MODEL PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN ...

25 downloads 2434 Views 133KB Size Report
menulis argumentasi sebelum menggunakan metode inquiri; (2) untuk ... Menulis arti pertamanya semula adalah ... Pengertian Karangan Argumentasi.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RUSMANA NIM. 1021.0531 Program Studi PBS Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Pokok permasalahan dalam penelitian ini antara lain mengungkapkan keefektifan metode inquiri yang digunakan dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut dirumuskan dalam pertanyaan: (1) bagaimanakah hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum menggunakan metode inquiri?; (2) bagaimanakah hasil pembelajaran menulis argumentasi sesudah menggunakan metode inquiri?; (3) adakah perbedaan hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiri?. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum menggunakan metode inquiri; (2) untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis argumentasi setelah menggunakan metode inquiri; (3) untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum dan setelah menggunakan metode inquiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan teknik inquiri. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMAN Cikajang Garut, yang terpilih untuk dijadikan sampel adalah kelas X-1. Pelaksanaannya dimulai dengan kegiatan observasi, kegiatan pembelajaran, kemudian mengadakan prates dan diakhiri dengan pascates. Nilai rata-rata prates adalah 6,48, setelah menggunakan metode inquiri nilai rata-rata pascates yang diperoleh adalah 7,54. Jadi, selisih antara prates dan pascates 1,06. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diperoleh Z hitung (6,12) berada di luar daerah penerimaan hipotesis nol (-1,96 sampai dengan +1,96). Dengan demikian hipotesis kerja diterima sedangkan hipotesis nol ditolak. Hasil penelitian ini penulis simpulkan, bahwa metode inquiri merupakan salah satu metode yang efektif untuk digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis argumentasi. Saran penulis sebaiknya metode inquiri dijadikan salah satu alternatif pilihan guru di dalam menyampaikan bahan ajar materi menulis pada pembelajaran menulis argumentasi. Kata Kunci : Menulis Argumentasi / Inkuiri

PENDAHULUAN Keterampilan menulis akan tercapai dengan baik, apabila dibiasakan dengan latihan yang baik dan teratur. Tetapi kenyataannya yang penulis lihat selama ini, guru-guru di sekolah pada umumnya agak mengabaikan pelajaran menulis. Memang adakalanya pelajaran dilaksanakan, tetapi biasanya guru kurang bersemangat untuk memeriksa hasil karya siswa satu persatu. Hal ini bukan pekerjaan yang ringan, melainkan pekerjaan yang memerlukan kecermatan, penelitian, dan membutuhkan waktu yang cukup banyak. Karena guru menganggap hal itu sebagai

beban tambahan, akhirnya tidak jarang guru mengajarkan pelajaran mengarang. Sehubungan dengan kurang tercapainya pelajaran mengarang dengan menggunakan metode lain, penulis mencoba menerapkan metode inquiri dalam pelajaran mengarang Tujuannya untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran mengarang, termasuk menulis karangan argumentasi. Metode inquiri ini mengandung proses mental yang bernilai tinggi tingkatannya. Misalnya mulai dari merumuskan masalah, hipotesis, pengumpulan data, menguji hipotesis dengan data, dan menarik kesimpulan. Hal ini jelas dapat membimbing siswa untuk

menggunakan pendekatan ilmlah dalam berpikir secara objektif dalam memecahkan masalah. Jadi, dengan menggunakan metode inquiri siswa melakukan suatu proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, di samping proses kegiatan yang lainnya. Seorang filsuf abad ke XVI, William Francis Bacon (dalam Nurhadi, 1987:16) menyatakan bahwa membaca membuat penuh, berdiskusi membuat manusia siap, dan menulis membuat manusia cermat. Dengan demikian, metode inquiri ini dalam pelaksanaannya menitikberatkan pada siswa. Mula-mula siswa menganalisis karangan untuk mengetahui ciri-ciri karangan argumentasi, setelah itu barulah berlatih mengarang, agar siswa lebih memahami ciri-ciri karangan argumentasi. Mengingat betapa pentingnya pembelajaran menulis karangan diberikan di sekolah, maka penulis perlu mengadakan penelitian seksama yang dituangkan dalam judul “Model Pembelajaran Menulis Argumentasi dengan Menggunakan Metode Inquiri”. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Menulis arti pertamanya semula adalah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu, The Liang Gie (1977:3). Menulis merupakan kegiatan yang produktif. Seseorang dengan menulis dapat mengabadikan, dan mendokumentasikan ide, gagasan, pemikiran, karya yang dihasilkannya dapat berdampak abadi, Tarigan (1996:2) mengemukakan bahwa menulis ialah menemukan atau melukiskan lambang-lambang grafik, menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Orang dapat membaca lambanglambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan grafik. Hal itu sejalan dengan pendapat Muchlisoh (1993 : 261) sebagai berikut. Menulis adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari seorang penulis untuk menyampaikan suatu gagasan secara tidak langsung kepada orang lain atau pembaca dengan menggunakan Lambang grafik yang dapat dipahami oleh penulis atau pembaca sehingga terjadilah komunikasi tidak langsung diantara penulis atau pembaca. Berdasarkan pendapat di atas, kita memperoleh gambaran bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Hal ini dapat terjadi apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang grafik yang digunakan untuk menulis tersebut.

Pengertian Karangan Argumentasi Keraf (1982 : 3) mengartikan “karangan argumentasi sebagai suatu bentuk wacana yang memaparkan suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta yang diketahui dari pokok atau objek tertentu menuju suatu simpulan”. Rusyana (1984:3) mengemukakan bahwa “karangan argumentasi adalah karangan yang memberikan alasan akan kebenaran atau kepalsuan sesuatu dengan maksud agar pembaca dapat meyakinkan, sehingga kemudian terdorong untuk melakukan sesuatu, dengan cara mengemukakan alasan berdasarkan bukti dan penalaran”. Berdasarkan uraian di atas, penulis berpendapat bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang memaparkan atau mengutarakan sesuatu alasan untuk membuktikan sesuatu yang dilandasi oleh fakta-fakta dan bukti-bukti untuk meyakinkan pembaca akan sesuatu hal. Karangan jenis ini harus logis, kritis, objektif, dan sistematis. Pengertian Teknik Pengajaran Inquiri Sebagai salah satu teknik mengajar, teknik inquiri akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju, karena teknik ini merupakan salah satu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif. Teknik ini mengandung nilai-nilai psikologis, berupa pengembangan kepercayaan diri untuk melakukan kegiatan intelektual dalam menghadapi masalah secara mandiri. Yusuf (1993 : 81), dalam bukunya Dasar - Dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar dalam Seri Pembinaan Kemampuan Profesional Kemampuan Guru, mengemukakan bahwa “inquiri selain merupakan metode mengajar, adalah suatu cara belajar atau penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analistis, argumentatif, dengan menggunakan langkah - langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data, fakta, dan argumentasi”. Metode dan Teknik Penelitian Metode berasal dari kata method (Yunani) yang berarti cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud yang ditentukan. Hal ini, sebagaimana yang dikemukakan Surakhmad (1989:131), yaitu metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.

Keberhasilan penelitian ini bergantung pada ketepatan dalam memilih metode. Metode untuk penelitian banyak macamnya. Penulis memilih salah satu yang relevan dengan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen, pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu menguji kemampuan siswa dengan menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah selesai merumuskan perencanaan pembelajaran, melaksanakan, dan mengadakan evaluasi selanjutnya adalah menyajikan data yang berkaitan dengan pembelajaran menulis argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiri, pada siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012. Pembahasan Hasil Penganalisisan Analisis perbedaan hasil menulis argumentasi antara sebelum menggunakan dan sesudah menggunakan metode inquiri, merupakan perbandingan antara kedua hasil penelitian. Analisis perbedaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut dalam pembelajaran menulis. Untuk lebih mengetahui perbandingan hasil penganalisisan antara prates dan pascates dapat kita lihat pada tabel berikut ini. Perbandingan Nilai yang Diperoleh Sebelum Menggunakan Metode Inquiri (Prates) dan Sesudah Menggunakan Metode Inquiri (Pascates) No Perhitungan 1

Nilai Rata-rata

Sebelum Sesudah Menggunakan Menggunakan Metode Inquiri Metode Inquiri 6,48

7,54

Berdasarkan tabel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan eksperimen suatu pengajaran salah satunya dapat dilihat dari besarnya kenaikan dari nilai rata-rata prates dan pascates. Pada hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum menggunakan metode inquiri sebesar 6,48, sedangkan nilai yang dicapai sesudah menggunakan metode inquiri sebesar 7,54. Maka selisih antara keduanya sebesar 1,06,

yaitu hasil pengurangan rata-rata prates oleh ratarata pascates (7,54 - 6,48). Selanjutnya, untuk mengetahui persentase tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut sebelum menggunakan metode inquiri tahun 2011/2012 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 6,4 dapat kita perhatikan pada tabel berikut ini. Persentase Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut Sebelum Menggunakan Metode Inquiri Kategori Nilai

Banyak Siswa

PersenKategori tase Kemampuan

6,4 ke atas

20 orang

59 %

Lulus

6,3 ke bawah

14 orang

41 %

Tidak Lulus

Berdasarkan tabel di atas, dapat diartikan bahwa persentase kemampuan siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut dalam menulis argumentasi sebelum menggunakan metode inquiri, 20 orang atau 59% yang termasuk kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berarti kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang. Hal ini, setelah diadakan pembuktian siswa yang tidak lulus sebanyak 41%. Kemudian, setelah diadakan perlakuan berupa tes, dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan metode inquiri dapat kita lihat pada tabel 4.10 berikut ini. Persentase Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut Sebelum Menggunakan Metode Inquiri Kategori Nilai

Banyak Siswa

PersenKategori tase Kemampuan

6,4 ke atas

33 orang

97 %

Lulus

6,3 ke bawah

1 orang

3%

Tidak Lulus

Kemampuan siswa dalam menulis argumentasi, setelah menggunakan metode inquiri terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini terbukti dari 34 siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut, yang lulus menurut ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terdapat 33 orang atau 97 %. Jadi, masih ada satu orang (3%) yang tidak lulus. Berdasarkan tabel di atas, dari hasil yang dicapai siswa mengalami kenaikan.

Pengujian Hipotesis Langkah terakhir dalam rangka menguji proses analisis adalah pengujian hipotesis, dan merupakan hal yang terpenting dalam suatu penelitian. Penulis akan menganalisis data yang telah diolah sebagai langkah untuk menguji hipotesis yang telah penulis tentukan sebelumnya. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dan buktikan kebenaran melalui penelitian ini berbunyi “terdapat perbedaan hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiri pada siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012”. Terdapat perbedaan yang signifikan antara prates dan pascates dalam pembelajaran menulis argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiri. Hipotesis tersebut dapat penulis buktikan pada tabel 4.4. Berdasarkan tabel tersebut rata-rata prates dan pascates jelas berbeda, dengan perbedaannya sebesar 1,06. Berdasarkan perhitungan uji Wilcoxon, didapat hasil Z hitung (6,12) berada di luar daerah penerimaan hipotesis nol (-1,96 sampai dengan 1,96). Artinya ada perbedaan antara hasil prates dan pascates. Perbedaan di atas signifikan pada taraf signifikan 0,01% atau taraf kepercayaan 99%. Dengan demikian hipotesis yang penulis kemukakan pada awal tulisan ini yakni terdapat perbedaan hasil pembelajaran menulis argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiri pada siswa kelas IX SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012, “diterima”.

2. Hasil pembelajaran siswa pada pembelajaran menulis argumentasi setelah menggunakan metode inquiri, mencapai nilai rata-rata 7,54. Terdapat 33 orang atau 97 % siswa mencapai kriteria belajar tuntas. Sementara hanya satu orang atau 3 % siswa yang tidak mencapai KKM. 3. Dari hasil pembelajaran di atas, penulis mendapat selisih yang cukup berarti antara hasil menulis argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiri, yaitu sebesar 7,54 - 6,48 = 1,06. 4. Berdasarkan uji Wilcoxon, diperoleh Z hitung (6,12). Dengan hasil tersebut, ternyata Z hitung (6,12) berada di luar daerah penerimaan hipotesis nol (-1,96 sampai dengan +1,96). Dengan demikian, hipotesis kerja diterima, sedangkan hipotesis nol ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa sebelum menggunakan metode inquiri.

SIMPULAN Bertolak dari rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, serta analisis data yang penulis lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Hasil pembelajaran siswa pada pembelajaran menulis argumentasi sebelum menggunakan metode inquiri, mencapai nilai rata-rata 6,48. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang mensyaratkan nilai rata-rata 6,40. Setelah diadakan pembuktian ternyata masih terdapat 14 orang siswa atau 41% siswa yang belum mencapai KKM.

Poerwadarminta. W.J.S. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP. Jakarta: Depdiknas. Keraf. G. (1994). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, G. (1997). Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Subana. M (2001). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Subana. M (2001) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Tarigan, D dan H.G. Tarigan. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, HG. (1994). Menulis. Bandung: Angkasa.