NASKAH PUBLIKASI MINAT MEMBACA ANAK DITINJAU DARI ...

18 downloads 264 Views 93KB Size Report
membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca anak .... tempat tinggal dan pendidikan di sekolah yang mendukung anak untuk tetap.
NASKAH PUBLIKASI

MINAT MEMBACA ANAK DITINJAU DARI INTENSITAS ORANG TUA MEMBACAKAN DONGENG

Oleh: Astri Ditya Kusumastuti Dr. Sukarti

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

1

NASKAH PUBLIKASI

MINAT MEMBACA ANAK DITINJAU DARI INTENSITAS ORANG TUA MEMBACAKAN DONGENG

Oleh: Astri Ditya Kusumastuti Dr. Sukarti

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

2

NASKAH PUBLIKASI

MINAT MEMBACA ANAK DITINJAU DARI INTENSITAS ORANG TUA MEMBACAKAN DONGENG

Telah Disetujui Pada Tanggal

_______________________

Dosen Pembimbing Utama

(Dr. Sukarti)

3

MINAT MEMBACA ANAK DITINJAU DARI INTENSITAS ORANG TUA MEMBACAKAN DONGENG

Astri Ditya Kusumastuti Dr. Sukarti

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan yang tidak sering atau tidak pernah dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Hipotesa awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan antara minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca anak yang tidak sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas empat dan lima SD Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta, berusia 10- 12 tahun. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode purposive sampling. Adapun skala yang digunakan adalah skala minat membaca pada anak yang disusun sendiri oleh penulis berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Bunanta (2004) dan Broughton dalam Tarigan (1990). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 12.0 for windows untuk menguji apakah terdapat hubungan perbedaan antara minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca anak yang tidak sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Uji beda t-test one independent sample menunjukkan koefisien beda sebesar F = 3,605 dengan p=0,00 sehingga p0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p0,05. Hasil Uji Homogenitas Uji homogenitas yaitu menghitung statistic Levene untuk mengetahui adakah kesamaan atau perbedaan antara minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca anak yang tidak sering dibacakan dongeng. Hasil uji homogenitas ini didapat Levene Statistic 3,605 dengan nilai p sebesar 0,060 atau p>0,05. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikatakan bahwa varian kedua kelompok tersebut adalah homogen.

11

Uji Hipotesis Hasil analisis uji beda t-test perbedaan antara minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca anak yang tidak sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya menghasilkan koefisien F = 3,605 dengan p sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan minat membaca pada anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca pada anak yang tidak sering dibacakan dongeng, sehingga hipotesis diterima.

12

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada perbedaan antara minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca anak yang tidak sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya diterima. Hasil analisis uji beda dengan menggunakan teknik t-test menunjukan koefisien F = 3,605 dengan p sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan minat membaca pada anak yang sering dibacakan dongeng dengan minat membaca pada anak yang tidak sering dibacakan dongeng. Subjek yang sering dibacakan dongeng atau cerita oleh orang tuanya memiliki minat membaca yang tinggi dan sebaliknya subjek yang tidak sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya maka minat membacanya rendah pula. Anak yang sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya akan memiliki kesenangan yang tinggi pada membaca, akan lebih memilih mengisi waktunya dengan membaca, dan tentunya dengan sering membaca maka anak akan memiliki kelebihan pada pamahaman bacaan. Sebaliknya, anak yang tidak sering bahkan tidak pernah dibacakan dongeng oleh orang tuanya tidak memiliki ketertarikan yang tinggi pada membaca, lebih memilih mengisi waktunya dengan kegiatan lain selain membaca, dan tentunya anak akan kurang memiliki kemampuan dalam hal pemahaman bacaan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah diuraikan pada bab- bab sebelumnya, bahwa minat membaca pada anak dapat ditumbuhkan dari usia sedini mungkin dan dengan metode yang disukai oleh anak. Menurut Yulia (2005),

13

untuk menumbuhkan kesenangan anak pada membaca dapat dilakukan sedini mungkin tanpa harus menunggu anak memiliki kemampuan untuk membaca, karena melalui orang tua yang membacakan buku untuknya, kecintaan anak pada buku dapat ditumbuhkan, disamping itu juga untuk melatih keterampilan membaca pada anak. Teori dari Sobur (1985) juga bisa dibuktikan melalui hasil penelitian ini, dimana faktor- faktor yang mempengaruhi minat membaca atara lain mengamati gambar, melihat buku, dan mendengarkan cerita. Menimbulkan minat membaca pada anak tergolong usaha yang disengaja oleh orang tua, namun demikian hendaknya orang tua menyadari bahwa menimbulkan minat baca pada anak di usia pra- sekolah yaitu 3- 5 tahun, tidak bertujuan untuk menjadikan anak bisa atau pandai membaca, melainkan lebih dimaksudkan agar anak- anak usia tersebut senang dan menghargai buku. Bukan hanya itu, sebaiknya orang tua memberikan contoh nyata pada anak untuk membaca bukan hanya memintanya untuk membaca. Kelemahan dari penelitian ini adalah banyaknya aitem yang gugur dari tahap uji coba. Hal ini disebabkan sedikitnya jumlah aitem yang digunakan dalam tahap uji coba yaitu 25 karena pertimbangan subjek yang digunakan untuk penelitian berusia 10- 12 tahun. Hal lain yang menjadi faktor kelemahan penelitian ini yaitu skala yang disusun sendiri oleh peneliti, memiliki keterbatasan kurang mampu menyusun pernyataan yang dapat mewakili tiap aspek serta keterbatasan kemampuan peneliti dalam menyusun kalimat yang sesuai untuk anak usia 10- 12 tahun.

14

KESIMPULAN Ada perbedaan antara minat membaca anak yang sering dibacakan dongeng dengan anak yang tidak sering dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Semakin tinggi intensitas orang tua membacakan dongeng, maka semakin tinggi minat membaca pada anak. Sebaliknya, semakin rendah intensitas orang tua membacakan dongeng, maka semakin rendah minat membaca pada anak.

SARAN 1. Bagi Anak Kepada anak, khususnya subjek penelitian disarankan untuk lebih mencintai buku, dan mencintai membaca. Misalnya dengan lebih sering mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan sekolah, atau lebih mengisi waktu luang dengan membaca, karena dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat membaca pada anak masih sangat rendah. 2. Bagi Orang tua Orang tua diharapkan dapat memberikan panutan yang baik bagi anak, dengan orang tua membacakan dongeng untuk anak sejak dini, karena dari penelitian ini dapat dilihat hubungan yang sangat signifikan antara orang tua membacakan dongeng dengan minat membaca anak. Menanamkan pada anak bahwa buku sangat bermanfaat dan menyenangkan, serta menyediakan bukubuku bacaan di lingkungan rumah sesuai usia dan kemampuan anak dapat membantu proses untuk menjadikan anak mencintai buku.

15

3. Bagi Pihak Sekolah a. Pihak sekolah diharapkan dapat tetap mempertahankan dan meningkatkan fasilitas buku di perpustakaan demi menunjang kecerdasan siswa- siswi dengan menyediakan buku- buku yang merupakan sumber ilmu pengetahuan. b. Peran dari guru-guru yang harus lebih optimal untuk memberikan pengetahuan kepada siswa-siswanya, tentang pentingnya menyukai membaca sejak kecil. Misalnya dengan rutin mengunjungi perpustakaan bersama- sama pada mata pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu pengetahuan melalui buku- buku yang tersedia di perpustakaan. 4. Bagi penerbit buku, hendaknya lebih banyak memproduksi buku- buku untuk bacaan anak- anak, namun tidak hanya yang sejenis komik. Cerita- cerita rakyat dari negeri sendiri juga perlu untuk diterbitkan dengan kemasan yang menarik agar anak- anak senang untuk membacanya. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian yang berkaitan dengan intensitas orang tua membacakan dongeng terhadap minat membaca pada anak masih banyak yang perlu diungkap khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi kedua variabel tersebut. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek selain anak usia 10-12 tahun, mungkin anak usia dini, dan lain- lain dengan metode yang lebih variatif supaya menghasilkan berbagai macam variasi penelitian.

16

b. Keterbatasan dari penelitian ini adalah kurangnya sampel untuk uji coba, sehingga untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan jumlah sampel yang akan digunakan karena semakin banyak sampel penelitian yang digunakan akan semakin baik. Hal tersebut akan memberikan rasa aman dan kepercayaan terhadap parameter aitem yang diperoleh. c. Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan atau menghasilkan langkah untuk meningkatkan minat membaca pada anak yang efektif.

17

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1977. Ilmu Jiwa Anak. Semarang: CV. Toha Putra. Aiken, L. R. 1994. Psychology Testing and Assessment. MA: Allyn and Bacon. Akbar. R. & Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak, Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Ali, L. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anastasi, A. & Urbina, S. 1997. Psychology Testing. 7th ed. NJ: Prentice- Hall, Inc. Anonim. 2003. Manfaat Mendongeng Untuk http://www.allaboutbaby.com/html.11,9k.25/02/06.

Si

Kecil.

Artikel dalam Kompas. 2006. Komik Negeri Sendiri… . Artikel dalam Plaza Era Muslim. 2004. Senang Buku Sejak Balita, Gemar Membaca Sepanjang Masa ! http://www. ads.eramuslim.com/tirapustaka/index.htm.23/03/07. Azwar, S. 1988. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Bunanta, M. 2004. Membaca http://www.republika.co.id/html/39,9k.15/06/06.

Sambil

Bermain.

Bunanta, M. 2004. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta: Pustaka Tangga. Chaplin, J.P. 2000.Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Crow, L.D and Crow, A. 1993. General Psychology. Toronto: Littlefield adams and company. Dariyo, A. 2000. Pengaruh Pelatihan Speed Reading Terhadap Kecepatan Membaca dan Pemahaman Bacaan Pada Dosen di Jakarta. Indonesian Psychological Journal, 16, 22- 31. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

18

Evans, M.A., Fox, M., Cremaso, L., and McKinnon, L. 2004. Beginning Reading: The Views of Parents and Teachers of Young Children. Journal of Educational Psychology, 96, 130- 141. Ginting, V. 2005. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia serta Minat Baca Murid. Jurnal Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur- No. 04/ Th.IV/ Juli 2005. Gunarsa, S.D. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hadi, S. 2003. Statistik. Jilid1. Yogyakarta : Andi Offset. ______. 2003. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. Hurlock, E. B. 2002. Perkembangan Anak jilid 1. Penterjemah: Istiwadayati, Soedjarwo, Sijabat, R. M. Jakarta: Erlangga. Jennings, P. 2006. Agar Anak Anda Tertular “Virus” Membaca. Bandung: MLC. Kartono, K. 1982. Psikhologi Anak. Bandung: Penerbit Alumni. Kartono, K. 1985. Seri Psikologi Terapan IV, Mengenal Dunia Kanak- kanak. Jakarta: CV. Rajawali. Kartono, K dan Gulo, D. 2003. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Leonhardt, M. 2001. 99 Cara Menjadikan Anak Anda “Keranjingan” Membaca. Jakarta: Kaifa. Monks. S, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Munandar, S.C.U. 1977. Pemandu Anak Berbakat Suatu Penjajagan. Jakarta: Rajawali. Munandar, S.C.U. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia. Musthafa, F. 2005. Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung: Hikmah. Nashori. 2006. Hubungan Antara Kualitas dan Intensitas Dzikir Dengan Kelapangdadaan Mahasiswa. Msi-UII. Net. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

19

National Institute of Education. 1994. Teaching and Learning. January Vol. 14 no. 2. Singapore: Nanyang Technological University. Nugroho, P. 2004. Minat Baca Rendah, Siapa http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/01/mur09.htm-5k.

Salah?

Nurani, Y. 2004. Membaca Sambil Bermain. http://www.republika.co.id.25/02/06. Padji. 1992. Meningkatkan Keterampilan Otak Anak (Psikologi Perkembangan Anak). Bandung: Pionir Jaya. Purnomo, H. B. 1990. Memahami Dunia Anak- anak. Bandung: Mandar Maju. Rahman, S. 2005. Pengaruh Dongeng Terhadap Tingkat Kreativitas Verbal Pada Masa Anak Prasekolah. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Rachmanata, D. P dalam Republika. 28 April 2004. Aku Perlu Dibacakan Buku, Ibu. Random House Unabridged Dictionary, copyright 1997, by Random House, Inc., on Infoplease. Intensiometer (http://www.infoplease.com/dictionary/intensitas). Riefna. 1999. Kutipan Hasil Seminar Anak. http://www.mail-archive.com/[email protected]/02/06. Robbins, C and Ehri, L.C. 1994. Reading Storybooks to Kindergartners Helps Them Learn New Vocabulary Words. Journal of Educational Psychology, 86, 54- 64. Ruth, K. 2006. Asyiknya Membaca. Jakarta: Prestasi Pustaka Anak. Sarwono, S. 2004. Lingkungan Kendala Siswa Gemar www.suaramerdeka.com/harian/0409/24/x_kot.html-20k. Schmidt, L. 2004. Membaca http://www.republika.co.id/html/39,9k.15/06/06.

Sambil

Sedyawati, E. 1999. “Hypertext” Tingkatkan www.kompascommunity.com/index.php.15/06/06.

Minat

Membaca.

Bermain.

Baca

Anak.

Setianti, F. 2000. Efektivitas Mendengarkan Pembacaan Cerita Dalam Meningkatkan Minat Membaca Pada Anak Sekolah Dasar. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

20

Sénéchal, M., LeFevre, J.A., Hudson, E., and Lawson, E.P. 1996. Knowledge of Storybooks as a Predictor of Young Children’s Vocabulary. Journal of Educational Psychology, 88, 520- 536. Sinambela, N. L. 1993. Hubungan Minat Membaca dengan Kreativitas Pada Siswa- siswi Kelas II SMP Negeri 5 Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Sobur. A. 1985. Komunikasi Orang Tua dan Anak. Bandung: Angkasa. Soetopo, H dalam Suara Merdeka. 1 Februari 2006. Tak Ingin Pikun, Rajinlah Membaca. Steinberg, L and Belsky, J. 1991. Infancy, Childhood, and Adolescence. USA: McGraw- Hill. Inc. Sutan, F. 2004. Langkah Praktis Menjadikan Anak Maniak Membaca. Jakarta: Puspa Swara. Sutarno. 2003. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Tampubolon, D. P. 1987. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. VandenBos, PhD, G. 2007. APA Dictionary of Psychology. Washington DC: American Psychological Association. Yulia, A. 2005. Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak. Jakarta: PT. Gramedia.

21