MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN ...

29 downloads 163 Views 74KB Size Report
3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Karangpawitan .... lingkungan di sekitar sekolahnya untuk dijadikan .
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAM SEKITAR PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAWITAN 4 KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 OPI SOPIANTI NIM. 1021.0516 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Media alam sekitar merupakan salah satu media yang dapat menghadirkan rasa fun dalam pembelajaran menulis puisi. Alam sekitar menyuguhkan berbagai jenis warna, udara, flora, dan fauna. Ketika berada di alam sekitar, siswa dapat melihat, mendengar, atau merasakan segala sesuatunya secara langsung. Siswa dapat melihat pemandangan sawah yang terhampar indah, pepohonan yang bergoyang tertiup angin, ataupun melihat beceknya jalan kalau hujan tiba. Siswa dapat mendengar kicauan burung pada ranting-ranting pohon yang rindang, gemericik air kali yang mengalir bening, ataupun mendengar bunyi ranting pepohonan yang beradu karena tertiup angin. Siswa dapat merasakan semilir angin sepoi-sepoi ataupun merasakan hangatnya matahari. Suasana tersebut, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menumbuhkan dan mengembangkan imajinasi-imajinasi kreatif siswa untuk dapat menuliskan pikiran dan perasaannya dalam bentuk puisi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian berikut ini. 1) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 dalam menulis puisi sebelum menggunakan media alam sekitar? 2) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 dalam menulis puisi sesudah menggunakan media alam sekitar? 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 sebelum dan sesudah menggunakan media alam sekitar? Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dan pengujian hipotesis, sekaitan dengan penerapan model pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam sekitar pada siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 Garut, dapat diambil simpulan sebagai berikut: secara statistik, hipotesis penelitian dapat diterima. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan pada perhitungan hasil skor rata-rata siswa dalam menulis puisi pada prates 64,2 dan postes 74,4. Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh harga t hitung = 4,02 dan t daftar = 2,69 pada taraf signifikansi (α) = 1% dengan derajat kebebasan (db) = (n1 + n2 – 2 = 58) Karena t hitung > t daftar (t hitung = 4,02 > t daftar = 2,69), dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil prates dan postes dalam model pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam sekitar pada siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 Kabupaten Garut tahun ajaran 2011/2012.

Kata Kunci : Menulis Puisi / Alam Sekitar PENDAHULUAN Pembelajaran menulis yang sebaiknya diterapkan adalah pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif berekspresi. Selain itu, harus diusahakan terjadinya rangsangan dan proses kreatif, serta menghindarkan rutinitas yang membosankan siswa. Hal ini selaras dengan tujuan utama pembelajaran menulis di sekolah yaitu agar siswa memiliki kompetensi menulis, sedangkan pengetahuan tentang teori menulis haruslah diperlakukan sebagai penunjang kemampuan menulis itu (Rusyana, 1996: 3).

Permasalahan di atas, menjadi tantangan bagi para guru bahasa dan sastra Indonesia untuk dapat menyuguhkan pembelajaran yang lebih baik dan menyebarkan sugesti positif bahwa keterampilan menulis itu merupakan aktivitas menyenangkan yang dapat dilakukan oleh siapa pun dengan dibarengi keuletan untuk terus berlatih menulis. Seperti yang diungkapkan oleh Covey (pakar dalam bidang mengajarkan kebiasaankebiasaan (habits) dalam Hernowo (2002: 74), bahwa kita adalah apa yang kita kerjakan berulangulang, karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan sekali jadi, melainkan sebuah kebiasaan.

Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Sedangkan, guru merupakan fasilitator yang harus kreatif menghadirkan suasana pembelajaran yang fun (menyenangkan) sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif dan produktif. Memanfaatkan media pembelajaran secara tepat merupakan kondisi positif yang mampu mendorong dan memelihara kegiatan belajar siswa yang dinamis tersebut, salah satunya dengan menggunakan media alam sekitar. Melalui media alam sekitar, seorang guru dapat membantu siswa untuk membuka diri terhadap proses belajar yang menyenangkan dan menjauhkan dari kondisi pembelajaran yang tegang dan menjenuhkan di kelas. Pada akhirnya diharapkan bahwa pembelajaran menulis puisi akan menghadirkan rasa jemu pada diri siswa. Perasaan inilah yang jauh lebih penting daripada segala teknik atau metode yang digunakan oleh guru. Lozanov dalam Merritt (2003:134) mengemukakan bahwa bukan ketiadaan kapasitas intelektual yang menghambat pembelajaran, melainkan ketegangan dan hambatan emosional. Media alam sekitar merupakan salah satu media yang dapat menghadirkan rasa fun dalam pembelajaran menulis puisi. Alam sekitar menyuguhkan berbagai jenis warna, udara, flora, dan fauna. Ketika berada di alam sekitar, siswa dapat melihat, mendengar, atau merasakan segala sesuatunya secara langsung. Siswa dapat melihat pemandangan sawah yang terhampar indah, pepohonan yang bergoyang tertiup angin, ataupun melihat beceknya jalan kalau hujan tiba. Siswa dapat mendengar kicauan burung pada rantingranting pohon yang rindang, gemericik air kali yang mengalir bening, ataupun mendengar bunyi ranting pepohonan yang beradu karena tertiup angin. Siswa dapat merasakan semilir angin sepoisepoi ataupun merasakan hangatnya matahari. Suasana tersebut, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menumbuhkan dan mengembangkan imajinasi-imajinasi kreatif siswa untuk dapat menuliskan pikiran dan perasaannya dalam bentuk puisi. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Menulis merupakan bagian dari empat keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif. Dalam hal ini Nurgiyantoro (2001: 27) mengemukakan bahwa menulis adalah aktivitas produktif, aktivitas pengungkapan bahasa melalui media tulis. Senada dengan pendapat di atas, Widyatama (1991: 9) mengutarakan bahwa menulis adalah suatu proses kegiatan pekerjaan manusia

yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam tulisan. Lebih jelas lagi, Sutari (1997: 26) mengemukakan bahwa menulis adalah aktivitas yang bukan sekedar menggambar huruf-huruf akan tetapi ada pesan yang dibawa oleh penulis melalui menggambar huruf-huruf tersebut, yaitu karangan-karangan sebagai ekspresi pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman, yang disusun secara sistematis dan logis. Akhadiah, dkk (1995: 2) menjelaskan bahwa menulis adalah mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat dengan disertai kemampuan kompleks yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Dalam karyanya yang sangat inspiratif, Mengikat Makna, Hernowo (2002: 117-121) mengatakan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan. Agar efektif, menulis menuntut si penulis mengungkapkan gagasannya secara tertib dan tertata sehingga gagasannya menjadi makna yang menyadarkan. Menulis merupakan salah satu aktivitas yang dapat mempercepat proses pencernaan dan penyerapan sebuah gagasan. Lebih jelas lagi, ia mengatakan bahwa menulis merupakan aktivitas intelektual-praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu aktivitas berbahasa yang produktif dan ekspresif melalui media tulis secara terorganisasi dan sistematis sehingga gagasan yang disampaikan dapat dipahami oleh pembaca. Keprigelan (keterampilan) menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan membutuhkan kegigihan dan keuletan yang mesti diasah melalui latihan-latihan yang teratur. Pengertian Puisi Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima 'membuat' atau poeisis 'pembuatan', dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry (Aminuddin, 1995: 134). Untuk dapat memahami, menulis, menikmati, dan menghargai karya-karya puisi dengan baik, perlu dikuasai sejumlah pengertian. Banyak tokoh sastra yang mendefinisikan puisi, tapi sampai saat ini belum ada satu definisi yang baku. Hal ini, disebabkan oleh perubahan yang selalu terjadi dalam sejarah perkembangan puisi itu sendiri. Berikut ini akan diungkapkan beberapa pengertian puisi. Shannon Ahmad dalam Pradopo (2002: 6) mengumpulkan defnisi-definisi : puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair Inggris. Coleridge mengemukakan bahwa puisi itu adalah katakata terindah dalam susunan terindah. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang

direkakan atau diangankan. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Adapun Dunton berpendapat bahwa puisi adalah pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional dan berirama. Situmorang (1996: 7) mengungkapkan bahwa puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadi, pikiran, perasaan, dan kemauannya. Waluyo (1998: 25) mendefinisikan puisi sebagai bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan batinnya. Menurut Pradopo (2002: 7) bahwa puisi itu merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Tambahnya lagi, bahwa puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa esensi puisi merupakan perwujudan pikiran, perasaan, dan pengalaman intelektual seorang penyair yang bersifat imajinatif yang diungkapkan melalui bahasa yang memikat secara jujur dan sungguh-sungguh dengan didukung oleh kekuatan dua unsurnya yakni struktur fisik dan struktur batinnya. Media Alam Sekitar dalam Pembelajaran Menulis Puisi Seiring dengan perkembangan zaman, guru dituntut untuk lebih inovatif dalam menghadirkan proses pembelajaran yang memiliki nuansa fun sehingga mampu mengikat hati para siswanya untuk belajar. Menggunakan media alam sekitar dalam proses pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu jalan untuk mendukung hal tersebut. Guru yang kreatif akan mampu "menyulap" lingkungan di sekitar sekolahnya untuk dijadikan media pembelajaran menulis puisi yang efektif. Belajar sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan itu akan lebih mengena bila dibandingkan dengan belajar sesuatu yang abstrak. Proses belajar mengajar hendaknya dimulai dari yang dekat ke yang jauh, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Alam sekitar, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah merupakan tempat keseharian anak, dengan demikian bila pembelajaran dimulai dari lingkungannya maka akan menjadi lebih bermakna. Alam sekitar merupakan sumber pengajaran. Menggunakan media alam sekitar dalam proses pembelajaran memberikan kebebasan kepada siswa untuk aktif bereksplorasi terhadap alam.

Anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang besar, melakukan eksplorasi, dan menanggapi rangsangan yang diterima oleh panca inderanya (Joice and Weil, dalam Karli dan Margaretha, 2002: 97). Menurut Margaretha (2002: 97) bahwa kecenderungan siswa sekolah dasar yang senang bermain dan bergerak, menyebabkan anakanak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas. Metode Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen ini bertujuan untuk menguji kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan media alam sekitar. Bereksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil, yang pada akhirnya akan menegaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan satu kelompok subjek atau kelompok tunggal kategori prates dan postes. Penelitian yang dilaksanakan ini disebut juga penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen research). Desain penelitian ini menempuh tiga langkah, yaitu (1) memberikan tes untuk memberikan variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (prates), (2) memberikan perlakuan eksperimen, dan (3) memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat sesudah perlakuan (postes). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1) Prates dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum pembelajaran berlangsung; 2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada siswa. Perlakuan ini berupa penyampaian model pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam sekitar; 3) Postes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis siswa setelah menggunakan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi; 4) Observasi penilaian mengajar dilakukan untuk menilai kemampuan mengajar peneliti dalam pembelajaran menulis puisi siswa dengan menggunakan media alam sekitar, juga melakukan observasi aktivitas siswa untuk menilai respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung; 5) Angket digunakan untuk mengetahui sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam sekitar.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Hasil menulis Puisi Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Alam Sekitar

Uji Normalitas Data Prates 1) Rentang (r) nilai terendah

= nilai tertinggi –

1

Baga Putra Pratama

45

53

= 86 – 45 = 41 2) Banyak kelas (k) = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 30 = 5.87 dibulatkan menjadi 6

2

Agus Jaenal Arifin

55

59

3) Panjang kelas (p) =

3

Akmal Mulyadi

64

73

4

Cahya Sumirat

68

83

= 6,83 dibulatkan 7 4) Daftar Distribusi Frekuensi

No

Nama Subjek

Skor Prates

Skor Postes

r 41 = k 6

Xi -

(Xi-

X

X

Fi (Xi-

Kelas

Fi

Xi

Fi.Xi

45 – 51

3

48

144

- 16,1

259,21

777,63

X

2

)

)2

5

Deden Rahmat

51

60

6

Depi Nurliah

83

92

7

Diki Gunawan

70

81

52 – 58

5

55

275

- 9,1

82,81

414,05

8

Elma Mardiana Nurhanipah

60

73

59 – 65

8

62

496

- 2,1

4,41

35,28

9

Fitri Nurbaeti

54

64

66 – 72

10

69

690

4,9

24,01

240,1

10

Hadi Irawan

66

74

73 – 79

2

76

152

11,9

141,61

283,22

11

Jamaludin

64

71

80 – 86

2

83

166

18,9

357,21

714,42

12

Jihan Fahmi Fauziyah

76

90



30

13

Mahmud Maulana

68

78

14

Miranti

71

82

15

Nasrullah

47

55

16

Pirman Suparman

71

83

17

Rani Sri Wahyuni

55

64

18

Ratih Purwasih

70

80

19

Ridwan Nugraha

61

69

20

Riki

62

70

21

Riyanto

53

62

X

1923

2464,7

fi. Xi fi 1923 = 30

=∑

= 64,1 S

fi ( Xi − X ) 2 fi

=



=

2464,7 30

V

= 9,1 = S2 = 9,12 = 82,81

Z

=

22

Sandi Nurdiansah

68

80

23

Siti Komariah

69

80

24

Siti Patimah

65

75

25

Sulaeman

61

75

Kelas

Oi

Batas Kelas

26

Wahyudi

72

85

45 – 51

3

44,5 – 51,5

52 – 58

5

51,5 – 58,5

59 – 65

8

58,5 – 65,5

27

Wulan Puspita Dewi

76

89

28

Alan Firmansyah

52

61

29

Bambang Susanto

63

77

30

Fentia Ridha Auliani

86

94

Bk − X S

Ei =Lxn 5) Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Z -2,15 &1,38 -1,38 &0,61 -0,61 & 0,15

L

Ei

0,068

2,1

0,1871

5,6

0,1695

5,1

66 – 72

10

65,5 – 72,5

73 – 79

2

72,5 – 79,5

80 – 86

2

79,5 – 86,5



30

0,15 & 0,92 0,92 & 1,69 1,69 & 2,46

0,2616

7,8

0,1333

3,9

0,0386

1,2

67 – 73 74 – 80 81 – 87 88 – 94 ∑

6) Nilai Chi Kuadrat ( x2hitung ) x2hitung

=

∑(Oi − Ei) Ei

5

70

350

-4,43

19,63

98,15

8

77

616

2,57

6,61

52,88

5

84

420

9,57

91,59

457,95

4

91

364

16,57

274,57

1098,28

30

X

2

2233

fi. Xi fi 2233 = 30

=∑

=

(3 − 2,1) 2 (5 − 5,6) 2 (8 − 5,1) 2 (10 − 7,8) 2 + + + 2,1 5,6 5,1 7,8 +

= 74,43 S

(2 − 3,9) 2 (2 − 1,2) 2 + 3,9 1,2

= 0,39 + 0,06 + 1,65 + 0,62 + 0,93 + 0,53 = 4,18 7) Nilai Chi Kuadrat (x2daftar) db =k–3 =6–3 =3 α = 1% x2daftar = x2 (1- α) (db) = x2 (0,99) (3) = 11,3 Karena x2 hitung < x2 daftar yaitu 4,18 < 11,3 maka data berdistribusi normal. Uji Normalitas Data Postes 1) Rentang (r) nilai terendah

2)

3)

Banyak kelas (k)

Panjang kelas (p)

5)

=

r k =

41 6

= 6,83 dibulatkan menjadi 7 4)

Daftar Distribusi Frekuensi Kelas 53 – 59 60 – 66

Fi

Xi

Fi.Xi

3

56

168

5

63

315

=

fi ( Xi − X ) 2 ∑ fi

=

3379,52 30

V

= 10,6 = S2 = 10,62 = 112,36

Z

=

Bk − X S

Ei =Lxn Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspektasi Kelas

Oi

Batas Kelas

53 – 59

3

52,5 – 59,5

60 – 66

5

59,5 – 66,5

67 – 73

5

66,5 – 73,5

74 – 80

8

73,5 – 80,5

81 – 87

5

80,5 – 87,5

88 – 94

4

87,5 – 94,5



30

= nilai tertinggi –

= 95 – 53 = 41 = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 30 = 5.87 dibulatkan menjadi 6

6)

Xi -

(Xi-

X

X

18,43 11,43

)2

Fi (Xi-

X

)2

339,67

1019,01

130,65

653,25

3379,52

Z -2,07 &1,41 -1,41 &0,75 -0,75 &0,09 -0,09 & 0,57 0,57 & 1,23 1,23 & 1,89

L

Ei

0,0601

1,8

0,1773

5,3

0,2075

6,2

0,1798

5,4

0,1750

5,3

0,0799

2,4

Nilai Chi Kuadrat ( x2hitung ) x2hitung

=

∑(Oi − Ei) 2 Ei

=

(3 − 1,8) 2 (5 − 5,3) 2 (5 − 6,2) 2 (8 − 5,4) 2 + + + 1,8 5,3 6,2 5,4

(5 − 5,3) 2 (4 − 2,4) 2 + + 5,3 2,4 = 0,8 + 0,02 + 0,23 + 1,25 + 0,02 + 1,07 7)

= 3,39 Nilai Chi Kuadrat (x2daftar) db =k–3 =6–3 =3 α = 1% x2daftar = x2 (1- α) (db) = x2 (0,99) (3) = 11,3 Karena x2 hitung < x2 daftar yaitu 3,39 < 11,3 maka data berdistribusi normal.

DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, S. dkk. (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Aminuddin. (1995). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru Depdiknas.

(2006). Kurikulum Depdiknas.

2006,.

Jakarta:

Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dan pengujian hipotesis, sekaitan dengan penerapan model pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam sekitar pada siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 Kabupaten Garut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pertama, berdasarkan hasil analisis pengolahan data secara statistik, hipotesis penelitian dapat diterima. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan pada perhitungan hasil skor rata-rata siswa dalam menulis puisi pada prates 64,2 dan postes 74,4. Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh harga t hitung = 4,02 dan t daftar = 2,69 pada taraf signifikansi (α) = 1% dengan derajat kebebasan (db) = (n1 + n2 – 2 = 58) Karena t hitung > t daftar (t hitung = 4,02 > t daftar = 2,69), dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil prates dan postes dalam model pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media alam sekitar pada siswa kelas V SDN Karangpawitan 4 Kabupaten Garut tahun ajaran 2011/2012. Kedua, hasil analisis terhadap angket siswa, diketahui bahwa hampir seluruhnya siswa berkomentar positif terhadap pembelajaran yang telah dikembangkan. Penggunaan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi telah rnenjadikan suasana belajar lebih santai, menyenangkan, dan memunculkan motivasi untuk belajar, juga telah mem bantu siswa dalam mendapatkan" inspirasi motivasi untuk belajar, juga telah membantu siswa dalam mendapatkan inspirasi untuk dapat menuliskan pikiran perasaannya dalam bentuk puisi. Siswa mengharapkan pembelajaran seperti ini dapat dilanjutkan dan diterapkan pada pembelajaran yang lainnya. Kekreatifan menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi sedemikian rupa, ternyata bermanfaaat dalam memotivasi siswa untuk belajar lebih antusias yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan menulisnya.

Hidayat, Kosadi dan Rahmina, lim. (1991). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Pradopo, Rachmat Djoko. (2002). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada Rusyana, Yus. (1996). Keterampilan Menulis; Modul 16. Jakarta: UT. Situmorang, B.P. (1996) Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Medan: Nusa Indah

52

Sudjana, Nana dan Rival, Ahmad. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sutari, Ice dkk. (1997). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS IKIP Bandung. Tarigan, Henry Guntur. (1990). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa. Bandung: Angkasa.