Memperkenalkan Homogenisasi Bahan Baku Produk Keramik Dari ...

9 downloads 344 Views 716KB Size Report
industri keramik rakyat (kawasan industri kecil keramik). ... antara lain: cenderung mengalami penyusutan yang tinggi selama proses pembakaran bahkan.
LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

Judul

Ketua Anggota

: IbM KELOMPOK PENGRAJIN KERAMIK DI SENTRA INDUSTRI KERAMIK DINOYO MALANG : Ir. Mahfudz Shidiq, MT NIP. 19580609 198703 1 003 : 1. M. Agus Ch., ST, MT NIP. 19720817 200003 1 003 2. Ir. Sugiri NIP. 19471004 198010 1 001

Dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 159/SP2H/PPM/DP2M/VIII/2010 Tanggal 24 Agustus 2010

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

IbM KELOMPOK PENGRAJIN KERAMIK DI SENTRA INDUSTRI KERAMIK DINOYO MALANG Oleh : Ir. MAHFUDZ SHIDIQ, MT; Ir. SUGIRI; M. AGUS CHOIRON, ST, MT

RINGKASAN Di daerah Dinoyo Malang, khususnya di sekitar Universitas Brawijaya, banyak terdapat industri keramik rakyat (kawasan industri kecil keramik). Keberadaannya cukup potensial dan menjanjikan dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat serta mendukung industri pariwisata di kota Malang dan sekitarnya. Produk yang dihasilkan umumnya berupa produk kerajinan dan souvenir keramik. Industri kerajinan keramik ini sempat menikmati masa kejayaannya sampai sebelum terjadi krisis ekonomi di Indonesia (akhir tahun 1997 silam). Sejak terjadi krisis ekonomi, omzet penjualan dan pangsa pasar keramik Dinoyo, Malang terus mengalami penurunan. Selain masalah kenaikan harga bahan baku, keramik lokal juga mendapat tantangan baru dengan dipasarkannya produk keramik impor dari China di pasar dalam negeri. Konon, produk impor ini memiliki kualitas dan desain produk yang lebih baik, meskipun dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada produk keramik lokal. Keramik impor ini telah mampu menggeser minat pembeli terhadap produk keramik lokal, karenanya keramik impor ini dapat menjadi pesaing atau bahkan mengancam kelangsungan industri keramik lokal. Beberapa kekurangan dari kualitas produk keramik lokal Malang, antara lain: cenderung mengalami penyusutan yang tinggi selama proses pembakaran bahkan terdefleksi panas, susunan butirnya kurang padat dan porous (untuk keramik cor) sehingga rapuh serta kekuatannya yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas produk keramik lokal dapat dilakukan dengan meningkatkan kekuatan dan menurunkan tingkat penyusutan bakar yang tinggi pada produk keramik. Sedangkan untuk menghemat kebutuhan bahan baku dapat dilakukan dengan mencari bahan substitusi (subtitutor) yang lebih murah, misalnya dengan memanfaatkan hasil olahan limbah produk keramik yang berupa grog schamotte. Grog schamotte adalah bahan yang dibuat dari kepingan sisa keramik (limbah produk keramik) atau bata lahan api yang ditumbuk/dihaluskan sampai membentuk serbuk. Karena berasal dari pengolahan sisa keramik

maka bahan ini telah mengalami proses pembakaran dan penyusutan volume akibat pembakaran. Pada kegiatan ini, difusi ipteks yang diimplementasikan pada kelompok/klaster industri kecil keramik mitra adalah rancang bangun mesin giling limbah keramik (untuk membentuk grog schamotte), mesin pot mill (untuk proses homogenisasi bahan baku produk keramik), mesin roller (untuk proses pembentukan/finishing keramik) serta cetakan produk keramik (untuk pengembangan desain produk). Oleh karena "Cindera Mata Keramik" merupakan ketua kelompok/klaster industri keramik di sekitarnya (ada 3 – 4 industri kecil keramik sejenis yang bernaung dibawah bimbingan "Cindera Mata Keramik" seperti: ”Keramik Pak Ismo” dan “Keramik Cantiq”), maka kegiatan-kegiatan sosialisasi dan diseminasi yang akan dilakukan oleh Tim Pelaksana Kegiatan pada kelompok/klaster industri kecil keramik tersebut dipusatkan pada "Cindera Mata Keramik" dan diharapkan tidak akan menemui banyak kendala karena keterbukaan dari pemilik usaha akan produk IPTEKS yang diterapkan. Karenanya dalam pelaksanaannya pembinaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada UMKM keramik ini ditujukan pada 3 (tiga ) hal pokok, yakni: a.

Pengembangan teknologi proses (melalui difusi ipteks dan rekayasa rancang bangun mesin giling, mesin pot mill, mesin roller yang dilanjutkan dengan pengembangan cetakan bahan baku keramik, dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing/competitiviness produk).

b.

Pengembangan jaringan pemasaran (baik e-commerce maupun direct selling untuk meningkatkan penjualan produk, dimana kegiatan-kegiatan ini akan didahului dengan riset pasar).

c.

Pengembangan

kerjasama

(untuk

menjaga

keberlangsungan/sustainability

kegiatan). Secara riil, beberapa hasil-hasil positip dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada UMKM mitra dapat dikemukakan sebagai berikut: a.

Implementasi teknologi proses dan rekayasa mesin/alat (mesin giling, mesin roller, mesin mixer dan peralatan penyemprotan/sprayer) menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah desain dan contoh produk keramik dari kelompok/klaster industri keramik mitra sehingga desain produk dapat bersaing (competitiviness) dengan produk lain, terutama produk impor/Cina.

b.

Terjadi peningkatan mutu/kualitas produk sehingga produk yang dihasilkan juga dapat lebih bersaing (competitiviness) dengan produk lainnya.

c.

Dari pemasaran secara e-commerce terjadi perluasan jaringan pemasaran sehingga produk lebih marketable.

d.

Industri kecil keramik menjadi lebih tangguh, mandiri, usaha yang berkelanjutan (sustainable) serta berbasiskan pada sumber daya lokal.

Kata kunci: Mesin giling, mesin pot mill, mesin roller, sprayer, grog schamotte, keramik

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Brian. 2001, Kamus Keramik. Jakarta: Milenia Populer. Amstead, B.H., Philip F. Ostwald, Myron L. Begeman, 1979, Manufacturing Processes, 7th edition, John Wiley & Sons Inc. Astuti, Ambar. 1997, Pengetahuan Keramik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Brook,J. Richard. 1996, Material Science and 'Technology; vol. 17: Processing of Ceramics. London Weinheim. Hartomo. A. J. 1992, Mengenal Keramik Modern. Yogyakarta: Andi Offset. Hari Amanto, Daryanto, 1999, Ilmu Bahan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Marchlewski, R.A., Olszyna, A.R., Kurzydlowski, K.J., Raphl, B., 1999, Grain Growth in Hight-Purity Alumina Ceramics Sintered From Mixture of Particles of Different Sizes, Ceramics International Journal, Elsevier Science Ltd., New York, Vol. 25 No.2, pp: 157-163. Mobarok, Fahmi. 2003, Effect of Particle Size Distribution and Mechanical Properties of Refractory Aluminosilicate Brick, Proceding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin III, UNHAS, Makasar. Retnowati, Harry S. Dachlan, 2008, Pemanfaatan Limbah Keramik Menjadi Grog Schamotte Sebagai Subtitutor dari Sebagian Bahan Baku Produk Keramik, LPPM Universitas Brawijaya, Malang. Rimbo, M., Sugiarto, Bardji H.P., 2006, Pengaruh Fraksi Volume Grog Schamotte Terhadap Penyusutan Volume dan Kekuatan Tekan Keramik, Tidak di Publikasikan, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya, Malang. Sukandarrumidi, 1999, Bahan Galian Industri, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.