model pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp)

49 downloads 211 Views 119KB Size Report
Pendidikan (KTSP) di SMK Jurusan Elektronika Komunikasi berdasarkan ..... Otomotif. Reparasi alat-alat elektronik a. 3. Bidang Kerja Bagian telekomunik.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SMK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA KOMUNIKASI BERDASARKAN MASUKAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI Edy Sutadi Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMK Jurusan Elektronika Komunikasi berdasarkan masukan dari Dunia Usaha/Dunia Industri. KTSP ini merupakan salah satu model kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun 2006 dan wajib dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2007/2008. KTSP merupakan model kurikulum yang pembuatannya diserahkan kepada masing-masing unit sekolah dengan berpedoman pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), sehingga kebutuhan sekolah, karakteristik sekolah, serta kualitas siswanya dapat terukur dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka didapat sebuah validasi kompetensi yang didapat dari lima perusahaan swasta maupun BUMN. Dari hasil validasi tersebut kemudian dibuatlah pengembangan KTSPnya yang mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruannya diambil dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari lima perusahaan tersebut. KTSP ini hanya bisa digunakan baru sampai kelas satu SMK. Oleh karena itu dalam pengembangannya baru sampai kelas satu, kemudian kelas dua dan kelas tiga masih menggunakan kurikulum yang lama yaitu kurikulum SMK 2004. Model KTSP ini diharapkan adanya sebuah perbaikan dan perkembangan pada kurikulum di SMK yang pada akhirnya bisa mengatasi masalah yang sering dihadapi oleh tamatan siswa SMK.

The purpose of research is to develop curriculum mode of KTSP in vocational school majoring communication electro based on advice from world business. KTSP is one of curriculum mode that created by government in 2006 and must be done in the begining study periode 2007/2008. KTSP is a curriculum mode which made by own school with assumption from BSNP. So that the needed of the school, school’s characteristic and student’s quality can be measured well. This research is using survey methode. The date is collected by interview methode. The date source coming from headmaster of vocational school Bhara Trikora, vice headmaster curriculum field, chairman of communication electro and five pier institution are: PT. Angkasa Pura II, PT. Matahari Lintas Cakrawala (Indovision), PT. PLN (Perseo), PT. Toyota Astra Internasional, and CV. Jaya Teknik. Based on the research which has been done, we get validation competent from five companies; BUMN and also private company. That validation finally is created KTSP. The curriculum is used in first step of vocational school. The others used old curriculum; SMK 2004 curriculum. Expectation of this programe is that students have a competition as the field.

A.

Latar Belakang Masalah

Dalam memasuki era pasar bebas (AFTA), persaingan teknologi antar bangsa adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Hubungan yang tidak linier antara pendidikan dengan lapangan kerja mengakibatkan kesenjangan antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan. Pada kurikulum SMK 1999, mata diklat yang tergolong pada program produktif belum memiliki otonomi didalam membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Acuan baku yang sudah didapat dari pemerintah membuat kurikulum SMK 1999 dan kurikulum SMK 2004 tidak dapat menjawab tuntutan dari dunia industri. Data statistik tahun 2004 (Jurnal PEVOTE, Vol.1 No. 1, September 2006, Pendidikan Teknik Elektro FT UNJ) menunjukkan yakni dari usia penduduk di atas 15 tahun, maka yang tergolong angkatan kerja sebanyak 4,10 juta orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 2,52 juta orang. Dari angkatan kerja tersebut sebanyak 602,74 ribu orang sedang mencari pekerjaan. Dari catatan Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta terdaftar ada 20,62 ribu orang, dan yang berhasil ditempatkan sebanyak 6,85 ribu orang dari 11,85 ribu lowongan kerja yang ada. Catatan BPS selanjutnya menjelaskan ada sebanyak 300,58 ribu orang pencari kerja yang masih belum ditempatkan. Angka pengangguran yang cukup tinggi ini perlu diperhatikan oleh SMK yang out put nya adalah calon-calon tenaga kerja yang sebagian besar akan masuk di pasar kerja DKI Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan yang salah satunya adalah SMK/MAK, karena pada kurikulum SMK 1999 mata diklat yang tergolong pada program produktif belum memiliki otonomi didalam membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Acuan baku yang sudah didapat dari pemerintah membuat kurikulum SMK 1999 dan kurikulum SMK 2004 tidak dapat menjawab tuntutan dari dunia industri.

Dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan harus berdasarkan pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pada KTSP kurikulum operasionalnya disusun dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional (Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, BSNP 2006. SMK Bhara Trikora merupakan salah satu satuan pendidikan yang akan memberlakukan KTSP di tahun ajaran 2007/2008 ini. Sebelumnya sekolah ini menggunakan kurikulum kombinasi antara kurikulum SMK 1999 dengan kurikulum SMK 2004. Struktur kurikulumnya menggunakan kurikulum SMK 1999 sedangkan operasionalnya menggunakan sistem kurikulum SMK 2004. Sistem ini dirasakan tidak efektif karena struktur kurikulum SMK1999 didapat kompetensi yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pasar. Hal ini diperkuat oleh banyaknya keluhankeluhan dari perusahaan tempat siswa Praktik Industri, mereka mengatakan bahwa siswa Praktik Industri banyak yang tidak siap bekerja. Dimulai dari kedisiplinan yang kurang sampai pekerjaan yang tidak sanggup mereka kerjakan. KTSP juga akan diberlakukan kepada SMK-SMK yang lain, mengingat pemerintah lewat peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2006 mewajibkan kepada seluruh satuan pendidikan khususnya SMK untuk membuat KTSP dan akan dilaksanakan baru pada tingkat satu. Dalam Dunia Usaha/Dunia Industri banyak perusahaan-perusahaan yang sudah menggunakan teknologi terkini, mereka sudah tidak lagi membutuhkan karyawan yang hanya bisa mengoperasikan alat saja tapi mereka juga menginginkan karyawan yang bisa mengoperasikan alat dan juga mereparasi alat. Seperti halnya

komputer, untuk tingkat SMK penggunaan komputer sudah tidak lagi pada taraf pengoperasian tapi juga sudah masuk ke taraf reparasi, penginstallan hardware dan juga software. Hal ini menjadi sebuah keniscayaan bahwasannya sebuah pendidikan dituntut untuk membuat sebuah model pengembangan kurikulum yang mampu menjawab tantangan jaman serta kualitas kurikulum yang dihasilkan harus sesuai dengan citacita bangsa, perkembangan ilmu dan teknologi, perkembangan siswa serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas lulusan lembaga pendidikan itu. KAJIAN TEORI Glatthorn (1987) mengartikan kurikulum adalah sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang mudah

ditemukan,

disusun

berdasarkan

tingkat-tingkat

generalisasi

dapat

diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang tidak berkepentingan dan dapat membawa pembahasan tingkah laku. (Hermana Somantrie, M.A, Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan UU No.2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pengembangan dan Penilaian) Sedangkan pengertian kurikulum yang tercantum dalam Udang-Undang Sistem Pendidikan Nasional/UUSPN Depdikbud tahun 1989, adalah ”Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”. Berdasarkan pada definisi kurikulum yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa kurikulum dalam pengertian program pendidikan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena itu kurikulum disusun oleh satuan

pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada didaerah. (Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, BSNP 2006) Penjabaran beberapa pengertian kurikulum diatas memberikan persepsi dan makna akan keberadaan kurikulum yang memegang peranan dalam pengoperasional kegiatan belajar mengajar pada suatu institusi atau lembaga, sekaligus sebagai rel yang menjembatani pada terealisasinya tujuan yang ditentukan sesuai dengan latar belakang institusi atau lembaga tersebut, serta faktor-faktor pendukung lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2006 pemerintah mengeluarkan suatu panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Berkaitan dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang teknologi, maka secara otomatis menuntut dunia pendidikan untuk lebih fleksibel dalam menerima perubahan sesuai dengan kebutuhan pada dunia industri, terutama pada sekolah menengah kejuruan yang lulusannya sebagian besar langsung memasuki dunia kerja. Oleh sebab itu, Depdiknas memberikan keleluasaan kepada SMK untuk mengembangkan kurikulumnya lebih khusus untuk produktif yang desainnya ditetapkan oleh BSNP dengan tujuan agar lulusan SMK mempunyai keahlian sesuai dengan harapan dari dunia industri. A. 1.

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan

Struktur Kurikulum Pendidikan Umum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2.

Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilimu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri sepeti tertera pada tabel 1.

Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 5. 1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan 5. 2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran dan Akuntansi 5. 3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian 6. Ilmu Pengetahuan Alam 6. 1 IPA 6. 2 Fisika 6. 2. 1 Fisika Kelompok Pertanian

Durasi Waktu (Jam) 192 192 192 440 a) 330 a) 403 a) 516 a) 192 a) 192 a)

Komponen 6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi 6. 3 Kimia 6. 3. 1 Kimia Kelompok Pertanian 6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan 6. 4 Biologi 6. 4. 1 Biologi Kelompok Pertanian 6. 4. 2 Biologi Kelompok Kesehatan 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya 9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 10. Kejuruan 10. 1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 10. 2 Kewirausahaan 10. 3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 10. 4 Kompetensi Kejuruan b) B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri d)

Durasi Waktu (Jam) 276 a) 192 a) 192 a) 192 a) 192 a) 128 a) 128 a) 192 202 192 140 1044 c) 192 (192)

Keterangan notasi a)

Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.

b)

Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.

c)

Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.

d)

Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

1.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Bhara Trikora Jurusan Teknik Elektronika Komunikasi beserta lima institusi pasangannya pada semester genap 2006/2007. Penelitian ini menggunakan metode survai untuk “pengambilan data” keadaan dari keseluruhan proses yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum yang digunakan pada SMK Bhara Trikora dengan penulisan laporan secara deskriptif. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pengambilan data di lapangan pada penelitian survai dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner tersebut berupa pertanyaan tertulis dan wawancara. Pada penelitian ini, kuisioner yang digunakan berupa draft wawancara. Penggunaan kuisioner tidak ditujukan untuk menguji suatu hipotesis tetapi untuk mendapatkan data-data yang sebenarnya terjadi di lapangan. Berdasarkan pandangan tersebut, sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kepala jurusan teknik elektronika, para guru mata diklat produktif pada jurusan teknik elektronika serta lima narasumber institusi pasangan dari perusahaan swasta maupun BUMN. Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang akurat, yaitu teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Ketiganya saling melengkapi agar hasilnya dapat maksimal. Wawancara Wawancara dilakukan dengan 4 orang guru sekolah (teman sejawat) yakni: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ketua jurusan teknik elektronika komunikasi, dan guru produktif teknik elektronika komunikasi. Selanjutnya wawancara dilakukan juga pada lima perusahaan institusi pasangan (tempat praktik industri siswa) yakni:

a. PT. Angkasa Pura II b. PT. Matahari Lintas Cakrawala (Indovision) c. PT. PLN (Persero) d. PT. Toyota Astra Internasional e. CV. Jaya Teknik

2.

3.

Observasi Observasi penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya KTSP pada tahun ajaran 2006/2007 yang selanjutnya peneliti mulai terfokus pada penelitian sekitar bulan Januari 2007. Analisis Dokumen Analisis dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mempelajari beberapa dokumen yang didapat dari sekolah dan lima institusi pasangan. Dokumen tersebut berupa : keputusan menteri No.22 – No.24, panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, profile sekolah, kurikulum SMK tahun 1999, validasi kompetensi dari dunia usaha/industri. Data yang terkumpul baik berupa hasil observasi maupun wawancara tersimpan dan tercatat dalam dokumen tertulis untuk selanjutnya dianalisis. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan triangulasi dengan memanfaatkan penggunaan sumber dengan cara membandingkan data hasil observasi, hasil wawancara dan analisis dokumen. Triangulasi sumber berarti membandingkan, mengecek balik derajat kepercayan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Selain itu, pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan juga dengan pemanfaatan guru (pengecekan teman sejawat) melalui diskusi untuk mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Hal ini pun digunakan untuk mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data.

HASIL PENELITIAN 1. Data dari industri dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Lihat tabel 2 Tabel 2. Deskripsi Dunia Industri NO 1

INSTITUSI PASANGAN DESKRIPSI Waktu Pendirian

ANGKASA PURA II

INDOVI SION

PLN

15 Nopember 1952

8 Aguatus 1988 mulai memasark an produk jasanya awal tahun 1994

Tahun 1847

ASTRA INTERNASIONAL 8 Agustus 1957

CV. JAYA TEKNIK Tahun 1998

2

Produk Jasa yang dihasilkan

Mengelola Bandar udara

Tayangan televisi berupa satelit

Distribu Otomotif si tenaga listrik

Reparasi alat-alat elektronik a

3

Bidang Kerja

Bagian telekomunik asi dan otomasi

Bidang operator, teknisi, assemblin g, maintenan ce and repair

Bidang penguku ran dan peneraa n,

Teknisi, maintenan ce and repair

Maintenance and repair

Tabel 3. Temuan Kompetensi Yang Dibutuhkan di Dunia Industri NO INSTITUSI PASANGAN 1. PT. (PERSERO)

KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN • Membuat

ANGKASA PURA II

jaringan komunikasi dengan frekuensi tertentu tanpa menggunakan kabel • Membuat jaringan komunikasi dengan menggunakan kabel tembaga maupun fiber optik • Memasang rangkaian pemancar & penerima dengan meminimalisasikan gangguan • Merakit PC (Personal Computer) • Menginstall harddisk • Menganalisa kesalahan dan kerusakan pada komputer

2.

PT. MATAHARI LINTAS CAKRAWALA (INDOVISION)

• Mengoperasikan perangkat pemancar dan penerima berdasarkan manual book dari perusahaan • Merawat dan mereparasi peralatan pemancar, penerima, dan Audio-Video • Mampu membongkar dan memasang rakitan dalam box • Menginstall program dalam peralatan • Mengoperasikan sistem kontrol elektronik • Merawat dan memperbaiki saluran instalasi listrik, telepon, dan AC • Memperbaiki pesawat PABX, Telepon, dan AC

3.

PT. PLN (PERSERO)

4.

PT. TOYOTA ASTRA

Menggunakan alat ukur secara tepat • Mampu mengukur besaran arus listrik, tegangan listrik, beban (hambatan), daya, dan energi listrik • Membuat sambungan kawat instalasi • Memasang instalasi penerangan dan tenaga • Menguji coba instalasi penerangan dan tenaga • Menggambar instalasi dengan menggunakan komputer • Pemeliharaan dan penggantian baterai

5

INTERNASIONAL

atau accumulator (aki) • Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan • Memasang perlengkapan kelistrikan • Memelihara dan memperbaiki sistem starter • Memasang dan menguji sistem keamanan

CV. JAYA TEKNIK

• Mengoperasikan alat pemencar dan penerima • Membaca, menganalisa, memasang, dan mengoperasikan komponen elektronika • Mereparasi alat-alat Audio-Video • Merawat dan memperbaiki sistem kontrol elekrik, saluran listrik, AC dan telepon

DAFTAR PUSTAKA Atwi Suparman, Desain Instruksional, Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan dan Aktivitas Instruksional, Depdikbud, Jakarta 1997 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, BSNP 2006. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kumpulan : UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP RI Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, Keputusan Mendikbud RI Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan, Keputusan Mendikbud Nomor RI Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (Landasan, Program dan Pengembangan) (Bandung : Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung, 1993). Hermana Somantrie, M.A, Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan UU No.2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pengembangan dan Penilaian), Angkasa, Bandung, 1993). Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta: 1989

Nana S. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, R. Rosdakarya, Bandung, 1997. Oemar Hamalik, Pendidikan Tenaga Kerja Nasional, Kejuruan, Kewiraswastaan dan Managemen, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 1990. Pendidikan Teknik Elektro FT UNJ, Jurnal PEVOTE, Vol.1, September 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, Standar Isi Bab II Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Standar Isi Bab I Pendahuluan, Tanggal 23 Mei 2006. Soedarminto dkk, Pengembangan Kurikulum dan Bahan Belajar I, Karunia Universitas Terbuka, Jakarta, 1991). Undang-Undang Sisdiknas 2003, PT Sinar Grafika, Jakarta 2003.