PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN ...

32 downloads 437 Views 14MB Size Report
Skripsi berjudul : Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan ... Judul Skripsi ... siswa kelas VIII-2 dan kelas VIII-3 SMP Islamiyah Ciputat.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh ISMI LUTFIYAH NIM : 107015000360

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.

LEMBAR PENGESAHAN PERBEDAAI\I HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAIT MENGGT]NAKAII METODE PEMBELAJARAN THr {K TALK WnrTE (TTW' DAnr NUMBERED HEAD TOGETHER (NIIT) DI SMP ISLAMTYAH CIPUTAT

SKRIPSI I)isusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)Bidang llmu PengetahuanSosial

Oleh

ISNII LUTTTYAH I\IM: 107015000360

IYIP : 195907151984031003

JURUSAI\I PENDIDIKAIY ILMU PENGETAHUAIY SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBTYAII DAI\I KEGURUAN

uNrvERsrTAsrsLAMr\EGERT (rm{) SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA r432W2011M

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul : PerbedaanHasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat disusun oleh Ismi Lutfiyah, NIM: 107015000360diajukan kepadaFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 9 September2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial.

Jakarta,I 3 Septemb er 2011 Panitia Uj ian Munaqasyah Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan IPS)

Tanggal

Drs. H. Nurochim.MM NrP.19590715 198403 1003 SekretarisSidang

tTteall

Dr. Iwan Purwanto.M.Pd NIP. 1973042420080rr0r2

t--'7--------^4

PengujiI Drs. A. Banadjid NIP. 19541224198 1031004 PengujiII

'h N,

Dr. Iwan Purwanto.M.Pd NIP. I 973042420080tt0t2

Mengetahui: DekanFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan UIN Svarif HidavatullahJakarta

{\

1987031003

a------{-a

KEIIIENTERIAN AGAI'A

urNJAKARTA

H%.

:e Fflm.i *Y_9-L'

FORM(FR)

FITK

Jt. h. H. Juatdatb gs Cbtltst 1il12 tntbttfr*t

No.Dokumen : FITK-FR-MD{89 : 1Marct2010 Tgl.Terbit : 01 No.Revisi: Hal

u1

SURATPERNYATAANKARYASENDIRI Sayayang bertandatangandi bawah ini,

Nama

Ismi Lutfiyah

Tempat/Tgl.Lahir

Jal€rt4 24 Desember1989

NIM

107015000360

Jurusan/ Prodi

Pendidikan IPS/ Pendidikan Sosiologi-Antropologi

JudulSkripsi

Perbedaan Hasil BelajarIPS SiswadenganMenggunakan Metode PembelajaranThink Talk Wite (TTW) danNtnnbered Head Together(NHT) di SMPIslamiyahCiputat.

Dosen Pembimbing

: Drs. H. Nurochim,MM.

denganini menyatakanbahwaskripsiyangsayabuatbenar-benar hasil karyasendiridan jawab secaraakademisatasapayangsayatulis. sayabertanggung Pernyataan ini dibuatsebagaisalahsatusyaratmenempuhUjian Munaqasah.

Jakart413September 201I MahasiswaYbs.

Ismi Lutfiyah NrM. 107015000360

ABSTRAK ISMI LUTFIYAH. 107015000360. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Dan Numbered Head Together (NHT) Di SMP Islamiyah Ciputat. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2011. Permasalahan dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan membuktikan ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu cara melakukan penelitian dengan percobaan. Metode ini digunakan untuk menelaah adanya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-2 dan kelas VIII-3 SMP Islamiyah Ciputat. Kelas VIII-2 terdiri dari 40 siswa, yang metode pembelajarannya menggunakan Think Talk Write (TTW). Kelas VIII-3 terdiri dari 41 siswa, yang metode pembelajarannya menggunakan metode Numbered Head Together (NHT). Instrumen yang dipakai adalah tes. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) dengan diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 0,46 < 1,66; 2) Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat terlihat dari mean gainnya sebesar 0,56 lebih baik daripada mean gain kelompok yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yaitu 0,11. Dengan demikian nampak bahwa hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW).

i

ABSTRACT

ISMI LUTFIYAH. 107015000360. The Defference of Social Science Education Learning Student Achievement with Think Talk Write (TTW) Learning Method and Numbered Head Together (NHT): study to student of SMP Islamiyah Ciputat. Thesis. Jakarta: Social Science Education Program Faculty Of Tarbiyah And Teaching Science Of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN). 2011.

The objective of this research is to examine the defference of social science education learning student achievement with Think Talk Write (TTW) and Numbered Head Together (NHT) of SMP Islamiyah Ciputat, to compare the defference social science education learning student achievement by Think Talk Write (TTW) and Numbered Head Together (NHT), and know student’s response with cooperative learning applied.

The research is held 81 students from class VIII of Islamiyah Ciputat that device to two group of experiment and control with the number of experiment group is 40 student and the number of control group is 41 student. Data were collected from test (30 items), and observation to know learning method process, using experiment design. Analyse data with t-test at signification ∝ 5 %.

The results of this research: 1) There is nothing the defference of social science education learning student achievement with Think Talk Write (TTW) learning method and Numbered Head Together (NHT), and obtained value 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 0,46 and 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,66. 2) The result show that at signification 5 % with mean gain Numbered Head Together (NHT) 0,56 and mean gain Think Talk Write (TTW) 0,11 hence can be said that Numbered Head Together (NHT) learning method is better than Think Talk Write (TTW) learning method.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebenaran. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini selesai berkat adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan, ilmu serta motivasinya kepada penulis, semoga kebaikan beliau dibalas oleh Allah SWT. 3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bertambah dan bermanfaat. 4. Kedua orang tua tercinta Bapak Matripan dan Ibu Aminah yang tiada hentinya memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi kepada penulis dalam kehidupan. 5. Kakakku tercinta, Ahmad Rifa’i, Ahmad Junaidi, Abdur Rohman dan adik tercinta Ahmad Ilyas dan Suhaela Rifani yang selama ini selalu memberikan motivasi, do’a dan kasih sayang untuk bisa menyelesaikan skripsi secepatnya. 6. Sahabatku tersayang dan juga sahabat seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Sosiologi-Antropologi angkatan 2007 yaitu Nurlela, Siti Ngaisah, Reyita Mardati Sakinah, Nurlita Marya, Raga Wiranata,

ii

Wahyu Adhi Prasetyo dan Ade Komarudin yang selalu memberikan bantuan dan selalu menghibur penulis disaat penulis tidak mampu menyelesaikan tugas. Semoga kenangan kita selama menjadi mahasiswa di jurusan Pendidikan IPS tidak terlupakan. 7. Mudalih S. Ag, selaku kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat serta guru bidang studi IPS yaitu Ibu Wiwi Tarwiyah SE, yang mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juli 2011

Penulis

iii

DAFTAR ISI ABSTRAK ....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ..................................................................................

ii

DAFTAR ISI.................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

viii

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

1

B. Identifikasi Masalah..................................................................

7

C. Pembatasan Masalah ................................................................

7

D. Perumusan Masalah .................................................................

7

E. Tujuan Penelitian .....................................................................

8

F. Manfaat Penelitian ...................................................................

8

1. Manfaat Teoritis ...................................................................

8

2. Manfaat Praktis ....................................................................

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN........................................................

10

A. Deskripsi Teoritis .....................................................................

10

1. Hasil Belajar IPS .................................................................

10

a. Pengertian Belajar ........................................................

10

b. Prinsip-Prinsip Belajar .................................................

12

c. Teori-Teori Belajar ......................................................

14

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar ....

15

e. Pengertian Hasil Belajar ..............................................

16

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......

18

g. Hakikat IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) .......................

20

h. Hasil Belajar IPS ..........................................................

24

iv

2. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif .........................

27

a. Pengertian Metode Pembelajaran ................................

27

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ...........................

29

c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif ................

31

d. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ........................

33

e. Metode Pembelajaran Think Talk Write ......................

34

f. Metode Pembelajaran Numbered Head Together ........

40

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................

42

C. Kerangka Berpikir ...................................................................

44

D. Hipotesis Penelitian .................................................................

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................

47

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................

47

B. Metode Penelitian .....................................................................

47

C. Desain Penelitian ....................................................................

48

D. Populasi Dan Sampel ..............................................................

48

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

49

F. Instrumen Penelitian ...............................................................

50

1. Definisi Konseptual .............................................................

50

2. Definisi Operasional ............................................................

50

G. Uji Coba Instrumen ..................................................................

51

a. Uji Validitas .........................................................................

51

b. Uji Reliabilitas .....................................................................

51

c. Uji Taraf Kesukaran Soal.....................................................

51

d. Daya Pembeda .....................................................................

52

H. Teknik Analisis Data ...............................................................

52

I. Analisis Data ............................................................................

54

J. Hipotesis Statistik ....................................................................

55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................

56

A. Deskripsi Data ..........................................................................

56

B. Uji Persyaratan Analisis Data ...................................................

64

v

C. Pengujian Hipotesis ..................................................................

66

D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................

67

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

71

A. Kesimpulan ...............................................................................

71

B. Saran .........................................................................................

71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

73

BAB V

LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. SK dan KD IPS Terpadu kelas Delapan .......................................

26

Tabel 2. Desain Penelitian ...........................................................................

48

Tabel 3. Indeks Tingkat Kesukaran Soal .....................................................

52

Tabel 4. Kriteria Daya Beda ........................................................................

52

Tabel 5. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Islamiyah Ciputat .................

58

Tabel 6. Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat .................................

60

Tabel 7. Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Think Talk Write .................

63

Tabel 8. Data hasil Posttest Siswa Kelompok Think Talk Write .................

63

Tabel 9. Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Numbered Head Together...

63

Tabel 10. Data Hasil Postest Siswa Kelompok Numbered Head Together ...

64

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Uji Coba Instrumen ANATES

Lampiran 2.

Uji Normalitas Pretest Think Talk Write (TTW)

Lampiran 3.

Uji Normalitas Postest Think Talk Write (TTW)

Lampiran 4.

Uji Normalitas Pretest Numbered Head Together (NHT)

Lampiran 5.

Uji Normalitas Postest Numbered Head Together (NHT)

Lampiran 6.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas VIII.2

Lampiran 7.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas VIII.3

Lampiran 8.

Kisi-Kisi Soal

Lampiran 9.

Uji-t (Uji Beda Rata-rata)

Lampiran 10. Uji Homogenitas Lampiran 11. N-Gain Metode Think Talk Write (TTW) Lampiran 12. N-Gain Metode Numbered Head Together (NHT) Lampiran 13. Soal Pretest Lampiran 14. Soal Postest Lampiran 15. Kunci Jawaban Soal Lampiran 16. Lembar Observasi Metode Think Talk Write (TTW) Lampiran 17. Lembar Observasi Metode Numbered Head Together (NHT) Lampiran 18. Wawancara Awal dengan Guru Lampiran 19. Wawancara Awal dengan Siswa Lampiran 20. Pelaksanaan Metode Think Talk Write (TTW) Lampiran 21. Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT)

viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman. Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia merupakan tugas besar dan memerlukan waktu yang panjang. Meningkatkan sumber daya manusia tidak lain harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah. Masa depan suatu negara sangat ditentukan oleh bagaimana negara tersebut memperlakukan pendidikan. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena dengan pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Untuk membentuk sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan zaman diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

1

2

Menurut Kunandar ”pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.”1 Berdasarkan definisi tersebut hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia yang menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara itu, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, maka komponen yang terkait dalam dunia pendidikan seperti keluarga, masyarakat, dan juga pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi masing-masing sekolah dan yang paling utama adalah bagi guru sebagai tenaga pengajar. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Sebagai komponen dibidang pendidikan, seorang 1

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapai Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed.1, h. v. 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: DEPAG RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007), h. 5.

3

guru dituntut berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru juga dituntut kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan

antusias

dalam

mengikuti

proses

belajar

mengajar,

sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan berkualitas dan prestasi yang dicapai siswa memuaskan. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, karena pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Pengertian metode pembelajaran menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti adalah sebagai berikut: metode pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut, membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal.3 Pada dasarnya keberhasilan pendidikan menurut Kunandar yaitu salah satunya tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Seorang guru dituntut terampil membelajarkan siswa, termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan menggunakan media serta alat bantu pengajaran, serta memilih dan menggunakan metode-metode mengajar.4 Seiring dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai tahun 2006 lalu, guru tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Praktik-praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir 3

Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 122 4 Kunandar, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1, h. 59

4

siswa, aktivitas guru lebih menonjol daripada siswa dan terbatas pada hafalan semata. Pembelajaran masih bersifat ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar pada diri siswa. Hal ini menyebabkan siswa cenderung jenuh, bosan dan akhirnya kurang tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berpengaruh terhadap ketercapaian hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya, seorang guru dituntut melakukan perubahan dalam cara mengajarnya. Misalnya dengan mengubah dari sekadar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat berkaitan dengan fakta, pemahaman konsep dan juga berisi teori-teori. Mata pelajaran IPS dianggap para siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Padahal dalam mata pelajaran IPS, siswa dituntut berpikir kritis dalam memahami konsep realita sosial yang terjadi. Semua itu tidak terlepas dari penguasaan siswa terhadap konsep-konsep IPS. Hal ini merupakan tantangan bagi seorang guru untuk mengubah anggapan tersebut agar pelajaran IPS dapat menjadi menyenangkan dan mudah sehingga siswa tertarik untuk mempelajari IPS dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Islamiyah

Ciputat,

pembelajaran

IPS

yang

dilakukan

guru

masih

menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru IPS tidak menyadari bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan sangat membosankan dan sangat monoton sehingga para siswa menjadi kurang antusias, cenderung pasif, dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Pembelajaran IPS banyak dilakukan dengan hanya memberi konsepkonsep materi IPS semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa ada pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa siswa pada

5

saat penelitian pendahuluan mengenai pembelajaran IPS yang umumnya mengaku bahwa belajar IPS itu sulit, karena banyak materi yang harus dihafalkan dan juga pelajaran IPS sangat membosankan dan membuat para siswa merasa ngantuk karena harus mendengarkan ceramah saja dari guru IPS yang bersangkutan. Dalam hal ini membuat pembelajaran IPS menjadi kurang kondusif karena kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai sebagian siswa cenderung rendah, tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 64. Kenyataannya di lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPS karena guru sudah terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan guru, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam pembelajaran. Jadi, dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPS. Hal ini mengacu pada konsep Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Standar Nasional Pendidikan, “bahwa proses pembelajaran pada satuan

pendidikan

diselenggarakan

secara

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan pendidikan suatu pendidikan bangsa memerlukan proses dan waktu secara bertahap.”5 Salah satu metode pembelajaran yang bersifat kooperatif dan berpusat pada siswa, di mana para siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran yaitu metode pembelajaran “Think Talk Write (TTW)”. Metode Think 5

Talk

Write

(TTW)

merupakan

strategi

pembelajaran

yang

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet. 1, h. 1.

6

diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Metode Think Talk Write dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya kemudian dicari solusi. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write, dimungkinkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dan pada akhirnya dituliskan dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh para siswa. Selain metode Think Talk Write (TTW), metode Numbered Head Together (NHT) juga merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Metode Numbered Head Together ini juga merupakan metode pembelajaran kooperatif yang secara khusus membantu peninjauan konsep-konsep yang diajarkan, yang bertujuan untuk memproses informasi, komunikasi, mengembangkan pemikiran, tinjauan ulang dari materi dan pengetahuan. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT), dimungkinkan para siswa tidak merasa jenuh dengan pelajaran IPS dan dengan metode ini juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai seberapa besar perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT), seperti yang dirumuskan dalam skripsi yang berjudul: ”Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat”.

7

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran IPS itu sulit, karena banyak hafalan 2. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat monoton dan kurang menarik 3. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar 4. Hasil belajar IPS siswa rendah, banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 64. 5. Kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan 6. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar IPS sehingga diperlukan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpikir dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman IPS. 7. Belum diketahui perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT).

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada: ”Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT).

D. Perumusan Masalah Berdasarkan

latar

belakang

masalah,

identifikasi

masalah

dan

pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Adakah perbedaan hasil belajar IPS

8

siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat?”.

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat.

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian dilakukan agar dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan Metode Think Talk Write (TTW) dan metode Numbered Heads Together (NHT) untuk peningkatan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS. b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori pembelajaran kooperatif. c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi peneliti di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar optimal.

9

2) Hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran IPS bagi para guru IPS yang lain. b. Bagi Guru 1) Sebagai masukan bagi guru IPS dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan minat dan hasil belajar siswa. 2) Meningkatkan

kemampuan

guru

dalam

mengembangkan

pembelajaran. 3) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS. 4) Dapat mengembangkan metode dalam pembelajaran IPS agar lebih bervariatif sehingga tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didiknya. c. Bagi siswa 1) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan lebih mudah memahami materi IPS yang disampaikan oleh guru. 2) Dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasanya sehingga mereka tidak jenuh dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 3) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. d. Bagi peneliti 1) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan. 2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Think Talk Write (TTW) dan metode Numbered Heads Together (NHT). 3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru IPS sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan.

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis 1. Hasil Belajar IPS a. Pengertian Belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Dan juga banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada beberapa pendapat tentang belajar, yang pertama pengertian belajar menurut Zikri Neni Iska: pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup (survived).1

1

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1, h.76.

10

11

Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, ”belajar adalah suatu proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan”.2 Sedangkan menurut Oemar Hamalik, ”belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami”.3 Pengertian belajar menurut Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti yaitu: belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.4 Menurut S. Nasution ”belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.”5 Menurut Sarlito Wirawan Sarwono ”belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi”.6 Menurut Alisuf Sabri ” belajar merupakan faktor penentu proses perkembangan, manusia memperoleh

hasil

perkembangan

berupa

pengetahuan,

sikap,

keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar”.7 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, ”belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dari pengalaman individu dalam 2

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 10. 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. 2, h. 27. 4 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 117. 5 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 35 6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi , (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2000), cet. 8, h. 45. 7 M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah), ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 2, h. 54

12

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.8 Menurut Abu Ahmadi, ”belajar adalah proses perubahan perilaku

berkat

pengalaman

dan

pelatihan”.9

Menurut

Pupuh

Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, ”belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu”.10 Pengertian belajar lain menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, ”belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif dan psikomotor”.11 Menurut Yatim Riyanto mendefinisikan bahwa ”belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.12 Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari pengalaman dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.

b. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Dalam uraian terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan 8

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), ed. 2, h. 13. Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 17. 10 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 6. 11 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009), h. 3. 12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. 1, cet. 1, h. 6. 9

13

menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi muridmurid. Menurut Yatim Riyanto, “prinsip-prinsip belajar merupakan konsep-konsep ataupun asas yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar, dan ini mengandung maksud bahwa pendidik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar.”13 Prinsip-prinsip belajar menurut Kunandar adalah sebagai berikut bahwa dalam belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri pada siswa. Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu. Belajar dilaksanakan dengan latihan dayadaya, membentuk hubungan asosiasi dan melalui penguatan. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.14 Sedangkan prinsip-prinsip belajar menurut Slameto yaitu bahwa prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu bahwa dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. Dan juga belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.”15 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat, mempunyai landasan berpikir, landasan berpijak dan sumber motivasi bagi peserta didik, dengan harapan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tumbuhnya proses belajar antara 13 14 15

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 62. Kunandar, Guru Profesional…, h. 302. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 63.

14

peserta didik dan pendidik menjadi dinamis dan terarah. Dalam belajar, perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya menghafal materi.

c. Teori-Teori Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses belajar yang terjadi pada diri individu itu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas, maka timbullah perbedaan pendapat dikalangan para ahli psikologi, sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar. Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa teori belajar, yaitu: 1) Teori Belajar Konstruktivisme Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ideide. Menurut teori konstruktivis ini, guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. 2) Teori Perkembangan Kognitif Piaget Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui empat tingkatan, yaitu sensorimotor (lahir sampai usia 2 tahun), praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun), operasi konkrit (7 sampai

15

11 tahun dan operasi formal (usia 11 tahun sampai dewasa). 3) Teori Belajar Bermakna David Ausubel Belajar bermakna menurut teori Ausubel yaitu suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.16 Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar di sekolah, teoriteori belajar tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa agar tujuan pendidikan sekolah dapat tercapai dengan baik dan juga agar siswa memiliki pemahaman dan penalaran serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah. Menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar/faktor internal dan juga faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang belajar/faktor eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar yaitu fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. Dan juga psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor luar diri seseorang yang belajar yaitu lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Dan juga instrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen.17 Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar yang berasal dari luar diri seseorang yang belajar adalah faktor keluarga. Menurut pandangan sosiologis, keluarga adalah “Lembaga sosial terkecil dari

16

Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik , (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet. 1, h. 26 17 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar..., h.85.

16

masyarakat ”.18 keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keadaan keluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya anak dalam menjalin proses belajarnya. Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh dalam belajar, terdiri dari tiga aspek, yakni : a. Kondisi ekonomi keluarga. b. Hubungan emosional orang tua dan anak. c. Cara mendidik anak19 Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terbentuknya suatu pembelajaran yang efektif yang dimiliki oleh para siswa akan tumbuh tidak hanya dari faktor yang berasal dari kondisi badan siswa yang belajar. Proses pembelajaran yang efektif itu juga akan tumbuh diikuti dengan faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau lingkungan para siswa tersebut yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi proses belajarnya, agar dia mudah dalam menangkap dan memahami pelajaran dan juga mudah mengingat pelajaran tersebut. e. Hasil Belajar Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian tentang hasil belajar yaitu: Menurut Kunandar, hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Hasil belajar 18

http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t111-ciri-dan-proses-belajar-serta-faktoryang-mempengaruhi-kesulitan-belajar, diakses tanggal 3 Juli 2011. 19 http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t111-ciri-dan-proses-belajar-serta-faktoryang-mempengaruhi-kesulitan-belajar, diakses tanggal 3 Juli 2011.

17

dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap.20 Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a). keterampilan dan kebiasaan, (b). pengetahuan dan pengertian, (c). Sikap dan cita-cita. Masingmasing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikolotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Yang kedua yaitu ranah afektif yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir yaitu ranah psikomotoris yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni, (a) gerakan reflex, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.21 Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris “hasil belajar adalah suatu pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.”22 Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Oemar Hamalik bahwa “hasil-hasil belajar adalah pola-pola 20

Kunandar, Guru Profesional…, h. 229. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 15, h. 22. 22 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), cet. 1, h. 14. 21

18

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.”23 Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor Internal a) Faktor Biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta tidur yang cukup. b) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu 23

Oemar Hamalik, Proses Belajar…, h. 31.

19

bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.24 Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari dalam diri seseorang siswa adalah kelelahan, kondisi siswa yang sudah lelah dan tidak bertenaga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa tersebut.25 2)

Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya, maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. b) Faktor Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. c) Faktor Lingkungan Masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.26 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu, dan faktor ekstern yakni faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor internal dalam hal ini adalah kesehatan fisik, intelegensi, kemauan, bakat, kecerdasan dan juga 24

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011. 25 http://harminingsih.blogspot.com/2008/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html, diakses tanggal 3 Juli 2011. 26 http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011.

20

kelelahan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal dalam hal ini adalah keadaan keluarga, lingkungan sekolah dan juga lingkungan masyarakat.

g. Hakikat IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) 1)

Pengertian IPS Sesuai dengan kurikulum 2006, bahwa IPS itu merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP, di mana IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terdapat beberapa istilah yang kadang-kadang sering diartikan secara tumpang-tindih antara satu dengan yang lain. Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (social studies), ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Meskipun pada masing-masing istilah itu sama-sama terdapat kata-kata “social”, tetapi dalam pengertian dan maknanya ada perbedaan. Studi

sosial

merupakan

program

pendidikan

yang

dikembangkan dari ilmu-ilmu sosial, yang dalam mengkaji gejalagejala dan masalah-masalah sosial yang bersangkut paut dengan kehidupan manusia, studi sosial biasanya menggunakan bidang keilmuan yang termasuk ke dalam lingkup disiplin ilmu-ilmu social (social sciences). Menurut Dadang Supardan, ilmu sosial adalah disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi. Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiologi Jerman dan penulis buku Class and Class Conflict in Industrial Society yang dikenal sebagai pencetus Teori Konflik Non-Marxis, merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang member perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Bentuk tunggal ilmu sosial menunjukkan sebuah komunitas dan pendekatan yang saat

21

ini hanya dikalim oleh beberapa orang saja, sedangkan bentuk jamaknya, ilmu-ilmu social. Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi sosial, politik, bahkan sejarah walaupun disatu sisi ia termasuk ilmu humaniora.27 Pengertian IPS Menurut Syafruddin Nurdin, yaitu IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah. Bahkan pada sebagian Pergurua Tinggi, ada juga dikembangkan IPS ini sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan social sciences. Pada jenjang pendidikan dasar, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta masalah sosial yang ada di sekitar mereka.28 Menurut Enok Maryani, “IPS adalah bahan kajian yang terpadu

(interdisipliner)

adaptasi,

seleksi

dan

yang

merupakan

modifikasi

dari

penyederhanaan,

konsep-konsep

dan

keterampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.”29 Menurut Sardjiyo, “IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.”30 Menurut Sapriya “pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara 27

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan Struktural), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, cet. 2, h. 30. 28 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), cet. 1, h. 22. 29 Enok Maryani, Kajian Ilmu Sosial (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), (Ciputat: FITK Jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta, 2007), h. 34. 30 Sardjiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), Cet. 9, Ed. 2, h. 1.32.

22

ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.”31 IPS menurut Etin Solihatin dan Raharjo, yaitu: IPS merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di AS ( Marsh, 1980; Martorella, 1976). Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu.32 Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.33 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai ke pendidikan menengah,

bahkan

pada

tingkat

perguruan

tinggi,

yang

mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat dalam segala aspek kehidupan masyarakat tersebut.

2)

Ruang Lingkup IPS IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata Negara. Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut: a. Geografi meliputi manusia, tempat dan lingkungan.

31

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) cet. 1, h. 11. 32 Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, cet. 3, h. 14. 33 http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/, diakses pada tanggal 24 Februari 2011.

23

b. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan dan perubahan. c. Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya. d. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan.34 Berdasarkan uraian mengenai ruang lingkup IPS, dapat disimpulkan bahwa pokok bahasan atau topik yang terdapat dalam mata pelajaran IPS tidak semata-mata didasarkan atas kepentingan ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu politik dan sejarah secara terpisah-pisah, akan tetapi IPS merupakan gabungan dan perpaduan dari beberapa macam ilmu sosial.

3)

Tujuan IPS Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikian nasional. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan IPS, yaitu: Menurut Sardiyo “pembelajaran IPS bertujuan untuk membentuk warga Negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.35 Menurut Sapriya tujuan IPS yaitu tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan

34 35

Sardjiyo, Pendidikan IPS…, h. 2.5. Sardjiyo, Pendidikan IPS…, h. 1. 32.

24

mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.36 Menurut Etin Solihatin dan Raharjo ”tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.”37 Menurut Syafruddin Nurdin, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”.38 Dari beberapa pendapat di atas mengenai tujuan IPS, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS yaitu untuk membentuk anak didik agar mampu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

h. Hasil Belajar IPS Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang tujuan dari penilaian hasil belajar, yakni “untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.”39 Melalui proses pembelajaran, diharapkan ada peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, yang dapat dilihat salah satunya adalah melalui penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

36

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep …, h. 12 Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning …, h. 15 38 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan …, h. 24. 39 http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-412007_.pdf, diakses tanggal 3 Juli 2011. 37

25

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.40 Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, yaitu bahwa: penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.41 Dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, dengan menggunakan tes atau nontes. Kata hasil mempunyai arti “pendapatan atau perolehan”. Dalam penelitian ini hasil diartikan sebagai pendapatan atau perolehan dari seseorang dengan menunjukkan kecakapan dan kemampuannya. Hasil belajar ini biasanya ditunjukkan melalui perolehan nilai, keterampilan, perilaku dan lain sebagainya. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah “ pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasari pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah”. Hasil belajar IPS adalah perolehan yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran IPS berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan sosialnya. Dan untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam kegiatan pembelajaran harus menarik sehingga para siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus merancang proses pembelajaran yang melibatkan para siswa secara aktif sehingga tercapai hasil belajar sesuai

40

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-412007_.pdf, diakses tanggal 3 Juli 2011. 41 http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-412007_.pdf, diakses tanggal 3 Juli 2011.

26

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil belajar IPS dapat meningkat, maka dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan para siswa secara aktif. Adapun strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan para siswa secara aktif adalah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write. Dengan metode ini diharapkan para siswa menjadi terlatih dalam suatu permasalahan kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dan pada akhirnya dituliskan dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh para siswa tersebut. Selain metode pembelajaran Think Talk Write, metode pembelajaran Numbered Head Together juga merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan para siswa dilatih untuk bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya. Keberhasilan hasil belajar IPS Terpadu adalah tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS Terpadu kelas Delapan (VIII) SMP/MTs., semester genap berdasarkan Standar Isi, Permendiknas No. 22 Tahun 2006.

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Terpadu kelas Delapan:42 Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

5. Memahami usaha persiapan 5.1 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar kemerdekaan proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia 5.2 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia 6. Memahami pranata penyimpangan sosial

42

dan 6.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial

http://gusschool.wordpress.com/2010/10/24/standar-kompetensi-dan-kompetensi-dasarips-smp/, diakses tanggal 3 Juli 2011.

27

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat 6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial 7.Memahami kegiatan 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan perekonomian Indonesia kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya 7.2 Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional 7.4 Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS mengandung pengertian sebagai pendapatan atau perolehan berupa kecakapan dan kemampuan terhadap ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan sosialnya.

2. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran digunakan untuk dapat mengarahkan seorang guru dalam mendesain pembelajaran dan untuk membantu para siswa mencapai tujuan pembelajaran. Di bawah ini akan mengemukakan pengertian metode pembelajaran, yaitu: Menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zein “metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

28

dicapai setelah pengajaran berakhir.”43 Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru mendefinisikan “metode adalah suatu cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.”44 Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode menurut Akhmad Sudrajat berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.45 Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Apapun metode yang digunakan, hendaknya guru dapat membawa suasana pembelajaran yang edukatif, dapat menempatkan peserta didik agar dapat terlibat langsung secara aktif dalam menghidupkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, “metode pembelajaran dimaksudkan sebagai cara atau strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut, membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga

43

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar. Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), ed. Revisi, h. 46. 44 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Amelia, 2003), cet. 1, h. 281. 45 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-danmodel-pembelajaran/, diakses pada tanggal 16 November 2010

29

kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal.”46 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, dengan menggunakan atau merancang metode pembelajaran itu sangat penting bagi guru untuk

mempelajari

pembelajaran.

dan

karena

menambah dengan

wawasan

menguasai

tentang beberapa

metode metode

pembelajaran, maka seorang guru akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran akhirnya dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Terdapat beberapa definisi pembelajaran kooperatif, yakni: Menurut Kunandar “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh

antarsiswa

untuk

menghindari

ketersinggungan

dan

kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.”47 Menurut Etin Solihatin dan Raharjo “Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.”48 Menurut Yatim Riyanto, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan 46

Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan…, h. 122 Kunandar, Guru Profesional…, h. 337 48 Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning…, h. 4

47

30

sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Model belajar cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Model belajar cooperative learning juga mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.49 Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi “model pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.”50 Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang cukup berhasil pada kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.51 Menurut Isjoni dan Mohd Arif Ismail “pembelajaran kooperatif merupakan satu pendekatan mengajar di mana siswa bekerjasama di antara satu dengan yang lain dalam suatu kumpulan belajar yang kecil 49

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 271. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet. 1, h. 67. 51 http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm, diakses pada tanggal 24 Februari 2011 50

31

untuk memenuhi kehendak tugasan individu atau kumpulan yang telah diberikan oleh guru.”52 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang dapat membantu

siswa

dalam

mengembangkan

keterampilan

dan

meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep materi yang dipelajari

dengan

cara

bekerja

bersama-sama

dan

membentuk

kelompok-kelompok kecil. c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif Terdapat beberapa jenis atau variasi dalam model pembelajaran kooperatif. Setidaknya terdapat lima pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, di antaranya yaitu:

52

1)

Think-Shair-Pair (Belajar dengan Teman) Strategi ini berguna untuk mendengarkan satu sama lain serta memiliki kesempatan waktu yang lebih banyak. Setelah berdiskusi berpasangan, siswa diharapkan akan dapat belajar berbicara dan mendengarkan orang lain. Urutan strategi pembelajaran kelompok Think-Share-Pair ini adalah sebagai berikut: a) Siswa mendengarkan, sementara guru memberikan pertanyaan atau tugas. b) Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau respon secara individu. c) Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dan membicarakan tanggapan mereka. d) Siswa kemudian diundang untuk berbagi tanggapan dengan seluruh kelompok atau pasangan lain.

2)

Numbered Heads Together (NHT) Strategi ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format. Langkah: Siswa membentuk suatu tim dari 3-5 siswa dan diberi nomor untuk tiap siswa. Kelompok merupakan percampuran yang

Isjoni dan Mohd. Arif Ismail, Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet.1, h. 29

32

ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. a) Guru mengajukan pertanyaan langsung atau melalui LKS b) Siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dan memastikan semua anggota tahu jawabannya. Jika perlu, ada anggota yang berfungsi mengecek jawaban dari masing-masing anggota. c) Guru memanggil siswa dengan menyebut nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut mengangkat tangan dan memberikan jawaban untuk disampaikan ke seluruh siswa di kelas. d) Pada akhir sesi, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. 3)

STAD (Student Teams Achievement Divisions) Secara umum, STAD dapat dilaksanakan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a) Membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin atau suku). b) Guru menyajikan pelajaran c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah memahami materi, diharapkan menjelaskan apa yang sudah dimengertinya kepada anggota kelompok yang lain sampai setiap anggota kelompok tersebut memahami materi yang dimaksud. d) Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat mengerjakan kuis atau pertanyaan, siswa harus bekerja sendiri. e) Memberi evaluasi f) Kesimpulan

4)

JIGSAW Jigsaw dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, menguasai materi, serta diskusi dan tugas kelompok. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Siswa dikelompokkan dalam tim. b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda. c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian atau sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota

33

f) g) h)

lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. Dilakukan tes untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi yang telah didiskusikan. Guru memberi evaluasi dan kesimpulan.53

Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif yang dipaparkan di atas masih sangat umum dan dapat dimodifikasi serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

d. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Adapun unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu: 1)

Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama. Dengan saling membutuhkan antarsesama, maka mereka saling ketergantungan satu sama lain. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui saling ketergantungan pencapaian tujuan, saling ketergantungan dalam menyelesaikan pekerjaan dan saling ketergantungan bahan atau sumber untuk menyelesaikan pekerjaan serta saling ketergantungan peran. 2) Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. 3) Akuntabilitas individual Meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. 4) Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi Pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran kooperatif ditekankan aspek-aspek seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat positif

53

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif …, h. 175-178.

34

lainnya.54 Dari pengutaraan tentang unsur-unsur pembelajaran kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu pembelajaran tersebut dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif bila mana pembelajaran tersebut mengandung unsur-unsur pembelajaran kooperatif.

e. Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Untuk merealisasikan pembelajaran IPS yang melibatkan siswa secara aktif, dewasa ini telah dikembangkan berbagai strategi pembelajaran IPS baik yang melibatkan penggunaan alat bantu seperti multimedia ataupun tidak. Salah satunya adalah metode pembelajaran Think Talk Write. Think Talk Write adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996). Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.55 Metode Think Talk Write merupakan metode pembelajaran berbasis komunikasi. Metode ini termasuk ke dalam pendekatan cooperative learning, karena aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Think artinya ”1. memikirkan, 2. pikir.”56 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru pikir artinya menggunakan akal budi, ingatan, angan-angan, kata dalam hati untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.57 Berpikir (think) merupakan kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil keputusan misalnya merumuskan pengertian, menyintesis, dan menarik 54

Kunandar, Guru Profesional…, h. 337-338. http://www.salamiah.co.cc/2011/02/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html, diakses pada tanggal 24 Februari 2011 56 Sam. S. Warib, Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, (Jakarta: Sandro Jaya, 2004), cet.1, h. 231 57 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Amelia, 2003), cet. 1, h. 325 55

35

simpulan setelah melalui proses mempertimbangkan. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Talk artinya ”1. percakapan, 2. berbicara.”58 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru berbicara

artinya

”bercakap,

berkata,

membicarakan,

memperkatakan.”59 Talk adalah berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Write artinya ”menulis”. Sedangkan dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru menulis artinya membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena, kalam, pensil, kapur dan sebagainya, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya. Sehingga model Think Talk Write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan berpikir (think), berbicara /berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, alur kemajuan strategi TTW yaitu: dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana ini lebih efektif dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.60 Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atau berisi cerita kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Menurut Wiederhold (1997) membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu, belajar rutin membuat atau menulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Membuat catatan mempertinggikan pengetahuan siswa, 58

Sam. S. Warib, Kamus Lengkap 2 Milyar …, h. 228 Dessy Anwar, Kamus Lengkap …, h. 89 60 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2, h. 84. 59

36

bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjadi bagian integral dalam setting pembelajaran.61 Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris-demi baris atau membaca yang pentingnya saja. Seringkali suatu teks bacaan diikuti oleh

panduan,

bertujuan

untuk

mempermudah

diskusi

dan

mengembangkan pemahaman konsep. Dalam strategi ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan kecil.62 Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Tahap talk di mana siswa bekerja dengan kelompoknya menggunakan LKS. LKS ini berisi soal latihan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok. Pentingnya talk dalam suatu pembelajaran adalah dapat membangun pemahaman dan pengetahuan bersama melalui interaksi dan percakapan antara sesama individual di dalam kelompok. Akhirnya dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi yang bermuara pada suatu kesepakatan dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya menurut Huinker & Laughlin (1996) berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Selanjutnya berkomunikasi atau dialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau 61 62

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan …, h. 85. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan …, h. 85.

37

berdialog, sekaligus mengkonstruksi dikemukakan melalui dialog.63

berbagai

ide

untuk

Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau dialog pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menurut Shield & Swinson dalam buku Martinis Yamin & Bansu, dengan menulis berarti: membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas menulis juga membantu siswa membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain itu Masingila & Wisniowska (Yamin & Bansu, 2009) mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.64 Aktivitas siswa selama fase ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah atau pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, (2) mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun

perhitungan yang

ketinggalan, (4) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.65

63 64 65

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan …, h. 86-87. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan …, h. 87-88. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan …, h. 88.

38

Belajar Bermakna Melalui Strategi TTW

Guru

Dampak

Situasi Masalah Open-Ended

Siswa THINK Siswa

TALK

Membaca Teks & Membuat Catatan Secara Individual

Interaksi dalam Grup: Untuk Aktivitas Membahas Isi Siswa Catatan

Siswa

WRITE

Konstruksi Pengetahuan Aktivitas Siswa Hasil dari Think & Talk Secara Individual

Diagram 4: Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW

Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik

Langkah-langkah pembelajaran dengan model Think Talk Write adalah:

39

1.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang.

2.

Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan.

3.

Siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think)

4.

Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (talk). Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

5.

Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write).

Kelebihan dari metode Think Talk Write adalah: 1.

Siswa dapat terlibat secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep IPS

2.

Metode ini dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi para siswa untuk lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber.

3.

Pengelompokkan yang dilakukan secara heterogen, menimbulkan dampak sosial positif bagi para siswa.

4.

Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil kolaborasi. Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan

model Think Talk Write sebagaimana yang dikemukakan Silver & Smith adalah: (1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang setiap siswa berpikir, (2) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan, (3) Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi,

40

(4) Memutuskan kapan siswa diberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.

f. Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Metode pembelajaran IPS yang lain yang dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu metode Numbered Head Together (NHT). Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. 66 Numbered Head Together (NHT) adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spancer Kagan (1993) dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.67 Numbered Head Together merupakan teknik cooperative learning yang secara khusus membantu peninjauan konsep-konsep yang diajarkan. Teknik ini bertujuan

untuk

mengembangkan

memproses pemikiran,

informasi,

tinjauan

ulang

komunikasi

dan

dari

dan

materi

pengetahuan. Metode Numbered Head Together ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format.68 Numbered Head Together (NHT) atau disebut Kepala Bernomor dalam implementasinya guru memberi tugas, 66

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif …, h. 62 Kunandar, Guru Profesional…, h. 346 68 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran …, h. 176. 67

41

kemudian hanya siswa bernomor yang berhak menjawab (mencegah dominasi siswa tertentu).69 Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah yaitu sebagai berikut: 1)

Langkah 1: Penomoran (Numbering), yaitu guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

2)

Langkah 2: Pengajuan Pertanyaan (Questioning), yaitu guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah: ”Di mana letak kerajaan Majapahit?,” sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah ”Mengapa perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908 mengalami kegagalan?.”

3)

Langkah 3: Berpikir Bersama (Head Together), yaitu para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

4)

Langkah 4: Pemberian Jawaban (Answering), yaitu guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.70 Kelebihan dari penggunaan metode pembelajaran cooperative

learning metode Numbered Head Together dalam pembelajaran yaitu setiap siswa memiliki kesiapan untuk belajar, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai dan metode ini dapat membuat siswa aktif dalam

69 70

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 277. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif …, h. 63.

42

pembelajaran. Akan tetapi, selain memiliki kelebihan, metode Numbered Head Together juga memiliki kekurangan atau kelemahan, yaitu tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama dan kemungkinan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara metode Think Talk Write terhadap hasil belajar biologi dan retensi siswa dengan

(2,083 >

2,04).71 Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji U, yaitu

(16,5 > 7).72

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang 71

Siti Aisyah, ”Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 65, t.d. 72 Maesaroh, ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 59, t.d.

43

dilakukan oleh Abdul Rahman, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik Numbered Head Together (NHT) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan hipotesis postest melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 yaitu didapat hasil (2,318 > 2,000).73 Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ubaidillah, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran kooperatif dengan teknik NHT terhadap hasil belajar fisika siswa dengan

(4,33 > 2,02).74

C. Kerangka Berpikir IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang terdiri dari sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata Negara yang lebih menekankan pada

73 Abdul Rahman, ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 75, t.d. 74 Ubaidillah, ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 67, t.d.

44

aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS para siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimiliki oleh para siswa. Pengembangan pembelajaran IPS di sekolah masih didapatkan kurangnya melibatkan siswa mengalami pembelajaran secara konstruktif, dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan juga kurang mengaitkan adanya hubungan antara konsep pembelajaran dengan aplikasi dan pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mengakibatkan hasil belajar yang didapatkan oleh para siswa menjadi kurang optimal. Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan seorang siswa yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa tidak hanya dituntut untuk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik, sehingga mempunyai keahlian, kemampuan intelektual serta keterampilan, tetapi juga mempunyai integritas moral yang baik. Sebagai usaha untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, maka diperlukan suatu penerapan metode pembelajaran yang bukan hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tetapi membutuhkan keterlibatan para siswa secara aktif baik secara mental maupun fisik untuk membelajarkan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam pembelajaran IPS. Dan dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif diharapkan pembelajaran IPS dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dan hasil belajar yang diperoleh para siswa akan lebih baik. Salah satu alternatif metode pembelajaran efektif untuk membangun pemahaman konsep dan para siswa dapat lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar-mengajar serta dapat membangun dan menghayati nilai-nilai yang

45

terkandung dalam pembelajaran

IPS

yaitu

pembelajaran kooperatif

(cooperative learning). Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Metode cooperative learning mempunyai banyak varian teknik, seperti metode Think Talk Write dan metode Numbered Head Together. Metode Think Talk Write dalam pembelajarannya menitikberatkan pada kegiatan berpikir (think), berbicara /berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) para siswa agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Proses pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa sehingga para siswa termotivasi untuk untuk belajar daripada sekedar menghafal sehingga hasil belajar para siswa meningkat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Metode pembelajaran cooperative learning lainnya yaitu metode Numbered Head Together, metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang menawarkan tujuan dan pola pembelajaran yang diharapkan, agar para siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran, sehingga berimplikasi pada hasil belajar yang optimal dari segi akademik maupun segi sosial. Berdasarkan hal tersebut diasumsikan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT).

D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian sebagai berikut:

46

Ho : Tidak ada perbedaan antara hasil belajar IPS siswa kelas VIII semester II SMP Islamiyah Ciputat yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Ha : Ada perbedaan antara hasil belajar IPS siswa kelas VIII semester II SMP Islamiyah Ciputat dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat yang terletak di Jl. Ki Hajar Dewantara No. 23 Ciputat Tangerang Selatan. Alasan penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut sebagai berikut: 1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah. 2. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan observasi. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, dimulai dari bulan April hingga bulan Mei 2011.

B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu “data yang berbentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitian.”1 Metode penelitian ini digunakan untuk mencari adanya perbedaan hasil belajar dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan juga metode pembelajaran 1

Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 139.

47

48

Numbered Head Together (NHT) yang diukur adalah aspek kognitif yang dilihat dari hasil belajarnya dalam bentuk tes formatif pada tes siswa. Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap kelas eksperimen yaitu kelas VIII-2 yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan kelas VIII-3 yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

C. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group PretestPostest Design. Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2 Desain Penelitian Kelompok

Pretes

Perlakuan

Postes

E1

T1

X1

T1

E2

T2

X2

T2

Keterangan : E1

: Kelas yang menggunakan metode Think Talk Write (TTW)

E2

: Kelas yang menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)

T1

: Pretes kelompok Think Talk Write (TTW)

T2

: pretes kelompok Numbered Head Together (NHT)

X1

: Pelaksanaan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)

X2

: Pelaksanaan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

T1

: Postes kelompok Think Talk Write (TTW)

T2

: Postes kelompok Numbered Head Together (NHT)

D. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes

49

atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Islamiyah Ciputat. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti yang menjadi objek penelitian dan dikenai perlakuan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah para siswa kelas VIII.2 dan para siswa kelas VIII.3. Kelas VIII.2 terdiri dari 40 siswa dan kelas VIII.3 terdiri dari 41 siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian diperoleh dari hasil pretest dan postest. Pretest ialah tes hasil belajar yang mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal para siswa sebelum menerapkan metode pembelajaran. Sedangkan postest ialah tes hasil belajar yang dilakukan setelah pembelajaran menggunakan metode Think Talk Write dan metode Numbered Head Together untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan. Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. “Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal.”3 Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan penerapan metode digunakan teknik observasi.

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian.4 Penulis melihat dan mengamati secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada mata pelajaran IPS.

2

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet II, h. 116 3 http://86irul.blogspot.com/2009/05/tes-prestasi-hasil-belajar.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011 4 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial ..., h. 173

50

F. Instrumen Penelitian a. Definisi Konseptual Dari variabel yang ditentukan yakni metode pembelajaran dan hasil belajar. Metode adalah masalah cara kerja yang digunakan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Think Talk Write adalah berpikir, berbicara dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya yang kemudian dicari solusi. Numbered Head Together adalah pemberian nomor, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama-sama kemudian memberikan jawaban. Hasil menunjuk kepada suatu pendapatan dan perolehan akibat adanya suatu usaha. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari pengalaman dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. b. Definisi Operasional a. Variabel bebasnya (X1) adalah metode pembelajaran Think Talk Write dan (X2) adalah metode pembelajaran Numbered Head Together. b. Variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar para siswa yang diperoleh dari skor tes setelah dilaksanakan penerapan pembelajaran dengan metode Think Talk Write dan metode Numbered Head Together, yang bertujuan untuk mengukur aspek kognirif pengetahuan dan pemahaman para siswa tentang konsep IPS setelah melaksanakan proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS. Tes yang akan diberikan merupakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang meliputi ingatan atau pengetahuan, pemahaman, dan

51

penerapan dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan hasil (0) untuk jawaban yang salah. Tes hasil belajar IPS diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari materi IPS dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran Nimbered Head Together (NHT). Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan metode adalah lembar observasi.

G. Uji Coba Instrumen Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu diujicobakan pada para siswa kelas IX SMP Islamiyah Ciputat. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Pengujian validitas yang digunakan dalam instrument ini adalah validitas isi yang dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Untuk mengukur keabsahan instrumen digunakan program ANATES. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil produktif. Jadi yang diperhitungkan disini adalah ketelitiannya. Perhitungan realiabilitas menggunakan program ANATES. c. Uji Taraf Kesukaran Soal Uji taraf kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal itu termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Kriteria tingkat kesukaran

52

soal menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut:5 Tabel 3 Indeks Tingkat Kesukaran Soal Indeks Tingkat Kesukaran

Kriteria

1,00-0,30

Soal Sukar

0,30-0,70

Soal Sedang

0,70-1,00

Soal Mudah

d. Daya Pembeda Menurut

Suharsimi

Arikunto

daya

pembeda

soal

adalah

kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah).6 Daya pembeda dihitung dengan program ANATES. Tabel 4 Kriteria Daya Beda Indeks Daya Beda 0,2-0,4 0,4-0,7 0,7-1,00 Bertanda negatif

Kriteria Jelek Sedang Baik Baik Sekali Jelek Sekali

H. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas dengan Uji Lilifors Uji Normalitas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)

5

Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Ed. Revisi, cet. 9, h. 210. 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …, h. 211.

53

2)

Cari angka baku dengan rumus:

3)

Cari distribusi bakunya F(z)

4)

Cari proporsi kumulatifnya S(z)

5)

Cari Lo = Max | F(z) – S (z) |

6)

Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.

Hipotesis Uji Normalitas: = sampel terdistribusi normal =sampel terdistribusi tidak normal Kriteria Uji Normalitas Jika

, maka sampel terdistribusi normal pada taraf

signifikansi b. Uji Homogenitas dengan Uji Fishers Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fishers, dengan rumus:7 ; db: db pembilang, db penyebut Keterangan: F = Homogenitas

Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut: 1)

Mencari statistik hitung

2)

Mencari statistik tabel

3)

Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel

Jika Fhitung < Ftabel ; maka H diterima Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ha diterima Hipotesis uji homogenitas: Ho= kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen Ha = kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen 7

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV. ALFABETA, 2007), h. 140.

54

I. Analisis Data Setelah diketahui homogenitas kedua kelompok sampel, langkah analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan statistik Uji Beda Rata-Rata (Uji t). 1) Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda RataRata (Uji t) menggunakan rumus sebagai berikut:

Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95 %. Selanjutnya membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka

ditolak dan

diterima.

Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah selisih antara nilai pretest dan postest, gain menunjukkan tingkat pemahaman, atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dengan menggunakan rumus:

55

N-Gain= skor postes - skor pretes skor ideal – skor pretes Perolehan skor gain ternormalisasi terdapat tiga kategorisasi: g-tinggi

: nilai () > 0,70

g-sedang

: nilai 0,70 e”() e”0,30

g-rendah

: nilai () < 0,30

J. Hipotesis Statistik Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1)

: Tidak Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Islamiyah Ciputat dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write.

2)

: Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Islamiyah Ciputat dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dan metode pembelajaran Numbered Head Together. Keterangan: = Hipotesis Nol = Hipotesis Alternatif 1 = Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Think Talk Write 2 = Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Numbered Head Together

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat a. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat Berdirinya Yayasan Islamiyah Ciputat diawali dengan berdirinya PGA Islamiyah yang awalnya diprakarsai oleh para pemuda wilayah Ciputat dan sekitarnya pada saat itu akibat terdorong oleh keinginan menanamkan nilainilai keagamaan di wilayah Ciputat dan sekitarnya. Selain itu, lembaga pendidikan menengah di kala itu masih sangat jarang, sehingga bagi mereka yang mampu dari segi materil sajalah yang dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tersebut. Itu pun mereka harus pergi ke Jakarta. Sementara bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan dari segi materil, walaupun mereka memiliki kompetensi akademik (cerdas), terpaksa harus puas menerima apa adanya. Bisa jadi hal ini merupakan impian belaka dan angan-agan yang tak berakibat pada kenyataan. Keinginan dan semangat yang sangat kuat itu diwujudkan dalam bentuk usaha keras yang dilakukan, pada akhirnya tanggal 25 Mei 1964 (19641965) disepakati berdirinya lembaga pendidikan yang selanjutnya diberi nama PGA Islamiyah ini mendapat sambutan yang cukup apresiatif dari tokoh-tokoh ahlu al sunnah wa al jamaah wilayah Ciputat dan sekitarnya. Nama PGA Islamiyah diambil sebagai satu ciri keislaman secara umum, dan nama tersebut mendapat restu dari ketua umum tanfidziyah Nahdlatul

56

57

Ulama, K.H. Idham Cholid, sebuah organisasi keagamaan terbesar di negeri ini. PGA Islamiyah terdiri atas Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) dengan masa belajar 4 tahun dan Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA), dengan masa belajar 2 tahun. Baik PGAP dan PGAA pertama kali didirikan cukup mendapat respon dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari rekrutmen siswa di tahun pertama didirikan sudah menerima siswa masingmasing satu kelas, walaupun belum memiliki gedung tempat belajar. Dalam perjalanannya, satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1966, didirikanlah Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) oleh masyarakat Ciputat dan sekitarnya, dengan Surat Keputusan Lembaga Pendidikan Maarif. Karena itulah, sekolah ini disebut SKKPNU. Setelah dua tahun berjalan diubah menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) tepatnya pada tahun 1968, SKKP inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya SMP Islamiyah seperti sekarang ini. pendirian SMP ini, didasari atas pemikiran bahwa Sekolah Menengah Pertama masih sangat jarang, baik negeri ataupun swasta. Dari Lembaga Pendidikan Islamiyah, terbentuklah sebuah yayasan, yaitu Yayasan Islamiyah Ciputat, tanggal 5 Agustus 1978, bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1398 H. Dengan badan pendiri yayasan sebagai berikut: Drs. H. Zarkasih Noor, H. Abdul Munir, B.A., M. Anwar Nur, A. Saefumillah, B.A. dan Ny. Muniroh Nur. Yayasan Islamiyah Ciputat terdiri sari SMP, MTs, SMK, MA dan STIE Islamiyah Ciputat. Yang menjabat sebagai kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2011-2012 yaitu Mudalih, S. Ag.

58

Tabel 5 Keadaan Guru dan Karyawan SMP Islamiyah Ciputat Tahun Ajaran 2011-2012 Pendidikan Terakhir S1/IPS/1994 S1/IPS/1998 S1/Sastra Arab/ 2004

No.

Nama

Jabatan

1 2 3

Mudalih, S. Ag. Sarmuji, S. Pd. Sumarja, S. S.

Kepala Sekolah Wk. Kep. Sek Guru

4 5

Saan Saputra, S. Pd. Dra. Wiwin Alawiyah

Guru Guru

6

Faiz Fikri, S. Ag.

Guru

7

Ade Laily, S. Pd.

Guru

S1/IPS/1997 S1/Fil. Sos. Pendidikan/1991 S1/Pend. Agama/1996 S1/Dakwah/1996

8 9

Sri Heriawati, S. Pd Drs. M. Amim

Guru Guru

S1/Pend. Kimia/1994 S1/Dakwah/1991

10

Sarmadih, S. Pd.

Guru

11 12 13

Sohril, Ama. Pd. Rita Sari, Ama. Pd. Drs. Nana Supriyatna

Guru Guru Guru

14 15

Wiwi Tarwiyah, S. E. Lia Rosmalia, S. Pd.

Guru Guru

16 17

Guru Guru

18

Husen Sakilin, S. Pd. Hasan Basri, S. E., M. Komp. Amrullah, S. E.

S1/Bahasa dan Sastra/2004 S1/Penjas/2010 D2/PGSD/2000 S1/Bahasa dan Sastra/1992 S1/Ekonomi/2004 S1/Bahasa Inggris/2005 S1/Matematika/2004 S2/Komputer/2009

19 20 21 22 23

Drs. Sayuti. S Lina Muzaimah, S. Pd. Euis Nurmalasari, S. Pd. Subhan Prakarsa Nurwahdah, S. Ag.

Guru Guru Guru Guru Guru

24 25

Reny Rosmiati, S. Pd. Umi Solikah, S. Pd.

Guru Guru

26

Tutik, S. Pd.

Guru

Guru

S1/Ekonomi Pembangunan/2008 S1/IPS/1991 S1/IPA/2009 S1/Matematika/2007 SMA/2001 S1/Pend. Agama/1997 S1/Pend. Fisika/2009 S1/Bahasa Indonesia/2005 S1/Bahasa Indonesia/2008

Bidang Study IPS IPS PAI, PKn, Budi Pekerti Seni Budaya PKn, Budi Pekerti Pend. Agama, BTQ PKn, Budi Pekerti IPA Pend. Agama, BTQ Bahasa Indonesia Penjaskes Seni Budaya Bahasa Indonesia IPS Bahasa Inggris Matematika TIK TIK IPS IPA Matematika Bahasa Inggris Pend. Agama, BTQ IPA Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

59

27 28 29 30 31

Andi Supendi Dedi Wahyudi Drs. Yakub Sopyan Rozikin, S. Pd. Anna Saraswati, S. S.

32 33 34 35 36

Yuliani Sudibyo Ida Farida Achmad Djuanda Ahmadi Rusdi Faisal, S. Pd. I.

37 38 39 40 41 42

Poniyem M. Soleh Nur Abdullah Sugito Enda Ruhenda Marullah

Guru Guru Guru Guru Guru, Pegawai TU Guru Pegawai TU Pegawai TU Teknisi Petugas Perpustakaan Pesuruh Pesuruh Pesuruh Penjaga Sekolah Penjaga Sekolah Penjaga Sekolah

SMA/2007 S1/Penjas/2010 S1/BP/1988 S1/Bahasa/2009 S1/Tarjamah/2008

Penjaskes Penjaskes BP, Budi Pekerti Bahasa TIK

SMA/2006 D2 S1 SMA S1

Matematika -

SD SD SD SR SMA SMA

-

b. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat 1 1) Visi Sekolah a) Terdepan dalam IMTAQ dan IPTEK 2) Misi Sekolah a) Mewujudkan manusia yang memiliki IPTEK b) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa c) Mewujudkan manusia yang bermoral dan berdisiplin tinggi d) Mewujudkan manusia yang berkompetitif

1

Wawancara dengan karyawan sekolah bagian Tata Usaha SMP Islamiyah Ciputat pada tanggal 25 Mei 2011.

60

c. Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat Tabel 6 STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Komite Sekolah Amrullah, S. E.

Kepala Sekolah Mudalih, S. Ag.

PKS Kurikulum Sarmuji, S. Pd

PKS Kesiswaan Sumarja, S. S

Pustakawan Rusdi Faisal, S. Pd. I. Koordinator TU Mursalin

1. 2. 3. 4.

Staf TU Achmad Djuanda, S. E. Anna Saraswati, S. E. Ida Farida Rahmat Budianto

PKS Sarana & Prasarana Fuad Faisal

61

2. Pelaksanaan Pembelajaran a. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Think Talk Write (TTW) Dalam penerapan metode Think Talk Write (TTW) ini siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-sama dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Dalam metode Think Talk Write (TTW) diawali dengan guru Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang. Kemudian guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelaksanaan metode ini guru memberikan pretest. Tahap pertama penerapan metode Think Talk Write (TTW) pada materi Memahami Kegiatan Perekonomian Indonesia di kelas VIII-2. Tahap kedua, siswa di bagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang. Tahap ketiga guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. Tahap keempat siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think). Tahap kelima siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (talk). Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Tahap keenam siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write). Kemudian tahap ketujuh siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing dan kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi. Tahap terakhir dari metode Think Talk Write (TTW) adalah guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya, kemudian guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa.

62

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Think Talk Write (TTW), guru memberikan postest.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Numbered Head Together (NHT) Dalam penerapan metode Numbered Head Together (NHT) ini siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersama-sama melalui kepala bernomor yang dalam implementasinya guru memberi tugas, kemudian hanya siswa bernomor yang berhak menjawab. Dalam metode Numbered Head Together (NHT) diawali dengan, guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelaksanaan metode ini guru memberikan pretest. Tahap pertama penerapan metode Numbered Head Together (NHT) pada materi Memahami Kegiatan Perekonomian Indonesia di kelas VIII-3. Tahap kedua, siswa di bagi ke dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan 3-5 orang. Tahap ketiga guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Tahap keempat para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. Tahap kelima guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Tahap terakhir dari metode Numbered Head Together (NHT) adalah guru bersama dengan siswa menyimpulkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Numbered Head Together (NHT), guru memberikan postest.

63

3. Data Hasil Belajar IPS Siswa a. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Think Talk Write 1) Hasil Pretest Kelompok Think Talk Write Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan terhadap kelompok Think Talk Write dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 7 Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Think Talk Write N

Jumlah Nilai Nilai Mean Median Modus Varians Simpangan Nilai Terendah Tertinggi Baku 40 1870 23 70 46,75 43 36 152,60 12,35 2) Hasil Postest Kelompok Think Talk Write Nilai yang diperoleh siswa dari Postest yang dilakukan terhadap kelompok Think Talk Write dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 8 Data hasil Postest Siswa Kelompok Think Talk Write N

Jumlah Nilai Nilai Mean Median Modus Varians Simpangan Nilai Terendah Tertinggi Baku 40 2185 40 80 54,62 53 53 118,39 10,88 b. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Numbered Head Together 1) Hasil Pretest Kelompok Numbered Head Together Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan terhadap kelompok Numbered Head Together dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 9 Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Numbered Head Together N

Jumlah Nilai Nilai Mean Median Modus Varians Simpangan Nilai Terendah Tertinggi Baku 41 1626 23 56 39,65 40 40 54,58 7,38

64

2) Hasil Postest Kelompok Numbered Head Together Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan terhadap kelompok Numbered Head Together dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 10 Data Data hasil Postest Siswa Kelompok Numbered Head Together N

Jumlah Nilai Nilai Mean Median Modus Varians Simpangan Nilai Terendah Tertinggi Baku 41 2791 43 90 68,07 70 70 143,76 11,98

B. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data a) Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Think Talk Write Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas (Liliefors). Kriteria uji normalitas adalah Ho diterima jika,

. Dengan

diterimanya Ho berarti data dalam penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh

pretes kelompok Think Talk

Write sebesar 0,18. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 40 diperoleh ditolak karena

0,14. Dengan demikian Ho

(0,18 > 0,14). Dapat disimpulkan bahwa data

prestes kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal. b) Uji Normalitas Data Postest Kelompok Think Talk Write Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh

postest kelompok Think

Talk Write sebesar 0,99. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 40 diperoleh demikian Ho ditolak karena

0,14. Dengan

(0,99 > 0,14). Dapat disimpulkan

bahwa data postest kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal.

65

c) Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Numbered Head Together Setelah dilakukan perhitungan,

diperoleh

pretest kelompok

Numbered Head Together sebesar 0,13. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 41 diperoleh Dengan demikian Ho diterima karena

0,13.

(0,13 < 0,13). Dapat

disimpulkan bahwa data pretest kelompok Numbered Head Together berdistribusi normal. d) Uji Normalitas Data Postest Kelompok Numbered Head Together Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh

postest kelompok

Numbered Head Together sebesar 0,10. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 41 diperoleh Dengan demikian Ho diterima karena

0,13.

(0,10 < 0,13). Dapat

disimpulkan bahwa data postest kelompok Numbered Head Together berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data a) Uji Homogenitas Data Pretest Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan Uji Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah Ho diterima jika atau Ho ditolak jika

,

. Dengan diterimanya Ho berarti data

dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi yang tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh sebesar 2,79. Jika dikonsultasikan dengan

pada taraf signifikansi

0,05 dengan db penyebut 39 dan db pembilang 40 diperoleh

sebesar

1,69. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data pretest tidak berasal dari populasi yang homogen, karena

(

).

66

b) Uji Homogenitas Data Postest Hasil perhitungan uji homogenitas data postest diperoleh pada taraf signifikansi

sebesar 1,21. Jika dikonsultasikan dengan

0,05 dengan db penyebut 40 dan db pembilang 39 diperoleh

sebesar

1,69. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data postest berasal dari populasi yang homogen, karena

(

).

C. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dan Numbered Head Together, maka dilakukan uji t (uji beda). Kriteria uji hipotesis data diterima jika

adalah

, atau

ditolak jika

.

Dengan ditolaknya Ho berarti data dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) adalah berbeda secara signifikan. Dengan diterimanya Ho berarti data dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) adalah tidak berbeda secara signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh dengan

sebesar 0,46. Jika dikonsultasikan

pada taraf signifikansi 95% dan db = 79 (41+40-2) diperoleh

sebesar 1,66. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT).

67

D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VIII-2 yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah 54,62 dan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VIII-3 yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah 68,07 dengan nilai

dan nilai

hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT). Hal ini dimungkinkan karena pendekatan kedua metode tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut dapat merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun, masih terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif dalam pembelajaran karena kedua metode ini masih baru bagi para siswa tersebut, mereka pun belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Dalam kedua metode pembelajaran tersebut, siswa yang biasanya belajar secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan belajar mereka, serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan bervariasi. Kedua metode pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih untuk berpendapat, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya. Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mean gainnya sebesar 0,56 lebih baik daripada mean gain kelompok yang

68

menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yaitu 0,11. Selain itu terdapat perbedaan rata-rata pretest dan postest metode Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) yaitu rata-rata pretest metode Think Talk Write (TTW) 46,75 dan rata-rata postest metode Think Talk Write (TTW) 54,62, sedangkan rata-rata pretest metode Numbered Head Together (NHT) 39,65 dan rata-rata postest metode Numbered Head Together (NHT) 68,07. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) serta menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Islamiyah Ciputat. Hal ini dapat terlihat dari mean gain metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sebesar 0,56 lebih baik daripada mean gain dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yaitu 0,11. Dengan demikian nampak bahwa hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW). Hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rahman, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik Numbered Head Together (NHT) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan hipotesis postest melalui uji-t pada taraf

69

(2,318 > 2,000).2

signifikansi 0,05 yaitu didapat hasil

Hasil penelitian juga diungkapkan oleh Ubaidillah, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran kooperatif dengan teknik NHT terhadap hasil belajar fisika siswa dengan (4,33 > 2,02).3 Selain sejalan dengan hasil penelitian terdahulu, penelitian ini juga sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu ahli yang mengemukakan tujuan Cooperative Learning yaitu Eggen dan Kauchak, dalam buku Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik karangan Trianto, yang mengungkapkan bahwa tujuan Cooperative Learning adalah sebagai berikut: Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.4 Sesuai dengan hasil penelitian bahwa siswa mengalami keberhasilan serta dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih untuk berpendapat, membuat keputusan dalam kelompok dengan cara bekerjasama, rasa

kesetiakawanan,

menghargai

perbedaan

dan

termotivasi

untuk

meningkatkan prestasinya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami 2

Abdul Rahman, ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 75, t.d. 3 Ubaidillah, ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 67, t.d. 4 Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, h. 42.

70

peningkatan,

karena

dalam

penelitian

dengan

menerapkan

metode

pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sangat mengedepankan aktivitas siswa dalam hal mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa mengenai isi pelajaran yang mereka pelajari yang bertujuan untuk memproses iniformasi, komunikasi dan mengembangkan pemikiran, tinjauan ulang dari materi dan pengetahuan berupa jawaban pribadi maupun jawaban kelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Kunandar mengenai “Numbered Head Together” adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Metode Numbered Head Together (NHT) ini bertujuan untuk memproses informasi, komunikasi dan mengembangkan pemikiran, tinjauan ulang dari materi dan pengetahuan.5 Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS sudah meningkat dan siswa sangat antusias saat peneliti menerapkan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Hal ini disebabkan karena dalam penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) semua siswa mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Pemanggilan nomor secara berurutan membuat siswa tidak merasa kebingungan, giliran nomor berapa yang dipanggil untuk menjawab pertanyaan, sehingga pemanggilan nomor dilakukan secara teratur dan terstruktur. Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berpikir dan hasil penelitian yang relevan bahwa metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. 5

Kunandar, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1, h. 59.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Numbered Head Together (NHT) di SMP Islamiyah Ciputat dengan diperoleh nilai

yaitu

, maka hipotesisnya yaitu Ho diterima dan

Ha ditolak.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada guru diharapkan memiliki kemampuan untuk memilih metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di antara metode pembelajaran yang harus dikuasai guru adalah model pembelajaran kooperatif metode Think Talk Write (TTW) dan metode Numbered Head Together (NHT), sebab kedua metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa tetapi 71

72

juga siswa dapat saling menghargai pendapat teman yang berbeda-beda dan untuk mengembangkan keterampilan. 2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Think Talk Write dan metode

Numbered Head Together merupakan metode yang dapat mengaktifkan siswa. Untuk itu diharapkan metode ini dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang tepat dalam menyajikan mata pelajaran IPS di sekolah. 3. Diharapkan ada penelitian mengenai penerapan metode pembelajaran Think

Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada materi pelajaran yang berbeda dan dapat memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Alisuf Sabri, M. (1996). Psikologi Pendidikan (Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Anwar, Dessy. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Amelia. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zein. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. DEPAG RI. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: DEPAG RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. (2009). Strategi Belajar MengajarStrategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Isjoni dan Mohd. Arif Ismail. (2007). Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iska, Zikri Neni. (2006). Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s. Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kunandar. (2007). Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

73

74

Maryani, Enok. (2007). Kajian Ilmu Sosial (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial). Ciputat: FITK Jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta. Masitoh dan Laksmi Dewi. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam DEPAG RI. Nasution, S. (1995). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nurdin, Syafruddin. (2005). Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ciputat: Quantum Teaching. Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. S. Warib, Sam. (2004). Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris. Jakarta: Sandro Jaya.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sardjiyo. (2011). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA. Supardan, Dadang. (2009). Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan Struktural). Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Umar, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Wirawan, Sarlito. (2000). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. (2009). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Z, Zurinal dan Wahdi Sayuti. (2006). Ilmu Pendidikan (Pengantar dan DasarDasar Pelaksanaan Pendidikan). Jakarta: UIN Jakarta Press.

75

Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan TeoriAplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Abdul Rahman. (2009). ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maesaroh. (2010). ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Siti Aisyah. (2009). ”Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ubaidillah. (2009). ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metodeteknik-dan-model-pembelajaran/, diakses pada tanggal 16 November 2010. http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-412007_.pdf, diakses tanggal 3 Juli 2011. http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t111-ciri-dan-proses-belajar-sertafaktor-yang-mempengaruhi-kesulitan-belajar, diakses tanggal 3 Juli 2011. http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/10/pengertian-hasil-belajar.html, diakses pada tanggal 24 Februari 2011. http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm, diakses pada tanggal 24 Februari 2011 http://gusschool.wordpress.com/2010/10/24/standar-kompetensi-dan-kompetensidasar-ips-smp/, diakses tanggal 3 Juli 2011. http://harminingsih.blogspot.com/2008/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhihasil.html, diakses tanggal 3 Juli 2011. http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhihasil.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011. http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuanips/, diakses pada tanggal 24 Februari 2011.

76

http://www.salamiah.co.cc/2011/02/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html, diakses pada tanggal 24 Februari 2011. http://86irul.blogspot.com/2009/05/tes-prestasi-hasil-belajar.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2011.

SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 27 Jumlah butir = 30 Bobot jwb benar = 1 Bobot jwb salah = 0 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 Herawati Dewi 15 15 0 15 15 2 Diah Yunia... 16 14 0 16 16 3 Enno Yunia L. 13 17 0 13 13 4 Dwi Ambarwati 18 12 0 18 18 5 Nina Khali... 13 17 0 13 13 6 Fatika Nur... 14 16 0 14 14 7 Dwianti K. 13 17 0 13 13 8 Nurlisa Ha... 12 18 0 12 12 9 Nurbayinah 12 18 0 12 12 10 Erika Purn... 9 21 0 9 9 11 Santika Wati 15 15 0 15 15 12 Euis Sukma... 15 15 0 15 15 13 Uun Mulyan... 11 19 0 11 11 14 Sri Andayani 16 14 0 16 16 15 Veby Adriana 14 16 0 14 14 16 Adi Sucipto 15 15 0 15 15 17 Aan Gunung J. 11 19 0 11 11 18 Devi Tri P... 14 16 0 14 14 19 Vinka Lara... 15 15 0 15 15 20 Nadya Maul... 10 20 0 10 10 21 Aida Fadillah 9 21 0 9 9 22 Ika Muthoh... 14 16 0 14 14 23 Dea Maryana 18 12 0 18 18 24 Wulan Dari M. 15 15 0 15 15 25 Siti Nur A... 18 12 0 18 18 26 Khalda Naz... 11 19 0 11 11 27 Helina 14 16 0 14 14

RELIABILITAS TES ================ Rata2= 13.70 Simpang Baku= 2.51 KorelasiXY= 0.36 Reliabilitas Tes= 0.53 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 Herawati Dewi 6 9 15 2 Diah Yuniar N... 7 9 16 3 Enno Yunia L. 5 8 13 4 Dwi Ambarwati 6 11 17 5 Nina Khalifah... 6 6 12 6 Fatika Nur Kh... 4 9 13 7 Dwianti K. 5 7 12 8 Nurlisa Handa... 4 7 11 9 Nurbayinah 4 7 11 10 Erika Purnama... 2 6 8 11 Santika Wati 4 10 14 12 Euis Sukmawati 4 10 14 13 Uun Mulyaningsih 4 6 10 14 Sri Andayani 6 9 15 15 Veby Adriana 4 9 13 16 Adi Sucipto 7 8 15 17 Aan Gunung J. 3 7 10 18 Devi Tri Pusp... 4 9 13 19 Vinka Larasita 4 10 14 20 Nadya Mauli E... 3 6 9 21 Aida Fadillah 2 6 8 22 Ika Muthoharoh 3 10 13 23 Dea Maryana 8 9 17 24 Wulan Dari M. 4 10 14 25 Siti Nur Aisyah 6 11 17 26 Khalda Nazillah 4 6 10 27 Helina 5 9 14

Kel Unggul & Asor ================= Kelompok Unggul Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Dwi Ambarwati 18 1 - 1 - 1 - 1 1 - 1 1 2 Dea Maryana 18 1 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 3 Siti Nur Aisyah 18 1 - 1 1 - 1 1 1 - - 1 4 Diah Yuniar N... 16 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 5 Sri Andayani 16 1 - 1 - 1 1 1 1 - 1 6 Herawati Dewi 15 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 7 Santika Wati 15 1 - 1 - - 1 1 1 - 1 1 Jml Jwb Benar 5 0 7 2 4 6 7 7 0 6 4

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 Dwi Ambarwati - 1 - - - 1 1 1 1 1 1 2 Dea Maryana - 1 - - 1 1 1 1 - 1 1 3 Siti Nur Aisyah - 1 - - 1 1 - 1 - 1 1 1 4 Diah Yuniar N... - 1 - - 1 1 1 1 - 1 1 5 Sri Andayani - 1 - - 1 1 - 1 - - 1 1 6 Herawati Dewi - 1 - - - 1 1 1 - 1 1 7 Santika Wati - 1 - 1 - 1 - - - 1 1 Jml Jwb Benar 0 7 0 1 4 7 4 6 1 6 7 2

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 1 Dwi Ambarwati 1 - - 1 - 1 1 2 Dea Maryana - 1 1 - - - 1 3 Siti Nur Aisyah 1 - - 1 - 1 1 4 Diah Yuniar N... - 1 1 1 - - 5 Sri Andayani 1 - - 1 - - 1 6 Herawati Dewi - 1 1 1 - - 7 Santika Wati - 1 - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 3 4 3 6 0 2 5

Kelompok Asor Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Nurbayinah 12 1 - 1 - - 1 - 1 - - 2 Uun Mulyaningsih 11 - - - 1 1 - 1 1 - - 1 3 Aan Gunung J. 11 - - 1 1 - - - - 1 - 4 Khalda Nazillah 11 - - - 1 1 - 1 1 - - 1 5 Nadya Mauli E... 10 1 - 1 - - 1 1 - - 1 1 6 Erika Purnama... 9 1 - 1 - - 1 - 1 - - 7 Aida Fadillah 9 1 - 1 - - 1 1 - - 1 1 Jml Jwb Benar 4 0 5 3 2 4 4 4 1 2 4

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 Nurbayinah 1 1 1 1 - 1 - 1 - 1 - 2 Uun Mulyaningsih - - - - 1 - - - - 1 1 3 Aan Gunung J. - 1 - 1 1 1 1 - - - - 1 4 Khalda Nazillah - 1 - - 1 - - - - - 1 5 Nadya Mauli E... - 1 - - 1 1 - - - - - 6 Erika Purnama... - 1 - - - 1 - 1 - 1 - 7 Aida Fadillah - 1 - - - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 1 6 1 2 4 5 1 2 0 3 2 1

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 1 Nurbayinah - - - - - - 1 2 Uun Mulyaningsih - - - 1 - 1 1 3 Aan Gunung J. - 1 - - - - 1 4 Khalda Nazillah - - - 1 - 1 1 5 Nadya Mauli E... - - - - - - 1 6 Erika Purnama... - - - - - - 1 7 Aida Fadillah - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 0 1 0 2 0 2 7

DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 27 Klp atas/bawah(n)= 7 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 5 4 1 14.29 0 0 0 0.00 7 5 2 28.57 2 3 -1 -14.29 4 2 2 28.57 6 4 2 28.57 7 4 3 42.86 7 4 3 42.86 0 1 -1 -14.29 6 2 4 57.14 4 4 0 0.00 0 1 -1 -14.29 7 6 1 14.29 0 1 -1 -14.29 1 2 -1 -14.29 4 4 0 0.00 7 5 2 28.57 4 1 3 42.86 6 2 4 57.14 1 0 1 14.29 6 3 3 42.86 7 2 5 71.43 2 1 1 14.29 3 0 3 42.86 4 1 3 42.86 3 0 3 42.86 6 2 4 57.14 0 0 0 0.00 2 2 0 0.00 5 7 -2 -28.57

TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jml Betul 19 1 25 8 11 16 22 22 2 15 17 2 26 3 6 13 22 9 17 5 20 15 6 5 11 7 14 3 6 22

Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 70.37 Sangat Mudah 3.70 Sangat Sukar 92.59 Sangat Mudah 29.63 Sukar 40.74 Sedang 59.26 Sedang 81.48 Mudah 81.48 Mudah 7.41 Sangat Sukar 55.56 Sedang 62.96 Sedang 7.41 Sangat Sukar 96.30 Sangat Mudah 11.11 Sangat Sukar 22.22 Sukar 48.15 Sedang 81.48 Mudah 33.33 Sedang 62.96 Sedang 18.52 Sukar 74.07 Mudah 55.56 Sedang 22.22 Sukar 18.52 Sukar 40.74 Sedang 25.93 Sukar 51.85 Sedang 11.11 Sangat Sukar 22.22 Sukar 81.48 Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Korelasi Signifikansi 0.153 0.103 0.311 0.045 0.130 0.053 0.369 Signifikan 0.407 Signifikan -0.081 0.316 0.219 -0.196 0.215 -0.197 -0.080 0.056 0.214 0.372 Signifikan 0.468 Sangat Signifikan 0.174 0.409 Signifikan 0.528 Sangat Signifikan 0.209 0.445 Signifikan 0.314 0.346 0.366 Signifikan -0.005 0.101 -0.174 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 30 40 50

0,381 0,349 0,304 0,273

0,496 0,449 0,393 0,354

90 0,205 0,267 100 0,195 0,254 125 0,174 0,228 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir a b c d * 1 0-- 19** 3++ 5-- 0 2 20--- 6+ 1** 0-- 0 3 0-- 2--- 25** 0-- 0 4 8+ 11- 0-- 8** 0 5 5++ 3+ 11** 8+ 0 6 16** 0-- 10--- 1- 0 7 5--- 0-- 0-- 22** 0 8 2++ 22** 2++ 1+ 0 9 2** 6+ 4- 15-- 0 10 8-- 2- 2- 15** 0 11 3++ 17** 4++ 3++ 0 12 3- 3- 2** 19--- 0 13 26** 1--- 0-- 0-- 0 14 3** 14- 4- 6+ 0 15 6** 13-- 3- 5+ 0 16 0-- 13** 12--- 2- 0 17 0-- 22** 0-- 5--- 0 18 9** 12-- 6++ 0-- 0 19 5+ 1- 17** 4++ 0 20 5** 13-- 6++ 3- 0 21 4- 1- 2++ 20** 0 22 3+ 6+ 3+ 15** 0 23 1-- 6** 18--- 2- 0 24 5** 4+ 12- 6++ 0 25 11** 9- 1-- 6++ 0 26 10+ 9+ 7** 1-- 0 27 7- 6+ 0-- 14** 0 28 6+ 0-- 18--- 3** 0 29 0-- 2- 6** 19--- 0 30 22** 2++ 3-- 0-- 0

Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 27 Jumlah butir = 30 Bobot jwb benar = 1 Bobot jwb salah = 0 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 Herawati Dewi 15 15 0 15 15 2 Diah Yunia... 16 14 0 16 16 3 Enno Yunia L. 13 17 0 13 13 4 Dwi Ambarwati 18 12 0 18 18 5 Nina Khali... 13 17 0 13 13 6 Fatika Nur... 14 16 0 14 14 7 Dwianti K. 13 17 0 13 13 8 Nurlisa Ha... 12 18 0 12 12 9 Nurbayinah 12 18 0 12 12 10 Erika Purn... 9 21 0 9 9 11 Santika Wati 15 15 0 15 15 12 Euis Sukma... 15 15 0 15 15 13 Uun Mulyan... 11 19 0 11 11 14 Sri Andayani 16 14 0 16 16 15 Veby Adriana 14 16 0 14 14 16 Adi Sucipto 15 15 0 15 15 17 Aan Gunung J. 11 19 0 11 11 18 Devi Tri P... 14 16 0 14 14 19 Vinka Lara... 15 15 0 15 15 20 Nadya Maul... 10 20 0 10 10 21 Aida Fadillah 9 21 0 9 9 22 Ika Muthoh... 14 16 0 14 14 23 Dea Maryana 18 12 0 18 18 24 Wulan Dari M. 15 15 0 15 15 25 Siti Nur A... 18 12 0 18 18 26 Khalda Naz... 11 19 0 11 11 27 Helina 14 16 0 14 14

RELIABILITAS TES ================ Rata2= 13.70 Simpang Baku= 2.51 KorelasiXY= 0.36 Reliabilitas Tes= 0.53 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 Herawati Dewi 6 9 15 2 Diah Yuniar N... 7 9 16 3 Enno Yunia L. 5 8 13 4 Dwi Ambarwati 6 11 17 5 Nina Khalifah... 6 6 12 6 Fatika Nur Kh... 4 9 13 7 Dwianti K. 5 7 12 8 Nurlisa Handa... 4 7 11 9 Nurbayinah 4 7 11 10 Erika Purnama... 2 6 8 11 Santika Wati 4 10 14 12 Euis Sukmawati 4 10 14 13 Uun Mulyaningsih 4 6 10 14 Sri Andayani 6 9 15 15 Veby Adriana 4 9 13 16 Adi Sucipto 7 8 15 17 Aan Gunung J. 3 7 10 18 Devi Tri Pusp... 4 9 13 19 Vinka Larasita 4 10 14 20 Nadya Mauli E... 3 6 9 21 Aida Fadillah 2 6 8 22 Ika Muthoharoh 3 10 13 23 Dea Maryana 8 9 17 24 Wulan Dari M. 4 10 14 25 Siti Nur Aisyah 6 11 17 26 Khalda Nazillah 4 6 10 27 Helina 5 9 14

Kel Unggul & Asor ================= Kelompok Unggul Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Dwi Ambarwati 18 1 - 1 - 1 - 1 1 - 1 1 2 Dea Maryana 18 1 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 3 Siti Nur Aisyah 18 1 - 1 1 - 1 1 1 - - 1 4 Diah Yuniar N... 16 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 5 Sri Andayani 16 1 - 1 - 1 1 1 1 - 1 6 Herawati Dewi 15 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 7 Santika Wati 15 1 - 1 - - 1 1 1 - 1 1 Jml Jwb Benar 5 0 7 2 4 6 7 7 0 6 4

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 Dwi Ambarwati - 1 - - - 1 1 1 1 1 1 2 Dea Maryana - 1 - - 1 1 1 1 - 1 1 3 Siti Nur Aisyah - 1 - - 1 1 - 1 - 1 1 1 4 Diah Yuniar N... - 1 - - 1 1 1 1 - 1 1 5 Sri Andayani - 1 - - 1 1 - 1 - - 1 1 6 Herawati Dewi - 1 - - - 1 1 1 - 1 1 7 Santika Wati - 1 - 1 - 1 - - - 1 1 Jml Jwb Benar 0 7 0 1 4 7 4 6 1 6 7 2

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 1 Dwi Ambarwati 1 - - 1 - 1 1 2 Dea Maryana - 1 1 - - - 1 3 Siti Nur Aisyah 1 - - 1 - 1 1 4 Diah Yuniar N... - 1 1 1 - - 5 Sri Andayani 1 - - 1 - - 1 6 Herawati Dewi - 1 1 1 - - 7 Santika Wati - 1 - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 3 4 3 6 0 2 5

Kelompok Asor Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Nurbayinah 12 1 - 1 - - 1 - 1 - - 2 Uun Mulyaningsih 11 - - - 1 1 - 1 1 - - 1 3 Aan Gunung J. 11 - - 1 1 - - - - 1 - 4 Khalda Nazillah 11 - - - 1 1 - 1 1 - - 1 5 Nadya Mauli E... 10 1 - 1 - - 1 1 - - 1 1 6 Erika Purnama... 9 1 - 1 - - 1 - 1 - - 7 Aida Fadillah 9 1 - 1 - - 1 1 - - 1 1 Jml Jwb Benar 4 0 5 3 2 4 4 4 1 2 4

No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 Nurbayinah 1 1 1 1 - 1 - 1 - 1 - 2 Uun Mulyaningsih - - - - 1 - - - - 1 1 3 Aan Gunung J. - 1 - 1 1 1 1 - - - - 1 4 Khalda Nazillah - 1 - - 1 - - - - - 1 5 Nadya Mauli E... - 1 - - 1 1 - - - - - 6 Erika Purnama... - 1 - - - 1 - 1 - 1 - 7 Aida Fadillah - 1 - - - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 1 6 1 2 4 5 1 2 0 3 2 1

No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 1 Nurbayinah - - - - - - 1 2 Uun Mulyaningsih - - - 1 - 1 1 3 Aan Gunung J. - 1 - - - - 1 4 Khalda Nazillah - - - 1 - 1 1 5 Nadya Mauli E... - - - - - - 1 6 Erika Purnama... - - - - - - 1 7 Aida Fadillah - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 0 1 0 2 0 2 7

DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 27 Klp atas/bawah(n)= 7 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 5 4 1 14.29 0 0 0 0.00 7 5 2 28.57 2 3 -1 -14.29 4 2 2 28.57 6 4 2 28.57 7 4 3 42.86 7 4 3 42.86 0 1 -1 -14.29 6 2 4 57.14 4 4 0 0.00 0 1 -1 -14.29 7 6 1 14.29 0 1 -1 -14.29 1 2 -1 -14.29 4 4 0 0.00 7 5 2 28.57 4 1 3 42.86 6 2 4 57.14 1 0 1 14.29 6 3 3 42.86 7 2 5 71.43 2 1 1 14.29 3 0 3 42.86 4 1 3 42.86 3 0 3 42.86 6 2 4 57.14 0 0 0 0.00 2 2 0 0.00 5 7 -2 -28.57

TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jml Betul 19 1 25 8 11 16 22 22 2 15 17 2 26 3 6 13 22 9 17 5 20 15 6 5 11 7 14 3 6 22

Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 70.37 Sangat Mudah 3.70 Sangat Sukar 92.59 Sangat Mudah 29.63 Sukar 40.74 Sedang 59.26 Sedang 81.48 Mudah 81.48 Mudah 7.41 Sangat Sukar 55.56 Sedang 62.96 Sedang 7.41 Sangat Sukar 96.30 Sangat Mudah 11.11 Sangat Sukar 22.22 Sukar 48.15 Sedang 81.48 Mudah 33.33 Sedang 62.96 Sedang 18.52 Sukar 74.07 Mudah 55.56 Sedang 22.22 Sukar 18.52 Sukar 40.74 Sedang 25.93 Sukar 51.85 Sedang 11.11 Sangat Sukar 22.22 Sukar 81.48 Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Korelasi Signifikansi 0.153 0.103 0.311 0.045 0.130 0.053 0.369 Signifikan 0.407 Signifikan -0.081 0.316 0.219 -0.196 0.215 -0.197 -0.080 0.056 0.214 0.372 Signifikan 0.468 Sangat Signifikan 0.174 0.409 Signifikan 0.528 Sangat Signifikan 0.209 0.445 Signifikan 0.314 0.346 0.366 Signifikan -0.005 0.101 -0.174 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 30 40 50

0,381 0,349 0,304 0,273

0,496 0,449 0,393 0,354

90 0,205 0,267 100 0,195 0,254 125 0,174 0,228 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: G:\DATA ISMI\HASIL ANATES ISMI BUAT UJI VALIDITAS.ANA No Butir a b c d * 1 0-- 19** 3++ 5-- 0 2 20--- 6+ 1** 0-- 0 3 0-- 2--- 25** 0-- 0 4 8+ 11- 0-- 8** 0 5 5++ 3+ 11** 8+ 0 6 16** 0-- 10--- 1- 0 7 5--- 0-- 0-- 22** 0 8 2++ 22** 2++ 1+ 0 9 2** 6+ 4- 15-- 0 10 8-- 2- 2- 15** 0 11 3++ 17** 4++ 3++ 0 12 3- 3- 2** 19--- 0 13 26** 1--- 0-- 0-- 0 14 3** 14- 4- 6+ 0 15 6** 13-- 3- 5+ 0 16 0-- 13** 12--- 2- 0 17 0-- 22** 0-- 5--- 0 18 9** 12-- 6++ 0-- 0 19 5+ 1- 17** 4++ 0 20 5** 13-- 6++ 3- 0 21 4- 1- 2++ 20** 0 22 3+ 6+ 3+ 15** 0 23 1-- 6** 18--- 2- 0 24 5** 4+ 12- 6++ 0 25 11** 9- 1-- 6++ 0 26 10+ 9+ 7** 1-- 0 27 7- 6+ 0-- 14** 0 28 6+ 0-- 18--- 3** 0 29 0-- 2- 6** 19--- 0 30 22** 2++ 3-- 0-- 0

Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk

Lampiran 2 Nama Ahmad Saputra M. Refki Fauzan M. Vicky. A Aldiansyah Sanjaya Ari Iswanto Didi M. Slamet Diana Ayu Lestari Iyus Haeriah Alif Qomarullah Ayu Lestari Anita Rahayu M. Maulana Chandra Pega Raharja Elis Sulistiawan Panji Purwanto Adi Reza M. Alwai Aditia Wirdiansyah Jeno Adi Chandra Narya Dewi Andriana Santi Maya Safitry Khoirul Akbar Cindy Yana Anjani Al-Amin Putra Rizki Kurniawan Eko Munajar Ananda Sandra Panji Bagas Kara Nur Fahmi Sanjaya Rahmat Hidayat Indah Lestari Mitha Santika Anes Rosalina Ade Lestari Rizki Wahyu R. Ferry Ahmad Ratna Ayu Istiani Ikhwan Maulana Rata-rata S L hitung L Tabel Kesimpulan

UJI NORMALITAS PRETEST TTW Pretest X2 X-X^ Z 23 529 -23.75 -1.92 30 900 -16.75 -1.36 30 900 -16.75 -1.36 33 1089 -13.75 -1.11 33 1089 -13.75 -1.11 33 1089 -13.75 -1.11 36 1296 -10.75 -0.87 36 1296 -10.75 -0.87 36 1296 -10.75 -0.87 36 1296 -10.75 -0.87 36 1296 -10.75 -0.87 36 1296 -10.75 -0.87 36 1296 -10.75 -0.87 40 1600 -6.75 -0.55 40 1600 -6.75 -0.55 -0.55 40 1600 -6.75 40 1600 -6.75 -0.55 40 1600 -6.75 -0.55 40 1600 -6.75 -0.55 43 1849 -3.75 -0.30 50 2500 3.25 0.26 50 2500 3.25 0.26 50 2500 3.25 0.26 53 2809 6.25 0.51 53 2809 6.25 0.51 53 2809 6.25 0.51 53 2809 6.25 0.51 53 2809 6.25 0.51 56 3136 9.25 0.75 56 3136 9.25 0.75 56 3136 9.25 0.75 56 3136 9.25 0.75 56 3136 9.25 0.75 63 3969 16.25 1.32 63 3969 16.25 1.32 63 3969 16.25 1.32 63 3969 16.25 1.32 66 4356 19.25 1.56 70 4900 23.25 1.88 70 4900 23.25 1.88 1870 93374 46.75 12.35 0.18 0.14 Ha diterima, data terdistribusi tidak normal

F(Z) 0.03 0.09 0.09 0.13 0.13 0.13 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.38 0.60 0.60 0.60 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.91 0.91 0.91 0.91 0.94 0.97 0.97

S(Z) 0.03 0.05 0.08 0.10 0.13 0.15 0.18 0.20 0.23 0.25 0.28 0.30 0.33 0.35 0.38 0.40 0.43 0.45 0.48 0.50 0.53 0.55 0.58 0.60 0.63 0.65 0.68 0.70 0.73 0.75 0.78 0.80 0.83 0.85 0.88 0.90 0.93 0.95 0.98 1.00

F(Z)-S(Z) 0.00 0.04 0.01 0.03 0.01 -0.02 0.02 -0.01 -0.03 -0.06 -0.08 -0.11 -0.13 -0.06 -0.08 -0.11 -0.13 -0.16 -0.18 -0.12 0.08 0.05 0.03 0.10 0.07 0.04 0.02 -0.01 0.05 0.02 0.00 -0.03 -0.05 0.06 0.03 0.01 -0.02 -0.01 -0.01 -0.03

Nama Aldiansyah Sanjaya Nur Fahmi Sanjaya Didi M. Slamet Ferry Ahmad Rizki Kurniawan Adi Reza Elis Sulistiawan M. Vicky. A Eko Ahmad Saputra M. Refki Fauzan Diana Ayu Lestari Rahmat Hidayat Khoirul Akbar Aditia Wirdiansyah Ratna Ayu Istiani Panji Bagas Kara Rizki Wahyu R. Ikhwan Maulana M. Maulana M. Alwai Jeno Adi Iyus Haeriah Al-Amin Putra Panji Purwanto Ari Iswanto Chandra Pega Raharja Andriana Santi Alif Qomarullah Indah Lestari Munajar Maya Safitry Chandra Narya Dewi Ade Lestari Ayu Lestari Anita Rahayu Mitha Santika Cindy Yana Anjani Ananda Sandra Anes Rosalina

Rata-rata s L hitung L Tabel Kesimpulan

Postest 40 40 40 40 40 40 43 43 43 46 46 50 50 50 50 53 53 53 53 53 53 53 56 56 56 56 56 60 60 60 60 63 66 66 66 66 73 73 80 80 2185

X2 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1849 1849 1849 2116 2116 2500 2500 2500 2500 2809 2809 2809 2809 2809 2809 2809 3136 3136 3136 3136 3136 3600 3600 3600 3600 3969 4356 4356 4356 4356 5329 5329 6400 6400 123973

X-X^ -14.62 -14.62 -14.62 -14.62 -14.62 -14.62 -11.62 -11.62 -11.62 -8.62 -8.62 -4.62 -4.62 -4.62 -4.62 -1.62 -1.62 -1.62 -1.62 -1.62 -1.62 -1.62 1.38 1.38 1.38 1.38 1.38 5.38 5.38 5.38 5.38 8.38 11.38 11.38 11.38 11.38 18.38 18.38 25.38 25.38

Z -1.34 -1.34 -1.34 -1.34 -1.34 -1.34 -1.07 -1.07 -1.07 -0.79 -0.79 -0.42 -0.42 -0.42 -0.42 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.49 0.49 0.49 0.49 0.77 1.05 1.05 1.05 1.05 1.69 1.69 2.33 2.33

54.62 10.88 0.99 0.14 Ha diterima, data terdistribusi tidak normal

F (Z) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.14 0.14 0.14 0.21 0.21 0.34 0.34 0.34 0.34 0.44 0.44 0.44 0.44 0.44 0.44 0.44 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.69 0.69 0.69 0.69 0.78 0.85 0.85 0.85 0.85 0.95 0.95 0.99 0.99

S(Z) 0.03 0.05 0.08 0.10 0.13 0.15 0.18 0.20 0.23 0.25 0.28 0.30 0.33 0.35 0.38 0.40 0.43 0.45 0.48 0.50 0.53 0.55 0.58 0.60 0.63 0.65 0.68 0.70 0.73 0.75 0.78 0.80 0.83 0.85 0.88 0.90 0.93 0.95 0.98 1.00

F (Z)-S (Z) -0.91 0.04 0.02 -0.01 -0.03 -0.06 -0.03 -0.06 -0.08 -0.04 -0.06 0.04 0.01 -0.01 -0.04 0.04 0.02 -0.01 -0.03 -0.06 -0.08 -0.11 -0.02 -0.05 -0.07 -0.10 -0.12 -0.01 -0.04 -0.06 -0.09 -0.02 0.03 0.00 -0.02 -0.05 0.03 0.00 0.02 -0.01

Lampiran 2 Uji Normalitas Pretest TTW Nama Winda Permata S. Ferdy Bayu Indah Malfianti Asep Saepudin M. Hanafi Bahri Nopi Yanti Agus Gunawan Sahrul Gunawan Nurlaila Julianti Rulli Alviadi Ari Putra M. Robbi. M Marzuki Anita Nurhandayani Roma. M Hendra Syah Putra Shofyan Dwi. S Alfin Dhimar Anggi. S Rantan Dwi. H F. Sabilillah Reki Rijegrda Muhammad Fajar Anastasya Kulsum Fabio Randa Maylendra Alfian Nurcahyo Rama Siti Julaeha Heri Gunawan Madroni Ainun Larasati Wahyu Dwi Rohadi Shanty Rahmawati Silvia Suranti Moh. Fauzan Afif Sefitri Alla Gunawan Deliana Prihatini Utari Mega Pratiwi Hardina Prasetyani Yola Nurhayati

Rata-rata S L hitung L Tabel Kesimpulan

Pretest 23 26 26 30 30 30 33 33 33 36 36 36 36 36 36 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 43 43 43 43 43 43 46 46 46 46 46 46 50 53 53 56 1626

X2 529 676 676 900 900 900 1089 1089 1089 1296 1296 1296 1296 1296 1296 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1600 1849 1849 1849 1849 1849 1849 2116 2116 2116 2116 2116 2116 2500 2809 2809 3136 66668

X-X^ -16.65 -13.65 -13.65 -9.65 -9.65 -9.65 -6.65 -6.65 -6.65 -3.65 -3.65 -3.65 -3.65 -3.65 -3.65 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 3.35 3.35 3.35 3.35 3.35 3.35 6.35 6.35 6.35 6.35 6.35 6.35 10.35 13.35 13.35 16.35

39.65 7.38 0.13 0.13 Ho diterima, data terdistribusi normal

Z -2.26 -1.85 -1.85 -1.31 -1.31 -1.31 -0.90 -0.90 -0.90 -0.49 -0.49 -0.49 -0.49 -0.49 -0.49 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 1.40 1.81 1.81 2.22

F (Z) 0.01 0.03 0.03 0.10 0.10 0.10 0.18 0.18 0.18 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.52 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 0.92 0.96 0.96 0.99

S (Z) 0.02 0.05 0.07 0.10 0.12 0.15 0.17 0.20 0.22 0.24 0.27 0.29 0.32 0.34 0.37 0.39 0.41 0.44 0.46 0.49 0.51 0.54 0.56 0.59 0.61 0.63 0.66 0.68 0.71 0.73 0.76 0.78 0.80 0.83 0.85 0.88 0.90 0.93 0.95 0.98 1.00

F(Z)-S (Z) -0.01 -0.02 -0.04 0.00 -0.03 -0.05 0.01 -0.01 -0.04 0.07 0.04 0.02 0.00 -0.03 -0.05 0.13 0.11 0.08 0.06 0.03 0.01 -0.02 -0.04 -0.07 -0.09 0.04 0.02 -0.01 -0.03 -0.06 -0.08 0.02 0.00 -0.02 -0.05 -0.07 -0.10 -0.01 0.01 -0.01 -0.01

Nama Nurlaila Julianti Roma. M Anastasya Kulsum Heri Gunawan Madroni Fabio M. Robbi. M Wahyu Dwi Rohadi M. Hanafi Bahri Moh. Fauzan Afif Sahrul Gunawan Sefitri Alla Gunawan Deliana Prihatini Siti Julaeha Indah Malfianti Ainun Larasati Winda Permata S. Rama Agus Gunawan Hendra Syah Putra Ferdy Bayu Nopi Yanti Alfin Dhimar Marzuki F. Sabilillah Yola Nurhayati Reki Rijegrda Muhammad Fajar Randa Maylendra Asep Saepudin Anggi. S Hardina Prasetyani Ari Putra Anita Nurhandayani Rulli Alviadi Shanty Rahmawati Shofyan Dwi. S Silvia Suranti Alfian Nurcahyo Rantan Dwi. H Utari Mega Pratiwi

Rata-rata S L hitung L Tabel Kesimpulan

Postest 43 50 50 50 53 53 56 56 56 56 60 60 60 60 63 66 66 66 70 70 70 70 70 70 70 70 70 73 76 76 76 76 80 80 83 83 86 86 86 86 90 2791

X2 1849 2500 2500 2500 2809 2809 3136 3136 3136 3136 3600 3600 3600 3600 3969 4356 4356 4356 4900 4900 4900 4900 4900 4900 4900 4900 4900 5329 5776 5776 5776 5776 6400 6400 6889 6889 7396 7396 7396 7396 8100 195743

X-X^ -25.07 -18.07 -18.07 -18.07 -15.07 -15.07 -12.07 -12.07 -12.07 -12.07 -8.07 -8.07 -8.07 -8.07 -5.07 -2.07 -2.07 -2.07 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 1.93 4.93 7.93 7.93 7.93 7.93 11.93 11.93 14.93 14.93 17.93 17.93 17.93 17.93 21.93

68.07 11.98 0.1 0.13 Ho diterima, data terdistribusi normal

Z -2.09 -1.51 -1.51 -1.51 -1.26 -1.26 -1.01 -1.01 -1.01 -1.01 -0.67 -0.67 -0.67 -0.67 -0.42 -0.17 -0.17 -0.17 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.41 0.66 0.66 0.66 0.66 1.00 1.00 1.25 1.25 1.50 1.50 1.50 1.50 1.83

F (Z) 0.02 0.07 0.07 0.07 0.10 0.10 0.16 0.16 0.16 0.16 0.25 0.25 0.25 0.25 0.34 0.43 0.43 0.43 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.56 0.66 0.75 0.75 0.75 0.75 0.84 0.84 0.89 0.89 0.93 0.93 0.93 0.93 0.97

S (Z) 0.02 0.05 0.07 0.10 0.12 0.15 0.17 0.20 0.22 0.24 0.27 0.29 0.32 0.34 0.37 0.39 0.41 0.44 0.46 0.49 0.51 0.54 0.56 0.59 0.61 0.63 0.66 0.68 0.71 0.73 0.76 0.78 0.80 0.83 0.85 0.88 0.90 0.93 0.95 0.98 1.00

F (Z)- S (Z) -0.01 0.02 -0.01 -0.03 -0.02 -0.04 -0.01 -0.04 -0.06 -0.09 -0.02 -0.04 -0.07 -0.09 -0.03 0.04 0.02 -0.01 0.10 0.08 0.05 0.03 0.00 -0.02 -0.05 -0.07 -0.09 -0.02 0.04 0.01 -0.01 -0.04 0.04 0.01 0.04 0.02 0.03 0.01 -0.02 -0.04 -0.03

Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah

: SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran

: IPS Terpadu

Kelas / Semester

: VIII.2 / 2 (Dua)

Pertemuan ke

: 1 (Pertama)

Alokasi Waktu

: 2 X 40 Menit

Tahun Pelajaran

: 2011/2012

A. Standar Kompetensi

: Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

B. Kompetensi Dasar

: Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar

C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian permintaan 2. Menjelaskan hukum permintaan 3. Menjelaskan tabel permintaan 4. Menjelaskan kurva permintaan 5. Menjelaskan macam-macam permintaan 6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian permintaan 2. Siswa mampu menjelaskan hukum permintaan 3. Siswa mampu menjelaskan tabel permintaan 4. Siswa mampu menjelaskan kurva permintaan 5. Siswa mampu menjelaskan macam-macam permintaan 6. Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

E. Materi Pembelajaran: Lampiran 1

F. Metode Pembelajaran 1. Model - Pembelajaran kooperatif 2. Metode -

Think Talk Write (TTW)

-

Ceramah

-

Tanya jawab

-

Diskusi

G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama. b. Mengabsen siswa c. Apersepsi: Apakah kamu pernah pergi ke pasar? di pasar kamu dapat menjumpai penjual dan pembeli yang melakukan interaksi. d. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru. e. Memotivasi : memberikan pertanyaan tentang materi f. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti : a. Guru memberikan pretest terhadap materi yang akan diajarkan b. Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi pelajaran c. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang. d. Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. e. Siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think).

f. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (talk). Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. g. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write). h. Siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing dan kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi. i. Guru melanjutkan menjelaskan materi pelajaran. 3. Kegiatan akhir : a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami b. Membuat kesimpulan hasil belajar secara bersama-sama c. Mengadakan posttest d. Berdoa bersama

H. Media / Alat Pembelajaran

: Papan tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket,

I. Sumber Belajar 1. Sri Sudarmi dan Waluyo, Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Surakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional), 2008. 2. Sadali, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) 3. Tim Redaksi, Cakrawala (Cakap, Kreatif dan Berkualitas) IPS Terpadu, (Surakarta: Tim Kreatif Putra Nugraha.

J. Penilaian : penilaian dilakukan dengan teknik tertulis berbentuk pilhan ganda sebanyak 30 butir soal dengan format terlampir.

Ciputat , 12 Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Peneliti

Wiwi Tarwiyah, SE

Ismi Lutfiyah

Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat

Mudalih, S. Ag

1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu dan tempat tertentu. Permintaan akan barang dan jasa antara masing-masing orang tidaklah sama, karena masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda-beda. 2. Hukum Permintaan Hukum permintaan berbunyi, “makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya makin tinggi harga barang, maka jumlah barang yang diminta makin berkurang.” 3. Tabel dan Kurva Permintaan Hukum permintaan telah menjelaskan bahwa antara harga dan permintaan saling berhubungan. Hubungan tersebut lebih lanjut dijabarkan dalam tabel dan kurva permintaan. Tabel permintaan adalah daftar angka-angka yang menggambarkan hubungan jumlah permintaan suatu barang atau jasa dengan harganya. Adapun kurva permintaan adalah garis yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang atau jasa dengan jumlah yang diminta dalam periode tertentu. Dalam menggambarkan kurva permintaan ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: 

Kurva permintaan umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah.



Dibutuhkan dua garis sumbu yakni sumbu horizontal dan vertikal. Sumbu horizontal/datar digunakan untuk menggambarkan berbagai jumlah barang atau jasa yang diminta (Q). Adapun sumbu vertikal/tegak digunakan untuk menggambarkan berbagai tingkat harga (P).

4. Macam-Macam Permintaan Permintaan terhadap barang dan jasa dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah konsumen dan daya beli. a. Permintaan berdasarkan jumlah konsumen Berdasarkan jumlah konsumen, permintaan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: 1) Permintaan individual, yaitu permintaan terhadap sejumlah barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh individu tertentu. Misalnya Akbar setiap hari memerlukan 2 liter premium.

2) Permintaan pasar, yaitu permintaan terhadap sesuatu barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen. Misalnya penghitungan banyaknya premium yang terjual di suatu SPBU setiap harinya menunjukkan permintaan pasar terhadap premium. b. Permintaan berdasarkan daya beli Berdasarkan daya beli konsumen, permintaan dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1) Permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai daya beli dan sudah dilaksanakan. Dalam hal ini menunjukkan kemampuan seseorang/masyarakat untuk membeli barang atau jasa secara langsung melakukan transaksi. Contoh permintaan Devi akan pensil. 2) Permintaan potensial, yaitu permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli tetapi belum terjadi transaksi. Misalnya orang-orang kaya yang menghadiri penawaran suatu produk terbaru, mereka memiliki kamampuan sekaligus keinginan untuk memiliki barang yang ditawarkan, tetapi belum melakukan transaksi pembelian. 3) Permintaan absolut, yaitu permintaan yang tidak didukung dengan kemampuan membeli. Misalnya permintaan Anwar, seorang pelajar SMP akan mobil. 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Hukum permintaan pada dasarnya hanya menjelaskan pengaruh harga terhadap permintaan. Adapun faktor lain yang dianggap ceteris paribus, yakni dianggap tetap atau tidak berubah. Akan tetapi, pada kenyataannya faktor-faktor tersebut mengalami perubahan. Perubahan ini menimbulkan perubahan permintaan. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi permintaan adalah : a. Harga barang b. Pendapatan masyarakat c. Selera masyarakat d. Kualitas barang yang bersangkutan e. Harga barang lain yang berkaitan f. Waktu g. Jumlah penduduk h. Kejadian yang akan datang

Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah

: SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran

: IPS Terpadu

Kelas / Semester

: VIII.3 / 2 (Dua)

Pertemuan ke

: 1 (Pertama)

Alokasi Waktu

: 2 X 40 Menit

Tahun Pelajaran

: 2011/2012

A. Standar Kompetensi

: Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

B. Kompetensi Dasar

: Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar

C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian permintaan 2. Menjelaskan hukum permintaan 3. Menjelaskan tabel permintaan 4. Menjelaskan kurva permintaan 5. Menjelaskan macam-macam permintaan 6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian permintaan 2. Siswa mampu menjelaskan hukum permintaan 3. Siswa mampu menjelaskan tabel permintaan 4. Siswa mampu menjelaskan kurva permintaan 5. Siswa mampu menjelaskan macam-macam permintaan 6. Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

E. Materi Pembelajaran: Lampiran 1

F. Metode Pembelajaran 1. Model - Pembelajaran kooperatif 2. Metode -

Numbered Head Together (NHT)

-

Ceramah

-

Tanya jawab

-

Diskusi

G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama. b. Mengabsen siswa c. Apersepsi: Apakah kamu pernah pergi ke pasar? di pasar kamu dapat menjumpai penjual dan pembeli yang melakukan interaksi. d. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru. e. Memotivasi : memberikan pertanyaan tentang materi f. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti : a. Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi pelajaran b. Guru memberikan pretest terhadap materi yang akan diajarkan c. Guru melanjutkan kembali memberikan penjelasan tentang materi pelajaran d. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang e. Guru memberi nomor pada tiap siswa sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

e. Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. f. Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 3. Kegiatan akhir : a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami b. Membuat kesimpulan hasil belajar secara bersama-sama c. Berdoa bersama

H. Media / Alat Pembelajaran

: Papan tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket,

I. Sumber Belajar 1. Sri Sudarmi dan Waluyo, Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Surakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional), 2008. 2. Sadali, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) 3. Tim Redaksi, Cakrawala (Cakap, Kreatif dan Berkualitas) IPS Terpadu, (Surakarta: Tim Kreatif Putra Nugraha.

J. Penilaian: penilaian dilakukan dengan teknik tertulis berbentuk pilhan ganda sebanyak 30 butir soal dengan format terlampir.

Ciputat, 18 Mei 2011

Guru Mata Pelajaran

Peneliti

Wiwi Tarwiyah, SE

Ismi Lutfiyah

Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat

Mudalih, S. Ag

1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu dan tempat tertentu. Permintaan akan barang dan jasa antara masing-masing orang tidaklah sama, karena masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda-beda. 2. Hukum Permintaan Hukum permintaan berbunyi, “makin rendah harga suatu barang, maka makin banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya makin tinggi harga barang, maka jumlah barang yang diminta makin berkurang.” 3. Tabel dan Kurva Permintaan Hukum permintaan telah menjelaskan bahwa antara harga dan permintaan saling berhubungan. Hubungan tersebut lebih lanjut dijabarkan dalam tabel dan kurva permintaan. Tabel permintaan adalah daftar angka-angka yang menggambarkan hubungan jumlah permintaan suatu barang atau jasa dengan harganya. Adapun kurva permintaan adalah garis yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang atau jasa dengan jumlah yang diminta dalam periode tertentu. Dalam menggambarkan kurva permintaan ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: 

Kurva permintaan umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah.



Dibutuhkan dua garis sumbu yakni sumbu horizontal dan vertikal. Sumbu horizontal/datar digunakan untuk menggambarkan berbagai jumlah barang atau jasa yang diminta (Q). Adapun sumbu vertikal/tegak digunakan untuk menggambarkan berbagai tingkat harga (P).

4. Macam-Macam Permintaan Permintaan terhadap barang dan jasa dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah konsumen dan daya beli. a. Permintaan berdasarkan jumlah konsumen Berdasarkan jumlah konsumen, permintaan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: 1) Permintaan individual, yaitu permintaan terhadap sejumlah barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh individu tertentu. Misalnya Akbar setiap hari memerlukan 2 liter premium. 2) Permintaan pasar, yaitu permintaan terhadap sesuatu barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen. Misalnya penghitungan

banyaknya premium yang terjual di suatu SPBU setiap harinya menunjukkan permintaan pasar terhadap premium. b. Permintaan berdasarkan daya beli Berdasarkan daya beli konsumen, permintaan dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1) Permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai daya beli dan sudah dilaksanakan. Dalam hal ini menunjukkan kemampuan seseorang/masyarakat untuk membeli barang atau jasa secara langsung melakukan transaksi. Contoh permintaan Devi akan pensil. 2) Permintaan potensial, yaitu permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli tetapi belum terjadi transaksi. Misalnya orang-orang kaya yang menghadiri penawaran suatu produk terbaru, mereka memiliki kamampuan sekaligus keinginan untuk memiliki barang yang ditawarkan, tetapi belum melakukan transaksi pembelian. 3) Permintaan absolut, yaitu permintaan yang tidak didukung dengan kemampuan membeli. Misalnya permintaan Anwar, seorang pelajar SMP akan mobil. 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Hukum permintaan pada dasarnya hanya menjelaskan pengaruh harga terhadap permintaan. Adapun faktor lain yang dianggap ceteris paribus, yakni dianggap tetap atau tidak berubah. Akan tetapi, pada kenyataannya faktor-faktor tersebut mengalami perubahan. Perubahan ini menimbulkan perubahan permintaan. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi permintaan adalah : a. Harga barang b. Pendapatan masyarakat c. Selera masyarakat d. Kualitas barang yang bersangkutan e. Harga barang lain yang berkaitan f. Waktu g. Jumlah penduduk h. Kejadian yang akan datang

Lampiran 8 KISI-KISI SOAL

Nama Sekolah

: SMP Islamiyah Ciputat

Alokasi Waktu

: 90 Menit

Mata Pelajaran

: IPS

Jumlah Soal

: 30 Butir

Kelas

: IX

Semester

: Genap

Tahun

: 2011

Kurikulum

: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

No Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Materi

Indikator

Nomor Soal

1. Permintaan

1. Menjelaskan

1,5

Pilihan ganda

3,28

Pilihan ganda

4,10,19,21

Pilihan ganda

Siswa mampu

Mendeskripsikan

memahami kegiatan

permintaan dan

Barang dan

pengertian

perekonomian

penawaran serta

Jasa

permintaan

Indonesia

terbentuknya harga pasar

2. Menjelaskan

Bentuk Soal

hukum permintaan

3. Menjelaskan kurva permintaan

4. Menyebutkan

2,6,8,9,18,20,22,29 Pilihan ganda

macam-macam permintaan

5. Menjelaskan

7,14,15,27

Pilihan ganda

11

Pilihan ganda

12,16,17,24,26,30

Pilihan ganda

23

Pilihan ganda

25

Pilihan ganda

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

2. Penawaran

1. Menjelaskan

Barang dan

pengertian

Jasa

penawaran

2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi penawaran 3. Menjelaskan kurva penawaran 4. Menjelaskan hukum

penawaran 3. Harga Keseimbangan

1. Menjelaskan pengertian harga keseimbangan

13

Pilihan ganda

Lampiran 9 Untuk mencari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 𝑆𝐺 = 𝑆𝐺 =

𝑛1 − 1 𝑆1 2 + 𝑛2 − 1 𝑆2 2 𝑛1 + 𝑛2 − 2

39 118,39 + 40 143,76 40 + 41 − 2 4617,21 + 5750,4 79

𝑆𝐺 =

𝑆𝐺 =

10367,61 79

𝑆𝐺 = 131,23 𝑡=

𝑡=

𝑋2 − 𝑋1 1 1 𝑆𝐺 𝑛 + 𝑛 1 2

68,07 − 54,62 1 1 131,23 40 + 41

𝑡=

𝑡=

13,45 131,23 0,22

13,45 = 0,46 28,87

db=79(40+41-2)=1,66, berarti t hitung < t tabel

Lampiran 10 1. Uji Homogenitas Pretes a. Hipotesis 𝐻𝑜 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛 𝐻𝑎 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛 b. Statistik Hitung 𝑆12 𝐹= 2 𝑆2 152,60 𝐹= = 2,79 54,58 c. Statistik Tabel 𝐹 = 5% ; 𝑛1 − 1, 𝑛2 − 1 𝐹 = 0,005 ; 39,40 𝐹 = 1,69 d. Perbandingan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 2,79 > 1,69 e. Kesimpulan 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘; 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛 2. Uji Homogenitas Postes a. Hipotesis 𝐻𝑜 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛 𝐻𝑎 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛 b. Statistik Hitung 𝑆12 𝐹= 2 𝑆2 143,76 𝐹= = 1,21 118,39 c. Statistik Tabel 𝐹 = 5% ; 𝑛1 − 1, 𝑛2 − 1 𝐹 = 0,005 ; 40,39 𝐹 = 1,69 d. Perbandingan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 1,21 < 1,69 e. Kesimpulan 𝐻𝑜 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎; 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛

Nama Elis Sulistiawan Mitha Santika Andriana Santi Ananda Sandra Anes Rosalina Maya Safitry Ratna Ayu Istiani Cindy Yana Anjani Diana Ayu Lestari Chandra Narya Dewi Ade Lestari Iyus Haeriah Alif Qomarullah Aldiansyah Sanjaya Ahmad Saputra Ayu Lestari Anita Rahayu Panji Bagas Kara Al-Amin Putra Nur Fahmi Sanjaya Panji Purwanto Ari Iswanto M. Refki Fauzan Rizki Wahyu R. Didi M. Slamet Ferry Ahmad Rizki Kurniawan Rahmat Hidayat Ikhwan Maulana M. Vicky. A Eko M. Maulana Khoirul Akbar Adi Reza Chandra Pega Raharja Indah Lestari Munajar M. Alwai Aditia Wirdiansyah Jeno Adi

Pretest 40 63 50 56 63 50 70 53 36 43 63 36 36 33 23 36 36 56 53 56 40 33 30 63 33 66 53 56 70 30 53 36 50 40 36 56 53 40 40 40

Postest 43 73 60 80 80 63 53 73 50 66 66 56 60 40 46 66 66 53 56 40 56 56 46 53 40 40 40 50 53 43 43 53 50 40 56 60 60 53 50 53

T2-T1 3 10 10 24 17 13 -17 20 14 23 3 20 24 7 23 30 30 -3 3 -16 16 23 16 -10 7 -26 -13 -6 -17 13 -10 17 0 0 20 4 7 13 10 13

Smaks-T1 40 17 30 24 17 30 10 27 44 37 17 44 44 47 57 44 44 24 27 24 40 47 50 17 47 14 27 24 10 50 27 44 30 40 44 24 27 40 40 40 M-Gain

N-Gain 0.08 0.59 0.33 1.00 1.00 0.43 -1.70 0.74 0.32 0.62 0.18 0.45 0.55 0.15 0.40 0.68 0.68 -0.13 0.11 -0.67 0.40 0.49 0.32 -0.59 0.15 -1.86 -0.48 -0.25 -1.70 0.26 -0.37 0.39 0.00 0.00 0.45 0.17 0.26 0.33 0.25 0.33 0.11

Nama Randa Maylendra Rulli Alviadi Asep Saepudin Ainun Larasati Winda Permata S. Ari Putra M. Robbi. M Agus Gunawan Hendra Syah Putra Shofyan Dwi. S Ferdy Bayu Wahyu Dwi Rohadi Sahrul Gunawan M. Hanafi Bahri Nopi Yanti Shanty Rahmawati Silvia Suranti Moh. Fauzan Afif Alfian Nurcahyo Alfin Dhimar Anggi. S Rantan Dwi. H Marzuki Anita Nurhandayani Sefitri Alla Gunawan F. Sabilillah Utari Mega Pratiwi Indah Malfianti Yola Nurhayati Deliana Prihatini Nurlaila Julianti Roma. M Hardina Prasetyani Reki Rijegrda Muhammad Fajar Rama Siti Julaeha Anastasya Kulsum Heri Gunawan Madroni Fabio

Pretest 43 36 30 46 23 36 36 33 40 40 26 46 33 30 30 46 46 46 43 40 40 40 36 36 46 40 53 26 56 50 33 36 53 40 40 43 43 40 43 43 40

Postest 76 83 76 66 66 80 56 70 70 86 70 56 60 56 70 83 86 56 86 70 76 86 70 80 60 70 90 63 70 60 43 50 76 70 73 66 60 50 50 53 53

T2-T1 33 47 46 20 43 44 20 37 30 46 44 10 27 26 40 37 40 10 43 30 36 46 34 44 14 30 37 37 14 10 10 14 23 30 33 23 17 10 7 10 13

Smaks-T1 47 54 60 44 67 54 54 57 50 50 64 44 57 60 60 44 44 44 47 50 50 50 54 54 44 50 37 64 34 40 57 54 37 50 50 47 47 50 47 47 50 M-Gain

N-Gain 0.70 0.87 0.77 0.45 0.64 0.81 0.37 0.65 0.60 0.92 0.69 0.23 0.47 0.43 0.67 0.84 0.91 0.23 0.91 0.60 0.72 0.92 0.63 0.81 0.32 0.60 1.00 0.58 0.41 0.25 0.18 0.26 0.62 0.60 0.66 0.49 0.36 0.20 0.15 0.21 0.26 0.56

Lampiran 13 SOAL PRETEST Nama

:

Kelas

:

Jenis Kelamin

:

A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu dan tempat tertentu disebut … a. faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan b. permintaan c. hukum permintaan d. penawaran 2. Permintaan yang disertai daya beli dan sudah dilaksanakan disebut permintaan … a. pasar b. absolut c. efektif d. potensial 3. Hukum permintaan berbunyi, apabila harga suatu barang … maka jumlah yang diminta akan … a. tetap, naik b. naik, naik c. naik, turun d. turun, tetap 4. Kurva permintaan terhadap suatu barang bergeser ke kiri apabila … a. permintaan tetap b. pendapatan masyarakat naik c. pendapatan masyarakat tetap d. pendapatan masyarakat turun 5. Pengertian permintaan dibangun berdasarkan asumsi … a. rasionalitas 1

b. harga konstan c. ceteris paribus d. jumlah barang konstan 6. Berdasarkan pelakunya/jumlah konsumen, permintaan dibedakan menjadi permintaan … a. individual dan pasar b. pasar dan potensial c. efektif dan potensial d. pasar dan efektif 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu … a. biaya produksi b. tingkat teknologi c. tujuan perusahaan d. pendapatan masyarakat dan harga barang 8. Permintaan buku tulis yang dilakukan oleh seorang konsumen misalnya Aji, termasuk contoh dari permintaan … a. pasar b. individual c. potensial d. efektif 9. Permintaan Jaka (anak SMP) akan kendaraan bermotor, termasuk contoh dari permintaan … a. absolut b. efektif c. pasar d. individual 10. Kurva permintaan yang tunduk pada hukum permintaan mempunyai bentuk … a. lurus sejajar dengan sumbu yang horizontal b. lurus sejajar dengan sumbu vertikal c. miring dari kiri bawah ke kanan atas d. miring dari kiri ke kanan bawah 11. Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga, waktu dan tempat tertentu disebut … 2

a. permintaan b. penawaran c. hukum penawaran d. hukum permintaan

12. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan penawaran yaitu … a. harga bahan baku b. jumlah produksi/penjual c. jumlah barang d. pajak dan subsidi 13. Harga keseimbangan merupakan harga yang disepakati oleh … a. penjual dan pembeli b. penjual dan produsen c. penjual dan pedagang d. pembeli dan konsumen 14. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan permintaan yaitu … a. keinginan konsumen b. jumlah konsumen c. selera konsumen d. pendapatan konsumen 15. Ceteris Paribus berarti … a. hal yang dianggap tetap b. hukum permintaan c. berubah-ubah d. faktor dalam permintaan 16. Apabila ada isu bahwa harga per liter minyak tanah akan naik, maka para penjual minyak tanah akan cenderung mengurangi jumlah minyak tanah yang dijualnya, ini merupakan contoh dari … a. jumlah produsen atau penjual 3

b. perkiraan penjual mengenai harga di masa akan datang c. harga bahan baku d. pajak dan subsidi 17. Setiap awal tahun pelajaran, permintaan terhadap buku tulis meningkat karena setiap siswa terutama siswa baru membutuhkan buku tulis baru. Hal ini merupakan contoh faktor-faktor penawaran … a. selera masyarakat b. kebutuhan c. ramalan d. waktu 18. Permintaan yang tidak didukung oleh daya beli disebut permintaan … a. absolut b. potensial c. individu d. efektif 19. Tabel permintaan menggambarkan hubungan antara … a. jumlah semua barang atau jasa dengan harganya b. jumlah permintaan suatu barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah c. jumlah permintaan suatu barang atau jasa dengan harganya d. harga suatu barang atau jasa 20. Macam-macam permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah konsumen 1. Permintaan absolut 2. Permintaan individu 3. Permintaan efektif 4. Permintaan pasar 5. Permintaan potensial Yang merupakan pengelompokkan permintaan berdasarkan daya beli adalah … a. 1,3,5 b. 2,3,4 c. 1,2,3 d. 1,3,4 4

21. Dalam menggambarkan kurva permintaan, hal yang perlu diperhatikan adalah … a. dibutuhkan dua garis sumbu yakni diagonal dan linear b. harga pasar dapat dicari dengan menghubungkan berbagai tingkat harga c. dalam menggabungkan kurva diperlukan dua titik potong d. kurva permintaan umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah 22. Pak Usman adalah seorang karyawan di sebuah Bank Swasta. Pendapatan setiap bulan mencapai Rp. 5.000.00. Pak Usman mempunyai keinginan untuk membeli mobil seharga Rp. 60.000.000. Ia memiliki saldo tabungan di bank sebesar Rp. 80.000.000. Permintaan Pak Usman terhadap mobil permintaan yang didukung oleh kemampuan untuk membeli. Hal ini merupakan contoh dari permintaan … a. potensial b. individu c. pasar d. efektif 23. Kurva penawaran mempunyai lereng positif, hal ini disebabkan karena berlakunya … a. hukum Gossen b. hukum permintaan c. hukum penawaran d. hukum jual beli 24. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu … a. biaya produksi b. jumlah penduduk c. kualitas barang d. pendapatan masyarakat dan harga barang 25. Hukum penawaran berbunyi, jika harga barang yang ditawarkan …, maka jumlah barang yang ditawarkan pun akan … a. naik, bertambah b. turun, berkurang c. berkurang, tetap d. tetap, bertambah

5

26. Arang merupakan barang pengganti (substitusi) bagi minyak tanah atau pun gas, merupakan contoh dari … a. biaya produksi b. tingkat teknologi c. harga barang lain d. tujuan perusahaan 27. Pada saat pemerintah mengumumkan akan terjadi kenaikan BBM, maka sebelum hari penetapan kenaikan tersebut masyarakat berbondong-bondong membeli BBM hingga terjadi antrian yang sangat panjang, merupakan contoh dari … a. waktu b. harga barang lain yang berkaitan c. jumlah penduduk d. kejadian yang akan datang 28. Hukum permintaan menerangkan sifat hubungan antara … a. permintaan barang dan jasa dengan orangnya b. permintaan barang dan jasa c. permintaan barang dan jasa dengan harganya d. permintaan barang dengan harga yang telah ditetapkan 29. Permintaan Desi akan bakso, merupakan contoh dari permintaan … a. pasar b. potensial c. efektif d. individual 30. Barang pengganti disebut juga dengan … a. substitusi b. komplementer c. eliminasi d. tersier

6

Lampiran 14 SOAL POSTEST Nama

:

Kelas

:

Jenis Kelamin

:

A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu dan tempat tertentu disebut … a. faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan b. permintaan c. hukum permintaan d. penawaran 2. Permintaan yang disertai daya beli dan sudah dilaksanakan disebut permintaan … a. pasar b. absolut c. efektif d. potensial 3. Hukum permintaan berbunyi, apabila harga suatu barang … maka jumlah yang diminta akan … a. tetap, naik b. naik, naik c. naik, turun d. turun, tetap 4. Kurva permintaan terhadap suatu barang bergeser ke kiri apabila … a. permintaan tetap b. pendapatan masyarakat naik c. pendapatan masyarakat tetap d. pendapatan masyarakat turun 5. Pengertian permintaan dibangun berdasarkan asumsi … a. rasionalitas 1

b. harga konstan c. ceteris paribus d. jumlah barang konstan 6. Berdasarkan pelakunya/jumlah konsumen, permintaan dibedakan menjadi permintaan … a. individual dan pasar b. pasar dan potensial c. efektif dan potensial d. pasar dan efektif 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu … a. biaya produksi b. tingkat teknologi c. tujuan perusahaan d. pendapatan masyarakat dan harga barang 8. Permintaan buku tulis yang dilakukan oleh seorang konsumen misalnya Aji, termasuk contoh dari permintaan … a. pasar b. individual c. potensial d. efektif 9. Permintaan Jaka (anak SMP) akan kendaraan bermotor, termasuk contoh dari permintaan … a. absolut b. efektif c. pasar d. individual 10. Kurva permintaan yang tunduk pada hukum permintaan mempunyai bentuk … a. lurus sejajar dengan sumbu yang horizontal b. lurus sejajar dengan sumbu vertikal c. miring dari kiri bawah ke kanan atas d. miring dari kiri ke kanan bawah 11. Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga, waktu dan tempat tertentu disebut … 2

a. permintaan b. penawaran c. hukum penawaran d. hukum permintaan

12. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan penawaran yaitu … a. harga bahan baku b. jumlah produksi/penjual c. jumlah barang d. pajak dan subsidi 13. Harga keseimbangan merupakan harga yang disepakati oleh … a. penjual dan pembeli b. penjual dan produsen c. penjual dan pedagang d. pembeli dan konsumen 14. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan permintaan yaitu … a. keinginan konsumen b. jumlah konsumen c. selera konsumen d. pendapatan konsumen 15. Ceteris Paribus berarti … a. hal yang dianggap tetap b. hukum permintaan c. berubah-ubah d. faktor dalam permintaan 16. Apabila ada isu bahwa harga per liter minyak tanah akan naik, maka para penjual minyak tanah akan cenderung mengurangi jumlah minyak tanah yang dijualnya, ini merupakan contoh dari … a. jumlah produsen atau penjual 3

b. perkiraan penjual mengenai harga di masa akan datang c. harga bahan baku d. pajak dan subsidi 17. Setiap awal tahun pelajaran, permintaan terhadap buku tulis meningkat karena setiap siswa terutama siswa baru membutuhkan buku tulis baru. Hal ini merupakan contoh faktor-faktor penawaran … a. selera masyarakat b. kebutuhan c. ramalan d. waktu 18. Permintaan yang tidak didukung oleh daya beli disebut permintaan … a. absolut b. potensial c. individu d. efektif 19. Tabel permintaan menggambarkan hubungan antara … a. jumlah semua barang atau jasa dengan harganya b. jumlah permintaan suatu barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah c. jumlah permintaan suatu barang atau jasa dengan harganya d. harga suatu barang atau jasa 20. Macam-macam permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah konsumen 1. Permintaan absolut 2. Permintaan individu 3. Permintaan efektif 4. Permintaan pasar 5. Permintaan potensial Yang merupakan pengelompokkan permintaan berdasarkan daya beli adalah … a. 1,3,5 b. 2,3,4 c. 1,2,3 d. 1,3,4 4

21. Dalam menggambarkan kurva permintaan, hal yang perlu diperhatikan adalah … a. dibutuhkan dua garis sumbu yakni diagonal dan linear b. harga pasar dapat dicari dengan menghubungkan berbagai tingkat harga c. dalam menggabungkan kurva diperlukan dua titik potong d. kurva permintaan umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah 22. Pak Usman adalah seorang karyawan di sebuah Bank Swasta. Pendapatan setiap bulan mencapai Rp. 5.000.00. Pak Usman mempunyai keinginan untuk membeli mobil seharga Rp. 60.000.000. Ia memiliki saldo tabungan di bank sebesar Rp. 80.000.000. Permintaan Pak Usman terhadap mobil permintaan yang didukung oleh kemampuan untuk membeli. Hal ini merupakan contoh dari permintaan … a. potensial b. individu c. pasar d. efektif 23. Kurva penawaran mempunyai lereng positif, hal ini disebabkan karena berlakunya … a. hukum Gossen b. hukum permintaan c. hukum penawaran d. hukum jual beli 24. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu … a. biaya produksi b. jumlah penduduk c. kualitas barang d. pendapatan masyarakat dan harga barang 25. Hukum penawaran berbunyi, jika harga barang yang ditawarkan …, maka jumlah barang yang ditawarkan pun akan … a. naik, bertambah b. turun, berkurang c. berkurang, tetap d. tetap, bertambah

5

26. Arang merupakan barang pengganti (substitusi) bagi minyak tanah atau pun gas, merupakan contoh dari … a. biaya produksi b. tingkat teknologi c. harga barang lain d. tujuan perusahaan 27. Pada saat pemerintah mengumumkan akan terjadi kenaikan BBM, maka sebelum hari penetapan kenaikan tersebut masyarakat berbondong-bondong membeli BBM hingga terjadi antrian yang sangat panjang, merupakan contoh dari … a. waktu b. harga barang lain yang berkaitan c. jumlah penduduk d. kejadian yang akan datang 28. Hukum permintaan menerangkan sifat hubungan antara … a. permintaan barang dan jasa dengan orangnya b. permintaan barang dan jasa c. permintaan barang dan jasa dengan harganya d. permintaan barang dengan harga yang telah ditetapkan 29. Permintaan Desi akan bakso, merupakan contoh dari permintaan … a. pasar b. potensial c. efektif d. individual 30. Barang pengganti disebut juga dengan … a. substitusi b. komplementer c. eliminasi d. tersier

6

Lampiran 15 KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN

1. B

16.B

2. C

17. B

3. C

18. A

4. D

19. D

5. C

20. A

6. A

21. D

7. D

22. D

8. B

23. B

9. A

24. A

10. D

25. A

11. B

26. C

12. C

27. D

13. A

28. D

14. A

29. C

15. A

30. A

Lampiran 16 LEMBAR OBSERVASI METODE TTW Petunjuk Pengisian: Isilah kolom dengan tanda centang (√). Nama Observer: No.

KOMPONEN

1.

Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dengan memberikan pertanyaan tentang permintaan

2.

Guru mempersiapkan sebuah gambar sesuai materi yang akan disampaikan

3.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang.

4.

Guru membagi gambar kepada para siswa sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan.

5.

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berdiskusi

6.

Para siswa melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think)

7.

Para siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (talk).

8.

Para siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write).

9.

Para siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi

10.

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

11.

Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa

YA

TIDAK

Lampiran 17 LEMBAR OBSERVASI METODE NHT

Petunjuk Pengisian: Isilah kolom dengan tanda centang (√). Nama Observer: No. 1.

KOMPONEN Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya yaitu mengenai permintaan

2.

Guru mempersiapkan nomor sesuai materi yang akan disampaikan

3.

Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang

4.

Guru membagikan nomor kepada masing-masing kelompok

5.

Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa

6.

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berdiskusi

7.

Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut

8.

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas

9 10.

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa

YA

TIDAK

Lampiran 18

WAWANCARA AWAL DENGAN GURU Hari/Tanggal

: Kamis, 12 Mei 2011

Nama

: Wiwi Tarwiyah, SE.

Jabatan

: Guru Mata Pelajaran IPS

Waktu

: 08.00 s/d selesai

Tempat

: Ruang Guru

No 1.

Pertanyaan

Tanggapan Guru

Apakah Ibu sebelum mengajar membuat persiapan Ya, sebelum mengajar, saya mengajar harian/rencana pelaksanaan pembelajaran membuat RPP terlebih dahulu. (RPP) ?

2.

Apakah Ibu pernah mengikuti penataran sehubungan Saya sudah pernah mengikuti dengan pembelajaran IPS ?

penataran sehubungan dengan pembelajaran IPS.

3.

Buku sumber apa saja yang digunakan dalam Buku sumber yang sering saya pembelajaran IPS ?

gunakan dalam pembelajaran IPS yaitu yudhistira, bumi aksara dan juga LKS.

4.

Dalam mengajar IPS metode apa yang paling sering Ibu Metode gunakan ?

yang

sering

gunakan

dalam

menyampaikan yaitu

masih

saya

materi

IPS

menggunakan

metode ceramah.

5.

Apakah Ibu tahu model pembelajaran kooperatif? Saya tau, tetapi saya baru Khususnya model pembelajaran kooperatif tipe Think mendengar kalo ada metode Talk Write dan Numbered Head Together?

kooperatif tipe Think Talk Write dan Numbered Head Together.

6.

Bagaimana cara Ibu meningkatkan hasil belajar siswa ?

Cara yang saya lakukan untuk meningkatkan

hasil

siswa

dengan

cara

tugas

dan

yaitu

memberikan

belajar

memerintahkan mereka untuk banyak membaca.

7.

Apakah topik yang diajarkan selalu di ambil dari Ya, topik yang saya ajarkan silabus ?

selalu saya ambil dan saya sesuaikan dengan silabus.

8.

Menurut Ibu apakah penerapan pembelajaran IPS Menurut pendapat saya kedua dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif metode

tersebut

tipe Think Talk Write dan Numbered Head Together meningkatkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa ?

hasil

dapat belajar

IPS siswa, karena siswa dapat berperan aktif dan membuat mereka

menjadi

kreatif,

sehingga tidak jenuh dengan pelajaran IPS.

Lampiran 19

WAWANCARA AWAL DENGAN SISWA

Hari/Tanggal

: Rabu, 11 Mei 2011

Nama

: Cindy Yana Anjani

Jabatan

: Siswi SMP Islamiyah Ciputat kelas VIII.2

Waktu

: 09:30

Tempat

: Ruang Kelas VIII.2

No 1.

Pertanyaan

Tanggapan Siswa

Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran Menurut IPS di kelas ?

pendapat

pembelajaran

IPS

saya, itu

membosankan dan membuat saya mengantuk karena harus mendengarkan ceramah saja dari guru.

2.

Apakah kamu senang dengan pebelajaran IPS di kelas ?

Tidak terlalu senang, karena banyak materi yang harus dihafalkan

apalagi

materi

sejarah.

3.

Bagaimana hasil belajar IPS kamu ?

Kurang

baik

karena

saya

kurang banyak membaca dan menghafal.

4.

Apakah kamu puas dengan nilai IPS yang diperoleh ?

5.

Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru Menurut saya, guru IPS hanya dalam menerangkan pelajaran IPS ? Jelaskan ?

Tidak puas

ceramah saja dan membuat saya bosan.

6.

Apakah kamu dapat memahami materi IPS yang Sedikit saja, tetapi kadang dijelaskan oleh guru ?

saya membaca lagi di rumah terkait

materi

yang

telah

dipelajari di sekolah.

7.

Apakah kamu aktif dalam mengikuti pembelajaran ?

Kadang-kadang

8.

Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat belajar IPS ? Banyak

hafalannya

dan

membuat saya pusing.

9.

Apakah kamu sudah mengetahui tentang model Belum

tahu,

saya

baru

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan mendengarnya. Numbered Head Together?

10. Apakah

gurumu

sudah

menggunakan

model Belum pernah, hanya metode

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan ceramah saja yang digunakan Numbered Head Together di kelasmu ?

dalam IPS.

menjelaskan

materi

Lampiran 20 METODE THINK TALK WRITE

Petunjuk: 1. Perhatikan bersama gambar di atas! 2. Dari kedua gambar tersebut, mana yang merupakan penawaran individual dan mana yang merupakan penawaran pasar? jelaskan! 3. Diskusikan bersama sesuai dengan kelompoknya masing-masing, setelah diskusi dengan kelompok selesai, kemudian kalian mencatat dan merangkum dari hasil kolaborasi dengan teman-teman satu kelompok. 4. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi.

Lampiran 21 METODE NUMBERED HEAD TOGETHER

1

2

3

4

5 Pertanyaan: 1. Jumlah barang atau jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu dan tempat tertentu disebut … 2. Permintaan yang didukung kemampuan untuk membeli disebut permintaan … 3. Bunyi hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah baranag atau jasa yang diminta konsumen akan … 4. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi permintaan … 5. Kurva permintaan yang tunduk pada hukum permintaan mempunyai bentuk …

METODE NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS VIII-3

METODE THINK TALK WRITE DI KELAS VIII-2

,\dilr€u

TABL€ \'I

I di.ltriburion

li'

;!;:l$

Colwno hc:tilin,l - t-lillu!.rtrrc probrbiliry.;., * R o w 5 c a d r n g- dc\r..s ".:.-.' r..i[:33dqnl Rcw -

- sitildtrd

t : C f t : ) 1 1y l l u c s

P{I, s rl A

I

')

OJ2J 0.239

l

u,tt I

6

0.265

0.?18

.'l

0 . 2 6I

ll

r.oco

0.261

9 ilr u.1f,1l

l: 12

,rl

0.8t6 0.76J 0.7.1 I 0.72.7

i (lu

.t>

0 2(0 0.26C 0.L59

o.re

o7!r 0.;l)6

o.?oj

1.4-t0 l.9.ll l^4!5 l te< l.l?7 t-ii^'ir .w, rJoJ

If

c 691 n r.q.i

' :'- / I -'i_.

0a

]: r) I5

t.:J S

,r ^-:n

ll

0257 a.;;

.l: LJ

0 "J7

o_(:s

C57

0.6€,

a (ci

I

g:l

ois6

? t4

0-?J6 0.256

o.6sj n ^r
!: :!.

Jd jc !)

u.a6

o.:i6

O.i5i 0.1:5 0255 o2ss

C.6.15

n-6r'a o-5C

o_(,31 0-66l

0155 D_2_