UNIVERSITAS WARMADEWA FAKULTAS EKONOMI UJIAN ...

22 downloads 2193 Views 51KB Size Report
Page 1 ... UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah. : Pengantar .... Soal dan jawaban ujian dikumpul pada saat ujian akhir semester. 3 .
UNIVERSITAS WARMADEWA FAKULTAS EKONOMI UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 Mata Kuliah Hari/Tgl Jur/Kls/smt Waktu Dosen Jumlah Peserta Tempat Sifat Ujian

: Pengantar Pasar Modal : 8 Nopember 2013 : Man/IV/E5 : 18.00 – 19.30 Wita : I Made Artawan, S.E., M.M. : 30 orang : 311 : take home

SOAL KASUS : Hampir setahun sudah Pasar Modal Indonesia melewati tahun 2012 yang beragam dengan sentimen. Meskipun demikian, kinerja indeks Saham maupun Obligasi ternyata cukup tangguh. Sepanjang Year To Date (YTD) per 6 Desember 2012, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks obligasi pemerintah (Surat Utang Negara/SUN) melalui Infovesta Government Bond Index (IGBI) masing-masing 12,31% dan 8,48%. Bahkan sepanjang periode tersebut, IHSG berkali-kali mencetak rekor tertinggi baru, terakhir di level 4.375,17 per 26 November 2012. Sepanjang perjalanan, terdapat sejumlah kabar positif yang menopang kinerja indeks Pasar Modal. Dari luar negeri, seperti kesepakatan pemberian dana talangan ke Yunani sebesar €130 miliar, pelaksanaan program pembelian obligasi negara-negara bermasalah oleh ECB melalui mekanisme Outrights Money Transaction (OMT), hingga program stimulus moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) melalui Quantitative Easing (QE) tahap III. Dari dalam negeri, seperti penundaan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pengesahaan Undang-Undang Pengadaan Lahan yang membuka ruang pengembangan infrastruktur dalam negeri, hingga momentum publikasi laporan keuangan emiten-emiten saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mayoritas dilaporkan berkinerja lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu. Di balik kinerja indeks pasar modal Indonesia yang cemerlang dengan perolehan rekor tertinggi baru, juga terdapat sejumlah sentimen negatif yang sempat membuat kinerja indeks Saham maupun Obligasi tertekan cukup dalam. Di antaranya, seperti kabar krisis utang yang mulai menular ke Spanyol sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di zona Uni Eropa serta ketidakpastian politik di Perancis dan Yunani sempat membuat kinerja IHSG dan IGBI, masing-masing jatuh -8,32% dan -1,54% sepanjang Mei 2012. Tambah lagi, masalah “fiscal cliff” akhir-akhir ini yang menghantui prospek ekonomi AS di tahun 2013. Bagaimana dengan prospek pasar modal Indonesia di tahun depan? Apakah masih berpeluang mengulang prestasi seperti tahun ini? Menurut penulis, diperkirakan terdapat sejumlah faktor, baik dari dalam maupun luar negeri yang dapat mempengaruhi sekaligus menjadi tantangan bagi pergerakan indeks pasar modal yang tercermin pada IHSG dan IGBI. Dari global, hal-hal yang menjadi sentimen positif berupa ekspektasi pemulihan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh 3,6% atau sedikit lebih baik dari proyeksi tahun ini yang hanya 3,3%. Ekspektasi pemulihan tersebut ditopang dari aksi peluncuran kelonggaran moneter dari bank-bank sentral negara besar, seperti AS, China, dan Uni Eropa untuk

memacu perekonomian yang sedang lesu. Di antaranya, seperti keputusan ECB untuk menyediakan dana talangan permanen melalui European Stability Mechanism (ESM) sebesar €500 miliar sebagai dana stabilisasi ekonomi Uni Eropa jika terjadi gejolak di pasar surat utang dan kebijakan Bank Sentral China yang mengucurkan likuiditas ke pasar keuangan melalui operasi pasar terbuka dalam bentuk Reverse Repurchase Agreement (Repo). Yang menjadi sentimen negatif adalah masalah “fiscal cliff” di AS yang hingga saat ini masih belum menemui kesepakatan jalan keluar. Fiscal Cliff menjadi ancaman bagi prospek ekonomi AS karena terdapat kebijakan pengurangan anggaran belanja disertai dengan program kenaikan pajak secara bersamaan yang dapat menimbulkan dampak terburuk berupa resesi ekonomi serta melonjaknya angka pengangguran. Selain dari AS, potensi munculnya profil baru negara-negara dengan utang bermasalah di Uni Eropa meskipun dibentuk dana talangan permanen dan lembaga pengawas bank tunggal di tahun depan, juga dapat menjadi sentimen penghambat laju indeks pasar modal. Dari dalam negeri, hal-hal positif yang dapat diharapkan masih dapat menjadi sentimen penopang, seperti fundamental ekonomi domestik yang cukup solid dengan bertahan di atas level 6% karena lebih dari 90% ditopang oleh sektor Konsumsi dan Investasi terkait dengan rencana perbaikan infrastruktur oleh pemerintah dalam jangka panjang melalui program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), masih optimisnya kepercayaan para pelaku bisnis dan masyarakat pada prospek ekonomi Indonesia yang terlihat pada indeks keyakinan konsumen dan bisnis, hingga persepsi resiko investor asing pada surat utang pemerintah Indonesia yang semakin membaik melalui angka Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun yang kini berada di level 120-an basis poin. Sementara itu, tantangan dari sentimen domestik berupa potensi kenaikan inflasi dalam jangka pendek meskipun tidak signifikan jika kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sudah dilaksanakan dan kenaikan harga BBM akhirnya direalisasikan. Potensi lonjakan inflasi tersebut tentu dapat memicu kenaikan suku bunga di tengah rencana Bank Indonesia (BI) yang berencana meredam laju pertumbuhan kredit konsumsi, salah satunya dengan kebijakan penurunan Loan To Value (LTV) untuk kredit kepemilikan Rumah dan Kendaraan. Hingga Oktober 2012, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 22,85% secara tahunan sesuai tren pertumbuhan kredit selama tiga tahun terakhir di kisaran 20%-24%. Pertumbuhan paling agresif dialami oleh kredit Investasi sebesar 30,34%. Meski beragam sentimen menanti, penulis memperkirakan prospek kinerja indeks pasar modal Indonesia masih berpeluang melanjutkan tren bullish-nya, terutama untuk pasar saham (IHSG) dengan potensi kenaikan 13-14%. Alasannya, prospek kinerja IHSG masih dapat ditopang oleh sektor-sektor berbasis permintaan domestik dan yang terkait dengan infrastruktur yang mana kedua hal tersebut menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara pasar SUN melalui IGBI diperkirakan berada di kisaran 6-7% atau sedikit melambat dibanding tahun ini karena sedikit tertahan oleh sentimen potensi lonjakan inflasi dalam jangka pendek yang dapat memicu kenaikan suku bunga dan imbal hasil (yield) yang mana saat ini cenderung tertekan ke level 5,3% untuk tenor 10 tahun seiring derasnya aliran dana asing yang terlihat pada kepemilikan asing di SUN mencapai Rp270 triliun per Desember 2012. Meskipun demikian, penulis tetap menyarankan agar investor perlu kembali menyesuaikan terhadap tujuan dan target investasi masing-masing disertai dengan pemantauan yang lebih intensif pada instrumen-instrumen yang akan dipilih. Selamat berinvestasi!

PERTANYAAN : 1. Setelah anda membaca artikel tersebut diatas maka Jelaskan Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mendorong naik turunnya harga Saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Jelaskan apakah ada kaitan antara buruknya kondisi perekonomian Amerika terhadap turunya harga saham di Bursa Efek Indonesia. 3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang primary market, secondary market, dan apa hubungannya dengan Initial Public Opering. 4. Jelaskan manfaat pasar modal bagi dunia bisnis, pemerintah, dan masyarakat 5. Jelaskan Secara Singkat Apa Yang Anda Ketahui Tentang : a. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) b. Investor c. Pialang d. Underwritter e. Obligasi

CATATAN: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Mahasiswa wajib mendatangani absensi ujian di kelas. Soal dan jawaban ujian dikumpul pada saat ujian akhir semester Jawaban yang sama nilainya adalah 0 (nol) Jawaban soal harus sesuai dengan nomor urut Jawaban ujian ditulis tangan dengan mempergunakan kertas HVS ukuran A4 Lembar Pertama diisi Nama, NPM, No HP, Paraf Lembar Kedua : Soal Ujian Lembar ketiga dan seterusnya adalah jawaban ujian Jawaban ujian tidak dijilid, dijepret disudut kiri atas. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca Pelanggaran point di atas menjadi tanggungjawab mahasiswa.

SOAL UJIAN INI DAPAT DI DOWNLOAD http://artawan1966.wordpress.com