Universitas Indonesia dan Kesehatan Masyarakat

17 downloads 588 Views 69KB Size Report
rokok ternyata tidak dibarengi dengan kenaikan jumlah lahan tanaman tembakau ... memakai narkoba dengan riwayat didahului oleh merokok selama sekitar 1.
Siaran Pers

Universitas Indonesia dan Kesehatan Masyarakat Depok, Mei 2009 –Rabu, 20 Mei 2008, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia menyelenggarakan dua kegiatan Diskusi Kesehatan dan Promosi Doktor. Kegiatan pertama merupakan rangkaian dari seri diskusi kesehatan terkait Fatwa Larangan Merokok oleh MUI, yang sudah dimulai semenjak Februari 2009. Terkait fatwa tersebut, FKM UI menyatakan dukungannya dan berharap fatwa tersebut dapat menyentuh kalangan yang lebih luas. FKM UI menyadari bahwa muncul kekhawatiran pada publik akan nasib petani tembakau.. Sesungguhnya ketakutan tersebut dilandasi ketidaktahuan akan fakta bahwa kenaikan konsumsi rokok ternyata tidak dibarengi dengan kenaikan jumlah lahan tanaman tembakau apalagi produksi tembakau. Sebagai bentuk kepedulian komunitas kesehatan terhadap nasib petani tembakau dan upaya untuk turut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, bertempat di Crowne Plaza Hotel, Jakarta, digelar diskusi bertemakan “Subsitusi Pertanian Tembakau dalam Merespon Bahaya dan Hukum Haram Merokok”. Pembicaranya adalah Prof. Bambang Irawan; Abdillah Hasan; Dr. Muchjidin Rahmat, Agung Prihatna dan Hakim Sorimuda Pohan. Kegiatan kedua ialah promosi doktor atas nama Sabarinah Prasetyo, MSc dengan judul disertasi “Pengaruh Gender pada Kelangsungan Pemakaian Narkoba”. Disertasi ini merupakan hasil penelitian di 17 provinsi oleh Pusat Penelitian Kesehatan FKMUI bekerjasama dengan BNN pada periode 2005-2006. Prevalensi persentase penggunaan narkoba di Indonesia bedasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan hasil terdapat pola yang berbeda antara laki-laki dan perempuan baik dalam keterpaparan maupun kelangsungan pemakaiannya. Perbedaan angka prevalensi pemakaian narkoba di sepanjang hidup, setahun dan sebulan, mencerminkan adanya kelangsungan pemakaian narkoba, ada yang berhenti dan ada yang lanjut. Dari penelitian yang dilakukan terdapat berbagai temuan yaitu pemakai narkoba laki-laki (92%) lebih banyak daripada perempuan; hampir semua subyek (99%) di saat studi masih merokok. Separuh subyek menyatakan memakai narkoba dengan riwayat didahului oleh merokok selama sekitar 1 sampai 2 tahun. Selanjutnya, merokok yang dilanjutkan ke alkohol terjadi pada 50% subyek laki-laki maupun perempuan sehingga alkohol dapat dikatakan menjadi gerbang narkoba tak legal (gateway drugs). Faktor penentu kelangsungan pemakaian narkoba pada perempuan adalah faktor keluarga (punya anak beresiko 5 kali lebih lama pakai narkoba dibandingkan tidak punya anak); ketaatan beribadah serta tingkat pengetahuan tentang narkoba. Sedangkan faktor penentu kelangsungan pemakaian narkoba pada laki-laki adalah riwayat rehabilitasi dimana mereka yang pernah direhabilitasi akan dua kali lebih mungkin berhenti dibanding yang belum pernah dan kegiatan bekerja (lebih mungkin berhenti daripada mereka yang menganggur). Kegiatan sosial dan jumlah teman sesama pemakai narkoba akan memperlama pemakaian narkoba. Temuan lain adalah, sebagian besar pencoba ada di masa remaja yang umumnya bersekolah dan mereka yang berlanjut memakai narkoba sebagian sudah bekerja (70%). Rekomendasi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan pencegahan primer dan sekunder. Upaya primer seperti kebijakan pembatasan penjualan maupun pengadaan rokok bagi remaja, mengawasi penjualan minuman beralkohol, serta program edukasi kesehatan remaja. Sementara upaya sekunder diantaranya adalah deteksi dini anak memakai narkoba, penanganan pemakai narkoba secara holistic dan bijaksana, penguatan ikatan kekeluargaan. Keterangan lebih lanjut: Devie Rahmawati Deputi Direktur Kantor Komunikasi UI

***