pengaruh informasi laporan arus kas, laba dan size perusahaan ...

69 downloads 169 Views 487KB Size Report
aktivitas operasi terhadap abnormal return saham, (2) pengaruh arus kas ... laba terhadap abnormal return saham, dan (5) pengaruh size perusahaan terhadap ...
PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA THE INFLUENCE OF THE INFORMATION OF CASH FLOW, EARNINGS AND SIZE OF FIRM ON ABNORMAL STOCK RETURN AT MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Nurhidayah Djam’an*, Gagaring Pagalung, Tawakkal Email *): [email protected] ABSTRACT The aims of the research are to find out (1) the influence of cash flow from operational activities on abnormal stock return, (2) the influence of cash flow from investment activities on abnormal stock return, (3) the influence of cash flow from financing activities on abnormal stock return, (4) the influence of earnings on abnormal stock return, and (5) the influence of the size of firm on abnormal stock return. A total of 36 companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) were taken as samples by using purposive sampling method. Data from audited financial statements from years 2005 to 2010 were taken from www.idx.com. Meanwhile, research period consisted of 7 days consisting of 3 days before and 3 days after the publication of financial statements. The hypothesis were tested by using multiple linear regression. The results of the research reveal that cash flows from operational activities, cash flows from investmen activities, earnings and firm size have a positive and significant influence on abnormal stock return. Meanwhile, cash flow from financing activities has a positive but insignificant influence on abnormal stock return. ABSTRAK Tujuan penelitian ini bertujuan mengetahui (1) pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap abnormal return saham, (2) pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap abnormal return saham, (3) pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap abnormal return saham, (4) pengaruh laba terhadap abnormal return saham, dan (5) pengaruh size perusahaan terhadap abnormal return saham. Sebanyak 36 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) diambil sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Data dari laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun 2005 - 2010 diambil dari www.idx.com. Sedangkan periode penelitian terdiri dari 7 hari yang terdiri dari 3 hari sebelum dan 3 hari setelah publikasi laporan keuangan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, laba dan size perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap abnormal return saham. Pendahuluan Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memilki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji, 2001). Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Salah satu bentuk tindak pengungkapan laporan keuangan adalah dengan melaporkan arus kas. Di dalam PSAK no 2 (2009) menyatakan bahwa entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Size perusahaan menurut penelitian Miswanto dan Husnan (1999) tentang pengaruh operating leverage, cyclicality, dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap peningkatan risiko bisnis begitu pula dengan pengaruh cyclicality terhadap risiko bisnis relatif kecil sedangkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Martani (2009) menguji pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan keuangan terhadap return saham. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi mempengaruhi return pasar dan abnormal return. Hull (1995) meneliti mengenai ukuran perusahaan dan isi informasi selama penawaran saham. Dengan tes regresi mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan signifikan yang merupakan faktor penting dalam akuntansi untuk return saham. Pengaruh ukuran perusahaan ini konsisten dengan pengaruh informasi diferensial mengingat bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dengan jumlah informasi yang tersedia tentang perusahaan. Penelitian mengenai arus kas dan hubungannya dengan return saham diantaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985). Hasil studi ini menemukan hubungan bahwa peningkatan arus kas masa yang akan datang

mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumumam investasi baru dan pasar akan bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan. Triyono (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi dan pendanaan) seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. Kusuma (2004) menguji kandungan informasi tambahan dari laba, modal kerja operasi dan arus kas pada perusahaan manufaktur membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi memiliki kandungan informasi tambahan dalam memprediksi return saham. Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan return saham. Pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan total arus kas atau laba akrual dengan return saham. Utari (2006) menguji kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh terhadap harga dan return saham, namun secara parsial memiliki pengaruh yang berbeda. Pada tingkat signifikansi di level 10% hanya laba akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki pengaruh paling signifikan. Ali (1994) menguji kandungan informasi dari laba, modal kerja dari operasi dan arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear. Hasil analisis berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja dari operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya hubungan dengan return saham dengan tiga variabel tersebut. Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian karena menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan laporan arus kas, laba, total aset, saham perusahaan dan IHSG tahun 2005-2010.

Arus Kas dari Operasi

(x1)

Arus Kas dari Investasi

(x2)

Arus Kas dari Pendanaan (x3)

Laba

Abnormal Return Saham (y)

(x4)

Size Perusahaan (x5)

Gambar 2. Kerangka pemikiran teoritis

Pengukuran Variabel Variabel independen Variabel independen yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, yang diukur dari total arus kas dari masing-masing aktivitas tersebut yang terdapat didalam laporan arus kas perusahaan. Laba diukur dari total laba bersih dalam laporan laba rugi, dan size perusahaan diukur dari total aset perusahaan. Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah abnormal return saham. Abnormal return saham adalah merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi dari return normal. Return normal merupakan return ekspektasi, dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Adapun nilai saham dalam penelitian ini diambil dari nilai saham 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah pengumuman publikasi laporan keuangan tahunan yang tercantum dalam Jakarta Stock Exchange. Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung Abnormal Return Saham adalah sebagai berikut : a. Menghitung Actual Return Perusahaan Actual Return merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi suatu saham. Rit =

Keterangan : Rit = Actual return atau return realisasi saham i pada waktu t Pit = Harga saham i pada periode t Pit-1= Harga saham i pada periode t-1

b.

Menghitung Return Pasar (Market return) Market Return merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi seluruh saham dalam suatu pasar, dalam hal ini adalah pasar modal. IHSGit  IHSGit  1 Rmt  IHSGit  1 Keterangan: Rmt = return pasar pada hari t, IHSGit = indeks harga saham gabungan i pada hari t, IHSGit-1 = indeks harga saham gabungan i pada hari t-1. c.

Menghitung Expected Return Expected Return merupakan keuntungan yang diharapkan oleh investor atas investasi saham dalam memproyeksikan tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu saham, adapun rumus expected return menggunakan market model. E(Ri) = αi + βi. Rmt Keterangan: E(Ri) = Return saham yang diharapkan i = intercept untuk saham i, i = koefisien slope yang merupakan beta saham i, Rmt = Return pasar pada waktu t. Dalam menghitung expected return hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari persamaan expected return. Persamaan expected tersebut dapat diperoleh dengan meregresikan data actual return (Rit) dan market return (Rmt) masing-masing saham, dimana variabel dependennya adalah actual return (Rit) dan variabel independennya yaitu market return (Rmt). d. Menghitung Abnormal Return Saham Abnormal return saham adalah merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi dari return normal ARit = Rit - E(Rit) Keterangan: ARit = Abnormal return saham i pada waktu t Rit = Actual return atau return realisasi saham i pada waktu t E(Rit) = Return saham yang diharapkan pada waktu t

e. Rata-rata Abnormal Return Saham Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut: RRTNt = Keterangan: RRTNt = Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada hari ke-t. RTNi,t = Return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke i pada hari ke-t. k = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa. Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesa adalah metode statistik regresi linear berganda. Dimana Uji regresi berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas. Dalam penelitian ini untuk persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut (Riduwan, 2010: 253). Y = α + β1X1it + β2X2it+ β3X3it+ β4X4it+ β5X5it Y = Return saham perusahaan i pada periode t. = Koefisien konstanta. α β1-5 = Koefisien regresi variabel independent. X1it

= Perubahan arus kas dari aktivitas operasi pada periode t.

X2it

= Perubahan arus kas dari aktivitas investasi pada periode t.

X3it

= Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan pada periode t.

X4it

= Perubahan laba pada periode t.

= Size perusahaan pada periode t. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji F. Namun sebelum meregresi data, dilakukan uji asumsi klasik regresi terlebih dahulu agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih), terdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. X5it

Hasil dan Pembahasan 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak dilihat dari grafik plot linear dan histogram. Grafik histogram menunjukkan pola yang mendekati bentuk bel dan plot linear memperlihatkan data yang bergerak

mengikuti garis linear diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2002) deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari grafik Scatterplot yang dihasilkan terlihat hampir semua titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga disimpulkan model regresi bebas heteroskedastisitas c. Uji multikolonearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya satu atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Hasil pengujian menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) semua variabel independen tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance juga tidak ada yang lebih kecil dari 0,10. Sesuai dengan hasil pengujian asumsi multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model regresi yang digunakan. d. Uji autokorelasi Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,299; Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas luar) = 1,717; du (batas dalam) = 1,819; 4 – du = 2,181; dan 4 – dl = 2,283. Ini berarti nilai du 1,819 < DW 2,299 sehingga model regresi bebas otokorelasi. 2. Pengujian Hipotesis a

Coefficients Model

Unstandardized Coefficients B

1

(Constant)

Standardized Coefficients

Std. Error

t

Sig.

Beta

-.611

.060

-10.234

.000

Arus Kas Operasi

3.662E-12

.000

.316

4.470

.000

Arus Kas Investasi

5.865E-12

.000

.300

4.714

.000

Arus Kas Pendanaan

9.278E-13

.000

.133

1.872

.063

Laba

4.096E-13

.000

.117

2.226

.027

Size Perusahaan

5.522E-13

.000

.103

1.960

.051

a. Dependent Variable: Abnormal Return Saham

Hasil analisis regresi berganda yang diperoleh dari hasil perhitungan melalui SPSS dapat dilihat pada tabel 5. Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa nilai konstanta sebesar -0,611, nilai b1 (Arus Kas Operasi) sebesar 0,316, nilai b2 (Arus Kas Investasi) sebesar 0,300, nilai b3 (Arus Kas Pendanaan) sebesar 0,133, nilai b4 (Laba) sebesar 0,117 dan nilai b5 (Size Perusahaan) sebesar 0,103, sehingga diperoleh persamaan:

Y= -0,611+0,316X1+0,300X2+0,133X3+0,117X4+0,103X5 Dari persamaan regresi di atas dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan laba dan size bernilai positif, berarti memiliki hubungan yang searah dengan abnormal return saham dimana setiap kenaikan 1% arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba dan size perusahaan juga akan menyebabkan kenaikan pada abnormal return saham sebesar nilai Standardized koefisiennya. a. Hipotesis 1: Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, arus kas operasi menghasilkan angka 0,316 yang menandakan adanya hubungan yang positif antara variabel arus kas operasi dengan saham. Ini berarti apabila arus kas operasi meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan meningkat sebesar 31,6% dan demikian pula sebaliknya. Hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig arus kas operasi sebesar 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham atau dengan kata lain bahwa H1 diterima. b. Hipotesis 2: Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi arus kas dari aktivitas investasi yang menunjukkan tanda positif 0,300. Ini berarti apabila arus kas dari aktivitas investasi meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan meningkat sebesar 30% dan demikian pula sebaliknya. Hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig sebesar 0,000, nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa arus kas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham, atau dengan kata lain bahwa H2 diterima. c. Hipotesis 3: Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi arus kas dari aktivitas pendanaan yang menunjukkan tanda positif 0,133. ini berarti apabila arus kas dari aktivitas pendanaan meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan meningkat sebesar 13,3% dan demikian pula sebaliknya. Hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig sebesar 0,063, nilai ini lebih besar dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa arus kas pendanaan

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap abnormal return saham, atau dengan kata lain bahwa H3 ditolak. d. Hipotesis 4: Laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi laba yang menunjukkan tanda positif 0,117. ini berarti apabila laba meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan meningkat sebesar 11,7% dan demikian pula sebaliknya. Dan mengindikasikan bahwa informasi mengenai laba bersih perusahaan masih banyak dipakai oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan walaupun terdapat informasi yang lain. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig sebesar 0,027, nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham, atau dengan kata lain bahwa H4 diterima. e. Hipotesis 5: Size Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap abnormal return saham. Hasil dari pengujian arah, size perusahaan menghasilkan angka 0,103 yang menandakan adanya hubungan yang positif antara variabel size dengan abnormal return saham. Ini berarti apabila size perusahaan meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan meningkat sebesar 10,3% dan demikian pula sebaliknya. Berdasarkan hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig size perusahaan sebesar 0,051, dimana nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial size perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham atau dengan kata lain bahwa H5 ditolak. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini secara parsial adalah sebagai berikut. Arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari pihak luar, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sukses. Arus kas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis dua yang menyatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa peningkatan investasi akan mampu

memberikan arus kas tambahan bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya. Adanya peningkatan pendapatan ini akan menarik investor untuk membeli sahamnya di bursa sehingga harga saham akan meningkat. Arus kas pendanaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis tiga yang menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham ditolak. Simpulan ini mengindikasikan bahwa laporan arus kas dari aktivitas pendanaan berisi informasi aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Informasi laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis empat yang menyatakan bahwa laba berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa laba bersih menunjukkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan. Informasi size perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis lima yang menyatakan bahwa size perusahaan berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham ditolak. Ini mengindikasikan bahwa size perusahaan dengan pengukuran total aset mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan aset untuk memperoleh laba dari aktivitas operasi, apabila total aset meningkat maka akan bermanfaat bagi perusahaan. Saran Untuk penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika dalam penelitiannya menambah jumlah sampel penelitian dengan membandingkan antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan non manufaktur, serta memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin juga berpengaruh terhadap perubahan reaksi pasar (perubahan harga saham) dipasar sekunder. Investor dalam mengambil keputusan investasi dipandang perlu memperhatikan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan terutama menyangkut laba dalam hal ini laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi dan total aset. Karena informasi tersebut terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen, serta laba mencakup perubahan besar dalam ekuitas selama periode berjalan. Bagi Emiten, sebaiknya mengetahui saat-saat penting yang harus dipertimbangkan saat kapan harus menjual atau menawarkan efek kepada masyarakat sehingga memperoleh abnormal return saham yang diharapkan. Ucapan Terima kasih Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Tim Pembimbing Penelitian, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi program Pasca Sarjana UNHAS, PIPM cabang makassar dan PRPM Jakarta dan rekan-rekan mahasiswa magister jurusan Akuntansi.

Referensi Abbas, A.M. 2011. Is Net Income after Tax a Better Measure of Firm Performance than Taxable Income?. Asian Journal of Business Management 3(1): 23-31. ISSN: 2041-8752 Ali, Ashig. 1994. The Incremental Information Content of Earnings, Working Capital from Operation and Cash Flows. Journal of Accounting Research. Vol. 32, No. 1 (Spring): 61-67 Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia, Jakarta. Ball, R. and P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (Autumn). pp. 159-177 Bowen, R.M., et.al. 1986. Evidence on the Relationships Between Earnings and Various Measures of Cash Flow. The Accounting Review. Vol. LXI, No. 4. pp. 713-725 Chan, K., Chan, L.K.C., Jegadeesh, N. and Lakonishok, J. 2004. Earnings Quality and Stock Returns. Department of Finance, National Taiwan University, Taipei 106, Taiwan. Cooke TE. 1989. Disclosure in The Corporate Annual Report of Swedish Companies. Accounting Business Research 19 (spring). Cui, R. and Wu, Y. 2007. Disentangling Liquidity and Size Effects in Stock Returns: Evidence from China. Working Paper. Dastgir, Mohsen., Sajadi, H.S. and Omid, M.A. January, 2010. The Association Between Compunent Of Income Statement, Components Of Cash Fflow Statement and Stock Returns. Business Intelligence Journal. Vol. 3, No.1. Daniati, N., Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham, Simposium Nasional Akuntansi 9 (Padang), K-AKPM 21, hal. 1-16. Darmadji, Tjiptono. dan Fakhruddin, H.M. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Dechow, P.M. 1994. “Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm Perfomance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18. Pp. 3-42. Dimitropoulos, P.E. 2009. The Relationship between Earnings and Stock Returns: Empirical Evidence from the Greek Capital Market. International Journal of Economics and Finance. Vol. 1, No. 1. Endang P., Susanto,H.M. dan Martawidjaya, S. April, 2003 . Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Pengaruhnya terhadap Return Saham. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 1, No. 1. Fama, E.F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work”. Journal of Finance 25, hal. 383-417. Fama, E.F 2004. The Capital Asset Pricing Model: Theory and Evidence. Journal of Economic Perspectives. Volume 18, Number 3, Pages 25-46. Ferry dan Erna E.W. 2004. Pengaruh Informasi Laba, Aliran Kas, dan Komponen Aliran Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII (Denpasar): 1122-1133. Friend, Irwin. and Lang, L. 1990. The Size Effect on Stock Returns: It Is Simply A Risk Effect Not Adequately Reflected By the Usual Measure. Working Paper. Gaughan, P. A., Fuentes, H. and Bonanomi, L. 1995. Cash Flow Vs. Net Income In Commercial Litigation. Litigation Economics Digest 1(1), pp. 13-23. Ghozali, Dr Imam, Mkom, Ak.2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi Kedua. Semarang: Universitas Diponegoro Gujarati, D. N. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba Empat, Jakarta. Habib, Ahsan. 2008. The Role of Accruals and Cash Flows in Explaining Security Returns: Evidence from New Zealand. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation. 51-66. Harahap, S.S. 1993. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hariyani, Iswi. dan Serfianto. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Transmedia Pustaka, Jakarta Selatan.

Hastuti, Ambar, W. dan Sudibyo, B. 1998. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 1 No 2 (Juli): 239-254. Hermansyah, I. dan Ariesanti, E. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1: 1907 – 9958. Hery. 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas. Akuntabilitas. Vol. 9, No. 1. ISSN 1412-0240. Hohling, Nicole. 2009. Risk and Return. Working Paper. Hull, R.M. and Pinches, G.E. 1995. Firm Size and the Information Contents of Over-the-Counter Common Stock Offerings. Working Paper. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan No. 1. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Laporan Arus Kas No. 2. Jakarta. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 1999. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta. Jones, C.P. 1996. Investments Analysis and Management, New York, NY: John Wiley & Sons, Inc., fifth edition. Kieso, Donald, E. and Weygandt, Jerry J. 2002. Intermediate Accounting. Erlangga, Jakarta. Kubota, K., Suda, K. and Takehara, H. 2007. Information Content of Net Income and Other Comprehensive Income: Investigation of Japanese Firms. Working Paper. Kurniawan, H. dan Indriantoro, N. Desember, 2000. Analisis Hubungan Antara Arus Kas Dari Aktivitas Operasi dan Data Akrual Dengan Return Saham: Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2, No. 3: 207-224. Kusuma, H. dan Rahardjo, H.B. 2004. Kandungan Informasi Tambahan dari Laba, Modal Kerja Operasi dan Arus Kas Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1, Hal. 1 – 12. ISSN: 1410 – 9018.

Kousenidis, D.V. 2005. Earnings-Returns Relation in Greece: Some Evidence on the Size Effect and on the Life-Cycle Hypothesis. Managerial Finance. Volume 31, Number 2. Leledakis, G., Davidson, I. and Smith, J. 2001. Does Firm Size Predict Stock Returns? Evidence from the London Stock Exchange. Working Paper. Linda dan Fazli Syam. 2005. Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 3: 286-309. Livnat, J. and Zarowin, P. 1990. The Incremental Information Content of Cash Flows Components. Journal of Accounting and Economics. Martani, D., Mulyono. and Khairurizka, R. Jun, 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review. ISS_1537-1506, USA, Vol. 8, No. 6 (Serial No.72). Miller, M. and Rock, K. 1985. Dividend Policy Under Asymetric Information. Journal of Finance. Miswanto and Suad Husnan. 1999. The Effect of Operating Leverage, Cyclicality and Firm Size on Business Risk, Gadjah Mada International. Journal of Business. Vol. 1, No. 1, h. 29-43. Naim, A., dan J. Hartono., “The effect of Antirust Investigation on the management of Earnings: A further Emperical Test of Political Cost Hypothesis”, Kelola: Gajah Mada University Business Review 13 (1996), hal. 126-142. Nichols, C.D. and Wahlen, J.M. 2004. How Do Earnings Numbers Relate to Stock Returns? A Review of Classic Accounting Research with Updated Evidence. Accounting Horizons. Vol.18, No. 4. pp. 263286. Noor, H.F. 2007. Akuntansi Managerial. Grafindo Persada, Jakarta. Purwanto, E.A. dan Dyah, R.S. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media, Yogyakarta. Quiros, G.P. and Timmermann, A. 1999. Firm Size and Cyclical Variations in Stock Returns. Journal of Financial Economics.

Rayburn, J. 1986. The Association of Operating Cash Flows and Accruals With Security Returns. Journal of Accounting Research: 112-138. Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Alfabeta, Bandung. Santoso, S. 2010. Statistik Parametrik. PT Elex Media Koputindo, Jakarta. Saeedi, A. and Ebrahimi, M. July, 2010 . The Role of Accruals and Cash Flows in Explaining Stock Returns: Evidence from Iranian Companies. International Review of Business Research Papers. Volume 6, Number 2. Pp. 164 -179. Setyowati, Widhy. 2002. Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan: Studi Kasus Miscellaneous Industry Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Bsnis dan Ekonomi. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 3. Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Supratikno., Indriana, N. dan Jogiyanto, H. September, 2005. Pengaruh Atribut Perusahaan Terhadap Relevansi Laba dan Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 3: 211-234. Soesetio, Yuli. 2005. Analisis Tambahan Kandungan Informasi Laporan Arus Kas. Jurnal Eksekutif, Vol. 2, No. 2. Triyono dan Jogiyanto, H. Januari, 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3, No. 1: 54-68. Utari, R.A. 2006. Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Guna Pengambilan Keputusan Investasi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan bisnis. Vol. 5, No I. Watson, J. and Peter, W. 2005. The Association Between Various Earnings and Cash Flow Measures of Firm Performance and Stock Returns: Some Australian Evidence. School of Accounting, University of Technology, Sydney. Widoatmodjo, Sawidji. 2000. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar. Yayasan Mpu Ajar Artha, Jakarta. Zahra, L., Daghani, R. and Oskou, V. 2010. The Effect of Debt Financing on Cash Flows; Evidence From Tehran Stock Exchange (TSE). International Journal Of Academic Research. Vol. 2, No. 6. Part II.