PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI ...

28 downloads 8643 Views 7MB Size Report
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan ajar IPA Terpadu ...... Instrumen penelitian terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran  ...
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA

oleh Azmi Izati 4001409045

PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

ii

iii

KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kemudahan administrasi untuk melaksanakan penelitian. 2. Ketua Prodi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan segala fasilitas dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Dra. Sri Mantini Rahayu, M.Si., selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dr. Niken Subekti, M.Si., selaku dosen pembimbing pendamping yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Parmin, M.Pd., selaku penguji utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah SMP N 3 Muntilan yang telah mengijinkan penulis melaksanakan penelitian. 7. Sarjono, S.Pd., selaku guru Biologi SMPN 3 Muntilan yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 8. Bapak Bisri, selaku pegawai TU Prodi Pendidikan IPA yang telah membantu dalam hal administrasi. 9. Bapak

Sokhirun

dan

Ibu

Mustanginah

tercinta

dengan

seluruh

pengorbanannya yang selalu memberikan dorongan, dukungan serta do’a kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Kakakku Saiful, Nida dan Adik Arif tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang kepada penulis. iv

11. Sahabat-sahabatku mahasiswa Pendidikan IPA rombel 2 angkatan 2009 dan teman-teman kost Trihidayati 3 yang telah membantu, mengingatkan dan memberikan semangat. 12. Siswa kelas VIII E dan VIII G SMP N 3 Muntilan tahun ajaran 2012/2013 yang membantu selama proses penelitian. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait. Amin.

Semarang, Penulis

Azmi Izati

v

Agustus 2013

ABSTRAK Izati, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan. Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Sri Mantini Rahayu, M.Si dan Pembimbing Pendamping Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si Kata Kunci: Bahan Ajar, IPA Terpadu, Lesson study. Penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP N 3 Muntilan diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA belum diberikan secara terpadu. Kompetensi Dasar (KD) IPA belum diintegrasikan sehingga belum ada bahan ajar IPA yang terpadu yang dapat digunakan selama proses pembelajaran. Pembuatan bahan ajar diawali dengan pengintegrasian Kompetensi Dasar dari beberapa kajian IPA. Proses pengkajian pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan lesson study yang bertujuan untuk mengembangkan profesi guru dan mengatasi kegagalan siswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu melalui lesson study pada materi bahan kimia tambahan untuk makanan dan mengetahui pencapaian hasil belajar siswa yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu dan menguji keefektifannya. Pada tahap awal penelitian, bahan ajar yang digunakan untuk penelitian divalidasi oleh validator bahan ajar. Proses selanjutnya adalah penerapan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan bahan ajar IPA terpadu berpengaruh terhadap nilai siswa sehingga 86% nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal. Simpulan dari penelitian ini adalah bahan ajar IPA terpadu termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa SMP N 3 Muntilan, sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.

vi

ABSTRACT Izati, A. The Development of Integrated Science Teaching Material through the Implementation of Lesson Study in the Learning Material of Food Artificial Chemical Substances. Thesis, Science Education Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Semarang State University. The advisors: Dra. Sri Mantini Rahayu, M.Si. and Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si. Keywords: Integrated Science, Learning Material, Lesson Study The preliminary study in SMPN 3 Muntilan showed that the integrated science learning has not been applied in that school. The basic competence of science learning was not integrated, and there was no teaching material which could be used on the learning process. The first step of the preparation of the teaching material was the integration of basic competence of science learning by implementing the lesson study which was aimed to develop the teachers’ profession to overcome the students’ failure in learning the food artificial chemical substances. The research design was research and development. Three important steps of the process were the validation of the teaching material, followed by the application of the materials on the learning process. The research showed that the teaching material was appropriate and therefore it could be used on the learning process. The use of the teaching material had affected the students’ average score, in that 86% of the students reached the minimum mastery criteria. It was concluded that the teaching material was appropriate and could support the students to reach the minimum mastery criteria.

vii

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ...........................................................................................................iv Abstrak .......................................................................................................................vi Abstrack .....................................................................................................................vii Daftar Isi.....................................................................................................................viii Daftar Tabel ...............................................................................................................x Daftar Gambar............................................................................................................xi Daftar Lampiran .........................................................................................................xii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2 1.3 Tujuan..............................................................................................................2 1.4 Manfaat............................................................................................................2

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................4 2.1.1 Bahan Ajar.............................................................................................4 2.1.2 Pembelajaran IPA Terpadu ...................................................................5 2.1.3 Lesson Study dalam Pembelajaran IPA .................................................6 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ..........................................................................8

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu, Tempat Penelitian dan Materi Pembelajaran ......................................9 3.2 Rancangan Penelitian ......................................................................................9 3.3 Prosedur Penelitian ..........................................................................................11 3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................................12 3.4.1 Metode Dokumentasi ............................................................................12 3.4.2 Metode Tes ............................................................................................12 3.4.3 Metode Angket ......................................................................................12

viii

3.5 Intrumen Penelitian .........................................................................................12 3.5.1 Analisis Bahan Ajar ..............................................................................12 3.5.2 Analisis Lesson study ............................................................................14

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian................................................................................................15 4.1.1 Validasi Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan ..................................................................15 4.1.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson Study ........................17 4.2 Pembahasan .....................................................................................................19 4.2.1 Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu .....................................................20 4.2.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson Study ........................27

5. PENUTUP 5.1 Simpulan..........................................................................................................31 5.2 Saran ................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................32

ix

DAFTAR TABEL Tabel

Halaman

1. Klasifikasi Isi Bahan Ajar ...................................................................................4 2. Model Pembelajaran IPA Terpadu ......................................................................5 3. Hasil Uji Kalayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Isi ...........................15 4. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Penyajian ...............15 5. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Kebahasaan ............16 6. Hasil Tanggapan Guru IPA Terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu........................16 7. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu ...............................................................................................................17 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa .........................................................................18 9. Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Lesson Study........................................18 10. Hasil Angket Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Lesson Study .....................18 11. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Terhadap Siswa pada Pembelajaran Lesson Study .........................................................................................................19

x

DAFTAR GAMBAR Gambar

Halaman

1. Daur Kaji Pembelajaran Lesson Study..............................................................6 2. Kerangka Berpikir Penelitian ..............................................................................8 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development ..................10

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

Halaman

1. Silabus Pembelajaran ..........................................................................................35 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).........................................................42 3. Hasil Uji Kelayakan Isi terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan .................50 4. Hasil Uji Kelayakan Penyajian terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan .................55 5. Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan .................60 6. Format Kisi-Kisi Soal .........................................................................................66 7. Soal Ulangan Harian ...........................................................................................68 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Uji Skala Kecil Kelas VIII E SMP N 3 Muntilan ..............................................................................................75 9. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil Terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan Kelas VIII E SMP N 3 Muntilan .................................................... 78 10. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Uji Skala Besar Kelas VIII G SMP N 3 Muntilan ..............................................................................................81 11. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Uji Skala Besar Terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan SMP N 3 Muntilan ....................................................................85 12. Rekapitulasi Tanggapan Guru IPA Terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan....................................................................................................88 13. Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru dalam Persiapan Pembelajaran Lesson Study........................................................................................................91 14. Rekapitulasi Angket Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Lesson study ........................................................................................................94 15. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa pada Pembelajaran Lesson Study Kelas VIII G SMP N 3 Muntilan ..................................................97 16. Bahan Ajar IPA Terpadu Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan ..............................................................................................................103 17. Dokumentasi Penelitian ......................................................................................104 18. Surat Ijin penelitian dari FMIPA UNNES ..........................................................106 19. Surat Ijin Penelitian dari SMP N 3 Muntilan ......................................................107

xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Tsanawiyah sampai dengan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Model pembelajaran ini pada hakikatnya

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Trianto, 2007). pelajaran IPA pada SMP/MTs merupakan IPA terpadu.

Substansi

IPA sebagai mata

pelajaran hendaknya diajarkan secara utuh atau terpadu, tidak dipisah-pisahkan antara Biologi, Fisika, Kimia serta Bumi dan Semesta. Hal yang demikian itu dimaksudkan agar siswa dapat mengenal kebulatan IPA sebagai ilmu (Listyawati, 2012). Penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP N 3 Muntilan diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA belum diberikan secara terpadu. Proses pembelajaran yang berlangsung masih terpisah antara Fisika, Biologi, Kimia, Bumi dan Semesta. Fenomena ini terjadi karena belum adanya pengintegrasian Kompetensi Dasar IPA di SMP sehingga belum ada bahan ajar IPA yang terpadu yang dapat digunakan. Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Majid, 2012). Pembuatan bahan ajar IPA terpadu diawali dengan pengintegrasian Kompetensi Dasar dari beberapa kajian IPA. Tujuan pengkajian adalah mengetahui keefektifan bahan ajar yang telah dibuat.

Proses pengkajian

pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan lesson study, yang merupakan model profesi pendidik secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsipprinsip kolegalitas, dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Model pengkajian pembelajaran IPA melalui lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi (Roback, 2006). 1

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dikembangkan bahan ajar IPA terpadu melalui lesson study yang sesuai dengan kriteria standar kelayakan buku teks dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang mampu membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang perlu mendapat

pemecahan masalah adalah sebagai berikut : a. Bagaimana kelayakan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan yang dikembangkan melalui lesson study sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa ? b. Apakah bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan mampu membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ?

1.3

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu melalui lesson study pada materi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sesuai dengan kriteria standar kelayakan buku teks. b. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

1.4

Manfaat

1.4.1

Manfaat bagi siswa a. Siswa lebih mudah memahami pelajaran IPA terpadu secara utuh. b. Siswa memperoleh referensi tambahan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.

1.4.2

Manfaat bagi guru a. Guru memperoleh pengalaman cara-cara mengintegrasikan Kompetensi Dasar sehingga terbentuk bahan ajar IPA terpadu yang mampu meringkas materi yang terpisah-pisah antara Biologi, Kimia, Fisika maupun Bumi dan Semesta.

2

b. Guru memperoleh pengalaman cara pembuatan acuan serta pembuatan inovasi terbaru lesson study selama diskusi kelompok yang dibentuk dalam tahapan lesson study. 1.4.3

Manfaat bagi sekolah Sekolah memiliki bahan ajar baru yang dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri.

1.4.4

Manfaat bagi penulis Penulis memperolah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya tentang konsep IPA terpadu.

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1

Bahan Ajar Sungkono (2009) menyatakan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau

materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi yang telah ditentukan. Majid (2009) menyatakan bahwa bahan ajar mampu membantu siswa untuk dapat mempelajari suatu kompetensi atau Kompetensi Dasar secara runtun dan sistematis sehingga mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Sholahuddin (2011) menyatakan bahwa bahan ajar digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik berupa bahan tertulis seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, wallchart, maupun bahan tidak tertulis seperti video/film,VCD, radio, kaset, CD audio, foto, gambar, CD interaktif berbasis computer dan internet.

Depdiknas (2004) mengklasifikasikan isi bahan ajar meliputi fakta,

konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Klasifikasi Isi Bahan Ajar No

Jenis

Pengertian

1.

Fakta

Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah dan bagianbagiannya.

2.

Konsep

Definisi, identifikasi, klasifikasi dan ciri-ciri khusus.

3.

Prinsip

Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali dengan jika..., maka ...).

4. Prosedur Bagan arus atau bagan alur, langkah-langkah secara urut. (Sumber : Sholahuddin, 2011)

4

2.1.2

Pembelajaran IPA Terpadu Trianto (2007) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis,

tersusun secara teratur dan berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), menyatakan bahwa IPA terpadu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA terpadu perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Nuroso et al. (2010) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan berdasarkan pola pengintegrasi materi atau tema. Berdasarkan pola tersebut, terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang sering digunakan, yaitu : Tabel 2. Model Pembelajaran IPA Terpadu Model

Karakteristik

Kelebihan

Keterbatasan

Model keterhubungan (connected)

Pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan, satu konsep dengan konsep yang lainnya.

Siswa mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara mendalam.

Bidang studi masih terpisah dan nampak tidak ada hubungan meskipun hubunganhubungan itu telah disusun secara terperinci.

Model jaring Pembelajaran terpadu laba-laba yang dimulai dengan (webbeb) menentukan tema atau materi.

Penyeleksian tema sesuai dengan minat siswa sehingga mampu memotivasi siswa.

Sulit tema

Model keterpaduan (integrated)

Hubungan antar bidang studi jelas terlihat melalui kegiatan belajar

Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan.

Dimulai dengan identifikasi konsep, ketrampilan, sikap yang overlap pada beberapa disiplin ilmu .Tema berfungsi sebagai konteks pembelajaran.

(Sumber : Nuroso et al., 2010)

5

menemukan

2.1.3

Lesson Study dalam Pembelajaran IPA Lewis (2002) menyatakan lesson study merupakan terjemahan dari bahasa

Jepang, yaitu jugyou yang berarti pengajaran/pembelajan dan kenkyuu yang berarti penelitian/kajian. Lesson study/jugyou kenkyuu adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Lesson study adalah sebuah proses pengembangan kompetensi keprofesionalan guru secara sistematis yang bertujuan untuk menjadikan proses pembelajaran lebih baik dan efektif. Amri et al. (2010) menyatakan bahwa Lesson study bukan suatu metode atau strategi pembelajaran melainkan kegiatan yang dapat menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai

dengan situasi, kondisi, dan

permasalahan yang dihadapi guru. Prihantoro (2011) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis lesson study di Indonesia merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas tiga tahap pokok, yaitu : a. Perencanaan (Plan)

b. Pelaksanaan (Do)

c. Refleksi (See)

Gambar 1. Daur Kaji Pembelajaran Lesson Study (sumber : Prihantoro, 2011) a. Perencanaan (Plan) Parmin et al. (2009) menyatakan bahwa tujuan kegiatan perencanaan adalah merancang suatu proses pembelajaran IPA yang dapat dibelajarkan oleh guru untuk siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berpusat pada siswa. Kegiatan awal dari tahap perencanaan adalah merancang pembuatan bahan ajar IPA terpadu dan penyusunan lembar observasi lesson study yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan tingkah laku siswa selama proses belajarmengajar. Pembuatan bahan ajar IPA terpadu diawali dengan pengintegrasian

6

Kompetensi Dasar bidang kajian IPA yang saling berhubungan. Hasil pengintegrasian Kompetensi Dasar tersebut, ditentukan tema atau materi yang tepat untuk judul bahan ajar IPA terpadu tersebut. b. Pelaksanaan (Do) Prihantoro (2011) menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan merupakan penerapan rancangan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Salah seorang guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan pembelajaran yang disusun, sedangkan guru lain berperan sebagai observer. Observer bertugas mengamati kondisi yang terjadi selama pembelajaran, antara lain bagaimana sikap dan penerimaan yang ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan observer, selanjutnya akan dibahas dalam tahapan refleksi (See). c. Refleksi (See) Tahap refleksi, guru model dan observer mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Observer menyampaikan hasil pengamatan selama proses pembelajaran yang telah berlangsung, terutama menyangkut kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Hal yang penting dari tahapan ini adalah mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah berlangsung untuk diperbaiki sehingga dapat digunakan pada pembelajaran berikutnya (Amri et al. 2010). Manfaat yang dapat diperoleh selama kegiatan lesson study, meliputi peningkatan pengetahuan guru tentang materi ajar, penguatan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran jangka panjang, dan peningkatan motivasi guru untuk senantiasa berkembang (Parmin et al. 2013).

7

2.2

Kerangka Berpikir Penelitian a. Proses pembelajaran belum terpusat pada siswa. b. Kurangnya ketepatan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. c. Hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.

Perlu dikembangkannya bahan ajar IPA dengan menterpadukan tiga kajian IPA, yaitu : a. Fisika

: materi energi

b. Biologi : makanan dan kandungannya. c. Kimia

: bahan kimia buatan dan alami pada makanan

Bahan ajar IPA terpadu diterapkan melalui pembelajaran lesson study pada materi bahan kimia tambahan untuk makanan.

Bahan ajar IPA Terpadu melalui lesson study mampu membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

8

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1

Waktu, Tempat Penelitian dan Materi Pembelajaran Penelitian dilaksanakan di SMP N 3 Muntilan. Uji skala kecil

menggunakan delapan siswa kelas VIII E dan seluruh siswa kelas VIII G sebagai uji skala besar. Materi yang akan digunakan adalah bahan kimia tambahan untuk makanan.

3.2

Rancangan Penelitian Metode penelitian yang diterapkan adalah Research and Development

(R&D). Sugiyono (2009) menyatakan Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk yang berupa bahan ajar IPA terpadu dan menguji keefektifan produk tersebut. Terdapat dua batasan pada metode penelitian ini, yaitu Research yang berarti penelitian. Tahapan ini dimulai dari pengumpulan data yang berupa angket kelayakan bahan ajar, angket respon guru dan siswa mengenai bahan ajar. Hasil data dari pengumpulan angket tersebut dapat menunjukkan tingkat kelayakan bahan

ajar.

Batasan

yang kedua

adalah

Development,

berarti

proses

pengembangan bahan ajar IPA terpadu diawali dengan analisis Kompetensi Dasar yang saling berhubungan antar bidang kajian IPA. Kompetensi Dasar yang saling berhubungan, akan diintegrasikan sehingga membentuk sebuah tema atau materi. Berdasarkan tema atau materi tersebut, dapat disusun bahan ajar IPA terpadu. Sugiyono (2009), Research and Development memiliki sepuluh tahapan dalam penelitian. Pada rancangan penelitian terdapat modifikasi langkah-langkah penelitian tanpa mengurangi validitas proses. Langkah tersebut ditunjukkan pada Gambar 3 sebagai berikut :

9

Penelitian dan pengumpulan data

Perencanaan

Pengembangan produk

Validasi produk tahap II

Revisi produk tahap I

Validasi produk tahap I

Revisi produk tahap II

Uji coba skala kecil

Revisi produk tahap III

Produksi massal

Uji coba skala besar

Gambar 3. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development (Sumber: Sugiyono, 2009) 1. Penelitian dan pengumpulan data. Pengumpulan berbagai informasi mengenai buku IPA yang digunakan selama proses pembelajaran. 2. Perencanaan. Penentuan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar yang akan diintegrasikan serta pembuatan draf bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan. 3. Pengembangan produk. Pembuatan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan. 4. Validasi produk tahap I. Hasil dari pengembangan produk, selanjutnya akan divalidasi menggunakan acuan penskoran Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Validator yang bertugas adalah dosen ahli pangan yang menilai komponen isi bahan ajar, guru IPA SMP N 2 Pekalongan menilai komponen penyajian, dan dosen ahli kebahasaan yang akan menilai komponen kebahasaan.

10

5. Revisi produk tahap I. Perbaikan produk yang telah divalidasi oleh validator. 6. Validasi produk tahap II. Penilaian produk yang telah melalui tahap revisi I. Validator yang bertugas adalah guru IPA SMP N 3 Muntilan yang akan menilai komponen isi, guru IPA SMP N 13 Pekalongan akan menilai komponen penyajian dan guru IPA SMP N 3 Muntilan menilai komponen kebahasaan. 7. Revisi produk tahap II. Pengkajian kekurangan dari hasil validasi tahap II. 8. Uji coba skala kecil. Uji coba dilakukan dengan menyerahkan bahan ajar IPA terpadu kepada delapan siswa kelas VIII E kemudian dilakukan kegiatan pembelajaran. Siswa dipilih secara acak berdasarkan prestasi belajar yang diperoleh selama ini. 9. Revisi produk tahap III. Penyerahan hasil uji skala kecil untuk di evaluasi menggunakan instrumen penilaian. Validator disini adalah guru IPA SMP N 3 Muntilan. 10. Uji coba skala besar. Produk yang telah direvisi, selanjutnya diterapkan dalam uji coba skala besar. Uji coba ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII G. 11. Produksi massal. Produk yang telah dinyatakan layak dan efektif, maka akan diproduksi secara massal.

3.3

Prosedur Penelitian Prosedur penelitian, mencangkup :

1. Observasi di SMP N 3 Muntilan. 2. Penentukan subjek penelitian. 3. Pembuatan instrumen penilaian bahan ajar. 4. Pengembangan bahan ajar. 5. Pembuatan instrumen penilaian lesson study. 6. Penerapan bahan ajar IPA terpadu melaui lesson study.

11

3.4

Metode Pengumpulan Data

3.4.1

Metode Dokumentasi Metode dokumentasi, untuk memperoleh informasi siswa dari bermacam-

macam sumber tertulis atau dokumen yang ada di sekolah. Informasi tersebut dapat berupa nama siswa maupun nilai hasil ulangan. 3.4.2

Metode Tes Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi, 2002). Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa SMP N 3 Muntilan. 3.4.3

Metode Angket Angket yang telah dibuat meliputi angket tanggapan guru dan siswa

terhadap bahan ajar IPA terpadu, lembar observasi kinerja guru dalam lesson study, angket guru dan siswa selama pembelajaran lesson study. Hasil nilai dari angket-angket tersebut, akan menunjukkan kelayakan bahan ajar serta persentase lesson study yang telah diterapkan.

3.5

Instrumen Penelitian Instrumen

penelitian

terdiri

dari

silabus,

rencana

pelaksanaan

pembelajaran, instrumen penilaian kelayakan bahan ajar IPA terpadu, angket tanggapan guru dan siswa tentang bahan ajar IPA terpadu, lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran lesson study, angket siswa pada pembelajaran lesson study, dan angket guru terhadap pembelajaran lesson study. Instrumen dan angket yang digunakan telah divalidasi oleh validator sehingga layak untuk digunakan. 3.5.1

Analisis Bahan Ajar

a. Instrumen kelayakan bahan ajar Hasil uji kelayakan bahan ajar dihitung dalam tabulasi data dengan cara memasukkan jawaban sesuai skornya, kemudian dikuantifikasikan mencari persentase aspek (N) dengan rumus sebagai berikut:

12

Keterangan: N : Σ persentase aspek k : ∑ nilai dari aspek Nk : ∑ nilai yang harus di capai Berdasarkan rumus di atas, kriteria yang diperoleh untuk diterapkan dalam bahan ajar adalah : Sangat layak Layak Cukup layak Tidak layak

: 83,5% - 100% : 64% - 83% : 44,5% - 63% : 25% - 44%

b. Angket tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar. Hasil angket tanggapan guru dan siswa dihitung dalam tabulasi data kemudian jawaban dimasukkan sesuai skornya yaitu sangat setuju (SS) skor 4, setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) skor 1. Hasil total dari masing-masing aspek kemudian dikuantifikasikan mencari persentase aspek (N) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P% : Persentase skor n : Total skor Nk : Total skor yang harus dicapai Kriteria yang diperoleh untuk diterapkan dalam bahan ajar adalah : Skor ≤ 30% Skor 31% - 60% Skor 61% - 80% Skor ≥ 81%

3.5.2

: tidak baik : cukup baik : baik : sangat baik

Analisis Lesson Study

a. Observasi kinerja guru dan angket guru dalam pembelajaran lesson study Hasil uji lesson study dihitung dalam tabulasi data dengan cara memasukkan jawaban sesuai skornya, kemudian dikuantifikasikan mencari persentase seluruh aspek dengan rumus sebagai berikut:

13

Keterangan : P% : Persentase skor n : Total skor Nk : Total skor yang harus dicapai Persentase

dari

rumus

tersebut

menunjukkan

kenaikan/penurunan

persentase proses pembelajaran dari pertemuan pertama ke pertemuan berikutnya. b. Angket siswa pada pelaksanaan pembelajaran lesson study Instrumen ini merupakan item terbuka karena observer diberikan kesempatan yang luas untuk menjawab pernyaan yang disediakan secara jelas dan singkat pada kolom uraian yang disediakan.

14

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Validasi Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan a. Validasi kelayakan bahan ajar IPA terpadu oleh validator komponen isi, penyajian dan kebahasaan Hasil uji kelayakan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen isi, komponen penyajian, dan komponen kebahasaan. Hasil penilaian validator pada komponen isi tersaji dalam Tabel 3, sementara itu data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 3. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Isi No. 1. 2.

Pakar Validator I Validator II

Kriteria Kelayakan Validasi tahap I Validasi tahap II 87,5% (Sangat layak) 95,8% (Sangat layak)

Tabel 3 menunjukkan kelayakan komponen isi yang dinilai oleh dosen pengampu mata kuliah bahan pangan dan guru IPA SMP N 3 Muntilan termasuk dalam kategori sangat layak. Hasil penilaian validator pada komponen penyajian tersaji dalam Tabel 4 dan data selengkapnya pada Lampiran 4. Tabel 4. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Penyajian No. 1. 2.

Pakar Validator I Validator II

Kriteria Kelayakan Validasi tahap I Validasi tahap II 89,1 % (Sangat layak) 98,4% (Sangat layak)

Penilaian komponen penyajian dilakukan oleh dua guru IPA, yaitu guru IPA SMP N 2 Pekalongan dan guru IPA SMP N 13 Pekalongan yang menunjukkan kriteria sangat layak untuk komponen penyajian bahan ajar IPA terpadu. Penilaian yang ketiga adalah komponen kebahasaan yang tersaji dalam Tabel 5 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

15

Tabel 5. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Kebahasaan Kriteria Kelayakan No. 1. 2.

Pakar Validator I Validator II

Validasi tahap I

Validasi tahap II

78,3% (Layak) -

90% (Sangat layak)

Validasi tahap I dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah bahasa Inggris IPA dengan perolehan kriteria layak, sedangkan validasi tahap II dilakukan oleh guru IPA SMP N 3 Muntilan dengan kriteria sangat layak untuk komponen kebahasaan terhadap bahan ajar IPA terpadu. Hasil rekapitulasi validasi bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan termasuk dalam kategori sangat layak. b. Tanggapan Guru IPA terhadap Bahan Ajar IPA Tepadu Angket tanggapan guru diisi oleh dua validator yaitu, guru IPA SMP N 3 Muntilan. Hasil tanggapan guru IPA terhadap bahan ajar IPA terpadu tersaji dalam Tabel 6 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel 6. Hasil Tanggapan Guru IPA terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu No . 1. 2.

Pakar

Kriteria Kelayakan

Penilai bahan ajar IPA terpadu Penilai bahan ajar IPA terpadu

90% (Sangat layak) 92,5% (Sangat layak)

Hasil tanggapan guru IPA terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan menunjukkan bahwa bahan ajar sangat layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. c. Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu Rekapitulasi tanggapan siswa merupakan hasil penilaian siswa pada uji skala kecil dan uji skala besar terhadap bahan ajar IPA terpadu. Rekapitulasi tersebut tersaji pada Tabel 7, sementara itu data selengkapnya pada Lampiran 9 untuk uji skala kecil dan Lampiran 11 untuk uji skala besar.

16

Tabel 7. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu No. 1. 2.

3.

4.

5. 6. 7.

8. 9. 10.

Kriteria Kelayakan Uji skala kecil Uji skala besar

Pernyataan Bahan ajar IPA Terpadu menarik untuk dipelajari. Gambar-gambar yang terdapat dalam bahan ajar IPA Terpadu mudah untuk dipahami. Informasi tambahan yang terdapat dalam bahan ajar IPA Terpadu mampu menambah wawasan. Materi yang terdapat dalam bahan ajar IPA Terpadu mudah untuk dipahami. Istilah-istilah dalam bahan ajar IPA Terpadu mudah dipahami. Bahasa dalam bahan ajar IPA Terpadu mudah dipahami. Materi bahan kimia buatan untuk makanan pada bahan ajar IPA Terpadu dapat meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan. Bahan ajar IPA Terpadu mampu meningkatkan minat belajar. Bahan ajar IPA Terpadu mampu meningkatkan hasil belajar IPA. Bahan ajar IPA Terpadu sangat bermanfaat untuk menambah wawasan. Rerata

4.1.2

94% (Sangat baik)

91% (Sangat baik)

81% (Sangat baik)

84% (Sangat baik)

84% (Sangat baik)

86% (Sangat baik)

84% (Sangat baik)

84% (Sangat baik)

81% (Sangat baik)

80% (Baik)

84% (Sangat baik)

80% (Baik)

81% (Sangat baik)

91% (Sangat baik)

78% (Baik)

84% (Sangat baik)

72% (Baik)

88% (Sangat baik)

75% (Baik)

92% (Sangat baik)

82% (sangat baik)

86% (Sangat baik)

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson study

a. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa terbagi menjadi dua, yaitu nilai tes dan nilai praktikum. Tabel 8 menunjukkan rekapitulasi hasil belajar siswa, sementara itu data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 untuk uji skala kecil dan Lampiran 10 untuk uji skala besar.

17

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5.

Data kelas Jumlah siswa Rerata nilai tes Rerata nilai praktikum Jumlah nilai tes yang mencapai KKM Target nilai praktikum yang mencapai KKM

Uji skala kecil 8 81 92 7 8

Uji skala besar 29 85 97 25 29

b. Hasil pembelajaran lesson study 1) Kinerja guru dan angket guru dalam pembelajaran lesson study Penilaian kinerja guru dalam pembelajaran lesson study meliputi beberapa aspek, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, sedangkan penilaian angket guru meliputi proses pembelajaran yang tidak mengacu pada kegiatan pembelajaran yang tercantum di dalam RPP. Masing-masing penilaian dilakukan oleh observer. Tabel 9 menunjukkan persentase penilaian kinerja guru dengan data selengkapnya terdapat pada Lampiran 13, sedangkan Tabel 10 menunjukkan persentase penilaian angket guru dengan data selengkapnya terdapat pada Lampiran 14. Tabel 9. Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Lesson Study N o. 1. 2.

Pertemuan

% Kinerja Guru

Pertemuan 1 pembelajaran lesson study Pertemuan 2 pembelajaran lesson study

75% 91%

Hasil rekapitulasi kinerja guru menunjukkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru model mengalami kenaikan persentase pada pertemuan berikutnya. Penilaian berikutnya adalah angket guru dalam pembelajaran lesson study. Tabel 10. Hasil Angket Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Lesson Study No. Pertemuan 1. Pertemuan 1 pembelajaran lesson study 2. Pertemuan 2 pembelajaran lesson study

18

% Kinerja Guru 86% 89%

2) Angket siswa pada pelaksanaan pembelajaran lesson study Hasil pengamatan yang dilakukan observer pada pertemuan I dan pertemuan II terdapat pada Tabel 11, sementara itu data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. Tabel 11. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Terhadap Siswa Pada Pembelajaran Lesson Study % Kegiatan siswa No. Pernyataan Pertemuan 1 2 1. Siswa selalu membawa bahan ajar IPA Terpadu. 90% 100% 2. Siswa yang aktif bertanya dalam proses pembelajaran. 59% 83% 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 59% 72% 4. Siswa merespon pertanyaan guru. 55% 90% 5. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. 86% 100%

4.2

Pembahasan Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini adalah bahan ajar IPA

terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan. Materi di dalam bahan ajar merupakan hasil keterpaduan tiga kajian IPA, yaitu Fisika dengan materi energi, Biologi dengan materi makanan dan kandungannya, dan Kimia dengan materi bahan kimia buatan dan alami pada makanan. Bahan ajar yang dikembangkan sudah melalui proses validasi, yaitu validasi tahap I dan validasi tahap II. Validasi tersebut dilakukan oleh enam validator yang menilai komponen isi, komponen penyajian dan komponen kebahasaan. Hasil validasi yang dilakukan oleh validator bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu sangat layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa SMP N 3 Muntilan.

Bahan ajar yang termasuk dalam kategori

sangat layak, kemudian diterapkan pada proses pembelajaran lesson study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar IPA terpadu melalui lesson study mampu meningkatkan hasil belajar siswa serta kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 3 Muntilan.

19

4.2.1

Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan

merupakan bahan ajar yang sudah melalui dua tahap penilaian, yaitu validasi tahap I dan validasi tahap II. Proses penilaian ini sesuai dengan pernyataan Sekarwinahyu et al. (2009) yaitu dalam proses pengembangan suatu produk, perlu dilakukan penilaian evaluasi formatif. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu bahan ajar, sehingga hasil evaluasi akan memperlihatkan hasil yang lebih baik. Validasi tahap I dilakukan oleh validator komponen isi, komponen penyajian dan komponen kebahasaan. Validator tahap I juga memberikan saran mengenai bahan ajar. Saran yang diberikan oleh validator menjadi bahan perbaikan penulis untuk memperbaiki bahan ajar menjadi lebih baik. Perbaikan bahan ajar yang berdasarkan pada saran sesuai dengan pernyataan Sutardi (2010) yaitu, saran yang diberikan oleh validator dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan penulis untuk memperbaiki bahan ajar menjadi lebih baik. Bahan ajar yang telah direvisi kemudian akan divalidasi kembali oleh valiator II.

Hasil penilaian validasi tahap II menunjukkan bahwa bahan ajar

mengalami kenaikan persentase kelayakan. Hasil penilaian kelayakan bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan termasuk dalam kriteria sangat layak. Deskripsi aspek dari kelayakan ini sesuai dengan kriteria kelayakan bahan ajar berdasarkan instrumen kelayakan bahan ajar dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Berikut ini merupakan pembahasan mengenai komponen kelayakan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan. a. Komponen isi bahan ajar IPA terpadu Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa. Kategori tersebut berasal dari hasil penilaian validator, yaitu 87,5% pada validasi tahap I dan 95,8% pada validasi tahap II (Tabel 3).

Kenaikan persentase

dipengaruhi oleh adanya saran yang tertera pada penilaian kelayakan bahan ajar. Validator I komponen isi menyarankan untuk menghapus kata-kata yang tidak

20

sesuai pada bahan ajar. Berdasarkan saran tersebut, maka penulis memperbaiki kata-kata yang tertulis di dalam bahan ajar sehingga pada validasi tahap II terjadi kenaikan skor pada aspek keluasan materi bahan kimia tambahan untuk makanan, keakuratan konsep materi bahan kimia tambahan untuk makanan, keterkaitan konsep dengan materi yang tercantum pada bahan ajar dan kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu IPA (Lampiran 3). Penilaian terhadap aspek keluasan materi bahan kimia tambahan untuk makanan mengalami kenaikan skor, yaitu skor tiga pada validasi tahap I dan skor empat pada validasi tahap II.

Keluasan materi bahan kimia tambahan untuk

makanan merupakan penggambaran seberapa banyak materi yang dimasukkan kedalam materi pembelajaran. Kedalaman materi dapat diawali dengan menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tertera pada RPP dan bahan ajar IPA terpadu. Standar Kompetensi tersebut adalah memahami bahan kimia buatan untuk makanan yang kemudian akan dijabarkan pada Kompetensi Dasar.

Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

kedalam materi yang tertulis pada bahan ajar sesuai dengan tata cara pengembangan bahan ajar berdasarkan panduan pengembangan bahan ajar Direktorat Pembinaan SMA (2010). Keakuratan konsep bahan ajar mengalami kenaikan skor pada validasi tahap I dengan skor tiga dan tahap II dengan skor empat. Instrumen kelayakan bahan ajar dari BSNP menyatakan bahwa keakuratan konsep merupakan penyajian materi yang tidak keluar dari konsep yang telah ditentukan. Pernyataan ini sesuai dengan materi yang ada pada bahan ajar IPA terpadu yaitu hubungan energi kimia dengan makanan yang sehat bagi tubuh. Materi ini menjelaskan mengenai jenis-jenis energi, namun energi yang paling dekat dengan makanan adalah energi kimia. Kesesuaian

materi

dengan

perkembangan

ilmu

IPA

mengalami

perkenaikan skor, yaitu skor tiga pada validasi tahap I dan skor empat pada validasi tahap II. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu harus disajikan secara up to date. Validator I menyatakan bahwa materi yang tercantum di dalam bahan ajar kurang sesuai dengan perkembangan ilmu IPA yang sudah ada. Berdasarkan saran tersebut, penulis melakukan perbaikan terhadap isi bahan ajar

21

dengan memperbaharui materi menggunakan jurnal dan buku-buku yang relevan. Hasil validasi tahap II menunjukkan skor pada aspek kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu IPA mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dikarenakan materi yang disajikan di dalam bahan ajar sudah sesuai dengan perkembangan ilmu IPA. Perbaikan yang dilakukan oleh penulis untuk memperbaharui materi sesuai dengan isi makalah dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2011) mengenai pedoman penulisan bahan ajar, yaitu untuk mengembangkan materi bahan ajar, diperlukan sumber bahan atau referensi yang memadai, sehingga uraian materi menjadi lebih komprehensif, mendalam dan sesuai dengan perkembangan ilmu IPA terkini. Kelayakan isi suatu bahan ajar menunjukkan materi yang tercantum di dalam bahan ajar harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan (Tatminingsih et al. 2011). Pernyataan ini sesuai dengan isi bahan ajar IPA terpadu yang dikembangkan berdasarkan buku IPA, buku ensiklopedia sebagai buku tambahan dan jurnal-jurnal yang memperkuat isi dari bahan ajar tersebut. Penilaian terhadap isi bahan ajar meliputi pemaparan materi yang luas, keakuratan materi, kemutakhiran dan materi yang tertulis dalam bahan ajar mampu menumbuhkan keingintahuan siswa. Isi suatu bahan ajar disajikan secara naratif yang berfungsi untuk merangsang tumbuhnya pengalaman belajar siswa. b. Komponen penyajian bahan ajar IPA terpadu Hasil penilaian yang dilakukan oleh validator komponen penyajian menunjukkan 89,1% bahan ajar termasuk dalam kategori sangat layak pada validasi tahap I dan 98,4% dengan kategori sangat layak pada validasi tahap II (Tabel 4). Hasil penilaian yang dilakukan oleh validator komponen penyajian menunjukkan bahwa terjadi kenaikan skor pada aspek kelogisan penyajian materi bahan kimia tambahan untuk makanan, keruntunan konsep IPA terpadu, materi yang disampaikan berpusat pada siswa, materi yang dicantumkan mampu melibatkan siswa secara langsung dan evaluasi (Lampiran 4). Aspek pertama yang mengalami kenaikan skor adalah tingkat penyajian materi bahan kimia tambahan untuk makanan. Skor tiga pada validasi tahap I dan skor empat pada validasi tahap II.

Kenaikan skor tersebut dipengaruhi oleh

adanya saran yang berikan oleh validator secara tertulis. Saran tersebut menjadi

22

bahan perbaikan penulis untuk mengubah bahan ajarnya menjadi lebih baik sehingga mampu meningkatkan persentase kalayakan bahan ajar. Penulis memperbaiki tatanan sajian materi menjadi lebih sistematis dan runtun. Hasil perbaikan yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan pernyataan Martin (2012) yaitu pola penyajian suatu bahan ajar akan dinilai baik apabila materi tersaji secara konsisten, sistematis dan runtun, sehingga mampu membantu siswa dalam memahami isi bahan ajar. Konsep bahan ajar IPA terpadu yang disajikan secara urut memperoleh skor tiga pada validasi tahap I dan empat pada validasi tahap II. Konsep yang tertulis di dalam bahan ajar harus mudah dipahami oleh siswa, disajikan dengan contoh-contoh dan ilustrasi yang tepat sehingga dapat memperjelas pemaparan konsep. Natali et al. (2012) menyatakan bahwa keberadaan ilustrasi mampu menerangkan informasi yang tertulis di dalam bahan ajar, sehingga siswa mampu memahami materi secara mendalam. Ilustrasi yang tersaji di dalam bahan ajar IPA terpadu berasal dari internet. Materi yang tertulis di dalam bahan ajar tersaji dari materi yang mudah ke materi yang sukar dan materi yang sederhana ke kompleks.

Konsep yang

disajikan secara urut mampu mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada materi pelajaran. Penyajian bahan ajar ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2011) yaitu penyajian isi bahan ajar disajikan sedemikian rupa sehingga jelas untuk dipahami. Siswa memulai memahami materi yang telah diketahui kemudian dikembangkan melalui cara siswa sendiri, yang akhirnya siswa dapat memahami materi yang lebih kompleks. Materi yang tertulis dibahan ajar IPA terpadu harus berpusat pada siswa, berarti penyajian materi di dalam bahan ajar menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Berpusat pada siswa juga dapat ditunjukkan dengan adanya tugas yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan. Tugas tersebut berupa kegiatan praktikum. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Amri et al. (2010) yaitu kegiatan siswa yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain adalah kegiatan kelompok yang dapat berupa kegiatan praktikum. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa yang telah menguasai mata pelajaran untuk membantu masalah-masalah siswa lain. Keterlibatan siswa bersifat interaktif dan

23

partisipatif yang memotivasi siswa terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Perbedaan skor yang terakhir adalah aspek evaluasi, skor tiga pada validasi tahap I dan skor empat pada validasi tahap II. Kenaikan skor dipengaruhi oleh adanya saran yang diberikan oleh validator ketika menilai bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan. Validator I memberikan saran untuk menambahkan evalusi pada bahan ajar sehingga mampu menambah wawasan dan meningkatkan keaktifan siswa. Berdasarkan saran tersebut, maka penulis melakukan perbaikan terhadap bahan ajar. Perbaikan yang dilakukan penulis adalah menambah evalusi berupa kegiatan pratikum. Perbaikan ini sesuai dengan pernyataan Qomari (2008) yaitu evaluasi merupakan salah satu komponen pokok yang selalu ada dalam pembelajaran dengan adanya evaluasi mampu meningkatkan pemahaman siswa. c. Kelayakan kebahasaan bahan ajar IPA terpadu Penilaian terhadap komponen kebahasaan pada validasi tahap I dan tahap II yang dilakukan oleh validator menunjukkan bahwa 78,3% bahan ajar termasuk dalam kategori layak dan 90% pada validasi tahap II dengan kategori sangat layak (Tabel 6). Kenaikan persentase dan kategori kelayakan ini dipengaruhi oleh adanya saran dari validator. Validator I menyatakan bahwa struktur kalimat yang digunakan pada bahan ajar belum sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan, maka penulis melakukan perbaikan terhadap tata tulis yang digunakan di dalam bahan ajar. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan sesuai dengan pernyataan Nugroho (2007) yaitu tulisan ilmiah harus ditulis menggunakan bahasa yang formal, bahasa yang formal merupakan bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan mampu mewakili isi pesan yang disampaikan oleh bahan ajar. Perbaikan yang dilakukan oleh penulis menyebabkan beberapa aspek pada instrumen kelayakan kebahasaan mengalami kenaikan skor. Aspek-aspek yang mengalami kenaikan skor adalah pemahaman siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh bahan ajar, struktur kalimat yang digunakan di dalam bahan ajar

24

harus tepat, istilah-istilah yang digunakan harus baku, dan ketertautan kalimat dalam satu alenia (Lampiran 5). Aspek ketepatan bahasa pada bahan ajar IPA terpadu mengalami peningkatan skor pada validasi tahap I dengan skor dua dan tahap II dengan skor tiga. Ketepatan bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang ada pada materi sudah mengacu pada kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketepatan ejaan yang tertulis pada bahan ajar juga mengalami kenaikan nilai, yaitu skor dua pada validasi tahap I dan skor tiga pada validasi tahap II. Ketepatan ejaan mengacu pada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, contoh kata-kata sakarin pada bahan ajar ditulis dengan sakarin bukan sacarin. Ketepatan ejaan yang digunakan di dalam bahan ajar sesuai dengan pernyataan Rifai (2011) menyatakan bahwa penggunaan bahasa Indonesia telah dibakukan seperangkat kemudahan untuk dimanfaatkan dalam penyusunan karya tulis yang efektif. d. Angket tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar IPA terpadu Penilaian terhadap bahan ajar juga dilakukan oleh guru dan siswa. Penilaian tersebut berupa pengisian checklist pada kolom skor. Berikut ini adalah penjabaran isi angket guru dan siswa. 1) Angket guru Hasil pengisian angket terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan sangat baik untuk digunakan sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar dan mampu membantu siswa untuk belajar mandiri (Tabel 6). Kategori sangat baik untuk bahan ajar IPA terpadu ditunjukkan dengan beberapa hal, diantaranya adalah susunan pembelajaran dalam bahan ajar dirumuskan secara jelas, tujuan pembelajaran yang tercantum di dalam bahan ajar dirumuskan dengan baik sesuai dengan Kompetensi Dasar dan indikator yang akan dicapai selama proses pembelajaran berlangsung. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2008) mengenai peningkatan mutu pendidik, yaitu di dalam bahan ajar tercantum tujuan pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi yang akan dicapai siswa setelah mempelajari bahan ajar.

25

Bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan merupakan bahan ajar yang menjelaskan tiga kajian IPA sekaligus sehingga banyak menggunakan istilah-istilah IPA. Istilah-istilah yang tercantum dalam bahan ajar mudah dipahami sehingga mampu membantu siswa dalam memahami isi bahan ajar. Pemahaman siswa diperkuat dengan adanya rancangan kegiatan ilmiah. Rancangan kegiatan tersebut berupa judul, tujuan, alat dan bahan, cara kerja, hasil pengamatan dan simpulan. 2) Angket siswa Hasil rekapitulasi tanggapan siswa pada uji skala kecil dan uji skala besar menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu sangat menarik dan mudah dipahami untuk digunakan dalam proses pembelajaran (Tabel 7).

Ketertarikan siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gambar-gambar yang terdapat pada bahan ajar mudah dipahami dan menarik, informasi yang terdapat dalam bahan ajar mampu menambah wawasan, istilah-istilah IPA yang tercantum dalam bahan ajar dapat dipahami siswa dengan baik dan bahan ajar IPA terpadu juga mampu membantu siswa untuk mencapai hasil belajar IPA yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. Hasil rekapitulasi siswa sesuai dengan Direktorat Pembinaan SMK (2008) yaitu tersedianya contoh dan ilustrasi mampu mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran. Angket tanggapan siswa terdiri dari sepuluh pernyataan dengan empat pilihan jawaban. Terdapat perbedaan kriteria pada uji skala kecil dan uji skala besar yang terletak pada aspek “istilah-istilah dalam bahan ajar mudah dipahami dan aspek bahasa dalam bahan ajar mudah dipahami”, pada uji skala kecil, kedua aspek tersebut termasuk dalam kategori sangat baik, namun pada uji skala besar kedua aspek tersebut termasuk dalam kategori baik. Penurunan ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah a) faktor non-sosial dalam belajar, meliputi keadaan udara, suhu, cuaca, alat-alat yang dipakai dalam belajar. b) faktor-faktor sosial dalam belajar, meliputi keadaan siswa dan susana kelas. c) faktor psikologis siswa, meliputi tingkat rasa ingin tahu dan kebutuhan akan materi yang telah dipelajari (Suryabrata, 2002). Ketiga faktor tersebut dapat terjadi pada masingmasing siswa uji skala kecil dan siswa skala besar karena kebutuhan, pemahaman materi pelajaran dan minat belajar dari masing-masing siswa berbeda.

26

4.2.2

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson Study Hasil belajar adalah objek penilaian yang pada hakikatnya menilai tentang

penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional. Isi rumusan tujuan intruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010). Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi tes hasil belajar produk yang berupa nilai tes evaluasi, tes hasil belajar psikomotorik yang berupa nilai praktikum dan tes hasil belajar proses yang berupa pengamatan yang dilakukan observer lesson study siswa dalam pembelajaran IPA terpadu. Soal tes hasil belajar produk yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan tes hasil belajar proses berupa respon siswa selama proses pembelajaran. Respon siswa tersebut dinilai oleh observer yang tergabung dalam kelompok lesson study. Hasil tes produk kelas VIII E menunjukkan bahwa 88% nilai tes siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 86% hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan minal pada uji skala besar yaitu kelas VIII G (Tabel 8). Uji skala besar dilaksanakan pada kelas VIII G dengan membandingkan nilai kelas VIII G yang menggunakan bahan ajar dan kelas VIII G yang tidak menggunakan bahan ajar IPA terpadu. Rekapitulasi nilai tes siswa yang menggunakan bahan ajar menunjukkan nilai rerata tes adalah 85 dengan 86% nilai siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan kelas yang tidak menggunakan bahan ajar IPA terpadu mempunyai nilai rerata tes sebesar 75 dengan ketuntasan 72%. Jumlah persentase ketuntasan nilai siswa menunjukkan bahwa siswa mampu memahami materi pelajaran dengan menggunakan bahan ajar IPA terpadu selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Ekawarna (2007) yaitu bahan ajar yang telah direvisi sebanyak dua kali, kemudian diuji cobakan kepada mahasiswa, hasil perhitungan nilai tes mahasiswa menunjukkan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Ketuntasan hasil belajar siswa juga dipengaruhi dengan adanya kajian pembelajaran lesson study yang diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung. Lesson study adalah pembelajaran yang direncanakan, dilaksanakan,

27

dan diamati, serta didiskusikan secara bersama agar pembelajaran berikutnya menjadi lebih efektif (Aryulina, 2010).

Pembelajaran IPA diawali dengan

pembentukan kelompok lesson study dan menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjadi guru model.

Tahap kedua adalah pelaksanaan (do), anggota

kelompok yang tidak menjadi guru model akan menjadi observer untuk mengamati proses pembelajaran. Observer mengamati kinerja guru dalam persiapan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru model didepan kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Suratno (2012) menyatakan bahwa kegiatan

kolaborasi antara guru model dan observer mampu meningkatkan praktek pengajaran. Peningkatan pengajaran terjadi karena adanya komunitas belajar antara guru model dan observer yang terbentuk selama kegiatan lesson study. Hasil penilaian observer terhadap kinerja guru mengalami kenaikan persentase pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, yaitu 75% pada pertemuan pertama dan 91% pada pertemuan kedua (Tabel 9). Salah satu penyebab terjadinya kenaikan persentase adalah adanya kenaikan skor pada aspek penyampaian tujuan pembelajaran. Penyampaian tujuan pembelajaran sangat baik dilakukan oleh guru, karena dengan adanya penyampaian tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran diharapkan dapat menarik minat siswa atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Penyampaian tujuan pembelajaran secara khusus diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa pada akhir pembelajaran, sehingga siswa akan menyadari pengetahuan dan manfaat setelah mempelajari pokok bahasan tersebut (Jarot, 2011).

Rancangan suatu pembelajaran akan

berjalan dengan baik apabila mengandung tiga komponen yaitu tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan evaluasi keberhasilan. Pengamatan observer terhadap kegiatan guru menunjukkan kenaikan persentase pada pertemuan pertama sebesar 86% dan 89% pada pertemuan kedua (Tabel 10). Kenaikan persentase tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan skor pada aspek guru mengaktifkan suasana kelas. Guru berperan sebagai pengajar hendaknya mampu mengelola kelas, sehingga proses pembelajarannya terarah, terkendali dan sesuai dengan yang direncanakan. Guru dituntut untuk mencari solusi agar siswa lebih kreatif selama mengikuti proses pembelajaran, sehingga

28

suasana kelas lebih aktif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asril (2010) yaitu tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan kondisi belajar yang optimal, sehingga siswa mampu belajar secara optimal dengan suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian lesson study tidak hanya menilai guru, kegiatan siswa selama proses pembelajaran juga diamati oleh observer. Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh empat observer.

Masing-

masing observer mengamati dua kelompok siswa. Selama proses pengamatan dilakukan, observer berdiri disamping kedua kelompok dengan tidak mengganggu proses pembelajaran. Setiap siswa akan menempelkan nomor absennya diatas meja yang sesuai dengan posisi tempat duduknya. Hasil pengamatan observer terhadap siswa menunjukkan bahwa pernyataan pada lembar pengamatan siswa yang bernilai positif akan mengalami kenaikan persentase pada pertemuan berikutnya, begitu pula sebaliknya, pernyataan yang bernilai negatif, maka persentasenya akan turun pada pertemuan berikutnya (Tabel 11). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu et al. (2012) yaitu hasil observasi terhadap aktivitas siswa uji coba pertemuan berikutnya memperlihatkan adanya peningkatan. Kegiatan siswa yang mengalami kenaikan persentase pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua diantaranya adalah keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru dan siswa memperhatikan penjelasan guru. Salah satu tugas guru adalah menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk terpusat dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Pemusatan perhatian siswa dilakukan dengan cara memberikan tugas rumah. Pemberian tugas rumah bertujuan agar siswa membaca kembali materi yang ada di dalam bahan ajar sehingga pada pertemuan berikutnya siswa sudah memahami isi bahan ajar dan memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Peningkatan pemahaman siswa mampu mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya kepada guru sehingga nilai belajar siswa meningkat. Tahapan ketiga dalam lesson study adalah refleksi. Pada tahapan ini, guru IPA dan observer yang mengamati proses pembelajaran akan menyampaikan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi yang digunakan. Proses diskusi akan

29

memperlihatkan kelemahan guru dalam proses pembelajaran. Rasyid (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelemahan guru dalam mengajar, diantaranya adalah; 1) kegiatan guru untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa. Guru harus mampu mempertahankan dan meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran sampai proses pembelajaran berakhir, dan 2) Kurangnya pemahaman guru mengenai ilmu teknologi. Perkembangan ilmu yang semakin maju menyebabkan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media, sehingga guru harus mampu mengetahui berbagai macam informasi. Tahapan refleksi, guru mendapatkan solusi untuk kegitan pembelajaran berikutnya, sehingga pada pembelajaran berikutnya, guru melakukan proses pembelajaran dengan memanfaatkan referensi yang diberikan oleh observer. Hal ini sesuai dengan pernyataan Elliott (2012) yaitu guru dan observer melakukan diskusi pada tahap refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Proses diskusi membahas mengenai cara-cara memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Pertemuan yang kedua dimungkinkan akan terjadi peningkatan penilaian terhadapan proses pembelajaran dengan demikian kinerja guru menjadi meningkat.

30

BAB 5 PENUTUP 5.1

Simpulan Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :

a. Hasil penilaian validator terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan sangat layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa di SMP N 3 Muntilan. b. Siswa mampu mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 dengan adanya bahan ajar IPA terpadu melalui lesson study pada materi bahan kimia tambahan untuk makanan.

5.2

Saran Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu dengan materi yang berbeda. b. Proses validasi bahan ajar dapat ditambah validator yang lebih banyak guna menambah tingkat kelayakan bahan ajar .

31

DAFTAR PUSTAKA Amri, S & Khoiru, I. 2010. Proses Pembelajaran kreatif dan Inovatif dalam Kelas. ISBN: 978-602-8470-66-7. Jakarta : Prestasi Pustaka: 51-61. Aryulina, D. 2010. Penerapan Lesson Study pada Microteaching Bagi Calon Guru Biologi. Forum Kependidikan. ISSN: 0215-9392. Vol. 30. No. 1: 14-19. Asril, Z. 2010. Microteaching. ISBN: 978-979-769-291-9. Jakarta: Raja Grafindo Persada: 1-182. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: 149-156. Depdiknas. 2004. Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: 1-32. Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan: 1-30. Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: 1-35. Direktorat Pembinaan SMK. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: 1-35. Ekawarna. 2007. Mengembangkan Bahan Ajar Mata Kuliah Permodalan Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa. Makara, Sosial Humaniora. ISSN: 1693-6701. Vol. 11. No. 1: 42-47. Elliott, J. 2012. Developing a Science of Teaching Through Lesson Study. International Journal for Lesson and Learning Studies. ISSN: 2046-8253. Vol. 1. No. 2: 108-125 pp. Jarot, S. 2011. Strategi Pembelajaran Akutansi. Semarang: CV. Ghyyas Putra. ISBN: 978-979-051-177-4: 27-75. Lewis, C. 2002. Does Lesson study Have a Future in the United States?. Nagoya Journal of Education and human Development. ISSN: 1573-3327. Vol. 1. No. 1: 1-40 pp. Listyawati, M. 2012. Pengembangan perangkat pembelajaran IPA Terpadu di SMP. Journal of Innovative Science Education. ISSN: 2252-6412. Vol. 1. No. 1: 61-69. Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. ISBN: 979-692-493-5. Bandung: Rosdakarya: 174-184.

32

Martin, P. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Science Entrepreneurship Berbasis Hasi Penelitian untuk Mendukung Program Kreatifitas Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. ISSN: 1978-8304. Vol. 29. No. 2: 101-108. Natali, A & Lakoro, R. 2012. Perencanaan Buku Ilustrasi Sejarah Musik Keroncong. Jurnal Teknik Pomits. ISSN: 2301-9271. Vol. 1. No. 1: 1-6. Nugroho, D. 2007. Gaya dan Tata Tulis Artikel Ilmiah. Jurnal Pendidikan Inovatif. ISSN: 0216-1303. Vol. 2. No. 2: 64-67 Nuroso & Siswanto. 2010. Model Pengembangan Modul IPA Terpadu Berdasarkan Perkembangan Kognitif Siswa. Journal of Education IKIP PGRI Semarang. ISSN: 2086-2407. Vol. 1. No. 1: 35-46. Parmin & Aminah. 2009. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA dengan Lesson Study di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Penelitian Pendidikan. ISSN: 1978-8304. Vol. 26. No. 2: 163-167. Parmin & Sudarmin. 2013. Strategi Belajar Mengajar IPA. ISBN: 978-60218553-3-1. Semarang: CV Swadaya: 71-81. Prihantoro, C.R. 2011. Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Model Lesson Study. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. ISSN: 1693-3029. Vol. 17. No. 1: 100-108. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidika dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK). 2011. Pedoman Teknis Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: 1-70. Qomari, R. 2008. Model-Model Evaluasi Pendidikan. Jurnal Pemikiran Alaternatif Pendidikan. ISSN: 1410-7325. Vol. 13. No. 2: 173-188. Rahayu, P & Miswadi. 2012. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Base melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. ISSN: 2252-6412. Vol. 1. No. 1: 63-70. Rasyid, M. 2008. Optimalisasi Peran Guru dalam Proses Transformasi Pengetahuan dengan Menggunakan Media Pembelajaran. Jurnal Lentera Pendidikan. ISSN: 1858-344X. Vol. 11. No. 1: 55-68. Rifai, M. 2011. Pegangan gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. ISBN: 979-420-366-1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press: 1-179. Roback. 2006. Applying Japanese Lesson Study Principles to an Upper-level Undergraduate Statistic Course. Journal of Statistic Education. ISSN: 10691898. Vol. 14. No. 2: 1-36 pp.

33

Saleh. 2011. Model Bahan Ajar Matematika Smp Berbasis Realistic Mathematics Education untuk Mengembangkan Kemahiran Matematika. Jurnal Exacta. ISSN: 412-3617. Vol. IX. No. 1: 45-50. Sekarwinahyu & Rahayu. 2009. Kajian Terhadap Kualitas Bahan Ajar Non Cetak Program S1 Pendidikan Biologi dalam Pembelajaran Interaktif SPJJ. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. ISSN: 1411-304x. Vol. 10. No. 1: 3850. Sholahuddin, A. 2011. Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis Reduksi Didaktik: Uji Kelayakan di SMA N Kota Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kebudayaan. ISSN: 1412-565X. Vol. 17. No. 2: 166-177. Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ISBN: 979-514-000-0. Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 22-34. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. ISBN: 9798433-64-0. Bandung : ALFABETA: 4-311. Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. ISBN: 979-526-467-2. Jakarta: Bumi Aksara. Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses Implementasi Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran. ISSN: 1979-0449. Vol. 5, No. 1: 49-62. Suratno. 2012. Lesson Study in Indonesia: an Indonesia University of Education Experience. International Journal for Lesson and Learning Studies. ISSN: 2046-8253. Vol. 1. No. 3: 196-215 pp Sutardi. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis SPEADSHEET untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah. Proceeding Pertemuan Ilmiah XXIV Jateng & DIY. ISSN: 0853-0823, Semarang, 10 April 2010: 168-179. Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. ISBN: 979-421-082-x. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 1-353. Tatminingsih. 2011. Kualitas Suplemen Bahan Ajar CetakProgram Studi S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Berdasarkan Persepsi Mahasiswa di UPBJJ-UT Jakarta, Serang, dan Bandung). Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. ISSN: 1411-304x. Vol. 12. No. 2: 109-119. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. ISBN: 978-979-1101-39-4. Jakarta : Prestasi Pustaka: 40-104

34

Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah

: SMPN 3 Muntilan

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas

: VIII/2

Materi

: Bahan kimia tambahan untuk makanan

Alokasi Waktu

: 4 X 40’

Stansar Kompetensi : Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan

Materi Bahan kimia tambahan untuk makanan

Bidang kajian Fisika

Kompetensi Dasar 5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator

Aspek skill Mengidentifikasi peranan energi dalam kehidupan

Aspek kognitif

Kegiatan Pembelajaran

Alat dan Bahan

Bahan ajar IPA terpadu.

a. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. b. Guru memperlihatkan media pembelajaran tentang contoh penggunaan energi dalam kehidupan kepada siswa. c. Siswa memperhatikan media pembelajaran yang diperlihatkan oleh guru.

Animasi orang berlari, orang sedang bersepeda

a. Guru memperlihatkan media pembelajaran materi energi.

Power point

35

Sumber Belajar

Karim, S. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: JePe Press Media Utama. http://www.youtube.com/watch ?v=58eFNxlLr5s (diakses pada tanggal 11 februari 2013)

Mendefinisikan pengertian energi

Aspek proses Mengamati bentuk-bentuk energi

b. Siswa memperhatikan media pembelajaran dan mencatat materi yang penting tentang energi. c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berargumen tentang energi berdasarkan media yang dilihat siswa. d. Siswa perwakilan kelompok mewakili kelompoknya untuk menyampaikan pendapat tentang energi berdasarkan media pembelajaran energi. a. Guru memberi contoh bentuk-bentuk energi kepada siswa menggunakan media video pembelajaran. b. Siswa memperhatikan video bentuk-bentuk energi. c. Guru bersama siswa berdiskusi tentang penerapan bentuk energi dalam kehidupan seharihari. d. Siswa dengan dibimbing guru berdiskusi tentang 36

http://www.youtube.com/watch ?v=xJxibLnL2sA (diakses pada 11 februari 2013)

Video bentukbentuk energi

bentuk-bentuk energi dalam kehidupan seharihari.

Aspek afektif Menentukan bentuk energi yang berhubungan dengan makanan

Biologi

1.4 Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Aspek skill Memilih energi yang berhubungan dengan makanan

a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat tentang bentuk energi yang berhubungan dengan makanan. b. Siswa mengemukakan pendapat tentang bentubentuk energi yang berhubungan dengan makanan dengan bimbingan guru. a. Guru meminta perwakilan siswa untuk lari-lari kecil didalam kelas. b. Perwakilan siswa maju kedepan kelas dan berlarilari kecil. c. Guru meminta perwakilan siswa yang sudah berlarilari kecil untuk mengambil roti dan dimakan. d. Siswa mengambil roti dan dimakan. e. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai 37

Makanan

hubungan lari-lari dengan makanan. f. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Aspek kognitif Mengidentifikasi karakteristik makanan yang sehat bagi tubuh

Aspek proses Mengenal zat gizi yang terkandung didalam makanan

a. Guru meminta kepada siswa untuk mendefinisikan pengertian makanan yang sehat bagi tubuh. b. Siswa mendefinisikan pengertian makanan yang sehat bagi tubuh dengan bimbingan guru. a. Guru memperlihatkan media pembelajaran (video) kepada siswa tentang zat gizi yang terkandung didalam makanan. b. Siswa memperhatiakn video yang ditayangkan oleh guru. c. Guru meminta kepada siswa menyimpulkan manfaat zat gizi bagi tubuh. d. Siswa menyimpulkan manfaat zat gizi tubuh berdasarkan tayangan video dengan bimbingan 38

Video makanan

guru. Aspek sikap Menentukan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan untuk makanan

Kimia

4.3 Mendeskripsikan bahan kimia alami dan buatan dalam kemasan yang terdapat dalam bahan makanan.

Aspek proses Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat tentang hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan pada makanan. b. Siswa mengemukakan pendapat tentang hubungan makanan dan bahan kimia tambahan untuk makanan. a. Guru membimbing siswa mendiskusikan jenis-jenis bahan kimia tambahan untuk makanan. b. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya dan dibimbing oleh guru tentang bahan kimia tambahan untuk makanan. c. Guru memperlihatkan kepada siswa video tentang dampak penggunaan bahan kimia tambahan untuk makanan yang tidak sesuai dengan peraturan. d. Siswa memperhatikan video mengenai damapak penggunaan bahan kimia 39

Bahan: Bungkus MSG, pewarna makanan, pewarna tekstil, video bahaya pewarna bagi tubuh.

tambahan yang tidak sesuai dengan peraturan. Aspek kognitif Menyebutkan perbedaan bahan kimia tambahan kimia untuk makanan yang sehat dan tidak sehat bagi tubuh

Aspek skill Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat dengan praktikum

a. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi tentang perbedaan bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat bagi tubuh. b. Siswa melakukan diskusi mengenai perbedaan bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat bagi tubuh dengan bimbingan guru. a. Guru membimbing siswa melakukan praktikum untuk mengetahui perbedaan bahan kimia alami dan buatan. b. Siswa melakukan praktikum perbedaan pewarna buatan dan pewarna alami dengan didampingi oleh guru. c. Guru membimbing siswa mengamati hasil praktikum dan mendiskusikan hasilnya. d. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil praktikum. 40

Alat : Wadah tempat untuk merebus, pembakar spirtus dan Penjepit. Bahan : 2 buah benang wol berwarna putih, larutan cuka, daun suji/pandan, sirup/pewarna tekstil.

Aspek sikap Menunjukkan makanan yang mengandung boraks

Muntilan, Mengetahui Guru IPA

a. Guru membimbing siswa dalam melakukan praktikum tentang uji boraks pada beberapa makanan. b. Siswa melakukan praktikum uji coba boraks dengan didampingi oleh guru. c. Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil praktikum. d. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil praktikum.

Alat : Mortar, alu, saringan Bahan : Bakso, kunyit, tahu.

2013 Praktikan

Sarjono, S.Pd NIP. 196603291990031007

Azmi Izati NIM 4001409045

41

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Alokasi Waktu

: SMPN 3 Muntilan : IPA Terpadu : VIII/2 : Bahan kimia tambahan untuk makanan : 4 x 40 menit

A. Standar Kompetensi Memahami bahan kimia buatan untuk makanan. B. Kompetensi Dasar dan indikator 1. Fisika Kompetensi dasar

:

Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator

:

a. Mengidentifikasi peranan energi dalam kehidupan. b. Mendefinisikan pengertian energi. c. Mengamati bentuk-bentuk energi. d. Menentukan bentuk energi yang berhubungan dengan makanan. 2. Biologi Kompetensi dasar

:

Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Indikator

:

a. Memilih energi yang berhubungan dengan makanan. b. Mengidentifikasi karakteristik makanan yang sehat bagi tubuh. c. Mengenal zat gizi yang terkandung didalam makanan. d. Menentukan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan untuk makanan.

42

3. Kimia Kompetensi dasar

:

Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan yang terdapat dalam bahan makanan. Indikator

:

a. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan. b. Menyebutkan perbedaan bahan kimia tambahan kimia untuk makanan yang sehat dan tidak sehat bagi tubuh. c. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat dengan praktikum. d. Menunjukkan makanan yang mengandung boraks. C. Tujuan Pembelajaran 1. Pertemuan pertama Siswa mampu

:

a. Mengidentifikasi peranan energi dalam kehidupan. b. Mendefinisikan pengertian energi. c. Mengamati bentuk-bentuk energi. d. Menentukan bentuk energi yang berhubungan dengan makanan. e. Memilih energi yang berhubungan dengan makanan. f. Mengidentifikasi karakteristik makanan yang sehat bagi tubuh. g. Mengenal zat gizi yang terkandung didalam makanan. h. Menentukan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan untuk makanan. 2. Pertemuan kedua Siswa mampu

:

a. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan. b. Menyebutkan perbedaan bahan kimia tambahan kimia untuk makanan yang sehat dan tidak sehat bagi tubuh. c. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat dengan praktikum. d. Menunjukkan makanan yang mengandung boraks.

43

D. MATERI PEMBELAJARAN Energi (Fisika)

Bahan kimia tambahan untuk makanan Bahan kimia buatan dan alami pada makanan (Kimia)

Makanan dan kandungannya (Biologi)

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN Pendekatan

: Kontekstual

Metode

: Ceramah, ekperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan.

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pertemuan pertama Alokasi waktu

: 2 jam pelajaran.

Materi

: Energi, hubungan makanan dan energi, zat gizi yang terkandung didalam makanan.

Kegiatan Tahapan kegiatan

: Diskusi Kegitan pembelajaran

Motivasi : Pernahkah kalian membeli makanan kemasan setelah berolah raga?

Materi

Kegiatan observer, guru, dan siswa

Energi dan makanan

1. Observer mengamati motivasi yang diberikan guru untuk siswa serta respon yang diberikan. 2. Observer mengamati apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan awal

Elaborasi 1. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Energi 2. Guru memperlihatkan media pembelajaran tentang energi dalam Kegitan kehidupan kepada siswa. inti 3. Siswa memperhatikan video yang diperlihatkan oleh guru. Alat : Animasi energi dalam kehidupan; orang 44

1. Observer mengamati guru dalam membagi kelompok.

berlari, orang sedang bersepeda, Animasi yang berhubungan dengan energi. Eksplorasi 1. Guru menjelaskan materi energi. 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 3. Guru memberi contoh kepada siswa menggunakan media video tentang bentuk-bentuk energi. Alat : Video bentuk-bentuk energi 4. Siswa memperhatikan video. 5. Guru bersama siswa berdiskusi tentang bentuk energi yang berhubungan dengan makanan. 6. Guru meminta perwakilan siswa untuk lari-lari kecil didalam kelas. Alat : Perwakilan siswa 7. Siswa yang ditunjuk guru melakukan lari-lari kecil didalam kelas. 8. Guru meminta perwakilan siswa yang melakukan lari-lari untuk mengambil contoh makanan. Alat : Makanan 9. Siswa memakan makanan tersebut. 10. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai hubungan larilari dengan makanan. 11. Siswa menjawab pertanyaan guru. 12. Guru menjelaskan macam-macam zat gizi yang terkandung didalam makanan. 13. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 14. Guru memperlihatkan media pembelajaran (video) kepada siswa tentang zat gizi yang terkandung didalam makanan. Alat : Video makanan 15. Siswa memperhatikan video. 16. Guru meminta kepada siswa menyimpulkan manfaat zat gizi bagi tubuh. 17. Siswa mencatat manfaat masing-masing zat gizi. 18. Guru menjelaskan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan. 45

Energi Bentukbentuk energi

Hubungan energi dan makanan

Makanan sehat

Zat gizi yang terkandung didalam . makanan Manfaat zat gizi yang terkandung didalam makanan

Hubungan makanan dan bahan kimia tambahan untuk makanan.

1. Observer mengamati proses pembelajaran. 2. Guru memberikan informasi tentang materi yang dipelajari dengan cara membawa contohcontoh yang nyata. 3. Observer mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pengamatan. 4. Observer mengamati keaktifan siswa. 5. Observer mengamati cara guru memadukan materi energi dan makanan. 6. Observer mengamati siswa ketika mendengarkan penjelasan guru.

19. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan berdiskusi mengenai hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan. 1. Observer mengamati guru dalam menjawab pertanyaan siswa. 2. Observer mengamati guru ketika membimbing siswa untuk meyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Konfirmasi 1. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai materi-materi yang belum dipahami. Kegiatan 2. Siswa menanyakan beberapa hal yang penutup belum dipahami. 3. Siswa diminta membuat kesimpulan. 4. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa. 2. Pertemuan kedua

Tahap kegiatan

Alokasi waktu

: 2 jam pelajaran.

Materi

: Bahan kimia tambahan untuk makanan.

Kegiatan

: Praktikum, diskusi

Kegiatan

Materi

Motivasi : Masih ingatkah kalian dengan ciri-ciri makanan yang sehat bagi tubuh kita Kegiatan dan makanan yang tidak sehat bagi tubuh awal kita ? Elaborasi 1. Guru membagi siswa dalam 8 kelompok. 2. Guru menjelaskan bahan-bahan kimia didalam makanan. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Eksplorasi 1. Guru membimbing siswa mendiskusikan jenis-jenis bahan kimia tambahan pada makanan. Kegiatan 2. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya inti tentang jenis-jenis bahan kimia tambahan didalam makanan. 3. Guru memperlihatkan kepada siswa video tentang dampak penggunaan bahan kimia tambahan untuk makanan yang tidak sesuai dengan peraturan. Alat : video bahaya pewarna bagi tubuh. 4. Siswa memperhatikan video.

Makanan dan 1. Observer mengamati motivasi bahan kimia yang diberikan guru untuk siswa tambahan serta respon yang diberikan. untuk makanan Bahan kimia tambahan untuk makanan

Jenis-jenis bahan kimia tambahan untuk makanan Dampak bahan kimia tambahan yang tidak untuk dikonsumsi

Perbedaan 46

Kegiatan observer, guru dan siswa.

1. Observer mengamati kemampuan dalam pembagian kelompok.

1. Observer mengamati proses pembelajaran. 2. Observer mengamati siswa selama proses pembelajaran. 3. Observer mengamati siswa selama mengamati video pembelajaran. 4. Observer mengamati kegiatan siswa selama praktikum berlangsung. 5. Observer mengamati guru selama proses praktikum.

5. Guru mengadakan percobaan untuk mengetahui perbedaan pewarna makanan buatan dan alami, uji coba boraks. 6. Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru.

pewarna buatan dan alami untuk makanan

Uji coba pewarna buatan dan alami. Alat : a. Wadah tempat untuk merebus. b. Pembakar spirtus. c. Penjepit Bahan : a. 2 buah benang wol berwarna putih. b. Larutan cuka. c. Daun pandan. d. Sirup/pewarna tekstil Cara kerja : a. Siapkan 2 benang wol yang masingmasing dimasukkan kedalam wadah. b. Masukkan air secukupnya kedalam wadah. c. Wadah A diberi daun suji san wadah B diberi laruran sirup/pewarna tekstil. d. Rebus kedua wadah tersebut menggunakan pembakar spirtus. e. Setelah 10 menit, angkat rebusan benang wol dan cuci menggunakan air beberapa kali. f. Amati apa yang terjadi pada kedua benang wol tersebut. Uji coba boraks Alat : Mortar, alu, saringan, mangkuk. Bahan : Bakso, kunyit Cara kerja: a. Haluskan bakso dengan menggunakan mortar dan alu. b. Letakkan bakso yang sudah dihaluskan kedalam mangkuk. c. Cuci mortar dan alu. d. Kupas kulit kunyit, haluskan menggunakan mortar dan alu. e. Saring kunyit menggunakan penyaring. f. Siramkan air kunyit ke atas bakso. 47

g. Amati apa yang akan terjadi. 7. Guru meminta siswa menulis hasil praktikum pada lembar pengamatan. 8. Siswa menulis hasil pengamatan pada lembar pengamatan. Kegiata akhir

Konfirmasi 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 3. Guru membimbing siswa untuk mengisi teka-teki silang (TTS) yang telah disediakan pada bahan ajar IPA terpadu. 4. Guru membimbing siswa dalam memberikan jawaban TTS yang benar. 5. Guru memberikan tugas rumah.

48

1. Observer mengamati kegiatan guru dalam membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung serta peran guru dalam membimbing siswa untuk melakukan refleksi dengan cara mengisi teka-teki silang yang telah disiapkan dan memberikan tugas rumah.

G. Penilaian 1. Teknik

: Tes

2. Bentuk instrumen

: Soal pilihan ganda dan uraian

Contoh instrumen Pisang merupakan makanan yang mengandung vitamin A yang berfungsi sebagai ... a. b. c. d.

Membantu proses metabolisme tubuh Sumber energi Menyimpan cadangan makanan Mengganti sel-sel tubuh yang rusak

Tujuan Joni makan setelah bermain sepak bola adalah ... a. b. c. d.

Mengisi perutnya agar tidak lapar Menghabiskan makanan yang telah dimasak oleh ibunya Menghilangkan suara “krucukkkkkkkk” dari dalam perutnya Mengganti energi yang hilang karena bermain sepak bola.

Jawaban a.Membantu proses metabolisme tubuh

d. Mengganti energi yang hilang karena bermain sepak bola.

Nilai : Skor yang diperoleh Skor maksimal

X100

H. Sumber belajar a. Bahan ajar IPA terpadu b. Buku IPA SMP I. Media belajar a. LCD. b. Slide power point Muntilan, Mengetahui Guru IPA

2013 Praktikan

Sarjono, S.Pd NIP. 196603291990031007

Azmi Izati NIM 4001409045

49

skor

1

1

Lampiran 3 HASIL UJI KELAYAKAN ISI TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN Instrumen I = Kelayakan Isi KOMPONEN

BUTIR

1. Keluasan materi 2. Kedalaman materi 3. Keakuratan fakta 4. Keakuratan konsep 5. Akurasi prinsip/hukum B. Keakuratan 6. Keterkaitan konsep Materi dengan materi 7. Keakuratan keterpaduan indikator 8. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu 9. Keterkinian fitur C. Kemutakhiran (contoh-contoh) 10. Kutipan termasa (up to date ) 11. Memacu rasa ingin tahu D. Menumbuhkan 12. Memberi tantangan Keingintahuan untuk belajar lebih jauh TOTAL P(%) KETERANGAN VALIDATOR A. Cakupan Materi

50

SKOR Validasi tahap I Validasi tahap II 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

3

3

42 87,5 Sangat Layak Ir. Winarni, M.Si

46 95,8 Sangat Layak Sarjono, S.Pd

51

52

53

54

Lampiran 4 HASIL UJI KELAYAKAN PENYAJIAN TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN Instrumen II = Kelayakan Penyajian KOMPONEN

BUTIR

1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab 2. Kelogisan penyajian A. Teknik 3. Keruntutan konsep Penyajian 4. Hubungan antarfakta, antarkonsep, dan antarprinsip serta antarteori 5. Berpusat pada siswa 6. Keterlibatan siswa 7. Kesesuaian dengan karakteristik mata pelajaran 8. Kemampuan B. Penyajian merangsang Pembelajaran kedalaman berpikir siswa 9. Kemampuan memunculkan umpan balik untuk evaluasi diri 10. Pengantar 11. Daftar Isi 12. Glosarium C. Kelengkapan 13. Daftar Pustaka Penyajian 14. Rangkuman 15. Evaluasi 16. Kunci jawaban soal TOTAL P(%) KETERANGAN VALIDATOR

SKOR Validasi tahap I Validasi tahap II 3

3

3 3

4 4

4

4

3 3

4 4

4

4

4

4

3

4

4 4 4 4 4 3 4 57 89,1 Sangat Layak Izzah F, S. Pd

55

4 4 4 4 4 4 4 63 98,4 Sangat Layak Erna W, S.Pd

56

57

58

59

Lampiran 5 HASIL UJI KELAYAKAN KEBAHASAAN TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN Instrumen III = Kelayakan Kebahasaan KOMPONEN

BUTIR

SKOR Validasi tahap I Validasi tahap II

1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan A. Sesuai dengan berpikir siswa Tingkat 2. Kesesuaian Perkembangan dengan tingkat Siswa perkembangan sosial-emosional siswa 3. Keterpahaman siswa terhadap pesan B. Komunikatif 4. Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan 5. Kemampuan memotivasi siswa untuk merespon C. Dialogis dan pesan Interaktif 6. Dorongan berpikir kritis pada siswa 7. Ketepatan struktur kalimat D. Lugas 8. Kebakuan istilah 9. Ketertautan antarbab, antara bab dan subbab, antar subbab dalam bab, antar alinea dalam subbab E. Koherensi dan 10. Ketertautan antar Keruntutan Alur kalimat dalam Pikir satu alinea 11. Keutuhan makna dalam bab, subbab, dan makna dalam satu alinea F. Kesesuaian 12. Ketepatan 60

4

4

4

4

3

4

4

4

3

3

3

3

2

3

2

4

3

3

3

4

4

4

2

3

dengan Kaidah tatabahasa Bahasa 13. Ketepatan ejaan Indonesia yang Benar G. Penggunaan 14. Konsistensi Istilah dan penggunaan Simbol/ istilah Lambang 15. Konsistensi penggunaan simbol/lambang TOTAL P(%) KETERANGAN VALIDATOR

2

3

4

4

4

4

47 78,3 Layak Stephani, S. Hum

54 90,0 Sangat Layak Darmiyanti, S. Pd

61

62

63

64

65

Lampiran 6 FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL Sekolah

: SMP N 3 Muntilan

Jumlah Soal

: 25

Mata Pelajaran : IPA terpadu

Bentuk Soal/tes: Pilihanganda

Kurikulum

Penyusun

: KTSP

Kelas/Semester: VIII/2 Materi Bahan kimia tambahan untuk makanan

Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan

: Azmi Izati

Alokasi Waktu : 2X40 menit Kompetensi Dasar 5.3Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.4Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Indikator soal Soal

Kunci Jawaban

Kompetensi kognitif

Mengidentifikasi peranan energi dalam kehidupan.

13

C

C4

Mendefinisikan pengertian energi.

1 4

A B

C1 C1

Mengamati bentuk-bentuk energi.

14

B

Menentukan bentuk energi yang berhubungan dengan makanan.

5

C

Memilih energi yang berhubungan dengan makanan

3

D

C2

Mengidentifikasi karakteristik makanan yang sehat bagi tubuh.

2 22

C A

C1 C2

7 15 16 23 24

C A A C D

C1 C1 C2 C3 C2

25

A

C4

6 9 11

B A A

C2 C2 C1

Mengenal zat gizi yang terkandung didalam makanan

Menentukan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan untuk makanan. 4.3Mendeskripsikan bahan kimia alami dan buatan

Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk 66

C1

C1

dalam kemasan yang terdapat dalam bahan makanan

Muntilan, Mengetahui Guru IPA

makanan. Menyebutkan perbedaan bahan kimia tambahan kimia untuk makanan yang sehat dan tidak sehat bagi tubuh.

10 12 21

C A A

Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat dengan praktikum.

8 17 18

B D B

Menunjukkan makanan yang mengandung boraks.

19 20

A A

2013 Praktikan

Sarjono, S.Pd NIP. 196603291990031007

Azmi Izati NIM 4001409045

67

C2 C1 C1

C1 C2 C4

C3 C1

Lampiran 8 SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Materi

: Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan

Kelas/Semester

: VIII/II

Waktu

: 40 menit

Petunjuk umum : 1. Tulis identitas kalian pada lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Bacalah soal baik-baik sebelum menjawab. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap paling benar. Soal nomor 1-5! Joni setiap sore bermain sepak bola dengan teman-temannya. Sepak bola adalah hobi Joni. Ketika bermain sepak bola, Joni membutuhkan banyak energi. Setelah bermain sepak bola, Joni bersama

teman-temannya

saling mengobrol

dan

bercanda.

Tiba-tiba,

terdengar

bunyi

“krucukkkkkkkk” dan semua teman Joni tertawa terbahak-bahak karena mendengar suara tersebut. Suara itu berasal dari perut Joni. Sesampai dirumah, ibu Joni sudah banyak memasak makanan antara lain nasi, sayur bayam, tahu, tempe, dan telur. Makanan tersebut mengandung zat gizi yang berguna bagi tubuh Joni. Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, lemak dan protein. 1. Kemampuan untuk melakukan kerja seperti yang dilakukan Joni yaitu bermain sepak bola, disebut ... a. Energi

c. Gaya

b. Daya

d. Usaha

2. Zat gizi yang terkandung pada tempe disebut ... a. Karbohidrat

c. Protein

b. Lemak

d. Vitamin

68

3. Tujuan Joni makan setelah bermain sepak bola adalah ... a. Mengisi perutnya agar tidak lapar b. Menghabiskan makanan yang telah dimasak oleh ibunya c. Menghilangkan suara “krucukkkkkkkk” dari dalam perutnya d. Mengganti energi yang hilang karena bermain sepak bola. 4. Energi yang tersimpan dalam persenyawaan kimia disebut ... a. Energi panas

c. Energi kinetik

b. Energi kimia

d. Energi potensial

5. Energi yang berhubungan dengan makanan disebut … a. Gravitasi

c. Kimia

b. Potensial

d. Gerak

Soal nomor 6-12! Gethuk lindri terbuat dari singkong. Singkong merupakan bahan makanan yang berasal dari alam dan mengandung zat gizi tinggi. Selain mengandung zat gizi, gethuk juga memiliki warnawarna yang menarik. Warna yang dimiliki gethuk berasal dari bahan kimia tambahan untuk makanan yang biasa disebut zat aditif untuk makanan. Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau makanan dengan tujuan agar bahan makanan itu memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna, bau atau sifat-sifat tertentu. Terdapat 4 macam bahan kimia tambahan untuk makanan, yaitu pewarna, pengawet, pemanis dan penyedap makanan. Pengkonsumsian bahan kimia tambahan untuk makanan yang mengandung logam dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh kita. Perhatikanlah tabel dibawah ini. Zat aditif Pewarna Pengawet

Pemanis Penyedap

FDC Blueberry Asam benzoat Boraks Jeruk nipis Sakarin Gula MSG Lengkuas

Buatan Alami Dapat dikonsumsi √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

√ √ √

69

√ √ √

6. Zat yang ditambahkan pada suatu makanan dengan tujuan agar makanan itu memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna, bau atau sifat-sifat tertentu disebut…. a. Zat kimia b. Zat aditif c. Zat adiktif d. Zat gizi

7. Zat yang terkandung pada singkong sebagai pengganti nasi disebut ... a. Protein b. Lemak c. Karbohidrat d. Protein nabati

8. Blueberry, pemberi warna alami violet. Pewarna ini disebut ... a. Batakarotin b. Phycocyanin c. Kurkumin d. Klorofil 9. Bahan kimia tambahan yang mengandung logam dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker, disebut .... a. Karsinogenik b. Kitosan c. Asam sorbat d. Karotin

10. Penyakit yang timbul karena mengkonsumsi Monosodium glutamat secara terus menerus disebut ... a. Phycocyianin b. Marasmus c. China syndrome d. Hepatitis 11. Garam, termasuk zat aditif alami yang disebut ... a. Pengawet makanan b. Pewarna makanan 70

c. Penyedap makanan d. Pemanis makanan 12. FDC, merupakan pewarna makanan yang baik digunakan untuk makanan, obat dan kosmetik. Kepanjangan dari FDC adalah ... a. Food, Drug and Cosmetic b. Food, Dring and Cosmetic c. Fruit, Drug and Cosmetic d. Fish, Dring and Cosmetic Soal nomor 13-16! Setiap hari minggu, Arif pergi bersepeda. Setelah bersepeda cukup lama, ia akan mengeluarkan keringat dan merasa lelah. Ketika Arif sampai rumah, ia langsung pergi kemeja makan yang terdapat berbagai macam menu. Diantaranya adalah nasi putih, sayur kacang, semur telur balado, ikan bandeng presto, buah-buahan, dan minuman. Arif mengambil Nasi putih, ikan bandeng dan buah pisang. Selesai makan, Arif mengambil roti yang terdapat di dalam kulkas. Roti tersebut berwarna menarik, rasanya sangat manis dan mampu bertahan lama. 13. Keringat yang dihasilkan Arif ketika bersepeda menunjukkan bahwa setiap kegiatan membutuhan ... a. Usaha b. Lemak c. Energi d. Daya 14. Secara umum, energi dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu ... a. Potensial, listrik, panas dan mekanik b. Kimia, listrik, mekanik, dan panas c. Kimia, listrik, mekanik, dan panas d. Potensial, mekanik, panas, dan kimia

15. Zat gizi yang terkandung di dalam kuning telur adalah ... a. Lemak hewani b. Protein hewan c. karbohidrat d. Protein

71

16. Pisang merupakan makanan yang mengandung vitamin A yang berfungsi sebagai ... a. Membantu proses metabolisme tubuh b. Sumber energi c. Menyimpan cadangan makanan d. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak

Soal nomor 17-18! Minggu yang lalu, Ani melakukan uji coba pewarna alami dan buatan. Ia menggunakan benang wol sebagai media tempat menempelnya pewarna, daun suji, pewarna tekstil dan larutan cuka. Hasil uji coba tersebut menunjukkan benang wol yang direbus dengan daun suji setelah dicuci warna daun suji akan hilang, sedangkan benang wol yang direbus menggunakan pewarna tekstil setelah dicuci warna pewarna tekstil masih melekat pada benang wol. 17. Dari bahan-bahan yang digunakan Ani, bahan yang menunjukkan pewarna alami adalah ... a. Benang wol b. Pewarna tekstil c. Larutan cuka d. Daun suji 18. Kesimpulan dari uji ciba yang dilakukan Ani adalah ... a. Warna yang menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa pewarna tersebut aman untuk dikonsumsi b. Warna yang tidak menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa pewarna tersebut aman untuk dikonsumsi c. Warna yang menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa pewarna tersebut merupakan pewarna alami d. Warna yang tidak menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa pewarna tersebut tidak aman untuk dikonsumsi Soal nomor 19-20! Setelah melakukan uji coba pewarna makanan, Ani melakukan uji coba boraks. Bahan yang ia gunakan adalah tahu dan kunyit. Tahu yang sudak dihaluskan akan ditetesi air kunyit yang berasal dari kunyit yang dihaluskan. Tahu yang mengandung boraks, maka warna air kunyit akan berubah menjadi merah sedangkan tahu yang tidak mengandung boraks, warna air kunyit akan tetap berwarna orange.

72

19. Makanan yang mengandung boraks, apabila ditetesi air kunyit maka air kunyit akan beruabah warna menjadi ... a. Merah b. Orange c. Biru d. Kuning 20. Bahan pewarna alami yang digunakan sebagai indikator warna pada uji coba boraks adalah ... a. Kunyit b. Daun suji c. Wortel d. Cabai Soal nomor 21-22! Semakin majunya zaman, maka semakin mahal harga kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok tersebut meliputi bahan-bahan makanan yang biasa digunakan sehari-hari. Fenomena ini berdampak pada pedagang yang menjual makanan. Pemasukan yang mereka peroleh sedikit, namun pengeluaran yang harus mereka keluarkan sangat banyak. Hal ini menyebabkan beberapa penjual makanan menggunakan bahan pokok yang tidak sehat untuk makanan yang meraka jual. Mereka menggunakan formalin sebagai pengawet makanan. Terkadang pedagang menggunakan boraks untuk mengenyalkan makanannya. Pengganti formalin dan boraks dapat digunakan kitosan. Kitosan adalah hasil olahan kitin. Kitin merupakan olahan kulit udang maupun rajungan yang diolah sehingga menghasilkan kitin. Kitin yang diolah kembali akan menghasilkan kitosan. Apabila para pedagang menggunkan bahan-bahan pangan yang sehat, maka zat gizi yang terdapat di dalam makanan tidak akan hilang sehingga dapat menyehatkan pembelinya. 21. Zat yang berasal dari proses pengolahan kulit udang maupun rajungan, disebut ... a. Kitosan b. Karsinogenik c. Kapsan d. Kurkumin

73

22. Zat gizi pada makanan yang berfungsi sebagai pertumbuhan adalah ... a. Karbohidrat, lemak dan protein b. Karbohidrat, lemak, dan vitamin c. Lemak, vitamin dan mineral d. Protein, lemak dan mineral Soal nomor 23-25! Terdapat berbagai macam kios macam makanan yang berjejer sepanjang jalan utama. Pedagang menjual aneka macam masakan. Terdapat kolak yang diberi santan sehingga rasanya menjadi gurih, aneka olahan masakan yang memiliki nilai gizi tinggi. Kolak, merupakan makanan yang berbahan utama pisang, gula jawa dan santan. Seafood yang dijual beraneka macam masakan. Lisa, memilih untuk membeli kolak satu bungkus dan jus alpukat. Ketika Lisa memakan kolak, kolak tersebut terasa manis namun pada saat sampai tenggorokan akan terasa getir. Sedangkan adik Lisa membeli telur setengah matang yang digoreng menggunakan mentega. 23. Salah satu bahan utama kolak adalah santan. Santan berasal dari buah kelapa. Buah kelapa mengandung zat gizi yang disebut ... a. Protein nabati b. karbohidrat c. Lemak nabari d. VitaminPutih telur mengandung zat gizi yang disebut ... a. Lemak hewani b. Karbohidrat c. Vitamin d. Protein hewani 25. Ketika Lisa memakan kolak, kolak tersebut terasa manis, namun ketika sampai tenggorokan, kolak akan terasa getir. Hal ini menunjukkan bahwa kolak mengandung ... a. Pemanis yang dilarang untuk dikonsumsi b. Pewarna yang dilarang untuk dikonsumsi c. Penyedap cita rasa makanan yang dilarang untuk dikonsumsi d. Pengawet makanan yang dilarang untuk dikonsumsi

74

Lampiran 8 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA UJI SKALA KECIL KELAS VIII E SMPN 3 MUNTILAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8

RESPONDEN R001 R002 R003 R004 R005 R006 R007 R008 TOTAL RATA-RATA KETUNTASAN (%)

TES 88 72 84 64 88 84 76 88 644 81 88%

75

PRAK 91 100 82 93 88 96 88 100 738 92 100%

76

77

Lampiran 9

REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN KELAS VIII E SMPN 3 MUNTILAN

RES ROO1 ROO2 ROO3 ROO4 ROO5 ROO6 ROO7 ROO8 JML P(%) KET

1 2 4 4 4 4 4 4 4 30 94 SB

2 4 4 2 4 3 2 3 4 26 81 SB

3 2 4 3 4 4 3 3 4 27 84 SB

4 3 3 3 4 4 3 3 4 27 84 SB

Pernyataan 5 6 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 26 27 81 84 SB SB

Keterangan : SB : Sangat baik B : Baik CB : Cukup baik TB : Tidak baik

78

7 4 3 2 3 4 4 3 3 26 81 SB

8 4 4 2 1 4 4 3 3 25 78 B

9 3 3 2 2 4 3 4 2 23 72 B

10 4 3 2 2 4 2 4 3 24 75 B

79

80

Lampiran 10 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA UJI SKALA BESAR KELAS VIII G SMPN 3 MUNTILAN

DENGAN BAHAN AJAR Res

NILAI HASIL BELAJAR

NILAI PRAKTIKUM

NILAI HASIL BELAJAR TANPA BAHAN AJAR

R001 R002 R003 R004 R005 R006 R007 R008 R009 R010 R011 R012 R013 R014 R015 R017 R018 R019 R020 R021 R022 R023 R024 R025 R026 R027 R028 R029 R030 RERATA KELAS KETUNTASAN (%)

80 96 84 100 84 88 72 96 96 84 88 96 92 96 76 76 80 84 80 80 84 84 88 80 96 92 72 72 72 85 86

92 100 100 100 100 92 100 100 100 100 100 100 100 100 92 92 100 100 100 100 83 92 92 100 100 100 92 92 100 97 100

78 75 72 76 78 78 79 76 77 70 70 70 78 75 75 78 75 72 70 75 70 78 75 78 75 80 75 70 76 75 72

81

82

83

84

Lampiran 11

REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN KELAS VIII G SMPN 3 MUNTILAN

RES R001 R002 R003 R004 R005 R006 R007 R008 R009 R010 R011 R012 R013 R014 R015 R016 R017 R018 R019 R020 R021 R022 R023 R024 R025 R026 R027 R028 R029 P(%) KET

1 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 SB

2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 84 SB

3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 86 SB

Nomor pernyataan 4 5 6 7 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 84 80 80 91 SB B B SB

85

8 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 84 SB

9 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 88 SB

10 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 92 SB

86

87

Lampiran 12

REKAPITULASI TANGGAPAN GURU IPA TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN Res H01 H02 JML P(%) KET

1 4 4 8 100 SB

2 3 4 7 88 SB

3 4 4 8 100 SB

Nomor Pernyataan 4 5 6 7 4 4 4 3 3 3 4 4 7 7 8 7 88 88 100 88 SB SB SB SB

Keterangan : SB : Sangat baik B : Baik CB : Cukup baik TB : Tidak baik

88

8 3 4 7 88 SB

9 4 3 7 88 SB

10 3 4 7 88 SB

89

90

Lampiran 13 REKAPITULASI HASIL KINERJA GURU DALAM PERSIAPAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY Pertemuan I No

Aspek yang diamati

Pelaksanaan 1

Pendahuluan Memberi apersepsi dan motivasi peserta didik 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti Memberi informasi tentang kegiatan Mempersiapkan kelompok 2 Membagi bahan ajar dan memberi penjelasan Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario Memberikan penegasan konsep dan penguatan Penutup Membimbing peserta didik melakukan refleksi Membimbing peserta didik menarik kesimpulan 3 Melakukan feed-back pertanyaan atau tes Memberi tugas Total skor P(%)

91

2

3

4

3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 33 75

92

93

Lampiran 14 REKAPITULASI HASIL KINERJA GURU DALAM PERSIAPAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY Pertemuan II No

Aspek yang diamati

Pendahuluan Memberi apersepsi dan motivasi peserta didik 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti Memberi informasi tentang kegiatan Mempersiapkan kelompok 2 Membagi bahan ajar dan memberi penjelasan Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario Memberikan penegasan konsep dan penguatan Penutup Membimbing peserta didik melakukan refleksi Membimbing peserta didik menarik kesimpulan 3 Melakukan feed-back pertanyaan atau tes Memberi tugas Total skor P(%)

94

Pelaksanaan 1 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 40 91

95

96

Lampiran 15 REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY KELAS VIII G SMPN 3 MUNTILAN Pertemuan 1 No

Pernyataan

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

2

20

26

6

15

17

24

1

23

28

29

3

13

21

22

18

25

30

7

11

12

4

5

14

19

8

9

10

27

JML

%

1.

Siswa selalu membawa bahan ajar IPA Terpadu.

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

26

90

2.

Siswa membuka-buka bahan ajar tanpa membaca isi bahan ajar ketika guru menjelaskan.

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

0

0

1

1

0

1

0

0

0

0

13

45

3.

Siswa hanya bermain saat pelajaran berlangsung.

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

1

0

1

1

0

0

1

1

1

1

0

0

1

0

1

0

0

1

0

11

38

4.

Siswa yang aktif bertanya dalam proses pembelajaran.

1

0

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

0

1

1

1

17

59

5. 6.

Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa merespon pertanyaan guru.

1 1

0 0

1 1

1 0

1 1

1 0

1 1

1 1

1 1

0 0

1 1

0 0

0 0

0 0

0 0

1 0

0 0

0 0

0 0

0 0

1 1

1 1

0 1

1 1

0 1

1 1

1 1

1 1

1 1

17 16

59 55

7.

Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

25

86

8.

Siswa yang mengerjakan tugas non IPA pada saat pelajaran IPA berlangsung.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9.

Siswa yang tiduran pada saat pelajaran berlangsung.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

1

0

0

0

2

7

10.

Siswa mengobrol dengan temannya tanpa memperhatikan penjelasan guru.

0

1

1

0

0

0

0

0

1

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

15

52

11.

Siswa mengganggu temannya yang sedang memperhatikan penjelasan guru.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

13

45

97

REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY KELAS VIII G SMPN 3 MUNTILAN Pertemuan 2 No

Pernyataan

Kelompok 1

kelompok 2

kelompok 3

kelompok 4

kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

2

20

26

6

15

17

24

1

23

28

29

3

13

21

22

18

25

30

7

11

12

4

5

14

19

8

9

10

27

JML

%

1.

Siswa selalu membawa bahan ajar IPA Terpadu.

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

29

100

2.

Siswa membuka-buka bahan ajar tanpa membaca isi bahan ajar ketika guru menjelaskan.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

7

3.

Siswa hanya bermain saat pelajaran berlangsung.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

1

0

0

0

0

0

0

1

0

1

0

0

1

0

5

17

4.

Siswa yang aktif bertanya dalam proses pembelajaran.

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

24

83

5. 6.

Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa merespon pertanyaan guru.

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

0 0

0 0

0 0

1 1

1 1

1 1

0 1

0 1

0 1

1 1

1 1

0 1

1 1

1 1

1 1

1 1

0 1

1 1

21 26

72 90

7.

Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

29

100

8.

Siswa yang mengerjakan tugas non IPA pada saat pelajaran IPA berlangsung.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9.

Siswa yang tiduran pada saat pelajaran berlangsung.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10.

Siswa mengobrol dengan temannya tanpa memperhatikan penjelasan guru.

0

0

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

14

48

11.

Siswa mengganggu temannya yang sedang memperhatikan penjelasan guru.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

9

31

98

99

100

101

102

Lampiran 17

103

K Ka at ta aP Pe en ng ga an nt ta arr

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terselesainya penulisan Bahan Ajar IPA Terpadu

materi

Makanan

Bahan

untuk

Kimia

Sekolah

Tambahan

Menengah

untuk

Pertama/

Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Sampai saat ini belum ada bahan ajar IPA Terpadu

di

SMP/

MTs.

Oleh

karena

itu,

penulis

menyusun bahan ajar ini sebagai pendukung kegiatan pembelajaran IPA Terpadu tingkat SMP/ MTs. Setiap siswa diharapkan dapat memahami konsep IPA secara holistik (terpadu) sehingga konsep yang didapat tidak terpisah-pisah. Penyajian materi dalam bahan ajar ini disusun secara sistematis, komunikatif, dan integratif sehingga siswa dapat memahami isi dari bahan ajar ini secara mudah. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya bahan ajar ini. Kritik dan saran demi perbaikan bahan ajar ini sangat penulis harapkan. Jadikan bahan ajar ini sebagai teman dalam memahami IPA Terpadu. Selamat belajar. Penulis

k ko om mp pe et te en ns sii Standar kompetensi Memahami bahan kimia buatan untuk makanan

Kompetensi Dasar 5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 1.4 Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. 4.3 Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan yang terdapat dalam bahan makanan.

Tujuan pembelajaran Siswa mampu : 1. Menjelaskan pengertian energi. 2. Menyebutkan satuan energi. 3. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menjelaskan jenis dan fungsi makanan yang dibutuhkan manusia. 5. Mengenal macam-macam zat aditif. 6. Menyebutkan bahan pengganti zat aditif pada makanan yang berbahaya bagi kesehatan. 7. Mengetahui berbagai macam penyakit akibat penggunaan zat aditif yang berbahaya.

Materi pembelajaran Bahan kimia tambahan untuk makanan

M Ma at te errii y ya an ng g ak ka an nk kiit ta a p pe ella ajja arrii

D Da af ft ta arr iis sii Kata pengantar ........................................................................................................................................................................................2 Kompetensi ..............................................................................................................................................................................................2 Materi yang akan kita pelajari.................................................................................................................................................................2 Daftar isi ...................................................................................................................................................................................................2 Do you know? ..........................................................................................................................................................................................2 Energi dalam kehidupanku......................................................................................................................................................................2 Sehatkah makanan kita? .........................................................................................................................................................................2 Karbohidrat.........................................................................................................................................................................................2 Protein ................................................................................................................................................................................................2 Protein nabati ...............................................................................................................................................................................2 Protein hewani..............................................................................................................................................................................2 Lemak..................................................................................................................................................................................................2 Lemak hewani ...............................................................................................................................................................................2 Lemak nabati.................................................................................................................................................................................2 Vitamin ...............................................................................................................................................................................................2 Mineral ...............................................................................................................................................................................................2 Kilas balik kebiasaan kita .........................................................................................................................................................................2 Awal perkenalan ......................................................................................................................................................................................2 Zat aditif untuk makanan ........................................................................................................................................................................2 Pengertian dan jenis zat aditif ...........................................................................................................................................................2 Pewarna makanan..............................................................................................................................................................................2 Pewarna buatan............................................................................................................................................................................2 Dampak pewarna buatan .............................................................................................................................................................2 Pewarna alami ..............................................................................................................................................................................2 Uji coba pewarna alami dan buatan .......................................................................................................................................................2 Pengawet makanan makanan ...........................................................................................................................................................2 Pengawet buatan ..........................................................................................................................................................................2 Dampak pengawet butan .............................................................................................................................................................2 Pengawet alami ............................................................................................................................................................................2 Uji coba boraks ........................................................................................................................................................................................2 Pemanis makanan ..............................................................................................................................................................................2 Pemanis buatan ............................................................................................................................................................................2 Dampak pemanis buatan..............................................................................................................................................................2 Pemanis alami ...............................................................................................................................................................................2 Penyedap cita rasa makanan .............................................................................................................................................................2 Penyedap buatan ..........................................................................................................................................................................2 Dampak penyedap buatan ...........................................................................................................................................................2 Penyedap alami ............................................................................................................................................................................2 Rangkuman ..............................................................................................................................................................................................2 Asah otak .................................................................................................................................................................................................2 Kunci jawaban ..........................................................................................................................................................................................2 Glosarium .................................................................................................................................................................................................2 Daftar pustaka .........................................................................................................................................................................................2

D Do oy yo ou uk kn no ow w? ? Perhatikan gambar-gambar dibawah ini ! sumber : purnomo_w_8282008100941pm_olahraga2

sumber : sht-n1.blogspot.com

Tahukah kalian apa yang Tora lakukan setelah berolah raga?

salah satunya, Tora akan makan

istirahat? tidur? atau... makan??

tujuan Tora makan adalah untuk mengganti energi atau tenaganya yang telah hilang karena olahraga

Apakah energi itu ? untuk lebih jelasnya, ayo kita belajar bersama... 

En ne errg gii d da alla am mk ke eh hiid du up pa an nk ku u Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Kegiatan kita sehari-hari membutuhkan energi, seperti berlari, bersepeda, berjalan, nonton TV juga membutuhkan energi. sumber : kartun-berlari.html

satuan energi salam Satuan Internasional (SI) adalah Joule (J). Satuan energi dalam sistem yang lain adalah kalori, erg, dan kWh (kilo watt hours). Terdapat 4 macam energi, yaitu :

sumber : balicycling.com

energi kimia, energi listrik, energi panas, energi mekanik. Salah satu energi yang sangat dekat dengan

energi kimia adalah

kehidupan kita adalah

energi yang tersimpan

energi kimia.

dalam persenyawaan kimia.

Jadi, makanan yang sehat mampu mengembalikan energi didalam tubuh kita

Makanan banyak mengandung energi kimia yang sangat bermanfaat bagi

untuk melakukan

tubuh manusia.

aktivitas sehari-hari.

seperti apakah makanan yang sehat untuk kita ???

S Se eh ha at tk ka ah hm ma ak ka an na an nk kiit ta a? ?

sumber : penaperempuan.blogspot.com

Setiap hari kita mengkonsumsi banyak makanan. Namun,

Makanan

pernahkah kita

makanan yang mengandung zat gizi

berpikir makanan apa saja yang sehat untuk tubuh kita ???

yang

sehat

adalah

dan dapat menghasilkan energi yang berasal dari alam. makanan tersebut adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan vitamin dan mineral membantu proses metabolisme di dalam tubuh.

sumber http://arteducationx.wordpress.com/

sumber : popunews.com

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi,

Beras, jagung, ketela,

bagi tubuh kita. Energi ini

gandum adalah makanan

diperlukan untuk

yang mengandung

tumbuh, bergerak,

karbohidrat.

mempertahankan suhu tubuh, dan berkembang biak. Energi yang diperlukan oleh setiap orang per harinya berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, kegiatan, berat badan, dan usia.

sumber lenteratani.blogspot.com

sumber : sarangge.wordpress.com sumber : preventionindonesia.com

Jika kalian makan karbohidrat yang berlebihan, kelebihan ini akan disimpan dalam bentuk lemak di daerah perut, di sekeliling ginjal, jantung, dan di bawah kulit, sehingga tubuh menjadi gemuk.

Protein memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak, membentuk enzim dan hormon serta mengatur proses di dalam tubuh.

Protein terbagi menjadi 2,

Protein nabati

Protein hewani

Protein nabati diperoleh dari

Protein hewani diperoleh dari

tumbuhan, misalnya kacang-

hewan misalnya ikan, udang,

kacangan, tahu dan tempe yang

keju, cumi-cumi, dan telur.

merupakan olahan kedelai.

sumber : juraganbandeng.blogspot.com sumber : notnumber26.blogspot.com

sumber : duniabahasabangsa.blogspot.com

sumber ;indonesiaindonesia.com

sumber : bismacenter.ning.com sumber : blog.ub.ac.id

Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K., sumber energi, pelindung tubuh dari gesekan dan benturan serta suhu yang ekstrim dan sebagai cadangan makanan. Lemak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lemak hewani dan lemak nabati

Lemak nabati Buah kelapa, biji cokelat, kelapa sawit, alpukat merupakan sumber lemak nabati.

sumber : lelakisejarah.blogspot.com

sumber : lucy-vs-me.blogspot.com

sumber : wordwans.wordpress.com

Lemak hewani Lemak hewani adalah lemak yang berasal dari hewan. Contohnya adalah daging, kuning telur dan mentega.

sumber : kulinr.blogspot.com

sumber : hariansumutpos.com

sumber : www.cakefever.com

Vitamin merupakan zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk kelancaran proses-proses didalam tubuh. Tanpa vitamin, proses metobolisme di dalam tubuh bisa terganggu. Makanan yang mengandung vitamin diantaranya adalah buah-buahan dan sayuran.

sumber : priscillatasya.com

sumber : xinxinfoods.com

Mineral merupakan bahan-bahan anorganik (tak hidup). Mineral berfungsi sebagai pelarut anorganik dalam tubuh, pembawa zat-zat yang dibutuhkan dan zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh, mendukung terjadinya reaksi kimia dalam tubuh, mempertahankan keseimbangan suhu tubuh.

sumber : indofiles.org sumber : id.wikipedia.org

sumber : kimling4.blogspot.com

K Kiilla as sb ba alliik kk ke eb biia as sa aa an nk kiit ta a

sumber : hasanzainuddin.wordpress.com

sumber : welcomefuturepath.blogspot.com

Apakah makanan yang kita makan mengandung zatzat kimia yang tidak sehat bagi tubuh kita ?? seperti boraks, pewarna tekstil, pemanis buatan yang sering membuat tenggorokan kita sakit.

sumber : sehatmelileaorganic.blogspot.com

A Aw wa all p pe errk ke en na alla an n Sekarang kita sudah mengetahui makanan yang sehat untuk tubuh kita.

sumber : m.kaskus.co.id

sumber : habibialisyahbana. wordpress.com

Perhatikan gambargambar ini !

Makanan-makanan ini memiliki warna yang menarik, rasanya enak, aromanya sedap. Namun sehatkah makanan ini ??? Apakah warna yang digunakan aman bagi tubuh kita ?

UNTUK LEBIH sumber : resepmasakanku.info

JELASNYA, AYO KITA PELAJARI LEBIH DALAM LAGI 

Z Za at ta ad diit tiif fu un nt tu uk km ma ak ka an na an n

pengertian dan jenis zat aditif

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau makanan dengan tujuan agar bahan makanan itu memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna, bau atau sifat-sifat tertentu.

Berdasarkan jenisnya, zat aditif dibagi menjadi dua yaitu zat aditif buatan dan zat aditif alami

Zat aditif buatan adalah bahan tambahan makanan yang terbuat dari bahan-bahan kimia. Penggunaan zat aditif buatan yang sesuai dengan takarannya dan sesaui dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), maka akan aman bagi tubuh kita.

Zat aditif alami adalah bahan tambahan makanan yang berasal dari alam. Penggunaan zat aditif alami tidak akan berbahaya bagi kesehatan kita.

Terdapat 4 macam zat aditif, yaitu : zat pewarna, zat pengawet, zat pemanis dan zat penyedap cita rasa.

Pewarna makanan Ketika kamu membeli jajan, jajan yang berwarna menarik atau yang berwarna kusam yang akan kamu pilih ??

Pewarna merupakan zat aditif yang digunakan untuk mewarnai makanan sebagai tanda kesegaran, meningkatkan selera makan dan mempertahankan warna agar tidak memudar yang disebabkan oleh cahaya matahari atau pengaruh lainnya. Terdapat 2 macam pewarna makanan, sumber : m.kaskus.co.id

yaitu pewarna buatan dan pewarna alami.

Pewarna buatan Pewarna buatan adalah bahan pewarna yang dibuat secara kimia oleh pabrik industri kimia. Terdapat 2 macam pewarna makanan, yaitu pewarna yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan dan dilarang digunakan karena berbahaya.

sumber : dapurmamienyabintang.blogspot.co m

Tabel 1.1 Beberapa zat pewarna buatan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi Zat pewarna Warna yang dihasilkan FD yellow no. 5

Kuning jingga

FD yellow no. 6

Jingga kekuningan

FD red no. 2

Merah kempuyang

FD dan C red no. 3

Merah flouresensi

FD dan C blue no. 1

Hijau kebiruan

FD and C (FDC) adalah kepanjangan dari Food, Drug and Cosmetic yang merupakan zat pewarna buatan yang baik digunakan untuk makanan, obat dan sumber : ummiummi.com

sumber : batikndesa.blogspot.com

kosmetik.

Tabel 1.2 Beberapa Zat pewarna buatan dilarang untuk dikonsumsi

Auramine

Orange RN

Indanthrene Blue RS

Metanil Yellow

Chocolate Brown FB

Orange G

Alkanet

Orchil and Orcein

Oil Yellow AB

Butter Yellow

Oil Orange XO

Ponceau 6R

Fast Red E

Ponceau 3 R

Rhodamin B

Violet 6 B

Scarlet GN

Black 7984

Penggunakan zat pewarna buatan secara berlebihan akan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita.

Dampak pewarna buatan zat pewarna buatan

tubuh manusia

metabolisme tubuh

Karsinogenik adalah bahan yang dapat

merangsang

pertumbuhan

karsinogenik

sel-sel kanker dalam tubuh kita.

untuk lebih amannya, lebih baik kita menggunakan bahan pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berada disekitar kita.

Pewarna alami Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang diambil dari tumbuhtumbuhan. Penggunaan pewarna alami secara berlebihan tidak akan menimbulkan efek samping bagi tubuh kita. Daun suji, pemberi warna hijau. Biasanya digunakan pada pewarnaan kue lapis. Zat warna hijau ini disebut dengan zat warna klorofil.

sumber : campakakaromah.blogspot.com

Wortel, pemberi warna kuning/orange. Zat warna pada wortel disebut juga beta-karoten sumber : okefood.com

Kunyit, pemberi warna kuning. Kunyit untuk memberi warna pada tahu, nasi kuning. Pewarna kunyit ini disebut dengan kurkumin sumber : bubursumsum.blogspot.com

Cabai, pemberi warna merah untuk masakan rendang, sayur ikan. Zat warna merah ini disebut dengan kapxantin

buah blueberry, pemberi warna biru kevioletan. Zat warna biru ini disebut dengan phycocyanin

U Ujjii cco ob ba ap pe ew wa arrn na aa alla am mii d da an nb bu ua at ta an n Tujuan : Mengetahui perbedaan pewarna alami dan buatan. Alat :

Bahan :

a. Wadah tempat untuk merebus.

a. 2 buah benang wol berwarna putih.

b. Pembakar pirtus.

b. Larutan cuka.

c. Penjepit.

c. Daun pandan. benang wol

d. Pewarna tekstil.

berwarna putih

Larutan cuka

Daun pandan pembakar spirtus

pewarna tekstil

Cara kerja : a. Siapkan 2 benang wol yang masing-masing dimasukkan kedalam wadah. b. Masukkan air secukupnya kedalam wadah. c. Wadah A diberi daun pandan,wadah B diberi pewarna tekstil. d. Tambahkan beberapa tetes larutan cuka. d. Rebus kedua wadah tersebut menggunakan pembakar spirtus. e. Setelah 10 menit, angkat rebusan benang wol dan cuci menggunakan air beberapa kali. f. Amati apa yang terjadi pada kedua benang wol tersebut. Kesimpulan : Warna yang masih melekat pada benang wol, menunjukkan bahwa pewarna yang digunakan adalah pewarna buatan yang tidak baik bagi tubuh kita.

Pengawet makanan makanan

Makanan yang terbungkus kaleng dan makanan yang sudah dikemas rapat mayoritas mampu bertahan hingga berbulan-bulan dan rasanya tidak berubah.

Tahukah kamu mengapa hal ini bisa terjadi ??

Makanan berkaleng dan makanan lainnya yang mampu bertahan lama dikarena sumber : aisklopedia.blogspot.com

terdapat bahan pengawet dalam proses pembuatannya.

Bahan pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada makanan dan minuman agar tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. Terdapat beberapa zat pengawet buatan yang aman digunakan, yaitu natrium benzoat, asam sitrat. Beberapa makanan juga menggunakan bahan pengawet berbahaya seperti borak dan formalin yang tidak sehat bagi tubuh.

sumber : pendidikananakusiadini2.blogspot.com

Pengawet buatan Formalin, pengawet biasa digunakan untuk mengawetkan mayat maupun hewan yang sudah mati. sumber : tahubakso.net

sumber : iqbalitp2010.blog.unsoed.ac.id

Boraks, hanya boleh dipergunakan dalam industri non pangan.

Tabel 1.3 Beberapabahan pengawet makanan yang diizinkan untuk dikonsumsi Asam benzoat

Kalium metabisulfit

Kalsium propionat

Asam propinat

Kalium nitrat

Kalsium sorbat

Asam sorbat

Kalium nitrit

Natrium benzoat

Belerang dioksida

Kalium propionat

Metil p-hidroksi benzoat

benzoat

Kalium sorbat

Natrium bisulfit

Kalium benzoat

Kalium sulfit

Natrium metabisulfit

Kalium bisulfit

Kalsium benzoat

Natrium nitrat

Etil p-hidroksi

Dampak pengawet butan Penggunaan formalin menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Adapun penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit. Adapun alternatif pengawet yang lebih sehat, yaitu pengawet alami. Pengawet alami dalam berupa gula maupun garam.

Pengawet alami Cara pengawetan secara alami adalah dengan cara pengeringan, pengasinan, pengasapan, pemanisan, dan pembekuan makanan. Pengawetan juga dapat dilakukan dengan pemberian air jeruk nipis. Gula, biasa

Garam biasanya

Pemberian air jeruk

digunakan dalam

digunakan dalam

nipis , bisa digunakan

pembuatan manisan

pembuatan asinan.

sebagai pengawet nasi

sumber : yesheaanggraanggrie.blogspot.com

Lengkuas, digunakan sebagai pengawet ikan

sumber : eviramdani.wordpress.com

sumber : anachusnul.blogspot.com

Tahukah kalian, apa itu kitosan ??? Kitosan adalah serat alami yang dibuat dari kulit udang/rajungan. Kitosan dapat digunakan

sebagai

pengawet

bakso,

sosis, nugget. kitosan dapat dimanfaatkan sebagai penghambat perbanyakan sel kanker lambung manusia dan meningkatkan sumber : laciberita.wordpress.com

daya tahan tubuh.

Ujjii cco ob ba ab bo orra ak ks s Tujuan : Mengetahui kandungan boraks yang ada pada makanan.

Alat : Mortar dan alu Penyaring air mangkuk Bahan : tahu

Mortar dan alu

Kunyit

penyaring air

Cara kerja 1. Haluskan tahu dengan menggunakan mortar dan alu. 2. Letakkan tahu yang sudah dihaluskan kedalam mangkuk yang berbeda. 3. Cuci mortar dan alu. 4. Kupas kulit kunyit, haluskan menggunakan mortar dan alu. 5. Saring kunyit menggunakan penyaring. 6. Siramkan air kunyit ke atas tahu. 7. Amati apa yang akan terjadi.

Kesimpulan Jika tahu mengandung boraks, maka air kunyit yang diteteskan akan berubah warna menjadi merah.

Pemanis makanan Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Terdapat 2 macam pemanis, yaitu pemanis buatan dan pemanis alami.

sumber : m.kaskus.co.id

pemanis buatan zat pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi.

sumber : nuurislami.blogspot.com

Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. contoh-contoh pemanis buatan adalah sakarin, garam-garam siklamat, dan aspartum. sumber : sinosweet.en.alibaba.com

dampak pemanis buatan Penggunaan zat pemanis alami yang berlebihan dapat mengakibatkan Diabetes maupun obesitas.

Tahukah kalian ??? Sakarin = 400 kali kemanisan gula alami. Siklamat = 30 kali pemanis alami.

Pemanis alami gula alami lebih baik daripada gula sintetis karena lebih aman untuk kesehatan. Contoh pemanis alami adalah buah ara.

Jika kita mengkonsumsi zat pemanis alami secara berlebihan, dapat mengakibatkan obesitas dan diabetes. Maka penggunaan zat pemanis alami harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Penderita diabetes masih dapat mengkonsumsi gula, namun harus gula yang terbuat dari jagung maupun gula yang terbuat dari buah-buahan (fruktosa).

Sudah banyak merek dagang yang menjual gula jagung dan gula fruktosa.

Penyedap cita rasa makanan

Apa yang akan kalian lakukan untuk membuat makananmu terasa enak ??

Untuk membuat cita rasa masakan lebih sedap, kita menambahkan penyedap rasa.

Penyedap buatan sumber : foodtech46.wordpress.com

Bahan penyedap buatan yang biasa digunakan adalah MSG (Monosodium glutamat).

MSG dibuat dari sari tetes tebu yang difermentasi oleh bakteri khusus. MSG memiliki sifat tidak berbau, rasanya manis campur asin, terasa enak di sumber : bikinngiler.wordpress.com

mulut, dapat menekan aroma bawang.

Dampak penyedap buatan Bagi orang yang alergi MSG, maka makanan yang dikonsumsi mengandung MSG dapat menyebabkan penyakit Chinese Restaurant Syndrome atau biasa dikenal dengan China syndrome.

Penyedap alami Terdapat banyak bahan alami yang dapat digunakan sebagai penyedap makanan.Diantaranya adalah terasi, jeruk nipis, kayu manis, lengkuas, daun salam, air kaldu, dan gula jawa

Lengkuas

Daun salam

sumber : resepmasakanku.info

Air kaldu

sumber : lp2es.com

Terasi

sumber : blog.sedapur.com

sumber : resepmasakanindonesia.info

Kayu manis

sumber : kesehatan.segiempat.com

Gula jawa

sumber : manma90.blogspot.com

Penggunaan penyedap alami harus susai dengan makanan yang kalian masak. Apabila salah, masakan kalian akan terasa tidak sedap .



R Ra an ng gk ku um ma an n 1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. 2. Terdapat 4 macam energi, yaitu energi kimia, listrik, panas dan mekanik. 3.

Makanan

yang

sehat

adalah

makanan

yang

mengandung zat kimia, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. 4. Zat aditif terbagi menjadi 4 macam, yaitu zat pewarna,

zat

pemanis,

zat

pengawet,

dan

zat

penyedap cita rasa. 5. Berdasarkan sumbernya, zat aditif terbagi menjadi 2 macam, yaitu zat aditif sisntetik dan zat aditif alami. 6. Setiap zat aditif memiliki fungsi yang berbeda-beda dan memiliki efek samping yang berbeda pula. 7. Penggunaan zat aditif buatan yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan tubuh. 8. Zat aditif alami merupakan alternatif zat aditif buatan yang sehat untuk dikonsumsi.

A As sa ah ho ot ta ak k Bacalah pertanyaan sebelum mengisi kotak kosong yang telah disediakan Mendatar : 1. Bahan makanan sumber energi 5. Pengganti sel tubuh yang rusak 8. Zat pengawet keju 9. Bahan pengganti pemanis buatan 11. Monosodium glutamat 13. Zat pewarna alami 15. Bahan pewarna alami pencegah kanker 16. Cara pengawetan yang sehat untuk makanan 17. Penyakit kelebihan zat pemanis alami 21. Penyakit alergi MSG 22. Kemampuan untuk melakukan kerja Menurun : 2. Bahan pengenyal bakso 3. Buah pemanis alami 4. Zat aditif tidak berbahaya 6. Zat pemanis alami 7. Pengawet mayat 10. Terdapat kurang dari 70-80% didalam tubuh 12. Bahan yang merangsang pertumbuhan sel kanker 14. FD dan C green no 3 18. Salah satu zat aditif 19. Energi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. 20. Food, Drug and Cosmetic

Isilah kotak-kotak kosong dibawah ini 1

4

3

2 5

6

7

8 9

11

10

12

14

13

16

15 17

18 19 21

22

29

20

k ku un nccii jja aw wa ab ba an n Mendatar : 1. Karbohidrat 5. Protein 8. Asam sorbat 9. Gula 11. MSG 13. Kunyit 15. Wortel 16. Asinan 17. Diabetes 21. China Syndrome 22. Energi Menurun : 2. Boraks 3. Ara 4. Alami 6. Madu 7. Formalin 10. Mineral 12. Karsinogenik 14. Hijau tua 18. Pengawet 19. Kimia 20. FDS

30

g gllo os sa arriiu um m Asam sorbat : Zat pengawet anti jamur/fungi. Boraks : Bahan industri non pangan. China Syndrome : Penyakit alergi terhadap MSG. Diabetes : Penyakit kencing manis akibat pengkonsumsian pemanis alami secra berlebihan. Energi : kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. FDC : Zat pewarna buatan yang baik digunakan untuk makanan, obat dan kosmetik. Formalin : Bahan pengawet mayat. Karbohidrat : Zat makanan yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Karsiogenik : Bahan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker didalam tubuh. Lemak : Cadangan makanan bagi tubuh. Makanan : Bahan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi Mineral : Bahan-bahan anorganik. Obesitas : kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak yang berlebihan. Protein : Zat makanan yang berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Vitamin : Zat-zat yang berfungsi untuk membantu proses kelancaran prosesproses di dalam tubuh. Zat aditif : Zat yang ditambahkan apda suatu bahan/makanan dengan tujuan agar bahan makanan tersebut memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna, bau atau sifat tertentu. Zat aditif buatan : Zat aditif dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis.

31

D Da af ft ta arr p pu us st ta ak ka a Chahaya, I. Maret 2003. Bahan Tambahan Makanan, Manfaat Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Info Kesehatan, Vol. VIII, No. 1. Hal 39-45 Karim, S. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: JP Books. Permanasari, A. 2007. Kimia dalam Kehidupan Kita. Jakarta: iO IPA ABONG. Ratnani. April 2009. Bahaya Bahan Tambahan Makanan Bagi Kesehatan. Momentum, Vol. 5, No. 1. Hal 16-22. Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wijaya, A, Suryatin, B dan Salirawati, D. 2009. Cerdas Belajar IPA VIII. Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia http://www.zelenaplus.com/faq (diunduh pada tanggal 3 Februari 2013)

32

Lampiran 17

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Proses kegiatan pembelajaran

Gambar 2. Observer lesson study mengamati proses pembelajaran

104

Gambar 3. Kegiatan praktikum uji coba pewarna makanan

Gambar 4. Kegiatan praktikum uji coba boraks

105

Lampiran 18

106

Lampiran 19

107