meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam ...

8 downloads 165 Views 80KB Size Report
Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar, Kooperatif Tipe. STAD, Bangun Datar. Dalam Era Globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan ...
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN DATAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANJER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ni Kadek Susan Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstract: This study aims to determine how much improvement Activities and Student Achievement in Learning Implementation Model Build Flat With Type STAD Cooperative Learning In V Grade Students of SD Negeri 1 Panjer Academic Year 2012/2013. This study used a qualitative approach, this type of research is a classroom action research (CAR), the model Kurt Lewin. Data was collected using student learning outcomes, student test results to obtain qualitative data. Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar, Kooperatif Tipe STAD, Bangun Datar. Dalam Era Globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang semakin pesat disebabkan adanya tuntutan manusia untuk maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berjalan begitu pesatnya sehingga diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar suatu bangsa dapat bersaing dan berkompetisi. Dalam hal ini pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia harus selalu dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan, masalah pendididikan selalu menjadi topik pembicaraan yang menarik dan selalu menjadi Ni Kadek Susan adalah mahasiswi Universitas Mahasaraswati Denpasar-Bali

1

2

yang utama, baik dari kalangan masyarakat luas pada umumnya dan terlebih lagi bagi pakar pendidikan. Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya di jenjang pendidikan dasar. Usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh pemerintah diantaranya dengan berbagai pelatihan, peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana prasarana pembelajaran dan pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum yang pernah dilakukan yaitu dimulai dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) kemudian diperbaharui lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun pada kenyataannya yang ditemui saat ini beberapa sekolah masih belum bisa memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini merupakan suatu hal yang wajar terlebih lagi masalah pendidikan matematika selalu menjadi sorotan karena rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi tersebut. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang memegang peranan penting, karena matematika merupakan ilmu dasar dan juga merupakan mata pelajaran yang potensial untuk diajarkan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. Pelajaran matematika sangat penting dipelajari

karena dapat membentuk pola berfikir seseorang untuk menjadi lebih baik. Namun pada umumnya pelajaran matematika di sekolah menjadi masalah bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara pada guru bidang studi matematika yang dilakukan di SD Negeri 1 Panjer pada tanggal 10 Januari 2013 diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai prestasi belajar, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2012/2013 berturut-turut sebesar: 54,20 ; 54,20% dan 41,86%. Mengacu pada Depdikbud (dalam Sriasih, 2012:52) yang menyatakan bahwa suatu proses pembelajaran dikatakan optimal, jika rata-rata skor prestasi belajar siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar berturut-turut minimal: 65; 65% dan 85%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer belum optimal. Melalui pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung diperoleh fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V

3

adalah: (1) pembelajaran masih berpusat pada guru, guru lebih dominan dalam proses pembelajaran di kelas sehingga peran siswa tampak kurang pada saat proses pembelajaran berlangsung, (2) diskusi di antara siswa belum maksimal dikembangkan, sehingga pada saat berdiskusi hanya didominasi beberapa orang siswa saja. Melihat permasalahan pembelajaran matematika yang terjadi di kelas V SD Negeri 1 Panjer, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dan sekaligus mampu menanamkan rasa tanggung jawab pada siswa. Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2010:203), model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dari hal tersebut, untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika, khususnya bangun datar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun pelajaran 2012/2013 adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, melibatkan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Berdasarkan uraian di atas, timbul keinginan saya untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Datar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan pada uraian latar belakang pada fokus penelitian yang disampaikan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat

4

bangun datar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2012/2013, dan (2) Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk meningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2012/2013, dan (2) Untuk meningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika melalui penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) Siswa yang dijadikan subjek penelitian mendapatkan pengalaman baru dalam membina sikap, memupuk rasa tanggung jawab dalam menghadapi masalah secara kelompok serta meningkatkan rasa solidaritas tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, kelas sosial, ras atau etnis dan dapat menumbuhkembangkan kreativitas siswa, (2) Guru yang dilibatkan dalam penelitian ini dapat menjadikan model pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif pilihan dalam penggunaan metode pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan (3) Sekolah adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan informasi dalam perbaikan dan pengembangan metode pembelajaran di sekolah yang dijadikan tempat penelitian agar mutu pendidikan di sekolah itu semakin meningkat, serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran lain.

5

METODE Pendekatan yang digunakan dalam jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Suandhi (2006b:3) “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual (menyeluruhapa adanya) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci.” Sementara menurut Moleong, (2010:6) “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK model Kurt Lewin yang mengandung empat komponen pada setiap siklusnya. Menurut Suandhi (2006a:15) keempat komponen tersebut adalah: (1) perencanaan tindakan (planning), merupakan rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi, (2) pelaksanaan tindakan (action), meliputi tindakan apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan, (3) observasi (observing), yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa, dan (4) refleksi (reflecting) merupakan kegiatan peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan dari berbagai kriteria yang digunakan. Ciri penelitian kualitatif adalah berlatar alami sehingga peneliti harus berupaya masuk ke tempat penelitian dan menjadi bagian dari keutuhan kelas tersebut (Moleong, 2010:8). Untuk memenuhi syarat itu, peneliti berperan sebagai guru, pengumpul dan penganalisis data selama penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh guru dan teman sejawat. Jadi dengan demikian kehadiran peneliti sangatlah penting, dimana peneliti bertanggung jawab

6

atas data yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjer, Jl. Tukad Musi gang V / 9 Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 43 orang siswa. Dalam penelitian ini data aktivitas belajar siswa dikumpulkan dalam bentuk skor yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap subjek peneliti. Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui tes secara langsung yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian. Untuk mengecek keabsahan data digunakan teknik triangulasi, pemeriksaan sejawat dengan guru serta melalui diskusi dengan dosen pembimbing. Menurut Moleong (2012:330) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.” Teknik pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

HASIL Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 11 April 2013 sampai dengan tanggal 2 Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Panjer Tahun Pelajaran 2013/2013 dengan melibatkan 43 siswa sebagai subjek penelitian. PTK dilaksanakan dua siklus yang berlangsung selama enam kali pertemuan, dengan rincian tiga kali pertemuan untuk siklus I dan tiga kali pertemuan untuk siklus II. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Tabel 01. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Siklus

I

Pertemuan Ke-

RPP

Materi

Hari/Tanggal Pelaksanaan

I

01

Sifat-sifat dan menggambar bangun datar segitiga dan persegi

Kamis, 11 April 2013

7

II

02

III

Sifat-sifat dan menggambar bangun datar persegi panjang dan trapesium Tes Akhir Siklus I

Jumat, 12 April 2013 Jumat, 19 April 2013

IV

03

Sifat-sifat dan menggambar bangun datar lingkaran dan jajar genjang

Kamis, 25 April 2013

V

04

Sifat-sifat dan menggambar bangun datar belah ketupat dan layanglayang Tes Akhir Siklus II

Jumat, 26 April 2013

II

VI

Kamis, 2 Mei 2013

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data aktivitas belajar siswa dan data prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat serta guru dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Data prestasi belajar siswa diperoleh dari tes akhir siklus, yang diberikan kepada siswa pada akhir setiap siklus dengan menggunakan instrumen berupa tes prestasi belajar yang berbentuk pilihan ganda (objektif) dan tes uraian (essay). Hasil pengumpulan data aktivitas dan prestasi belajar siswa yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer. Hasil analisis data pada penelitian ini disajikan sebagai berikut. Tabel 02. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus

Rata-Rata Skor

Kategori

I

10,42

Cukup aktif

II

12,24

Aktif

8

Tabel 03. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Rata-rata Nilai Siklus

Prestasi Belajar

Daya Serap (DS)

Ketuntasan Belajar (KB)

Siswa ( X ) I

67,25

67,25%

65,11%

II

72,55

72,55%

86,04%

Tabel 04. Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Dari

Rata-rata Nilai

Siklus ke Siklus

Prestasi Belajar

Daya Serap

Ketuntasan Belajar

(DS)

(KB)

7,88%

32,14%

Siswa ( X ) Siklus I ke Siklus II

7,88%

PEMBAHASAN Langkah awal yang dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembentukan anggota kelompok yang berdasarkan kemampuan dasar siswa. Dari 43 orang siswa dapat dibentuk 10 kelompok kooperatif yang setiap kelompoknya beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa yaitu 10,42 dengan kategori “cukup aktif”, sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I mampu mengajak siswa berperan cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sementara, dari hasil analisis data prestasi belajar siswa diketahui bahwa rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB), berturut-turut sebesar: 67,25; 67,25%; dan 65,11% sehingga hasil yang di capai kurang optimal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I,

9

ditemukan beberapa kendala yang menyebabkan kurang optimalnya pembelajaran pada siklus I. Beberapa kendala yang diperoleh yaitu: (1) Siswa belum terbiasa belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) Ada beberapa siswa yang kurang fokus (bercanda) dengan teman sekelompoknya saat mengerjakan LKS yang diberikan, (3) Kerjasama dalam kelompok masih kurang, karena dalam satu kelompok siswa yang kemampuannya tinggi bekerja sendiri sedangkan siswa yang kemampuannya rendah dalam kelompoknya lebih memilih melihat dan membiarkan temannya mengerjakan LKS, (4) Pada saat pengerjaan kuis beberapa siswa tampak berdiskusi dan melihat pekerjaan teman sebangkunya. Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti bersama teman sejawat dan guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Adapun hasil refleksi pada siklus I yang akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan siklus II, yaitu: (1) Memberitahu siswa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Menekankan pada siswa pada saat pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran bersama kelompoknya dengan adanya persaingan dengan kelompok lain sehingga siswa saling memotivasi teman sekelompoknya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kerjasama dalam mengerjakan LKS. Siswa diskusi, saling memberi, saling menerima pendapat temannya yang lain, dan berusaha agar anggota kelompok dapat memahami materi yang dipelajari lewat LKS, (2) Menegur siswa yang terlihat bercanda selama diskusi berlangsung dan memberikan pengarahan akan pentingnya diskusi kelompok, (3) Meminta siswa yang berkemampuan tinggi agar mengajak siswa lainnya dalam kelompok untuk mengerjakan LKS bersama-sama. Guru memberitahu seluruh siswa bahwa setiap individu dalam kelompok mempunyai peranan penting dalam menyumbangkan skor kelompok, sehingga masing-masing individu termotivasi untuk aktif dalam kelompoknya, (4) Memberi motivasi pada siswa untuk lebih percaya diri terhadap pekerjaan yang di buat dan bekerja sendiri saat mengerjakan kuis untuk mengukur

10

seberapa kemampuan siswa pada saat mengikuti pelajaran. Dari penyempurnaan tindakan tersebut, akhirnya menunjukkan peningkatan aktivitas maupun prestasi belajar siswa pada siklus II. Dari analisis data aktivitas belajar siswa diketahui bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II yaitu 12,24 dengan kategori “aktif”. Jika dibandingkan dengan hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I, maka persentase peningkatan skor aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 17,46%. Sedangkan dari analisis data prestasi belajar siswa diperoleh bahwa rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS) dan ketuntasan belajar siswa (KB), berturut-turut sebesar: 72,55; 72,55%; dan 86,04%. Jika dibandingkan dengan hasil analisis data prestasi belajar pada siklus I, maka persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa

( X ), daya serap (DS)

dan ketuntasan belajar siswa (KB), berturut-turut sebesar: 7,88%; 7,88%; dan 32,14%. Hasil observasi tindakan pada siklus II, menunjukkan bahwa: (1) Siswa terlihat lebih kompak saat diskusi dengan teman sekelompoknya sehingga tidak ada jarak antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah pada saat pembelajaran kelompok berlangsung walaupun ada beberapa siswa tampak masih pasif dalam kelompoknya, (2) Siswa terlihat lebih percaya diri saat mengerjakan kuis maupun tes akhir siklus sehingga mereka mengerjakan secara individu untuk mengukur kemampuannya tanpa adanya diskusi dengan temannya, (3) Siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari dan tidak tergantung oleh guru, karena siswa sendiri lebih aktif mengerjakan tugas yang diberikan, (4) Dengan diberikannya penghargaan, siswa lebih termotivasi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, siswa lebih banyak berperan aktif untuk menemukan dan memahami konsep melalui interaksi dengan anggota kelompoknya. Seperti yang diungkapkan Von Glaserfeld (dalam Suparno, 1997:19) pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi

11

dengan lingkungannya. Interaksi selama belajar kelompok dapat menguntungkan siswa baik itu siswa yang memiliki kemampuan rendah maupun siswa yang memiliki kemampuan sedang dan tinggi. Lie (dalam Wena, 2008:189) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dikembangkan dengan dasar asumsi bahwa proses belajar akan lebih bermakna jika peserta didik saling mengajari. Siswa yang memiliki kemampuan rendah mendapatkan pengetahuan dari siswa yang memiki kemampaun lebih tinggi, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat menstranfer pengetahuan yang dimiliki kepada siswa yang berkemampuan rendah. Jadi selama pembelajaran kelompok tersebut siswa dapat saling memotivasi agar menjadi kelompok yang terbaik. Selain itu yang memotivasi siswa dengan adanya penghargaan atau predikat yang diberikan atas keberhasilan kelompok yang menimbulkan semangat bagi siswa untuk mencapai kriteria terbaik. Dari uraian di atas, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer telah mengalami peningkatan. Mengacu pada bab III bahwa pembelajaran dikatakan optimal apabila aktivitas belajar siswa masuk katagori ”aktif” kemudian rata-rata nilai prestasi belajar siswan ( X ) ≥ 65, daya serap (DS) ≥ 65%, dan ketuntasan belajar (KB) ≥ 85%. Maka dari hasil analisis data yang diperoleh pada siklus II, pembelajaran pada siklus II telah optimal karena memenuhi kriteria pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena pembelajaran telah optimal maka penelitian ini dihentikan sampai pada siklus II. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran bangun datar terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD,

12

terjadi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun pelajaran 2012/2013 pada pembelajaran bangun datar. Hal ini ditunjukkan dengan katagori aktivitas belajar siswa pada siklus I yang tergolong cukup aktif kemudian meningkat menjadi aktif pada siklus II, dan (2) Terjadi peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun pelajaran 2012/2013 pada pembelajaran bangun datar. Hal ini ditunjukkan dengan persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 7,88%; 7,88%; dan 32,14%.

Saran Berdasarkan simpulan yang telah dibuat, maka dapat disarankan sebagai berikut: (1) Bagi guru matematika di SD Negeri 1 Panjer, disarankan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebagai alternatif lain dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa, (2) Bagi sekolah disarankan untuk menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai pilihan inovasi pembelajaran untuk upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar siswa menjadi semakin baik, dan (3) Bagi peneliti lain yang memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, hendaknya dalam proses pembelajaran mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut secara lebih optimal serta mampu melakukan perbaikan atas kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut, sehingga nantinya aktivitas dan prestasi belajar siswa bisa meningkat secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA Artawan, Made. 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah Pada Siswa Kelas

13

III SD Negeri 5 Bunutan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) UNMAS Denpasar. Isjoni. 2011. Cooperative Learning (Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok). Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. _________. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Rusman. 2010. Model-model pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Setyono, Tri Djoko. 2005 Pembelajaran Berdasarkan Kontruktivisme Dalam Cooperative Learning. (Diktat). Denpasar: FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar. Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Soenarjo, RJ. 2007. Matematika 5. Jakarta: Depdiknas Sriasih, Ni Nyoman. 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Datar Dengan Mengimplementasikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Telagatawang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) UNMAS Denpasar. Suandeni, Ni Made. 2011. Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Pada Siswa Kelas Viii A Smp Negeri 1 Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan) UNMAS Denpasar. Suandhi, I Wayan. 2006a. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Diktat (Tidak Diterbitkan). Unmas Denpasar.

14

_________, 2006b. Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bahan Perkuliahan (Tidak Diterbitkan). Unmas Denpasar. Sudewa, I DewaGede Ari .2011. Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 3 Semarapura Tahun Pelajaran 2010/2011.Skripsi (tidak diterbitkan) UNMAS Denpasar. Suharjana, Agus. 2008. Pengenalan Bangun Datar dan Sifat-Sifatnya di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAIP). Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wanaputri, I Gusti Ayu. 2012. Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Datar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SD No. 2 Banjar Anyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) UNMAS Denpasar. Wena, Made. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Malang: Bumi Aksara.