Studi Histopatologi Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus ... - Digilib ITS

106 downloads 289 Views 878KB Size Report
Parameter histopatologi histopatologi histopatologi yang digunakan digunakan digunakan adalah bridging nekrosis, nekrosis, fokal nekrosis, nekrosis, nekrosis  ...
Studi Histopatologi Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus) di Muara Sungai Aloo Sidoarjo Adhelia Setyowati 1506 100 020 Dosen pembimbing : Awik Puji Dyah N., S.Si, Si, M.Si Nurlita Abdulgani S.si. si., M.si

Latar Belakang Lumpur Sidoarjo dibuang

berpengaruh

Cd 10,45 ppm, Cr 105,44 ppm, As 0,99 ppm, dan Hg 1,96 ppm dengan pH Lumpur 9,18 (Gunradi, 2007)

tingkat produktifitas ikan tangkap

Ikan belanak (Mugil cephalus)

Muara Sungai Aloo

Diagnosa awal kesehatan ikan

berdampak

perubahan struktur pada beberapa organ tubuh yang menimbulkan gejala patologis

Analisa histopatologi hati

Hati

Permasalahan Bagaimanakah struktur histologi hati ikan belanak yang tertangkap di Muara Sungai Aloo

Batasan Masalah Analisa histopatologi hati ikan belanak ( Mugil cephalus ) yang diambil dari muara sungai Aloo menggunakan Histology Activity Index (HAI) menurut (Knodell et al. al., 1981 dalam Rahn, 2001) 2001) dan dikategorikan tingkat kerusakannya berdasarkan Fransiscus (2007) 2007). Parameter histopatologi yang digunakan adalah bridging nekrosis, fokal nekrosis, peradangan, dan fibrosis. fibrosis.

Tujuan Untuk mengetahui struktur histopatologi hati ikan belanak (Mugil cephalus ) menggunakan analisis Histology Activity Index (HAI) dan Fransiscus (2007) di muara sungai Aloo

Manfaat Dapat memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan ikan termasuk ikan belanak ( Mugil cephalus ) di muara sungai aloo. Sehingga, dapat dilakukan tindakan lebih lanjut terutama dalam sumberdaya perikanan di muara sungai Aloo.

METODOLOGI Waktu dan Tempat penelitian Waktu Penelitian bulan April sampai Mei 2010

Pengambilan sampel dilakukan di muara Sungai Aloo Sidoarjo. Pembedahan dan pengamatan irisan histologi hati dilakukan di Laboratorium Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya.

Lokasi Pengambilan Sampling Ikan

Stasiun 1 : mulut muara sungai Aloo (07º 29’ 34,2” S dan 112º 49’ 32,7” E) Stasiun 2 : 1 km dari mulut muara sungai Aloo menuju ke arah laut (07º 29’48,13” S dan 112º 50’0,71” E) Stasiun 3 : 2 km dari mulut muara sungai Aloo menuju ke arah laut (07º 29’ 33,7” S dan 112º 50’ 22,7” E)

Parameter Lingkungan yang diukur

fisik

kimia

• Suhu • kekeruhan • BOD • DO • Cr • Cd • Salinitas • pH

Pengambilan Sampel menggunakan jaring insang tetap(set gill

nets) dengan perahu nelayan setempat diambil 3 ekor ikan pada masing-masing titik dengan ukuran dewasa muda(15-25 cm) dimasukkan ke ice box, pembedahan untuk pengambilan organ hati di laboratorium Dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah diberi buffer formalin serta diberi label.

Pembuatan preparat Histologi Hati

pembedahan ikan

sectioning

afixing

fiksasi

embedding

deparafinisasi

pencucian

dehidrasi

infiltrasi

clearing

staining

mounting & labelling

Pengamatan Histologi Hati

Pengamatan preparat dilakukan dengan menggunakan mikroskop compound

Pengamatan dilakukan dengan perbesaran 40 1000x

Analisa Data • Penilaian kerusakan hati berdasarkan Histology Activity Index (HAI) (Knodell et al., 1981 dalam Rahn, 2001) • Kategori tingkat kerusakan menurut Fransiscus ( 2007) yang diambil dari penilaian HAI (Knodell et al., 1981 dalam Rahn, 2001) • Dihitung nilai persentase kerusakan jaringan hati menggunakan penilaian HAI (Knodell et al., 1981) • Tingkat kerusakan dikategorikan sebagai berikut :

Nilai scoring

Kategori

0

Normal

1-4

Sedikit

5-8

Ringan

9-12

Sedang

13-18

Berat

Penilaian Kerusakan Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus) berdasarkan Histological Activity Index (HAI) (Knodell et al., 1981) Jenis kerusakan hati Rangkaian nekrosis (bridging

Degenerasi intralobular dan fokal

necrosis) pada bagian periportal

nekrosis

Peradangan dan pembengakan bagian portal

Fibrosis

Ciri-ciri

nilai

Ciri-ciri

nilai

Ciri-ciri

nilai

Ciri-ciri

Nilai

Tidak ada kelainan

0

Tidak ada kelainan

0

Tidak ada kelainan

0

Tidak ada kelainan

0

Sedikit bagian mengalami

1

Sedikit bagian mengalami

1

peradangan dan pembengkakan

1

Perluasan fibrosis pada

1

nekrosis

nekrosis dan

sedikit tersebar pada1/3 bagian

pembengkakan sel pada

daerah portal

bagian portal

1/3 lobus atau nodul Cukup banyak bagian

3

Cukup banyak bagian yang

3

Cukup banyak peradangan dan

3

Terbentuk rangkaian dari

yang mengalami nekrosis

mengalami nekrosis

pembengkakan 1/3-2/3 pada bagian

bagian yang mengalami

hingga 50 %

hingga 1/3-2/3 pada setiap

portal

fibrosis

3

lobus atau nodul Pertanda nekrosis lebih

4

dari 50% Cukup banyak bagian

pada setiap lobus 5

yang mengalami nekrosis + rangkaian nekrosis terlihat jelas Banyak nekrosis +

6

rangkaian nekrosis terlihat jelas Terjadi nekrosis antar lobus

nekrosis lebih dari 2/3

10

4

Peradangan dan pembengkakan > 2/3 pada bagian portal

4

Chirrhosis terlihat jelas

4

Kerusakan Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus) di Muara Sungai Aloo (Fransiscus, 2007) • Ditemukan kerusakan antara lain bridging nekrosis, fokal nekrosis dan degenerasi intralobular, peradangan dan pembengkakan bagian portal • Kerusakan yang terjadi pada stasiun 1 dan 2 dikategorikan ringan sedangkan di stasiun 3 dikategorikan sedikit dan ringan • Berdasarkan skor rata-rata nilai kerusakan tertinggi terjadi di stasiun 2 sebesar 23,1 lebih tinggi dari stasiun 1 sebesar 21 dan stasiun 3 sebesar 15,66 • Hal tersebut juga didukung hasil pengukuran kualitas lingkungan (lampiran 5) yang menunjukkan bahwa stasiun 2 kualitas perairan lebih buruk dari stasiun 1 dan 3. • Data hasil pengamatan histologi hati menurut Fransiscus (2007) ditunjukkan pada table (4.1).

Kerusakan Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus) di Muara Sungai Aloo berdasarkan penilaian HAI (Knodel et al., 1981) Tabel 4.2 Tabel Persentase Kerusakan Jaringan Hati Ikan Belanak (Mugil cephalus) Per Titik di Muara Sungai Aloo (Knodel et al., 1981) Rangkaian kerusakan hati

persentase kerusakan jaringan

Parameter

skor

stasiun 1

stasiun 2

stasiun 3

Rangkaian nekrosis (bridging nekrosis) pada

1

44.44%

0%

22.22%

bagian periportal

3

22.22%

22.22%

77. 78%

4

11.11%

44.44%

0%

5

11.11%

22.22%

0%

6

0%

0%

0%

10

0%

0%

0%

1

33.33%

44.44%

55.56%

3

33.33%

55.56%

22.22%

4

33.33%

0%

11.11%

1

33.33%

44.44%

22.22%

3

33.33%

44.44%

22.22%

4

22.22%

0%

0%

1

33.33%

0%

0%

3

11.11%

0%

11.11%

4

0%

11.11%

0%

Degenerasi intralobular dan fokal nekrosis

Peradangan dan pembengkakan bagian portal

Fibrosis

TipeTipe-tipe Kerusakan PEMBENGKAKAN SEL Hati ikan mas normal

Pembengkakan hepatosit ikan belanak

1.

sel hati membesar yang mengakibatkan sinusoid menyempit

2.

vakuola (ruang-rusng kosong)

3.

sitoplasma keruh HE, 100x .

1. Hepatosit 2. Inti 3. Sinusoid (40X10,HE) (Destiany, 2007)

NEKROSIS ( PIKNOTIK, KARYOLISIS DAN KARYOHEXIS) HATI IKAN BELANAK

1. piknotik 2. karyohexis 3. karyolisis 4. Cv (vena centralis)HE, 100x

BRIDGING NEKROSIS BAGIAN PERIPORTAL HATI IKAN BELANAK



bridging nekrosis (tanda panah) terjadi hampir menjalar antara sentral ke sentral yaitu dari vena centralis (cv) ke vena centralis (cv), HE, 100x

DEGENERASI INTRALOBULAR DAN FOKAL NEKROSIS HATI IKAN BELANAK

Keterangan : 1. hilangnya struktur jaringan atau sel 2. daerah nekrosis dikelilingi oleh zona hemoragik yaitu adanya bintik pendarahan , HE, 100x.

PERADANGAN DAN PEMBENGKAKAN BAGIAN PORTAL HATI IKAN BELANAK

Keterangan : 1. adanya jendolan-jendolan darah 2. eritrosit yang keluar dari pembuluh darah, HE, 100x

FIBROSIS

Keterangan : 1. kolagen lebih tebal, dimana serabut halus kolagen ini berperan untuk menyokong sinusoid dan hepatosit, HE, 100x.

KESIMPULAN  Tipe kerusakan yang ditemukan adalah bridging nekrosis, fokal nekrosis, degenerasi intralobular dan peradangan serta fibrosis  Nilai kerusakan yang terjadi untuk semua jenis kerusakan adalah 1,3 dan 4. Nilai kerusakan 1 dan 3 paling banyak ditemukan pada semua lokasi pengambilan sampel  Kerusakan terbesar terjadi pada ikan di stasiun 2 dengan kategori tingkat kerusakan ringan

SARAN Studi lebih lanjut dapat dilakukan melalui penelitian secara in vitro menggunakan salah satu jenis zat kimia atau logam berat yang terkandung dalam lumpur Sidoarjo, sehingga dapat diketahui jenis kerusakan hati secara spesifik.