pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar ...

72 downloads 3232 Views 1MB Size Report
Skripsi ini disusun sebagai sarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matenatika .... Keadaan ekonomi orang tua erat hubungannya dengan kesempatan anak.
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI MI IANATUSSHIBYAN 01 WARU JAYA PARUNG BOGOR

oleh : Indrawati Nim : 503016029898

Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H/2009 M

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI MI IANATUSSHIBYAN 01 WARU JAYA PARUNG BOGOR

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Matematika.

oleh :

Indrawati Nim : 503016029898

Dibawah Bimbingan

Otong Suhyanto M.Si Nip : 196811041999031001

Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H/2009 M

KATA PENGANTAR Bismillahirokman nirrokhim Assaalamu'alakum wr wb Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam senantiasa tercurah terhadap nabi Muhammad SAW yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi sepanjang kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai sarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matenatika sebagai tugas akhir akademis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun meteril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih sedalam dalamnya penulis sampaikan kepada : 1. Prof.DR Dede Rosyada MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidatatullah Jakarta. 2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika. 3. Bapak Otong Suhyanto M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus dosen penasehat akademis dan dosen pembimbing. 4. Seluruh dosen dan staf Jurusan Matematika Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahun serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

5. Ibunda dan ibu mertua yang selalu memberikan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Suamiku tercinta yang selalu membantu mengerjakan skripsi ini 7. Buah hatiku tersayang yang selalu menemani mengerjakan skripsi ini. Semoga kalian menjadi anak-anak yang berguna bagi agama, negara dan bangsa. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kalangan pendidik dan semua pihak terutama yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan.

DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR …………………………………………………… i DAFTAR ISI

…………………………………………………… iii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1 B. Indentifikasi Masalah …………………………………… 3 C. Pembatasan Masalah ………………………………….… 3 D. Perumusan Masalah ………………………………….…. 4 E. Tujuan Penelitian ………………………………….……. 4 F. Kegunaan Hasil Penelitian .………………………….…. 4

BAB II

LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ……………………………… 6 A. Deskripsi Teoritik ………………………………….……. 6 1. Status Sosial Ekonomi ………………………………... 6 2. Hakekat Matematika …………………………………. 8 3. Prestasi Belajar …………………………………….… 10 B. Kerangka Berfikir ……………………………………… 15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN …………………………17 A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………….. 17 B. Metode dan Desain Penelitian ………………………… 17 C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel …………….. 18 D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………. 18

E. Instrumen Penelitian ………………………………….… 19 1. Validitas ………………………………….………….. 19 2. Reliabilitas ………………………………….……….. 20 3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal …………………..... 21 F. Analisis Deskriftif …………………………………….… 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN ………………………………….… 23 A. Deskripsi dan Analisis Data……………………………. 23 B. Interprestasi Data…………………………………….… 30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….. 32 A. Kesimpulan………………………………….………….. 32 B. Saran – Saran…………………………………………… 33

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….………………… 34 LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………….…………... 36

DAFTAR LAMPIRAN

1. Sejarah Berdirinya MI IANATUSSHIBYAN 01 2. Soal Tes Prestasi Belajar Matematika 3. Hasil Tes Uji Coba 4. Hasil Perhitungan Tes Uji Coba 5. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 6. Hasil Interview 7. Hasil Angket Sosial Ekonomi 8. Hasil Scenario 9. Hasil Tes Matematika Siswa 10. Hasil Tes Prestasi 11.Hasil Sosial Ekonomi 12. Prestasi Sosek Crosstabulation

DAFTAR GRAFIK

1Grafik Tingkat Pendidikan Orang Tua 2Grafik Tingkat Pekerjaan Orang Tua 3Grafik Penghasilan 4Grafik Tempat Tinggal 5Grafik Jumlah Tangguan Biaya

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan pendidikan di atas diperlukan komponen penunjang yang dapat membantunya, antara lain perekonomian orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan kepedulian orang tua terhadap anaknya. Anak adalah tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya, karena tanggung jawab itu kelak

dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Setiap orang tua menginginkan anaknya hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Kedua orang tua memegang peranan penting dalam pembentukan dasar-dasar kepribadian anak. Orang tua menginginkan nasib anaknya lebih baik dari mereka, sehingga mereka berupaya, mengubah nasib anak-anak mereka dengan cara menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi menurut kemampuan ekonomi mereka masing-masing. Dengan pendidikan yang tinggi maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baikpun akan terbuka. Pada kenyataannya tidak semua orang mendapat kesempatan yang

1

H. Dedi Hamid, Undang-Undang No.20 Th.2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta, sokadikta, Durat Bahagia, 2003

1

2

sama untuk menyelesaikan pendidikan formalnya ke tingkat yang lebih tinggi, karena kondisi sosial mereka berbeda-beda. Keadaan ekonomi orang tua erat hubungannya dengan kesempatan anak untuk menikmati pendidikan. Dalam melaksanakan pendidikan diperlukan berbagai sarana dan prasarana serta biaya yang cukup. Orang yang mempunyai penghasilan yang tinggi atau keadaan ekonominya baik, tidak akan sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan tingkat ekonomi yang demikian, mereka mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memberikan kebutuhan anaknya dalam proses belajar yang sedang dijalaninya. Dengan terpenuhinya kebutuhan itu, akan menumbuhkan semangat anak untuk belajar, sehingga anak berkonsentrasi dalam belajar. Hal ini memungkinkan anak akan memperoleh prestasi yang lebih baik. Lain halnya dengan siswa yang berasal dari orang tua yang penghasilannya lemah atau tingkat ekonominya kurang baik, mereka akan memusatkan perhatiannya pada kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang diterimanya. Keadaan yang demikian akan menjadikan hambatan bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar, karena konsentrasi belajar mereka terhambat oleh beberapa hal yang dihadapi. Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan, namun dari kenyataan sehari-hari nampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, pendekatan belajar dan juga latar belakang keluarga yang terkadang amat mencolok antara satu siswa dengan siswa lainnya. Keanekaragaman yang dimiliki oleh siswa menjadi penentu dalam meraih prestasi yang diharapkan.

3

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih dalam, sejauh mana pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang diangkat adalah: 1. Apakah status sosial ekonomi

orang tua memiliki pengaruh

terhadap prestasi belajar matematika siswa? 2. Apakah status sosial ekonomi orang tua dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa? Berdasarkan hal tersebut, maka penulisan skripsi ini akan mengangkat masalah,” Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”.

C. Pembatasan Masalah Agar penulisan skripsi ini terarah dan tidak terlalu melebar, maka penulis mencoba memberikan batasan-batasan masalah tersebut, yang meliputi: a. Status sosial ekonomi orang tua siswa. b. Pemberian tes matematika kepada siswa yang berkenaan dengan prestasi belajar.

D. Perumusan Masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

4

a. Bagaimana status sosial ekonomi orang tua siswa di MI Ianatusshibyan tinggi, rendah atau sedang ?. b. Bagaimana prestasi belajar matematika di MI Ianatusshibyan ? c. Apakah ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa ?.

E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan data empirik tentang tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua siswa. 2. Untuk mendapatkan data yang empirik tentang prestasi belajar matematika siswa. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa.

F. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan dari hasil penelitian adalah: 1. Sebagai masukan bagi ketua yayasan, kepala sekolah, dan guru tentang pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa. 2. Bagi orang tua sebagai bahan informasi mengenai tanggung jawab pendidikan.Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan sekolah saja melainkan tanggung jawab bersama antara orang tua,

5

masyarakat dan pemerintah. 3. Sebagai bahan masukan bagi para calon guru, khususnya penulis yang berkecimpung di dunia pendidikan.

BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

6

1. Status Sosial Ekonomi a. Pengertian Status menurut bahasa adalah keadaan atau kadudukan. Status sosial adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam hal pendidikan, pekerjaan dan tingkat ekonomi. Ekonomi menurut kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan mengenai azas-azas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian barang-barang

serta

kekayaan

(seperti

halnya

keuangan,

perindustrian, perdagangan barang-barang serta kekayaan alam). Alfred Marshal dalam bukunya Principil of Ekonomic (1980), yang dikutip oleh Tom Gunadi mengatakan “Ekonomi adalah studi tentang manusia sebagaimana mereka hidup dan berbuat serta berfikir dalam urusan kehidupan biasa”. Dan ekonomi mempelajari segi tindakan individu dan masyarakat, yaitu tindakan yang paling erat hubungannya dengan perolehan dan penggunaan barangbarang yang diperlukan bagi kesejahteraan. 2 b. Ukuran Sosial Ekonomi Untuk mengkuantisifasikan status sosial umumnya ditandai oleh pendekatan multidimensial. Para pembuat skala bertujuan untuk mengungkapkan 6 posisi menyeluruh dari seseorang berkenaan dengan apa yang mereka sebut status sosial ekonomi, yang selalu didefinisikan secara agak luas. Para ahli berupaya untuk membuat

2. Tom Gunadi, Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

jfjjytjky

7

standarisasi dalam menentukan ukuran status sosial ekonomi seseorang. Warner menyusun empat komponen untuk mengukur sosial ekonomi seseorang, yaitu: pekerjaan, sumber pendapatan, tipe rumah dan kawasan tempat tinggal. Sedangkan Hollinghead menyusun skala atas tiga komponen yaitu: kawasan tempat tinggal, gengsi pekerjaan dan pendidikan. Dalam hal ini penulis hanya membatasi tiga komponen yaitu: tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

c. Klasifikasi Tingkat Ekonomi Keberhasilan suatu keluarga di tengah masyarakat adalah dalam kedudukan yang berbeda-beda, ada yang berada dalam sosial ekonominya rendah ada yang tinggi. Perbedaan tersebut dalam istilah lain disebut lapisan-lapisan masyarakat. Dan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kondisi keluarga adalah tingkat ekonomi. Orang tua bisa termasuk tingkat ekonominya tinggi bila memperoleh penghasilan yang tinggi, pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang memadai. Sebaliknya orang tua dengan kondisi sosial ekonominya rendah, karena mendapat gaji yang kecil, pendidikan rendah dan pekerjaan yang kurang memadai.

(Bandung, Penerbit Angkasa 1990).

jfjjytjky

8

2. Hakikat Matematika Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan aritmatika atau berhitung, padahal matematika memiliki cakupan yang lebih luas dari pada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, maupun yang berkesulitan belajar. Kata matematika berasal dari kata Yunani, “Mathein” atau “Mathechin” yang artinya mempelajari. Menurut Andi Hakim Nasution, kata ini erat hubungannya dengan kata Sansekerta,”Medha” atau “Widya” yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. 3 Menurut ET Ruseffendi, matematika timbul karena fikiran-fikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses penalaran. Johnson dan Rissing (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa, “Matematika adalah pola fikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, refresentasinya dengan simbol yang ada, lebih berupa simbol mengenai ide dari pada bunyi. Artinya bahwa matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat simbol-simbol dan istilah-istilah yang didefinisikan dengan cermat dan mencetak

3

H. Andi Hakim Nasution. Landasan-Llandasan Matematika . Bharata Aksara 1994

9

manusia membuat pola fikir yang logis. 4 Reys dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa, matematika adalah telaah tentang pola hubungan, suatu jalan atau pola fikir, suatu seni, suatu bahasa atau suatu alat. Mereka mengartikan matematika adalah suatu pola fikir manusia yang khas berfikir matematika, maksudnya dalam memecahkan suatu masalah harus mencari langkah-langkah yang tepat. Selain itu matematika juga merupakan alat untuk mempelajari bidang studi ilmu yang lain. 5 Adapun definisi yang digunakan saat ini menurut Mulyono Abdurahman (1999), ada tiga pendapat tokoh yaitu Johnson dan Myklebust, Lerner dan Kline. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan

hubungan-hubungan

kuantitatif

dan

keruangan,

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Menurut Lerner,

bahwa

matematika

disamping

sebagai

bahasa

simbolis

juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Lline juga mengemukakan matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi tidak merupakan cara bernalar induktif. 6

4. ET Rusefendi, Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer (Bandung, Tarsito 1984). 5. Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajan Matematika Kontemporer, (Universitas Pendidikan Indonesia). 6. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta 1999).

10

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu keteraturan pola atau hubungan yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan manusia. Pengetahuan mengenai pengertian matematika ini perlu, agar tidak timbul kesalahpahaman, terutama dikalangan para guru dan siswa. Selain itu dengan mengetahui pengertian matematika, siswa akan dapat menerima dan belajar dengan senang hati.

3. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Prestasi dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah: “Hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan”. Sedangkan dalam sumber yang lain diterjemahkan sebagai berikut: “Hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang”. Pengertian prestasi dalam kamus bahasa Indonesia populer yaitu hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan 7 . Untuk mendapatkan pengertian belajar perlu beberapa definisi: 1. Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975)

7. Muhammad Ali, Kamus Indonesia Modern (Jakarta, Pustaka Insani).

jfjjytjky

11

mengemukakan, ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaankeadaan seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya). 2. Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977), menyatakan bahwa, ”Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama

dengan

isi

ingatan

sedemikian

rupa

sehingga

perbuatannya berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia memgalami situasi tadi”. 3. Morgan dalam bukunya Introduction of Psykology (1978) mengemukakan, “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil atau pengalaman”. Dari definisi-defnisi yang dikemukakan di atas dapat dikemukakan. Adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan tentang belajar, yaitu bahwa: (i)

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu mengarah pada tingkah laku yang

lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

jfjjytjky

12

(ii)

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

(iii) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu sudah relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu priode waktu ukup panjang. (iv) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun sikis, seperti: perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/berfikir,

keterampilan,

kecakapan,

kabahasaan

maupun sikap. (v)

Belajar pada prakteknya dapat dilakukan di sekolah maupun luar sekolah. Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru

kepada perubahan prilaku yang baik atau fositif,

sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan-perubahan prilaku yang positif atau negatif. Menurut Muhibinsyah (1989), prestasi belajar adalah segenap aspek yang berubah sebagai hasil dari proses dan pengalaman belajar siswa atau prilaku hasil belajar, suatu kecakapan nyata yang

13

dihubungkan dengan standar kesempurnaan. Dan pada akhirnya perubahan tingkah laku itu dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. 8 Sedangkan menurut Purwadarminta, prestasi

adalah hasil

yang telah dicapai individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal). 9

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto, faktor tersebut dapat diuraikan dalam dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 10 1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang termasuk faktor internal adalah: •

Faktor jasmani, yaitu yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.



Faktor psikilologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, diantaranya: •

Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi

8. Muhibinsyah, Fsikologi Pendidikan (Bandung, Penerbit IAIN SGD 1989). 9. A.Tabroni Rusyam, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung Remaja Karya 1989). 10. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta,Bina Aksara,1995)

jfjjytjky

14

antara anggota keluarga, latar belakang

kebudayaan dan

pengertian orang tua. •

Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum serta keadaan sarana dan prasarana.



Faktor masyarakat, meliputi keadaan siswa dalam masyarakat dan teman bergaul.

B. Kerangka Berfikir Pendidikan pendidikan

akan

merupakan bertambah

kebutuhan luas

manusia,

pemikirannya,

dimana

dengan

wawasan

dan

kedewasaannyapun akan lebih cepat tumbuh bagi orang yang berpendidikan.

15

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, memerlukan sarana dan prasarana yang dalam hal ini pengadaannya membutuhkan biaya dan dana yang cukup. Dengan demikian faktor ekonomi orang tua dapat memenuhi perangkat keras sarana belajar dan akan memberikan dorongan keberhasilan prestasi anak di sekolah. Usaha untuk mencapai keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar secara efektif, diperlukan berbagai usaha untuk dapat dilakukan oleh orang tua, diantaranya dengan menyediakan fasilitas belajar, mengawasi kegiatan dan penggunaan waktu belajar anak, mengenal kesulitankesulitan anak dan menolong anak mengatasi kesulitannya dalam belajar. Dengan perhatian yang penuh dan bimbingan yang intensif dari orang tua, maka prestasi belajar anak akan meningkat dan dapat meraih keberhasilan dalam belajar. Maka faktor ekonomi keluarga yang cukup akan memberikan kesempatan mencurahkan perhatian yang optimal untuk kepentingan belajar bagi anak didik, karena tidak disibukkan lagi oleh kegiatan-kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari keluarga. Demikian pula bagi anak didik, ia dapat mengoptimalkan perhatian belajar karena tidak disibukkan oleh ekonomi keluarga yang memaksa dirinya untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan keluarga. Lain halnya dengan faktor ekonomi keluarga yang tidak mencukupi, mereka tidak bisa berbuat banyak dalam menghidupi keluarga, terutama dalam memenuhi dan membiayai pendidikan anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Jangankan untuk itu, untuk makan sehari-hari saja tidak cukup. Dari kenyataan ini, bahwa faktor ekonomi sangat mempengaruhi kelangsungan pendidikan anak dalam meraih prestasi

16

yang dicita-citakannya selain faktor-faktor pendorong yang lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa, termasuk dalam mata pelajaran matematika.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor. Penelitian dilakukan pada semester genap yaitu

17

pada bulan Februari 2007.

B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode teknik analisis data, yaitu pengumpulan data-data hasil belajar yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. 1

Studi kepustakaan, dengan membaca dan menelaah literatur-literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

2

Studi lapangan, dengan jalan mengadakan penelitian yang menghimpun fakta dan data secara kongkrit. Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data, antara lain dengan: •

Interview (wawancara) kepada orang tua siswa yang menjadi obyek penelitian.



Pemberian soal-soal kepada siswa sebagai alat ukur prestasi belajar matematika siswa.

C. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel Untuk menguji hipotesis17dalam penelitian ini maka perlu populasi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Populasi : Siswa kelas IV MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor Sampel tua.

: Sampel yang akan digunakan sebanyak 30 siswa dan 30 orang

18

D. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memenuhi kebutuhan penelitian, baik memperoleh data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari: •

Pemberian tes Pemberian tes dipakai untuk memperoleh data-data dari prestasi belajar matematika siswa. Soal tes terdiri dari soal-soal matematika pada pokok bahasan yang diajarkan pada semester genap.



Angket. Digunakan untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua. Angket ini diberikan kepada orang tua untuk mendapatkan data-data dalam mengukur status sosial ekonomi orang tua.



Wawancara Wawancara digunakan sebagai penguat dan penyempurna hasil perolehan skor angket. Wawancara dilakukan terhadap pengelola madrasah, wali kelas dan guru.

E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes obyektif pilihan ganda sebanyak 25 soal. Sebelum instrumen digunakan intsrumen tersebut harus terlebih dahulu memenuhi uji prasyarat, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Selain itu juga dicari tarap kesukaran dan daya beda tes dengan rumus-rumus sebagai berikut : 1. Validitas Salah satu ciri instrument itu baik adalah apabila instrumen itu

19

dapat

tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid dan sahih.

Dalam penelitian ini digunakan rumus point biserial kolerasi y

phi =

Mp − Mt SDt

pi qi

Keterangan : y

phi = Koefisien kolerasi point biserial yang dianggap sebagai validitas item

Mp = Score rata-rata hitung yang dijawab benar oleh peserta tes. Mt

= Score rata-rata total yang dicapai oleh peserta

SDt = Standar deviasi pi

= Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item

qi

= Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan y

phi dibandingkan dengan y tabel, jika hasil perbandingan

y

phi lebih

besar atau sama dengan y tabel maka soal tersebut dinyatakan valid. Tetapi jika hasil perhitungan

y

phi lebih kecil dari pada

y

tabel, maka soal

tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat sebagai alat pengumpul data jika telah diuji coba reliabilitasnya. Reliabilitas yang diuji pada instrument ini adalah reliabilitas internal, dengan cara menganalisis

20

data dari suatu kali pengetesan. Untuk menentukan reliabilitas instrument dengan menggunakan K.R 20, yaitu :

k⎡⎤ r=1⎢⎥ ⎡ k ⎤ ⎡ S − ∑ pq ⎤ ⎦⎣1k− r11 = ⎢ ⎢ ⎥ S2 ⎣ k − 1⎥⎦ ⎢⎣ ⎥⎦ 2

Dimana : r 11

= reliabilitas secara keseluruhan

k

= banyak item

S

= standar deviasi tes (standar deviasi adalah akar Vrians)

p

= proporsi subyek yang menjawab tes dengan benar

q

= proporsi subyek yang menjawab tes dengan salah ( q = 1-p )

∑ pq =

jumlah hasil perkalian antara p dan q

3. Analisis Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran menggunakan rumus sebagai berikut:

I=

B N

keterangan : I = indeks kesulitan untuk tiap butir soal B= banyak siswa yang menjawab benar N= jumlah siswa pengikut tes

21

Adapun tingkat kesukaran soal dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : mudah, sedang, dan sukar. 11

Tingkat Kesukaran Soal

Kriteria

Sukar

0 – 0,30

Sedang

0,31 – 0,70

Mudah

0,71 – 1

F. Analisis Deskriptif Indikator ni berbentuk tes yang diberikan dengan beberapa pokok bahasan dan perhitungannya berbentuk median (Md), yang kemudian dibagi kepada kategori prestasi belajar matematika baik dan tidak baik. Sebelum digunakan dalam penelitian, untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan dasar pembuktian rumusan hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu soal tes diuji coba kepada siswa, tapi bukan anggota sample penelitian. Selanjutnya skor rata-rata numerik ini terlebih dahulu perlu diubah menjadi kategori ordinal klasifikasi obyek

dan dengan mengklasifikasi berdasarkan pada ukuran

median (Md).

11. Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, Penelitian hasil belajar, Jakarta Universitas Terbuka. 1997

22

=BMdwmd

23

24

.

25

26

23

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi dan Analisis Data Data-data penelitian tentang Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi Penelitian pada Siswa kelas IV MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor ini, diperoleh melalui observasi, wawancara dan angket. 1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data meliputi : a. Prestasi belajar Pendidikan Matematika Siswa b. Keadaan guru dan siswa di MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor. c. Struktur organisasi di MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor. 2. Wawancara, peneliti melakukan interview kepada kepala MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor . 3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada siswa kelas IV MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor. Setelah data diperoleh melalui angket yang diberikan kepada siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel

23

24

dengan menggunakan teknik deskriptif prosentase dan teknik korelasi. Untuk mendapatkan data mengenai status sosial ekonomi orangtua, penulis menyebarkan angket yang berisi 4 pertanyaan kepada siswa. Setelah data tersebut diklarifikasikan penulis mendapatkan data bahwa status sosial yang paling banyak adalah yang mempunyai stratus sosial tingkat menengah. 1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa skor terendah adalah sebanyak 3 orang dan skor tertinggi sebanyak 4 orang. Sisanya adalah sedang. Adapun Kategori penilaian dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu : rendah, sedang dan tinggi. Nilai rendah mendapat skor 1 nilai sedang mendapat skor 2 dan nilai tinggi mendapat skor 3. 12

kategori

12

Skor

Nilai > X+ s

3

X-s Rp. 1.200.000 

0 Penghasilan

> Rp. 1.200.000 

10

 Rp.500.000 ‐ Rp. 1.200.000