PENGACUAN, CATATAN KAKI, CATATAN AKHIR, DAN ...

29 downloads 166 Views 91KB Size Report
Berkurung, Catatan Kaki, dan Catatan Akhir ... di dasar halaman (catatan kaki) atau di akhir artikel. (catatan akhir) ... Makalah dalam Symposium on Crop.
PENGACUAN, CATATAN KAKI, CATATAN AKHIR, DAN BIBLIOGRAFI

Ali Saukah [email protected]

DEFINISI (1) •

Pengacuan adalah pengutipan secara langsung (persis seperti aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan mengubah bahasanya), atau pengakuan adanya hasil penelitian atau ide yang serupa (untuk diketahui/dibandingkan oleh pembaca)



Ada tiga sistem pengacuan: Pengacuan Berkurung, Catatan Kaki, dan Catatan Akhir

1

DEFINISI (2) •

Pengacuan Berkurung adalah sistem pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas lengkap suatu sumber rujukan langsung terpadu dalam teks dalam bentuk singkat (lazimnya hanya nama pengarang dan tahun terbit, dan jika perlu nomor halaman), atau urut nomor (yang sesuai dengan urutan pada daftar rujukan)



Catatan Kaki adalah sistem pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas suatu sumber rujukan di bawah teks pada halaman yang sama dengan pengacuannya

DEFINISI (3) •

Catatan Akhir adalah sistem pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas lengkap suatu sumber rujukan di bagian akhir sebuah artikel

2

DEFINISI (4) •

Ada tiga cara pendokumentasian sumber rujukan: Bibliografi, Rujukan Acuan, Pustaka Acuan



Bibliografi adalah cara pendokumentasian sumber bacaan dalam bentuk daftar yang memuat semua karya yang menurut pendapat penulis secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan isi naskah, baik yang diacu maupun tidak diacu dalam teks

DEFINISI (5) •

Rujukan Acuan adalah cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat sumber rujukan tercetak dan tidak tercetak yang diacu dalam teks



Pustaka Acuan adalah cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang hanya memuat sumber rujukan tercetak saja yang diacu dalam teks



Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referensi juga biasa digunakan sebagai cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat semua sumber rujukan yang diacu (dirujuk) dalam teks

3

MENGAPA PENGACUAN DILAKUKAN? (1) •

Menunjukkan keterkaitan dengan temuan-temuan penelitian sebelumnya sehingga posisi kontribusi keilmuan penelitiannya bisa terlihat



Menunjukkan kemajuan ilmu yang ditandai dengan akumulasi temuantemuan secara berkesinambungan (state

of the arts)

MENGAPA PENGACUAN DILAKUKAN? (2) •

Pengakuan adanya temuan atau ide yang serupa sebagai pembanding untuk ditelaah/dibahas lebih lanjut



Penggunaan sumber rujukan untuk mendukung argumentasi penulis



Menghindari kecenderungan plagiasi

4

PENULISAN CATATAN KAKI dan CATATAN AKHIR (1) •

Menunjukkan secara langsung informasi tentang identitas lengkap sumber rujukan yang ditempatkan di dasar halaman (catatan kaki) atau di akhir artikel (catatan akhir)



Tempat pengacuan dalam teks ditandai dengan angka terangkat atau tanda pengacuan lainnya



Pada pengacuan pertama kali, catatannya secara penuh mendokumentasi sumber rujukan seperti kelaziman daftar pustaka

PENULISAN CATATAN KAKI dan CATATAN AKHIR (2) •

Bila sumber yang sama diacu lagi, catatan untuk pengacuan kedua dan seterusnya dilakukan dengan tanda-tanda tertentu



Tanda loc. cit. (singkatan dari kata Latin loco citato yang berarti di tempat diacu) menunjukkan pengacuan pada halaman yang sama dengan yang diacu sebelumnya yang mungkin diselang oleh pengacuan pada sumber rujukan lain.

5

PENULISAN CATATAN KAKI dan CATATAN AKHIR (3) •

Tanda op. cit. (singkatan dari kata Latin opere citato yang berarti pada karya yang diacu) menandai pengacuan pada karya yang sama seperti yang diacu sebelumnya tetapi pada halaman lain



Tanda ibid. (berasal dari kata ibidem yang berarti ‘di tempat yang sama’) digunakan jika pengacuan selanjutnya dilakukan segera sesudah pengacuan pertama tanpa diselang oleh pengacuan pada sumber lain, diikuti dengan halaman jika yang diacu berasal dari halaman yang berbeda

PENULISAN CATATAN KAKI dan CATATAN AKHIR (4) •

Catatan kaki atau catatan akhir biasa juga digunakan untuk menyampaikan keterangan tambahan atau pernyataan yang agak menyimpang dari alur utama kalimat atau paragraf terkait.



AkhirAkhir-akhir ini penggunaan catatan kaki atau catatan akhir sebagai sarana pemuatan informasi bibliografi mulai (di beberapa bidang sosial), dan sudah lama (di bidang eksakta) ditinggalkan karena dianggap menyulitkan.

6

CARA PENGUTIPAN (1) •

Pengutipan dapat dianggap sebagai bentuk lain pengacuan yang dilakukan untuk menunjang argumen dengan langsung menyajikan bukti hakiki yang dinyatakan orang lain



Pengutipan ujaran pendek yang panjangnya dua atau tiga baris dapat langsung disisipkan dalam tubuh teks karangan

CARA PENGUTIPAN (2) •

Jika kutipannya panjang (4 baris atau lebih), penyajiannya dilakukan dengan membuat blok tersendiri yang biasanya ditakikkan (indented) dan dicetak dengan huruf berukuran lebih kecil

7

CARA PENGUTIPAN (3) •

Jika menggunakan ukuran jumlah kata, kurang dari 50 kata (Rifai, 2005), 40 kata (APA, 1994), atau 30 kata (Harvard) dianggap kutipan pendek yang harus disisipkan dalam tubuh teks karangan



Kutipan lebih dari jumlah kata tersebut disajikan dalam blok tersendiri sebagai paragraf baru dengan ukuran huruf lebih kecil

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA •



Cara penyusunan daftar pustaka memiliki banyak variasi dari segi: •

Penulisan nama pengarang



Penulisan tahun penerbitan



Urutan penempatan informasi bibliografi



Penggunaan huruf kapital dan huruf Itali



Cara penyingkatan

Ada kecenderungan untuk menyusun daftar pustaka dengan cara yang lebih sederhana

8

KIAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA •

DALAM MENULIS DAFTAR PUSTAKA, IKUTILAH GAYA SELINGKUNG JURNAL YANG AKAN DITUJU



BACALAH SECARA CERMAT PETUNJUK PENULISAN YANG BIASANYA DICANTUMKAN PADA HALAMAN AKHIR SETIAP NOMOR PENERBITAN JURNAL

KETENTUAN MENURUT PANDUAN AKREDITASI JURNAL Penulis artikel untuk jurnal sedapat mungkin menggunakan pustaka acuan:  Yang primer (=jurnal) >80%  Terbitan mutakhir (=10 tahun terakhir) >80%  Pengelola jurnal membakukan sbg gaya selingkung jurnalnya:  Sistem pengacuan pustaka  Cara pengutipan  Penyusunan daftar pustaka 

9

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA (1) (Dipilih dari Rifai, 2005)

Anonim. 1993. Annual Report. Rome: International Board for Plant Genetic Resources. (Pengarang tidak dapat diketahui. Laporan tahunan seperti ini dapat pula didaftar di bawah kepengarangan badan yang menerbitkannya).

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA (2) Guhardja, E. 1994. Komunikasi pribadi. (Pengacuan pada informasi yang diperoleh secara lisan atau melalui surat langsung). Nampiah & Rifai, M. A. 1987. Species of Alternaria in agricultural centres in Java. Makalah dalam Symposium on Crop Pathogens and Nematodes. BIOTROP, Bogor, 21—23 Febuary 1987. (Kertas kerja yang dibacakan dalam suatu pertemuan ilmiah).

10

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA (3) Rifai, M. A. 1968a. The Australasian Pezizales in the Herbarium of the Royal Botanic Gardens Kew. Verh. Ned. Akad. Wet. Ser. II. 57(3): 1— 1—295. (Artikel setebal buku dalam berkala berseri. Perhatikan nama berkala disingkat, nomor seri dengan angka Romawi, nomor jilid diikuti nomor terbitan yang dicantumkan dalam kurung). Rifai, M. A. 1968b. Kostermansinda Rifai genus novum Hyphomycetarum. Reinwardtia 7: 375— 375—381. (Artikel diterbitkan penulis yang sama dalam tahun yang sama dengan artikel sebelumnya, muncul dalam berkala yang namanya tak disingkat karena terdiri atas sepatah kata, nomor terbitan tak dicantumkan).

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA (4) Sastrapradja, D.S., Adisoemarto, S., Kartawinata, S.,Sastrapradja, S. & Rifai, M. A. 1989. Keanekaragaman Hayati untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Bogor: Puslitbang Bioteknologi. (Buku ditulis bersama oleh beberapa orang). UNESCO. 1980. Unisist Guide to Standards for Information Handling. Paris: UNESCO. 304 pp. (Badan sebagai pengarang).

11

CONTOH-CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA YANG LAIN (LIHAT BAHAN TERPISAH)

BIBLIOGRAFI American Psychological Association. 2005. Publication Manual of the American Psychological Association (5th Ed.). Washington, D.C.: APA. Rifai, M.A. 2005. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, danPenerbitan: Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

12

TERIMA KASIH

13