meningkatkan kreativitas siswa kelas vii-b smp ... - Jurnal Online UM

14 downloads 470 Views 105KB Size Report
18 MALANG DALAM BERKARYA SENI KRIYA CLAY TEPUNG. TEKNIK .... contoh langsung pembuatannya, Siswa masih merasa kesulitan dalam menggali .
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VII-B SMP NEGERI 18 MALANG DALAM BERKARYA SENI KRIYA CLAY TEPUNG TEKNIK MEMBENTUK DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA AUDIO VISUAL Faringga Dewi Kumala Sari, Ida Siti Herawati, A.A Gde Rai Arimbawa Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected] ABSTRACT: It was known from observation and interview results that creativity of the students in grade VII-B SMPN 18 Malang was still low. This problem was caused by teacher’s method in presenting materials which was less attractive with lack of variation (monotone), as a result, students tended to be bored while attending class. According to that problem, this research was performed in learning process of creating flour clay artwork with modeling technique. Attractive audio visual media was the combination of visual and audio that can be both seen and listened. The objective of this research was to enhance creativity and excitement of the students in creating flour clay artwork through utilizing audio visual media with VCD. The research used was the Observational Action Braze which was performed in two cycles. Each cycle consisted of four stages which were observation, planning, actuating and reflection. Result of the research showed that application of learning media which was audio visual media with VCD could enhance creativity and excitement of the students in creating flour clay artwork. Average percentage of students creativity result in cycle I was 74,20% then increased to be 80,89% in cycle II, with 6,69% raising. Based on this research, it was suggested that teacher should apply the utilization of audio visual media with VCD in the class as an alternative learning in order to enhance creativity and interest of the students to learn. Keywords : Creativity, Audio-Visual Media, Modelling technique

ABSTRAK: Dari hasil pengamatan dan wawancara diketahui bahwa kreativitas siswa kelas VII-B SMPN 18 Malang cukup rendah. Permasalahan ini disebabkan oleh cara guru dalam menyajikan materi kurang menarik perhatian siswa, dan kurang bervariasi (monoton), sehingga siswa cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan dalam proses pembelajaran seni kriya clay tepung teknik membentuk. Media audio visual yang menarik merupakan perpaduan dari visual dan audio dapat dilihat dan didengar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung dengan memanfaatkan media audio visual VCD, dan meningkatkan rasa senang siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung, dengan memanfaatkan media audio visual VCD. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan. Pengumpulan data menggunakan observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan angket terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran berupa media audio visual VCD dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung, dan meningkatkan rasa senang siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung. Presentase hasil kreativitas siswa pada siklus I rata-rata sebesar 74,20% dan meningkat menjadi 80,89% pada siklus II, dengan besar peningkatan sebesar 6,69%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar guru menerapkan penggunaan media audio visual VCD dikelas sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa dan semangat siswa untuk belajar. Kata Kunci : Kreativitas, Media Audio-Visual, Teknik membentuk

Bakat dan kemampuan sangat diperlukan melalui pendidikan yang tepat yaitu pendidikan yang dapat memupuk serta mengembangkan bakat yang dimiliki setiap orang. Karena setiap orang memiliki kecerdasan, bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Dan bakat tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah. Melalui pendidikan seni di sekolah inilah, siswa diarahkan untuk dapat mengembangkan kreativitas, kepekaan indrawi serta kemampuan berkreasi seni dalam lingkungan dan kondisi yang terarah, sebagai bekal siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat berkembang sisi kemampuan kreativitasnya. Karena kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Apabila bakat kreatif anak tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan dapat berkembang. Bahkan menjadi bakat terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Pembelajaran Seni Rupa yang merupakan mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengacu pada tujuan untuk menumbuhkan sensitivitas dan kreativitas siswa, sehingga terbentuk sikap apresiatif, kritis, dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh (BSNP, 2006:1).   Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan peneliti mendapatkan temuan yaitu pendekatan dan metode pembelajaran berkarya seni kriya yang dipilih oleh guru kelas VII-B SMP Negeri 18 Malang kurang bervariasi (monoton). Terbukti dari hasil pengamatan, pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 18 Malang menekankan pada pelajaran menggambar dan ceramah saja, hanya waktu-waktu tertentu diajarkan ketrampilan berkarya seni (berekspresi) sehingga hasil yang diperoleh siswa kurang maksimal. Dari jumlah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 75, siswa yang mendapatkan nilai dibawah SKM sebanyak 23 orang dan yang mendapatkan nilai diatas SKM sebanyak 18 orang. Dapat disimpulkan dari jumlah

keseluruhan 41 siswa, sebanyak 56% masih belum tuntas pada Standar Kompetensi Ekspresi. Hal ini disebabkan oleh cara Guru menyajikan materi kurang menarik perhatian siswa dan kurang bervariasi (monoton) sehingga kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat, Guru hanya menjabarkan secara lisan tentang proses berkarya seni kriya dengan clay tepung tanpa memberikan contoh langsung pembuatannya, Siswa masih merasa kesulitan dalam menggali ide dan menentukan objeknya sendiri, Siswa masih kurang maksimal dan kurang berani mengungkapkan dan mengembangkan kreativitasnya, dan Media yang digunakan kurang bervariasi hanya berupa contoh-contoh gambar yang dicetak dari browsing internet dengan jumlah yang sedikit. Dalam hal ini guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan daya sensitifitas dan kreativitas siswa. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat, pemilihan media yang tepat dan efektif merupakan salah satu alternatif yang dapat mendukung dan merangsang motivasi siswa dalam berkarya seni. Media yang digunakan tidak lagi berupa contoh-contoh gambar saja, melainkan berupa media perpaduan antara media visual dan audio yang sering disebut dengan media audio visual yaitu media yang dapat didengar dan dapat dilihat. Karena Menurut Suleiman (1985:11) Keuntungan menggunakan media Audio Visual adalah dapat menyajikan rincian bahasan secara lengkap, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan dapat menimbulkan kesan pada peserta didik. Karena media audio visual selain mampu menampilkan gambar juga dapat menampilkan tulisan, animasi yang bergerak disertai dengan suara sehingga dapat mendorong minat, dan menarik perhatian siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yaitu untuk meningkatkan kreativitas siswa dan rasa senang siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung dengan memanfaatkan media audio visual. Dengan harapan siswa lebih terampil, dapat mengembangkan kreativitasnya serta tidak lagi bosan ketika berkarya. Maka dari itu, peneliti merencanakan memanfaatkan media audio visual karena selain kehadiran media audio visual dalam pembelajaran masih dianggap sebagai hal yang baru dan memerlukan ketrampilan khusus untuk mengoprasikan, juga untuk menunjang peningkatan kreativitas siswa dalam berkarya seni. Sesuai dengan judul penelitian tindakan kelas yang peneliti ambil yaitu “ Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 18 Malang Dalam Berkarya Seni Kriya Clay Tepung Teknik Membentuk Dengan Memanfaatkan Media Audio Visual” METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dalam konteks kelas yang bertujuan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan ketrampilan proses dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Penelitian Tindakan Kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan berasal dari praktek pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran. Dalam hal ini, kemampuan yang akan ditingkatkan adalah kreativitas dalam berkarya seni kriya clay tepung siswa kelas VII-B dengan memanfaatkan media Audio visual VCD. Dalam tindakan ini peneliti terlibat langsung mulai dari awal sampai berakhirnya proses penelitian, peneliti sebagai

pengajar sekaligus sebagai perencana, pengamat, pewawancara, pengumpul data, menganalisis data, dan melaporkan data penelitian. Dalam penelitian ini, dibantu oleh dua orang observer dari guru seni budaya dan teman sejawat yang bertugas sebagai pengamat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari awal hingga akhir pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012, pada tanggal 25 bulan Februari-17 Maret 2012. Bertempat di kelas VII-B SMP Negeri 18 Malang yang terletak di Jl. Soekarno Hatta A-394 Malang. Dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 22 siswi perempuan. prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, wawancara, dan penugasan. Sedangkan insrument penilaian yang digunakan adalah rencana pembelajaran yang sudah disusun, lembar penilaian kreativitas, lembar keterlaksanaan pembelajaran (aktivitas) siswa, lembar catatan lapangan dan lembar angket siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan hasil dapat dijabarkan sebagai berikut: Kelebihan siklus I yang diuraikan berikut ini didasarkan pada data yang diperoleh dari observasi, hal tersebut antara lain: a) Partisipasi siswa saat pembelajaran dimulai nampak, berbeda jika dibandingkan sebelum diadakan PTK siswa nampak tidak semangat dan kurang mendengarkan penjelasan guru. b) Siswa nampak gembira selama mengikuti pembelajaran, terbukti siswa antusias terhadap penyajian materi dengan media audio visual VCD. c) Siswa selama pembelajaran memperhatikan tayangan media audio visual VCD dengan sungguh-sungguh. d) Siswa senang dan terlihat asik sendiri saat mulai membuat karya dari clay tepung. e) Beberapa siswa sudah dapat mengembangkan karyanya dibandingkan sebelum diadakan PTK. f) Beberapa siswa sudah ada yang berani membuat karya clay tepung dengan memberikan sedikit ornament. g) Guru sudah bisa menarik perhatian siswa dan memberikan motivasi ketika proses pembelajaran berkarya seni kriya clay tepung berlangsung dengan menggunakan media audio visual VCD. h) Pada setiap pertemuan peneliti selalu mengadakan diskusi dengan observer untuk membahas tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Sedangkan kelemahan dari siklus I yang diuraikan berikut ini didasarkan pada hasil observasi selama proses pembelajaran, diketahui kelemahan tersebut antara lain: a) Ketepatan waktu pada awal pembelajaran masih perlu ditingkatkan b) Guru kurang memberikan dorongan pada siswa yang kurang aktif c) Siswa tergesa-gesa ketika membuat karya karena terbatasnya waktu, sehingga hasil karya yang dibuat kurang maksimal d) Siswa masih belum memahami teknik pewarnaan sehingga warna yang dihasilkan kurang terang (masih pucat) e) Siswa kesulitan saat menempelkan bagian-bagian clay sehingga mudah lepas

f)

Beberapa siswa sudah ada yang bisa membuat karya secara mandiri dan masih ada beberapa siswa yang melihat karya teman Berdasarkan pada analisis data dan implementasinya selama siklus I, diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 78,04 % atau 32 siswa dari jumlah keseluruhan dan pelaksanaan tindakan dikatakan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥75 maka perlu diadakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II. Pada prinsipnya langkah-langkah pembelajaran pada siklus II sama seperti pada siklus I. Namun pelaksanaan pembelajarannya melihat dari kelemahan dari pembelajaran siklus I. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyusun perencanaan terlebih dahulu yang mengacu pada kelemahan pembelajaran siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan Siklus II antara lain: 1) Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru bersama teman sejawat mendiskusikan terlebih dahulu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Guru menyiapkan kembali media pembelajaran yang sudah didiskusikan dan diperbarui bersama teman sejawat agar dapat memberikan dorongan motivasi sehingga siswa lebih bervariasi dalam menentukan ide saat berkarya. 3) Guru datang lebih awal dan memperbaiki alokasi waktu pembelajaran agar siswa berkarya tidak tergesa-gesa dan menyenangkan. 4) Guru menjelaskan tentang teknik pewarnaan agar warna yang dihasilkan dapat bercampur rata. 5) Guru menyampaikan bagaimana pemberian ornament/hiasan yang benar dan tepat, hal ini berguna agar saat siswa menempelkan benda clay tidak mudah lepas. 6) Memotivasi siswa yang kurang aktif agar dapat menyesuaikan diri saat berkarya seni clay tepung. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kreativitas siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung dengan memanfaatkan media audio visual mengalami peningkatan yaitu: 1) Siswa sangat antusias dan bersemangat ketika pembelajaran seni kriya membuat kerajinan souvenir dari clay tepung menggunakan media audio visual terbukti ketika selesai penayangan seluruh siswa bertepuk tangan dan ingin cepat-cepat membuat kerajinan souvenir dari clay tepung. 2) Setelah memulai berkarya, siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan asik sendiri tanpa menganal waktu. Terbukti ketika bel berbunyi siswa masih tetap meneruskan menyelesaikan karyanya. Sehingga guru meminta sedikit penambahan waktu. 3) Siswa lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. 4) Siswa berani tampil didepan dan percaya diri dengan memerkan hasil karyanya dan menjelaskan sendiri tentang ide gagasan yang dipilih. 5) Siswa lebih kreatif, hal ini dapat dilihat dari cara membuat desain, pada saat proses berkarya dan hasil karya siswa yang semakin baik. 6) Siswa lebih terampil dalam mengembangkan ide gagasannya, dapat dilihat dari karya siswa pada siklus I karya yang dihasilkan masih terlihat ragu-ragu

hiasan masih belum sepenuhnya nampak jika dibandingkan pada siklus II karya siswa lebih bervariasi. 7) Kreativitas siswa telah meningkat dari siklus I (74,20%) dan siklus II (80,89). Hasil Peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran berkarya seni kriya clay tepung dengan memanfaatkan media audio visual VCD Didalam berolah seni, kreativitas siswa dapat dipancing dan dibangun melalui kegiatan yang merangsang imajinasi, pengalaman langsung, benda-benda seni, pengalaman pribadi, dan salah satunya adalah dengan media yang tepat dan efektif . Karena menurut Sadiman (2002:6) media merupakan penyalur pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi”. Dalam hal ini, media pembelajaran merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar. Media pembelajaran tersebut salah satunya adalah media audio visual VCD. Karena dengan media audio visual VCD ini, siswa dapat melihat serta mendengarkan secara langsung sehingga pengalaman belajar sesuai dengan yang sebenarnya. Setelah pembelajaran ditayangkan dengan menggunakan media audio visual VCD, ternyata hal tersebut menarik perhatian siswa dan rasa ingin tahu siswa untuk ingin cepat mencoba berkarya seni kriya dengan clay tepung. Hal ini sesuai dengan pendapat Munandar (1992:88-93) bahwa ciri-ciri non aptitude dalam kreativitas yaitu adanya rasa ingin tahu siswa dan merasa tertantang oleh kemajemukan. Dari bentuk-bentuk yang dihasilkan siswa sangat beragam, ada yang berupa karya 2 Dimensi dan ada juga yang 3 Dimensi. Setiap karya yang dihasilkan antara siswa satu dengan siswa yang lain berbeda-beda, siswa sudah berani menuangkan ide baru dalam setiap karyanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Besemer dan Treffinger (dalam Munandar, 2009:41) Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan. Pada siklus I dan II, guru selalu memberikan pengarahan dan demonstrasi pada siswa agar siswa dapat memberikan hiasan-hiasan pada clay dengan tepat dan benar. Dari hasil ornamen dan hiasan-hiasan yang muncul, siswa lebih kreatif dengan memberi aksesoris pada setiap karyanya. Hal ini agar karya yang dihasilkan lebih menarik seperti hiasan pada tempat pensil, gantungan Hp, hiasan pada tutup toples dan lain-lain. Karena menurut Supratno (dalam Fadillah 2010:7) bahwa ornamen dimaksudkan untuk menghias suatu bidang atau benda, sehingga benda tersebut menjadi indah seperti yang kita lihat hiasan pada kulit buku, piagam, kain batik, tenun, tempat bunga dan barang-barang lainnya. Media audio visual VCD merupakan gabungan antara gambar dan suara. Sehingga siswa tidak lagi melihat contoh-contoh gambar saja, melainkan berupa media perpaduan antara visual dan audio yaitu media yang dapat didengar dan dapat dilihat. Sebelum dilaksanakannya tindakan, guru terlebih dahulu membuat video sesuai dengan tingkat berfikir siswa yaitu untuk tingkat sekolah menengah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005:5) bahwa memilih media untuk pendidikan dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami siswa. Selain dengan media audio visual, guru juga memberikan metode yang bervariasi seperti tanya jawab seputar materi yang dibahas. Kemudian metode

ceramah, digunakan untuk sekilas memberikan wawasan pada siswa. Selanjutnya, metode diskusi kelompok untuk mengerjakan tugas LKS yang sudah disediakan oleh guru dan siswa sudah aktif dalam kerja kelompok. Terakhir yaitu metode demonstrasi, disini guru memberikan contoh sederhana proses bagaimana pembentukan clay yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada siswa yang masih kurang faham. Dengan keanekaragaman metode pembelajaran yang diterapkan guru berguna untuk dapat menambah pengalaman belajar siswa. Kegiatan pada siklus I, siswa diberikan tayangan dengan media audio visual yang tujuannya untuk memotivasi dan meningkatkan kreatifitas siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung. Setelah diberikan tindakan, kreativitas siswa menunjukkan peningkatan. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan adanya kemajuan khususnya dengan kreativitas siswa diantaranya yaitu media audio visual yang ditayangkan, berupa video serta contoh-contoh gambar yang bervariasi. Sehingga ketika siswa membuat desain siswa dapat mengungkapkan gagasannya kemudian dikembangkan lagi sesuai imajinasi siswa, meskipun ada beberapa siswa yang masih ragu dengan desain yang dibuat, aspek proses berkarya, pada indikator penguasaan teknik, proses pewarnaan, dan proses membentuk sudah baik meskipun belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Ada sebagian siswa yang mampu membuat karya 3 dimensi dan ada juga yang membuat karya 2 dimensi. Sehingga karya siswa lebih beragam dan bervariasi, dan pada aspek hasil karya siswa (produk), bentuk yang dikembangkan terlihat unik dan beberapa siswa sudah berani menambahkan aksesoris serta hiasan pada bentuk yang dibuat. Proses pembelajaran pada siklus I belum dapat dikatakan telah berlangsung dengan baik. Meskipun kreativitas siswa kelas VII-B SMP Negeri 18 Malang mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Sedangkan pada siklus II, kreativitas siswa mengalami peningkatan setelah diberi tindakan media audio visual VCD. Peningkatan kreativitas siswa pada siklus II diantaranya yaitu pada siklus II siswa memiliki persiapan ide gagasan yang cukup inovatif dan unik, hampir rata-rata siswa sudah dapat mengembangkan ide gagasannya daripada pembelajaran pada siklus I, pada aspek proses berkarya, siswa sudah berani membentuk clay dengan berbagai macam bentuk dan warna yang cerah. Dan memanfaatkan alat dan bahan dengan sebaik-baiknya. Ketika clay masih ada sisa, siswa berusaha membentuk clay tersebut menjadi bentuk yang lain dan hasil karya siswa (Produk) yang dihasilkan sangat beragam. Ada yang dalam bentuk 3 Dimensi dan ada juga yang 2 Dimensi. Tetapi rata-rata siswa sudah dapat membentuk karya 3 Dimensi. Selain itu, karya siswa lebih unik dan inovatif. Kegiatan berolah seni clay tepung dengan media audio visual VCD dapat meningkatkan rasa senang siswa sehingga siswa sangat antusias selama kegiatan pembelajaran Proses berolah seni dengan clay tepung memberikan rasa senang tersendiri bagi siswa. Hal ini karena ketika siswa berkarya, siswa tidak lagi memikirkan halhal yang penat melainkan siswa lebih diajak untuk belajar sambil bermain. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna

bagi anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mayesty dalam (Yuliani, 2010:34) melalui bermain dapat memberi kesepakatan anak berekplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Dengan clay siswa dapat berkreativitas sesuai dengan imajinasi. Pendapat ini sesuai dengan Hurlock dalam Fadillah (2010:4) “Dengan kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar penghargaan yang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perkembangan kepribadiannya”. Pengalaman berkreasi merupakan bentuk motivasi perangsang daya cipta agar anak-anak melakukan kegiatan penciptaan yang didukung pula dengan adanya media audio visual VCD, teknik berkarya, dan proses berkarya. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Rasa senang yang diungkapkan siswa ternyata berpengaruh pada antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran berkarya seni kriya clay tepung. Terlihat dari hasil analisis data, dari responden siswa yang menyatakan bahwa siswa sangat senang dengan pembelajaran menggunakan media audio visual VCD, karena menurut siswa pembelajaran lebih mudah dimengerti dan mudah dipahami. Siswa juga menyatakan ada manfaat yang diperoleh dari pembelajaran dengan media audio visual VCD yaitu dapat lebih menambah inspirasi serta dapat lebih mengenal bentuk-bentuk clay yang bisa diterapkan pada benda-benda bekas seperti pada botol, pigura dan lain-lain. Dan dengan tayangan media audio visual VCD siswa lebih termotivasi dan menemukan hal-hal yang menarik perhatian siswa untuk lebih berkreativitas serta mengembangkan ide gagasannya. Secara keseluruhan kreativitas siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung dengan memanfaatkan media audio visual VCD pada siswa SMP Negeri 18 Malang kelas VII-B mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari 1. Siswa lebih aktif dan berani memamerkan karyanya didepan kelas 2. Siswa sangat senang dan antusias selama kegiatan pembelajaran berkarya seni kriya clay tepung 3. Siswa tidak kesulitan lagi dalam memunculkan idenya dan lebih mengembangkan ide gagasannya 4. Siswa mampu menghasilkan ide yang orisinil dan inovatif 5. Siswa mampu menghasilkan produk yang unik Tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung dan meningkatkan rasa senang siswa dalam berkarya seni kriya clay tepung. Sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang dilaksanakan karena siswa diberikan suatu tayangan yang baru yaitu materi beserta video dan contoh-contoh hasil karya yang beragam dikemas dalam media audio visual VCD.

PENUTUP Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa. 1. Media pembelajaran audio visual VCD yang berisikan tentang langkahlangkah membuat kerajinan clay tepung dan contoh-contoh gambar clay ternyata dapat meningkatkan kreativitas siswa saat berkarya. Hasil kreativitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II dengan rata-rata 74,20 menjadi 80,89 dan ketuntasan belajar klasikal dari 78,04% menjadi 95,12%. 2. Selain dapat meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran dengan media audio visual VCD dapat membangkitkan rasa senang siswa untuk berkarya sehingga kesenangan ini berdampak pada antusias siswa serta semangat siswa untuk terus berkarya. Dari hasil angket menujukkan bahwa pembelajaran dengan VCD cenderung dimengerti oleh siswa, siswa senang, bermanfaat dan memotivasi siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi Guru Bagi guru mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 18 Malang disarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran audio visual VCD sebagai salah satu alternatif pembelajaran di dalam kelas untuk meningkatkan kreativitas, rasa senang siswa dan hasil belajar. 2. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan mampu mengasah pengetahuan, kemampuan dan kreativitas siswa pada pembelajaran berkarya seni kriya clay tepung. 3. Bagi Sekolah Bagi sekolah untuk melengkapi dan menambah fasilitas pendukung seperti LCD dan leptop sehingga guru dapat menggunakan media pembelajaran VCD sebagai sarana untuk merangsang siswa meningkatkan kreativitasnya dalam berkarya seni. 4. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian dengan media audio visual VCD dalam pembelajaran seni budaya dan mata pelajaran yang lain. Sebelum menggunakan media pembelajaran VCD, sebaiknya mempersiapkan secara matang dan dilakukan dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi serta memotivasi siswa, kemudian disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan lingkungan belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Penyusunan KTSP Kabupaten/ Kota: Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fadillah, Nurul. 2010. Peningkatan Kemampuan Menggambar Motif Ragam Hias Melalui Pengalaman Berkreasi Dengan Menstilasi Bentuk Alam Pada Kelas V di SDIT AL-Ummah Jombang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia. Sadiman. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sujiono, Yuliani.N. & Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks. Sudjana, Nana.2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.