PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL ...

73 downloads 127 Views 6MB Size Report
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas. Keguruan ... Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS. MELALUI ...
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 PANDEYAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh : ANGGUN JUNI MAHARDANI X7107007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 PANDEYAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2010/2011

Oleh : ANGGUN JUNI MAHARDANI X7107007

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA

KELAS

III

SD

NEGERI

02

PANDEYAN

KECAMATAN

TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR.

NAMA

: ANGGUN JUNI MAHARDANI

NIM

: X7107007

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hari

:

Tanggal

:

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Kartono, M. Pd

Siti Kamsiyati, M. Pd

NIP. 195401011977031 001

NIP. 195806201983122 001

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 PANDEYAN KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR. NAMA

: ANGGUN JUNI MAHARDANI

NIM

: X7107007

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari

:

Tanggal

:

Tim Penguji Skripsi : Nama Terang

Tanda tangan

Drs. Sukarno, M.Pd

………………….

Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

………………….

Drs. Kartono, M.Pd

………………….

Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd

………………….

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK Anggun Juni Mahardani. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 PANDEYAN TASIKMADU KARANGANYAR. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adala model pembelajaran kooperatif tipe Bermain Jawaban dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu tahun 20010/2011. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 / 2011 terdiri dari 27 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Bentuk tindakan yang diberikan adalah pembelajaran IPS menggunakan model kooperatif tipe Bermain Jawaban. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, diadakan tes awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif interaktif. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan yaitu 72,37, dengan ketuntasan klasikal 51,85%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 77,81 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 70,37%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 86,52 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 88,88%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Bermain Jawaban dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Kata kunci: hasil belajar IPS, model pembelajaran kooperatif tipe Bermain Jawaban

commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT Anggun Juni Mahardani. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCE LEARNING OUTCOME THROUGH COOPERATIVE LEARNING IN TYPE ANSWER PLAYING OF THE 3th GRADE STUDENTS OF PRIMARY SCHOOL OF 02 PANDEYAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011. The purposes of this Classroom Action Research are to the cooperative learning in type Answer Playing on the social science can be increased on the 3th grade students of primary school of 02 Pandeyan, Tasikmadu, Karanganyar in the academic year of 2010/2011. The subject of this Classroom Action Research are student of 3th grade of primary school of 02 Pandeyan in the academic year of 2010/2011 which consist of 27 students. There are two cycles in this research, each cycle consist of two sessions. Each of the cycle consists of planning stage, implementation stage, observation stage, and reflection stage. The action form that given is social science learning through cooperative learning in type Answer Playing. To know the student‟s learning outcome there were a pre test before the action and post test in the end of every session. Data collecting technique that used were interview, observation, test and documentation. Data analizing technique that used was the interactive descriptive analysis. Validity of the data that used was triangulation method and triangulation data. Based on results of the research, it was obtained that the average grade of the pre test before the action was 72,37, with the classical completeness was51,85%. In the first cycle, it indicates that average grade was up to 77,81 and classical completeness was raising up to 70,37%. In the second cycle, average grade was up to 86,52 with classical completeness was raising up to 88,88%. Therefore, it can be concluded that social science learning through cooperative learning in type Answer Playing can improve the study outcomet of the 3th grade of primary school of 02 Pandeyan in the academic year 2010/2011. Keyword: the social science learning outcome, cooperative learning in type Answer Playing

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

ِ ِ َّ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَمغْ ِف ْر لَ ُك ْمم ُنُموََ ُك ْم‬ ْ ُ‫ ي‬. ‫آمنُوا اتَّم ُقوا اهللَ َوقُولُوا قَم ْوالً َسدي ًدا‬ َ ‫ين‬ َ ‫يَا أَيمُّ َها الذ‬ ِ ِ ‫يما‬ ً ‫َوَم ْن يُط ْع اهللَ َوَر ُسولَهُ فَم َق ْد فَ َاز فَم ْوًزا َعظ‬ “Hai orang-orang beriman,

bertakwalah kamu kepada Allah

dan

katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang benar .”

(Q.S. Al Ahzab : 70-71)

Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Alloh SWT kamu berharap.

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

commit to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :  Ayah dan Bunda Suharto tercinta yang telah berjasa besar bagiku, membimbingku dalam meraih cita-cita, selalu memberikan doa, motivasi, bimbingan dan kasih sayang yang tiada taranya kasihmu tak pernah berkesudahan selalu menyertai setiap langkah hidupku  Terima kasih adikku Luhur IMM dan keluarga tersayang yang selalu membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu ada dalam suka maupun duka, selalu menjadi penolong dalam menghadapi setiap rintangan  Terima kasih sahabat-sahabatku G‟O dan Tya Anisa D yang selalu menemani, memberi perhatian, semangat dan memberiku bantuan  Terima kasih teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2007 dan SIBO7 atas kebersamaan yang kuat dan selalu memberikan inspirasi dan ide  UNS yang selalu kubanggakan

commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan propsal skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan proposal skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi telah melibatkan berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat: 1. Prof Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing selama penyelesaian penelitian ini. 5. Warti Siswati, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk penelitian ini. 6. Sentot Pardiono, S. Pd. selaku guru kelas III SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar yang telah membantu dalam kelancaran pelaksanaan penelitian ini. 7. Guru-guru dan karyawan SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. 8. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal skripsi ini.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat commit to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.

Surakarta,

April 2011

Penulis

commit to user

x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

PENGAJUAN .................................................................................................

ii

PERSETUJUAN .............................................................................................

iii

PENGESAHAN ...............................................................................................

iv

ABSTRAK ......................................................................................................

v

ABSTRACT ....................................................................................................

vi

MOTTO ........................................................................................................

vii

PERSEMBAHAN ...........................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ........................................................................

1

A. Latar Belakang ........................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................

7

LANDASAN TEORI ....................................................................

9

A. Tinjauan Pustaka .....................................................................

9

1. Hakekat Hasil Belajar IPS .................................................

9

2. Hakekat IPS .......................................................................

16

3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

BAB III

Bermain Jawaban ..............................................................

26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................

36

C. Kerangka Berpikir ...................................................................

37

D. Hipotesis ..................................................................................

39

METODE PENELITIAN ............................................................. to user A. Tempat dan Waktucommit Penelitian .................................................

41

xi

41

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Subjek Penelitian ....................................................................

42

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................

42

D. Sumber Data ...........................................................................

44

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

44

1. Observasi ..........................................................................

44

2. Wawancara ........................................................................

45

3. Tes .....................................................................................

45

4. Dokumentasi .....................................................................

46

F. Validitas Data .........................................................................

46

G. Teknik Analisis Data ..............................................................

47

H. Indikator Kerja ........................................................................

48

I. Prosedur Penelitian .................................................................

48

1. Rancangan Siklus 1 ...........................................................

49

2. Rancangan Siklus II ..........................................................

51

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................

54

A. Deskripsi Tempat Penelitian ...................................................

55

B. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................

54

1. Tindakan Pra Siklus ..........................................................

55

2. Tindakan Siklus I ..............................................................

57

3. Tindakan Siklus II .............................................................

73

C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................

89

1. Hasil Bermain Jawaban Pra Siklus ..................................

89

2.

Hasil Bermain Jawaban Siklus I .....................................

90

3.

Hasil Bermain Jawaban Siklus II ....................................

90

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................

91

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................

96

A. Simpulan .................................................................................

96

B. Implikasi ..................................................................................

96

C. Saran ........................................................................................

97

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... commit to user LAMPIRAN

99

BAB IV

BAB V

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.

Paradigma Peristiwa Belajar ......................................................... 11

Gambar 2.

Bagan Jenis-jenis Pekerjaan........................................................... 22

Gambar 3.

Kerangka Berpikir ......................................................................... 39

Gambar 4.

Teknik Analisis Interaktif ............................................................. 48

Gambar 5.

Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Sebelum Tindakan ........................................................................ 57

Gambar 6.

Grafik Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Pada Siklus I ............ 70

Gambar 7.

Grafik Observasi Terhadap Kinerja Guru Pada Siklus I................ 71

Gambar 8.

Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus I .................................................................................. 73

Gambar 9.

Grafik Observasi Terhadap Kinerja Guru Pada Siklus II .............. 86

Gambar 10. Grafik Observasi Terhadap Kegiatan Siswa Pada Siklus II .......... 87 Gambar 11. Grafik Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus II ................................................................................ 88 Gambar 12. Grafik Rata-rata Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II .......................................................................................... 92 Gambar 13. Grafik Prosentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II ................................................................................. 93

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pengubahan Perilaku dan Hasil Perubahan Perilaku ........................ 14 Tabel 2. Silabus Sekolah Dasar Kelas III Semester I ...................................... 22 Tabel 3. Daftar

Pekerjaan

Mengenai

Jenis-jenis

Pekerjaan

Yang

Menghasilkan Barang dan Jasa .......................................................... 23 Tabel 4. Rubrik Dalam Observasi Kegiatan Siswa Oleh Suprijono ............... 31 Tabel 5. Jadwal Penelitian................................................................................ 42 Tabel 6. Data Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Sebelum Tindakan ............................................................. 56 Tabel 7. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan I ......... 65 Tabel 8. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan I ......... 66 Tabel 9. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan II .................................. 67 Tabel 10. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan II ........ 67 Tabel 11. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan III ................................. 68 Tabel 12. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan III ...... 69 Tabel 13. Observasi Terhadap Kinerja Guru dan Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus I Pertemuan I, II dan III .................................. 70 Tabel 14. Data Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 commit to user Pandeyan Pada Siklus I ...................................................................... 72 xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 15. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan I ........ 81 Tabel 16. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan I ........ 82 Tabel 17. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan II ................................. 83 Tabel 18. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan II ...... 83 Tabel 19. Observasi Terhadap Kegiatan Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan III ................................ 84 Tabel 20. Observasi Terhadap Kinerja Guru dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan III ..... 85 Tabel 21. Observasi Terhadap Kinerja Guru dan Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Penggunaan Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siklus II Pertemuan I, II dan III ................................. 86 Tabel 22. Data Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus II .................................................................... 88 Tabel 23. Rata-rata Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II ............ 91 Tabel 24. Prosentase Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II ........................................................................................................ 92 Tabel 25. Skor Perolehan Kelompok dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Siklus I dan Siklus II ....... 94 Tabel 26. Perbandingan Aktivitas Siswa dan Guru Pada Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 95 commit to user

xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Panduan Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bermain Jawaban ..................... 99

Lampiran 2

Hasil Tes Awal Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Pada Mata Pelajaran IPS Tema Pekerjaan ........................................... 107

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 109

Lampiran 4a Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus I Pertemuan Pertama ............. 126 Lampiran 4b Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus I Pertemuan Kedua ................ 130 Lampiran 4c Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus I Pertemuan Ketiga ................ 134 Lampiran 5a Lembar

Pengamatan

Kegiatan

Siswa

Dalam

Proses

Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Siklus I Pertemuan Pertama ....................................................................................... 138 Lampiran 5b Lembar

Pengamatan

Kegiatan

Siswa

Dalam

Proses

Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Siklus I Pertemuan Kedua ......................................................................................... 139 Lampiran 5c Lembar

Pengamatan

Kegiatan

Siswa

Dalam

Proses

user Pembelajaran IPS commit Model to Kooperatif Tipe Bermain Jawaban

xvi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Siklus I Pertemuan Ketiga ......................................................................................... 140 Lampiran 6

Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan

Setelah

Menggunakan

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Siklus I ..................... 141 Lampiran 7

Skor Perolehan Kelompok Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Siklus I ........................................ 143

Lampiran 8

Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I ......................................... 145

Lampiran 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 146

Lampiran 10a Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawabn pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus II Pertemuan Pertama ............ 160 Lampiran 10b Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawabn pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus II Pertemuan Kedua ............... 164 Lampiran 10c Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawabn pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Siklus II Pertemuan Ketiga .............. 168 Lampiran 11a Lembar

Pengamatan

Kegiatan

Siswa

Dalam

Proses

Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe Bermain Jawabn pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Siklus II Pertemuan Pertama ....................................................................................... 172 Lampiran 11b Lembar

Pengamatan

Kegiatan

Siswa

Dalam

Proses

Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe Bermain Jawabn pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Siklus II Pertemuan Kedua ......................................................................................... 173 commit to user

xvii

perpustakaan.uns.ac.id

Lampiran 11c Lembar

digilib.uns.ac.id

Pengamatan

Kegiatan

Siswa

Dalam

Proses

Pembelajaran IPS Model Kooperatif Tipe Bermain Jawabn pada Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan Siklus II Pertemuan ketiga .......................................................................................... 174 Lampiran 12 Perolehan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan

Setelah

Menggunakan

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Siklus II .................... 175 Lampiran 13 Skor Perolehan Kelompok Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan pada Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Bermain Jawaban pada Siklus II ....................................... 177 Lampiran 14 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ........................................ 179

commit to user

xviii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara umum pembelajaran mempunyai karakteristik, yaitu : (1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghadapi aktivitas peserta didik sekedar dalam proses berpikir. (2) Dalam pembelajaran membangun suasana logika dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi. Proses belajar mengajar yang baik menuntut siswa untuk lebih aktif sehingga proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua arah, tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dari guru tanpa mengembangkan mental siswa. Begitu pula pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Kenyataannya, sebagian besar pembelajaran yang dilakukan sangat kental dengan suasana pembelajaran klasikal dimana guru monoton dan terpaku dengan metode ceramah, hal ini tentu sangat jauh dari tuntutan seorang guru yang professional, sehingga pembelajaran yang dilakukan berlangsung satu arah, dimana siswa hanya berperan sebagai penerima informasi yang pasif. Dalam setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian. Demikian halnya di dalam proses kegiatan belajar. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar juga diandalkan untuk membina generasi penerus agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupan dan pemahaman akan kondisi sekitar untuk berperan dilingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik, sementara sistem pembelajaran IPS yang dilakukan pada saat ini lebih ditekankan pada segi praktis yang hanya mempelajari materi yang bersifat umum. IPS masih bersifat elementer, dasar dan fundamental belaka. Pelajaran cenderung kearah segi teoritis makro tanpa adanya pembatasan ruang lingkup yang spesifik. commit to user

1

2 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Problema juga sering dihadapi para guru adalah begitu banyaknya bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa dalam waktu yang terbatas dan kesulitan memilih serta mengorganisasikan materi yang akan diajarkan. Tiap guru menganggap bahwa yang tergolong mata pelajaran exact adalah mata pelajaran yang paling penting. Akibatnya siswa tidak memiliki kesatuan makna dan sulit bagi mereka untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengherankan jika hasil belajar IPS di Sekolah Dasar mengalami penurunan dan siswa merasa jenuh dengan pelajaran IPS pada saat pembelajaran. Ketepatan

dalam

menentukan

ruang

lingkup

harus

senantiasa

dikembangkan. Ruang lingkup ini harus disesuaikan dengan kedudukan guru sebagai sumber belajar, penyaji bahan, motivator, dan fasilitator yang dapat berguna bagi anak didik, sehingga anak didik dapat menguasai pemahaman konsep-konsep yang diajarkan. Menurut Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19, proses pembelajaran pada

satuan

pendidikan

diselenggarakan

secara

interaktif,

inspiratif

,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sebagai guru yang kreatif agar pembelajaran di SD menyenengkan maka guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP ), salah satu upaya yang dilaksanakan di sekolah ini adalah penggunaan media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Hal ini harus dilakukan agar kebutuhan peserta didik dapat terlayani dengan baik sesuai dengan tuntutan KTSP. Pada sistem pendidikan berbasis kompetensi, ilmu pengetahuan peserta didik diharapkan bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan siswa. Dengan kata lain fungsi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), sebagai kerangka dasar dan commit to user harus dijabarkan sendiri oleh guru dengan melihat potensi, situasi dan kondisi

perpustakaan.uns.ac.id

3 digilib.uns.ac.id

masing-masing sekolah. Implementasi KTSP dalam proses pembelajaran harus berjalan secara kreatif, inovatif, efektif, rnenyenangkan, dan bermakna bagi peserta didik. Perubahan dan implementasi itu tidak hanya konsep, metode, dan strategi guru dalam mengajar akan tetapi situasi dan kondisi siswa juga harus kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa merasa nyaman belajar di sekolah. Menurut Sarjiyo, dkk. (2009:59) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannnya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penekanan pembelajaran IPS bukan sebatas pada upaya membekali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam menjalani kehidupan di masyarakat, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam silabus mata pelajaran IPS kelas III semester dua adalah pada tema “Pekerjaan” pokok bahasan Jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja. Pada tema “Pekerjaan” siswa-siswa kelas III dikenalkan pada pentingnya Jenis-jenis pekerjaan dan Semangat bekerja (Silabus IPS kelas III SD). Pentingnya siswa dikenalkan pada tema “Pekerjaan” adalah agar siswa mengetahui jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja. Apabila tema “Pekerjaan” pada pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja tidak diajarkan secara mendalam, maka dampak pada siswa yaitu tidak dapat meneladani pentingnya semangat kerja dan ciri-ciri orang bekerja keras serta tidak dapat mengetahui jenis-jenis pekerjaan baik yang menghasilkan barang maupun jasa. Dalam penyampaian tema “Pekerjaan” materi pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja guru dapat memulai dari contoh-contoh commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

4 digilib.uns.ac.id

pekerjaan yang ada di sekitar lingkungan siswa seperti guru,pedagang dan lainlain. Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan guru kelas III dapat diketahui bahwa pembelajaran IPS di SD perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif agar hasil belajar dapat meningkat. Rata-rata nilai IPS kelas III (tiga) SD Negeri 02 Pandeyan pada ulangan akhir semester I (Satu) hanya  60. Dilihat dari nilai hasil ujian semester I (satu) IPS yang masih minim dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Dengan jumlah siswa 27, nilai tertinggi 89 dan terendah 50. Belajar siswa belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar hiterogen, minat terhadap pelajaran IPS masih kurang, akibatnya pelajaran IPS tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan pembelajarannya masih teacher centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru (guru aktif sedangkan siswa pasif) sehingga siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan pembelajaran terkesan membosankan dan dapat berakibat pada rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran. Guru menyadari bahwa belum memahami betul serta kurang adanya sosialisasi mengenai model pembelajaran inovatif. Dominasi kegiatan selama proses pembelajaran berada pada guru. Siswa menjadi pasif, kurang terlibat dalam proses pembelajaran, serta lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Menurut Taksonomi Bloom dalam Agus Suprijono, (2009:6) hal itu mengakibatkan siswa cenderung bosan pada saat proses pembelajaran dan siswa hanya menghafalkan materi pada saat menjelang ulangan, sehingga hasil belajar IPS masih rendah. Padahal seharusnya kegiatan belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Permasalahan tersebut didukung dengan minimnya penggunaan model maupun permainan pada proses pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan kurang menyenangkan bagi siswa. Padahal hakikat belajar mengajar adalah komunikasi dari guru dan siswa. Dalam ranah kognitif, pembelajaran IPS mengenai manusia dan commit to user lingkungannya harus dapat dinalar agar dapat dijadikan alat pengambilan

5 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

keputusan yang rasional, jadi bahan kajian IPS bukan hanya sekedar hafalan. Dalam ranah afektif, perolehan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki siswa diharapkan dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar, selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah psikomotorik, pengetahuan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki siswa dapat dikembangkan dalam

keterampilan-keterampilan

seperti

keterampilan

berkomunikasi,

bersosialisasi, atau bekerjasama. Menurut Zainal Aqib, (2006: 12) penelitian Tindakan Kelas merupakan sarana yang sesuai untuk memperbaiki pembelajaran IPS dengan pendekatan yang sistemik. Dengan melakukan inovasi pada pendekatan atau model pembelajaran diharapkan kualitas proses maupun hasil belajar dapat ditingkatkan. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe Bermain Jawaban yang dikembangkan oleh Agus Suprijono pada tahun 2009. Menurut Agus Suprijono, (2009 : 118-119) Model pembelajaran ini adalah menekankan pada adanya permainan jawaban diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Suatu model yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi, berdiskusi, bertukar pendapat dan mengekspresikan ide-idenya secara lebih leluasa dengan temannya bahkan kepada guru. Di dalam model ini guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pengarah daripada sebagai penguasa dan pemberi materi kepada siswa. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mencari jawaban dengan teman satu timnya serta guru memberi klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan yang bersumber pada materi yang ada. Sementara itu, dalam pembelajaran konvensional dengan metode ceramah interaksi antara guru dan siswa hanya satu arah. Di sisi lain siswa lebih bersifat pasif, mendengarkan dan memperhatikan guru, mencatat materi, dan menunggu perintah guru. Kelebihan dari model pempelajaran ini adalah meningkatkan kepekaan dan kesetiawanan

sosial,

berinteraksi,

berdiskusi,

bertukar

pendapat

dan

mengekspresikan ide-idenya secara lebih leluasa dengan temannya bahkan kepada guru. commit to user

6 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Setelah siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe bermain jawaban dalam pembelajaran IPS pada tema “Pekerjaan” nilai siswa meningkat dan siswa terlihat bersemangat dalam pembelajaran serta siswa merasa nyaman dan menyenangkan belajar di sekolah. Selain itu kemampuan siswa dalam hasil belajar IPS pada tema “Pekerjaan”

ini dapat meningkatkan kecerdasan dan

kecepatan berpikir serta mempunyai daya tarik universal bagi siswa SDN 02 Pandeyan. Salah satu cara untuk pembelajaran dalam rangka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe bermain jawaban dapat menyenangkan siswa agar termotivasi. Guru seharusnya memiliki metode mengajar yang dapat menggugah minat siswanya. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran tipe bermain jawaban. Terlebih lagi untuk pembelajaran IPS di kelas III (tiga) Sekolah dasar (SD), guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan disertai improvisasi, kreasi, menarik dan menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang penggunaan model kooperatif tipe bermain jawaban pada pembelajaran IPS dengan tema “Pekerjaan” dengan judul : “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Melaui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bermain Jawaban Pada Siswa Kelas III SD N 02 Pandeyan Tahun 2010/2011.”

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalahmasalah pada penelitian ini sebagai berikut : “Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bermain Jawaban dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu tahun 20010/2011?”

C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : model pembelajaran kooperatif commit to user

7 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

tipe Bermain Jawaban dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III SD Negeri 02 Pandeyan, Tasikmadu tahun 20010/2011.

D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan diantaranya yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Konsep-konsep yang dihasilkan ini merupakan masukan yang berharga bagi dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan pembelajaran IPS. b. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti bidang pendidikan dan hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Untuk memilih latihan menggunakan pendekatan baru atau keterampilan baru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe bermain jawaban. 2) Meningkatnya wawasan dan kemampuan guru tentang model pembelajaran yang tepat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS. 3) Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membimbing anak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe bermain jawaban . b.

Bagi Siswa 1) Tumbuh minat siswa berperan aktif sebagai pelaku utama pembelajaran dengan dasar suka, rela, riang dan gembira 2) Pelajaran akan lebih menarik karena berlangsung dalam situasi yang nyaman dan menyenangkan.

c. Bagi Sekolah commit user 1.) Menjadi inspirasi untuktoteman-teman mencoba yang baru.

8 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2.)

Untuk Meningkatkan kualitas guru dan pada akhirnya peningkatan kualitas sekolah dan meningkatnya hasil belajar siswa.

3.) Meningkatnya kualitas pembelajaran IPS dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe bermain jawaban dalam pembelajaran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Hasil Belajar IPS a.

Pengertian Belajar Menurut Purwanto, (2009 : 44) belajar adalah perubahan perilaku yang menimbulkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut beberapa pakar pendidikan Dalam Agus Suprijono, (2009 : 1-5) mendefinisikan belajar sebagai berikut : (1) Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas (2) Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. (3) Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). (4) Harold Spears Belajar adalah mengamati, membaca dan mengikuti arah tertentu. (5) Geoch Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan). (6) Morgan Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar dalam idealisme berarti

kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi

seutuhnya. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Wetherington (http:// id.answers.yahoo.com, diakses pada tanggal 24 Januari 2011) menyatakan commit tobahwa user belajar adalah suatu perubahan

9

perpustakaan.uns.ac.id

10 digilib.uns.ac.id

di dalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Analisis dari definisi-definisi belajar tersebut pada dasarnya belajar dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan belajar. Di dalam proses belajar terdapat suatu perubahan. Untuk memperoleh suatu perubahan, seseorang memerlukan suatu periode waktu dan harus dilatih dalam berbagai tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis. Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil suatu pengalaman seseorang dalam suatu periode waktu tertentu.

b. Prinsip Belajar Menurut Agus Suprijono, (2009:4-5) ada tiga prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip perubahan perilaku, prinsip belajar merupakan proses, prinsip belajar merupakan bentuk pengalaman. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Prinsip perubahan perilaku dengan ciri-ciri antara lain : a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental. b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c. Fungsional atau bermanfaat sebagi bekal hidup. d. Positif atau berakumulasi. e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. f. Permanen atau tetap. g. Bertujuan dan terarah. h. Mencangkup keseluruhan potensi kemanusiaan. 2. Belajar merupakan proses Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajaar. to user 3. Belajar merupakan bentukcommit pengalaman

11 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Menurut Shaw dan Costanzo dalam Mulyono Abdurrahman (2003:33), mengemukakan bahwa ada 4 prinsip yang mendasari semua proses belajar, keempat prinsip tersebut adalah (1) dorongan, (2) isyarat, (3) jawaban(response), dan (4) hadiah. Berdasarkan prinsip tersebut secara paradigmatik dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini: Paradigma Peristiwa Belajar Menurut J.C. Dollard Dan N.E. Miller Dalam Mulyono Abdurrahman

Respon Isyarat

Respon Dorongan

Internal

Hadiah Eksternal

Gambar 1. Dalam suatu usaha belajar terdapat perubahan pada perilaku seseorang dan memerlukan proses serta tahapan-tahapan tertentu. Belajar yang dilaksanakan melalui praktik atau pengalaman seseorang secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis seseorang bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.

c.

Tujuan Belajar Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi, seperti yang disampaikan Sardiman (2009: 26) terdapat dua tujuan belajar yaitu instructional effects dan nurturant effects. Berikut ini adalah penjabaran dari tujuan-tujuan belajar tersebut: 1) Instructional effects adalah tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai melalui tindakan instruksional dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. 2) Nurturant effects adalah tujuan yang layaknya menyertai tujuan tindakan instruksional, berupa kemampuan berpikir kritis dan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

12 digilib.uns.ac.id

kreatif, bersikap terbuka dan demokratis, dapat menerima pendapat orang lain, dan sebagainya. Jadi dalam proses belajar, guru harus dapat merancang perencanaan pembelajaran yang baik beserta strategi dalam penyampaiannya agar tujuan belajar dapat dicapai dengan maksimal.

d. Pengertian Hasil Belajar Menurut Purwanto, (2009 : 44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) yaitu menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Sedangkan Dahar, (1998 : 28) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati melalui kaitan antara stimulus dan respons menurut prinsip yang mengkanistik. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Winkel, (2009 : 56) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut Purwanto, (2009 : 44) hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya. Sedangkan menurut Agus Suprijono, (2009 : 5-7) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

13 digilib.uns.ac.id

(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. (2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-analitis fakta – konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Menurut Bloom dalam Agus Suprijono, (2009 : 5-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja yang dapat dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Masing-masing domain/ranah tersebut dirinci lagi menjadi beberapa kemampuan sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap,minat,dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilanmotorik, dan sikap. 2) Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. commit to user 3) Ranah Psikomotor

14 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1 Pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku INPUT

PROSES

HASIL

Siswa : Proses belajar mengajar Siswa : 1. Kognitif 1. Kognitif 2. Afektif 2. Afektif 3. Psikomotorik 3. Psikomotorik Potensi perilaku yang dapat Usaha mengubah Perilaku yang telah diubah perilaku berubah : 1. Efek pengajaran 2. Efek pengiring

Sumber Purwanto, (2009:49) Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Hasil belajar merupakan komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Mulyono Abdurrahman, (2003:37-40) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Keller Dalam Mulyono Abdurrahman, (2003:39) hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

15 digilib.uns.ac.id

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah keluaran dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar yang mempengaruhi tingkat perkembangan mental seseorang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

e.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi

menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal (indra munawar, http://indramunawar. blogspot.com/ 2010 /06 /, diakses tanggal 24 Oktober 2010). a. Faktor Internal (1) Faktor biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta istirahat yang cukup. (2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi intelegensi, kemauan, dan bakat. Pertama, intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat tidak menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. commit to user

16 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

b. Faktor Eksternal (1)

Faktor lingkungan keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan

pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anakanaknya dapat mempengaruhi keberhasilan belajarnya. (2)

Faktor lingkungan sekolah Lingkungan

keberhasilan

sekolah

belajar

sangat

siswa.

diperlukan

Hal

yang

untuk

paling

menentukan

mempengaruhi

keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. (3)

Faktor lingkungan masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat

yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, organisasi remaja dan lain-lain. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial a.

Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat ditinjau dari berbagai aspek commit to user kehidupan secara terpadu.

17 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Menurut Faqih dan Bunyamin (2001: 1), Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Sedangkan Menurut National

Council

for

Social

Studies

dalam

Agus

Badrudin

(http://beduatsuko.blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2010), mendifisikan IPS sebagai berikut: Social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. Jadi, pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan sehari-hari dan telah ada pada diri kita masing-masing, namun hal ini belum cukup mengingat kehidupan masyarakat dengan segala permasalahannya semakin berkembang. Untuk menghadapi keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup. Maka diperlukan pendidikan formal khususnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Tujuan Pembelajaran IPS Pembelajaran

IPS

bertujuan

membentuk

warga

negara

yang

berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

18 digilib.uns.ac.id

kekuatan fisik dan sosial, yang gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. James G. Womack (2009:1.30) mengemukakan tentang konsep IPS yaitu suatu kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat dan memiliki pengertian denotatif dan konotatif. Objek IPS dalam Sarjiyo (2009:1.32)antara lain : Aspek kehidupan manusia dikaji berdasarkan satu kesatuan gejala sosial atau masalah sosial (tidak melahirkan bidang ilmu). Dan Pendekatan IPS yang digunakan antara lain : 1. Pendekatan intersipliner/multidisipliner 2. Lintas sektoral Bahwa tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar adalah untuk mengenalkan dunia manusia kepada anak-anak. Siswa-siswa masuk sekolah dengan pengetahuan dan pemikiran yang berbeda-beda tentang manusia. Mereka mengetahui beberapa sejarah dan geografi, serta meraka mempunyai pengetahuan mengenai pola budaya. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Dekdiknas (2006:22), mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Mengenai tujuan IPS para ahli dalam buku Etin Sholihatin (2005:29-30) sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Menurut para ahli dalam buku Etin Sholihatin, (2005:29-30) mendefinisikan tujuan pendidikan IPS sebagai berikut : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

19 digilib.uns.ac.id

(a) Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat, secara tegas ia mengakatakan “ to prepare students to be well – functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. (b) Kosasih menyebutkan pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya. Jadi, tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengenalkan konsep-konsep kehidupan manusia dan lingkungannya dan untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

c.

Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan Sekolah Dasar tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran IPS sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Aspek yang digunakan untuk materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan khususnya pada tema pekerjaan. Selain itu dalam buku Etin Sholihatin juga terdapat konsep IPS di Indonesia, konsep IPS itu antara lain : 1. Interaksi 2. Saling ketergantungan 3. Kesinambungan dan perubahan ( Continuity and Change ) 4. Keragaman / kesamaan / perbedaan 5. Konflik dan konsensus commit to user

20 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

6. Pola 7. Tempat 8. Kekuasaan 9. Nilai kepercayaan 10. Keadailan dan pemerataan 11. Kelangkaan ( Scarcity ) 12. Kekhususan ( Specialitation ) 13. Budaya ( kultur ) 14. Nasionalisme

d. Fungsi IPS Mata

pelajaran

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

berfungsi

untuk

mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Menurut Sofa dalam http://massofa.wordpress.com /2007 /12/21/ hakekat -ips-sebagai –program -studi/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2010) fungsi IPS sebagai pendidikan adalah membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional. Dengan demikian, Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata pelajaran di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan sosial dan keterampilan sosial siswa untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-harinya.

e.

Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Karakteristik Pendidikan IPS terutama di sekolah dasar dapat dilihat dari

berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. 1) Materi IPS SD commit to user

21 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Hidayati dkk, (2008: 26) mengemukakan bahwa materi IPS dapat bersumber dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Ada 5 macam sumber materi IPS untuk sekolah dasar, yaitu: a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar siswa dimulai dari lingkup keluarga, sekolah, desa, kecamatan hingga lingkungan yang lebih luas yaitu negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. b) Kegiatan-kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, ekonomi pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi. c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan tempat tinggal siswa yang terdekat sampai wilayah yang lebih jauh. d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang penting. e) Siswa sebagai sumber materi belajar meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga, dan lain sebagainya. 2) Strategi Penyampaian Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Karkteristik penyampaian pengajaran IPS sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam suatu urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, daerah, negara, hingga dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizons or Expanding Environment Curriculum” (Mukminan dalam Agus Badrudin, 2010: http:// beduatsuko. blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2010).

f.

Materi Pokok Pembelajaran IPS SD Untuk memperjelas materi pembelajaran IPS di kelas III SD semester dua

berikut dikemukakan rincian berdasarkan silabus kelas III SD, pada tabel 2 dibawah ini : commit to user

22 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 2. Silabus Sekolah Dasar kelas III semester satu Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

2. Memahami jenis pekerjaan dan

2.1

penggunaan uang

Mengenal

jenis-jenis

pekerjaan 2.2

Memahami

pentingnya

semangat kerja Sumber : Silabus IPS Kelas III Sekolah Dasar Uraian materi IPS dengan tema “Pekerjaan” pokok bahasan “jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja” kelas III sebagai berikut: 1. Pengertian Pekerjaan Bekerja adalah suatu kegiatan untuk untuk memenuhi kebutuhan hidup dan merupakan bagian dari kegiatan ekonomi. 2. Jenis-jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan bermacam-macam. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan sunguh-sungguh. Pekerjaan yang dilakukan dengan baik akan mendapatkan hasil yang maksimal. Pekerjaan yang ditekuni manusia dilakukan untuk mendapatkan upah. Upah yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jenis-jenis pekerjaan dibagi menjadi dua yaitu pekerjaan yang menghasilkan jasa dan yang menghasilkan barang. Berikut bagan jenis-jenis pekerjaan pada gambar 2 yaitu sebagai berikut : Jenis - Jenis Pekerjaan

Menghasilkan Barang

Menghasilkan Jasa

contoh

contoh

1. Petani

1. Guru

2. Penjahit

2. Dokter

3. Nelayan

3. Polisi

Gambar 2. commit to user Sumber BSE IPS Kelas 3, Muhammad Nursa’ban,dkk

23 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Menjelaskan tentang jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Yang menghasilkan barang contohnya petani, penjahit, nelayan, dll. Sedangkan yang menghasilkan jasa contohnya guru, dokter, polisi, dll. Contoh-contoh yang menunjukkan bahwa pekerjaan yang ditekuni manusia ada yang menghasilkan barang dan ada yang menghasilkan jasa. Berdasarkan contoh-contoh itu dapat dibuat daftar mengenai jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa seperti berikut. Tabel 3. Daftar pekerjaan mengenai jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa No.

NAMA ANAK

PEKERJAAN ORTU

MENGHASILKAN

1.

Andi

Koki perusahaan roti

Barang

2.

Tina

Perias salon kecantikan

Jasa

3.

Gunawan

Sopir

Jasa

4.

Irfan

Perajin

Barang

Sumber BSE Kelas III Dengan membaca daftar pekerjaan orang tua, kita dapat membedakan jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa. Berbagai jenis pekerjaan tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. 3. Alasan Orang Bekerja Orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang kita butuhkan adalah makan, pakaian, dan tempat tinggal. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja. Pekerjaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan ekonomi. Setiap orang mempunyai kebutuhan. Kebutuhan dapat terpenuhi apabila kita mempunyai penghasilan. Untuk mendapatkan penghasilan setiap orang harus bekerja. Penghasilan dapat berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli berbagai barang dan jasa yang diperlukan. Manusia memiliki banyak kebutuhan hidup. Kebutuhan itu, terutama kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus terpenuhi. commit to user Termasuk kebutuhan pokok adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal

perpustakaan.uns.ac.id

24 digilib.uns.ac.id

(rumah). Setiap hari kita butuh makan untuk tumbuh dan hidup. Kita butuh pakaian untuk menutup badan serta butuh rumah untuk berteduh dan istirahat. Agar pintar, kita juga butuh pendidikan dengan bersekolah. Pepatah menyatakan, “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.” Jika kita membiasakan hidup hemat dan rajin menabung, di masa depan kita akan memiliki cadangan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup kita. 4.) Pentingnya Memiliki Semangat Kerja Orang harus mempunyai semangat dalam melakukan setiap pekerjaan. Semangat kerja yang tinggi akan mendapatkan hasil yang maksimal. Semangat kerja yang tinggi juga dapat meningkatkan prestasi. Prestasi kerja yang tinggi akan mendatangkan upah yang tinggi pula. Kesungguhan dan semangat kerja harus selalu kita jaga dan pelihara. Semangat kerja merupakan dorongan kepada seseorang untuk giat bekerja. Dorongan tersebut berasal dari dirinya sendiri atau dari luar. Semangat kerja diperlukan oleh kita agar memperoleh hasil sesuai yang diinginkan. Jika ingin pintar, maka kita harus belajar. Sedangkan jika ingin sehat, maka kita harus rajin berolahraga. Orang yang malas bekerja hasil kerjanya tidak sempurna. Hasil kerja yang tidak baik menyebabkan tidak dipercaya orang lain. Dapat juga dipecat dari pekerjaannya. Dalam bekerja kita harus memiliki semangat kerja. Dengan keterampilan yang dimiliki, kita harus berusaha bekerja sebaik-baiknya.Orang yang mempunyai semangat kerja akan bekerja keras. Orang yang malas dan tak bersemangat akan gagal dalam pekerjaannya. Seorang pegawai, jika malas bekerja juga dapat bernasib buruk. Ia akan diperingatkan oleh atasannya dan mungkin saja dipecat dari kantor dan akhirnya menganggur. Oleh karena itu, jika ingin menjadi orang sukses dalam pekerjaan, orang harus punya semangat kerja yang tinggi. Semangat dalam bekerja harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan. orang yang malas dan tak bersemangat akan gagal dalam pekerjaannya. Seorang pegawai, jika malas bekerja juga dapat bernasib buruk. Ia akan diperingatkan oleh atasannya dan commit user menganggur. Oleh karena itu, mungkin saja dipecat dari kantor dan to akhirnya

perpustakaan.uns.ac.id

25 digilib.uns.ac.id

jika ingin menjadi orang sukses dalam pekerjaan, orang harus punya semangat kerja yang tinggi. Semangat dalam bekerja harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan. 5.) Ciri-ciri Semangat Kerja Seorang pekerja perlu memiliki semangat kerja yang tinggi, ciri-ciri semangat kerja antara lain sebagai berikut : a. Kerja Keras Orang yang memiliki semangat kerja, akan bekerja keras. Dia tidak mudah menyerah bila gagal. Selalu berusaha dengan sebaik-baiknya. Ciri-ciri pekerja keras: a. Kesulitan tidak membuat berhenti bekerja. b. Mencari cara kerja baru. c. Tidak malu bertanya. b. Disiplin Orang yang memiliki semangat kerja tentunya memiliki sikap disiplin. Disiplin merupakan bentuk perhatian terhadap waktu. Dia akan menghargai waktu. Dia tidak mudah mengingkari janji yang telah diberikan. Ciri-ciri orang yang disiplin: a. Tepat waktu b. Tidak mengingkari janji c.

Jujur Orang yang memiliki semangat kerja akan bersikap jujur. Jujur adalah berkata dan berbuat apa adanya, tidak mengada-ada. Orang yang jujur mau mengakui kekurangannya. Ciri-ciri orang yang jujur: a. Mau mengakui kekurangan b. Tidak takut diolok-olok c. Selalu mematuhi aturan Berikut ini adalah kesimpulan dari tema “Pekerjaan” pada materi pokok

bahasan jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja.Untuk memenuhi kebutuhan commit to menghasilkan user hidup, orang harus bekerja. Pekerjaan yang barang misalnya petani,

26 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

peternak, penjahit, tukang kayu. Pekerjaan yang menghasilkan jasa atau layanan misalnya guru dokter, polisi. Dalam bekerja, orang harus memiliki semangat kerja. Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja antara lain kerja keras, jujur, dan disiplin.

3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bermain Jawaban a.

Pengertian Model Pembelajaran Mills dalam Agus Suprijono, (2009: 45) Model adalah bentuk representasi

akurat sebagai proes aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Isjoni, (2010: 50) adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Agus Suprijono (2009: 46) mendefinisikan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Muhammad Surya Dalam Isjoni, (2010:49) model pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Model merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka guru harus dapat memilih dan mengembangkan model pembelajaran yang tepat, efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan siswa serta materi yang diajarkan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi belajar sehingga siswa benar-benar memahami materi yang diberikan. commit to user

27 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu cara efektif yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Kooperatif Learning berasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Kooperatif learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Menurut Anita Lie Dalam Isjoni, (2010:16) Pembelajaran kooperatif yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Agus Suprijono, (2010:54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik. Dalam jurnal internasional yang ditulis oleh Johnson&Johnson (2000: 2, diakses pada tanggal 27 Desember 2010) menyatakan bahwa ”cooperative learning exists when students work together to accomplish shared learning goals”. Diartikan bahwa pembelajaran kooperatif ada ketika siswa-siswa bekerja bersama untuk

berbagi dalam menyelesaikan tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda. (Faiq Dzaki, 2009: http://penelitian tindakankelas.blogspot.com/ diakses pada tanggal commit to user 19 Januari 2011). Dalam perbedaan itu siswa-siswa dapat saling asah, asih, dan

28 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community) yang saling mencerdaskan. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Robert Slavin (1984) dalam Sholihatin dan Raharjo (2008:4) mengatakan bahwa ”In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by teacher”. Dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Dalam

jurnal

internasional

http://www.georgejacobs.net/

yang

ditulis

cooperative.html,

Jacobs&Hannah

diakses

pada

(dalam

tanggal

29

Desember 2010) menyatakan bahwa “cooperative learning, also known as collaborative learning, is a body of concepts and techniques for helping to maximize the benefits of cooperation among students”. Artinya, pembelajaran kooperatif yang juga dikenal sebagai pembelajaran kolaboratif, adalah suatu bentuk dari konsep dan tehnik untuk membantu memaksimalkan keuntungankeuntungan kerjasama diantara siswa. Sedangkan menurut John W.Santrock (2010:1) pembelajaran kooperatif terjadi ketika siswa-siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu dalam belajar, sehingga bisa menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan prestasi, terutama ketika dua kondisi terpenuhi. Dengan demikian dapat disimpulkan cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga konsep sentral yang dikemukakan oleh Slavin dalam Winkel (2009 : 26-28), tiga konsep tersebut yaitu: commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

29 digilib.uns.ac.id

1) Penghargaan Kelompok Dalam pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada perolehan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli. 2) Pertanggungjawaban Individu Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari seluruh anggota kelompok untuk saling membantu pada saat belajar dalam kelompok. Adanya pertanggungjawaban individu juga menjadikan setiap anggota bersiap untuk mengerjakan tes individu tanpa bantuan dari anggota kelompoknya. 3) Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan Di dalam pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Berdasarkan tiga konsep dalam model pambelajaran kooperatif tersebut diharapkan para siswa memiliki persepsi bahwa mereka harus bersama-sama, memiliki tanggung jawab diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi, berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama, membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota kelompok, serta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang dipelajari.

c.

Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Ibrahim, et user al Dalam Isjoni, (2010:27) ada tigacommit tujuantopembelajarn kooperatif yaitu :

30 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1) Hasil Belajar Akademik Dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Selain itu akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan Keterampilan Sosial Mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

d. Keterampilan dalam Model Pembelajaran Kooperatif Lundgren dalam Agus Suprijono, (2010:34) Dalam model pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajarai keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Menurut Isjoni, (2009:46) keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain: 1) Keterampilan

kooperatif

tingkat

awal,

meliputi:

menggunakan

kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas dalam waktunya, serta menghormati perbedaan individu. 2) Keterampilan tingkat menengah, meliputi: menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan pendapat, mendengarkan dengan bijaksana, bertanya, membuat ringkasan dan menafsirkan. 3) Keterampilan tingkat mahir, meliputi: berkolaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi. commit to user

31 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

e.

Observasi dalam Proses Pembelajaran Kooperatif Menurut Agus Suprijono, (2009: 157) selama proses pembelajaran

kooperatif berlangsung, guru hendaknya juga mengamati kegiatan siswa untuk menilai sikap kooperatif siswa dalam berdiskusi. Rubrik yang digunakan dalam observasi kegiatan siswa dapat dalam bentuk sebagai berikut: Tabel 4. Rubrik dalam observasi kegiatan siswa oleh Suprijono No.

Aspek

Skor

Bobot

Kelompok

Skor Maksimal

1

2

3

Keaktifan

1.



Sangat Aktif

9-10



Aktif

6-8



Pasif

40 adalah kelompok Super