Perbedaan Cinta Berdasarkan Teori Segitiga Cinta Sternberg

45 downloads 258 Views 837KB Size Report
perbedaan cinta dan komponen-komponen cinta antara wanita dengan pria ... definisi cinta yang berbeda-beda. Meski ada beragam definisi cinta, tampaknya.
PERBEDAAN CINTA BERDASARKAN TEORI SEGITIGA CINTA STERNBERG ANTARA WANITA DENGAN PRIA MASA DEWASA AWAL Rismawati Marasabessy Dosen Pembimbing: Ni Made Taganing K., S.Psi., M.Psi. ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris ada tidaknya perbedaan cinta dan komponen-komponen cinta antara wanita dengan pria masa dewasa awal berdasarkan teori segitiga cinta Sternberg. Menurut Sternberg (1988), suatu hubungan cinta yang ideal akan terwujud apabila dalam hubungan tersebut terdapat keseimbangan dari ketiga komponen cinta yaitu komponen intimacy, passion, dan commitment. Apabila hanya salah satu dari ketiga komponen tersebut saja yang mendominasi dalam suatu hubungan, maka dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut akan mengalami ketimpangan. Penelitian dilaksanakan di Universitas Gunadarma, Depok dengan responden (subjek penelitian ) adalah mahasiswa/i Gunadarma sebanyak 60 orang, pria (30 orang) dan wanita (30 orang). Dalam penelitian ini, cinta diukur menggunakan Skala Segitiga Cinta Sternberg (The Sternberg Triangular Love Scale (STLS)) yang dikembangkan berdasarkan komponen-komponen cinta dari Sternberg, dan yang telah diadaptasikan oleh Suriawinata (1997). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik Independent Sample T-test. Berdasarkan analisis T-test diketahui nilai t = -1,439 dengan signifikansi sebesar 0,155 (p>0,05) untuk cinta secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ada perbedaan cinta antara pria dengan wanita dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak ada perbedaan cinta secara keseluruhan antara pria dengan wanita. Untuk komponen intimacy didapat nilai t = 0,077 dengan signifikansi sebesar 0,939 (p>0,05). Hal ini menunjukan bahwa hipotesis ada perbedaan intimacy antara pria dengan wanita dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak ada perbedaan intimacy yang signifikan antara pria dengan wanita. Untuk komponen passion didapat nilai t = -2,955 dengan signifikansi sebesar 0,005 (p0,05). Pada komponen passion diperoleh nilai signifikansi yang sama baik untuk wanita maupun pria yaitu sebesar 0,200 (p>0,05). Pada komponen yang terakhir, yaitu komponen commitment diperoleh nilai signifikansi untuk

wanita sebesar 0,100 (p>0,05), dan untuk pria sebesar 0,200 (p>0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi skor skala cinta untuk masing-masing komponen pada sampel yang telah diambil adalah normal. Sedangkan untuk uji homogenitas (per komponen) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,758 (p>0,05) untuk komponen intimacy; 0,231 (p>0,05) untuk komponen passion; dan 0,250 (p>0,05) untuk komponen commitment. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok yang diukur mempunyai varians yang sama (homogen). Hasil Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan cinta antara wanita dengan pria disertai dengan perbedaan komponenkomponen cinta (intimacy, passion, commitment) antara wanita dengan pria, sehingga peneliti melakukan empat kali teknik analisis Independent T-Test. T-Test yang pertama untuk perbedaan cinta secara keseluruhan (ketiga komponen digabung), T-Test yang kedua untuk komponen intimacy, T-Test yang ketiga untuk komponen passion, dan T-Test yang keempat untuk komponen commitment. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Independent T-Test, untuk komponen cinta secara keseluruhan didapat nilai t = -1,439 dengan signifikansi sebesar 0,155 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ada perbedaan cinta antara pria dengan wanita dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak ada perbedaan cinta secara keseluruhan antara pria dengan wanita. Hasil T-test yang diperoleh

untuk cinta secara keseluruhan menunjukkan bahwa pria memiliki mean yang lebih tinggi, yaitu 256,53 daripada wanita yaitu 247,83. Untuk komponen intimacy didapat nilai t = 0,077 dengan signifikansi sebesar 0,939 (p>0,05). Hal ini menunjukan bahwa hipotesis ada perbedaan intimacy antara pria dengan wanita dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak ada perbedaan intimacy yang signifikan antara pria dengan wanita. Hasil T-test yang diperoleh untuk komponen intimacy menunjukkan bahwa wanita memiliki mean yang lebih tinggi, yaitu 150,67 daripada pria yaitu 150,40. Untuk komponen passion didapat nilai t = -2,955 dengan signifikansi sebesar 0,005 (p