PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI ... - Jurnal Online

29 downloads 12727 Views 323KB Size Report
penilaian dari validator dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan adalah valid. ... LKS materi trigonometri untuk siswa SMA kelas X dengan metode.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

SKRIPSI

OLEH TANTRI IKA YULANDARI NIM 209311420840

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MEI 2013

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

Oleh : Tantri Ika Yulandari Program studi Pendidikan Matematika FMIPA UM

email: [email protected] Pembimbing: Drs. Imam Supeno, M.S Dosen Jurusan Matematika FMIPA UM email: [email protected]

Abstrak: Tujuan dari penelitian pengembangan ini untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa materi trigonometri dengan metode penemuan terbimbing yang valid. Berdasarkan penilaian dari validator dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan adalah valid. Sementara itu, hasil tes pada kelompok kecil dapat disimpulkan bahwa LKS menarik dan peserta didik mampu mencapai Standar Ketuntasan Minimum dari penguasaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LKS materi trigonometri dengan metode penemuan terbimbing adalah valid.

Kata Kunci : Lembar Kerja Siswa, penemuan terbimbing, trigonometri Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada beberapa guru matematika kelas X, trigonometri adalah salah satu materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa dalam mata pelajaran matematika. Menurut beberapa siswa, trigonometri sebenarnya hanya memiliki beberapa rumus untuk diingat, namum penerapannya sangat sulit dan membuat sebagian besar siswa bingung. Sumber belajar yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar masih tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan pemahamannya secara mandiri. Dalam prosesnya, pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif akan memberikan hasil yang lebih efektif apabila guru mampu memilih suatu metode pembelajaran beserta bahan ajar yang dapat digunakan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan metode penemuan terbimbing, sedangkan bahan ajar yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk itu, pada penelitian ini mengembangkan LKS materi trigonometri dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa SMA kelas X. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan LKS materi trigonometri dengan metode penemuan terbimbing

yang valid sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran untuk melatih peserta didik berpikir kreatif secara mandiri. Menurut Suyitno (1977:40), LKS merupakan sarana untuk membantu siswa dalam menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. LKS merupakan lembaran – lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. LKS berisi petunjuk dan langkah – langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktek. Struktur LKS secara umum mencakup judul mata pelajaran, semester, tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator, informasi pendukung, tugas – tugas dan langkah – langkah kerja. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan tebentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan guru, dan dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan salah satu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang berisi informasi dan petunjuk kepada peserta didik untuk mengerjakan soal-soal maupun kegiatan belajar yang berupa praktek. Sedangkan tujuan penulis dalam pengembangan ini adalah LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang mampu meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan khususnya dalam materi trigonometri. Menurut jerome Bruner dalam Markaban (2008:9), penemuan adalah suatu proses. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah, praktek membentuk dan menguji hipotesis. Di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Dalam kegiatan pembalajarannya siswa diarahkan untuk menemukan sesuatu, merumuskan suatu hipotesa, atau menarik suatu kesimpulan sendiri. Tujuan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing adalah melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam metode ini, siswa didorong untuk belajar malalui keterlibatan aktif mereka untuk menemukan suatu konsep yang baru. Penemuan suatu konsep yang baru diawali dengan pengolahan data-data yang dapat membantu siswa untuk menentukan suatu dugaan yang kemudian dibuktikan secara formal sehingga diperoleh suatu kesimpulan dari konsep yang ingin dipelajari. Dalam metode penemuan terbimbing, peran siswa cukup besar karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. Dengan demikian belajar dengan metode penemuan terbimbing dapat melatih siswa untuk belajar secara mandiri. LKS dengan metode penemuan terbimbing yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah LKS yang dikembangkan berorientasi pada pemunculan masalah. Masalah yang dimunculkan harus sesuai dengan konsep materi yang sedang dipelajari dan dikemas secara menarik. Dalam pengembangan LKS dengan metode penemuan terbimbing ini diharapkan peserta didik akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika.

METODE LKS materi trigonometri untuk siswa SMA kelas X dengan metode penemuan terbimbing dikembangkan dengan menggunakan model konseptual. Prosedur pengembangan LKS ini didasarkan menurut Departemen Pendidikan Nasional. Tahap-tahap pengembangan LKS yaitu : (1) tahap persiapan, (2) tahap penyusunan, dan (3) tahap validasi dan penyempurnaan. Dalam tahapan uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Uji coba produk meliputi: (1) desain uji coba, dalam pengembangan LKS ini dilakukan uji coba dengan dua tahap yaitu uji coba tahap 1 tentang validasi isi terhadap LKS oleh dosen matematika dan dua guru matematika SMA dan uji coba tahap 2 oleh enam peserta didik SMA kelas X. (2) Subjek uji coba, subjek uji coba dalam pengembangan LKS ini adalah sebagai berikut. Subjek uji coba tahap 1 adalah satu dosen matematika dengan kriteria minimal telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang S2 dan dua guru matematika SMA dengan kriteria telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang S1. Subjek uji coba tahap 2 adalah enam peserta didik dengan kriteria merupakan peserta didik SMA kelas X dan/atau belum mempelajari materi tentang trigonometri dalam proses pembelajaran di kelas. (3) Jenis data, jenis data yang akan digunakan untuk memvalidasi LKS adalah data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari subjek validasi. Data kuantitatif merupakan data yang berupa skor penilaian terhadap LKS yang diberikan pada subjek uji coba pada tahap 1 dan subjek uji coba pada uji coba tahap 2 sesuai dengan kriteria penilaian pada angket yang nantinya akan dianalisis kevalidannya. Data kualitatif merupakan data yang berupa komentar atau saran terhadap LKS dari subjek uji coba pada tahap 1. Sedangkan data kualitatif dari subjek uji coba pada tahap 2 berupa komentar atau saran terhadap LKS serta jawaban terhadap aktivitas pada LKS. (4) Instrumen pengumpulan data, instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data direncanakan adalah pada uji coba tahap 1 berupa lembar validasi dan pada uji coba tahap II berupa angket dan jawaban terhadap aktivitas pada LKS. Instrumen yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas yaitu berupa lembar validasi oleh subjek uji coba tahap 1. Kriteria untuk uji validitas ini meliputi kriteria kevalidan. (5) Teknik analisis data. Untuk menganalisis data kualitatif digunakan analisis kualitatif, sedangkan untuk menganalisis data kuantitatif digunakan analisis statistik yang merupakan perhitungan prosentase skor angket. Adapun pedoman perhitungan prosentase skor angket (diadopsi dari Arikunto 1997 dalam Nisak (2010:34)). X= Keterangan: X = Nilai rata-rata masing-masing aspek Y = Total nilai jawaban dari subyek uji coba Z = Jumlah subyek uji coba

Selanjutnya pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut: Skor rata-rata

Kriteria validitas

3,26 - 4,00

Sangat Valid

2,51 - 3,25

Valid

1,76 – 2,50

Kurang Valid (direvisi)

1,00 – 1,75

Tidak Valid (revisi total)

Diadopsi dari Arikunto 1997 dalam Nisak (2010 : 34)

HASIL Penyajian data dalam penulisan ini terdiri dari 2 macam, yaitu penyajian data hasil validasi isi dan penyajian data hasil validasi empirik. Penyajian data hasil validasi isi yang terdiri dari seorang dosen matematika dan dua guru matematika diambil dari lembar validasi. Sedangkan penyajian data hasil uji coba kepada kelompok kecil yaitu enam peserta didik diambil dari angket dan hasil pengerjaan LKS. Berdasarkan hasil validasi oleh subjek uji coba tahap 1 menunjukkan bahwa hasil perhitungan setiap aspek penilaian berada pada selang 2,51 - 3,25 atau 3,26 - 4,00 yang merupakan kriteria valid atau sangat valid. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan sudah valid. Ada validator yang mengomentari mengenai penggunaan pilihan kata yang kurang tepat , ada juga yang mengomentari yaitu pada bagian uji kompetensi soalnya perlu diperbaiki. Selain itu, ada validator yang menyarankan yaitu penggunaan notasi jangan rancu dan harus konsisten, serta perhatikan dalam merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran. Data hasil uji coba pada kelompok kecil diperoleh dari hasil pengerjaan LKS oleh peserta didik dan jawaban peserta didik pada angket. Dengan menggunakan teknik analisis data hasil pengerjaan LKS oleh peserta didik yang telah diuraikan sebelumnya diketahui bahwa nilai keenam subjek uji coba telah memenuhi Standar Ketuntasan Minimal LKS. Angket peserta didik dianalisis menggunakan teknik analisis jika minimal 4 peserta didik menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama maka hasil jawaban peserta didik tersebut yang dijadikan patokan apakah aspek yang ditanyakan direvisi atau tidak. Berdasarkan hasil analisis pada angket peserta didik disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan menarik.

Hasil Revisi Setelah Uji Coba Kelompok Kecil

Ingat kembali nilai perbandingan trigonometri dari sudut-sudut istimewa. Lengkapilah tabel berikut ! Sudut Nilai Sinus Nilai Cosinus Nilai Tangen

Nilai perbandingan trigonometri pada bagian ingatkah kalian dalam aturan sinus sebelum revisi

Ingat kembali nilai perbandingan trigonometri dari sudut-sudut istimewa. (tan α =

)

Lengkapilah tabel berikut ! Sudut Nilai Sinus Nilai Cosinus Nilai Tangen

Nilai perbandingan trigonometri pada bagian ingatkah kalian dalam aturan sinus setelah revisi

SOAL EVALUASI 1. Pada segitiga ABC, jika besar sudut A = besar sudut B adalah ....

, a = 10 cm, dan b = 20. Maka

a. b. c. d. e. 2. Diketahui segitiga ABC dengan a = 35, besar sudut B = sudut C = . Besar sudut A dan panjang b adalah .... a. b. c. d. e.

, dan besar

dan 32,2 cm dan 32,2 cm dan 41,2 cm dan 41,2 cm dan 31,7 cm

3. Pada segitiga ABC, jika diketahui a = 8, b = 4√ , dan besar sudut A = , maka besar sudut B adalah .... a. b. c. d. e.

Soal Evaluasi no. 1, 2, dan 3 Sebelum Revisi

SOAL EVALUASI 1. Pada segitiga ABC, jika besar sudut A = Maka besar sudut B adalah ....

, a = 10 cm, dan b = 20 cm.

a. b. c. d. e. 2. Diketahui segitiga ABC dengan a = 35 cm, besar sudut B = sudut C = . Besar sudut A dan panjang b adalah ....

, dan besar

a. dan 32,2 cm b. dan 32,2 cm c. dan 41,2 cm d. dan 41,2 cm e. dan 31,7 cm 3. Pada segitiga ABC, jika diketahui a = 8 cm, b = 4√ cm, dan besar sudut A= , maka besar sudut B adalah .... a. b. c. d. e.

Soal Evaluasi no. 1, 2, dan 3 Setelah Revisi

PEMBAHASAN Hasil pengolahan data yang diperoleh dari subjek uji coba menunjukkan bahwa untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran diperlukan suatu metode pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi yang dipelajari. Dalam prosesnya, pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif akan memberikan hasil yang lebih efektif apabila guru mampu memilih suatu metode pembelajaran dan melaksanakannya dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, guru juga harus mampu menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan peserta didik yaitu LKS dengan metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing dapat digunakan khususnya dalam proses pembelajaran materi trigonometri karena dengan metode penemuan terbimbing peserta didik lebih mudah memahami dan menyadari pentingnya belajar matematika terutama materi trigonometri karena banyak dijumpai permasalahan dalam kehidupan yang merupakan penerapan dari materi tersebut. Dengan cara ini peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar trigonometri sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik. Dalam metode penemuan terbimbing proses pembelajarannya menekankan kepada keterlibatan dan partisipasi peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari. Dalam LKS peserta didik akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan menggunakan LKS dalam pembelajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru bertanggung jawab penuh dalam memantau peserta didik dalam proses pembelajaran. LKS yang dikembangkan memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut, (1) mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, (2) membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep, (3) melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses, (4) sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, (5) membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar, (6) membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Sementara itu, kekurangan LKS ini adalah sebagai berikut, (1) bagi siswa yang malas merasa membosankan, (2) bagi siswa yang malas akan mencontoh pekerjaan teman.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Produk yang dihasilkan pada pengembangan ini telah melalui tahap uji coba 1 atau validasi isi dan uji coba tahap 2 atau validasi empirik. Isi yang dikembangkan dalam penulisan LKS ini adalah uraian materi yang diawali dengan adanya Masalah, mencari rumus, menentukan rumus dengan langkah terbimbing sehingga didapatkan suatu kesimpulan, latihan soal, dan latihan evaluasi serta kelengkapan isi, seperti Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sasaran LKS, dan petunjuk penggunaan LKS, sehingga dapat disebut sebagai LKS. Berdasarkan hasil uji coba tahap 1 atau validasi isi, semua yang ada pada masing-masing aspek yang dinilai dinyatakan valid atau sangat valid. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LKS ini valid dan tidak perlu direvisi, serta LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai salah satu sumber bahan ajar pada materi trigonometri untuk siswa SMA kelas X. Saran Pembelajaran dengan bahan ajar berupa LKS, guru perlu mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari LKS tersebut dengan tepat dan perlu mengetahui kesiapan masing-masing siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran dengan bahan ajar berupa LKS menuntut masing-masing siswa untuk dapat belajar secara mandiri. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian dalam rangka mengembangkan bahan ajar, khususnya LKS adalah sebagai berikut, (1) pengembangan LKS ini hanya terbatas pada materi aturan sinus dan aturan cosinus, oleh karena itu diharapkan ada tindak lanjut pengembangan LKS untuk materi yang lain, (2) pengembangan LKS dengan Metode Penemuan Terbimbing perlu ditindaklanjuti lagi, (3) penggunaan LKS yang dikembangkan bisa digunakan dalam uji coba yang lebih besar dan menggunakan seluruh LKS yang dikembangkan sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, (3) sebelum LKS yang dikembangkan dicetak, sebaiknya peneliti meneliti berulangulang penggunaan kata atau kalimat dan penulisan dalam LKS yang dikembangkan, agar tidak mengganggu proses pembelajaran menggunakan LKS tersebut, (5) bagi pembaca yang tertarik dengan penelitian ini dapat mengembangkan LKS yang lebih baik dari sebelumnya, khususnya untuk LKS dengan Metode Penemuan Terbimbing, (6) guru dapat mengembangkan LKS ini sesuai dengan kondisi sekolah yang ada.

DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Nisak, Khairiyatun. 2010. Modul sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis pada Materi Statistika untuk Siswa SMP Kelas IX. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. FMIPA Universitas Negeri Malang. Suyitno. 1997. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: UNNES.