PENCAMPURAN BAHASA (Indonesia – Inggris) DALAM ... - P3M

207 downloads 511 Views 141KB Size Report
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang ... diri, keren, 'gaul' dan kosa kata bahasa Inggris tersebut sudah tidak asing  ...
66

PENCAMPURAN BAHASA (Indonesia – Inggris) DALAM PENYAMPAIAN MAKNA DALAM KOMUNIKASI SEHARI-HARI Endang Purwaningrum dan Hastuti Redyanita Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Jakarta. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang dicampur dengan Bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari oleh kalangan mahasiswa yang digunakan dalam penyampaian makna, khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Kosa kata apa saja yang biasa digunakan, kapan atau dalam waktu yang bagaimana mereka menggunakan dan mengapa mereka menggunakannya, padahal kosa kata juga tersedia dalam bahasa Indonesia serta seberapa sering mereka menggunakan bahasa campuran tersebut. Hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa mereka lebih percaya diri, keren, ‘gaul’ dan kosa kata bahasa Inggris tersebut sudah tidak asing bagi mereka dan makna yang disampaikan juga merasa lebih terwakili oleh kata asing yang digunakan, dan dalam situasi informal dengan teman, yang biasanya teman sejawat atau seusia penutur. Kosa kata yang digunakan oleh kalangan remaja, khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta sebagian besar adalah sama atau hampir sama. Kata kunci: Pencampuran Bahasa, Kosa kata, percaya diri, ‘gaul’, makna, informal. Abstract This research is aimed to find the reasons why Bahasa Indonesia combined with English in the daily communication among students, especially students of State Polytechnic of Jakarta. What vocabularies used, when or in what situation, and why They use the combination of both languages at the same time while the vocabularies Are also available in Bahasa Indonesia. The result concludes that when they use both Languages at the same time they have selt confidence in their community, but it is Usually used in informal situation with their freinds. Keywords: Pendahuluan Bahasa adalah sebuah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan komunikasi, demikian dikatakan oleh Yayat Sudaryat dalam bukunya Makna Dalam Wacana (2008; 2). Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistemis dan sistematis, karena bahasa memiliki kaidah dan aturan tertentu. Dikatakan sistemis, karena bahasa memiliki subsistem seperti subsistem fonologis, subsistem gramatikal, dan sub sistem leksikal. Gambar berikut mendeskripsikan sistem Bahasa dan pemakaian bahasa.

Gambar 1: Hubungan Pemakaian Bahasa

Sistem

dan

Bahasa Sistem

Pragmatik

Pemakaian

Lisan

Tulis

Sejak adanya Bahasa Indonesia (tgl 28 Oktober 1928), bahasa lain, baik yang berasal dari daerah Indonesia maupun dari luar Indonesia secara terus menerus digunakan untuk mengekspresikan konsep yang tidak ada dalam bahasa Indonesia itu sendiri dan hal ini menambahkan atau memperkaya kosa

Endang Purwaningrumdan Hastuti Redyanita Pencampuran BahasaIndonesia –InggrisDalam Penyampaian

67

kata bahasa Indonesia. Bahasa mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam penggunaan bahasa, aspek sosiokultural juga sangat berperan dalam menentukan bentuk bahasa, perkembangan bahasa, perkembangan penggunaan kosa kata bahasa, maupun perubahan makna. Halliday menyatakan bahwa ada tiga faktor yang terkait yaitu : 1). Ideasional, yaitu isi pesan yang ingin disampaikan; 2). Interpersonal, yaitu makna yang hadir dalam peristiwa tuturan oleh pemakai; 3). Tekstual, yaitu bentuk kebahasaan serta konteks tuturan yang merepresentasikan makna tuturan. Meskipun penelitian bidang sosiolinguistik sudah cukup lama dilakukan dan masih berlangsung terus sampai sekarang namun belum ada sebuah konsensus tentang teori yang dapat digunakan untuk semua keadaan. Alasannya cukup jelas, bahwa bahasabahasa di dunia berasal dari beberapa keluarga bahasa yang tidak dapat dengan mudah disatukan. Sehingga ketika kita mencoba menemukan hukum kosa kata istimewa ketika ada campuran bahasa tentulah timbul suatu masalah. Kalaupun ada hukum yang jelas dalam suatu kelompok bahasa, misalnya antara bahasa Inggris dan Bahasa Perancis, hal ini tidak mudah untuk diterapkan dalam kelompok bahasa lain. Sehingga dalam penelitian ini tidak pada pencarian untuk menemukan hukum kosa kata dalam penggunaan bahasa yang dicampur dalam penggunaannya sehari-hari dalam komunikasi tetapi peneliti mencoba menganalisis fenomena yang ada. Dalam penelitian ini difokuskan pada bahasa dalam pemakaian lisan dalam komunikasi. Selanjutnya dikatakan oleh Sapir (1921) yang disadur oleh Yayat Sudaryat (2008; 5) bahwa kata mewakili suatu konsep maupun yang saling berhubungan membentuk kesatuan psikologis. Sehingga kata yang dipakai oleh pemakai suatu bahasa mewakili konsep yang disampaikan dengan

penggunaan kata tersebut. Demikian juga dikatakan oleh Osgood & Sebeok, 1984; 296) bahwa proses menyusun dan memahami pesan lewat kode kebahasaan, unsur kejiwaan seperti: kesadaran batin, pikiran, asosiasi, dan pengalaman tidak dapat diabaikan. Dalam hal ini kata-kata dapat diartikan sebagai penanda bentuk gagasan tertentu karena bahasa juga menjadi alat berpikir yang mengacu pada suasana pada realitas tertentu. Demikian ditambahkan oleh Alston, 1964; 22 yang dikutip oleh Yayat Sudaryat (2008;7). Dari semua pendapat diatas maka dapat kita ambil sebuah pengertian bahwa perkembangan bahasa dalam pemakaian dalam komunikasi sangat dipengaruhi oleh realitas pemakai bahasa tersebut, pengalaman pemakai bahasa tersebut, asosiasi dan pikiran serta adanya suasana yang juga merupakan unsur yang tidak dapat diabaikan. Demikian juga dengan pemilihan kata dalam pemakaian suatu bahasa, kata mewakili konsep, idea, dan realitas yang diwakilinya. Seperti dikatakan oleh Yayat Sudaryat dalam bukunya Makna Dalam Wacana (2008; 21) bahwa makna yang disampaikan dalam komunikasi dalam bahasa Indonesia bisa beraneka ragam karena berhubungan dengan pengalaman, sejarah, tujuan, suasana(kondisi/situasi), pikiran, dan perasaan pemakai bahasa itu sendiri. Ditambahkan bahwa meskipun makna itu sangat beragam, namun tetap memiliki makna dasar atau pusat. Dalam ragam makna, ada yang disebut makna Afektif yang masih dibagi lagi ke dalam tiga macam makna afektif, yaitu : 1). Makna Afektif Tinggi, 2) Makna Afektif Ramah, 3) Makna Afektif Kasar. Masing-masing tidak akan dibahas lebih lanjut disini kecuali yang berkaitan dengan masalah penelitian yaitu Makna Afektif Ramah. Makna Afektif Ramah ini biasanya digunakan dalam pergaulan sehari-hari antara sesama anggota masyarakat atau sesama dalam kelompok yang sama. Dengan demikian, terjadilah bahasa

Endang Purwaningrumdan Hastuti Redyanita Pencampuran BahasaIndonesia –InggrisDalam Penyampaian

68

campuran yang kadang-kadang terasa lebih ramah dibanding pemakaian bahasa yang resmi. Sementara pencampuran tidak menutup kemungkinan pada penggunaan dwi bahasa yang berasal dari keluarga bahasa yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya sebuah perkembangan bahasa dalam komunitas pemakainya juga dikarenakan pengguna bahasa merasa lebih akrab, tanpa kecanggungan, dalam pergaulan sehari-hari. Demikian ditambahkan oleh Yayat Sudaryat (2008;28). Metode Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan akuntansi baik program pagi maupun sore.Sampel diambil dengan metode random sampling mengingat rata-rata usia mereka sama, mereka juga mendapatkan pengetahuan bahasa Inggris yang sama yaitu selama rata-rata 4 jam dalam seminggu dari semester 1 hingga semester 5, sehingga peneliti berasumsi mereka memiliki bekal yang sama dalam keahlian bahasa Inggris. Jumlah sampel adalah lebih kurang 12% dari seluruh mahasiswa jurusan Akuntansi yang seluruhnya berjumlah lebih kurang 840 mahasiswa dari dua program studi. Sehingga sampel yang dipakai adalah 100 yang diambil dari mahasiswa pagi maupun sore. Random sampling dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberi nomor kepada seluruh daftar mahasiswa kemudian diambil secara acak sampai memenuhi lebih kurang 12% yang ditentukan terpenuhi. Dari seluruh responden yaitu sebanyak 100 mahasiswa seluruhnya, kuestioner yang masuk atau kembali ada 90 responden. Kuestioner yang dibagikan kepada responden telah memenuhi kelaikan untuk diedarkan, maka kemudian disebar kepada responden. Dari 100 responden, kuestioner yang kembali ada

90 responden, sehingga dianggap masih memenuhi standar karena masih diatas 10% dari jumlah populasi, yaitu kuestioner yang kembali sebanayk 90 responden atau kurang lebih 11%, maka dilanjutkan dengan pengolahan data yang telah diperoleh. Hasil Dan Pembahasan Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menjaring data adalah sejumlah 13 butir petanyaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dilihat dalam lampiran. Adapun hasil rekapitulasi data adalah sebagai berikut: Pertanyaan 1. Ya Tidak 89 1 ----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Sangat Baik Baik Biasa Kurang Baik Tdk Baik 4 15 60 6 5 3. Sangat Sering Sering Lumayan sering Jarang Sangat Jarang 21 54 12 2 1 4. Tmn Ind Tmn Asing TV Mjlh Anak Muda Srt Kbr Internet 80 5 90 25 7 60 5 Merasa PD Merasa Gaul Lbh Keren Bs Berekspresi Yg Lain 3 40 11 34 2 6 Phrase yang sering dipakai : Thanks ya, BTW, Ok deh, Bye, Sorry ya, Benefitnya apa, Good Luck ya, Lucky U, Up to U aja, Miss U, No worry lah, Next time deh, Sometimes, Ngedownload aja, Uploadnya, Take care ya, Good Job, Wish U the best Not bad lah, Happy birthday ya, See U di

Endang Purwaningrumdan Hastuti Redyanita Pencampuran BahasaIndonesia –InggrisDalam Penyampaian

69

kampus, Of course lah, Yes, No, Please dong, Nervous abis, Lagi ngedown banget nich, Keep contact ya, Bad mood banget, Hi..guys, gimana ?, OMG gitu amat, Don’t forget loh, You know lah, So what gitu loh, tomorrow ya, Hang out yok, whatever lah, Never mindlah, trus what next ? 7 Situasi penggunaan bahasa yang dicampur: Formal Informal 13 90 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------8 Waktu dan Tempat menggunakan Bahasa campuran : Kapan saja bicara dengan teman dan dimana saja. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------9 Kenapa menggunakan bahasa yang dicampur: Secara spontan, suah biasa, lebih cepat krn tidak sengaja, lebih ringkas, terbiasa, lebih ekspresif, ya enak aja makainya, lebih modern, terbawa temen. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------10 Anggapan orang lain tentang orang berbahasa campuran: Tidak ada masalah ---------------------------------------------------------------------------------------------------------11 Pendapat responden tentang penggunaan bahasa campuran: Tidak masalah, baik, Sounds good, Yang penting ide tersampaikan dan lawan bicara mengerti maksudnya. 12 Rata-rata nilai bahasa Inggris responden dari semester 1 satu sampai semester ketika mengisi kuestioner : mayoritas (87,34%) berkisar C + sampai dengan A. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------

13 Alasan responden sebenarnya memakai bahasa campuran : Simple, efisien, Enak aja makainya, ekspresif. Dari hasil wawancara maupun angket yang disebarkan didapat hasil bahwa: 1. 96 % responden mengunakan bahasa Indonesia ang dicampur dengan bahasa Inggris ketika mereka berkomunikasi sehari-hari. 2. Dari seluruh responden yang menggunakan bahasa yang dicampur antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris 66,67% memiliki kemampuan bahasa Inggris yang biasa saja, mereka menganggap biasa saja karena mereka mendapat nilai mata kuliah bahasa Inggris antara C sampai B-, 16,67% nilai mata kuliah bahasa Inggris mereka baik yaitu antara B sampai B+, 4% nilai mata kuliah bahasa Inggris mereka sangat baik yaitu mereka memiliki nilai A, dan selebihnya memiliki nilai bahasa Ingris yang kurang baik atau bahkan tidak baik. 3. Responden yang sangat sering menggunakan bahasa yang dicampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam komunikasi mereka seharihari 23%, yang tergolong sering 60%, yang tergolong lumayan sering 13%, selebihnya jarang dan sangat jarang meggunakan bahasa campuran. 4. Responden menggunakan bahasa campuran karena pengaruh Media Massa, utamanya Televisi (100%), karena pengaruh teman Indonesia yang menggunakan sehingga mereka teriasa 88,89%, karena pengaruh teman facebook dan internet 66,67%. 5. Alasan responden menggunakan bahasa campuran karena mereka merasa lebih ‘gaul’ 40,4%; merasa dapat mengekspresikan diri dengan lebih baik karena efisien dan simple 37,78%; karena merasa lebih keren 12,22%; selebihnya karena merasa lebih Percaya Diri . 6. Kosa kata bahasa Inggris yang digunakan adalah kosa kata yang populer.

Endang Purwaningrumdan Hastuti Redyanita Pencampuran BahasaIndonesia –InggrisDalam Penyampaian

70

7. Situasi dalam menggunakan bahasa campuran adalah situasi non-formal, artinya responden menggunakan bahasa campuran tersebut dalam konteks percakapan diantara sesama teman muda, meskipun kadang-kadang mereka menggunakannya dalam konteks formal di dalam kelas, seperti pada saat mereka presentasi, tetapi hal ini terjadi hanya untuk kosa kata tertentu seperti OK bisa kita mulai; Well, demikian tadi; So, kita bisa lanjutkan; if so, akan sangat sulit then. 8. Pendapat responden tentang penggunaan bahasa campuran dalam komunikasi sehari-hari adalah biasa saja. Alasannya adalah sepanjang hal tersebut dapat menyampaikan ide dengan benar dan dapat dimengerti oleh lawan bicara. Disamping hal tersebut, responden juga merasa enak dalam menggunakannya dan simple. Kesimpulan 1. Sebagian besar (99%) responden menggunakan bahasa campuran dalam komunikasi mereka sehari-hari dan dapat dikatakan sering menggunakan bahasa campuran tersebut (96%), mulai dari mereka yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang tidak terlalu bagus sampai yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus (dilihat dari nilai Mata Kuliah bahasa Inggris antara Csampai A) yaitu ditunjukan dengan persentase yang tinggi (87, 34%) 2. Alasan responden menggunaka bahasa campuran adalah merasa ‘gaul’; dapat mengekspresikan ide diri dengan lebih baik; dan merasa lebih ‘keren’ serta merasa lebih simpel. (90%). Hal ini juga sangat didukung oleh pengaruh media masa yaitu televisi yang menggunakan bahasa yang dicampur yang dibawakan oleh presenter acara dalam programprogram anak muda, misalnya program musik.

Daftar Kepustakaan Fasold, R. 1984. The Sociolinguistics of Society. Oxford : Basil Black Gal, S. 1979. Language Shift: Social Determinants of Linguistics Change In Bilingual Austria. New York: Academic Press. Greenfield, L. 1972. Situational Measures of Normative Language Views in Relation to Person, Place, and Topic among Puerto Rican Bilinguals. Dalam J.A. Fishman ed. (1972). Advences in the Sociology of Language, Vol 2. The Hague: Mouton. Hudson, Rihard A. 1996. Sociolinguistics 2nd Edition (Cambridge Text Books in Linguistics). Cambidge University Press. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Poedjosoedarmo, S. 2003. Dinamika Bahasa dalam Sumijati Atmosudiro dkk. (editor). Dinamika Budaya Lokal Dalam Wacana Global. Yogyakarta: Unit Pengkajian dan Pengembangan Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Sudaryat, Yayat. 2009. Makna Dalam Wacana. CV. Yrama Widya, Bandung. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Penerbit Angkasa, Bandung.

Endang Purwaningrumdan Hastuti Redyanita Pencampuran BahasaIndonesia –InggrisDalam Penyampaian