TUGAS INDIVIDU TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN ...

85 downloads 422 Views 75KB Size Report
Penerapan knowledge management di perusahaan nampaknya sudah .... Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat ...
Dosen : Dr.Ir.Arif Imam Suroso,Msc(CS)

TUGAS INDIVIDU TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI BANK BRI

Disusun Oleh: Oktri Putrianti

P0561011501.46

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

PENDAHULUAN Penerapan knowledge management di perusahaan nampaknya sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada era globalisasi saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan kekuatan yang diperlukan untuk dapat tetap bertahan. Knowledge management (KM) merupakan usaha untuk meningkatkan knowledge yang berguna dalam organisasi. Knowledge management tidak hanya merupakan pengaturan akan knowledge, namun lebih pada manajemen suatu organisasi dengan fokus khusus terhadap knowledge. Penerapan knowledge management dengan sebuah sistem berbasiskan web, diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan aliran knowledge yang tidak dihalangi oleh batasan waktu dan lokasi geografis. Kebutuhan untuk implementasi KM sudah disadari oleh sebagian besar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kebanyakan dari perusahaan perusahaan di Indonesia yang pada saat ini menerapkan sistem KM merupakan hasil inisiatif dari pusat perusahaan internasional mereka. Hanya sebagian kecil perusahaan yang masih memiliki perhatian yang terbatas dalam mengembangkan sistem KM untuk mentransfer contoh – contoh terbaik dari berbagai macam proyek yang berbeda, kantor dan juga generasi yang berbeda. Dalam era knowledge management, praktek manajemen perbankan konvensional yang hanya mendasarkan input produksi yang bersifat tangible seperti sumber daya manusia, modal, hutang, tanah, gedung, energi, dan peralatan kantor tidak lagi mencukupi sebagai unsur utama untuk meningkatkan kompetensi inti bank. Dewasa ini ada satu input produksi yang dinamakan knowledge management yang lebih bersifat intangible, namun memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan kompetensi inti bank. Knowledge tidak pernah habis, bahkan semakin digali dan digunakan jumlah dan kualitasnya akan semakin meningkat. Sehingga apabila bank mampu mengelola knowledge management dengan baik, maka bank akan memiliki sumber daya manusia yang selalu belajar

(learners), kreatif dan inovatif, antisipatif terhadap perubahan, dan mampu menghasilkan kualitas pelayanan yang memiliki value yang tinggi di mata konsumen. Knowledge management

sebenarnya merupakan cara bagaimana

organisasi mengelola karyawan mereka, identifikasi pengetahuan yang dimiliki karyawan, menyimpan dan membagi di tim, meningkatkan dan terjadi inovasi. Sebenarnya menurut mereka bahwa knowledge management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling bicara, yang sekarang populer dengan label learning organization. Konsep utama knowledge management yang ada dalam memberikan layanan dan dukungan sebagai resolusi masalah yang diberdayakan oleh pengetahuan

(knowledge)

menggunakan

basis

pengetahuan,

berbagi

pengetahuan, serta kolaborasi dan penggunaan kembali pengetahuan untuk mengatasi masalah, berbagi kecerdasan, meningkatkan kinerja, meningkatkan keunggulan kompetitif, atau mendorong inovasi pada aras yang lebih tinggi. Salah

satu

cara

membangun

knowledge

management

(KM)

adalah

mengintegrasikan ke dalam budaya perusahaan. jika Bank BRI ingin mewujudkan visinya menjadi bank yang terkemuka dan memiliki standar kinerja internasional di era knowledge ini, maka manajemen Bank BRI harus menentukan bagaimana manajemen operasi yang berbasis knowledge management dapat diterapkan di Bank BRI sehingga kompetensi inti dalam menyediakan kualitas pelayanan kepada konsumen meningkat. Bank BRI menerapkan Knowledge management yang baik menyatu dengan budaya perusahaan.

MANAJEMEN PENGETAHUAN 1. Knowledge Pengetahuan(knowledge) adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala

informasi

menginformasikan

dan

atau

data

bahkan

sekedar

berkemampuan

menimbulkan

untuk

kebingungan,

maka

pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Dalam buku yang ditulis oleh Von Krough, Ichiyo, serta Nonaka (2000), dan Chun Wei Choo (1998), disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari pengertian knowledge adalah sebagai berikut: 1. Knowledge merupakan kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan (justified true believe); 2. Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit); 3. Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut; 4. Penciptaan inovasi yang melibatkan lima langkah utama yaitu: a. berbagi knowledge terpikirkan (tacit), b. menciptakan konsep, c. membenarkan konsep, d. membangun prototype, dan e. melakukan penyebaran knowledge tersebut. Menurut Davenport (1998) Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Explicit Knowledge dan Tacit Knowledge, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Explicit Knowledge Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual, dan

sebagainya. Knowledge jenis ini dapat diteruskan dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. b. Tacit Knowledge Adalah Knowledge dari para pakar, baik individu maupun masyarakat, serta pengalaman mereka. Tacit Knowledge bersifat sangat personal dan sulit diformulasikan sehingga membuatnya sangat sulit dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik, serta petunjuk teknis (rule of thumbs) termasuk dalam jenis Tacit Knoweledge. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu : 1. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan. 2. Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan / atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai tingkat analisis adalah apabila

orang

tersebut

telah

membedakan

atau

memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Nonaka dan Takeuci (1995) mengemukakan bahwa alasan fundamental mengapa perusahaan Jepang sukses, karena keterampilan dan pengalaman mereka terdapat pada penciptaan knowledge organisasi. Penciptaan knowledge dicapai melalui pengenalan hubungan sinergik antara tacit knowledge dan explicit knowledge. Nonaka dan Takeuci juga membagi model konversi menjadi 4 cara, sebagai berikut : a. Tacit knowledge ke Explicit knowledge; disebut proses Externalization b. Tacit knowledge ke Tacit knowledge; disebut proses Socialization c. Explicit knowledge ke Explicit knowledge; disebut proses Combination d. Explicit knowledge ke Tacit Knowledge; disebut proses Internalization 2. Knowledge Mangement (Manajemen Pengetahuan) Sejarah

perkembangan

Knowledge

Management.

Secara

singkat

Knowledge Management berkembang sejak tahun 1995 yang disebut dengan leveraging explicit knowledge (Dixon KM Asia 2008), dimana pengetahuan sebagai kumpulan pengalaman hidup diwujudnyatakan atau diartikulasikan

secara eksplisit kedalam sebuah tulisan di dalam buku. Maka saat itu berkembanglah usaha manusia untuk mengarsipkan data dan informasi menjadi pengetahuan dalam bentuk tulisan bukan hanya ke dalam buku (hard paper) tetapi juga dalam electronic paper di dunia maya misalnya: Web. Blog, FB dan lainya). Kemudian berkembang pada tahap kedua di tahun 2000

menjadi:

leveraging

experimential

knowledge,

suatu

usaha

memaksimalkan tidak hanya melalui buku dan electronic paper melainkan pada suatu pengalaman yang ada di setiap orang. Tahun 2005 pada tahap ketiga berkembang apa yang disebut dengan leveraging collective knowledge. Menurut Firestone dan Mc Elroy: Knowledge Management (KM) adalah suatu pengelolaan pengetahuan secara teratur yang menaikan produksi pengetahuan manusia dan yang berintegrasi ke dalam sebuah organisasi. Secara deskriptif bisa dinytakan bahwa Knowledge Management merupakan suatu paradigma pengelolaan informasi yang berasal dari pemikiran bahwa pengetahuan yang murni sebenarnya tertanam dalam benak dan pikiran setiap manusia. Pengetahuan ini perlu dibangun suatu mekanisme pengelolaan (to manage) penyebaran (to share) informasi dan pengalaman dari sumber daya manusia yang ada agar terjadi peningkatan pengetahuan dari masing-masing pelaku kegiatan di dalam suatu organisasi. Knowledge management (KM) adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan performa seseorang atau organisasi, dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan datang. Jadi jelas bahwa knowledge management bukanlah suatu fenomena baru, tetapi merupakan suatu cara yang menerapkan integrasi antara teknologi dengan sumber pengetahuan yang kompeten. Alasan Penggunaan Knowledge Management Pada era knowledge ini, kesuksesan tergantung pada apa yang kita tahu dan apa yang kita lakukan dengan yang kita tahu. Perubahan saat ini begitu cepat. Alasan mengapa perusahaan perlu mengimplementasi strategi knowledge

management dan mengatur modal intelektual kolektif mereka untuk sukses pada era knowledge yang menantang ini, yaitu: 1. Mengelola perubahan kebutuhan bisnis yang terus menerus dan cara bisnis dijalankan. 2. Mengalokasikan point penting atau tantangan organisasi pada abad 21. 3. Menempatkan potensi yang ada pada tempat yang benar 4. Mempercepat belajar, inovasi dan eksekusi untuk memaksimalkan top line dan bottom line. 5. Meningkatkan produktifitas dan profitabilitas sementara organisasi berada pada tekanan kompetisi yang semakin kuat. 6. Mengalokasikan harapan terbesar dari pelanggan 7. Memenuhi permintaan pasar pada lingkungan bisnis yang berubah terus menerus 8. Meningkatkan kebutuhan untuk membangun dan mengakses knowledge lebih mudah dan cepat. 9. Mengelola kerumitan, pertukaran dan perkembangan knowledge. Keuntungan Knowledge Management Menurut Housell dan Bell (2001, p47) knowledge management menawarkan keuntungan bagi perusahaan untuk : 1. Menangkap

dan

menganalisis

informasi

perusahaan

kemudian

menyimpan informasi secara strategis dalam formasi Datawarehouse dan Data Mining, Decision Support System dan Executive Information System. 2. Menciptakan proses akses yang luas mengenai informasi, memungkinkan karyawan untuk bekerja lebih cepat, lebih terinformasi, dan dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik melalui Intranet, Groupware, dan Group Decision Support System. 3. Mendokumentasikan kumpulan knowledge dari pengalaman yang pernah terjadi dalam perusahaan. 4. Mengembangkan

dan

melengkapi

proyek

kecepatan, ketangkasan, dan keamanan.

dengan

meningkatkan

Konsep Knowledge Management (KM) Knowledge management menjadi guidance tentang pengelolaan intangible assets yang menjadi pilar perusahaan dalam menciptakan nilai (dari produk/jasa/solusi) yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggannya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai nilai buku perusahaan harus disertai dengan pemahaman nilai intangible assets perusahaan. Jenis penerapan knowledge management ada dua, yaitu: 1. Tacit Knowledge, Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al., 2004). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan). Penelitian pada sifat dasar pengetahuan seketika mempertemukan perbedaan antara knower dan known, atau seringkali diartikan dalam istilah subject dan object, atau ingredient subjective dan objective dalam pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya berbedabeda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. 2. Explicit knowledge, Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat mempelajarinya secara independent.

3. Manajemen Pengetahuan di Bank BRI Sejarah Bank BRI Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undangundang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat

Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI 

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.



Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.



Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Struktur organisasi Bank BRI Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu : 1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja 2. Adanya standardisasi kegiatan kerja

3. Adanya koordinasi kegiatan kerja 4. Besaran seluruh organisasi. Kantor BRI Cabang dipimpin oleh seorang Pimpinan Cabang. Berikut ini deskripsi masing-masing bagian dalam struktur organisasi Bank BRI bagian operasional: Pinca (Pimpinan Cabang) Sebagai pimpinan, pinca berhak mengatur dan mengawasi bawahannya, dibawah pinca ada -

Manajer Operasional Bekerja untuk mengawasi bawahannya dibawah kekuasaan pinca, penandatanganan pengesahan diatas kewenangan AMO

-

Asisten Manajer Operasional Bekerja untuk mengawasi supervisor dan frontliners untuk kemudian dilaporkan

kepada

MO,

penandatanganan

pengesahan

diatas

kewenangan supervisor dan frontliner -

Supervisor Bekerja untuk mengawasi jalannya pelayanan nasabah terhadap frontliner, serta pengesahan terhadap transaksi teller dan customer service.

-

Teller dan Customer service Yang bertugas melayani dan berhadapan langsung kepada nasabah Penerapan manajemen operasi Bank BRI yang berdasarkan knowledge

untuk meningkatkan kompetensi inti dalam menyediakan kualitas pelayanan yang prima. Pada bagian ini akan dibahas bagaimana cara meningkatkan kompetensi inti untuk menciptakan5 dimensi kualitas pelayanan yaitu reliability, responsiveness, assurance, tangibles, dan emphaty yang prima. BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan melalui pengelolaan manajemen yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai

tersebut adalah integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut: -

mengidentifikasikan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja diseluruh unit kerja

-

mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja

-

menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan k dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja. Penerapan pengetahuan tidak dapat secara langsung namun membutuhkan proses yang cukup panjang. Bank BRI mengimplementasikan sepuluh langkah proses pembelajaran organisasi: 1. ukur sejauh mana learning dalam organisasi 2. promosikan isu-isu positif kedalam organisasi dengan menggunakan konsep berfikir yang jelas dan dapat diaplikasikan 3. pastikan organisasi aman dan nyaman untuk berfikir 4. berikan apresiasi positif terhadap tindakan-tindakan pengambilan risiko 5. bentuk dan jadikan individu-individu dalam organisasi menjadi sumber pengetahuan sehingga dapat saling mengisi dan berinteraksi 6. berikan keyakinan kepada setiap individu dalam organisasi bahwa kekuatan untuk belajar adalah sumberdaya yang mahal dan tidak terbatas 7. petakan visi secara nyata dan yakinkan bahwa pencapaian visi haruslah mengikuti sertakan seluruh potensi dalam organisasi 8. jabarkan visi secara nyata 9. perbaiki sistem karena kegiatan yang bermasalak berawal dari sistem yang salah 10. perkenalkan proses

Para pengamat knowledge management dari KM plus learning lead menilai, penerapan knowledge management yang baik setidaknya harus mengandung tiga hal, yaitu: pertama, memiliki tujuan yang jelas atau knowledge management (KM Goal). Kedua, memiliki rencana kerja yang jelas atau KM plan. Dan ketiga, memiliki aktivitas yang selaras dengan rencana dan menjabarkan implementasi dari KM roadmap atau KM arsitektur (KM Program) Knowledge management (KM) di Bank BRI sudah selaras dengan budaya perusahaan yaitu excellence, professional dan Innovative. Untuk menuju budaya excellence, professional dan Innovative tersebut butuh knowledge management (KM). namun inti dari KM adalah implementasinya. Diharapkan melalui budaya belajar menjadi budaya para karyawan . agar dapat diimplementasikan agar berdampak positif bagi perusahaan guna mencapai perusahaan. Bila hal itu dilakukan secara berkesinambungan tidak mustahil budaya excellent, professional, dan innovative pun tercapai didalam para karyawan bank BRI.

KESIMPULAN Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusianya. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola adalah knowledge management, yang diukur dengan 3 variable yaitu personal knowledge,job procedure,dan technology. Dalam prakteknya KM dapat menjadi pilar perusahaan dalam menciptakan nilai, perusahaan perlu mengetahui sejauh mana KM berperan didalam meningkatkan kinerja karyawankhususnya di bank BRI Bank BRI dalam menerapkan knowledge management (KM) yaitu dengan mengintegrasikan kedalam budaya perusahaan. Budaya sharing knowledge di bank BRI sudah menjadi budaya bagi setiap karyawannya, sehingga ilmu dapat tersebar dengan cepat dan terarah yang pada akhirnya hal tersebut dapat membawa perusahaan menjadi perusahaan yang mampu bersaing di era globalisasi. Memiliki karyawan yang memiliki integritas tinggi merupakan aset perusahaan terbesar guna mencapai visi perusahaan.

Daftar Pustaka Davenport, Thomas H. and Laurence Prusak. 1998. Working Knoledge :How to Organizations Manage What They Know. Harvard Business school press. Boston. Davidson, Carl and Philip Voss. 2003. Knowledge Managmenet, An Introducting to Creating Competitiveness Advantage from Intellectual capital. Vision Book. New Delhi. Nonaka, Ikujiro and Takeuchi H. The Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics In Innovation. Oxford University Press. 1995. Sutiarso, Bambang. 2007. Pendekatan Knowledge-Base Economy untuk Pengembangan Masyarakat. Sutiarso, Bambang. 2006. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) dan Proses Penciptaan pengetahuan. http://www.IlmuKomputer.com. Sveiby, Karl Erik (1997), “What Is Knowledge Management ?”, WWW Virtual Library on Knowledge Management, hal.2. http://www.bri.co.id/