pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik ...

30 downloads 194 Views 169KB Size Report
terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP YPI Sukawening ... Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan menulis siswa dari ...
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MAKALAH

Oleh: SURYATI 10.21.1025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM LEARNING SISWA DI KELAS VII SMP YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh: SURYATI 10.21.1025 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian ini mempunyai rumusan masalah yaitu : (1) Apakah dengan teknik Quantum Learning siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut mampu menulis cerpen dengan efektif ?, (2) Apakah teknik Quantum Learning berpengaruh terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut ?. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui bahwa dengan teknik Quantum Learning siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut mampu menulis cerpen dengan efektif, (2) Untuk mengetahui bahwa dengan kontek Quantum Learning berpengaruh terhadap pembelajaran siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik Quantum Learning yang telah dilaksanakan sangat efektif diterapkan. Hal ini dapat dilihat perubahan dari pretes nilai rata-rata sebesar 56 dan postes dengan nilai rata-rata sebesar 73 artinya penelitian ini mengalami peningkatan kemampuan menulis cerpen sesudah menggunakan teknik Quantum Learning, (2) Ada peningkatan yang sangat signifikan dalam hasil belajar menulis cerpen dengan menggunakan teknik Quantum Learning pada siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai persentase pretes ke nilai persentase postes, yaitu dari 50% menjadi 100%, maka dapat dilihat adanya suatu peningkatan nilai sebesar 50% artinya hipotesis yang diajukan diterima karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (3) Teknik Quantum Learning sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena memberikan motivasi bagi siswa untuk dapat mengembangkan kreatifitas dan memberikan imajinasi untuk menulis cerpen secara efektif. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan menulis siswa dari hasil pretes dan postes. Oleh karena itu langkah penulis untuk menggunakan teknik Quantum Learning dalam rangka peningkatan kemampuan menulis cerpen sudah dianggap tepat. Kata Kunci : Menulis, Cerpen Quantum Learning

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, seseorang akan memerlukan bahasa apabila hendak menyampaikan ide atau gagasan. Dengan bahasa seseorang berupaya menggali ilmu pengetahuan dan mentransfernya kepada orang lain, dengan bahasa pula seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, dan masih banyak pula aktivitas manusia sehari-hari yang tidak terlepas dari peranan bahasa. Dengan demikian mampu berbahasa merupakan syarat mutlak bagi seseorang untuk dapat hidup wajar dalam bermasyarakat. Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah merupakan upaya pemenuhan kebutuhan tersebut. Anak didik perlu

dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan yang cukup. Sejalan dengan tujuan kurikuler tersebut di atas, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan mata pelajaran bidang studi yang paling penting untuk diajarkan kepada siswa, karena berbahasa yang baik dan benar erat sekali hubungannya dengan proses berpikir. Fungsi bahasa Indonesia sebagai pemersatu, sangat jelas bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa Negara, bahasa resmi, bahasa pemersatu, bahasa penghubung antara individu, juga merupakan bahasa pergaulan, dan yang tidak kurang pentingnya, juga merupakan bahasa pengantar di sekolah seluruh Indonesia, dari sekolah taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Dari uraian di atas, maka seorang guru bahasa Indonesia harus meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dengan mengikuti perkembangan pendidikan pengajaran bahasa. Tentu saja dengan menguasai materi pelajaran bahasa. Guru harus menguasai, memahami, dan mendalami komponenkomponen lain seperti kurikulum, program pengajaran, metode, teknik dan evaluasi. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan sebuah teknik pembelajaran agar tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai dengan baik. Dengan latar belakang masalah di muka, penulis akan mengadakan penelitian terhadap Model Pembelajaran Menulis cerpen dengan menggunakan Teknik Quantum Learning Di kelas VII SMP YPI Sukawening Garut Tahun Ajaran 2011/2012. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Pembelajaran Pengertian Model Model adalah sebuah pola (contoh, acuan, ragam) dan sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (KBBI, 2003). Model juga dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tipe atau desain ; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati ; (3) suatu sistem asumsiasumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu objek atau peristiwa ; (4) suatu desain yang disederhanakan ; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner ; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya (Komarudin, 2000 ; 152). Dengan demikian model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari duania yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfiingsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Jadi, pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya, dan lain sebagainya. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986 ; 195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Adapun pendapat konsep pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 : 297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun 2008 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Maka dari itu pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola suatu penyajian materi pembelajaran yang menggambarkan proses belajar dan pengalaman belajar siswa yang dirancang oleh guru, atau suatu penyajian pengajaran yang digunakan dalam suatu proses belajar mengajar dan pengalaman yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai pembelajaran (Depdiknas, 2002 : 8). Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. (Tarigan, 2008 : 22). Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas tentang materi menulis cerpen yang berarti melahirkan

pikiran atau perasaan dengan rulisan yang berupa singkatannya atau ikhtisarnya dalam bentuk cerita pendek (Depdikbud, 1988 : 845 dan Lubis 1950 : 57). Cerita Pendek Cerita pendek (cerpen) adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek, Panjang pendeknya cerpen sebenarnya bersifat relatif. Artinya ukuran yang menjadi dasar pemikiran panjang pendeknya cerita, apabila cerita tersebut selesai dibaca hanya dalam waktu selesai duduk dalam waktu yang tentu saja relatif singkat. Cerita pendek bukanlah sekedar cerita yang pendek (singkat). Cerita pendek ialah salah satu bentuk cerita (prosa) yang memiliki cir-ciri khas sehingga dapat disebut cerpen dan membedakannya dengan bentuk prosa lainnya. Dalam kesusastraan Indonesia cerita pendek lebih dikenal singkatannya, yaitu cerpen. Singkatan ini diciptakan oleh Ajip Rosidi. Yang disebut cerpen ataupun karya rekaan adalah karya imajinatif dengan fakta kehidupan atau realitas kehidupan sebagai dasar karangan. Cerpen merupakan cermin dan pikiran pengarang tentang kehidupan. Rene Wellek (1988) mengemukakan bahwa, “cerpen adalah sebuah seleksi kehidupan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu”. Namun ada yang menyatakan bahwa cerpen adalah gambaran perilaku yang nyata, dari zaman saat cerpen itu ditulis. Banyaknya cerpen saat ini membuat beragamnya alur dan perwatakan yang diambil. Ada yang bercerita tentang kehidupan sosial, politik, batin, dan keluarga. Cerpen mempunyai unsur-unsur fiksi seperti dalam novel, seperti yang dikemukakan oleh Jakob Sumardjo (1984), “cerita pendek adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu unsur dalam aspeknya yang terkecil”. Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangt dibatasi. Dengan pembatasan ini maka sebuah masalah agar tergambarkan jauh lebih jelas. Pengertian Quantum Learning Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif untuk semua umur. Quantum Learning sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar. Istilah lain yang dapat dipertukarkan dengan “sugestology” adalah pemercepat belajar (accelerated learning) yang diartikan sebagai yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan (impressive), dengan upaya yang normal dibarengi dengan kegembiraan. Setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif dalam belajar dan pembelajaran. Sugesti positif adalah mendudukan murid secara nyaman dan menyenangkan dalam belajar, didukung oleh guru-

guru yang terlatih seni pengajaran dan pembelajaran. Konsep penting Quantum Learning oleh Deporter dan Hernacki (2000:16) mendefinisikannya sebagai interaksi-inteaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Sedangkan learning artinya belajar. Belajar bertujuan meraih sebanyak cahaya : hubungan, interaksi, dan inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum Learning adalah cara pengubahan bermacam-macam interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. (Bobbi De Prorter dan Mike Hernacki, 2000). Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik yaitu bagaimana otak mengatur informasi yang diperoleh dalam belajar. Artinya dalam belajar siswa dan guru dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan nilai belajar, memperbesar keyakinan diri, mempertahankan sikap positif, dan melanjutkan keberhasilan dengan memanfaatkan keterampilan yang diperoleh. Motivasi yang demikian ini memberi semangat yang kuat bagi guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya, dan juga memberi semangat kepada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang bermutu. Model ini meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku sehingga dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru dalam proses beiajar dan pembelajaran. Model atau pendekatan Quantum Learning menggabungkan sugestology, teknik pemercepat belajar, dan nurolinguistik dengan teori-teori pembelajaran, keyakinan atau mampu menerima pelajaran, dan metode yang sesuai dengan tuntutan mated pelajaran. Model ini dapat digunakan untuk semua materi pelajaran termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, pada mated menulis cerpen. Metode Penelitian Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolahan data dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu. (Nana Syaodih, 2006 ; 317). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu data, kemudian menganalisis, dan mengidentifikasikan tentang arti data itu. Ciri dari metode deskriptif adalah 1) memusatkan diri pada pemecahan yang ada pada masa-masa sekarang, pada masa aktual dan, 2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. (Surakhmad, 1980 ; 131). Berdasarkan metode deskriptif tersebut maka dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, menyusun

data-data, menjelaskan, menganalisis dan mengambil kesimpulan. Tujuan metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam menyajikan kenyataankenyataan seperti adanya mengenai kemampuan siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dalam sebuah judul cerpen yang telah ditentukan penulis dengan menggunakan teknik Quantum Learning. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang analisis hasil penelitian dan deskripsi data yang dipakai dalam penelitian. Tujuan analisis hasil penelitian yaitu untuk menjawab rumusan masalah yaitu (1) Apakah dengan teknik Quantum Learning siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut mampu menulis cerpen dengan efektif ?, (2) Apakah teknik Quantum Learning berpengaruh terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut?, juga untuk membuktikan hipotesis yang diajukan oleh penulis yaitu dengan cara menguji kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dan hipotesis tersebut, penulis melakukan uji tes pretes dan postes untuk mengetahui nilai dalam menulis cerpen. Nilai yang telah diperoleh diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Dari data-data yang terkumpul, penulis menganalisis berdasarkan hasil penelitian untuk melihat hasil tes yang diberikan untuk menguji kemampuan siswa SMP YPI Sukawening Garut dalam menulis cerpen baik melalui pretes maupun postes. Hasil tes kemampuan siswa tersebut diolah dan ditinjau dari pencapaian nilai siswa berdasarkan aspek penilaian dalam menulis cerpen. Dari hasil tes tersebt dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Deskripsi Data Deskripsi data diperoleh dari hasil tes kemampuan siswa. Data-data tersebut diambil dari sampel penelitian ini sebanyak 40 orang, yaitu siswa kelas VII SMP YPI Sukawening Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Data-data dari hasil penelitian tersebut berupa hasil wawancara dan hasil tes tulisan baik pretes dan postes. Analisis Hasil Pretes dan Postes Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh data berupa skor nilai pretes dan postes. Untuk lebih jelasnya, penulis sajikan kriteria penilaian dan skala perolehan nilai pretes dan postes.

Deskripsi Data Pretes Menulis cerpen Nomor Peserta : 38 Nama : Wida Handayani Pada sampel no 38 mendapatkan nilai 70, kemampuan siswa menulis cerpen secara umum baik. Penilaian tiap aspek yaitu : 1) Relevansi isi sinopsis dengan teks cerpen hampir sesuai dengan tema, 2), penggunaan bahasa dan tata bahasa, bahasa yang digunakan sudah baik, 3) penggunaan ejaan, terdapat kesalahan pada kata tertentu, dan tanda baca, masih terdapat kesalahan penggunaan tanda baca, 4) Organisasi isi, dalam menggambarkan rincian-rincian objek hampir sesuai dengan teks cerpen dan alur cerita sesuai dengan cerpen. Nomor : 01 Nama: Aang Fiki Pada sampel no 01 mendapatkan nilai 65, kemampuan siswa menulis cerpen secara umum cukup. Penilaian tiap aspek yaitu : 1) Relevansi isi sinopsis dengan teks cerpen kurang sesuai dengan tema, 2), penggunaan bahasa dan tata bahasa, terdapat penghamburan kata sehungga terlihat rancu, 3) penggunaan ejaan dan tanda baca, terdapat kesalahan ejaan pada kata tertentu dan tanda baca yang digunakan tidak sesuai dengan konotasi kata, 4) Organisasi isi, dalam menggambarkan rincian-rincian objek masih kurang lengkap, dan alur cerita tidak beraturan. Nomor : 16 Nama : Ita Rosita Pada sampel no 16 mendapatkan nilai 50, kemampuan siswa menulis cerpen secara umum kurang. Penilaian tiap aspek yaitu : 1) Relevansi isi sinopsis dengan teks cerpen kurang sesuai dengan tema, 2), penggunaan bahasa dan tata bahasa, terdapat bahasa yang tidak sesuai dengan konteks kalimat kata sehingga terlihat rancu, 3) penggunaan ejaan dan tanda baca, terdapat kesalahan ejaan pada kata tertentu dan tanda baca, masih terdapat kata yang seharusnya memakai tanda baca, tetapi tidak digunakan 4) Organisasi isi, dalam menggambarkan rincian-rincian objek kurang lengkap dengan isi cerpen dan alur cerita terlihat rancu. Nomor : 17 Nama : Jenal Pada sampel no 17 mendapatkan nilai 50, kemampuan siswa menulis cerpen secara umum kurang. Penilaian tiap aspek yaitu : 1) Relevansi isi sinopsis dengan teks cerpen kurang sesuai dengan tema, 2), penggunaan bahasa dan tata bahasa, terdapat bahasa yang tidak sesuai dengan konteks kalimat sehingga terlihat rancu, 3) penggunaan ejaan, terdapat kesalahan ejaan pada kata tertentu dan tanda baca, terdapat penghamburan tanda baca sehingga tidak sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam menggambarkan rincian-rincian objek kurang

lengkap dengan isi cerpen dan alur cerita terlihat rancu. Deskripsi Data Postes Menulis cerpen Nomor Peserta : 01 Nama : Aang Fiki Pada sampel no 01 siswa mendapatkan nilai 80, kemampuan secara umum baik sekali. 1) Relevansi isi sinopsis sudah sesuai dengan tema, 2) penggunaan bahasa dan tata bahasa, pada umumnya dalam menggunakan bahasa sudah cermat sehingga sesuai dengan penggunaan bahasa yang baku, 3) Penggunaan ejaan sudah cukup baik dan tanda baca yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam mengungkapakan gambarkan rincian objek sudah lengkap dan alur, alur cerita sesuai dengan teks cerpen. NomorPeserta : 12 Nama : Eliyah Pada sampel no 12 siswa mendapatkan nilai 80, kemampuan secara umum baik sekali. 1) Relevansi isi sinopsis sudah sesuai dengan tema, 2) penggunaan bahasa dan tata bahasa, pada umumnya dalam menggunakan bahasa sudah cermat sehingga sesuai dengan penggunaan bahasa yang baku, 3) Penggunaan ejaan sudah cukup baik dan tanda baca yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam mengungkapakan gambarkan rincian objek sudah lengkap dan alur cerita sesuai dengan teks cerpen. NomorPeserta : 16 Nama : Ita Rosita Pada sampel no 16 siswa mendapatkan nilai 75, kemampuan secara umum baik. 1) Relevansi isi sinopsis sudah sesuai dengan tema, 2) penggunaan bahasa dan tata bahasa, pada umumnya dalam menggunakan bahasa sudah cermat sehingga sesuai dengan penggunaan bahasa, 3) Penggunaan ejaan sudah cukup baik dan tanda baca yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam mengungkapakan gambarkan rincian objek masih kurang lengkap dan alur cerita sesuai dengan teks cerpen. Nomor Peserta : 19 Nama : Juni Pada sampel no 19 siswa mendapatkan nilai 75, kemampuan secara umum baik. 1) Relevansi isi sinopsis sudah sesuai dengan tema, 2) penggunaan bahasa dan tata bahasa, pada umumnya dalam menggunakan bahasa sudah baik sehingga sesuai dengan penggunaan bahasa, 3) Penggunaan ejaan sudah cukup baik dan tanda baca yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam mengungkapkan gambaran rincian objek sudah lengkap dan alur cerita sesuai dengan teks cerpen. Nomor Peserta : 17 Nama : Jenal

Pada sampel no 17 siswa mendapatkan nilai 65, kemampuan secara umum cukup. 1) Relevansi isi sinopsis sudah sesuai dengan tema, 2) penggunaan bahasa dan tata bahasa, pada umumnya dalam menggunakan bahasa sudah cukup baik, 3) Penggunaan ejaan sudah cukup baik dan tanda baca yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam mengungkapakan rincian objek masih kurang lengkap dan alur cerita sudah sesuai dengan teks cerpen. Nomor Peserta : 36 Nama : Tami Lestari Pada sampel no 36 siswa mendapatkan nilai 70, kemampuan secara umum baik. 1) Relevansi isi sinopsis sudah sesuai dengan tema, 2) penggunaan bahasa dan tata bahasa, pada umumnya dalam menggunakan bahasa sudah cukup baik sehingga sesuai dengan penggunaan bahasa, 3) Penggunaan ejaan sudah cukup baik dan tanda baca yang digunakan sesuai dengan konteks kalimat, 4) Organisasi isi, dalam mengungkapkan gambaran rincian objek sudah cukup lengkap dan alur cerita sesuai dengan teks cerpen. Dari presentase dapat dilihat perolehan pada skor pretes dan skor postes. Kelas terendah pada kelas interval pretes (