jumlah
berlaku dan atas dasar harga konstan. Dalam
seluruh nilai tambah
menghitung PDRB atas dasar harga berlaku
yang tercipta dari
menggunakan harga barang dan jasa tahun
berbagai sektor
berjalan, sedangkan pada PDRB atas dasar
ekonomi akibat
harga konstan menggunakan harga pada
proses produksi barang dan jasa.
suatu
tahun
tertentu
(tahun
dasar).
Penghitungan PDRB saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional. PDRB dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu : a.
Pendekatan
Produksi
(Production
Approach) PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
13
Konsep dan Definisi (NTB)
yang tercipta sebagai hasil proses
produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun. PDRB = NTBsektor1 + … + NTBsektor9
PDRB dapat dihitung dengan 3 pendekatan, yaitu pendekatan produksi,
b. Pendekatan
Pendapatan
(Income
Approach)
pendapatan dan
PDRB adalah jumlah balas jasa
pengeluaran.
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu wilayah/region pada jangka waktu tertentu (biasanya setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji,
sewa
tanah,
bunga
modal,
dan
keuntungan. Termasuk sebagai Komponen penyusun PDRB adalah penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen per sektor
pendapatan ini
disebut sebagai nilai tambah
bruto sektoral. PDRB merupakan jumlah
14
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Konsep dan Definisi dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha). PDRB = Sewa tanah + Bunga/Deviden + Upah/Gaji + Keuntungan + Pajak Tak Langsung Netto
c.
Pendekatan
Pengeluaran
(xpenditure
Approach) PDRB
adalah
jumlah
semua
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung,
konsumsi
pemerintah,
pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori, dan ekspor neto di suatu wilayah/region pada suatu periode (biasanya setahun). Yang dimaksud dengan ekspor netto
adalah ekspor dikurangi
impor.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
15
Konsep dan Definisi PDRB = Konsumsi (Rumahtangga + Pemerintah) + Investasi (PMTB) + Perubahan Stok (∆ Inventori) + Ekspor Netto (Ekspor – Impor)
Nilai PDRB akan sama walaupun dihitung dengan menggunakan tiga cara berbeda seperti yang telah disebutkan di atas. PDRB Pandeglang tahun 2012 dihitung dengan produksi.
menggunakan
pendekatan
Dari sisi pendekatan produksi
(production approach), angka PDRB diperoleh dari hasil penghitungan total Nilai Produksi (kumulatif) seluruh sektor lapangan usaha perekonomian setelah dikurangi dengan Biaya Antara (biaya yang habis dalam proses produksi) yang disebut dengan Nilai Tambah Bruto (NTB). NTB dirumuskan sebagai berikut:
16
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Konsep dan Definisi NTBi = Nilai Produksi (Output)i – Biaya Antarai
PDRB = ∑ NTBi dengan i = sektor – sector dalam PDRB, yaitu: 1.
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan,
Nilai PDRB perkapita digunakan sebagai pendekatan nilai pendapatan perkapita karena
2.
Pertambangan dan Penggalian,
3.
Industri Pengolahan,
4.
Listrik, Gas, dan Air Bersih,
5.
Konstruksi,
6.
Perdagangan, Hotel, dan Restoran,
7.
Angkutan dan Komunikasi,
8.
Keuangan,
dan
Jasa
Perusahaan,
sulitnya mengetahui data arus
Persewaan,
9.
Jasa – jasa.
pendapatan yang mengalir antar region (wilayah).
2.2. Pendapatan Perkapita
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
17
Konsep dan Definisi Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam kenyataannya
penghitungan pendapatan
yang benar-benar diterima oleh penduduk Kabupaten
Pandeglang
sulit
dilakukan
karena masih belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar Kabupaten. Oleh karena itu sampai saat ini penyajian data
pendapatan
masih
menggunakan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian angka PDRB ini merupakan
indikator
kemampuan daerah
yang
menunjukkan
tersebut
untuk
menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. LPE selama ini telah
Dengan
dijadikan salah satu
gambaran product originated. Sebagai proxy
alat ukur kinerja
dari pendapatan perkapita, PDRB perkapita
pembangunan
didapat dengan cara membagi nilai PDRB
ekonomi suatu
dengan jumlah penduduk pada pertengahan
daerah.
18
kata
lain
PDRB
merupakan
tahun.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Konsep dan Definisi
2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) didapat dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara me ngurangi nilai PDRB pada tahun ke –n terhadap nilai pada tahun ke n-1, dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan
dengan
menunjukkan
100
persen.
perkembangan
LPE
agregat
pendapatan dari satu waktu terhadap waktu sebelumnya. Dalam penghitungan LPE digunakan PDRB atas dasar harga konstan Laju pertumbuhan berantai indeks
agar
dapat
menggambarkan
pertumbuhan produksi barang dan jasa yang se-sungguhnya (riil) sebagai akibat
implisit tiap tahunnya
proses produksi tanpa dipengaruhi oleh
dapat
kenaikan harga (inflasi) yang terjadi. LPE
menggambarkan
selama ini dijadikan alat ukur kinerja
angka inflasi sektoral.
pembangunan
ekonomi
yang
telah
dilaksanakan suatu daerah.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
19
Konsep dan Definisi 2.4. Indeks Harga Implisit Indeks Harga Implisit atau sering disebut juga Deflator PDRB merupakan indikator tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Indeks Implisit diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai sejenis atas dasar harga konstan kemudian dikalikan 100 persen. Laju pertumbuhan berantai indeks
implisit
menggambarkan
tiap angka
tahunnya
dapat
inflasi
umum
barang dan jasa pada seluruh sektor penyusun PDRB.
20
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
TINJAUAN EKONOMI PANDEGLANG Tinjauan Umum Perekonomian Pendapatan Masyarakat Kinerja Perekonomian Struktur Perekonomian Perbandingan Regional
Tinjauan Ekonomi Pandeglang
22
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang 3.1. Tinjauan
Umum
Perekonomian
Pandeglang Seperti
yang
telah
diramalkan
sebelumnya oleh IMF dan World Bank bahwa tahun 2010 merupakan fase puncak krisis ekonomi dan finansial sekaligus sebagai tahun pemulihan yang ditandai dengan membaiknya beberapa indikator Perkonomian Kabu-
penting perekonomian global. Di tengah
paten Pandeglang
kondisi perekonomian global dan regional
tahun 2012 menga-
yang semakin kondusif, kinerja pereko-
lami pertumbuhan positif serta lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun 2011.
nomian
Kabupaten
membaik.
Pandeglang
Pertumbuhan
ekonomi
terus 2012
mencapai 5,62 persen, lebih cepat dari pertumbuhan tahun 2011 yang sebesar 5,25 persen. Ekonomi
Pandeglang
yang
merupakan bagian dari sistem ekonomi regional tidak dapat berdiri sendiri, melainkan ikut dipengaruhi perkembangan situasi perekonomian wilayah sekitar. Sebagai wilayah agraris dengan share ekonomi yang kecil (5,03 persen dari PDRB Banten 2012),
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
23
Tinjauan Ekonomi Pandeglang Kabupaten Pandeglang memegang peranan penting dalam menjaga ketahanan pangan regional melalui berbagai macam produksi bahan
pangan
terutama
padi
sebagai
makanan pokok penduduk Indonesia. Seperti
diketahui,
ekonomi
Pandeglang selama ini bertumpu pada sektor pertanian. Pada tahun 2012 sektor pertanian
mampu
menyumbang
28,31
persen dari total penciptaan nilai tambah di Pandeglang.
Ketahanan sektor pertanian
terhadap tekanan perekonomian antara lain disebabkan oleh elastisitas yang tinggi dalam substitusi input dan penyesuaian Sektor pertanian merupakan sektor
terhadap target pasar yang sangat luas mengingat
komoditas
hasil
pertanian
masih menopang
merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
perekonomian
Selain itu, sektor ini juga memiliki basis
Pandeglang, dengan
yang kuat di dalam negeri, memiliki
peranan-nya yang mencapai 28,31 persen dalam PDRB.
kelenturan
dalam
hal
teknologi
dan
pembiayaan (Tanti Novianti, 2008). Beroperasinya PLTU Labuan tahap 1 dan 2 dengan kapasitas terpasang masing-
24
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang masing 300 MW yang secara otomatis menaikkan nilai tambah pada sektor listrik di Kabupaten Pandeglang. Pada
tahun
2012
pertumbuhan
ekonomi positif terjadi pada semua sektor ekonomi
di
Kabupaten
Pandeglang.
Akselerasi pertumbuhan pada beberapa sektor andalan seperti sektor pertanian; listrik, gas dan air bersih; perdagangan dan jasa-jasa menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang meningkat dari 5,25 persen pada tahun 2011 menjadi 5,62
persen
pada
tahun
2012.
Sektor
pertanian yang selama ini dikenal sangat elastis terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten pertumbuhannya
Pandeglang, meningkat
laju sangat
signifikan dari -0,41 persen pada tahun 2011 menjadi 3,12 persen pada tahun 2012. Demikian juga dengan laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, juga mengalami peningkatan. Sektor pertambangan dan peng-
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
25
Tinjauan Ekonomi Pandeglang galian yang selalu menjadi sektor dengan kontribusi terkecil, menjadi sedikit terbantu dengan adanya kegiatan pertambangan emas oleh PT Cibaliung Sumber Daya (CSD). PT Aneka tambang sebagai induk perusahaan
PT
CSD
memperkirakan
cadangan emas di tambang Cibaliung sebanyak 12.800 kg. Dengan kapasitas produksi per
tahun
diperkirakan
sebanyak umur
1,7
ton
emas,
tambang
emas
Cibaliung sekitar 6-7 tahun. Produksi emas di
Cibaliung dikabarkan sudah
mulai
berproduksi sejak pertengahan tahun 2010, namun keterlambatan data resmi jumlah emas
yang
diproduksi
menyebabkan
produksi emas belum dimasukkan dalam perhitungan PDRB Kabupaten Pandeglang tahun 2011 dan 2012.
26
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang Tabel 3.1 PDRB Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 PDRB ADHB (miliar Rp.)
Lapangan Usaha (1) 1.
Perta ni a n
2.
Perta mb. & Pengga l i a n
3.
Indus tri
4.
Li s tri k, Ga s & Ai r Bers i h
5.
Ba nguna n
6.
Perda g., Hotel , & Res to
7.
Angkuta n & Komuni ka s i
8.
Ba nk & Lmbg. Keua nga n
9.
Ja s a -ja s a
PDRB ADHK (miliar Rp.)
Distribusi (persen)
Rank
(4)
(5)
(2)
(3)
3.030,17
1.456,55
28,31
1
11,70
6,21
0,11
9
1.070,83
520,24
10,00
4
369,99
172,21
3,46
8
600,78
244,77
5,61
7
2.432,26
1.214,91
22,72
2
826,10
313,75
7,72
5
625,13
266,89
5,84
6
1.738,35
607,83
16,24
3
Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang
Level
perekonomian
Kabupaten
Pandeglang secara nominal dapat dilihat melalui besaran angka Produk Domestik Regional Besaran nilai tambah yang terbentuk dari proses produk-si
Bruto
yang
tercipta
sebagai
akibat
proses
produksi barang dan jasa oleh sektor produktif
disuatu wilayah
daerah
saran PDRB-nya.
PDRB
merefleksikan besaran nilai tambah bruto
barang dan jasa tercermin dari be-
(PDRB)-nya.
dalam
(region)
perekonomian tanpa
melihat
suatu pelaku
ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari dalam maupun luar daerah tersebut. PDRB Kabupaten Pandeglang disajikan atas dasar harga berlaku (adhb) dan
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
27
Tinjauan Ekonomi Pandeglang atas dasar harga konstan (adhk) 2000. Kajian PDRB atas dasar harga konstan lebih mencerminkan kenaikan produksi (output) secara
riil
karena
tidak
dipengaruhi
perubahan harga, dimana umumnya faktor harga cenderung naik setiap tahunnya. Besaran nilai PDRB diperoleh melalui pengukuran nilai tambah yang berasal dari berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu daerah. Nilai PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi suatu proses produksi. Nilai yang dihasilkan tersebut sangat tergantung pada potensi sumber daya dan faktor produksi. Nilai Nilai tambah yang
Pandeglang
setiap
Kabupaten
tahunnya
semakin
terbentuk di
membesar yang ditandai dengan kenaikan
Pandeglang hanya
nilai PDRB-nya, baik PDRB adhk maupun
sekitar 5,03% dari
PDRB
total nilai tambah
Pandeglang
Provinsi Banten tahun 2012.
28
perekonomian
adhb.
mencapai
PDRB pada
adhb
tahun
10.705,32
Kabupaten 2012
miliar
sudah rupiah,
sedangkan PDRB adhk mencapai 4.803,37
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang miliar rupiah. Jika dibandingkan dengan PDRB adhb Provinsi Banten tahun 2012 yang sebesar 212.856,63 miliar rupiah, maka PDRB
Kabupaten
Pandeglang
hanya
meliputi sekitar 5,03 persen dari nilai PDRB adhb Provinsi Banten. Hal tersebut dapat diartikan bahwa penciptaan nilai tambah yang terjadi di Kabupaten Pandeglang selama tahun 2012 hanya sekitar 5,03 persen dari total nilai tambah yang terjadi di Provinsi Banten. Angka tersebut relatif kecil, akan tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2008, PDRB adhb
Kabupaten
Pandeglang
telah
meningkat sekitar 1,5 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa roda perekonomian Kabupaten walaupun
Pandeglang dengan
tetap
segala
bergerak
keterbatasan
faktor produksi yang dimilikinya.
3.2. Pendapatan Masyarakat Untuk yang
mengetahui
diperoleh
masyarakat
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
pendapatan biasanya
29
Tinjauan Ekonomi Pandeglang digunakan indikator pendapatan perkapita,
Gambar 3.1 PDRB Perkapita dan Laju PDRB Perkapita Pandeglang 2008 - 2012
namun
penghitungan
perkapita
Pandeglang
dilakukan
karena
pendapatan belum
ketiadaan
dapat
informasi
tentang pendapatan faktor produksi yang masuk dan keluar Pandeglang. Atas dasar hal
tersebut,
PDRB
perkapita
dapat
digunakan sebagai proxy bagi pendapatan perkapita. Hal ini didasari dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk ke Pandeglang. Angka PDRB perkapita PDRB
diperoleh dengan
dengan
membagi
jumlah
penduduk
pertengahan tahun. Dalam sistem ekonomi tertutup besaran
PDRB
perkapita
akan
juga
merupakan pendapatan perkapita karena seluruh
penduduk
daerah
tersebut
melakukan perekonomian di daerahnya sendiri. Namun sistem ekonomi semacam itu dalam era globalisasi adalah suatu hal
30
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang yang tidak mungkin (impossible). Bahkan negara seperti Cina dan Rusia yang dulu terkenal sangat tertutup melalui sistem sosialis yang dianutnya kini sudah sangat aktif dalam perdagangan internasional. Walaupun sistem perekonomian sudah demikian terbuka, PDRB perkapita masih dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengukur
tingkat
pendapatan
dan
kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2012, PDRB perkapita atas
dasar
harga
berlaku
Pandeglang
meningkat sebesar 11,68 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 9,59 juta rupiah menjadi 10,71 juta rupiah. Bila diteliti lebih lanjut ternyata peningkatan angka PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tidak menggambarkan peningkatan pendapatan
secara
riil,
tetapi
lebih
disebabkan adanya pengaruh kenaikan harga (inflasi). Nilai PDRB perkapita atas dasar
harga
berlaku
cenderung
menunjukkan peningkatan dari tahun ke
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
31
Tinjauan Ekonomi Pandeglang tahun. Bila dihitung dengan menggunakan harga
konstan
2000
akan
diketahui
pertumbuhan PDRB perkapita secara riil. Pada tahun 2012 PDRB perkapita adhk Pandeglang meningkat sebesar 3,31 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 3,91 juta rupiah menjadi sebesar 4,04 juta rupiah. Nilai PDRB perkapita
Sekali
lagi,
walaupun
masih
merupakan angka
bersifat sangat kasar, nilai PDRB per-kapita
kasar untuk melihat
dapat digunakan untuk melihat penda-
tingkat kesejahteraan
patan dan tingkat kesejahteraan masya-
masyarakat suatu
rakat. Angka atau besaran yang dihasilkan
wilayah dalam kurun waktu tertentu.
akan menunjukkan besarnya rata-rata nilai tambah yang dihasilkan
oleh masing-
masing penduduk dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu sebagai hasil dari kegiatan produksi.
3.3. Struktur Perekonomian Kinerja perekonomian suatu daerah pada umumnya dinilai berdasarkan pencapaian angka laju pertumbuhan ekonomi
32
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang (LPE) daerah tersebut. Pada sebuah daerah yang tergolong sebagai daerah berkembang angka LPE cenderung masih dapat didorong menjadi lebih tinggi setiap tahunnya. Sedangkan pada daerah yang tergolong maju angka LPE cenderung kecil dan stagnan karena biasanya kapasitas produksi sudah digunakan secara maksimal. Pertumbuhan Grafik 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Pandeglang Tahun 2008 - 2012
menunjukkan
tingkat
perekonomian
ekonomi
sendiri
aktivitas/kegiatan
yang
menghasilkan
tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode
tertentu.
Karena
pada
dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki masyarakat. Dengan demikian
diharapkan
pendapatan
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat. Secara riil pertumbuhan ekonomi
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
33
Tinjauan Ekonomi Pandeglang Kabupaten Pandeglang dapat dikaji melalui perkembangan PDRB atas dasar harga konstan karena angka ini tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga. Pada tahun 2012 LPE Pandeglang sebesar 5,62 persen. Artinya, pada tahun 2012 total nilai tambah riil (tidak dipengaruhi perubahan harga) yang tercipta dari hasil produksi barang dan jasa di Kabupaten Pandeglang 5,62 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2011. Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2012 Lapangan Usaha
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Perta ni a n
2.
Perta mb. & Pengga l i a n
3.
Indus tri
4.
Li s tri k, Ga s & Ai r Bers i h
5. 6.
5,83
(0,41)
3,12
(38,78)
(16,92)
9,35
3,60
6,05
3,78
198,17
30,00
33,10
Ba nguna n
7,92
8,21
6,34
Perda g., Hotel , & Res to
6,79
8,29
5,44
7.
Angkuta n & Komuni ka s i
6,52
8,07
8,45
8.
Ba nk & Lmbg. Keua nga n
6,37
6,70
5,98
9.
Ja s a -ja s a
3,53
5,91
5,62
Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang
34
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang Terciptanya pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (LPE) pada tahun 2012
memberi
gambaran
bahwa
telah
terjadi peningkatan produksi barang dan jasa secara riil oleh para pelaku kegiatan ekonomi di Kabupaten Pandeglang. Pada tahun 2012, sektor pertanian sebagai
sektor
paling
dominan
di
Kabupaten Pandeglang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,12 persen. Jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh negatif sebesar -0,49 persen. Sektor pertanian mampu memberikan andil sebesar 28,31 persen dari PDRB Pandeglang tahun 2012. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor dengan kontribusi terbesar kedua mengalami
pertumbuhan
sebesar
5,44
persen atau lebih lambat dibanding tahun sebelumnya yang mampu mencapai 8,29 persen. Sektor ini menyumbang sebesar 22,72 persen dari PDRB Pandeglang tahun 2012.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
35
Tinjauan Ekonomi Pandeglang Sektor
unggulan
lainnya,
yaitu
sektor jasa-jasa juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,62 persen. Sektor ini mampu menyumbang sebesar 16,24 persen dari PDRB Pandeglang tahun 2012. Struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang selama ini didominasi oleh sektor pertanian, dengan padi sebagai komoditas
andalan.
Sektor
ini
menyumbang hampir sepertiga dari total nilai PDRB dengan nominal nilai tambah sebesar 3,03 triliun rupiah. Sektor dengan kontribusi terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, dengan share sebesar 22,72 persen atau dengan nilai sekitar 2,43 triliun rupiah. Dalam
satu
dekade
terakhir,
kecenderungan peranan sektor-sektor yang berbasis jasa meningkat tiap tahunnya, sedangkan
sektor
pertanian
semakin
menurun. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh
perubahan
kultur,
perkembangan
teknologi, potensi/daya dukung lingkungan
36
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang dan peningkatan daya beli masyarakat. Disaat sektor pertanian semakin tidak menjanjikan terutama bagi para tenaga kerja
muda,
maka
pilihan
lain
yang
menarik adalah bekerja pada sektor industri di luar Pandeglang atau bekerja pada sektor berbasis jasa seperti perdagangan dan pariwisata di Pandeglang. Perkembangan sektor berbasis jasa Gambar 3.3 Distribusi PDRB Menurut Tiga Sektor Tahun 2000 dan 2012 (persen)
juga tidak terlepas dari potensi alam yang dimiliki Pandeglang, sehingga sektor yang terkait dengan dunia pariwisata seperti, hotel, restoran, angkutan, komunikasi dan jasa perorangan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Selain itu, bekerja pada sektor berbasis jasa cenderung mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus sehingga tidak heran jika sektor ini banyak menampung pekerja informal. Jika pada tahun 2000 share sektor primer
(agriculture)
terhadap
PDRB
Pandeglang sebesar 39,29 persen maka pada tahun 2012 kontribusinya turun men-
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
37
Tinjauan Ekonomi Pandeglang jadi 28,42 persen. Hal sebaliknya terjadi pada sektor berbasis jasa (services). Jika pada tahun 2000 kontribusi sektor ini terhadap PDRB Pandeglang sebesar 43,79 persen, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 52,51 persen. Kontribusi sektor berbasis industri pengolahan (manufacture) terhadap PDRB Pandeglang dalam rentang tahun
2000-2012
juga
mengalami
peningkatan dari 16,92 persen menjadi 19,07 persen. Tabel 3.3 Struktur Perekonomian Kabupaten Pandeglang Menurut Sektor Tahun 2000 dan 2012 Lapangan Usaha (1) 1.
Sektor Primer (Agriculture) Perta ni a n Perta mb. & Pengga l i a n
2.
3.
Share 2000
2012
(2)
(3)
39,29 39,18
28,42 28,31
0,11
0,11
Sektor Sekunder (Manufacture)
16,92
19,07
Indus tri
12,03
10,00
Li s tri k, Ga s & Ai r Bers i h
0,68
3,46
Ba nguna n
4,21
5,61
Sektor Tersier (Services)
43,79
52,51
Perda g., Hotel , & Res to
22,91
22,72
Angkuta n & Komuni ka s i
5,17
7,72
Ba nk & Lmbg. Keua nga n
3,72
5,84
12,00
16,24
Ja s a -ja s a Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang
38
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Tinjauan Ekonomi Pandeglang 3.4. Perbandingan antar wilayah PDRB
Pandeglang
bukan
yang
terendah di Provinsi Banten, dibanding dengan kabupaten/kota lainnya. Namun PDRB
perkapita
merupakan
terendah
kedua, terkecil adalah Kabupaten Lebak. Meskipun
PDRB
perkapita
tersebut
merupakan tolok ukur kasar kemampuan masyarakat Pandeglang dan wilayah lain di Provinsi Banten, nilai ini tetap akan jadi acuan
penting
untuk
daerah
yang,
khususnya Pandeglang, untuk meningkatkan
sinergi
perekonomiannya
agar
sejajar dengan daerah lain. Tabel 3.4 Perbandingan PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2012 Kabupaten/Kota (1)
PDRB adhb
Share to Banten (persen)
PDRB adhb perkapita
(miliar rupiah) (2)
(3)
(4)
LPE (persen) (5)
Ka b. Pa ndegl a ng
10.705,32
Ka b. Leba k
10.271,99
Ka b. Ta ngera ng
44.119,45
Ka b. Sera ng
15.714,91
7,44
10,75
5,1
Kota Ta ngera ng
70.200,92
33,23
36,94
6,41
Kota Ci l egon
38.218,71
18,09
97,15
6,82
Kota Sera ng
7.085,63
3,35
11,65
7,06
14.971,05
7,09
10,88
8,24
Kota Ta ngera ng Sel a ta n
5,07
(juta rupiah) 9,01
5,62
4,86
8,18
5,01
20,88
14,61
6,22
Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
39
Daftar Tabel
viii
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
ANALISIS KEUANGAN DAN PERBANKAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Peran Intermediasi Perbankan
Analisis Keuangan dan Perbankan
42
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan 4.1.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Peranan pemerintah daerah dalam
menggerakkan perekonomian pada dasarnya terbagi menjadi tiga peran utama, yaitu pengatur, pengumpul dan penyedia (Teguh Dartanto,
2009).
Sebagai
pengatur,
pemerintah bertugas menciptakan aturan Pemerintah me-miliki tiga peran dalam
main
agar
diantara
pelaku
ekonomi bersifat adil. Sebagai pengumpul,
perekonomian, yaitu
pemerintah
pengatur, pengumpul
pendapatan
dan penyedia.
interaksi
bertugas dari
mengumpulkan
pajak
dan
sumber
pendapatan lain untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkan sebagai penyedia, pemerintah bertugas menyediakan jasa layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, infrastruktur
fisik
dan
pemerataan
pendapatan
melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Dalam
menjalankan
fungsinya
sebagai penyedia layanan publik, Pemerintah Kabupaten Pandeglang mempunyai dua sumber penganggaran, yaitu yang
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
43
Analisis Keuangan dan Perbankan berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) dan bantuan transfer dari Pemerintah Provinsi Banten (bagi hasil pajak) maupun Pemerintah
Pusat
(DAU,
DAK,
Dana
Otonomi Khusus dan bagi hasil pajak dan SDA).
Komponen
pendapatan
tersebut
berikut alokasi penggunaannya disusun dalam sebuah sistem yang disebut anggran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Sebagai instrumen kebijakan, APBD menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah APBD
daerah
digunakan
(Mardiasmo, sebagai
alat
2003). untuk
menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukur-anukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk
memotivasi
koordinasi
bagi
pegawai,
semua
dan
alat
ak-tivitas
dari
berbagai unit kerja (SKPD).
44
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan Hingga pendapatan Pandeglang
tahun
2012,
Pemerintah masih
sumber
Kabupaten mengandalkan
pendapatan transfer, baik dari pemerintah pusat maupun dari Pemerintah Provinsi Banten. Pendapatan transfer meliputi 95,40 persen pada tahun 2011 dan 95,98 persen pada tahun 2012 terhadap total pendapatan. Transfer dari pemerintah pusat terdiri dari dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), bagi hasil pajak/bukan pajak, bagi hasil sumber daya alam dan dana penyesuaian. Sedangkan transfer dari pemerintah Provinsi Banten berupa dana bagi hasil pajak dan pendapatan hibah. Terbatasnya
sumber
pajak
dan
retribusi daerah yang boleh dipungut oleh Rendahnya PAD
pemerintah
Kabupaten
Pandeglang
disebabkan
menyebabkan rendahnya peranan PAD
terbatasnya sumber
dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan
pajak dan retribusi daerah.
pemerintahan
dan
pembangunan
di
Pandeglang. Menurut UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah,
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
45
Analisis Keuangan dan Perbankan pemerintah
kabupaten/kota
diberi
kewenangan untuk memungut tujuh jenis pajak, yaitu: pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan,
pajak
reklame,
pajak
penerangan jalan, pajak mineral bukan logam (galian golongan C), dan pajak parkir. Pemerintah Kabupaten Pandeglang atas
persetujuan
Depdagri
sebenarnya
masih dapat menggali potensi pajak lainnya selama
memenuhi
diantaranya
beberapa
pajak
tersebut
kriteria, tidak
memberikan dampak ekonomi yang negatif dan memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat. Peningkatan PAD tidak serta merta
Pandeglang tercatat sebesar 54,05 miliar
mengurangi
rupiah, sedikit menurun dibanding tahun
ketergantuangan
2011 yang mencapai 56,19 miliar rupiah,
pendapatan daerah
namun masih jauh lebih besar dibanding
terhadap transfer
tahun 2010 yang hanya 31,86 miliar rupiah.
pemerintah pusat
Dari sisi pengeluaran, pos belanja
ataupun Pemerintah
terbesar pemerintah Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten.
46
Pada tahun 2012, PAD Kabupaten
pada
tahun
2012
tidak
berubah
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan dibandingkan
tahun-tahun
sebelumnya,
yaitu untuk belanja pegawai. Sekitar 69,21 persen belanja pada tahun 2012 digunakan untuk belanja pegawai. Belanja barang/jasa Belanja terbesar digunakan untuk belanja pegawai,
dan belanja modal berada pada urutan berikutnya
dengan
kontribusi
masing-
masing sebesar 19,08 persen dan 11,13
sekitar 69,21 persen
persen. Sedangkan belanja lainnya yang
dari total belanja
terdiri atas belanja hibah, belanja bantuan
daerah.
sosial dan belanja tak terduga meliputi 0,58 persen dari total belanja. Rendahnya proporsi belanja modal dalam APBD Kabupaten Pandeglang dapat berdampak pada lambatnya pergerakan sektor riil, mengingat konsumsi pemerintah merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Akibat yang dapat ditimbulkan tidak
diantaranya
terpenuhinya
adalah
dapat
pencapaian
target
indikator-indikator ekonomi seperti yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka
menengah
(RPJMD)
Kabupaten
Pandeglang.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
47
Analisis Keuangan dan Perbankan Tabel 4.1 Rincian Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2010-2012 (juta Rp) (juta rupiah) Pendapatan/Belanja (1) 1. Pendapatan
2010
2011
(2)
(3)
936.230,46
a . Pe nda pa ta n a s l i da era h b. Pe nda pa ta n tra ns fe r - DAU + DAK
1.220.626,37
2012 (4) 1.345.730,83
31.855,28
56.189,20
54.048,39
904.375,18
1.164.437,17
1.291.682,44
784.428,06
815.764,54
985.652,99
- Bagi hasil pajak dan SDA
47.874,02
54.921,12
71.662,54
- Transfer pemprov
22.185,10
46.384,81
79.292,91
- Dana penyesuaian (pusat)
38.158,00
245.366,70
155.074,00
- Hibah pemprov
11.730,00
2.000,00
-
929.790,48
1.177.381,26
1.266.816,37
694.166,89
787.051,27
876.786,77
b. Be l a nja ba ra ng da n ja s a
91.048,71
213.375,33
241.763,68
c. Bel a nja moda l
75.207,04
168.365,34
140.950,28
d. Be l a nja l a i nnya
69.367,84
8.589,32
7.315,64
6.439,98
43.245,11
78.914,46
2. Belanja a . Be l a nja pega wa i
Surplus/Defisit Sumber: DPKAD Kabupaten Pandeglang
4.2.
Peran Intermediasi Perbankan Menurut Undang-undang Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
48
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peran intermediasi dunia perSebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, bank memiliki peran strategis dalam menun-
bankan
berkaitan
dengan
pelaksanaan
fungsi utama bank sesuai undang-undang tersebut. Melaksanakan fungsi intermediasi artinya menghimpun dana dari masyarakat
jang peningkatan
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito
perekonomian suatu
serta bentuk penghimpunan dana lainnya
wilayah, termasuk di
dan
Pandeglang.
kemudian
menyalurkan
kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pemberian fasilitas kredit . Fungsi intermediasi perbankan di Kabupaten Pandeglang dilaksanakan oleh beberapa bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) seperti, BNI 46, Bank Jabar Banten, BRI, BTPN, BCA, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, BPR Labuan dan BPR Cadasari. Posisi simpanan masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum dan BPR di wilayah Kabupaten Pandeglang pada akhir tahun 2012 sebesar Rp 1,397
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
49
Analisis Keuangan dan Perbankan triliun, sedangkan posisi pinjaman/kredit yang disalurkan ke masyarakat mencapai Rp 4,659 triliun. Porsi dana kredit yang lebih besar dibandingkan yang berhasil dihimpun membuat Kabupaten Pandeglang tergolong
sebagai
perbankan, kebutuhan
daerah
dimana
untuk
defisit
dana
memenuhi
kredit masyarakatnya dibu-
tuhkan tambahan dana dari luar wilayah Kabupaten Pandeglang. Pada akhir tahun 2012, sebagian besar dana simpanan masyarakat yang berhasil dihimpun perbankan di Kabupaten Pandeglang Bagian terbesar simpanan
berupa
tabungan,
yaitu
meliputi 56,20 persen dari total dana simpanan, diikuti oleh giro dan deposito,
masyarakat dalam
masing-masing sebesar 26,09 persen dan
bentuk tabungan.
17,71
persen.
Sedangkan
penyaluran
Sedangkan pinjaman
kredit/pinjaman terbesar berupa pinjaman
bank banyak
untuk modal kerja (39,10 persen), kemudian
dipergunakan
diikuti oleh konsumsi (31,75) dan investasi
sebagai modal usaha.
(29,15).
Informasi
selengkapnya
dapat
dilihat pada Tabel 4.2. dan Tabel 4.3.
50
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan Kedudukan
Pandeglang
sebagai
daerah defisit dana perbankan tidak selalu berarti buruk.
Indikator Loan to Deposit
Ratio (LDR) dalam lima tahun terakhir selalu di atas 100 persen. LDR yang diformulasikan
sebagai
antara
kredit
volume
perbandingan yang
diberikan
dengan total dana yang dihimpun dari masyarakat
sering
dijadikan
indikator
pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan. Semakin tinggi LDR, maka semakin baik tingkat pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan. Pada akhir tahun 2008 LDR di Kabupaten
Pandeglang
sebesar
181,99
persen, kemudian meningkat pesat hingga menjadi 547,69 persen pada akhir tahun 2010 dan 333,46 persen pada tahun 2012. Walaupun terjadi penurunan LDR dari 2010 ke 2012 namun tetap terlihat tingginya intermediasi
perbankan
di
Kabupaten
Pandeglang dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan
potensi
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Usaha
51
Analisis Keuangan dan Perbankan Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Pandeglang tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil
dan
menengah
yang
memenuhi
definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Tabel 4.2 Nilai Simpanan dan Pinjaman Masyarakat Kabupaten Pandeglang Pada Bank Umum dan BPR Tahun 2008-2012 (juta rupiah) Uraian
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2012 (6)
Simpanan
622.255
768.092
586.078
1.017.202
1.397.161
1. Gi ro
172.921
152.796
110.056
214.216
364.584
85.299
202.951
105.060
209.991
247.397
364.035
412.345
370.962
592.995
785.180
1.132.444
1.348.367
3.209.915
4.913.847
4.658.940
425.139
516.126
1.953.118
2.290.583
1.821.856
2. I nves ta s i
95.715
58.539
360.773
809.256
1.357.963
3. Kons ums i
611.590
773.702
896.024
1.814.008
1.479.121
181,99
175,55
547,69
483,07
333,46
(510.189)
(580.275)
(2.623.837)
(3.896.645)
(3.261.779)
2. Ta bunga n berja ngka 3. Ta bunga n Pinjaman 1. Moda l kerja
Loan to Deposit Ratio (%) Surplus/Defisit Sumber: Bank Indonesia
52
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan Sampai akhir 2012 data Statistik kredit UMKM Bank Indonesia didasarkan pada
definisi
plafon
kredit,
sehingga
seluruh jenis penggunaan kredit (termasuk kredit konsumtif) masuk di dalam Statistik kredit UMKM selama plafon kreditnya antara Rp 0 – Rp 5 Miliar. Sejak Januari 2011 data
Statistik
kredit
UMKM
yang
diterbitkan Bank Indonesia sudah mengacu pada UU No. 20 Tahun 2008. Tabel 4.3 Nilai Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah yang Disalurkan oleh Bank Umum dan BPR di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2012 (juta rupiah) Uraian
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Menurut Penggunaan 1. Moda l kerja
2012
1.132.444
1.348.367
394.247
627.443
733.611
425.139
516.126
340.990
537.173
651.771
2. Inve s ta s i
95.715
58.539
53.257
90.270
81.840
3. Kons ums i
611.590
773.702
-
-
-
Plafond Kredit
1.050.191
1.332.411
394.247
627.444
733.611
1. Mi kro
470.893
522.284
44.647
137.737
219.404
2. Keci l ( >Rp.50 juta -Rp.500 juta )
416.159
615.392
308.715
421.150
363.103
3. Mene nga h
163.139
194.735
40.885
68.557
151.104
( >Rp.500 juta -Rp.5 mi l ya r) Sumber: Bank Indonesia
Posisi kredit UMKM (sesuai UU No. 20 Tahun 2008) yang disalurkan perbankan di Kabupaten Pandeglang pada
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
53
Analisis Keuangan dan Perbankan 2012 adalah sebesar Rp 733,611 miliar. Jika dibandingkan dengan posisi total kredit yang disalurkan perbankan pada 2012 yang mencapai Rp 733,611 miliar, artinya kredit UMKM tersalurkan secara penuh. Namun bukan berarti tanpa masalah, kesulitan yang dialami UMKM untuk memenuhi semua persyaratan kredit, terutama faktor ketiadaan
jaminan/agunan,
ditengarai
menjadi sebab turunnya nilai kredit yang disalurkan. Selain itu, masih tingginya suku bunga perbankan turut
mempengaruhi
minat pelaku UMKM dalam mengajukan kredit UMKM.
4.3.
Inflasi Sektoral Kenaikan harga atau lebih dikenal
dengan
inflasi
yang
diuraikan
disini
berbeda dengan inflasi yang dumumkan BPS setiap bulannya. Angka inflasi yang dipublikasikan BPS merupakan perubahan harga yang diukur langsung dari sisi konsumen melalui survei harga di pasar
54
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Analisis Keuangan dan Perbankan terhadap beberapa komoditas yang umum dikonsumsi masyarakat. Sampai dengan tahun 2012, Kabupaten Pandeglang tidak termasuk wilayah sampel penghitungan angka inflasi. Inflasi
yang
dimaksud
dalam
pubikasi ini sering disebut juga sebagai inflasi sektoral. Inflasi sektoral menggambarkan perubahan harga barang dan jasa secara
umum
pada
seluruh
sektor
Inflasi sektoral ber-
penyusun PDRB. Inflasi sektoral diperoleh
beda dengan inflasi
dari pergerakan indeks harga implisit atau
yang dikeluarkan BPS
sering disebut juga sebagai deflator PDRB.
tiap bulannya yang diukur dari harga barang dan jasa yang umum dikonsumsi.
Deflator PDRB diperoleh dengan cara membagi PDRB adhb dengan PDRB adhk kemudian dikali 100 persen. Melalui Tabel 4.4 terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir inflasi sektoral berfluktuatif tetapi masih berada pada level 1 digit. Inflasi sektoral tahun 2012 tercatat sebesar 5,73 persen, meningkat dibanding tahun
2011 yang sebesar 4,93 persen.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
55
Analisis Keuangan dan Perbankan secara umum harga komoditas barang dan jasa
penyusun
PDRB
Kabupaten
Pandeglang tahun 2012 meningkat 5,73 persen dibandingkan tahun 2011. Tabel 4.4 Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kabupaten Pandeglang Tahun 2009-2012 Uraian
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
PDRB ADHB (mil ya r rupia h)
7.657.952,86
8.680.173,47
9.586.093,49
10.705.319,36
PDRB ADHK (mil ya r rupia h)
4.032.411,47
4.321.141,13
4.547.852,04
4.803.370,25
189,91
200,88
210,78
222,87
4,67
5,77
4,93
5,73
Indeks impl is it/Defl a tor PDRB Infl a s i s ektora l
2012 (5)
Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang
56
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi
Kesimpulan dan Rekomendasi
58
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Kesimpulan dan Rekomendasi 5.1 Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisa
terhadap
beberapa
indicator
perekonomian yang disampaikan pada bagian sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga Berlaku Kabupaten Pandeglang tahun 2012 tercatat sebesar 10.705,32 miliar rupiah, sedangkan tahun 2011 sebesar 9.586,09 miliar rupiah.
2.
Struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang tahun 2012 masih didominasi oleh sektor pertanian dengan peranan 28,31 persen. Berikutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan peran 22,72 persen, sektor jasa-jasa dan industri pengolahan yang masing-masing memiliki peran 16,24 persen dan 10,00 persen. Peran yang dimaksud adalah terhadap total Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang tahun 2012.
3.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang tahun 2012 sebesar
5,62
persen
atau
mengalami
peningkatan
bila
dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 5,25 persen. Hal ini disebabkan peningkatan nilai produksi sektor pertanian. 4.
Laju pertumbuhan tertinggi dialami sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 33,10 persen. Diikuti sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
59
Kesimpulan dan Rekomendasi bangunan yang masing-masing tumbuh sebesar 9,35 persen, 8,45 persen, dan 6,34 persen. 5.
Sebagai proxy dari pendapatan perkapita, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang tahun 2012 tercatat sebesar 9,01 juta rupiah atas dasar harga berlaku dan sebesar 4,04 juta rupiah atas dasar harga konstan.
6.
Sumber pendapatan Pandeglang tahun 2012 masih bergantung dengan berbagai dana transfer, baik dari pemerintah pusat maupun Provinsi Banten. Dana transfer tersebut mencapai 95,98 persen (1,29 triliun rupiah) dari total pendapatan Pandeglang. Pos belanja terbesar adalah belanja pegawai yang mencapai 69,21 persen (876,79 miliar rupiah).
7.
Loan to deposit ratio (LDR) diformulasikan sebagai besaran kredit tersalurkan dibagi dengan simpanan yang terhimpun dalam satu wilayah dan periode waktu tertentu. Pada tahun 2012, LDR Kabupaten Pandeglang mengalami penurunan sebesar 149,62 persen terhadap tahun 2011. Nilai pada tahun 2012 sebesar 333,46 persen sedangkan tahun 2011 mencapai 483,07 persen. Dengan nilai simpanan tahun 2012 mencapai 1,397 triliun rupiah (naik sebesar 0,380 triliun rupiah dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 1,017 triliun rupiah). Sedangkan kredit tersalurkan mencapai 4,659 triliun rupiah tahun 2012 dan 4,914 triliun rupiah tahun 2011.
60
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Kesimpulan dan Rekomendasi 8.
Secara umum inflasi sektoral Kabupaten Pandeglang tahun 2012 meningkat dibanding tahun 2011, yaitu
mencapai 5,73
persen sedangkan tahun 2011 sebesar 4,93 persen.
5.2 Rekomendasi Otonomi daerah yang bergulir sejak tahun 2000 dengan dasar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
1999
tentang
Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004. Dengan kedua undang-undang yang berlaku hingga saat ini maka pemerintah daerah mendapat kewenangan untuk mengurus dan mengatur rumahtangganya sendiri dengan maksud untuk lebih mendekatkan/meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Kabupaten Pandeglang, sebagai salah satu daerah otonom yang berada di Provinsi Banten memiliki potensi perekonomian yang cukup besar, khususnya dibidang pertanian, industri berbasis hasil pertanian, dan pariwisata. Sehingga tidak bisa disangkal jika tenaga kerja terserap disektor terkait cukup besar. Luas lahan basah (sawah) di Kabupaten Pandeglang mencapai 20 persen dari luas wilayah (Pandeglang Dalam Angka 2012) dan garins pantai yang panjang, merupakan salah satu bukti besarnya potensi ekonomi disektor pertanian (pertanian tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilnya,
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
61
Kesimpulan dan Rekomendasi kehutanan, dan perikanan). Hal ini dibuktikan juga dengan tingginya distribusi pertanian terhadap pembentukan nilai tambah bruto Kabupaten Pandeglang yang mencapai 28,31 persen (Pandeglang Dalam Angka 2012). Selain itu telah dikenalnya daerah pengumpulan ikan dan hasil laut lainnya di wilayah pantai Kabupaten Pandeglang yang me-supply banyak wilayah, khusunya Banten dan Jakarta. Besarnya potensi pertanian di Kabupaten Pandeglang hendaknya ditanggapi dengan program atau kebijakan yang mendukung penguatan sektor pertanian sebagai sektor andalan. Memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pengawasan kepada petani dan buruh tani sehingga hasil pertanian dapat meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Memperkuat jaringan distribusi penyaluran hasil pertanian dan insentif bagi pelaku pertanian dan sektor lain yang memanfaatkan hasil pertanian lokal secara langsung sehingga nilai tambah terbentuk dari sektor pertanian dan hasil olahannya akan meningkat. Secara tidak langsung juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani di Kabupaten Pandeglang. Permasalahan pembiayaan juga harus didorong untuk memajukan sektor pertanian dan sektor hilir yang memanfaatkan hasil pertanian. Pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah hendaknya mendapat porsi kredit cukup besar bagi pengusaha pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian. Tidak cukup dengan mendapatkan porsi yang besar,
kemudahan dalam proses serta penyertaan
penjaminan yang mudah dipenuhi, harus diperhatikan. Peran lembaga 62
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Kesimpulan dan Rekomendasi keuangan sangat baik adalah koperasi yang dikelola langsung oleh petani dan atau pengusaha hasil pertanian. Dengan menempatkan azas kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi. Oleh karenanya beban sektor andalan Kabupaten Pandeglang bukan hanya menjadi satu bagian atau dinas, melainkan sinergi seluruh kekuatan pemerintah, lembaga kemasyarakatan, dan seluruh masyarakat. Harapan besar ditekankan pada sektor ini, dengan majunya sektor pertanian maka sektor ini akan menarik untuk dikerjakan. Pada akhirnya diharapkan untuk dapat mengurangi angka pengangguran, kemiskinan, dan perpindahan penduduk dari desa ke kota (rural urban migration). Kabupaten Pandeglang dikenal juga sebagai daerah dengan kawasan wisata yang banyak, baik wisata alam, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata lainnya (http://pandeglangkab.go.id). Langkah yang sangat tepat telah diambil oleh pemerintah Pandeglang. Dengan menempatkan informasi unggulan daerah dalam situs resmi pemerintah sehingga masyarakat (seluruh dunia) dapat mengetahui lokasi, biaya, dan informasi lannya dengan mudah. Secara makro dukungan terhadap pariwisata ada baik sarana jalan maupun kemudahan informasi. Hanya perlu menjaga konsistensi dan peningkatannya. Dalam artian, sarana yang telah ada perlu terus dijaga keberadaannya dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat dirasakan kemudahan mencapai lokasi wisata dan wisatawan mendapatkan tujuan dari wisatanya.
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
63
Kesimpulan dan Rekomendasi Sebagai penutup, pelaksanaan otonomi daerah telah memberikan kewenangan lebih kepada daerah untuk mengelola daerahnya, termasuk Kabupaten Pandeglang. Namun keterbatasan kemampuan keuangan yang dapat diperoleh dari daerah sendiri menjadi kendala berkembangnya Kabupaten Pandeglang. Untuk membatu pemerintah dalam mengatasi hal itu perlu sikap profesional aparatur sehingga mampu berbuat dan bersikap efektif dan efisien dalam setiap tindakan, khususnya
dalam
pengelolaan
pemerintah
menuju
tata
kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan demikian, dapat diharapkan
transparansi,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban,
independensi, dan kawajaran dan kesetaraan dari setiap tindakan pemerintah dapat terwujud (good government).
64
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
LAMPIRAN TABEL
Lampiran
66
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Lampiran Tabel 1 Agregat PDRB, Jumlah Penduduk, PDRB Perkapita dan Indeks Implisit Tahun 2011-2012 Lapangan Usaha (1) 1. Nilai Absolut a . PDRB ADH berl a ku (Juta Rp) b. PDRB ADH kons ta n 2000 (Juta Rp) d. Juml a h penduduk tenga h ta hun (Ji wa ) d. PDRB per ka pi ta ADH berl a ku (Rp) e. PDRB per ka pi ta ADH kons ta n 2000 (Rp)
2011 * (2)
2012 ** (3)
9.586.093,49 10.705.319,36 4.547.852,04 4.803.370,25 1.162.123 1.188.140 8.248.777,01 9.010.149,78 3.913.399,90 4.042.764,53
2. Indeks Perkembangan (2000 = 100) a . PDRB ADH berl a ku b. PDRB ADH kons ta n 2000 c. Juml a h penduduk pertenga ha n ta hun d. PDRB per ka pi ta ADH berl a ku e. PDRB per ka pi ta ADH kons ta n 2000
358,58 170,12 101,09 109,25 104,11
400,45 179,68 102,24 109,23 103,31
3. Indeks Berantai (n-1 = 100) a . PDRB ADH berl a ku b. PDRB ADH kons ta n 2000 c. Juml a h penduduk pertenga ha n ta hun d. PDRB per ka pi ta ADH berl a ku e. PDRB per ka pi ta ADH kons ta n 2000
110,44 105,25 101,09 109,25 104,11
111,68 105,62 102,24 109,23 103,31
210,78
222,87
4. Indeks Harga Implisit PDRB (%) * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
67
Lampiran Tabel 2 PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a . Ta na ma n Ba ha n Ma ka na n b. Ta na ma n Perkebuna n c. Peterna ka n da n Ha s i l -ha s i l nya d. Kehuta na n e. Peri ka na n 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a . Mi nya k da n Ga s Bumi b. Perta mba nga n ta npa Mi ga s c. Pengga l i a n 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a . Indus tri Mi ga s b. Indus tri Ta npa Mi ga s **) 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a . Li s tri k b. Ga s c. Ai r Bers i h 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a . Perda ga nga n Bes a r & Ecera n b. Hotel c. Res tora n 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a . Penga ngkuta n 1. Angkuta n Rel 2. Angkuta n Ja l a n Ra ya 3. Angkuta n La ut 4. Angk. Sunga i , Da na u & Penyebr. 5. Angkuta n Uda ra 6. Ja s a Penunja ng Angkuta n b. Komuni ka s i 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a . Ba nk b. Lemba ga Keua nga n ta npa Ba nk c. Ja s a Penunja ng Keua nga n d. Sewa Ba nguna n e. Ja s a Perus a ha a n 9. JASA-JASA a . Pemeri nta ha n Umum b. Swa s ta 1. Sos i a l Kema s ya ra ka ta n 2. Hi bura n & Rekrea s i 3. Perora nga n & Ruma hta ngga Produk Domestik Regional Bruto * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
68
2011 * (2) 2.778.830,91 2.010.946,81 302.995,80 160.673,57 25.642,91 278.571,81 10.259,04 0,00 0,00 10.259,04 975.445,12 975.445,12 263.264,20 253.630,66 0,00 9.633,54 530.616,31 2.211.366,32 1.547.322,12 20.867,32 643.176,89 741.149,83 659.815,86 0,00 590.966,46 22.636,84 0,00 0,00 46.212,55 81.333,97 563.125,53 144.223,11 64.100,98 0,00 301.927,28 52.874,16 1.512.036,24 1.091.495,53 420.540,71 49.030,97 8.846,14 362.663,61 9.586.093,49
(juta rupi a h) 2012 ** (3) 3.030.166,36 2.181.871,82 333.949,45 180.543,52 27.509,10 306.292,48 11.703,41 0,00 0,00 11.703,41 1.070.828,65 1.070.828,65 369.994,13 359.547,97 0,00 10.446,17 600.782,35 2.432.263,54 1.701.325,99 23.040,79 707.896,76 826.104,16 736.420,68 0,00 661.764,65 23.551,55 0,00 0,00 51.104,48 89.683,48 625.128,30 164.063,39 74.232,56 0,00 328.722,46 58.109,90 1.738.348,46 1.266.514,54 471.833,92 55.289,43 9.895,78 406.648,71 10.705.319,36
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Lampiran Tabel 3 PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a . Ta na ma n Ba ha n Ma ka na n b. Ta na ma n Perkebuna n c. Peterna ka n da n Ha s i l -ha s i l nya d. Kehuta na n e. Peri ka na n 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a . Mi nya k da n Ga s Bumi b. Perta mba nga n ta npa Mi ga s c. Pengga l i a n 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a . Indus tri Mi ga s b. Indus tri Ta npa Mi ga s **) 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a . Li s tri k b. Ga s c. Ai r Bers i h 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a . Perda ga nga n Bes a r & Ecera n b. Hotel c. Res tora n 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a . Penga ngkuta n 1. Angkuta n Rel 2. Angkuta n Ja l a n Ra ya 3. Angkuta n La ut 4. Angk. Sunga i , Da na u & Penyebr. 5. Angkuta n Uda ra 6. Ja s a Penunja ng Angkuta n b. Komuni ka s i 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a . Ba nk b. Lemba ga Keua nga n ta npa Ba nk c. Ja s a Penunja ng Keua nga n d. Sewa Ba nguna n e. Ja s a Perus a ha a n 9. JASA-JASA a . Pemeri nta ha n Umum b. Swa s ta 1. Sos i a l Kema s ya ra ka ta n 2. Hi bura n & Rekrea s i 3. Perora nga n & Ruma hta ngga Produk Domestik Regional Bruto * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
2011 * (2) 1.412.485,72 932.198,63 167.903,52 96.224,14 14.643,43 201.515,99 5.680,55 0,00 0,00 5.680,55 501.277,51 501.277,51 129.385,37 124.594,21 0,00 4.791,16 230.182,32 1.152.188,40 812.964,66 12.315,16 326.908,58 289.306,55 238.087,69 0,00 203.369,42 11.900,21 0,00 0,00 22.818,06 51.218,86 251.837,50 66.515,71 26.170,72 0,00 130.205,32 28.945,75 575.508,12 379.803,31 195.704,81 18.833,60 5.736,82 171.134,39 4.547.852,04
(juta rupi a h) 2012 ** (3) 1.456.548,19 957.748,06 174.057,45 99.854,67 15.138,61 209.749,40 6.211,96 0,00 0,00 6.211,96 520.236,24 0,00 520.236,24 172.214,12 167.132,21 5.081,92 244.768,26 1.214.913,15 860.288,05 12.871,06 341.754,04 313.754,37 257.131,88 0,00 221.075,60 12.038,77 0,00 0,00 24.017,51 56.622,48 266.890,14 71.787,38 28.539,83 0,00 136.094,90 30.468,02 607.833,83 401.322,40 206.511,42 20.155,64 6.149,44 180.206,35 4.803.370,25
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
69
Lampiran Tabel 4 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 (pers en) Lapangan Usaha 2011 * 2012 ** (1) (2) (3) 1. PERTANIAN (0,41) 3,12 a . Ta na ma n Ba ha n Ma ka na n (2,81) 2,74 b. Ta na ma n Perkebuna n 2,48 3,67 c. Peterna ka n da n Ha s i l -ha s i l nya 4,12 3,77 d. Kehuta na n 6,21 3,38 e. Peri ka na n 6,57 4,09 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN (16,92) 9,35 a . Mi nya k da n Ga s Bumi b. Perta mba nga n ta npa Mi ga s c. Pengga l i a n (16,92) 9,35 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6,05 3,78 a . Indus tri Mi ga s b. Indus tri Ta npa Mi ga s **) 6,05 3,78 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 30,00 33,10 a . Li s tri k 31,19 34,14 b. Ga s c. Ai r Bers i h 5,16 6,07 5. BANGUNAN 8,21 6,34 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 8,29 5,44 a . Perda ga nga n Bes a r & Ecera n 8,87 5,82 b. Hotel 7,50 4,51 c. Res tora n 6,90 4,54 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8,07 8,45 a . Penga ngkuta n 7,89 8,00 1. Angkuta n Rel 2. Angkuta n Ja l a n Ra ya 8,41 8,71 3. Angkuta n La ut 1,97 1,16 4. Angk. Sunga i , Da na u & Penyebr. 5. Angkuta n Uda ra 6. Ja s a Penunja ng Angkuta n 6,61 5,26 b. Komuni ka s i 8,89 10,55 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6,70 5,98 a . Ba nk 6,85 7,93 b. Lemba ga Keua nga n ta npa Ba nk 8,76 9,05 c. Ja s a Penunja ng Keua nga n d. Sewa Ba nguna n 6,37 4,52 e. Ja s a Perus a ha a n 6,03 5,26 9. JASA-JASA 5,91 5,62 a . Pemeri nta ha n Umum 4,64 5,67 b. Swa s ta 8,48 5,52 1. Sos i a l Kema s ya ra ka ta n 8,62 7,02 2. Hi bura n & Rekrea s i 5,01 7,19 3. Perora nga n & Ruma hta ngga 8,59 5,30 Produk Domestik Regional Bruto 5,25 5,62 * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
70
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
Lampiran Tabel 5 Distribusi PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a . Ta na ma n Ba ha n Ma ka na n b. Ta na ma n Perkebuna n c. Peterna ka n da n Ha s i l -ha s i l nya d. Kehuta na n e. Peri ka na n 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a . Mi nya k da n Ga s Bumi b. Perta mba nga n ta npa Mi ga s c. Pengga l i a n 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a . Indus tri Mi ga s b. Indus tri Ta npa Mi ga s **) 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a . Li s tri k b. Ga s c. Ai r Bers i h 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a . Perda ga nga n Bes a r & Ecera n b. Hotel c. Res tora n 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a . Penga ngkuta n 1. Angkuta n Rel 2. Angkuta n Ja l a n Ra ya 3. Angkuta n La ut 4. Angk. Sunga i , Da na u & Penyebr. 5. Angkuta n Uda ra 6. Ja s a Penunja ng Angkuta n b. Komuni ka s i 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a . Ba nk b. Lemba ga Keua nga n ta npa Ba nk c. Ja s a Penunja ng Keua nga n d. Sewa Ba nguna n e. Ja s a Perus a ha a n 9. JASA-JASA a . Pemeri nta ha n Umum b. Swa s ta 1. Sos i a l Kema s ya ra ka ta n 2. Hi bura n & Rekrea s i 3. Perora nga n & Ruma hta ngga Produk Domestik Regional Bruto * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
2011 * (2) 28,99 20,98 3,16 1,68 0,27 2,91 0,11 0,00 0,00 0,11 10,18 0,00 10,18 2,75 2,65 0,00 0,10 5,54 23,07 16,14 0,22 6,71 7,73 6,88 0,00 6,16 0,24 0,00 0,00 0,48 0,85 5,87 1,50 0,67 0,00 3,15 0,55 15,77 11,39 4,39 0,51 0,09 3,78 100,00
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013
(pers en) 2012 ** (3) 28,31 20,38 3,12 1,69 0,26 2,86 0,11 0,00 0,00 0,11 10,00 0,00 10,00 3,46 3,36 0,00 0,10 5,61 22,72 15,89 0,22 6,61 7,72 6,88 0,00 6,18 0,22 0,00 0,00 0,48 0,84 5,84 1,53 0,69 0,00 3,07 0,54 16,24 11,83 4,41 0,52 0,09 3,80 100,00
71
Daftar Tabel
viii
Laporan Perekonomian Kabupaten Pandeglang 2013